Pengaruh Instagram Terhadap Gaya Busana Hijab di Kalangan Remaja
(Survei Terhadap Siswi Kelas XII SMA Negeri 3 Tangerang)
Wiwit Nurhaida dan Solten RajagukgukUniversitas Satya Negara Indonesia
Jl. Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan. No. 11
Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, Prodi Ilmu Komunikasi
ABSTRAK
Dalam penelitian ini penulis meneliti tentang pengaruh media sosial instagram terhadap gaya
busana hijab dikalangan remaja. Karena pada saat ini busana hijab sudah menjadi salah satu
trend fashion yang mulai dilirik oleh para perempuan. Penelitian ini menggunakan teori Uses
and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan). Peneliti juga menggunakan landasan
konseptual yang terdiri pengaruh, media sosial, instagram, hijab, gaya busana, remaja dan
siswa. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma positivistik, pendekatan kuantitatif,
metode survei dan bersifat eksplanatif. Hasil pengujian determinasi, diketahui bahwa nilai
koefisien determinasi (R2) adalah 0,344 artinya bahwa variabel independen tersebut
berpengaruh sebesar 34,4% terhadap variabel dependen dan sisanya dipengaruhi oleh faktor
lain di luar penelitian ini. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari F
tabel (35.119>3,980) dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima dan dapat disimpulkan bahwa variabel X berpengaruh terhadap variabel Y artinya
media sosial instagram berpengaruh secara signifikan terhadap gaya busana hijab remaja.
Kata kunci : Pengaruh, Instagram, Gaya Busana Hijab
ABSTRACT
In this research writer research on the impact of Instagram to hijab fashion
teenagers. Because hijab fashion has be trend center of fashion in the public now and the
womans love it.This research using the theory of Uses and Gratifications. The researchers
also used the conceptual basis consisting of influence, social media, instagram, hijab,
fashion, teenagers and students. In this research using paradigm positivistic, the quantitative
approach , a method of surveying and wreak eksplanatif . From the testing determination,
known that the value the coefficients determination (R2) was 0,344 means that the
independent variable affects of 34,4% on variables depedent and the rest influenced by a
factor of other than this research. The results of the f showing that the f count greater than f
table (35.119>3,980) and value significance less than 0.05 so that Ho is rejected and Ha was
accepted and can be concluded that variable X influential on variables Y or the instagram
giving impact on fashoin hijab.
Keywords : Influence, Instagram, Fashion Hijab
PENDAHULUAN
Kemunculan internet dianggap
sebagai awal dari revolusi industri di
bidang sosial media yang memunculkan
istilah new media. Dalam beberapa kurun
waktu terakhir, internet telah menarik
penduduk dunia untuk tergabung dalam
social networking. New media muncul dari
inovasi-inovasi media lama yang kurang
relevan lagi dengan perkembangan
teknologi di era sekarang. Bila di era lama,
seseorang menggunakan satu benda untuk
satu fungsi, misal koran untuk dibaca,
televisi untuk dilihat, radio untuk
didengar, maka di era baru, yakni era new
media, dalam satu tempat kita dapat
melakukan banyak hal sekaligus.
Media sosial merupakan suatu
media, dimana dijadikan sebagai wadah
untuk dapat berkomunikasi dengan
khalayak, baik yang dikenal mapun tidak
dikenal, seperti Facebook, Twitter,
Instagram, dsb. Media sosial dimanfaatkan
untuk berbagi inspirasi, informasi, serta
ekspresi diri. Banyak orang yang
mengunggah bentuk ekspresi diri seperti
foto maupun video ke dalam media sosial.
Media sosial adalah sebuah media
online, dimana para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog,
jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk
media sosial yang paling umum digunakan
oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael
Haenlein mendefinisikan media sosial
sebagai "sebuah kelompok aplikasi
berbasis internet yang membangun di atas
dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan
yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated content".
(https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosia
l, diakses tanggal 16 Oktober 2016).
Media sosial yang saat ini sedang
sangat diminati adalah Instagram.
Instagram adalah sebuah media sosial
dimana didalamnya terdapat aplikasi
berbagi foto yang memungkinkan
pengguna mengambil foto, menerapkan
filter digital, dan membagikannya ke
berbagai layanan jejaring sosial, termasuk
milik Instagram sendiri. Satu fitur yang
unik di Instagram adalah memotong foto
menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat
seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan
polaroid
(https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram,
diakses tanggal 16 Oktober 2016).
Alasan mengapa Instagram
berhasil meraih kepopulerannya tak
lain karena habbit masyarakat sekarang
yang cenderung “narsis”. Fitur kamera
pada smartphone yang semakin
meningkat dari segi kualitas menjadi
salah satu penyebabnya. Dimanapun dan
kapanpun kita dapat berfoto lalu
menguploadnya di Instagram. Dan bukan
hanya foto pribadi, foto makanan, tempat-
tempat umum yang biasanya memiliki
daya tarik tidak pernah lepas menjadi
sasaran pengguna Instagram untuk difoto.
Hal ini membuat para pengguna
mengelola kesan untuk
mengeksistensikan dirinya dan membuat
para pengguna lain meniru gaya pengguna
tersebut. Belum lagi para penjual online
shop, mereka akan membagikan foto-foto
terkait dagangan mereka yang bertujuan
untuk mempengaruhi pengguna lain agar
membelinya.
Media online Instagram berperan
pada hadirnya fenomena-fenomena baru
yang hadir di masyarakat. Salah satu yang
menarik berkat hadirnya media online
Instagram adalah fenomena
berkembangnya trend fashion baru.
Fashion adalah bagian penting dari
sebuah gaya, tren, serta penampilan sehari-
hari yang mampu memberikan pencitraan
kepada identitas pemakainya. Memilih apa
yang dikenakan merupakan bagian dari
gaya hidup seseorang. “Keller dalam
Ibrahim bahwa sejatinya fashion, pakaian,
busana adalah bagian penting dari sebuah
gaya, tren, serta penampilan sehari-hari
yang sesungguhnya mampu memberikan
pencitraan kepada identitas pemakainya
(Ibrahim, 2011:265-271)
Trend fashion baru dalam
berbusana tersebut bukan busana Barat
yang menampilkan sebagian tubuh
melainkan pakaian yang sedang happening
di Indonesia sekarang ini adalah pakaian
muslimah yang modis dengan berbagai
gaya dan pernak-pernik kerudungnya ala
Hijabers.
Hijabers adalah perkumpulan
orang-orang yang menggunakan jilbab
modis. Sebagian besar komunitas-
komunitas hijabers memperkenalkan gaya
terbaru yang kemudian mengubah pola
pikir perempuan berhijab bahwa
merekapun juga mampu tampil modis,
stylish dan menjadi tidak sederhana lagi
seperti konsep sebelumnya. Berbagai
aneka kreasi hijab yang dipadukan dengan
busana muslim sekarang memang sangat
berkembang khususnya di Indonesia.
Banyaknya hijabers Indonesia mampu
membuat trend pengguna hijab semakin
menaik, dengan adanya daya tarik
tersendiri dan untuk memenuhi syariat
agama.
Dalam Al Qur'an pada dua surat
Al-Ahzab :59 dan An-Nur :31 disebutkan
kewajiban wanita muslim menggunakan
hijab:
“ Hai Nabi, katakanlah
kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri
orang mukmin: "Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke
”
seluruh tubuh mereka". Yang
demikian itu supaya mereka lebih
mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (Al-
Ahzab :59)
Kemudian dalam surat An-Nur ayat
31:
“ ...dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung
kedadanya... (AnNur :31)”
Gaya berhijab dan berbusana
muslimah memang seperti bersatu dan
tidak terpisahkan bagi kaum wanita
muslimah. Di zaman yang serba modern
dengan kecanggihan teknologi tentu
perkembangan dunia fashion pun juga ikut
berkembag pesat. Untuk itu, sudah saatnya
remaja muslimah tampil lebih modis
dengan busana hijabnya.
Penulis memilih penelitian ini
karena busana hijab sudah menjadi salah
satu trend wanita muslimah sekarang ini.
Zaman sekarang, busana hijab sudah
bukan lagi busana yang dipakai untuk
menutupi aurat, akan tetapi berperan
sebagai fashion tersendiri. Menurut ajaran
Islam, busana hijab ialah busana yang
sangat sopan yang menutup seluruh badan
tanpa memperlihatkan bentuk lekuk tubuh
sipemakainya, bahkan para selebriti mulai
merambah bisnisnya dalam bidang hijab,
serta perancang fashion memberi perhatian
lebih terhadap model busana hijab.
Pada penelitian ini penulis memilih
media sosial Instagram karena media
sosial Instagram adalah media sosial yang
memiliki banyak pengguna aktif hingga
saat ini. Dalam Instagram juga terdapat
banyak foto serta video-video yang
dibagikan oleh para pengguna Instagram.
Contoh foto-foto yang dimaksud adalah
foto-foto para hijabers yang membagikan
foto mereka sendiri yang sedang
menggunakan busana hijab yang
bermaksud untuk mematahkan pandangan
masyarakat tentang busana hijab itu kuno.
Dengan busana hijab perempuan bisa
tampil lebih cantik, modis dan sopan
sehingga secara tidak langsung mengajak
para perempuan yang belum memakai
hijab menjadi memakai hijab.
Selain itu terdapat online shop yang
menawarkan produk-produk busana hijab
mereka. Busana hijab yang ditawarkan
pada zaman sekarang ini lebih menarik
dibanding busana hijab zaman-zaman
sebelumnya. Terdapat banyak perbedaan,
antara lain: Dari segi motif, model, corak
dan kreasi warna yang membuat para
wanita berhijab menjadi tampil lebih
percaya diri dengan busana hijabnya.
Para pengguna juga banyak yang
memposting video-video mengenai tutorial
hijab. Banyak pengguna yang gemar
membagikan video tersebut, mulai dari
kalangan remaja, masyarakat, designer-
designer hingga artis dapat membagikan
video tutorial hijab. Hal ini dimaksudkan
untuk mengajak para pengguna Instagram
untuk lebih kreatif lagi dalam mengenakan
hijab.
Pada penelitian ini penulis memilih
siswi kelas XII sebagai populasinya.
Penulis memilih kalangan siswi-siswi
kelas XII karena usia mereka sudah
beranjak remaja. Dimana usia remaja
sedang mengalami tingkat emosional yang
tinggi dan mudah terpengaruh oleh
lingkungan sekitar mereka. Hal ini terlihat
pada hasil wawancara antara penulis
dengan Yanuar Andhirani, seorang
karyawati sebuah perusahaan di Jakarta.
Selain itu, usia tersebut merupakan usia
dimana para remaja sangat memperhatikan
penampilannya agar terlihat menarik
dimata teman-temannya bahkan sikap
genit mulai tumbuh dalam diri mereka.
Penulis memfokuskan pada sekolah
SMA Negeri 3 Tangerang sebagai tempat
penelitian karena siswa-siswinya banyak
yang memiliki serta aktif dalam
menggunakan Instagram dan hampir
setengahnya dari siswi-siswi SMA Negeri
3 adalah siswi yang mengenakan hijab
baik di dalam lingkungan sekolah saja
maupun diluar dan didalam lingkungan
sekolah serta sekolah yang memiliki
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
dimana sarana untuk mendapat lebih
seputar agama, contohnya cara berpakaian
menurut islam.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Uses and Gratifications (Kegunaan
dan Kepuasan)
Uses and gratifications merupakan
salah satu teori yang paling terkenal pada
bidang komunikasi massa. Untuk pertama
kalinya teori Uses and Gratifications
diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan
Elihu Katz (1974) dalam bukunya “The
Uses of Mass Communication: Current
Perspektives on Gratifications Research”
(Nurudin,2007:191)
Blumer dan Katz mengatakan
bahwa penggunaan media memainkan
peran aktif untuk memilih dan
menggunakan media. Dengan kata lain,
pengguna media adalah pihak yang aktif
dalam proses komunikasi. Pengguna media
berusaha untuk mencari sumber media
yang paling baik di dalam usaha
memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori
uses and gratifications mengasumsikan
bahwa pengguna mempunyai pilihan
alternatif untuk memuaskan kebutuhannya
(Nurudin, 2007:192).
Teori uses and gratifications
menyatakan bahwa orang mempunyai
kebutuhan-kebutuhan dengan keinginan-
keinginan yang dapat dipenuhi dengan
meggunakan media massa (Hamidi,
2010:77)
Teori ini mengasusmsikan
khalayak itu tidak pasif, sehingga apa yang
dianggap penting oleh media belum tentu
dianggap penting juga oleh khalayak
(Hamidi, 2010:77)
Teori ini menunjukkan bahwa
bukan pada bagaimana cara media
mengubah sikap dan perilaku khalayak,
tetapi lebih kepada bagaimana media
memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial
khalayak. Sehingga sasarannya adalah
khalayak yang aktif yang memang
menggunakan media untuk mencapai
tujuan khusus.
Dalam teori ini diasumsikan
seorang remaja yang sangat
memperhatikan fashionnya dalam
berbusana akan sangat senang sekali
(aktif) mencari informasi tentang fashion-
fashion masa kini yang masih hangat
dikalangan mereka di media sosial
Instagram. Media ini dapat memberikan
kepuasan dan tentu sangat berguna bagi
kalangan remaja tersebut. Dalam hal ini
telah tercermin teori Uses and
Gratifications, dibuktikan bahwa siswi
SMA Negeri 3 Tangerang secara aktif
menggunakan Instagram dalam kehidupan
sehari-harinya.
Pengaruh
Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2016: 849) merumuskan, “Pengaruh
adalah daya yang ada atau timbul dari
sesuatu (orang atau benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang”. Dari pengertian
diatas telah dikemukakan sebelumnya
bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu
daya yang dapat membentuk atau
mengubah sesuatu yang lain.
Sementara itu, Surakhmad (2014:7)
menyatakan bahwa pengaruh adalah
kekuatan yang muncul dari suatu benda
atau orang dan juga gejala dalam yang
dapat memberikan perubahan terhadap
apa-apa yang ada di sekelilingnya.
Dari pendapat-pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa pengaruh
merupakan suatu daya atau kekuatan yang
timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun
benda serta segala sesuatu yang ada di
alam sehingga mempengaruhi apa-apa
yang ada di sekitarnya. Jadi, pengaruh
adalah hasil dari sikap yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok dikarenakan
seseorang atau kelompok tersebut telah
menjalankan kewajibannya terhadap pihak
yang memintanya untuk menjalankan
kewajiban tersebut. Dimana hasil dari
proses pengaruh adalah sebuah feed back
atau umpan balik dari seseorang yang
dipengaruhi. Kaitannya dengan penelitian
ini adalah untuk mengetahui adakah
pengaruh atau feed back dari Instagram
terhadap kehidupan remaja di bidang
sosial.
Media Sosial (Social Media)
Media sosial adalah “medium di
internet yang memungkinkan pengguna
mempresentasikan dirinya maupun
berinteraksi, bekerja sama, berbagi,
berkomunikasi dengan pengguna lain, dan
membentuk ikatan sosial secara virtual”.
(Rulli, 2015:13)
Meike dan Young (2012)
mengartikan kata media sosial sebagai
konvergensi antara komunikasi personal
dalam arti saling berbagi diantara individu
(to be shared one-to-one) dan media publik
untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada
kekhususan individu. (Rulli, 2015:11)
Adapaun menurut Van Dijk
(2013), media sosial adalah platform
media yang memfokuskan pada eksistensi
pengguna yang memfasilitasi mereka
dalam beraktivitas maupun berkolaborasi.
Karena itu, media sosial dapat dilihat
sebagai medium (fasilitator) online yang
menguatkan hubungan antarpengguna
sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.
(Rulli, 2015:11)
Dalam media sosial, khalayak
merupakan khalayak aktif. Tidak hanya
mengonsumsi atau menggunakan konten,
tetapi juga memproduksi dan menyebarkan
konten. Realitas ini bisa dilihat pada
istilah, seperti prosumer (Caesaero, 2011)
atau produsage (Bruns, 2010) yang
menunjukkan bagaimana consumers atau
users, tetapi dalam berbagai konteks
khalayak juga bisa dilihat sebagai
producers. (Rulli, 2015:102)
Media sosial merupakan suatu
media, dimana dijadikan sebagai wadah
untuk dapat berkomunikasi dengan
khalayak, baik yang dikenal mapun tidak
dikenal, seperti Facebook, Twitter,
Instagram, dsb. Media sosial dimanfaatkan
untuk berbagi inspirasi, informasi, serta
ekspresi diri. Banyak orang yang
mengunggah bentuk ekspresi diri seperti
foto maupun video ke dalam media sosial.
Tak jarang setiap orang akan memberi
respon, baik itu positif maupun negatif.
Instagram adalah sebuah aplikasi
berbagi foto yang memungkinkan
pengguna mengambil foto, menerapkan
filter digital, dan membagikannya ke
berbagai layanan jejaring sosial, termasuk
milik Instagram sendiri.
(https://id.wikipedia.org/ wiki/ Instagram
diakses pada tanggal 25 Oktober 2016)
Aplikasi Instagram hanya bisa
dijalankan pada peranti mobile seperti
smartphone. Aplikasi ini adalah jaringan
sosial berbagi foto dan video seperti
program-program lainnya. Hanya saja,
yang paling membedakan adalah tampilan
foto Instagram memiliki ciri khas dengan
“bingkai” persegi. Instagram diciptakan
oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger dan
diluncurkan pada Oktober 2010. Nama
Instagram, menurut mereka merupakan
gabungan dari “Instant Camera” dan
“Telegram”. (Eka, 2016:34)
Menurut Linaschke, Instagram
adalah program sharing foto ke dalam
jejaring sosial yang memfasilitasi
penggunanya untuk memfoto dan
mengaplikasikan filter digital kedalam
fotonya untuk kemudian dishare ke
pengguna lain yang saling terhubung
didalam jejaring sosial (Eka, 2016:36)
Menurut Porter, Instagram
membangun suatu profil publik atau semi
publik dalam sistem yang terbatas,
mengartikulasikan daftar pengguna lain
dengan siapa saja mereka berbagi, melihat
dan menelusuri daftar kolega yang dibuat
oleh orang lain dalam sistem. Mengijinkan
dan menganjurkan seluruh pengguna untuk
membuat, berbagi dan menyebarkan
informasi dan gambar yang menekankan
berbagi konten antara pengguna dan
kolaborasi secara online. Hal ini adalah
bentuk aplikasi yang dinamis, fleksibel dan
interaktif yang keseluruhannya dapat
disebut sebagai desain. (Eka, 2016:36)
Kegunaan utama dari Instagram
adalah sebagai tempat untuk mengunggah
dan berbagi foto-foto kepada pengguna
lainnya. Instagram merupakan salah satu
media sosial yang marak digunakan oleh
khalayak sampai saat ini. Insatgram adalah
salah satu bentuk aplikasi yang berbasis
foto yang menerapkan filter digital dan
memungkinkan pengguna berbagi foto,
mengambil foto keberbagai layanan di
jejaring sosial, termasuk pemilik
Instagaram itu sendiri.
Selain aplikasi berbasis foto,
Instagram juga merupakan suatu wadah
untuk melakukan bisnis online. Bisnis
online adalah sebuah cara promosi atau
menawarkan barang atau jasa yang di
lakukan dengan menggunakan jaringan
internet
Belakangan, Instagram
mengklaim anggotanya telah mencapai
lebih dari 30 juta pada April 2012. Selain
itu instagram juga mengumumkan
setidaknya lebih dari 100 juta foto telah
diunggah dalam Picasa pada Juli 2011.
Pada Mei 2012, Instagram mengklaim
jumlah foto yang telah diunggah telah
melampaui 1 miliar item. Kini Instagram
mengaku telah berhasil meraih pengguna
mencapai lebih dari 100 juta akun pada
April 2012. Melihat perkembangan yang
cepat ini, Facebook kemudian
mengakuisisi perusahaan ini dengan nilai
mencapai US$1 Miliar pada April 2012.
Sementara itu, pertumbuhan Instagram
terus melejit, mencapai 23% pada 2013,
sedangkan sang perusahaan induk,
Facebook hanya mengalami perumbuhan
mencapai 3% saja. (Tim Pusat Ilmu
Kementerian Perdagangan, 2014:84-85)
Fitur- fitur Instagram antara lain
seperti yang dijelaskan oleh penulis
berikut ini: (https://id.wikipedia.org/ wiki/
Instagram diakses pada tanggal 25 Oktober
2016)
a) Pengikut
Sistem sosial di dalam Instagram
adalah dengan menjadi mengikuti
akun pengguna lainnya, atau memiliki
pengikut Instagram. Dengan demikian
komunikasi antara sesama pengguna
Instagram sendiri dapat terjalin
dengan memberikan tanda suka dan
juga mengomentari foto-foto yang
telah diunggah oleh pengguna lainnya.
Pengikut juga menjadi salah satu
unsur yang penting, dan jumlah tanda
suka dari para pengikut sangat
mempengaruhi apakah foto tersebut
dapat menjadi sebuah foto yang
populer atau tidak. Untuk menemukan
teman-teman yang ada di dalam
Instagram.
b) Mengunggah Foto (Upload foto)
Kegunaan utama dari Instagram
adalah sebagai tempat untuk
mengunggah dan berbagi foto-foto
kepada pengguna lainnya. Foto yang
ingin diunggah dapat diperoleh
melalui kamera iDevice ataupun foto-
foto yang ada di album foto di iDevice
tersebut.
c) Kamera
Foto yang telah diambil
melalui aplikasi Instagram dapat
disimpan di dalam iDevice tersebut.
Penggunaan kamera melalui
Instagram juga dapat langsung
menggunakan efek-efek yang ada,
untuk mengatur pewarnaan dari foto
yang dikehendaki oleh sang pengguna.
Ada juga efek kamera tilt-shift yang
fungsinya adalah untuk memfokuskan
sebuah foto pada satu titik tertentu.
Setelah foto diambil melalui kamera
di dalam Instagram, foto tersebut juga
dapat diputar arahnya sesuai dengan
keinginan para pengguna.
d) Fitur foto
Pada versi awalnya, Instagram
memiliki 15 efek foto yang dapat
digunakan oleh para pengguna pada
saat mereka hendak menyunting
fotonya. Efek tersebut terdiri dari: X-
Pro II, Lomo-fi, Earlybird, Sutro,
Toaster, Brannan, Inkwell, Walden,
Hefe, Apollo, Poprockeet, Nashville,
Gotham, 1977, dan Lord Kelvin. Pada
tanggal 20 September 2011, Instagam
telah menambahkan 4 buah efek
terbaru, yaitu Valencia, Amaro, Rise,
Hudson, dan menghapus 3 efek,
Apollo, Poprockeet, dan Gotham.
Dalam pengaplikasian efek, para
pengguna juga dapat menghilangkan
bingkai-bingkai foto yang sudah
termasuk di dalam efek tersebut.
Fitur lainnya yang ada pada bagian
penyuntingan adalah tilt-shift yang
fungsinya sama dengan efek kamera
melalui Instagram, yaitu untuk
memfokuskan satu titik pada sebuah
foto, dan sekelilingnya menjadi
buram. Dalam penggunaannya
aplikasi tilt-shift memiliki 2 bentuk,
yaitu persegi panjang dan bulat.
Kedua bentuk tersebut dapat diatur
besar dan kecilnya dengan titik fokus
yang diinginkan. Tilt-shift juga
mengatur rupa foto di sekeliling titik
fokus tersebut, sehingga para
pengguna dapat mengatur tingkat
keburaman pada sekeliling titik fokus
di dalam foto tersebut.
e) Judul foto
Para pengguna dapat memasukkan
judul untuk menamai foto tersebut
sesuai dengan apa yang ada dipikiran
para pengguna.
f) Arroba
Seperti Twitter dan juga Facebook,
Instagram juga memiliki fitur yang
dapat digunakan penggunanya untuk
menyinggung pengguna lainnya
dengan manambahkan tanda arroba
(@) dan memasukkan nama akun
Instagram dari pengguna tersebut.
g) Label foto
Sebuah kode dalam Instagram adalah
sebuah kode yang memudahkan para
pengguna untuk mencari foto tersebut
dengan menggunakan "kata kunci".
h) Tag dan Hastag
Sebagaimana jejaring sosial pada
umumnya, Instagram juga mempunyai
fitur tag dan hastag yang berfunsi
untuk menandai teman
mengelompokkan foto dalam satu
tabel.
i) Like
Penanda bahwa pengguna lainnya
menyukai foto yang telah diunggah
j) Share
Instagram juga memungkinkan
penggunanya untuk berbagi foto atau
video ke jejaring sosial lain seperti
Facebook, Twitter. Tumblr dan Flickr.
Bila tool ini diaktifkan maka setiap
kali foto dibagikan secara otomatis.
Dengan adanya Instagram, pemilik
Instagram itu sendiri dapat memberikan
insiprasi kepada khalayak mengenai trend
masa kini, seperti trend fashion. Banyak
orang yang memposting foto-foto dengan
berbagai gaya dan tak jarang orang-orang
yang melihat memberikan respon, baik
positif maupun negatif terhadap hal
tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN
Paradigma yang digunakan dalam
penelitian ini ialah paradigma positivistik
dengan pendekatan kuantitatif, metode
survei dan bersifat eksplanatif.
PEMBAHASAN
Data hasil penelitian diperoleh dari
data kuesioner yang telah disebarkan oleh
penulis, diisi oleh responden sebanyak 69
siswi SMA Negeri 3 Tangerang mengenai
pengaruh media sosial instagram terhadap
gaya busana hijab remaja. Hasil data telah
diolah dengan menggunakan SPSS 22
terlebih dahulu dan dideskripsikan dari
masing-masing instrument.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis, siswi SMA Negeri
3 Tangerang memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Untuk penelitian, penulis
mengelompokkan responden menurut
frekuensi penggunaan hijab, frekuensi
mengakses akun Instagram dan jurusan di
sekolah.
Responden dalam penelitian ini
merupakan murid kelas XII yang berjenis
kelamin perempuan, beragama islam dan
menggunakan IG, namun yang berbeda
adalah tentang frekueensi penggunaan
hijab, frekuensi mengakses akun Instagram
dan jurusan di sekolah.
Tabel 4.1 ( Penggunaan Hijab )
(n=69)
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentKadang_Kadang 41 59.4 59.4 59.4Selalu 28 40.6 40.6 100.0Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas dapat
dilihat dari 69 murid SMA 3 yang menjadi
sampel, diperoleh data 40.6% yang setiap
hari selalu menggunakan busana hijab dan
59.4% yang kadang-kadang menggunakan
hijab.
Tabel 4.2 ( Mengakses Akun Instagram )
(n=69)
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent1_s/d_5 5 7.2 7.2 7.26_s/d_9 10 14.5 14.5 21.7>10 54 78.3 78.3 100.0Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas terlihat
bahwa responden yang mengakses
instagram 1 s/d 5 kali dalam sebulan
sebanyak 7.2%, 6 s/d 9 kali sebanyak
14.5% dan lebih dari 10 kali sebanyak
78.3%.
Tabel 4.3 ( Jurusan )(n=69)
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentValid MIA 36 52.2 52.2
IIS 33 47.8 47.8Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas terlihat
bahwa responden jurusan MIA sebesar
52.2%, dan jurusan IIS sebanyak 47.8%.
Hasil kuesioner dari responden
yang menjawab bahwa fitur-fitur
instagram mempengaruhi gaya busana
hijab dengan indicator yang diturunkan
menjadi pernyataan yang dijawab
responden adalah sebagai berikut:
Media Sosial InstagramTabel 4.4
(Fitur hastag (#) selalu digunakan setiap memposting
foto maupun video)
(n=69)
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Valid Setuju 13 18.8 18.8
Sangat
Setuju
56 81.2 81.2
Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan data diatas, maka
dapat dikatakan bahwa fitur hastag sering
digunakan oleh pengguna instagram ketika
memposting foto maupun video untuk
mendapatkan perhatian lebih dari
pengguna instagram lainnya. Dikaitkan
dengan gaya busana hijab maka dapat
dikatakan bahwa postingan foto maupun
video di instagram dengan hastag akan
mempermudah pengguna instagram
lainnya dalam mencari model selera gaya
busana hijab mereka.
Tabel 4.5(Hastag (#) untuk
mengkategorikan kumpulan foto yang sama)
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentKurang Setuju 8 11.6 11.6 11.6Setuju 45 65.2 65.2 76.8Sangat Setuju 16 23.2 23.2 100.0Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
hastag dapat digunakan agar foto tentang
gaya busana hijab mudah dicari oleh para
pengguna lainnya.
Tabel 4.6Memanfaatkan hastag (#) untuk
menyebarluaskan foto agar dapat dilihat oleh follower/ following ataupun
yang bukan follower/ following.
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentTidak Setuju 4 5.8 5.8 5.8
Kurang Setuju 6 8.7 8.7Setuju 44 63.8 63.8Sangat Setuju 15 21.7 21.7Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
para pengguna instagram memanfaatkan
hastag yang berisi kumpulan foto gaya
busana hijab agar foto tersebut dapat
dilihat dan dicari dengan mudah oleh
semua orang meskipun bukan followernya
untuk ditiru.
Tabel 4.7(Memberikan geotag/ lokasi pada setiap
postingan)
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Valid Tidak Setuju 1 1.4 1.4Kurang Setuju 6 8.7 8.7Setuju 45 65.2 65.2Sangat Setuju 17 24.6 24.6Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas jika
dikaitkan dengan variabel Y, maka
pengguna instagram suka mengetag lokasi
saat melakukan aktivitas-aktivitas yang
berhubungan dengan fashion seperti saat
mengikuti hijab class.
Tabel 4.8
Menggunakan geotag/ lokasi agar pengguna Instagram lain mengetahui dimana foto tersebut diambil atau diunggah)
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Kurang Setuju 8 11.6 11.6 11.6Setuju 39 56.5 56.5 68.1Sangat Setuju 22 31.9 31.9 100.0Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
maka pengguna instagram suka mengetag
lokasi saat melakukan aktivitas-aktivitas
yang berhubungan dengan fashion seperti
hijab class dengan tujuan memberitahukan
informasi lokasi dimana tempat mereka
melakukan aktivitas tersebut sehingga
pengguna instagram lainnya mengetahui
dengan jelas lokasinya.
Tabel 4.9(Memanfaatkan geotag/ lokasi untuk
berbagi informasi kepada sesama pengguna mengenai lokasi hunting)
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentSetuju 42 60.9 60.9 60.9Sangat Setuju 27 39.1 39.1 100.0Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
maka pengguna instagram suka mengetag
lokasi saat melakukan aktivitas-aktivitas
yang berhubungan dengan fashion seperti
hijab class dengan tujuan memberitahukan
informasi lokasi dimana tempat mereka
melakukan aktivitas tersebut sehingga
pengguna instagram lainnya mengetahui
dengan jelas lokasinya.
Tabel 4.10(Memanfaatkan geotag/ lokasi untuk
berbagi informasi kepada sesama pengguna mengenai lokasi hunting)
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Valid Setuju 42 60.9 60.9Sangat Setuju 27 39.1 39.1Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
para pengguna instagram mengikuti akun-
akun gaya busana hijab untuk dijadikan
gambaran model gaya busana hijab
mereka.
Tabel 4.11Fitur follow membantu untuk
menambah daftar teman
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Valid Setuju 33 47.8 47.8Sangat Setuju 36 52.2 52.2Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
fitur follow dapat menambah daftar teman
khususnya yang berkaitan dengan gaya
busana hijab guna menyeleksi gaya busana
hijab yang seperti apa yang mereka
inginkan.
Tabel 4.12(menggunakan fitur share pada setiap
postingan)
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Setuju 2 2.9 2.9 2.9Kurang Setuju 11 15.9 15.9 18.8Setuju 43 62.3 62.3 81.2Sangat Setuju 13 18.8 18.8 100.0Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
para pengguna instagram suka
menggunakan fitur share disetiap
postingannya agar para pengguna lain
dapat melihat dan mengikuti gaya busana
hijab tersebut.
Tabel 4.13(memanfaatkan fitur share dengan
tujuan agar postingan foto dapat dilihat oleh pengguna media sosial lainnya
guna menambah wawasan)
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentTidak Setuju 1 1.4 1.4 1.4Kurang Setuju
2 2.9 2.9 4.3
Setuju 44 63.8 63.8 68.1Sangat Setuju
22 31.9 31.9 100.0
Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
setiap postingan para pengguna instagram
juga dapat menambah wawasan para
pengguna instagram lainnya tentang
tutorial hijab atau gaya busana hijab
terbaru.
Tabel 4.14
(foto yang diposting banyak mendapatkan like maka foto yang
diposting tersebut menarik)
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Valid Tidak Setuju 2 2.9 2.9Kurang Setuju 3 4.3 4.3Setuju 46 66.7 66.7Sangat Setuju 18 26.1 26.1Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
setiap postingan foto gaya busana hijab
yang mendapatkan like tandanya foto
tersebut sangat disukai dan diminati oleh
para pengguna instagram lainnya untuk
diikuti.
Tabel 4.15(foto yang diposting banyak
mendapatkan like maka foto yang diposting memiliki kualitas baik)
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Valid Tidak Setuju 4 5.8 5.8Kurang Setuju 10 14.5 14.5Setuju 32 46.4 46.4Sangat Setuju 23 33.3 33.3Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
setiap postingan tentang gaya busana hijab
pengguna instagram yang mendapatkan
like memiliki nilai-nilai estetika
(keindahan) tersendiri dimata para
pengguna instagram lainnya.
Tabel 4.16(memberikan komentar dari postingan
foto yang ada guna
terjalin komunikasi antar sesama pengguna Instagram).
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentTidak Setuju 3 4.3 4.3 4.3Setuju 38 55.1 55.1 59.4Sangat Setuju 28 40.6 40.6 100.0Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
mereka juga saling memberikan komentar
atau sharing tentang selera, gaya model
hijabnya kepada sesama pengguna
instagram yang mencerminkan bahwa
mereka aktif untuk menjalin komunikasi
sehingga menunjukkan kelas sosial yang
baik.
Tabel 4.17(komentar pada postingan foto berupa
pertanyaan).
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentTidak Setuju 9 13.0 13.0 13.0Kurang Setuju
15 21.7 21.7 34.8
Setuju 36 52.2 52.2 87.0Sangat Setuju 9 13.0 13.0 100.0Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
para sesama pengguna instagram juga suka
memberikan pernyataan pada setiap
postingan foto gaya busana hijab.
Tabel 4.18(komentar pada postingan foto berupa
saran).
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Valid Setuju 47 68.1 68.1Sangat Setuju 22 31.9 31.9Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
para sesama pengguna instagram juga
suka memberikan saran pada postingan
foto gaya busana hijab yang kurang sesuai
dengan syariat dan kaidah agama islam.
Tabel 4.19(komentar pada postingan foto berupa
kritik)
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Valid Tidak Setuju 5 7.2 7.2Kurang Setuju
2 2.9 2.9
Setuju 41 59.4 59.4Sangat Setuju 21 30.4 30.4Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
para pengguna instagram lainnya juga
dapat memberikan komentar berupa kritik
pada postingan foto gaya busana hijab
yang tidak atau kurang sesuai dengan
kaidah dan syariat agama islam.
Tabel 4.20(Komentar pada postingan foto berupa
masukan)
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Setuju 2 2.9 2.9 2.9Kurang Setuju 5 7.2 7.2 10.1Setuju 46 66.7 66.7 76.8Sangat Setuju 16 23.2 23.2 100.0Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
para pengguna instagram juga dapat
memberikan komentar berupa masukan
yang membangun mengenai postingan foto
gaya busana hijab yang masih memiliki
kekurangan, seperti nilai prestige atau
kelas sosial.
Tabel 4.21(menggunakan fitur mention pada
setiap postingan).
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentKurang Setuju 5 7.2 7.2 7.2Setuju 53 76.8 76.8 84.1Sangat Setuju 11 15.9 15.9 100.0Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
dengan menggunakan fitur mention pada
setiap postingan akan mempercepat
postingan tentang gaya berhijab untuk
diketahui pengguna lain, sehingga gaya
busana hijab akan cepat menyebar dengan
mudah.
Tabel 4.21Fitur arroba/ mention memudahkan
mencari pengikut (follower)
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Valid Setuju 49 71.0 71.0Sangat Setuju 20 29.0 29.0Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan di atas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
fitur mention memudahkan untuk mencari
pengikut sehingga dengan semakin banyak
pengikut maka postingan-postingan
tentang gaya busana hijab akan cepat
menyebar dengan mudah.
Tabel 4.22(menggunakan arroba/ mention karena
foto yang diposting ada kaitannya dengan pengguna lain yang diberikan
tanda)
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Valid Setuju 34 49.3 49.3Sangat Setuju 35 50.7 50.7Total 69 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan diatas
jika dikaitkan dengan variabel Y, maka
gaya busana hijab dipengaruhi postingan
yang menggunakan mention bagi
pengguna lain.
PEMBAHASAN
Berdasarkan keterangan di atas
dapat dikatakan bahwa foto tutorial hijab
merupakan bagian dari aktivitas dalam
bergaya busana hijab. Jika dikaitkan
dengan variabel X maka pengguna
instagram juga suka melakukan aktivitas
melihat video tutorial hijab di instagram.
Pembahasan penelitian yang menggunakan
teori uses and gratification maka penulis
mendapatkan hasil dari masing-masing
variabel yaitu variabel bebas (X) media
sosial instagram dan variabel terikat (Y)
gaya busana hijab, dari variabel bebas atau
media sosial instagram terdapat satu
dimensi yaitu fitur-fitur instagram.
Dimana untuk dimensi fitur-fitur
instagram terdiri dari tujuh indikator,
antara lain: hastag, geotag, follow, share,
like, komentar dan mention. Sementara
untuk variabel terikat atau gaya busana
hijab dimensinya yaitu identitas, nilai dan
aktivitas. Dimana untuk dimensi identitas
terdiri dari empat indikator, sementara
untuk dimensi nilai terdiri dari tiga
indikator dan untuk dimensi aktivitas
terdiri dari dua indikator.
Pembahasan hasil penelitian
dimaksudkan untuk menjawab identifikasi
masalah yang diangkat dalam penelitian
ini yang dipaparkan di BAB I.
Penelitian ini dilaksanakan melalui
satu tahap yaitu pembahasan hasil gaya
busana hijab para remaja di kelas XII
SMA Negeri 3 Tangerang setelah
menggunakan media sosial instagram.
Penelitian ini menghasilkan data yang
merupakan data kuatitatif yang mengacu
pada hasil perolehan skor yang dijawab
oleh siswi SMA Negeri 3 Tangerang
ketika mengisi kuesioner.
Kuesioner penelitian diberikan
kepada responden selama satu hari yaitu
pada 4 Desember 2016 dengan jumlah
responden sebanyak 69 responden. Dalam
penelitian ini semua respondennya berjenis
kelamin perempuan.
Ditinjau dari frekuensi responden
dalam mengenakan hijab diperoleh data
40.6% yang setiap hari selalu
menggunakan busana hijab dan 59.4%
yang kadang-kadang menggunakan hijab.
Ditinjau dari frekuensi mengakses akun
instagram dalam sebulan diperoleh bahwa
responden yang mengakses instagram 1
s/d 5 kali dalam sebulan sebanyak 7.2%, 6
s/d 9 kali sebanyak 14.5% dan lebih dari
10 kali sebanyak 78.3%. Sedangkan
ditinjau dari jurusan disekolah terdapat dua
jurusan yaitu MIA dan IIS, diperoleh data
bahwa responden jurusan MIA sebesar
52.5%, dan jurusan IIS sebanyak 47.8%.
Hasil dari data primer yang
dikumpulkan melalui penyebaran
kuesioner tersebut, diperoleh bahwa semua
responden terutama dengan total 69
responden menggunakan media sosial
instagram atau 100 % responden
menggunakan media sosial instagram dan
tidak ada responden yang tidak
menggunakan media sosial instagram.
Berdasarkan hasil uji regresi
linear sederhana dapat disimpulkan bahwa
variabel X memiliki nilai positif, berarti
tiap kenaikan 1 satuan variabel X, maka
Variabel Y akan naik sebesar 0.504. Atau
bisa diartikan juga jika responden setuju
adanya pengaruh penggunaan media sosial
instagram terhadap gaya busana hijab pada
remaja.
Dan dari hasil pengujian
determinasi, diketahui bahwa nilai
koefisien determinasi (R²) adalah 0,344
artinya bahwa variabel independent
tersebut berpengaruh sebesar 34,4%
terhadap variabel dependent.
Hasil uji F menunjukkan bahwa
nilai F hitung lebih besar dari F tabel
(35.119>3,980) dan nilai signifikan kurang
dari 0,05 sehingga Ho ditolak artinya
variabel media sosial instagram
berpengaruh secara signifikan terhadap
sikap gaya busana hijab.
KESIMPULAN
Jumlah siswa-siswi kelas XII SMA
Negeri 3 Tangerang sebanyak 395 orang.
Namun penulis hanya memfokuskan
kepada siswi kelas XII sebanyak 241
orang. Setelah penulis melakukan
filterisasi didapatkan bahwa siswi yang
beragama islam sebanyak 225 orang dan
yang beragama non muslim sebanyak 16
orang.
Populasi dalam penelitian ini
adalah siswi kelas XII yang beragama
islam serta menggunakan instagram
berjumlah 225 orang dan sampelnya
sebanyak 69 orang. Dari 69 murid SMAN
3 yang menjadi sampel, diperoleh data
40.6% yang setiap hari selalu
menggunakan busana hijab dan 59.4%
yang kadang-kadang menggunakan hijab.
Pengaruh penggunaan instagram
terhadap gaya busana hijab remaja sebesar
34,4%, sedangkan sebesar 65,6%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di
teliti dalam penelitian ini, hal ini dapat
dilihat dari hasil uji coba antara variabel X
dan Y serta hasil pengujian determinasi.
Koefisien regresi X sebesar 0.504
menyatakan bahwa setiap kenaikan satu
nilai variabel X maka nilai bel Y akan
bertambah sebesar nilai 0.504. Artinya
bahwa instagram dapat mempengaruhi
gaya busana hijab para remaja.
Hasil uji T menunjukkan bahwa
nilai t-hitung lebih besar dari nilai t tabel
(5,926 > 1.996), sehingga Ho ditolak dan
Ha diterima yang berarti bahwa variabel
media sosial Instagram benar-benar
mempengaruhi gaya busana hijab. Hasil uji
F menunjukkan bahwa nilai Fhitung
sebesar 35.119 lebih besar dari nilai
Fttabel sebesar 3,980 atau 35.119>3,980
dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05
sehingga Ho ditolak artinya variabel media
sosial instagram berpengaruh secara
signifikan terhadap sikap gaya busana
hijab.
DAFTAR PUSTAKAAlwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka.
Atmoko, Bambang Dwi. 2012. Instagram Handbook. Jakarta: Media Kita
Bahammam, Fahad Salim. 2015. “Prinsip-Prinsip Terpenting Syariat Tentang Iman, Ibadah, dan Segenap Aspek Kehidupan”. Panduan Praktis Muslim. Bekasi: Indo Modern Guide
Barnard, Malcolm. 2011. Fashion Sebagai Komunikasi, Yogyakarta: Jalasutra
Bungin, Burhan. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Gunarsa, D Singgih dan Yulia. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia
Hamdi, Saepul Asep dan Bahruddin. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish
Hamidi. 2010. Metode Penelitian Dan Teori Komunikasi, Malang: UMM PressIbrahim, Idy Subandi. 2011. Budaya
Populer Sebagai Komunkasi, Yogyakarta: Jalasutra
Mohammad Ali, dkk. 2004. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: Bumi Aksara
Nasrulloh, Rulli. 2015. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.Rakhmat, Jalaludin. 2014. Metode
Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Contoh Analisi Statistik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi, Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sinambela, Lijan Poltak. 2014. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Graha Ilmu.
Littlejhon, W Stephen and Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi, Jakarta: Salemba Humanika
Sudarsono, Achmad Boediman. 2015. Jurnalisme Online. Tangerang: PT Pustaka Mandiri.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta
Surakhmad, Winarno. 2014. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito
Tim Penyusun Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Tim Pusat Ilmu Kementerian Perdagangan.2014. E-Book:Panduan Media Sosial Untuk Kementerian Perdagangan RI. Jakarta.
Sumber Lain:Dominikus Isak Petrus Berek. 2014.
“Fashion Sebagai Komunikasi Identitas Sub Budaya”, Jurnal Interaksi, Vol III No.1. Universitas Dipenogoro
Taruna Budiono. 2013. E-Jurnal: Pemaknaan Trend fashion Berjilbab Ala Hijabers Oleh Wanita Muslimah Berjilbab. Universitas Dipenogoro
Eka Nanda Wulandari. 2016. Popularitas Fashion Hijab Melalui Akun Instagram @HijaberCommunityOfficial. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Neneng. 2016. Pengaruh Penggunaan Media Social Facebook Terhadap Sikap Remaja Tentang Cyberbulling (Survei pada murid kelas X-XI di SMK AL-Fajar, Jakarta Selatan). Universitas Satya Negara Indonesia.
Rivera. 2016. Pengaruh Adegan Kekerasan Film Kartun Tom and Jerry (TAJ) Terhadap Perilaku Anak. Universitas Satya Negara Indonesia
Http://kbbi.web.id/Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ke 5, diakses pada Kamis 1 November 2016.
Http://www.duniaislam.org diakses pada 5 Oktober 2016Https://id.wikipedia.org/wiki/Mode diakses tanggal 16 Oktober 2016.Https://muslim.or.id diakses pada 11 Oktober 2016Wikipedia,
(https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram) diakses tanggal 16 Oktober 2016.
Wikipedia, (https://id.wikipedia.org/wiki/Me
diasosial) diakses tanggal 16 Oktober 2016.