doc1

11
2. Memahami aspek mawas diri dan pengembangan diri a. Menerapkan mawas diri o menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan praktik kedokterannya dan berkonsultasi bila diperlukan o mengenali dan mengatasi masalah emosional, personal dan masalah yang berkaitan dengan kesehatannya yang dapat mempengaruhi kemampuan prosesnya. o menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama pendidikan dan praktik kedokteran. o menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkungan profesi dan pribadi. o mendengarkan secara akurat dan beraksi sewajarnya atas kritik yang membangun dari pasien, sejawat, instruktur dan penyedia. o mengelola umpan balik hasil kerja sebagai bagian dan pelatihan dan praktik. o mengenali nilai dan keyakinan diri yang sesuai dengan praktik kedokteran. b. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat o mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru o

Upload: yunicapratiwi

Post on 26-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dokument

TRANSCRIPT

Page 1: Doc1

 

 2. Memahami aspek mawas diri dan pengembangan diri a. Menerapkan mawas diri o menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan praktik kedokterannya dan berkonsultasi bila diperlukan o mengenali dan mengatasi masalah emosional, personal dan masalah yang berkaitan dengan kesehatannya yang dapat mempengaruhi kemampuan prosesnya. o menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama pendidikan dan praktik kedokteran. o menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkungan profesi dan pribadi. o mendengarkan secara akurat dan beraksi sewajarnya atas kritik yang membangun dari pasien, sejawat, instruktur dan penyedia. o mengelola umpan balik hasil kerja sebagai bagian dan pelatihan dan praktik. o mengenali nilai dan keyakinan diri yang sesuai dengan praktik kedokteran.  b. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat o mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru o  berperan aktif dalam program pendidikan dan pelatihan kedokteran berkelanjutan atau PPPKB dan pengalaman belajar lainnya. o menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran berbasis EBM (Evidence Based Medicine). o mengambil keputusan apakahakan memanfaatkan informasi atau evidence untuk  penanganan pasien dan justifikasi alasan keputusan yang diambil. 

Page 2: Doc1

o menanggapi secara kritik literatur kedokteran dan relevansinya terhadap pasiennya. o menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengudentifikasi kebutuhan belajarnya. c. Mengembangkan pengetahuan baru o mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang sudah ada dan mengembangkannya menjadi pernyataan penilitian yang tepat. o merencanakan, merancang, dan mengimplementasikan penelitian untuk menemukan  pertanyaan dan jawaban penelitian. o menuliskan hasil penelitian serta dengan kaidah artikel ilmiah. o membuat presentasi ilmiah dari hasil penelitian.    3. Memahami kewajiban seorang dokter muslim Kewajiban dokter muslim hampir sama dengan dokter pada umumnya, seperti meyakini kehormatan profesi, rendah hati, bersahaja, mawas diri, dan sebagainya. Akan tetapi yang membedakan kewajiban seorang dokter muslim dengan dokter pada umumnya adalah dalam melakukan hal apapun, seorang dokter muslim harus berdasarkan ajaran Islam. Seorang dokter muslim harus menjernihkan nafsu dan meluruskan persepsinya sebagai dokter sesuai dengan ajaran islam, menguasai, menerapkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam  bidang kedokteran sesuai dengan ajaran Islam serta menjalani kehidupannya sebagai seorang muslim yang soleh dan taat kepada Allah SWT. Seorang dokter muslim juga harus memiliki sifat akhlakul karimah, seperti:  Shidiq  –  Kejujuran, kesetiaan (pada janji dan komitmen), perkataan, dan berbuat apa adanya.  Adil  –  meletakkan sesuatu pada tempatnya bisa berarti hidup dalam keseimbangan  Amanah  – 

Page 3: Doc1

 dapat dipercaya. Sebagai seorang dokkter muslim yang diberikan amanah hendaknya bersikap jujur, dapat dipercaya dan berusaha memenuhi sesuai dengan standar keprofesian  Sabar  –  usaha untuk menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai dengan penuh kerelaan dan kepasrahan  Tawaduq  –  merendahkan hati tanpa merendahkan martabatnya  Ramah  –  cinta dan kasih sayang keramahan dan keprihatinan dokter hendaknya tulus dari dasar hatinya  Ihsan  –  mengerjakan sesuatu secara profesional    DAFTAR PUSTAKA Medicine.uii.ac.id/indeks.php/artikel/menjadi-dokter-muda-yang-fisioner-pengemban-amanah-kedokteran fk.ui.ac.id www.who.int 

SEVEN-STAR DOCTOR

1.       Care Provider = Penyedia Pelayanan Kesehatan dan Perawatan Makna = Selain memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien, pelayanan tersebut harus dilandasi dengan rasa peduli

2.       Decision Maker = Pengambil Keputusan Makna = Mengambil keputusan secara cepat dan tepat terutama pada keadaan gawat darurat.

3.       Communicator = Komunikator Yang Baik Makna = Memiliki kemampuan komunikasi yang baik karena untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik pada pasien seorang dokter harus aktif berkomunikasi.

4.       Community Leader = Pemimpin Masyarakat Makna = Hampir semua proses pelayanan kesehatan yang dilakukan membutuhkan kerjasama tim. Maka, dokter dituntut untuk dapat bekerjasama dalam tim dan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.

5.       Manager = Pengelola

Page 4: Doc1

Makna =  Mampu mengatur dan mengkondisikan keadaan sehingga tercipta suatu sistem yang efektif dan efisien.

6.       Researcher = PenelitiMakna = Seiring berkembangnya IPTEK, dokter harus turut berkembang dan belajar sepanjang hayat agar terus dapat memberikan pelayanan kesehatan secara profesional.

7.       IMTAQ = Iman dan TaqwaMakna = Sebagai seorang dokter kita harus tetap ingat bahwa yang memberikan kesembuhan dan kesehatan adalah Allah Swt. semata, dan dokter hanyalah sebuahperantara dari Allah Swt.

7 Bintang Dokter Diperlukan oleh WHO dan FKUIThe standar dokter yang baik mengacu pada kompetensi 7 Stars Doctor, diambil dari 5 starsDoctor dibutuhkan oleh WHO ditambah dua kompetensi lain yang dianggap perlu oleh dokter dalam konsep Indonesia.The dari dokter 5 adalah mengusulkan sebagai profil yang ideal dari possesing dokter di mixaptitudes untuk melaksanakan berbagai layanan yang pengaturan kesehatan harus memberikan untuk memenuhi therequirements atau relevansi, kualitas dan kesetaraan dalam kesehatan. Lima set atribut dari lima starsdoctor adalah: Care-provider: selain memberikan perawatan individu, dokter lima bintang harus menyediakan kebutuhan sosial, mental dan fisik pasien.  Dia harus merawat setiap pasien yang ia handled.Patients yang sakit, terutama yang memiliki sakit parah dan mental mereka sedang runtuh. Jika pasien ditangani oleh seorang dokter tidak kompeten, pasti mereka tidak dapat menyembuhkan serta mereka inginkan.   Seorang dokter harus melayani semua pasien tanpa memandang kemampuan etnis, ras, agama dan ekonomi dokter patientsThe harus memastikan bahwa berbagai macam pengobatan akan dibagikan dengan cara yang arecomplementary, terpadu dan berkesinambungan. Dan mereka harus memastikan bahwa pengobatan adalah thehighest quality.Decision pembuat: Seorang dokter harus menjadi pendengar yang baik bagi pasien dan keluarga mereka. Selain perawatan, dokter lima bintang harus memiliki respon yang cepat untuk masalah. Mereka akan harus mengambil desicionsthat dapat dibenarkan dari segi efektivitas dan biaya. Mereka harus memilih yang paling sesuai andthe desicion terbaik bagi pasien mereka. Dan mereka harus tahu negatif dan dampak postive forthe desicion mereka telah diambil. Para desicions diambil harus desicions terbaik menurut withthe kondisi eksisting. Mengenai pengeluaran, keterbatasan sumber daya yang tersedia untuk kesehatan harus beshared keluar cukup untuk kepentingan setiap individu dalam community.Communicator yang: Para dokter harus menjadi komunikator yang baik untuk membujuk individu, keluarga dan masyarakat yang bertanggung jawab mereka untuk mengadopsi gaya hidup sehat dan menjadi mitra inthe upaya kesehatan. Aspek gaya hidup seperti diet seimbang, langkah-langkah keamanan di tempat kerja, jenis kegiatan rekreasi, penghargaan terhadap lingkungan hidup dan sebagainya semua memiliki pengaruh yang menentukan pada keterlibatan health.The individu dalam melindungi dan memulihkan kesehatan sendiri adalah thereforevital, karena paparan risiko kesehatan sangat ditentukan oleh perilaku seseorang. Jadi, tentu saja thedoctor harus menjadi pembicara yang baik di thei pemimpin society.Community: 

Page 5: Doc1

Seorang dokter komunikator yang baik akan menjadi pemimpin masyarakat yang baik. Sebuah doctorhave baik untuk menjadi pemimpin yang baik dan mereka memiliki tanggungjawab masalah kesehatan masyarakat. Dokter Theresponsible akan memberikan keuntungan besar untuk masyarakat. Kebutuhan dan masalah wholecommunity - di pinggiran kota atau kabupaten - tidak boleh dilupakan. Dengan memahami setiap masalah orhealth risiko dalam lingkungan fisik dan sosial, dokter lima bintang tidak akan hanya menjadi treatingindividuals yang mencari bantuan, tetapi juga akan mengambil minat positif dalam kegiatan kesehatan masyarakat, yang, sekali lagi, akan menguntungkan sejumlah besar people.Manager : Seorang dokter harus memperoleh keterampilan manajerial. Keterampilan ini sangat penting bagi dokter, becausethey harus mengelola, misalnya, pengelolaan administrasi pasien, penebusan resep, dll Hal-hal yang sering dianggap sepele, tetapi jika tidak ditangani dengan baik, willcomplicate pekerjaan. Keterampilan ini akan memungkinkan mereka untuk memulai pertukaran informasi dalam rangka makebetter desicions, dan bekerja dalam tim multidisiplin dalam hubungan erat dengan otherpartners untuk kesehatan dan pembangunan sosial. Semua metode pengeluaran perawatan harus beintegrated dengan totalitas pelayanan kesehatan dan sosial, bagi individu atau untuk community.Besides lima kategori, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menambahkan dua orang lain konsep dan kemudian mengembangkan gagasan "Dokter tujuh bintang".   Dan kedua konsep tersebut: Peneliti: Seorang dokter harus memiliki kualitas peneliti. Perkembangan dunia di setiap bidang adalah tantangan utama bagi dokter sebagai profesional kesehatan. Katakanlah, lembur virus baru dan penyakit emering satu demi satu. Jadi, dokter harus belajar banyak hal dan terus mencari  informasi baru, bukan hanya belajar dari buku-buku yang mereka digunakan selama sekolah kedokteran. Dengan demikian, adoctor harus mengembangkan theirself dan tidak stagnan. Seorang dokter harus memberikan kontribusi theirself dalam berbagai penelitian dan juga menemukan penyebab dan solusi dari penyakit baru, atau bahkan menemukan ortreatment obat untuk penyakit dengan teknik cutting edge. Dapatkah Anda bayangkan dunia jika ada nosuch hal sebagai penelitian? Bahkan penyakit yang biasanya dianggap sebagai penyakit sepele bisa bedeadly, karena tidak ada penemuan dari penelitian untuk menemukan cure.Faith dan kesalehan: Tapi selain semua hal-hal yang dikatakan di atas, yang terpenting adalah doctorsould sebuah percaya bahwa ada semacam kekuatan yang lebih besar yang mengendalikan dunia. Oleh karena itu, dokter willnot melewati perbatasan dan ingat bahwa menjadi dokter tidak membuat mereka Allah, hanya becausethe hidup dan benda mati seorang manusia tergantung pada them.Because mereka tanggung jawab yang berat, itu akan mempengaruhi nilai untuk menjadi seorang dokter. Oleh karena itu, setiap dokter harus dokter yang ideal, yang memiliki semua kriteria di atas, yang tidak mudah untuk memiliki itand juga memakan waktu yang lama dan perlu upaya yang kuat dan kemauan. Jadi orang dapat dilayani dengan baik dan termotivasi untuk memiliki hidup sehat. Jika semua dokter Indonesia memiliki semua kualifikasi ini, tidak ada keraguan bahwa masalah medis dan kesehatan di Indonesia akan berkembang dengan cepat.

  2. Mengetahui Pandangan Islam dalam Menuntut Ilmu

Page 6: Doc1

Ilmu merupakan pengetahuan yg terklasifikasi, tersistem dan terukur serta dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris (Amsal Bachtiar) I. Tujuan berilmu menurut islam a. Tujuan menuntut ilmu adalah untuk ibadah. Dengan beribadah akan mendapakan ridho dan pahala dari Allah. Contoh : zikir dan tasbih(mensucikan Allah)  b. Memperbaiki diri c. Mensyukuri nikmat Allah d. Menegakkan agama islam e. Dapat berpikir dengan adil II. Menuntut ilmu sebagai kewajiban "Mencari ilmu wajib bagi setiap Muslim" (HR Ibn 'Aday, al-Baihaqi, al- Thabarāni, Ibn Mājah, Ibn 'Abd al -Bārr) III. Hukum mencari ilmu a. Fardhu a’in : ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap individu. Contoh ilmu : rukun iman, rukun islam, dan ilmu akhlaq.  b. Fardhu kifayah : ilmu yang wajib dipelajari, tetapi cukup perwakilan dari sebuah perkumpulan/masyarakat. Contoh ilmu : ilmu kedokteran, ilmu ekonomi, ilmu komunikasi, dsb. c. Sunnah : ilmu yang bila dipelajari mendapat pahala, bila tidak, tidak ada yang terpengaruh. Contoh ilmu : mendalami dasar-dasar dalil Sumber : http://immfaiumy.blogspot.com/2013/01/hakikat-dan-tujuan-ilmu-menurut.html

   3. Mengetahui Standar Kompetensi Dokter

Page 7: Doc1

Standar Kompetensi Dokter merupakan standar nasional keluaran program studi dokter dan telah divalidasi oleh Perkumpulan Dokter Keluarga Indonesia, Kolegium Dokter Indonesia, Kolegium-kolegium Spesialis terkait serta selurah bagian atau departemen terkait dari seluruh institusi pendidikan kedokteran di Indonesia yang  berjumlah 52(Konsil Kedokteran Indonesia, 2006). Berikut penjabaran standar kompetensi dokter. I. Area Komunikasi Efektif Seorang dokter diharapkan mampu berkomunikasi secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain. a. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya  b. Bersambung rasa dnegan pasien dan keluarganya c. Mengumpulkan informasi d. Memahami sudut pandang pasien e. Memberi penjelasan dan informasi f. Berkomunikasi dengan sejawat g. Berkomunikasi dengan masyarakat h. Berkomunikasi dengan profesi lain II. Area Keterampilan Klinis Seorang dokter diharapkan dapat melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien, dan kewenangannya. a. Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat dan penting tentang  pasien dan keluarganya(contoh: anamnesis)  b. Melakukan prosedur kliniks dan laboratorium c. Melakukan prosedur kedaruratan klinis III. Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Seorang dokter diharapkan dapat melakukan pengidentifikasian, penjelasan, dan perancangan penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran. a. Menerapkan konsep dan prinsip ilmu kedokteran(biomedik, klinik,  perilaku, dan kesehatan masyarakat)  b. Merangkum anamnesis, pemeriksaan fisik, uji lab, dan prosedur yang sesuai c. Menentukan efektivitas suatu tindakan IV.

Page 8: Doc1

 Area Pengelolaan Masalah Kesehatan Seorang dokter diharapkan dapat mengelola permasalahan kesehatan. a. Mengelola penyakit dan masalah pasien sebagai individu yang merupakan  bagian dari masyarakat  b. Melakukan usaha preventif penyakit c. Melaksanakan usaha promotif kesehatan d. Menggerakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan   e. Mengelola SDM, sarana, prasarana pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien V. Area Pengelolaan Informasi Seorang dokter diharapkan dapat mengakses informasi agar dapat menyelasaikan suatu permasalah kesehatan a. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu  pelayanan kesehatan  b. Memahai manfaat dan keterbatasan teknologi informasi VI. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri Seorang dokter diharapkan dapat melakukan praktik kedokteran suasuai kemampuan dan keterbatasannya, mengatasi masalah pribadi yang dapat memengaruhi kemampuan profesinya, dan belajar sepanjang hidup. a. Menerapkan mawas diri Dapat menyadari kemampuan dan keterbatasan diri yang berhubungan dengan praktik kedokterannya.  b. Mempraktikkan belajar seumur hidup(long-life learner ) Dapat mengikuti perkembangan ilmu kedokteran yang baru dan -menerapkan EBM ( Evidence-Based Medicine) c. Mengembangkan pengetahuan baru VII. Area Etika, Moral, Medikolegal, dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien Seorang dokter diharapkan dapat berperilaku sesuai dengan Kode Etik Dokter Indonesia a. Memiliki sikap profesional  b. Berperilaku profesional dalam bekerja sama c. 

Page 9: Doc1

Ikut serta sebagai anggota Tim Pelayanan Kesehatan yang profesional d. Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat yang berbeda-beda di Indonesia e. Memahami dan menerima tanggung jawab hukum yang berkaitan dengan HAM, resep obat, Kode Etik Kedokteran Indonesia, dll. f. Menerapkan standar keselamatan pasien (hak pasien, mendidik pasien dan keluarga, dll) dan langkah keselamatan pasien. (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006)