dnsty buwhi n saljuk
TRANSCRIPT
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 1/20
1
BAB I
PENDAHULUAN
Jika kita menyimak sejarah, terutama tentang berdiri dan jatuhnya suatu kekuasaan, jelas bagi kita bahwa Allah SWT memberikan dan mencabut kekuasaan terhadap orang yang
Ia kehendaki, sebagaimana firman-Nya :
Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada
orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkaukehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang
Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah, terdapat dinasti-dinasti kecil, di antaranya
Dinasti Buwaihi yang berkuasa di Irak yang bercorak Persia. Kemudian dilanjutkan Dinasti
Saljuk yang bercorak Turki . Kedua dinasti ini merupakan bagian dari sejarah perdaban Islam
yang pernah berkuasa. Keberadaan dan kekuasaannya akan memberikan citra terhadap
perkembangan peradaban Islam masa lalu dan memberikan inspirasi bagi generasi berikutnya.
Kekuasaan Dinasti Buwaihi yang beraliran Syi¶ah menjadikan Baghdad sebagai pusat
pemerintahannya dengan membangun gedung tersendiri yang diberi nama Darul Mamlakah.
Setelah mengalami masa kemajuan, akhirnya Dinasti Buwaihi mengalami kejatuhan ketika
dirampas oleh Bani Saljuk. Akhirnya Bani Abbasiyah menjadi dibawah kendali Bani Saljuk
dalam waktu yang cukup lama.
Berikut ini akan disajikan beberapa hal yang berkaitan dengan dinasti Buwaihi dan
Dinasti Saljuk di Irak :
1. Berdirinya Dinasti Buwaihi
2. Perkembangan dan Kemunduran Dinasti Buwaihi3. Berdirinya Dinasti Saljuk
4. Perkembangan dan Kemunduran Dinasti Saljuk
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 2/20
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Berdirinya Dinasti Buwaihi (945 ± 1055 M)
Bersamaan dengan kekuasaan Nuh bin Nasr, Dinasti Saman terlibat konflik dengan
orang-orang dari Suku Daylam di kota Al-Jibal (Ray). Putra Nasr bin Ahmad bin Ismail
Samani berambisi menguasai kembali wilayah Ray. Secara de jure, kawasan Ray telah
dikuasai oleh orang-orang Suku Daylam. Ternyata tidak mudah bagi Nuh bin Nasr untuk
menaklukkan suku ini. Malah sebagian pasukannya sewaktu menyerbu Ray membelot
berpihak kepada Suku Daylam. Rezim Saman pun kalah menghadapi suku ini.
Ibnu Abi As-Saj, Gubernur Azerbaijan, mengundurkan diri pada tahun 926 M.
Bersama pasukannya, dia menuju ke Irak untuk menaklukkan gerakan ekstrimis KaumQaramithah (Syi¶ah Zaidiyah). Kekosongan kekuasaan ini dimanfaatkan dengan baik oleh
Mardavij bin Zayyar. Tahun 927 M Mardavij berhasil menaklukkan Ray dan Isfahan.
Mardavij tidak sendirian dalam hal ini. Untuk membangun kekuatan militer yang
tangguh, dia merekrut para nelayan dari tepi pantai Laut Kaspia. Mereka inilah yang
dikenal sebagai Suku Daylam. Di antara mereka yang direkrut oleh Mardavij adalah Ali
bin Buya, putra seorang nelayan dari klan Buwaihi. Dua saudara Ali, Hasan dan Ahmad,
turut juga bergabung. Bersama Suku Daylam, Mardawij berhasil menaklukkan Persia padatahun 932 M.1
Rupanya, keberhasilan merebut wilayah Persia lebih banyak didominasi oleh peran
orang-orang Buwaihi. Wajar jika Ali bin Buya berambisi untuk melepaskan diri dari
kekuasaan Mardavij bin Zayyar. Setelah Mardavij meninggal dunia, dia tidak memiliki
pengganti yang cukup cakap. Kesempatan baik ini dimanfaatkan oleh Ali bin Buya. Dia
mengambil alih kekuasaan dengan amat mudah. Pasca meninggalnya Mardavij bin Zayyar,
kedudukan Ali bin Buya makin kokoh di Ray dan Persia.
Ada beberapa riwayat tentang asal-usul Dinasti Buwaihi. Pertama, Buwaihi berasal
dari keturunan seorang pembesar yaitu Menteri Mahr Nursi. Pendapat kedua mengatakan
bahwa Buwaihi adalah keturunan Dinasti Dibbat, suatu dinasti di Arab. Ketiga, Buwaihi
adalah keturunan raja Persi. Dan keempat, Buwaihi berasal dari nama seorang laki-laki
1 A. Syalabi., Sejarah dan Kebudayaan Islam 3 ., ( Jakarta, PT. AlHusna Zikra, 1997) Hal. 325
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 3/20
3
miskin yang bernama Abu Syuja¶ yang hidup di negeri Dailam. Negeri yang terletak di
Barat Daya Laut Kaspia dan telah tunduk pada kekuasaan Islam sejak masa pemerintahan
Khalifah Umar bin Khattab. Nampaknya pendapat keempatlah yang dianggap mendekati
kebenaran.
Dinasti ini berasal dari keluarga miskin. Sampai-sampai setelah berkuasa, Ahmad,
salah satu penguasa Dinasti Buwaihi terus mengenang masa-masa pahitnya dengan
mengatakan, ³Aku pernah menjunjung kayu api di kepalaku.´2
Buwaihi atau Abu Syuja¶ atau Buya mempunyai tiga orang anak laki-laki, yaitu Ali,
Hasan dan Ahmad. Ketiganya menjadikan lapangan ketentaraan sebagai mata
pencaharian, dan telah bergabung denga tentara Makan bin Kali, salah seorang panglima
terkenal di negeri Dailam. Mereka telah membuktikan kecakapannya di dalam
melaksanakan tugas masing-masing.Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, Dailam telah berada dalam
kekuasaan orang-orang Muslim dan tunduk pada pemerintahan Khalifah. Di Provinsi
Kaspia yang dihuni Suku Dailam ini pun, pernah didatangi tokoh Syi¶ah Hasan bin Zaid
yang ketika itu sedang melarikan diri dari kerajaan Abbasiyah dan berhasil menjadikan
warga Dailam memeluk Islam. Namun pada tahun 864, warga Syi¶ah Dailam
memproklamirkan kemerdekaan mereka dari Khalifah Abbasiyah, mengusir gubernur
Abbasiyah dan mendirikan sebuah negara merdeka.
3
Makan bin Kali ialah panglima kedua di Dailam sesudah Laila bin An-Nu¶man yang
menjadi panglima pertama. Ketika Laila terbunuh sewaktu memimpin tentara, Zaidiyah
menentang Raja Samaniyah. Makan telah mengambil tempatnya sebagai panglima yang
pertama. Tetapi salah seorang bawahannya bernama Asfar bin Syiruwaih telah berkhianat
dengan dibantu oleh Mardawij bin Ziar. Mereka mendapat kemenangan menentang Makan.
Ketika Asfar terbunuh, maka kekuasaan berpindah kepada Mardawij dan saudaranya yaitu
Wasyamkir.
Ketiga anak Buwaihi ini akhirnya berpihak kepada Mardawij, setelah Makan
mengalami kekalahan. Namun sebelumnya, mereka pun meminta izin dulu kepada Makan,
dengan alasan meringankan beban Makan, dan akan membantunya kembali apabila
2 Ibid., Hal. 3243 Joel. L. Kremer., Renaisance Islam, Terj. (Bandung, Mizan 2003) Hal. 63-64
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 4/20
4
kekuasaan telah pulih. Makan mengizinkan hal itu, begitu juga panglima-panglima lain
mengikuti jejak mereka. Mardawij pun menyambutnya dengan senang hati. Dan masing-
masing bekas panglima tentara Makan diserahi kekuasaan menjadi pemerintah di wilayah-
wilayah yang ditundukkan oleh Mardawiij. Ali bin Buwaih wilayah Karkh. Begitu juga
Hasan bin Buwaih dan saudaranya, Ahmad, diserahi tugas sebagai pentadbir wilayah-
wilayah lain yang penting.
Pegawai-pegawai pemerintah yang baru itu telah berangkat ke wilayah Raiyi disertai
oleh Wasyamkir bin Ziar dan Abu Abdullah Al-Amid, wazir kepada Mardawij, dan
singgah di sana sebelum masing-masing menuju wilayah yang telah ditetapkan untuk tugas
mereka. Pada waktu tersebut, Mardawij telah memikirkan kembali perkara pelantikan-
pelantikan, lalu merasa menyesal menyerahkan wilayah-wilayah tersebut kepada bekas
panglima-panglima Makan itu. Maka ia pun mengirim surat kepada Wasyamkir supayamenahan dulu ketiga panglima tersebut di Raiyi. Tetapi surat itu sampai kepada Abu
Abdullah Al-Amid lebih dulu. Setelah membaca isinya, Abu Abdullah ± yang mempunyai
hubungan baik dengan Ali- segera menemui Ali bin Buwaih dengan sembunyi-sembunyi
dan memintanya supaya segera berangkat ke wilayah Karkh yang akan diperintahnya. Pada
keesokan harinya, baru Abu Abdullah al Imad menyerahkan surat itu kepada Wasyamkir,
sementara Ali bin Buwaih telah berada jauh dalam perjalanannya menuju wilayah Karkh
yang kemudian menjadi miliknya.
4
Dari sinilah cerita Bani Buwaihi dimulai ketiga bersaudara itu terus mengembangkan wilayah mereka, dengan masing-masing memiliki
daerah kekuasaan sendiri.
Pemerintahan Buwaihi didasarkan pada sistem kekeluargaan, yang satu sama lain
saling mengakui daerah kekuasaan masing-masing, termasuk daerah yang dikuasai oleh
saudara tertua, Ali, yang telah menguasai Isfahan, Ahwaz dan Wasit ketika Mardawij
terbunuh dan tak lama kemudian seluruh Fars. Sedangkan Hasan menguasai Provinsi Ray
dan Jibal, sedang yang paling muda Ahmad menguasai wilayah pantai selatan yaitu
Provinsi Kirman dan Khuzistan.5
Pada saat itu, keadaan di Baghdad semakin buruk. Golongan Mamalik dan Amir-
amir Umara¶ tidak berhasil menjalankan pemerintahan dengan baik. Dalam kitab Ibnu
4 A. Syalabi., Sejarah dan«. Ibid., Hal 3245 Ibid ., Hal. 326
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 5/20
5
Miskawaih Tajarubul Umam yang dikutip oleh A. Syalabi pada tahun 334 H, panglima-
panglima Baghdad telah menulis surat kepada Ahmad bin Buwaih supaya datang ke
Baghdad dan mengambil kekuasaan. Ahmad telah menanggapi permintaan itu, dan
khalifah Abbasiyah telah mengeluk-elukkannya serta menjadikannya Amir Umara dengan
gelar Mu¶iz ad-Daulah, saudaranya, Ali diberi gelar Imad ad-Daulah, dan Hasan diberi
gelar Rukn ad-Daulah. Beberapa waktu kemudian khalifah-khalifah Abbasiyah telah
tunduk kepada Bani Buwaih, dan nasib dunia Islam berkaitan dengan golongan yang baru
berkuasa itu. Sehingga pada zaman tersebut, khalifah tidak mempunyai kekuasaan dan
pengaruh lagi.
Adapun khalifah-khalifah Abbasiah di zaman tersebut adalah :
Al-Mustakfi (333-334 H); beliau menyaksikan pengakhiran orang-orang Turki dan
kemunculan Zaman Buwaihi.Al-Muti ( 334-363 H)
At-Ta¶tie (363- 381 H)
Al-Qadir ( 381-422)dan
Al-Qa¶im; pengakhiran Zaman Buwaihi dan kemunculan zaman Salajiqah.
Luasnya wilayah kekuasaan Abbasiyah dan kesulitan kontak dengan wilayah
propinsi menyebabkan disintegrasi pemerintahan tersebut. Di samping itu, sistem
pemerintahan Buwaihi yang disandarkan pada kekuasaan militer, memudahkan untuk menguasai Baghdad, bersamaan dengan menurunnya kekuatan militer di pemerintahan
pusat. Beberapa tahun sebe,umnya tepatnya tahun 322 H. tiga serangkai itu menaklukkan
Syraz dan menjadikanya sebagai pusat politik hingga akhir masa Buwaihi, akan tetapi
Baghdad juga masih tetap sebagai kota penting bagi budaya, agama dan ilmu pengetahuan.
Selama periode Buwaihi, tercatat beberapa Amirul Umara yang memerintah di
Baghdad, yaitu :
1. Mu¶iz ad-Daulah tahun 945 M
2. µIzz ad-Daulah Bakhtiyar tahun 967 M
3. Adud ad-Daulah tahun 978 M
4. Samsan Ad-Daulah tahun 983 M
5. Sharaf Ad-Daulah tahun 987 M
6. Baha ad-Daulah tahun 989 M
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 6/20
6
7. Sulthan ad-Daulah tahun 1012 M
8. Musharif ad-Daulah tahun 1020 M
9. Jajal Ad-Daulah tahun 1025 M
10. Imaduddin Abu Kalijar tahun 1044 M
11. Al-Malik ar-Rahim tahun 1045-1055 M6
B. Perkembangan dan Kemunduran Dinasti Buwaihi
1. Sistem Pemerintahan Buwaihi
Sistem pemerintahan Dinasti Buwaihi tidak independen seperti Dinasti Saman. Ali
bin Buya masih mengakui otoritas Baghdad sebagai pusat kekuasaan Dinasti Abbasiyyah,
sekalipun pada waktu itu sudah amat lemah. Ali bin Buya terus berusaha mendapat simpati
politik dari Khalifah Al-Mustakfi (berkuasa 944-946 M).Jabatan para penguasa Dinasti Buwaihi tidak lain sebatas gubernur, bukan khalifah.
Ini jelas berbeda dengan status jabatan penguasa beberapa dinasti sebelumnya di Persia.
Para penguasa Dinasti Buwaihi banyak menyandang gelar dinasti Persia Kuno. Seperti
gelar ³Syahansyah´ (Rajadiraja). Penelitian arkeologis telah menemukan sebuah medali
bertahun 969 M bahwa, para penguasa Dinasti Buwaihi menggunakan gelar ³Syahansyah´
(Rajadiraja). Dengan demikian, Dinasti Buwaihi termasuk generasi penerus peradaban
Persia Kuno, seperti halnya Dinasti Saman, yang bermaksud mengembalikan kejayaanorang-orang Arya.7
Kekompakan tiga bersaudara, Ali, Hasan, dan Ahmad turut menentukan bagi
keberhasilan dinasti ini dalam mengembangkan wilayah kekuasaannya. Dengan didukung
oleh para tuan tanah dari Suku Arrajan di Persia, Ali dan saudara-saudaranya menancapkan
kekuasaan di Ray dan Persia. Hingga pada tahun 945 M, dengan kekompakan tiga
bersaudara ini, orang-orang keturunan Buwaihi berhasil menguasai seluruh Persia, Irak,
dan Ray.
Oleh Al-Mustakfi, ketiga bersaudara keturunan klan Buwaihi ini mendapat beberapa
gelar kehormatan: Ali bin Buya mendapat gelar Imad Ad-Daulah (Tiang Negara); Hasan
6 W. Montgomerry Watt., Kejayaan Islam, Kajian Kritis dari Tokoh Oreintalis., ( Yogyakarta: Tiara WacanaYogya, 1990) Hal. 1997 Ibid ., Hal. 206
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 7/20
7
bin Buya mendapat gelar Rukn Ad-Daulah (Penopang Negara); dan Ahmad bin Buya
mendapat gelar Mu¶iz Ad-Daulah (Penegak Negara).
Wilayah kekuasaan Dinasti Buwaihi memang lebih menyerupai sebuah federasi
ketimbang kerajaan. Kekuasaan Dinasti Buwaihi memang lain dengan kekuasaan orang-
orang keturunan Saman Khuda (Dinasti Saman). Unit-unit kekuasaannya lebih dipusatkan
di kota-kota besar. Seperti kekuasaan di Persia dipusatkan di kota Syiraz dan Isfahan.
Kekuasaan di Ray dipusatkan di kota Al-Jibal. Dan, kekuasaan di Irak dipusatkan di kota
Baghdad, Bashrah, dan Mosul.
Dalam perjalanan berikutnya, rezim Buwaihi terus mendapat tekanan politik dari
orang-orang keturunan Saman Khuda. Setelah Ray dan Isfahan berhasil diambil-alih oleh
orang-orang Buwaihi, Nuh bin Nasr, putra Nashr bin Ahmad bin Ismail Samani, berusaha
merebut kembali wilayah kekuasaannya. Terjadilah pertempuran sengit antara pasukanHasan bin Buya (Rukn Ad-Daulah) dengan pasukan Nuh bin Nasr. Pada peristiwa ini,
pasukan Dinasti Saman justru memihak kepada orang-orang Buwaihi. Akibatnya Nuh bin
Nasr kalah telak.
Pasca kekalahan menaklukkan wilayah Ray, Dinasti Saman berkoalisi dengan Dinasti
Hamdan di Mosul. Nuh bin Nasr meminta bantuan kepada para penguasa Mosul (Dinasti
Hamdan) lewat mediator Ibrahim bin Ahmad, pamannya sendiri. Hasilnya cukup
memuaskan karena pada tahun 944 M, Dinasti Saman berhasil merebut kembali wilayahRay. Tetapi, para keturunan Buwaihi terus menggerogoti kekuasaan Nuh bin Nasr di Ray.
Ali bin Buya (Rukn Ad-Daulah), penguasa Dinasti Buwaihi di Syiraz memberikan
dukungan kepada Abu Ali yang memberontak pada tahun 950 M.
2. Kemajuan yang Dicapai
Pemerintahan Dinasti Buwaihi periode pertama dipegang oleh Mu¶iz ad-Daulah.
Sejak zaman ini, otoritas kepemimpinan seorang khalifah sangat terbatas. Namun Buwaihi
tidak berusaha melenyapkan kekhalifahan. Keberadaan khalifah hanya sebagai simbol
untuk mendapat simpati publik . Serta mengakui sebuah ide bahwa hak mereka untuk
memerintah bergantung pada keabsahan khalifah.
Pada masa ini mulai diperbaiki kerusakan-kerusakan yang diderita Baghad dari
kerusuhan-kerusuhan selama belasan tahun terakhir. Atas keberhasilan memulihkan situasi
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 8/20
8
ini, Al-Mustakfi menyerahkan kekuasaan keuangan pemerintahan kepada Mu¶iz, dan nanti
namanya dicetak pada mata uang logam.
Mu¶izz menurunkan Al-Mustakfi dari singgasana dan menggantinya dengan Al-
Muti¶ yang memang sebelumnya telah menjadi saingan Al-Mustakfi. Tindakan ini lebih
didasari atas keinginan untuk lebih menguasai pemerintahan, karena dalam hal ini Al-
Mustakfi tidak sejalan dengan Mu¶izz.
Mu¶izz memerintah lebih dari dua puluh tahun. Sementara saudara-saudaranya di
timur memperluas daerah kekuasaan. Pada tahun 952 M, suatu usaha dari kaum
Qaramithah dan Omani untuk merebut Basrah, dipukul mundur oleh tentara Buwaihi.
Pada pemerintahan Adud ad-daulah putra Ali bin Buya mulai dilakukan upaya-upaya
persatuan atas wilayah kekuasaa Irak, Persia Selatan dan Oman. Dinasti Buwaihi periode
ini telah menjalankan suatu kebijakan yang sangat ekspansionis, di Barat terhadapHamdaniyah al-Jazirah dan Zijariyyah Thabaristan, Samanniyah Khurasan. Pada
pemerintahan Adud ad-Daulah inilah Dinasti Buwaihi di Baghdad mengalami masa
keemasan, sebagai pusat dari pemerintahan Baghdad, Adud ad-Daulah berhasil
mempersatukan semua penguasa Buwaihiyah.8
Pemerintahan Adud ad-Daulah sangat menaruh perhatian terhadap perkembangan
berbagai disiplin ilmu. Kedekatannya dengan para ilmuwan saat itu menjadikan loyalitas
mereka terhadap pemerintahan sangat tinggi. Istana pemerintahan pernah dijadikan sebagaitempat pertemuan para ilmuwan saat itu. Bahkan pada masa itu dibangun rumah sakit
terbesar, yang terdiri dari 24 orang dokter, dan digunakan juga sebagai tempat praktek
mahasiswa kedokteran saat itu.9
Sebagai penganut Syi'ah Dua Belas, Dinasti Buwaihi banyak menghidupkan syiar
Syi'ah. Kendati mereka berbuat demikian, Khalifah Abbasiyah tetap dibiarkan meneruskan
kepemimpinan simbolis bagi Umat Islam. Di antara tindakan penguasa Buwaihi yang
menguntungkan kelompok Syi'ah ialah pengadaan upacara keagamaan Syi'ah secara
publik, pendirian pusat-pusat pengajaran Syi'ah di berbagai kota, termasuk Baghdad, dan
pemberian dukungan terhadap para pemikir dan penulis Syi'ah.
8 Philip K. Hitti., H istory of Arabs., (Terj. Jakarta; Serambi Ilmu semesta) Hal. 5999 Didin Saefudin., Zaman Keemasan Islam., ( Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2002) Hal. 77
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 9/20
9
Periode Buwaihi diwarnai dengan kegiatan penulisan. Para pemikir penting, di
samping pakar-pakar teori Syi¶ah, sempat menuliskan ide-ide mereka. Bahkan Ibnu Sina
(w 1037 M / 428 H), seorang filosof dan dokter dieri kepercayaan menjadi wazir oleh
Syamsud Daulah (w. 1021 M / 412 H) yang berkuasa di Isfahan. Tercatat pula serentetan
penulis kenamaan dari berbagai disiplin ilmu, umpamanya Ibnu an-Nadim (w. 995 M / 385
H), seorang ensiklopedis dengan bukunya al-Fihris; Ibnu Miskawaih (w. 1030 M / 421 H),
seorang filosof ± sejarawan menulis Tajarib al-Umam; Abu al-Farah al-Isfahani (w. 967 M
/ 356 H), seorang sejarwan ± sastrawan menulis al-Agani; dan Abu al-Wafa an-Nasawi,
pakar matematik, memperkenalkan system angka India ke dalam Islam. Di samping itu,
berbagai aktivitas ilmiah dan kemanusiaan juga digalakkan dengan dibangunnya
peneropong bintang dan rumah-rumah sakit di berbagai kota.
Sebagaimana telah dimulai pada masa-masa awal Dinasti Buwaihi dalammemperbaiki kerusakan perekonomian yang beberapa dekade sebelumnya mengalami
kehancuran, berupa melakukan perbaikan beberapa saluran irigasi dan mengambil tanah-
tanah yang ditinggalkan pemiliknya. Sistem administrasi keuangan sangat berkaitan erat
dengan organisasi militer, seperti juga pada periode Muiz pertama kali berkuasa.
Pemerintahan Adud didasarkan pada metode-metode birokratik perpajakan dan sejumlah
pembayaran untuk kebutuhan istana dan militer. Staf pemerintahan pusat mengumpulkan
pendapatan negara dari daerah-daerah kekuasaan dan membayar pejabat dan tentara yangmengabdi kepada negara secara kontan dengan pembayaran di muka. Konsep ini lazimnya
disebut dengan distribusi iqtha¶ , yaitu sebuah mekanisme untuk mensentralisasikan
pengumpulan dan pengeluaran atas pendapatan negara dan pada dasarnya hak tanah iqtha¶
hanya diberikan berdasarkan syarat pengabdian militer, dan hanya berlaku sebatas
kehidupan orang yang sedang menjabat.
3. Peristiwa-peristiwa Penting
Sebagaimana dikutip dari A. Syalabi selama masa pemerintahan Dinasti Buwaihi,
ada beberapa peristiwa penting yang tercatat dalam sejarah, yaitu :
1. Baghdad dan Siraz
Kedudukan Baghdad pada masa Abbasiyah sebagai ibu kota dari segi politik dan agama.
Di zaman Dinasti Buwaihi, Baghdad telah kehilangan kepentingannya dari segi politik
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 10/20
10
yang mana telah berpindah ke Syiraz, tempat bermukimnya Ali bin Buwaih yang bergelar
Imad ad-Daulah. Pengaruh Baghdad dari segi agama juga semakin pupus, disebabkan
perselisihan madzhab di antara khalifah-khalifah dari Dinasti Buwaihi. Pertikaian ini telah
melumpuhkan sama sekali pengaruh rohaniah yang selama ini dinikmati oleh khalifah.
2. Ikhwanus Shafa
Di zaman ini muncul kumpulan ikhwanus shafa yang mengamalkan berbagai falsafah dan
hikmah yang dikatakan bersumber dari mereka.
3. Negeri-negeri yang Memisahkan Diri
Semasa berada di puncak kekuasaan, Dinasti Buwaihi telah menyatukan kembali sebagian
wilayah Islam yang telah memisahkan diri dari pemerintahan Khalifah Abbasiah Tetapi
ketika kekuasaan Dinasti Buwaihi mulai merosot, banyak pula kerajaan yang memisahkan
diri dari pemerintahan Khalifah Abbasiah, di antaranya ialah kerajaan Imran bin Syahin di
Batinah, kerajaan Najahiyah di Yaman, kerajaan µUqailiyah di Mausil, kerajaan Kurd di
Diar Bakr, kerajaan Mirdasiyah di Aleppo, kerajaan Samaniyah di seberang sungai dan di
Khurasan dan kerajaan Saktikiyah di Ghaznah.
4. Perselisihan madzahab
Ajaran Islam tiba di Dailam melalui kaum Syi¶ah yang diwakili oleh Hasan bin Zaid,
kemudian oleh al-Hasan bin Ali al-Atrusy. Sedangkan masyarakat Baghdad ketika itu
beraliran Sunni. Terlebih ketika Khalifah al-Qadir berusaha menentang faham Syi¶ah.10
4. Kemunduran Pemerintahan Dinasti Buwaihi
Faktor-faktor yang menjadi penyebab mundurnya pemerintahan Buwaihi adalah :
1. Sistem pemerintahan yang semula didasarkan pada kekuatan militer, belakangan
diorganisir menjadi sebuah rezim yang lebih setia terhadap pimpinan mereka atas
kekayaan dan kekuasaan daripada setia terhadap negara.
2. Konsep ikatan keluarga yang menjadi kekuatan Dinasti Buwaihi pada masa-masa awal,
tidak bisa dibina lagi pada masa-masa selanjutnya. Konflik antar anggota keluarga
menjadikan lemahnya pemerintahan di pusat.
3. Pertentangan antara aliran-aliran keagamaan. Sebagaimana diketahui bahwa Dinasti
Buwaihi adalah penyebar madzhab Syi¶ah yang sungguh bersemangat, di balik kebanyakan
10 A. Syalabi., Sejarah dan«««.Ibid ., Hal. 329-330
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 11/20
11
rakyat Baghdad yang bermadzhab Sunni. Pertentangan tersebut pada periode awal Dinasti
tidak begitu nampak, terutama pada masa Adud ad-Daulah, kemudian mulai menajam
kembali dan mengalami puncak pada akhir Dinasti Buwaihi di Baghdad. Hal ini tidak
terlepas dari peran dan kebijakan Khalifah al-Qadir yang mengepalai pertempuran Sunni
melawan Syi¶ah dan berusaha mengorganisir sebuah misi Sunni untuk menjadi praktek
keagamaan. Melalui sebuah pengumuman yang resmi, ia menjadikan Hanbalisme sebagai
madzhab muslim yang resmi.
4. Kemenangan telak dari Kaum Saljuk yang berakibat jatuhnya pemerintahan Dinasti
Buwaihi ke tangan Tughril Beg, yang sekaligus mengakhiri masa pemerintahan Dinasti
Buwaihi.
Bagaimanapun keberhasilan Dinasti Buwaihi memang tidak bertahan lama. Selain
faktor-faktor di atas Sejak kematian Adud ad-Daulah pada tahun 983 (372 H) keutuhankeluarga Buwaihi mengalami erosi dan perpecahan. Ide kerjasama yang dikembangkan
generasi pertama rupanya tidak mengakar, cabang-cabang keluarga tidak puas dengan
otonomi yang dinikmati bahkan ada yang menginginkan kekuasaan tunggal atas seluruh
wilayah Buwaihi. Mungkin tendensi demikian merupakan perkembangan natural dari
upaya individu-individu Buwaihi dalam menghadapi perubahan dan tantangan eksternal.
Misalnya, pada perempat akhir abad ke-10, Dinasti Fatimiyah telah muncul sebagai
ancaman langsung terhadap pengaruh Buwaihi di barat dan selatan. Di Persia dan ArabiaTimur ancaman masing-masing datang dari Samaniyah kemudian Gaznawiyah dan
Qaramitah.
Juga posisi wilayah Buwaihi yang strategis bagi perdagangan antara timur dan barat
serta selatan dan utara, kemudian telah dilemahkan oleh politik perdagangan Fatimiyah
yang agresif lewat Laut Merah. Peranan Teluk Persia yang pernah dominan menjadi
semakin pudar. Kurang berkembangnya pertanian akibat sistem perpajakan yang tidak
efisien dan eksploitatif, serta turunnya volume perdagangan jelas melemahkan sistem
ekonomi Dinasti Buwaihi. Pada gilirannya kelemahan politik, ekonomi, sosial dan militer
telah memudahkan bagi kekuatan-kekuatan baru seperti para pemimpin lokal, dan
Gaznawiyah kemudian Saljuk untuk merebut kekuasaan. Ray dan Jibal diduduki Mamud
al-Gaznawi (1029/420 H); Fars diambil alih pemimpina Kurdi, Fadluyah (1056/448 H) ,
Baghdad oleh Tugril Beg (1055/447 H).
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 12/20
12
C. Berdirinya Dinasti Saljuk
Adapun kaum Saljuk adalah satu persukuan bangsa Turki yang di zaman Sultan
Mahmud Sabaktakin, setelah mereka memeluk Agama Islam diberi tanah tempat mereka
tinggal yang baru, setelah mereka meninggalkan tanah tumpah darah mereka yang asal.
Kabilah ini berasal dari suatu jurnal bangsa Turki yang bernama Ghez, keturunan dari
Saljuk ibn Taklak, asal turunnya dari Turkistan di bawah perintah Raja Turki yang
bernama Bigu. Taklak adalah kepala suku, tempat anak cucunya meminta keputusan di
dalam perkara ± perkara yang sulit. Puteranya bernama Saljuk. Saljuk ini sangat
dipercayai, oleh raja Turki itu sehingga diangkat menjadi kepala perang. Tetapi permaisuri
Raja Turki Bigu memberi nasehat kepada suaminya agar Saljuk lekas dibunuh, karena
pengaruhnya nampak kian lama kian besar, takut kelak akan menyaingi baginda. 11
Maksud raja hendak membunuhnya itu terdengar oleh Saljuk. Maka dikumpulkannyasegala pengikut dan persukuannya dan segera berpindah boyongan ke negeri Islam.
Kerajaan yang berkuasa di waktu itu ialah Kerajaan Sabaktakin. Kedatangan mereka di
sambut sebaik-baiknya oleh Sultan Mahmud, diberi tanah dan negeri dan diberi
kepercayaan di dalam peperangan-peperangan yang besar-besar. Dan seluruh mereka di
bawah pimpinan Saljuk sendiri menukar agamanya yang lama dengan Agama Islam.
Negeri yang disediakan buat mereka ialah Sihun. Dari sana mereka senantiasa melancarkan
serangan ke negeri-negeri yang di bawah kuasa musuh lamanya, Bigu Raja Turki itu.Pada waktu itu terjadilah perebutan kekuasaan dengan perluasan daerah diantara
Kerajaan Samaniyah dengan Harun ibn Ailah Khan. Harun adalah seorang pemuka Turki
lain yang sedang meluaskan kuasa pula, sehingga beberapa daerah dibawah kekuasaan
Bani Saman telah dapat dikuasainya. Maka Kerajaan Samaniyah mendapat akal, yaitu
memukul Turki dengan Turki. Mereka meminta bantuan kepada Saljuk memerangi Harun.
Permintaan itu dikabulkan oleh Saljuk dan diserahkannya memimpin peperangan kepada
puteranya Arselan. Mereka dapat mengusir Harun dan kembali kekuasaan kepada Bani
Saman.
Sejak itu bertambah rapatlah hubungan Bani Saman dengan Bani Saljuk. Saljuk
sampai wafatnya tidak pernah berpisah dengan tentaranya, dan seketika dia wafat
meninggalkan tiga orang puteranya, yaitu Arselan, Mikail, dan Musa.
11 Hamka., Sejarah Umat Islam., (Jakarta Bulan Bintang 1999) Hal. 29
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 13/20
13
Diantara ketiga puteranya itu Mikail terlebih utama, menjadi seorang kepala perang
yang gagah perkasa dan tewas di medan perang juga. Dia meninggalkan putera Bigu,
Tugril Beg, Muhammad dan Jugri Bey Daud. Keempat pemimpin ini dimuliakan dan
dita¶ati oleh kaumnya. Akhirnya dapatlah mereka berkuasa dibagian Kharasan dan dibuat
mereka pula hubungan yang baik dengan pemimpinnya disana, yaitu Abu Sahl Ahmad ibn
Hasan Al-Hamduni. Abu Sahl menyerahkan negeri Dandankan ke bawah kuasa mereka.
Kian lama mereka kian besar dan menaklukan, sehingga akhirnya berjumpalah tentera
mereka dengan tentera Raja Mas¶ud ibn Mahmud ibn Sabaktakin yang dahulunya
memberikan perlindungan kepada mereka. Mereka telah kuat sehingga Mas¶ud tidak dapat
bertahan lagi dan dapat mereka kalahkan pada tahun 430 H. Kekuasaan mereka kian lama
kian meluas. Bukan saja Kharasan lagi, bahkan telah melimpah ke Irak.12
D. Perkembangan dan Kemunduran Dinasti Saljuk
Sementara bintang Saljuk mulai terang, bintang buwaihi mulai redup dan pudar.
Diantara keempat putera Mikail itu ada Tugril Beg yang lebih gagah perkasa. Dikuasainya
negeri Raj (yang terletak di kota Teheran sekarang) dan kemudian diteruskannya
perkembangannya ke negeri Kazwin dan dikuasainya pula dengan berdamai. Sesudah itu
ditaklukannya pula negeri Hamdan, dan pelopor-pelopor tenteranya akhirnya telah masuk
kewilayah Irak, dan telah dekat dari Bagdad.berikut nama-nama Kholifah Abbasiyah dan
Amir Agung Saljuk:
Khalifah Al Qaim 1031 MKhalifah Al Muqtadi 1075 MKhalifah Al Mustazhir 1094-1118 M, Beliau menyaksikan kehancuran Dinasti ini.Sementara Nama-nama penguasa Saljuk yang agung adalah:Tughril Beg 1055 MAlp Arslan 1063 MMalik Syah I 1072Mahmud 1092, danBarkiyaruq 1094-110513
Bagdab ketika itu bukan seperti Bagdad di zaman Harun Al-Rasyid lagi. Disana hanya
kedudukan Khalifah-khalifah yang tidak mempunyai kekuasaan apa-apa. Kekuasaan nenek
12 A. Syalabi., Sejarah dan««, Ibid., Hal. 33613 W. Montgomerry Watt., Kejayaan«..Ibid ., Hal. 243
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 14/20
14
moyangnya telah dibagi-bagi oleh Raja-raja yang berdiri sendiri, dan sejak Bani Buwaihi
Bagdad di bawah kuasa mereka dan khalifak-khalifah hanyalah dibacakan namanya dalam
khotbah jum¶at di samping Raja yang menguasai Bagdad.
Sampai Tugril Beg ke Bagdad dan turunlah tentaranya di pinggir sungai Dajlah. Bani
Buwaihi yang selama ini berkuasa, pada waktu itu telah pecah kekuasaannya dan telah
hilang kewibawaannya dari hati rakyat. Apa lagi Bani Buwaihi terang-terangan berfaham
Syi¶ah dan seakan-akan memaksakan fahamnya kepada penduduk Bagdad yang sebagian
besar menganut faham Sunnah. Sedang Tugril Beg adalah penganut Sunnah, sebagai
umumnya bangsa Turki. Dari itu maka orang-orang terkemuka di Bagdad bermupakat
menulis surat dan mengantarkannya dengan utusan, menyatakan bahwa penduduk Bagdad
Tha¶at setia kepada baginda dan khalifah sendiri menyatakan bersedia menyambutnya dan
bersedia pula menyuntingkan nama Thogral Bey dalam khotbah jum¶at, sebagai ganti dariBani Buwaihi, di samping nama khalifah.
Maka masuklah Tugril Beg ke dalam kota Bagdad dengan beberapa kemenangan.
Khalifah sendiri, yaitu Al-Qaim bin Amrillah turut mengagung-agungkannya, yaitu
sesudah dibacakannya alamat tha¶at pada setiap masjid, yaitu pada 22 hari bulan
Muharram 447 H. Dan pada tanggal 25 Muharram Raja itu masuk.
Ada 9 khalifah-khalifah Bani ¶Abbas yang di bawah perlindungan Bani Saljuk, yaitu
dari mulai khalifah ke-26 (Al-Qaim bi Amrillah) sampai khalifah yang ke-34 (Ahmad An- Na¶shir bin Al-Mustadhi¶).14
Tugril Beg berusaha pula memperdekat pertalian keluarganya dengan khalifah
sehingga saudara perempuannya dikawinkannya dengan beliau. Kemudian itu di
jangkaunya pula barang yang menjadi pantangan bangsa Arab turun-temurun, yaitu
dipinangnya saudara perempuan khalifah sendiri untuk jadi istrinya. Permohonannya itu
terpaksa dikabulkan oleh khalifah. Baginda dikawinkan dengan saudara perempuan
baginda yang usianya telah 90 tahun. Tidak pernah istrinya itu dipulanginya, karena
maksud baginda hanya untuk menunjukan bahwa kuasanya dapat merobah adat yang
begitu keras.
Setelah Tugril Beg meninggal, naiklah menggantikannya puteranya yang bernama Alp
Arselan (artinya singa yang menang). Alp Arselan terkenal karena gagah perkasanya dan
14 Ibid., Hal 344
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 15/20
15
sangat teguhnya memegang agama Islam dan menyiarkannya. Musuh yang dipandangnya
sangat berbahaya ialah kerajaan Romawi Timur, dan Maharaja Romawi waktu itu ialah
seorang yang gagah perkasa pula, Armanus namanya. Sampai terjadilah peperangan yang
besar dan dasyat.
Sedianya akan kalahkah Alp Arselan karena kekuatan yang tidak seimbang. Tetapi
karena sangat beraninya menghalang maut, dapatlah kekalahan itu dilepaskan-nya, bahkan
Maharaja Armanuslah yang dapat ditawannya. Alp Arselan meninggal dalam sebuah
perang tanding dengan Amir Yusuf dinegeri Khawarizm yang beliau taklukan. Sebab
beliau tidak mau mempertahankan diri seketika Amir datang menikamnya dengan Khanjar.
Beliau juga memerintahkan untuk menulis dalam nisannya sebuah kalimat ´ Wahai segala
mereka yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Alp Arselan yang sampai kelangit.
Datanglah ke Mervu dan lihatlah kebesaran itu telah terbenam dalam tanah ´.Zaman pemerintahan Alp Arselan itu dipandang sebagai zaman yang gilang-gemilang.
Karena baginda mempunyai pahlawan-pahlawan perang yang gagah perkasa, lagi amat
menghormati ulama dan memajukan ilmu pengetahuan. 15 Banyak masjid beliau dirikan
dan banyak amal-amal akhirat yang beliau anjurkan. Terutama lagi karena beliau
mempunyai seorang Wazir besar yang sangat bijaksana, Al-Wazir Nizam-ul-Mulk. Atas
anjuran Wazir inilah berdiri sekolah Tinggi Nizamiyah, yang berpusat di Naisabur. Dengan
cita-cita untuk membela kepercayaan kaum Sunni, sebagai tandingan faham Syi¶ah. Dalammadrasah-madrasah Nizamiyah itulah timbul bintang-bintang Islam Imamul Haramain dan
Imam Ghazali.16
Setelah Alp Arselan meninggal, naiklah putranya Malik Syah. Diapun seorang raja
besar seperti ayahnya dan mempunyai jasa-jasa besar dan amat luaslah kerajaan-nya,
sampai dengan Kasygar (Singkiang) di Tiongkok, seperti Bukhara, Samarkhan dan
Khawarizm, sehingga zaman itu tidak ada sultan atau raja lain yang melebihinya di Asia.
Peta wilayah kekuasaan Bani Saljuk dan Buwaihi dapat dilihat di lampiran halaman
belakang.
Satu perkara yang menjadi kenang-kenangan orang tentang kebaikan Malik Syah,
ialah ketika saudaranya memberontak hendak merebut kekuasaan dari tangannya.
15 Philip K. Hitti., H istory of Arabs., (Terj. Jakarta; Serambi Ilmu semesta) Hal. 60416 W. Montgomerry Watt., Kejayaan Islam., Kajian Kritis dari tokoh Orientalis ( Yogyakarta: Tiara WacanaYogya: 1990) hal 248
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 16/20
16
Pemberontakan telah dimulainya dari Tharsus. Pada suatu hari, setelah mengerjakan sholat
jum¶at, berjumpalah beliau dengan wazir besar Nizam-ul-Mulk, lalu beliau bertanya: ´ jika
kami menang menghadapi perlawanan saudara kami, apakah yang baik dikerjakan ´.
Wazir menjawab: ´semoga baginda memperoleh kemenangan dan dapat
menundukkan saudara baginda yang mendurhaka itu ´.
Malik Syah menjawab: ´ permohonanku kepada Tuhan lain daripada permohonan
kepada wazir! Saya mohon biarlah saudaraku diberikan kemenangan jika dia lebih layak
dari padaku memegang kerajaan.
Dengan demikian terdapat kecacatan dalam sejarah Malik Syah karena suka
terpengaruh oleh bisikan-bisikan kaum pemfitnah. Adapun seorang diantara selir baginda
yang sangat baginda cintai, selir tersebut menginginkan baginda mati untuk dapat
mengangkat anaknya menjadi Sultan. Namun usaha tersebut tidak dapat terlaksananselama Wazir besar Nizamul-Mulk masih ada. Maka oleh karena itu dibuatlah berbagai
fitnah, yang mengatakan bahwa Wazir ingin berkuasa sendiri dalam negara dan akan
membelokan kesultanan kepada keturunannya. Malik Syah terpengaruh terhadap hasutan
tersebut, sehingga Wazir besar Ma¶zulkan yang berjasa tersebut dan digantikan dengan
wazir yang lain yang dapat dipengaruhi oleh kaum istana. Dan wazir yang baru tersebut
takut wazir besar Nizam-ul-Mulk akan menjabat kembali kelak kalau ternyata oleh baginda
bahwa dia sebagai pengganti tidak cakap. Lalu di suruhnya orang pergi membunuh wazir besar tersebut yang namanya sudah terkenal di sejarah Bani Saljuk, sehingga matilah wazir
itu dibunuh penghianat.
Di dalam riwayat lain disebut bahwa pembunuhan wazir besar ini ada campur tangan
kaum Isma¶iliyah di bawah pimpinan Hasan Sabah.17
Makin lama makin bersalah Malik Syah terhadap perbuatannya, sehingga tidak senang
hatinya untuk dapat tinggal lagi di kerajaan yang sekarang. Beliau menginginkan untuk
memindahkan pusat kerajaannya ke negeri Bagdad. Tetapi sepuluh hari sebelum mendapat
jawaban dari khalifah di Bagdad tentang kemungkinan pemindahan tersebut, Malik Syah
meninggal dalam usia yang masih muda, yaitu 33 tahun. Dan banyak juga jasa yang beliau
tinggalkan, serta perjuangan-perjuangan lain yang beliu perjuangkan bersama wazir besar
ketika mereka masih berbaikan. Ilmu pengetahuan sangatlah maju saat itu, terutama ilmu
17 Mufrodi., Islam dikawasan Kebudayaan Arab.,( Jakarta : Logos wacana Ilmu, 1997) Hal. 124
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 17/20
17
hisab dan falak. Pada waktu itulah seorang sarjana menyusun Taqwim ´ Islam sebagai
dasar pembelajaran ilmu falak, yang terkenal namanya dengan nama Taqwim Al-
Jalaliyah,´ dibangsakan kepada gelar kebesaran Raja Malik Syah, yaitu Jalaluddin Abu
¶Lfathi Malik Syah. Di zaman Malik Syah hidup penyair-filosof-falaki Omar Khayam.18
Setelah beliau meninggal, berhasil juga pada mulanya maksud selir beliau yang
telah menanamkan pengaruh dalam istana menaikan putera baginda Mahmud menjadi
gantinya dengan gelar Nashir Uddin, padahal dia merupakan putra yang masih kecil (485
H). Tetapi anak tertua Barkiyaruq dapat merebut kekuasaan dan Mahmud dan ibunya
dibunuh oleh yang memenangkan kedudukan. Barkiyaruq naik tahta dengan gelar
Ruknuddin Abu¶I Muzaffar Barkiyaruq. Di zaman putra yang menggantikannya, Malik
Syah II mulailah pecah perang salib dan baginda telah turut menghadapu peperangan itu.
Tetapi puteranya yang bergelar Ghiyatstuddin Abu Syuja¶ yang naik menggantikan adalahseorang yang lemah pemerintahannya, sehingga tak dapat mencegah bahaya yang telah
mulai datang dari mana-mana. Maka naiklah pamannya Sanjar putera Malik Syah I
merebut kekuasaan dari tangannya dan memulihkan kembali kebesaran Bani Saljuk, dan
putera-putera saudaranya diangkat menjadi wali di negeri-negeri yang lain.
Hampir dari tujuannya berhasil mengangkat kembali kemegahan Bani Saljuk kalau
tidak terjadi peperangan dengan Kabilah Al-Qizz, satu kabilah dari bangsa turki. Kabilah
tersebut tidak mau tunduk dan tidak mau membayar jazirah, dan kemudian beliaumemeranginya. Tetapi beliaulah yang tersekap dan meninggal. Setelah Sajar meninggal
terjadi perpecahan kembali dalam kalangan keluarga dan perebutan mahkota yang tidak
henti-hentinya sampai 4 tahun lamanya, yang melemahkan mereka sendiri dan memecah
belahkan kekuatannya, sehingga akhirnya timbullah sebuah kerajaan baru di negeri
Khawarizm, di mulai oleh Takasy seorang keturunan dari wali-wali yang ditahan oleh
daulat Saljuk di negeri Khawarizm. Tetapi kekuasaan keluarga Takasy di Khawarizm tidak
bertahan lama, sebab kemudian timbul air bah yang menjadikan sejarah yang paling
dasyat, yang menyapu segala bangunan kerajaan-kerajaan Islam yang terkenal itu, yaitu
bangsa Mongol dan Tartar di bawah pimpinan Jengis Khan Maharaja dari Mongol yang
terkenal itu.
Adapun kerajaan Bani Saljuk yang terbagi dalam lima keluarga, yaitu:
18 W. Montgomerry Watt., Kejayaan Islam«.. Ibid . Hal. 248
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 18/20
18
1. Kerajaan Saljuk raya
Menguasai khorasan, Rayi, pegunungan Iran, tanah Irak, Jazirah, Parsia dan Al-
Ahwaz. Kerajaan ini jatuh karena naiknya kerajaan Syah Khawarizm.
Berkuasa dari tahun 429 sampai 522 H
2. Daulat Saljukiyah Karman
3. Daulat Saljukkiyah di Irak
4. Daulat Saljukiyah di Syam
5. Daulat Saljukiyah di Rum (Asia Kecil)19
a. Peristiwa-peristiwa penting di Zaman Saljuk
1. Perkawinan antara kalangan Saljuk dengan kalangan Bani Abbasiyah
2. Penaklukan Asia KecilPemerintahan sebelumnya belum pernah ada yang berhasil menjangkau wilayah ini
dengan mengalahkan tentara Bizantium.
3. Hasyyasin, kelompok ini terkenal dengan perbuatanya yang keji dengan ketuanya
Hasan bin Sabah.
4. Bangunan di zaman Saljuk
5. Kerajaan-kerajaan yang lahir setelah keruntuhan Bani Saljuk.
b. Kehancuran Dinasti Saljuk
Berbagai faktor turut melemahkan dinasti ini baik dari internal maupun eksternal :
1. Pemberontakan golongan Ismailiyah dan Hasyyasin
2. Perpecahan dalam negri sebagai akibat perluasan wilayah dan pola hidup bangsa
Saljuk yang bersuku-suku.
3. Penghianatan sebagian pegawai pemerintah yang pernah menjadi hamba abdi
kaum Saljuk seperti Khwarizm dan Ghur.
4. Berdirinya wilayah-wilayah Amriyah Utabak.
19 Badri Yatim., Sejarah Peradaban Islam., ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008 ) Hal.65
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 19/20
19
BAB III
Penutup
Demikianlah sekilas tentang keberadaan dan kekuasaan Dinasti Buwaihi dan Dinasti
Buwaihi pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Buwaihi yang merupakan salah satu Dinasti
yang menguasai daerah Asfahan, Syiraz dan Kirman di Persia. Baghdad pun mereka kuasai
sampai tahun 1055 M. Khalifah Bani Abbas tetap diakui, tetapi kekuasaan dipegang oleh
penguasa-penguasa Buwaihi. Akhirnya kekuasaan Buwaihi dirampas oleh Dinasti Saljuk.
Dinasti Salajiqah pun tidak jauh berbeda dengan Dinasti Buwaihi dalam
memperlakukan Khalifah Abbasiyah. Merka hanya dijadikan sebagai legitimasi kekuasaan
saja. Tetapi tampuk pemerintahan tetap berada pada Amir-amir Kaum Saljuk. Kedua dinasti
ini sebenarnya telah berjasa banyak atas terus eksisnya dinasti Abbasiyah walaupun
kekuatanya makin melemah. Dan akhirnya hancur di tangan bangsa Moghul dan perang Salib
5/12/2018 Dnsty Buwhi n Saljuk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dnsty-buwhi-n-saljuk 20/20
20
DAFTAR PUSTAKA
K. Hitti, Philip., 2002., Cet. Ke 10., The H istory of Arabs., ( Terj ) ., Jakarta : Serambi Ilmu
Semesta.
Kraemer, Joel L., 2003., Kebangkitan Intelektual dan Budaya pada Abad Pertengahan:
RENAISANS ISLAM ., Terj. Asep Saefulloh., Jakarta: Mizan
Lapidus, 1985. Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Mufrodi, Ali. 1997. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta : Logos.
Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta : UI Press.
Nasution, Harun (ed.), 1992. Ensiklopedi Islam. Jakarta : Djambatan.
Saefudin, Didin., 2002., Zaman Keemasan Islam., Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Syalabi, A. 1997. Sejarah dan Kebudayaan Islam 3. Jakarta : Pustaka Alhusa.
Watt, Montgomery. Kejayaan Islam, Kajian kritis dari Tokoh Orientalis.Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogya.
Yatim, Badri., 2008., Sejarah Peradaban Islam., Jakarta : PT . Raja Grafindo Persada
http://kliksosok.blogspot.com/2007/08/dinasti-buwaihi-928-1008-m-kebangkitan.html