download [3.88 mb]
TRANSCRIPT
ITPC BUSAN FEBRUARI 2016
MARKET BRIEF PERHIASAN DI KOREA SELATAN
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
DAFTAR TABEL 3
DAFTAR GAMBAR 4
KATA PENGANTAR 5
1. Latar Belakang 6
1.1. Definisi Umum 6
1.2. Profil Singkat Negara 6
1.3. Pemilihan Negara 9
1.4. Pemilihan Produk 11
2. Peluang dan Strategi Penetrasi Pasar 18
2.1. Perkembangan Perdagangan Perhiasan di Dunia 18
2.2. Perkembangan Perhiasan di Korea Selatan 22
2.3. Trend Impor Perhiasan di Korea Selatan 24
2.4. Kebijakan Tariff 26
2.5. Strategi Memasuki Pasar 30
3. Regulasi ProdukPerhiasan di Korea Selatan 34
3.1. Kebijakan Impor Produk Perhiasan di Korea Selatan 34
3.2. Peraturan Umum 34
3.3. Prosedur Impor (Import Procedures) 35
3.4. Pengurusan Ijin Impor (Import Clearence) 36
3.5. Standarisasi Produk di Korea Selatan 36
4. Informasi Penting 40
4.1. Nama Perwakilan Korea Selatan di Indonesia 40
4.2. Nama Perwakilan Indonesia di Korea Selatan 40
4.3. Perusahaan Importir Perhiasan di Korea Selatan 41
Daftar Pustaka 43
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 3
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Peringkat Negara berdasarkan GDP 9
Tabel 1.2 Perkembangan GDP Korea Selatan tahun 2010 - 2020 10
Tabel 1.3 Penjualan luxury goods di Dunia tahun 2014 11
Tabel 1.4 Nilai Ekspor Indonesia HS 71 tahun 2010 - 2014 12
Tabel 1.5 Nilai Ekspor Indonesia turunan HS 71 dan tahun 2010 - 2014 12
Tabel 1.6 Kode HS 71 dan deskripsi 13
Tabel 2.1 Nilai Ekspor Dunia HS 71 tahun 2011 – 2015 21
Tabel 2.2 Nilai Impor Dunia produk HS 71 tahun 2011 – 2015 21
Tabel 2.3 Nilai impor HS 71 Korea Selatan Tahun 2011 – 2015 24
Tabel 2.4 Nilai impor HS 71 dan turunannya Tahun 2011 – 2015 25
Tabel 2.5 Pengenaan Tariff Produk HS 71 berdasarkan FTA 26
Tabel 2.6 Nilai impor HS 9403 dan turunannya Tahun 2011 – 2015 24
Tabel 2.7 Pengenaan Tariff Produk HS 9401 berdasarkan FTA 25
Tabel 2.8 Pengenaan Tariff Produk HS 9403 berdasarkan FTA 26
Tabel 4.1 Daftar Nama Perwakilan Korea Selatan di Indonesia 40
Tabel 4.2 Daftar Nama Perwakilan Indonesia di Korea Selatan 40
Tabel 4.3 Perusahaan Importir Produk Alat Tulis di Korea Selatan 41
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Korea Selatan 6
Gambar 2.1 Diagram Luxury Goods Global Market HS 71 tahun 1994 – 2015 18
Gambar 2.2 Diagram Pasar Perhiasan tahun 2013 – 2015 18
Gambar 2.3 Diagram Negara – Negara Pasar Barang Mewah tahun 2015 19
Gambar 2.4 Diagram Kota – Kota Target Pasar Barang Mewah tahun 2015 19
Gambar 2.5 Diagram Pasar Online Barang Mewah tahun 2003 – 2015 20
Gambar 2.6 Consumer Spending Confident di Korea Selatan 22
Gambar 2.7 Jewelry Fair Korea 2014 32
Gambar 3.1 Diagram Prosedur Impor ke Korea Selatan 35
Gambar 3.2 Diagram Prosedur Bea Cukai Korea Selatan di bawah FTA 35
Gambar 3.3 Tanda Sertifikasi Standar Korea 38
Gambar 3.4 Diagram Prosedur Mendapatkan Sertifikasi untuk produk Barang 39
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 5
Kata Pengantar
Korea Selatan sebagai salah satu negara Asia yang memiliki GDP tinggi, memiliki
pasar yang sangat potensial bagi negara lain untuk melakukan impor ke negara tersebut.
Begitu juga dengan komoditi perhiasan. Perkembangan industri luxury goods termasuk
perhiasan di Korea Selatan sangat menjanjikan. Pada tahun 2014 industri luxury goods ini
telah mencapai nilai sebesar USD 9,1 miliar. Pertumbuhan industri ini mencapai 12 persen
pertahunnya semenjak tahun 2006. Dengan pertumbuhan yang tinggi, industri ini sangat
potensial bagi penguasaha perhiasan Indonesia untuk melakukan ekspor.
Oleh sebab itu, penulisan Market Brief ini bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai kondisi pasar komoditi perhiasan di Korea Selatan. Beberapa data statistik dan
regulasi yang berkaitan dengan komoditi tersebut di dalam laporan ini disadur dari berbagai
sumber dan pusat data terpercaya sehingga data-data yang tersaji adalah valid adanya.
Market Brief ini diharapkan dapat menjadi acuan informasi bagi pengusaha
Indonesia yang ingin memasarkan produknya ke pasar Korea Selatan khususnya untuk
komoditi perhiasan serta membantu meningkatkan daya saing produk Indonesia dalam
perdagangan global.
Busan, Februari 2016
ITPC Busan
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 6
1. Latar Belakang
1.1. Defenisi Umum
Pengertian dari perhiasan adalah barang – barang yang dipakai untuk berhias1.
Sedangkan definisi lainnya adalah sebuah benda yang digunkan untuk merias atau
mempercantik diri.
Perhiasan pada umumnya terbuat dari logam mulia seperti emas dan perak. Namun
selain itu juga ada perhiasan yang terbuat dari platina atau biasa disebut emas putih. Selain
itu juga ada yang terbuat dari nikel yang biasa digunakan untuk kerajinan perhiasan kostum
dan perhiasan pakaian. Perhiasan digunakan untuk berbagai alasan dan tujuan, mulai dari
lambang kekayaan, perlindungan agama serta pajangan artistik.
1.2. Profil Singkat Negara
Korea Selatan adalah negara Republik.
Sistem pemerintahan di Korea Selatan
terbagi kedalam tiga bagian : eksekutif,
yudikatif dan legislatif. Lembaga
eksekutif dipegang oleh Presiden yang
dipilih berdasarkan hasil pemilu untuk
masa jabatan 5 tahun dan dibantu
oleh Perdana Menteri yang ditunjuk
oleh presiden dengan persetujuan
Majelis Nasional. Presiden bertindak sebagai Kepala negara dan Perdana
Menteri sebagai kepala pemerintahan.
Lembaga legislatif dipegang oleh dewan perwakilan yang menjabat selama 4 tahun.
Pelaksanaan sidang paripurna diadakan setiap setahun sekali atau berdasarkan permintaan
presiden. Sidang ini terbuka untuk umum namun dapat berlangsung tertutup.
Pengadilan konstitusional menjadi lembaga tertinggi pemegang kekuasaan yudikatif
yang terdiri atas 9 hakim yang direkomendasikan oleh presiden dan dewan perwakilan.
Hakim akan menjabat selama enam tahun dan usianya tidak boleh melebihi 65 tahun pada
saat terpilih.
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Gambar 1.1 Peta Korea Selatan
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 7
Secara geografis Korea Selatan memiliki luas sebesar 100.460 km2 dengan jumlah
penduduk 50,42 jt3 yang tersebar di berbagai kota-kota besar, seperti Seoul, Busan,
Incheon, Daegu, Daejeon, Gwangju, dan Suwon. Korea Utara merupakan satu-satunya
negara yang berbatasan langsung dengan Korea Selatan, dengan panjang perbatasan 238
km yang ditetapkan dengan DMZ (Garis Demarkasi Militer). Wilayahnya sebagian besar
dikelilingi perairan dan memiliki panjang garis pantai 2.413 km. Sebelah barat dibatasi
oleh Laut Kuning, sebelah selatan dengan Laut Cina Timur, sementara sebelah timur
berbatasan dengan perairan Laut Jepang.
Dan di tahun 2007 hingga 2009, Korea Selatan kembali mengalami resesi ekonomi
sebagai akibat dari krisis finansial dunia dimana mengalami defisit neraca perdagangan yang
membuat laju pertumbuhan ekonomi melambat sebesar 0,2%. Akan tetapi kondisi ekonomi
mulai membaik dan menujukkan pertumbuhan ekonomi mencapai 3,3% di tahun 20144.
Selama beberapa dekade pemerintah memberikan dukungan kepada berbagai
perusahaan raksasa yang dikenal dengan istilah “chaebol” (perusahaan yang dimiliki oleh
sebuah keluarga maupun kelompok industri tertentu). Hal ini tentu menjadikan Korea
Selatan salah satu negara dengan perekonomian terbesar serta pengekspor produk
eletronik dan otomotif terbesar di dunia. Namun akhir-akhir ini sistem perekonomian Korea
Selatan mengalami perubahan dari centrally-planned government directed investment
menjadi market oriented model.
Kerjasama Ekonomi Korea Selatan dan Indonesia
Semenjak dibukanya hubungan diplomatik pada tahun 1966, hubungan bilateral
antara Indonesia dan Republik Korea (ROK) terus mengalami perkembangan dan
peningkatan dari tahun ke tahun di berbagai bidang. Hubungan yang erat ini dapat dilihat
dari meningkatnya kerjasama dalam 5 (lima) tahun terakhir yang tercermin dari
bertambahnya ikatan kerjasama antara kedua negara di berbagai bidang seperti politik,
keamanan, ekonomi, perdagangan dan sosial budaya.
Dalam konteks hubungan bilateral, Indonesia–Korsel berada pada posisi yang saling
melengkapi. Kedua negara berpotensi untuk saling mengisi satu sama lain. Di satu pihak,
2 http://kbriseoul.kr/ 3 http://data.worldbank.org/country/korea-republic 4 http://data.worldbank.org/
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 8
Indonesia memerlukan modal/investasi, teknologi dan produk-produk teknologi dan di lain
pihak, Korsel memerlukan sumber alam/mineral, tenaga kerja dan pasar Indonesia yang
besar. ROK merupakan alternatif sumber teknologi khususnya di bidang heavy industry, IT
dan telekomunikasi.
Hubungan kerjasama bilateral RI-ROK yang terbina dengan baik di bidang ekonomi
dan politik, dapat dilihat dari tingginya tingkat kunjungan antar pemimpin kedua negara
seperti diantaranya:
Kunjungan Kenegaraan Presiden Lee Myung Bak, Maret 2009
Kunjungan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (ASEAN-ROK Commemorative Summit),
Juni 2009
Kunjungan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (G-20 Summit), Nopember 2010
Kunjungan Presiden Lee Myung Bak (Bali Democracy Forum), Desember 2010
Kunjungan Presiden Lee Myung Bak (ASEAN plus three, East Asia), Nopember 2011
Kunjungan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (Nuclear Security Summit), Maret 2012
Kunjungan Presiden Lee Myung Bak (Bali Democracy Forum), Nopember 2012
Kunjungan Kenegaraan Presiden Park Geun Hye (APEC dan State Visit), Oktober 2013
Kunjungan Presiden Joko Widodo (25th Asean – ROK Commemorative Summit), Oktober
2014
Dalam hubungan kerjasama di sektor ekonomi, pencapaian target untuk
meningkatkan kerjasama RI-ROK juga didukung dengan membentuk Comprehensive
Economic Partnership Agreement (CEPA) untuk melengkapi perjanjian ASEAN-ROK Free
Trade Area (FTA) yang telah ada sebelumnya.
Perundingan Indonesia Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement
(IKCEPA) saat ini telah terselenggara sebanyak tujuh kali. Pelaksanaan terakhir diadakan di
Seoul, Korea, pada tanggal 21-28 Februari 2014. Putaran ini merupakan lanjutan dari
putaran keenam IKCEPA yang diadakan di Bali pada tanggal 4-8 Nopember 2013. IKCEPA
terakhir telah dicapai suatu kesepakatan dimana telah disepakati untuk dibentuk pilar
utama untuk meningkatkan akses pasar perdagangan barang dan jasa, fasilitasi perdagangan
dan investasi serta cooperation termasuk capacity buiding.
Hubungan kerjasama terus terjalin, ini dibuktikan dengan dilaksanakannya
pertemuan ke-5 Indonesia-Korea Working Level Task Force (WLTF) on Economic Cooperation
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 9
pada tanggal 29-30 September 2014 di Seoul, dimana pelaksanaan tersebut diwakili dari
berbagai Kementerian RI dan Korea Selatan. Dalam pertemuan ke-5 WLTF tersebut, kedua
pihak membahas berbagai proyek yang sedang berlangsung maupun yang akan dilakukan.
Kedua pihak sepakat untuk mengakselerasi kerjasama bilateral dengan memprioritaskan 10
proyek utama.
Pertemuan ke-5 Plenary WLTF juga sepakat untuk memperpanjang TOR
pembentukan Joint Secretariat yang akan segera berakhir sehingga Joint Sekretariat yang
telah berjalan sejak bulan Februari tahun 2012 tersebut dapat terus berjalan untuk
menjembatani berbagai kerjasama antara kedua negara. Pertemuan sepakat untuk
melaporkan hasil pertemuan WLTF ini pada pertemuan tingkat Menteri antara kedua negara
yang akan diadakan di Indonesia pada tahun 2015.
1.3. Pemilihan Negara
Korea Selatan merupakan terbesar ke-sebelas berdasarkan GDP5. Korea Selatan
tergabung dalam beberapa organisasi ekonomi internasional seperti G-20 ekonomi utama,
APEC, WTO dan OECD. Pertumbuhan ekonominya yang sangat cepat membuat negara ini
dikenal dengan sebutan Macan Asia dan dikategorikan sebagai salah satu negara yang akan
menguasai perekonomian dunia di grup The Next Eleven. Pertumbuhan ekonomi yang
sangat pesat ini sering dijuluki dengan istilah Keajaiban di Sungai Han. Tabel di bawah ini
menginformasikan mengenai rangking negara berdasarkan GDP tahun 2015.
Tabel 1.1 Peringkat Negara berdasarkan GDP (Current Price)
(billion USD)
No Negara 2013 2014 2015
1 United States 16,663.20 17,348.10 17,968.20
2 China 9,490.80 10,356.50 11,384.80
3 Japan 4,919.60 4,602.40 4,116.20
4 Germany 3,746.50 3,874.40 3,371.00
5 United Kingdom 2,678.40 2,950.00 2,864.90
6 France 2,811.10 2,833.70 2,422.60
7 India 1,875.20 2,051.20 2,182.60
8 Italy 2,137.60 2,147.70 1,819.00
9 Brazil 2,391.00 2,346.60 1,799.60
10 Canada 1,839.00 1,785.40 1,572.80
5 IMF World Economic Outlook (WEO), October 2015
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 10
11 Korea 1,305.60 1,410.40 1,393.00
12 Australia 1,497.20 1,442.70 1,240.80
13 Russia 2,079.00 1,860.60 1,235.90
14 Spain 1,393.50 1,406.50 1,221.40
15 Mexico 1,261.90 1,291.10 1,161.50
16 Indonesia 912.5 888.6 872.6
17 Netherlands 864.4 880.7 750.8
18 Turkey 823 798.3 722.2
19 Switzerland 685.2 703.9 677
20 Saudi Arabia 744.3 746.2 632.1
Source: IMF World Economic Outlook (WEO), October 2015
GDP Korea Selatan sendiri dari tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami
peningkatan, tetapi pada tahun 2015 ini mengalami penurunan, namun menurut prakiraan
dari IMF, GDP Korea Selatan akan mengalami peningkatan hingga tahun 2020, dengan
pertumbuhan diatas 3%.
Tabel 1.2 Perkembangan GDP Korea Selatan Tahun 2010 – 2020
Year
GDP, current
prices, billion
$US
GDP, current
PPP dollars, bln.
Real GDP
Growth,
%
2010 1,094.50 1,473.70 6.5
2011 1,202.50 1,559.40 3.7
2012 1,222.80 1,624.60 2.3
2013 1,305.60 1,698.90 2.9
2014 1,410.40 1,784.00 3.3
2015 1,393.00 1,849.40 2.7
2016 1,450.10 1,930.50 3.2
2017 1,545.80 2,034.70 3.6
2018 1,649.10 2,150.70 3.6
2019 1,763.40 2,276.20 3.6
2020 1,898.80 2,408.30 3.6
Source: IMF World Economic Outlook (WEO), October 2015
Selain dari perkembangan GDP Korea Selatan, penjualan luxury goods di Korea
Selatan pada tahun 2014 mencatatkan angka sebesar USD 9,1 miliar. Angka ini mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan penjualan pada tahun 2011 yakni sebesar USD 4,5
miliar. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.3 di bawah ini.
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 11
Tabel 1.3 Penjualan luxury goods di Dunia tahun 2014
1.4. Pemilihan Produk
Industri kreatif Indonesia pada saat ini memperlihatkan potensi yang baik. Dengan
3,9 juta unit usaha yang ada yang pada umumnya berskala IKM, industri ini merupakan
benteng sektor ekonomi dalam menghadapi gempuran efek krisis ekonomi dunia. Industri
kreatif ini dapat berperan sebagai pencipta nilai dan memberikan nilai tambah terhadap
suatu komoditi. Industri kecil menengah (IKM) Indonesia, terbukti tangguh karena tidak
tergantung pada utang luar negeri, tidak banyak mengalami kredit bermasalah,
menggunakan input lokal dan berorientasi ekspor. Oleh karena itu lah, ketika krisis terjadi,
industri kreatif yang dimotori oleh IKM tidak terkena imbas besar dalam pembiayaan.
Selain itu pemilihan produk juga dilihat dari nilai ekspor Indonesia untuk komoditi
perhiasan dengan kode HS 71. Angka statistik tersebut memberikan gambaran peluang bagi
Indonesia untuk meningkatkan ekspor komoditi ini. Tabel 1.4 dan Tabel 1.5 dibawah ini
memberikan informasi secara detail mengenai nilai ekspor Indonesia dari tahun 2010 hingga
2014 untuk komoditi dengan kode HS 71.
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 12
Tabel 1.4 Nilai Ekspor Indonesia HS 71 tahun 2010 - 2014
Tabel 1.5 Nilai Ekspor Indonesia turunan HS 71 dan tahun 2010 - 2014
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 13
Di dalam bahasa perdagangan, perhiasan secara umum digolongkan kedalam HS 71.
Berikut ini adalah deskripsi lengkap perhiasan berdasarkan kode HS (10 digit) :
Tabel 1.6 Kode HS 71 dan deskripsi
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 14
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 15
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 16
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 17
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 18
2. Peluang dan Strategi Penetrasi Pasar
2.1. Perkembangan Perdagangan Perhiasan di Dunia
Perkembangan market untuk industri luxury goods di dunia mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Pada tahun 1994, industri ini mencatatkan angka sebesar 73 miliar euro.
Setiap tahunnya mengalami peningkatan hingga pada tahun 2015, industri ini mencatatkan
angka sebesar 253 miliar euro. Untuk lebih lengkapnya dapat di lihat pada tabel 2.1 di
bawah ini.
Gambar 2.1 Diagram Luxury Goods Global Market HS 71 tahun 1994 – 2015
Sedangkan untuk pasar perhiasan mewah dari data yang di dapat, terjadi
peningkatan dari tahun 2013 hingga 2015. Pada tahun 2013 pasar untuk perhiasan mewah
ini mencatatkan angka sebesar 13 miliar euro. Pada tahun berikutnya meningkat sebesar 8
persen menjadi 14 miliar euro. Untuk tahun 2015, pasar perhiasan mewah ini mencatatkan
angka sebesar 16 miliar euro, atau naik sebesar 18 persen dari tahun sebelumnya.
Gambar 2.2 Diagram Pasar Perhiasan tahun 2013 – 2015
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 19
Menurut Bain & Company, untuk pasar Asia para ritel baru lebih banyak menjual
perhiasan mewah dari pada jam tangan mewah. Selain itu juga Bain & Company
memprediksi bahwa pasar perhiasan mewah akan mengealami kecenderungan meningkat
pada tahun – tahun berikutnya.
Sedangkan untuk negara yang menjadi target pasar barang mewah pada tahun 2015
adalah Amerika Serikat. Pada tahun 2015, estimasi pasar barang mewah mencapai 78,6
miliar euro. Kemudian diikuti oleh Jepang dengan nilai 20,1 miliar euro dan Cina dengan
17,9 miliar euro. Untuk target pasar berdasarkan kota di dunia, New York City menjadi pasar
yang paling besar dengan mencatatkan nilai sebesar 27 miliar euro pada tahun 2015. Untuk
lebih jelas, dapat dilihat pada tabel 2.3 dan tabel 2.4 di bawah ini.
Gambar 2.3 Diagram Negara – Negara Pasar Barang Mewah tahun 2015
Gambar 2.4 Diagram Kota – Kota Target Pasar Barang Mewah tahun 2015
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 20
Selain dari penjualan pada toko konvensional atau offline, kini para ritel juga
memanfaatkan kemajuan teknologi dengan menggunakan toko online. Dengan kecepatan
internet di negara – negara maju, hal ini menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi ritel yang
memiliki toko online. Menurut statistik dari Bain & Company, pasar penjualan melalui online
dari tahun 2003 hingga 2015 mengalami peningkatan yang pesat. Tabel 2.5 di bawah ini
memberikan keterangan detail mengenai pasar penjulan online.
Gambar 2.5 Diagram Pasar Online Barang Mewah tahun 2003 – 2015
Perdagangan dunia untuk produk dengan kode HS 71 ini mengalami peningkatan dan
juga penurunan. Untuk ekspor produk dengan kode HS 71 ini dari tahun 2011 hingga 2013
mengalami peningkatan, namun terjadi penurunan pada tahun 2014. Pada tahun 2011, nilai
ekspor dunia mencatatkan angka sebesar USD 633 miliar, pada tahun berikutnya berturut-
turut naik menjadi USD 757 miliar dan USD 842 miliar. Namun pada yahun 2014 nilai ekspor
tersenbut turun menjadi USD 696 miliar.
Untuk perdagangan dunia, Negara Swiss menjadi penyumbang terbanyak ekspor.
Pada tahun 2015, ekspor Negara Swiss mencapai USD 88 miliar. Kemudian diikuti oleh Hong
Kong dengan nilai USD 70 miliar dan Amerika Serikat dengan nilai ekspor USD 58 miliar.
Indoneisa sendiri pada peta perdagangan global berada pada urutan ke-25 dengan nilai
ekspor sebesar USD 4,6 miliar pada tahun 2014. Untuk nilai ekspor dunia selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut ini.
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 21
Tabel 2.1 Nilai Ekspor Dunia HS 71 tahun 2011 – 2015
Sedangkan untuk impor produk dengan kode HS 71 ini, perdagangan dunia
mengalami peningkatan dan juga penurunan pada periode 2011 hingga 2015. Perdagangan
impor pada tahun 2011 mencatatkan angka sebesar US$ 567 miliar, kemudian pada tahun –
tahun berikutnya naik menjadi US$ 674 miliar pada tahun 2012 dan US$ 712 miliar pada
tahun 2013. Namun pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi US$ 596 miliar.
Negara Swiss menjadi penyumbang impor paling besar pada tahun 2015 dengan nilai impor
sebesar US$ 86 miliar, kemudian diikuti oleh Hongkong dengan nilai sebesar US$ 71 miliar
dan Amerika Serikat dengan nilai impor sebesar US$ 60 miliar. Korea Selatan berada pada
urutan ke -21 dengan nilai impor sebsar US$ 3,5 miliar pada tahun 2015.
Tabel 2.2 Nilai Impor Dunia produk HS 71 tahun 2011 – 2015
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 22
2.2. Perkembangan Perhiasan di Korea Selatan
Perkembangan perhiasan di Korea Selatan tidak terlepas dari kegemaran penduduk
Korea Selatan terhadap barang mewah dan barang bermerek. Oleh karena kecintaan
mereka terhadap barang mewah ini, sebagian besar masyarakat dari kalangan muda hingga
dan Industri furnitur Korea Selatan menurut data yang di perolah daritua tidak segan untuk
menghabiskan pendapatan mereka untuk memenuhi keinginan memiliki barang mewah. Hal
ini dapat terlihar dari diagram consumer spending confident masyarakat Korea Selatan yang
memiliki kecenderungan tinggi.
Sumber : www.tradingeconomics.com
Gambar 2.6 Consumer Spending Confident di Korea Selatan
Berdasarkan gambar diatas, tingkat pengeluaran konsumen pada bulan Maret 2016
mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya pada tahun yang sama. Peningkatan ini
menunjukkan adanya stabilitas pendapatan masyarakat sehingga potensi pengeluaran
konsumen juga semakin tinggi.
Segmentasi perhiasan di Korea Selatan terbagi menjadi tiga kelompok, kelompok
tersebut adalah
a. Remaja (Low-end Consumen)
Untuk konsumen pada kelompok remaja ini pada umumnya lebih menyukai aksesori
yang sedang tren dengan harga terjangkau.
b. Kawula Muda (Low-end to mid Consumen)
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 23
Kelompok ini berusia antara 20 hingga 30 tahun. Pada kelompok ini, perhiasan bukan
lagi sekedar aksesori, melainkan sudah menjadi suatu kebutuhan. Perhiasan seperti jam
tangan, kalung dan cincin merupakan kegemaran dikalangan kelompok ini.
c. Dewasa (High-end Consumen)
Kalangan ini bisa dikategorikan pada usia 30 keatas dan didominasi oleh masyarakat
menegah atas yang menyukai desaigner branded goods dan mayoritas berbelanja di
pusat berbelanjaan mewah.
Namun, pasar untuk high-end goods sudah mulai merambah ke kalangan kaum
muda dikarenakan porsi pengeluaran mereka untuk barang mewah hampir setara
dengan kebutuhan primer.
Sedangkan untuk retail perhiasan di Korea Selatan, persaingan dipimpin oleh
Richemont Korea Ltd, yang menawarkan berbagai macam merek perhiasan asing untuk
kalangan VIP, salah satunya Cartier Maison, Dior, Van Cleef, dan Arpels dimana ketiga merek
ini sedang naik daun di pasaran. Romanson CO Ltd di posisi kedua juga mampu memimpin
pasar dengan merek utama J.Estina dimana mengalami peningkatan penjualan dari tahun –
tahun sebelumnya. Berbagai merek asing lainya, seperti Tiffany, Chanel, Bvlgari, dan
Damiani juga terus mengalami peningkatan yang cepat setiap tahunnya. Bahkan diantara
merek - merek tersebut tidak hanya memfokuskan pangsa pasar mereka untuk kalangan
atas saja tetapi juga merambah kalangan menengah dengan menyediakan produknya di
beberapa outlet-outlet kecil.
Sementara itu retail fesyen lokal, seperti Samsung dan LG Fashion juga turut
berpartisipasi dalam menawarkan perhiasan ke pasaran. Untuk kalangan menengah, produk
perhiasan yang terbuat dari perak (silver) cukup mendominasi khususnya bagi mereka yang
memiliki ketertarikan dengan metal putih (white metal). Permintaan produk perak juga
tidak kalah dengan permintaan perhiasan produk emas mengingat perhiasan perak juga
memiliki desain dan keunikan tersendiri. Selain itu, faktor harga juga menentukan
keputusan pembeli yaitu masyarakat Korea khususnya penduduk di kalangan menengah.
Secara khusus, terdapat tren pada produk aquamarine silver ring yang populer event khusus
seperti white day.
Selain itu juga perkembangan dan tren pasar perhiasan di Korea Selatan dapat dilihat
dari beberapa faktor, seperti
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 24
a. Pola Konsumsi Masyarakat yang terpolarisasi
Perhiasan berbahan murah, seperti perak dan Kristal menjadi pilihan kalangan
menengah bawah dikarenakan semakin melonjaknya harga emas di pasaran.
b. Perhiasan sebagai aspek yang berkaitan dengan fesyen
Pengunaan perhiasan dalam dunia fesyen sudah semakin intens. Ketika harga emas
tidak lagi memenuhi kepuasan konsumen, maka bisa dikatakan bahwa perhiasan
berbahan murah memiliki prospek bisnis yang cerah karena mayoritas konsumen
merupakan kaum muda dan remaja.
c. Meningkatnya Jumlah Konsumen Pria
Dalam beberapa tahun terakhir, maraknya konsumen pria yang membeli produk kaum
hawa menandakan adanya kesetaraan gender dalam praktek konsumsi masyarakat.
Menurut salah satu online shopping mall terbesar di Korea, Interpark, penjualan
aksesoris untuk pria terus mengalami peningkatan sebesar 20%.
2.3. Tren Impor Perhiasan di Korea Selatan
Kecenderungan impor Korea Selatan untuk produk perhiasan dalam 5 (lima) tahun
terakhir menunjukkan penurunan. Pada tahun 2011 nilai impor Korea Selatan mencatatkan
angka sebesar US$ 4,6 miliar. Pada tahun – tahun berikutnya mengalami penurunan, yakni
sebesar US$ 3,8 miliar pada tahun 2012 dan US$ 3,6 miliar pada tahun 2013. Pada tahun
2014 mengalami peningkatan menjadi US$ 3,7 miliar, namun pada tahun 2015 mengalami
penurunan kembali menjadi US$ 3,5 miliar.
Tabel 2.3 Nilai impor HS 71 Korea Selatan Tahun 2011 – 2015
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 25
Sedangkan untuk impor produk turunan HS 71, pada tahun 2015 didominasi oleh
produk dengan kode HS 7108, HS 7112 dan HS 7110. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel 2.4 di bawah ini.
Tabel 2.4 Nilai impor HS 71 dan turunannya Tahun 2011 – 2015
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 26
2.4. Kebijakan Tariff
Berdasarkan kebijakan ASEAN - Korea FTA, tarif untuk produk perhiasan dengan kode
HS 71 dari Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 2.5 Pengenaan Tariff Produk HS 71 berdasarkan FTA
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 27
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 28
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 29
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 30
Menurut situs www.custom.go.kr produk dengan kode HS 71 untuk tariff ASEAN-FTA
dikenakan bea tarif sebesar 0 (nol). Dan menurut situs www.kita.org untuk produk
perhiasan dari Indonesia ini tidak memerlukan Consolidated Public Notice dan Custom
Clearances.
2.5. Strategi Memasuki Pasar
Untuk masuk ke pasar Korea Selatan memiliki tantangan tersendiri. Oleh karena itu
strategi yang efektif diperlukan oleh pengusaha Indonesia untuk mengatasi tantangan
tersebut. Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain adalah :
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 31
A. Melakukan Kerja sama dengan Perusahaan Lokal
Melakukan kerja sama dengan perusahaan lokal merupakan salah satu strategi untuk
bisa masuk ke pasar Korea Selatan, selain kerjasama dengan perusahaan lokal, strategi
lain yang dapat dilakukan antara lain adalah :
Direct Entry
Sebuah tenan perlu menyiapkan toko sendiri di sebuah department store, di jalan
atau di pusat perbelanjaan.
Joint Venture
Sebuah perusahaan dapat membuat persetujuan joint venture dengan retailer lokal.
Secara umum ada 3 pemain utama department store di Korea Selatan (Lotte
Shopping, Shinsaegae, Hyundai Department Store Group)
Franchise
Perusahaan asing dapat masuk ke Korea Selatan dengan membuat perjanjian
kerjasama franchise dengan lokal retailer atau pusat grosir.
Agent / Distributor
Penjualan dilakukan melalui agen atau distributor yang akan mendistribusikan
merek. Biasanya, hal ini dilakukan oleh perusahaan skala kecil atau menengah
dengan portfolio merek yang berbeda-beda.
Direct Sales
Perusahaan bisa melakukan penjualan langsung dengan mendirikan retail individu.
B. Meningkatkan Kualitas Produk
Korea Selatan memberlakukan peraturan yang ketat dalam memutuskan produk
impor, seperti :
Kualitas bahan baku
Kebersihan produk
Proses produksi
C. Mencari informasi terkini dari organisasi terkait di Korea Selatan
Asosiasi di Korea Selatan yang berhubungan dengan produk HS 71 adalah
Korea Jewellers Association (www.jewelkorea.org)
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 32
Korea Jewelry Business News (www.diamonds.co.kr)
Korea Diamond Association (www.kda88.com)
The Previous Metal Analysis and Gem Trade Laboratory of Korea
(www.hallmark.or.kr)
Korean Gem Trade Association (www.kqta.co.kr)
D. Berpartisipasi dalam berbagai pameran
Pengusaha Indonesia perlu mencari informasi mengenai pameran yang
berhubungan dengan komoditas mereka, baik itu di dalam negeri maupun di luar
negeri. Kemudian yang harus dilakukan adalah mendaftar untuk ikut berpartisipasi di
pameran tersebut, baik sebagai exhibitor maupun hanya sebagai visitor.
Pameran yang berhubungan dengan produk HS ini adalah
Korea International Jewelry & Watch Fair - JEWELRY FAIR KOREA
Seoul Gift Show (www.seoulgiftshow.com)
The Wedding Exhibition Korea (www.seoulfairs.com)
Seoul Essence Wedding Fair (www.esswedding.co.kr)
Import Goods Fair / Household Exhibition (www.koima.or.kr)
Gambar 2.7 Jewelry Fair Korea 2014
Dengan menjadi peserta pameran, pengusaha Indonesia dapat memperkenalkan
produknya dan menjalin relasi sebanyak mungkin. Dengan mengikuti pameran juga
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 33
mempunyai keuntungan yaitu perusahaan terdaftar di dalam katalog bisnis yang dapat
dijadikan referensi untuk perdagangan internasional.
E. Mempelajari budaya perusahaan Korea Selatan
Jika ingin melakukan bisnis ke negara lain, kiranya adalah sebuah aset yang
bermanfaat untuk mengetahui serta mempelajari budaya negara tersebut. Dengan
memiliki pengetahuan tentang sejarah, bahasa, kultur, cara hidup, terlebih lagi kultur
berbisnis Korea Selatan, akan mempermudah produsen maupun eksportir Indonesia
untuk berhubungan bisnis dengan rekan Korea Selatan. Selain mengetahui dan
mempelajari hal-hal seperti diatas, pengetahuan lebih jauh tentang pasar Korea Selatan
juga sangat penting sehingga dapat memahami permintaan dan tren pasar.
F. Menjalin Kerjasama dengan perwakilan dagang di luar negeri
Pengusaha Indonesia harus aktif dalam mencari informasi mengenai pasar Korea
Selatan, pencarian informasi ini dapat dilakukan dengan cara menghubungi Perwakilan
Dagang Luar Negeri Indonesia di Korea Selatan dalam hal ini Kedutaan Besar RI dan
Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Busan.
G. Memiliki Website perusahaan
Korea merupakan Negara yang memiliki jaringan internet tercepat di dunia dan
orang-orang Korea cenderung untuk mencari informasi melalui internet. Salah satu cara
efektif dalam memperkenalkan produk maupun perusahaan secara global adalah
memiliki website. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menampilkan informasi di website perusahaan, yaitu :
Profil perusahaan, produk dan segala informasi ditampilkan dengan tata bahasa yang
jelas dan harus ada pilihan bahasa dalam bahasa Inggris.
Memiliki e-mail resmi perusahaan.
Perusahaan harus memberi respon dengan cepat apabila ada permintaan dari calon
konsumen baik melalui e-mail maupun media komunikasi lainnya seperti telepon
atau faksimili.
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 34
3. Regulasi Produk Perhiasan di Korea Selatan
3.1. Kebijakan Impor Produk Perhiasan di Korea Selatan
Indonesia adalah salah satu negara ASEAN dan ikut menandatangai perjanjian FTA,
sehingga menurut KCS (Korea Customs Service) tariff rate untuk produk dengan kode HS 71,
adalah 0 (nol). Menurut situs www.kita.org, produk dengan kode HS 71 ini tidak
memerlukan Customs Clearence dan konsolidasi umum publik dari Pemerintahan Korea
untuk ekspor ke Korea Selatan.
3.2. Peraturan Umum
Untuk mengekspor komoditi perhiasan ini, eksportir perlu memperhatikan dua
ketentuan utama yang berkaitan dengan “Quality Control and Safety Management of
Industrial Products Act” dan “Measures Act” . Berikut ini adalah keterangan mengenai
ketentuan ekspor perhiasan :
1. Quality Control and Safety Management of Industrial Products Act
a. Jenis Logam Mulia dan Kandungannya
b. Marking
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 35
2. Measures Act
Selain itu juga disarankan pula dalam pemberian lebel, produk di berikan stempel
cap “Hallmark” untuk meyakinkan kualitas perhiasan kepada konsumen. Ada tiga jenis cap
Hallmark, yakni Taegeuk (대국), Mugunghwa (무궁화), dan Gold Hallmark.
3.3. Prosedur Impor (Import Procedures)
Berikut ini adalah prosedur impor ke Korea Selatan menurut laman
www.customs.go.kr.
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 36
Sumber : http://www.customs.go.kr
Gambar 3.1 Diagram Prosedur Impor ke Korea Selatan
3.4. Pengurusan Ijin Impor (Import Clearence)
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, Indonesia sebagai anggota ASEAN yang ikut
menandatangani FTA bersama dengan Korea Selatan diharuskan mengikuti import clearence
FTA. Berikut ini adalah prosedur tersebut :
Sumber : http://www.customs.go.kr
Gambar 3.2 Diagram Prosedur Bea Cukai Korea Selatan di bawah FTA
3.5. Standarisasi produk di Korea Selatan
Korea Selatan memberlakukan standar nasional yang disebut Korean Standards (KS).
Standar ini di keluarkan oleh Korean Agency for Technology and Standard (KATS) dan di
publikasi oleh Korean Standards Association (KSA). Selain itu ada beberapa Standar
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 37
Internasional yang dapat menjadi acuan untuk produk impor di Korea Selatan. Adapun
standar internasional yang dapat menjadi acuan tersebut adalah :
- ISO (International Standardization Organization)
- IEC (International Electrotechnical Commission)
- ASTM (American Society of Testing Materials)
- EN (European Norm)
- DIN (Deusche Industrie Norm)
- NF (Normes Francaises)
Korean Agency for Technology and Standards (KATS) adalah lembaga standarisasi
nasional di Korea Selatan. Sistem standarisasi Korea memiliki dua stuktur, yaitu technical
regulations (mandatory standards) yang dibuat oleh kementrian dan lembaga pemerintah,
dan voluntary standards yang ditetapkan oleh KATS. Korean Standards Association
(KSA) adalah distributor resmi dari Korean Industrial Standard (KS) yang dapat dibeli melalui
laman Korean Standards Service Network (KSSN).
Untuk dapat di impor ke Korea Selatan, pemerintah Korea Selatan mewajibkan
eksportir maupun importir perhiasan untuk melakukan uji keamanan produk yang berada
dibawah pegawasan Quality Management and Safety Control of Industrial Products Act,
khusunya untuk beberapa produk yang belum ataupun kurang memenuhi standar
keamanan dalam proses produksi, untuk selanjutnya memperoleh sertifikasi kelayakan
produk sebelum deklarasi custom.
Untuk memenuhi proses sertifikasi Korea Product Safety (KPS) atau Korea
Certification (KC), eksportir harus terlebih dahulu mengajukan formulir kepada agen inspeksi
khusus, seperti Ministry of Knowledge Economy dan Korean Agency for Technology and
Standards dimana bisa dikirim melalui perwakilan resmi di Korea Selatan. Formulir tersebut
nantinya akan diikutsertakan dengan tes produk dan inspeksi pabrik.
Setelah semua proses sertifikasi berhasil dilakukan, perhiasan yang mendapatkan KC
mark kemudian dapat memasuki pasar Korea Selatan. Perlu diingat juga bahwa sertifikasi ini
harus diperbaharui setiap tahunnya melalui inspeksi berkala.
Selain itu ada beberapa instansi yang dapat membantu dalam pengurusan dokumen
dan pengujian. Sebagai contoh, salah satu instansi yang dapat membantu untuk
mendapatkan sertifikat tersebut adalah Intertek. Intertek dapat membantu untuk
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 38
melakukan pengujian keamanan produk dengan standar Korea yang berlaku. Kemudian
Intertek membuatkan laporan hasil pengujian dan menyerahkan semua dokumen yang
relevan kepada KATS untuk mendapatkan KC Mark. Setelah menerima sertifikasi dari KATS,
produsen berwenang untuk membubuhkan tanda KC pada produk. Dengan adanya tanda KC
ini, konsumen dapat untuk mengenali dan memilih produk untuk keselamatan mereka,
kualitas, kesehatan dan ramah lingkungan.
Intertek akan melakukan inspeksi tindak lanjut tahunan untuk memastikan produk
anda terus menjadi sesuai dengan standar yang sesuai. Untuk melihat persyaratan lainnya
dapat mengunjungi lama Intertek yaitu www.intertek.com. Intertek juga dapat membantu
memenuhi persyaratan mengenai pelabelan, seperti :
Produsen / Importir
Negara Asal
Instruksi perawatan
Alamat & Nomor Telepon dari Labeler
Diproduksi Tanggal & Ukuran
Gambar 3.3 Tanda Sertifikasi Standar Korea
Diagram di bawah ini memberikan informasi mengenai prosedur untuk mendapatkan
serifikat untuk produk barang.
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 39
Sumber : http://www.customs.go.kr/
Gambar 3.4 Diagram Prosedur Mendapatkan Sertifikasi untuk produk Barang
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 40
4. Informasi Penting
4.1. Perwakilan Korea Selatan di Indonesia
Tabel 4.1 Daftar Nama Perwakilan Korea Selatan di Indonesia
Nama Perwakilan Alamat
1 Kedutaan Besar Korea Selatan,
Jakarta
Jl. Jenderal Gatot Subroto
Kav. 57 Jakarta Selatan 12950
Tel : (+62)-21-2967-2555
Fax : (+62)-21-2967-2556 / 2557
E-mail : [email protected]
2 KOTRA
(Korea Trade Promotion
Corporation)
Jakarta
Wisma GKBI, 21F Suite 2102
Jl. Jendral Sudirman Kav. 28, Jakarta 10210,
Indonesia
Tel : (+62)-21-574-1522
Fax: (+62)-21-572-2187
E-mail : [email protected]
3 KOICA
(Korea International Cooperation
Agency) Jakarta
Jl. Gatot Subroto No.58, Jakarta Selatan
12930,
Indonesia
4.2. Perwakilan Indonesia di Korea Selatan
Tabel 4.2 Daftar Nama Perwakilan Indonesia di Korea Selatan
No Nama Perwakilan Alamat
1 Kedutaan Besar Republik Indonesia
untuk Korea Selatan
di Seoul
55 Yeoeuido-dong, Yeongdeungpo-gu,
Seoul 150-010, Republik Korea
Telp : (02)-783-5675/77
(02)-783-5371 atau 72
Fax : (02)-780-4280
E-mail : [email protected]
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 41
Website : www.indonesiaseoul.org / atdag-
2 Indonesian Trade and Promotion
Center (ITPC)
Busan
1st floor, #103 Korea Express Building
1211-1 Choryang-dong, Dong-gu, Busan
Korea Selatan
Telp : 82-51-441-1708
Fax : 82-51-441-1629
E-mail :[email protected]
Website :www.itpc-busan.kr
4.3. Perusahaan Importir Perhiasan di Korea Selatan
Tabel 4.3 Daftar nama perusahaan Importir Perhiasan di Korea Selatan
No Nama Perusahaan Keterangan
1 Woosung Jewelry MFG., Co. CEO : Kyeong-chol Park
215-44 Yeongdung-dong, Iksan-si, Jeollabuk-do
Korea
Tel : + 82 - 63 – 8353491
Fax : + 82 - 63 - 8352366
2 Samshin Diamonds Co CP : Shin Myeong Sook
Samsin Building, Sinsa-dong, Gangnam-gu
Seoul KOREA
Tel : 82-2-512-8484
Fax : 82-2-6540-2779
Website : http://www.samshin.co.kr/
3 Elca Korea Ltd
Meritz Tower 9F, 382 Gangnam-daero,
Gangnam-gu, Seoul KOREA
Tel : 82-2-3440-2600
Website : www.elcakorea.com
4 Taekwang Jewelry Co,. Ltd CP : Chang Gil, Ann
21, Buchang-dong, Jung-gu, Seoul, 100-080
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 42
KOREA
Tel : 82-2-753-9890
Fax : 82-2-753-2224
5 Silla Jewelry Co,. Ltd CP : Yoon Hee Chung
191-27 Young Deung-Dong, Iksan-City Jeonbuk,
Republic of Korea.
Tel : 82 - 63 - 8333310
Fax : 82 - 63 - 8333313
6 Gembros Jewelry Co,. Ltd CP : Brendan Park Kim
Queens Vill 15-6, Nonhyeon 1-dong, Gangnam-
gu, Seoul, Korea
Tel : 82-2-517-5728
Fax : 82-2-511-6870
Email : [email protected]
Website : www.gembros.co.kr
7 Gemco Jewelry Co,. Ltd CP :Park Ok Sub
Gangbuk Union Bldg., 239, Beon 3-dong,
Gangbuk-gu, Seoul, South Korea
Tel : 82-2-981-7400
Fax : 82-2- 989-5216
Website : www.igemco.co.kr
MARKET BRIEF PERHIASAN ITPC BUSAN 43
DAFTAR PUSTAKA
Website :
www.foreign-trade.com/reference/hscode.cfm
www.kbriseoul.kr
www.kita.org
www.trademap.org
www.standardsportal.org/
www.customs.go.kr
www.akfta.asean.org
http://data.worldbank.org/country/korea-republic
http://data.worldbank.org/
www.tradingeconomics.com
www.kosis.kr
www.kesis.net
www.kats.go.kr
www.intertek.com