disusun oleh -...
TRANSCRIPT
9
Disusun Oleh:
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA
DAERAH
10
KABUPATEN PACITAN
Jalan Dewi Sartika Nomor 19 Telp/Fax (0357) 886164 Pacitan
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .................................................................................................. L
atar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 .................................................................................................. L
andasan Hukum .............................................................................................. 5
1.3 .................................................................................................. M
aksud dan Tujuan ........................................................................................... 6
1.4 .................................................................................................. S
istematika Penulisan ..................................................................................... 7
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1 .................................................................................................. T
ugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD ....................................... 8
2.2 .................................................................................................. S
umber Daya SKPD .......................................................................................... 15
2.3 .................................................................................................. K
inerja Pelayanan SKPD ................................................................................. 17
2.4 .................................................................................................. T
antangan dan Peluang Pembangunan Pelayanan SKPD .................. 21
BAB III ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas dan
Fungsi Pelayanan SKPD ............................................................................... 25
3.2 Telaahan, Visi, Misi, Program Kepala Daerah dan
11
Wakil Kepala Daerah ..................................................................................... 28
3.3 Telaahan Renstra K / L dan Renstra ....................................................... 29
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis ....................................................................... 31
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi SKPD ......................................................................................... 34
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD ...................................... 35
4.3 Strategi dan Kebijakan ................................................................................ 37
4.4 Strategi dan Kebijakan SKPD ..................................................................... 41
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF ........................ 44
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN
DAN SASARAN RPJMD ......................................................................................... 49
BAB VII P E N U T U P ............................................................................................................. 54
12
Pendahuluan
encana Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi
pada hasil yang akan dicapai selama kurun waktu 1 (satu )
sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan
berkesinambungan dengan memperhitungkan kekuatan, kelemahan,
peluang dan hambatan yang ada atau yang mungkin akan timbul.
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang
merupakan instrument penanggungjawaban, Rencana Strategis
merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi
pemerintah. Hal ini karena Rencana Strategis instansi pemerintah
merupakan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber
daya lainya agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan
strategis, nasional dan global serta tetap berada dalam tatanan sistem
manajemen nasional.
R
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG
13
Didalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan
Pemerintah Daerah disusun Perencanaan Pembangunan Daerah yang
merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembanguan
nasional. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan secara
sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan. Lebih
lanjut disebutkan bahwa Perencanaan Pembangunan Daerah disusun
untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, sehingga perencanaan
pembangunan daerah harus disusun secara terpadu (integrated),
terukur (measurable), dapat dilaksanakan (applicable) dan
berkelanjutan (sustainable)
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dokumen perencanaan daerah
meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJD) untuk
jangka waktu 20 Tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 Tahun, Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 Tahun. Selanjutnya
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diwajibkan menyusun Rencana
Strategis (Renstra) SKPD yang berpedoman pada RPJMD dengan jangka
waktu 5 Tahun, yang dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja) SKPD
setiap tahunnya.
Dengan posisi Kabupaten Pacitan terletak di Propinsi Jawa Timur
diantara 110o56’ – 111o25’ Bujur Timur dan 07o55’ – 08o17’ Lintang
Selatan dengan luas wilayah 1.389,87 Km2 atau 138.987,16 Ha. Dari
luasan wilayah tersebut sebagian besar berupa bukit, gunung dan jurang
terjal dan termasuk jajaran pegunungan seribu (Ring of Fire). Secara
administratif Kabupaten Pacitan terbagi dalam 12 wilayah kecamatan, 5
kelurahan dan 166 desa.
Dikarenakan kondisi demografis alam yang seperti itu , maka
potensi bencana yang rawan terjadi adalah sebagai berikut :
14
a. Gempa bumi,
Daerah Kabupaten Pacitan yang berada di atas lempeng
India-Australia kondisinya saat ini sangat rapat karena mendapat
tekanan dari lempeng Eropa-Asia. Kondisi lempeng Jawa Selatan
yang rapat dan tertekan itu sewaktu-waktu bisa patah sehingga
menimbulkan gempa. Berdasarkan realita tersebut maka seluruh
wilayah Kabupaten Pacitan masuk dalam kawasan rawan bencana
gempa bumi.
b. Tanah longsor/gerakan tanah,
Adapun kawasan rawan tanah longsor/gerakan tanah di
Kabupaten Pacitan merupakan daerah yang memiliki kemiringan
lahan lebih dari 40% dan kawasan yang memiliki jenis tanah
Redzina dan litosol. Pada kawasan yang memiliki kriteria tersebut
penggunaan lahan sedapat mungkin berupa hutan lindung/hutan
rakyat. Daerah yang termasuk kedalam kawasan tanah longsor
adalah Kecamatan Arjosari (Desa Mangunharjo dan Desa Temon),
Kecamatan Tegalombo (Desa Kebondalem, Desa Ngreco, Desa
Tegalombo, Desa Puncangombo bagian Utara, dan Desa Gedangan),
Desa Sendang Kecamatan Donorojo, dan Desa Sidoharjo Kecamatan
Pacitan.
c. Gelombang pasang dan tsunami,
Tsunami merupakan gelombang pasang yang disebabkan oleh
gempa bumi atau longsoran di lereng dasar laut. Gelombang pasang
semacam ini bisa melanda daerah pantai sampai puluhan meter
tingginya dan ratusan hingga ribuan meter jauhnya dari pantai,
sehingga menyapu dan merusak segala apa yang ada di pantai dan di
daratan.
15
Kabupaten Pacitan terletak di jalur gempa tektonik yang pada
akhirnya akan menimbulkan tsunami memanjang di sepanjang
pantai selatan Jawa. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa
pantai Selatan Kabupaten Pacitan merupakan kawasan rawan
bencana tsunami tinggi. Untuk itu penggunaan dan pengembangan
lahan di sepanjang pantai Kabupaten Pacitan harus direncanakan
sedemikian rupa agar dapat meminimalkan dampak yang akan
terjadi jika ada tsunami.
Wilayah kecamatan yang merupakan kawasan rawan bencana
tsunami adalah wilayah pantai di bagian selatan Kecamatan
Donorojo, Kecamatan Pringkuku, Kecamatan Pacitan, Kecamatan
Kebonagung, Kecamatan Tulakan, Kecamatan Ngadirojo dan
Kecamatan Sudimoro Lokasi yang diarahkan penggunaan lahannya
sebagai bahaya I tsunami adalah seluruh pantai yang terletak di
Kabupaten Pacitan bagian selatan dengan kemiringan lahan yang
landai sekitar 0-15%.
d. Banjir
Bahaya bencana banjir selain merupakan bahaya bencana
yang disebabkan oleh proses alamiah siklus air, juga banyak
dipengaruhi oleh perbuatan manusia dalam mengolah alam dan
sumberdayanya yang menyebabkan keseimbangan ekosistem dan
alam menjadi tidak stabil. Salah satu penyebab terjadinya banjir
yang terjadi di wilayah Kabupaten Pacitan adalah adanya perilaku
merusak (vandalism) yang dilakukan oleh manusia antara lain
pengrusakan hutan, kawasan penyangga dan daerah aliran sungai
mengakibatkan siklus air yang secara alami terjadi menjadi tidak
seimbang antara run off dan serapan serta antara hulu dan hilir
yang mengakibatkan bencana banjir dan juga tanah longsor.
Titik-titik rawan kejadian banjir di wilayah Kabupaten Pacitan
sangat erat kaitannya dengan keberadaan sungai - sungai utama
yang ada yaitu Sungai Baksoko, Sungai Lorog, Sungai Pagotan,
16
Sungai Bawur dan terutama Sungai Grindulu. Daerah yang masuk
kedalam kawasan rawan banjir adalah sebagian wilayah Kecamatan
Arjosari, Pacitan Kebonagung dan Ngadirojo. Saat ini penggunaan
lahan di kawasan rawan banjir di Kabupaten Pacitan adalah sebagai
kawasan permukiman. Pemerintah Kabupaten Pacitan belum
mempunyai standar penanganan bencana yang diatur dalam
Peraturan Bupati atau Peraturan Daerah. Agar penanganan bencana
dapat lebih efektif, maka perlu dibuat suatu standar penanganan
bencana yang ditetapkan dalam peraturan Kepala Daerah ataupun
Peraturan Daerah.
Guna mengatasi permasalahan yang menyangkut penanganan
bencana tersebut baik mulai dari masa sebelum, pada saat dan setelah
terjadinya bencana, agar dapat tercapai dengan maksimal maka
diperlukan suatu Rencana Strategis yang konseptual, realistis serta
mengacu pada arah dan kebijakan pembangunan yang tertuang dalam
dokumen perencanaan formal baik tingkat kabupaten, propinsi, maupun
nasional.
Rencana Strategis merupakan proses sistematik yang
berkelanjutan dari keputusan yang beresiko dengan memanfaatkan
sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara
sistematis usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur
hasil melalui umpan balik yang terorganisasi dan rapi.
Dengan tersusunnya Rencana Strategis Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Pacitan, diharapkan dapat disusun tahapan
pencapaian hasil secara lebih obyektif untuk memberikan komitmen dan
orientasi target serta sasaran di masa depan pada masing-masing
kegiatan.
1.2 LANDASAN HUKUM
17
Landasan hukum yang digunakan dalam pembuatan Rencana
Strategis ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
42) ;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;
3. Undang-Undang Nomor 25 Ttahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008;
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2008
tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2008
tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non
Pemerintah Dalam Penanggulangan Bencana;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
18
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana
Alam;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 7 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Pacitan;
14. Peraturan Bupati Nomor 05 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas
Fungsi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Pacitan;
Maksud disusunnya Rencana Strategis Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Pacitan adalah untuk memberikan arah kegiatan
pembangunan dan hasil yang akan dicapai Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Pacitan dalam jangka waktu 1 tahun sampai
5 tahun mendatang.
Tujuannya adalah sebagai dasar dalam menyusun rencana kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan sebagai
penjabaran dari visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan
kegiatan yang ditetapkan.
Sistematika Penulisan Renstra Kantor Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Pacitan mengacu pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Petunjuk Penyusunan
RPJPD dan RPJMD adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.5 Latar Belakang
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
19
1.6 Landasan Hukum
1.7 Maksud dan Tujuan
1.8 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.5 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
2.6 Sumber Daya SKPD
2.7 Kinerja Pelayanan SKPD
2.8 Tantangan dan Peluang Pembangunan Pelayanan
SKPD
BAB III ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI
3.5 Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas dan
Fungsi Pelayanan SKPD
3.6 Telaahan, Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah
3.7 Telaahan Renstra K / L dan Renstra
3.8 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
3.9 Penentuan isu – isu strategis
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN
4.5 Visi dan Misi SKPD
4.6 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
4.7 Strategi dan Kebijakan
4.4 Strategi dan Kebijakan SKPD
BAB V RENCANA PROGRAN DAN KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN
INDIKATIF
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
20
BAB VII P E N U T U P
Gambaran Pelayanan SKPD
adan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan
merupakan unsur pelaksana, dipimpin oleh Kepala
Pelaksana Badan yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah selaku
kepala Ex Officio Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Kepala
Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana mempunyai tugas
membantu Bupati dalam melaksanakan penanggulangan bencana yang
meliputi penanganan sebelum bencana, saat tanggap darurat dan pasca
bencana secara terintregasi mengacu pada Peraturan Bupati Pacitan
Nomor 05 tahun 2011 tentang Uraian Tugas Fungsi dan Tata Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan;
Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah yaitu :
1. Perumusan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien;
B
BAB II
2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD
21
2. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu dan menyeluruh
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dalam penanggulangan bencana;
dan
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Pacitan berdasarkan Peraturan Bupati Pacitan Nomor 05
tahun 2011 tentang Uraian Tugas Fungsi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan, terdiri dari :
1. Kepala Badan
2. Kepala Pelaksana
3. Sekretaris
4. Seksi Kesiapsiagaan dan Pencegahan
5. Seksi Kedaruratan dan logistik
6. Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
7. Kelompok Jabatan Fungsional
8. Tim Pengarah
Struktur organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Pacitan dapat dilihat pada Gambar 2.1.
2.1.1 Kepala Badan
Kepala Badan Ex Officio mempunyai tugas memimpin badan
dalam perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana
dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif
dan efisien: dan Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh
2.1.2 Kepala Pelaksana
Mempunyai tugas membantu Kepala Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi BPBD
22
sehari hari yang meliputi pelaksanaan penanggulangan bencana
yang meliputi Pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana
secara terintegrasi, dan mempunyai fungsi :
- Pengoordinasian
- Pengkomandoan; dan
- Pelaksana
2.1.3 Sekretariat Pelaksana
Sekretariat Pelaksana mempunyai tugas di bidang
ketatausahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah , dan mempunyai
fungsi:
a. Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi dilingkungan BPBD
b. Pengkoordinasian, perencanaan dan perumusan kebijakan
teknis BPBD
c. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum,
dan peraturan perundang undangan, organisasi, tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, persandian, perlengkapan, dan rumah
tangga BPBD
d. Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol
di lingkungan BPBD
e. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah
penanggulangan bencana, dan
f. Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan BPBD
2.1.4 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas
membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan
melaksanakan kebijakan dibidang pencegahan, mitigasi dan
23
kesiapsiagaan pada pra bencana serta pemberdayaan masyarakat,
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan dibidang pencegahan, mitigasi dan
kesiapsiagaan pada pra bencana serta pemberdayaan masyarakat;
b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan dibidang
pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada pra bencana;
c. serta pemberdayaan masyarakat;
d. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait
dibidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada pra
bencana;
e. serta pemberdayaan masyarakat;
f. Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang
pelaksanaan kebijakan umum dibidang pencegahan, mitigasi dan
kesiapsiagaan pada pra bencana serta pemberdayaan masyarakat;
2.1.5 Seksi Kedaruratan dan Logistik
Seksi Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas membantu
Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan
kebijakan Penanggulangan Bencana pada saat tanggap darurat, dan
dukungan logistik, mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan di bidang Penanggulangan Bencana pada
saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan
logistik;
b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
Penanggulangan Bencana pada saat tanggap darurat, penanganan
pengungsi dan dukungan logistik;
c. Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat
tanggap darurat;
d. Pelaksanaan hubungan kerja di bidang Penanggulangan Bencana
pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan
logistik ; dan
24
e. Pemantauan, evaluasi, dan analisa pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan di bidang Penanggulangan Bencana pada saat tanggap
darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik ;
2.1.6 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas
membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan
melaksanakan kebijakan dibidang Penanggulangan Bencana pada
Pasca Bencana, mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan dibidang penanggulangan bencana pada
pasca bencana;
b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan dibidang
penanggulangan bencana pada pasca bencana;
c. Pelaksanaan hubungan kerja dibidang Penanggulangan Bencana
pada Pasca Bencana; dan
d. Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang
pelaksanaan kebijakan dibidang Penanggulangan Bencana pada
Pasca Bencana.
25
Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana (Tabel 2.1)
26
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdiri dari jabatan 1
kepala badan ex Officio dijabat Sekretaris Daerah (pejabat eselon II.a),1
Kepala Pelaksana Badan (eselon III.a), 1 Sekretaris (eselon IV.a), 3
kepala seksi (eselon IV.a), dan 5 orang staf. Personil keseluruhan
sejumlah 10 orang, terdiri dari PNS 9 orang (90%) dan honorer 1 orang
(10%). Berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki 8 orang (80%)
dan perempuan 20 orang (8%). Berdasarkan golongan ruang terdiri
dari: II/a 3 orang (30%), golongan II/b 1 orang (10%), golongan III/b 2
orang (20%), golongan III/c 2 orang (20%), golongan III/d 1 orang (10
%), honorer 1 orang (10 %).
Daftar nominatif pegawai berdasarkan golongan ruang dapat
dilihat pada Tabel II.2 , dan daftar Jumlah pegawai berdasarkan eselon
Tabel II.3 sedangkan daftar nominatif pegawai berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada Tabel II.4
Tabel II.2 Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
NO GOLONGAN PRIA WANITA TOTAL
KET
1.
IV
2.
III
4
1
5
3.
II
3
1
4
4.
Honorer
1
1
JUMLAH
8
2
10
Tabel II.3 Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Eselon
2.2 SUMBER DAYA SKPD
27
NO ESELON PRIA WANITA TOTAL
KET
1. II - - -
2. III 1 - 1
3. IV 3 1 4
JUMLAH 4 1 5
Tabel II. 4 Data Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan Formal
NO PENDIDIKAN PRIA WANITA TOTAL
KET
1. S2 1 1 2
2. S1 1 - 1
3. DIII 1 - 1
4. DII - - -
5. SLTA 4 1 5
6. SMP 1 1
JUMLAH 8 2 10
28
2.2.2 Sarana dan prasarana
Dalam melaksanakan tugas Badan Penanggulangan Bencana
Daerah didukung sarana dan prasarana sebagaimana Tabel II.5 berikut:
Tabel II.5 Daftar Sarana Dan Prasarana Perkantoran
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
NO JENIS SARANA DAN PRASARANA JUMLAH
KET
1.
Bangunan gedung kantor
0
2. Kendaraan roda empat (Pick Up) 1 buah
3. Komputer 2 buah
4. Lap Top 1 buah
5. AC 2 buah
6. Meja kerja kayu 8 buah
7. Kursi besi / lipat 10 buah
8. Kursi kerja besi / futura 7 buah
9. Computer 3 buah
10. Dispenser 1 buah
11. Telephon/fax 1 buah
12. Printer 1buah
29
2.3.1. Pelayanan Penanganan Pra Bencana
Pelayanan Penanganan Pra/Sebelum terjadinya bencana yang
meliputi kegiatan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan serta
pemberdayaan masyarakat yang meliputi :
a. Peningkatan akses Komunikasi dan Pengembangan Sistem
Peringatan Dini.
b. Pendataan dan Pemetaan Wilayah Resiko Bencana.
c. Sosialisasi Penanggulangan Bencana.
d. Pembangunan / pengadaan sarana dan prasarana penanggulangan
bencana.
2.3.2. Pelayanan Penanganan Tanggap Darurat
Pelayanan Penanganan tanggap darurat pada saat terjadinya
bencana yang meliputi kegiatan tanggap darurat, penanganan
pengungsi dan dukungan logistik melalui kegiatan :
a. Pencarian (search and rescue)
b. Pertolongan melaksanakan pertolongan medis (P3K)
c. Evakuasi
d. Logistik / Dapur Umum
2.3.3. Pelayanan Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pelayanan Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
dilaksanakan setelah terjadinya bencana yang meliputi :
a. Pendataan atas kerusakan yang terjadi
b. Melaksanakan verifikasi jenis kerusakan yang ditimbulkan
c. Mengusulkan bantuan dana rehabilitasi dan rekonstruksi
d. Melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
2.3.4. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah membutuhkan anggaran. Anggaran
2.3 KINERJA PELAYANAN SKPD
30
tersebut digunakan untuk membiayai pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat, untuk membangun Kabupaten Pacitan.
Selain kinerja pelayanan yang telah dijelaskan di bagian awal,
kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah juga terlihat dari
realisasi pendanaannya. Adapun anggaran dan realisasi pendanaan
ditampilkan pada Tabel II.6
31
Tabel II.6
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Pacitan
Uraian Anggaran pada Tahun
ke-
Realisasi Anggaran pada
Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan
Anggaran Tahun ke-
Rata-rata
Pertumbuhan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Peningkatan
dan
Pengelolaan
adm
Perkantoran
200
Jt
Peningkatan
Pelatihan
dan Gladi
Lapang
50 Jt
Sosialisasi 14 Jt
32
Peningkatan
Akses kom
dan
pengemb
sistem
peringatan
dini
45 jt
Pendataan
dan
pemetaan
wilayah
resiko benc
50 Jt
Pengadaan
Sarana
Mobilisasi
127,5
Jt
Untuk kolom (1), dapat dilihat contoh jenis uraian pada Tabel.T-IV.C.3 pada Lampiran IV Permendagri
54/2010.
34
2.4.1. Tantangan Pengembangan Pelayanan
Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pelayanan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah , meliputi:
a. Kondisi geografis Kabupaten Pacitan yang rawan akan bencana
alam (gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir, kekeringan,
kebakaran dll)
b. Kondisi bangunan rumah penduduk dan sarana Pemerintahan
banyak yang rusak dan tidak memadai. Hal ini sangat
membahayakan bila terjadi bencana;
c. Pertambahan penduduk yang tinggi akan menyulitkan penanganan
penanggulangan bencana;
d. Belum sepenuhnya penyelenggaraan penanganan bencana di
Kabupaten Pacitan dilaksanakan sesuai dengan UU Nomor 24
Tahun 2007 terutama untuk kewenangan-kewenangan yang
sebelumnya sudah ada di SKPD selain BPBD;
e. Terbatasnya anggaran yang tersedia di masing-masing SKPD bagi
kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten
Pacitan;
f. Adanya perubahan iklim global yang berpotensi meningkatkan
intensitas bencana alam di duni ;
g. Adanya keterbatasan sarana komunikasi di daerah sehingga
menghambat kecepatan penyebaran arus data ke pusat maupun
daerah lain;
h. Luasnya cakupan wilayah penanganan penanggulangan
kebencanaan dengan jenis potensi bencana yang beragam; dan
i. Masih rendahnya pemahaman masyarakat dan aparat
Pemerintahan dalam menyikapi kondisi alam yang rawan bencana.
2.4.2. Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Peluang yang dapat diupayakan dan dimanfaatkan untuk
pengembangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah , meliputi:
2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PNGEMBANGAN PELAYANAN
35
a. Adanya aturan tentang Penanggulangan Bencana yaitu :
1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 42)
2) Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2008 tentang Badan
Nasional Penanggulangan Bencana;
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana;
b. Tuntutan masyarakat akan pelayanan prima terhadap pelayanan
publik mendorong untuk meningkatkan profesionalisme aparatur
dan melakukan inovasi pelayanan bidang penanggulangan bencana;
c. Kebutuhan masyarakat akan rasa aman dari bencana
d. Adanya komitmen dari seluruh komponen bangsa dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana;
e. Pesatnya perkembangan teknologi untuk menunjang kegiatan di
bidang kebencanaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
risiko-risiko bencana;
f. Adanya sinkronisasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana bersama (Nasional Provinsi,
Kabupaten/Kota);
g. Adanya peran serta masyarakat, LSM baik nasional maupun
internasional dalam penanggulangan bencana.
h. Tidak adanya biaya dalam hal mendapatkan pengetahuan dan
pelatihan kebencanaan
i. Dibukanya kesempatan secara luas untuk melaporkan kejadian
bencana yang terjadi kepada seluruh masyarakat
j. Adanya kepedulian dari Pemerintah berupa bantuan kepada
masyarakat yang mengalami musibah, berupa paket sembako dan
uang santunan.
36
Isu–isu Strategis berdasarkan Tugas dan
Fungsi
asyarakat Kabupaten Pacitan adalah masyarakat heterogen
yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda seperti :
Profesi , agama, adat istiadat dan sebagainya. Meskipun
berbeda-beda namun mereka tetap hidup berdampingan secara damai
menjunjung tinggi toleransi dan menumbuhkembangkan sifat
kegotongroyongan. Masyarakat di Kabupaten Pacitan pada umumnya
bersifat tradisional dan miskin, hal ini disebabkan banyaknya penduduk
yang tinggal didaerah rawan bencana, yang umumnya merupakan
kelompok penduduk yang rentan secara sosial ekonomi, sehingga
mempunyai keterbatasan kemampuan dalam menyikapi dan mengatasi
bencana alam dan mudah diterpa issu issu negatif
Hal tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk
terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana secara cepat, tepat , terencana dan terpadu dalam
memaksimalkan semua potensi yang ada. Untuk merealisasikan hal
tersebut Pemerintah Kabupaten Pacitan telah membentuk lembaga / satuan
kerja yang khusus menangani bencana yaitu Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dengan salah satu tugas pokoknya adalah :
menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana mulai dari sebelum,pada saat dan setelah terjadinya bencana.
Berkaitan dengan kewenangan, serta tugas pokok dan fungsi
organisasi, maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Pacitan sebagai unsur penunjang di bidang penanggulangan bencana
dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati .
M
BAB III
3.1 ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
37
Keberadaan BPBD secara kontekstual memegang posisi yang cukup
penting karena menangani segala urusan yang menyangkut pada
keselamatan jiwa dan kerugian harta benda akibat terkena bencana .
Sebagai sebuah unit kerja yang diharapkan akan memiliki sifat peduli, cepat
, sigap adil dan benar sesuai dengan amanat aturan perundang-undangan.
Sehingga kehidupan masyarakat akan merasa tenang dan aman dalam
menjalankan aktifitasnya sehari-hari.
Tantangan yang hakiki dalam penanganan bencana untuk masa
depan kita, adalah bagaimana potensi semua unsur baik dari
pemerintah,masyarakat, dunia usaha, organisasi non pemerintah dan
pemangku kepentingan lainnya untuk bersenergi dalam penanggulangan
bencana sehingga korban dan kerugian akibat bencana bisa dihindari atau
diminimalisir.
Isu Aktual merupakan topik atau pokok bahasan yang sedang
dibicarakan dengan kriteria bahwa permasalahan yang sedang terjadi
dikategorikan layak dan menyangkut hajat hidup orang banyak, selain
bersifat problematik sehingga pemecahannya harus sesegera mungkin
dilaksanakan.
3.1.1. Permasalahan Bidang Penanganan Pra Bencana
Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang pencegahan
dan kesiapsiagaan sebagai berikut:
1. Kondisi geografis Kabupaten Pacitan yang rawan akan bencana alam
(gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir, kekeringan, kebakaran
dll)
2. Kondisi bangunan rumah penduduk dan sarana Pemerintahan
banyak yang rusak dan tidak memadai. Hal ini sangat
membahayakan bila terjadi bencana;
3. Pertambahan penduduk yang tinggi akan menyulitkan penanganan
penanggulangan bencana;
4. Belum sepenuhnya penyelenggaraan penanganan bencana di
Kabupaten Pacitan dilaksanakan sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun
38
2007 terutama untuk kewenangan-kewenangan yang sebelumnya
sudah ada di SKPD selain BPBD;
5. Terbatasnya anggaran yang tersedia di masing-masing SKPD bagi
kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten
Pacitan;
6. Adanya perubahan iklim global yang berpotensi meningkatkan
intensitas bencana alam di duni ;
7. Adanya keterbatasan sarana komunikasi di daerah sehingga
menghambat kecepatan penyebaran arus data ke pusat maupun
daerah lain;
8. Luasnya cakupan wilayah penanganan penanggulangan
kebencanaan dengan jenis potensi bencana yang beragam; dan
9. Masih rendahnya pemahaman masyarakat dan aparat Pemerintahan
dalam menyikapi kondisi alam yang rawan bencana.
3.1.2. Permasalahan Bidang Penanganan pada saat terjadi bencana
Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang
ketanggapdaruratan dan logistik sebagai berikut:
1. Belum memadainya prosedur dan regulasi sebagai pedoman
penyelenggaraan penanganan bencana di Indonesia termasuk belum
terpenuhinya seluruh amanah aturan dan regulasi yang dikehendaki
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana;
2. Masih tersebar dan belum terbangun Sistem informasi dan
komunikasi kebencanaan secara terpadu dan terintegrasi;
3. Kurang tersedianya anggaran yang memadai dalam rangka
penanggulangan bencana;
4. Kurang terpadunya penyelenggaraan penanganan bencana dan
masih berjalan secara sektoral;
5. Belum optimalnya koordinasi pelaksanaan penanggulangan
bencana; dan
6. Masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan
penanggulangan
39
7. Belum memiliki SOP (Standar Operational Prosedur)
Penanggulangan Bencana
3.1.3. Permasalahan Bidang Penanganan Pasca / setelah terjadi bencana
Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang Rehabilitasi
dan Rekonstruksi sebagai berikut:
1. Basis data yang tidak termutakhirkan dan teradministrasi secara
reguler;
2. Penilaian kerusakan dan kerugian setelah terjadi bencana yang tidak
akurat;
3. Keterbatasan peta wilayah yang meyebabkan terhambatnya
pelaksanaan analisa kerusakan spasial;
4. Koordinasi pinalainkerusakan dan kerugianserta perencanaan
rehabilitasi dan rekontruksi yang terpusat;
5. Keterbatasan alokasi pendanaan bagi rehabilitasi dan rekontruksi
yang berasal dari anggaran daerah.
enyusunan Rencana Strategis SKPD sangat dipengaruhi dan
merupakan penjabaran yang lebih detail dari perencanaan
pembangunan daerah Kabupaten Pacitan sehingga semua langkah-
langkah yang disusun dalam Renstra Badan Penanggulangan Bencana
Daerah sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Pacitan Tahun 2011 – 2016.
Visi Kabupaten Pacitan:
”TERWUJUDNYA MASYARAKAT PACITAN YANG SEJAHTERA”
P
3.2 TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
40
Misi Kabupaten Pacitan:
Sesuai dengan visi “Terwujudnya Masyarakat Pacitan Yang Sejahtera”, maka
ditetapkan misi pembangunan Kabupaten Pacitan 2011 – 2016 sebagai
upaya yang ditempuh dalam mewujudkan visi, sebagaimana berikut :
“PACITAN MAKMUR WONG CILIK GUMUYU”
Misi 1 Profesionalisme birokrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima
dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik
Misi 2 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Misi 3 : Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat
Misi 4 : Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertumpu
pada potensi unggulan.
Misi 5 : Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dasar.
Misi 6 :
Pengembangan tatanan kehidupan masyarakat yang berbudaya,
berkepribadian dan memiliki keimanan serta memantapkan kerukunan
umat beragama.
Telaahan terhadap visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah memberikan gambaran peran serta dan keterlibatan
langsung Badan Penanggulangan Bencana Daerah Hal ini ditunjukkan
melalui:
1. Pernyataan misi ke 1: Profesionalisme birokrasi dalam rangka
meningkatkan pelayanan prima dan mewujudkan tata pemerintahan
yang baik
Pada misi pertama ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah
berperan dalam meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat
dalam penanganan bencana baik mulai tahap pra , pada saat dan
pasca terjadinya bencana .
2. Pernyataan misi ke 3: Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan
masyarakat Pada misi Ketiga ini, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah berperan dalam meningkatkan kulitas pendidikan masyarakat
terutama pengetahuan dalam masalah penanganan bencana
41
3. Pernyataan misi ke 5: Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar Pada misi Kelima ini,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah berperan dalam Pembangunan
infrastruktur yang berkelanjutan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
dasar terutama infrastrukur yang rusak terkena bencana .
3.3.1. Renstra Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Berdasarkan mandat dari perangkat peraturan dan undang-
undang terhadap tugas dan fungsi Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) , maka visi BNPB adalah :
“KETANGGUHAN BANGSA DALAM MENGHADAPI BENCANA”.
Untuk mencapai visi tersebut, maka Misi Badan Nasional
Penanggulangan Bencana tahun 2010 – 2014 adalah:
1. Melindungi bangsa dari ancaman bencana melalui pengurangan
resiko bencana
2. Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal
3. Menyelenggarakan Penanggulangan Bencana secara terencana,
terpadu, terkoordinir dan menyeluruh.
. Pernyataan visi dan misi Badan Nasional Penanggulangan
bencana memberikan arahan bagi seluruh daerah
(provinsi/kabupaten/kota) di dalam menjalankan tugas dan fungsinya
di bidang penanggulangan bencana . Beberapa hal yang menjadi
pertimbangan dalam penyusunan Renstra Badan Penanggulangan
Bencana Daerah , yaitu:
a. Pelaksanaan Penanganan sebelum terjadi bencana yang meliputi
kegiatan :
1) Kegiatan pencegahan dan pengurangan risiko bencana
2) Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi bencana
3.3 TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN/ LEMBAGA DAB RENSTRA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)
42
3) Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
b. Pelaksanaan Penanganan pada saat terjadi bencana yang meliputi
kegiatan :
1) Kegiatan tanggap darurat di daerah terkena bencana
2) Kegiatan pengelolaan bantuan darurat kemanusiaan di daerah
terkena bencana
3) Kegiatan perbaikan darurat bencana dalam rangka pemulihan
dini sarana dan prasarana vital di daerah yang terkena bencana
c. Pelaksanaan Penanganan setelah terjadi bencana yang meliputi
kegiatan :
1) Kegiatan penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana
2) Kegiatan rehablitasi dan rekonstruksi bidang prasarana fisik di
wilayah pasca bencana
3.4.1 Telahaan terhadap Penanganan Bencana
a. Kebijakan Penanganan bencana secara nasional
Secara geografis Kabupaten Pacitan merupakan salah satu
daerah di Indonesia yang berada di jalur yang dekat dengan lempeng
aktif dunia serta letak demografis yang sebagian besar daerah
perbukitan , sehingga sangat berpotensi terjadinya bencana..
Seiring dengan perubahan paradigma penanganan bencana di
Indonesia yang telah mengalami pergeseran, yaitu penanganan
bencana tidak lagi menekankan pada aspek tanggap darurat, tetapi
lebih menekankan pada keseluruhan manajemen risiko bencana
sesuai Undang-undang nomor 24 Tahun 2007.
Berkaitan implementasi penanggulangan dampak dan
pengurangan risiko bencana dalam manajemen risiko bencana, maka
arah penanganannya dilaksanakan dengan memadukan upaya-
upaya penanganan dan pengurangan risiko bencana secara
3.4 TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
43
komprehensif dan sistematis dengan didukung oleh suatu komitmen
yang kuat dari semua pihak (stakeholders). Selain itu diharapkan
pula mampu mensinergikan kapasitas penanganan dan pengurangan
risiko bencana baik ditingkat pemerintahan pusat, daerah, hingga
lapisan-lapisan pada masyarakat. Sehingga secara substansial
merupakan perwujudan upaya yang sistematis dalam
menanggulangi dampak dan mengurangi risiko bencana secara
komprehensif melalui satu rencana strategis yang tersusun sistemik
dalam menampung kebijakan, strategi, program, dan kegiatan yang
komprehensif serta terpadu guna menjadi patokan pelaksanaan
kegiatan Penanggulangan Bencana selama 5 (lima) tahun ke depan
secara bertahap. Hal ini dalam rangka pula pemenuhan peraturan
turunan yang berkenaan dengan penyelenggaraan penanggulangan
bencana , pendanaan dan pengelolaan bantuan bencana , serta
pengaturan peran serta lembaga internasional maupun asing non-
pemerintah dalam penanggulangan bencana . Sehingga harapan dari
keseluruhan kegiatan dimaksud adalah dapat bermuara kepada
pemenuhan hak dasar masyarakat Indonesia yang lebih waspada
guna melaksanakan kehidupan yang layak dan berkelanjutan serta
dalam rangka upaya mendukung pembangunan menuju Indonesia
sejahtera, demokratis, dan berkeadilan.
b. Telahaan terhadap Strategi Penanggulangan Bencana
Kabupaten Pacitan
Sebelum disusunnya strategi pengembangan Pacitan, perlu
adanya suatu konsep skenario penanggulangan bencana di
Kabupaten Pacitan. Skenario ini disusun berdasarkan pertimbangan
terhadap isu permasalahan serta potensi yang ada , serta
pertimbangan yang lain yaitu terhadap tujuan-tujuan kebijakan
makro dan mikro Wilayah Kabupaten Pacitan.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka di Kabupaten Pacitan
yang menjadi dasar perumusan Penanggulangan bencana
mempertimbangkan :
44
1) Prosedur dan regulasi sebagai pedoman penyelenggaraan
penanganan bencana di Indonesia yaitu Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
2) Sistem informasi dan komunikasi kebencanaan secara terpadu
dan terintegrasi;
3) Anggaran yang disediakan dalam rangka penanggulangan
bencana;
4) Koordinasi pelaksanaan penanggulangan bencana; secara lintas
sektoral
5) Sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan penanggulangan
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka skenario penanggulangan
Kabupaten Pacitan adalah dengan dengan asumsi sebagai berikut:
1) Pembagian struktur penanganan bencana sampai dengan tingkat
dusun.
2) Pembagian wilayah penanganan bencana sesuai dengan potensi
bencana yang ada.
3) Penanganan sistem informasi kebencaaan yang terpusat di BPBD
Kabupaten.
Berdasarkan skenario tersebut, kondisi yang diharapkan di
masa datang, yaitu:
1) Penanganan Bencana bisa tersebar sampai kepada kelompok
masyarakat terkecil
2) Adanya Standar operasional prosedur penanggulangan bencana
3) Sistem informasi yang terkoneksi ke seluruh wilayah rawan
bencana .
4) Koordinasi lintas sektoral yang efektif dalam penanggulangan
bencana
5) Sarana prasarana penanggulangan bencana yang memadai
Untuk memenuhi skenario tersebut, maka dilakukan
penetapan strategi bagi tiap-tiap sektor. Penetapan serta
penyusunan Strategi penanggulangan bencana di Kabupaten Pacitan
45
dilakukan berdasarkan skenario penanggulangan bencana di
Kabupten Pacitan . Visi, misi, tujuan dan strategi disusun dengan
mempertimbangkan isu permasalahan serta potensi yang ada.
Strategi yang akan dikembangkan dalam upaya
penanggulangan bencana adalah sebagai berikut :
1) Strategi perencanaan penanggulangan bencana terarah,
terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh serta akuntabel ;
2) Strategi peningkatan kesadaran, kemampuan dan kesiapsiagaan
dalam menghadapi bencanamelalui pembentukan satuan reaksi
cepat penanggulangan bencana;
3) Strategi penanganan kedaruratan korban bencana di wilayah
pascabencana secara cepat, tepat dan efektif ,terkoordinir dan
/terpadu;
4) Strategi pemulihan sarana dan prasarana fisik dan non fisik di
wilayah pasca bencana secara terpadu dan menyeluruh.
46
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi
dan Kebijakan
4.1.1. Visi
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan
pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang
ingin dicapai dilandasi oleh kondisi dan potensi serta prediksi tantangan
dan peluang pada masa yang akan datang. Berdasarkan makna tersebut
dan sesuai dengan Visi Pemerintah Kabupaten Pacitan 2011-2016, maka
visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten adalah:
“TERWUJUDNYA PENANGGULANGAN BENCANA SECARA CEPAT,
TEPAT, TERENCANA, TERKOORDINASI DAN TERPADU”
Diharapkan dengan terumuskannya visi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Pacitan tersebut, maka dapat menjadi
motivasi seluruh elemen Dinas untuk mewujudkannya, melalui
peningkatan kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
4.1.2. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil
dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan
Tugas Pokok dan Fungsi serta dilandasi oleh visi, maka misi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan 2011 – 2016
adalah sebagai berikut :
BAB IV
4.1 VISI DAN MISI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
47
1. Melaksanakan perencanaan, pembinaan, pengendalian
terhadap program, Administrasi , sumber daya manusia
dan sarana prasarana aparatur.
2. Melaksanakan peningkatan kapasitas lembaga dan
masyarakat dalam kesiapsiagaan serta pengurangan
resiko bencana.
3. Melaksanakan sistem penanggulangan bencana yang
efektif dan efisien secara terencana,terkoordinasi dan
menyuluruh.
4. Melaksanakan peningkatan kapasitas perencanaan dalam
pemulihan.
4.2.1. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari
pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
1 (satu) – 5 (lima) tahun. Penetapan tujuan dalam Rencana Strategis
didasarkan pada potensi dan permasalahan serta isu utama
Penanggulangan Bencana di Kabupaten Pacitan.
Adapun rumusan tujuan di dalam Perencanaan Strategis Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan Tahun 2011 –
2016 adalah :
1. Mewujudkan profesionalisme aparatur;
2. Mewujudkan ketangguhan masyarakat melalui peningkatan
pengetahuan, kesadaran dan komitmen serta perilaku dan budaya
sadar bencana;
3. Mewujudkan sistem penyelenggaraan penanggulangan bencana
yang handal ;
4. Mewujudkan kapasitas perencanaan dalam pemulihan yang meliputi
tindakan rehabilitasi dan rekonstruksi setelah terjadi bencana.
4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH
48
4.2.2. Sasaran
Sasaran adalah penjabaran tujuan secara terukur, yaitu sesuatu
yang akan dicapai/ dihasilkan secara nyata oleh Badan Penggulangan
Bencana Daerah dalam jangka waktu tahunan, sampai lima tahun
mendatang.
Perumusan sasaran harus memiliki kriteria “SMART”. Analisis
SMART digunakan untuk menjabarkan isu yang telah dipilih menjadi
sasaran yang lebih jelas dan tegas. Analisis ini juga memberikan
pembobotan kriteria, yaitu khusus (spesific), terukur (measuable),
dapat dicapai (attainable), nyata (realistic) dan tepat waktu (time
bound). Sasaran di dalam Rencana Strategis Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Pacitan Tahun 2011 – 2016 adalah:
1. Meningkatnya kinerja aparatur
Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat
diukur dengan indikator:
a) Persentase SOP yang diterapkan.
b) Persentase SPM yang diterapkan..
c) Indeks Kepuasan Masyarakat pelayanan penanggulangan
bencana
2. Meningkatnya Pengetahuan masyarakat dalam Penanggulangan
Bencana
Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat
diukur dengan indikator:
a) Persentase Terbentuknya masyarakat sadar bencana.
b) Persentase pelatihan penanggulangan bencana
3. Meningkatnya pelayanan penanggulangan bencana
Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat
diukur dengan indikator:
a) Persentase Tim Penanggulangan Bencana yang terdidik
b) Persentase jumlah Sarana prasarana penanggulangan bencana
4. Meningkatnya pelayanan rehabilitasi dan rekonstruksi
49
Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat
diukur dengan indikator:
a) Persentase jumlah korban yang mendapat bantuan
b) Persentase jumlah sarana prasarana umum yang direhabilitasi
dan direkonstruksi
ntuk mencapai tujuan dan sasaran di dalam Rencana Strategis
(Renstra) diperlukan strategi. Strategi adalah langkah-langkah
berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi
dan misi.
Strategi untuk mencapai visi dan misi Badan Penanggulangan
Bencana Kabupaten Pacitan dihasilkan dari posisi Strategis hasil analisa
lingkungan yaitu S – O (Strengths – Opportunity) yang mengarah pada
kekuatan atau keunggulan untuk meraih peluang dan tantangan yang ada.
Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana
sasaran akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian
kebijakan.
Kebijakan diambil sebagai arah dalam menentukan bentuk
konfigurasi program kegiatan untuk mencapai tujuan. kebijakan dapat
bersifat internal, yaitu kebijakan dalam mengelola pelaksanaan program-
program pembangunan maupun bersifat eksternal yaitu kebijakan dalam
rangka mengatur, mendorong dan memfasilitasi kegiatan masyarakat.
U
4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN
50
TABEL IV.1
KETERKAITAN (INTERELASI) VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2011 – 2016 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PACITAN
VISI : “TERWUJUDNYA PENANGGULANGAN BENCANA SECARA CEPAT, TEPAT, TERENCANA, TERKOORDINASI DAN
TERPADU”
MISI I : Melaksanakan perencanaan, pembinaan, pengendalian terhadap program administrasi , sumber daya manusia dan sarana prasarana aparatur
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA
TAHUN KE- 1 2 3 4 5
Mewujudkan profesionalisme aparatur
Meningkatnya kinerja aparatur untuk mewujudkan pelayanan prima
- Persentase SOP yang
diterapkan
- Persentase SPM yang
diterapkan
- Indeks Kepuasan
Masyarakat
MISI II : Melaksanakan peningkatan kapasitas lembaga dan masyarakat dalam kesiapsiagaan serta pengurangan resiko bencana
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA
TAHUN KE- 1 2 3 4 5
Mewujudkan ketangguhan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan,
Meningkatnya Pengetahuan masyarakat dalam Penanggulangan Bencana
- Persentase Terbentuknya masyarakat siaga bencana.
…….. ……..
…….. ……..
…….. ……..
…….. ……..
…….. ……..
51
kesadaran dan komitmen serta perilaku dan budaya sadar bencana. MISI III : Melaksanakan sistem penanggulangan bencana yang efektif dan efisien secara terencana,terkoordinasi dan menyuluruh
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA
TAHUN KE- 1 2 3 4 5
Mewujudkan sistem penyelenggaraan penanggulangan bencana yang handal
Meningkatnya pelayanan penanggulangan bencana
- Persentase Tim Penanggulangan Bencana yang terdidik.
- Persentase jumlah Sarana prasarana penanggulangan bencana
……..
…….. …….. …….. ……..
52
MISI IV : Melaksanakan Peningkatan Kapasitas Perencanaan Dalam Pemulihan
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA
TAHUN KE- 1 2 3 4 5
Mewujudkan
kapasitas
perencanaan
dalam pemulihan
yang meliputi
tindakan
rehabilitasi dan
rekonstruksi
setelah terjadi
bencana
Meningkatnya
pelayanan
rehabilitasi dan
rekonstruksi
a. Persentase jumlah
korban yang mendapat
bantuan
b. Persentase jumlah
sarana prasarana
umum yang
direhab/rekonstruksi
…….. ……..
…….. ……..
…….. ……..
…….. ……..
…….. ……..
53
4.4.1 Strategi
Strategi mencapai tujuan dan sasaran adalah merupakan Strategi
SKPD yang berisi rencana penyusunan dan terpadu mengenai upaya –
upaya organisasi yang meliputi penetapan kebijakan program
organisasi yang meliputi akivitas dengan memperhatikan sumber daya
organisasi dan lingkungan yang dihadapi. Adapun disain strategi
sebagaimana dirumuskan dalam matrik analisis SWOT berikut : (Tabel
IV.1)
4.4 STRATEGI DAN KEBIJAKAN SKPD
54
Tabel IV. 1 MATRIK ANALISIS SWOT
STRATEGI ANALISIS FAKTOR
INTERNAL
STRATEGI ANALISIS
FAKTOR EKSTERNAL
STRENGTH
1. Dukungan undang-undang
2. Pengalaman melaksanakan program
penanggulangan bencana
3. Dukungan pimpinan
WEAKNESS
1. Keterbatasan dana
2. Keterbatasan kualitas personil lembaga
3. Keterbatasan Sarana dan Prasarana
OPPORTUNITY
1. Geografi kabupaten yg rawan
bencana
2. Kebutuhan SDM aparatur
profesional
3. Kebijakan OTODA
ASUMSI S – O
MOBILISASI
1. Membangun standar pelayanan
2. Pengembangan Program Penanggulangan
Bencana
ASUMSI W – O
PENGEMBANGAN
1. Menigkatkan kualitas sarana dan
prasarana
2. Menigkatkan jejaring kerja
THREAT
1. Tidak melaksanakan tupoksi
2. Mekanisme kerja dan koordinasi
antar susunan Pemerintah dan antar
lembaga Penanggulangan bencana
yang belum tertata dengan baik.
ASUMSI S – T
MENCARI PELUANG
1. Meningkatkan kualitas manajemen
penanggulangan bencana
2. Membangun komunikasi dan informasi antar
lembaga /organisasi yg ada hubungannya dengan
penanggulangan bencana (PMI, DINSOS,
DINKES,ORARI, RAPI dll)
ASUMSI W – T
PENYELAMATAN
1. Sosialisasi program kebencanaan
44
4.4.2 Kebijakan
Strategi tersebut dalam operasionalnya memerlukan persepsi
dan tekanan khusus dalam bentuk kebijakan. Kebijakan yang ditetapkan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan dalam
mewujudkan tujuan dan sasaran dengan arahan strategi organisasi
dirumuskan sebagai berikut :
1. Peningkatan pelaksanaan kegiatan Pra Bencana, saat terjadi bencana
dan pasca bencana.
2. Peningkatan Kualitas sarana dan prasarana Penanggulangan
Bencana.
3. Pendekatan sistem koordinasi kepada semua SKPD yang ada.
45
Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
encana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan serta upaya yang dilakukan untuk
mengetahui capaian keberhasilan sasaran dan tujuan. Sedangkan Program
dimaksudkan sebagai kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk
mendapatkan hasil yang dilaksanakan SKPD guna mencapai sasaran tertentu.
Dengan adanya program dan kegiatan diharapkan pula dapat menyelesaikan
permasalahan – permasalahan yang dihadapi.
Program dan Kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Pacitan yang direncanakan untuk Periode Tahun 2011 – 2016 meliputi:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a. Indikator Hasil (Outcome):
Persentase tertib administrasi perkantoran
Kegiatan:
Peningkatan dan pengelolaan administrasi perkantoran
b. Indikator Keluaran (Output):
Jumlah dan jenis administrasi perkantoran yang dikelola dan ditingkatkan
kualitasnya.
Kelompok sasaran:
SDM aparatur dan masyarakat yang dilayani oleh Badan Penanggulangan
Bencana
2. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Bencana Alam
a. Indikator Hasil (Outcome):
Persentase Tim Penanggulangan Bencana yang terdidik
R
BAB V
46
Persentase Masyarakat Siaga Bencana
Persentase Tersedianya Sarpras Penanggulangan bencana
Kegiatan:
1) Sosialisasi
Indikator Keluaran (Output): Jumlah dan jenis sosialisasi yang
dilaksanakan .
Kelompok sasaran: Masyarakat dan anak-anak sekolah
2) Peningkatan Pelatihan dan Gladi Lapang Ketanggapdaruratan
Indikator Keluaran (Output): Jumlah dan jenis pelatihan yang
dilaksanakan .
Kelompok sasaran: Masyarakat dan tim penanggulangan bencana
3) Peningkatan Akses komunikasi dan pengembangan sistem
peringatan dini
Indikator Keluaran (Output): Jumlah peralatan komunikasi yang
terpasang
Kelompok sasaran: daerah rawan bencana
4) Pendataan dan Pemetaan wilayah resiko bencana
Indikator Keluaran (Output): Jumlah peta wilayah rawan bencana
Kelompok sasaran: masyarakat / wilayah rawan bencana
5) Pengadaan sarana mobilisasi
Indikator Keluaran (Output): Jumlah kendaraan operasional yang
tersedia
Kelompok sasaran: masyarakat / wilayah rawan bencana
Penetapan indikator kinerja bertujuan untuk memberi gambaran tentang
ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi dinas pada kurun waktu 5 (lima)
tahun. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program
setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga
kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode Rencana Strategis dapat
dicapai. target masing-masing kegiatan disajikan dalam Tabel V.1 :
47
TABEL V.1 TABEL PENETAPAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
YANG DILAKSANAKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA KABUPATEN PACITAN
(tabel ini dipindahkan isinya ke Tabel V.2 yang dibawah, gunakan format table V.2)
No. BIDANG
URUSAN/PROGRAM/ INDIKATOR KINERJA
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RENSTRA
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RENSTRA
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Urusan Pekerjaan Umum
1.1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Persentase tertib administrasi perkantoran
100 100 100 100 100 100 100
1.2 Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Bencana Alam
Persentase Tim Penanggulangan Bencana yang terdidik
- 15 30 45 60 80 100
Persentase Masyarakat Siaga Bencana
- 15 30 45 60 80 100
Persentase Tersedianya Sarpras Penanggulangan bencana
- 15 30 45 60 80 100
xlviii
TABEL V.2 Program dan Kegiatan Prioritas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2011 - 2016
Kabupaten Pacitan Tujuan 1: Mewujudkan profesionalisme aparatur.
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
out put : 0 % 15 % 229.500.000 30 % 263.925.000 45 % 303.513.750 60 % 349.040.813 80 % 401.396.934 100 % 461.606.475 100 % 461.606.475 BPBD Kab.
Pacitan
Juml; & jns adm perkantoran yg dikelola
out come :
% tertib adm perkantoran
BELANJA LANGSUNG 0 % 15 % 229.500.000 30 % 263.925.000 45 % 303.513.750 60 % 349.040.813 80 % 401.396.934 100 % 461.606.475 100 % 461.606.475 BPBD Kab.
Pacitan
BELANJA PEGAWAI 0 % 15 % 42.132.000 30 % 48.451.800 45 % 55.719.570 60 % 64.077.506 80 % 73.689.131 100 % 84.742.501 100 % 84.742.501 BPBD Kab.
Pacitan
Blj. BARANG DAN JASA 0 % 15 % 147.368.000 30 % 169.473.200 45 % 194.894.180 60 % 224.128.307 80 % 257.747.553 100 % 296.409.686 100 % 296.409.686 BPBD Kab.
Pacitan
BELANJA MODAL 0 % 15 % 40.000.000 30 % 46.000.000 45 % 52.900.000 60 % 60.835.000 80 % 69.960.250 100 % 80.454.288 100 % 80.454.288 BPBD Kab.
Pacitan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0 % 15 % 15.000.000 30 % 30.000.000 45 % 34.500.000 60 % 39.675.000 80 % 45.626.250 100 % 57.032.813 100 % 57.032.813 BPBD Kab.
Pacitan
Sosialisasiout put : 0 % 15 % 15.000.000 30 % 30.000.000 45 % 34.500.000 60 % 39.675.000 80 % 45.626.250 100 % 57.032.813 100 % 57.032.813
BPBD Kab.
Pacitan
Juml; & jns sosialisasi PB yg dilaksanakan out come :% Masyarakat Siaga Bencana
240.000.000 392.500.000 451.375.000 519.081.250 596.943.438 746.179.297 746.179.297
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0 % 15 % 225.000.000 30 % 362.500.000 45 % 416.875.000 60 % 479.406.250 80 % 551.317.188 100 % 689.146.484 100 % 689.146.484 BPBD Kab.
Pacitan
out put : 0 % 15 % 50.000.000 30 % 60.000.000 45 % 69.000.000 60 % 79.350.000 80 % 91.252.500 100 % 114.065.625 100 % 114.065.625 BPBD Kab.
Pacitan
Juml; & jns pelatihan yg dilaksanakan
out come :
% Tim PB yg terdidik
out put : 0 % 15 % 15.000.000 30 % 112.500.000 45 % 129.375.000 60 % 148.781.250 80 % 171.098.438 100 % 213.873.047 100 % 213.873.047 BPBD Kab.
Pacitan
Juml kendr operasional yg tersedia
out come :
% Ketersediaan Sarpras PBout put : 0 % 15 % 45.000.000 30 % 55.000.000 45 % 63.250.000 60 % 72.737.500 80 % 83.648.125 100 % 104.560.156 100 % 104.560.156
BPBD Kab.
Pacitan
Juml; peralatan komunikasi yang terpasang
out come :
% Ketersediaan Sarpras PBout put : 0 % 15 % 50.000.000 30 % 60.000.000 45 % 69.000.000 60 % 79.350.000 80 % 91.252.500 100 % 114.065.625 100 % 114.065.625
BPBD Kab.
Pacitan
Juml; peta w ilayah raw an bencana
out come :
% Ketersediaan Sarpras PB
out put : 0 % 15 % 65.000.000 30 % 75.000.000 45 % 86.250.000 60 % 99.187.500 80 % 114.065.625 100 % 142.582.031 100 % 142.582.031 BPBD Kab.
Pacitan
Juml; peta w ilayah raw an bencana
out come :
% Ketersediaan Sarpras PB
Mewujudkan Sistem Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang Handal
Peningkatan dan Pengelolaan Administrasi Perkantoran
Mewujudkan Ketangguhan Masyarakat Melalui Peningkatan Pengetahuan, Kesadaran dan Komitmen serta Perilaku dan Budaya Sadar bencana
Meningkatnya kinerja aparatur untuk mew ujudkan pelayanan prima
Persentase tertib administrasi perkantoran
Administrasi perkantoran
Sasaran Indikator SasaranIndikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Program dan Kegiatan Tahun 2016
Kondisi Kinerja
Aw al RPJM (Tahun Dasar)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015Kondisi Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMSKPD
Penangung
Jawab
Tujuan II
Meningkatnya Pengetahuan masyarakat dalam Penanggulangan Bencana
% Masyarakat Siaga Bencana Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
Tujuan III
Meningkatnya pelayanan penanggulangan bencana
%Tim Penanggulangan Bencana yang terdidik
Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana AlamPeningkatan Pelatihan dan Gladi Lapang Ketanggapdaruratan
% Ketersediaan Sarpras PB Pengadaan Sarana Penanggulangan Bencana
Peningkatan Akses Komunikasi dan Pengembangan Sistem Peringatan Dini
Pendataan dan Pemetaan Wilayah Risiko Bencana
Pembuatan Jalur Evakuasi
xlix
Indikator Kinerja APBD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
ndikator Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang mendukung
visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Pacitan Tahun 2011 –
2016 adalah sebagai berikut :
1. Misi I : Profesionalisme birokrasi dalam rangka meningkatkan
pelayanan prima dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik
Tujuan : Mewujudkan profesionalisme aparatur
Sasaran : Meningkatnya kinerja aparatur
Indikator kinerja SKPD yang mengacu kepada sasaran tersebut,
yaitu:
Indikator 1 : Jumlah Standar Operasional Prosedur yang telah diterapkan
setelah berdirinya BPBD pada Tahun 2011 maka pelaksanaan
pekerjaan perlu adanya SOP (Standar Operasional Prosedur)
disesuaikan dengan jenis pekerjaan dalam penanggulangan
bencana yang akan dilakukan.
No Indikator
Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Jumlah SOP yang ada 0 1 2 3 4 5 5
Indikator 2 : Persentase pelaksanaan SOP.
Kondisi pelaksanaan Standar Operasional Prosedur tahun 2011
sebesar 10 % dan capaian di tahun 2016 ditargetkan sebesar
100 % dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 20 %.
Adapun target indikator per tahun sebagai berikut:
I
BAB VI
l
No Indikator
Kondisi Kinerja
pada awal periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Persentase SOP yang dilaksanakan
0 20 40 60 80 100 100
2. Misi III : Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat
Tujuan : Mewujudkan ketangguhan masyarakat melalui peningkatan
pengetahuan, kesadaran dan komitmen serta perilaku dan budaya
sadar bencana;
Sasaran :
a. Meningkatnya Pengetahuan masyarakat dalam Penanggulangan Bencana
Indikator kinerja SKPD yang mengacu kepada sasaran tersebut, yaitu:
1) Indikator 1: Jumlah Kelompok Masyarakat Sadar Bencana yang terbentuk
dalam melaksananan penanggulangan bencana yang tangguh perlu adanya
peran masyarakat untuk perlu adanya kelompok-kelompok masyarakat
yang berkiprah dalam penanggulangan bencana.
No Indikator
Kondisi Kinerja
pada awal periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Jumlah Pokmas Siaga Bencana
0 1 4 7 10 12 12
2) Indikator 2 : Persentase Terbentuknya masyarakat sadar bencana
Kondisi pelaksanaan Terbentuknya masyarakat sadar bencana tahun 2011
sebesar 12 % dan capaian di tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 %
dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 20 %. Adapun target
indikator per tahun sebagai berikut:
No Indikator
Kondisi Kinerja
pada awal periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Persentase Pokmas Siaga Bencana
0 12 33 58 83 100 100
li
3) Indikator 1 : Jumlah Pelatihan Penanggulangan yang dilaksanakan
Dalam melaksananan penanggulangan bencana yang tangguh perlu
adanya pelatihan / gladi antara masyarakat guna tercapainya sinergi yang
baik dalam penanganan di lapangan
No Indikator
Kondisi Kinerja
pada awal periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Jumlah Pelatihan PB yang dilaksanakan
0 1 2 3 3 3 12
4) Indikator 2: Persentase pelatihan penanggulangan bencana
Kondisi pelaksanaan pelatihan penanggulangan bencana tahun 2011
sebesar 25 % dan capaian di tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 %
dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 20 %. Adapun target
indikator per tahun sebagai berikut:
No Indikator
Kondisi Kinerja
pada awal periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Persentase Pokmas Siaga Bencana
0 12 25 50 75 100 100
b. Meningkatnya pelayanan penanggulangan bencana
Indikator kinerja SKPD yang mengacu kepada sasaran tersebut, yaitu:
1) Indikator 1: Jumlah Tim Penanggulangan Bencana yang terdidik
Dalam melaksananan penanggulangan bencana yang tangguh perlu
adanya Tim Penanggulangan Bencana dari instansi-instansi terkait dari
Tingkat Kabupaten sampai Kecamatan .
No Indikator
Kondisi Kinerja
pada awal periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Jumlah Tim PB yang terdidik
0 1 4 7 10 13 13
2) Indikator 2 : Persentase Tim PB yang terdidik
lii
Kondisi pelaksanaan Terbentuknya Tim PB yang terdidik tahun
2011 sebesar 12 % dan capaian di tahun 2016 ditargetkan sebesar 100 %
dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 20 %. Adapun target
indikator per tahun sebagai berikut:
No Indikator
Kondisi Kinerja
pada awal periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Persentase Tim PB yang terdidik
0 12 33 58 83 100 100
Selain indikator-indikator yang telah diuraikan di atas, terdapat juga
indikator-indikator kinerja lain dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang
secara bersama-sama mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan
Kabupaten Pacitan. Adapun indikator-indikator kinerja tersebut, sebagai berikut:
1. Tertib administrasi penyusunan program, evaluasi dan pelaporan kegiatan
2. Tertib administrasi pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan
3. Tertib administrasi pengelolaan kepegawaian
4. Persentase jumlah sarana prasarana penanggulangan bencana
5. Persentase jumlah korban yang mendapat bantuan
6. Persentase jumlah sarana prasarana umum yang direhab/rekonstruksi
liii
Penutup
encana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) disusun
dalam rangka mengimplementasikan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2011-2016, sebagai bagian dari Tahapan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025, yang menjadi acuan dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam rangka penanggulangan bencana di
Kabupaten Pacitan.
Rencana Strategis BPBD menjadi sangat penting artinya dalam
mengaplikasikan berbagai persoalan pembangunan sebagai wujud nyata dari
tanggung jawab pemerintah dalam menghadapi berbagai kebutuhan masyarakat yang
mengedepankan perencanaan berbasis pada masyarakat, Community Base
Development (CBD) dengan keterlibatan lebih banyak para pelaku-pelaku
pembangunan (stakeholders) dalam menciptakan Good Governament sesuai dengan
ketentuan paradigma baru, yang pada gilirannya akan mampu menciptakan
kebijaksanaan yang dampaknya merembes ke bawah (trickle down effect) sehingga
keberpihakan pada masyarakat kecil benar-benar dikedepankan.
Rencana Strategis nantinya akan dipakai pedoman Rencana Kerja (Renja)
BPBD dan mengacu pada RKPD, memuat kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah, maupun
yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Rencana Strategis BPBD
ditetapkan dengan Peraturan Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah setelah
disesuaikan dengan RPJM Daerah.
Akhirnya dengan tersusunnya Renstra Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Pacitan tahun 2011-2016 semoga dapat bermanfaat bagi semua
pihak, dan mampu mendorong pencapaian visi Kabupaten Pacitan 2011-2016 :
”Terciptanya Masyarakat Pacitan yang Sejahtera”.
R
BAB VII