(download file).doc.doc

8
INTEROPERABILITAS CROSS-APLIKASI DENGAN SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE Rafika Kurnia Dewi Biro Organisasi dan Kepegawaian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia [email protected] Abstraksi Dengan semakin majunya teknologi, pemanfaatan teknologi yang semakin berkembang maka kompleksitas dan keanekaragaman platform tidak bisa dihindari. SOA (Service Oriented Architecture) menawarkan sebuah rancangan arsitektur yang dapat digunakan untuk melakukan pengintegrasian sistem informasi/aplikasi. Keberagaman aplikasi yang digunakan terkadang menimbulkan ambiguitas dan redudansi data. Keuntungan dari SOA dapat memberikan manfaat bagi BOK untuk melakukan pengembangan dalam proses bisnis BOK dan untuk LIPI sendiri dapat digunakan untuk mengatasi masalah integrasi aplikasi di beberapa satuan kerja di bawahnya. SOA memberikan solusi dalam menangani kompleksitas platform perangkat keras, perangkat lunak, perawatan perangkat lunak, penggunaan kembali kode, dan pengembangan layanan-layanan. SOA adalah sebuah kerangka kerja untuk mengintegrasikan proses bisnis dan mendukung infrastruktur teknologi informasi dan menstandarisasi komponen-komponen layanan yang dapat digunakan kembali dan digabungkan sesuai dengan prioritas bisnis. SOA bersifat loosely coupled (tingkat ketergantungan antar komponen rendah), higly interoperable (mudah dioperasikan), reusable (dapat digunakan kembali), dan interoperability (dapat berkomunikasi antar platform). Kata Kunci : Service Oriented Architecture, interoperabilitas, cross-aplikasi. 1. PENDAHULUAN Penambahan antarmuka baru, menggabungkan data dari sumber yang berbeda dalam satu tampilan adalah alasan umum dalam melakukan investasi dan perbaikan terhadap sistem pada suatu organisasi atau instansi. Kompleksitas adalah fakta

Upload: zubin67

Post on 19-May-2015

717 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (download file).doc.doc

INTEROPERABILITAS CROSS-APLIKASI DENGAN SERVICE

ORIENTED ARCHITECTURE

Rafika Kurnia Dewi

Biro Organisasi dan KepegawaianLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

[email protected]

Abstraksi

Dengan semakin majunya teknologi, pemanfaatan teknologi yang semakin berkembang maka kompleksitas dan keanekaragaman platform tidak bisa dihindari. SOA (Service Oriented Architecture) menawarkan sebuah rancangan arsitektur yang dapat digunakan untuk melakukan pengintegrasian sistem informasi/aplikasi. Keberagaman aplikasi yang digunakan terkadang menimbulkan ambiguitas dan redudansi data. Keuntungan dari SOA dapat memberikan manfaat bagi BOK untuk melakukan pengembangan dalam proses bisnis BOK dan untuk LIPI sendiri dapat digunakan untuk mengatasi masalah integrasi aplikasi di beberapa satuan kerja di bawahnya. SOA memberikan solusi dalam menangani kompleksitas platform perangkat keras, perangkat lunak, perawatan perangkat lunak, penggunaan kembali kode, dan pengembangan layanan-layanan. SOA adalah sebuah kerangka kerja untuk mengintegrasikan proses bisnis dan mendukung infrastruktur teknologi informasi dan menstandarisasi komponen-komponen layanan yang dapat digunakan kembali dan digabungkan sesuai dengan prioritas bisnis. SOA bersifat loosely coupled (tingkat ketergantungan antar komponen rendah), higly interoperable (mudah dioperasikan), reusable (dapat digunakan kembali), dan interoperability (dapat berkomunikasi antar platform).

Kata Kunci : Service Oriented Architecture, interoperabilitas, cross-aplikasi.

1. PENDAHULUAN

Penambahan antarmuka baru, menggabungkan data dari sumber yang berbeda dalam satu tampilan adalah alasan umum dalam melakukan investasi dan perbaikan terhadap sistem pada suatu organisasi atau instansi. Kompleksitas adalah fakta terhadap perkembangan teknologi informasi (Erl, 2007). Tantangan utama saat ini adalah berkaitan dengan kompleksitas ketika membangun aplikasi dan peningkatan kinerja aplikasi dan sistem. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, aplikasi dan platform yang digunakan oleh departemen atau instansi menjadi beragam. Keberagaman aplikasi yang digunakan terkadang menimbulkan ambiguitas dan redudansi data. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga memunculkan

kendala baru dimana adanya perbedaan kemampuan sumber daya manusia dalam mengolah dan memanfaatkan teknologi mengakibatkan munculnya aplikasi dengan format yang berbeda-beda. Hal ini juga dapat menyebabkan data yang sama pada tempat yang berbeda (redudancy) dan informasi yang sama pada aplikasi yang berbeda (incompatibility). Seperti yang terjadi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), terdapat aplikasi utama yang di dalamnya terdapat informasi kepegawaian, di lain pihak LIPI juga memiliki Biro Organisasi dan Kepegawaian (BOK) yang dilihat dari tugas dan fungsinya juga memiliki aplikasi kepegawaian yang sesuai dengan proses bisnis yang terjadi di dalamnya. Dua aplikasi ini

Page 2: (download file).doc.doc

mengacu pada database masing-masing, yang mengakibatkan adanya informasi kepegawaian yang sama pada aplikasi yang berbeda, dan hal ini menimbulkan ambiguitas.

SOA adalah sebuah kerangka kerja untuk mengintegrasikan proses bisnis dan mendukung infrastruktur teknologi informasi dan menstandarisasi komponen-komponen layanan yang dapat digunakan kembali dan digabungkan sesuai dengan prioritas bisnis. SOA bersifat loosely coupled (tingkat ketergantungan antar komponen rendah), higly interoperable (mudah dioperasikan), reusable (dapat digunakan kembali), dan interoperability (dapat berkomunikasi antar platform). SOA menawarkan beberapa keuntungan, yaitu (Erl, 2005): Bersifat standard. SOA dengan teknologi web service

bersifat lebih interoperable dibandingkan dengan RPC (Remote Procedure Call), DCOM (Distributed Component Object Model), CORBA (Common Object Request Broker Architecture), EJB (Enterprise Java Bean), dan RMI (Remote Method Invocation).

SOA dapat didefinisikan sebagai function, object, dan method.

Karena sifat platform yang independent maka perusahaan atau organisasi dapat menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras yang lebih bebas sesuai dengan pilihan mereka.

Tidak tergantung pada satu vendor tertentu saja. Sifat loosely coupled menjadikan SOA dapat mengintegrasikan komponen yang memiliki cohesion yang rendah.

SOA mendukung pengembangan yang terus menerus, distribusi, dan maintenance yang bertahap.

Perusahaan dapat menggunakan perangkat lunak yang telah mereka punyai dan menggunakan SOA untuk membuat aplikasi tanpa harus mengganti aplikasi yang sudah ada. Sifat interoperability menjadikan SOA dapat diterapkan pada sistem informasi yang dinamis.

2. PEMBAHASAN

Era modern saat ini, fungsi-fungsi operasi bisnis pada sistem informasi dapat diterapkan secara otomatis, dan tantangan yang muncul adalah bagaimana meningkatkan kemampuan dari sistem atau aplikasi yang akan digunakan dengan selaras dengan kebutuhan-kebutuhan baru. Kompleksitas adalah fakta terhadap perkembangan teknologi informasi. Tantangan utama saat ini adalah berkaitan dengan kompleksitas ketika membangun aplikasi yang baru, menggantikan aplikasi yang lama, dan melakukan perawatan serta peningkatan kinerja aplikasi dan sistem. Untuk menjawab tantangan tersebut sebuah paradigma pengembangan berorientasi layanan (service-oriented development) ditawarkan untuk menjadi solusi terhadap kompleksitas yang dihadapi (Erl, 2007).

Layanan atau service berbeda dengan sebuh object atau procedure. Layanan didefinisikan dengan messages dimana suatu layanan dapat melakukan pertukaran messages dengan layanan yang lain. Service dalam lingkup SOA merupakan sekumpulan fungsi, prosedur, atau proses yang akan memberikan respon jika diminta oleh user. SOA adalah sebuah bentuk teknologi arsitektur yang mengikuti prinsip-prinsip service-orientation (berorientasi service) (Erl,2007). Konsep service-orientation ini melakukan pendekatan dengan membagi masalah besar menjadi sekumpulan service kecil yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. SOA tidak terkait dengan suatu teknologi tertentu, tapi lebih kearah pendekatan untuk membangun perangkat lunak yang moduler.

Prinsip-prinsip berikut ini mendefinisikan aturan-aturan dasar dalam pengembangan, perawatan dan penggunaan dari SOA (Erl, 2007):

a. Konsep utama dari SOA adalah layanan.

b. Setiap layanan didefinisikan dengan sebuah kontrak yang formal.

c. Layanan-layanan hanya berinteraksi dengan layanan yang lain melalui

Page 3: (download file).doc.doc

antarmuka kontrak yang telah didefinisikan terlebih dahulu.

d. Layanan-layanan harus dapat diakses melalui standar teknologi yang tersedia pada lingkungan secara umum. Mekanisme-mekanisme yang digunakan harus dapat diterima oleh standar-standar industri.

e. Layanan-layanan harus dapat didefinisikan ke dalam level abstraksi yang tinggi yang berhubungan dengan aktifitas-aktifitas pada dunia nyata dan fungsi-fungsi bisnis yang dapat dikenal sehingga kebutuhan-kebutuhan bisnis dan kemampuan-kemampuan teknikal dapat diselaraskan dengan tepat.

f. Layanan-layanan yang tersedia harus memiliki arti yang penuh atau mudah dipahami.

g. Layanan-layanan harus loosely coupled.

h. Kumpulan layanan harus memiliki tipe dokumen yang sama, yaitu dokumen XML. Hal ini untuk memfasilitasi pertukaran informasi diantara layanan-layanan dan struktur serta semantik dari dokumen harus disepakati dan dapat dimengerti dengan baik.

i. Layanan-layanan harus memberikan tugas-tugas yang spesifik dan menyediakan antarmuka yang sederhana untuk mengakses atau menggunakan fungsionalitas yang disediakan.

j. Layanan-layanan harus menyediakan informasi yang menjelaskan kemampuan dan keterbatasan dari layanan yang disediakan. Informasi tersebut harus tersedia pada repository.

2.1 Analisis lingkup masalah dan titik tolak

Menentukan titik awal untuk melakukan penerapan SOA pada sistem informasi kepegawaian merupakan bagian penting dalam menentukan strategi lingkup masalah yang akan dikerjakan. Lingkup masalah yang akan dikerjakan adalah untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan organisasi, unit pendukung, dan bagian pengguna sistem informasi dalam mengintegrasikan sistem informasi kepegawaian yang ada di BOK LIPI (SIMPEG) dengan aplikasi utama LIPI sehingga data kepegawaian dapat terintegrasi untuk mengurangi ambiguitas dan redudansi data. Lingkup masalah akan dituangkan dalam bentuk objektif-objektif yang harus dicapai dalam mengintegrasikan aplikasi (SIMPEG dan IntraLIPI).

2.2 Investigasi awal aplikasi

Investigasi awal (preliminary investigation) dilakukan dengan 3 cara : pertama, investigasi aplikasi IntraLIPI dan SIMPEG, kedua investigasi hubungan antar aplikasi tersebut, dan ketiga investigasi current sistem atau sistem yang digunakan saat ini beserta dengan proses bisnis yang sedang dijalankan serta teknologi informasi yang digunakan baik pada IntraLIPI maupun SIMPEG.

Langkah berikut yang akan dilakukan adalah melakukan inisiasi. Inisiasi adalah proses dalam melakukan ‘kick started’ yang harus dilakukan. Proses ini mencakup : menentukan objektif-objektif yang harus dicapai serta prioritas-prioritas dalam integrasi data kepegawaian antara dua aplikasi tersebut. Objektif-objektif yang ingin dicapai dengan penerapan SOA adalah sebagai berikut :

1. Mengurangi teknologi lock-in (portability), tidak terpaku pada satu teknologi tertentu.

2. Penggunaan kembali aplikasi yang telah ada (reusability).

3. Mendukung penggunaan multi-platform.

4. Layanan sistem informasi yang disediakan dapat digunakan oleh aplikasi yang lain (loosely coupled).

5. Bebas ketergantungan sistem operasi.

6. Bebas ketergantungan database server.

7. Bebas ketergantungan bahasa pemrograman.

Page 4: (download file).doc.doc

8. Interkoneki dalam format yang telah disepakati.

2.3 Analisis layanan aplikasi

Analisis aplikasi kini dilakukan untuk mengetahui kondisi infrastruktur dan proses bisnis yang telah ada. Hasil analisis apikasi kini menentukan strategi yang akan dilaksanakan untuk pengintegrasian aplikasi IntraLIPI dan SIMPEG. Elemen terpenting dalam melakukan analisis layanan adalah untuk menemukan layanan kepegawaian yang akan disediakan oleh SIMPEG dan dapat dipergunakan oleh IntraLIPI dengan database kepegawaian yang terpusat pada aplikasi SIMPEG.

2.4 Analisis kebutuhan layanan kepegawaian

Analisis kebutuhan layanan dilakukan dengan cara melakukan proses SOA lifecycle dan service lifecycle. Siklus hidup pembangunan SOA dilakukan dengan melakukan : analisis requirement, design and development, dan IT operation. Pada tahap IT operation siklus hidup layanan akan terus berlanjut dan akan terjadi apabila terdapat layanan informasi baru yang dibutuhkan user. Siklus hidup layanan akan terus dimonitor, dirawat dan apabila terdapat kebutuhan baru maka kebutuhan baru yang muncul akan dianalisis, didesain, dibangun, dan di deploy sesuai dengan siklus hidup layanan.

2.5 Analisis pengintegrasian aplikasi menggunakan SOA

SOA dan web services memberikan pendekatan-pendekatan mengintegrasikan aplikasi IntraLIPI dan SIMPEG. Pendekatan umum untuk menggunakan web service dalam melakukan integrasi termasuk :

1. Legacy data-driven. Data yang lama dapat di-shared dengan mengembangkan skema XML untuk legacy data, dan menggunakan SOAP sebagai format dari data. Pendekatan ini secara sederhana dapat disebut sebagai integrasi pada level data. Data dan informasi yang digunakan pada setiap

aplikasi dianalisis dan dirancang struktur data untuk diintegrasikan.

2. API/method-driven. Remote methods dan program API’s dapat digunakan dengan mengubahnya menjadi web services. Melakukan restrukturisasi terhadap metode-metode dan API dengan mengubah menjadi web services agar dapat diakses oleh protokol umum oleh sistem atau aplikasi yang lain.

3. Contract-driven. Mendefinisikan kontrak untuk web services kemudian menyediakan ‘pembungkus’ untuk aplikasi lama yang akan memetakan interface yang telah dikontrak antara legacy data/messages/APIs.

Secara khusus teknologi web services menyediakan sebuah cara baru untuk mengijinkan aplikasi yang telah ada dan aplikasi yang lain untuk melakukan transaksi (interoperate), mendukung dalam membuat aplikasi yang komposit secara cepat dan mudah menggabungkan antarmuka ke dalam aplikasi-aplikasi individual, memudahkan untuk mengkombinasikan dan menganalisis data dari berbagai macam sumber, menggunakan XML sebagai format data standar.

2.6 Model arsitektur pengintegrasian

Model proses pengintegrasian terhadap layanan-layanan yang terdapat pada masing-masing aplikasi akan dirancang dengan menggunakan web services. Web services dengan dukungan WSDL memampukan suatu organisasi menerapkan sebuah strategi untuk mengintegrasikan sistem informasi dan aplikasi di dalamnya.

2.7 Strategi proses interoperabilitas cross-aplikasi

Arsitektur interoperabilitas berorientasi layanan membuat sebuah level dari antarmuka layanan dapat direpresentasikan secara umum. Data, fungsi, procedure yang ada pada suatu aplikasi dapat dengan mudah untuk dibagikan atau digunakan oleh user yang membutuhkan dengan merepresentasikannya ke dalam sebuah

Page 5: (download file).doc.doc

layanan (web services). Hal ini sangat mendukung terjadinya interoperability antar aplikasi IntraLIPI dan SIMPEG.

3. PENUTUP

Arsitektur berorientasi layanan menyediakan suatu bentuk abstraksi bagaimana suatu sistem informasi akan dibangun, sedangkan web services sebagai teknologi yang akan mengatur bagaimana sebuah sistem dapat berinteraksi dan dapat digunakan oleh sistem informasi atau aplikasi yang lain.

Persoalan interoperabilitas pada pertukaran data bukanlah masalah teknis semata. Secara teknis, persoalannya adalah pada penanganan heterogenitas antar aplikasi yang saling berkomunikasi. Teknologi yang ada saat ini telah memungkinkan dibangunnya interoperabilitas di atas heterogenitas aplikasi.

Selain masalah teknis, interoperabilitas juga perlu “dipaksakan” pada aras kebijakan. Pemaksaan ini diperlukan untuk menyeragamkan format dan mekanisme pertukaran data antar aplikasi. Isu-isu terkait seperti keamanan dan integritas data, pembagian kewenangan, dan masalah legal harus diatur untuk menjamin tujuan pertukaran data dapat tercapai. Untuk melaksanakan ini diperlukan otoritas yang memiliki kewenangan yang cukup, baik di dimensi horizontal (fungsi koordinasi) maupun vertikal (fungsi kontrol).

Teknologi web services membantu pengguna suatu layanan untuk lebih dekat dengan abstraksi yang lebih tinggi. Pengguna layanan dapat lebih mudah menggunakan suatu layanan karena layanan tersebut memiliki definisi yang jelas dan proses layanan tersebut lebih mudah untuk dimengerti manusia.

4. Daftar Pustaka

[1] Erl, Thomas.(2004). Service Oriented Architecture : A Field Guide To Integrating XML and Webservices. New Jersey : Pearson Education, Inc.

[2] Erl, Thomas.(2007). Service Oriented Architecture : Principles of Service Design. New Jersey : Pearson Education, Inc.

[3] Erl, Thomas.(2005). Service Oriented Architecture : Concepts, Technology, and Design.

[4] Krafzig, Dirk, dkk. (2004) : Enterprise SOA: Service-Oriented Architecture Best Practices. Prentice Hall

[5] Zimmermann, Olaf dkk. (2004) : Element of Service-Oriented Analysis and Design. http://www.ibm.com/developerworks/library/ws-soad1/, diakses tanggal 10 Maret 2009 jam 16.35

[6] SOA Reference Architecture Defining The Key Elements Of A Successful SOA Technology Framework. http://www.webMethods.com, diakses tanggal 10 Maret 2009 jam 16.40