diploma 2014-302755-chapter5

36
Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI 5 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar perancangan jig dan fixture yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dihadapi. 2.1 Pengertian Umum Jig dan Fixture Menurut Edgard G. Hoffman (1996), jig dan fixture merupakan alat bantu produksi yang digunakan pada proses manufaktur, sehingga dihasilkan duplikasi part yang akurat. Jig dan fixture biasanya dibuat secara khusus sebagai alat bantu proses produksi untuk mempermudah dalam penyetingan material yang menjamin keseragaman bentuk dan ukuran produk dalam jumlah banyak (mass product) serta untuk mempersingkat waktu produksi. Jig didefinisikan sebagai piranti/peralatan khusus yang memegang, menyangga atau ditempatkan pada komponen yang akan dimesin. Alat bantu produksi yang dibuat tidak hanya menempatkan dan memegang benda kerja tetapi juga mengarahkan alat potong ketika operasi berjalan. Jig biasanya dilengkapi dengan bushing baja keras untuk mengarahkan mata gurdi/bor (drill) atau perkakas potong lainnya. Pada dasarnya, jig yang kecil tidak dibaut atau dipasang pada meja kempa gurdi (drill press table). Namun untuk diameter penggurdian diatas 0,25 inchi, jig biasanya perlu dipasang dengan kencang pada meja. Fixture adalah peralatan produksi yang menempatkan, memegang dan menyangga benda kerja secara kuat sehingga pekerjaan pemesinan yang diperlukan bisa dilakukan. Blok ukur atau feeler gauge digunakan pada fixture untuk referensi atau setelan alat potong ke benda kerja. Fixture harus dipasang tetap ke meja mesin dimana benda kerja diletakkan. Keduanya memegang benda kerja. Tetapi jig mengarahkan alat potong ketika operasi berjalan, sedangkan fixture tidak. Fixture dibuat lebih kuat dan berat dari jig dikarenakan gaya perkakas yang lebih tinggi.

Upload: sabil-arrosad

Post on 15-Apr-2017

487 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI

5

BAB II

DASAR TEORI

Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar

perancangan jig dan fixture yang berkaitan dengan permasalahan yang akan

dihadapi.

2.1 Pengertian Umum Jig dan Fixture

Menurut Edgard G. Hoffman (1996), jig dan fixture merupakan alat

bantu produksi yang digunakan pada proses manufaktur, sehingga dihasilkan

duplikasi part yang akurat. Jig dan fixture biasanya dibuat secara khusus sebagai

alat bantu proses produksi untuk mempermudah dalam penyetingan material yang

menjamin keseragaman bentuk dan ukuran produk dalam jumlah banyak (mass

product) serta untuk mempersingkat waktu produksi.

Jig didefinisikan sebagai piranti/peralatan khusus yang memegang,

menyangga atau ditempatkan pada komponen yang akan dimesin. Alat bantu

produksi yang dibuat tidak hanya menempatkan dan memegang benda kerja tetapi

juga mengarahkan alat potong ketika operasi berjalan. Jig biasanya dilengkapi

dengan bushing baja keras untuk mengarahkan mata gurdi/bor (drill) atau

perkakas potong lainnya. Pada dasarnya, jig yang kecil tidak dibaut atau dipasang

pada meja kempa gurdi (drill press table). Namun untuk diameter penggurdian

diatas 0,25 inchi, jig biasanya perlu dipasang dengan kencang pada meja.

Fixture adalah peralatan produksi yang menempatkan, memegang dan

menyangga benda kerja secara kuat sehingga pekerjaan pemesinan yang

diperlukan bisa dilakukan. Blok ukur atau feeler gauge digunakan pada fixture

untuk referensi atau setelan alat potong ke benda kerja. Fixture harus dipasang

tetap ke meja mesin dimana benda kerja diletakkan.

Keduanya memegang benda kerja. Tetapi jig mengarahkan alat potong

ketika operasi berjalan, sedangkan fixture tidak. Fixture dibuat lebih kuat dan

berat dari jig dikarenakan gaya perkakas yang lebih tinggi.

Page 2: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI

6

a. Size

Jig biasanya ringan dalam ukuran, dan tidak selalu tetap pada meja mesin. Hal

ini karena jig harus bergerak mengarahkan alat potong, tidak seperti fixture

yang dijepit pada meja. Selain itu perlengkapan yang cukup besar dalam

konstruksi dan membantu menahan pada posisinya. Fixture dipatenkan pada

meja adalah untuk memastikan benda kerja tidak bergerak saat mesin mulai

beroperasi.

b. Application

Fixture diterapkan pada aplikasi yang lebih luas dibandingkan dengan jig.

Beberapa contoh fixture secara umum diantaranya lathe fixture, milling

fixture, grinding fixture dan sawing fixture. Fixture juga dapat dimanfaatkan

dalam operasi setiap mesin yang menuntut hubungan yang tepat antara posisi

alat terhadap benda kerja.

c. Accuracy

Perbedaan jig dan fixture juga terletak pada akurasi. Jig lebih akurat

dibandingkan fixture. Jig biasanya digunakan pada pembuatan part yang lebih

rumit baik dari segi ukuran dan proses pengerjaan dalam proses produksi,

sehingga bisa mendekati bahkan mencapai tujuan yang diinginkan. Keduanya

membantu dalam mengontrol biaya dan kualitas, artinya dengan

menggunakan jig dan fixture bisa membantu untuk menghemat tenaga kerja

secara efektif.

2.2 Pertimbangan Penggunaan Jig dan Fixture

Berikut merupakan pertimbangan dalam penggunaan jig dan fixture

2.2.1 Aspek Teknis / Fungsi:

1. Mendapatkan kepresisian/ketepatan dalam ukuran

2. Membantu untuk menghemat tenaga kerja secara efektif

2.2.2 Aspek Ekonomi:

1. Mengurangi biaya produksi dengan memperpendek waktu proses

3. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat atau mesin

4. Optimalisasi mesin yang kurang teliti

Page 3: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI

7

5. Mengurangi waktu inspeksi dan alat ukur

6. Meniadakan kesalahan pengerjaan (reject)

2.3 Jenis - Jenis Jig

Jig adalah peralatan khusus yang berfungsi untuk menahan dan

menopang benda kerja yang akan mengalami proses pemesinan. Jig dibagi

atas 2 kelas: jig gurdi dan jig bor. Jig bor digunakan untuk mengebor lubang

yang besar untuk digurdi atau ukurannya yang rumit (gambar 2.2). Jig gurdi

digunakan untuk menggurdi (drilling), meluaskan lobang (reaming),

mengetap, chamfer, counterbore, reverse spotface atau reverse countersink

(gambar 2.3). Jig dasar umumnya hampir sama untuk setiap operasi

pemesinan, perbedaannya hanya dalam ukuran dan bushing yang digunakan.

Gambar 2.1 Referensi alat bantu dengan benda kerja

Gambar 2.2 Jig bor

Page 4: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI

8

Jig gurdi bisa dibagi atas 2 tipe umum yaitu tipe terbuka dan tipe

tertutup. Jig terbuka adalah untuk operasi sederhana dimana benda kerja

dimesin hanya pada satu sisi. Jig tertutup atau kotak digunakan untuk

komponen yang dimesin lebih dari satu sisi.

Gambar 2.3 Operasi umum jig gurdi

Template jig adalah jig yang digunakan untuk keperluan akurasi. Jig

tipe ini terpasang di atas, pada atau di dalam benda kerja dan tidak diklem

(gambar 2.4). Template bentuknya paling sederhana dan tidak mahal. Jig

jenis ini bisa mempunyai bushing atau tidak.

Gambar 2.4 Template jig

Plate jig sejenis dengan template, perbedaannya hanya jig jenis ini

mempunyai klem untuk memegang benda kerja. (gambar 2.5).

Page 5: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI

9

Gambar 2.5 Plate jig

Plate jig kadang-kadang dilengkapi dengan kaki untuk menaikkan

benda kerja dari meja terutama untuk benda kerja yang besar. Jig jenis ini

disebut jig table (gambar 2.7).

Sandwich jig adalah bentuk plate jig dengan pelat bawah. Jig jenis

ini ideal untuk komponen yang tipis atau lunak yang mungkin bengkok atau

terlipat pada jig jenis lain (gambar 2.6).

Gambar 2.6 Sandwich jig

Angle plate jig (pelat sudut) digunakan untuk memegang komponen

yang dimesin pada sudut tegak lurus terhadap mounting locator (dudukan

lokator) yaitu dudukan untuk alat penepatan posisi benda kerja. Gambar 2.8

adalah jig jenis ini. Modifikasi jig jenis ini dimana sudut pegangnya bisa

selain 90 derajat disebut jig pelat sudut modifikasi dan diperlihatkan oleh

gambar 2.9.

Page 6: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI

10

Gambar 2.7 Table jig

Gambar 2.8 Angle plate jig modifikasi Gambar 2.9 Angle plate jig

Jig kotak atau tumble jig, biasanya mengelilingi komponen (gambar

2.10). Jig jenis ini memungkinkan komponen dimesin pada setiap

permukaan tanpa memposisikan ulang benda kerja pada jig.

Gambar 2.10 Tumble jig

Page 7: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI

11

Channel jig adalah bentuk paling sederhana dari jig kotak (gambar

2.11). Komponen dipegang diantara dua sisi dan dimesin dari sisi ketiga.

Gambar 2.11 Channel jig

Jig daun (leaf) adalah jig kotak dengan engsel daun untuk

kemudahan pemuatan dan pelepasan (gambar 2.12). Jig daun biasanya lebih

kecil dari jig kotak.

Gambar 2.12 Jig daun

Indexing jig digunakan untuk meluaskan lubang atau daerah yang

dimesin lainnya disekeliling komponen (gambar 2.13). Untuk melakukan

ini, jig menggunakan komponen sendiri atau pelat referensi dan sebuah

plunger. Indexing jig yang besar disebut juga rotary jig.

Page 8: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI

12

Gambar 2.13 Indexing jig

Trunnion jig adalah jenis rotary jig untuk komponen yang besar atau

bentuknya rumit (gambar 2.14). Komponen pertama-tama diletakkan di

dalam kotak pembawa dan kemudian dipasang pada trunnion.

Gambar 2.14 Trunnion jig

Jig pompa adalah jig komersial yang mesti disesuaikan oleh

pengguna (gambar 2.15). Pelat yang diaktifkan oleh tuas membuat alat ini

bisa memasang dan membongkar benda kerja dengan cepat.

Gambar 2.15 Jig pompa

Page 9: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI

13

Multistation jig mempunyai bentuk seperti gambar 2.16. Ciri utama

jig ini adalah cara menempatkan benda kerja. Ketika satu bagian menggurdi,

bagian lain meluaskan lubang (reaming), dan bagian ketiga melakukan

pekerjaan counterbore. Station akhir digunakan untuk melepaskan

komponen yang sudah selesai dan mengambil komponen yang baru.

Gambar 2.16 Multistation jig

2.4 Jenis - Jenis Fixture

Fixture adalah peralatan yang berfungsi untuk menahan benda kerja

dan mendukung pekerjaan sehinggga operasi pemesinan dapat dilakukan.

Jenis fixture dibedakan terutama oleh bagaimana alat bantu ini dibuat.

Perbedaan utama dengan jig adalah beratnya. Fixture dibuat lebih kuat dan

berat dari jig dikarenakan gaya perkakas yang lebih tinggi.

Plate fixture adalah bentuk paling sederhana dari fixture (gambar

2.17). Fixture dasar dibuat dari pelat datar yang mempunyai variasi klem

dan lokator untuk memegang dan memposisikan benda kerja. Konstruksi

fixture ini sederhana sehingga bisa digunakan pada hampir semua proses

pemesinan.

Page 10: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI

14

Gambar 2.17 Plate fixture

Angle plate fixture adalah variasi dari fixture pelat (gambar 2.18).

Dengan fixture jenis ini biasanya dimesin pada sudut tegak lurus terhadap

lokatornya. Jika sudutnya selain 90 derajat, fixture pelat sudut yang

dimodifikasi bisa digunakan (gambar 2.19).

Gambar 2.18 Angle plate fixture

Gambar 2.19 Angle plate fixture modifikasi

Page 11: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI

15

Vise-jaw fixture digunakan untuk pemesinan komponen kecil

(gambar 2.20). Dengan alat ini, vise jaw standar digantikan dengan jaw yang

dibentuk sesuai dengan bentuk komponen.

Gambar 2.20 Vise-jaw fixture

Indexing fixture mempunyai bentuk yang hampir sama dengan

indexing jig (gambar 21). Fixture jenis ini digunakan untuk pemesinan

komponen yang mempunyai detil pemesinan untuk rongga yang detil.

Gambar 22 adalah contoh komponen yang menggunakan fixture jenis ini.

Gambar 2.21 Indexing fixture

Multistation fixture adalah jenis fixture untuk kecepatan tinggi,

volume produksi tinggi dimana siklus pemesinan kontinyu.

Page 12: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI

16

Duplex fixture adalah jenis paling sederhana dari jenis ini dimana

hanya ada dua stasiun (gambar 2.23). Mesin tersebut bisa memasang dan

melepaskan benda kerja ketika pekerjaan pemesinan berjalan. Misal, ketika

pekerjaan pemesinan selesai pada stasiun 1, perkakas berputar dan siklus

diulang pada stasiun 2. Pada saat yang sama benda kerja dilepaskan pada

stasiun 1 dan benda kerja yang baru dipasang.

Gambar 2.22 Duplex fixture

Profiling fixture digunakan mengarahkan perkakas untuk pemesinan

kontur yang tidak terjangkau atau tidak bisa dilakukan oleh mesin. Kontur

bisa internal atau eksternal. Gambar 2.23 memperlihatkan bagaimana

nok/cam secara akurat memotong dengan tetap menjaga kontak antara

fixture dan bantalan pada pisau potong frais.

Gambar 2.23 Profiling fixture

Page 13: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI

17

Fixture biasanya diklasifikasikan berdasarkan tipe mesin yang

menggunakannya. Misal, fixture yang digunakan pada mesin milling disebut

fixture milling. Fixture bisa juga diklasifikasikan dengan subklasifikasi.

Misal, jika pekerjaan yang dilakukan adalah milling, maka fixture disebut

straddle milling fixture.

Berikut ini adalah daftar operasi produksi yang menggunakan fixture:

1.Assembling 8.Boring 15.Broaching

2.Drilling 9.Forming 16.Gauging

3.Grinding 10.Heat treating 17.Honing

4.Inspecting 11.Lapping 18.Milling

5.Planning 12.Sawing 19.Shaping

6.Stamping 13.Tapping 20.Testing

7.Turning 14.Welding

2.5 Prinsip Rancangan Jig dan Fixture

Rong dan Zhu (1999), menyatakan bahwa sebuah benda kerja terdiri

dari beberapa permukaan bidang (surface). Pada penggunaan sebuah fixture,

proses penempatan (locating) adalah proses penempatan beberapa

permukaan benda kerja hingga bersentuhan dengan lokator-lokator yang

kemudian dilanjutkan dengan proses pencekaman (clamping) benda kerja

sehingga benda kerja stabil selama proses pemesinan. Permukaan-

permukaan benda kerja yang bersentuhan dengan lokator tersebut disebut

dengan locating surface.

Pada sebuah benda terdapat 6 derajat kebebasan (degree of freedom)

pergerakan, yaitu pergerakan linear searah atau berlawanan arah dengan

sumbu X,Y dan Z, serta pergerakan rotasi terhadap sumbu X,Y dan Z searah

atau berlawanan dengan jarum jam.

Page 14: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB II DASAR TEORI

18

Gambar 2.24 6 derajat kebebasan

Rong dan Zhu (1999), menyatakan bahwa pada masing-masing titik

kontak dipasang lokator yang akan menahan pergerakan benda kerja.

berdasarkan prinsip kinematik, diperlukan titik kontak dengan benda kerja

agar derajat kebebasan terbatasi secara penuh. Ke-enam titik kontak atau

titik lokator tersebut diletakkan pada 3 bidang yang saling tegak lurus, yaitu:

1. Tiga lokator diletakkan pada bidang dasar (bidang X-Y), sehingga

membatasi derajat kebebasan rotasi terhadap sumbu X dan Y. Bidang ini

disebut sebagai bidang lokator utama (primary locating surface).

2. Dua lokator diletakkan pada bidang tegak lurus bidang lokator primer

yaitu bidang X-Z, sehingga membatasi derajat kebebasan linear sumbu Y

dan derajat kebebasan rotasi terhadap sumbu Z. bidang ini disebut

sebagai bidang lokator sekunder ( seconder locating surface).

3. Satu lokator diletakkan pada bidang yang tegak lurus pada bidang lokator

primer dan bidang lokator sekunder. Yaitu bidang Y-Z, sehingga

membatasi derajat kebebasan linear sumbu X.

Page 15: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

19

BAB III

PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

3.1. Lower Bracket

Lower bracket dengan kode produk JJB09-000450-A merupakan

salah satu produk stamping part yang sedang diproduksi di PT. STEP.

Lower bracket ini diproduksi berdasarkan permintaan customer PT. STEP

yaitu PT. TMMIN, dimana part tersebut nantinya akan digunakan untuk

komponen kendaraan roda empat yang diterapkan pada bagian body

kendaraan. Lower bracket ini terdiri dari dua bagian, dimana keduanya

digabung dengan proses welding, sehingga menjadi sebuah stamping part

lower bracket.

Berikut ini merupakan part drawing dari customer untuk produk

lower bracket.

Gambar 3.1 Part drawing produk lower bracket

Page 16: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

20

Jenis material yang digunakan untuk memproduksi produk stamping

part lower bracket ini adalah sheet metal (lembaran baja) jenis SPHC yang

tergolong baja karbon rendah (low carbon steel).

Gambar 3.2 Material SPHC

Gambar 3.3 Part lower bracket

Page 17: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

21

Untuk menghasilkan part lower bracket tersebut sedikitnya

dibutuhkan 6 tahapan proses, diantaranya; blanking, piercing, bending,

chamfering, tapping dan yang terakhir welding. Dimana proses blanking,

piercing dan bending dilakukan pada sheet metal forming yaitu

menggunakan press machine dengan menggunakan dies sebagai alat

cetaknya. Sedangkan chamfering dan tapping dilakukan pada drilling

machine untuk dilakukan pembuatan ulir. Setelah ke lima proses tersebut

selesai, maka proses selanjutnya adalah welding, untuk menggabungkan

kedua part tersebut.

3.2. Tapping lower bracket jig

Tapping lower bracket jig adalah sebuah alat yang digunakan untuk

membantu proses pembuatan ulir pada produk lower bracket. Diharapkan

dengan pembuatan dan penggunaan tapping lower bracket jig ini dapat

membantu proses produksi pada pembuatan ulir pada produk lower bracket.

Dalam pembuatan tapping lower bracket jig untuk produk lower

bracket ini mengalami beberapa perbaikan dan perubahan baik dari design

dan proses machining, itu semua dilakukan berdasarkan hasil percobaan

(trial) yang memang diperlukan adanya perbaikan. Metode pembuatan yang

dilakukan adalah perancangan, perbaikan rancangan, pembuatan alat,

pengujian alat dan perhitungan waktu.

3.3 Perancangan

Proses pertama yang dilakukan yaitu perancangan dengan membuat

gambar teknik dari tapping lower bracket jig yang akan dibuat. Perancangan

alat ini dengan menggunakan program gambar Autodesk Inventor 2011 dan

memakan waktu sekitar dua minggu termasuk perbaikan rancangan.

Tapping lower bracket jig ini terdiri dari empat komponen utama

yang akan dibuat, yaitu:

a. Clamp, yaitu komponen yang berada pada bagian atas tapping

lower bracket jig yang fungsinya untuk penempatan produk

lower bracket yang akan dilakukan proses pembuatan ulir.

Page 18: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

22

b. Stripper, yaitu komponen yang berada pada bagian tengah

tapping lower bracket jig sebagai penopang komponen clamp.

c. Spacer, yaitu komponen yang terletak dibagian bawah tapping

lower bracket jig berfungsi sebagai base atau dasar penempatan

semua komponen tapping lower bracket jig.

d. Stopper, yaitu komponen yang dipasang pada clamp dan

difungsinkan sebagai penahan produk lower bracket agar tidak

bergerak pada saat dilakukan proses pembuatan ulir.

Berikut dibawah ini adalah bentuk assembly design awal sebelum

dilakukan perbaikan dan perubahan dengan menggunakan Autodesk

Inventor 2011 :

Gambar 3.4 Assembly design awal

Page 19: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

23

Dan berikut ini adalah hasil pembuatan tapping lower bracket jig

pertama yang dibuat sebelum dilakukan perbaikan:

Gambar 3.5 Hasil pembuatan tapping lower bracket jig sebelum perbaikan

Page 20: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

24

3.4 Perbaikan Rancangan

Setelah dilakukan pengujian ada beberapa hal yang ternyata masih

kurang efektif pada saat dilakukan proses tapping, ada kekurangan yang

harus diperbaiki seperti penambahan komponen dan standard part dan

perubahan dimensi.

a. Beberapa kekurangan sebelum dilakukan perbaikan:

1. Part bergoyang/oleng pada saat dilakukan proses tapping, disebabkan

tidak adanya penyanggah/penahan pada bagian bawah.

2. Pada bagian atas jig (clamp) bersifat permanen, dikarenakan pin

(standard part) yang digunakan untuk penahan tidak bisa diubah-ubah

jarak dimensinya.

Gambar 3.6 Perbaikan rancangan

Part bergoyang pada saat

dilakukan proses tapping

Diperlukan penahan agar part tidak

goyang/oleng pada saat proses tapping

Pin bersifat permanen

Page 21: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

25

Dibawah ini adalah drawing & assembly design beserta material

yang diperlukan (order material) untuk dilakukan proses machining setelah

mengalami perbaikan:

Tabel 3.1 Order Material

Page 22: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

26

1. Clamp ( SKD11 = T130 x 75 x 20 )

Gambar 3.7 Clamp

2. Stopper ( SKD11 ) = T25x12x10, T30x12x10, T35x12x10

Gambar 3.8 Stopper

Page 23: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

27

3. Stripper ( S50C = T190 x 100 x 15 )

Gambar 3.9 Stripper

Page 24: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

28

4. Spacer ( S50C = T200 x 100 x 20 )

Gambar 3.10 Spacer

Page 25: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

29

5. Assembly Design Jig

Gambar 3.11 Assembly design jig setelah perbaikan

6. Assembly Design Jig dan Part

Gambar 3.12 Assembly design jig dan part

Page 26: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

30

3.5 Pembuatan Alat

Setelah design dari tapping lower bracket jig telah selesai dibuat

dan disetujui maka proses berikutnya adalah membuat masing-masing

komponen dari jig tersebut dengan menggunakan mesin-mesin machining.

Proses pembuatan alat ini sendiri dilakukan di bagian line Dies Production

di PT. Sari Takagi Elok Produk. Mesin-mesin yang digunakan antara lain:

milling machine, surface grinding machine, drilling mhacine dan band saw

machine.

Proses pembuatannya adalah sebagai berikut :

1. Menentukan material yang akan dibuat, material yang digunakan untuk

membuat tapping lower bracket jig ini yaitu baja jenis S50C dan

SKD11.

Gambar 3.13 Material S50C dan SKD11

2. Memotong material yang akan digunakan untuk bahan pembuatan

tapping lower bracket jig sesuai dengan spesifikasi ukuran yang akan

dibuat dengan menggunakan alat potong band saw machine.

Gambar 3.14 Band Saw Machine

Page 27: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

31

3. Melakukan proses machining dengan milling machine. Semua proses

pengurangan dimensi, pembuatan lubang hingga mencapai dimensi

yang diinginkan dilakukan di milling machine.

Gambar 3.15 Milling Machine

4. Melakukan proses machining dengan drilling machine. Proses

pembuatan ulir dilakukan dengan menggunakan drilling machine.

Gambar 3.16 Drilling Machine

5. Melakukan proses machining dengan menggunakan surface grinding

machine. Setiap komponen yang sudah di-machining dan sudah

mencapai dimensi yang diinginkan kemudian dihaluskan setiap bagian

permukaannya dengan menggunakan surface grinding machine.

Page 28: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

32

Gambar 3.17 Surface Grinding Machine

6. Kemudian ada beberapa komponen yang menggunakan standard part,

standart part ini diambil dari warehouse yang dipesan dan

didatangkan dari luar perusahaan untuk keperluan standard part pada

pembuatan dies. Karena standard part ini adalah komponen-komponen

yang dibuat secara massal dan tersedia di pasaran. Setiap perusahaan

membuat standard part tersebut dengan spesifikasi dan kualitas

masing-masing. Karena itu setiap perusahaan yang memakai standard

part tersebut memilih untuk memakai standar tertentu demi

kemudahan didalam perencanaan stock untuk maintenance ataupun

pembuatan. Beberapa merek perusahaan pembuat komponen standar

dies press diantaranya: ICMI, Misumi, Futaba, Hasco, DME, dan lain

lain.

Gambar 3.18 Standard part (Misumi)

Page 29: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

33

7. Setelah semua komponen yang diinginkan sudah di-machining dan di-

finishing dan standard part yang dibutuhkan sudah terpenuhi, maka

proses selanjutnya adalah penggabungan atau pemasangan dari setiap

komponen-komponen (assembly) hingga menjadi sebuah tapping

lower bracket jig.

Gambar 3.19 Hasil assembly tapping lower bracket jig

8. Dan yang terakhir adalah melakukan percobaan atau penyesuaian

dengan memasang part lower bracket terhadap tapping lower bracket

jig yang sudah jadi. Pada proses percobaan ini tanpa dipasang pada

mesin, bertujuan apakah antara part dan jig sudah pas atau cocok,

sudah ada kesesuaian atau belum (Gambar 3.19).

Page 30: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

34

Gambar 3.20 Penyesuaian antara jig dan part

Page 31: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB IV PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

35

BAB IV

PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

4.1. Penggunaan Tapping lower bracket jig

Alat bantu proses pembuatan ulir/tapping pada produk lower

bracket ini dilakukan di Line Repair PT. Sari Takagi Elok Produk dengan

cara menempatkan part pada tapping lower bracket jig sesuai standard

operating procedure yang sudah ditentukan dalam penggunaannya. Ada dua

proses yang dilakukan, yang pertama part di-chamfer terlebih dahulu

setelah itu baru proses pembuatan ulir atau tapping.

4.2 Pengujian Tapping lower bracket jig

Setelah alat selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu melakukan

proses pengujian. Proses pengujian ini dilakukan di Line Repair PT. Sari

Takagi Elok Produk. Proses pengujian ini dilakukan dua tahapan proses.

Proses yang pertama adalah pembuatan chamfer, kemudian proses

selanjutnya yaitu pembuatan ulir, dengan spesifikasi ulir M6×1.0.

Proses penggunaan tapping lower bracket jig pada produk lower

bracket adalah sebagai berikut :

a. Setting jig pada drilling machine

Bersihkan area meja kerja sebelum jig dipasang. Lalu letakkan jig

pada meja kerja kemudian posisikan jig agar lubang ulir pada jig lurus

(center) terhadap bor tapping. Selanjutnya pasang baut pengunci,

kemudian kencangkan dan pastikan jig tidak goyang/bergerak.

Page 32: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB IV PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

36

Gambar 4.1 Proses setting jig pada drilling machine

b. Lakukan Proses chamfering sebelum proses tapping dilakukan

Proses chamfering ini bertujuan agar tidak timbul burry pada

bagian luar permukaan ulir pada part. Langkah proses chamfering sama

dengan dengan proses tapping, termasuk putaran mesin yang digunakan

yaitu dengan kecepatan putar 80 rpm. Hanya bedanya pada proses

chamfering ini mata bor yang digunakan yaitu countersink. Proses

chamfering dapat dilihat pada gambar 4.2 dan 4.3.

Gambar 4.2 Countersink dan part yang akan di chamfer

Page 33: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB IV PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

37

Gambar 4.3 Proses chamfering

c. Proses pembuatan ulir (tapping)

Posisi.1:

Pasang part pada jig (posisi.1). Pastikan part masuk pada pin [1]

dan [2] pada jig. Kemudian lakukan proses tapping: hidupkan mesin pada

putaran 80 rpm , lalu tarik handle mesin bor ke bawah secara perlahan.

Pegang part dengan tangan kiri selama proses tapping dilakukan.

Gambar 4.4 Proses tapping posisi.1

Page 34: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB IV PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

38

Posisi.2:

Pada posisi yang ke-2 ini prosesnya sama seperti pada posisi ke-1,

Pasang part pada jig (posisi.2) tetapi part dibalik. Pastikan part masuk pin

[3] dan [4] pada jig. Kemudian lakukan seperti proses pada posisi.1

dengan putaran mesin yang sama.

Gambar 4.5 Proses tapping posisi.2

d. Pengecekan ulir

Setelah proses chamfering dan tapping selesai maka selanjutnya

adalah melakukan pengecekan pada hasil tapping, untuk memastikan

apakah hasil dari proses tapping ini sudah memenuhi standar yang

diinginkan atau tidak (Standar : Thread pin masuk normal/tidak macet).

Pengecekan dilakukan setiap proses produksi 1 pcs/box.

Gambar 4.6 Pengecekan ulir

Page 35: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB IV PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG

39

4.3 Hasil Pengujian

Pembuatan produk dengan menggunakan tapping lower bracket jig

ini hanya dikerjakan pada shift 1, dari jam 07.00 s/d 16.00 (8 jam).

Jam kerja = 8 jam/hari = 8 × 3600 dt/hari = 28800 dt/hari

1 hari = 1000 pcs

1 pcs =

= 28.8 dt/pcs ~ 28 dt/pcs

Proses pengerjaannya:

Chamfering

Ambil & pasang benda pada jig = 3 dt

Chamfer (atas) = 4 dt

Membalik benda = 4 dt

Chamfer (bawah) = 4 dt

Melepas & meletakkan benda = 3 dt

Total = 18 dt

Tapping

Ambil & pasang benda pada jig = 3 dt

Tapping (atas) = 8 dt

Membalik benda = 4 dt

Tapping (bawah) = 8 dt

Melepas & meletakkan benda = 3 dt

Total = 26 dt

Hasil dari trial (percobaan) yang dilakukan dengan menggunakan

tapping lower bracket jig yaitu 26 detik/pcs atau ±1100 pcs/hari (8 jam),

berarti sudah memenuhi target pengerjaan produk. Dengan kata lain

penggunaan tapping lower bracket jig ini telah berhasil dibuat berdasarkan

target yang diinginkan.

Page 36: Diploma 2014-302755-chapter5

Laporan Tugas Akhir

BAB V PENUTUP

40

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berikut merupakan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil

perancangan, pembuatan dan pengujian/trial tapping lower bracket jig untuk

produk lower bracket yaitu :

a. Tapping lower bracket jig ini telah berhasil dibuat sesui dengan tujuan

utamanya, yaitu sebagai alat bantu untuk pembuatan ulir pada produk

lower bracket.

b. Untuk pembuatan ulir pada part lower bracket dilakukan dua proses, yang

pertama part di chamfer terlebih dahulu kemudian barulah pembuatan ulir

(tapping).

c. Hasil dari pengujian, lubang ulir pada part telah sesuai dengan yang

diharapkan dan operatorpun bisa dengan mudah untuk menggunakannya

dengan waktu sesingkat mungkin.

d. Waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan ulir pada produk lower bracket

dengan menggunakan tapping lower bracket jig ini sudah memenuhi target

pengerjaan produk, yaitu 26 detik/pcs atau 1100 pcs/hari (8 jam). Dengan

kata lain penggunaan tapping lower bracket jig ini telah berhasil dibuat

untuk memenuhi target yang diinginkan.

5.2 Saran

Setelah menyelesaikan Tugas Akhir ini, maka saran yang dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan kepada PT. Sari Takagi Elok Produk

mengenai masalah pembuatan alat bantu tapping lower bracket jig, alangkah

baiknya dibuat lagi hingga diperbanyak dalam pembuatannya. Karena

semakin banyak tapping lower bracket jig ini dibuat maka proses

produksinyapun akan lebih cepat.