disiplin kerja pegawai negeri sipil di kantor dinas ...repository.fisip-untirta.ac.id/648/1/disiplin...
TRANSCRIPT
DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI KANTOR DINAS PERINDUSTRIAN,
PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA CILEGON SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh:
DEDI SETIADI
Nim. 6661100754
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG 2016
iii
Jangan menyerah atas impianmu
Impian memberimu tujuan hidup
Ingatlah, sukses bukan kunci kebahagiaan
Kebahagiaanlah kunci sukses.
Yang Utama Dari Segalanya…. Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan
kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta
kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan
keharibaan Rasullah Muhammad SAW. Kupersembahkan karya sederhana ini
kepada orang yang sangatku kasihi dan kusyangi Bapak danIbu Tercinta.
iv
ABSTRAK
Dedi Setiadi. NIM. 6661100754. Skripsi. Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Pembimbing I: Kandung Sapto Nugroho.S.Sos.,M,Si dan Pembimbing II: Anis Fuad.S.Sos., M.Si Disiplin yang baik akan menjadi langkah awal menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Terkait kondisi ini kinerja pegawai ,masih terdapat banyak kekurangan. Pengawasan langsung oleh pimpinan terkait disiplin pegawai negeri sipil cenderung rendah, biasanya dilakukan hanya pada saat akan dilakukan inspeksi dadakan oleh pimpinan yang lebih tinggi. Masih banyaknya Pegawai Negeri Sipil yang sibuk dengan urusan pribadinya Pelanggaran yang dilakukan pegawai negeri sipil tidak masuk kerja tanpa keterangan atau membolos, datang ke kantor tidak tepat waktu. Bagi pegawai negeri sipil yang berprestasi kerja ternyata jarang diberikan penghargaan baik lisan maupun kenaikan jabatan. Ketika ada upacara pagi tidak sedikit Pegawai Negeri Sipil yang tidak mengikutin upacara bahkan ada beberapa Pegawai yang hanya mengisi absen harian saja tetapi tidak mengikuti upacara sebagai mana mestinya Berbagai upaya dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon untuk memberantas permasalahan yang sudah melekat pada jiwa pegawai negeri sipil. Namun upaya yang dilakukan oleh pemerintah belum menunjukan hasil yang optimal, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kedisiplinan kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan tehnik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Objek dari penelitian ini adalah Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Teori penelitian ini menggunakan teori Hasibuan (2008: 193), dan indikator yang digunakan dari teori Hasibuan adalah 1).Tujuan dan Kemampuan, 2).Teladan Pimpinan, 3).Balas Jasa, 4).Keadilan, 5).Waskat, 6).Ketegasan, 7).Sanksi Hukuman, 8).Hubungan Kemanusiaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dilihat dari seluruh indikator, dapat disimpulkan bahwa Disiplin kerja pegawai negeri sipil di kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon sudah berjalan dengan baik. Walaupun Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Di kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon sudah berjalan dengan baik, akan tetapi masih ada beberapa aspek yang harus diterapkan agar Kedisiplinan pegawai lebih baik lagi. Pegawai negeri sipil di Dinas Perindutrian, perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon tugas dan fungsinya masih belum sesuai dengan latar belakang pendidikanya. Disiplin pegawai negeri sipil seperti ini harusnya diberikan apresiasi sehingga pegawai negeri sipil akan lebih merasa dihargai dan maksimal lagi dalam bekerja. Kata Kunci : Disiplin Kerja, Pegawai
v
ABSTRACT
Dedi Setiadi 6661100754. Thesis. Dicipline Work of Civil in the Office of
Industry, Trade and Cooperative Cilegon City.The First Adviser: Kandung
Sapto Nugroho S.Sos M,Si The Second AdvistorAnis Fuad, S.Sos M.Si as the
second adviser.
Discipline good will be the first step toward clean government and authoritative .Regarding the this performance employees , there are still much negativity .Supervision directly by the leader of related the discipline of civil servants tending to low , usually conducted only to when there will be inspection impromptu by the leader of higher .There are still many civil servants who are have enough concern of his personal violation done civil servants absent without explanation or truant , comes to the office not punctual To civil servants who performed well work is rarely awarded whether orally or the increase in office .When is a morning not a little civil servants who are not following ceremony even there were some employees only fills absent daily but not attending a ceremony as where should various efforts by the industry , trade and cooperatives Cilegon City to eradicate problems already attached to soul civil servants . But the efforts made by the government had not show optimal results , the purpose of this study is to find work discipline civil servants at the office industry , trade and cooperation this city .This research in a qualitative study , with tehnik data collection of interview , observation and documentation .The object of research is office industry , trade and cooperation this city .The theory this research using the theory Hasibuan ( 2008: 193 ) , and those used of the theory Hasibuan is 1 ) . purpose and ability , 2 ) . Exemplary leadership 3 ) .reply services , 4 ) .justice, 5) .waskat , 6 ) . assertiveness;, 7 ) . sanctions punishment , 8 ) . Humanitarian relationship. The result of this research suggests that seen from all indicators , we can conclude that the awareness of discipline civil at the office industry , trade and cooperation this city is going well .Although the awareness of discipline civil at the office industry , trade and cooperation this city is going well , there are still some aspects to be applied to discipline employees better .Civil servants in the industry , trade and cooperation this city its functions and tasks the still not based on background education .Discipline of civil servants like this should be given appreciation and civil servants will be felt valued and maximally in working.
Keywords : Dicipline Work, Officer
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan hidayahnya yang telah dilimpahkan kepada penulis,
sehingga penyusunan penelitian skripsi inidapat terselasaikan. Adapun
penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti
tujuan sarjana (S-1) dengan penelitian yang diberi judul : “DISIPLIN KERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR DINAS PERINDUSTRIAN,
PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA CILEGON”.
Penyusunan penelitian yang selanjutnya disebut skripsi ini terlepas dari
bantuan banyak pihak yang selalu mendukung penulis hingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Untuk itu, dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengahturkan
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Rahmawati.S.Sos.,M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Bapak Iman Mukhroman.S.Ikom.,M.Ikomselaku Wakil Dekan II Fakultas
ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Kandung Sapto Nugroho.S.Sos.,M.Si selaku Wakil Dekan III
fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas sultan Ageng Tirtayasa.
vii
6. Ibu Listyaningsih.S.Sos.,M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Bapak Riswanda. Ph.D selaku sekretaris Program Studi Selaku Ilmu sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Bapak Kandung Sapto Nugroho S.Sos. M.Si selaku dosen pembimbing I
dan Bapak Anis Fuad, S.Sos. M.Si selaku dosen pembimbing II, terima
kasih atas saran dan arahan bapak yang diberikan kepada peneliti selama
proses bimbingan berlangsung. Semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan yang telah bapak berikan kepada peneliti, amin.
9. Bapak Riswanda. Ph.D selaku Dosen Pembimbing akademik yang telah
membimbing penelitian selama masa perkuliahan.
10. Dosen-dosen serta para staf pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
yang memberikan ilmu dan pengetahuan kepada peneliti.
11. Kepada bapak Drs.H.Damanhuri.M.Si selaku Sekretaris Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon yang telah
memberikan ijin kepada peneliti dalam melakukan penelitian di intansi
tersebut.
12. Seluruh Staf dan Pegawai DISPERINDAGKOP Kota Cilegon yang
membantu peneliti dalam mencari data dan informasi yang peneliti
butuhkan.
viii
13. Kedua orang tua tercinta dan tersayang Bapak dan Ibu yang telah
memberikan dukungan moril dan materil serta doa kepada peneliti yang
tiada henti.
14. Titie Aprilia Nada Rahayu,S.Ikom yang tiada henti memberikan semangat
dalam melakukan penelitian ini.
15. Untuk teman-teman kelas B dan sahabat-sahabat terimaksih atas semangat
kalian berikan kepada peneliti.
16. Serta semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih banyak.
Pada akhirnya penulis sangat menyadari bahwa pada penyusunan skripsi
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, peneliti mohon maaf apabila terdapat
kesalahan pada skripsi ini serta peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya serta bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan
.Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmatnya kepada kita semua.
Amin Yarabalallamin...
Serang, 29 Februari 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS …….....…………....................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………....…….ii
LEMBAR PERSEMBAHAN …………………...……………..........………… iii
ABSTRAK ………………………………………….………………………... iv
ABSTRACT .……………………………………….………………..…......……v
KATA PENGANTAR ……………………………...…..……………………… vi
DAFTAR ISI …………………………………….……………………………....ix
DAFTAR TABEL …………………………...…………………...……........... xiii
DAFTAR GAMBAR ..………………………………………………...……...xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................... ............................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ……….…………………………………… ....................... 13
1.3 Batasan Masalah …….……………………………………................................. 13
1.4 Rumusan Masalah ………….………………..……………….... ........................ 14
1.5 Tujuan Penelitian ………..…………………………….. .................................... 14
1.6 Manfaat Penelitian ............................. ................................................................. 14
1.6.1 Manfaat Teoritis ................................... ..................................................... 14
1.6.2 Manfaat Praktis ...................................... ................................................... 14
1.7 Sistematika Penulisan ............ ............................................. ............................... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan ASUMSI
DASAR PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pusataka ............................................................................................... 19
2.2 Organisasi Publik … ........................................................................................... 20
2.2.1 Teori Organisasi Publik .......................................... ............................... 20
x
2.3 Disiplin Kerja …............ ...................................................................................... 22
2.3.1 Pengertian Disiplin Kerja …………………………………. .................. 22
2.3.2 Fungsi Disiplin Kerja………………………….. .................................... 28
2.3.3 Prinsip-Prinsip Disiplin Kerja ……………. ........................................... 30
2.3.4 Macam-Macam Disiplin Kerja ............................................................... 31
2.3.5 Indikator Disiplin Kerja .................................................... ..................... 32
2.3.6 Tujuan Disiplin Kerja ..................... ....................................................... 33
2.3.7 Pendekatan Disiplin Kerja.................................................................... .. .34
2.3.8 Faktor-Faktor Yang Dapat Meningkatkan Disiplin Kerja ......... ............ 35
2.3.9 Proses Untuk Mengukur Disiplin Kerja ..................... ............................ 36
2.3.10 Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja .......... .......................... 37
2.3.11 Pentingnya Disiplin Kerja ......... ............................................................. 38
2.3.12 Teknik-Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja .............. ............................. 40
2.4 Pegawai Negeri Sipil …………………………………….. ................................ 42
2.4.1 Pengertian Pegawai …………………….. .............................................. 42
2.4.2 Jenis Pegawai Negeri Sipil ……………………………….. ................... 46
2.4.3 Tugas dan Fungsi Pegawai Negeri Sipil ......... ....................................... 48
2.4.4 Kedudukan Pegawai Negeri Sipil ......... ................................................. 49
2.4.5 Pembinaan Pegawai Negeri Sipil .................................... ...................... 50
2.5 Aturan Pemerintah Mengenai Disiplin Pegawai Negeri Sipil …………. ........... 59
2.6 PenelitianTerdahulu ……………………………………………. ...................... 62
2.7 Kerangka Berfikir .................................................... ........................................... 65
2.8 Asumsi Dasar .............................................. ........................................................ 68
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian …..... ........................................................... 69
3.2 Fokus Penelitian ………………………….. ....................................................... 70
3.3 Instrumen Penelitian ………………….. ............................................................ 71
3.4 Informan Penelitian …………………. ............................................................... 72
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data …………………. .................................. 73
3.5.1 Wawancara ........ ................................................................................... 73
xi
3.5.2 Observasi ............. ................................................................................. 78
3.5.3 Studi Dokumentasi ...... ......................................................................... 79
3.6 Teknik Analisis Data …………………………….. ............................................ 79
3.6.1 Pengujian Keabsahan Data .......... ......................................................... 82
3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian ………………………. ........................................ 83
3.7.1 Lokasi Penelitian ...... ............................................................................ 83
3.7.2 Jadwal Penelitian ....... ........................................................................... 83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ………………….………….….. ............................ 85
4.1.1 Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon …………. ......................................................................... 85
4.1.2 Tugas dan Fungsi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon ………………………. ..................................................... 85
4.1.3 Visi dan Misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon ..... .............................................................................................. 104
4.2 Informan Penelitian………………. .................................................................... 105
4.3 Deskripsi dan Analisis Data ..... .......................................................................... 106
4.4 Analisis Penerapan Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon ... ................................ 107
4.4.1 Tujuan dan Kemampuan ................... ..................................................... 107
4.4.2 Teladan Pimpinan ................................ .................................................. 113
4.4.3 Balas Jasa ......... ...................................................................................... 120
4.4.4 Keadilan ....... .......................................................................................... 124
4.4.5 Waskat ............................ ........................................................................ 127
4.4.6 Sanksi Hukuman ........................ ............................................................ 130
4.4.7 Ketegasan ...... ......................................................................................... 135
4.4.8 Hubungan Kemanusiaan ....... ................................................................. 138
4.5 Pembahasan ……………………… ................................................................... 141
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……………………………………………. ................................... 152
5.2 Saran …………………………..…………… .................................................... 154
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 155
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Perindustrian Perdagangan
dan Koperasi Kota Cilegon Berdasarkan
Tingkatan Pendidikan ..................................................................... 9
Tabel 2.1Sanksi Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Undang-Undang........................................................ 61
Tabel2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 62
Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian ............................................................ 74
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ..................................................................... 76
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ............................................................................. 84
Tabel 4.1 Daftar Nama dan Jabatan Informan ............................................. 105
Tabel 4.2 Pangkat dan Pendidikan Pegawai Negeri Sipil Dinas
Perindustrian Perdagangan, dan Koperasi Kota Cilegon ........... 112
Tabel4.3 Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Sanksi ....................... 132
Tabel 4.4 Rekapitulasi Temuan Lapangan....................................................149
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Pelaku Pegawai Negeri Sipil Indisipliner di Kota Cilegon Tahun
2011-2015 …………………………………………………………3
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir..........................................................................67
Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Dalam Kualitatif
Menurut Milles dan Huberman (2009:20).................................80
Gambar 4.1 Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2004 Tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil .108
Gambar 4.2 Visi dan Misi Dinas Perindustrian Perdagangan,
dan Koperasi Kota Cilegon ........................................................ 110
Gambar 4.3 Tata Kerja Dinas Perindustrian Perdagangan,
dan Koperasi Kota Cilegon ........................................................ 114
Gambar 4.4 Apel Pegawai Negeri Sipil Dinas Perindustrian
Perdagangan, dan Koperasi Kota Cilegon ............................... 116
Gambar 4.5 Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010
Tentang Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil ........................... 117
Gambar 4.6 Peraturan Pemerintah Pasal 3 dan 4 No.53
Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil ................ 118
Gambar 4.7 Undang-Undang Republik Indonesia No.8
Tahun 1974 Tentang Kepegawaian ........................................... 122
Gambar 4.8 Sekretariat Dinas Perindustrian Perdagangan,
dan Koperasi Kota Cilegon ........................................................ 125
Gambar 4.9 Kegiatan Upacara Pagi Dinas Perindustrian Perdagangan,
dan Koperasi Kota Cilegon ........................................................ 126
Gambar 4.10 Daftar Hadir Apel Pagi Dinas Perindustrian Perdagangan,
dan Koperasi Kota Cilegon ........................................................ 129
Gambar 4.11 Peraturan Pemerintah Pasal 1 No.53 Tahun 2010
Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil...................................... 134
xv
Gambar 4.12 Pegawai Yang Melakukan Indispliner Dijam Kerja ............. 137
Gambar4.13 Kegiatan Yang Diselenggarakan Oleh Dinas
Perindustrian Perdagangan, dan Koperasi Kota Cilegon ...... 139
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manajemen sumber daya manusia (human resources management) adalah
suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan,
penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi
atau instansi. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut cara-cara
mendisain sistem perencanaan, penyusunan pegawai, pengelolaan karir, evaluasi
kerja, konpensasi pegawai, dan hubungan ketenaga kerjaan. Manajemen sumber
daya manusia melibatkan semua praktek manajemen yang dapat mempengaruhi
secara langsug terhadap organisasi (Henry Simamora, 1999:3)..
Manajemen sumber daya manusia terdiri dari serangkaian kebijakan yang
terintegrasi tentang hubungan ketenaga kerjaan yang mempengaruhi orang-orang
dan organisasi. Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas
yang dilaksanakan agar sumber daya manusia dalam organisasi dapat
didayagunakan secara efektif dan efisien guna mencapai berbagai tujuan.
Konsekuensinya, pimpinan-pimpinan disemua organisasi harus menaruh perhatian
yang besar terhadap pentingnya pengelolaan sumber daya manusia (Sadili
Samsudin, 2006:22).
Para pemimpin bekerja melalui upaya orang lain atau bawahan sehingga
pimpinan membutuhkan pemahaman tentang konsep manajemen sumber daya
manusia. Manajemen sumber daya manusia yang efektif mengharuskan pimpinan
2
menemukan cara terbaik dalam memperkerjakan orang-orang atau bawahan untuk
mencapai tujuan organisasi atau instansi. Dalam hal ini pimpinan perlu mencari
cara yang terbaik untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai, pendayagunaan
sumber daya manusia yang tepat menyangkut pemahaman terhadap kebutuhan
individual agar potensi sumber daya manusia dapat digali dan dimanfaatkan
secara penuh.
Banyak kalangan memahami bahwa disiplin sangat dipengaruhi oleh
budaya yang telah diterapkan oleh organisasi, utamanya orang-orang
dilingkungan organisasi. Namun, kebanyakan pegawai belum sepenuhnya
menyadari bahwa disiplin sangat berpengaruh terhadap kemajuan organisasi.
Disiplin merupakan latihan atau pendidikan kepada para pegawai yang
menitikberatkan untuk mengembangkan sikap yang baik terhadap pekerjaan.
Disiplin yang baik akan mempercepat tercapainya tujuan organisasi, sedangkan
disiplin yang rendah akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian
tujuan organisasi.
Banyaknya pegawai negeri sipil di Kota Cilegon pada tahun 2015
mencapai 5852 orang (BKD Kota Cilegon). Namun dengan banyaknya pegawai
negeri sipil yang ada tersebut belum dapat menjadi jaminan bahwa Kota Cilegon
akan menjadi lebih baik dan lebih maju, apabila hal ini tidak didukung oleh
kinerja dan peningkatan disiplin para pegawai negeri sipil di lingkungan
pemerintah Kota Cilegon. Ini terlihat dengan banyaknya tindakan indisipliner
yang dilakukan oleh pegawai negeri sipil di Kota Cilegon
3
Gambar 1.1
Pelaku Pegawai Negeri Sipil Indisipliner di Kota Cilegon Tahun 2011-2015
Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Cilegon 2015
Terlihat jelas dari grafik di atas dimana tindakan indisipliner yang
dilakukan oleh pegawai negeri sipil di Kota Cilegon masih banyak setidaknya ada
29 kasus dari tahun 2011-2015. Berbagai macam tindakan indisipliner yang
dilakukan oleh pegawai negeri sipil di Kota Cilegon berujung pada pemecatan
kepada PNS yang melakukan tindakan indisipliner itu. Adapun tindakan
indisipliner yang dilakukan oleh PNS yakni tidak masuk kerja dengan waktu yang
lama dan tanpa keterangan, pemalsuan dokumen pemerintahan hingga tindakan
terduga terlibat dalam tindakan pidana korupsi, kolusi dan nepotisme.
Tidak terkecuali bagi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon, yang dimana ada beberapa pegawainya yang melakukan tindakan
indisipliner. Seperti yang dikutip oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota
Cilegon bahwa pada tahun 2013 mendapati pegawai negeri sipil Dinas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2011 2012 2013 2014 2015
4
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi kota Cilegon yang melakukan tindakan
indisipliner yang dari tindakan tersebut berbuntut panjang hingga akhirnya
pegawai tersebut diberhentikan secara tidak hormat oleh Walikota Cilegon H.Tb
Iman Ariyadi
Pembinaan jiwa korps dan kode etik pegawai negeri sipil terus-menerus
dilaksanakan dan dievaluasi pelaksanaanya. Langkah-langkah taktis dalam
pelaksanaanya tertuang dalam peraturan pemerintah no 42 tahun 2004 tentang
pembinaan jiwa korps dan kode etik pegawai negeri sipil. Serta peraturan
pemerintah no 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil peraturan
pemerintah tersebut yang kemudian menjadi acuan bagi setiap instansi
pemerintahan maupun dinas-dinas untuk bekerja menjalankan tugas dan
kewajibannya. tidak terkecuali bagi Dinas Perindustrian, perdagangan dan
koperasi Kota Cilegon.
Hal yang menjadi fokus dalam memperbaiki kinerja pegawai adalah
dengan upaya pendisiplinan pegawai negeri sipil yang dirasakan sangat perlu
dilakukan saat ini. Mengingat hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kinerja
pegawai dan citra bagi instansi terkait. Secara umum, pendisiplinan merupakan
usaha-usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki
kemampuan untuk menanti sebuah peraturan.
Aparatur pemerintah dituntut bekerja lebih profesional, bermoral, bersih
dan beretika dalam mendukung pelayanan terhadap masyarakat. Pelayanan
terhadap publik merupakan hal yang paling utama fungsi pemerintah dalam
menjalankan pembangunan. Hal ini sejalan dengan tujuan dibentuknya negara kita
5
sebagaimana termasuk dalam pembukaan UUD 1945. Di dalam sistem
pemerintahan di Indonesia, Pegawai negeri sipil atau biasa yang disebut dengan
PNS memegang peranan penting dalam menjalankan roda pemerintahan baik di
daerah maupun di pusat.
Dalam perjalananya banyak pihak yang mempertanyakan kinerja PNS,
terutama masyrakat. Hal ini dikarenakan begitu banyak pelayanan yang dilakukan
oleh para PNS secara kurang optimal. Selain dari faktor kinerja yang dianggap
kurang optimal PNS sering mendapatkan sorotan akibatnya banyaknya tidakan
pelanggaran disiplin. Banyak PNS yang melakukan pelanggaran terhadap
beberapa aturan sebagai PNS. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk
mentuntaskan permasalahan yang sudah melekat pada jiwa PNS. Namun upaya
yang dilakukan oleh pemerintah belum menunjukan hasil yang optimal.
Disiplin yang baik akan menjadi langkah awal menuju pemerintahan yang
bersih dan berwibawa. Terkait kondisi ini kinerja PNS, masih terdapat banyak
kekurangan. Beberapa diantaranya, disiplin pegawai rendah, motivasi kurang,
budaya dan etos kerja rendah, kualitas pelayanan buruk, tingkat korupsi semakin
tinggi, dan banyak lagi. Pemerintah terus berusaha berbenah dalam meningkatkan
disiplin kerja pegawainya namun untuk saat ini langkah-langkah yang dilakukan
oleh pemerintah masih belum optimal. Dan hingga saat ini pemerintah masih
melakukan reformasi birokrasi di tubuh PNS.
Disiplin PNS menjadi masalah yang masih cukup menarik untuk
diperbincangkan karena disiplin pegawainya diterapkan dengan baik maka
terciptalah pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Disiplin PNS pun akan
6
menciptakan suasan yang aman dan nyaman bagi PNS dalam menjalankan
kegiatan melaksanakan tugasnya sebagai aparatur negara, Abdi negara dan Abdi
masyarakat.
Fungsi melayani masyarakat yang dijalankan dengan baik tersebut harus
diwujudkan oleh PNS, guna menciptakan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa. Artinya bahwa tekad demikian ini harus didasarkan oleh pemahaman
dan kesadaran yaitu semakin maju suatu masyarakat maka makin tinggi harapan
masyarakat terhadap kemampuan dan kedisiplinan PNS dalam melayani
masyarakat. Untuk dapat membentuk aparat yang tangguh dan berwibawa yakni
berdisiplin, perlu untuk senantiasa dibina, dibimbing, dimotivasi, dan diberikan
contoh keteladanan tentang perilaku yang baik serta cara hidup berorganisasi, di
awasi.
Oleh karena itu perlu dilakukan adanya pendisiplinan diri dalam setiap
jiwa pegawai yang lebih diarahkan pada usaha untuk meningkatkan produktifitas
kerja dari seorang pegawai. Disiplin sebagai salah satu fungsi dalam manajemen
sumber daya manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin pegawai maka
semakin tinggi pula prestasi kerja yang akan dicapainya. Tanpa disiplin kerja yang
baik, sulit bagi organisasi instansi untuk mencapai hasil yang optimal.
Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab
seorang pegawai terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini dapat
mendorong gairah kerja, semangat kerja dan terwujudnya tujuan instansi, pegawai
dan masyarakat. Oleh karena itu setiap pimpinan selalu berusaha agar bawahanya
mempunyai disiplin yang baik karena semakin baik disiplin seorang pegawai akan
7
dapat meningkatkan produktifitas kerjanya. Berbagai masalah yang menyebabkan
ketidak produktifan pegawai karena kurangnya tingkat kedisiplinan pegawai.
Suatu organisasi mampu menciptakan lingkungan kerja yang selaras dan
dinamis, apabila disiplin kerja pegawai dapat dibudidayakan dan ditingkatkan
agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Sehingga disiplin
kerja pegawai akan lebih meningkat dan tujuan dari kantor dan instansinya dapat
tercapai. Jadi apabila dalam suatu oraginisasi para pegawai kurang disiplin dalam
melakukan pekerjaan, maka produktifitas kerjanya menurun.
Pegawai yang dibutuhkan dalam suatu organisasi adalah orang yang
bekerja dengan tingkat disiplin yang tinggi. Maka akan diperoleh hasil yang
sangat maksimal sehingga pegawai tersebut dapat mengembangkan tugas dan
dirinya untuk dapat meningkatkan karirnya. Pada dasarnya setiap orang pada
umunya ingin berprestasi dan mengharapkan prestasinya diketahui oleh orang
lain. Orang yang mendapatkan penghargaan dari atasan atau masayarakat
cenderung untuk mempertahankan bahkan meningkatkan prestasinya tersebut.
Untuk melaksanakan disiplin PNS yang tinggi diperlukan suatu kesadaran yang
tinggi dari pegawai tersebut. Hal ini dapat terlaksana dengan baik apabila pegawai
tersebut menjadi tanggung jawab sebagai PNS yang melayani masyarakat.
Sebagai organisasi negeri instansi pemerintahan Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon tentunya mendukung penuh PP No 53
tahun 2010 tentang kesanggupan pegawai negeri sipil untuk mentaati kewajiban
dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
dan atau peraturan kedinasan yang apabila dilanggar akan dijatuhi sanksi
8
hukuman (PP No 53 tahun 2010, pasal 1 ayat 1). Meski demikian, ternyata pada
kenyataanya masih banyak pegawai negeri sipil yang melakukan pelanggaran
disiplin kerja. Seperti yang terlihat mencolok ialah oknum pegawai negeri sipil
sering kita temukan pulang sebelum waktu kerja selesai, mengisi waktu dengan
bermacam bentuk permainan (Game) di komputer, tidak dapat memberikan
layanan jasa yang prima kepada masyarakat dan beragam sikap ketidaksiplinan
yang ditunjukan oleh oknum pegawai negeri sipil. tidak terkecuali bagi Dinas
Perindustrian, perdagangan dan koperasi Kota Cilegon.
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon merupakan
suatu instansi pemerintah yang memiliki peranan dalam upaya penerapan disiplin
PNS di Kota Cilegon. Penggunaan penerapan disiplin PNS dilakukan oleh Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon agar setiap PNS yang ada
di DISPERINDAGKOP Kota Cilegon dapat meningkatkan taraf kedisiplinan
dalam melakukan tugasnya sebagai aparatur negara. Sehingga penyelengaraan
negara dan pemberian pelayanan kepada masyarakat dapat terlaksana dengan
efektif dan efisien.
Sumber daya manusia di DISPERINDAGKOP Kota Cilegon dilakukan
melalui pendidikan, pelatihan dan pembinaan. Hal tersebut diatas sangat penting
untuk mengembangkan potensi Pegawai negeri sipil di DISPERINDAGKOP Kota
Cilegon agar mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi maupun
memanfaatkan kecakapan bagi perencanaan pembangunan baik dalam skala
regional maupun dalam skala nasional. Selain itu pemerintah pusat ikut
bertanggung jawab dalam pembinaan tersebut dalam mengembangkan para
9
pegawai negeri sipil di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon. Dengan banyaknya kegiatan yang ada di bidang Perdagangan tingkat
disiplin harus lebih diperhatikan agar proses kegiatan tersebut berjalan dengan
baik dan efisien.
Jika penerapan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon dilaksanakan dengan baik, maka diharapkan akan
terciptanya tingkat kestabilan dan kelancaran pelaksaan tugas-tugas pemerintah
serta disiplin kerja pegawainya akan lebih baik. Akan tetapi dalam kenyataanya
masih ada pegawai yang belum menerapakan disiplin tersebut. Selain itu
seharusnya Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
menempatkan pegawai sesuai dengan latar belakang pendidikanya. Jika masih ada
pegawai yang dari latar belakangnya belum sesuai dengan pekerjaanya dapat
dipastikan pekerjaan tidak akan efektif, seperti terlihat tabel di bawah ini :
Tabel 1.2
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon berdasarkan tingkatan Pendidikan 2015
No Dasar pendidikan Jumlah
1 Pasca Sarjana (S2) 12
2 Sarjana (S1) 29
3 Sarjana Muda (D3) 2
4 SLTA 22
5 SLTP 9
6 SD 1
10
Jumlah 76
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota Cilegon 2015
Dimana masih adanya para pegawai negeri sipil yang belum sesuai dengan
pekerjaanya. Dalam tabel tersebut masih ada pegawai negeri sipil yang
berlatarbelakang pendidikan dari SLTP dan SD tentu saja para pegawai belum
efektif dengan tugas yang diberikan oleh pimpinan kepada pegawai negeri sipil
tersebut.
Fakta yang ditemukan oleh peneliti selama melakukan observasi yang
diduga sebagai kendala atau masalah yang terjadi di kantor Dinas Perindustrian,
perdagangan dan Koperasi (DISPERINDAG) Kota Cilegon terkait disiplin kerja
pegawai dengan merujuk peraturan pemerintah No 53 tahun 2010 yang diuraikan
sebagai berikut:
Pertama, pengawasan langsung oleh pimpinan terkait disiplin PNS cenderung
rendah, terlihat tidak ada perhatian khusus dari pimpinan terhadap para pegawai,
sehingga para PNS tidak disiplin dalam bekerja. Hal ini menjadi salah satu
pemicu munculnya ketidak disiplinan para pegawai. Bahkan pimpinan lebih
banyak beraktifitas diluar kantor, sehingga membuat seorang pimpinan tidak
dapat mengontrol langsung pekerjaan para pegawainya. Pimpinan hanya sesekali
mengawasi pegawainya dalam bekerja itupun jika ada inspeksi dadakan dari dari
instansi yang lebih tinggi. (wawancara dengan ibu Ledy Ekadiana selaku staf
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon, pada tanggal 2 agustus 2015 pukul 10.15
WIB di kantor DISPERINDAGKOP Kota Cilegon)
11
Kedua, mencampur adukan masalah pribadi kedalam suatu pekerjaan, hal ini akan
berdampak pada kinerja pegawai negeri sipil contohnya seperti masalah
penghasilan pegawai negeri sipil memilih untuk mencari tambahan penghasilan
diluar pekerjaan. Tentu saja hal ini akan menggangu kepada kinerjanya selama
pegawai masih bersangkutan dengan instansi tersebut. (wawancara dengan bapak
Mudzakir selaku staf DISPERINDAGKOP Kota Cilegon, pada tanggal 2 Agustus
2015 pukul 10.15 WIB di kantor DISPERINDAGKOP Kota Cilegon)
Ketiga, Selain itu pelanggaran yang dilakukan pegawai negeri sipil tidak masuk
kerja tanpa keterangan atau membolos, datang ke kantor tidak tepat waktu,
istirahat sebelum waktunya bahkan pulang sebelum waktunya tanpa izin
pimpinan. Khususnya untuk pegawai negeri sipil perempuan mereka berdalih
datang tidak tepat waktu dikarenakan sibuk dengan urusan pribadinya.(wawancara
dengan bapak Mudzakir selaku staf DISPERINDAGKOP Kota Cilegon pada
tanggal 6 agustus 2015 pada pukul 09.30 di kantor DISPERINDAGKOP Kota
Cilegon)
Keempat, bagi pegawai negeri sipil yang berprestasi dalam pekerjaan belum
adanya penghargaan untuk PNS, baik penghargaan secara lisan maupun
penghargaan kenaikan jabatan. Beberapa hal tersebut akan berdampak kepada
penurunan kinerja para pegawai negeri sipil dan kreadibiltas dari instansi terkait
di dalam memberikan pelayanan kepada publik. Karena sebagian pegawai negeri
sipil beranggapan, bahwa jika pegawai negeri sipil tersebut rajin dan disiplin tetap
saja tidak ada penghargaan dari pimpinan. (wawancara dengan bapak Sandy
12
Ruliandy selaku staf DISPERINDAGKOP Kota Cilegon pada tanggal 2 agustus
2015 pada pukul 10.30 WIB di kantor DISPERINDAGKOP Kota Cilegon)
Kelima, ketika ada upacara atau apel pagi tidak sedikit Pegawai Negeri Sipil yang
tidak mengikuti apel, bahkan ada beberapa Pegawai yang hanya mengisi absen
harian saja tetapi tidak mengikuti apel sebagaimana mestinya. (wawancara dengan
ibu Nila Oktoria selaku staf DISPERINDAGKOP Kota Cilegon pada tanggal 2
agustus 2015 pada pukul 10.30 WIB di kantor DISPERINDAGKOP Kota
Cilegon)
Penelitian pada kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon, menitik beratkan kepada disiplin kerja pegawai. Jenis pelanggaran
disiplin yang biasa dilakukan oleh pegawai kantor Dinas Perindustrian,
perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon meliputi pengawasan yang kurang
optimal dari pimpinan. Belum adanya penghargaan bagi Pegawai Negeri Sipil
baik penghargaan lisan maupun penghargaan kenaikan jabatan dan masih
kurangya disiplin pegawai karena kesibukan pribadi.
Berdasarkan masalah yang terurai di atas bahwa peneliti tertarik untuk lebih
mengetahui permasalahan tentang Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di
Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota Cilegon.
13
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini ada beberapa hal
yang dapat diidentifikasikan yaitu :
1. Pengawasan langsung oleh pimpinan terkait disiplin pegawai negeri sipil
cenderung rendah, biasanya dilakukan hanya pada saat akan dilakukan
inspeksi dadakan oleh pimpinan yang lebih tinggi.
2. Masih banyaknya Pegawai Negeri Sipil yang sibuk dengan urusan
pribadinya. Khusunya PNS perempuan.
3. Pelanggaran yang dilakukan pegawai negeri sipil tidak masuk kerja tanpa
keterangan atau membolos, datang ke kantor tidak tepat waktu, istirahat
sebelum waktunya bahkan pulang sebelum waktunya tanpa izin pimpinan.
4. Bagi pegawai negeri sipil yang berprestasi kerja ternyata jarang diberikan
penghargaan baik lisan maupun kenaikan jabatan.
5. Ketika ada upacara atau apel pagi tidak sedikit Pegawai Negeri Sipil yang
tidak mengikuti apel, bahkan ada beberapa Pegawai yang hanya mengisi
absen harian saja tetapi tidak mengikuti apel sebagaimana mestinya.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
peneliti memberikan batasan masalah guna memperkecil fokus pembatasan dalam
penelitian ini mengenai Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon tahun 2015.
14
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang telah berhasil peneliti lakukan adalah,
Bagaimana penerapan Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil saat ini di kantor
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas maka tujuan dari dilaksanakanya penelitian ini
yaitu; Untuk mengetahui Kedisiplinan Kerja Pegawai Negeri Sipil saat ini di
kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini terdiri dari manfaat
teoritis dan praktis.
1.6.1 Manfaat Teoritis.
Dalam penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengaplikasikan materi-
materi pengajaran mengenai Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
1.6.2 Manfaat Praktis.
Manfaat praktis dari penelitian Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di
Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon adalah
memberikan umpan balik kepada para pembuat kebijakan dan dinas yang terkait.
15
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menerangkan ruang lingkup dan kedudukan masalah masalah yang akan
diteliti dalam bentuk deduktif, dari lingkup yang paling umum sehingga
menukik kemasalah yang paling spesifik.
1.2 Identifikasi Masalah
Mengklasifikasikan permasalhan yang muncul dan berkaitan dari
tema/topik/judul penelitian atau dengan masalah-masalah yang diperoleh
peneliiti ketika penelitian.
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dimaksudkan untuk membatasi masalah yang akan
diteliti atau dikaji, dengan kata lain pembatasan masalah digunakan peneliti
untuk membatasi atau memfokuskan maslah yang akan diteliti.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah penyususunan masalah-masalah yang ada dengan
fokus penelitian.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini disusun berdasarkan perumusan masalah, dimana tujuan
masalah sangat berkaitan dengan perumusan masalah.
1.6 Manfaat Penelitian
Menjelaskan manfaat baik secara teoritis maupun praktis dari penelitian yang
akan diteliti.
16
1.7 Sistematika Penulisan
Pada bagian ini menjelaskan secara singkat isi dari bab per bab yang ada
dalam penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI
DASAR PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Pengkajian teori yang berkaitan dengan permasalahan serta variabel
permasalahan yang disusun secara sistematis sehingga peneliti memiliki
konsep yang jelas.
2.2 Penelitian TerdahulU
Dalam bagian ini peneliti memaparkan tentang penelitian-penelitian terdahulu
terkait teori yang peneliti gunakan.
2.3 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menjelasakan tentang alur pemikiran peneliti dalam
melakukan penelitian di lokus penelitian.
2.4 Asumsi Dasar
Merupakan anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan
berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
17
Metode penelitian menjelaskan tentang metode apa yang digunakan dalam
penelitian ini
3.2 Fokus penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan penelitian berdasarkan aspek-
aspek yang bersangkutan.
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini menujukan lokasi dimana lokasi tersebut dijadikan bahan untuk
penelitian.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.
3.5 Informan Penelitian
Orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan
kondisi latar belakang penelitian.
3.6 Teknik pengolahan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara
mengumpulkan data primer dan sekunder yang berkaitan dengan masalah
yang akan di bahas.
3.7 Teknik Analisis Data
Pada sub bab ini dijelaskan bagaimana peneliti melakukan suatu analisis dari
data yang telah diperoleh.
BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
18
Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara
jelas, struktur organissi dari populasi atau sempel yang telah ditentukan serta
hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian.
4.2 Deskripsi Data
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan
menggunakan teknik analisis data yang relevan.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Melakukan pembahsan lebih lanjut terhadap hasil analisis data.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, mudah,
jelas dan dapat dipahami
5.2 Saran
Berisi saran yang bersifat membangun pada instansi-instansi yang terkait
dalam penelitian ini.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Teori dalam administrasi mempunyai peranan yang sama dengan teori
yang ada didalam ilmu fisika, kimia maupun biologi yaitu berfugsi untuk
menjelaskan dan panduan dalam penelitian seperti yang dikemukakan oleh Hoy
dan Miskel dalam sugiyono (2005; 55) bahwa “theory is a set of interrelated
concept, assumptions, and generalizations that systematically describes and
exsplains regularities in behaviour in organizations”.
Selanjutnya teori didefinisikan sebagai seperangkat konsep, asumsi dan
generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan
perilaku dalam berbagai organisasi.
Berdasarakan definisi tersebut menurut sugiyono (2005: 55-56) dapat
dikemukakan ada empat kegunaan teori didalam penelitian yaitu:
1. Teori berkenaan dengan konsep, asumsi dan generalisasi yang logis.
2. Teori berfungsi untuk mengugkapkan dan memprediksi perilaku yang
memiliki keteraturan.
3. Teori sebagai stimulan dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan.
4. Teori sebagai pisau bedah untuk suatu penelitian.
Deskripsi teori atau tinjauan pustaka dalam suatu penelitian merupakan uraian
sistematis tentang teori (bukan sekedar pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil
20
penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti, berapa jumlah kelompok
teori yang perlu dikemukakan atau dideskripsikan akan tergantung pada luasnya
permasalahan dan secara teknis tergantung ada jumlah variabel yang diteliti.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-
variabel yang diteliti, melalui pendifinisian dan uraian yang lengkap dan
mendalam dari berbagai refrensi, sehingga ruang lingkup kedudukan dan prediksi
erhadap hubunngan anttar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan
terarah (dalam sugiyono,2005: 63)
Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung
masalah dalam penelitian ini, di mana berfungsi untuk menjelaskaan dan menjadi
panduan dalam penelitian. Teori yang digunakan adalah beberapa teori yang
mendukung masalah penelitian mengenai Disiplin kerja Pegawai Negeri sipil pada
kantor Dinas Perindustrian, Perdaganagn dan Koperasi Kota Cilegon.
2.2 Organisasi Publik
2.2.1 Teori Organisasi Publik
Organisasi pada dasarnya seperti sebuah organisme yang meliki siklus
kehidupan. Organisasi dalam siklus hidupnya mengalami masa-masa
layaknya manusia seperti lahir, tumbuh, dewasa, tua dan mati. Namun agak
berbeda sedikit dengan manusia, organisasi dapat senantiasa diperbaharui.
Ketika siklusnya mulai menurun, organisasi harus segera berbenah dan
menyesuaikan dengan lingkunganya agar dapat sejalan dengan
perkembangan zaman.
21
Publik berasal dari bahasa latin ―public‖ yang berarti ―of people‖ yaitu
berkenaan dengan masyarakat.
Mengenai pengertian publik, menurut Syafi’i (1999 : 22), mendifinisikan publik ialah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan,harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nila-nilai norma yang mereka miliki. Itulah sebabnya, menurut syfa’i bahwa publik tidak langsung diartikan sebagai penduduk , masyrakat, warga negara ataupun rakyat, karena kata-kata tersebut berbeda.\
Organisasi publik sering identik dengan organisasi pemerintah yang
dikenal sebagai birokrasi pemerintah. Menurut Taliziduhu (1999 : 14),
organisasi publik adalah organisasi yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan jasa publik dan layanan kemasyarakatan. Selain itu,
organisasi publik merupakan organisasi terbesar yang mewadahi seluruh
lapisan masyarakat dengan ruang lingkup negara dan mempunyai kewenangan
yang absah (Terlegimitasi) di bidang politik, administrasi pemerintahan, dan
hukum. Secara terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi warga
negaranya, dan melayani keperluanya, sebaliknya berhak pula memungut
pajak untuk pendanaan, serta menjatuhkan hukuman sebagai sanksi
pengakuan peraturan.
Organisasi ini bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat demi
kesejahteraan sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi sebagai pijakan dalam
kegiatan operasionalnya. Organisasi publik berorientasi kepada pelayanan
kepada masyarakat tidak pada keuntungan. Menurut Thoha (2001 : 58),
memprediksi bahwa organisasi-organisasi dimasa mendatang yang salah
satunya dibidang penataan organisasi, dimana organisasi dimasa mendatang
akan mempunyai sifat-sifat yang unik.
22
Struktur organisasi formal akan mengalami penambahan dan perubahan
yang bervariasi, sehingga banyak dijumpai organisasi-organisasi baru tanpa
menganalisis lebih lanjut struktur formal yang ada. Sehingga banyak dijumpai
oragnisasi-organisasi tandingan yang nonstruktural. Keadaan seperti ini sering
dianamakan gejala proiferation dalam organisasi. Suatu pertumbuhan yang
cepat dari suatu organisasi, sehingga banyak dijumpai oragnisasi-organisasi
formal yang nonstruktural yang dibentuk untuk menerobos kesulitan birokrasi.
2.3 Disiplin Kerja
2.3.1 Pengertian Disiplin Kerja
Secara etimologis disiplin berasal dari bahasa inggris “disciple” yang
berarti pengikut atau penganut pengajaran latihan dan sebagainya. Dispilin
merupakan suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang tergabung dalam
organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang
hati. Sedangkan kerja adalah segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk
menggapai tujuan yang telah ditetapkannya.
Menurut Soegeng Pridjominto, (1993:15) mengemukakan :Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan ketertiban‖. Karena sudah menyatu dengan dirinya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya. Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku dalam kehidupanya.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Hadad Nawawi (1998:104),
menyatakan bahwa ―Disiplin adalah sebagai usaha mencegah terjadinya
23
pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan yang telah disetujui bersama
dalam melaksanakan kegiatan agar pembinaan hukuman pada seseorang atau
kelompok dapat dihindari.
Definisi lainnya diungkapkan dalam Websters New Dictionary (Oteng
Sutisna, 1989:110) yang menyatakan bahwa disiplin adalah :
a. Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, karakter atau keadaan serta teratir dan efisiensi;
b. Hasil latihan serupa ; pengendalian diri; perilaku yang tertib; c. Penerimaan atau ketundukan pada kekuasaan dan control; d. Perlakuann yang menghukum atau memperbaiki; e. Suatu cabang ilmu pengetahuan.
Untuk mencapai hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang
telahditetapkan, perlu adanya disiplin kerja yang baik dari personil yang
bersangkutan.Malayu S.P Hasibuan (1996:212) mengemukan bahwa,
―Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya:.Karena hal ini akan mendorong gairah atau semangat kerja, dan mendorong terwujudnya tujuan organisasi‖. Semangat atau moril (morale) adalah suatu istilah yang banyak
dipergunakan tanpa adanya suatu perumusan yang seksama. Semangat
menggambarkan suatu perasaan, agak berhubungan dengan tabiat (jiwa),
semangat kelompok, kegembiraan atau kegiatan. Untuk kelompok pekerja,
penggunaan yang sudah lazim menyatakan bahwa semangat menunjukkan
iklim dan suasana pekerjaan.
Dalam Buku Municipal Personnel Administration: “Morale is an
individual or group attitude toward work and environment” (Semangat
24
adalah sikap individu atau kelompok terhadap pekerjaan dan lingkungan
kerjanya).
Pegawai-pegawai dengan semangat yang tinggi merasa bahwa
mereka diikutsertakan tujuan organisasi patut diberi perhatian dan bahwa
usaha-usaha mereka dikenal dan dihargai. Pegawai-pegawai dengan
semangat yang tinggi memberikan sikap yang positif, seperti kesetiaan,
kegembiraan, kerjasama, kebanggaan dalam Dinas dan ketaatan kepada
kewajiban.
Disiplin menurut Singodimedjo (2002) dikutip oleh Edi
Sutrisno(2011:86) mengatakan
Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.
Produktivitas dan efisiensi yang tinggi cenderung merupakan
akibat sikap-sikap dan tindakan-tindakan demikian. Sikap dan tindakan itu
diantaranya disiplin. Disiplin termasuk dalam sikap mental pegawai, yang
dimaksud dalam sikap mental adalah sikap terhadap kerja itu sendiri,
terhadap bekerja dalam industri, terhadap perlunya menghasilkan produk
bermutu, terhadap pelayanan prima kepada pelangan dan akhirnya
terhadap integritas moral dan reputasi. Kedisiplinan harus ditegakkan
dalam suatu organisasi karena tanpa dukungan disiplin personil yang baik,
maka organisasi akan sulit dalam mewujudkan tujuanya. Jadi dapatlah
25
dikatakan bahwa kedisplinan merupakan kunci keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Disiplin adalah fungsi operatif keenam dari manajemen sumber
daya manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif yang terpenting
karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang
dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi
perusahaan pencapai hasil yang optimal. Disiplin yang baik mencerminkan
besarnya rasanya tanggung jawab rasa seseorang terhadap tugas-tugas
yang diberikan kepadanya.
Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya
tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu setiap
manager selalu berusaha agara para bawahannnya mempunyai displin
yang baik. Seorang manager dikatakan efektiv dalam kepemimpinannya,
jika para bawahannya berdisiplin baik. Untuk memelihara dan
meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak
faktor yang mempengaruhinya
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati
semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara suka rela menaati semua
peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan
mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan.
Kesediaan adala suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang, yang
sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak.
26
Jadi, seseorang akan bersedia mematuhi semua peraturan serta
melaksanakan tugas-tugasnya, baik secara sukarela maupun karena
terpaksa. Kedisipilan diartikan jika karyawan selalu datang dan pulang
tepat pada waktunya mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik,
mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang
berlaku.
Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan
penyuluhan bagi karyawan dalam menciptakan tata tertib yang baik
diperusahaan. Dengan tata tertib yang baik semangat kerja, moral kerja,
efisiensi, dan efektivitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan
mendukunng tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat
jelasnya perusahaan sulit mencapai tujuannya jika karyawan tidak
mematuhi peraturan-peraturan perusahaan tersebut. Kedisiplinan suatu
perusahaan dikatakan baik, jika sebagian besar karyawan menaati
peraturan-peraturan yang ada.
Hukuman diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan dan
mendidik karyawan supaya menaati semua peraturan perusahaan.
Pemberian hukuman harus adil dan tegas terhadap semua karyawan.
Dengan keadilan dan ketegasan, sasaran pemberian hukuman akan
tercapai. Peraturan tanpa dibarengi pemberian hukuman yang tegas bagi
pelanggarnya bukan menjadi alat pendidik bagi karyawan.
Kedisiplinan harus ditegakan dalam suatu organisasi perusahaan.
Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit perusahaan untuk
27
mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu
perusahaan dalam pencapai tujuannya.
Menurut Hasibuan (2011 : 193), kedisiplinan adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-
norma sosial yang berlaku.
Pendapat lain mengenai disiplin kerja dikemukakan oleh Siswanto (2006 : 178), yaitu sebagai sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat tterhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankanya dan tidak mengelak menerima sanksi hukuman. Adapun menurut Siagian (2005 : 300), menerangkan bahwa disiplin kerja adalah suatu pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut berusaha bekerja secara koperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatnya prestasi kerja. Selain itu menurut Muchidarsiyah (2005 : 146), mendifinisikan disiplin kerja sebagai sikap mental yang tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan (obedience) terhadap peraturan-pertauran yang ditetapkan baik oleh pemerintah mengenai etik, norma, dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut PP No 53 Tahun 2010, Pasal 1 ayat 1,
menyatakan disiplin pegawai negeri sipil ialah suatu kesanggupan pegawai
negeri sipil untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan
kedinasan yang apabila dilanggar akan dijatuhi sanksi hukuman.
Keith Davis (1985) dalam buku Anwar Prabu Mangkunegara(2001:129) mengemukakan bahwa “Dicipline is management action to enforce organisation standars”. Berdasarkan pendapat Keith Devis, disiplin kerja dapat diartikan
28
sebagai pelaksanaan managemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.
Dari pendapat beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa
Disiplin Kerja adalah suatu usaha dari manajemen organisasi perusahaan
untuk menerapkan atau menjalankan peraturan ataupun ketentuan yang
harus dipatuhi oleh setiap pegawai tanpa terkecuali.
2.3.2 Fungsi Disiplin Kerja
Disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh setiap pegawai. Disiplin
menjadipersyaratan bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan
berdisplin yang akan membuat para pegawai mendapat kemudahan dalam
bekerja, dengan begitu akan menciptakan menciptakan suasana kerja yang
kondusif dan mendukung usaha pencapaian tujuan.
Pendapatan tersebut dipertegas oleh peryataan tulus tu’u (2004:38) yang mengemukakan beberapa fungsi disiplin antara lain :
a. Menata kehidupan bersama b. Membangun kepribadian c. Melatih kepribadian d. Pemaksaan e. Hukuman f. Menciptakan
Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu
kelompoktertentu atau dalam masyarakat dengan begitu, hubungan yang
terjalin antara individu satu dengan individu lain menjadi lebih baik dan
lancar. Disiplin juga dapat membangun kepribadian seorang pegawai
lingkungandisiplin yang baik, sangat berpengaruh kepribadian seseorang.
29
Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan yang tenang, tertib dan tentram
sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
Disiplin merupakan sarana untuk melatih kepribadian pegawai agar
senantiasa menunjukkan kinerja yang baik sikap, perilaku dan pola kehidupan
yang baik dan berdisiplin tidak berbentuk dalam waktu yang lama salah satu
proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melaui proses
latihan. Latihan tersebut dilaksanakan bersama dilaksanakan bersama antar
pegawai, pimpinan dan selurih personil yang ada dalam organisasi tersebut.
Disiplin berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti
peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan tersebut dengan pemaksaan,
pembiasaan, dan latihan disiplin seperti itu dapat menyadarkan bahwa diplin
itu penting.
Pada awalnya mungkin disiplin itu penting karena suatu pemaksaan
namun karena adanya pembiasaan dan proses latihan yang terus-menerus
maka disiplin dilakukan atas kesadaran dalam diri sendiiri dan diraskan
sebagai kebutuhan dan kebiasaan. Diharapkan untuk dikemudian hari, disiplin
ini meningkat menjadi kebiasaan berfikir baik, positif bermakna dan
memandang jauh kedepan disiplin bukan hanya soal mengikuti dan mentaati
peraturan, melainkan sudah meningkat menjadi kebiasaan berfikir baik, positif
bermakna dan memandang jauh kedepan disiplin bukan hanya soal mengikuti
dan mentaati peraturan, melainkan sudah meningkat menjadi disiplin berfikir
yang mengatur dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya.
30
Disiplin yang disertai ancaman sanksi atau hukuman sangat penting
karena dapat memberikan dorongan kekuatan untuk mentaati dan
mematuhinya tanpa ancaman, sanksi atau hukuman, dorongan ketaatan dan
kepatuhan dapat menjdai lemah serta motivasi untuk mengikuti aturan yang
berlaku menjadi kurang.
Maka dari itu fungsi disiplin kerja adalah sebagai pembentukan sikap,
perilaku dan tata kehidupan berdisiplin didalam lingkungan di tempat
seseorang itu berada, termasuk lingkungan kerja sehingga tercipta suasana
tertib dan teratur dalam pelaksanaan pekerjaan. Menurut T. Hani Handoko
(1994:208) ― Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-
standar organisasi nasional‖.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi disiplin kerja adalah
suatu kemampuan yang akan berkembang dalam kehidupan kesehariannya
seseorang atau kelompok (organisasi) dalam bertaat azas, peraturan, norma-
norma, dan perundang-undangan untuk melakukan nilai-nilai kaidah tertentu
dan tujuan hidup yang ingin dicapai oleh mereka dalam bekerja.
2.3.3 Prinsip-Prinsip Disiplin Kerja
Untuk mengkondisikan karyawan perusahaan agar senantiasa bersikap
disiplin, maka terdapat beberapa prinsip pendisiplinan. Husein (2000:39)
berpendapat bahwa seorang pegawai yang dianggap melaksanakan prinsip-
prinsip disiplin kerja apabila ia melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Hadir di tempat kerja sebelum waktu mulai bekerja.
31
2. Bekerja sesuai dengan prosedur maupun aturan kerja dan peraturan organisasi.
3. Patuh dan taat kepada saran maupun perintah atasan. 4. Ruang kerja dan perlengkapan selalu dijaga dengan bersih dan rapih. 5. Menggunakan peralatan kerja dengan efektif dan efisien. 6. Menggunakan jam istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat
setelah lewat jam kerja. 7. Tidak pernah menunjukkan sikap malas kerja. 8. Selama kerja tidak pernah absen/tidak masuk kerja dengan alasan
yang tidak tepat, dan hampir tidak pernah absen karena sakit.
2.3.4 Macam-Macam Disiplin Kerja
Menurut Hasibuan (2011 : 208), terdapat dua tipe dari disiplin kerja
yang antara lain :
1. Disiplin Preventif: Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman raturan-pean kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakan pegawai disiplin diri dengan cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan. Pemimpin perusahaan mempunyai tanggung jawab dalam membangun iklim organisasi dengan disiplin perventif. Begitu pula pegawai harus dan wajib mengetahui, memahami semua pedoman kerja serta peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Disiplin perventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah menegakan disiplin kerja.
2. Disiplin Korektif: Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada pelanggar. Disiplin korektif memerlukan perhatian khusus dan proses prosedur yang seharusnya.
32
Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis (1985) dikutip oleh Anwar
Prabu Mangkunegara (2001:130) yang mengemukakan bahwa:
Corrective dicipline requires attention to due process, wich means that procedurs show concern for the rights of the employee involed. Najor require ments for due proces include the following: 1) A presumption of innocence until reasonable proof of an employee’s role in an offense is presented; 2) The right to be hard and in some cases to be represented by another person; 3) Dicipline that is reasonable in relation to the offense involved.
Keith Davis dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara (2001: 130)
berpendapat bahwa displin kerja memerlukan perhatian proses yang
seharusnya, yang berarti bahwa prosuder harus menunjukan pegawai yang
bersangkutan benar-benar terlibat. Keperluan proses yang seharusnya itu
dimaksudkan adalah: Pertama, suatu prasangka yang tak bersalah sampai
pembuktian pegawai berperan dalam pelanggaran. Kedua, hak untuk didengar
dalam beberapa kasus terwakilkan oleh pegawai lain. Ketiga disiplin itu
dipertimbangkan dalam hubungannya dengan keterlibatan pelanggaran.
2.3.5 Indikator Disiplin Kerja
Kedisiplinan harus ditegakan dalam suatu perusahaan maupun instansi.
Tanpa dukungan disiplin karyawan maka sulit instansi mewujudkan tujuanya.
Menurut Hasibuan (2011 : 194), indikator-indikator yang mempengaruhi
tingkat kedisiplinan antara lain :
1. Tujuan dan Kemampuan Tujuan atau (pekerjaaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan yang bersangkutan.
33
2. Teladan Pemimpin Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan di jadikan teladan oleh bawahanya.
3. Balas Jasa Balas jasa ( gaji dana keejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karywan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan terhadap kerjaanya/ instansi.
4. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang berbeda-beda satu sama lain.
5. Pengawasan Melekat Pengawasan melekat ( waskat) adalah tindakan yang nyata dan efektif untuk mencegah atau mengetahui kesalhan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja.
6. Sanksi Hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman, karyawan akan takut melanggar peraturan-peraturan instansi dan perilaku indisipliner akan berkurang.
7. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum karyawan yang melanggar aturan.
8. Hubungan Kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis di atara sesama karyawan ikut menciptakan hubungan kemanusiaan menjadi serasi, mengikat serta suasana kerja menjadi lebih kondusif.
2.3.6 Tujuan Disiplin Kerja
Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama disiplin kerja
adalah demi kelangsungan organisasi sesuai dengan dengan motif organisasi
yang bersangkutan baik hari ini maupun hari esok. Menurut Sasrohadiwiryo
(2003 : 292), secara khusus tujuan disiplin kerja para pegawai, antara lain :
1. Agar para pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan oragnisasi yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen dengan baik.
2. Pegawai dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu
34
yang berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3. Pegawai dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa oragnisasi dengan sebaik-baiknya.
4. Para pegawai dan berpartisipasi sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada organisasi.
5. Pegawai mampu menghasilkan produktifitas yang tinggi sesuai dengan harapan organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dengan adanya tujuan dan disiplin yang jelas, pegawai bisa menaati
semua peraturan-peraturan dengan sukarela dan tanpa adanya paksaan
sehingga etos kerja terbangun dengan baik dan terjalin hubungan harmonis
sesama pegawai, ini menandakan sangat pentingya tujuan disiplin kerja untuk
diterapkan dismua organisasi.
2.3.7 Pendekatan Disiplin Kerja
Ada tiga pendekatan disiplin kerja menurut Mangkunegara (2001 : 130), yaitu:
1. Pendekatan disiplin modern yaitu menemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru diluar hukuman. Pendekatan ini berasumsi : a. Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk
hukuman secara fisik b. Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses
hukuman yang berlaku c. Keputusan-keputusan yang semuanya terhadap kesalahan atau
prasangka diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya
d. Melakukan protes terhadap terhdapa keputusan yang berat sebelah pihak terhadapa kasus disiplin.
2. Pendekatan disiplin dengan tradisi Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan dengan cara memberi hukuman, pendekatan ini berasumsi : a. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak
pernah ada peninjauan dengan tingkat pelanggaran. b. Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaanya
harus disesuaikan dengan tingkat pelanggaran. c. Pengaruh hukuman untuk membrikan pelajaran kepada
pelanggaran maupun kepada pegawai lainnya.
35
d. Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih keras.
e. Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.
3. Pendekatan disiplin bertujuan pendekatan disiplin bertujuan berasumsi : a. Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua
pegawai. b. Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembetulan
perilaku. c. Disiplin ditunjukan untuk perbuatan perilaku yang lebih baik. d. Disiplin pegawai bertujuan pegawai agar pegawai bertanggung
jawab terhadap peraturanya.
Pendekatan disiplin adalah penentuan tindakan yang akan digunakan
untuk pegawai yang melanggar aturan. Pendektan disini ialah menekankan
pada, bagaimana pegawai bisa memahami dalam setiap tindakan atas aturan
yang akan diputuskan meningkatkan disiplin kerja pegawai. Agar setiap aturan
yang digunakan bisa diterima dan dipatuhi seluruh pegawai.
2.3.8 Faktor-Faktor yang Tepat Dapat Meningkatkan Disiplin Kerja
Disiplin kerja yang tinggi merupakan harapan bagi setiap pimpinan
kepada bawahan, karena itu sangatlah perlu bila disiplin mendapat penangan
insentif dari semua pihak yang terlibat dalam suatu organisasi untuk mencapai
tujuan dari suatu organisasi atau instansi tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pimpinan untuk memelihara disiplin
pegawainya menurut Widodo (1981 : 98), antara lain :
a. Mengadakan pengawasan yang konsisten dan kontinue b. Memberikan koneksi terhadap berbagai kekurangan dan atau
kekeliruan. c. Memberikan reward atau penghargaan walaupun dengan kata-kata
terhadap prestasi yang diraih bawahanya.
36
d. Mengadakan komunikasi dengan bawahan pada waktu senggang yang diarahkan pimpinan.
e. Mengubah pengetahuan bawahan, sehingga dapat meningkatkan nilai dirinya untuk kepentingan maupun oragnisasi lembaga tempat bekerja.
f. Memberikan kesempatan berdialog demi meningkatkan keakraban antara pimpinan dan bawahan.
2.3.9 Proses Untuk Mengukur Disiplin Kerja
Menurut Lateiner dalam Soedjono ( 1983 : 72), umunya disiplin kerja
pegawai dapat diukur dari :
a. Para pegawai datang ke kantor dengan tertib, tepat waktu dan teratur dengan datangnya kekantor secara tertib, tepat waktu dan teratur maka disiplin kerja dapat dinyatakan dengan baik.
b. Berpakaian rapih ditempat kerja. Berpakaian rapih merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai, karena dengan berpakaian rapih suasana kerja terasa nyaman dan rasa percaya diri dalam bekerja akan tinggi.
c. Menggunakan perlengkapan kantor dengan hati-hati. Sikap hati-hati dapat munujukan bahwa seseorang memiliki disiplin kerja yang baik karena apabila dalam menggunakan perlengkapan kantor tidak secara hati-hati, maka akan terjadi kerusakan yang mengakibatkan kerugian.
d. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh organisasi. Dengan mengikuri cara kerja yang ditentukan oleh organisasi maka dapat menunjukan bahwa pegawai memiliki disiplin kerja yang baik, juga menunjukan kepatuhan pegawai terhadap organisasi.
e. Memiliki tanggung jawab. Tanggung jawab sangat berpengaruh terhadap disiplin kerja, dengan adanya tanggung jawab terhadap tugasnya maka menunjukan disiplin kerja pegawai tinggi.
Disiplin mencakup berbagai bidang dan cara pandangnya. Menurut
Guntur ( 1996 : 34-35), ada beberapa sikap disiplin yang perlu dikelola
dalam pekerjaan yaitu :
a. Disiplin terhadap waktu b. Disiplin terhadap target. c. Disiplin terhadap kualitas. d. Disiplin terhadap prioritas kerja.
37
e. Disiplin terhadap prosedur.
2.3.10 Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja
Pelaksanaan sanksi terhadap pelanggar disiplin dengan memberikan
peringatan, harus segera, konsisten, dan impresonal.
a. Pemberian Peringatan
Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat
peringatan, pertama, kedua, dan ketiga. Tujuan pemberian
peringatan adalah agar pegawai yang bersangkutan menyadari
pelanggaran yang telah dilakukan. Disamping itu pula surat
peringatan tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
memberikan penilaian kondite pegawai.
b. Pemberian Sanksi Harus Segera
Pegawai yang melanggar disiplin harus segera diberikan sanksi
yang sesuai dengan peraturan organisasi yang berlaku.
Tujuannya, agar pegawai yang bersangkutan memahami sanksi
pelanggaran yang berlaku diperusahaan. Kelalaian pemberian
sanksi akan memperlemah disiplin yang ada. Disamping itu,
memberi peluang pelanggar untuk mengabaikan disiplin
perusahaan.
c. Pemberian Sanksi Harus Konsisten
Pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin harus
konsisten. Hal ini bertujuan agar pegawai sadar dan menghargai
peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan. Ketidak
38
konsistenan pemberian sanksi dapat mengakibatkan pegawai
merasakan adanya diskriminasi pegawai, ringannya sanksi, dan
pengabaian disiplin.
d. Pemberian Sanksi Harus Impresonal
Pemberian sanksi pelanggaran disiplin harus tidak mebeda-
bedakan pegawai, tua-muda, pria-wanita, tetap diberlakukan
sama sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuannya agar
pegawai menyadari bahwa disiplin kerja berlaku untuk semua
pegawai dengan sanksi pelanggaran yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku diperusahaan.
2.3.11 Pentingnya Disiplin Kerja
Keteraturan adalah ciri utama organisasi dan disiplin adalah salah satu
metode untuk memelihara keteraturan tersebut. Tujuan utama disiplin adalah
untuk meningkatkan efisiensi semaksimal mungkin dengan cara mencegah
pemborosan waktu dan energi. Selain itu, disiplin mencoba untuk mencegah
kerusakan atay kehilangan harta benda, mesin, peralatan, dan perlengkapan
kerja, yang disebabkan oleh ketidak hati-hatian, sendagurau atau pencurian.
Disiplin mencoba mengatasi kesalahan dan keterledoran yang disebabkan
karena kurang perhatian, ketidakmampuan, dan keterlambatan.
Disiplin berusaha mencegah permulaan kerja yang lama atau terlalu
awalnya mengakhiri kerja yang disebabkan karena keterlambatan atau
kemalasan. Disiplin juga berusaha juga untuk mengatasi perbedaan pendapat
39
antar karyawan dan mencegah ketidaktaatan yang disebabkan oleh salah
pengertian dan salah penafsiran.
Singkatnya, Tohardi, (2002) dikutip oleh Edi Sutrisno (2011:88)
disiplin dibutuhkan untuk tujuan organisasi yang lebih jauh, guna menjaga
efisiensi dengan mencegah dan mengoreksi tindakan-tindakan individu dalam
ikhtikad tidak baiknya terhadap kelompok. Lebih jauh lagi, disiplin berusaha
untuk melindungi perilaku yang baik dengan mentepkan respon yang
dikehendaki.
Meskipun bukan hal yang mustahil bahwa menghindarkan kondisi-
kondisi yang memerlukan disiplini itu lebih baik daripada program
pendisiplinan yang paling memuaskan, namun disiplin itu sendiri menjadi
penting karena manusia dan kondisinya yang tidak sempurna seharusnya
mempunyai tujuan yang positif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
disiplin kerja sangat diperlukan untuk menunjang kelanncaran segala aktivitas
organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai secara maksimal.
Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar manfaatnya,
baik bagi kepentingan organisasi maupun bagi para karyawan. Bagi organisasi
adanya disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran
pelaksanaan tugas, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun bagi
karyawan akan diperoleh suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan
menambah semangat kerja dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian,
karyawan dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran serta dapat
40
mengembangkan tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin demi
terwujudnya tujuan organisasi.
Ketidakdisiplinan dan kedisiplinan dapat menjadi panutan orang lain.
Jika lingkungan kerja semuanya disiplin, maka seorang pegawai akan disiplin,
tetapi jika lingkungan kerja organisasi tidak disiplin, maka seorang pegawai
juga aan ikut tidak disiplin. Untuk itu sangat sulit bagi lingkungan kerja yang
tidak disiplin tetapi ingin menerapkan kedisiplinan pegawai, karena
lingkungan kerja akan menjadi panutan bagi para pegawai.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa disiplin pegawai adalah perilaku
seseorang yang sesuai dengan peraturan, prosedur kerja yang ada atau disiplin
adalah sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari
organisasi bagik tertulis maupun tidak tertulis.
2.3.12 Teknik-Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja
Beberapa teknik dalam melaksanakan disiplin kerja adalah teknik
pertimbangan sedini mungkin, teknik mendisiplinkan diri, teknik kesediaan
penyedia berdisiplin, teknik menegur pegawai primadona, teknik
menimbulkan kesadaran diri, dan teknik sandwich.
a. Teknik Disiplin Pertimbangan Sedini Mungkin
Tindakan perbaikan sedini mungkin dari pihak manager mengurangi
perlunya tindakan disipliner dimasa mendatang. Jelaslah bahwa jika
keadaan yang tidak baik dibiarkan memburuk, semakin sulit untuk
41
mendapatkan pekerjaan yang baik dari bawahan yang tidak efektif atau
tidak berkemauan penuh.
b. Teknik Disiplin Pencegahan Yang efektif
Salah satu cara terbaik untuk membantu bawahan menyadari perlunya
disiplin diri ialah dengan memberi mereka teladan yang baik. Kerap
kali perilaku kerja seorang bawahan hanya mencerminkan perilaku
atasannya. Jika anda seorang manager yang penuh disiplin,
kemungkinan besar bawahan anda kan berbuat demikian. Dan
sebaliknya, jika anda tidak menunjukan disiplin diri, dengan datangnya
terlambat, bersikap serampangan terhadap pekerjaan, kebanyakan
bawahan anda akan mencontoh perilaku demikian.
c. Teknik Disiplin Dengan Mendisiplinkan Diri
Disiplin diri ialah usaha seseorang untuk mengendalikan reaksi mereka
terhadapa keadaaan yang tidak mereka senangi, dan usaha sesorang
untuk mengatasi ketidaksenangan itu.
d. Teknik disiplin Inventori Penyelia
Inventori penyeliaan terhadap disiplin memberikan pengetahuan pada
seorang manajer pada seorang manager dan pemahaman manager atau
penyelia lain tentang bidang-bidang kritis dalam disiplin, seperti
sebab-sebab terjadinya masalah dalam kedisiplinan, komunikasi,
prinsip, dan konsepsi tentang disiplin, proses penentuan hukum,
pembuatan khaidah, dan pengambilan keputusan tindakan kedisipilan.
e. Teknik Disiplin Menegur Pegawai
42
Teknik disiplin ini tidak memandang karyawan sebagai keluarga
melainkan mengedepankan peraturan-peraturan yang ada
diperusahaan. Jika karyawan itu melakukan kesalahan tetap dikenakan
sanksi oleh perusahaan.
f. Teknik Disiplin Menimbulkan Kesadaran Diri
Suatu teguran dapat diberikan secara halus melalui pertanyaan tertentu
pada bawahan yang jawabannya merupakan teguran otomatis bagi
dirinya sendiri.
g. Teknik Sandwich
Pada dasarnya teknik ini terdiri dari teguran lisan secara langsung,
diikuti oleh ucapan sukur, dan diakhiri dengan peringatan yang lunak.
2.4 Pegawai Negeri Sipil
2.4.1 Pengertian Pegawai
Pegawai adalah orang yang bekerja pada suatu instansi dan
mendapatkan gaji setiap bulan.Malayu S.P Hasibuan dalam bukunya MSDM
(1993 : 13), menyatakan bahwa:
Pegawai adalah orang menjual jasa (pikiran dan tenaga) dan mendapat kompensasi (balas jasa) yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu, dimana mereka wajib dan terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh gaji sesuai dengan perjanjian.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diasumsikan bahwa pegawai
adalah semua penduduk yang mampu melakukan pekerjaan dan mendapatkan
gaji setiap bulan, kecuali golongan yang terdiri dari :
43
1. Anak – anak berumur 14 tahun ke bawah
2. Mereka yang masih berumur 14 tahun ke atas tetapi masih
mengunjungi sekolah untuk waktu penuh
3. Mereka karena usia tinggi, cacat baik jasmani maupun rohani,
tidak mampu melakukan pekerjaan dengan hubungan kerja
untuk diri sendiri (swakarya) maupun dalam hubungan kerja
yang mampu bekerja tetapi karena sesuatu tidak mendapatkan
pekerjaan yaitu para penganggur.
Menurut Soedaryono (2000:6) pengertian pegawai adalah ―seseorang
yang melakukan penghidupannya dengan bekerja dalam kesatuan organisasi,
baik kesatuan kerja pemerintah maupun kesatuan kerja swasta‖. Sedangkan
menurut Robbins (2006) yaitu :
pegawai adalah ―orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, baik sebagai pegawai tetap atau tidak, berdasarkan kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh pemberi kerja‖.
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
pegawai adalah seseorang yang bekerja pada suatu kesatuan organisasi, baik
sebagai pegawai tetap maupun tidak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya‖.
Pegawai negeri sipil atau civil servant merupakan salah satu organ penting
bagi eksistensi suatu negara, keberadaan Pegawai Negeri Sipil selain sebagai
bagian dari eksekutif jug terdapat pada organ-organ kenegaraan lainnya
seperti lembaga yudikatif maupun lembaga legislatif.
44
PNS berdasarkan Pasal 2 ayat (2) undang-undang Nomor 43 tahun
1999, terdiri dari Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil
Daerah. Pengertian mengenai Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang
tentang pokok-pokok kepegawaian Nomor 8Tahun 1974 ialah :
1. Pegawai Negeri adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
dalam sesuatu jabatan Negeri atau diserahi tugas Negara lainnyya
yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-
undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku (pasal 1).
2. Pegawai Negeri adalah unsur Aparatur Negara. Abdi Negara dan
Abdi masyarakatyang dengan penuh kesetiaan kepada pancasila.
Undang-undang Dasar 1945, Negara dan pemerintahan
menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan (pasal 3).
3. Pegawai negeri adalah pelaksaan peraturan perundan-undangan
oleh sebab itu wajib berusaha agar setiap pperaturan perundang-
undangan ditaati, berhubungan dengan itu setiap Pegawai Negeri
berkewajiban untuk memberikan contoh yang baik dalammentaati
dan melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4. Dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan, pada umunya
kepada Pegawai Negeri diberikan tugas kedinasan untuk
45
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pada pokonya pemberian
tugas kedinasan itu adalah merupakan kepercayaan dari atasan
yang berwenang dengan harapan bahwa tugas itu dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Berhubungan dengan itu
maka setiap Pegawai Negeri wajib melaksanakan tugas kedinasan
yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian,
kesadaran dan tanggung jawab (pasal 5).
Pokok pikiran yang terkandung dalam Undang-undang No 8 Tahun
1974 Tentang pokok-pokok kepegawaian adalah sebagai berikut :
1. Bahwa kedudukan dan peranan pegawai negeri sangat penting dan
menentukan, karena pegawai negeri adalah aparatur negara. Abdi
negara, dan Abdi masyarakat, serta sebagai pelaksana pemeintah
dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dalam
jangka mewujudkan tujuan nasional.
2. Kelancaran penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan
pembangunan nasional terutama tergantung dari kesempurnaa
aparatur negara pada pokoknya antara lain tergantung dari
kesempurnaan pegawai negeri sipil.
3. Dalam rangka mencapai tujuan nasional diperlukan adanya
pegawai negeri sipil yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada
pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara dan pemerintah
serta bersatu padu, bermental baik, berwibawa, kuat, berdayaguna,
46
berhasilguna, bersih, berkualitas tinggi dan sabar akan tanggung
jawabnya sebagai unsur Aparatur Negara, Abdi Negara dan Abdi
Masyarakat.
2.4.2 Jenis Pegawai Negeri Sipil
Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999
Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor Tahun 1974 Tentang Pokok-
pokok kepegawaian, yang menjelaskan;
a. Pegawai Negeri terdiri dari
1) Pegawai Negeri Sipil.
2) Pegawai Negeri Sipil Daerah
3) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia..
b. Pegawai Negeri Sipil terdiri dari :
1) Pegawai Negeri Sipil Pusat.
2) Pegawai Negeri Sipil Daerah.
3) Pegawai Negeri Sipil lain yang ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.
c. Penjelasan Pegawai Negeri sipil pusat
1) Yang bekerja sama pada departemen, lembaga pemerintah non
departemen, kesekretariatan, lembaga tertinggi negara, instansi
vertikal di daerah-daerah dan kepaniteraan pengadilan.
2) Yang bekerja pada perusahaan jawatan misalnya perusahaan
jawatan kereta api, pegadaian dan lain-lain.
47
3) Yang diperbantukan atau dipekerjakan pada pemerintah Provinsi
dan pemerintah Kabupaten/ Kota.
4) Yang berdasarkan suatu perusahaan perundan-undangan dan
diperbantukan atau dipekerjakan pada badan lain seperti
perusahaan umum, yayasan dan lainnya.
5) Yangmenyelenggarakan tugas negara lainnya, misalnya hakim
pada pengadilan negeri/ pengadilan tinggi dan lain-lain.
d. Penjelasan dari Pegawai Negeri Sipil Daerah sebagai berikut :
1) Pegawai negeri sipil daerah diangkat dan bekerja pada
pemeintahan Daerah Otonom baik pada Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Kabupaten/ Kota.
Penjelasan dari Pegawai Negeri Sipil lain yang diterapkan dengan
peraturan Pemerintah. Masih dimungkinkan adanya pegawai negeri sipil
lainnya yang akan ditetapkan dengan peraturan pemerintah, misalnya kepala-
kepala kelurahan dan pegawai negeri di kantor sesuai dengan UU No 43 tahun
1999 Tentang perubahan atas Undan-Undang No 8 Tahun 1974 Tentang
pokok-pokok kepegawaian.
Dari uraian-uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa yang
menyelenggarakan tugas-tugas negara atau pemerintahan adalah pegawai
negeri, kkarena kedudukan pegawai negeri adalah sebagai abdi negara dan abdi
masyarakat, juga pegawai negeri merupakan tulang punggung pemerintah
48
dalam proses penyelenggaraan pemerintah maupun dalam melaksanakan
pembangunan nasional.
2.4.3 Tugas dan Fungsi Pegawai Negeri Sipil
Pegawai negeri sipil adalah umur aparatur negara, abdi negara dan abdi
masyarakat yang penuh dengan kesetiaan kepada Pancasila, uud 1945, Negara
dan Pemerintah menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan.
Sehubungan dengan kedudukan Pegawai Negerimaka baginya di bebankan
kewajiban-kewajiban baginya juga diberikan apa-apa saja yang menjadi hak
yang didapat oleh seorang pegawai negeri.
Pada pasal 4 Undang-Undang No.43 Tahun 1999 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang No.8 Tahun 1974. Tentang Produk-Produk Pegawai
setiap pegawai wajib setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah. Pada umumnya yang dimaksud dengan kesetiaan dan ketaatan
adalah suatu tekad dan kesanggupan dari seorang pegawai negeri untuk
melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran
dan tanggung jawab.
Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, abdi masyarakat wajib
setia dan taat kepada Pancasila, sebagai falsafah dan idiologi negara, kepada
UUD 1945, kepada Negara dan Pemerintahan. Biasanya kesetiaan dan ketaatan
akan timbul dari pengetahuan dan pemahaman yang mendalam, oleh sebab
itulah seorang Pegawai Negeri Sipil wajib mempelajari dan memahami secara
49
mendalam tentang Pancasila, UUD 1945, Hukum Negara dan Politik
Pemerintahan.
Dalam Pasal 5 Undang-Undang No.8 Tahun 1974 (pasal ini tidak diubah
oleh UU No.43 Tahun 1999). Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian disebutkan
setiap pegawai negeri wajib mentaati segala peraturan perundangan yang
berlaku dan mentaati segala peraturan perundangan yang berlaku dan
melaksanakan kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh
pengabdian kesadaran dan tanggung jawab. Pegawai negeri sipil adalah
pelaksanaan peraturan perundang-undangan, sebab itu maka seorang Pegawai
Negeri Sipil wajib berusaha agar setiap peraturan perundang-undangan ditaati
oleh anggota masyarakat.
Sejalan dengan pegawai Negeri Sipil berkewajiban memberikan contoh
yang baik dalam mentaati dan melaksanakan segala peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku. Didalam melaksanakan peraturan perundanng-
undangan pada umumnya kepada pegawai negeri diberikan tugas kedinasan
untuk melaksanakan tugas dengan baik.
2.4.4 Kedudukan Pegawai Negeri Sipil
Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan
nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya
pegawai negeri. Karena itu, dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
nasional yakni memujudkan masyarakat madani yang taat hukum,
berpradaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi.
50
Diperlukan pegawai negeri yang merupakan unsur aparatur negara yang
bertugas sebagai abdi masyarakat yang harus menyelenggarakan pelayanan
secara adil dan merata kepada masyrakat dengan dilandasi kesetiaan, dan
ketaatan kepada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Disamping itu dalam pekasanaan disentralisasi kewenangan
pemerintahan kepada daerah, Pegawai Negeri berkewajiban untuk tetap
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan harus melaksanakan tugasnya
secara profesional dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas
pemerintahan dan pembangunan, serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi
dan hepotisme.
Berdasarkan pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia No.43
Tahun 1999 Tentang perubahan atas Undanng-Undang No.8 Tahun 1974
Tentang pokok-pokok kepegawaian dijelaskan pegawai negeri berkedudukan
sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam
penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.
2.4.5 Pembinaan Pegawai Negeri Sipil
Sistem pembinaan Pegawai Negeri Sipil dimulai sejak saat diterima
menjadi PNS sampai dengan pemberhentian atau pensiun dan dilaksanakan
berdasarkan perpaduan antara sisitem prestasi kerja dan dilaksanakan
berdasarkan perpaduan antara sistem prestasi kerja dan sistem karir dengan di
51
titikberatkan pada sisitem prestasi kerja. Kebijakan pembinaan Pegawai
negeri Sipil berada di tangan Presiden dan dilaksanakan secara menyeluruh.
1. Perencanaan Kebutuhan dan Formasi
a. Perencanaan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil
Perencanaan kebutuhan pegawai merupakan salah satu fungsi utama
manajemen kepegawaian yang yang intinya merupakan proses peramalan
sistematis tentang permintaan dan penawaran pegawai untuk masa yang
akan datang dalam suatu organisasi. Perencanaan kebutuhan pegawai
dilaksanakan dengan berdasarkan beberapa hal berikut :
a) Memberdayakan secara optimal pegawai yang sudah ada dalam
organisasi.
b) Memperhatikan beban kerja yang ada saat ini dan memperkirakan
beban kerja pada masa yang akan datang.
c) Memperhatikan kualifikasi pendidikan dan pelatihan yang
diperlukan institusi ata unit organisasi.
d) Memperhatikan kebijakan umum pemerintah dalam pengadaan
pegawai, misalnya kebijakan minus growt atau zero growth dengan
mempertahankan formasi pegawai yang tersedia.
b. Formasi Pegawai Negeri Sipil
Adalah jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang
diperlukan dalam suatu satuan organisasi negara untuk mampu
52
melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu (Peraturan
Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000).
Formasi Pegawai Negeri Sipil disusun melalui :
a. Analisis kebutuhan pegawai.
b. Uraian jabatan
c. Peta jabatan
d. Anggaran belanja negara.
2. Pengadaan Pegawai
Adalah proses kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong. Proses
pengadaan meliputi kegiatan :
a. Mengidentifikasi kebutuhan untuk melakukan pengadaan.
b. Mengidentifikasi dan menetapkan persyaratan kerja.
c. Menetapkan sumber kandidat (calon).
d. Menseleksi kandidat.
e. Memberitahukan hasilnya.
f. Menunjukan kandidat yang lulus seleksi.Langkah penyeleksian:
a) Syarat pelamar.
b) Penyaringan.
c) Proses pengangkatan.
3. Penempatan Pegawai
a. Pengertian Penempatan Pegawai
Hasibuan (2001:63) mengemukakan penempatan pegawai merupakan tindak lanjut dari seleksi, yaitu menempatkan calon pegawai yang diterima (Lulus seleksi) pada jabatan/pekerjaan
53
yang membutuhkannya dan sekaligus mendelegasikan authority kepada orang tersebut. Sikula (1981:196) mendelegasikan placement means matcing or fitting a persons qualificattions and jobs requietmen (penempatan berarti menyesuaikan atau mencocokan kualifikasi individu dengan tuntutan pekerjaan).
Schuler dan Jackson (1997:276) mengemukakan penempatan
(placment) berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan
yang akan dipegangnya. Mathis dan Jackson (2001:305)
mengemukakan penempatan adalah menempatkan seseorang pada
posisi yang tepat.
Pendapat-pendapat di atas menegaskan bahwa penempatan
pegawai tidak sekedar menempatkan saja, melainkan harus
mencocokan dan membandinngkan kualifikasi yang dimiliki
pegawai dengan kebutuhan dan persyaratan dari suatu jabatan atau
pekerjaan, sehingga the right man on the right job tercapai.
Hasibuan (2001:64) menegaskan bahwa penempatan pegawai
hendaklah memperhatikan: azas penempatan orang-orang yang tepat
dan penempatan orang yang tepat untuk jabatan yang tepat atau the
right man in the right place in the right man behind the right job.
b. Ruang Lingkup Penempatan Pegawai.
Riva’i (2004:210) mengemukakan penempatan karyawan berarti
mengaokasikan para karyawan pada posisi kerja tertentu, hal ini
khusus terjadi pada karyawan baru. Kepaada karyawan lama yang
telah menduduki jabatan atau pekerjaan termasuk sasaran fungsi
54
penempatan karyawan dalam arti mempertahankan pada posisinya
atau memindahkan pada posisi yang lain. Dengan demikian
penempatan dalam kaitan ini meliputi promosi, transfer, dan demosi.
Dalam kaitan ini Sastrohadiwiryo (2002:162) mengemukakan
Penempatan tenaga kerja adalah suatu proses pembagian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus seleksi utuk dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu mempertanggung jawabkan segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang serta tanggung jawabnya.
Pengertian di atas menunjukan bahwa penempatan pegawai
dilakukan setelah pegawai bersangkutan lulus seleksi. Hal tersebut
tidak saja berlaku bagi pegawai baru tetapi juga bgi penempatan
pegawai lama, baik promosi maupun alih tugas dan demosi. Dikatan
demikian karena sebagaimana halnya pegawai baru, pegawai
lamapun perlu durekrut secara internal, diseleksi dan ditempatkan,
juga mengalami program pengenalan sebelum mereka ditempatkan
pada posisi baru dan melakukan pekerjaan baru.
c. Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penempatan
Pegawai
Schuler dan Jackson (1997:276) dalam buku Tjutju Yuniarsih mengemukakan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penempatan adalah keterlampilan, kemapuan, preferensi, dan kepribadian karyawan.
55
Wahyudi (1991:32) dalam buku Tjutju Yuniarsih
mengemukakan bahwa dalam melakukan penempatan pegawai
hendaklah mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
1. Pendidikan, yaitu pendidikan minimum yang diisyaratkat yaitu menyangkut:
a. Pendidikan yang seharusnya b. Pendidikan alternatif
2. Pengetahuan Kerja, yaitu pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang tenaga kerja agar dapat melakukan kerja dengan wajar. Pengalaman kerja ini sebekum ditempatkan dan yang harus diperoleh pada waktu dia bekerja dalam pekerjaan tersebut.
3. Keterlampilan kerja, yaitu kecakapan atau keahlia untuk melakukan suatu pekerjaan yang hanya diperoleh dalam praktik. Keterampilan kerja ini dapat dikelompokan tiga kategori:
a. Keterampilan Mental b. Keterampilan Fisik c. Keterampilan Sosial
4. Pengalaman Kerja, yaitu pengalaman seseorang tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan tertentu. Pengalaman pekerjaan ini dinyatakan dalam:
a. Pekerjaan yang harus dilakukan b. Lamanya melakukan pekerjaan itu
Sastrowiryo (2002:162-165) mengemukakan faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menempatkan pegawai adalah sebagai berikut:
1. Faktor Prestasi Akademis 2. Faktor Pengalaman 3. Faktor Kesehatan Fisik dan Mental 4. Faktor Status Perkawinan 5. Faktor Usia
4. Penilaian Kinerja dan Instrumen Pengukuran Kinerja
a. Penilaian Kerja
56
Adalah salah satu tahapan penting dalam siklus pengembangan
sumber daya manusia, baik di sektor publik maupun disektor
swasta. Sistem penilaian kerja harus berlandaskan prinsip dasar:
1. Keadilan.
2. Transparansi
3. Independensi.
4. Pemberdayaan.
5. Non diskriminasi.
6. Semangat berkompetisi.
b. Instrumen Pengukuran Kinerja
Adalah merupakan alat yang dipakai untuk mengukur kinerja individu
seorang pegawai yang meliputi:
1. Prestasi kerja
2. Keahlian
3. Perilaku
4. Kepemimpinan.
5. Kesejahteraan Pegawai
Adalah kondisi kehidupan yang mewujudkan motivasi kerja tinggi
secara berkesinambungan karena terpenuhinya kebutuhan pegawai, baik
secara fisik maupun non fisik. Beberapa fisik prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penggajian:
a. Didasarkan pada kinerja pegawai
57
b. Bersaing
c. Keahlian
d. Kenaikan gaji yang dikaitkan dengan kinerja perorangan.
e. Didasarkan pada kemampuan keuangan organisasi.
f.
6. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil
a. Pendidikan suatu proses, tekhnik, dan metode belajar mengajar
dengan maksud mentransfer suatu pengetahuan dari sesorang kepada
orang lain melalui prosedur yang sistematis dan terorganisir yang
berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama.
Pelatihan suatu proses belajar mengajar dengan menggunakan
tekhnik dan menggunakan metode tertentu, guna meningkatkan
keahlian atau keterampilan seseorang atau sekelompok orang dalam
menangani tugas dan fungsi melalui prosedur sistematis dan
terorganisasi yang berlansung dalam waktu yang relatif singkat.
7. Kode Etik, Disiplin, Netralitas, dan Jiwa Korsa Pegawai Negeri
a. Kode etik Pegawai Negeri Sipil
Kode etik Pegawai negeri Sipil memuat prinsipsebagai berikut:
1) Memberikan pelayanan umum secara simpatik, efisien, cepat, serta
tidak diskriminatif.
2) Memanfaatkan dana publik secara tepat, efektif dan efisien.
58
3) Dilarang menyalahgunakan jabatan dan kedudukanya atau informasi
yang dimilikinya dalam kaitan tugasnya untuk kepentingan
pribadinya atau kelompoknya.
4) Dilarang menerima keuntungan dalam bentuk apapun dari pihak
ketiga yang dapat dipandang sebagai kolusi.
5) Memegang teguh kerahasiaan negara dan pemerintah dari segala
ancaman yang merugikan baik secara ekonomi maupun politis.
6) Menjunjung tinggi nilai kebenaran, kejujuran dan kehalusan budi
pekerti.
b. Disiplin Pegawai Negeri
Disiplin adalah kondisi untuk melakukan koreksi atau menghukum
pegawi yang melanggar ketentuan atau prosedur yang telah
ditetapkan organisasi. Disiplin merupakan bentuk pengendalian agar
pelaksanaan pekerjaan pegawai selalu berada dalam koridor
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Larangan Pegawai Negeri Sipil
1) Melakukan hal yang dapat menyebaban menurunya harkat, martabat
dan harga diri bangsa, negara dan pemerintah Republik Indonesia.
2) Menyalahguunakan jabatan dan wewenang yang dimilikinya.
3) Menjadi agen spionase bagi negara dan pemerintah asing
4) Menerima sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga
memungkinkan terjadinya solusi
59
5) Melakukan sesuatu tindakan atau sengaja tidak melakukan sesuatu
tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah
satu pihak yang dilayaninya sehingga mengakibatkan kerugian bagi
pihak yang dilayani.
6) Melakukan kegiatan kedinasan yang langsung ataupun tidak
langsung merupakan rent seeking.
d. Hukuman Disiplin
Terhadap setiap Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran
disiplin dijatuhi hukuman disiplin oleh pejabat yang berwenang
menghukum.
e. Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
Pemberhentian pegawai baik dalam sektor publik maupun dalam
sektor swasta merupakan berakhirnya hubungan kerja antara
pegawai yang beersangkutan dengan tempatnya bekerja yang
disebabkan oleh sejumlah faktor, baik yang dikehendaki oleh
pegawai tersebut maupun yang tidak dikehendaki.
2.5 Aturan Pemerintah Mengenai Disiplin Peagawai Negeri Sipil
Pegawai negeri sipil (PNS) sebagai abdi negara dan masyarakat perlu
mengacu pada peraturan perunddan-undangan yang berlaku akan hal ini. Dalam
hal disiplin PNS, Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia mempunyai peraturan
pemerintah PP No 30 Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Sipil.
60
Selama ini seluruh kewajiban dan larangan bagi PNS mengacu pada koridor-
koridor pada PP No 30 Tahun 1980 tersebut.
Pada tahun 2010, peraturan tentang Disiplin PNS disempurnakan lagi
dengan dikeluarkanya peraturan pemerintah (PP) No 53 tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil. PP No 53 Tahun 2010 ini diberlakukan pada bulan
Juni 2010 hingga saat ini, sehingga segala hal yang berhubungan dengan Disiplin
PNS mengacunya pada peraturan tersebut. Jadi, bentuk disiplin PNS adalah yang
mengacu pada PP No 53 tahun 2010 yang berisi 17 kewajiban dan 15 larangan,
sebagai penyempurnaan atas 26 kewajiban dan 18 larangan pada PP No 30 tahun
2010 adapun 17 kewajiban Pegawai Negeri Sipil antara lain :
1. Mengucapkan sumpah janji PNS.
2. Mengucapkan sumpah janji jabatan.
3. Sedia dan taat sepenuhnya kepada pancasil, Undan-undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah.
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakaan kepada PNS dengan
pernah pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.
6. Menjungjung kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS.
7. Mengutakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri,
seseorang dan atas golongan.
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atas menurut perintah
harus dirahasiakan.
61
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara.
10. Melaporkan dengan segera kepada atasanya apabila mengetahui ada hal
yang dapat membahayakan atau merugikan negara.
11. Masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja.
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan.
13. Menggunakan/ memelihara barang milik negara sebaik-baiknya.
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas.
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karir.
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan pejabat berwenang.
Tabel 2.1
Sanksi Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Sanksi
No Kategori Hukuman Lama tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah
Jenis sanksi
1 Hukuman Disiplin Ringan
5 hari Teguran lisan
6-10 hari Terguran tertulis
11—15 hari Pernyataan tidak puas secara tertulis
2 Hukuman Disiplin sedang
16-20 hari Penundaan kenaikan gaji berkala
21-25 hari Penundaan kenaikan jabatan
62
26-30 hari Penundaan pangkat setingkat lebih rendah paling lama 1 tahun
3 Hukuman Disiplin berat
31-35 hari Penurunan pangkat paling lama 3 bulan
36-40 hari Mutasi dalam rangka penurunan jabatan (eselon) setingkat lebih rendah
41-45 hari
Pembebasan dari jabatan
>46 hari Pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat
(Sumber : PP No 53 Tahun 2010)
2.6 Penelitian Terdahulu
Untuk bahan pertimbangan dalam penelitian ini, peneliti mencantumkan
hasil penelitian terdahulu yang pernah penulis baca. Penelitian terdahulu ini
bermanfaat dalam mengolah atau memecahkan masalah yang timbul dalam
Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koprasi Kota Cilegon. Walaupun fokus dan lokusnya tidak sama persis tetapi
sangat membantu peneliti menemukan sumber-sumber pemecahan masalah dalam
Disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Dinas Perindutrian, Perdagangan
dan Koprasi Kota Cilegon. Dibawah ini adalah hasil penelitian yang peneliti baca:
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No. Item Penelitian A Penelitian B
1. Nama Megawati Supriar Leni Hildayani
63
2. Judul Analisis Penerapan Disiplin
Pegawai di Dinas Pemuda
dan Olahraga Kota Cilegon
Fungsi Pengawasan Untuk
Meningkatkan Disiplin Kerja
Pegawai Negeri Sipil di Dinas
Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten
Serang.
3. Tahun 2012 2012
4. Jenis
Penelitian
Kualitatif Kualitatif
5. Teori
Penelitian
Teori Hasibuan Teori Manullang dan Hasibuan
6. Tujuan
Penelitian
Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui penerapan
apa saja yang dilakukan
Dinas Pemuda dan Olahraga
Kota Cilegon dalam
melaksanakan upaya
penerapan disiplin PNS.
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui penerapan apa saja
yang dilakukan di Dinas
Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten
Serang. Dalam melaksanakan
upaya penerapan disiplin PNS.
7. Kesimpulan
Penelitian
Kesimpulan dari hasil
penelitian menunjukan
bahwa proses penerapan
disiplin pegawai di Dinas
Kesimpulan dari hasil
penelitian menunjukan bahwa
penerapan fungsi pengawasan
untuk meningkatkan disiplin
64
Pemuda dan Olahraga Kota
Cilegon belum berjalan
secara maksimal, hal ini
karena pimpinan yang tidak
tegas terhadap pegawai yang
tidak mengikuti apel pagi
dan diberi sanksi lisan dan
pernyataan. Pengawasan di
DISPORA masih kurang
optimal, karena pengawasan
tidak dilakukn secara rutin,
sehingga berdampak pada
pegawai yang tidak
indisipliner. Pegawai Negeri
Sipil belum memahami PP
No.53 Tahun 2010 tentang
disiplin PNS yang
membahasa mengenai
larangan dan kewajiban
PNS, serta sanksi-sanksi
yang akan diberikan kepada
setiap PNS yang melakukan
pelanggaran disiplin PNS.
kerja pegawai negeri sipil di
Dinas Koperasi Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten
Serang belum optimal,
sehingga perlu adanya
pembinaan dari pimpinan
untuk meningkatkan disiplin
pegawai di dinas ynag terkait.
65
2.7 Kerangka Berfikir
Dengan adanya penerapan yang baik memungkinkan akan meningkatkan
disiplin kerja pegawai negeri sipil. Hal-hal yang menjadi penghambat dalam
penerrapan disiplin kerja pegawai akan dicarikan solusinya dan segera diselsaikan
masalahnya, dan Disiplin Kerja pegawai sangat penting karena menjadi tolak ukur
dari keberhasilanya sebuah organisasi. Dengan adanya kedisiplinan pada seorang
pegawai maka cita-cita pembangunan akan berjalan dengan baik dan sempurna
dan sebaliknya jika penerapan disiplin disalah gunakan tentunya sulit mencapai
pemerintahan yang baik dan kondusif. Sedangkan alat untuk mengukur
kedisiplinan pegawai negeri sipil dapat diketahui dengan beberapa aspek yaitu :
1. Tujuan dan kemampuan.
2. Teladan pimpinan
3. Balas jasa
4. Keadilan
5. Waskat
6. Sanksi hukuman
7. Ketegasan
8. Hubungan kemanusiaan
(Sumber : Hasibuan.2011: 194)
Disiplin adalah sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap
peraturan-peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis, serta sanggup
menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi apabila pegawai
66
melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Disiplin yang mantap
pada hakekatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia.
Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani manusia menghasilkan
disiplin yanng lemah dan tidak akan bertahan lama. Disiplinya tidak hidup tetapi
mati. Disiplin tidak menjadi lenggang dan akan lekas pudar. Disiplin yang tumbuh
dari atas dasar kesadaran diri, yang diharapkan selalu tertanam dalam setiap diri
pegawai negeri sipil. Rasa tanggung jawab dan pendidikan disiplin yang baik
sesungguhnya yang mendasari pencapaian disiplin.
Ada beberapa substansial antara tanggung jawab dan pneididkan disiplin.
Konsep tanggung jawab lebih berorientasi pada kesadaran pegawai akan tanggung
jawabnya terhadap disiplin yang dimiliki seseorang. Dan selain itu ditunjang oleh
kemampuan, sikap dan tingkah laku.
67
Kerangka Berfikir
Gambar 2.1
Masalah Disiplin Kerja pegawai
1. Pengawasan langsung oleh pimpinan terkait disiplin pegawai cenderung rendah, biasanya dilakukan hanya pada saat akan dilakukan inspeksi dadakan oleh pimpinan yang lebih tinggi.
2. Masih banyaknya Pegawai Negeri Sipil yang sibuk dengan urusan pribadinya. Khususnya Pegawai Negeri Sipil perempuan.
3. Pelanggaran yang dilakukan pegawai negeri sipil tidak masuk kerja tanpa keterangan atau membolos, datang ke kantor tidak tepat waktu, istirahat sebelum waktunya bahkan pulang sebelum waktunya tanpa izin pimpinan.
4. Bagi pegawai yang berprestasi kerja ternyata jarang
diberikan penghargaan baik lisan maupun kenaikan
jabatan.
5. Ketika ada upacara atau apel pagi tidak sedikit Pegawai Negeri Sipil yang tidak mengikuti apel, bahkan ada beberapa Pegawai yang hanya mengisi absen harian saja tetapi tidak mengikuti apel sebagaimana mestinya.
6.
Indikator Disiplin Hasibuan (2008 : 194)
1. Tujuan dan kemampuan 2. Teladan pimpinan 3. Balas jasa 4. Keadilan 5. Waskat 6. Sanksi hukuman
7. Ketegasan
8. Hubungan kemanusiaan
9. Ketegasan 10. Hubungan kemanusiaan
Disiplin di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon meningkat
Feed back
68
2.7 Asumsi Dasar
Berdasarkan hasil observasi awal, peneliti dapat mengemukakan asumsi
dasar bahwa Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon belum berhasil dalam meningkatkan
kualitas disiplin pegawai. Hal ini karena tidak adanya tindakan tegas maupun
pengawasan yang optimal dari pimpinan, tidak adanya tindakan tegas dari
pimpinan terhadap Pegawai Negeri Sipil, tidak adanya motivasi kerja bagi
Pegawai Negeri Sipil. Semua permasalahan yang muncul dikarenakan antara
tanggung jawab dan pendidikan disiplin tidak sinkron akibatnya disiplin menjadi
hal yang kurang penting dan tidak diimplementasikan dengan baik.
Berdasarkan asumsi awal yang dikemukakan peneliti di atas, menunjukan
bahwa Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon belum berhasil untuk meningkatkan
kualitas disiplin pegawainya.
69
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan
terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud
mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut.
Cara dimaksud dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang terdiri dari
berbagai tahapan atau langkah-langkah. Oleh karena itu, metode merupakan
keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu
masalah.
Dengan langkah-langkah tersebut, siapapun yang melaksanakan penelitian
dengan mengulang atau menggunakan metode penelitian yang sama untuk objek
dan subjek yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula (Silalahi,2010:12-
13). Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian (Moleong,2006:6).
Sedangkan menurut Sugiyono (2014:15) mendefinisikan metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang dilandaskan pada filsafat pospositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisiobjek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan
sampel
70
sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan
dengan triangulaasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Maka penelitian mengenai Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon menggunakan
metode penelitian kualitatif. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif
peneliti bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subyek penelitian dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, yang terdapat dalam suatu konteks yang khusus yang alamiah.
Peneliti mengumpulkan data dengan cara bersentuhan langsung dengan
situasi lapangan, misalnya mengamati (observasi) dan wawancara mendalam.
Dengan pendekatan kualitatif diharapkan peneliti dapat memahami situasi social,
peran, peristiwa, interaksi, dan kelompok serta kepentingan.
3.2. Fokus Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:285) menjelaskan bahwa dalam penelitian
kualitatif, gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan),
sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya
berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang
meliputi aspek tempat (places), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis serta penentuan fokus berdasarkan hasil studi
pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang
yang di pandang ahli. Dalam penelitian mengenai Disiplin Kerja Pegawai Negeri
71
Sipil di Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon,
maka peneliti memfokuskan pada aspek Disiplin Pegawai Negeri Sipil saja. Fokus
penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti
dilapangan.
3.3. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.
Menurut Irawan (2006:17), dalam sebuah penelitian kualitatif yang menjadi
instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Sedangkan menurut Moleong didalam
bukunya mengatakan salah satu ciri pokok dari tahapan penelitian kualitatif
adalah peneliti sebagai alat penelitian, untuk itu peneliti harus memilki bekal teori
dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan
mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.
Selanjutnya Nasution ( Sugiyono, 2005 : 60-61 ) menyatakan:
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil uang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala Sesutu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa dalam penelitian
kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti maka yang
menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah masalah dipelajari, maka
dapat dikembangkan suatu instrumen. Selanjutnya setelah fokus penelitian
72
menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian
sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan
data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.
3.4. Informan Penelitian
Informan Penelitian ini, peneliti merupakan instrumen kunci yang sesuai
dengan karakteristik penelitian kualitatif. Untuk itu peneliti secara indvidu akan
turun ke tengah-tengah masyarakat guna memperoleh data dari informan.
Informan diperoleh dari kunjungan lapangan yang dilakukan di lokasi penelitian
dimana dipilih secara purposive merupakan metode penetapan informan dengan
berdasarkan informasi yang dibutuhkan, artinya teknik pengambilan informan
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Informan tersebut ditentukan dan
ditetapkan tidak berdasarkan pada jumlah yang dibutuhkan, melainkan
berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran informasi sesuai fokus masalah
penelitian ( Moleong, 2004:217 ). Disini peneliti memilih informan pegawai
negeri sipil yang bersangkutan dengan instansi tersebut.
Informan tersebut, ditentukan dan ditetapkan tidak berdasarkan pada
jumlah yang dibutuhkan, melainkan berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran
informan sesuai fokus masalah penelitian.
Tabel 3.1
Daftar Informan Penelitian
Kode Informan Informan
I1-1 Sekretaris DISPERINDAGKOP Kota Cilegon
73
I1-2 Kasubag Umum dan Kepegawaian DISPERINDAGKOP Kota Cilegon
I1-3 Kabid Pertambangan dan Energi DISPERINDAGKOP Kota Cilegon Kota Serang
I1-4 Kabid Perindustrian DISPERINDAGKOP Kota Cilegon
I2 Pegawai negeri sipil bagian Fungsional Umum DISPERINDAGKOP Kota Cilegon
3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara
mengumpulkan data primer dan sekunder yang berkaitan dengan masalah yang
akan di bahas. Menurut Lofland dan Lofland ( Moleong, 2006:157 ) sumber data
utama atau primer dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
3.5.1 Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksdu tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan.
Esterberg ( 2002 ) dalam Sugiyono ( 2005: 72 ) mendefinisikan
interview sebagai berikut :
“a meeting of two person to exchange information and idea through question and respones, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan
74
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Susan Stainback ( Sugiyono, 2005: 72 ) mengemukakan bahwa:
“interviewing provide the researcher a mean to gain a deeper understanding of how the participants interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation alon”. Jadi dengan wawancara makan peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan siyuasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi
partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama obsevasi, peneliti juga
melakukan wawancara dengan orang-orang yang ada didalamnya. Dalam
wawancara peneliti menggunakan wawancara terstruktur dan tidak tersruktur.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui informasi apa yang akan
diperoleh.
Wawancara dilakukan dengan membawa instrumen sebagai pedoman
wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti
tape recorder, gambar, dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan
wawancara menjadi lancar. Menurut Sugiyono (2005:74) mengatakan
bahwa, wawancara tidak terstruktur atau terbuka adalah wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan.
75
Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun pedoman wawancara
yang isinya mengenai hal-hal yang nantinya akan ditanyakan kepada
informan yang akan memberikan jawab pada permasalahan yang ada.
Pedoman wawancara yang digunakan untuk memperoleh informasi. Berikut
adalah pedoman wawancara dengan menggunakan teori Hasibuan (2011 :
194).
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
No. Dimensi Indikator Pertanyaan Kode Informan
1. Tujuan dan kemampuan
a. Kemampuan pegawai
b. Tujuan organisasi c. Kemampuan
Sumber Daya Manusia
1. Bagaimana kemampuan pegawai dalam bekerja?
2. Bagaimana tujuan organisasi dalam meningkatkan disiplin kerja?
3. Apakah kemampuan SDM pegawai disesuaikan dengan pekerjaanya?
4. Apakah latar belakang pendidikan anda sudh disesuaikan dengan penempatan kerja anda saat ini?
I1-1 – I1-4
I2
2. Teladan Pimpinan
a. Teladan dan panutan
1. Apakah pimpinan sudah menerapkan
I1-1 – I1-4
76
disiplin dengan baik?
2. Apakah pimpinan sudah memberikan contoh disiplin yang baik?
I2
3. Balas jasa a. Motivasi b. Kesejahtera-an
1. Apakah pimpinan memberikan hadiah atau reward kepada pegawai yang berprestasi?
2. Apakah ada kenaikan gaji atau kesejahteran bagi pegawai yang berdisiplin dengan baik?
I1-1 – I1-4
I2
4. Keadilan a. Adil dan bijaksana
1. Apakah tindakan pimpinan terhadap pegawai sudah obyektif?
2. Apakah pimpinan mempunyai sikap adil dan bijaksanan dalam kepimimpinanya?
I1-1 – I1-4
I2
5. Waskat a. Pengawasan (controlling)
1. Bagaimana pimpinan berperan aktif dalam penyampaian pentingnya Disiplin dalam suatu organisasi?
2. Apakah pimpinan mengontrol
I1-1 – I1-4
I2
77
langsung kegiatan bekerja para pegawai negeri sipil?
6. Sanksi hukuman
a. Sanksi 1. apakah bagi pegawai yang terlambat dan tidak mengikuti apel akan diberi sanksi hukuman?
2. Apakah sanksi yang diberikan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan?
I1-1 – I1-4
I2
7. Ketegasan a. Ketegasan 1. Apakah pimpinan dalam satu organisasi perlu bersikap tegas?
2. Bagaimana bentuk ketegasan yang diberikan pimpinan kepada bawahanya?
3. Apakah pimpinan selalu menegur dan memberikan sanksi dengan tegas bagi pegawai yang melanggar indisipliner?
I1-1 – I1-4
I2
8. Hubungan kemanusia-an
1. Bagaimana cara pimpinan dalam menjalin sikap dan perbuatan yang harmonis kepada bawahan?
2. Bagaimana cara antar pegawai
I1-1 – I1-4
I2
78
untuk menciptakan suasana yang harmonis dalam suatu pekerjaan?
(Sumber : peneliti, 2015)
3.5.2 Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan
langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi
penelitian. Dalam hal ini, peneliti berpedoman kepada desain penelitiannya
perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal
atau kondisi yang ada di lapangan. Penelitian selalu dimulai dengan observasi
dan kembali kepada observasi untuk membuktikan kebenaran masalah yang
ada pada penelitian ini.
Nasution ( 1988 ) dalam Sugiyono ( 2005: 64 ) menyatakan bahwa Observasi adalah dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkandata, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering denga bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil ( proton dan elektron ) maupun yang sangat jauh ( benda ruang angkasa ) dapat diobservasi dengan jelas.
Marshall ( 1995 ) dalam Sugiyono ( 2012 : 64 ) menyatakan bahwa:
“Through observation the researches learn about behavior and the meaning
attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang
perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
79
3.5.3 Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari
penggunaaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena
dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk
menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Menurut Guba dan Lincoln
( 1981: 228 ) dalam Moleong ( 2006 : 216 ) dokumen adalah setiap bahan
tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya
permintaan seorang penyidik. Dokumen dalam penelitian ini menggunakan
berupa peraturan perundang-undangan, jurnal, artikel, catatan serta dokumen
lain yang terkait dalam penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai dilapangan. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
analisis data Miles dan Huberman dalam buku Analisis Data Kualitatif ( 2009 :
16-20 ). Menurut kedua tokoh tersebut, bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif.
80
Gambar 3.1
Komponen Analisis Data Dalam Kualitatif menurut Miles dan Huberman
(2009 :20 )
Berdasarkan gambar diatas, analisis data kualitatif merupakan upaya yang
berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data penyajian data, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan
sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Namun dua hal
lainnya itu senantiasa merupakan bagian dari lapangan. Kegiatan analisis data
dijelaskan sebagai berikut :
1. Reduksi Data ( Data Reduction )
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan , pemusatan, perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatantertulis dilapangan. Sebagaimana diketahui,
Pengumpulan
Data
Penyajian
Data
Kesimpulan-kesimpulan :
Penarikan/Verifikasi
Reduksi
Data
81
reduksi data, berlangsung secara terus menerus selama proyek yang
berorientasi kualitatif berlangsung. Reduksi data merupakan suatu bentuk
analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa
sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian Data ( Data Display )
Alur penting yang keduadari kegiatan analisis adalah penyajian
data.penyajian data paling sering digunakan pada data kualitatif pada masa
yang lalu adalah bentik teks naratif. Penyajian-penyajian yang dapat
meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semua
dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu
bentuk yang padu. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam
bentuk teks naratif untuk memudahkan memahami apa yang terjadi dan
kemudian merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi ( Conclusions drawing / verification )
Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan
verifikasi, yaitu menyimpulkan dari temuan-temuan penelitian untuk
dijadikan suatu kesimpulan penelitian. Kesimpulan awal yang
dikemukakan bersifat sementara, kemudian akan berubah bila ditemukan
temuan-temuan atau bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data selanjutnya.
82
3.6.1 Pengujian Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif keabsahan data lebih bersifat sejalan
seiring dengan proses penelitian itu berlangsung. Keabsahan data kualitatif
harus dilakukan sejak awal pengambilan data, display data dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.
Adapun untuk pengujian keabsahan data, penelitian ini mengguanakan dua
cara yaitu:
a. Triangulasi
Triangulasi di artikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. Bila peneliti mengumpul-kan data dengan triangulasi,
maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji
keabsahan data, yaitu mengecek keabsahan data dengan berbagai teknik
pengumpulan data dan berbagai sumber data. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. peneliti
menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik, karena dirasa bagi
peneliti yaitu untuk menguji keabsahan data yang dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dengan
melakukan wawancara dan untuk menguji keabsahan data yang dilakukan
dengan cara observasi.
b. Mengadakan Membercheck
Membercheck adalah proses mengecek data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui
83
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh
pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi
data, itu artinya data tersebut valid sehingga semakin kredibel/dipercaya,
tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya
tidak di sepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi
dengan pemberi data dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus
mengubah temuannya dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan
oleh pemberi data. Jadi, tujuan membercheck adalah agar informasi yang
diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa
yang di maksud sumber data atau informan.
3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian
3.7.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Cilegon dan lokasi penelitian
lainnya yaitu di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
yang bersangkutan terhadap Disiplin Kerja pegawai negeri sipilnya.
3.7.2 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian berisi tentang aktivitas serta waktu yang dilakukan
oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Jadwal pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
84
Tabel 3.3
Jadwal penelitian
Kegiatan
Waktu pelaksanaan
2015-2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Observasi Data
Pengumpulan Data Awal
Pengajuan Judul Proposal
Penyusunan Proposal
Bimbingan Proposal
Pengujian Proposal
Analisis Data/ Turun ke Lapangan
Penyusunan Hasil Skripsi
Ujian Skripsi
(sumber : Peneliti 2015)
Keterangan :
1. Februari
2. Maret
3. April
4. Mei
5. Juni
6. Juli
7. Agustus
8. September
85
9. Oktober
10. November
11. Desember
12. Januari
13. Februari
86
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 41 tahun 2008
Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kota Cilegon. Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon yang disingkat
DISPERINDAGKOP merupakan penyelenggaraan Pemerintah daerah yang
dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dibawah tanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan bidang dan kewenanganya.
4.1.2 Tugas dan Fungsi
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang
perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha kecil menengah, pertambangan
dan energi berdasarkan atas asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon menyelenggarakan
fungsi yaitu :
87
1. Perumusan kebijakan teknis bidang perindustrian, perdagangan,
koperasi, usaha kecil menengah, pertambangan dan energi.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang
perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha kecil menengah,
pertambangan dan energi.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perindustrian,
perdagangan, koperasi, usaha kecil menengah, pertambangan dan
energi.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
mempunyai tugas pokok memimpin, membina dan mengkordinasikan
penyelenggaraan kegiatan dibidang perindustrian dan perdagangan serta
koperasi.
Dalam Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
secara hirarki susunan organisasi dan tata kerja sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris
3. Bidang Perindustrian
4. Bidang Perdagangan dan pengelolaan
5. Bidang Pertambangan dan Energi
6. Bidang Koperasi dan UKM
7. Unit Pelaksana Teknis Pasar
88
8. Kelompok Jabatan Fungsional
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah, yang mempunyai tugas pokok
memimpin, merumuskan dan mengkordinasikan secara kegiatan Dinas,
melakukan pembinaan dan pengarahan kegiatan dinas serta
menyelenggarakan, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan Dinas agar
terlaksana dengan baik, efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Untuk melaksana tugas pokok tersebut kepala Dinas menyelenggarakan
fungsi :
a. Perumusan perencanaan kebijakan teknis operasional dan administrative
di bidang Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi di lingkungan
Pemerintah Daerah;
b. Penyelenggaraan, pengkordinasian dan pengendalian kegiatan operasional
dan administrative di bidang perindustrian, Perdagangan dan Koperasi;
c. Penyelenggaraan dan pembinaan aparatur pada Dinas;
d. Pembinaan dan pengendalian tugas unit pelaksana teknis Dinas di
lingkungan Dinas perindustrian, perdagangan dan Koperasi;
e. Pengkordinasian di bidang Perindustrian, perdagangan dan Koperasi
dengan instansi terkait;
89
f. Penyelenggaraan pelaporan pertanggungjawaban (akuntabilitas) dan
Kinerja Dinas.
Dalam melaksanakan tugas, pokok dan fungsinya Kepala Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon dibantu oleh para
Kepala Bidang dan Kepala Bagian, serta dilaksanakan secara teknis oleh para
Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian serta seluruh staf pelaksana secara
sinergi dan terpadu sesuai tugas dan fungsi serta tanggung jawabnya dalam
lingkup dinas.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, yang mempunyai tugas pokok
memimpin dan mengkordinir penyusunan rencana program dan pengendalian
anggaran sekretariat, penyiapan kordinasi penyusunan kebijakan pembinaan
kepegawaian, pengaturan peneglolaa ketatausahaan, rumah tangga, dan
perlengkapan Dinas, dan pelaksanaan laporan akuntabilitas dan evaluasi
kinerja Dinas agar terlaksana dengan baik, efektif dan efisien, dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi :
a. Penyelengaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada
sekretariat;
b. Pengkordinasian penyusunan program kerja dan kegiatan Dinas;
c. Penghimpunan rencana kerja Dinas;
90
d. Penyelenggaraan Visi dan Misi Dinas
e. Penyelenggaraan pengelolaanurusan administrasi umum, kepegawaian
dan keuangan Dinas
f. Penyelengaraan pengelolaan rumah tangga dan perlengkapan Dinas
g. Pengkordinasian dan pembinaan tugas-tugas sub bagian pada sekretariat
h. Pengkordinasian dan sinkronisasi tugas, program dan kegiatan tiap-tiap
bidang pada Dinas
i. Penyusunan laporan pertanggungjawaban (akuntabilitas) dan kinerja
Dinas
j. Penyelenggraan evaluasi dan pelaporan sekretariat
Sekretariat membawahi tiga sub bagian yang masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala sub bagian dan bertanggung jawab kepada
sekretaris, serta ketiga sub bagian tersebut antara lain :
1. Sub Bagian Program dan Evaluasi.
Sub bagian Program dan Evaluasi mempunyi tugas pokok merencanakan
dan mengontrol kegiatan penyusunan perencanaa, memberi petunjuk dan
membagi tugas serta membimbing bawahan, memeriksa dan mengoreksi
hasil kerja bawahan, dan membuat laporan Sub bagian Program dan
Evaluasi berhasil guna dan berdaya guna, efektif dn efisien dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang kepala Sub
bagian berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada sekretaris
91
yang mempunyai tugas pokok merencanakan dan mengontrol kegiatan
administrasi umum, kerumhtanggaan dan administrasi kepegawaian,
member petunjuk dan membagi tugas serta membimbing bawahan,
memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan dan membuat laporan sub
bagian Umum sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan
efisien dan sesuai dengan ketentuan yangberlaku.
3. Sub Bagian Keuangan
Sub bagian Keungan mempunyai tugas pokok menyusun rencana anggaran
pendapatan dan anggaran belanja, penatausahaan keuangan, pembukaan
atau akuntansi, verifikasi, pelaporan dan pertanggung jawaban keuangan
Dinas.
3. Bidang Perindustrian
Bidang perindustrian dipimpin oleh seorang kepala bidang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Dinas, yang
mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan penyusunan program dan
dan pengendalian anggaran bidang Perindustrian, mengkordinir,
menyelenggarakan dan mengawasi serta mengevaluasi kegiatan bidang
perindutrian, membagi tugas dan mengatur serta memberi petunjuk kegiatan
bidang perindustrian kepada bawahan, dan memberikan laporan kepada
pimpinan sehingga kegiatan di bidan Perindustrian berjalan dengan baik,
efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
92
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Perindustrian
menyelengarakan fungsi :
a. Penyelengaraan program, kegiatan dan pengendalian anggaran pada
Bidang Perindustrian.
b. Penyelengaraan perumusan kebijakan teknis bidang Perindustrian.
c. Pengkordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap Seksi pada Bidang
Perindustrian.
d. Penyelengaraan Bidang Perindustrian.
e. Penyelenggaraan pengendalian dan pengawasan di Bidang perindustrian.
f. Penyelengaraan kordinasi dengan instansi/pihak terkait di Bidang
Perindustrian.
g. Penyelengaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Perindustrian.
Bidang Perindustrian membawahi dua seksi yang masing-masing
dipimpin oleh seorang kepala seksi dan bertanggung jawab kepada kepala
bidang Perindustrian, serta kedua seksi tersebut antara lain :
1. Seksi Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka
Seksi industri logam, mesin, elektronika dan aneka dipimpin oleh seorang
Kepala seksi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala
Bidang Perindustrian, yang mempunyai tugas pokok merencanakan dan
mengontrol kegiatan seksi industri logam, mesin, elektronika dan aneka
memberi petunjuk dan membagi tugas serta membimbing bawahan,
memeriksa danmengoreksi hasil kerja bawahan, dan membuat laporan seksi
93
industri logam, mesin, elektronika dan aneka, sehingga berhasil guna dan
berdayaguna, efektif dan efidien dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Seksi Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan
Seksi industri kimia, Agro dan Hasil Hutandipimpin oleh seorang kepala
seksi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang
perindustrian, yang mempunyai tugas pokok merencanakan dan mengontrol
kegitan seksi industri kimia, agro, dan hasil hutan memberi petunjuk dan
membagi tugas serta membimbing bawahan, memeriksa dan menoreksi hasil
kerja bawahan, dan membuat laporan seksi industri kimia, agro dan hasil
hutan, sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan efisien dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
4. Bidang Perdagangan Pembinaan Pasar
Bidang Perdagangan dan Pembinaan pasar dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas, yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan
penyusunan program dan pengendalian anggaran Bidang Perdagangan dan
Pembinaan Pasar. Membagi tugas dan mengatur serta memberi petunjuk
kegiatan Bidang Perdagangan dan Pembinaan Pasar, dan memberikan laporan
kepada pimpinan sehingga kegiatan di Bidang Perdagangan dan Pembinaan
Pasar berjalan dengan baik, efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
1. Tugas Pokok:
94
a. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 18,
Bidang Perdagangan dan Pembinaan Pasar menyelenggarakan fungsi;
1) Penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada
Bidang Perdagangan dan Pembinaan Pasar;
2) Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis Bidang Perdagangan dan
Pembinaan Pasar;
3) Pengkoordinasikan dan pembinaan kegiatan tiap-tiap Seksi pada
Bidang Perdagangan dan Pembinaan Pasar;
4) Penyelenggarakan Bidang Perdagangan dan pengawasan di Bidang
Perdagangan dan Pembinaan Pasar
5) Penyelenggaraan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di bidang
perdagangan dan pembinaan pasar;
6) Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Perdagangan dan
Pembinaan Pasar.
2. Bidang Perdagangan dan Pembinaan Pasar, membawahkan;
1) Seksi Perdagangan Luar Negeri;
Seksi Perdagangan Luar Negeri dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Perdagangan dan Pembinaan Pasar, yang mempunyai tugas pokok
merencanakan dan mengontrol kegiatan Seksi Perdagangan Luar Negeri,
memberi petunjuk dan membagi tugas serta membimbing bawahan,
memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan, dan membuat laporan
95
Seksi Perdagangan Luar Negeri, sehingga berhasil guna dan berdaya guna,
efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Seksi Perdagangan Dalam Negeri;
Seksi Perdagangan Dalam Negeri dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Perdagangan dan Pembinaan Pasar, yang mempunyai tugas pokok
merencanakan dan mengontrol kegiatan Seksi Perdagangan Dalam Negeri,
memberi petunjuk dan membagi tugas serta mebimbing bawahan,
memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan dan membuat laporan
Seksi Perdagangan Dalam Negeri, sehingga berhasil dan berdaya guna,
efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Seksi Pembinaan Pasar.
Seksi Pembinaan Pasar dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perdagangan dan
Pembinaan Pasar, yang mempunyai tugas pokok; merencanakan dan
mengontrol kegiatan Seksi Pembinaan Pasar, memberi petunjuk dan
mebagi tugas serta membimbing bawahan, memeriksa dan mengoreksi
hasil kerja bawahan dan membuat laporan Seksi Pembinaan Pasar,
sehingga berhasil dan berdaya guna, efektif dan efisien, dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
96
5. Bidang Koperasi dan UKM
Bidang koperasi dan UKM dipimpin oleh seorang kepala bidangg
berkedudukan di bawah dan bertanggng jawab kepada kepala Dinas, yang
mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan penyusunan program dan
pengendalian anggaran bidang Koperasi dan UKM, mengkordinir,
menyelenggarakan, dan mengawasi serta mengevaluasi kegiatan bidang
koperasi dan UKM, membagi tugas dan mengatur serta memberi petunjuk
kegiatan bidang koperasi dan UKM kepada bawahan, dan memberikan
laporan kepada pimpinan sehingga kegiatan di koperasi dan UKM berjalan
dengan baik, efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Koperasi dan UKM
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada
Bidang Koperasi dan UKM.
b. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis Bidang Koperasi dan UKM.
c. Pengekordinasiaan dan pembinaan kegiatan tiap-tiap seksi pada Bidang
Koperasi dan UKM.
d. Penyelenggaraan Bidang Koperasi dan UKM.
e. Penyelenggaraan pengendalian dan pengawasan di Bidang Koperasi dan
UKM.
f. Penyelengaraan kordinasi dengan instansi/pihak terkait di Bidang
Koperasi dan UKM.
97
g. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Koperasi dan UKM.
Bidang Koperasi dan UKM membawahi dua seksi yang masing-masing
dipimpin oleh seorang kepala seksi dan bertanggung jawab kepada kepala
bidang Koperasi dan UKM, serta kedua seksi tersebut antara lain :
1. Seksi Koperasi
Seksi Koperasi dipimpin oleh seorang Kepala seksi yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang Koperasi dan UKM,
yang mempunyai tugas pokok merencanakan dan mengontrol kegiatan seksi
koperasi, memberi petunjuk dan membagi tugas serta membimbing bawahan,
memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan, dan membuat laporan seksi
koperasi, sehingga berhasil guna dan bedaya guna, efektif dan efisien dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Seksi UKM
Seksi UKM dipimpin oleh seorang Kepala seksi berkedudukan di bawah
dan bertang jawab kepala kepala Bidang Koperasi dan UKM, yang
mempunyai tugas pokok merencanakan dan mengontrol kegiatan seksi UKM,
memberi petunjuk dan membagi tugas serta membimbing bawahan,
memeriksa danmengoreksi hasil kerja bawahan dan membuat laporan seksi
UKM, sehingga berhasil guna dn berdaya guna, efektif dan efisien dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
98
6. Bidang Pertambangan dan Energi
Bidang Pertambangan dan Energi dipimpin oleh seorang Kepala
bidang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas
yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan penyusunan
program dan pengendalian anggaran Bidang Pertambangan dan Energi,
membagi tugas dan mengatur serta memberi petunjuk kegiatan Bidang
pertambangan dan Energi kepada bawahan, dan memberika laporan kepada
pimpinan sehingga kegiatan di Bidang Pertambangan dan Energi berjalan
dengan baik, efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Pertambangan dan Energi
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada
bidang pertambangan dan energi.
b. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang pertambangan dan
energi.
c. Pengkordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap seksi pada bidang
pertambangan dan energi.
d. Penyelenggaraan bidang pertambangan dan energi.
e. Penyelenggaraan pengendalian dan pengawasan di bidang pertambangan
dan energi.
f. Penyelenggaraan kordinasi dengan instansi/pihak terkait di bidang
pertmbangan dan energi.
g. Penyelengaraan evaluasi dan pelaporan bidang pertambangan dan energi.
99
Bidang Pertambangan dan Energi membawahi dua seksi yang
masing-masing dipimpin oleh seorang kepala seksi dan bertanggung jawab
kepada kepala bidang Pertambangan dan Energi, serta kedua seksi tersebut
antara lain :
1. Seksi Pertambangan dan Sumber Daya Mineral
Seksi Pertambangan dan Sumber Daya Mineral dipimpin oleh seorang
Kepala seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
kepala bidang Pertambangan dan Energi, yang mempunyai tugas pokok
merencanakan dan mengontrol kegiatan seksi koperasi, memberi petunjuk dan
membagi tugas serta membimbing bawahan, memeriksa dan mengoreksi hasil
kerja bawahan, dan membuat laporan seksi Pertambangan dan Sumber Daya
Mineral, sehingga berhasil guna dan bedaya guna, efektif dan efisien dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Seksi Energi dan Ketenagalistrikan
Seksi Energi dan Ketenagalistrikan dipimpin oleh seorang Kepala seksi
berkedudukan di bawah dan bertang jawab kepala Bidang Pertambangan dan
Energi, yang mempunyai tugas pokok merencanakan dan mengontrol kegiatan
seksi UKM, memberi petunjuk dan membagi tugas serta membimbing
bawahan, memeriksa danmengoreksi hasil kerja bawahan dan membuat
laporan seksi Energi dan Ketenagalistrikan, sehingga berhasil guna dan
berdaya guna, efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
100
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas
Berdasarkan peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 41 Tahun 2008
tentang Pembentukan organisasi dinas Daerah, bahwa pembentukan
Organisasi unit Pelaksana Dinas dibentuk dan ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini sebagaimana diatur
berdasarkan peraturan Walikota Cilegon Nomor 7 Tahun 2008 tentang
pembentukan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasar, bahwa
organisasi unit Pelaksana teknis Dinas Pasar dipimpin oleh seorang kepala
yang berada di bawah dan ertanggungjawab Kepala Dinas secara
operasional dikordinasikan oleh Camat.
Dalam pelaksaan tugas pokoknya kepala UPTD pasar adalah
membantu Dinas Peerindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
dalam hal teknis operasional penertiban dan pengemanan, penegdaian
pemeliharaan kebersihan serta pengelolaan pasar.
Untuk melaksanakan tugas pokok Unit Pelaksana Teknis Dinas pasar
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebiijakan teknis program peningkatan dan pengelolaan
pasar.
b. Pelaksanaan kordinasi pembinaan, pengelolaan, pemeliharaan
kebersihan dan retribusi pasar sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
c. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan tugas
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
101
d. Pelaksanaan dan pengelolaan ketatusahaan, kepegawaian, ekeuangan
dan perlengkapan.
e. Pemberian rekomendasi perijinan di bidang pengelolaan pasar sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Pelaksanaan teknis Dinas pasar pada Dinas Perindutrian, Perdagangan
dan Koperasi Kota Cilegonsebagaimana diatur dalam pertauran Walikota
Cilegon Nomor 7 tahun 2008, tentang pembentukan organisasi unit
Pelaksana Teknis Dinas Pasar, yang mempunyai susunan organisasi sabgai
berikut :
1. Kepala
2. Kepala Sub bagian Tata Usaha
3. Petugas Operasional
Kepala UPTD pasar dalam menjalankan tugas pokok memimpin
mengkordinasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan pasar di bidang
operasional, pemeliharaan dan pengamanan pasar, dibantu oleh Kepala Sub
bagian Tata Usaha yang bertanggungjawab kepada Kepala UPTD pasar
dalam hal meneglola administrasi pengelolaa pasar, mengelola
kepegawaian, keuangan, perlengkapan urusan umum, perencanaan dan
pelaporan, serta surat menyurat dan melakukan hubungan mayarakat.
Sedangkan petugas operasional mempunyai tugas dan bertanggungjawab
kepada UPTD pasar dalam hal :
a. Melaksanakan urusan penagihan retribusi
b. Melakukan urusan keaman dan ketertiban
102
c. Melaksanakan urusan kebersihan
d. Melaksanakan urusan perparkiran
Petugas operasional dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
petugas lain yang ditunjuk oleh kepala Dinas Perindustrian, perdagangan
dan Koperasi Kota Cilegon berdasarkan usulan petugas opersional melalui
kepala UPTD. Petugas pembantu operasional pasar tersebut mempunyai
tugas dan bertanggungjawab kepada kepala UPTD pasar melalui petugas
operasional pasar.Dengan ketentuan seluruh petugas pembantu operasional
pasar dan petugas opersional pasar dalam hal melaksanakan urusan
penagihan retribusi.
Urusan keamanan, dan ketertiban serta perparkiran, dan atau mengatur
beberapa hal teknis opersional yang sifatnya mendukung dan mlengkapi
segala kegiatan yang sudah menjadi tugas dan kewajiban pegawai UPTD
pasar, yang tidak terlepas dari rencana dan program kerja Dinas yang
mengacu pada ketentuan dan peraturan pemerintah yang berlaku.
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional belum difungsikan, namun jabatan
fungsional asriparis dan bendaharawan yang sudah berjalan secara
fungsional melekat dan berada pada salah satu urusan sub bagian umum dan
sub bagian keuangan pada secretariat Dinas perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon.
103
9. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian, Perdaangan dan
Koperasi Kota Cilegon
Struktur organisasi di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris, Kasubag Program dan
Evaluasi, Kasubag, Keuangan dan Kasubag Umum dan Kepegawaian,
Kepala Bidang Perindustrian, Kepala Bidang Perdagangan dan Pengelolaan,
Kepala Bidang Pertambangan & Energi, Kepala Bidang Koperasi dan UKM
serta Kepala UPTD Pasar Baru Merak, Kepala UPTD Pasar Baru Kota
Cilegon, dan yang terakhir Kepala UPTD Pasar Baru Blok F Cilegon.
Adapun sebagai berikut susunan organisasi Dinas perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon :
1. Kepala Dinas : Tb. Dikrie M, SE, MM
2. Sekretaris : Drs. H. Damanhuri, M.Si
a. Kasubag Program dan Evaluasi : Fitriadi achmad, SH, M,S
b. Kasubag Keuangan : Ema Hermawati, SE
c. Kasubag Umum dan Kepegawaian : Ika Solika, S.Sos
3. Kepala Bidang Perindustrian : Dadang Krisnawadi, S. Sos
a. Kepala Seksi Ind.Kimia, Agro & Hasil : Nurlaela Rachmawati, ST
b. Kepala Seksi Ind.Logam, Mesin Elektronik : Ir. Arief Fuad Faryadi
S, MM
4. Kepala Bidang Perdagangan dan Pengelolaan : H. M. Satiri
a. Kepala Seksi perdagangan Luar Negeri : Nurma Kaharansiah, SH
104
b. Kepala Seksi Perdagangan dalam negeri: Ikhsan Hasibuan, S.Sos,
M
c. Kepala Seksi Pembinaan Pasar : Didi S.AG, S.IP
5. Kepala Bidang pertambangan dan Energi : Drs. R. Benny Benyamin,
M.Si
a. Kepala Seksi Pertambangan dan SDM : Tatang Saputra
b. Kepala Seksi Energi : Drs. Sri Palgunadi M.Si
6. Kepala Bidang Koperasi dan UKM : Drs. Haeroji Hakim
a. Kepala Seksi Usaha kecil Menengah : Drs. Asep Sanusi
b. Kepala Seksi Koperasi : Rahmat, SE
7. Kepala UPTD Pasar baru merak : M. Ibrohim Aji, SE
a. Kasubag Tata usaha pasar baru Merak : Ilham fauzun, SE
8. Kepala UPTD Pasar baru Kota Cilegon : Moch. Yamin ,SE
a. Kasubag Tata usaha UPTD Pasar baru Kota Cilegon : Muhibin, S.IP
b. Kepala UPTD Pasar baru Blok F Kota Cilegon : Mulyadi, S.Sos.
c. Kasubag Tata usaha UPTD pasar Blok F Kota Cilegon ; Siti
Rogayah,SE
4.1.3 Visi dan Misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon
Visi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
adalah:Menumbuhkembangkan dunia usaha yang tangguh dan berdaya saing
105
sebagai penggerak Ekonomi melalui pemanfaatan potensi demi terwujudnya
Kota Cilegon mandiri.
Adapun Misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon, sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kualitas SDM Dalam Memberikan Pelayanan Yang Prima.
2. Memantapkan Struktur Dan Iklim Usaha Industri Yang Kondusif
3. Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi Dan Iklim Usaha Yang Sehat
Pada Sektor Perdagangan Barang Dan Jasa .
4. Menjadikan Pasar Tertib, Bersih, Aman, Nyaman Dan Mengembangkan
Pasar Tradisional Yang Bersifat Modern .
5. Meningkatkan Pengelolaan Dan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya
Energi dan Mineral.
6. MeningkatkanPengelolaan Dan ProduktifitasKoperasi dan UKM.
4.2 Informan Penelitian
Disiplin Kerja Pegawai negeri Sipil ini, penentuan informanya
berdasarkan peran dan fungsi dari informan itu sendiri, adapun informan
berjumlah 9 orang, yaitu dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Daftar Nama dan Jabatan informan
No Kode Informan Keterangan
1 I1-1 Drs. H. Damanhuri, M.Si Sekretaris Dinas 2 I1-2 Ika Solika, S.Sos Kasubag umum dan kepegawaian 3 I1-3 Drs. Benny Benyamin, M.Si Kabid Pertambangan dan Energi
106
4 I1-4 Dadang Krisnawadi, S.Sos Kabid Perindustrian 5 I2-1 Sandy Ruliandy, A,Md Fungsional umum 6 I2-2 Mudzakir, SE Fungsional umum 7 I2-3 Nila Oktoria, A.Md Fungsional umum 8 I2-4 Dedy Irmadi, S.Kom Fungsional Umum 9 I2-5 Bahudin Fungsional umum
4.3 Deskripsi dan Analisis Data
Deskripsi data merupakan uraian penjelasan mengenai data yang telah di
dapat oleh peneliti, hasil dari penelitian lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teori Disiplin dari Hasibuan, dimana dalam teori Hasibuan
menjelaskan bahwa setiap disiplin didalam organisasi akan berjalan efektif
apabila didalam didalam penerapanya memiliki 8 faktor yang saling berkaitan,
yaitu : tujuan dan kemampuan, teladan piimpinan, baslas jasa, keadilan, waskat,
sanksi hukuman, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan. Dimana peneliti lebih
menekankan pada faktor disiplin karena disesuaikan dengan tujuan penelitian
yakni ingin mengetahui kedisiplinan kerja pegawai negeri sipil di kantor Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana data yang
diperoleh berupa deskripsi yang berbentuk kata dan kalimat yang telah
dikembangkan dari hasil wawncara, observasi dan dokumentasi. Teknis analisis
data yang diguanakan peneliti adalah model analisis data Hasibuan yang telah
dijelaskan pada bab seblumnya yaitu selama proses mengumpulkan data terhadap
4 (empat) kegiatan yakni koleksi data (data collection), reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan
(verification).
107
Pada proses koleksi data, peneliti mengumpulkan data mentah hasil
wawancara, observasi,tinjauan pustaka ataupun dokumen-dokumen. Setelah itu,
peneliti melakukan mereduksi data. Dalam mereduksi data, peneliti memilih-milih
setiap data yang ada kemudian merangkum data tersebut dan mencari tema dan
pola yang seuai dengan judul penelitian. Dalam melakukan reduksi data, peneliti
tidak menggunakan kode tetapi peneliti mencantumkan langsung sumber di dalam
hasil penelitian. Peneliti tidak mendapatkan informasi yang baru, maka
kesimpulan akan dijadikan jawaban atas penelitian yang dilakukan.
Setelah keempat proses tersebut dilakukan, maka peneliti akan
menganalisis data yang sudah terkumpul. Penelitian Disiplin Kerja Pegawai
Negeri Sipil di Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon ini menggunakan teori disiplin dari Hasibuan dalam menerapkan disiplin
yang telah dijelaskan sebelumnya. Penggunaan teori dalam penelitian kualitatif
bukan untuk menguji teori melainkan hanya sebagai landasan untuk menentukan
indikator yang berkaitan dengan delapan faktor dari pendekatan disiplin Hasibuan
yang digunakan oleh peneliti.
4.4 Analisis Penerapan Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
4.4.1 Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai.
Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup
menantang bagi kemampuan pegawai. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan)
108
yang dibebankan kepada pegawai harus sesuai dengan kemampuan pegawai
bersangkutan, agar pegawai bekerja bersungguh-sungguh dan disiplin dalam
mengerjakanya.
Gambar 4.1 Peraturan Pemerintah No 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa
Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
Sumber : PP No 42 Tahun 2004
Seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah No 42 tahun 2004
tentang pembinaan jiwa korps dan kode etik pegawai negeri sipil. Hal ini
diungkapkan oleh Drs.H.Damanhuri,M.Si (Sekretaris DISPERINDAG) :
“Tentu saja dalam bekerja seorang pegawai harus mempunyai tujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Serta menjadi acuan bagi pegawai dalam melaksanakan pekerjaanya sehingga, semua pekerjaan dapat terlaksana dengan baik dan teratur. Selain itu pegawai disini diwajibkan
109
untuk berdisiplin dengan cara mematuhi aturan jam kerja, dan mengikuti apel pagi”. (Wawancara pada tanggal 9 November 2015. Jam 10.00 WIB)
Berdasarkan hasil wawancara dengan I1-1 di atas terlihat bahwa seorang
pegawai negeri sipil harus memiliki tujuan untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan. Serta menjadi acuan bagi pegawai dalam melaksanakan pekerjaanya
sehingga, semua pekerjaan dapat dilaksanakan engan baik dan teratur.
Hal yang sama di ungkap pula oleh Drs. Benny Benyamin,M.Si:
“Di dalam melakukan aktifitas pelaksanaan pekerjaan umunya para pegawai sudah memahami dan mampu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tupoksinya serta mempunyai tujuan dalam bekerja karenanya untuk mencapai sebuah organisasi yang baik maka dibutuhkan pegawai yang berdisiplin dalam melakukan pekerjaanya”. (Wawancara pada tanggal 13 November 2015. Jam 14.04 WIB) Berdasarkan ungkapan dari I1-3 diatas, terlihat bahwa di dalam bekerja
diharapkan seorang pegawai mampu bekerja dan melaksanakan pekerjaanya
sesuai dengan tupoksinya. Sehingga tujuan yang diinginkan akan tercapai sesuai
dengan hasil yang maksimal dan menjadi dasar suatu keberhasilan seseorang
dalam mengerjakan pekerjaanya.
Peneliti melihat, tujuan organisasi menjadi satu pedoman pegawai dalam
bekerja, sehingga semua harus benar-benar mengarah pada tujuan organisasi.
Tujuan organisasi tergambar dalam visi organisasi sedangkan pencapaiannya
dilihat dari misi organisasi. Adapun visi dan misi Disperindag Kota Cilegon
adalah sebagai berikut:
110
Gambar 4.2 Visi dan Misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon
Visi : Menumbuh kembangkan dunia usaha yang tangguh dan berdaya saing sebagai penggerak Ekonomi melalui pemanfaatan potensi demi terwujudnya Kota Cilegon mandiri. Misi : 1. Meningkatkan Kualitas SDM Dalam Memberikan Pelayanan
Yang Prima. 2. Memantapkan Struktur Dan Iklim Usaha Industri Yang
Kondusif 3. Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi Dan Iklim Usaha
Yang Sehat Pada Sektor Perdagangan Barang Dan Jasa . 4. Menjadikan Pasar Tertib, Bersih, Aman, Nyaman Dan
Mengembangkan Pasar Tradisional Yang Bersifat Modern . 5. Meningkatkan Pengelolaan Dan Pemanfaatan Potensi Sumber
Daya Energi dan Mineral. 6. MeningkatkanPengelolaan Dan ProduktifitasKoperasi dan
UKM. Sumber : Dinas Perindustrian, Perdaganagn dan Koperasi Kota Cilegon
Visi dan Misi tidak akan tercapai dan berjalan dengan baik apabila tidak
diimbangi dengan kemampuan pegawai. Kemampuan pegawai secara langsung
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, dimana latar belakang pendidikan
juga akan memberikan jaminan kepada suatu instansi akan kualitas dan
kemampuan seorang pegawai. Akan sangat tidak efektif jika dalam satu
bidangpekerjaan tidak ditangani oleh seorang pegawai dengan latar belakang
pendidikan yang sesuai, jadi ketika nanti pegawai tersebut bekerja dalam satu
bidang yang sesuai dengan latar belakanag pendidikanya, maka kemampuanya
111
hanya memerlukan pendidikan lanjutan guna meningkatkan kualitas dan
kemampuan pegawai tersebut.
Walaupun seorang pegawai dalam pekerjaanya belum disesuaikan dengan
latar belakang pendidikanya, akan tetapi seorang pegawai bisa menyelsaikan
pekerjaanya sesuai dengan tupoksinya, Seperti yang diungkapkan oleh Drs. Benny
Benyamin, M.Si :
“Walaupun latar belakang pendidikan pegawai tidak sesuai dengan pekerjaanya namun dikarenakan sudah merupakan tugas dan tuntutan organisasi semua pekerjaan dapat diselsaikan dengan cukup baik.” (Wawancara pada tanggal 13 November 2015. Jam 14.09 WIB)
Berdasarakan ungkapan dari I1-3 diatas bahwa latar belakang pendidikan
pegawai negeri sipil di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon belum sesuai dengan pekerjaanya, akan tetapi karena sudah menjadi tugas
dan tuntutan organisasi maka semua pekerjaan yang dibeikan oleh pimpinan bisa
diselsaikan dengan cukup baik.
Hal yang sama diungkapkan oleh Drs.H. Damanhuri.M,Si :
“Memang betul SDM pegawai masih ada yang belum sesuai dengan pekerjaanya, akan tetapi kita ini fungsional dan melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan tupoksi yang diberikan oleh pimpinan SKPD, dan diatur oleh STOK yang ada.” (Wawancara pada tanggal 9 November 2015. Jam 10.00 WIB). Berdasarakan hasil wawancara dengan I1-1 diatas dapat dilihat bahwa
Kemampuan yang dimiliki oleh pegawai negeri sipil di Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon belum sesuai dengan latar belakang
pendidikanya. Tetapi pegawai negeri sipil bisa menyelesaikan tugas sesuai dengan
tupoksinya. Berikut ini adalah tabel pegawai berdasarkan pangkat dan
pendidikanya :
112
Tabel 4.2 Pangkat dan Pendidikan Pegawai Negeri Sipil Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon 2015
No Golongan Jumlah Pendidikan
SD SLTP SLTA DIII S1 S2
1 IV B 2 2
2 IV A 6 1 2 3
3 III D 7 1 4 2
4 III C 7 4 3
5 III B 8 6 2
6 III A 14 1 1 12
7 II C 1 1
8 II B 9 8 1
9 II A 14 3 11
10 I C 6 6
11 I B 1 1
TOTAL 75 1 9 22 2 29 12
Sumber : DUK Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
Berdasarkan tabel di atas peneliti melihat bahwa masih banyaknya pegawai
yang belum sesuai dengan latar belakang pendidikanya, Jika pegawai tidak
menguasai ketentuan dan prosedur kerja dalam organisasi maka kemungkinan
besar akan terjadi kekacauan dalam bekerja. Maka dari itu untuk memperkecil
113
kesalahan dalam bekerja dibutuhkan penerapan disiplin terhadap seluruh
ketentuan instansi pemerintah.
Tujuan dan kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon, dilihat dari latarbelakang pendidikannya memang tidak
sesuai dengan bidang pekerjaannya, tetapi semua tugas pegawai yang telah
diberikan oleh pimpinan bisa dikerjakan dengan baik walaupun belum bisa sesuai
dengan tupoksi, tetapi pegawai berusaha semaksimal mungkin mengerjakan
tugasnya sesuai dengan tupoksi di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon.
Disiplin kerja yang baik dapat mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab
seorang pegawai terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan. Oleh karena
itu pimpinan DISPERINDAGKOP harus tetap selalu berusaha agar para
pegawainya bisa mempunyai disiplin dalam bekerja yang baik, mengerjakan tugas
dengan baik dan benar walaupun tidak sesuai dengan latar belakangnya, karena
semakin baik seorang pegawai dalam mengerjakan tugasnya, dapat meningkatkan
suatu produktivitas dalam kerjanya.
4.4.2 Teladan Pimpimpan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan
pegawai, karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.
Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin yang baik, jujur, adil, serta
sesuai kata dengan perbuatan. Jika menerapkan teladan pimpinan yang baik,
114
kedisiplinan pada bawahan pun akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik
(kurang disiplin) para bawahan pun akan kurang disiplin.
Teladan pimpinan merupakan suatu cerminan sikap dari seorang
pemimpin terhadap bawahannya, dimana seorang pemimpin harus berkelakuan
dengan baik dan harus menjadi panutan oleh para pegawainya. Pimpinan jangan
mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik jika pimpinan sendiri tidak disiplin.
Pimpinan harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani oleh
bawahannya, sehingga diatur tata kerja dalam perwal No. 41 Tahun 2008 sebagai
berikut:
Gambar 4.3 Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon Pasal 38
Pasal 38
1) Pelaksanaan fungsi Dinas secara teknis operasionalnya diselenggarakan oleh Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi yang dikoordinasikan oleh atasan langsung menurut bidang tugas masing-masing
2) Kepala Dinas secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota dan secara administratif berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
3) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas, dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip kordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi.
4) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas, wajib memimpin dan memberikan bimbingan serta petunjuk teknis pelaksanaan tugas kepada bawahan.
115
5) Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Dinas menyelenggarakan koordinasi dengan instansi lain yang berkaitan tugas dan fungsinya.
6) Setiap pegawai di lingkungan Dinas melakukan hubungan kerjasama secara hirarkis dan fungsional sesuai dengan struktur dan jenjang jabatan berdasarkan aturan dan etika yang berlaku baik vertikal maupun horisontal.
Sumber: Perwal Kota Cilegon No 41 Tahun 2008
Hal ini lah yang mengharuskan pimpinan mempunyai kedisiplinan yang
baik agar para bawahanpun mempunyai disiplin yang baik pula. Hal ini
diungkapkan oleh Drs. Benny Benyamin, M.Si:
“Pimpinan selalu memberikan arahan yang baik dalam pekerjaan maupun sikap setiap saat, misalnya arahan yang diberikan pas apel pagi seperti memberi masukan bagaimana cara bekerja dengan baik, menyelesaikan pekerjaan dengan baik, jadi kan secara langsung sebagai bentuk teladan seorang pimpinan yang baik, memberikan contoh yang baik juga kepada pegawai”. (Wawancara pada tanggal 13 November 2015. Jam 14.12 WIB)
Berdasarkan wawancara dengan I1-3 di atas bahwa pimpinan sudah
memberikan arahan yang baik terhadap pegawai negeri sipil dalam pekerjaan
maupun sikap setiap saat, bahkan rutin melakukan pembinaan setiap apel pagi.
Adanya pembinaan ataupun arahan dari pimpinan, dapat membentuk sikap
disiplin pegawai dan menjadi panutan sebagai teladan pimpinan yang baik.
Sehingga diharapkan pegawai bisa meningkatkan lagi sikap kedisipilannya
dengan baik.
116
Gambar 4.4 Apel Pegawai Negeri Sipil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi kota Cilegon.
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
Penyataan dari I1-3dibenarkan oleh Ika Solika, S.Sos selaku Kasubag Umum
dan Kepegawaian DISPERINDAGKOP Kota Cilegon:
“Pimpinan memiliki inisiatif untuk memberikan arahan yang baik dalam pekerjaan maupun sikap, ketika sedang mengadakan apel pagi atau rapat pun pimpinan selalu menyempatkan untuk memberikan arahan kepada pegawai dan juga setiap sedang melaksankan tugasnya masing-masing.” (Wawancara pada tanggal 16 November 2015. Jam 11.04 WIB)
Berdasarkan ungkapan I1-2 di atas, pimpinan sudah memberikan pengarahan
kepada pegawainya, hal tersebut ditunjukan agar pegawai selalu memiliki sikap
disiplin yang baik. Bahkan pimpinan tidak bosan-bosannya memberikan arahan
kepada pegawai negeri sipil ketika sedang melakukan apel pagi.
Terlihat jelas bahwa sikap dan perilaku pimpinan merupakan suatu
cerminan untuk para pegawai dalam bersikap, karena seorang pemimpin akan
menjadi contoh bagi pegawainya. Jika pemimpin memberikan contoh yang baik
maka pegawai pun akan ikut melakukan hal yang sama. Sebaliknya jika pemimpin
117
semena-mena dalam bersikap maka bawahanya pun akan ikut melakukan hal yang
sama dan tentunya akan berimbas kepada pekerjaanya.
Gambar 4.5
Perturan pemerintah No.53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Kerja
Pegawai Negeri Sipil
Sumber: PP RI No.53 Tahun 2010
Sebagai pemimpin harus memberikan pengetahuan kepada para pegawainya
agar mematuhi peraturan pemerintah No53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai
negeri sipil, agar pegawai negeri sipil bisa mematuhi dan tidak melanggar apa
yang ada pada pasal tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh bapak Ika Solika. S, Sos :
“Pimpinan sudah mencontohkan disiplin yang baik kepada pegawai mas, setiap pegawai sudah mengetahui kewajiban dan larangan yang terdapat pada pasal 3 dan pasal 4 PP No. 53 Tahun 2010”. (Wawancara pada tanggal 16 November 2015. Jam 11.07 WIB)
Berdasarkan ungkapan dari I1-2 di atas bahwa pimpinan dimana tempat ia
bekerja sudah mencontohkan disiplin yang baik kepada pegawainya. Bahkan
118
beberapa pegawai sudah mengetahui kewajiban dan larangan yang terdapat pada
pasal 3 dan pasal 4 PP No 53 Tahun 2010.
Hal ini diperkuat oleh I2-1 salah seorang pegawai negeri sipil DISPERINDAGKOP
Kota Cilegon bapak Sandy Ruliandy A,Md:
“Pimpinan di Dinas ditempat saya bekerja sudah mencontohkan disiplin yang baik mas, dan saya tahu betul larangan dan kewajiban yang terkandung dalam pasal 4 No 53 tahun 2010 tentang kedisiplinan pegawai negeri sipil mas ”. (Wawancara pada tanggal 18 November 2015. Jam 10.34 WIB)
Berdasarkan hasil wawancara di atas pegawai merasa sejauh ini pimpinan
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon sudah mencontohkan disiplin yang baik
kepada para bawahanya. Bahkan setiap pegawai sudah mengetahui kewajiban dan
larangan apa saja yang terdapat pada pasal 3 dan pasal 4 PP no 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Dibawah ini lampiranya :
Gambar 4.6 Peraturan Pemerintah Pasal 3 dan 4 No 53 Tahun 2010 Tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Kewajiban Pasal 3
Setiap PNS wajib : 1) Mengucapkan sumpah/ Janji PNS 2) Mengucapkan sumpah/ Janji Jabatan 3) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pemerintah.
4) Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan. 5) Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian , kesadaran dan tanggung jawab. 6) Menjujung tinggi kehormatan negara, Pemerintah dan martabat PNS. 7) Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
sesorang dan atau golongan.
119
8) Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan.
9) Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemnagat untuk kepentingan Negara.
10) Melaporkan dengan segera kepada atasanya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamnaan, keungan dan materil.
11) Masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja. 12) Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan. 13) Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya. 14) Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat. 15) Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas. 16) Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier. 17) Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
Larangan Pasal 4
Setiap PNS dilarang : 1) Menyalahgunakan wewenang. 2) Menjadi perantarauntuk mendapatkan keuntungan pribadi dan /atau
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain. 3) Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara
lain dan /atau lembaga atau organisasi internasional. 4) Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing. 5) Memilk, menjual, memberli, menggadaikan, menyewakan atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah.
6) Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun diluar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara.
7) Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan.
120
8) Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan atau pekerjaanya.
9) Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahanya. 10) Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang
dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani.
11) Menghalangi berjalanya tugas kedinasan. 12) Memberikan dukungan kepada calon presiden/ wakil presiden,
dewan perwakilan rakya, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
13) Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden. 14) Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah atau calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi kartu tanda penduduk atau Surat keterangan atnda penduduk sesuai peraturan perundang-undangan.
15) Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah.
Sumber : PP No 53 Tahun 2010.
Sebagaimana seorang pemimpin dalam suatu organisasi, pemimpin di Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon pun sama memberikan
contoh disiplin yang tegas kepada bawahanya agar pegawai bisa bertanggung
jawab akan pekerjaanya. Berdasarkan dari hasil sumber yang diberikan bahwa
pimpinan sudah memberikan contoh dan arahan yang baik tehadap pegawainya,
akan memperhatikan sikap dan perilaku pimpinan yang kemudian akan diikuti
oleh bawahanya.
4.4.3 Balas Jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan
pegawai karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan pegawai
121
terhadap organisasi atau pekerjaanya. Jika kecintaan pegawai semakin baik
terhadap pekerjaanya, kedisiplinan mereka akan baik pula.
Balas jasa berupa gaji juga ikut mempengaruhi kehidupan perekonomian
pegawainya, dimana jika gaji yang diberikan pada pegawai tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi pegawainya maka akan mempengaruhi pula
pada kerja juga disiplin pegawai, oleh karena itu balas jasa terhadap kinerja
seorang pegawai sangat penting dan berpengaruh terhadap tingkat disiplin
pegawai.Seperti yang diungkapkan oleh Drs. Benny Benyamin.M,Si :
“Bagi pegawai yang berdisiplin memang tidak ada reward atau hadiah dari pimpinan karena hal tersebut telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk kenaikan gaji pun tidak ada untuk pegawai yang berdisiplin dengan baik, karena gaji pegawai sudah diatur dalam peraturan pemerintah tentang penggajian PNS”. (Wawancara pada tanggal 13 November 2015. Jam 14.15 WIB)
Berdasarkan ungkapan I1-3di atas bahwa bagi pegawai yang berdisiplin
dengan baik tidak ada reward atau hadiah dari pimpinan maupun instansi terkait
dengan kinerjanya. Karena segala sesuatunya sudah diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Bahkan untuk pegawai yang berdisiplin di
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon tidak ada kenaikan
gaji bagi pegawai yang berdisiplin itu semua karena gaji pegawai sudah diatur
dalam peraturan pemerintah tentang kenaikan gaji PNS.
122
Gambar 4.7 Undang-Undang Republik Indonesia No.8 tahun 1974 Tentang Kepegawaian
Sumber : UU RI No 8 Tahun 1974
Berdasarkan peraturan Undang-Undang No 8 Tahun 1974 tentang
kepegawaian, bahwa penghargaan bagi pegawai yang berdisiplin dengan baik
memang ada di peraturan pemerintah, tetapi peraturan tersebut belum diterapkan
di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, hal ini
dibuktikan dari hasil wawancara bahwa tidak ada reward atau hadiah bagi
pegawai yang berdisiplin
Pada dasarnya balas jasa (gaji dan kesejahteraan) pegawai akan
mempengaruhi kesejahteraan pegawai itu sendiri. Namun pada kenyataanya gaji
pegawai negeri sipil tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pegawai,
sehinggga akan mempengaruhi disiplin kerja pegawai. Dimana kebutuhan pasti
selalu bertambah sedangkan gaji pegawai sudah di tetapkan oleh peraturan
perundang-undangan. Seperti yang diungkapkan oleh Sandy Ruliandy,A.Md :
123
“Kenaikan gaji secara berkala sudah diatur oleh pemerintah mas, jadi mau gak mau harus cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Walaupun saya kerja rajin tetapi tidak ada kenaikan gaji maupun hadiah dari instansi dan dianggap sama dengan pegawai lain yang kadang kerja dan kadang tidak kerja”. (Wawancara pada tanggal 18 November 2015. Jam 10.37 WIB)
Berdasarkan ungkapan I2-1 di atas bahwa kenaikan gaji sudah diatur oleh
pemerintah secara berkala. Hal ini akan berdampak pada kurang optimalnya
kinerja pegawai, dikarenakan tidak adanya pemicu atau penyemangat bagi
pegawai yang berdisiplin dengan baik. Hal ini disebabkan pegawai yang
berdisiplin dengan baik dianggap sama dengan pegawai yang tidak disiplin
sehingga tidak ada hadiah atau reward maupun kenaikan gaji untuk para pegawai.
Semakin banyaknya kebutuhan membuat pegawai belum bisa mencukupi
kebutuhan ekonominya.
Sehingga salah satu jalan untuk membantu perekonomian sebagian pegawai
membuka peluang usaha. Salah satu pegawai di DISPERINDAGKOP Kota
Cilegon yang peneliti wawancaramengaku disamping ia bekerja, ia memilki usaha
untuk menambah dan membantu perekonomiannya.Seperti yang diungkapkan
oleh I2-2 salah seorang pegawai negeri sipil DISPERINDAGKOP Kota Cilegon,
bapak Mudzakir,SE :
“Memang gaji saya tidak akan mencukupi untuk kebutuhan hidup selama satu bulan mas. Makanya saya harus pintar mencari tambahan diluar saya sebagai pegawai di DISPERINDAGKOP Kota Cilegon”. (Wawancara pada tanggal 18 November 2015. Jam 09.30 WIB)
Berdasarkan ungkapan di atas bahwa gaji yang diterima pegawai negeri sipil
tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya selama satu bulan. Maka dari itu
pegawai harus pintar meluangkan waktu untuk mencari tambahan, agar bisa
mencukupi kebutuhan hidupnya sebagai pegawai negeri sipil. Tentu saja hal ini
124
akan menyebabkan pegawai tidak fokus serta tidak disiplin terhadap
kewajibanyanya dalam bekerja.
Berdasarkan peraturan pemerintah, pemerintah menerapkan peraturan
tentang penghargaan bagi pegawai yang berdisiplin dengan baik maupun pegawai
yang berprestasi dalam bekerja, seperti kenaikan gaji. Tetapi di
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon tidak menerapkan peraturan tersebut. Secara
tidak langsung akan berdampak menurunya kedisiplinan pegawai karena tidak
adanya pemacu atau penyemangat dalam pekerjaan. Bahkan pegawai mengaku
tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya jika hanya mengandalkan gaji sebagai
pegawai.
Oleh karena itu pegawai harus bisa mencari tambahan diluar agar bisa
mencukupi kebutuhan hidupnya. Jadi balas jasa berperan penting untuk
menciptakan kedisiplinan pegawai. Artinya semakin besar balas jasa tentu akan
semakin baik kedisiplinan pegawai. Sebaliknya jika balas jasa kecil maka
kedisiplinan pegawai pun akan rendah. Pegawai sulit berdisiplin jika kebutuhan-
kebutahan primer belum tercukupi.
4.4.4 Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan pegawai, karena ego
dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting, dan meminta diperlakukan
sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan
dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang
terciptanya kedisiplinan pegawai yang baik.
125
Pimpinan yang cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil
terhadap semua bawahannya. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan
kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada
setiap instansi supaya kedisiplinan pegawai baik pula. Oleh karena itu sebagai
pemimpin harus memiliki tindakan yang objektif dan sesuai dengan prosedur
kerja terhadap pegawainya.
Gambar 4.8
Sekretariat Dinas Perindutrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
Seperti yang diungkapkan Drs. H.Damanhuri, M.Si :
“Setiap orang pasti mempunyai pandangan yang berbeda, ada kalanya menurut pimpinan benar belum tentu menurut bawahannya, begitu juga sebaliknya, yang jelas setiap tindakan pimpinan pasti ingin yang terbaik, dan sebagai pimpinan senantiasa harus bersikap adil kepada pegawainya”. (Wawancara pada tanggal 9 November 2015. Jam 10.02 WIB). Berdasarkan ungkapan I1-1 di atas bahwa pimpinan sudah bersikap adil
kepada pegawai negeri sipil di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon, karena sikap yang adil mendorong sikap kedisiplinan terhadap
pegawai hal tersebut juga bisa membuat pegawai merasa dianggap oleh pimpinan.
Seperti yang telah disinggung diatas bahwa keadilan memang suatu yang
positif apabila diterapkan dalam suatu organisasi untuk meningkatkan kinerja
pegawai. Ketika ketidak adilan tidak ditegakkan pasti berpengaruh terhadap
kinerja pegawai. Apabila tidak ada keadilan dalam pekerjaan para pegawai akan
126
merasa tidak ada tanggung jawab yang besar dengan akibat yang akan
ditimbulkan pasti kinerja pegawai akan menjadi rendah. Sebaliknya dengan
adanya sikap keadilan dari pimpinan, pegawai akan semakin termotivasi dan
merasa dianggap, seperti yang diungkapkan oleh I2-2 pegawai Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon yaitu bapak Mudzakir, SE
“Ya, hal ini dilihat dari cara pimpinan bersikap adil kepada pegawainya tidak memandang latar belakang pegawai seperti apa, pimpinan juga memang suka memperingatkan kita misalnya ikut dalam apel pagi, tidak hanya memperingatkan aja tapi pimpinan saya juga selalu ikut apel pagi dengan begini pegawai pasti merasa adil.” (Wawancara pada tanggal 18 November 2015. Jam 09.33 WIB)
Dari hasil wawancara dengan I2-2 di atas bahwa para pegawai di
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon sudah diperlakukan secara adil oleh
pimpinan, seperti yang dikatakan oleh pegawai bahwa pimpinan ikut serta dalam
apel pagi, jadi tidak hanya menyuruh pegawainya saja yang harus wajib mengikuti
apel pagi, dengan begitu pegawai merasa dihargai oleh pimpinan.
Gambar 4.9
Kegiatan Apel Pagi di Dinas Perindutstrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon
127
Keadilan di DISPERINDAGKOP Kota Cilegon peneliti melihat pimpinan
sudah bersikap adil, hal ini diterapkan kepada seluruh pegawai di Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, setiap tindakan pimpinan
selalu ingin yang terbaik, karena pimpinan merupakan cerminan untuk
pegawainya. Pimpinan di DISPERINDAGKOP Kota Cilegon sudah menjadi
pimpinan yang baik dan bersikap adil. Salah satu sikap adil pimpinan di
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon adalah ikut serta setiap apel pagi, hal ini
menunjukan agar pegawai merasa tidak dibeda-bedakan.
Bahwa sebagai pimpinan juga wajib dalam kegiatan apel pagi, karena
pemimpin yang baik dan adil harus memberikan contoh yang baik bagi
pegawainya, sehingga memotivasi pegawainya agar bisa menjadi seperti
pemimpinnya. Jika pimpinannya sudah bersikap adil maka secara langsung
pegawainya pun akan bersikap adil kepada pegawai yang lainnya.
4.4.5 Waskat
Waskat adalah tindakan nyata, dimana seorang pimpinan melakukan
pengawasan langsung kepada para pegawainya dan efektif untuk mencegah atau
mengetahui kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja,
mengaktifkan peranan atasan dan bawahan, menggali sistem-sistem kerja yang
paling efektif serta menciptakan sistem internal kontrol yang baik dalam
mendukung terwujudnya tujuan instansi, pegawai dan masyarakat seperti yang
diungkapkan oleh Drs.Benny Benyamin, M.Si :
“Tugasnya pimpinan memang salah satunya adalah ya mengontrol langsung, mengawasi pegawai juga yang lagi bekerja, jadi pimpinan tidak
128
hanya memberikan tugas saja tetapi mengontrol kerja para pegawainya”. (Wawancara pada tanggal 13 November 2015. Jam 14.24 WIB)
Berdasarkan hasil wawancara dengan I1-3 bahwa pimpinan dimana ia bekerja
berperan aktif dalam melakukan pengawasan terhadap pegawainya, ini dapat
dilihat dengan pimpinan mengontrol dan mengawasi secara langsung saat
pegawainya bekerja dan mengerjakan tugas kantor.
Selain itu hal yang sama diungkapkan oleh Dadang Krisnawadi,S.Sos :
“Ya, pengawasan pada pegawai pasti ada lah yah misalnya ngawasin langsung pegawainya kalau sedang bekerja, biar pegawainya juga cepat ngerjain tugas yang diberikan, soalnya gini ya kadang ada aja pegawainya yang leha-lehe dan terlalu santai untuk mengerjakan tugas-tugas, maka dari itu sebagai pimpinan harus selalu mengawasi pegawainya”. (Wawancara pada tanggal 17 November 2015. Jam 10.04 WIB)
Berdasarkan hasil wawacara dengan I1-4 di atas bahwa di
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon pemimpin sudah melaksanakan pengawasan
dengan baik kepada pegawai, ini terbukti dengan pemimpin mengawasi langsung
pekerjaan pegawai.
Waskat bukan hanya mengawasi moral kerja dan kedisiplinan pegawai saja,
tetapi juga harus berusaha mencari sistem kerja yang lebih efektif untuk
mewujudkan tujuan organisasi, pegawai dan masyarakat, dengan sistem yang baik
akan tercipta internal kontrol yang dapat mengurangi kesalahan-kesalahan dan
mendukung kedisiplinan serta moral kerja pegawai. Pimpinan di
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon sudah rutin melakukan pengawasan kepada
pegawai. Hal ini diungkapkan oleh Sandy Ruliandy :
“Ya, pimpinan di tempat saya bekerja selalu mengawasi pegawainya secara langsung, misalnya mengecek kegiatan atau tugas-tugas yang dikerjakan, apakah pegawainya benar-benar mengerjakan atau tidak,
129
makanya pimpinan suka mengawasi pegawainya”. (Wawancara pada tanggal 18 November 2015. Jam 10.39 WIB)
Dari hasil wawancara dengan I2-1 di atas bahwa pegawai Di
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon menilai baik seorang pimpinan karena sering
melakukan tugasnya sebagai pemimpin. Hal ini ditunjukan dengan rajinya
pimpinan memberikan masukan akan pentingnya apel pagi dalam kegiatan
pemerintahan, serta sering melakukan pengecekan kegiatan atau tugas-tugas yang
dikerjakan oleh pegawainya serta mengecek absensi pegawai yang mengikuti apel
seperti berikut :
Gambar 4.10
Daftar Hadir Upacara Pagi Pegawai DISPERINDAGKOP Kota Cilegon.
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, 2015
Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari
adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan
dicapai. Melalui pengasawan diharapkan dapat membantu melaksanakan
130
kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan
secara efektif dan efisien.
Berdasarkan indikator waskat bahwa pengawasan di DISPERINDAGKOP
Kota Cilegon yang peneliti temukan pengawasanya sudah berjalan dengan baik.
Salah satu jenis pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan DISPERINDAGKOP
Kota Cilegon adalah mengawasi secara langsung ketika sedang apel pagi, dan hal
ini pun dibenarkan oleh pegawai di DISPERINDAGKOP Kota Cilegon bahwa
pimpinan selalu mengontrol langsung dan mengawasi pekerjaan pegawai
dikantor. Oleh karena itu pengawasan dari pimpinan sangat berperan penting
dalam kegiatan pegawai untuk menumbuhkan sikap disiplin pada pegawai.
4.4.6 Sanksi Hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memilihara disiplin pegawai,
karena dengan sanksi hukuman yang berat pegawai akan semakin takut untuk
melanggar peraturan-peraturan, sehingga perilaku yang indispliner akan
berkurang. Berat atau ringan sanksi yang diterapkan tersebut juga mempengaruhi
baik atau buruknya disiplin kerja pegawai.
Hendaknya sanksi tersebut tidak terlalu berat supaya sanksi tersebut dapat
dijadikan pelajaran untuk mendidik pegawai agar mengubah perilakunya. Sanksi
hukuman yang wajar dapat bersifat mendidik akan menjadi motivasi untuk
memelihara disiplin. Seperti yang diungkapkan oleh Drs.Benny Benyamin, M.Si :
“Ada kok peraturan yang mengatur tentang sanksi hukuman bagi pegawai yang melanggar disiplin, dan penerapannya secara bertahap. Misalnya kalau ada pegawai yang melakukan tindakan indispliner seperti tidak
131
mengikuti apel pagi mas, maka akan diberikan sanksi yang tidak terlalu berat yaitu sanksi hukuman secara lisan maupun tulisan berupa teguran, hal ini bermaksud agar pegawai tidak melakukan indisipliner lagi mas, dan menjadi sebuah pelajaran ketika melakukan kesalahan.” (Wawancara pada tanggal 13 November 2015. Jam 14.26 WIB)
Berdasarkan hasil wawancara dengan I1-3 di atas menjelaskan bahwa
peraturan di DISPERINDAGKOP Kota Cilegon sudah diterapkan secara
bertahap. Misalnya pelanggaran yang diterapkan disesuaikan dengan tingkatan
indisipliner yang dilakukan oleh pegawai negeri sipil contohnya, jika ada salah
seorang pegawai negeri sipil yang tidak mengikuti apel pagi akan diberikan sanksi
yang tidak terlalu berat yakni sanksi hukuman secara lisan maupun tulisan yang
berupa teguran untuk pegawai negeri sipil yang indisipliner.
Hal ini bermaksud agar para pegawai tidak melakukan tindakan indisipliner.
Sama halnya dengan pendapat yang diungkapkan oleh Kasubag Umum dan
Kepegawaian DISPERINDAGKOP Kota Cilegon bapak Ika Solika, S.Sos :
“Bagi pegawai yang terlambat akan diberi sanksi hukuman, yaitu diberikan teguran lisan dulu sebagai sanksi tidak mengikuti apel pagi PNS oleh atasan langsung.” (Wawancara pada tanggal 16 November 2015. Jam 11.12 WIB)
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa jika ada pegawai yang tidak
ikut melaksanakan apel pagi akan mendapatkan sanksi yakni teguran secara lisan
maupun tulisan, sanksi hukuman diberikan sesuai dengan kesalahan pegawai.
Sanksi hukuman yang diberikan pun bertujuan agar pegawai merasa jera dan tidak
melakukan tindakan indisipliner lagi. Hal ini dibuktikan dengan adanya peraturan
yang menunjukan bahwa sanksi hukuman memang ada dan diterapkan di Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Berikut adalah tabel
132
sanksi hukuman pegawai negeri sipil berdasarkan peraturan pemerintah No. 53
Tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil :
Tabel 4.3 Sanksi Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasaran sanksi
No Kategori Hukuman Lama tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah
Jenis sanksi
1 Hukuman Disiplin Ringan
5 hari Teguran lisan
6-10 hari Terguran tertulis
11—15 hari Pernyataan tidak puas secara tertulis
2 Hukuman Disiplin sedang
16-20 hari Penundaan kenaikan gaji berkala
21-25 hari Penundaan kenaikan jabatan
26-30 hari Penundaan pangkat setingkat lebih rendah paling lama 1 tahun
3 Hukuman Disiplin berat
31-35 hari Penurunan pangkat paling lama 3 bulan
36-40 hari Mutasi dalam rangka penurunan jabatan (eselon) setingkat lebih rendah
41-45 hari
Pembebasan dari jabatan
>46 hari Pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat
(Sumber : PP No 53 Tahun 2010)
Walaupun sanksi hukuman telah diterapkan akan tetapi masih ada beberapa
pegawai yang melakukan tindakan indisipliner seperti yang diungkapkan oleh
Nila Oktoria :
“Saya tergolong jarang mengikuti apel pagi karena kalau pagi saya sibuk dengan urusan pribadi contohnya seperti sebelum saya berangkat saya nganter anak saya dulu ke sekolah, dan menyiapkan keperluan dirumah dulu, makanya saya kadang jarang ikut apel pagi.” (Wawancara pada tanggal 18 November 2015. Jam 09.54 WIB)
133
Berdasarkan wawancara dengan I2-3 di atas bahwa di DISPERINDAGKOP
Kota Cilegon walaupun sanksi hukuman sudah diterapkan akan tetapi masih ada
beberapa pegawai yang melakukan tindakan indispliner. Seperti pegawai yang
tidak mengikuti apel pagi dengan alasan sibuk mengurusi urusan pribadinya.
Berat atau ringannya sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut
mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan pegawai sanksi hukuman harus
diterapkan pertimbangan logis, masuk akal dan di informasikan secara jelas
kepada semua pegawai. Sanksi hukuman seharusnya tidak terlalu ringan atau
terlalu berat supaya hukuman itu tetap mendidik pegawai untuk mengubah
perilakunya. Sanksi hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap tingkatan yang
indisipliner, bersifat mendidik, dan menjadi alat motivasi untuk memelihara
kedisiplinan instansi. Seperti yang dijelaskan oleh Ika Solika, S.Sos :
“Sanksi hukuman diberikan pasti ada mas, dan memang harus sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu PP No.53 Tahun 2010. Hal ini agar pemimpin juga tidak semena-mena jika memberikan sanksi kepada pegawai.” (Wawancara pada tanggal 16 November 2015. Jam 11.16 WIB)
Berdasarkan hasil wawancara dengan I1-2 bahwa sanksi hukuman sesuai
dengan peraturan yang mengacu pada PP No 53 Tahun 2010,
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon menerapkan sanksi hukuman sesuai dengan
peraturan pemerintah agar pemimpin tidak semena-mena dalam memberikan
sanksi kepada pegawainya.
Hal yang sama dibenarkan oleh Drs.H.Damanhuri, M.Si :
134
“Kalau Pegawai Negeri Sipil kita sudah mengacu pada Undang-Undang N0.53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai.” (Wawancara pada tanggal 9 November 2015. Jam 10.04 WIB) Berdasarkan wawancara dengan I1-1 di atas bahwa sanksi hukuman di
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon mengacu pada peraturan yang berlaku yaitu
peraturan pemerintah No.53 Tahun 2010 tentang kedisiplinan pegawai, hal
tersebut telah dibuktikan dengan pemimpin yang memberikan sanksi hukuman
kepada pegawai sesuai dengan peraturan pemerintah No.53 Tahun 2010.
Gambar 4.11 Peraturan Pemerintah Pasal 1 No 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil
Sumber : PP No 53 Tahun 2010
Berdasarkan gambar di atas Dinas Perindustrian, Perdagangan dan koperasi
Kota Cilegon telah menerapkan sanksi hukuman berdasarkan peraturan
135
pemerintah No 53 Tahun 2010 tentang kedisiplinan pegawai. Jadi pimpinan di
DISPERIDAGKOP tidak semena-mena dalam memberikan sanksi hukuman jika
ada pegawai negeri sipil yang melakukan indisipliner melainkan berpacu pada
peraturan pemerintah.
Berdasarkan indikator sanksi hukuman dapat disimpulkan bahwa sanksi
hukuman di DISPERINDAGKOP Kota Cilegon yang peneliti temukan, pimpinan
dari instansi terkait sudah menerapkan sanksi hukuman bagi pegawai yang
melakukan tindakan indiispliner. Sanksi hukuman bagi pegawai yang melakukan
indisipliner mengacu pada peraturan pemerintah No 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin pegawai negeri sipil, jadi pimpinan tidak semena-mena dalam
memberikan sanksi hukuman untuk pegawai melainkan sanksi hukuman diberikan
sesuai dengan kesalahan pegawai. Sanksi hukuman yang diberikan pun bertujuan
agar pegawai merasa jera dan tidak melakukan tindakan indisipliner lagi.
4.4.7 Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi
kedisiplinan pegawai. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk
menghukum,setiap pegawai yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang
telah ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi
pegawai yang indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh
pegawai.
Ketegasan yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab
seorang pimpinan terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini akan
136
mendorong gairah kerja, semangat kerja, terwujudnya tujuan organisasi. Oleh
karena itu setiap pimpinan selalu berusaha agar para bawahanya mempunyai
disiplin yang baik. Seperti yang diungkapkan oleh Ika Solika,S.Sos :
“Seorang pimpinan dalam satu organisasi perlu bersikap tegas, perlu ketegasan dalam arti tetap memegang pada aturan-aturan yang ada dalam organisasi itu. Aturan sudah jelas mengatakan kapan waktunya kerja, kapan waktunya istirahat pulang dan saya yakin setiap pegawai paham betul akan hal ini hanya saja pelaksanaanya butuh kesadaran dan ketegasan dari pimpinan”. (Wawancara pada tanggal 16 November 2015. Jam 11.16 WIB)
Berdasarkan hasil ungkapan di atas bahwa pemimpin harus berani dan tegas
bertindak untuk menghukum setiap pegawai yang indisipliner sesuai dengan
sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Ketegasan diterapkan oleh pimpinan
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon dengan membuat aturan-aturan bahwa setiap
pegawai harus tepat waktu dalam bekerja, pulang sesuai dengan waktunya.
Pemimpin harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap
pegawai yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.
Ketegasan pemimpin dapat membentuk tingkah laku pegawai yang sesuai dengan
aturan instansi atau dapat dikatakan menjadikan pegawai menjadi lebih disiplin
terhadap pekerjaanya. Seperti yang diungkapkan oleh Mudzakir,SE :
“Pimpinan ditempat saya kerja sudah cukup tegas, apalagi tegas terhadap pegawai yang bertindak indispliner, karena sebagai pimpinan memang harus tegas dalam menjalankan kepemimpinannya, sikap pimpinan yang tegas pun akan membantu kedisiplinan para pegawai disini”. (Wawancara pada tanggal 18 November 2015. Jam 09.37 WIB)
Dari penjelasan tersebut, apabila dengan ketegasan tersebut pegawai
merasakan manfaatnya (seperti sikap kedisiplinan yang meningkat) maka pegawai
137
tersebut akan berterimakasih kepada pemimpin. Positifnya, pegawai tersebut akan
menularkan semangat disiplinya kepada pegawai yang lain. Hal ini akan
memberikan efek positif bagi instansi. Sudah seharusnya pemimpin juga
menyadari bahwa menjadi seorang pemimpin memang harus berani mengambil
keputusan sekalipun itu sulit dilakukan.
Ketegasan seorang pemimpin sebenarnya harus berani dan tugas bertindak
untuk menghukum setiap pegawai yang indisipliner sesuai dengan sanksi
hukuman yang telah ditetapkan, namun pada kenyataanya tidak semua pemimpin
dapat berlaku tegas terhadap pegawainya, masih ada pemimpin yang menunjukan
sikap mudah mentolerir kesalahan atau tindakan indisipliner pegawainya.
Terkadang hal ini dijadikan celah bagi pegawai untuk tidak mematuhi standar
operasional yang telah ditetapkan. Akibatnya pegawai akan berkerja dan bertindak
sesuka hati mereka dan mengahasilkan kinerja yang buruk bagi pemerintahan.
Gambar 4.12 Pegawai Yang Melakukan Indisipliner Dijam Bekerja
Sumber : Peneliti 2015
Ketegasan merupakan satu sikap yang sangat penting dan harus dimiliki
oleh siapa saja yang menjabat sebagai pemimpin. Dapat disimpulkan ketegasan
pimpinan di DISPERINDAGKOP Kota Cilegon sudah bersikap tegas dengan
138
baik, contohnya pimpinan menegaskan kepada bawahannya jika ada yang
melakukan tindakan indispliner akan diberikan sanksi hukuman sesuai dengan
kesalahannya. Pimpinan di DISPERINDAGKOP Kota Cilegon memang cukup
tegas terhadap pegawainya, tetapi tanpa disadari ada beberapa pegawai yang tidak
mengahargai seorang pimpinan, sehingga ia melakukan tindakan indisipliner
seperti menelepon diwaktu jam bekerja.
Dari semua penjelasan diatas, sebaiknya pemimpin saat ini lebih
meningkatkan ketegasan lagi, karena akan sangat membantu, tidak hanya untuk
mengatur kedisiplinan pegawai namun dapat digunakan sebagai pedoman dalam
mengambil keputusan untuk setiap masalah yang terkait.
4.4.8 Hubungan Kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama pegawai ikut
menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu instansi pemerintahan. Pemimpin
harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta
mengikat. Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan
lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan memberikan motivasi
kedisiplinan yang baik pada pegawai di tempak kerjanya.
Dalam setiap instansi pasti terjadi hubungan kemanusiaan, terutama cara
berkomunikasi yang baik sesama pegawai. Komunikasi ini terjalin agar
terciptanya pemahaman yang sama, sehingga dapat bekerja sama dengan baik.
Jadi, kedisiplinan pegawai akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam
organisasi tersebut baik. Hal ini dikatakan oleh Drs. H.Damanhuri,M.Si :
139
“Ketika kita menerapkan sikap disiplin kepada pimpinan maupun pegawai, kita juga harus membangun hubungan yang baik, karena kalau kita berhubungan dengan baik antar sesama pegawai atau atasan pasti akan terciptanya suasana yang harmonis, yang akrab, tidak ada konflik. Makanya harus selalu saling koordinasi dengan bawahan, memberikan arahan pada setiap kegiatan, dan yang paling penting komunikasi antar pegawai dengan baik”. (Wawancara pada tanggal 9 November 2015. Jam 10.10 WIB)
Berdasarkan hasil wawancara dengan I1-1 bahwa di Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon yang telah diuraikan diatas bahwa
hubungan kemanusiaan harus terus diterapkan. Hal ini dibuktikan oleh pimpinan
dengan cara saling mengkoordinasi antar pegawai, menjalin komunikasi yang baik
sesama pegawai agar terciptanya suasana kerja yang harmonis. Pimpinan akan
berusaha untuk mencoba, mengubah kebutuhan serta keinginan pegawai melalui
proses motivasi yang disampaikan melalui hubungan antar pimpinan dan
pegawainya.
Gambar 4.13 Kegiatan Yang Diselenggarakan Oleh DISPERINDAGKOP Kota Cilegon.
Sumber : Dinas perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
140
Berdasarkan gambar diatas membuktikan bahwa hubungan kemanusian
yang dijalin oleh seluruh pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon dengan melakukan kegiatan positif seperti menyelenggarakan acara-
acara hari besar yang diadakan setiap tahun contohnya seperti memperingati hari
koperasi. Tanpa ada hubungan kemanusiaan yang baik antara pimpinan dan
pegawai, maupun pegawai dengan pegawai tidak akan terciptanya suasana yang
harmonis.
Hubungan antara sesama pegawai di sebuah organisasi lebih berfokus pada
aspek-aspek manusiawi, hal ini perlu diketahui dan dijalankan di dalam instansi.
Pegawai memiliki kebutuhan dan keinginan informasi untuk mengetahui tugas-
tugasnya dan mengerti seluruh tujuan dan strategi. Keterbukaan dan kejujuran
kebijakan komunikasi yang baik harus dibangun oleh pimpinan dan harus diterima
oleh setiap bawahan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pegawai
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon, Sandy Ruliandy,A.Md yaitu dalam
membangun hubungan kemanusiaan antar pimpinan maupun antar pegawai.
“Setiap pegawai sudah menciptakan suasana yang kondusif agar semua kegiatan yang sudah diprogramkan dapat berjalan dengan baik. Hubungan yang baik dengan pimpinan sudah saya jalankan, dan itu memang wajib sebagai pegawai, karena ini sangat berpengaruh terhadap kinerja, kalau kita tidak bisa menjalin hubungan yang baik, tidak bisa berkomunikasi yang baik dengan pimpinan maupun pegawai, saya yakin pekerjaan atau program yang akan kita jalanin tidak akan berjalan dengan baik”. (Wawancara pada tanggal 18 November 2015. Jam 10.45 WIB)
Dari pernyataan I2-1 bahwa Hubungan kerja yang terjalin harmonis antar
sesama pegawai secara tidak langsung berakibat pada makin majunya kedisiplinan
pegawai. Seperti yang telah diungkapkan diatas, bahwa pegawai di
141
DISPERINDAGKOP mewajibkan menjalin hubungan yang baik dengan
pimpinan dan pegawai. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap disiplin
pegawai, dengan hubungan kemanusiaan yang baik akan terhindar dari saling
merendahkan antar sesama pegawai yang berpotensi menimbulkan perselisihan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan dan perkembangan suatu instansi
dapat tercapai apabila pegawai dapat menjaga hubungan kemanusiaan dalam kerja
yang baik antar sesama pegawai ataupun antara pegawai dan pimpinan. Dapat
disimpulkan bahwa hubungan kemanusiaan pegawai ataupun pimpinan di
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon saling berhubungan dengan baik, dengan
begitu pegawai dan pimpinan yang terjalin harmonis secara tidak langsung
berakibat pada makin meningkatnya kedisiplinan pegawai, sehingga pegawai akan
selalu senantiasa melakukan yang terbaik bagi instansinya.
4.5 Pembahasan
Dalam pembahasan ini peneliti akan membahas tentang Disiplin Kerja
Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon. Dapat diketahui bahwa pendisiplinan pegawai negeri sipil sangatlah
perlu dilakukan saat ini. Mengingat hal tersebut berpengaruh langsung terhadap
kinerja pegawai negeri sipil dan citra bagi instansi terkait.
Secara umum pendisiplinan merupakan usaha-usaha untuk menanamkan
nilai ataupun pemaksaan agar pegawai negeri sipil memiliki kemampuan untuk
mentaati sebuah peraturan. Tidak terkecuali di Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi Kota Cilegon yang dimana aparatur pemerintah dituntut bekerja
142
lebih profesional, bermoral dan beretika dalam mendukung pelayanan terhadap
masyarakat. Bukan tidak mungkin jika pegawai negeri sipil di
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon menjalankan tugasnya dengan baik maka
tujuan aparatur negara akan berjalan dengan baik.
Dengan adanya penerapan yang baik memungkinkan akan meningkatkan
disiplin kerja pegawai negeri sipil. Hal-hal yang menjadi penghambat dalam
penerapan disiplin kerja pegawai negeri sipil akan dicarikan solusinya dan segera
diselsaikan masalahnya oleh Dinas terkait. Dan disiplin kerja pegawai sangat
penting karena menjadi tolak ukur dari keberhasilannya sebuah organisasi.
Dengan adanya kedisiplinan pada seorang pegawai negeri sipil maka cita-cita
pembangunan akan berjalan dengan baik dan sempurna, dan sebalikya jika
penerapan disiplin disalah gunakan tentuya sulit mencapai pemerintah yang baik
dan kondusif. Sedangkan menurut Hasibuan terdapat 8 indikator yang
mempengaruhi suatu kedisiplinan kerja pegawai, antara lain :
1. Tujuan dan kemampuan
Berdasarkan teori yang digunakan oleh peneliti dengan menggunakan teori
dari Hasibuan, dari poin ini dimana tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi
sikap kedisiplinan pegawai. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan
secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan pegawai. Hal ini berarti
bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada pegawai harus sesuai dengan
kemampuan pegawai yang bersangkutan, agar dapat bekerja dengan sungguh-
sungguh dan disiplin dalam pekerjaannya.
143
Tujuan dan kemampuan pegawai di DISPERINDAGKOP Kota Cilegon
sudah berjalan dengan baik dengan berpacu pada visi dan misi organisasi instansi
tersebut. Akan tetapi visi dan misi tidak akan berjalan dengan baik jika tidak
dibarengi dengan kemampuan pegawai. Kemampuan pegawai di Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon berdasarkan dari hasil
penelitian masih banyak pegawai negeri sipil yang belum sesuai dengan latar
belakang pendidikanya, sehingga para pegawai diusahakan untuk bisa
menyelesaikan tugas pekerjaanya walaupun tidak sesuai dengan tupoksi.
Walaupun latar belakang pendidikan pegawai tidak sesuai dengan tugas
pekerjaanya, pegawai bisa dan mampu mengerjakan serta dapat melaksanakan
pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan servis yang
maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan pegawai yang
lainnya, sesuai dengan bidang pekerjaa yang diberikan kepadanya.
2. Teladan pimpinan
Berdasarkan teori yang digunakan oleh peneliti, pada poin ini teladan
pimpinan. Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan
pegawai, karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.
Pimpinan harus memberikan contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta
sesuai kata dengan perbuatan.
Pimpinan di DISPERINDAGKOP Kota Cilegon sudah memberikan contoh
dengan baik, misalnya pimpinan selalu menyempatkan untuk memberikan arahan
kepada pegawai, baik ketika sedang rapat maupaun sedang melaksanakan apel
144
pagi. Pernyataan ini dibenarkan oleh pegawai di DISPERINDAGKOP Kota
Cilegon, bahwa pimpinan sudah memberikan arahan dengan baik baik ketika
sedang rapat maupun sedang apel pagi.
Sehingga pegawai akan memperhatikan sikap dan perilaku pimpinan yang
kemudian akan diikuti oleh bawahannya. Bahkan beberapa pegawai sudah
mengetahui kewajiban dan larangan yang terdapat pada pasal 3 dan pasal 4 PP No
53 Tahun 2010. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun
akan baik. Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang berdisiplin, para bawahan
pun akan kurang disiplin.
3. Balas jasa
Berdasarkan teori yang digunakan oleh peneliti dengan menggunakan teori
dari Hasibuan, dari poin balas jasa. Balas jasa ikut mempengaruhi kedisiplinan
pegawai karena balas jasa memberikan kepuasan dan kecintaan pegawai terhadap
pekerjaannya. Jika kecintaan pegawai semakin baik terhadap pekerjaan,
kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.
Balas jasa di DISPERINDAGKOP Kota Cilegon tidak diterapkan karena
sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bahwa
kenaikan gaji maupun reward sudah diatur oleh pemerintah bukan dari pimpinan
maupun intansi terkait. Tidak adanya reward atau kenaikan memang akan sedikit
berpengaruh menurunya kedisiplinan pegawai karena tidak adanya pemacu atau
penyemangat dalam pekerjaan. Bahkan pegawai mengaku tidak bisa mencukupi
kebutuhan hidupnya jika hanya mengandalkan gaji sebagai pegawai.
145
Balas jasa berperan penting untuk menciptakan kedisiplinan pegawai.
Artinya semakin besar balas jasa, semakin baik kedisiplinan pegawai. Sebaliknya
apabila balas jasa kecil, kedisiplinan pegawai menjadi rendah. Pegawai sulit untuk
berdisiplin baik selama kebutuhan-kebutuhan primernya tidak terpenuhi dengan
baik.
4. Keadilan
Berdasarkan teori yang digunakan oleh peneliti dengan menggunakan teori
dari Hasibuan, dari poin keadilan ini keadilan ikut mendorong terwujudnya
kedisiplinan pegawai, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya
penting, dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya.
Begitu pun dengan keadilan pimpinan di DISPERINDAGKOP Kota
Cilegon bahwa pimpinan sudah bersikap adil, Pimpinan di DISPERINDAGKOP
Kota Cilegon tidak hanya meminta pegawainya selalu wajib mengikuti apel pagi,
tetapi sebagai pimpinan pun harus ikut serta dalam kegiatan rutin tersebut, karena
hal ini akan menimbulkan rasa sikap adil terhadap pegawai. Pimpinan tidak hanya
memperingatkan secara teori saja tapi pimpinan pun bisa membuktikan sendiri
secara prakteknya.
Hal ini diterapkan kepada seluruh pegawai di Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota cilegon, setiap tindakan pimpinan selalu ingin
yang terbaik, karena pimpinan merupakan cerminan untuk pegawainya. Jika
pimpinannya sudah bersikap adil maka secara langsung pegawainya pun akan
bersikap adil kepada pegawai yang lainnya. Oleh karena itu pimpinan harus terus
146
selalu bersikap adil kepada pegawainya agar pegawai selalu merasa dihargai dan
tidak ada kecemburuan sosial antar pegawai dan pimpinan.
5. Waskat
Berdasarkan teori yang digunakan oleh peneliti dengan menggunakan teori
dari Hasibuan. dari poin waskat ini, tindakan nyata dan paling efektif dalam
mewujudkan kedisiplinan pegawai. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan
langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja
bawahannya. Hal ini berarti pimpinan harus selalu hadir ditempat kerja agar dapat
mengatasi dan memberikan petunjuk jika ada bawahannya yang mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Pengawasan pimpinan terhadap pegawai di DISPERINDAGKOP Kota
Cilegon menurut pimpinan dan pegawainya sudah berjalan dengan baik, ini
terlihat ketika pimpinan rutin melakukan pengecekan absensi pegawai, mengecek
hasil kerja pegawainya tiap minggunya. dan pimpinan sering memberikan masuka
akan pentingnya apel pagi bagi pegawai serta mengecek absensi ketika apel pagi.
Jika pengwasan yang dilakukan pimpinan rutin maka kedisiplinan pegawai
dalam bekerja akan lebih baik dan jika sebaliknya pimpinan tidak rutin dalam
melakukan pengawasan maka pegawai akan sering melakukan tindakan
indisipliner. Waskat yang efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja
pegawai. Pegawai merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan
dan pengawasan dari pimpinan.
147
6. Sanksi Hukuman
Berdasarkan teori yang digunakan oleh peneliti dengan menggunakan teori
dari Hasibuan, dari poin ini, sanksi hukuman di Dinas Perindustrian, Perdagangan,
dan Koperasi Kota Cilegon diterapkan dengan baik. Menurut pimpinan dan
pegawainya, misalnya jika ada salah seorang pegawai negeri sipil di
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon yang tidak mengikuti apel pagi akan
diberikan sanksi yang tidak terlalu berat.
Sanksi hukuman yang diberikanpun sesuai dengan peraturan pemerintah
No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil, hukuman disiplin yang
diberikan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu hukuman disiplin ringan, disiplin
sedang dan disiplin berat, yakni sanksi hukuman berupa teguran lisan maupun
tulisan untuk pegawai negeri sipil yang indisipliner dan sanksi hukuman sampai
sanksi berupa pemberhentian tidak dengan hormat.
Sanksi hukuman yang diberikan untuk pegawai yang tidak masuk kerja
selama mulai dari 5 hari sampai kurang lebih 40 hari dengan tanpa alasan yang
sah, dan sanksi hukuman yang diberikkan untuk pegawai indisipliner ditindak
secara berjenjang. Hal ini bermaksud agar pegawai tidak melakukan indisipliner.
Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, pegawai akan semakin takut
melanggar peraturan pemerintahan, sikap, dan perilaku indisipliner pegawai akan
berkurang.
148
7. Ketegasan
Berdasarkan teori yang digunakan oleh peneliti dengan menggunakan teori
dari Hasibuan, dari poin ini. Ketegasan pimpinan di DISPERINDAGKOP Kota
Cilegon dapat digambarkan bahwa pimpinan sudah bersikap tegas pada pegawai.
Permyataam tersebut dibenarkan oleh salah satu pegawai di DISPERINDAGKOP
Kota Cilegon, bahwa pimpinan sikap ketegasan pimpinan salah satunya adalah
memberlakukan aturan wajib datang tepat pada waktunya, dan pulang sesuai
dengan jadwalnya. Namun ketegasan pimpinan kadang tidak dihargai atau tidak di
dengarkan oleh sebagian pegawai, contohnya salah satu pegawai yang tidak
menghargai pimpinan, menelepon disaat jam bekerja.
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi
kedisiplinan pegawai. Pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk
menghukum setiap pegawai yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang
telah ditetapkan. Pimpinan yang berani menindak tegas menerapkan hukuman
bagi pegawai yang indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh
bawahannya. Dengan demikian pimpinan akan memelihara kedisiplinan
pegawainya.
8. Hubungan Kemanusiaan
Berdasarkan teori yang digunakan oleh peneliti dengan menggunakan teori
dari Hasibuan, dari poin hubungan kemanusiaan, pimpinan harus terus berusaha
menciptakan suasana kemanusiaan yang serasi serta memikat diantara semua
149
pegawainya. Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan
lingkungan dan suasana kerja yang nyaman.
. Hubungan kemanusiaan Pegawai ataupun pimpinan di
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon saling berhubungan dengan baik, dengan
begitu pegawai dan pimpinan yang terjalin harmonis secara tidak langsung
berakibat pada makin meningkatnya kedisiplinan pegawai, sehingga pegawai akan
selalu senantiasa melakukan yang terbaik bagi instansinya.
Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian yang dilakukan, bahwa
Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi Kota Cilegon dinilai cukup baik dengan beberapa indikator yang
terpenuhi. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik. Jadi kedisiplinan
pegawai akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan berjalan dengan baik.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Temuan Lapangan
Indikator Hasil Penelitian Kesimpulan
Tujuan dan Kemampuan
i. Tujuan PNS di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon sudah berjalan sesuai dengan visi misi di dinas tersebut.
ii. Latar belakang pendidikan PNS di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon belum sesuai dengan Tupoksinya.
Baik
Belum baik
150
Teladan Pimpinan 1. Pimpinan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi kota Cilegon sudah memberikan contoh yang baik terhadap pegawainya, salah satunya dengan pimpinan rajin mengikuti apel.
Baik
Balas Jasa 1. Balas jasa di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon tidak dijalan dengan baik dimana pegawai yang berdisiplin baik tidak diberikan reward oleh pimpinan.
Belum baik
Keadilan 1. Pimpinan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon sudah adil dalam kebijakanya, dimana pimpinan tidak membeda-bedakan pemberian tugas kepada pegawainya.
Baik
Pengawasan Melekat
1. Pimpinan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi kota Cilegon sudah mengawasi pegawainya dengan melekat, dimana seorang pimpinan sering mengawasi pegawainya dalam melakukan tugas pekerjaanya.
Baik
Sanksi Hukuman 1. Sanksi hukuman bagi pegawai yang indisipliner di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon sudah diterapkan dengan baik, serta berpacu pada peraturan pemerintah.
Baik
Ketegasan 1. Pimpinan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi kota Cilegon sudah mempunyai sifat yang tegas terhadap pegawainya salah satunya dengan memberlakukan sanksi hukuman
Baik
151
bagi pegawai yang melakukan tindakan indisipliner.
Hubungan Kemanusiaan
1. Hubungan kemanusiaan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon sudah diterapkan dengan baik, dimana pimpinan di dinas tersebut menjalin hubungan baik dengan para pegawainya.
Baik
152
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada penelitian ini menggunakan teori Hasibuan (2007: 193). Dimana
teori menjelasakan bahwa kedisiplinan harus di tegakan dalam suatu organisasi
publik. Tanpa dukungan disiplin pegawai yang baik, sulit bagi organisasi untuk
mewujudkan visi misinya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai tujuanya. Maka kriteria yang dipakai dalam disiplin
kerja tersebut dapat di kelompokan menjadi beberapa indikator yaitu adalah
Tujuan dan kemampuan, Teladan pimpinan, Balas jasa, Keadilan, Waskat, Sanksi
hukuman, Ketegasan dan Hubungan kemanusiaan. Kesimpulanya dari hasil
penelitian menunjukan bahwa Disiplin kerja pegawai negeri sipil di Kantor
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon sudah
berjalan dengan baik. Hal ini berkaitan dengan disiplin kerja pegawai tersebut
dapat dikelompokan dari teori yang digunakan, yaitu teori disiplin. Adapun
indikator-indikatornya yaitu :
1. Tujuan PNS di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
sudah berjalan sesuai dengan visi misi di dinas tersebut.
2. Pimpinan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi kota Cilegon
sudah memberikan contoh yang baik terhadap pegawainya, salah satunya
dengan pimpinan rajin mengikuti apel.
153
3. Pimpinan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
sudah adil dalam kebijakanya, dimana pimpinan tidak membeda-bedakan
pemberian tugas kepada pegawainya
4. Pimpinan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi kota Cilegon
sudah mengawasi pegawainya dengan melekat, dimana seorang pimpinan
sering mengawasi pegawainya dalam melakukan tugas pekerjaanya
5. Sanksi hukuman bagi pegawai yang indisipliner di Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon sudah diterapkan dengan baik, serta
berpacu pada peraturan pemerintah
6. Pimpinan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi kota Cilegon
sudah mempunyai sifat yang tegas terhadap pegawainya salah satunya dengan
memberlakukan sanksi hukuman bagi pegawai yang melakukan tindakan
indisipliner.
7. Hubungan kemanusiaan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon sudah diterapkan dengan baik, dimana pimpinan di dinas
tersebut menjalin hubungan baik dengan para pegawainya.
Dilihat dari seluruh indikator maka dapat disimpulkan bahwa Disiplin
kerja pegawai negeri sipil di kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon sudah berjalan dengan baik.
154
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian ini mengemukakan saran yang berkaitan
dengan disiplin kerja pegawai negeri sipil di Kantor Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon yaitu :
1. Pegawai negeri sipil di Dinas Perindutrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon tugas dan fungsinya masih belum sesuai dengan latar
belakang pendidikanya. Walaupun pegawai negeri sipil di Dinas
Perindustrian, Perdangan dan Koperasi Kota Cilegon menjalankan tugas
dan fungsinya dengan baik, tetap akan lebih lagi jika pegawai negeri sipil
diberikan tugas dan fungsinya sesuai dengan latar belakang pendidikanya.
2. Ada beberapa pegawai negeri sipil di Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi Kota Cilegon selalu taat mematuhi peraturan seperti pegawai
prestasi, rajin mengkuti apel pagi, datang tepat waktu dan pulang sesuai
dengan jam pulangnya. Disiplin pegawai negeri sipil seperti ini harusnya
diberikan apresiasi sehingga pegawai negeri sipil akan lebih merasa
dihargai dan maksimal lagi dalam bekerja.
154
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
Hasibuan, Malayu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara Aksara
2007. Manajemen Sumber Jaya Manusia edisi revisi. Jakarta : Bumi Aksara Aksara
Irawan, Prasetya. 2005. Materi Pokok Penelitian Adminstrasi. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Lateiner, Alfred R. 1983. Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Dalam Imam Soedjono. Jakarta : Aksara Baru
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Miles, Matthew dan Michael Hubeman. 2009. Analisis Data Kualitatif ( Buku
SumbermTentang Metode-metode Baru ). UI Press : Jakarta
Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Muchhadarsyah, Sinungan. 2005. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Angkasa Persada.
Prijodarminto, Soegeng. 1992. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta :
Pradnya Paramita.
Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja indonesia Pendekatan Administrasi dan Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.
Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber daya Manusia, Reformasi Birokrasi, dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung : Refika Aditama.
Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Aditama : Bandung
155
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabet.
Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Widodo, D.S 1991. Pokok-pokok Pengertian Ilmu Administrasi Kepegawaian. Jakarta : Ghalia.
Yuniarsih, Tjutju. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Alfabeta.
Dokumen
Undang- undang No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
Peraturan Pemerintah No 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode etik pegawai negeri sipil.
Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin pegawai.
Peraturan pemerintah No 30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Sumber lain
http://contohdanfungsi.blogspot.com/2012/10/pengertian-pegawai.html diunduh pada tanggal 3 agustus 2015 pada pukul 13.30
http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pengertian-pegawai.html diunduh pada tanggal 3 agustus 2015 pada pukul 13.46
http://najasmileforyou.blogspot.com/2013/05/manajemen-sumber-daya-manusia-disilpin.html diunduh pada tanggal 13 agustus 2015 pada pukul 20.11
http://disperindagkop.cilegon.go.id/index.php/profil/visi-dan-misi diunduh pada tanggal 19 agustus 2015 pada pukul 11.00
Pedoman wawancara tentang Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di
Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
Penelitian ini dilaukan dalam rangka penyusunan skripsi serta sebagai salah satu
syarat untuk menempuh ujian sarjana Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Untuk
memperoleh data yang diperlukan dan berkaitan dengan topik permasalahan
penelitian, maka disusunlah pedoman wawancara seperti dibawah ini. Penelitian
akan menjadi kerehasiaan informan dalam penelitian ini.
Informan :
a. Sekretaris Dinas
b. Kasubag Umum dan Kepegawaian
c. Kabid Pertambangan dan Energi
d. Kabid Perindsutrian
e. Staf Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.
Pertanyaan I1-1 – I1-4
1. Tujuan dan Kemampuan
a. Bagaiaman kemampuan pegawai dalam bekerja?
b. Apakah pegawai harus memilki tujuan dalam bekerja?
c. Apakah kemampuan SDM pegawai disesuaikan dengan pekerjaanya?
2. Teladan Pimpinan
a. Sejauh mana pimpinan memiliki inisiatif untuk memberikan arahan
baik dalam pekerjaan maupun sikap?
b. Apakah pimpinan sudah mencontohkan disiplin yang baik kepada
pegawai?
c. Apakah pimpinan sudah menerapkan disiplin dengan baik?
3. Balas Jasa
a. Apakah pimpinan memberikan hadiah atau reward kepada pegawai
yang berprestasi?
b. Apakah ada kenaikan gaji atau kesejahteraan bagi pegawai yang
berdisiplin dengan baik?
4. Keadilan
a. Apakah tindakan pimpinan terhadap pegawai sudah obyektif?
5. Pengawasan Melekat
a. Apakah pimpinan mengontrol langsung kegiatan bekerja para
pegawai?
b. Bagaimana pimpinan berperan aktif dalam menyampaikan pentingnya
disiplin dalam suatu oorganisasi?
c. Apakah pimpinan berperan aktif dalam meningkatkan disiplin kerja?
6. Sanksi Hukuman
a. Apakah bagi pegawai yang terlambat dan tidak mengikuti apel akan
diberi sanksi hukuman?
b. Apakah sanksi hukuman yang diberikan sesuai dengan peraturan
pemerintah yang sudah ditetapkan?
7. Ketegasan
a. Apakah pimpinan dalam suatu organisasi perlu bersikap tegas?
b. Bagaimana bentuk ketegasan yang diberikan pimpinan kepada
bawahanya?
c. Apakah pimpinan selalu menegur dan memberikan sanksi dengan tegas
pegawai yang melanggar indisipliner?
8. Hubungan Kemanusaiaan
a. Bagaimana cara pimpinan dalam menjalin sikap dan perbuatan yang
harmonis kepada bawahanya?
Pertanyaan I2-1 – I2-5
1. Tujuan dan kemampuan
a. Apakah latar belakang pendidikan anda sudah disesuaikan dengan
penempatan kerja anda saat ini?
b. Bagaimana dengan inisiatif anda didalam menyelesaikan pekerjaan?
2. Teladan Pimpinan
a. Apakah pimpinan sudah menerapkan disiplin dengan baik?
b. Apakah pimpinan sudah memberikan contoh disiplin yang baik?
3. Balas Jasa
a. Apakah pimpinan memberikan hadiah atau reward kepada pegawai
negeri sipil yang berprestasi?
b. Apakah ada kenaikan gaji atau kesejahteraan bagi pegawai negeri sipil
yang berprestasi?
4. Keadilan
a. Apakah tindakan pimpinan terhadap pegawai negeri sipil sudah
obyektif?
b. Apakah pimpinan ditempat anda bekerja mempunyai sikap adil dan
bijaksana dalam kepemimpinanya?
5. Waskat
a. Apakah pimpinan ditempat anda bekerja selalu mengawasi pekerjaan
anda?
6. Sanksi Hukuman
a. Apakah anda termasuk pegawai yang sering melakukan tindakan tidak
disiplin?
b. Sanksi apa yang didapat jika anda melakukan tiindakan indisipliner?
7. Ketegasan
a. Apakah pimpinan tekgas dalam menjalankan kepemimpinanya?
8. Hubungan Kemanusiaan
a. Bagaimana dengan komunikasi anda dengan pimpinan?
b. Bagaimana dengan komunikasi antar pegawai negeri sipil yang
lainnya?
c. Bagaimana cara antar pegawai menciptakan suasana harmonis dalam
suatu pekerjaan?
MATRIKS WAWANCARA
Wawancara dengan Bapak Drs. Benny Benyamin, M.Si, sebagai Kepala Bidang
Pertambangan dan Energi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon. Wawancara pada tanggal 13 November 2015. Jam 14.04 WIB.
P (Peneliti) : Bagaimana kemampuan pegawai dalam bekerja?
I (Informan) : Didalam melakukan aktifitas pelaksanaan pekerjaan umumnya para
pegawai sudah memahami dan mampu melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan tupoksinya.
P :Apakah pegawai harus memilki tujuan dalam bekerja?
I :Di dalam melakukan aktifitas pelaksanaan pekerjaan umunya para
pegawai sudah memahami dan mampu melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan tupoksinya serta mempunyai tujuan dalam bekerja karenanya
untuk mencapai sebuah organisasi yang baik maka dibutuhkan
pegawai yang berdisiplin dalam melakukan pekerjaanya:.
P : Apakah kemampuan SDM pegawai disesuaikan dengan pekerjaanya?
I :Walaupun latar belakang pendidikan pegawai tidak sesuai dengan
pekerjaan namun dikarenakan sudah merupakan tugas dan tuntutan
organisasi semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan cukup baik.
P :Sejauh mana pimpinan memiliki inisiatif untuk memberikan arahan
baik dalam pekerjaan maupun sikap?
I :Pimpinan selalu memberikan arahan baik dalam pekerjaan maupun
sikap setiap saat, bahkan SKPD DISPERINDAGKOP setiap dua bulan
dilaksanakan pembinaan oleh Kepala SKPD.
P :Apakah pimpinan sudah mencontohkan disiplin yang baik kepada
pegawai?
I :Pada intinya pimpinan selalu memberikan contoh disiplin yang tegas
terhadap semua pegawai
P :Apakah pimpinan memberikan hadiah atau reward kepada pegawai
yang berprestasi?
I : Tidak ada reward atau hadiah tertentu karena hal tersebut telah diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
P : Apakah tindakan pimpinan terhadap pegawai sudah obyektif?
I :Tindakan pimpinan sudah obyektif karena selalu berkonsultasi
dengan atasan pegawai yang bersangkutan.
P :Apakah ada kenaikan gaji atau kesejahteraan bagi pegawai yang
berdisiplin dengan baik?
I :Kenaikan gaji sudah diatur dalam peraturan Pemerintah tentang
penggajian PNS
P :Apakah pimpinan mengkontrol secara langsung kegiatan para
pegawai?
I :Tugasnya pimpinan memang salah satunya adalah ya mengontrol
langsung, mengawasi pegawai juga yang lagi bekerja, jadi pimpinan
tidak hanya memberikan tugas saja tetapi mengontrol kerja para
pegawainya
P :Bagaimana pimpinan berperan aktif dalam penyampaian pentingnya
disiplin dalam suatu organisasi?
I :Pimpinan selalu melakukan pertemuan (Briefing) secara berkala
dengan pegawai dalam membahas masalah disiplin.
P :Apakah pimpinan berperan aktif dalam meningkatkan disiplin kerja?
I :Ya, sangat aktif.
P :Apakah bagi pegawai yang terlambat dan tidak mengikuti apel akan
diberi sanksi hukuman?
I :Ada peraturan yang mengatur tentang sanksi bagi pegawai yang
melanggar disiplin, penerapannya secara bertahap.
P :Apakah sanksi hukuman yang diberikan sesuai dengan peraturan
pemerintah yang sudah ditetapkan?
I :Sanksi hukuman terhadap pegawai harus selalui sesuai dengan
peraturan Pemerintah yang berlaku
P :Apakah pimpinan dalam satu organisasi perlu bersikap tegas?
I :Ketegasan dalam suatu organisasi bagi seorang pimpinan itu suatu
keharusan demi tercapainya tujuan organisasi.
P :Bagaimana bentuk ketegasan yang diberikan pimpinan kepada
bawahannya?
I :Memberikan sanksi yang tegas dan dengan tidak pilih-pilih.
P :Apakah pimpinan selalu menegur dan memberikan sanksi dengan
tegas bagi pegawai yang melanggar indisipliner
I :Pimpinan selalu memberikan teguran terhadap pegawai yang
melakukan indisipliner
P :Bagaimana cara pimpinan dalam menjalin sikap dan perbuatan yang
harmonis kepada bawahannya?
I :Untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan bawahan, pimpinan
dapat melakukan pendekatan secara personal
Wawancara dengan Bapak Ika Solika, S.Sos, sebagai Kasubag Umum dan
Kepegawaian Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
Wawancara pada tanggal 16 November 2015. Jam 11.07 WIB.
P (Peneliti) :Bagaimana kemampuan pegawai dalam bekerja?
I (Informan) :Kemampuan pegawai dalam bekerja, yaitu telah sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi berdasarkan peraturan Walikota Cilegon No.41
tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja DISPERINDAGKOP
Kota Cilegon tanggal 8 September 2008, dimana STOK ini sebagai
pedoman dalam bekerja.
P : Apakah pegawai harus memilki tujuan dalam bekerja?
I :Setiap pegawai negeri sipil harus memilki tujuan dalam bekerja agar
suatu pekerjaan bisa berjalan dengan baik..
P :Apakah kemampuan SDM pegawai disesuaikan dengan
pekerjaannya?
I :Kemampuan SDM pegawai disesuaikan dengan pekerjaannya, yak
karena sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh
PNS, serta pengalaman kerja yang ada pada diri PNS dan lain-lain.
P :Sejauh mana pimpinan memiliki inisiatif untuk memberikan arahan
yang baik dalam pekerjaan maupun sikap?
I ;Pimpinan memiliki inisiatif untuk memberikan arahan baik dalam
pekerjaan maupun sikap, pimpinan memberikan arahan dalam
pekerjaan selalu dengan mengadakan rapat-rapat intern, setiap
melaksanakan pekerjaan yang perlu arahan terhadap pekerjaan itu.
P :Apakah pimpinan sudah mencontohkan disiplin yang baik kepada
pegawai?
I :Pimpinan sudah mencontohkan disiplin yang baik kepada pegawai
sudah setiap PNS telah mengetahui kewajiban dan larangan terdapat
pada pasal 3 dan pasal 4 PP No.53 Tahun 2010.
P :Apakah pimpinan memberikan hadiah atau reward kepada pegawai
yang berprestasi?
I :Pimpinan akan memberikan hadiah kepada pegawai yang
berprestasi,jelas hal itu karena pegawai yang bekerja loyalitasnya
tinggi terhadap pekerjaan dengan sendirinya dapat hal itu.
P :Apakah tindakan pimpinan terhadap pegawai sudah obyektif?
I :Tindakan pimpinan sudah obtektif terhadap pegawai, sudah karena
setiap PNS sama terhadap aturannya.
P :Apakah ada kenaikan gaji atau kesejahteraan bagi pegawai yang
berdisiplin dengan baik?
I ;Kesejahteraan bagi pegawai yang berdisiplin akan mendapat kenaikan
pangkat misalnya karena telah memperlihatkan kerja yang baik.
P :Apakah pimpinan mengontrol langsung kegiatan bekerja para
pegawai?
I ;Pimpinan mengontrol langsung kegiatan bekerja para pegawai, ya
karena setiap pegaai memiliki atasan langsungnya.
P :Bagaimana pimpinan berperan aktif dalam penyampaian pentingnya
disiplin dalam suatu organisasi?
I ;Pimpinan berperan aktif dalam menyampaikan disiplin kerja, dalam
suatu organisasi. Ya karena pimpinan bertanggungjawab terhadap
pekerjaan yang dikerjakan oleh pegawai masalah disiplin.
P :Apakah pimpinan berperan aktif dalam meningkatkan disiplin kerja?
I :Pimpinan berperan aktif dalam meningkatkan disiplin kerja, ya betul
karena pimpinan merupakan nahkoda dalam berjalannya untuk suatu
organisasi.
P :Apakah bagi pegawai yang terlambat dan tidak mengikut apel akan
diberi sanksi hukuman?
I :Bagi pegawai yang terlambat dan tidak mengikuti apel akan diberi
sanksi hukuman, yaitu akan diberi teguran lisan dulu sebagai sanksi
tidak mengikuti apel bagi PNS oleh atasannya langsung.
P :Apakah sanksi hukuman yang diberikan sesuai dengan peraturan
pemerintah yang sudah ditetapkan?
I :Sanksi hukuman diberikan dengan peraturan yang berlaku yaitu PP
No.53 Tahun 2010.
P :Apakah pimpinan dalam satu organisasi perlu bersikap tegas?
Wawancara dengan Bapak Drs. H. Damanhuri, M.Si, sebagai Sekretaris Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Wawancara pada tanggal 9
November 2015. Jam 10.00 WIB.
P (Peneliti) :Bagaimana kemampuan pegawai dalam bekerja?
I (Informan) :Standar sesuai kemampuan dan berdasarkan aturan yang ada di dinas.
P :Apakah pegawai harus memilki tujuan dalam bekerja?
I :Tentu saja dalam bekerja seorang pegawai harus mempunyai tujuan
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Serta menjadi acuan bagi
pegawai dalam melaksanakan pekerjaanya sehingga, semua pekerjaan
dapat terlaksana dengan baik dan teratur. Selain itu pegawai disini
diwajibkan untuk berdisiplin dengan cara mematuhi aturan jam kerja,
dan mengikuti apel pagi
P :Apakah kemampuan SDM pegawai disesuaikan dengan
pekerjaannya?
I :Memang belum sesuai, tetapi Kita ini fungsional dan melaksanakan
suatu pekerjaan sesuai dengan TUPOKSI yang diberikan oleh
pimpinan SKPD dan diatur oleh SOTK yang ada.
P :Sejauh mana pimpinan memiliki inisiatif untuk memberikan arahan
baik dalam pekerjaan maupun sikap?
I :Di SKPD kita ada beberapa bidang yang diketahui oleh kepala
bidang, dan arahan pimpinan disampaikan berjenjang, kecuali pada hal
tertentu, bisa berjengjang dan bisa bersama-sama.
P :Apakah pimpinan sudah mencontohkan disiplin yang baik kepada
pegawai?
I :Saya kira setiap pimpinan harus mempunyai sikap yang lebih dari
bawahannnya, termasuk sikap teladan.
P :Apakah pimpinan memberikan hadiah atau reward kepada pegawai
yang berprestasi?
I` :Itu sudah hal yang pasti, setiap pimpinan akan memberikan sesuatu
yang terbaik kepada bwahannya
P :Apakah tindakan pimpinan terhadap pegawai sudah obyektif?
I :Setiap orang pastti mempunyai pandangan yang berbeda ada kalanya
menurut pimpinan benar belum tentu menurut bawahan juga benar,
begitu juga sebaliknya yang jelas setiap tindakan pimpinan pasti ingin
yang terbaik.
P :Apakah ada kenaikan gaji atau kesejahteraan bagi pegawai yang
berdisiplin dengan baik?
I :Pegawai Negeri Sipil berbeda dengan Pegawai Swasta, semua bobot
pekerjaan dihitung dengan beban pekerjaan yang diberikan pimpinan.
P :Apakah pimpinan mengontril langsung kegiatan bekerja para
pegawai?
I :Tentunya secara berjenjang, mulai dari KADIS, Sekretaris, Bidang,
KASI sampai kepada Staf.
P :Bagaimana pimpinan berperan aktif dalam pennyampaian pentingnya
disiplin dalam suatu organisasi?
I :Tentunya dengan arahan, tindakan, dan sekaligus contoh pada
bawahannya.
P :Apakah pimpinan berperan aktif dalam meningkatkan disiplin kerja?
I :Sudah barang tentu harus dilakukan aktif setiap pimpinan.
P :Apakah bagi pegawai yang terlambat dan tidak mengikuti apel akan
diberi sanksi?
I :Kalau PNS kita sudah mengacu pada Undang-Undang ASN No.10
Tahun 2010 tentang disiplin pegawai.
P :Apakah sanksi hukuman yang diberikan sesuai dengan peraturan
pemerintah yang sudah ditetapkan?
I :Ya, betul.
P :Apakah pimpinan dalam suatu organisasi perlu bersikap tegas?
I :Jelas, seorang pimpinan harus mempunyai sikap yang jelas termasuk
tegas.
P :Bagaimana bentuk ketegasan yang diberikan pimpinan kepada
bawahannya?
I :Setiap pekerja atau perintah yang disampaikan pimpinan harus dapat
diselesaikan dengan baik, efektif dan efisien.
P :Apakah pimpinan selalu menegur dan memberikan sanksi dengan
tegas bagi pegawai yang melanggar indispliner?
I :Tentunya dengan cara berjenjang tadi.
P :Bagaimana cara pimpinan dalam menjalin sikap dan perbuatan yang
harmonis kepada bawahannya?
I :Ketika kita menerapkan sikap disiplin kepada pimpinan maupun
pegawai, kita juga harus membangun hubungan yang baik, karena
kalau kita berhubungan dengan baik antar sesama pegawai atau atasan
pasti akan terciptanya suasana yang harmonis, yang akrab, tidak ada
konflik. Makanya harus selalu saling koordinasi dengan bawahan,
memberikan arahan pada setiap kegiatan, dan yang paling penting
komunikasi antar pegawai dengan baik.
Wawancara dengan Bapak Dadang Krisnawadi, S.Sos, sebagai KABID Perindustrian
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Wawancara pada
tanggal 17 November 2015. Jam 10.04 WIB.
P (Peneliti) :Bagaiaman kemampuan pegawai dalam bekerja?
I (Informan) :Kemampuan pegawai dalam bekerja sudah baik, ini dibuktikan
dengan adanya pegawai yang bisa mengerjakan tugasnya walaupun
tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
P :Apakah pegawai harus memilki tujuan dalam bekerja?
I :Sudah pasti pegawai dalam bekrja harus memiliki tujuan dalam
bekerja karena jika tidak pekerjaan tidak akan berjalan dengn baik
tujuan dari tugas tersebut tidak akan tercapai..
P :Apakah kemampuan SDM disesuaikan dengan pekerjaanya?
I :Sebenarnya kemampuan SDM tidak terlalu dipermasalahkan, yang
terpenting adalah pegawai mampu dan bisa bekerja dengan baik sesuai
dengan aturan.
P :Sejauh mana pimpinan memiliki inisiatif untuk memberikan arahan
baik dalam pekerjaan maupun sikap?
I :Seharusnya pimpinan bisa memberikan arahan dengan baik setiap
saat, setiap hari, tetapi untuk saat ini belum bisa memberikan arahan
sesering mungkin.
P :Apakah pimpinan sudah mencontohkan disiplin yang baik kepada
pegawai?
I :Sebagai pimpinan harus mencontohkan disiplin yang baik, hal ini juga
sudah diterapkan oleh pimpinanan disini.
P :Apakah Pimpinan memberikan hadiah atau reward kepada pegawai
yang berprestasi?
I :Untuk saat ini tidak ada, mungkin nanti ada tapi tidak tahu kapannya.
P :Apakah tindakan pimpinan terhadap pegawai sudah obyektif?
I :Sudah karena sebagai pimpinan harus bertindak obyektif.
P :Apakah ada kenaikan gaji atau kesejahteraan bagi pegawai yang
berdisiplin dengan baik?
I :Untuk kenaikan gaji tidak bisa diberikan begitu saja karena akan
menimbulkan kecemburuan sosial antar pegawai.
P :Apakah pimpinan mengontrol langsung kegiatan bekerja para
pegawai?
I : Ya, pengawasan pada pegawai pasti ada lah yah misalnya ngawasin
langsung pegawainya kalau sedang bekerja, biar pegawainya juga
cepat ngerjain tugas yang diberikan, soalnya gini ya kadang ada aja
pegawainya yang leha-lehe dan terlalu santai untuk mengerjakan
tugas-tugas, maka dari itu sebagai pimpinan harus selalu mengawasi
pegawainya
P :Bagaimana pimpinan berperan aktif dalam penyampian pentingnya
dalam suatu organisasi?
I :Selalu memberikan masukan kepada bawahannya, bahwa dalam
bertugas sangan penting terhadap suatu organisasi.
P :Apakah pimpinan berperan aktif dalam meningkatkan disiplin kerja?
I :Sangat amat harus berperan penting, karena kalau bukan pimpinan itu
sendiri yang aktif dalam meningkatkan disiplin kerja siapa lagi. Sebab
sebagai pimpinan harus memberikan contoh yang baik kepada
bawahannya, kalau saja pimpinan tidak berperan aktif dalam
meningkatkan disiplin, pegawai pun nantinya tidak mau bersikap
disiplin dan ini akan berdampak buruk terhadap kinerja pegawai.
P :Apakah bagi pegawai yang terlambat dan tidak mengikuti apel pagi
akan diberi sanksi?
I :Ya, pasti itu akan diberikan sanksi.
P :Apakah sanksi hukuman yang diberikan sesuai dengan peraturan yang
sudah ditetapkan?
I :Sanksi yang akan diberikan pun harus sesuai dengan kesalahan dan
pastinya harus sesuai dengan peraturan yang sudah dibuat.
P :Apakah pimpinan dalam suatu organisasi perlu bersikap tegas?
I :Ya, setiap pimpinan dan memimpin harus memiliki sikap yang tegas
tetapi tidak berlebihan.
P :Bagaimana bentuk ketegasan yang diberikan pimpinan kepada
bawahannya?
I :Misalnya memberi peringatan kepada bawahannya ketika
mendapatkan tugas harus segera dikerjakan.
P :Apakah pimpinan selalu menegur dan memberikan sanksi dengan
tegas bagi pegawai yang melanggar indisipliner?
I :Ya, selalu karena jika pimpinan diam saja pegawai akan selalu merasa
aman.
P :Bagaimana cara pimpinan dalam menjalin sikap dan perbuatan yang
harmonis kepada bawahannya?
I :Yang terpenting adalah komunikasi antar pegawai dan pimpinan
harus selalu terjaga.
Wawancara dengan Bapak Sandy Ruliandy, sebagai Fungsional Umum
DISPERINDAGKOP Kota Cilegon Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon. Wawancara pada tanggal 18 November 2015. Jam 10.34 WIB.
P (Peneliti) :Apa latarbelakang pendidikan anda sudah disesuaikan dengan
penempatan kerja anda saat ini?
I (Informan) :Dengan latarbelakang pendidikan yang saya miliki, penempatan kerja
saat ini sudah sesuai.
P :Bagaimana dengan inisiatif anda didalam menyelesaikan pekerjaan?
I :Segara mungkin menyelesaikan segala tugas dan tanggung jawab
yang sudah di amanahkan.
P :Apakah pimpinan sudah menerapkan disiplin dengan baik?
I :Sudah.
P :Apakah pimpinan sudah memberikan contoh disiplin yang baik?
I :Pimpinan di Dinas ditempat saya bekerja sudah mencontohkan
disiplin yang baik mas, dan saya tahu betul larangan dan kewajiban
yang terkandung dalam pasal 4 No 53 tahun 2010 tentang kedisiplinan
pegawai negeri sipil mas
P :Apakah pimpinan memberikan hadiah atau reward kepada pegawai
yang berprestasi?
I :Tidak ada hadiah atau reward.
P :Apakah ada kenaikan gaji atau kesejahteraan pegawai yang
berprestasi?
I : Kenaikan gaji secara berkala sudah diatur oleh pemerintah mas, jadi
mau gak mau harus cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Walaupun
saya kerja rajin tetapi tidak ada kenaikan gaji maupun hadiah dari
instansi dan dianggap sama dengan pegawai lain yang kadang kerja
dan kadang tidak kerja.
P :Apakah tindakan pimpinan terhadap pegawai sudah obyektif?
I :Sudah
P :Apakah pimpinan ditempat anda bekerja mempunyai sikap adil dan
bijaksana dalam kepemimpinannya?
I :Ya.
P : Apakah pimpinan ditempat anda bekerja selalu mengawasi pekerjaan
anda?
I : Ya, pimpinan di tempat saya bekerja selalu mengawasi pegawainya
secara langsung, misalnya mengecek kegiatan atau tugas-tugas yang
dikerjakan, apakah pegawainya benar-benar mengerjakan atau tidak,
makanya pimpinan suka mengawasi pegawainya
P :Apakah anda termasuk pegawai yang sering melakukan tindakan
tidak disiplin?
I :Tidak.
P :Sanksi apa yang didapat jika anda melakukan tindakan indisipliner?
I :Sanksi diberikan mulai dari sanksi berupa teguran ataupun tulisan.
P :Apakah pimpinan tegas dalam menjalankan kepemimpinannya?
I :Ya, cukup tegas.
P :Bagaimana komunikasi anda dengan pimpinan?
I :Komunikasi berjalan dengan baik sampai saat ini.
P :Bagaimana komunikasi denga antar pegawai?
I :Antar pegawai pun komunikasinya baik-baik saja, tidak ada masalah
satupun
P :Bagaimaa cara antar pegawai menciptakan suasana harmonis dalam
suatu pekerjaan?
I :Setiap pegawai selalu berusaha menerapkan suasana yang kondusif
agar semua kegiatan yang sudah diprogramkan dapat berjalan dengan
baik.
Wawancara dengan Bapak Mudzakir, SE, sebagai Fungsional Umum Bagian
Sekretaris Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Wawancara
pada tanggal 18 November 2015. Jam 09.33 WIB.
P (Peneliti) :Apa latarbelakang pendidikan anda sudah disesuaikan dengan
penempatan kerja anda saat ini?
I (Informan) :Sudah, tetapi mungkin ada beberapa pegawai yang belum
menyesuaikan latar belakang pendidikannya dengan penempatan kerja
P :Bagaimana dengan inisiatif anda didalam menyelesaikan pekerjaan?
I :Koordinasi dengan atasan jika ada yang tidak mengerti atau bisa
koordinasi dengan pegawai lainnya.
P :Apakah pimpinan sudah menerapkan disiplin dengan baik?
I :Sudah.
P :Apakah pimpinan sudah memberikan contoh disiplin yang baik?
I :Sudah, karena pimpinan kan cerminan untuk pegawai, jadi pimpinan
harus memberikan contoh yang baik.
P :Apakah pimpinan memberikan hadiah atau reward kepada pegawai
yang berprestasi?
I :Kalau ditempat saya bekerja ini belum ada ya, seperti pimpinan
memberikan hadiah kepada pegawainya yang berprestasi.
P :Apakah ada kenaikan gaji atau kesejahteraan pegawai yang
berprestasi?
I :Kalau kenaikan gaji untuk pegawai yang berprestasi belum ada,
Memang gaji saya tidak akan mencukupi untuk kebutuhan hidup
selama satu bulan mas. Makanya saya harus pintar mencari tambahan
diluar saya sebagai pegawai di DISPERINDAGKOP Kota Cilegon
P :Apakah tindakan pimpinan terhadap pegawai sudah obyektif?
I :Ya, saat ini sudah obyektif .
P :Apakah pimpinan ditempat anda bekerja mempunyai sikap adil dan
bijaksana dalam kepemimpinannya?
I :Ya, hal ini dilihat dari cara pimpinan bersikap adil kepada
pegawainya tidak memandang latar belakang pegawainya seperti apa,
dengan begini pegawai merasa dihargai oleh pimpinan dan tidak
merasa dibeda-bedakan.
P :Apakah sistem sidik jari tidak membuat anda takut melakukan
tindakan indisipliner?
I :Tidak, kalau kita merasa tidak melakukan sesuatu yang negatif untuk
apa merasa takut, justru dengan adanya sistem sidik jari tersebut,
membuat pegawai tidak akan berniat melakukan indisipliner
P :Apakah anda termasuk pegawai yang sering melakukan tindakan
tidak disiplin?
I :Tidak, dan jangan sampai saya melakukan tindakan tersebut karena
akan merugikan diri sendiri juga.
P :Sanksi apa yang didapat jika anda melakukan tindakan indisipliner?
I :Teguran lisan atau tulisan sesuai dengan aturannya saja.
P :Apakah pimpinan tegas dalam menjalankan kepemimpinannya?
I :Ya, Pimpinan ditempat saya kerja sudah cukup tegas, apalagi tegas
terhadap pegawai yang bertindak indispliner, karena sebagai pimpinan
memang harus tegas dalam menjalankan kepemimpinannya, sikap
pimpinan yang tegas pun akan membantu kedisiplinan para pegawai
disini.
P :Bagaimana komunikasi anda dengan pimpinan?
I :Sangat baik, komunikasi yang baik dengan pimpinan akan
menumbuhkan semangat dalam bekerja.
P :Bagaimana komunikasi denga antar pegawai?
I :Sangat baik juga, ketika kita akan melakukan suatu pekerjaan ada
harusnya kita menjalankan komunikasi yang baik sesama pegawai
agar kerjasamanya dalam bekerja dapat terbangun secara baik.
P :Bagaimaa cara antar pegawai menciptakan suasana harmonis dalam
suatu pekerjaan?
I :Bersikap baik dan saling menghormati sesama pegawai.
Wawancara dengan Ibu Nila Oktoria, A.Md, sebagai Fungsional Umum Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Wawancara pada tanggal 18
November 2015. Jam 09.54 WIB
P (Peneliti) :Apa latarbelakang pendidikan anda sudah disesuaikan dengan
penempatan kerja anda saat ini?
I (Informan) :Belum
P :Bagaimana dengan inisiatif anda didalam menyelesaikan pekerjaan?
I :Kerjakan semampunya dan jika ada tidak dimengerti saya langsung
tanyakan kepada pegawai yang lainnya atau kepada pimpinan saya
P :Apakah pimpinan sudah menerapkan disiplin dengan baik?
I :Setau saya sudah.
P :Apakah pimpinan sudah memberikan contoh disiplin yang baik?
I :Sudah, salah satunya pimpinan memberikan contoh dengan cara
datang ke kantor tepat waktu.
P :Apakah pimpinan memberikan hadiah atau reward kepada pegawai
yang berprestasi?
I :Belum ada untuk hadiah atau reward yang diberikan kepada pegawai
berprestasi.
P :Apakah ada kenaikan gaji atau kesejahteraan pegawai yang
berprestasi?
I :Tidak ada, karena kenaikan gaji sudah diatur oleh pemerintah
P :Apakah tindakan pimpinan terhadap pegawai sudah obyektif?
I :Ya, sudah obyektif
P :Apakah pimpinan ditempat anda bekerja mempunyai sikap adil dan
bijaksana dalam kepemimpinannya?
I :Alhamudlillahnya pimpinan ditempat saya bekerja memiliki sikap
yang adil.
P :Apakah pimpinan ditempat anda bekerja selalu mengawasi pekerjaan
anda?
I :Ya, tapi tidak setiap hari pimpinan mengawasi bawahanya soalnya
pimpinan punya kesibukan tersendiri.
P :Apakah anda termasuk pegawai yang sering melakukan tindakan
tidak disiplin?
I :Saya pernah melakukan tindakan indisipliner yah contohnya seperti
apel pagi, Saya tergolong jarang mengikuti apel pagi karena kalau pagi
saya sibuk dengan urusan pribadi contohnya seperti sebelum saya
berangkat saya nganter anak saya dulu ke sekolah, dan menyiapkan
keperluan dirumah dulu, makanya saya kadang jarang ikut apel pagi.
P :Sanksi apa yang didapat jika anda melakukan tindakan indisipliner?
I :Pasti sanksi yang akan didapat sesuai dengan peraturan yang berlaku
dilingkungan tempat saya bekerja.
P :Apakah pimpinan tegas dalam menjalankan kepemimpinannya?
I :Cukup tegas
P :Bagaimana komunikasi anda dengan pimpinan?
I :Sampai saat ini sangat baik
P :Bagaimana komunikasi dengan antar pegawai?
I :Sangat baik juga semoga seterusnya akan terus baik dan tidak ada
perselisihan antar pegawai
P :Bagaimaa cara antar pegawai menciptakan suasana harmonis dalam
suatu pekerjaan?
I :Harus selalu menjaga komunikasi dengan baik, dan selalu
menerapkan “3S” senyum salam sapa.
Wawancara dengan Bapak Bahudin, sebagai Fungsional Umum Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Wawancara pada tanggal 18 November
2015. Jam 11.15 WIB.
P (Peneliti) :Apa latarbelakang pendidikan anda sudah disesuaikan dengan
penempatan kerja anda saat ini?
I (Informan) :Belum, tapi saya bekerja sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh
dinas
P :Bagaimana dengan inisiatif anda didalam menyelesaikan pekerjaan?
I :Secepat mungkin saya menyelesaikan pekerjaan.
P :Apakah pimpinan sudah menerapkan disiplin dengan baik?
I :Sejauh ini suduh cukup baik.
P :Apakah pimpinan sudah memberikan contoh disiplin yang baik?
I :sudah.
P :Apakah pimpinan memberikan hadiah atau reward kepada pegawai
yang berprestasi?
I :Tidak ada, karena sudah sesuai dengan aturan pemerintah jadi
pegawai rajin atau tidak sama sekali tidak ada penghargaan bagi
pegawai.
P :Apakah ada kenaikan gaji atau kesejahteraan pegawai yang
berprestasi?
I :Tidak ada kenikan sudah diatur oleh pemerintah secara bertahap.
P :Apakah tindakan pimpinan terhadap pegawai sudah obyektif?
I :Sudah.
P :Apakah pimpinan ditempat anda bekerja mempunyai sikap adil dan
bijaksana dalam kepemimpinannya?
I :Sejauh ini pimpinan di dinas tempat saya bekerja sudah bersikap adil.
P :Apakah pimpinan ditempat anda bekerja selalu mengawasi pekerjaan
anda?
I :Selalu mengawasi walaupun tidak setiap hari mengawasinya.
P :Apakah anda termasuk pegawai yang sering melakukan tindakan
tidak disiplin?
I :Iya kadang-kadang sering melakukan tindakan indisipliner, mungkin
wajar namanya manusia kadang berbuat salah dimata pimpinan.
P :Sanksi apa yang didapat jika anda melakukan tindakan indisipliner?
I :Sanksinya beragam mulai dari teguran dan lisan saja.
P :Apakah pimpinan tegas dalam menjalankan kepemimpinannya?
I :Sudah cukup tegas.
P :Bagaimana komunikasi anda dengan pimpinan?
I :Komunikasi dengan pimpinan baik, ada kalanya sering berargumen
dengan pimpinan.
P :Bagaimana komunikasi dengan antar pegawai?
I :Sesama Pegawai negeri sipil disini para pegawai berkomunikasi
dengan baik.
P :Bagaimaa cara antar pegawai menciptakan suasana harmonis dalam
suatu pekerjaan?
I :Setiap pegawai mencoba berusaha .menerapkan suasana yang
kondusif, agar suatu pekerjaan bisa dikerjakan dengan baik.
Wawancara dengan Bapak Dedy Irmadi, S.Kom, MM, sebagai Fungsional Umum
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Wawancara pada
tanggal 18 November 2015. Jam 14.00 WIB.
P (Peneliti) :Apa latarbelakang pendidikan anda sudah disesuaikan dengan
penempatan kerja anda saat ini?
I (Informan) :sudah
P :Bagaimana dengan inisiatif anda didalam menyelesaikan pekerjaan?
I :Secepat mungkin menyelsaikan tugas yang diberika oleh pimpinan.
P :Apakah pimpinan sudah menerapkan disiplin dengan baik?
I :sudah.
P :Apakah pimpinan sudah memberikan contoh disiplin yang baik?
I :Yang saya lihat sudah sejauh ini.
P :Apakah pimpinan memberikan hadiah atau reward kepada pegawai
yang berprestasi?
I :Tidak ada hadiah atau reward.
P :Apakah ada kenaikan gaji atau kesejahteraan pegawai yang
berprestasi?
I :Kenaikan gajih mungkin sudah diatur oleh pemerintah, jadi walaupun
pegawai rajin tapi tidak berpengaruh terhadap gajih.
P :Apakah tindakan pimpinan terhadap pegawai sudah obyektif?
I :Sejauh ini sudah.
P :Apakah pimpinan ditempat anda bekerja mempunyai sikap adil dan
bijaksana dalam kepemimpinannya?
I :Disini pimpinan sudah adil dalam tugas maupun pekerjaan pegawai.
P :Apakah pimpinan ditempat anda bekerja selalu mengawasi pekerjaan
anda?
I :Terkadang mengawasi kadang juga tidak solanya pimpinan juga sibuk
dengan urusanya masing-masing
P :Apakah anda termasuk pegawai yang sering melakukan tindakan
tidak disiplin?
I :Saya pernah melakukan tindakan indisipliner contohnya tidak ikut
apel pagi dan kadang istirahat sebelum jam istirahat.
P :Sanksi apa yang didapat jika anda melakukan tindakan indisipliner?
I :Tergantung pelanggaranya jika berat mungkin sanksinya juga berat
dan sebaliknya jika ringan sanksinya pun ringan.
P :Apakah pimpinan tegas dalam menjalankan kepemimpinannya?
I :Sejauh ini cukup tegas dalam kepemimpinanya.
P :Bagaimana komunikasi anda dengan pimpinan?
I :Terjalin cukup baik.
P :Bagaimana komunikasi dengan antar pegawai?
I :Semua pegawai disini berkomunikasi dengan baik dan saling
menghargai satu sama lainnya.
P :Bagaimaa cara antar pegawai menciptakan suasana harmonis dalam
suatu pekerjaan?
I :Menciptakan suasana yang kondusif agar suatu pekerjaan dapat
diselsaikan dengan baik.
Dokumentasi Gedung Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
Dokumentasi slogan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
Dokumentasi denah kawasan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
Dokumentasi saat wawancara dengan Bapak Dadang Krisnawadi S,Sos selaku Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
Dokumentasi saat wawancara dengan Bapak Ika Solika S,Sos selaku Kasubag Umum dan Kepegawaian Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
Dokumentasi saat wawancara dengan Bapak Mudzakir,SE selaku Fungsional Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
Dokumentasi suasana ruangan di kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
Dokumentasi salah satu pegawai negeri sipil yang sedang telponan diwaktu jam kerja.
RIWAYAT HIDUP
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
I. Keterangan Pribadi
Nama : Dedi Setiadi Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Tempat/Tanggal Lahir : Serang, 01 Juni 1991 Alamat : Jln.Imam Bonjol No.01 RT 05/03 Link. Sambirata,
Cibeber Kota Cilegon Nomor HP : 0877-7416-6464
II. Pendidikan Formal
1. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poitik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2. SMA Negeri 02 Krakatau Steel Cilegon, Berijazah tahun 2010 3. SMP Negeri 05 Cilegon, Berijazah tahun 2007 4. SD Negeri 02 Cibeber, Berijazah tahun 2004
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Serang, Februari 2016
Dedi Setiadi