bab i - · web viewpembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman...
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/1.jpg)
PROPOSAL PENELITIAN
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP
MODEL MATEMATIKA EKSTRIM FUNGSI MELALUI PROBLEM
SOLVING KELAS XI
(SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang sangat pesat sangat berpengaruh dalam
dunia pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi ini mengakibatkan
berkembangnya ilmu pengetahuan yang memiliki dampak positif maupun
negatif. Perkembangan teknologi ini di mulai dari negara maju, sehingga
sebagai negara berkembang perlu mensejajarkan diri.
Dengan perkembangan teknologi ini pemerintah perlu meningkatkan
pembangunan di bidang pendidikan yang dilihat dari segi kualitas maupun
kuantitas. Peningkatan kualitas ini dilakukan dengan peningkatan sarana dan
prasarana, peningkatan tenaga profesionalisme, tenaga pendidik, dan
peningkatan mutu anak didik. Dalam meningkatkan mutu pendidikan,
penguasaan materi merupakan salah satu unsur penting yang harus
diperhatikan guru dan siswa.
Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam
mengembangkan dirinya dan untuk meningkatkan harkat dan martabat
![Page 2: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/2.jpg)
manusia, sehingga manusia mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang
terjadi, menuju arah yang lebih baik.
Pembelajaran adalah suatu proses, dimana siswa tidak hanya menyerap
informasi yang disampaikan guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan
tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Inti dari pembelajaran adalah siswa yang belajar.
Pembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan
pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan-aturan matematika. Pada
hal belajar matematika pada dasarnya merupakan belajar konsep. Selama ini
siswa cenderung menghafal konsep-konsep matematika, tanpa memahami
maksud dan isinya. Dengan demikian pembelajaran matematika disekolah
merupakan masalah. Jika konsep dasar diterima murid secara salah, maka
sangat sukar memperbaiki kembali, terutama jika sudah diterapkan dalam
menyelesaikan soal-soal matematika. Tetapi jika murid bersifat terbuka masih
ada harapan untuk memperbaikinya sebelum siswa menerapkannya dalam
menyelesaikan soal-soal matematika. Namun jika murid bersifat tertutup,
maka kesalahan itu akan dibawa terus sampai pada suatu saat mereka
menyadari bahwa konsep-konsep dasar yang mereka miliki adalah keliru.
Oleh karena itu, yang penting adalah bagaimana siswa memahami konsep-
konsep matematika secara bulat dan utuh, sehingga jika diterapkan dalam
menyelesaikan soal-soal matematika siswa tidak mengalami kesulitan.
Gambaran permasalahan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika perlu diperbaiki guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap
![Page 3: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/3.jpg)
konsep-konsep matematika. Mengingat pentingnya matematika maka
diperlukan pembenahan proses pembelajaran yang dilakukan guru yaitu
dengan menawarkan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika. Salah satu cara untuk
mengatasi yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran menggunakan
pendekatan problem solving.
Pendekatan problem solving merupakan suatu cara penyajian pelajaran
dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau
diselesaikan baik secara individu maupun secara kelompok.
Penerapan pendekatan problem solving ini dalam pembelajaran
matematika khususnya pokok bahasan model matematika ekstrim fungsi
melibatkan siswa untuk dapat berperan aktif dengan bimbingan guru, agar
peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat terarah lebih
baik.
Dalam rangka memperhatikan permasalahan dalam pembelajaran
matematika, lebih-lebih upaya meningkatkan kemampuan memahami konsep
maka penulis memilih judul ”Upaya Peningkatan Kemampuan Memahami
Konsep Model Matematika Ekstrim Fungsi Melalui Problem Solving Kelas
XI” .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat didentifikasikan
beberapa masalah, sebagai berikut:
![Page 4: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/4.jpg)
1. Untuk memilih metode dan pendekatan dalam mengajar guru perlu
memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar,
seperti materi yang akan dipelajari siswa. Persoalan yang muncul adalah
apakah penggunaan pendekatan problem solving sudah tetap digunakan
dalam menyampaikan pokok bahasan model matematika ekstrim fungsi.
2. Dalam menyelesaikan soal matematika dibutuhkan keterampilan dalam
memecahkan masalah. Permasalahan yang timbul adalah dapatkah
pendekatan problem solving meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami konsep soal cerita pada pokok bahasan model matematika
ekstrim fungsi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih
terarah dan diharapkan masalah yang dikaji lebih mendalam, perlu adanya
pembatasan masalah yang akan diteliti.
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini hanya meneliti kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa
semester II (genap) tahun ajaran 2007/2008.
2. Metode pengajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendekatan
problem solving.
3. Materi matematika dibatasi pada pokok bahasan model matematika
ekstrim fungsi kelas XI.
![Page 5: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/5.jpg)
4. Dalam penelitian ini penulis meneliti tentang peningkatan kemampuan
memahami konsep khususnya soal cerita pada pokok bahasan model
matematika ekstrim fungsi kelas XI.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan pendekatan problem solving sudah tetap digunakan
dalam menyampaikan pokok bahasan model matematika ekstrim fungsi?
2. Adakah peningkatan kemampuan siswa dengan pendekatan problem
solving dalam memahami konsep soal cerita pada pokok bahasan model
matematika ekstrim fungsi?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara murni bertujuan untuk mengetahui atau
mendeskripsikan jawaban dari permasalahan umum dan secara khusus.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan proses
pembelajaran matematika melalui problem solving yang dilakukan guru
matematika SMA Islam Sudirman Ambarawa dan untuk mengetahui hasil
belajar matematika siswa, selain itu untuk mengetahui tindakan yang
dilakukan guru SMA Islam Sudirman Ambarawa pada saat proses
pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan matematika siswa.
Secara khusus, penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan siswa
kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa semester II (genap). Tujuan
penelitian ini adalah:
![Page 6: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/6.jpg)
1. Untuk mengetahui apakah pendekatan problem solving sudah tepat
digunakan dalam menyampaikan pokok bahasan model matematika
ekstrim fungsi.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memahami
konsep soal cerita pada pokok bahasan model matematika ekstrim fungsi
dengan menggunakan pendekatan problem solving.
F. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini penulis berharap semoga hasilnya bermanfaat
untuk:
1. Memberi masukkan kepada guru dan calon guru matematika dalam
menentukan metode atau pendekatan mengajar yang tepat, yang dapat
menjadi alternatif lain selain pendekatan yang bisa dilakukan oleh guru
dalam pelajaran matematika.
2. Menambah pengetahuan penulis sebagai calon pendidik.
3. Penelitian ini diharapkan dapat mencapai keberhasilan dalam dunia
pendidikan terutama pengajaran matematika pada pokok bahasan
himpunan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas tinjauan pustaka, tinjauan teori, kerangka
pemikir, dan hipotesis. Tinjauan pustaka adalah tinjauan hasil penelitian yang
relevan dengan masalah penelitian. Tinjauan teori-teori yang berkaiatan dengan
![Page 7: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/7.jpg)
variabel penelitian. Kerangka pemikir adalah konsep dasar untuk menjawab
permasalahan yang diangkat dari tinjauan pustaka dan teori.
A. Tinjauan Pustaka
Dalam rangka ikut serta memperhatikan permasalahan pengajaran,
lebih-lebih meningkatkan mutu pendidikan dan bertolak pada banyaknya
siswa SMA yang mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep matematika.
Sehingga perlu dicari dan didentifikasi, agar dapat diketahui letak
kesalahannya dan dapat segera dicari alternatif pemecahannya, maka penulis
terdorong untuk mengadakan penelitian ini.
Pada penelitian Aning Darwanti (2001:92) dengan judul “Upaya
Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada
Pokok Bahasan Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Dengan Satu Peubah
Melalui Langkah Polya”. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita meningkat dengan
diterapkannya langkah polya. Pengambilan penelitian Aning Darwanti karena
adanya kesamaan dalam penelitian ini, yaitu dalam peningkatan kemampuan.
Selain itu penggunaan langkah polya berhubungan dengan problem solving,
dimana sebelum siswa menyelesaikan soal, terutama soal cerita siswa terlebih
dahulu membuat langkah polya, yaitu siswa harus mengetahui mana yang
diketahui dari soal cerita tersebut.
Penelitian Rina Puspitasari (2001:79) dengan judul “Upaya
Peningkatan Pemahaman Pecahan melalui Metode Demonstrasi” (PTK
pembelajaran matematika di kelas IV SD Sembungharjo II Pulokulon
![Page 8: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/8.jpg)
Grobogan). Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman
matematika siswa antara lain perilaku siswa, yaitu: keaktifan, kreativitas, dan
pemahaman siswa untuk menguasai materi ajar. Pengembangan perilaku siswa
tersebut dapat dilakukan melalui pembelajaran dengan metode demonstrasi
untuk meningkatkan pemahaman siswa. Pengambilan penelitian Rina
Puspitasari karena adanya kesamaan dalam penelitian ini, yaitu pemahaman,
dimana dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang pemahaman konsep.
Penelitian Maghfiroh (2001:76) dengan judul “Pengajaran Matematika
Dengan Pendekatan Problem Solving Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada
Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Ditinjau Dari Motivasi
Siswa”. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi
antara pendekatan problem solving yang digunakan untuk kelas eksperimen
dan metode konvensional yang digunakan untuk kelas kontrol. Hal ini
didasarkan dari analisis data diperoleh Fb=4,825 > Ftab=3,999. Pengambilan
penelitian Maghfiroh karena adanya kesamaan dalam penelitian ini, yaitu
penggunaan pendekatan problem solving.
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti di atas
maka perbedaan dengan penelitian ini terletak pada materi dan objek yang
diteliti, dalam penelitian ini materi yang akan diteliti adalah model matematika
ekstrim fungsi, sedangkan objek yang diteliti adalah kelas XI SMA Islam
Sudirman Ambarawa, semester II (genap) taun pelajaran 2007/2008, dengan
judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Memahami Konsep Model
![Page 9: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/9.jpg)
Matematika Ekstrim Fungsi melalui Problem Solving Kelas XI SMA Islam
Sudirman Ambarawa”.
B. Tinjauan Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubah pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan
kemampuannya, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu
yang belajar (Uzer Usman, 1993:5).
Mouly mengemukakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah
proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman.
Pendapat Kimble dan Garmezi bahwa belajar adalah perubahan tingkah
laku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman.
Sedangkan Garry dan Kingsley menyatakan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku yang orisinal (asli) melalui pengalaman dan
latihan-latihan. Dengan demikian belajar pada dasarnya adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
2. Pengertian Matematika
Matematika ada karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan
dengan ide, proses dan penalaran yang terbagi menjadi empat wawasan
yang luas, yaitu Aritmatika, Aljabar, Geometri, dan Analisis. Ada
kelompok matematikawan yang berpendapat bahwa matematika adalah
![Page 10: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/10.jpg)
ilmu yang dikembangkan untuk matematika sendiri. Mereka berpendapat
bahwa matematika adalah ilmu tentang struktur yang bersifat deduktif atau
aksiamatik, akurat, abstrak, dan sebagainya. Artinya matematika
merupakan pengetahuan yang bersifat rasional yang kebenarannya tidak
tergantung kepada pembuktian secara empiris, tetapi secara deduktif
(Ruseffendi, 1980:148).
Ruseffendi (1990) mengemukakan bahwa “Matematika adalah
ratunya ilmu sekaligus pelayannya”. Dari pernyataan tersebut dapat
diartikan bahwa matematika tidak tergantung pada bidang studi lain, tetapi
sebaliknya bidang studi lain tanpa matematika tidak berkembang.
3. Pengertian Pemahaman Konsep
a. Pengertian Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita untuk
mengelompokkan benda-benda (objek) ke dalam contoh dan non
contoh (Ruseffendi, 1980:138). Konsep dasar dapat dipelajari melalui
definisi atau penggunaan langsung. Disamping itu konsep juga dapat
dipelajari dengan cara melihat, mendengar, mendiskusikan, dan
memikirkannya.
Menurut Nana Sudjana (1989:14), “Konsep atau pengertian
adalah serangkaian perangsang dengan segala sifat-sifat yang sama”.
Menurut Oemar Hamalik (2000:132), bahwa konsep adalah
kelas/kategori stimulus yang memiliki ciri-ciri umum.
![Page 11: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/11.jpg)
Dari pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
konsep adalah suatu ide atau gagasan yang memungkinkan kita untuk
dapat mengelompokkan benda ke dalam contoh dan bukan contoh
yang merupakan suatu kesan jiwa dari mutu, sifat atau ciri yang ada
dan umumnya mewakili sebuah pikiran.
Kegiatan belajar mengajar yang tujuannya sangat terperinci
akan mengakibatkan pemahaman dan penguasaan konsep matematika
menjadi sangat sulit karena sangat mementingkan hasil belajar dengan
mengabaikan proses belajarnya. Penggunaan sekedar rumus-rumus
matematika tanpa pengertian yang mendalam akan menjadi hafalan.
Dalam mempelajari suatu konsep diperlukan suatu pengertian tentang
konsep tersebut. Selanjutnya tidak ada satu konsep atau teorema dalam
matematika yang perlu dihafal tanpa pengertian.
Ruseffendi (1991:158) menyatakan bahwa konsep dapat
dipelajari dengan baik apabila representasinya di mulai dengan benda-
benda konkrit yang beraneka ragam.
1. Dengan melihat berbagai contoh siswa akan memperoleh
penghayatan yang lebih baik.
2. Dengan banyaknya contoh itu akan lebih banyak menerapkan
konsep itu ke dalam situasi yang lain.
Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan oleh guru dalam
mengajarkan bahan pelajaran yang sifatnya konsep (Nana Sudjana,
1989:15) antara lain:
![Page 12: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/12.jpg)
1. Merenungkan arah, orientasi dan aplikasi konsep yang harus
dipelajari.
2. Meninjau kembali unsur prasyarat konsep yang hendak dipelajari.
3. Menyajikan stimulus sederhana yang tepat dari unsur-unsur yang
ada dalam konsep sehingga unsur, pola atau hubungan bersama
dapat diketahui.
4. Mendefinisikan dan mengasosiasikan nama konsep.
5. Memperluas asosiasi melalui berbagai contoh dan aplikasi.
6. Mempertajam kemampuan membedakan dengan menggunakan
lebih banyak contoh yang realistik.
7. Memberikan latihan dan peninjauan kembali.
8. Menguji kemampuan melalui contoh konsep, menggunakan
konsep, mendefinisikan konsep, dan menamakan konsep.
Penyajian konsep yang baru harus didasarkan pada pengalaman
yang terdahulu karena siswa akan mengingat konsep-konsep baru lebih
baik bila konsep baru itu tidak bertentangan dengan konsep yang telah
dikenal sebelumnya. Konsep-konsep matematika tingkat lebih tinggi
tidak mungkin bila prasyarat yang mendahului konsep-konsep itu
belum dipelajari.
Menurut Oemar Hamalik (2000: 134), bahwa siswa telah
mengetahui suatu konsep apabila:
1. Dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep,
2. Dapat menyatakan ciri-ciri konsep tersebut,
![Page 13: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/13.jpg)
3. Dapat memilih atau membedakan contoh-contoh,
4. Mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep
tersebut.
b. Pemahaman Konsep
a) Pengertian Pemahaman Konsep
Menurut Ruseffendi (1980:138) menyatakan bahwa
“konsep dalam matematika adalah ide/gagasan yang
memungkinkan kita untuk mengelompokkan tanda (objek) ke
dalam contoh dan bukan contoh.
Konsep dalam matematika adalah abstrak yang
memungkinkan kita untuk mengelompokkan (mengklasifikasikan)
objek/kejadian. Konsep tinggi dapat berupa hubungan antara
konsep-konsep dasar. Konsep dasar dipelajari devinisi/pengamatan
langsung, misalnya siswa belajar mengelompokkan bangun ruang.
Disamping itu konsep dapat dipelajari dengan cara melihat,
mendengar, mendiskusikan, dan memikirkan tentang bermacam-
macam contoh.
b) Unsur-unsur
Unsur-unsur yang mempengaruhi pemahaman konsep:
1) Siswa yang masih berada pada tahap operasi konkrit dalam
belajar konsep biasanya perlu melihat dan memegang yang
dinyatakan oleh konsep itu.
2) Proses Operasional Formal
![Page 14: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/14.jpg)
Proses ini mempelajari konsep siswa melalui diskusi dan
memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Siswa yang
memahami konsep akan mampu memisahkan contoh konsep
dan bukan konsep.
3) Perkembangan Intelektual Siswa
Pengajaran matematika hendaknya disesuaikan dengan konsep/
pokok bahasan dan perkembangan intelektual siswa. Dengan
demikian diharapkan akan terdapat keserasian antara
pengajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dasar
matematika dan keterampilan menyelesaikan soal dan
pemecahan masalah (problem solving).
4. Pengertian Pendekatan
Pendekatan dalam belajar mengajar adalah melakukan proses
belajar mengajar yang menekankan pentingnya belajar melalui proses
menjalani untuk memperoleh pemecahan (A. Tabrani Rusyan, 1994:1).
5. Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pendekatan dalam belajar mengajar adalah melakukan proses
belajar mengajar yang menekankan pentingnya belajar melalui proses
menjalani untuk memperoleh pemahaman (A.Tabrani Rusyan dkk.
1994:1).
Menurut Mulyono Abdurrahman (1999:255) pendekatan dalam
matematika ada empat yang paling berpengaruh:
![Page 15: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/15.jpg)
a. Urutan belajar yang bersifat perkembangan (development learning
squences)
b. Belajar tuntas (matery learning)
c. Strategi belajar (learning strategi)
d. Pemecahan masalah (problem solving)
Moh. Uzer Usman (1993:130) mendefinisikan bahwa problem
solving adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara siswa
dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan
baik secara individu maupun secara kelompok.
Abdurahman Mulyono (1999: 254) mendefinisikan bahwa yang
dimaksud dengan pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan
keterampilan. Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa
kombinasi konsep dan keterampilan dalam situasi baru dan situasi yang
berbeda.
Dalam bukunya Herman Hudoyo (1979:157) menyatakan bahwa,
“suatu pertanyaan akan merupakan masalah hanya jika seseorang tidak
mempunyai aturan atau hukum tertentu yang segera dapat dipergunakan
untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut”. Di dalam buku Herman
Hudoyo, pertanyaan yang dihadapkan kepada siswa biasanya disebut soal.
Dengan demikian soal-soal matematika akan dibedakan menjadi dua
bagian:
![Page 16: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/16.jpg)
a. Latihan yang diberikan pada waktu belajar matematika adalah bersifat
berlatih agar trampil dan sebagai aplikasi dari pengertian yang baru
saja diajarkan.
b. Masalah tidak seperti halnya latihan tadi, menghendaki siswa untuk
menggunakan sintesa atau analisa. Untuk menyelesaikan suatu
masalah, siswa harus menguasai hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya, yaitu mengenai pengetahuan, keterampilan, dan
pemahaman.
Dari pengertian tentang “masalah” di atas, maka mengerjakan
pemecahan masalah kepada siswa merupakan kegiatan seorang guru
dimana guru itu membangkitkan siswa-siswanya agar menerima dan
merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehnya dan kemudian
membimbingnya untuk sampai penyelesaian masalah.
Mengajar siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah
memungkinkan siswa menjadi lebih analitis di dalam mengambil
keputusan di dalam kehidupan. Dengan perkataan lain, bila siswa dilatih
untuk menyelesaikan masalah, maka siswa akan mampu mengambil
keputusan sebab siswa mempunyai keterampilan bagaimana
mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisa informasi dan
menyadari perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperolehnya.
Adapun tujuan dan manfaat pendekatan problem solving menurut
Moh. Uzer Usman (1993:131) adalah sebagai berikut:
![Page 17: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/17.jpg)
a. Mengembangkan kemampuan siswa di dalam memecahkan masalah-
masalah serta mengambil keputusan secara objektif dan rasional.
b. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, logis, dan analitis.
c. Mengembangkan sikap toleransi terhadap pendapat orang lain serta
sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat (untuk pengajaran
kelompok).
Menurut Syaiful Bahri D dan Aswan Zain (1997:103), pengajaran
dengan pendekatan problem solving mempunyai langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf
kemampuannya.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut, misalnya: membaca buku, bertanya,
diskusi.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
d. Menguji kebenaran jawaban.
Untuk menguji kebenaran jawaban sementara tentu saja diperlukan
metode-metode lainnya seperti diskusi, demonstrasi, dan lain-lain.
e. Menarik kesimpulan.
Dalam memecahkan masalah matematika, siswa harus menguasai
cara mengaplikasikan konsep dan menggunakan komputasi dalam
berbagai situasi baru yang berbeda-beda.
![Page 18: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/18.jpg)
Ruseffendi (1988:341), mengemukakan bahwa dalam
pembelajaran problem solving biasanya ada lima langkah yang harus
dilakukan:
a. Merumuskan pemecahan masalah dengan jelas.
b. Menyatakan kembali persoalannya dalam bentuk yang dapat
diselesaikan.
c. Menyusun hipotesis (sementara dan strategi pemecahannya).
d. Melaksanakan prosedur pemecahan.
e. Melakukan evaluasi terhadap penyelesaian.
Sedangkan menurut J. Dewey dalam kukunya Oemar Hamalik
(2002:176), langkah-langkah dalam problem solving adalah:
a. Menyadari dan merumuskan masalah.
b. Menentukan hipotesis.
c. Mengumpulkan data-data.
d. Mengetes hipotesis dengan data-data.
e. Menarika kesimpulan.
f. Melaksanakan keputusan.
Menurut Kennedy yang dikutip oleh Lovit (1989) dalam bukunya
Mulyono Abdurrahman (1999:257) pemecahan masalah dalam matematika
terdiri atas empat langkah pokok:
a. Memahami masalah yaitu pengenalan pada apa yang diketahui atau
tidak, data yang tersedia, dan apa yang ingin didapat.
![Page 19: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/19.jpg)
b. Menyusun rencana, pada langkah ini diperlukan kemampuan untuk
melihat hubungan antara data yang ada, data yang dicari dengan
menggunakan alat bantu. Untuk itulah harus dilakukan sebuah rencana
pemecahan masalah dengan memperhatikan, misalknya apakah siswa
pernah mempunyai masalah sebelumnya, apakah siswa dapat
menggunakan teorema untuk menyelesaikan masalah.
c. Melaksanakan rencana. Merealisasikan rencana yang telah dibuat
sesuai dengan langkah-langkah yang ada.
d. Memeriksa kembali. Memastikan rencana-rencana yang sudah dibuat
sesuai dengan langkah-langkah yang digunakan dalam pemecahan
masalah.
Menurut Syaiful Bahri D dan Aswan Zain (1997:105), pendekatan
problem solving mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
a. Kelebihan pendekatan problem solving
1. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih
relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
2. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat
membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah
secara trampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam
kehidupan, dalam masyarakat, dan dalam dunia kerja kelak
merupakan suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi
kehidupan manusia.
![Page 20: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/20.jpg)
3. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa
secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya
siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan
dari berbagai segi dalam rangka mencari penyelesaiaannya.
b. Kekurangan pendekatan problem solving
1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai
dengan tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta
pengetahuan, dan pengalaman yang telah dimiliki siswa sangat
memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
2. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering
memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa
mengambila waktu pelajaran yang lain.
3. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan
menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak
berfikir memecahkan masalah sendiri atau kelompok, yang
kadang-kadangan memerlukan berbagai sumber belajar merupakan
kesulitan tersendiri bagi siswa.
C. Kerangka Pemikiran
Peningkatan kemampuan memahami konsep belajar siswa dalam
pembelajaran matematika saat ini kurang diperhatikan, bahkan sering
dianggap sebagai sesuatu yang sepele. Hal ini menyebabkan hasil belajar
matematika cenderung rendah, kalaupun ada perubahan sangat kecil sekali.
![Page 21: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/21.jpg)
Meningkatkan pemahaman belajar siswa dalam pembelajaran
matematika merupakan salah satu pekerjaan pendidikan sebagai tugas bersama
dari semua pihak yang terlibat. Setiap pekerja pendidikan harus memahami
pekerjaannya masing-masing, maka perlu memilih prosedur yang cocok.
Pembelajaran matematika di kelas XI SMA masing banyak hambatan
dan permasalahan diantaranya kurangnya keaktifan siswa, kreatifitas siswa,
serta rendahnya pemahaman belajar siswa. Berdasarkan permasalahan ini
pemahaman belajar siswa yang dibatasi pada keaktifan, kreatifitas, dan
pemahaman matematika dalam pembelajaran matematika perlu ditingkatkan
dengan melakukan evaluasi dan penyelesaian-penyelesaian dalam hal
pembelajaran yang dilakukan guru.
D. Hipotesis
Jika pembelajaran matematika dalam menyelesaikan soal cerita
melalui pendekatan problem solving dilakukan oleh guru dengan benar dan
tepat, maka kemampuan matematika siswa kelas XI dalam memahami soal
cerita dan menyelesaikan soal cerita akan meningkat sehingga hasil belajar
matematika siswa meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR) yang dapat didefinisikan menurut Kemmis
![Page 22: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/22.jpg)
dan Mc. Taggart adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri yang dilakukan
oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran
dan keadilan praktek pendidikan dan praktek sosial, serta pemahaman
terhadap praktek-praktek itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktek-
praktek tersebut. Elliot memberi batasan penelitian tindakan adalah kajian
situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindak didalamnya
seluruh prosesnya …. telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan pengaruh … menciptakan hubungan yang diperlukan antara
evaluasi diri dan perkembangan professional.
Penelitian ini secara garis besar dilakukan dalam empat tahap
(Suwarsih Madya, 1994: 19-24) yaitu:
1. Penyusunan Rencana
Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang tersusun
dan dari definisi harus prospektif pada tindakan, rencana itu harus
memandang kedepan. Rencana harus mengakui tindakan sosial tidak dapat
diramalkan dan harus fleksibel untuk dapat diadaptasikan dengan
pengaruh yang tidak dapat terduga dan kendala yang sebelumnya terikat.
2. Tindakan
Tindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang dilakukan
secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktek yang cermat
dan bijaksana. Tindakan dilakukan guru dan peneliti sebagai upaya
perbaikan, peningkatan/perubahan yang diinginkan.
3. Observasi
![Page 23: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/23.jpg)
Observasi dalam penelitian adalah mengamati hasil dari tindakan
yang dilaksanakan atau dikenakan siswa. Observasi berfungsi untuk
mendokumentasikan pengaruh tindakan-tindakan terkait.
4. Refleksi
Yang dimaksud refleksi adalah mengingat dan merenungkan
kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi.
Peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
tindakan dengan berbagi kriteria.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Yang dimaksud dengan tempat penelitian adalah sekolahan tempat
peneliti mengambil populasi dan sampel untuk mendapatkan data dalam
penelitiannya. Tempat yang digunakan sebagai penelitian tentang
penggunaan pendekatan problem solving untuk meningkatkan pemahaman
siswa adalah kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan secara bertahap. Adapun tahapan
pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan, meliputi: pengajuan judul, pembuatan
proposal, survei di sekolah yang bersangkutan, permohonan ijin serta
penyusunan instrumen penelitian. Jangka waktu yang dibutuhkan tiga
bulan yaitu mulai Oktober 2007-Desember 2007.
![Page 24: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/24.jpg)
b. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan, yaitu kegiatan yang berlangsung
dilapangan, meliputi: perencanaan tindakan, implementasi tindakan,
pengamatan kelas, refleksi, analisis dan interprestasi data, perumusan
hasil kegiatan. Jangka waktu yang dibutuhkan dua bulan Januari 2008-
Februari 2008.
c. Tahap Akhir
Tahap akhir adalah pengolahan data dan penyusunan laporan
penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2008 sampai dengan April
2008.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini guru matematika kelas XI SMA bertindak sebagai
subjek yang membantu dalam perencanaan, sedangkan yang melakukan
tindakan kelas adalah peneliti. Subjek yang menerima tindakan adalah siswa
kelas XIA yang berjumlah 40 orang.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan tindakan berbasis kelas. Suatu penelitian
yang sifat praktis dan situasional, kondisional, dan kontekstual berdasarkan
permasalahan yang munsul dalam kegiatan sehari-hari. Penelitian ini
diharapkan dapat menghasilakan cara-cara untuk meningkatkan aktivitas siswa
sehingga dapat menunjang keberhasilan siswa. Guru matematika, kepala
sekolah, dan peneliti dilibatkan sejak 1) dialog awal, 2) perencanaan tindakan,
![Page 25: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/25.jpg)
3) pelaksanaan tindakan, observasi, dan monitoring, 5) refleksi, 6) evaluasi,
dan 7) penyimpulan hasil berupa pengertian dan pemahaman. Sedangkan
langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus perlakuan pembelajaran
matematika adalah sebagai berikut:
Putaran I
Putaran II
Diagonal Awal
Perencanaan
Observasi dan Monitoring
Refleksi
Pengertian dan Pemahaman
Tindakan I
Evaluasi
Tindakan IIPerencanaan Terevisi
Observasi dan Monitoring
Refleksi
Pengertian dan Pemahaman
Seharusnya sesuai dengan alokasi waktu tahapan
tindakan yang direncanakan
Evaluasi
![Page 26: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/26.jpg)
Gambar PTK
Modifikasi dari Kemmis dan Mc. Tanggart (Sutama, 2000:92)
Penjelasan:
1. Dialog Awal
Dialog awal dilakukan dengan mengadakan pertemuan antara peneliti,
guru matematika, dan kepala sekolah bersama-sama melakukan pengenalan,
penyatuan ide, dan berdiskusi membahas masalah dan cara-cara upaya
peningkatan kemampuan memahami konsep model matematika ekstrim fungsi
melalui problem solving.
Peserta dialog membicarakan model dan alternative pembelajaran yang
akan dipraktekkan dan dikembangkan sehingga diperoleh kesepakatan untuk
menangani masalah upaya peningkatan kemampuan memahami konsep model
matematika ekstrim fungsi melalui problem solving dalam pembelajaran
matematika.
2. Perencanaan Tindakan Pembelajaran
Perencanaan tindakan ini mengacu pada hasil awal yang telah
dirumuskan sebagai fokus permasalahan. Permasalahan tersebut dipecahkan
dengan menggunakan intrumen atau alat dan teknik yang diperlukan dalam
pengumpulan data. Setelah data terkumpul maka permasalahan dapat
terdentifikasi selanjutnya delakukan analisis data yang kemudian dapat
dirumuskan ke dalam suatu kalimat sehingga terlihat aspek-aspeknya secara
jelas. Perencanaan juga melibatkan guru mitra atau peserta action research,
yaitu memadukan hasil pengamatan serta persepsi guru terhadap siswa selama
![Page 27: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/27.jpg)
proses kegiatan berlangsung. Selanjutnya disusun langkah-langkah persiapan
tindakan pembelajaran, yaitu:
1) Memperbaiki kompetensi material guru dalam bidang matematika.
Setiap guru pasti mempunyai permasalahan-permasalahan sendiri
dalam pembelajaran, maka lebih baik jika guru mengajukan masalah dan
peneliti membantu mencari solusi masalah itu atau peneliti mengamati
guru dalam pembelajaran dan melakukan sesuatu kesalahan kemudian
memberi masukan.
Berdasarkan hal itu maka tindakan yang dilakukan adalah:
a. Mengenai materi matematika yaitu mengidentifikasi materi
matematika kelas XI semester II khususnya materi model matematika
ekstrim fungsi yang akan diajarkan dalam mendiskusikan sifat-sifat
serta konsep-konsep materi matematika yang memerlukan pemahaman
dan penalaran dalam mempelajarinya agar dapat menyelesaikan soal-
soal, terutama soal cerita.
b. Mengenai metodologi pembelajaran yaitu mendiskusikan bagaimana
memanfaatkan strategi pembelajaran dan mendiskusikan bagaimana
mengusahakan siswa mampu memahami konsep soal cerita sehingga
siswa dapat menyelesaikan masalah dalam pembelajaran matematika
tersebut.
2) Identifikasi masalah dan penyebabnya
Upaya peningkatan kemampuan memahami konsep matematika
siswa akan lebih terarah bila kegiatan yang dikerjakan guru matematika
![Page 28: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/28.jpg)
menggambarkan keadaan nyata yang suatu saat akan dihadapi. Untuk
keperluan itu guru sebaiknya mempunyai gambaran permasalahan dan
penyebab ketidakefektifan pembelajaran matematika. Informasi tentang
permasalahan ini dapat diperoleh dari pengalaman-pengalaman guru
menghadapi situasi di kelas dari tahun ke tahun dan dari waktu ke waktu.
Kemudian mendiskusikan bersama untuk melihat keterkaitan masalah
tersebut dengan hal-hal yang berkait. Tindakan yang dilakukan adalah
diskusi antara guru matematika dan peniliti.
3) Perencanaan solusi masalah
Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan upaya
peningkatan memahami konsep matematika di kelas dalam pembelajaran
topik model matematika ekstrim fungsi kelas XI SMA semester II melalui
gaya pengajaran guru adalah strategi pembelajaran melalui pendekatan
problem solving. Dengan penggunaan pendekatan problem solving
diharapkan siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika
topik model matematika ekstrim fungsi sehingga hasil belajar siswa juga
akan meningkat.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan berdasarkan pada perencanaan,
namun tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana. Suatu tindakan yang
diputuskan mengandung berbagai resiko karena terjadi dalam situasi nyata.
Oleh karena itu rencana tindakan harus tentative dan sementara, fleksibel, dan
siap ubah sesuai dengan keadaan yang ada sebagai usaha kearah perbedaan.
![Page 29: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/29.jpg)
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru yang akan di observasi
karena guru berfungsi sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, guru melaksanakan tindakan
pembelajaran dengan pendekatan problem solving.
4. Observasi
Observasi adalah usaha merekam semua peristiwa dan kegiatan yang
terjadi selama tindakan berlangsung. Observasi itu harus bersifat terbuka
pandangan dan pikirannya.
Observer atau peneliti mengamati proses pembelajaran dan
mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses
pembelajaran, baik yang terjadi pada guru, siswa maupun situasi sekolah.
Observasi hanya mencatat apa yang dilihat dan didengar sekaligus
memberikan penilaian. Observasi ini dilaksanakan dengan menyesuaikan
jampelajaran di kelas XI pada pokok bahasan model matematika ekstrim
fungsi.
5. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk mengkaji
apa yang telah terjadi atau tidak terjadi. Apa yang telah dihasilkan atau belum
berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikkan yang telah dilakukan. Hasil
refleksi itu digunakan untuk menetapkan lebih lanjut dalam upaya mencapai
tujuan penelitian tindakan kelas. Dengan kata lain, refleksi merupakan
pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan
sementara.
![Page 30: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/30.jpg)
Refleksi ini dilakukan setiap akhir siklus penelitian, tetapi jika ada hal-
hal yang mendesak dan perlu penanganan segera, kegiatan refleksi bias
dilakukan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pelaksanaan refleksi ini berupa
diskusi yang dilakukan oleh peneliti, guru matematika kelas XI, dan kepala
sekolah untuk menelaah hasil tindakan yang telah dilakukan.
6. Evaluasi
Mengevaluasi hasil latihan soal siswa setelah mengikuti pelajaran.
Kegiatan ini dilakukan dalam setiap tindakan dilaksanakan. Dengan demikian,
analisis kualitatif dalam penelitian tindakan ini dilakukan semenjak tindakan-
tindakan dilaksanakan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka implementasi rancangan penelitian, salah satunya yang
perlu dilakukan adalah pengumpulan data. Fungsi data dalam penelitian
tindakan adalah sebagai landasan refleksi. Penelitian tindakan kelas dilakukan
bersifat deskritif kualitatif. Sumber data primer adalah peneliti yang
melakukan tindakan dan siswa yang menerima tindakan, sedangkan sumber
data sekunder berupa data dokumentasi.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dibedakan menjadi
metode pokok dan metode bantu.
1. Metode Pokok
Metode observasi
Metode pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode observasi. Metode observasi adalah pengumpulan data yang
![Page 31: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/31.jpg)
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-
gejala yang diselidiki (Arikunto, 1989).
Selain pendapat tersebut, Guba dan Linco In (Moleong,
1991:125) mengemukakan observasi adalah metode pengumpulan data
yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya dengan alasan:
1) Teknik observasi didasarkan atas pengamatan secara langsung dan
pengalaman langsung adalah alat yang ampuh untuk mengetes suatu
kebenaran.
2) Titik ini juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri kemudian
mencatat prilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan
sebenarnya.
3) Observasi memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi
yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional, maupun
pengetahuan langsung dari data.
4) Observasi memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi
rumit. Observasi dilakukan di dalam kelas yang menjadi subjek
peneliti dan diarahkan pada tindak peneliti atau siswa dalam
pembelajaran.
2. Metode Bantu
a. Metode Wawancara
Wawancara dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran
dan siswa. Wawancara peneliti terhadap siswa dilakukan sendiri,
![Page 32: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/32.jpg)
maksudnya peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertulis. Hal
ini dimaksudkan agar wawancara dapat berlangsung luwes dan
terbuka. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapat informasi secara
langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada
responden. Bentuk wawancara dalam peneliti mencakup: i)
Wawancara tidak terencana dimana pembicara dilakukan secara
informal diantara pelaku penelitian, ii) Wawancara terencana dari
pewawancara, tetapi setelah itu pewawancara memberi kesempatan
bagi responden untuk memilih objek yang akan dibicarakan, iii)
Wawancara terstruktur yaitu pewawancara menetapkan sendiri
masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Ini bertujuan
untuk mencari jawaban terhadap hipótesis.
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan yang dipakai oleh peneliti adalah
pengamatan yang berupa pertanyaan tentang semua penelitian yang
dialami, dilihat, dan didengar. Setiap catatan pengamatan mewakili
peristiwa yang penting dalam setiap tindakan yang akan dimaksudkan
dalam proposisi suatu konteks. Dalam hal catatan lapangan yang
digunakan adalah catatan pengalaman terhadap peristiwa-peristiwa
penting yang memuat pada saat proses pembelajaran matematika yang
belum terdapat dalam observasi. Kegiatan catatan pengamatan ini
dilakukan peneliti dan guru matematika.
![Page 33: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/33.jpg)
c. Metode Dokumen
Dokumentasi merupakan suatu metode untuk memperoleh
atau mengetahui sesuatu dengan melihat buku-buku, arsip-arsip atau
catatan yang berhubungan dengan orang yang diteliti. Dokumentasi
dalam penelitian sebagai sumber data karena banyak hal digunakan
untuk menguji, menafsirkan bakan untuk meramalkan. Selain itu
sebagai ”bukti” untuk suatu pengujian. Dokumentasi yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah daftar nama siswa kelas XI SMA Islam
Ambarawa dan foto rekaman proses penelitian tindakan.
F. Instrumen Penelitian
1. Definisi Operasional Variabel
a. Peningkatan adalah usaha menjadikan lebih baik sesuai dengan kondisi
yang dapat diusahakan. Kriterianya bersifat normatif dalam yaitu hasil
tindakannya dianalisis dengan metode alur kemudian dibandingkan
dengan kondisi sebelumnya.
b. Pemahaman konsep adalah pemahaman yang meliputi sebagai hasil
interaksi dalam pembelajaran dan mengorganisasikannya secara
singkat tanpa mengubah pengertian. Yang diamati pada reprensentasi
pemahaman siswa melalui kemampuan siswa dalam mendefinisikan
konsep secara tetap, kemampuan siswa mengekspolasasi konsep serta
kemampuan siswa dalam mengaplikasi hanya untuk pemecahan
masalah.
![Page 34: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/34.jpg)
c. Kemandirian siswa mengerjakan soal adalah kedisiplinan siswa dalam
mengerjakan soal yang diwujukan dengan sikap siswa untuk percaya
diri dan tidak bergantung orang lain
d. Pembelajaran dengan pendekatan problem solving adalah suatu belajar
mengajar. Problem solving adalah suatu cara penyajian pelajaran
dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus
dipecahkan atau diselesaikan baik secara individu maupun secra
kelompok.
2. Pengembangan Instrumen
Pedoman Instrumen
Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini
menggunakan observasi partisipasi penuh, dimana peneliti ikut ambil
bagian kegiatan objeknya sebagaimana yang lain tidak tampak dalam
sikap.
Dalam melakukan observasi, peneliti dan guru matematika
menggunakan pedoman observasi, yaitu: a) Observasi tindak belajar, b)
Observasi tindak belajar yang disesuaikan dengan inisiatif dan reaksi
siswa kelas XI dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan
problem solving, c) Keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak
mengajar maupun tindak belajar yang belum tersaji.
![Page 35: BAB I - · Web viewPembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan aturan ... mendeskripsikan ... dan dalam dunia kerja](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022070606/5a6e9e7c7f8b9ae6638b4f3c/html5/thumbnails/35.jpg)
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif
kualitatif dilakukan dengan metode alur. Pada penelitian ini analisis data
dilaksanakan sejak pembelajaran dilaksanakan dan dikembangkan selama
proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Teknik analisis data yang
digunakan ialah model alur, yang terdiri atas tiga alur kegiatan yang
berlangsung secara bersamaan. Ketiga alur tersebut adalah reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Reduksi data adalah kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data
serta transformasi data kasar dari catatan pengamatan. Hasil reduksi berupa
uraian singkat yang telah digolongkan dalam suatu kegiatan tertentu.
Penyajian data berupa kesimpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang
disusun, diatur, diringkas dalam bentuk kategori-kategori sehingga mudah
dipahami makna yang terkandung didalamnya. Penarikan kesimpulan
dilakukan secara bertahap, yaitu dari kumpulan makna setiap kategori
disimpulkan sementara, kemudian diadakan verifikasi untuk memperoleh
kesimpulan yang kokoh dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi.