distribusi geografi dan twi
DESCRIPTION
Distribusi geografi dan Topography Wetness IndexTRANSCRIPT
Laporan Praktikum Ke-11 Hari, tanggal : Jumat, 22 Mei 2015
M.K. SIG dan Kartografi
Distribusi Geografi dan TWI
Oleh :
Fitria Hanifia Assamha (G24120012)
DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Objek menyebar di permukaan bumi dengan pola tertentu atau menyebar
secara acak. Analisis yang dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi data adalah
Exploratory Spasial Data Analysis (ESDA). Pada praktikum kali ini, dilakukan
analisis terhadap sebaran RTH pohon di Kota Bogor.
Daerah resapan air yang berkurang memiliki kontribusi dalam
meningkatkan debit banjir. Pada daerah pemukiman yang padat dengan bangunan
menyebabkan tingkat resapan air kedalam tanah berkurang. jika terjadi hujan
dengan curah hujan yang tinggi sebagian air akan menjadi aliran air permukaan
yang masuk kedalam sistem pengaliran air sehingga kapasitasnya terlampaui dan
dapat mengakibatkan banjir.
Berdasarkan hal demikian, diperlukan suatu pendugaan daerah rawan
banjir, sehingga bencana banjir bisa ditanggulangi sedini mungkin. Hal ini
dilakukan untuk memberikan peringatan dini bagi masyarakat mengenai lokasi-
lokasi yang dianggap beresiko tinggi terhadap banjir dan lokasi-lokasi yang aman
terhadap banjir. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode TWI
(Topography Wetness Index).
Tujuan
1. Mengetahui distribusi sebaran RTH pohon di Kota Bogor
2. Mengetahui gambar TWI sebelum normalisasi dan setelah normalisasi
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah :
1. Shp RTH pohon Kota Bogor
2. Puncak bogor tipe tif
3. software ArcMap 10.1
4. Laptop atau PC (Personal Computer).
Waktu dan Tempat
Waktu dan Tempat Praktikum dengan judul “Distribusi Geografi dan TWI” ini
dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Jumat, 22 Mei 2015
Tempat : Laboratorium Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian IPB
Pukul : 15.00 WIB s.d selesai
Langkah Kerja
Langkah kerja yang harus dilakukan untuk mendapatkan distribusi sebaran
RTH Pohon Kota Bogor dan Gambar TWI Bogor puncak adalah sebagai berikut :
1. Distribusi sebaran RTH Pohon Kota Bogor
Add data shp RTH pohon Kota Bogor
Spatial statistic > Measuring geographic
> Central feature > Input : data shp RTH
pohon Kota Bogor > ok
Spatial analysist > Density > Point density
> Output cell : 25, Radius : 100
Spatial analysist > Density > Point density
> Output cell : 25, Radius : 100
Data > Export data > Open attribute table
pada hasil export datatersebut > hitung
jumlah data
Copy paste polygon tadi ke densiti yg lebih
rendah
Data > Export data > Open attribute table
pada hasil export datatersebut > hitung
jumlah data
Bandingkan densitinya dengan membandingkan
jumlah data pada masing-masing poligon
2. TWI
Add data tif bogor puncak
Spatial analyst > Hidrology > Fill > Input surface raster : Bogor puncak tif > Z limit :1
Spatial analyst > Hydrology > Flow
direciton > Input : hasil fill
Spatial analyst > Hydrology > Flow
accumluation > Inputflow direction raster :
hasil flow direction
Raster calculator > log 10 (“hasil flow direction”)
Raster calculator > log 10 (“hasil flow accumulation”)
Klik kanan di hasil raster calculator dari
flow direction dan flow accumulation > Data > Export data dalam tipe
tif
Spatial analyst > Hydrology > Flow
accumulation > Inputflow direction raster :
hasil flow direction
Surface > Slope > Input raster : tif Bogor puncak > Output measurement :
Degree
Reclass > Reclassify > Input raster : tif Bogor
puncak > Kilk Classify > Method : Natural break,
Classes : 5
Raster calculator > log 2 ((“hasil flow
accumulation”)*900/Tan(Slope Bogor)) > ini
merupakan TWI sebelum normalisasi
Raster calculator > log 2 ((“hasil flow
accumulation dari flow dirction”)*900/Tan(Slop
e Bogor)) > ini merupakan TWI setelah
normalisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pusat penyebaran RTH pohon perlu dilakukan untuk melihat secara sekilas
apakah ada tendensi khusus dari RTH pohon tersebut. Di bawah ini merupakan
gambar hasil analisis pusat penyebaran RTH pohon Kota Bogor menggunakan
Central feature pada ArcGIS.
Gambar 1 Central point RTH di Kota Bogor
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat titik yang merupakan central RTH
di Kota Bogor. Central RTH ditandai dengan titik berwarna hijau tosca. Pada
gambar dapat dilihat adanya tabel atribut yang memperlihatkan bahwa central RTH
Kota Bogor terletak di FID 1391.
Di bawah ini akan dibahas jarak dari pusat sebaran RTH Kota Bogor ke
bagian-bagian ujung wilayah dari Kota Bogor.
Gambar 2 Distribusi sebaran RTH
Kota Bogor
Gambar 3 Jarak dari pusat sebaran RTH
ke wilayah bagian kiri atas
Gambar 4 Jarak dari pusat sebaran
RTH ke wilayah bagian kanan atas
Gambar 5 Jarak dari pusat sebaran
RTH ke wilayah bagian bawah
Pada gambar 2 dapat dilihat sebaran RTH Kota Bogor. Pada gambar 3, 4,
dan 5, dilakukan pengukuran jarak dari ujung-ujung wilayah di Kota Bogor ke pusat
penyebaran RTH yang merupakan hasil dari analisis yang dilakukan pada ArcGIS
menggunakan Central feature. Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa jarak dari ujung
wilayah Kota Bogor bagian kiri ke pusat sebaran adalah 1,78 Km. Pada gambar 4
dapat dilihat bahwa jarak dari ujung wilayah Kota Bogor bagian kanan ke pusat
sebaran adalah 1,77 Km. Sedangkan jarak dari ujung wilayah Kota Bogor bagian
bawah ke pusat sebaran adalah adalah 1,78 Km, seperti yang ditunjukkan pada
gambar 5.
Gambar 6 Gambar hasil standar deviasi terhadap distribusi RTH Kota Bogor
Standar deviasi dilakukan untuk melihat sebaran data apakah menyebar normal atau
tidak menyebar normal. Standar deviasi ini dilakukan dengan memberikan batasan
terhadap data menggunakan lingkaran ellips. Jika menyebar normal, maka ketika
dilakukan standar deviasi tiga kali, seluruh data akan tercakup dalam lingkaran
ellips yang ketiga tersebut. Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa pada lingkaran
ellips yang pertama, masih banyak terdapat titik yang berada di luar lingkaran. Pada
lingkaran ellips kedua, masih terdapat beberapa titik yang berada di luar lingkaran.
Sedangkan pada lingkaran ellips ketiga, seluruh titik sudah berada pada lingkaran.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa distribusi sebaran RTH di Kota
Bogor menyebar normal.
Gambar 7 Distribusi RTH Kota Bogor dengan densiti tinggi
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa distribusi RTH di poligon tersebut
sangat rapat. Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa praktikan memilih warna
biru yang memiliki tingkat densiti tinggi. Jumlah titik-titik di poligon pada gambar
berjumlah 102.
Gambar 8 Gambar 1 Distribusi RTH Kota Bogor dengan densiti rendah
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa distribusi RTH di poligon tersebut
sangat renggang. Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa praktikan memilih warna
merah dan orange yang memiliki tingkat densiti rendah. Jumlah titik-titik di poligon
pada gambar berjumlah 14.
Berdasarkan hasil yang telah diuraikan pada gambar dapat dikatakan bahwa
hasil point density yang dilakukan benar yaitu wilayah yang memiliki warna biru
distribusi RTH nya rapat (densiti tinggi). Densiti tinggi artinya jumlah titik pada
batasan poligon yang telah dibuat lebih banyak daripada wilayah yang memiliki
warna merah dan orange yang memiliki distribusi RTH nya renggang (densiti
rendah).
Gambar 9 Hasil flow accumulation
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa terdapat banyak anak sungai yang
masuk ke sungai utama. Artinya, yang dimaksud dengan sungai utama adalah tidak
mungkin hanya memiliki satu cabang. Sungai seperti ini merupakan daerah
tangkapan hujan.
TWI adalah indeks kebasahan yang dapat digunakan sebagai indikator dari
suatu kawasan yang mempunyai potensi banjir. TWI merupakan kuantifikasi dari
posisi topografi pada suatu landskap. Nilai TWI yang besar biasanya ditemukan di
bagian bawah lereng, sedangkan nilai TWI yang rendah biasanya terdapat ada DAS
bagian bawah dan daerah cekungan yang berasosiasi dengan tanah yang
mempunyai konduktivitas hidraulik rendah (Setiawan 2010).
Gambar 10 TWI yang belum dinormalisasi
Warna orage dan merah pada gambar di atas menunjukkan nilai TWI yang
rendah sedangkan warna biru menggambarkan nilai TWI yang tinggi. Pada gambar
dapat dilihat bahwa yang memiliki nilai TWI yang tinggi merupakan daerah aliran
sungai. Pada gambar dapat dilihat bahwa potensi terjadi banjir cukup tinggi di
daerah aliran sungai tersebut.
Gambar 11 TWI yang telah dinormalisasi
Gambar di atas merupakan gambar TWI yang telah dilakukan normalisasi.
Jika dibandingkan dengan gambar sebelumnya, pada gambar di atas dapat dilihat
bahwa warna biru berkurang sedangkan warna merah semakin bertambah atau
mendominasi. hal ini menunjukkan bahwa potensi banjir di daerah aliran sungai
tersebut cukup rendah.
KESIMPULAN
Distribusi sebaran RTH Kota Bogor menyebar secara normal. Bogor puncak
memiliki indek kebasahan atau nilai TWI yang rendah sehingga potensi banjir juga
kecil. Hal tersebut berdasarkan analisa menggunakan metode TWI (Topography
Wetness Index).
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan A. 2010. Struktur Data SIG untuk Pemodelan Sifat-Sifat Fisik Tanah-
Topographic(TWI).http://www.ilmutanah.unpad.ac.id/resources/artikel/si
stem-informasi-geografis/struktur-data-sig-untuk-pemodelan-sifat-sifat-
fisik-tanah.html?start=2 (22 Mei 2015).