diktat anatomi 1
DESCRIPTION
1TRANSCRIPT
Ekstemitas Superior
Pertama-tama gelang bahu, terdapat SCAPULA, CLAVICULA, dan otot2 yang membentuk
bahu.
SCAPULAE (tulang belikat)
Termasuk tulang pipih triangular yang terletak di bagian superior dari posteriornya toraks,
diantara ketinggian pasang tulang rusuk 2 dan 7. Lihat gambar!
Kalo diliat dari sisi posterior, keliatan yg banyak tonjolan2. Ada gundukan memanjang secara
diagonal kaya nyebrang ke arah permukaan posteriornya scapula, yaitu spina scapulae.
Trus lanjutan dari spina scapule ini adalah akromion, gampang diraba. akromion ini berartikulasi
sama akromial akhir klavikula membentuk sendi acromioclavicularis. Inferiornya acromion
terdapat depresi dangkal yaitu cavitas glenoidalis.
Cavitas glenoidalis ini buat tempat nempelnya kepala humerus dengan membentuk sendi
glenohumeralis. Diantara spina scapulae ada fossa/lekuk! Bagian superiornya scapulae namanya
fossa supraspinata, trus bagian inferiornya disebut fossa infraspinata. Lekuk ini buat apa
coba?? Hhe ternyata fossa supraspinata buat nempelnya otot supraspinosanya bahu, sedangkan
fossa infraspinata ya buat nempelnya otot infraspinosanya bahu.
Proccesus coracoideus adalah tempat tendon otot disekitar scapulae nempel, contohnya kaya
otot pectoralis minor, coracobrachialis, dan biseps brachii. Serta ligament-ligamen, yaitu ligamen
coracoacromial, conoid, dan trapezoid.
Setelah gelang bahu, kita beralih ke ekstremitas superior,,,,
EKSTReMITAS SUPERIOR (ada 30 tulang) : terdapat HUMERUS (lengan atas-1 buah),
RADIUS & ULNA (lengan bawah- 2 buah), TANGAN (carpal 8 buah, metacarpal 5 buah,
phalanxs 14 buah)
HUMERUS
Merupakan tulang terpanjang dan terbesar di lengan atas. Di proksimalnya berartikulasi sama
scapulae dan di bag.distalnya, di siku, berhubungan dengan radius dan ulna. Humerus ini ada
bagian-bagiannya yaitu :
Caput humeri : Bagian ujung proksimal humerus bentuknya kaya bonggol (disebut caput
humeri) berartikulasi sama scapula melalui cavitas glenoidalis untuk membentuk articulatio
glenohumeralis. Distal dari caput tersebut merupakan collum anatomicum/collum humeri yang
terlihat seperti alur oblique.
Perpanjangan distal ke arah lateralnya si collum anatomicum tadi bisa ditemukan tuberculum
majus, merupakan bagian humerus lateral yang paling gampang keraba. Nah di bagian
anteriornya si colllum anatomicum ada juga tuberculum minor. Diantara mereka berdua nih, ada
sulkus yang namanya sulcus intertubercularis.
Collum chirurgicum : disebut juga surgical neck, kenapa? karena bagian ini sering fraktur,
makanya namanya begitu. Collum tersebut merupakan konstriksi di humerus, tepatnya pada
distal tuberculum.
Bagian badan humerus : bentuknya silindris di ujung proksimalnya, tapi secara bertahap makin
ke distal makin ngebentuk triangular, sampai akhirnya di ujung distal jadi datar dan meluas. Di
lateral bagian tengah badan humerus dapat ditemukan area berbentuk huruf V yang disebut
tuberositas deltoidea. Area ini fungsinya buat nempel tendon otot deltoid
Ujung distal humerus : ada bonggol namanya capitulum humeri di sisi lateral humerus yang
berartikulasi dengan kepala radius/caput radii. Di bagian atas capitulum humeri ada depresi
anterior yang disebut fossa radialis, si fossa radialis ini bakal berartikulasi sama capitulum radii
ketika lengan bawah difleksikan.
Selain itu, di bagian medial capitulum, terdapat trochlea humeri yang bentuk permukaannya kaya
gulungan. Si trochlea humeri ini akan berartikulasi sama ulna.
Trus ada fossa coronoidea yang merupakan depresi anterior yang berkontak processus
coronoidea punya si ulna ketika lengan depan difleksikan.
Belom selesai! Masih ada fossa lagi, yaitu fossa olecrani yang merupakan depresi posterior yang
cukup besar dari humerus. Buat apaan cobaa?? fossa ini buat nempelnya olecranon punya si ulna
ketika lengan bawah diluruskan.
Posterior humerus, di bagian tengah batas lateralnya, dapat ditemukan sulcus spiralis/n.radialis.
sulkus tersebut berbentuk depresi obliq buat jalurnya si nervus radialis dan arteri brakialis. Jadi,
kalo ada fraktur di daerah tengah situ, hati-hati bisa kena nervus radialisnya.
Di ujung distal humerus juga ada epicondylus lateralis dan epicondylus medialis. Mereka
berdua ini penting lhoo! Soalnya sebagian besar tendon otot lengan depan tuh pada nempel
disini. Saraf ulnar yang paling sering membuat rasa nyeri yang parah ketika sikunya dipukul,
bisa diraba didaerah epicondylus medialis di permukaan posteriornya.
ULNA
Terletak di sisi media dari lengan bawah (sejajar dengan kelingking) dan ukurannya lebih
panjang dari radius. Di proksimal ujung ulna terdapat olecranon, yang membentuk siku. Bersama
olekranon, proyeksi ke anterior yang disebut processus coronoideus berartikulasi dengan
trochlea humerus. Incisura semilunaris/trochlearis bentuknya cekungan besar antara olecranon
dan processus coronoideus yang membentuk bagian sendi siku.
Bagian lateral dan inferior dari incisura trochlearis, terdapat depresi yang disebut incisura
radialis ulnae yang berartikulasi dengan capitulum radii. Inferior dari processus coronoideus
dapat ditemukan tuberositas ulnae, yaitu tempat otot bisep brachii nempel. Ujung distal ulna
terdapat fibrokartilago yang memisahkan bagian caputnya sama pergelangan tangan.
Di ujung distal ulna, tepatnya di bagian posterior terdapat processus styloideus ulnae yang
beguna buat tempat nempelnya ligamen collateral ulnar ke pergelangan tangan. Ulna dan radius
ini berartikulasi dengan humerus di sendi siku. Artikulasi terjadi di dua tempat yaitu :
- Caput radii dengan capitulum humeri
- Incisura trochlear ulna dengan trochlea humerus
Ulna dan radius berhubungan satu sama lain di tiga tempat :
• Membran Intermembranosa : jaringan ikat fibrosa yang tipis dan lebar yang menghubungkan
batang kedua tulang dan juga buat nempelnya beberapa tendon otot dalam lengan bawah.
• Artikulasi di ujung proksimal : capitulum radii berartikulasi dengan incisura radialis ulnae
membentuk artikulasi radioulnar proksimal
• Artikulasi di ujung distal : capitulum ulnae berartikulasi dengan incisura radialis ulnae,
membentuk artikulasi radioulnar distal.
- Di ujung distal radius, terdapat artikulasi radiocarpal yaitu antara distal radius dengan 3
tulang pergelangan tangan (LUNATE, SCAPHOID, TRIQUETRUM)
RADIUS
Terletak di sisi lateral lengan bawah (sejajar sama jempol). Bedanya sama ulnar, kalo radius ini
menyempit di ujung proksimalnya dan melebar diujung distalnya. Ujung proksimal radius ada
kepala kaya lempeng yang berartikulasi sama capitulum humerus dan incisura radial punyanya
ulnar.
Di inferior capitulumnya, ada collum radii/leher radius yang memiliki derah kasar di bagian
medialnya yaitu tuberositas radii, buat apa? Yaitu buat tempat nempelnya tendon bisep
brachii. Kalo corpusnya radius, melebar ke arah distal membentuk processus styloideus radii di
bagian lateralnya, yg bisa dirasain di proksimalnya jempol.
Processus styloideus ini fungsinya buat tempat nempelnya otot brachoradialis dan ligamen
radial collateral ke pergelangan tangan. Kalo org udah umur 50 tahunan, biasanya sering fraktur
di daerah ujung distal radius ini.
CARPAL, METACARPAL, dan PHALANX
Carpal : merupakan bagian proksimal dari tangan dan terdiri dari 8 tulang yang mini. Tulang2
mini ini dihubungkan satu sama lain dengan ligamen. Artikulasi tersebut dinamakan sendi
intercarpal. Carpal ini trdiri dari 2 baris tulang2 mini yang masing2 ada 4 tulang.
Dari lateral ke medial, baris proksimal terdiri dari : SCAPHOID, LUNATE, TRIQUETRUM,
dan PISIFORM. Baris proksimal ini berartikulasi dengan ujung distal ulna dan radius
membentuk sendi pergelangan tangan
Carpal di baris distal jika dilihat dari lateral ke medial, dapat ditemukan TRAPEZIUM,
TRAPEZOID, CAPITATE, dan HAMATE. CAPITATE merupakan tulang carpal terbesar, di
bagian kepala/caputnya CAPITATE berartikulasi dengan LUNATE. HAMATE merupakan
tulang gede juga yang bentuknya kaya palu, di bagian permukaan anteriornya. Pada 70% kasus
fraktur carpal, scaphoid ini juga ikut patah. Kenapa?
Soalnya tekanan yang didapat dari tangan ditransmisikan CAPITATE melalui scaphoideus
sebelum menuju ke radius.
Ruang konkaf di sisi anterior dibentuk oleh PISIFORM dan HAMATE (di sisi ulnar) dan
SCAPHOID dan TRAPEZIUM (di sisi radial) dengan membentuk seperti atap menutupi fleksor
retinaculum (ikatan fibrosa dari fascia) membentuk Carpal Tunnel.
8 tulang-tulang carpal
SCAPHOIDEUM/NAVICULAR
“seperti kacang tanah jika di preparat”
LUNATE
“seperti bulan sabit”
TRIQUETRUM/TRIANGULAR PISIFORME
“Seperti segitiga” “seperti biji”
TRAPEZIUM/GREATER MULTANGULAR
“bentuknya yang paling banyak sudut dan tidak beraturan”
TRAPEZOID/LESSER MULTANGULAR
“bentuknya seperti sepatu bayi pada preparat”
CAPITATUM
“seperti gigi”
HAMATUM
“Mirip palu atau pistol”
Metacarpal : atau telapak tangan, merupakan daerah intermediet dari tangan dan terdiri dari 5
tulang yang disebut tulang metacarpal. Setiap metacarpal terdiri dari :
PROKSIMAL BASE, INTERMEDIATE SHAFT, dan DISTAL HEAD.
Kelima tulang itu dinomori, dari lateral ke medial (jempol ke kelingking) urutan I-V, bagian
basalnya berartikulasi dengan baris distal tulang carpal membentuk sendi carpometacarpal.
Bag. Kepala distal akan berartikulasi dengan phalang proksimal membentuk sendi
metacarpophalangeal.
Khususnya buat si metacarpal I, bagian basis/dasarnya beda sama metacarpal lain, basisnya
berbentuk kaya terompet, kenapa? Soalnya dia berartikulasi sama permukaan trapezium yang
tajam. Selain itu dia metacarpal yang paling pendek.
Phalanx : atau tulang jari, membentuk bagian distal dari tangan. Setiap tangan terdapat 14
phalanx di kelima jari, dan kaya metacarpal, mereka dinamain pake urutan nomor, mulai dari
bag. yang sejajar sama jempol (lateral) nyampe ke kelingking (medial), yaitu I-V. Tulang tunggal
dari phalanx ini disebut dengan phalanx. Setiap phalanx terdiri dari proksimal base,
intermediate shaft, dan ujung distal.
Jempol/pollex punya dua phalanx, nggak kya yg lain yang punya tiga phalanx. Jadi, jempol
nggak punya phalanx tengah. Sendi yang terbentuk phalanx , yaitu interphalangeal. Antara Baris
pertama dari phalanx yaitu baris proksimal, berartikulasi sama metacarpal dan baris phalanx
kedua.
Baris kedua dari phalanx , yaitu baris tengah, berartikulasi dengan baris proksimal phalanx dan
baris phalanx ketiga membentuk baris distal.
Nah, flexor dan eksternsor kuku kita itu nempel di processus unguicularis yang berada di
daerah phalanx paling distal (phalanx ungual).
7. costae I-III
8. costae IV-VII
9. costae VIII-X, di anterior, melekat satu sama lain dan ke costa VII melalui cartilagines costales dan junctura synovialis yang kecil.
10. Costae XI-XII, pasangan costae ini tidak memiliki perlekatan di depan, dinamakan costae fluctuantes (rusuk melayang)
24. manubrium sterni
Bagian superior manubrium memilki incisura clavicular (yang berartikulasi dengan bagian akhir medial klavikula dengan membentuk sendi sternoclavicular) di sisi lateralnya. Bagian inferior manubrium berlekatan dengan corpus sternum membentuk sudut sternal yang disebut dengan angulus sterni Ludovici. Makna klinis angulus ini adalah sebagai patokan dalam pemeriksaan
Costae verae , costae ini melekat di posterior dengan fovea costalis vertebrae thoracalis membentuk sendi vetebrocostal, dan di anterior dengan sternum melalui cartilagines costales.
tekanan vena jugularis. Manubrium sterni juga bersendi dengan cartilagines costales 1 dan bagian aatas cartilagines costales II.
25. Corpus sterni
Bersendi dengan manubrium sterni dengan junctura fibrocartilaginea yang disebut symphisis manubriosternalis. Bagian inferior manubrium sterni bersendi pada processus xiphoideus pada symphisis xiphosternalis. Pada setiap sisi terdapat lekukan-lekukan yang disebut incisura costalis untuk bersendi dengan costae.
26. processus xiphoideus
Tidak ada costae maupun cartilagines costales yang menempel.
Caput costae mempunyai dua facies articularis untuk bersendi dengan corpus vertebra yang nomornya sama dan dengan vertebra yang terletak tepat di atasnya. Collum costae merupakan bagian sempit yang terletak antara caput dan tuberculum. Tuberculum costae merupakan tonjolan pada permukaan luar costae pada pertemuan collum dan corpus. Tuberculum mempunyai facies
articularis untuk bersendi dengan processus transversus vertebrae yang nomornya sama melalui ligament costotransversus lateral.
Corpus costae berbentuk tipis, kurus, dan melintir sepanjang sumbu panjangnya. Pada pinggiran inferiornya terdapat sulcus costae. Angulus costae adalah tempat corpus costae melengkung tajam ke depan.
11. Ekstremitas sternalis
12. Facies articularis sternalis (membentuk sendi dengan manubrium sterni yaitu articulatio sternoclavicularis)
13. Ekstremitas akromialis
14. Facies articularis acromialis (membentuk sendi dengan acromion scapulae, yaitu articulatio acromioclavicularis)
15. impressio ligamenti costoclavicularis, titik melekatnya ligamen costoclaviculare (ligament yang menempel pada costae 1 dan clavicula)
16. Tuberculum conoideum
17. linea trapezoidea
Otot-otot superficialis thorax dan abdomen anterior
Keterangan:
5. M. Pectoralis major
Origo : Setengah medial clavicula, sternum dan enam rawan iga bagian atas
Insersio : bibir lateral sulcus bicipitalis humeri
Persarafan : Nervus pectoralis medialis dan lateralis caband dari fasiculus medialis dan lateralis plexus brachialis.
Fungsi : adduction dan endorotatio lengan atas.
7. M. obliquus externus abdominis
Origo : Delapan costae bagian bawah
Insertio : Processus xiphoideus, linea alba, crista pubica, tuberculum pubicum, crista iliaca.
Persarafan : Enam nn. Thoracici bagian bawah dan n. iliohypogastricus serta N. ilioinguinalis (L1)
Fungsi : Melindungi isi abdomen; menekan isi abdomen; membantu flexio dan rotasio tubuh; membantu ekspirasi kuat, miksi, defekasi, partus dan muntah.
12. M. Serratus anterior
Origo : Dari permukaan luar delapan costae bagian atas
Insertio : Pada pinggir medial scapula, sebagian besar pada angulus inferior scapulae
Persarafan : Nervus thoracalis longus, berasal dari akar C5, C6, C7 plexus brachialis.
Fungsi : Menarik scapula ke depan di sekitar dinding thorax
17. M. pectoralis minor
Origo : Dari costae 3, 4, dan 5
Insertio : processus coracoideus scapulae
Persarafan : nervus pectoralis medialis cabang dari fasciculus medialis plexus brachialis
Fungsi : Menarik bahu ke bawah dan ke depan
5. M. Rectus abdominis
Origo : symphisis pubis dan crista pubica
Insertio : cartilagines costales ke 5, 6, 7 dan processus xiphoideus
Persarafan : Enam nn. Thoracici bagian bawah
Fungsi : Menekan isi abdomen dan fleksi columna vetebralis; otot tambahan ekspirasi
Anatomi tulang punggung
A. Kolumna VertebralisColumna vertebralis merupakan pilar utama tubuh, dan berfungsi menyanggah
cranium, gelang bahu, ekstremitas superior, dan dinding thorax serta melalui gelang panggul meneruskan berat badan ke ekstremitas inferior. Di dalam rongganya terletak medula spinalis, radix nervi spinales, dan lapisan penutup meningen, yang dilindungi oleh columna vertebralis.
1. Komposisi coluna vertebralisColumna vertebralis terdiri atas 33 vertebrae, yaitu 7 vertebrae
cervicalis, 12 vertebrae thoracicus, 5 vertebrae lumbalis, 5 vertebrae sacralis (yang bersatu membentuk os sacrum), dan 4 vertebrae coccygis (tiga yang dibawah umumnya bersatu).
Struktur columna ini bersifat fleksibel, karena columna ini bersegmen-segmen dan tersusun atas vertebrae, sendi-sendi, dan bantalan fibrokartilago yang disebut diskus intervertebralis. Discus intervertebralis membentuk kira-kira seperempat panjang columna.
2. Ciri-ciri umum vertebraa. Ciri-ciri vertebra cervicalis
1. TipikalVertebra cervicalis yang tipikal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Processus transversus mempunyai foramen transversarium untuk tempat lewatnya a. vertebralis dan v. vertebralis (perhatikan bahwa a. vertebralis melalui processus transversus C1-6 dan tidak melalui C7).
Spina kecil dan bifida. Corpus kecil dan lebar dari sisi ke sisi. Foramen vertebrale besar dan berbentuk segitiga. Processus articularis superior mempunyai facies yang
menghadap ke belakang dan atas; processus articularis inferior mempunyai facies yang menghadap ke bawah dan depan.
2. AtipikalVertebra cervicalis I, II, dan VII tidak khas (atipikal).
Vertebra cervicalis I atau atlas: Tidak mempunyai corpus. Tidak mempunyai processus spinosus.
Mempunyai arcus anterior dan arcus posterior. Mempunyai massa lateralis pada masing-masing sisi dengan
facies articularis pada permukaan atasnya untuk bersendi dengan condylus occipitalis (articulatio antlanto-occipitalis) dan facies articularis pada permukaan bawahnya untuk bersendi dengan axis (articulatio antlanto-axialis).
Vertebra cervicalis II atau axis mempunyai dens yang mirip pasak, yang menonjol ke atas dari permukaan superior corpus (mewakili corpus atlas yang telah bersatu dengan corpus axis).
Vertebra cervicalis VII atau vertebra prominens, diberi nama demikian karena mempunyai processus spinosus yang paling panjang dan processus itu tidak bifida. Processus transversus besar, tetapi foramen transversarium kecil dilalui oleh v. vertebralis.
b. Ciri-ciri vertebra thoracica tipikalSebuah vertebra thoracica tipikal mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: Corpus berukuran sedang dan berbentuk jantung. Foramen vertebrale kecil dan bulat. Processus spinosus panjang dan miring ke bawah. Fovea costalis terdapat pada sisi-sisi corpus untuk
bersendi dengan capitulum costae. Fovea costalis terdapat pada processus transversus untuk
bersendi dengan tuberculum costae (T11 dan 12 tidak mempunyai fovea costalis pada processus transversus).
Processus articularis superior mempunyai facies yang menghadap ke belakang dan lateral, sedangkan facies pada processus articularis inferior menghadap ke depan dan medial.processus articularis inferior vertebra T12 menghadap ke lateral, seperti pada vertebra lumbalis.
c. Ciri-ciri vertebra lumbalis tipikal Sebuah vertebra lumbalis tipikal mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: Corpus besar dan berbentuk ginjal. Pediculus kuat dan mengarah ke belakang. Lamina tebal.
Foramina vertebrale berbentuk segitiga. Processus transversus panjang dan langsing. Processus spinosus pendek, rata, dan berbentuk segiempat,
dan mengarah ke belakang. Facies articularis processus articularis superior menghadap ke
medial dan facies articularis processus articularis inferior menghadap ke lateral.
Perhatikan bahwa vertebra lumbalis tidak mempunyai facies articularis untuk bersendi dengan costae dan tidak ada foramina pada processus transversus.
d. Os SacrumOs sacrum terdiri atas lima vertebra rudimenter yang bergabung
menjadi satu membentuk sebuah tulang berbentuk baji yang cekung di anterior. Pinggir atas atau basis tulang bersendi dengan vertebra lumbalis V. pinggir bawah yang sempit bersendi dengan os coccygis. Di lateral, os sacrum bersendi dengan dua os coxae untuk membentuk articulatio sacroiliaca. Pinggir anterior atas dan atas vertebra S1 menonjol ke depan sebagai margo posterior apertura pelvis superior dan dikenal sebagai promontorium sacralis. Promontorium sacralis pada perempuan penting untuk obstetri, dan digunakan pada waktu menentukan ukuran pelvis.
Terdapat foramina vertebralis dan membentuk canalis sacralis. Lamina vertebra sacralis kelima dan kadang-kadang juga vertebra sacralis keempat tidak mencapai garis tengah dan membentuk hiatus sacralis. Canalis berisi radix anterior dan posterior nervi spinales sacralis dan coccygeales, filum terminale, dan zat-zat fibroadiposa. Juga berisi bagian bawah spiatum subarachnoidea, ke bawah sampai setinggi pinggir bawah vertebra S2.
Permukaan anterior dan posterior sacrum mempunyai empat foramen pada setiap sisi, untuk tempat lewatnya rami anteriores dan posteriores n. Spinalis S1-4.
e. Os CoccygisOs coccygis terdiri atas empat vertebra yang berfusi membentuk
sebuah tulang segitiga kecil, yang basisnya bersendi dengan ujung bawah sacrum. Vertebra coccygeus pertama biasanya tidak berfusi, atau berfusi tidak lengkap dengan vertebra coccygeus kedua,
Keterangan
3. M. trapeziusOrigo : sepertiga medial Linea nuchalis superior os occipitalis, protuberantia occipitalis externa, ligamentum nuchae; processus transverses vertebrae cervicale 7 dan processus spinosus serta ligementum supraspinosus semua vertebrae thoracicaInsertio : Serabut bagian atas = sepertiga lateral clavicula; serabut tengah = acromion dan pinggir atas spina scapulae; serabut bawah = ujung medial spina scapulaePersarafan : motorik = n. accesorius, sensoris = C3 dan C4Fungsi : menggantung gelang bahu pada tengkorak dan columna vetebralis
6. M. rhomboideus majorOrigo :Dari bagian bawah ligamentum nuchae, processus spinosus vertebrae cervical 7 dan vertebrae thoracica 1Insertio : pinggir medial scapulae berhadapan dengan pangkal spina scapulae.Persarafan : n. dorsalis scapulaeFungsi : mengangkat pinggir medial scapulae dan mengangkatnya ke medial.
7. M. latissimus dorsiOrigo : bagian posterior crista iliaca, fascia lumbalis, processus spinosus enam vertebrae thoracicae bagian bawah, tiga atau empat costae bagian bawah, dan kadang-kadang berasal dari angulus inferior scapulae.Insertio : dasar sulcus bicipitalis humeriPersarafan : n. thoracodorsalisFungsi : extensio, adductio, endorotatio lengan atas
18. m. levator scapulaeOrigo : processus tranversus empat vertebrae cervicalis bagian atasInsertio : Pinggir medial scapulae berhadapan dengan fossa supraspinataPersarafan : n. cervicalis 3 dan 4 , n. dorsalis scapulaeFungsi : mengangkat pinggir medial scapulae
19. M. deltoideusOrigo : Serabut anterior = sepertiga lateral pinggir anterior clavicula, serabut tengah = pinggir lateral acromion, serabut posterior = pinggir bawah spina scapulae.Insertio : tuberositas deltoideaPersarafan : n. AxillarisFungsi : mengabduksi ekstemitas superior pada articulation humeri
20. M. rhomboideus minorOrigo : processus spinosus vertebrae thoracica ke 2 sampai 5 dan ligamentum suprapinale yang sesuaiInsertio : pinggir medial scapulae berhadapan denagn fossa infraspinatus.Persarafan ; n. dorsalis scapulaeFungsi : Mengangkat pinggir medial scapulae
22. M. teres major
Origo : Sepertiga bawah pinggir lateral scapula
Insertio : Labium mediale sulcus bicipitalis humeri
Persarafan : n. subscapularis inferior dan fasciculus posterior plexus brachialis.
Fungsi : endorotatio dan adductio lengan atas.
Tulang Pelvis
1. Fungsi utama :- Meneruskan berat badan dari columna vertebralis ke femur
- Memuat, menyokong, dan melindungi viscera pelvis
- Menyediakan tempat perlekatan otot-otot batang badan dan ekstremitas inferior2. Tulang pelvis terdiri dari :
- Ossa coxae : membentuk dinding lateral dan anterior
- Os sacrum dan os coccygis : bagian dari columna vertebralis dan membentuk dinding belakang
3. Kedua os coxae bersendi di sebelah anterior pada symphisis pubica dan di posterior dengan os sacrum pada articulation sacroiliaca.
4. Os coxae- Pada permukaan luar os coxae terdapat lekukan acetabulum, yang bersendi dengan
caput femoris- Di belakang acetabulum terdapat incisura ischiadica major yang dipisahkan dari incisura
ischiadica minor oleh spina ischiadica. Incisura ischiadica major dan minor ini berubah menjadi foramen ischiadicum majus dan foramen ischiadicum minus oleh adanya ligamentum sacrotuberale dan ligamentum sacrospinale.
- Foramen ischiadicum majus merupakan pintu keluar dari pelvis minor ke region glutealis untuk nervus ischiadicus, nervus pudendus, serta arteria, vena, nervus gluteus.
- Foramen ischiadicum minus merupakan pintu masuk ke perineum dari region glutealis untuk nervus pudendus serta arteria dan vena pudenda interna.
- Os ilium : bagian atas os coxae yang rata, mempunyai crista iliaca.
- Crista iliaca berjalan di antara spina iliaca anterior superior dan spina iliaca posterior superior.
- Seluruh panjang crista iliaca dapat diraba di bawah kulit.
- SIAS terletak pada ujung anterior crista iliaca dan terletak pada ujung lateral atas lipat paha.
- SIPS terletak pada ujung posterior crista iliaca. SIPS terletak pada dasar lekukan kecil kulit setinggi spina vertebra sacralis dua, yang sama dengan batas bawah spatium subarachnoideum; dan juga tepat setinggi bagian medial articulation sacroiliaca.
- Pada permukaan dalam os ilium terdapat facies auricularis untuk bersendi dengan sacrum.
- Linea terminalis berjalan turun dan ke depan di sekitar permukaan dalam os ilium dan berperan sebagai pembatas antara pelvis major dan pelvis minor.
- Os ischii : bagian inferior dan posterior os coxae dan mempunyai spina ischiadica dan tuber ischiadicum.
- Os pubis : bagian anterior os coxae dan mempunyai corpus ossis pubis, ramus superior ossis pubis, dan ramus inferior ossis pubis.
- Corpus ossis pubis mempunyai crista pubica dan tuberculum pubicum dan bersendi dengan os pubis kontralateral pada shmphysis pubica.
- Pada bagian bawah os coxae ada lubang besar, foramen obturatum, yang dibatasi oleh bagian-bagian os ischii dan os pubis.
- Foramen obturatum ditutupi oleh membrane obturatoria, kecuali sebuah lubang kecil untuk memungkinkan nervus obturatorius keluar dari pelvis dan masuk ke tungkai atas.
Otot-otot Dinding dan Dasar Pelvis
Nama Musculus Origo Insertio Persarafan Aksi
m. piriformis Depan sacrum Trochanter major femur
Plexus sacralis Rotator lateral femur pada articulatio coxae
m. obturatorius internus
Membrane obturatorio dan bagian os coxae yang berdekatan
Trochanter minor femur
Saraf untuk m.obturatorius internus dari plexus sacralis
Rotator lateral femur pada articulatio coxae
m. levator ani Corpus ossis pubis, fascia m.obturatorius internus, spina ischiadica
Corpus perineale. Corpus anoccygeum, dinding prostat, vagina, rectum, dan canalis analis
n. sacralis IV, n. pudendus
Menyokong viscera pelvis berfungsi sebagai sphincter untuk junction anorectalis dan vagina
m. coccygeus Spina ischiadica Ujung bawah os sacrum, os coccygis
n. sacralis IV dan V
Membantu levator ani menyokong viscera pelvis, fleksi os coccygis
Femur
1. Di sebelah atas, femur bersendi dengan acetabulum untuk membentuk articulatio coxae dan di bawah dengan tibia dan patella untuk membentuk articulatio genus.
2. Ujung atas femur memiliki caput, collum, trochanter major, dan trochanter minor.
- Caput membentuk kira-kira 2/3 dari bulatan dan bersendi dengan acetabulum os coxae untuk membentuk articulatio coxae.
- Pada pusat caput terdapat lekukan kecil, yang disebut fovea capitis, untuk tempat melekatnya ligamentum capitis femoris.
- Sebagian suplai darah untuk saput femoris dari a. obturatoria dihantarkan melalui ligamentum capitis femoris dan memasuki tulang melalui fovea capitis.
- Collum, menghubungkan caput dengan corpus, berjalan ke bawah, belakang, dan lateral serta membentuk sudut sekitar 1250 (pada perempuan lebih kecil) dengan sumbu panjang corpus femoris.
- Trochanter major dan minor, tonjolan besar pada taut antar collum dan corpus.
- Linea intertrochanterica menghubungkan kedua trochanter ini di bagian anterior, tempat melekatnya ligamentum iliofemorale, dan di bagian posterior oleh crista intertrochanterica yang menonjol, pada crista ini terdapat tuberculum quadratum.
- Corpus femoris, permukaan anteriornya licin dan bulat, sedangkan permukaan posterior mempunyai rigi (linea aspera).
- Linea aspera : tempat melekatnya otot-otot dan septa intermuscularis.
- Pinggir linea medial berlanjut ke distal sebagai crista supracondylaris lateralis.
- Pada permukaan posterior corpus, di bawah trochanter major, terdapat tuberositas glutea, tempat melekatnya m. gluteus maximus.
- Corpus melebar ke arah ujung distalnya dan membentuk daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya, yang disebut fascies poplitea.
3. Ujung bawah femur mempunyai condyli medialis dan lateralis, yang dibagian posterior dipisahkan oleh incisura (fossa) intercondylaris.
4. Permukaan anterior condylus bersatu dengan fascies articularis patella.5. Kedua condyli ikut serta dalam pembentukan articulation genus.6. Di atas condyli terdapat epicondylus lateralis dan medialis.7. Tuberculum adductorium dilanjutkan oleh epicondylus medialis.
Musculi di Regio GluteaNama Otot Origo Insertio Persarafan Akar Saraf* Fungsim. gluteus maximus
Permukaan luar ilium, sacrum, coccygis, ligamentum sacrotuberosum
Tractus iliotibialis dan tuberositas glutea femoris
n. gluteus inferior
L5, S1, S2 Ekstensi dan rotasi lateral articulatio coxae, melalui tractus iliotibialis otot ini mengekstensikan articulatio genus
m. gluteus medius
Permukaan luar ilium
Permukaan lateral trochanter major femoris
n. gluteus superior
L5, S1 Abduksi paha pada articulation coxae, mengangkat pelvis waktu berjalan sehingga memungkinkan kaki yang lainnya terangkat dari tanah
m. gluteus minumus
Permukaan luar ilium
Permukaan anterior trochanter major femoris
n. gluteus superior
L5, S1 Abduksi paha pada articulation coxae, mengangkat pelvis waktu berjalan sehingga memungkinkan kaki yang lainnya terangkat dari tanah
m. tensor fasciae latae
Crista iliaca Tractus iliotibialis
n. gluteus superior
L4, L5 Membantu gluteus maximus mengekstensikan articulatio genus
m. piriformis Permukaan anterior sacrum
Pinggir atas trochanter major femoris
nn. sacrales I dan II
L5, S1, S2 Rotasi lateral tungkai atas pada articulatio coxae
m. obturatorius internus
Permukaan dalam membrane obturatoria
Pinggir atas trochanter major femoris
Plexus Sacralis
L5, S1 Rotasi lateral tungkai atas pada articulatio coxae
m. gamellus superior
Spina ischiadica
Pinggir atas trochanter major femoris
Plexus Sacralis
L5, S1 Rotasi lateral tungkai atas pada articulatio coxae
m. gamellus inferior
Tuber ischiadicum
Pinggir atas trochanter major femoris
Plexus Sacralis
L5, S1 Rotasi lateral tungkai atas pada articulatio coxae
m. quadratus femoris
Pinggir lateral tuber ischiadicum
Tuberculum quadrates femoris
Plexus Sacralis
L5, S1 Rotasi lateral tungkai atas pada articulatio coxae
*Akar saraf yang utama dicetak dengan huruf tebal
Otot-otot Ruang Fascia Anterior Tungkai AtasNama Otot Origo Insertio Persarafan Akar Saraf* Fungsim. sartorius Spina iliaca
anterior superior
Permukaan medial atas dari corpus tibiae
n. femoralis L2, L3 Fleksi, abduksi, rotasi lateral tungkai atas pada articulation coxae; fleksi dan rotasi medial tungkai bawah pada articulatio genus
m. iliacus Fossa iliaca os coxae
Bersama dengan m. psoas ke trochanter minor femoris
n. femoralis L2, L3 Fleksi tungkai atas terhadap batang tubuh; jika tungkai atas difiksasi, otot ini melakukan fleksi truncus (batang badan) terhadap tungkai atas seperti gerakan duduk dari posisi
berbaring m. psoas Processus
transversa, corpora, dan disci intervertebrales dari vertebra thoracicae XII dan vertebrae lumbales I-V
Bersama dengan m. psoas ke trochanter minor femoris
Plexus lumbalis
L1, L2, L3 Fleksi tungkai atas terhadap batang tubuh; jika tungkai atas difiksasi, otot ini melakukan fleksi truncus (batang badan) terhadap tungkai atas seperti gerakan duduk dari posisi berbaring
m. pectineus Ramus superior ossis pubis
Ujung atas linea aspera dari corpus femoris
n. femoralis L2, L3 Fleksi dan adductio tungkai atas pada articulatio coxae
m. quadriceps femorism. rectus femoris
Caput femoris: spinda iliaca anterior inferiorCaput reflexum: ilium cranial dari acetabulum
Melalui tendo m. quadriceps femoris ke patella, kemudian melalui ligamentum patellae ke tuberositas tibiae
n. femoralis L2, L3, L4 Ekstensi tungkai bawah pada articulation genus; fleksi tungkai atas pada articulatio coxae
m. vastus lateralis
n. femoralis L2, L3, L4 Ekstensi tungkai bawah pada articulation genus
m. vastus medialis
n. femoralis L2, L3, L4 Ekstensi tungkai bawah pada articulation genus; menstabilkan
patellam. vastus intermedius
n. femoralis L2, L3, L4 Ekstensi tungkai bawah pada articulation genus; articularis genu menarik membrana synovial
*Asal saraf yang utama dicetak dengan huruf tebal
Otot-otot Ruang Fascia Medial Tungkai AtasNama Otot Origo Insertio Persarafan Akar Saraf* Fungsim. gracilis Ramus
inferior ossis pubis, ramus ischiadicus
Pada permukaan medial bagian atas corpus tibiae
n. obturatorius
L2, L3 Adduksi tungkai atas pada articulatio coxae; fleksi tungkai bawah pada articulatio genus
m. adductor longus
Corpus ossis pubis, medial terhadap tuberculum pubicum
Permukaan posterior corpus femoris (linea aspera)
n. obturatorius
L2, L3, L4 Adduksi tungkai atas pada articulation coxae dan membantu rotasi lateral
m. adductor brevis
Ramus inferior ossis pubis
Permukaan posterior corpus femoris (linea aspera)
n. obturatorius
L2, L3, L4 Adduksi tungkai atas pada articulation coxae dan membantu rotasi lateral
m. adductor magnus
Ramus inferior ossis pubis
Permukaan posterior corpus femoris (linea aspera)
Bagian adductor: n. obturatoriusBagian hamstring : n. ischiadicus
L2, L3, L4 Adduksi tungkai atas pada articulation coxae dan membantu rotasi lateral; bagian hamstring mengekstensikan tungkai atas pada articulation coxae
n. Permukaan Permukaan n. L3, L4 Rotasi lateral
obturatorius externus
luar membrane obturatoria dan ramus pubis serta ramus ischiadicus
medial trochanter major
obturatorius tungkai atas pada artiulatio coxae
*Asal saraf yang utama dicetak dengan huruf tebal
Otot-otot Ruang Fascia Posterior Tungkai AtasNama Otot Origo Insertio Persarafan Akar
Saraf*Fungsi
m. bisceps femoris
Caput longum: tuberositas ischiadicumCaput brevis: linea aspera, crista supracondylaris lateralis dari corpus femoris
Caput fibulae
Caput longum: pars tibialis dari n. ischiadicusCaput brevis:pars peroneus communis dari n. ischiadicus
L5, S1, S2
Fleksi dan rotasi lateral tungkai bawah pada articulation genus; caput longum juga dapat mengekstensikan tungkai atas pada articulation coxae
m. semitendinosus Tuber ischiadicum
Bagian atas permukaan medual corpus tibiae
Pars tibialis n. ischiadicus
L5, S1, S2
Fleksi dan rotasi medial tungkai bawah pada articulation genus; otot ini juga dapat mengekstensikan tungkai atas pada articulation coxae
m. semimembranosus
Tuber ischiadicum
Condylus medialis tibiae
Pars tibialis n. ischiadicus
L5, S1, S2
Fleksi dan rotasi medial tungkai bawah pada sendi lutut; otot ini juga dapat mengekstensikan tungkai atas pada articulation coxae
m. adductor magnus (bagian hamstring)
Tuber ischiadicum
Tuberculum adductorium femoris
Pars tibialis n. ischiadicus
L2, L3, L4
Ekstensi tungkai atas pada articulation