dirangkum dan disajikan oleh : jeanny hv hutauruk,...
TRANSCRIPT
D
Dirangkum dan disajikan oleh :
Jeanny HV Hutauruk, SE,MM,Ak,CA
Ketua Tim (Sekretariat) REFORMASI BIROKRASI MA-RI
SK SEKMA MA-RI No : 23/SEK/SK/IV/2016, 25 April 2016SK SEKMA MA-RI No : 4B /SEK/SK/II/2017, 28 Februari 2017
SK SEKMA MA-RI No : 170/SEK/SK/III/2018, 5 Maret 2018
REFORMASI BIROKRASIDALAM rangka mewujudkan good governance pada mahkamah agung dan badan peradilan
Tahun 2018
Thn 1997-1998 Krisis Ekonomi Indonesia berkembang jd krisis multidimensi > $
Thn 1998 : Kampanye Good Governance dimulai
Thn 1998-2010: Kinerja birokrasi, KKN, profesionalisme, 3E
Birokrasi (trias politika):Tdk rasional, gemuk/kaya struktur tp miskin fungsi &
tidak TARIF (transparan, akuntabel, resposibel, independen, fairness)
Perpres No.81/2010 >Grand Design RB thn 2010-2025
PerMenPAN RB No.20/2010 : Roadmap RB thn 2010-2014
PerMenPAN RB No.11/2015 : Roadmap RB thn 2015-2019
RB > WAJIB > Nawacita & PerPres no.2/2015 (RPJMN 2015-2019)
RB adalah upaya Pemerintah untukmencapai Good Governance
2
LATAR BELAKANG
3
• Kebijakan “satu atap”, 1999>2004memberikan tanggungjawab &tantangan,
• karena MA dituntut organisasisebagai lembaga yang profesional, efektif, efisien, transparan sertaakuntabel.
MA : Lembaga Tinggi tertinggi Yudikatif/puncak kekuasaan kehakiman/ Pengadilan Negara Tertinggi mempunyaiposisi dan peran strategis, membawahi 4 (empat) lingkungan peradilan tetapi juga
sbg puncak manajemen di bidangadministratif – 3M (personil dan finansial
serta sarana prasarana)
• Badan Peradilan adalah : birokrasi yang merupakan penyelenggara pelayanan publik (pencari keadilan) yg mempunyai hak dan kewajiban yang diamanatkan oleh undang-undang.
REFORMASI BIROKRASI
Reformasi Birokrasi adalah upaya Pemerintah untuk mencapai
Good Governance (TARIF)
dengan melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar
terhadap :
sistem penyelenggaraan pemerintahan
terutama menyangkut :
*aspek-aspek kelembagaan (organisasi),
*ketatalaksanaan (business proses) dan
*sumber daya manusia (aparatur).
Peraturan Presiden No. 80 Tahun 2010 tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Strategi Pembangunan Nasional (2015 – 2019)
Tujuan Jangka Panjang Pelaksanaan RB:
PEMERINTAHAN BERBASIS KINERJA DITANDAI DGN BEBERAPA HAL, ANTARA LAIN:
a. Penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan dengan berorientasi pada prinsip efektif, efisien, dan ekonomis;
b. Kinerja pemerintah difokuskan pada upaya untuk mewujudkan output dan outcomes.
c. Seluruh instansi pemerintah menerapkan manajemen kinerja yang didukung dengan penerapan sistem berbasis elektronik untukmemudahkan pengelolaan data kinerja;
d. Setiap individu pegawai memiliki kontribusi yang jelas terhadap kinerjaunit kerja terkecil, satuan unit kerja di atasnya, hingga pada organisasisecara keseluruhan. Setiap instansi pemerintah, sesuai dengan tugasdan fungsinya, secara “terukur” juga memiliki kontribusi terhadapkinerja pemerintah secara keseluruhan.
Road Map RB memiliki arti yang sangat penting, karena:
- Perubahan yang dilakukan secara terencana akan
mendorong efektivitas dan efisiensi serta mengarah
kepada tujuan yang ingin dicapai;
-Perubahan yang terencana juga memberikan arahan
tentang kegiatan reformasi birokrasi baik pada
tingkat nasional, maupun pemerintah daerah dan
sinergi diantara keduanya;
- Perubahan terencana yang dilakukan secara
serentak di seluruh jajaran instansi pemerintah juga
menjadi gerakan nasional yang mendorong
terciptanya budaya perubahan ke arah perbaikan.
Road Map RB memiliki arti yang sangat penting, karena:
- Perubahan yang dilakukan dapat dimonitor dan
dievaluasi secara berkelanjutan, sehingga setiap
tahapan proses manajemen dapat dipastikan telah
dilakukan secara tepat dan benar serta sesuai dengan
rencana yang telah digariskan. Bahkan proses
perubahan dapat segera diperbaiki ketika proses
perubahan tidak lagi relevan dengan kondisi terkini;
- Perubahan yang dilakukan untuk menjaga agar
momentum pelaksanaan reformasi birokrasi tidak
kehilangan arah, tujuan, dan target yang hendak
dicapai pada tahun 2025 sebagaimana tertuang
dalam Grand Design Reformasi Birokrasi tahun
2010 – 2025, yaitu:
Terciptanya Pemerintahan Kelas Dunia.
TATA LAKSANA
SISTEM, PROSES & PROSEDUR KERJA
YG JELAS , EFEKTIF, EFISIEN, TERUKUR
DAN SESUAI DGN PRINSIP2 GOOD GOVERNANCE
PRINSIP-PRINSIP RB
1. OUTCOMES ORIENTED
2. TERUKUR
3. EFISIEN
4. EFEKTIF
5. REALISTIK
6. KONSISTEN
7. SINERGI
8. INOVATIF
9. KEPATUHAN
10. DIMONITOR
Road Map Reformasi Birokrasi :No Program Target
1 Manajemen
Perubahan
• Meningkatnya komitmen pimpinan dan pegawai K/L. dalam melakukan
reformasi birokrasi;
• Terjadinya perubahan pola pikir& budaya kerja K/L;
• Menurunnya risiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya
resistensi terhadap perubahan
2 Penataan Peraturan
Perundang-
undangan
• Menurunnya tumpang tindih dan disharmonisasi peraturan perundang-
undangan yang dikeluarkan oleh K/L.;
• Meningkatnya efektivitas pengelolaan peraturan perundang - undangan
K/L.
3 Penataan dan
Penguatan
Organisasi
• Menurunnya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi internal K/L.;
• Meningkatnya kapasitas K/L. dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
4 Penataan
Tatalaksana
• Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses
penyelenggaraan manajemen pemerintahan di K/L.;
• Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan di
K/L .;
• Meningkatnya kinerja di K/L.
No Program Target
5 Penataan Sistem
Manajemen SDM
Aparatur
• Meningkatnya profesionalisme SDM aparatur pada masing2 K/L.;
• Meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur pada masing2 K/L.
6 Penguatan
Pengawasan
• Meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan Negara oleh
masing-masing K/L.;
• Meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan Negara pada masing-masing
K/L.;
• Meningkatnya status opini BPK terhadap pengelolaan keuangan Negara pada
masing-masing K/L.;
• Menurunnya tingkat penyalah gunaan wewenang pada masing- masing K/L.
7 Penguatan
Akuntabilitas
Kinerja
• Meningkatnya kinerja K/L.;
• Meningkatnya akuntabilitas K/L.
8 Peningkatan
Kualitas Pelayanan
Publik
• Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepd masyarakat (lebih cepat, lebih
murah, lebih aman, & lebih mudah dijangkau) pd K/L.
• Meningkatnya unit pelayanan yang memperoleh standarisasi pelayanan
internasional pada K/L.
• Meningkatnya indeks kualitas pelayanan publik untuk masing2 K/L.
3 SASARAN RB
1. BIROKRASI YANG BERSIH, AKUNTABEL & BERKINERJA TINGGI.
2. BIROKRASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
3. BIROKRASI YANG MEMILIKI PELAYANAN PUBLIK BAIK &
BERKUALITAS
1. BIROKRASI YANG BERSIH, AKUNTABEL & BERKINERJA TINGGI.
Arah kebijakan dari sasaran ini meliputi:
a) Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif.
b) Penerapan pengawasan yang independen, profesional, dan sinergis.
c) PENINGKATAN kualitas pelaksanaan dan integrasi antara sistem
akuntabilitas keuangan dan KINERJA.
d) Peningkatan fairness, transparansi,dan profesionalisme dalam pengadaan
barang & jasa.
2. BIROKRASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
Arah kebijakan dari sasaran ini meliputi:
a)Penguatan agenda Reformasi Birokrasi Nasional dan peningkatan kualitas implementasinya.
b)Penataan kelembagaan instansi pemerintah yang tepat ukuran, tepat fungsi, dan sinergis.
c)Penataan bisnis proses yang sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis e-government.
d)Penerapan manajemen ASN yang transparan, “kompetitif”, & berbasis merit untuk mewujudkan
ASN yang profesional dan bermartabat.
e)Penerapan sistem manajemen kinerja nasional yang efektif.
f)Peningkatan kualitas kebijakan publik.
g)PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN untuk perubahan dlm birokrasi untuk
mewujudkan kepemimpinan yg visioner, berkomitmen tinggi& transformatif.
h)Peningkatan efisiensi (belanja aparatur) penyelenggaraan birokrasi.
i)Penerapan manajemen kearsipan yang handal, komprehensif, dan terpadu.
3. BIROKRASI YANG MEMILIKI PELAYANAN PUBLIK BAIK & BERKUALITAS
A. Penguatan kelembagaan dan manajemen pelayanan:
1) Implementasi UU Pelayanan Publik
2) Pemanfaatan ICT (information comunication technology)
3) Integritas dan kualitas SDM Pelayanan
4) Budaya pelayanan
5) Quick Wins
B. Penguatan kapasitas pengelolaan kinerja pelayanan publik.
1) Penguatan monev kinerja
2) Efektivitas pengawasan
3) Sistem pengaduan
4) PENERAPAN REWARD AND PUNISHMENT
Kerangka Logis Evaluasi RB
(Internal dan Eksternal))
H A S I L ( 4 0 % )P E N G U N G K I T ( 6 0 % )
P E R B A I K A N D A N P E M B E L A J A R A N
Kapasitas& Akuntabilitas
Organisasi (20%)
Pemerintah yang bersih dan bebas
KKN (10%)
PeningkatanPelayanan Publik
(10%)
MA
NA
JEM
EN
P
ER
UB
AH
AN
(5
%)
PEN
ATA
AN
PER
ATU
RA
N
PER
UN
DA
NG
-UN
DA
NG
AN
(5
%)
PENGUATAN PENGAWASAN (12%)
PENGUATAN
AKUNTABILITAS KINERJA (6%)
PEN
ING
KA
TAN
KU
ALI
TAS P
ELA
YA
NA
N P
UB
LIK
6%
)
PENATAAN & PENGUATAN
ORGANISASI (6%)
PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM (15%)
PENATAAN TATALAKSANA (5%)
PENGUNGKIT (60%)
ManajemenPerubahan
Penataan SistemManajemen SDM
Penataan PeraturanPerundangan-undangan
PenguatanAkuntabilitas
Penataan danPenguatanOrganisasi
PenguatanPengawasan
PenataanTatalaksana
Peningkatan KualitasPelayanan Publik
5%
5%
6%
5%
15%
6%
6%
12%
HASIL (40)
•Nilai Akuntabilitas Kinerja (14)
•Nilai Kapasitas Organisasi(Survei Internal) (6)
Kapasitas dan Akuntabilitas
Kinerja Organisasi (20)
•Nilai Persepsi Korupsi(Survei Eksternal) (7)
•Opini BPK (3)
Pemerintah yang Bersih& Bebas KKN
(10)
•Nilai Persepsi Kualitas Pelayanan(Survei Eksternal) (10)
Kualitas Pelayanan Publik(10)
BLUEPRINT MA RI
27
TUJUAN & SASARAN STRATEGIS DITJEN
Ø Peningkatan
penyelesaian dan
penanganan perkara;
Ø Terwujudnya
profesionalitas tenaga
teknis Peradilan
Agama;
Ø Tertibnya
administrasi perkara
kasasi, PK dan
Kesyariahan;
Ø Meningkatnya
pelayanan manajemen
di lingkungan Ditjen
Badilag.
BADILMILTUN*Kegiatan Pembinaan
Aparatur/Tenaga Teknis
Peradilan Militer dan
Peradilan TUN yang
Profesional.
*Kegiatan Pembinaan
Adiministrasi Peradilan
Militer dan Peradilan TUN
yang modern.
*Kegiatan Pembinaan
penelaahan berkas
perkara Pidana Militer
& perkara TUN
* Kegiatan Pemenuhan
sarana & prasarana,
organisasi&administrasi
BADILUM
#Meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia
(SDM) Tenaga Teknis
menjadi aparatur yang
berkualitas&profesional
di bidangnya.
#Meningkatkan akses
pelayanan di bidang
administrasi peradilan
umum kpd masyarakat.
#Peningkatan Kinerja
SDM Peradilan Umum.
#Peningkatan
Manajemen Peradilan
Umum.
BADILAAG
28
VISI, MISI DAN NILAI-NILAI UTAMA BADAN PERADILAN
TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA
YANG AGUNG
MENJALANKAN KEKUASAAN KEHAKIMAN YANG
MERDEKA UNTUK MENYELENGARAKAN
PERADILAN GUNA MENEGAKKAN HUKUM DAN
KEADILAN
KEKUASAAN
KEHAKIMAN YANG
MERDEKA
PENYELENGGARAAN
PERADILAN YANG
JUJUR DAN ADIL
MENJAGA
KEMANDIRIAN BADAN
PERADILAN
MEMBERIKAN PELAYANAN HUKUM YG BERKEADILAN KEPADA
PENCARI KEADILAN
MENINGKATKAN KUALITAS
KEPEMIMPINAN BADAN PERADILAN
MENINGKATKAN KREDIBILITAS
TRANSPARANSI BADAN PERADILAN
NILAI-NILAI UTAMA:
KEMANDIRIAN
INTEGRITAS
KEJUJURAN
AKUNTABILITAS
RESPONSIBILITAS
KETERBUKAAN
KETIDAKBERPIHAKAN
PERLAKUAN YANG SAMA DIHADAPAN HUKUM
TUJUAN PENYELENGGARAAN PERADILAN:
TEGAKNYA HUKUM
DAN KEADILAN
PENGAKUAN, JAMINAN, PERLINDUNGAN DAN
KEPASTIAN HUKUM YANG ADIL BAGI SETIAP ORANG
BADAN PERADILAN YANG MENJALANAKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSINYA SECARA EFEKTIF DENGAN DIDASARI KEAGUNGAN,
KELUHURAN DAN KEMULIAAN INSTITUSI
HASIL: KEPERCAYAAN MASYARAKAT,
KEPUASAAN PENGGUNA JASA PENGADILAN,
KETERJANGKAUAN PENGADILAN
VISI
MISI
STRATEGI
Ciri-ciri pemimpin yang efektif :
1. Benar/ Jujur (SHIDDIQ)
2. Dapat dipercaya (AMANAH)
3. Memiliki kecerdasan lebih tinggi/ pintar (FATHONAH)
4. Menyampaikan Ilmu (TABLIGH)
5. Memiliki KASIH.
6. Mempunyai kematangan sosial & memiliki hasrat berprestasi
7. Mempunyai kemampuan menyesuaikan diri
8. Memelihara keharmonisan dlm organisasi
9. Menunjukan perhatian & rasa hormat terhadap ide2 staf.
10.Melaksanakan K2 (Komunikasi efektif & Koordinasi)
11.M’delegasikn kekuasaan&tg jawab,m’dorong inisiatif&m’beri motivasi.
REWARD and PUNISHMENT
penentuan
tantangan
kesempatan
APAKAH HAL TSB DIBAWAH INI SUDAH ADA PADA DIRI SDR??
Peningkatan Kinerja
Laptah 2017- JHCC 01.03.18 KMA : REVOLUSI MENTAL
Laptah 2017- JHCC 01.03.18 KMA : perlunya RB
1. Kurangnya komitmen dariPimpinan Organisasi,
3. Kurangnya PemahamanTentang RB,
2. Keengganan untuk berubah(mengganggu dari comfort zone
ke competitive zone).
1
2
3
4
6
HAMBATAN PENCAPAIAN RB
5
Rincian alokasi & realisasi anggaran es I thn 2017
No Unit Eselon I Pagu
(Rp)
Realisasi % Sisa Anggaran %
1 Bawas 31,4 Miliar 31,363 Miliar 99,88% 558,405 Juta 1,78%
2 Kepaniteraan 157,270 Miliar 155,704 Miliar 99,00% 2,887 Miliar 1,84%
3 BUA 7,698 Triliun 7,469 Triliun 97,02% 261,269 Miliar 3,39%
- Eselon I Pusat 1,996 Triliun 1,942 Triliun 97,29% 57,776 Miliar 2,89%
- Daerah 5,701 Triliun 5,526 Triliun 96,93% 203,493 Miliar 3,57%
4 Ditjen Badilag 66,643 Miliar 65,718 Miliar 98,61% 2,718 Miliar 4,08%
- Eselon I Pusat 38,853 Miliar 38,355 Miliar 98,72% 1,846 Miliar 4,75%
- Daerah 27,790 Miliar 27,363 Miliar 98,46% 871,845 Juta 3,14%
N
o
Unit Eselon I Pagu
(Rp)
Realisasi
( Rp)
% Sisa Anggaran %
5 Ditjen
Badilmiltun
21,210 Miliar 65,718 Miliar 97,46% 943,923 Miliar 4,46%
- Eselon I
Pusat
17,268 Miliar 17,050 Miliar 98,74% 510,746 Miliar 2,96%
- Daerah 3,941 Miliar 3,621 Miliar 91,88% 434,176 Juta 11,02%
6 Ditjen Badilum 110,368 Miliar 103,839 Miliar 94,09% 9,666 Miliar 8,76%
- Eselon I
Pusat
57,712 Miliar 55,442 Miliar 96,07% 3,096 Miliar 5,37%
- Daerah 55,655 Miliar 48,397 Miliar 91,91% 6,570 Miliar 12,48%
7 Balitbang
Kumdil
96,834 Miliar 85,201 Miliar 87,99% 12,267 Miliar 12,67%
Jumlah 8.181.965.295.000 7.931.695.730.069 96,94% 290.313.156.330 3,55%
Data Keadaan Perkara Periode 2004-2016
DATA KEADAAN PERKARA PERIODE 2004-2016 pada MA
Keadaan Perkara Mahkamah Agung&Badan Peradilan di Bawahnya thn 2017
Peradilan Sisa
2016
Masuk
2017
Jumlah
Beban
Putus 2017 Cabut Sisa
MA 2.357 15.505 17.862 16.474 0 1.388
Pengadilan Tk
Banding 2.829 17.939 20.768 17.562 12 3.194
Pengadilan Tk
Pertama 115.216 5.362.915 5.478.131 5.303.397 39.112 135.622
Pengadilan
Pajak 13.453 9.580 23.033 11.216 0 11.817
Jumlah 133.855 5.405.939 5.539.794 5.348.649 39.124 152.021
Keadaan perkara pengadilan tingkat pertama :
Lingkungan
Peradilan
Sisa Masuk Jumlah
Beban
Putus Cabut Sisa 2017
Umum 37.449 4.840.210 4.877.659 4.824.570 6.686 46.403
Agama 75.942 516.867 592.809 472.780 32.172 87.857
Militer 750 3.391 4.141 3.515 27 599
TUN 1.075 2.447 3.522 2.532 227 763
Jumlah 115.216 5.362.915 5.478.131 5.303.397 39.112 135.622
No Jenis Perkara
Lamanya Proses Pemeriksaan ( Bulan )
Jumlah1 s.d 3 3 s.d 6 6 s.d 12 12 s.d 24 >24
1 Perdata 4.376 432 104 2 0 4.914
2 Perdata Khusus 1.679 30 15 2 0 1.726
3 Pidana 1.646 16 2 2 2 1.668
4 Pidana Khusus 2.810 382 155 57 2 3.406
5 Perdata Agama 956 6 0 0 0 962
6 Pidana Militer 627 56 10 0 0 693
7 Tata Usana Negara 3.055 44 5 0 1 3.105
Jumlah 15.149 966 291 63 5 16.474
% 91,96% 5,86% 1,77% 0,38% 0,03%
Rerata Waktu Memutus Perkara pd Tingkat Pemeriksaan Mahkamah Agung Thn 2017
SUMBER DAYA MANUSIA - Jan 2017 (per 2018 : 32.999 orng trmsk Cakim 1.593 orng)
BADAN PENGAWASAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
#SUDAH BERJALAN DENGAN BAIK, EFEKTIF EFISIEN#
DATA OPERASI TANGKAP TANGAN (OTT) KPK RI TERHADAP APARATUR PERADILAN
“Relatif SEDIKIT”
No. Tahun Hakim Non Hakim Total
1 2012 4 0 4
2 2013 3 0 3
3 2014 0 0 0
4 2015 3 1 4
5 2016 2 4 6
6 2017 2 2 4
7 2018 1 1 2
Total 15 8 23
Sumber Data : Bawas
Program :
Sistem Manajemen Anti
Penyuapan (SMAP)
MoU Mahkamah Agung RI dengan
BPKP RI dan KPK RI
“Tindakan Preventif”
Sumber Data : Bawas
PRODUK E-GOVERNMENT UNGGULAN MA antara lain :
1. Direktori Putusan Info Perkara (untuk Portal Informasi Perkara Kasasi dan PK)
2. Sistem Informasi Administrasi Perkara (Aplikasi Manajemen Sistem Informasi Administrasi
Perkara untuk Tk Kasasi dan PK)
3. Sistem Informasi Penelusuran Perkara - SIPP (Aplikasi Manajemen Sistem Informasi Perkara
untuk Pengadilan Tk Pertama dan Pengadilan Tingkat Banding)
4. Sistem Informasi Kepegawaian E-Filling
5. Aplikasi Administrasi Perkara secara elektronik, yang meliputi : Pendaftaran Perkara secara
Online, Pembayaran Secara Online, Registrasi Nomor Perkara secara Online dan
Pemanggilan secara Online)
5. Komdanas (Aplikasi untuk manajemen Keuangan)
6. SiMaRi (termasuk di dalamnya ada E-LLK dan Aplikasi PNBP. Aplikasi E-LLK untuk
merecord lembar kerja / kegiatan sehari-hari pegawai dan melaporkan pekerjaan secara
elektronik. Sedangkan Aplikasi PNBP untuk menginput PNBP)
7. Aplikasi E-Monev dan E-Diklat termasuk juga E-Learning.
Yang digunakan untuk melakukan pembelajaran /diklat secara online, bahkan ujian pun
secara online.
8. SiWas (Sistem Informasi Pengawasan) yang mrpkan Aplikasi Pengaduan – Whistle Blowing
System.
9. e-COURT
TIM RB 3E,OUTPUT-OUTCOMES,
E-GOV, KONTRIBUSI
TERUKUR
SOP TUPOKSI
PENGWS TARIF
L/K-WTP
ISO, AKREDITS
Role Model,
SIPP, SIKEP,
APLIKASI LAINNYA
PKT, SKP, PAKTA
INTEGRS LAKIP
GRATIFKSKKN,OTT,
WBS
INOVASI KREATIF KOMPAR
IKM
TANPA
SIA-SIA
KEPUASAN dan KEPERCAYAAN PENCARI KEADILAN
51
HASIL EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TAHUN 2014-2017
No Komponen Pengungkit Bobot
Nilai
2014
(evaluated)
2015
(evaluated)
2016
(evaluated)
2017
(evaluated)
2018
(Self Asses)
I KOMPONEN PENGUNGKIT
1 Manajemen Perubahan 5,00 3,31 3,85 3,74 3,84 5
2 Penataan Peraturan Per-UU-an 5,00 2,09 3,75 3,13 3,13 5
3 Penataan & Penguatan Organisasi 6,00 2,64 3,68 3,84 3,84 6
4 Penataan Tatalaksana 5,00 2,17 3,63 3,47 3,47 5
5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 6,34 13,08 13,35 13,22 14,89
6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 2,45 4,48 3,95 3,95 6
7 Penguatan Pengawasan 12,00 3,99 8,73 8,02 8,83 11,75
8 Peningkatan Pelayanan Publik 6,00 3,54 4,86 4,73 4,88 6
TOTAL KOMPONEN PENGUNGKIT (A) 60,00 26,73 46,06 44,22 45,16 59,64
52No Komponen Penilaian Bobot
Nilai
2014
(evaluated)
2015
(evaluated)
2016
(evaluated)
2017
(evaluated)
2018
(Self Asses)
II KOMPONEN HASIL
1Kapasitas dan Akuntabilitas
Kinerja Organisasi20,00 14,09 13,72 14,29 13,35 13,68
2Pemerintah Yang Bersih dan
Bebas KKN10,00 3 7,66 8,23 8,32 7,20
3 Kualitas Pelayanan Publik 10,00 4,5 6,0 7,68 7,22 7,91
TOTAL KOMPONEN HASIL (B) 40,00 21,59 27,38 30,20 28,89 28,79
INDEKS REFORMASI
BIROKRASI (A+B)100,00 48,33 73,44 74,42 74,05 88,43
1
• Bagaimana Implementasi asas Good Governance terhadap pelaksanaan RB di lingkungan MA & 4 BadanPeradilan dibawahnya, apakah sudah maksimal?
2
• Mengapa MA Pilot Project RB pada tahun 2006 belummemperoleh nilai Reformasi Birokrasi “Baik” sehinggabelum mendapatkan tunjangan Remunerasi 100%?# BPK & Kemenkeu
3
• Apakah yang menjadi hambatan terhadap pelaksanaanReformasi Birokrasi di dalam lingkungan MahkamahAgung Republik Indonesia dan Badan Peradilan dibawahnya?
53
Masalah yang dihadapi MA
SUDAH
Program unggulan (Quick Wins) MA 2015 - 2019 (dalam Road Map MA):1.Revolusi Mental/perubahan mental model/perilaku aparatur, 2.Restrukturisasi organisasi Mahkamah Agung 3.Pengembangan TeknologiInformasi 4.Penguatan Pengawasan 5.Sumber Daya Manusia Aparatur6.Peningkatan Pelayanan Publik.
Utk mewujudkan tatanan perubahan sikap mental mjd SDM yg profesional &berintegritas tinggi, organisasi yg tepat ukuran&tepat fungsi, birokrasiyang efektif dan efisien, e-government, mewujudkan birokrasi yang bersihdan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien serta pelayanan publikyang berkualitas.
MA sbg salah satu pilot project pelaksanaan RB berupaya mencapai Good Governance dengan RB (8 Area Perubahan) dan semakin mengarah ke perbaikan2 wlpun jumlah SDM nya sekitar 32.999 orang (trmsk 1.593 orng PNS baru-Cakim) dan satkernya 832 satker jauh lebih besar dibandingkan BPK dan Kemenkeu.
Dengan memperhatikan motto dari RB : Perbaikan dan Pembelajaran maka Pemerintah sebaiknya SGR menaikkan tunjangan remunerasi MA RI, untukmenjadi pemacu bagi lembaga lain yang sekarang tengah fokus mengejarcapaian target RB dan supaya semangat RB yg tengah membara saat initidak padam dan terkubur di Mahkamah Agung dan 4 Badan Peradilan
54
EXIT MEETING
EVALUASI REFORMASI BIROKRASI thn 2017
MAHKAMAH AGUNG RI
Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan
Pengawasan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi
Sumber Data : Kemenpan RB
AREA MANAJEMEN PERUBAHANKONDISI:
Pergerakan tim RB internal, penilaian mandiri, serta komunikasi tentang RB msh blm optimal &
baru terlihat pd tingkat instansi pusat, blm menyeluruh sampai ke unit kerja.
Agent of change/role model telah ditetapkan, namun belum memberikan kontribusi nyatadalam RB serta belum adanya monev atas “kinerja” agen perubahan dalam meningkatkan
budaya kerja dan perubahan mindset di lingkungan Mahkamah Agung RI
Terdapat kesenjangan yg cukup signifikan antara simpulan PMPRB dgn kondisi riil di lapangan
REKOMENDASI
Mengoptimalkan fungsi tim RB internal melalui pertemuan sec berkala, membahas kemajuan
RB, serta mengkomunikasikan & memastikan penerapannya sampai ke unit kerja.
Penerapannya dapat dilakukan dengan meningkatkan peran tim ZI dalam mengawal pelaks
RB di tingkat unit kerja shg implementasi RB dpt konsisten dilakukan sampai ke unit kerja
Meningkatkan pengetahuan assessor PMPRB tentang kondisi ideal yang diharapkan oleh
reformasi birokrasi pada masing-masing area perubahan sehingga dapat mengurangi gap
penilaian antara assessor PMPRB dengan Tim RBN
Menugaskan Agent of change/role model dengan target-target perubahan nyata pada
masing-masing unit kerja, serta melakukan monitoring dan evaluasi berkala atas
keberhasilan/kegagalan Agent of change/role model
56
AREA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KONDISI:
Telah dilakukan identifikasi dan harmonisasi terhadap peraturan perundang-undangannamun belum seluruhnya dan belum seluruhnya ditindaklanjuti dengan revisi atasperaturan tersebut
Telah dilakukan evaluasi terhadap terhadap pengendalian penyusunan peraturanperundang-undangan namun hasil evaluasi belum seluruhnya mengukur efektivitas danefisiensi pelaksanaan pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan
REKOMENDASI
Agar melakukan identifikasi dan harmonisasi terhadap peraturan perundang-undanganyang tidak harmonis secara keseluruhan
Meningkatkan koordinasi terkait proses penyelesaian revisi dan penyusunan peraturanperundang-undangan baru yang melibatkan instansi lain
Menindaklanjuti hasil evaluasi untuk memberikan masukan terhadap perbaikan sistempenyusunan peraturan perundang-undangan.
57
AREA PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI
KONDISI
• Telah dilakukan evaluasi kelembagaan yang mengarah kepada
organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran, namun belum
seluruhnya berfokus kepada kinerja yang akan dihasilkan
REKOMENDASI
Evaluasi kelembagaan perlu lebih berfokus kepada pencapaian
kinerja yang akan dihasilkan
58
AREA PENATAAN TATALAKSANA
KONDISI
Sebagian besar unit kerja telah memiliki peta bisnis proses dan telah dijabarkanke dalam SOP
Evaluasi SOP telah dilakukan pada sebagian besar unit organisasi namun belummengukur tingkat efektivitas dan efisiensi atas implementasi SOP
Hasil evaluasi menunjukkan SOP belum sepenuhnya diterapkan
Sebagian besar pelayanan dan proses internal telah menggunakan e-Government namun belum seluruhnya terintegrasi
REKOMENDASI
Menyusun peta proses bisnis hingga ke level unit kerja sebagai dasarpenyusunan SOP
Mendorong penerapan SOP melalui sosialisasi, dan evaluasi SOP secaramenyeluruh dengan mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi atas implementasiSOP
Melakukan pengembangan e-Government yang sepenuhnya terintegrasi
59
AREA MANAJEMEN SDM
KONDISI
Asessement telah dilakukan terhadap sebagian besar pegawai
Hasil Assessment belum sepenuhnya digunakan untuk kebutuhan pengembangan kompetensi
Belum melakukan monitoring dan evaluasi hasil pengembangan kompetensi secara menyeluruh
Ukuran kinerja individu masih belum sepenuhnya mengacu kepada kinerja organisasi
Hasil penilaian kinerja individu belum digunakan untuk pengembangan karir & dasar pemberian
tunjangan kinerja
Sistem informasi kepegawaian belum terintegrasi
REKOMENDASI
Melakukan Asessment terhadap seluruh pegawai
Memanfaatkan hasil assessment sebagai dasar pengembangan kompetensi
Melakukan monev atas hasil pengembangan kompetensi sec menyeluruh (diklat, tugas belajar, dll)
Menyempurnakan ukuran kinerja individu agar seluruhnya mengacu kepada kinerja organisasi
Memanfaatkan hasil penilaian kinerja individu utk pengembangan karir & dasar pemberian tukin
Melakukan integrasi sistem informasi kepegawaian
60
AREA PENGUATAN PENGAWASANKONDISI
Telah melakukan monitoring dan evaluasi atas implementasi pada area pengawasan
namun hasil monev belum mengukur tingkat efektivitas atas implementasi penanganan
gratifikasi, penerapan SPIP, pengaduan masyarakat, Whistle-Blowing System dan benturan
kepentingan serta menindaklanjutinya dengan peningkatan kualitas sistem pengawasan di lingkungan Mahkamah Agung RI
Telah dilakukan pengusulan Unit Kerja Menuju WBK/WBBM namun pada tahun 2017 belum
terdapat unit kerja yang lulus Menuju WBK
REKOMENDASI
Melakukan evaluasi atas implementasi pada area pengawasan yang mengukur efektivitas
penanganan gratifikasi, penerapan SPIP, pengaduan masyarakat, Whistle-Blowing System
dan benturan kepentingan serta hasil evaluasi tersebut ditindaklanjuti untuk meningkatkan
kualitas sistem pengawasan di Mahkamah Agung RI
Meningkatkan pembangunan ZI dengan menyinergikan peran TPI dan tim ZI di tingkat unit
kerja dalam mengawal pelaksanaan RB di tingkat unit kerja secara komprehensif sehingga
dapat terwujud unit kerja Menuju WBK/WBBM
61
AREA PELAYANAN PUBLIKKONDISI
Telah terdapat reward/punishment terhadap pegawai di unit layanan namun
penerapannya belum dilakukan di seluruh unit layanan
SOP Pelayanan belum seluruhnya direviu
Hasil reviu SOP Pelayanan belum seluruhnya ditindaklanjuti dengan melakukan
perubahan terhadap SOP
Suvei kepuasan baru dilakukan pada sebagian unit kerja pelayanan dan belum seluruh
hasil survey ditindaklanjuti
REKOMENDASI
Menerapkan sistem reward/punishment terhadap pegawai di unit layanan secara
keseluruhan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada stakeholder
Melakukan reviu dan perbaikan atas SOP Pelayanan serta menindaklanjuti hasil reviudengan perbaikan SOP
Melakukan survei kepuasan pada seluruh area pelayanan, serta menindaklanjuti hasil
survei sebagai langkah perbaikan kualitas layanan
62
t
===Terima kasih ===tiada sukses tanpa perjuangan
BERSATU KITA TEGUH - BERCERAI KITA RUNTUH
Jeanny HV Hutauruk