dinas an dan perdagangan

Upload: assalamualaikum-yantiku-cayang

Post on 20-Jul-2015

71 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Dinas Perindustrian dan PerdaganganDINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

I. Latarbelakang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan merupakan organisasi yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Kalimantan Selatan, dibentuk dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan nomor 052 Tahun 2001 tanggal 19 Maret 2001 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Unsur-unsur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan, dan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan nomor 8 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Susunan, Organisasis dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat DPRD Kalimantan Selatan (Lembaga Daerah Tahun 2000 No. 13). II. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok

Tugas Pokok Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan yaitu melaksanakan Desentralisasi dan Dekonsentarsi serta tugas pembuatan yang diberikan oleh Pemerintah. Fungsi Untuk menyelenggarakan tugas pokok Dinas dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; Pembinaan dan koordinasi pengembangan Industri Kimia, Agro dan hasil Hutan; Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka; Pembinaan dan koordinasi Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri; Pembinaan dan koordinasi Pengembangan Perdagangan Luar Negeri; Pengelolaan Urusan Ketatausahaan;

6. Pengelola Unit Pelaksanan Teknis Dinas; III. Visi Dan Misi Visi:

Terwujudnya industri yang memiliki daya saing kuat, berorientasi ekspor didukung oleh perdagangan yang kondusif, menuju masyarakat Kalimantan Selatan yang TERSENYUM (tertib, sejuk, nyaman, unggul dan maju). Misi: 1. 2. 3. Mengembangkan industri manufaktur yang menyerap banyak tenaga kerja. Meningkatkan akses dan perluasan pasar ekspor komoditi daerah. Meningkatkan efesien efektifitas sistim distribusi, tertib niaga, dan kepastian berusaha.

4. Meningkatkan peran kelembagaan perdagangan seperti kemetrologian, pengujian dan sertifikasi mutu barang, dan perlindungan konsumen. IV. Tujuan dan Sasaran Tujuan: Tujuan yang akan dicapai dalam pembangunan Perindustrian dan Perdagangan periode 2006-2010, antara lain: 1. 2. 3. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri dan perdagangan. Meningkatkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk. Mendukung peningkatan penyebaran industri.

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Sasaran

Meningkatkan kemampuan teknologi dan mendukung proses alih teknologi. Meningkatak peranan standarisasi produk industri manufaktur sebagai faktor penguat daya saing produk nasional. Meningkatkan penyerapan sektor industri manufaktur, terutama industri pengolahan sumber daya alam. Mendukung perkembangan sektor infra struktur. Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian. Meningkatakan ekspor non migas dan pemberdayaan dalam negeri. Meningkatkan kuantitas dan kualitas eksportir, calon eksportir melalui pendidikan dan pelatihan serta promosi. Mendukung upaya efesiensi dan efektifitas perdagangan untuk mewujudkan perdagangan dalam negeri yang kondusif dan dinamis. Terwujudnya produsen dan konsumen serta masyarakat yang menaati ketentuan dan peraturantentang perlindungan konsumen. Meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap produksi dalam negeri.

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan perindustrian dan perdagangan, sasaran yang akan dicapai anatara lain:

Sasaran Kualitatif: 1. 2. 3. 4. 5. Meningkatnya daya saing produk industri. Meningkatnya pertumbuhan industri dan perdagangan yang mampu menyerap lapangan kerja. Terwujudnya iklim investasi yang sehat untuk mengurangi praktik ekonomi biaya tinggi yang didukung dengan penegakan hukum untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban Meningkatkan ekspor non migas secara bertahap dengan komposisi produk yang lebih beragam dan strategi pengembangan yang lebih maju. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas distribusi, tertib niaga dan kepastian berusaha untuk mewujudkan perdagangan yang kondusif dan dinamis.

berusaha.

6. Berkembangnya industri berbasis sumber daya lokal. Sasaran Kuantitatif: Sasaran pembangunan industri dan perdagangan secara kuantitatif adalah: 1. 2. Meningkatnya pertumbuhan industri dan perdagangan yang mampu menyerap tenaga kerja 5% Meningkatyna ekspor non migas rata-rata 10% pertahun

3. Meningkatnya pertumbuhan sektor perdagangan menjadi 6,0% pada tahun 2010. V. Program Kegiatan Langkah-langkah yang kan ditempuh dalam mendukung pembangunan ekonomi di Provinsi Kalimnatan Selatan, digambarkan dalam program-program pembangunan industri dan perdagangan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Program Pembangunan Industri Kecil dan Menengah Program Penganaman Perdagangan dan Perlindungan Konsumen Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Program Pengembangan Standarisasi Nasional Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Program Peningkatan Efisinsi Perdagangan Dalam Negeri

7. Program Pengembangan Kawasan Cepat Tumbuh VI. Realisasi Pelaksanaan Perkembangan Industri

Perkembangan industri di Provinsi Kaimatan Selatan hingga akhir tahun 2006 mencapai 39.455 unit usaha atau naik sebanyak 6,00% dari 37.222 unit usaha pada tahun 2005 dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 93.771 orang atau naik sebanyak 8.00% dari 86.825 orang pada tahun 2005, nilai investasi mencapai sebesar Rp.143,383 milyar atau naik sebanyak 4% nilai produksi mencapai Rp.590,175 milyar atau naik sebanyak 5,30% dengan nilai bahan baku mencapai Rp.331,093 milyar atau naik sebanyak 4,60% dan nilai tambah mencapai Rp.259,082 milyar atau naik sebesar 6,21% dari nilai tambah sebesar Rp.243,938 milyar pada tahun 2005. LAJU PERTUMBUHAN INDUSTRI TAHUN 2005-2006NO. 1 2 3 4 5 6 URAIAN Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi Nilai Produksi Nilai Bahan Baku Nilai Tambah S.D. TAHUN 2005 37.222 86.825 137.868.655 560.470.312 316.532.316 241.937.996 2006 39.455 93.771 143.383.401 590.175.239 331.092.803 259.082.436 PERTAMBAHAN 2.233 6.946 5.514.746 29.704.927 14.560.487 15.144.440 % 6,00 8,00 4,00 5,30 4,60 6,21

Sedangkan perkembangan industri di Provinsi Kalimantan Selatan hingga akhir Desember tahun 2007 mencapai 41.521 unit usaha atau naik sebanyak 5,24% dari 39,455 unit usaha pada tahun 2006 dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 99.452 orang atau naik sebanyak 6,05% dari 93.771 orang pada tahun 2006, nilai investasi mencapai sebesar Rp. 146,997.986 milyar atau naik 2.52% dari tahun 2006 yaitu Rp. 143.383.401, nilai produksi mencapaiRp. 601.978.850, atau naik 2,00% dari tahun 2006 yaitu 590.175.239 milyar dengan nilai bahan baku mencapai Rp.331.092.803, dan nilai tambah mencapai Rp.272.238.758 milyar tau naik sebesar 5,85 dari nilai tambah sebesar Rp. 259.082.436 milyar pada tahun 2006, sebagaimana tabel dibawah ini. LAJU PERTUMBUHAN INDUSTRI TAHUN 2006-2007NO. 1 2 3 4 5 6 URAIAN Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi Nilai Produksi Nilai Bahan Baku Nilai Tambah S.D. TAHUN 2006 39.455 93.771 143.383.401 590.175.239 331.029.803 259.182.436 2007 41.521 99.452 146.997.986 601.978.850 336.390.590 274.238.758 PERTAMBAHAN 2.066 5.681 3.614.585 11.803.611 5.297.787 15.156.322 % 5,24 6,05 2,52 2,00 1,60 5,85

Perkembangan perdagangan Perdagangan Dalam Negeri

Perkembangan sektor perdagangan bila dillihat dari jumlah pemegang Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kalimantan Selatan secara kumulatip sampai dengan tahun 2007 sebanyak 27.224 buah Pedagang Kecil (PK) atau naik atau naik sebesar 11,57% dari 24.400 buah pada tahun 2006, Pedagang Menengah (PM) sebanyak7.927 buah atau naik sebesar 9,45% dari 7.236 buah pada tahun 2006, kemudian Pedagang Besar juga mengalami pertambahan ketiga jenis usaha tersebut Pedagang Kecil mengalami kenaikan paling banyak yaitu sebesar 2.8824 buah sedangkan bila dilihat dari prosentasi pertambahan Pedagang Kecil (PK) tetap mengalami kenaikan paling banyak yaitu sebesar 11,57%. Sedangkan bila dilihat dari jumlah keseluruhan jenis Usaha tersebut sampai dengan tahun 2007 sebanyak 37.101 buah atau naik sebesar 11,07% dari 33.402 dari 33.402 buah pada tahun2006. PERKEMBANGAN JENIS USAHA BERDASARKAN PEMEGANG SIUP TAHUN 2005-2006NO. 1 2 3 JENIS GOLONGAN SIUP Pedagang Kecil (PK) Pedagang Menengah (PM) Pedagang Besar (PB) Jumlah S.D. TAHUN 2005 21.493 6.303 1.464 29.260 2006 24.400 7.236 1.766 33.402 PERTAMBAHAN 2.907 933 302 4.142 % 13,53 14,80 20,63 14,16

PERKEMBANGAN JENIS USAHA BERDASARKAN PEMEGANG SIUP TAHUN 2006-2007NO. JENIS GOLONGAN SIUP S.D. TAHUN PERTAMBAHAN %

2006 1 2 3 Pedagang Kecil (PK) Pedagang Menengah (PM) Pedagang Besar (PB) Jumlah 25.594 7.302 1.725 34,621

2007 28.465 8.111 2.015 38.591 2.871 7.302 290 10.463 11,22 11,08 16,81 11,47

Berdasarkan UU No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara RI Tahun 1982 no.7, Tambahan Lembaran Negara RI No.3214) setiap perusahaan yang beopaerasi dalam Wilayah Hukum Negara Kesatuan RI, di wajibkan mendaftarkan usahanya pada kantor-kanor pendaftaan perusahaan c.q Dinas Perindustrian dan Perdangangan Kabupaten/Kota. Pendaftaran Perusahaan telah di laksanakan Dinas Perindustriandan Perdangangan Kabupaten/Kota berdasarkan ketentuan UU No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (WDP). Adalah peraturan Perundangan-undangan yang mengatur tentang kewajiban Pendaftaran Perusahaan: 1. 2. 3. Pelayanan Penerbitan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dilaksanakan dikab/Kota. Pemantauan dan Pelaporan perkembangan dan penebitanTDP setiap bulan. Pengolahan dan penyajian data / Informasi.

Perkembangan Jumlah Unit Usaha (Jenis Perusahaan) yang bergerak di bidang prdangangan dan jasa berdasarkan pemegangatau pemillik Tanda Daftar Perusahaan (TDP) di Kalimantan Selatan secara kumulatip sampai dengan Desember tahun 2007yaitu PT berjumlah 4.204 buah atau naik sebesar 11,78% dari 3.761 buah pada tahun 2006, CV. Berjumlah 11.608 buah atau naik sebesar 13,90%, Koperasi naik sebesar 5,40%, Perorangan naik sebesar 7,22%, dan Badan Usaha Lainnya naik sebesar 1,72%, sedangkan Filma tidak mengalami perubahan. Jadi secara keseluruhan perkembangan perusahaan / jenis usaha di Kalimantan selatan sampai dengan tahun 2007 berjumlah 43.988 buah atau naik sebesar 9,24% dari 4.269 pada tahun 2006 seiring dengan naiknya inflasi sebesar 7,78%. PERKEMBANGAN JENIS PERUSAHAAN BERDASARKAN PEMEGANG TOP TAHUN 2005 2006NO. 1 2 3 4 5 6 JENIS PERUSAHAAN Perseroan Terbatas (PT) Persekutuan Komanditer (CV) Firma (Fa) Koperasi (Kop) Perorangan (PO) Badan Usaha Lainnya (BUL) S.D. TAHUN 2005 3.761 10.191 36 1.221 24,769 291 2006 4.204 11.608 36 1.287 26,557 296 PERTAMBAHAN 433 1.417 66 1.788 5 % 11,78 13,90 5,40 7,22 1,72

JUMLAH

40.269

43.988

3.719

9,24

Perkembangan Inflasi Angka inflasi yang merupakan salah satu terkendalinya tolak ukur harga terutama bahan kebutuhan pokok dan stabilitas perekonomian selama periode 2000-2004,juga menunjukkan angka laju inflasi yang relatif rendah yakni dibawah 2 (dua) digit. Laju onflasi tertinggi terjadi di banjarmasin pada bulan Agustus tahun 2007 secara komulatif yaitu 7,78%, sedangkan tingkat nasional pada bulan Desember tahun 2007 sebesar 6,59%, berarti masih dibawah tingkat nasional. Deflasi di Banjarmasin bulan Desember 2007 sebesar 1,15%, sedangkan Nasional mengalami Inflasi 1,10%. Kota Banjarmasin tahun 2007 ada 2 bulan yang mengalami deflasi yaitu pada bulan April 2007 sebesar (0,28%), dan Juni 2007 sebesar -0,56%, sedangkan diluar dari bulan tersebut mengalami inflasi dimana inflasi tetinggi terjadi di bulan Maret 2007 sebesar 13,20% dan Desember 2007 sebesar 7,78% 6 (enam) kota dikawasan Kalimantan semuanya mengalami inflasi di bulan Desember 2007 yakni:

Palangkaraya mengalami Infalasi 1,88%. Pontianak mengalami inflasi 0,55% Balikpapan mengalami inflasi 1.31%

Samarinda mengalami inflasi 0,75% Sampit mengalami inflasi 3,15%

Dengan demikian laju inflasi selama periode 2007 sebagaimana dikemukakan diatas dapat dikatakan bahwa: 1. 2. Selama tahun tersebut kondisi harga, terutama harga kebutuhan pokok masyarakat didaerah ini tidak terjadi gejolak yang dapat meresahkan masyarakat dan ketersediaan stock Dengan tingkat laju inflasi yang terjadi di tahun 2007 tersebut relatif masih menarik bagi investor untuk menanamkan modalnya didaerah ini terutama terhadap agro industri.

dipasaran relatif terkendali walaupun terjadi tingkat inflasi secara komulatif 11,03% disebabkan adanya kenaikan harga beras dan kelangkaan minyak tanah.

Pengawasan barang beredar, bersumber dari dana APBN dengan kegiatan antara lain (khusus dilaksanakan di ibu kota provinsi): 1. Pengawasan barang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)

Penarikan pasta gigi merek Maxam dan permen mengandung formalin buatan China Pengawasan industri bahan berbahaya (formalin, Rodhamin B, Aurumin)

Pengawasan makanan dan minuman (Pencantuman label MD,ML) Pengawasan seng bergelombang, lampu hemat energi dan wajib SWL, Bj LS/ Baja lembar seng/ tepung terigu.

2. Pengawasan barang elektronik bergaransi dan menggunakan petunjuk manual dalam bahasa Indonesia Pengawasan barang beredar yang dananya bersumber dari APBD dilaksanakan di Kabupaten dan se Kalimantan Selatan dengan materi pengawasan: 1. 2. Barang kadaluarsa Pengawasan bahan berbahaya pada pangan

3. Pasar murah di Kecamatan. Perkembangan Ekspor Non Migas Ekspor yang menggunakan sumber penerimaan devisa negara dalam pembiayaan pembangunan selama tahun 2005, khususnya daerah Kalimantan Selatan, mengalami perkembangan yang sangat menggembirakan, karena pada tahun tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 26,24% yaitu dari US $.1,64 juta dalam tahun 2004 menjadi US $.2,01 juta dalam tahun2005.

Realisasi ekspor non migas Kalimantan Selatan untuk tahun 2006 sebesar US $.2.608.537.587,89, jika dibandingkan pada tahun 2005 US $.2.078.302.520,04 berarti mengalami kenaikan sebesar 25,51%. Perkembangan lebih lanjut peningkatan nilai ekspor tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005 secara singkat dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Kelompok Produk Karet Alami; Kelompok Produk kayu;

Kelompok ini mengalami kenaikan yang sangat tajam 576,43 dari US $.13.916.993,35 menjadi US $.94.138.058,29 kenaikan ini disebabkan harga karet yang mulai naik.

2.

Perkembangan tahun 13,77% dari US $.329.616.878,16 menjadi US$284.22.178,24 kelompok produk kayu selama ini juga merupakan komoditi yang dominan memberikan kontribusi penerimaan devisa, nmaun akhir-akhir ini mengalami penurunan realisasi nilai ekspor, hal ini disebabkan semakin sulitnya memperoleh bahan baku kayu, dimana industri kayu di Kalimantan Selatan setiap tahun membutuhkan bahan baku kurang lebih dari 2 3 juta m3/tahun sedangkan jatah tebang yang diberikan oleh Pemerintah hanya 53.000 m3/tahun

3.

Kelompok Produk Rotan;

Kelompok produk ini mengalami penurunan 9,52% dari US $.9.871.482,94 menjadi US $.8.931.395,31. penurunan ini disebabkan Pemerintah mengalami penurunan.

4. 5.

Kelompok Produk Perikanan;

Kelompok produk ini naik 80,91% dari US $.6.481.669,13 menjadi US $.11.725.911,02. kenakan ini disebabkan produk udang beku sebagai primadona pada kelompok ini ekspornya mengalami kenaikan. Kelompok Produk Tambang;

Pada kelompok produk ini mengalami kenaikan sebesar 4,76% dari US $.1.624.041.695,12 menjadi US $.1.701.335.943,81. kenaikan ini disebabkan banyaknya permintaan, komoditi yang paling dominant sebagai sumber penerimaan devisa ekspor Kalmintan Selatan selama ini adalah batu bara, biji besi dan lagi-lag yang berarti bahwa ekspor Kalimantan Selatan lebih banyak mengandalkan eksploitasi kekayaan alam yang sangat membutuhkan kelestarian dan perlu mendapat perhatian khusus.

6.

Kelompok Produk Lain;

Kelompok ini mengalami kenaikan sebesar 438,48 dari US $.94.373.801,34 menjadi US $.508.184.101,85. adanya kenaikan ini disebabkan oleh naiknya produk CPO dan re ekspor alatalat berat untuk keperluan angkutan batu bara. Dalam tahun 2007, nilai ekspor non migas ditargetkan naik 15% dibandingkan dengan perolehan tahun 2006. hingga Januari Desember 2007 nilai ekspor non mogas yang diperoleh sebesar US $.2.959.209.656,74. jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2006 dengan nilai US $.2.608.518.924,99 berarti telah tercapai 13,44%

Perkembangan lebih lanjut peningkatan nilai ekspor tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006 secara singkat padat disampaikan sebagai berikut: 1. 2. 3. Kelompok Produk Karet Alam Kelompok Produk CPO Kelompok Produk Kayu

Kelompok ini mengalami kenaikan yang sangat tajam 53,78% dari US $.94.138.058,29 menjai US $.144.761.960,53 kenaikan ini di sebabkan harga karet dunia yang terus membaik. Kelompok ini mengalami kenaikan 99,32 yaitu dari US $.23.119.711,13 menjadi US $.46.081.367,73. Perkembangan naik 59,45% dari US $.284.031.466,31 menjadi US $.452.900.392,87. hal ini disebabkan adanya inovasi produk kayu berupa polyester plywood yang harganya cakup bagus dipasar internasional. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kelompok produk kayu selama ini juga merupakan komoditi yang dominant memberikan kontribusi devisa, dan saat ini masih terkendala pada sulitnya memperoleh bahan kayu, dimana industri kayu di Kalimantan Selatan setiap tahun membutuhkan bahan baku kurang lebih 2 3 juta m3/tahun sedangkan jatah terbang yang diberikan oleh pemerintah hanya 53.000m3/tahun. 4. Kelompok Produk Rotan Kelompok produk ini 38,22% dari US $.8.97.748,78 menjadi US $.8.011.425,70. hal ini disebabkan permintaan luar negeri mengalami penurunan khususnya pasar Jepang yang merupakan tujuan utama pasar rotan Kalimantan Selatan

5.

Kelompok Produk Perikanan

Kelompok produk ini naik 38,22% dari US $.11.853.931,58 menjadi US $.16.384.420,65. kenaikan ini disebabkan produk udang beku sebagai primadona pada kelompok ini ekspornya mengalami kenaikan. 6. Kelompok Produk Tambang Pada kelompok produk ini mengalami kenaikan sebesar 26,90% dari US $. 1.701.335.943,18 menjadi US $.2.158.949.708,49. kenaikan ini disebabkan banyaknya permintaan, komoditi yang paling dominant sebagai sumber penerimaan devisa ekspor Kalmintan Selatan selama ini adalah batu bara, biji besi dan lagi-lag yang berarti bahwa ekspor Kalimantan Selatan lebih banyak mengandalkan eksploitasi kekayaan alam yang sangat membutuhkan kelestarian dan perlu mendapat perhatian khusus. 7. Kelompok Produk Lainnya Kelompok ini mengalami penurunan sebesar -72,76% dari US $.485.066.065,72 menjadi US $.132.120.380,77. Adanya penurunan ini disebabkan sebagian besar adanya penurunan ekspor (re-ekspor) atas produk alat-alat berat yang semula merupakan produk impor digunakan sebagai alat produksi oleh produsen dalam negeri. REALISASI EKSPOR DAERAH KALIMANTAN SELATAN Januari 2005 s.d Desember 2005 Januari 2006 s.d Desember 2006NO. MATA DAGANGAN NILAI US$ JAN-DES 2005 JAN-DES 2006 %

1 2 3 4 5 6 7

Produk Karet Alam Produk CPO Produk Kayu Produk Rotan Produk Perikanan Produk Tambang Produk Lainnya JUMLAH

13.916.993,35 329.616.878,16 9.871.482,94 6.481.669,13 1.624.041.695,12 94.373.801,34 2.078.302.520,04

94.138.058,29 23.119.711,13 284.031.466,31 8.973.748,78 11.853.931,58 1.701.335.943,18 485.006.065,72 2.608.518.924,99

576,43 -13,83 -9,09 82,88 4,76 413,98 25,51

REALISASI EKSPOR DAERAH KALIMANTAN SELATAN Januari 2006 s.d Desember 2006 Januari 2007 s.d Desember 2007NO. 1 2 MATA DAGANGAN Produk Karet Alam Produk CPO NILAI US$ JAN-DES 2006 94.138.058,29 23.119.711,13 JAN-DES 2007 144.761.960,53 46.081367,73 % 53,78 99,32

3 4 5 6 7

Produk Kayu Produk Rotan Produk Perikanan Produk Tambang Produk Lainnya JUMLAH

284.031.466,31 8.973.748,78 11.853.931,58 1.701.335.943,18 485.006.065,72 2.608.518.924,99

452.900.392,87 8.011.425M70 16.384.420,65 2.158.949.708,49 132.120.380,77 2.959.209.656,74

59,45 10,72 38,22 26,90 -72,76 13,44

Pembinaan Industri dan Perdagangan Pembinaan terhadap perusahaan industri, khususnya Industri Kecil Menengah (IKM) terus dilaksanakan, baik melalui pembinaan manajemen maupun pembinaan langsung melalui pelatihanpelatihan dan magang yang dilaksanakan melalui Pusat Pelatihan dan Pendidikan Industri Kecil dan Rumah Tangga (Puslatdik IKRT) di Nagar (Kabupaten Hulu Sungai Selatan) selama kurun waktu 2001-2006 telah dilaksanakan berbagai jenis pelatihan yang mengikut sertakan para IKM dari seluruh Kabupaten/Kota Se-Kalimantan Selatan. Pusat Pelatihan dan Pendidikan IKRT Nagara (Kabupaten Hulu Sungai Selatan) telah berhasil memproduksi dan atau merekayasa Alsintan (alat mesin pertanian) yang sangat bermanfaat untuk pembangunan pertanian di Kalimantan Selatan, antara lain memproduksi/merekayasa Alat Mesin Bajak Sawah Berair (Hydrotiller); Alat Pemotong Padi; Alat Pengering Ikan/Kerupuk/Dendeng; Pompa Axial; Alat Pemipil Jagung; Alat Pengupas Kacang Tanah, Mini Rice Mill; Alat Perajang Singkong/Pisang, yang kesemuanya dikerjakan oleh tenaga-tenaga terlatih dari Puslatdik IKRT Nagara.

Pembinaan industri kecil dan menengah khususnya meubel kayu dan furniture rotan, dilaksanakan oleh workshop dan showroom meubel kayu dan rotan Amuntai melalui pelatihan-pelatihan dan magang ke sentra meubel kayu di Pasuruan, Jawa Timur sehingga menambah pengetahuan dan wawasan baik mutu dan desain bagi pengusaha industri kecil meubel kayu yang nantinya diharapkan dapat bersaing. Sedangkan bagi UKm pangan dan kerajinan melalui kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Daya Saing Produk Industri Kecil dan Menengah, kegiatan pembinaan yang dilaksanakan berupa bantuan peralatan dan bimbingan teknis, baik mutu produk, kemasan maupun proses produksi yang menggunakan peralatan mekanik sehingga diharapkan kwalitas barang yang dihasilkan menjadi lebih baik dan dapat bersaing di pasaran. Selain di bidang Industri, di bidang perdagangan dalam rangka upaya peningkatan ekspor non migas, Pusat Pelatihan Promosi Ekspor Daerah (P3ED) sebagai sarana/wadah pendidikan dan pelatihan para UKM, calon eksportir dan importer baik yang berasal dari daerah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, maupun Kalimantan Timur juga melakukan pembinaan kepada dunia usaha khususnya UKM yang mempunyai produk potensial untuk diekspor: 1. 2. 3. 4. 5. Menjadikan eksportir daerah yang potensial (berpengetahuan, berketrampilan dan bersikap sebagai wiraswasta tangguh) Menjadi sumber informasi ekspor yang akurat dan representative Menjadi lembaga promosi ekspor yang efektif Menjadi rujukan para importer luar negeri yang mencari produk atau komoditi yang akan diimpornya Menjadi lembaga yang mampu memberikan saran tentang pengembangan ekspor bagi instansi lain.

Melalui kegiatan pelatihan-pelatihan tentang prosedur ekspor, sehingga diharapkan kepada para UKM, calon eksportir dan eksportir akan menjadi eksportir yang handal dibidangnya. Kegiatan P3ED ini merupakan hasil kerjasama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan dengan badan Pengembangan Ekspor Nasional BPEN Departemen Perdagangan dan JICA. Perkembangan UPT Kemetrologian Sebagai salah atu UPTD dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan, Kemetrologian telah menjalankan fungsinya dengan baik, yaitu melakukan kegiatan: 1. 2. 3. 4. Pemeriksaan dan pengujian standar massa dan timbangan Pemeriksaan dan pengujian standar ukuran arus, panjang dan volume Pengawasan dan penyuluhan penggunaan alat-alat ukur, takar, timbangan dan perlengkapannya serta barang-barang dalam keadaan terbungkus Pengelolaan cap tanda tera dan sarana kemetrologian

Kegiatan Kemetrologian yang meliputi tera ulang UTTP, Pengawasan UTTP, Penyuluhan Kemetrologian, Pengelolaan Standar milik balai dan kegiatan teknis kemetrologian yang dilaksanakan sampai dengan bulan Desember 2005 penerimaan sebesar Rp.109.884.075,- dari target yang ditetapkan sebesar Rp.100.000.000,- atau 109,88%, sedangkan target pada tahun 2006 sebesar

Rp.110.000.000,- sampai dengan Desember 2006 telah terealisasi sebesar Rp.121.891.500,- atau 110,81%, sedangkan target yang ditetapkan pada tahun 2007 sebesar Rp.130.000.000,- dan realisasi penerimaan sampai dengan akhir bulan Desember 2007 sebesar Rp.113.554.950,- atau 87,35%, hal ini disebabkan adanya tunggakan wajib tera sebesar Rp.74.000.000,-. UPT Pelayanan KemetrologianPENERIMAAN RETRIBUSI (Rp) 2005 109.884.075 TAHUN UTTP 2005 45.664 bh 2006 121.891.500 2006 42.039 bh 2007 113.540.950 2007 43.136 bh

Perkembangan UPT BPSMB Sebagai salah satu UPTD dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan Balai Pelayanan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) telah menjalankan fungsinya dengan baik, yaitu melakukan pengujian terhadap beberapa produk ekspor Kalimantan Selatan dan pengujian kalibrasi peralatan laboratorium, yang ditargetkan pada tahun 2005 sebesar Rp.110.000.000,- dan relisasi pada bulan Desember 2005 sebesar Rp.178.742.500,- atau 162,49%, pada tahun 2006 target yang ditetapkan sebesar Rp.130.000.000,- pada akhir bulan Desember 2006 jumlah penerimaan sebesar Rp.237.199.500,- berarti telah terealisasi sebesar 182,46%. Sedangkan untuk tahun 2007 target yang ditetapkan sebesar Rp.140.000.000,- dan sampai akhir bulan Desember 2007 jumlah penerimaan sebesar Rp.205.114.500,- atau 146,50%. Jenis komoditi ekspor yang diuji adalah SIR 20, Batubara, Kayu Lapis, Plastik Kemasan Karet dan Pakan Ternak. Sedangkan yang dikalibrasi antara lain: Suhu, Optik, Gaya, Dimensi, Massa dan Volumetrik.

Pendapatan bukan Pajak dan Retribusi UPT BPSMB Tahun 2005 s.d 2007URAIAN Rupiah Tahun Pengujian Kalibrasi dan Contoh PENERIMAAN RETRIBUSI (Rp) 2005 178.742.500 2005 5.540 contoh 1.113 alat 2006 237.199.500 2006 5.069 contoh 1.195 alat 2007 205.114.500 2007 3.972 contoh 1.004 alat

VII. Kebijakan 1. Pembangunan Industri diarahkan pada industri-industri yang berbasis pertanian dan pertambangan, yang mampu memanfaatkan hasil-hasil pertanian dan pertambangan secara optimal, memberikan nilai tambah yang tinggi dan mampu bersaing dalam pasar local, regional dan global melalui upaya pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan teknologi dan bioteknologi. 2. Pengembangan industri kecil, menengah dan kerajinan serta industri rumah tangga, perlu lebih didorong dan dibina, menjadi usaha yang makin berkembang dan efesien, sehingga mampu mandiri dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

3. 4. 5. 6. teknis.

Pemberdayaan pengusaha kecil, menengah dan koperasi disektor industri dilakukan dengan memberikan kemudahan akses dalam permodalan, bahan baku, teknologi, informasi Mengalahkan iklim yang sehat dalam berusaha bagi perilaku ekonomi (koperasi, usaha Negara, usaha swasta) untuk menumbuhkan kegiatan usaha yang mampu menjadi Meningkatkan penanaman modal baik melalui PMA maupun PMDN dengan tetap memperhatikan hak-hak masyarakat setempat, terutama penanaman modal dibidang industri, meningkatkan pertumbuhan usaha kecil informal menjadi pengusaha kecil formal yang tangguh dan mandiri melalui bantuan pembangunan infra struktur, perijinan dan bantuan

dan pemasaran. penggerak utama pengembangan ekonomi. perdagangan dan jasa.

7. Meningkatkan komonikasi, informasi dan promosi didalam maupun diluar negeri dengan berkerjasama dengan lembaga-lembaga yang ada. VIII. INTEGRASI TINGKAT CAPAI TERHADAP RENSTRA DAN RPJMD SKPD TA 2006 s/d TA 2007 Sarana pembangunan industri dan perdagangan dalam RENSTRA dan RPJMD tahun 2006-2010 adalah meningkatnya nilai ekspor non migas (10% pertahun) yaitu menjadi 2,099,7 juta US $; meningkatnya pertumbuhan ekonomi sektor industri menjadi 4,5%; meningkatnya pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan menjadi 6,0%; meningkatnya efiseinsi dan efektivitas system distribusi, tertib niaga dan kepastian berusaha; meningkatnya daya saing produk industri.

PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN RENSTRA SKPD DAN RPJMD PROVINSI TAHUN 2005 s/d 2007NO. SASARAN 1 2 3 4 Meningkatnya pertumbuhan industri dan perdagangan yang mampu menyerap tenaga kerja Meningkatnya ekspor nonmigas Meningkatnya pertumbuhan nilai tambah sektor industri Meningkatnya jumlah pemegang SIUP dan tercapainya penerimaan UTTP dan pengujian lab. dari target yang ditetapkan. INDIKATOR Jumlah unit usaha meningkat 5% Meningkat Meningkat Meningkat TARGET 5% UU 5% TDP 10% REALISASI REALISASI (2006) (2007) 6% 10,43% 25,51% 5,24% 6,35% 13,44%