12
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga Tim Penulis
dapat menyelesaikan penyusunan buku “Statistik Gender dan Anak Tahun 2017”.
Serta Shalawat dan Salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W.
Penyusunan buku ini dilakukan dalam rangka menyediakan data dan
informasi gender dan Anak di Kota Padang Panjang Tahun 2017. Dalam buku
ini disajikan profil perempuan dan anak di berbagai bidang pembangunan. Buku
ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan program
pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kota Padang
Panjang.
Dalam penyusunan buku ini kami memperoleh dukungan/bantuan dari
berbagai pihak terkait. Oleh karena itu pada kesempatan ini Tim Penulis
mengaturkan terima kasih kepada:
1. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat;
2. Pemerintah Kota Padang Panjang;
3. Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Padang
Panjang;
4. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota
Padang Panjang;
5. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Padang Panjang;
6. Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang;
7. Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Padang
Panjang;
8. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Padang Panjang;
9. Dinas Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Padang
Panjang;
10. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Padang Panjang;
1
11. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang Panjang;
12. Komisi Pemilihan Umum Kota Padang Panjang;
13. Pihak pihak terkait yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang
telah membantu terlaksananya penulisan Buku Statistik Gender dan
Anak Kota Padang Panjang ini.
Semoga semua dukungan dan bantuan yang diberikan manjadi amal shaleh
disisi-NYA. Kami menyadari bahwa penulisan buku ini belum sempurna. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan yang membangun
untuk kesempurnaannya kedepan.
Padang Panjang, 01 Desember 2017
Tim Penyusun,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.........................................................................................................1 DAFTAR
ISI.......................................................................................................................3 DAFTAR
TABEL...............................................................................................................6 DAFTAR
GAMBAR ...........................................................................................................9 BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................11
A. Latar Belakang .......................................................................................................11
B. Tujuan ....................................................................................................................13
C. Sumber Data...........................................................................................................13
D. Sistematika Penyajian ............................................................................................ 13
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI WILAYAH .....................................................17
A. Geografis dan Astronomis .....................................................................................17
B. Sejarah...................................................................................................................1 8
C. Sosial dan Budaya ..................................................................................................1 9
D. Sekilas Tokoh Perempuan Padang Panjang ........................................................... 20
BAB III KEPENDUDUKAN ............................................................................................ 24
A. Penduduk Menurut Kecamatan, Kelurahan, dan Jenis Kelamin di Kota PadangPanjang Tahun 2016 ............................................................................................. 24
B. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ...................................... 25
C. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Status Perkawinan danJenis Kelamin di Kota Padang Panjang Tahun 2016 ............................................ 28
D. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Status Perkawinan danKelompok Umur di Kota Padang Panjang Tahun 2016........................................ 29
BAB IV PENDIDIKAN ................................................................................................... 31
A. Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kecamatan, Jenjang Pendidikan danJenis Kelamin Tahun 2016.................................................................................... 31
B. Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan, Jenjang Pendidikan danJenis Kelamin Tahun 2016.................................................................................... 34
C. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kecamatan, Kelompok Umur (7-12,13-15 dan 16-18 Tahun) dan Jenis Kelamin Tahun 2016 ..................................... 35
BAB V KESEHATAN ..................................................................................................... 38
A. Jumlah Kematian Ibu Melahirkan di Kota Padang Panjang Tahun 2016 .............. 383
B. Cakupan Pertolongan persalinan Persentase Kelahiran Menurut Kecamatan danPenolong Persalinan Tahun 2016.......................................................................... 40
C. Kunjungan Ibu Hamil (K1/K4) kesarana Pelayanan Kesehatan Tahun 2016 ........ 40
4
D. Peserta/Akseptor Keluarga Berencana (KB) Menurut Kecamatan dan JemisKelamin Tahun 2016............................................................................................. 41
E. Pengguna Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Linnya (NAPZA) MenurutKecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2016 .......................................................... 43
F. Usia Perkawinan Pertama Menurut Kecamatan dan Usia Tahun 2016 ................. 44
G. Jumlah Kematian Bayi Sampai Umur 1 Tahun...................................................... 45
H. Jumlah Balita yang Mendapat Imunisasi Tahun 2016 ........................................... 46
I. Penderita HIV/AIDS Menurut Kecamatan, Kelompok Umur dan Jenis KelaminTahun 2016 ........................................................................................................... 47
BAB VI PEREMPUAN DISEKTOR PUBLIK ................................................................ 48
A. Partisipasi Perempuan dilembaga Legislatif ..........................................................48
1. Jumlah Anggota DPRD Kota Padang Panjang Menurut Partai dan JenisKelamin Tahun 2013 – 2018............................................................................... 48
B. Partisipasi Perempuan dilembaga Eksekutif .......................................................... 49
1. Jumlah PNS Menurut Jenis Jabatan dan Jenis Kelamin Tahun 2016 ................ 49
2. Jumlah PNS Menurut Golongan Ruang dan Jenis Kelamin Tahun 2016 .......... .51
3. Jumlah Camat Menurut Jenis Kelamin di Kota Padang Panjang Tahun 2016... 52
4. Jumlah Kepala Desa / Lurah menurut jenis kelamin di Kota Padang PanjangTahun 2016 ........................................................................................................ 53
5. Jumlah Pengurus Partai Politik menurut jenis kelamin di Kota Padang PanjangTahun 2016 ........................................................................................................ 53
BAB VII KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN ................................................... 55
A. Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Umur ......................... 55
B. Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Tingkat Pendidikan ... 57
C. Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Status Perkawinan ..... 58
D. Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Jenis Kekerasan ......... 59
E. Jumlah Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Tingkat Pendidikan .... 60
F. Jumlah Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Hubungan denganKorban .................................................................................................................. 61
BAB VIII KELANGSUNGAN HIDUP ANAK ............................................................ 63
A. Perlindungan Anak................................................................................................ 63
1. Data Korban Kekerasan Terhadap Anak Menurut Jenis Kekerasan dan JenisKelamin.............................................................................................................. 64
2. Data Jumlah Anak Terlantar Menurut Jenis Kelamin di Kota Padang Panjang ...65
3. Data Jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) Swasta dan Negeri di Kota PadangPanjang............................................................................................................... 66
5
4. Data Jumlah Siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Swasta dan Negeri di KotaPadang Panjang .................................................................................................. 68
5. Data Jumlah Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Kota Padang Panjang 61
B. Tumbuh Kembang Anak ....................................................................................... 71
1. Jumlah Peserta Anak Usia Dini (PAUD) Jalur Formal dan Jalur Non FormalTahun 2016 ........................................................................................................ 71
2. Jumlah Lembaga/Kelompok Pendidikan Anak Usia Dini Jalur Formal dan NonFormal Tahun 2016 ............................................................................................ 72
BAB X PENUTUP ........................................................................................................... 73
6
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penduduk Menurut Kecamatan, Kelurahan, dan Jenis Kelamin di
Kota Padang Panjang Tahun 2016 .............................................. 24
Tabel 3.2 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota
Padang Panjang Tahun 2016 ....................................................... 26
Tabel 3.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Status
Perkawinan dan Jenis Kelamin di Kota Padang Panjang Tahun 2016
..................................................................................................... 28
Tabel 3.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Status
Perkawinan dan Kelompok Umur di Kota Padang Panjang Tahun
2016............................................................................................. 29
Tabel 4.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kecamatan, Jenjang
Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2016 ................................ 32
Tabel 4.2 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan, Jenjang
Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2016 ................................ 34
Tabel 4.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kecamatan, Kelompok
Umur (7-12, 13-15 dan 16-18 Tahun) dan Jenis Kelamin Tahun 2016
..................................................................................................... 36
Tabel 5.1 Jumlah Kematian Ibu Melahirkan di Kota Padang Panjang Tahun
2016............................................................................................. 39
Tabel 5.2 Cakupan Pertolongan persalinan Persentase Kelahiran Menurut
Kecamatan dan Penolong Persalinan Tahun 2016 ...................... 40
Tabel 5.3 Kunjungan Ibu Hamil (K1/K4) kesarana Pelayanan Kesehatan Tahun
2016............................................................................................. 41
Tabel 5.4 Peserta/Akseptor Keluarga Berencana (KB) menurut Kecamatan
dan Jenis Kelamin Tahun 2016 ................................................... 42
7
Tabel 5.5 Pengguna Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2016 ................. 43
8
Tabel 5.6 Usia Perkawinan Pertama Menurut Kecamatan dan Usia Tahun
2016............................................................................................. 44
Tabel 5.7 Jumlah Kematian bayi sampai umur 1 tahun tahun 2016 ........... 45
Tabel 5.8 Jumlah Balita yang mendapat Imunisasi Tahun 2016 ................ 46
Tabel 5.9 Penderita HIV/AIDS Menurut Kecamatan, Kelompok Umur dan
Jenis Kelamin Tahun 2016.......................................................... 47
Tabel 6.1 Anggota DPRD Kota Padang Panjang Menurut Partai dan Jenis
Kelamin Tahun 2013–2018......................................................... 48
Tabel 6.2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Jenis Jabatan dan Jenis
Kelamin ....................................................................................... 50
Tabel 6.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Golongan Ruang dan
Jenis Kelamin .............................................................................. 51
Tabel 6.4 Jumlah Camat menurut jenis kelamin di Kota Padang Panjang . 52
Tabel 6.5 Jumlah Kepala Desa / Lurah menurut jenis kelamin di Kota Padang
Panjang ........................................................................................ 53
Tabel 6.6 Jumlah Pengurus Partai Politik Menurut Jenis Kelamin di Kota
Padang Panjang ........................................................................... 53
Tabel 7.1 Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Umur
Tahun 2016 ................................................................................. 56
Tabel 7.2 Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Tingkat
Pendidikan Tahun 2016............................................................... 57
Tabel 7.3 Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut StatusPerkawinan Tahun 2016.............................................................. 58
Tabel 7.4 Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Jenis KekerasanTahun2016 .................................................................................. 59
Tabel 7.5 Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Tingkat
Pendidikan Tahun2016................................................................ 60
Tabel 7.6 Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Hubungan dengan
Korban Tahun 2016..................................................................... 61
9
Tabel 8.1 Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Anak Menurut Jenis Kelamin
di Kota Padang Panjang Tahun 2016 .......................................... 64
Tabel 8.2 Jumlah Anak Terlantar Menurut Jenis Kelamin di Kota Padang
Panjang ........................................................................................ 65
Tabel 8.3 Jumlah SLB Negeri dan Swasta di Kota Padang Panjang Tahun
2016............................................................................................. 66
Tabel 8.4 Jumlah Siswa SLB Negeri dan Swasta di Kota Padang Panjang
Tahun 2016 ................................................................................. 69
Tabel 8.5 Jumlah Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Kota Padang
Panjang Tahun 2016.................................................................... 71
Tabel 8.6 Jumlah Peserta Anak Usia Dini (PAUD) Jalur Formal dan Jalur Non
Formal Tahun 2016 ..................................................................... 72
Tabel 8.7 Jumlah Lembaga/Kelompok Pendidikan Anaka Usia Dini Jalur
Formal dan Non Formal Tahun 2016 .......................................... 72
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Wilayah Padang Panjang ..................................................... 18
Gambar 2.2 Tokoh Perempuan Padang Panjang............................................. 23
Gambar 3.1 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota
Padang Panjang Tahun 2016 ....................................................... 27
Gambar 3.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Status
Perkawinan dan Jenis Kelamin di Kota Padang Panjang Tahun
2016............................................................................................. 28
Gambar 4.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kecamatan, Jenjang
Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2016 ................................ 33
Gambar 4.2 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan, Jenjang
Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2016 ................................ 35
Gambar 4.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kecamatan, Kelompok
Umur (7-12, 13-15 dan 16-18 Tahun) dan Jenis Kelamin Tahun
2016............................................................................................. 37
Gambar 6.1 Anggota DPRD Kota Padang Panjang Menurut Partai dan Jenis
Kelamin Tahun 2013 – 2018....................................................... 49
Gambar 6.2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Jabatan dan Jenis
Kelamin ....................................................................................... 50
Gambar 6.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Golongan Ruang dan
Jenis Kelamin .............................................................................. 52
Gambar 6.6 Jumlah Pengurus Partai Politik Menurut Jenis Kelamin di Kota
Padang Panjang ........................................................................... 54
Gambar 7.1 Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Umur
Tahun 2016 ................................................................................. 56
Gambar 7.2 Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Tingkat
Pendidikan Tahun 2016............................................................... 57
9
Gambar 7.3 Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Status
Perkawinan Tahun 2016.............................................................. 58
Gambar 7.4 Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Jenis
Kekerasan .................................................................................... 59
Gambar 7.5 Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Tingkat
Pendidikan Tahun 2016............................................................... 60
Gambar 7.6 Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Hubungan
dengan Korban Tahun 2016 ........................................................ 61
Gambar 8.1 Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Anak Menurut Jenis Kelamin
di Kota Padang Panjang Tahun 2016 .......................................... 64
Gambar 8.2 Jumlah Anak Terlantar Menurut Jenis Kelamin di Kota Padang
Panjang ........................................................................................ 66
Gambar 8.3 Jumlah SLB Negeri dan Swasta di Kota Padang Panjang Tahun
2016............................................................................................. 67
Gambar 8.4 Jumlah Siswa SLB Negeri dan Swasta di Kota Padang Panjang
Tahun 2016 ................................................................................. 70
10
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gender diartikan sebagai perbedaan fungsi dan peran sosial antara laki-laki
dan perempuan yang dikrontuksikan oleh masyarakat. Perbedaan tersebut pada
prakteknya sering menimbulkan ketidakadilan, terutama terhadap kaum
perempuan baik di lingkungan rumah tangga, pekerjaan masyarakat, kultur,
maupun negara. Oleh sebab itu, untuk menghilangkan ketidakadilan tersebut
diperlukan adanya kesetaraan dan keadilan gender dalam proses bermasyarakat
dan bernegara.
Kesetaraan Gender (gender equity) lebih dimaknai sebagai kesamaan
kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-
haknya sebagai manusia dalam berperan dan berpartisipasi di segala bidang. Jadi
kesetaraan gender bukan hanya dimaknai dari segi perbedaan fisik antara laki-laki
dan perempuan saja. Sementara itu, keadilan gender (gender equality) merupakan
proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki, sehingga dalam
menjalankan kehidupan bernegara dan bermasyarakat, tidak ada pembakuan
peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan
maupun laki-laki.
Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender ditandai dengan tidak
adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses,
kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh
manfaat yang setara dan adil dari pembangunan. Memiliki akses dan partisipasi
berarti memiliki peluang dan kesempatan untuk menggunakan sumberdaya dan
memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terhadap cara penggunaan dan
hasil sumber daya tersebut. Sedangkan memiliki kontrol berarti memiliki
kewenangan penuh untuk mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil sumber
daya.
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional bahwa setiap
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah harus melaksanakan
12
pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas
dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.
Hasil Proyeksi Sensus Penduduk, pada tahun 2016 penduduk kota Padang
Panjang diperkirakan mencapai 52.935 jiwa, dan sekitar 35,5 persen diantaranya
adalah anak-anak usia 0-19 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa berinvestasi untuk
anak adalah berinvestasi untuk sepertiga penduduk kota Padang Panjang.
Gambaran kondisi anak saat ini menjadi dasar yang penting bagi pengambilan
kebijakan yang tepat bagi anak. Anak-anak merupakan kelompok penduduk usia
muda yang mempunyai potensi untuk dikembangkan agar dapat berpartisipasi
aktif dalam pembangunan di masa mendatang. Mereka merupakan kelompok yang
perlu disiapkan untuk kelangsungan bangsa dan negara di masa depan.
Dalam rangka pelaksanaan pengarusutamaan gender dan pengintegrasian
hak anak diperlukan data terpilah sebagai pembuka wawasan, sekaligus sebagai
input analisis gender dan pemenuhan hak anak. Mengingat pentingnya data ini
dalam proses perencanaan, maka Pemerintah didalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah pada pasal 13 ayat 1 mengamanatkan Penyusunan
rencana pembangunan daerah menggunakan data dan informasi perencanaan
pembangunan daerah, serta rencana tata ruang.
Data dan informasi yang dimaksud akan dikompilasi secara terstruktur
berdasarkan aspek geografis, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan
umum dan aspek daya saing daerah untuk memudahkan pengolahan serta analisis
secara sistematis dalam rangka penyusunan rencana pembangunan daerah.
Terkait dengan hal tersebut, maka disusun buku “Statistik Gender dan
Anak Kota Padang Panjang Tahun 2017” sebagai gambaran keadaan
perempuan dan anak di kota Padang Panjang secara menyeluruh di berbagai
bidang.
13
B. Tujuan
Tujuan penyusunan buku statistik gender dan anak adalah untuk
menyajikan data terpilah yang dapat menginformasikan lebih jelas kondisi
perempuan dibanding laki laki terkait dengan masalah kependudukan, karakteristik
rumahtangga, pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana, ketenagakerjaan,
sektor publik, kekerasan terhadap perempuan, sosial ekonomi lainnya, dan
kesulitan fungsional penyandang disabilitas, serta memberikan gambaran dan
informasi tentang gambaran dan informasi tentang kondisi anak Sumatera Barat
yang diamati dari aspek lingkungan keluarga, pendidikan, kesehatan, dan
perlindungan anak baik terhadap masalah sosial, hukum, kekerasan, anak bekerja
dan anak cacat.
C. Sumber Data
Data-data yang disajikan dalam buku Statistik Gender dan Anak Kota
Padang Panjang Tahun 2017 ini diperoleh dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat
statistik (BPS) Kota Padang Panjang, KPU Kota Padang Panjang, Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Padang Panjang, Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Kota Padang Panjang, Dinas Kesehatan Kota Padang
Panjang, Kementerian Agama Republik Indonesia, Badan Kepegawaian dan
Pengembangan SDM kota Padang Panjang, Lembaga Pemasyarakatan Padang
Panjang, Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Padang Panjang.
D. Sistematika Penyajian
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sumber Data
D. Sistematika Penyajian
14
BAB II : Gambaran Umum Kondisi Wilayah
A. Geografis dan Astronomis
B. Sejarah
C. Sosial dan Budaya
D. Sekilas Tokoh Perempuan Padang Panjang
BAB III : Kependudukan
A. Penduduk Menurut Kecamatan, Kelurahan, dan Jenis
Kelamin di Kota Padang Panjang Tahun 2016
B. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Kota Padang Panjang Tahun 2016
C. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut
Status Perkawinan dan Jenis Kelamin di Kota Padang Panjang
Tahun 2016
D. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut
Status Perkawinan dan Kelompok Umur di Kota Padang
Panjang Tahun 2016
BAB IV : Pendidikan
A. Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kecamatan, Jenjang
Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2016
B. Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan, Jenjang
Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2016
C. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kecamatan,
Kelompok Umur (7-12, 13-15 dan 16-18 Tahun) dan Jenis
Kelamin Tahun 2016
BAB V : Kesehatan
A. Jumlah Kematian Ibu Melahirkan di Kota Padang Panjang
Tahun 2016
B. Cakupan Pertolongan persalinan Persentase Kelahiran
Menurut Kecamatan dan Penolong Persalinan Tahun 2016
15
C. Kunjungan Ibu Hamil (K1/K4) kesarana Pelayanan Kesehatan
tahun 2016
D. Peserta/Akseptor Keluarga Berencana (KB) menurut
Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2016
E. Pengguna Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif lainnya
(NAPZA) Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2016
F. Usia Perkawinan Pertama Menurut Kecamatan dan Usia
Tahun 2016
G. Jumlah Kematian bayi sampai umur 1 tahun Tahun 2016
H. Jumlah Balita yang mendapat Imunisasi Tahun 2016
I. Penderita HIV/AIDS Menurut Kecamatan, Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin Tahun 2016
BAB VI : Perempuan disektor Publik
A. Partisipasi Perempuan dilembaga Legislatif
1. Jumlah Anggota DPRD Kota Padang Panjang Menurut
Partai dan Jenis Kelamin Tahun 2013– 2018
B. Partisipasi Perempuan dilembaga Eksekutif
1. Jumlah PNS Menurut Jenis Jabatan dan Jenis Kelamin
Tahun 2016
2. Jumlah PNS Menurut Golongan Ruang dan Jenis Kelamin
Tahun 2016
3. Jumlah Camat menurut jenis kelamin di Kota Padang
Panjang Tahun 2016
4. Jumlah Kepala Desa / Lurah menurut jenis kelamin di Kota
Padang Panjang Tahun 2016
5. Jumlah Pengurus Partai Politik menurut jenis kelamin di
Kota Padang Panjang Tahun 2016
BAB VII : Kekerasan Terhadap Perempuan
A. Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut
Umur
16
B. Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut
Tingkat Pendidikan
C. Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut
Status Perkawinan
D. Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut
Jenis Kekerasan
E. Jumlah Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut
Tingkat Pendidikan
F. Jumlah Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut
Hubungan dengan Korban
BAB VIII : Kelangsungan Hidup Anak
A. Perlindungan Anak
1. Data Korban Kekerasan Terhadap Anak Menurut Jenis
Kekerasan dan Jenis Kelamin
2. Data Jumlah Anak Terlantar Menurut Jenis Kelamin di
Kota Padang Panjang
3. Data Jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) Swasta dan
Negeri di Kota Padang Panjang
4. Data Jumlah Siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Swasta dan
Negeri di Kota Padang Panjang
5. Data Jumlah Anak yang Berhadapan dengan Hukum di
Kota Padang Panjang
B. Tumbuh Kembang
1. Jumlah Peserta Anak Usia Dini (PAUD) Jalur Formal dan
Jalur Non Formal Tahun 2016
2. Jumlah Lembaga/Kelompok Pendidikan Anaka Usia Dini
Jalur Formal dan Non Formal Tahun 2016
BAB IX : Penutup
17
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI WILAYAH
A. Geografis dan Astronomis
Kota Padang Panjang merupakan salah satu kota yang ada diantara
sembilan belas kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis Kota
Padang Panjang memiliki luas wilayah 2.300 Ha atau 0,05 persen dari seluruh
wilayah administratif pemerintahan Provinsi Sumatera Barat, sehingga merupakan
kota terkecil dari kabupaten/kota yang ada. Kota yang dikenal sebagai 'Serambi
Mekah' ini terletak antara ketinggian 650 sampai 850 di atas permukaan laut serta
dikelilingi oleh kawasan pegunungan yaitu di bawah kaki Gunung Merapi di
sebelah timur dan Gunung Singgalang di barat serta Gunung Tandikek di arah
barat daya. Kondisi demikian menyebabkan kota tersebut memiliki hawa yang
sejuk dengan rata-rata 22°C per bulan dengan curah hujan tinggi. Sepanjang tahun
2013 tercatat jumlah curah hujan 4.005,7 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak
264 hari. Sedangkan secara astronomis, Kota Padang Panjang terletak pada
lintasan
100°20'-100°30' Bujur Timur (BT) dan 0°27'-0°32' Bujur Barat (BB).
secara administratif, wilayah Kota Padang Panjang berbataskan dengan
Utara : berbatasan dengan Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar
Selatan : berbatasan dengan Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar
Timur : berbatasan dengan Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar
Barat : berbatasan dengan Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar
18
Gambar 2.1Gambar Peta Kota Padang Panjang
Sumber : Bappeda Kota Padang Panjang
B. Sejarah
Padang Panjang yang terkenal dengan nama kota Serambi Mekah
memiliki wilayah yang berawal dari dibentuknya setelah proklamasi kemerdekaan
RI yang meliputi Padang Panjang, Batipuh, dan X Koto yang berkedudukan di
Padang Panjang. Berdasarkan Ketetapan PDRI tanggal 1 Januari 1950 tentang
Pembagian Provinsi juga sekaligus merupakan pembagian Kabupaten dan Kota,
Batipuh dan X Koto masuk kedalam wilayah Kabupaten Tanah Datar dan Padang
Panjang hanya merupakan tempat kedudukan Wedana yang mengkoordinir
Kecamatan X Koto. Berdasarkan UU No. 8 tahun 1956 tentang Pembentukan
Daerah Otonom Kota Kecil di lingkungan Provinsi Sumatera Tengah, kemudian
dengan adanya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957, maka lahirlah secara resmi
Kota Kecil Padang Panjang memiliki status yang sejajar dengan daerah,
Kabupaten/ Kota lainnya di Indonesia.
19
Berdasarkan keputusan DPRD tentang Peralihan Kota Praja tanggal 25
September 1957 No.12/K/DPRDPP/57, maka Kota Praja Padang Panjang dibagi
kedalam 4 wilayah administratit yang disebut dengan Resort, yaitu Resort
Gunung, Resort Lareh Nan Panjang, Resort Pasar dan Resort Bukit Surungan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 istilah Kota Praja diganti
menjadi Kota Madya dan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44
Tahun 1980 dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1982 tentang Susunan
dan Tata Kerja Pernerintahan Kelurahan, maka Resort diganti menjadi Kecamatan
dan Jorong diganti menjadi Kelurahan. Kemudian berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.13 tahun 1982, Kota Padang Panjang dibagi atas dua kecamatan
yaitu Padang Panjang Barat dan Padang Panjang Timur. Dua kecamatan ini
masing-masing memiliki delapan kelurahan.
C. Sosial dan Budaya
Sama dengan suku Minangkabau lainnya yang tersebar di Propinsi
Sumatera Barat, kondisi sosial budaya masyarakat di Kota Padang Panjang masih
sangat kental dengan adatnya yang matrilineal (garis keturunan berdasarkan pada
pihak Ibu), walaupun orang-orang Minang sendiri sangat kuat memeluk agama
Islam, dengan "Adat basandi syara', syara' basandi Kitabullah (adat bersendikan
hukum Islam, hukum Islam bersendikan Al-Qur'an) yang merupakan cerminan
adat orang Minang yang berlandaskan Agama Islam.
Suku Minang menonjol dalam bidang pendidikan dan perdagangan.
Kurang lebih dua pertiga dari jumlah keseluruhan anggota suku ini berada dalam
perantauan di kota-kota besar di Indonesia. Kadang beberapa keluarga dari suku
yang sama, tinggal datam suatu rumah yang disebut Rumah Gadang. Dalam Adat
20
Minang terdapat banyak suku. Beberapa suku besar antara lain: Suku Koto,
Piliang, Bodi Caniago, Tanjuang, Sikumbang, Malayu, dan Jambak.
Sampai saat ini, adat masih dijadikan sebagai salah satu pertimbangan
dalam pengambilan berbagai keputusan. Kearifan lokal yang telah diwariskan
turun-temurun masih cukup terjaga, namun dampak dari globalisasi tidak dapat
dielakkan. Untuk itu dibutuhkan sinergisitas antara adat dan berbagai elemen
lainnya di Sumatera Barat, khususnya Kota Padang Panjang.
D. Sekilas Tokoh Perempuan Padang Panjang
Rahmah El-Yunusiah lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, 20
Desember 1900, dari pasangan Moh Yunus dan Rafiah dari suku Minang.
Ayahnya, seorang ulama besar yang menjabat sebagai kadi di Pandai Sikek,
Tanah Datar Kakeknya, Imanuddin, seorang ahli ilmu falak dan pemimpin
Tarekat Naqsyabandiyah.
Sejak kecil, Rahmah ditinggal ayahnya. Dia dibesarkan dan diasuh oleh
ibu dan kakak-kakaknya. Lingkungannya yang taat kepada ajaran agama,
membentuk kepribadiannya menjadi seorang penyabar dan berpendirian teguh.
Rahmah belajar dari kakak-kakaknya, Zainuddin Labay dan M Rasyad. Ketika
Zainuddin mendirikan Diniyah School, Rahmah ikut belajar di sana.
Di usia 16 tahun, Rahmah menikah dengan H. Bahauddin Latif, asal
Nagari Sumpur. Suaminya juga rnerupakan tokoh pembaharu pendidikan Islam di
Sumatera Barat. Di Sawahlunto, suaminya mendirikan Diniyah Putra. Pada 1
November 1923, saat usianya beranjak 23 tahun, Rahmah mendirikan sebuah
sekolah khusus untuk kaum perempuan yang diberi nama Al-Madrasatul Diniyyah
atau Sekolah Diniyah Putri di Padang Panjang. Ada juga yang menyebut nama
21
sekolah itu Madrasah Diniyah Ii al-Banat. Sekolah itu didirikan atas dukungan
kakaknya Zainuddin Labay dan kawan-kawan perempuannya di Persatuan Murid-
murid Diniyah School (PMDS).
Sekolah tersebut merupakan sebuah terobosan bagi pendidikan kaum
perempuan ketika itu. Awalnya, murid sekolah ini hanya 71 orang yang terdiri dari
ibu-ibu muda. Bertempat di serambi Masjid Pasar Usang, mereka belajar ilmu-
ilmu agama dan Bahasa Arab. Seiring berjalannya waktu, murid Rahmah
bertambah. Tak lama setelah itu, nama Rahmah dan Diniyah Putri melambung.
Di Semenanjung Malaysia, Rahmah diminta keluarga kerajaan untuk
mengajar di sekolah kerajaan. Negara-negara luar mulai mengenal dan
memberikan perhatian kepada Diniyah Putri. Sumbangan pun banyak mengalir
dan ia berhasil melakukan modernisasi terhadap perguruannya. Bahkan,
Pemerintah Arab Saudi, Kuwait, dan Mesir meminta siswa Diniyah belajar di
negara mereka.
Ketika Diniyah School yang didirikan kakaknya Zainuddin Labay ambruk
karena gempa 1926, Rahmah tidak rnenyerah pada takdir. Bersama kaum laki-laki,
ia memanggul batu untuk membangun kembali sekolahnya. lni merupakan
pertanda, ia bukan perempuan yang menyerah pada nasib.
Rahmah memang peduli dengan kaum perempuan. Rahmah menilai
bahwa kaum perempuan sebagai tiang negara mestinya mendapatkan pendidikan
yang baik sebagaimana halnya kaum lelaki. Keterbelakangan pendidikan kaum
perempuan ini, menurutnya, berakar dari persoalan pendidikan dan bisa
diselesaikan melalui bidang pendidikan pula.
Tanggal 12 Oktober 1945, Rahmah memelopori berdirinya Tentara
Keamanan Rakyat (yang anggotanya berasal dari Laskar Gyu Gun. la tidak hanya
22
mengayomi Tentara Keamanan Rakyat (yang kemudian berubah menjadi TNI),
tetapi juga barisan pejuang yang dibentuk organisasi Islam seperti Laskar
Sabilillah dan Laskar Hizbullah. Karena pengaruhnya dalam dunia ketentaraan
dan pergerakan di Sumatera Tengah, pada 1949 ia dipenjara dan disekap di rumah
seorang polisi Belanda di Padang. Rahmah baru dilepas setelah mendapatkan
undangan dari panitia Konferensi Pendidikan di Yogyakarta. Setelah konferensi
selesai, ia mengikuti Kongres Kaum Muslimin Indonesia di Jakarta dan kembali
ke Padang Panjang setelah penyerahan kedaulatan, Pada tahun 1955, ia terpilih
sebagai anggota DPRS dari Partai Masyumi. la duduk di lembaga itu hingga tahun
1957.
Pada tahun 1955, Rektor Universitas AI-Azhar, Kairo, Mesir,. Syekh
Abdurrahman Taj berkunjung ke Indonesia. Dia menyempatkan diri datang ke
Dinniyah Putri. Sebagai penghargaan, ia mengundang Rahmah ke Al-Azhar,
Kairo, Mesir, untuk berbagi pengalaman. Pada tahun 1957, Rahmah menunaikan
ibadah haji dan berkunjung ke Universitas Al-Azhar. Di sana ia disambut sebagai
syaikhah, gelar kehormatan agama tertinggi yang diberikan kepada perempuan.
Pemberian gelar ini belum pernah diberikan kepada siapa pun sebelumnya. Gelar
yang baru disandangnya itu setara dengan gelar Syekh Mahmoud Syalthout, salah
seorang mantan rektor Al-Azhar.
Upaya pengembangan pendidikan yang dilakukan Rahmah selanjutnya
adalah merintis program pendidikan tingkat perguruan tinggi. Sejak 1964, Rahmah
merintis pendirian Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Dakwah. Tiga tahun kemudian,
tepatnya pada 22 November 1967, kedua fakultas tersebut diresmikan Gubernur
Sumatera Barat Bapak Harlin Zain.
23
Rahmah EI-Yunusiah meninggal dunia pada 26 Februari 1969. Meski
telah tiada, perjuangannya mengangkat harkat kaum perempuan tetap diapresiasi
berbagai kalangan. Semoga, perjuangan Rahmah EI-Yunusiah bisa menginspirasi
kaum perempuan Indonesia yang hidup di era modern ini.
Gambar 2.2
Tokoh Perempuan Padang Panjang
Rahmah El Yunnusiah
24
BAB III
KEPENDUDUKAN
A. Penduduk Menurut Kecamatan, Kelurahan, dan Jenis Kelamin di Kota
Padang Panjang Tahun 2016
Penduduk mengalami peningkatan dan perubahan jumlah penduduk
disetiap wilayah tertentu di Kota Padang Panjang. Jumlah penduduk sangat
dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan
penduduk. Menurut data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Padang Panjang tahun 2017 memaparkan peningkatan dengan angka 100.00
persen dari 52,935 jiwa penduduk di Kota Padang Panjang menurut wilayah.
Tabel 3.1
Penduduk Menurut Kecamatan, Kelurahan, dan Jenis Kelamin di Kota PadangPanjang Tahun 2016
No Kecamatan/ PendudukKelurahan Laki-laki % Perempuan % Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
I Padang Panjang Barat 11,278 21.31 10,922 20.63 22,200 41.94
1 Ganting 1,369 2.59 1,301 2.46 2,670 5.04
2 Sigando 898 1.70 854 1.61 1,752 3.31
3 Ekor Lubuk 1,234 2.33 1,177 2.22 2,411 4.55
4 Ngalau 1,355 2.56 1,353 2.56 2,708 5.12
5 Guguk Malintang 2,945 5.56 2,918 5.51 5,863 11.08
6 Koto Panjang 2,074 3.92 1,979 3.74 4,053 7.66
7 Koto Katik 511 0.97 477 0.90 988 1.87
8 Tanah Pak Lambik 892 1.69 863 1.63 1,755 3.32
II Padang Panjang Timur 15,423 29.14 15,312 28.93 30,735 58.06
1 Bukit Surungan 1,190 2.25 1,161 2.19 2,351 4.44
2 Pasar Usang 1,869 3.53 1,875 3.54 3,744 7.07
3 Kampung Manggis 3,268 6.17 3,193 6.03 6,461 12.21
4 Silaing Bawah 2,706 5.11 2,720 5.14 5,426 10.25
5 Silaing Atas 1,227 2.32 1,190 2.25 2,417 4.57
25
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
6 Pasar Baru 749 1.41 742 1.40 1,491 2.82
7 Tanah Hitam 1,686 3.19 1,724 3.26 3,410 6.44
8 Balai-Balai 2,728 5.15 2,707 5.11 5,435 10.27
Jumlah 26,701 50.44 26,234 49.56 52,935 100.00Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Padang Panjang tahun 2017
Berdasarkan data tabel 3.1 kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan,
Kelurahan, dan Jenis Kelamin di Kota Padang Panjang Tahun 2016 totalnya dari
jenis data keseluruhan yang didapat angka 100.00 persen dari 52,935 jiwa. Jumlah
penduduk Padang Panjang Barat lebih padat dengan angka 30,735 jiwa dan
dengan
58.06 persen dari jumlah penduduk di kedua wilayah. Jumlah penduduk berjenis
laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk berjenis perempuan yang memiliki
angka 50.44 persen dari 26,701 jiwa berdasarkan kedua kecamatan. Dapat dilihat
dari data tersebut bahwa penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih dominan di
kedua kecamatan daripada penduduk yang berjenis kelamin perempuan.
Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki yang paling sedikit terdapat
pada wilayah kelurahan Koto Katik dengan jumlah 511 jiwa dan 0.97 persen
penduduk. Sedangkan penduduk berjenis kelamin laki-laki paling banyak terdapat
pada wilayah kelurahan/kecamatan kampung manggis dengan jumlah 3,268 jiwa
dan 6.17 persen penduduk. Penduduk berjenis kelamin perempuan paling sedikit
dengan jumlah 477 jiwa dan 0.90 persen penduduk di wilayah Koto Katik,
sedangkan penduduk berjenis kelamin perempuan paling banyak dengan jumlah
3,193 jiwa dan 6.03 persen penduduk.
B. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Jika dilihat dari perbandingan penduduk berdasarkan tingkat usia di Kota
Padang Panjang pada tahun 2016, jumlah penduduk usia muda lebih banyak
daripada jumlah penduduk usia tua tetapi menurut data dari Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kota Padang Panjang tahun 2017 terjadi peningkatan jumlah
penduduk pada kelompok umur lanjut usia. Demikian juga dengan jumlah
penduduk berdasarkan jenis kelamin, dimana jumlah penduduk dengan jenis
Jenis Kelamin
laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1 0 - 4 2,280 2,094 4,374
2 5 - 9 2,682 2,373 5,055
3 10 - 14 2,601 2,409 5,010
4 15 - 19 2,292 2,050 4,342
5 20 - 24 2,339 2,320 4,659
6 25 - 29 2,138 2,133 4,271
7 30 - 34 2,227 2,170 4,397
8 34 - 39 2,084 1,863 3,947
9 40 - 44 1,853 1,847 3,700
10 45 - 49 1,556 1,585 3,141
11 50 - 54 1,471 1,488 2,959
12 55 - 59 1,126 1,172 2,298
13 60 - 64 870 953 1,823
14 65 - 69 441 553 994
15 70 - 74 317 494 811
16 75 + 424 730 1,154
Jumlah 26,701 26,234 52,935
26
kelamin laki-laki lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk dengan
jenis kelamin perempuan. Berikut gambarannya dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Padang PanjangTahun 2016
No Kelompok Umur
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Padang Panjang tahun 2017
27
Gambar 3.1
Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Padang PanjangTahun 2016
3,000
2,500
2,000
1,500 Laki-laki
Perempuan
1,000
500
-0 - 4 5 - 9 10 - 15 - 20 - 25 - 30 - 34 - 40 - 45 - 50 - 55 - 60 - 65 - 70 - 75 +
14 19 24 29 34 39 44 49 54 59 64 69 74
Semua kelompok umur terdapat penduduk yang berjenis kelamin laki-laki
lebih banyak dari pada penduduk berjenis kelamin perempuan dengan angka
26,701 jiwa sedangkan penduduk berjenis kelamin perempuan lebih sedikit
dengan angka
26,234 jiwa penduduk. Jika diperhatikan dari tabel peningkatan jumlah penduduk
berawal dari kelompok umur 0-4 dengan angka 4,374 jiwa sampai kelompok
umur 0-14 dengan angka 5,010 jiwa. Pada kelompok umur 15-19 dengan angka
4,432 jiwa sampai 30-34 dengan 4,397 jiwa mengalami rentangan jumlah
penduduk dengan masa usia produktif yang cukup stabil dengan tidak terlalu jauh
selisih angka di antara jarak umur tersebut. Dari usia kelompok umur 34-39
dengan angka 3,947 jiwa mengalami penurunan hingga kelompok umur 70-74
dengan angka 811 jiwa dan pada kelompok umur 75+ dengan angka 1,154 jiwa
tampak mulai peningkatan drastis pada usia lansia.
C. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Status
Perkawinan dan Jenis Kelamin di Kota Padang Panjang Tahun 2016
Tabel 3.3
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Status Perkawinan danJenis Kelamin di Kota Padang Panjang Tahun 2016
Jenis Kelamin Kelompok Umur Cerai Hidup Cerai Mati
(1) (2) (3) (4)
Laki Laki
<25 0 0
25 – 49 108 32
50+ 104 253
Perempuan
<25 14 1
25 - 49 274 164
50+ 283 1710Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Padang Panjang tahun 2017
Gambar 3.2
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Status Perkawinan danJenis Kelamin di Kota Padang Panjang Tahun 2016
1800
1600
Laki Laki <25
Laki Laki 25 - 49
Laki Laki 50+
Perempuan <25
Perempuan 25 - 49
Perempuan 50+
1400
1200
1000
800
600
400
200
0Cerai Hidup Cerai Mati
Berdasarkan data pada tabel 3.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun
Keatas Menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin di Kota Padang Panjang
Tahun 2016 terlihat bahwa persentase penduduk dengan jenis kelamin laki-laki
menurut kelompok umur 25-49 tahun banyak mengalami status perkawinan cerai
hidup dengan perolehan data 108 persen. Sedangkan persentase penduduk berjenis
kelamin perempuan yang mengalami status perkawinan cerai hidup memperoleh
data paling banyak dengan angka 283 persen dari kelompok umur 50+ tahun. Jika
dilihat dari status perkawinan cerai mati persentase penduduk berjenis laki-laki
paling banyak dengan kelompok umur 50+ tahun memperoleh angka 253 persen.
Tetapi jika dilihat persentase penduduk dengan jenis kelamin perempuan lebih
banyak dibandingkan laki-laki menurut status perkawinan cerai mati dengan
perolehan angka 1710 persen dari kelompok umur 50+ tahun lebih. Jadi
berdasarkan data dapat disimpulkan bahwa status perkawinan cerai mati lebih
banyak dibandingkan cerai hidup jika dilihat dari kedua jenis kelamin dan
kelompok umur.
D. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Status
Perkawinan dan Kelompok Umur di Kota Padang Panjang Tahun 2016
Tabel 3.4
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Status Perkawinan danKelompok Umur di Kota Padang Panjang Tahun 2016
UmurJumlah Penduduk
Jumlah Penduduk BerstatusKawin
laki-laki Perempuan Jumlah laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 - 4 2,280 2,094 4,374 - - -
5 - 9 2,682 2,373 5,055 - - -
10 - 14 2,601 2,409 5,010 - - -
15 - 19 2,292 2,050 4,342 2 16 18
20 - 24 2,339 2,320 4,659 96 348 444
25 - 29 2,138 2,133 4,271 646 1,311 1,957
30 - 34 2,227 2,170 4,397 1,509 1,940 3,449
34 - 39 2,084 1,863 3,947 1,746 1,692 3,438
40 - 44 1,853 1,847 3,700 1,672 1,664 3,336
45 - 49 1,556 1,585 3,141 1,446 1,369 2,815
50 - 54 1,471 1,488 2,959 1,384 1,236 2,620
55 - 59 1,126 1,172 2,298 1,045 856 1,901
60 - 64 870 953 1,823 796 613 1,409
65 - 69 441 553 994 395 274 669
70 - 74 317 494 811 272 180 452
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
75 + 424 730 1,154 302 137 439
Jumlah 26,701 26,234 52,935 11,311 11,636 22,947Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Padang Panjang tahun 2017
Berdasarkan data pada tabel 3.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun
Keatas Menurut Status Perkawinan dan Kelompok Umur di Kota Padang Panjang
Tahun 2016 jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan dengan jumlah total 52,935 persen penduduk yang berstatus kawin
hanya 22,947 persen penduduk. Persentase penduduk berjenis kelamin perempuan
yang berstatus kawin lebih banyak dibandingkan penduduk yang berjenis kelamin
laki-laki dengan perolehan angka 11,636 persen ,sedangka penduduk yang berjenis
kelamin laki-laki memperoleh angka 11,311 persen penduduk di Kota Padang
Pnjang. Jika dilihat dari jumlah penduduk berstatus kawin paling banyak dengan
jumlah 3,449 persen dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan berdasarkan
umur 30-34 tahun. Persentase penduduk berjenis kelamin laki-laki yang lebih
banyak berstatus kawin terdapat pada umur 34-39 tahun dengan angka 1,746
persen sedangkan penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak
dengan angka
1,940 persen dengan kelompok umur yang sama.
BAB IV
PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia.
Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji
dalam menghadapi dinamika kehidupan yang makin kompleks. Dalam skala
makro, pendidikan merupakan indikator kualitas sumber daya manusia. Semakin
baik pendidikan, maka semakin baik pula kualitas sumber daya manusia. Selain
itu, pendidikan adalah sarana transformasi ampuh, karena dengan pendidikan
seseorang atau kelompok dapat mengembangkan diri secara transformatif, dari
tidak tahu apa- apa sampai menjadi ahli. Oleh karena itu, pendidikan sangat
penting untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Begitu pentingnya
pendidikan sehingga pemerintah menjadikan pendidikan sebagai hak dasar setiap
setiap manusia Indonesia yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 dalam
Pasal 31.
Dalam dimensi Gender, perlu disajikan data terpilah berdasar jenis kelamin
sehingga diketahui sejauh mana akses, peluang, kontrol, dampak dan manfaat
pendidikan bagi perempuan dan laki-laki serta bias-bias Gender yang ditimbulkan.
Untuk itu, pada tahun 1984 pemerintah mencanangkan program wajib belajar 6
tahun. Program ini semakin meningkat pada tahun 1994 menjadi wajib belajar 9
tahun. Selain itu, dianjurkan pula bahwa orangtua agar menyekolahkan anaknya
baik perempuan laki-laki sekurang-kurangnya sampai menyelesaikan sekolah
lanjutan pertama. Untuk itu, sarana dan prasarana untuk menunjang kelancaran
proses pendidikan harus disediakan.
A. Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kecamatan, Jenjang
Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2016
Pendidikan suatu wilayah dapat diketahui melalui berbagai indikator.
indikator yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat pendidikan secara
umum adalah Angka Partisipasi Kasar (APK), indikator ini juga bisa untuk
mengukur pencapaian kesetaraan gender dalam bidang pendidikan. Defenisi dari
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah perbandingan antara jumlah murid pada
jenjang pendidikan tertentu (SD. SLTP, SLTA dan sebagainya) dengan
penduduk
SD SLTP SLTA
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1PadangPanjangBarat
114.66 106.73 221.39 157.57 196.92 354.49 75.92 83.9 159.82
2Padang Panjang Timur
133.53 126.73 260.26 196.57 203.56 400.13 298.91 382.24 681.15
Total 248.19 233.46 481.65 354.14 400.48 754.62 374.83 466.14 840.97
kelompok usia sekolah yang sesuai, angka APK dinyatakan dalam persentase.
Angka hasil perhitungan tersebut (APK) digunakan untuk mengetahui bnyaknya
anak yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu.
Analisis dari APK adalah semakin tinggi nilai APK berarti semakin banyak
anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah.
Nilai APK bisa lebih besar dari 100% karena terdapat murid yang berusia diluar
usia resmi sekolah, terletak didaerah kota atau terletak pada daerah perbatasan.
Banyaknya murid yang sekolah dapat menunjukkan adanya kesadaran
masyarakat dalam mengenyam pendidikan menuju kepada kehidupan yang lebih
baik dan berkualitas. APK “The UN Guidelines for Monitoring the Millenium
Development Goal’s”, angka ini lebih baik daripada perbandingan jumlah absolut
murid laki-laki dan perempuan. APK diperlukan karena danya perbedaan yang
relative besar antara jumlah penduduk perempuan dan laki-laki, sehingga rasio
jumlah siswa saja belum dapat menggambarkan kesetaraan dan keadilan gender.
APK juga digunakan, mengingat masih tingginya siswa berusia lebih tua dari
kelompok usia yang semestinya (overage), sehingga APM di tingkat SD, SLTP,
dan STA lebih rendah dibandingkan dengan APK. Berikut data Angka Partisipasi
Kasar (APK) Menurut Kecamatan, Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun
2016.
Tabel 4.1
Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kecamatan, Jenjang Pendidikan danJenis Kelamin Tahun 2016
No Kecamatan
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun 2017
Gambar 4.1
Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kecamatan, Jenjang Pendidikan danJenis Kelamin Tahun 2016
800
700
600
500
400
300
200
100
0L P L+P L P L+P L P L+P
SD SLTP SLTA
1 Kecamatan Padang Panjang Barat 2 Kecamatan Padang Panjang Timur
Berdasarkan data tabel 4.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut
Kecamatan, Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2016 jika dilihat jumlah
total keseluruhan dari semua jenis data maka APK paling banyak pada jenjang
Pendidikan SLTA dengan angka 840.97 persen dari jenis kelamin laki-laki
perempuan. Sedangkan dilihat APK paling sedikit pada jenjang pendididikan SD
dengan angka 481.65 persen dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Berarti
kesadaran pendidikan pada jenjang pendidikan SD perlu ditingkatkan karena SD
merupakan awal terpenting dalam pendidikan. Dilihat dari tingkat jenjang
pendidikan SD dan berdasarkan jenis kelamin bahwa APK tertinggi dengan jenis
kelamin laki-laki memperoleh angka 2498.19 persen dari kedua wilayah
kecamatan di Kota Padang Panjang. Pada jenjang Pendidikan SLTP berdasarkan
jenis kelamin APK paling tinggi terdapat pada jenis kelamin perempuan dengan
angka 400.48 persen dari kedua wilayah Kecamatan di Kota Padang Panjang. jika
dilihat pada jenjang pendididkan SLTA berdasarkan jenis kelamin APK tertinggi
terdapat pada jenis kelamin perempuan dengan angka 466.14 persen dari
kedua wilayah Kecamatan di Kota Padang Panjang. jika diperhatikan data pada
tabel APK tertinggi dengan angka 382.24 persen dengan jenis kelamin perempuan
pada jenjang Pendidikan LS.
SD SLTP SLTA
L P L+P L P L+P L P L+P
1Padang Panjang Barat
100.17 96.52 196.69 139.87 136.76 276.63 47.92 56.62 104.54
2PadangPanjangTimur
120.8 116.13 236.93 245.54 96.03 341.57 221.03 268.06 489.09
Total 220.97 212.65 433.62 385.41 232.79 618.2 268.95 324.68 593.63
B. Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan, Jenjang
Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2016
Indikator lainnya yang digunakan untuk mengukur pencapaian kesetaraan
gender dalam bidang pendidikan adalah Angka Partisipasi Murni (APM), Angka
Partisipasi Murni (APM) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa
kolompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia
sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalarn persentase. Indikator APM ini
digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada
suatu jenjang pendidikan yang sesuai. Semakin tinggi APM berarti banyak anak
usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah pada tingkat pendidikan tertentu.
Nilai ideal APM = 100 % karena adanya murid dari luar daerah tertentu,
diberbolehkannya mengulang di setiap tingkat, daerah kota, atau daerah
perbatasan. APM merupakan salah satu tolak ukur yang digunakan MDGs dalam
mengukur pencapaian kesetaraan gender di bidang pendidikan. APM mengukur
proporsi anak yang bersekolah tepat waktu, yang dibagi dalam tiga kelompok
jenjang pendidikan yaitu SD untuk penduduk usia 7-12 tahun, SMP untuk
penduduk usia 13-15 tahun, dan SMA untuk penduduk usia 16-18 tahun. Berikut
data capaian Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan, Jenjang
Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun
2016:
Tabel 4.2
Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan, Jenjang Pendidikan danJenis Kelamin Tahun 2016
No Kecamatan
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun 2017
Gambar 4.2
Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan, Jenjang Pendidikan danJenis Kelamin Tahun 2016
600
500
400
300
200
100
0L P L+P L P L+P L P L+P
SD SLTP SLTA
1 Kecamatan Padang Panjang Barat 2 Kecamatan Padang Panjang Timur
Berdasarkan data pada tabel 4.2 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut
Kecamatan,Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2016 bahwasanya SLTA
memperoleh APM tertinggi dengan angka 593.63 persen sedangkan APK terendah
terdapat pada jenjang pedidikan SD dengan angka 433.62 persen berdasarkan
kedua jenis kelamin dan Kecamatan di Kota Padang Panjang.
C. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kecamatan, Kelompok Umur
(7-12, 13-15 dan 16-18 Tahun) dan Jenis Kelamin Tahun 2016
Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap Lembaga
Pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. APS merupakan indikator dasar yang
digunakan untuk melihat akses penduduk pada fasilitas Pendidikan khususnya
bagi penduduk usia sekolah. Angka Partisipasi Sekolah yang tinggi menunjukkan
terbukanya peluang yang lebih besar dalam mengakses Pendidikan secara umum.
Pada kelompok umur mana peluang tersebut terjadi dapat dilihat dari besarnya
APS pada setiap kelompok umur. Namun demikian meningkatnya APS tidak
selalu dapat diartikan sebagai meningkatnya pemerataan kesempatan masyarakat
untuk mengenyam Pendidikan.
7-12 13-15 16-18
L P L+P L P L+P L P L+P
1Padang Panjang Barat
100.17 96.52 196.69 139.87 136.76 276.63 47.92 56.62 104.54
2PadangPanjangTimur
120.8 116.13 236.93 245.54 96.03 341.57 221.03 268.06 489.09
Total 220.97 212.65 433.62 385.41 232.79 618.2 268.95 324.68 593.63
Tabel 4.3
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kecamatan, Kelompok Umur (7-12,13-15 dan 16-18 Tahun) dan Jenis Kelamin Tahun 2016
No Kecamatan
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun 2017
Berdasarkan data pada tabel 4.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut
Kecamatan, Kelompok Umur (7-12, 13-15 dan 16-18 Tahun) dan Jenis Kelamin
Tahun 2016, kelompok umur 13-15 tahun memperoleh nilai tertinggi dengan
perolehan angka 618.2 persen dari kedua jenis kelamin dan kedua daerah
kecamatan di Kota Padang Panjang. jika dilihat data berdasarkan kelompok
wilayah maka APK tertinggi terdapat pada wilayah Kecamatan Padang Panjang
Timur dengan jumlah total perolehan angka 489.09 persen sedangkan APS
terendah dengan jumlah total 96.03 persen dengan wilayah yang sama. Jika dilihat
dari jenis kelamin berdasarkan rentangan usia 7-12 tahun APS tertinggi berada
pada jenis kelamin perempuan dengan angka 116.13 persen dari wilayah
Kecamatan Padang Panjang Timur. Pada rentangan usia 13-15 tahun APS
tertinggi pada jenis kelamin laki-laki dengan angka 245.54 persen di wilayah
Kecamatan Padang Panjang Timur. APK tertinggi di antara rentangan usia di
dapat pada usia 16-18 tahun pada jenis kelamin perempuan dengan angka
268.06 persen di wilayah Kecamatan Padang Panjang Timur. Jadi dapat
disimpulkan bahwa APK tertinggi berdasarkan jenis kelamin dan pada semua
rentangan usia dan daerah Kecamatan di dapat pada jenis kelamin perempuan.
Jelas Bahwa Perempuan lebih mendominasi dalam jumlah APS di kedua wilayah.
7-12
13-1
516
-18
Gambar 4.3
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kecamatan, Kelompok Umur (7-12,13-15 dan 16-18 Tahun) dan Jenis Kelamin Tahun 2016
L+P
P
L
L+P
P
56.62
47.92
104.54
96.03
221.03
268.06
276.63341.57
489.09
L
L+P
P
L
136.76
139.87
116.1396.52
120.8100.17
245.54
236.93196.69
0 100 200 300 400 500 600
2 Kecamatan Padang Panjang Timur 1 Kecamatan Padang Panjang Barat
Jika dilihat berdasarkan Gambar sudah jelas bahwa daerah Kecamatan
Padang Panjang Timur lebih tinggi Angka Partisipasi Sekolahnya dengan
perolehan angka 489.09 persen dibandingkan wilayah Kecamatan Padang Panjang
Barat. Jadi tingkat Partisipasi Sekolah di daerah Kecamatan Padang Panjang
Timur lebih tinggi dan kesadaran akan Pendidikan lebih tinggi dan tentulah
faktor wilayah, sarana dan prasana tentulah menjadikan faktor pendukung
dalam proses pendidikan.
BAB V
KESEHATAN
Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk
sekaligus indikator keberhasilan program pembangunan. Kesehatan berimplikasi
pada produktifitas perorangan dan kelompok, sehingga pembangunan dan
berbagai upaya di bidang kesehatan diharapkan dapat menjangkau semua lapisan
masyarakat serta tidak diskriminatif dalam pelaksanaannya, program di bidang
kesehatan untuk laki-laki dan perempuan haruslah sama. Berdasarkan UU No.
23/1992 tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang tinggi. Selain itu, dalam UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN
disebutkan bahwa tantangan pembangunan bidang kesehatan yang dihadapi
diantaranya adalah mengurangi kesenjangan status kesehatan masyarakat dan
akses terhadap pelayanan kesehatan antar wilayah, tingkat sosial ekonomi, dan
gender. Salah satu program pemerintah dalam mewujudkan derajat kesehatan bagi
seluruh penduduk adalah peningkatan pelayanan kesehatan yang didukung oleh
sarana dan prasarana kesehatan yang memadai pada setiap kecamatan.
Selain itu, hal pokok yang juga harus diperhatikan adalah perluasan akses
kesehatan, khususnya kepada rakyat miskin dan perempuan di seluruh kelurahan.
Akses merupakan hal yang sangat terkait dengan isu gender. Derajat kesehatan
perempuan secara umum dapat diukur melalui ketersediaan dan jumlah kunjungan
ke fasilitas pelayanan kesehatan, jumlah akseptor KB, serta angka kematian ibu
yang secara langsung terkait dengan tingkat kesehatan ibu.
A. Jumlah Kematian Ibu Melahirkan di Kota Padang Panjang Tahun 2016
Angka Kemaban Ibu (AKI) adalah banyaknya perempuan yang meninggal
dari suatu sebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentif) selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan). Tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI
diperhitungkan pula dalam jangka waktu 6 minggu sehingga setahun setelah
melahirkan (BPS, 2007). Indikator ini
secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait dengan kehamilan.
AKI dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk status kesehatan secara umum,
pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan.
AKI mengacu pada jurnlah kematian ibu yang terkait dengan masa
kehamilan, persalinan dan nifas. Data hasil SDKI menunjukkan bahwa AKI terus
menurun dalam setiap periode survei yang diberlakukan (tahun 1994-2007). AKI
yang dihasilkan melalui SDKI dan SKRT hanya menggambarkan angka nasional
dan tidak dirancang untuk mengukur angka kematian ibu menurut propinsi. Hasil
Susenas tahun 2005 menunjukkan angka kematian ibu di Kota Padang Panjang
sebesar 105/100.000 kelahiran hidup, angka ini rnengalami penurunan
dibandingkan hasil Susenas sebelumnya, yaitu sebesar 110/100.000 kelahiran
hidup. Berikut data mengenai jumlah kematian ibu sewaktu melahirkan yang
mengalami penurunan drastis.
Tabel 5.1
Jumlah Kematian Ibu Melahirkan di Kota Padang Panjang Tahun 2016
No Kecamatan Jumlah Kematian Ibu
1 Padang Panjang Barat 0
2 Padang Panjang Timur 0
Jumlah 0Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang Tahun 2017
Berdasarkan data pada tabel 5.1 tampah bahwa tercatat angka kematian ibu
melahirkan tidak terdaftar dan ini membuktikan bahwa ibu melahirkan dengan
resiko kematian sudah berkurang dan bahkan tidak ada. Membuktikan
ketanggapan terhadap ibu melahirkan sudah tinggi dan tingkat kualitas dan
kuantitas pelayaan kesehatan sudah dalam taraf pemerataan yang menuju
maksimal.
Penolong Persalinan
Dokter / Bidan Dukun lainnya
1 Padang Panjang Barat 632 0 0
2 Padang Panjang Timur 463 0 0
Total 1095 0 0
B. Cakupan Pertolongan persalinan Persentase Kelahiran Menurut
Kecamatan dan Penolong Persalinan Tahun 2016
Tabel 5.2
Cakupan Pertolongan persalinan Persentase Kelahiran Menurut Kecamatan danPenolong Persalinan Tahun 2016
No Kecamatan
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang Tahun 2017
Berdasarkan data pada tabel 5.2 jelas bahwa masyarakat di kedua wilayah
Kecamatan lebih memilih pertolongan persalinan oleh tenaga Dokter/Bidan. Ini
dapat membujtikan kesadaran masyarakat pentingnya tenaga ahli yang terpercaya
dalam ptosese pertolongan persalinan. Berdasarkan kedua wilayah Kecamatan di
Padang Panjang bahwa daerah Kecamatan Padang Panjang Barat memperoleh
angka tertinggi data penolong persalinan dengan angka 632 tenaga ahli penolong
persalinan. Sedangkan tenaga penolong persalinan oleh dukun dan lainnya tidak
terdaftar. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tenaga ahli
Dokter/bidan lebih banyak peminat nya dan lebih banyak di keduaa kecamatan di
Kota padang Panjang maka dari itu pelayanan kesehatan di Kota Padang Panjang
tentulah harus dijaga kestabilannya dan harus terus ditingkatkan dari segi kualitas
dan kuantitasnya haruslah terus dijaga dan ditingkatkan isetiap perubahan zaman
dan waktu.
C. Kunjungan Ibu Hamil (K1/K4) kesarana Pelayanan Kesehatan Tahun
2016
Kunjungan ke fasilitas kesehatan sangat menentukan keinginan penduduk
untuk selalu memperhatikan kesehatan. Semakin banyak kunjungan ke fasilitas
kesehatan (faskes), maka semakin besar jumlah penduduk yang ingin
mempertahankan Usia Harapan Hidup (UHH). Di Kota Padang Panjang, terjadi
peningkatan dalam hal kunjungan penduduk ke fasilitas kesehatan setiap
tahunnya,
Jumlah Kunjungan
K1 K4
1 Padang Panjang Barat 704 680
2 Padang Panjang Timur 481 423
Total 1185 1103
baik kunjungan ke Rumah Sakit Umum, Poliklinik, Puskesmas, Poskeskel, hingga
tempat praktek dokter dan lain-lain.
Tabel 5.3
Kunjungan Ibu Hamil (K1/K4) kesarana Pelayanan Kesehatan tahun 2016
No Kecamatan
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang Tahun 2017
Berdasarkan data pada tabel 5.3 di paparkan bahwa Kunjungan ibu hamil
pada (K1/K4) kesarana pelayanan Kesehatan tahun 2016 bahwa jumlah kunjungan
ke K1 lebih banyak dengan perolehan angka 1185 kunjungan berdasarkan kedua
daerah Kecamatan di daerah Padang Panjang. jika dilihat kunjungan berdasarkan
wilayah Kecamatan bahwa Kecamatan Padang Panjang Barat paling banyak
melakukan kunjunagan pada K1 dengan angka 704 kunjungan. Jika dilihat
berdasarkan jumlah kunjungan paling sedikit dengan angka 423 pada kunjungan
K4 di wilayah Padang Panjang Timur. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa
kunjungan ibu hamil pda prasarana kesehatan sudah mulai Nampak
peningkatannya dan tentulah tetap menjadi pr oleh pemerintah Padang Panjang
untuk tetap meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan untuk ibu hamil.
D. Peserta/Akseptor Keluarga Berencana (KB) Menurut Kecamatan dan
Jemis Kelamin Tahun 2016
Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang berlebihan, pemerintah
melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Selain itu juga dilakukan
sosialisasi alat kontrasepe KB untuk mengatur kelahiran seperti : Kondom, IUD,
MOW, MOP, Pil, Implant, dan Suntik KB.
Keikutsertaan ibu dan keluarga dalam program KB dapat meningkatkan
usia harapan hidup karena keluarga dan khususnya ibu dapat mengatur jarak dan
jumlah kelahiran anak dan dapat menjaga kesehatan ibu. Keikutsertaan ibu dan
keluarga
Peserta KB Perempuan Peserta KB laki-lakiTotal
MOW IUD Implan Suntik Pil Jumlah MOP kondom Jumlah
1Padang Panjang Barat
209 696 240 1053 336 2534 30 487 517 3051
2PadangPanjangTimur
163 678 150 877 372 2240 20 269 289 2529
Total 372 1374 390 1930 708 4774 50 756 806 5580
dalam KB dipengaruhi ketersediaan klinik Keluarga Berencana dan Pos Pelayanan
Keluarga Berencana. Berikut data mengenai ketersediaan fasilitas KB di Kota
Padang Panjang Tahun 2016.
Tabel 5.4
Peserta/Akseptor Keluarga Berencana (KB) menurut Kecamatan dan JenisKelamin Tahun 2016
No Kecamatan
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang Tahun 2017
Berdasarkan data pada tabel 5.5 bahwa pseserta KB dengan jumlah
keseluruhan 5580 peserta. Jumlah terbanyak peserta KB berdasarkan jenis kelamin
yaitu jenis kelamin perempuan dengan angka total jumlah keseluruhan yaitu 4774
peserta yang tergabung dalam dua wilayah Kecamatan tersebut. Banyaknya
peserta dalam melakukan program KB yang dilihat dari dua wilayah yaitu wilayah
Kecamatan Padang Panjang Barat lebih banyak dengan angka 3051 peserta KB
sedangkan pada wilayah Kecamatan Padang Panjang Timur dengan angka 2529
peserta. Jika dilihat dari macam KB, peserta yang berjenis kelamin perempuan
lebih banyak macam KB nya. Peserta KB berjenis kelamin perempuan lebih
banyak memilih jenis KB suntik dengan angka 1930 peserta yang tersebar di
kedua wilayah. Peserta KB berjenis kelamin laki-laki lebih banyak melakukan
melakukan program KB dengan jenis kondom dengan angka 756 peserta dari
kedua wilayah. Diliha dari data peserta yang memilih melakukan program KB
yang paling banyak melakukan KB dengan jenis KB suntik dengan angka 1053
peserta dengan jenis kelamin perempuan di menurut data pada wilayah Kecamatan
Padang Panajang Barat. Sedangkan dilihat angka paling kecil peserta yang
melakukan program KB dengan perolehan angka 20 peserta dengan jenis KB
MOP berjenis kelamin laki- laki menurut data pada wilayah Kecamatan Padang
Panjang Timur.
Jadi dapat disimpulkan berdasarkan data pada tabel bahwa peserta yang
banyak melakukan KB yaitu peserta berjenis kelamin perempuan dan ini tidak
menutup kemungkinan laki-laki juga tidak melakukan program KB dengan tujuan
menekan laju pertumbuhan penduduk di suatu wilayah. Akan tetapi laju
pertumbuhan penduduk tidaklah dihambat tetapi di atur agar pemerataan
penduduk dapat terealisasi dengan baik dan laju pertumbuhan penduduk juga
berdampak baik dan buruk terhadap kemajuan suatu daerah ataupun wilayah.
Keberhasilan program KB di Kota Padang Panjang, diantaranya karena
keseriusan dari pemerintahan Kota Padang Panjang terhadap program KB itu
sendiri. Hal ini ditandai dengan keseriusan dari Kantor Pemberdayaan Perempuan
dan Keluarga Berencana Kota Padang Panjang dalam melakukan Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE), pelatihan-pelatihan yang dilakukan secara simultan
dan berkelangsungan, mulai dari remaja hingga kader-kader yang melakukan
motivasi dan penyuluhan KB di lapangan. Disamping itu, dukungan sarana dan
prasarana yang terkait dengan program KB agar dapat terlaksana dengan baik di
lapangan menjadi prioritas utama dalam program Dinas Sosial Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kota Padang Panjang.
E. Pengguna Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya
(NAPZA) Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2016
Tabel 5.5
Pengguna Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) MenurutKecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2016
Pengguna NAPZANo Kecamatan
Laki-laki (L) Perempuan (P) Jumlah(L+P)
1 Padang Panjang Barat 0 0 0
2 Padang Panjang Timur 0 0 0
Jumlah 0 0 0Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang Tahun 2017
Berdasarkan data pada tabel 5.6 bahwa pengguna NAPZA tidak ada
catatan data penggunanya. Ini menunjukkan Kota Padang Panjang terbebas dari
pengguna NAPZA di akhir tahun ini. Tentulah ini perlu pengawasan ketat agar
tidak akan ada
Usia Perkawinan Pertama (Tahun)≤ 16 17-18 19-20 ≥ 20
1 Padang Panjang Barat 0 2 1 3482 Padang Panjang Timur 0 1 6 245
Total 0 3 7 593
pengguna NAPZA di kota Padang Panjang. ini mencerminkan Kota Padang
Panjang Kota yang bersih dari NAPZA.
F. Usia Perkawinan Pertama Menurut Kecamatan dan Usia Tahun 2016
BKKBN merekomendasikan usia ideal untuk menikah pertama bagi
perempuan adalah 23 tahun karena di bawah usia itu masih belum matang dalam
mengelolaan kesehatan reproduksi.
Perkawinan usia dini berpengaruh pada kesehatan perempuan maupun anak
yang dilahirkan. Pendewasaan usia perkawinan telah dicetuskan pada konferensi
Intemasional kependudukan dan pembangunan (ICPD) pada tahun 1994 di Khairo,
Mesir. Konferensi ICPD Khairo menyebutkan 12 hak yang berkaitan dengan
reproduksi, diantaranya adalah hak untuk penundaan usia perkawinan. Tujuan
penundaan perkawinan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
remaja dalam pengelolaan program kesehatan reproduksi remaja (KRR).
Penundaan masa perkawinan dan kehamilan memiliki alasan yang objektif. Bila
usia perkawinan pertama wanita dilakukan pada usia kurang dari 20 tahun dengan
kondisi rahim dan pinggul belum optimal, kemungkinan memiliki resiko medis,
seperti keguguran serta kemungkinan kesulitan dalam persalinan, menjadi lebih
besar.
Tabel 5.6
Usia Perkawinan Pertama Menurut Kecamatan dan Usia Tahun 2016
No Kecamatan
Sumber : Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2017
Berdasarkan data pada tabel 5.7 bahwa Usia Perkawinan Pertama Menurut
Kecamatan dan Usia Tahun 2016 banyak yag melakukan perkawinan pertama
pada usia sudah di bilang produktif yaitu pada usia ≥ 20 tahun dengan perolehan
593 perkawinan yang terdiri dari jumlah total kedua Kecamatan di Kota Padang
Panjang. jika dilihat pada usia yang belum matang dalam usia perkawinan dan
masih dikatakan pada usia remaja yaitu pada rentangan usia 17-18 tahun
memiliki 3 perkawinan yang paling sedikit diantara rentangan usia perkawinan
pada tabel dan berdasarkan kedua wilayah. Jika dilihat dari wilayah Kecamatan di
Kopta Padang Panjang bahwa daerah Padang Panjang Barat paling banyak
usia perkawinan pertamanya pada usia 348 perkawinan dan paling sedikit dengan
angka 1 perkawinan di rentangan usia 19-20 tahun. Dilihat di wilayah Padang
Panjang Timur banyak melakukan perkawinan pertamanya pada rentangan usia ≥
20 tahun dengan 245 perkawinan pertama yang terjadi. Jika dilihat angka
perkawinan pertama yang paling sedikit di wilayah Kecamatan Padang Panjang
Timur hanya dengan 1 perkawinan yang terjadi. Dapat ditarik kesimpulan dari
data pada tabel bahwasanya perkawinan pertama tidak ada yang terjadi pada
rentangan usia ≤ 16 tahun dan ini menandakan bahwa masyarakat sudah mengerti
akan usia produkti untuk perkawinan pertama. Dan banyak masyarakat di Kota
Padang Panajang melakuka usia perkawinan pada rentangan usia ≥ 20 tahun ini
menjelaskan bahwa usia perkawinan pertama pada usia produktif yang sudah siap
untuk perkawinan pertama dan ini menunjukkan masyarakat sudah pintar dalam
usia produktif untuk melakukan perkawinan pertama.
G. Jumlah Kematian Bayi Sampai Umur 1 Tahun
Tabel 5.7
Jumlah Kematian bayi sampai umur 1 tahun tahun 2016
No Kecamatan 0 - 28 hari 29 hari - 1
Jumlah tahun
1 Padang Panjang Barat 4 2 6
2 Padang Panjang Timur 2 0 2
Total 6 2 8Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang Tahun 2017
Berdasarkan data pada tabel 5.8 Jumlah kematian bayi sampai umur 1
tahun pada tahun 2016 dengan jumlah total dari kedua wilayah dan rentangan usia
bayi yaitu dengan angka 8 bayi yang meninggal. Dilihat dari wilayah Kecamatan
Padang Panjang Barat paling banyak terjadi kematian bayi dengan jumlah total 6
bayi yang meninggal. Menurut rentangan usia bayi bahwa rentangan usia bayi
pada 0 - 28 hari paling banyak mengalami kematian bayi dengan angka 4 bayi
yang meninggal.
Jumlah kematian bayi yang paling sedikit dan dibilang tidak ada yaitu dengan angka
0 bayi yang atau bisa dikata tidak ada bayi yang meninggal terdapat pada
rentangan usia 29 hari - 1 tahun di wilayah Kecamatan Padang Panjang Timur.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah kematian bayi tentulah dapat
dikurangi dengan pelayanan prasarana fasilitas kesehatan yang memadai disetiap
wilayah dengan pemerataan yang adil agar dapat lebih banyak bayi yang
terselamatkan. Tentunya faktor kematian bayi bukan hanya pada pelayanan
masyarakat tetapi pada ibu yang mengandung dan melahirkannya haruslah dijaga
proses kandungannya tahap pertahap agar bayi yang lahir dapat terlahir dengan
normal dan tidak ada lagi bayi yang tak dapat di selamatkan karena alasan
pelayanan parasarana kesehtan yang kurang merata atau memadai. Ini menjadi
tugas pemeritah Kota Padang Panjang untuk terus meningkatkan kesehatan
masyarakat dengan program-program kesehatan dan pelatihan yang sudah
dibentuk agar kemakmuran atas kesehatan dapat terealisasi di masyarakat Kota
Padang Panjang merata dengan baik.
H. Jumlah Balita yang Mendapat Imunisasi Tahun 2016
Tabel 5.8
Jumlah Balita yang mendapat Imunisasi Tahun 2016
No Kecamatan BCG DPT 1 + HB 1 DPT 3 + HB 3 POLIO CAMPAK
1 Padang Panjang Barat 627 0 617 617 930
2 Padang Panjang Timur 447 0 426 426 603
Jumlah 1074 0 1043 1043 1533Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang Tahun 2017
Berdasarkan data pada tabel 5.9 bahwa balita yang mendapat imunisasi
paling banyak dengan jenis imunisai campak dengan jumlah total dari kedua
wilayah yaitu 1533 balita. Penyebaran balita yang mendapatkan imunisasi jika
dilihta dari pembagian wilayah maka balita yang paling banyak mendapatkan
imunisasi campak yaitu dengan angka 930 balita yang mendapatkan imunisasi di
wilayah Kecamatan Padang Panjang Barat. Sedangkan balita yang tidak ada
mendapatkan imuniasasi di kedua wilayah yaitu imunisasi DPT+HB 1 tidak ada
satupun balita yang mendapatkan imunisasi tersebut. Jika dilihat dari jenis-jenis
imunisasi , imunisasi yang berjenis BCG dengan jumlah total di kedua wilayah
yaitu 1074 balita yang mendapatkan imunisasi. Imunisasi dengan jenis DPT+HB 3
dengan total 1043 balita yang mendapatkan imunisasi di kedua wilayah. Imunisasi
dengan jenis polio 1043 balita yang mendapatkannya di kedua wilayah. Imunisasi
campak dengan jumlah total 1533 balita yang mendapatkannnya. Jika dilihat
berdasarkan data bahwa disetiap macam imunisasi wilayah Kecamatan Padang
Panjang Barat lebih banyak balita yang mendapatkan imunisasi ini dikarenakan
penyebaran penduduk yang berada di suatu wilayah tersebut atau ketersediaan
prasarana kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat di suatu wilayah , karena ini
menjadikan faktor setiap balita mendapatkan imunisasi.
I. Penderita HIV/AIDS Menurut Kecamatan, Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin Tahun 2016
Tabel 5.9
Penderita HIV/AIDS Menurut Kecamatan, Kelompok Umur dan Jenis KelaminTahun 2016
No Kecamatan0-19 Tahun 20-39 Tahun
> 40Tahun
L P L+P L P L+P L P L+P
1 Padang PanjangBarat 0 0 0 7 0 7 0 0 0
2 Padang PanjangTimur 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 7 0 7 0 0 0Sumber : Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang Tahun 2017
Berdasarkan data pada tabel 5.4 bahwa Penderita HIV/AIDS hanya didapat
data pada usia 20-39 tahun dengan angka 7 orang penderita dan hanya di wilayah
Kecamatan Padang Panjang Barat. Terlihat dari data bahwa angka penderita
HIV/AIDS masih tergolong sedikit dan ini haruslah terus dipantau agar
penambahan penderita tidak terjadi dan kalau dapat semakin berkurang dan
bahkan tidak ada. Semakin berkurang penderita penyakit HIV/AIDS dapat dinilai
bahwa suatu wilayah atau daerah tersebut jauh dari penderita penyakit HIV/AIDS
dan tentulah kesehatan itu factor terpenting untuk melihat kesejahteraan
masyarakat disuatu wilayah.
BAB VI
PEREMPUAN DISEKTOR PUBLIK
A. Partisipasi Perempuan dilembaga Legislatif
Data partisipasi perempuan di Lembaga legislatif kota Padang Panjang
didapat dari jumlah anggota DPRD kota Padang Panjang yang dihimpun dari data
instansi terkait di kota Padang Panjang yang akan disajikan berdasarkan Partai
Politik, Jenis Kelamin, dan bidang komisi yang ditempati selama periode 2013
hingga 2018. Dalam aturan keterwakilan perempuan dalam lembaga legislative
adalah sebanyak 30% dari jumlah seluruh anggota di lembaga legislatif.
1. Jumlah Anggota DPRD Kota Padang Panjang Menurut Partai dan Jenis
Kelamin Tahun 2013 – 2018
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang Panjang
tahun 2016 jumlah anggota DPRD kota Padang Panjang menurut partai dan jenis
kelamin periode 2013 – 2018 akan dijabarkan dalam table berikut :
Tabel 6.1
Anggota DPRD Kota Padang Panjang Menurut Partai dan Jenis Kelamin Tahun2013–2018
No PartaiAnggota DPRD Kota Padang Panjang
Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1 PARTAI NASDEM 1 0 1
2 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 2 0 2
3 PDI PERJUANGAN 1 0 1
4 PARTAI GOLONGAN KARYA 4 0 4
5 PARTAI GERINDRA 2 1 3
6 PARTAI DEMOKRAT 0 2 2
7 PARTAI AMANAT NASIONAL 3 0 3
8 PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN 1 1 2
9 PARTAI BULAN BINTANG 2 0 2
Jumlah Total 16 4 20
Sumber : KPU Kota Padang Panjang Tahun 2017
3
2 2 2 2
1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0
Gambar 6.1
Anggota DPRD Kota Padang Panjang Menurut Partai dan Jenis Kelamin Tahun2013 – 2018
4 4
3
2
1
0
Laki-laki Perempuan
Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa Partai Demokrat memiliki anggota
DPRD yang berjenis kelamin perempuan terbanyak yaitu dengan jumlah 2 orang.
Namun sebagian besar dari partai yang mendapat kursi di DPRD kota Padang
Panjang tidak memiliki anggota DPRD yang berjenis kelamin perempuan.
Secara keseluruhan jumlah anggota DPRD kota Padang Panjang dengan
jenis kelamin perempuan adalah 4 orang dengan persentase 20% dari seluruh
jumlah anggota DPRD kota Padang Panjang.
B. Partisipasi Perempuan dilembaga Eksekutif
Data partisipasi dilembaga eksekutif di didapat dari data beberapa instansi
terkait yang ada di kota Padang Panjang. Data tersebut berisi jumlah anggota
eksekutif berdasarkan jenis kelamin, golongan, dan jumlah PNS yang ada di
Lembaga eksekutif kota Padang Panjang.
1. Jumlah PNS Menurut Jenis Jabatan dan Jenis Kelamin Tahun 2016
Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumberdaya Manusia, jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS)
menurut jenis jabatan dan jenis kelamin akan di paparkan dalam tabel berikut :
Tabel 6.2
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Jenis Jabatan dan Jenis Kelamin
No Jenis Jabatan PNSJumlah PNS
Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Fungsional Umum 435 311 746
2 Fungsional Tertentu 273 986 1259
3 Eselon II 16 5 21
4 Eselon III 62 27 89
5 Eselon IV 168 187 355
Jumlah Total 954 1516 2470
Sumber : Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Tahun 2017
Gambar 6.2
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Jabatan dan Jenis Kelamin
1100 986
900
700
500
300
100
435
311 273
16 562 27
168 187
-100 Fu ng sio nal Umu m Fu ng sio nal E sel on II E sel on III E sel on IV Tertentu
Laki-laki Perempuan
Berdasarkan data dari rabel 7.3 jumlah PNS dengan jenis kelamin
perempuan lebih banyak dari pada PNS dengan jenis kelamin laki-laki dengan
persentase 61,38 % dari total jumlah PNS menurut jabatan. Perbedaan yang
signifikan terlihat pada jenis jabatan Fungsional Tertentu dimana jumlah PNS
dengan jenis kelamin perempuan yaitu 986 orang. Namun jumlah PNS dengan
jenis kelamin perempuan paling sedikit terdapat pada jenis jabatan Eselon II
jumlah PNS dengan jumlah yaitu 5 orang. Pada jenis jabatan Eselon IV jumlah
PNS dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dari PNS dengan jenis
kelamin laki-laki.
2. Jumlah PNS Menurut Golongan Ruang dan Jenis Kelamin Tahun 2016
Tabel 6.3
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Golongan Ruang dan Jenis Kelamin
Golongan RuangNo
Jumlah PNS
Kepangkatan PNS Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1 I-a 1 0 1
2 I-b 1 0 1
3 I-c 13 2 15
4 I-d 4 1 5
5 Golongan I 19 3 22
6 II-a 46 5 51
7 II-b 63 33 96
8 II-c 117 83 200
9 II-d 36 109 145
10 Golongan II 262 230 492
11 III-a 111 234 345
12 III-b 130 236 366
13 III-c 108 240 348
14 III-d 123 206 329
15 Golongan III 472 916 1388
16 IV-a 141 332 473
17 IV-b 43 31 74
18 IV-c 17 4 21
19 IV-d 0 0 0
20 IV-e 0 0 0
21 Golongan IV 201 367 568
Jumlah Total 954 1516 2470
Sumber : Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Tahun 2017
Jenis Kelamian
Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kota Padang Panjang 2 0 2
Padang Panjang Barat 1 0 1
Padang Panjang Timur 1 0 1
Jumlah Total 2 0 2
Gambar 6.3
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Golongan Ruang dan Jenis Kelamin
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
019 3
262 230
472
916
201
367
Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV
Laki-laki Perempuan
Menurut jenis golongan Jumlah PNS dengan jenis kelamin perempuan
lebih banyak dari pada jumlah PNS dengan jenis kelamin laki-laki dengan
perbandingan jumlah yaitu 1516 berbandng 954. Dominasi PNS dengan jenis
kelamin perempuan terdapat pada golongan III dan IV dengan jumlah 916 dan
367. Sementara jumlah PNS perempuan lebih kecil yaitu pada jenis golongan I
dengan jumlah 3 orang.
3. Jumlah Camat Menurut Jenis Kelamin di Kota Padang Panjang Tahun
2016
Tabel 6.4
Jumlah Camat menurut jenis kelamin di Kota Padang Panjang
No Kota/Kecamatan
Sumber : Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Tahun 2017
Jenis Kelamian
Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kota Padang Panjang 14 2 16
DPC
Laki-laki Perempuan Jumlah(1) (2) (3) (4) (5)
1 Partai Nasdem 10 7 17
2 PKB 11 7 18
3 PKS 5 2 7
4 PDI Perjuangan 10 5 15
5 Partai GOLKAR 34 19 53
6 Partai Gerindra 26 18 44
Menurut data tabel 7.5 kota Padang Panjang tidak memiliki camat dengan
jenis kelamin perempuan. Semua kecamtan yang terdapat di kota Padang Panjang
dikepalai oleh laki-laki.
4. Jumlah Kepala Desa / Lurah menurut jenis kelamin di Kota Padang
Panjang Tahun 2016
Tabel 6.5
Jumlah Kepala Desa / Lurah menurut jenis kelamin di Kota Padang Panjang
No Kota
Sumber : Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Tahun 2017
Untuk Desa / kelurahan kota Padang Panjang memiliki 2 orang kepala
lurah dengan jenis kelamin perempuan. Jumlah persentase kepala lurah dengan
jenis kelamin perempuan di kota Padang Panjang adalah 12,5% dari seluruh
jumlah kepala lurah di kota Padang Panjang.
5. Jumlah Pengurus Partai Politik menurut jenis kelamin di Kota Padang
Panjang Tahun 2016
Tabel 6.6
Jumlah Pengurus Partai Politik Menurut Jenis Kelamin di Kota Padang Panjang
No Partai
(1) (2) (3) (4) (5)
7 Partai Demokrat 53 14 67
8 PAN 23 13 36
9 PPP 22 9 31
10 Partai Hanura 21 9 30
11 PBB 15 10 25
12 PKPI 3 0 3
Total 233 113 346Sumber : KPU Kota Padang Panjang Tahun 2017
Gambar 6.6
Jumlah Pengurus Partai Politik Menurut Jenis Kelamin di Kota Padang Panjang
6053
50
40 34
30 26
20 19 18
23 22 21
14 13 15
10 11 1010 7 7
5 52
0
9 9 10
30
Laki-laki Perempuan
Dari data diatas jumlah pengurus partai dengan jenis kelamin perempuan
terbanyak terdapat pada partai Golkar yaitu sebanyak 19 orang. sementara itu
partai PKPI tidak memiliki pengurus partai dengan jenis kelamin perempuan.
Secara keseluruhan jumlah pengurus partai dengan jenis kelamin perempuan
adalah sebanyak 113 orang dengan persentase 32,66 % dari seluruh jumlah
pengurus partai. Pada setiap partai yang ada di kota Padang Panjang jumlah
pengurus parta didominasi oleh laki.
BAB VII
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia. Salah satunya adalah bebas dari penyiksaan maupun tindak
kekerasan sesuai dengan yang tertuang dalam UUD 1945 Pasal 28 G ayat (2).
Sedemikian mendasarnya hak perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan
ini sehingga Pemerintah Kota Padang Panjang perlu untuk mengeluarkan
rancangan Perda tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Anak. Adapun bentuk dan tindak yang bisa dikatagorikan sebagai
kekerasan terhadap perempuan antara lain perkosaan, kekerasan dalam rumah
tangga dan pelecehan seksual. Sedangkan jenis-jenis kekerasannya antara lain
fisik, psikis, seksual, eksploitasi, penelantaran dan lainnya. Data yang
dipublikasikan mungkin underreported karena hanya berdasarkan pelaporan dari
korban melalui mitra pengadaan layanan terpadu maupun organisasi non
pemerintah dan lembaga- lembaga lainnya.
Data kekerasan terhadap perempuan diambil dari data Dinas Sosial
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak. Data kekerasan terhadap perempuan memaparkan jumlah
korban dan pelaku kekerasan terhadap perempuan berdasarkan umur, tingkat
Pendidikan, dan status perkawinan, serta hubungan pelaku dengan korban.
Penyajian data tersebut berupa table dan Gambar. Pada tabel terdapat simbol “L”
yang mewakili Laki-laki, dan “P” yang mewakili Perempuan.
A. Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Umur
Data jumlah korban kekerasan terhadap permpuan menurut umur disajikan
berdasarkan 3 kelompok umur yaitu kelompok anak (0-18 Tahun), Remaja (18-25
Tahun), dan 25 tahun keatas. Berikut adalah data kekerasan terhadap perempuan
menurut umur :
a
0 0 0 0
2
Tabel 7.1
Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Umur Tahun 2016
Kelompok UmurNo Kecamatan Anak
(0-18 Th)Remaja
(18-25 Th)25 tahun
keatas(1) (2) (3) (4) (5)
1 Padang Panjang Barat 0 0 2
2 Padang Panjang Timur 0 0 2
Jumlah 0 0 4Sumber : Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Tahun 2017
Gambar 7.1
Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Umur Tahun 2016
2 22
nak (0-18 Th)
1 Remaja (18-25 Th)
5 Tahun Keatas
0Padang Panjang Barat Padang Panjang Timur
Berdasarkan data pada pada tabel 8.1 kekerasan terhadap perempuan
terjadi kepada perempuan yang berusia diatas 25 tahun. Kekerasan terhadap
perempuan di kota Padang Panjang terjadi sebanyak 4 kasus. Kekerasan terhadap
perempuan terjadi pada setiap kecamatan di kota Padang Panjang dengan jumlah
kasus yang sama yaitu 2 (dua) kasus pada setiap kecamatan.
0 0 0 0 0 0
B. Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Tingkat
Pendidikan
Tabel 7.2
Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Tingkat Pendidikan Tahun2016
Tingkat PendidikanNo Kecamatan SD/
SederajatSLTP/
SederajatSLTA/
SederajatPerguruan
Tinggi(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Padang Panjang Barat 0 0 2 0
2 Padang Panjang Timur 0 0 2 0
Jumlah 0 0 4 0Sumber : Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Tahun 2017
Gambar 7.2
Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Tingkat Pendidikan Tahun2016
2 22
SD/Sederajat
SLTP/Sederajat
1 SLTA/Sederajat
Perguruan Tinggi
0Padang Panjang Barat Padang Panjang Timur
Dari data diatas korban kekerasan terhadap perempuan terjadi kepada
perempuan yang memiliki tingkatan Pendidikan SLTA/Sederajat. Jumlah korban
kekerasan terhadap perempuan di kota Padang Panjang adalah 4 orang dimana
setiap kecamatan terdapat 2 orang korban kekerasan dengan tingkat pendidikan
korban yaitu SLTA / Sederajat. Untuk tingkat pendidikan selain SLTA/Sederajat
tidak terdapat korban kekerasan.
Status PerkawinanJumlah
Belum kawin Kawin Cerai
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Padang Panjang Barat 0 2 0 2
2 Padang Panjang Timur 0 2 0 2
Jumlah Total 0 4 0 4
0 0 0 0
C. Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Status
Perkawinan
Tabel 7.3
Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Status Perkawinan Tahun 2016
No Kecamatan
Sumber : Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Tahun 2017
Gambar 7.3
Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Status Perkawinan Tahun 2016
2 22
Belum Kawin
Kawin1
Cerai
0Padang Panjang Barat Category 2
Data yang terdapat pada table 8.3 menjelaskan semua tindakan kekerasan
terhadap perempuan terjadi dalam masa perkawinan. Jumlah kasus kekerasan
terhadap perempuan di kota Padang Panjang yaitu 4 kasus, dimana setiap
kecamatan terjadi 2 kasus kekerasan yang terjadi dalam masa perkawinan.
Jenis KekerasanJumlah
Fisik Psikis Seksual TPPO Penelantaran Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Padang PanjangBarat 2 0 0 0 0 0 2
2 Padang PanjangTimur 2 0 0 0 0 0 2
Jumlah Total 4 0 0 0 0 0 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D. Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Jenis
Kekerasan
Tabel 7.4
Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Jenis Kekerasan Tahun2016
No Kecamatan
Sumber : Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Tahun 2017
Gambar 7.4
Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Jenis Kekerasan
2 22
1
0Padang Panjang Barat Padang panjang Timur
Fisik Psikis Seksual TPPO Penelantaran Lainnya
Dalam table 8.4 menjelaskan jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan
di kota Padang Panjang terjadi sebanyak 4 kasus, dimana pada setiap
kecamatannya terdapat 2 kasus kekerasan terhadap perempuan. Jenis kekerasan
yang terjadi terhadap perempuan di kota Padang Panjang adalah kekerasan fisik.
Sementara itu tidak terdapat kasus kekerasan terhadap perempuan dengan jenis
kekerasan psikis, seksual, TPPO, dan penelantaran.
E. Jumlah Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Tingkat
Pendidikan
Tabel 7.5
Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Tingkat Pendidikan Tahun2016
Tingkat Pendidikan
No Kecamatan Belum tamatSD
SD/sederajat
SLTP/sederajat
SLTA/ Sederajat
PerguruanTinggi
L P L P L P L P L P
(1) (2) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Padang PanjangBarat 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0
2 Padang PanjangTimur 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0
Sumber : Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Tahun 2017
Gambar 7.5
Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2016
2 22
1
0 0 0 00
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
L P L P L P L P L P L P
Tidak/Belum sekolah
Belum tamat SD SD/ sederajat SLTP/ sederajat SLTA/Sederajat PerguruanTinggi
Kecamatan Padang Panjang Barat Kecamatan Padang Panjang Timur
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
L P L PSuami
L POrang Tua Keluarga Lainnya
Kecamatan Padang PanjangBarat 0 0 0 0 2 0 0
Kecamatan Padang PanjangTimur 0 0 0 0 2 0 0
Dari 4 kasus kekerasan terhadap perempuan, pelaku kekerasan terhadap
perempuan dilakukan oleh laki-laki yang memiliki tingkat pendidikan
SLTP/Sederajat. Kasus kekerasan terhadap perempuan terjadi sebanyak 2 kasus
pada setiap kecatan yang ada di Kota Padang Panjang.
F. Jumlah Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Hubungan
dengan Korban
Tabel 7.6
Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Hubungan dengan KorbanTahun 2016
Hubungan dengan Korban
No Kecamatan Orang Tua KeluargaSuami
Lainnya
L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Padang Panjang Barat 0 0 0 0 2 0 0
2 Padang Panjang Timur 0 0 0 0 2 0 0
Jumlah 0 0 0 0 4 0 0Sumber : Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Tahun 2017
Gambar 7.6
Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut Hubungan dengan KorbanTahun 2016
2 22
1
0
Pelaku kekerasan terhadap perempuan terbanyak dilakukan oleh suami
yaitu sebanyak 4 kasus, dimana pada setiap kecamatan tercadi 2 kasus kekerasan
terhadap perempuan yang dilakukan oleh suami korban. Tabel 8.6 menjelaskan
bahwa tidak ada pelaku kekerasanterhadap perempuan yang berstatus orang tua
korban, keluarga korban, dan lainnya.
Dari semua data yang dihimpun dari Dinas Sosial Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dapat
ditarik kesimpulan seperti berikut :
1. Jumlah kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di kota Padang
Panjang adalah sebanyak 4 kasus.
2. Kasus kekerasan terhadap perempuan terjadi di setiap kecamatan yang
ada di kota Padang Panjang dimana setiap kecamatan terjadi 2 kasus
kekerasan terhadap perempuan.
3. Korban dari kekerasan terhadap perempuan berstatus istri oleh pelaku
karena kekerasan tersebut terjadi dalam masa perkawinan.
4. Kekerasan terhadap perempuan dilakukan oleh suami yang memiliki
tingkat pendidikan SLTP/Sederajat terhadap istri pelaku yang memiliki
tingkat pendidikan SLTA/Sederajat.
BAB VIII
KELANGSUNGAN HIDUP ANAK
Upaya perlindungan terhadap anak di Kota Padang Panjang ternyata masih
belum maksimal karena banyaknya faktor sehingga masih terjadi kekerasan yang
dilakukan baik di rumah maupun di lingkungan. Kekerasan terhadap anak juga
dilakukan baik dari keluarga sendiri maupun kekerasan yang dilakukan oleh
orang- orang di sekitamya dalam hal ini baik di lingkungan rumah maupun di
lingkungan sekolah dengan berbagai jenis kekerasan, diantaranya kekerasan fisik,
psikis, seksual, penelantaran, eksploitasi dan juga kekerasan seksual yang
dilakukan oleh anggota keluarga sedarah atau yang disebut juga insest.
Data perlindungan anak diambil dari data Dinas Sosial Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Data-data yang akan ditampilkan
berupa tabel dan grafik. Pada penyajian data akan ada symbol “L” yang mewakili
laki-laki dan “P” untuk mewakili Perempuan. Data yang disajikan yaitu data
tentang permasalahan anak seperti kekerasan terhadap anak, jumlah anak terlantar,
jumlah siswa Sekolah Luar Biasa (SLB), jumlah SLB, dan jumlah anak yang
berhadapan dengan hukum di kota Padang Panjang. Berikut adalah data data
mengenai permasalahn anak di kota Padang Panjang.
A. Perlindungan Anak
Upaya perlindungan terhadap anak di Kota Padang Panjang ternyata masih
belum maksimal karena banyaknya faktor sehingga masih terjadi kekerasan yang
dilakukan baik di rumah maupun di lingkungan. Kekerasan terhadap anak juga
dilakukan baik dari keluarga sendiri maupun kekerasan yang dilakukan oleh
orang- orang di sekitamya dalam hal ini baik di lingkungan rumah maupun di
lingkungan sekolah dengan berbagai jenis kekerasan, diantaranya kekerasan fisik,
psikis, seksual, penelantaran, eksploitasi dan juga kekerasan seksual yang
dilakukan oleh anggota keluarga sedarah atau yang disebut juga insest.
2 2
1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
L P
Fisik
L P
Psikis
L P
Seksual
L P
Eksploitasi
L P
Penelantaran
1. Data Korban Kekerasan Terhadap Anak Menurut Jenis Kekerasan dan
Jenis Kelamin
Data Kekerasan terhadap anak didaptkan dari data Dinas Sosial
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak kota Padang Panjang. Data kekerasan terhadap anak akan
disajikan berdasarkan jenis kekerasan, jenis kelamin, dan kecamatan tempat
terjadinya kekerasan terhadap anak.
Berikut adalah tabel data kekerasan terhadap anak menurut jenis kekerasan
dan jenis kelamin di kota Padang Panjang :
Tabel 8.1
Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Anak Menurut Jenis Kelamin di KotaPadang Panjang Tahun 2016
Jenis Kekerasan
No Kecamatan Fisik Psikis Seksual Eksploitasi Penelantaran
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Padang Panjang Barat 1 0 1 0 2 3 1 1 1 0
2 Padang Panjang Timur 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0
Total 1 0 1 0 2 5 1 1 1 0Sumber : Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Tahun 2017
Gambar 8.1
Jumlah Korban Kekerasan Terhadap Anak Menurut Jenis Kelamin di KotaPadang Panjang Tahun 2016
PadangPanjang BaratPadangPanjang Timur
3.53
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Jenis KelaminJumlah
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Padang Panjang Barat 8 5 13
2 Padang Panjang Timur 16 11 27
Jumlah Total 24 16 40
Dari data yang terdapat pada tebel 9.1 jumlah korban kekerasan terhadap
anak menurut jenis kekerasan terbanyak adalah kekerasan seksual dengan jumlah
korban yaitu 7 orang, dimana terdapat 2 orang korban dengan jenis kelamin laki-
laki dan 5 orang korban dengan jenis kelamin perempuan. Dilihat dari jenis
kelaminnya korban kekerasan terbanyak adalah korban dengan jenis kelamin laki-
laki yaitu sebanyak 7 orang korban.
Kecamatan Padang Panjang Barat menjadi tempat terjadinya kasus
kekerasan terhadap anak dengan jumlah korban terbanyak yaitu 10 orang korban
kekerasan terhadap anak. Kekerasan berupa fisik, psikis, dan penelantaran masing-
masingnya terdapat jumlah korban yang sama yaitu 1 orang dan semua korban
berjenis kelamin laki-laki. Kekerasan terhadap anak dengan jenis kekerasan
eksploitasi memeiliki 2 orang korban, dimana terdapat 1 orang korban dengan
jenis kelamin perempuan, dan 1 orang korban dengan jenis kelamin laki-laki.
2. Data Jumlah Anak Terlantar Menurut Jenis Kelamin di Kota Padang
Panjang
Data jumlah anak terlantar di kota Padang Panjang didapat dari data Dinas
Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak kota Padang Panjang. Berikut data jumlah anak terlantar
di kota Padang Panjang :
Tabel 8.2
Jumlah Anak Terlantar Menurut Jenis Kelamin di Kota Padang Panjang
No Kecamatan
Sumber : Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Tahun 2017
SLB NEGERI SLB SWASTA
TK SD SLTP SLTA Jumlah TK SD SLTP SLTA Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Padang PanjangBarat 0 1 0 0 1 1 1 1 0 3
Gambar 8.2
Jumlah Anak Terlantar Menurut Jenis Kelamin di Kota Padang Panjang
1816
16
14
12 11
8 Laki-laki8
Perempuan6 5
4
2
0Padan Panjang Barat Padang Panjang Timur
Dilihat dari data di atas jumlah anak korban penelantaran terbanyak terjadi
di kecamatan Padang Panjang Timur yaitu sebanyak 27 orang korban.
Berdasarkan jenis kelamin korban penelantaran terbanyak adalah korban dengan
jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 24 orang korban dengan persentase sebesar
60% dari seluruh korban penelantaran anak.
3. Data Jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) Swasta dan Negeri di Kota Padang
Panjang
Data Jumlah SLB di kota Padang Panjang didapat dari data Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Data berikut menjelaskan jumlah SLB
berdasarkan tingkat pendidikan di Kota Padang Panjang. Berikut data jumlah SLB
Dikota Padang Panjang :
Tabel 8.3
Jumlah SLB Negeri dan Swasta di Kota Padang Panjang Tahun 2016
No Kecamatan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TK SD SLTP SLTA
SLB NEGERI
TK SD SLTP SLTA
SLB SWASTA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
2 Padang PanjangTimur 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2
Jumlah Total 0 1 0 0 1 1 2 2 0 5
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun 2017
Gambar 8.3
Jumlah SLB Negeri dan Swasta di Kota Padang Panjang Tahun 2016
1.2
11
1 1 1 1 1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Padang Panjang Barat Padang Panjang Timur
Dari data diatas jumlah SLB Swasta lebih banyak dibandingkan dengan
SLB Negeri dengan perbandingan 5 : 1. Jumlah sekolah dengan tingkat
pendidikan SD dan SLTP memliki jumlah terbanyak dengan jumlah 2 sekolah
untuk tingkat SD, dan 2 sekolah untuk tingkat SLTP. Berdasarkan tempat
berdirinya sekolah, kecamatan Padang Panjang Barat memiliki Jumlah SLB
terbanyak yaitu sebanyak
4 sekolah SLB. Di kota Padang Panjang tidak terdapat SLB dengan tingkatan
pendidikan SLTA baik di SLB Negeri maupun Swasta. SLB Negeri hanya
memilik
1 sekolah SLB dengan tingkat pendidikan SD.
4. Data Jumlah Siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Swasta dan Negeri di Kota
Padang Panjang
Data Jumlah siswa SLB di kota Padang Panjang didapat dari data Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Data tersebut dipaparkan berdasarkan jenis
kelamin dan tingkat pendidikan d SLB yang ada di kota Padang Panjang . Berikut
data jumlah siswa SLB di kota Padang Panjang :
Tabel 8.4
Jumlah Siswa SLB Negeri dan Swasta di Kota Padang Panjang Tahun 2016
SLB NEGERI SLB SWASTA
No Kecamatan TK SD SLTP SLTAJumlah
TK SD SLTP SLTAJumlah
L P L P L P L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
1 Padang PanjangBarat 0 0 27 17 0 0 0 0 44 0 0 76 36 43 16 0 0 171
2 Padang PanjangTimur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 39 14 4 0 0 0 57
Jumlah Total 0 0 27 17 0 0 0 0 44 0 0 115 50 47 16 0 0 228
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun 2017
69
Gambar 8.4
Jumlah Siswa SLB Negeri dan Swasta di Kota Padang Panjang Tahun 2016
80 76
70
60
5043
3940 36
30 27
20 17
10
14 16
40 0 0 0 0 0 0 0
00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
L P L P L P L P L P L P L P L P
TK SD SLTP SLTA TK SD SLTP SLTA
SLB NEGERI SLB SWASTA
Padang Panjang Barat Padang Panjang Timur
Dari data diatas, di Kota Padang Panjang jumlah Siswa SLB Swasta lebih
banyak dibandingkan SLB Negeri hal ini dikarenakan sekolah SLB Swasta lebih
banyak dibandingkan SLB Negeri. Dilihat dari tempat SLB berada, kecamatan
Padang Panjang Barat memiliki siswa SLB paling banyak yaitu sebanyak 215
orang siswa. Dilihat dari jenis kelamin siswa dengan jenis kelamin laki-laki paling
banyak bersekolah di SLB yaitu dengan jumlah siswa sebanyak 189 orang siswa
dengan jenis kelamin laki-laki. Berdasarkan tingkat pendidikan tingkat pendidikan
dengan jumlah siswa tertinggi yaitu tingkat SD dengan jumlah 209 orang siswa.
76
Jenis KelaminTotal
L P
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Padang Panjang Barat 0 0 0
2 Padang Panjang Timur 0 0 0
5. Data Jumlah Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Kota Padang
Panjang
Tabel 8.5
Jumlah Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Kota Padang Panjang Tahun2016
No Kecamatan
Sumber : Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Tahun 2017
Jumlah anak yang berhadapan hokum di Kota Padang Panjang pada tahun
2016 adalah 0, ini menandakan bahwa anak-anak di Kota Padang Panjang tidak
ada yang berhadapan dengan hukum di Kota Padang Panjang.
B. Tumbuh Kembang Anak
1. Jumlah Peserta Anak Usia Dini (PAUD) Jalur Formal dan Jalur Non
Formal Tahun 2016
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan
informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 5
perkembangan, yaitu: perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan/kognitif (daya pikir, daya cipta),
sosio emosional (sikap dan emosi) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan
keunikan
Jenis KelaminTotal
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (6)
1 Taman Kanak Kanak (TK) 547 524 1071
2 Tempat Penitipan Anak (TPA) 138 114 252
3 Kelompok Bermain (KB) 435 450 885
4 Satuan Paud Sejenis (SPS) 194 204 398
Total 1314 1292 2606
Nama Lembaga/Kelompok
TK TPA KB SPS
(1) (2) (3) (4) (6) (7)
1 Padang Panjang Barat 11 17 20 9
2 Padang Panjang Timur 7 13 15 12
Total 18 30 35 21
dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia
dini seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Tabel 8.6
Jumlah Peserta Anak Usia Dini (PAUD) Jalur Formal dan Jalur Non FormalTahun 2016
No Nama Lembaga/Kelompok
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun 2017
2. Jumlah Lembaga/Kelompok Pendidikan Anaka Usia Dini Jalur Formal
dan Non Formal Tahun 2016
PAUD diselenggarakan dalam dua jalur pendidikan, yaitu formal dan
nonformal. Jenis-jenis PAUD formal di antaranya: Taman Kanak-kanak (TK) dan
Raudhatul Athfal. Sedangkan PAUD nonformal di antaranya: Taman Penitipan
Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), dan Satuan Paud Sejenis (SPS).
Tabel 8.7
Jumlah Lembaga/Kelompok Pendidikan Anaka Usia Dini Jalur Formal dan NonFormal Tahun 2016
No Kecamatan
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun 2017
BAB X PENUTUP
Data dan Informasi merupakan sesuatu yang dibutuhkan bagi para penentu
kebijakan dan perencana pembangunan di segala tingkat admintstrasi. Statistik
Gender dan Anak Kota Padang Panjang Tahun 2017 ini diharapkan dapat menjadi
salah satu bahan untuk menilai pencapaian program baik di tingkat kabupaten/kota
maupun di lingkungan dinas instansi Kota Padang Panjang Dengan adanya
penyajian data dan informasi di dalam Statistik Gender dan Kesejahteraan
Perlindungan Anak Kota Padang Panjang dapat digunakan untuk mengambil
langkah-langkah perbaikan dan peningkatan dari setiap prograrn, bukan hanya di
lingkungan Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Padang Panjang saja
melainkan juga program yang berada di dinas/instansi di lingkungan Pemerintah
Kota, sehingga hasilnya dapat lebih dirasakan oleh masyarakat dalam bentuk
pelayanan yang prima bagi masyarakat. Data dan inforrnasi yang tercantum dalam
Statistik Gender dan Anak Kota Padang Panjang Tahun 2017 ini adalah
berdasarkan penilaian kinerja dan output dari kegiatan- kegiatan yang sudah
dilaksanakan di Badan/Dinas/Instansi mulai dari tingkat kota hingga tingkat
nagari Dengan adanya berbagai terobosan dalam pengumpulan data dan informasi
diharapkan Statistik Gender dan Anak Kota Padang Panjang Tahun 2017 yang
akan datang menjadi lebih baik. Dalam upaya perbaikan kedepan terhadap
substansi penyajian ataupun waktu terbit Statistik Gender dan Anak Kota Padang
Panjang dibutuhkan adanya komitmen bersama, keseriusan dan dukungan dari
berbagai pihak khususnya dari Badan/Dinas/Instansi di lingkungan Pemerintah
Kota sehingga tujuan Statistik Gender dan Anak sebagai penyedia data yang up to
date dan berkualitas dapat tercapai.