diskusi

22
  PEDOMAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK  TAMAN KANAK-KANAK LUAR BIASA TKLB)  TUNANETRA A)  TUNARUNGU B)  TUNAGRAHITA C)  TUNADAKSA D)  TUNALARAS E)  AUTIS F)  KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SUBDIT PAUD/RA/TK/TKLB TAHUN 2013

Upload: alliswell017

Post on 06-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tysdutgfj

TRANSCRIPT

  • PEDOMAN

    PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

    PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    UNTUK

    TAMAN KANAK-KANAK LUAR BIASA (TKLB)

    TUNANETRA (A) TUNARUNGU (B) TUNAGRAHITA (C) TUNADAKSA (D) TUNALARAS (E)

    AUTIS (F)

    KEMENTERIAN AGAMA RI

    DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    SUBDIT PAUD/RA/TK/TKLB

    TAHUN 2013

  • KELOMPOK III

    PEDOMAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAI UNTUK TKLB

    NO NAMA ASAL DAERAH

    1 Supardai,S.Pd.I D.I.Y.

    2 Suwarti S.Pd.M.Pd JATIM

    3 Nuraya S.Pd.I KEPRI

    4 T.Yusnaini S.Pd.I SUMUT

    5 Murita S.Ag KALBAR

    6 Nopemawati S.Pd.I SUMBAR

    7 Fina Tri Kurnia JATENG

    8 Nunung S DKI

    9 Anissa Romanti BABEL

    10 Radilla Rizqia BANTEN

    11 Riyanti LAMPUNG

    12 Siti Barokah S.Ag JABAR

    13 Wahyu Artiningsih S.Pd NTT

    14 Surianti S.Pd SULBAR

    15 Salasiah S.Pd.I KALSEL

    16 Hj.Alinda Gobel S.Pd.I SULUT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan agama Islam memiliki peran penting untuk meningkatkan tumbuh-

    kembang anak khususnya usia 4-6 tahun. Mengapa demikian, karena usia tersebut

    merupakan fase perkembangan paling peka bila dibandingkan fase perkembangan

    yang lain dalam menerima stimulus dan pengalaman. Semakin dini mendapat stimulus

    dan pendidikan maka semakin baik pertumbuhan dan perkembangannya. Pengalaman

    yang diperoleh dari lingkungan akan mempengarui karakter anak di masa berikutnya.

    Oleh sebab itu diperlukan upaya yang efektif untuk menfasilitasi anak-anak

    berkebutuhan khusus (ABK) berupa kegiatan pendidikan agama Islam yang tepat,

    sesuai tahapan perkembangan, kebutuhan khusus, karaktristik dan jenis ketunannya.

    Secara obyektif anak berkebutuhan khusus (ABK) di TKLB memiliki jenis

    atau tipe cukup banyak. Anak berkebutuhan khusus di TKLB terdiri dari banyak jenis

    kelainan/kecacatan, antara lain anak; Tunanetra (A), Tunarungu (B), Tunagrahita (C),

    Tunadaksa (D), Tunalaras (E), Autis (F), Tunaganda (G), Lambat Belajar (Slow

    Learner), ADHD, Hiperaktif dan lain sebagainya. Keragaman anak tersebut mutlak

    membutuhkan penanganan dan pengelolan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan

    dan karaktristik ketunaan masing-masing siswa.

    Secara yuridis ABK memiliki kedudukan dan hak yang sama dengan anak-

    anak ABK lainnya dalam memperoleh pendidikan. Di Indonesia, manajemen

    pendidikan inklusif dijamin oleh: (1) Undang- Undang Dasar 1945 Pasal 31, (2)

    Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 dan Peraturan Pemerintah Nomor 72

    Tahun 1991, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU No. 20 tahun 2003

    tentang Sistem Pendidikan Nasional bab IV pasal 5 disebutkan bahwa setiap warga

    negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. 1

    Dalam bab VI pasal 32 secara tegas disebutkan peserta didik yang memiliki tingkat

    kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,

    mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak

    mendapatkan layanan pendidikan khusus dan layanan khusus.2 Selain itu UU No. 23

    tentang perlindungan anak pasal 48 menyatakan pemerintah wajib menyelengarakan

    pendidikan dasar minimal 9 tahun untuk semua anak, dan pasal 49 menyatakan pula

    bahwa negara, pemerintah, keluarga dan orang tua wajib memberikan kesempatan

    yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan.

    Pada era otonomi daerah seperti sekarang ini, konsep pendidikan tidak lagi

    bersifat sentralistik, tetapi lebih bersifat desentralistik. Pemerintah pusat lebih berperan

    1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. No. 20 tahun 2003, (Jakarta: Diknas, 2004), 4.

    2 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. No. 20 tahun 2003,.... 10.

  • sebagai regulator, membuat panduan/pedoman dan menetapkan standar-standar pendidikan

    bersifat nasional. Adapun implementasi, bentuk dan tehnik pelaksanaan pendidikan lebih

    diserahkan kewenangannya kepada pemerintah daerah dan sekolah masing-masing. Kebijakan

    tersebut di atas mendorong kepada setiap daerah dan sekolah untuk mengembangkan

    kreatifitas pendidikan yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan, potensi, karaktristik siswa dan

    kondisi sekolah masing-masing.

    Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam, Direktorat PAIS, Sudit PAUD, RA/TK

    dan TKLB Kemenag RI. Selaku wakil pemerintah yang membidangi urusan pendidikan agama di

    sekolah, ikut terpanggil untuk membuat panduan dan pedoman pengembangan bahan ajar,

    dengan harapan dapat dijadikan acuan bagi para guru dan tenaga kependidikan yang

    mengajarkan materi pendidikan agama Islam di TKLB. Pengembangan bahan ajar yang

    dibangun secara adaptif, berbasis perkembangan usia dan kompetensi menjadi salah satu upaya

    penting untuk mengoptimalkan perkembangan dan sisa potensi yang masih dimiliki anak.

    B. Pengertian Bahan ajar adalah seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan secara utuh kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan, dan ketrampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    C. Tujuan Pedoman pengembangan bertujuan untuk:

    1. Sebagai acuan bagi guru/pendidik dalam menyusun dan mengembangkan program pembelajaran.

    2. Sebagai acuan bagi tenaga kependidikan lainnya dalam merencanakan dan melaksanakan pembinaan kepada guru/pendidik dalam menyusun dan mengembangkan silabus

    D. Fungsi

    1. Pedoman bagi pengajar yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran.

    2. Pedoman bagi tenaga kependidikan dalam mengambil kebijakan dan menyusun program pendidikan.

    3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

  • E. Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar

    Ada beberapa prinsip-prinsip khusus yang harus diperhatikan guru dalam mengajarkan materi pendidikan agama Islam untuk ABK, Prinsip-prinsip itu antara lain:

    1. Melakukan identifikasi dan assesment.

    Langkah paling awal sebelum melaksanakan pembelajaran guru hendaknya melakukan

    identifikasi dan assesment terhadap peserta didiknya. Identifikasi dilakukan untuk

    mengetahui dan mengenali seberapa jauh kelainan (disabilitas) yang dimiliki oleh anak.

    Sedangkan assesmentt adalah program tindakan yang harus dilakukan guru untuk

    memberikan treatment dan menentukan keputusan model pembelajarannya. Kegiatan

    ini harus dilakukan setiap guru yang menangani anak ABK, tujuannya agar mampu

    memberikan pembelajaran yang relevan, tepat dan sesuai dengan kelainan dan

    kebutuhan individual siswa. Hal ini dilakukan mengingat bahwa ABK sangat hiterogen

    dari segi jenis ketunaan, karakteristik, kebutuhan pembelajarannya, intelegensi,

    kondisi fisik, gerak motorik, kondisi mental-kejiwaan dan psikososialnya.

    2. Menggunakan pendekatan adaptif.

    Pendekatan adaptif dalam proses pembelajaran adalah upaya pembelajaran yang

    dimodifikasi, dirancang, dan disesuaikan sedemikian rupa sehingga dapat dipelajari,

    dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan, karakteristik anak berkebutuhan khusus

    (ABK). Dalam pendekatan adaptif, pembelajaran lebih menekankan pentingnya

    modifikasi agar memiliki relevansi dengan jenis ketunaan dan kebutuhan khusus

    setiap ABK. Modifikasi meliputi banyak hal antara lain; modifikasi kurikulum, modifikasi

    startegi, modifikasi materi, modifikasi media, modifikasi pengelolaan kelas, modifikasi

    lingkungan sekolah dan lain sebagainya.

    3. Pendekatan invidual.

    Dalam pengelolaan kelas guru agama Islam untuk ABK hendaknya lebih

    mengutamakan pendekatan individual dari pada pendekatan klasikal. Sebab dengan

    pendekatan individual kebutuhan khusus setiap anak lebih terlayani, kesulitan belajar

    setiap anak akan dapat diatasi. Sementara dengan pendekatan klasikal kebutuhan

    khusus dan kesulitan belajar ABK tidak/kurang mendapat perhatian semestinya.

    4. Modifikasi Materi.

    Dalam menyampaikan materi atau bahan ajar guru hendaknya mempertimbangkan

    tingkat kemampuan individu siswa. Bila siswa dipandang mampu, guru hendaknya

    mengembangkan / menaikan (duplikasi), namun bila siswa tidak mampu guru

    hendaknya menurunkan (omisi) terhadap standar kompetensi/kompetensi dasar

    (SK/KD) yang diharapkan.

    5. Menghindari penyampaian materi secara abstrak, teoritis dan verbal. Sampaikan materi

    pembelajaran secara kontektual, praktis, mudah, visual, bertahap, berkesinambungan

    dan berulang-ulang, agar peserta didik dapat menerima dan memahami.

  • 6. Mengoptimalkan potensi afektif dan psikomotor dari pada kognitifnya.

    7. Menggunakan strategi, metode, media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan

    jenis ketunaan dan kebutuhan peserta didik, misalnya BCM (Bermain, cerita dan

    menyanyi). dll

    F. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

    1. Al-Quran dan Hadits 2. Aqidah 3. Akhlak 4. Fiqih 5. Tarikh

    Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara

    hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan

    manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

  • BAB II

    MATERI / BAHAN AJAR PAI UNTUK TKLB DAN PENGEMBANGANNYA

    Materi/bahan pendidikan Agama Islam di TKLB hendaknya dimodifikasi (disesuaikan)

    sedemikian rupa agar memiliki relevansi dengan jenis ketunaan dengan kebutuhan

    pemnbelajaraan ABK. Materi atau bahan ajar PAI pada TKLB diklasifikasikan berdasarkan

    enam jenis ketunaan yang secara umum mendapatkan layanan pendidikan khusus

    disekolah luar biasa. Kekhususan kebutuhan layanan akan

    A. Nilai-Nilai dan Moral untuk TKLB-A (Tunanetra)

    Tingkat lingkup perkembangan

    Tingkat pencapaian perkembangan

    Indikator

    Nilai Moral agama

    1. Mengenal Tuhan dengan agama yang dianut

    - Menyebut nama Allah - Menyebut sifat sifat Allah - Menyebut ciptaaann Allah

    2. Menirukan gerakan sholat

    - cara berwudlu - pelaksanaaan solat

    3. berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan

    - Doa sebelum dan sesudahh belajar -Doa sebelum dan sesudah makan -doa sebelum dan bangun tidur -Doa keluar rumah

    4. Mengethui perilaku yang baik dan sopan dan berperilaku baik

    - Menyapa orang tua -Menyapa guru -Menyapa teman -sayang kepada oranng tua

    5. Mengucap salam dan membalas salam

    - Mengucapkan salam masuk rumah dan keluar dari rumah -mengucapkan salam kepada guru dan kepada teman teman

  • B. Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB-B ( Tunarungu)

    Lingkup Perkembangan

    Tingkat Pencapaian Perkembangan Usia 4

    5

    Capaian perkembangan

    Indikator

    Nilai-nilai Agama dan Moral

    1. Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya.

    Dapat mengenal nama-nama,sifat dan ciptaan Allah.

    Nama-nama Allah

    Sifat-sifat Allah

    Allah Pencipta alam semesta

    2. Meniru gerakan beribadah

    Dapat melakukan gerakan wudhu dan shalat

    Membasuh anggota wudhu

    Gerakan shalat

    3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu

    Dapat Mengucapkan Doa-doa harian

    Doa belajar

    Doa makan dan minum

    Doa mau tidur dan bangun tidur

    Doa kepada kedua orangtua

    4. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk.

    Dapat membedakan prilaku baik/sopan dan buruk

    Santun kepada kedua orangtua

    Santun kepada guru

    Santun kepada keluarga

  • Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB-B ( Tunarungu)

    Lingkup

    Perkembangan

    Tingkat

    Pencapaian

    Perkembangan

    Usia 5 6

    Capaian

    Perkembangan

    Indikator

    Nilai-nilai

    Agama dan

    Moral

    1. Mengenal

    agama yang

    dianut.

    Dapat Mengenal Agama dan Nabi yang membawanya

    Menyebutkan nama agama yang dianutnya

    Menyebutkan Nabi yang membawa agamanya

    2. Membiasakan

    diri beribadah.

    Mampu melakukan Kegiatan Ibadah dengan benar

    Membiasakan berwudhu

    Membiasakan shalat

    Membiasakan menghafal al-Quran surat pendek dan berdoa

    3. Memahami

    perilaku mulia

    (jujur,

    penolong,

    sopan,

    hormat, dsb).

    Dapat berprilaku Mulia

    Membiasakan berperilaku jujur

    Membiasakan berperilaku suka menolong

    Membiasakan berperilaku santun

    Membiasakan berperilaku hormat

    4. Membedakan

    perilaku baik

    dan buruk.

    Dapat Membedakan prilaku baik dan buruk

    Dapat membedakan santun dan kasar

    Dapat membedakan pemurah dan pelit

    Dapat membedakan rajin dan malas

  • C. Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB-C ( Tunagrahita)

    Lingkup Perkembangan

    Tingkat Pencapaian Perkembangan Usia 4

    5

    Capaian perkembangan

    Indikator

    Nilai-nilai Agama dan Moral

    1. Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya.

    Dapat mengenal nama-nama,sifat dan ciptaan Allah.

    Nama-nama Allah

    Sifat-sifat Allah

    Allah Pencipta alam semesta

    2. Meniru gerakan beribadah

    Dapat melakukan gerakan wudhu dan shalat

    Membasuh anggota wudhu

    Gerakan shalat

    3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu

    Dapat Mengucapkan Doa-doa harian

    Doa belajar

    Doa makan dan minum

    Doa mau tidur dan bangun tidur

    Doa kepada kedua orangtua

    4. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk.

    Dapat membedakan prilaku baik/sopan dan buruk

    Santun kepada kedua orangtua

    Santun kepada guru

    Santun kepada keluarga

  • Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB-B ( Tunagrahita)

    Tingkat Pencapaian Perkembangan dan Indikator

    Lingkup

    Perkembangan

    Tingkat

    Pencapaian

    Perkembangan

    Usia 5 6

    Capaian

    Perkembangan

    Indikator

    Nilai-nilai Agama

    dan Moral

    1. Mengenal

    agama yang

    dianut.

    Dapat Mengenal Agama dan Nabi yang membawanya

    Menyebutkan nama agama yang dianutnya

    Menyebutkan Nabi yang membawa agamanya

    2. Membiasakan

    diri beribadah.

    Mampu melakukan Kegiatan Ibadah dengan benar

    Membiasakan berwudhu

    Membiasakan shalat

    Membiasakan menghafal al-Quran surat pendek dan berdoa

    3. Memahami

    perilaku mulia

    (jujur, penolong,

    sopan, hormat,

    dsb).

    Dapat berprilaku Mulia

    Membiasakan berperilaku jujur

    Membiasakan berperilaku suka menolong

    Membiasakan berperilaku santun

    Membiasakan berperilaku hormat

    4. Membedakan

    perilaku baik

    dan buruk.

    Dapat Membedakan prilaku baik dan buruk

    Dapat membedakan santun dan kasar

    Dapat membedakan pemurah dan pelit

    Dapat membedakan rajin dan malas

  • D. Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB- D ( Tunadaksa)

    Lingkup Perkembangan

    Tingkat Pencapaian Perkembangan Usia 4

    5

    Capaian perkembangan

    Indikator

    Nilai-nilai Agama dan Moral

    1. Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya.

    Dapat mengenal nama-nama,sifat dan ciptaan Allah.

    Nama-nama Allah

    Sifat-sifat Allah

    Allah Pencipta alam semesta

    2. Meniru gerakan beribadah

    Dapat melakukan gerakan wudhu dan shalat

    Membasuh anggota wudhu

    Gerakan shalat

    3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu

    Dapat Mengucapkan Doa-doa harian

    Doa belajar

    Doa makan dan minum

    Doa mau tidur dan bangun tidur

    Doa kepada kedua orangtua

    4. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk.

    Dapat membedakan prilaku baik/sopan dan buruk

    Santun kepada kedua orangtua

    Santun kepada guru

    Santun kepada keluarga

    Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB-D ( Tunadaksa)

    Lingkup

    Perkembangan

    Tingkat

    Pencapaian

    Perkembangan

    Usia 5 6

    Capaian

    Perkembangan

    Indikator

    Nilai-nilai Agama

    dan Moral

    1. Mengenal

    agama yang

    dianut.

    Dapat Mengenal Agama dan Nabi yang membawanya

    Menyebutkan nama agama yang dianutnya

    Menyebutkan Nabi yang membawa agamanya

    2. Membiasakan

    diri beribadah.

    Mampu melakukan Kegiatan Ibadah dengan benar

    Membiasakan berwudhu

    Membiasakan shalat

    Membiasakan

  • menghafal al-Quran surat pendek dan berdoa

    3. Memahami

    perilaku mulia

    (jujur, penolong,

    sopan, hormat,

    dsb).

    Dapat berprilaku Mulia

    Membiasakan berperilaku jujur

    Membiasakan berperilaku suka menolong

    Membiasakan berperilaku santun

    Membiasakan berperilaku hormat

    4. Membedakan

    perilaku baik

    dan buruk.

    Dapat Membedakan prilaku baik dan buruk

    Dapat membedakan santun dan kasar

    Dapat membedakan pemurah dan pelit

    Dapat membedakan rajin dan malas

  • E. Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB- E ( Tunalaras)

    Tingkat Pencapaian Perkembangan dan Indikator

    Lingkup Perkembangan

    Tingkat Pencapaian Perkembangan Usia 4

    5

    Capaian perkembangan

    Indikator

    Nilai-nilai Agama dan Moral

    1. Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya.

    Dapat mengenal nama-nama,sifat dan ciptaan Allah.

    Nama-nama Allah

    Sifat-sifat Allah

    Allah Pencipta alam semesta

    2. Meniru gerakan beribadah

    Dapat melakukan gerakan wudhu dan shalat

    Membasuh anggota wudhu

    Gerakan shalat

    3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu

    Dapat Mengucapkan Doa-doa harian

    Doa belajar

    Doa makan dan minum

    Doa mau tidur dan bangun tidur

    Doa kepada kedua orangtua

    4. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk.

    Dapat membedakan prilaku baik/sopan dan buruk

    Santun kepada kedua orangtua

    Santun kepada guru

    Santun kepada keluarga

    E. Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB E ( Tuna Laras )

    Lingkup Perkembangan

    Tingkat Pencapaian Perkembangan Usia

    4 5

    Capaian Perkembangan

    Indikator

    Nilai-nilai Agama dan Moral

    1. Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya.

    Dapat menyebutkan Asmaul Husna

    Dapat Menyebutkan 2-5 Sifat Allah

    Dapat menyebutkan Cipataan Allah

    Menyebutkan nama-nama Allah

    Menyebutkan sifat-sifat Allah ( Ar- rahman, Ar rahim /

    Menyebutkan Ciptaan Allah

    2. Meniru gerakan beribadah

    Anak dapat melakukan kegiatan wudhu

    Anak dapat memperagakan gerakan sholat

    Membasuh anggota wudhu

    Meniru Gerakan shalat

  • 3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu

    Anak dapat meniru doa sebelum belajar

    Anak dapat meniru berdoa makan dan minum

    Anak dapat meniru berdoa sebelum dan sesudah tidur

    Anak dapat meniru membaca doa untuk kedua orang tua

    Doa belajar

    Doa makan dan minum

    Doa mau tidur dan bangun tidur

    Doa kepada kedua orangtua

    4. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk.

    Anak dapat menunjukkan prilaku santun kepada

    Santun kepada kedua orangtua

    Santun kepada guru

    Santun kepada keluarga

    5. Membiasakan diri berperilaku baik.

    Dapat menunjukkan prilaku baik terhadap orang lain

    Menolong kedua orangtua

    Sayang kepada keluarga

    Membantu teman

    6. Mengucapkan

    salam dan membalas salam.

    Anak dapat mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang lain

    Mengucapkan salam masuk rumah

    Mengucapkan salam betemu guru

    Mengucapkan salam bertemu teman

  • E. Tingkat Pencapaian Perkembangan dan Indikator Tuna Laras

    Lingkup Perkembangan

    Tingkat Pencapaian Perkembangan Usia 5

    6

    Indikator

    Nilai-nilai Agama dan Moral

    1. Mengenal agama yang dianut.

    Dapat menyebutkan agama dan nabi yang membawanya.

    Menyebutkan nama agama yang dianutnya

    Menyebutkan Nabi yang membawa agama islam

    2. Membiasakan diri beribadah.

    Anak dapat melakukan gerakan wudhu dengan benar

    Anak dapat melakukan ibadah sholat dengan benar

    Anak dapat menghafal membaca surat-surat pendek dan doa harian.

    Anak dapat mengenal dan membaca huruf hijaiyan

    Membiasakan Meniru gerakan berwudhu

    Membiasakan shalat mengenal gerakan sholat dan doa sederhana.

    Membiasakan menghafal al-Quran membaca surat pendek dan berdoa

    Mengenal huruf hijaiyah (huruf alif s.d huruf jim)

    Mengenal huruf hijaiyah (huruf alif s.d huruf jim) dan sakal fathah

    3. Memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan, hormat, dsb).

    Anak dapat melakukan dan terbiasa berprilaku mulia.

    Membiasakan berperilaku jujur

    Membiasakan berperilaku suka menolong

    Membiasakan berperilaku santun

    Membiasakan berperilaku

  • hormat

    4. Membedakan perilaku baik dan buruk.

    Anak menunjukkan prilaku baik dan buruk

    Dapat membedakan berprilaku santun dan kasar

    Dapat berprilaku membedakan pemurah dan pelit

    Dapat berprilaku membedakan rajin dan malas

    5. Mengenal ritual dan hari besar agama.

    Anak dapat menyebutkan waktu-waktu sholat

    Anak dapat menyebutkan tentang rukun Islam

    Anak dapat menyebutkan tentang peringatan hari besar islam.

    Mengenal shalat 5 waktu

    Mengenal puasa, zakat dan haji

    Dapat menyebutkan nama-nama hari besar Islam

    6. Menghormati agama orang lain.

    Anak dapat mengenal macam-macam agama dan tempat ibadah.

    Anak dapat menunjukkan sikap menghormati perbedaan agama.

    Dapat menyebutkan nama-nama agama di anut.

    Dapat menyebutkan membedakan rumah ibadah agama yang dianut.

    Menghormati orang lain yang bukan seagama Berprilaku baik terhadap orang yang berbeda agama

  • F.Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB-F ( Autis )

    Tingkat Pencapaian Perkembangan dan Indikator

    Lingkup Perkembangan

    Tingkat Pencapaian Perkembangan Usia 4

    5

    Capaian perkembangan

    Indikator

    Nilai-nilai Agama dan Moral

    1. Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya.

    Dapat mengenal nama-nama,sifat dan ciptaan Allah.

    Nama-nama Allah

    Sifat-sifat Allah

    Allah Pencipta alam semesta

    2. Meniru gerakan beribadah

    Dapat melakukan gerakan wudhu dan shalat

    Membasuh anggota wudhu

    Gerakan shalat

    3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu

    Dapat Mengucapkan Doa-doa harian

    Doa belajar

    Doa makan dan minum

    Doa mau tidur dan bangun tidur

    Doa kepada kedua orangtua

    4. Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk.

    Dapat membedakan prilaku baik/sopan dan buruk

    Santun kepada kedua orangtua

    Santun kepada guru

    Santun kepada keluarga

    F. Nilai-nilai Agama dan Moral untuk TKLB-F ( Autis)

    Lingkup

    Perkembangan

    Tingkat

    Pencapaian

    Perkembangan

    Usia 5 6

    Capaian

    Perkembangan

    Indikator

    Nilai-nilai Agama

    dan Moral

    1. Mengenal

    agama yang

    dianut.

    Dapat Mengenal Agama dan Nabi yang membawanya

    Menyebutkan nama agama yang dianutnya

    Menyebutkan Nabi yang membawa agamanya

    2. Membiasakan

    diri beribadah. Mampu

    melakukan Kegiatan Ibadah

    Membiasakan berwudhu

  • dengan benar Membiasakan shalat

    Membiasakan menghafal al-Quran surat pendek dan berdoa

    3. Memahami

    perilaku mulia

    (jujur, penolong,

    sopan, hormat,

    dsb).

    Dapat berprilaku Mulia

    Membiasakan berperilaku jujur

    Membiasakan berperilaku suka menolong

    Membiasakan berperilaku santun

    Membiasakan berperilaku hormat

    4. Membedakan

    perilaku baik

    dan buruk.

    Dapat Membedakan prilaku baik dan buruk

    Dapat membedakan santun dan kasar

    Dapat membedakan pemurah dan pelit

    Dapat membedakan rajin dan malas

  • BAB III

    P E N U T U P

    Pengembangan (modifikasi) materi/bahan ajar PAI di TKLB perlu dilakukan

    karena terdapat faktor yang menjadi penghambat dan pendukung antara lain;

    a. Kondisi dan keadaan siswa yang hiterogen. Perserta didik di TKLB berbeda

    dengan sekolah inklusi/terpadu. Peserta didik di TKLB terdiri dari banyak jenis

    kelainan; ada tunanetra (A), tunarungu (B) tunagrahita ringan (C), tunagrahita

    sedang (C1), tunagrahita berat (C2), tunadaksa ringan (D) tunadakda sedang

    (D1) tunadaksa berat (D2), tunalaras (E), tunaganda (G), autis, slow learner,

    hiperaktif, ADHD (attention deficit hiperactivity disorder), disgrafia, dislexia,

    diskalkulia, dispraxia dan lain sebagainya.

    b. Kemampuan belajar secara akademik berbeda-beda, ada tipe siswa yang

    mampu belajar secara akademik, namun ada yang tidak mampu belajar secara

    akademik. Ada siswa yang mampu didik dan mampu latih, tapi ada juga yang

    hanya mampu latih. Ada siswa yang mampu mengikuti target kurikulum, namun

    ada pula yang tidak mampu mengikuti target kurikulum.

    c. Setiap siswa memiliki tingkat kesulitan belajar yang berbeda-beda, yang

    disebabkan oleh tidak berfungsinya salah satu atau beberapa indera yang

    dimilikinya, ada siswa yang mengalami hambatan indera penglihatan, indera

    pendengaran, lemah intelegensi (IQ), lemah mental, hambatan fisik, kelainan

    perilaku atau gabungan dari beberapa hambatan tersebut.

    d. Setiap jenis ketunaan/kelainan memiliki karakteristik dan kebutuhan spesifik

    masing-masing yang tidak sama antara jenis ketunaan yang satu dengan yang

    lainnya.

    Setiap guru agama Islam yang mengajar ABK di TKLB dituntut memiliki

    kemampuan mengidentifikasi dan mengasessment. Kegiatan identifikasi dan

    assesment merupakan kegiatan penting dan mendasar sebelum guru agama

    melakukan kegiatan pembelajaran. Dengan kegiatan identifikasi dan assesment guru

    dapat mengetahui karakteristik, jenis kelainan, kebutuhan belajar spesifik siswa,

    sehingga guru dapat memberikan assesment atau treatment dan pembelajaran yang

    sesuai dan tepat kepada peserta didiknya.

    Guru yang mengajarkan materi PAI di TKLB hendaknya mampu menerapkan

    pendekatan adaptif dengan melakukan modifikasi (penyesuaian) antara lain sebagai

    berikut:

    a. Modifikasi kurikulum, berbentuk pemberian kebebasan guru untuk mengembangkan, menaikan (duplikasi) bahkan menurunkan jika perlu (omisi) terhadap SK/KD (kurikulum) yang telah disediakan oleh pemerintah

  • b. Modifikasi materi, berbentuk perbedaan bobot dan muatan meteri yang diajarkan kepada siswa sesuai jenis ketunaannya. Hal ini tercermin pada kata-kata operasional yang dipakai untuk setiap jenis ketunaan siswa.

    c. Modifikasi metode, berbentuk fleksibelitas guru dalam memilih metode dan menerapkannya secara kombinatif sesuai kondisi dan kemampuan siswa. Tidak semua metode cocok dengan semua jenis ketunaan, dan setiap ketunaan hanya cocok dengan metode tertentu.

    d. Modifikasi media, setiap jenis ketunaan menggunakan media khusus yang cocok dengan ketunaanya. Banyak media tetapi tidak semua media bisa dipakai pada setiap jenis ketunaan, setiap ketunaan memiliki media khusus yang tidak mungkin dipergunakan pada jenis ketunaan yang lain.

    e. Modifikasi alat dan sarana-prasarana, berbentuk desain peralatan, sarana-prasarana agar memenuhi standar aksesesibilitas penggunanya.Setiap jenis ketunaan memiliki peralatan dan sarana prasarana khusus yang menjadi prioritas kebutuhannya.

    f. Modifikasi KBM, proses pembelajaran PAI pada setiap jenis ketunaan menggunakan pendekatan individual, berjalan secara fleksibel, menyesuaikan kondisi, kemampuan dan kesulitan siswa. Pada saat tertentu, proses pembelajaran tidak semata-mata mengejar target kurikulum/materi, tetapi melakukan terapi ringan, konseling, rehabilitasi dan psikoterapi seperti pada kasus anak Tunagrahita, Tunalaras dan Autis.

    g. Dalam evaluasi hasil belajar guru agama mempertimbangkan siswa berdasarkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Bagi siswa yang memiliki kemampuan intelegensi (IQ) yang ditandai dengan kemampuan akademis, maka bentuk evaluasinya didesain sedemikian rupa agar siswa mampu mengikuti target kurikulum bahkan harus mengikuti ujian nasional (UN/USBN). Namun bagi siswa yang memiliki hambatan dan kelainan mental- intelegensinya (IQ) dan prilaku, maka bentuk evaluasinya dimodifikasi sedemikian rupa agar acceptable dengan kondisi dan kemampuan siswa, misalnya lebih mengutamakan aspek afektif dan psikomotornya. Untuk pembiasaan nilai-nilai agama ((religious culture). Semua kegiatan

    keagamaan di sekolah dimodifikasi dengan mempertimbangkan kondisi fisik, psikis,

    usia dan jenis kelainan. Tujuannya agar setiap siswa dapat merasakan manfaat dan

    kepuasan dari setiap kegiatan keagamaan yang diselenggarakan. Perjuangan untuk

    membentuk pembiasaan berperilaku agama di sekolah merupakan tugas bersama,

    guru agama perlu kerjasama intensif dan sinergis dengan berbagai pihak yang punya

    kewajiban dan tanggung-jawab mengurus pendidikan ABK misalnya dengan kepala

    sekolah, guru-guru umum, karyawan, orang tua/wali murid, sosial worker, ahli terapy

    dan masyarakat sekitar.