BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
IC Flip-flop adalah rangkaian digital yang digunakan untuk menyimpan satu bit
secara semi permanen sampai ada suatu perintah untuk menghapus atau mengganti isi dari
bit yang disimpan. Prinsip dasar dari flip-flop adalah suatu komponen elektronika dasar
seperti transistor, resistor dan dioda yang di rangkai menjadi suatu gerbang logika yang
dapat bekerja secara sekuensial. Nama lain dari flip-flop adalah multivibrator bistabil.
Multivibrator adalah suatu rangkaian regeneratif dengan dua buah piranti aktif, yang
dirancang sedemikian sehingga salah satu piranti bersifat menghantar pada saat piranti lain
terpancung. Multivibrator dapat menyimpan bilangan biner, mencacah pulsa,
menyerempakkan operasi-operasi aritmatika, serta melaksanakan fungsi-fungsi pokok
lainnya dalam sistem digital. Ada tiga jenis multivibrator,yaitu : astabil, monostabil, dan
bistabil. Flip flop yaitu multivibrator yang keluarannya adalah suatu tegangan rendah atau
tinggi, 0 atau 1. Keluaran ini tetap rendah atau tinggi; untuk mengubahnya, harus didrive
oleh suatu masukan yang disebut pemicu (triger). Sampai datangnya pemicu, tegangan
keluaran tetap rendah atau tinggi untuk selang waktu yang tak terbatas. Salah satu jenis
flip-flop adalah flip-flop J-K.
Gambar 1.1. Flip-Flop JK
JK flip-flop sering disebut dengan JK FF induk hamba atau Master Slave JK FF
karena terdiri dari dua buah flip-flop, yaitu Master FF dan Slave FF. Master Slave JK FF
ini memiliki 3 buah terminal input yaitu J, K dan Clock. Sedangkan IC yang dipakai untuk
1
menyusun JK FF adalah tipe 7473 yang mempunyai 2 buah JK flip-flop dimana layout nya
dapat dilihat pada Vodemaccum IC (Data bookc IC). Kelebihan JK FF terhadap FF
sebelumnya yaitu JK FF tidak mempunyai kondisi terlarang artinya berapapun input yang
diberikan asal ada clock maka akan terjadi perubahan pada output. Output dari FF JK ini
Akan ditampilkan ke dalam seven segment.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti melakukan penelitian mengangkat topic
“Rangkaian Up-Counter Modulus 10 BCD Display”.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang
rangkaian up-counter modulus 10 BCD display beserta blok penyusun di dalamnya.
1.3 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, maka kami mengemukakan beberapa
rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut diantaranya adalah :
1. Bagaimanakah skema rangkaian up-counter modulus 10 BCD display ?
2. Bagaimanakah cara kerja rangkaian up-counter modulus 10 BCD display ?
3. Bagaimanakah Cara pembuatan rangkaian up-counter modulus 10 BCD display ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skema Rangkaian
A.1. Rangkaian Catu Daya
Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang paling penting bagi sistem elektronika.
Ada dua sumber catu daya yaitu sumber AC dan sumber DC. Sumber AC yaitu sumber
tegangan bolak - balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan sumber tegangan
searah.
Dalam pembuatan rangkaian up-counter modulus 10 ini, menggunakan IC TTL
(Transistor-Transistor Logic) membutuhkan sumber tegangan atau catu daya +5volt.
Tegangan PLN sebesar 220 VAC (Volt Alternating Current) harus diubah dalam bentuk
tegangan arus searah (DC) +5volt. Ini membutuhkan transformator step down (trafo CT)
untuk mengubah besaran tegangan 220 VAC menjadi 12 VAC.
Rangkaian up-counter modulus 10 membutuhkan tegangan +5 VDC (Volt Direct
Current), Sehingga tegangan 12 VAC dari trafo harus di searahkan dengan menggunakan
dioda. Seperti Gambar dibawah ini.
Gambar 2.1
3
A.2. Rangkaian Clock Menggunakan LM 555
IC timer 555 atau sering disebut dengan IC 555 adalah salah satu IC yang sangat
populer. Populer disini karena banyak sekali kegunaan dari IC ini, dan banyak orang
tertarik menggunakannya dengan berbagai fungsi yang ada didalamnya.
Fungsi dari IC555 bisa bermacam-macam, karena dapat menghasilkan sinyal
pendetak/sinyal kotak. Tergantung kreativitas untuk merangkainya, beberapa diantaranya
adalah sebagai clock untuk jam digital, hiasan menggunakan lampu LED, menyalakan 7-
segment dengan rangkaian astable, metronome dalam industry music, timer counter, atau
dengan lebih dalam mengutak-atik lagi dapat memberikan PWM (pulse width modulation)
yang mengatur frekuensi sinyal logika high untuk mengatur duty cycle yang diinginkan.
Skematik dari IC555 beserta deskripsi pin-nya sendiri bisa dilihat di datasheetnya,
sebagai contoh adalah LM555 sebagai berikut :
Gambar 2.2. IC 555 Pembangkit Pulsa
A.3. Rangkaian IC 74LS73 (FF JK)
Gambar 2.3. Flip-Flop JK
JK flip-flop sering disebut dengan JK FF induk hamba atau Master Slave JK FF
karena terdiri dari dua buah flip-flop, yaitu Master FF dan Slave FF. Master Slave JK FF
4
ini memiliki 3 buah terminal input yaitu J, K dan Clock. Sedangkan IC yang dipakai untuk
menyusun JK FF adalah tipe 7473 yang mempunyai 2 buah JK flip-flop dimana layout nya
dapat dilihat pada Vodemaccum IC (Data book IC). Kelebihan JK FF terhadap FF
sebelumnya yaitu JK FF tidak mempunyai kondisi terlarang artinya berapapun input yang
diberikan asal ada clock maka akan terjadi perubahan pada output. Dalam pembuatan
rangkaian modulus 10 membutuhkan keluaran 4 bit sehingga dibutuhkan 4 flip-flop,
dimana dalam satu IC 74LS73 terdapat 2 buah flip-flop jadi dibutuhkan 2 buah IC
74LS73.
Tabel 2.1 kebenaran Flip-Flop JK
A.4. Rangkaian IC 74LS00
Gambar 2.4. IC 74LS00
IC 74LS00 merupakan IC gerbang NAND dinyatakan sebagai Y = , dimana
output rangkaian Y bernilai 0, hanya jika kedua inputnya A dan B masing-masing bernilai
1; dan output Y bernilai 1 untuk nilai-nilai A dan B yang lain. Jadi NAND adalah
komplemen dari AND. Simbol gerbang NAND dapat dilihat pada gambar dibawah ini
5
Gambar 2.5. Simbol gerbang NAND
Dalam pembuatan up-counter modulus 10 gerbang NAND digunakan sebagai pe-
reset. Dimana up-counter modulus 10 dari angka 0 hingga angka 10, gerbang NAND
digunakan untuk mengaktifkan reset saat counter menghitung memenuhi kondisi 10 hexa
atau dibinerkan 1010. Bit yang bernilai 1 dijadikan masukan atau input di pin A dan B
gerbang NAND sehingga menghasilkan logika low atau 0. Logika 0 ini digunakan untuk
mereset flip-flop JK karena reset flip-flop JK aktif rendah (aktif ketika diberikan logika
rendah atau 0).
A.5. Rangkaian IC 74LS247
Gambar 2.6. IC 74LS247
IC 74LS724 merupakan IC decoder. Dalam rangkaian ini IC 74LS247 digunakan
sebagai BCD yaitu pengubah bilangan biner keluaran dari flip flop JK (4 bit) diubah
menjadi bilangan decimal yang ditampilkan pada seven segment.
6
A.6. Rangkaian Seven Segment
Gambar 2.7. Seven Segment
Seven Segment adalah tujuh segmen-segmen yang digunakan menampilkan angka.
Seven segment merupakan display visual yang umum digunakan dalam dunia digital.
Seven segment sering dijumpai pada jam digital, penujuk antrian, display angka digital
dan termometer digital. Penggunaan secara umum adalah untuk menampilkan informasi
secara visual mengenai data-data yang sedang diolah oleh suatu rangkaian digital.
Seven segmen ini tersusun atas 7 bbuah LED yang disusun membentuk angka 8
yang penyusunnya menggunakan diberikan lebel dari ‘a’ sampai ‘g’ dan satu lagi untuk
dot point (DP). Setiap segmen ini terdiri dari 1 atau 2 Light Emitting Diode ( LED ). salah
satu terminal LED dihubungkan menjadi satu sebagai kaki common.
A.6.1. Prinsip Kerja
Prinsip kerja seven segmen ialah input biner pada switch dikonversikan masuk ke dalam
decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut menjadi decimal,
yang nantinya akan ditampilkan pada seven segment.
A.6.2 Jenis-jenis Seven Segment
1. Common Anoda
Semua anoda dari led dalam seven segmen disatukan secara parallel dan semua itu di-
hubungkan ke vcc, dan kemudian led dihubungkan melalui tahanan pembatas arus keluar
dari penggerak led. Karena dihubungkan ke vcc, maka common anoda ini berada pada
kondisi aktif low (led akan menyala/aktif bila diberi logika 0).
7
2. Common Katoda
Merupakan kebalikan dari Common Anoda. Disini semua katoda disatukan secara
parallel dan dihubungkan ke ground. Karena seluruh katoda dihubungkan ke ground, maka
common katoda ini berada pada kondisi aktif high (led akan menyala/aktif bila diberi
logika 1).
B. Cara Kerja Rangkaian Secara Keseluruhan
Up counter modolus 10 BCD display bekerja berdasarkan bilangan biner (4 bit) yang
dihasilkan oleh rangkaian flip-flop JK yang berubah-ubah karena adanya clock atau pulsa
yang dibangkitkan oleh rangkaian timer IC 555, kemudian ditampilkan dalam bentuk
seven segment menggunakan IC decoder 47LS247.
Yang dimaksud dengan up counter modolus 10 adalah penghitungan bilangan desimal
dari bilang 0 hingga bilangan 10, saat counter mencapai hexa 10 maka counter akan di-
reset kembali ke hitungan awal yaitu angka 0 desimal. reset ini terjadi karena biner dari
desimal 10 adalah 1010. logika high dari 1010 dicuplik sebagai input gerbang NAND
untuk mengaktifkan reset pada 4 buah flip-flop JK yang aktif low (aktif ketika
mendapatkan logika rendah = 0), seperti yang tertera pada gambar 1.1.
Tabel 2.1 Tabel Kebenaran Output Flip-Flop JK
8
C. Kronologis Pembuatan Rangkaian
Pembuatan rangkaian up-counter modulus 10 diawali dengan persiapan alat dan
bahan. Untuk pengerjaan rangkaian dibagi dalam beberapa blok penyusun antara lain
sebagai berikut :
1. Pembuatan rangkaian catu daya.
Pemasangan komponen-komponen sesuai dengan skematik rangkaian catu daya, yang
terdiri dari :
a. Trafo CT (tegangan 220VAC menjadi 12VAC)
b. Dioda Bridge (untuk penyaarah tegangan 12VAC menjadi 12VDC)
c. LM 7805 (untuk regulator tegangan input 12VDC menjadi 5VDC)
d. Kapasitor 470uF (untuk filter tegangan output 5VDC)
2. Penyusunan rangkaian flip-flop JK 74LS73
Pemasangan komponen-komponen sesuai dengan skematik rangkaian flip-flop sesuai
gambar 1.1, dimana clock masuk ke FF1 output dari FF1 atau Q0 digunakan sebagai clock
pada FF2 selanjutnya Q0 FF2 digunakan sebagai clock dari FF3. Selanjutnya keluaran Q0
dari FF3 digunakan sebagai clock FF4.
Dari uraian diatas didapatkan frekuensi dari FF=2n, maksudnya adalah jika FF1 1Hz
maka FF2 menghasilkan keluaran 2Hz, FF3 menghasilkan keluaran 2x FF2=4Hz dan
selanjutnya FF4 akan mnghasilkan keluaran 2x dari frekuaensi FF3=8Hz.
3. Penyusunan rangkaian pe-reset 74LS00
Pemasangan komponen sesuai dengan skematik rangkaian gerbang NAND dalam up-
counter modulus 10 seperti gambar 1.1. Dimana input dari gerbang NAND diambil dari
Q1 dan Q3. Saat nilai biner keluaran dari flip flop JK 1010 = 10 desimal maka akan me-
reset menjadi biner 0000 = 0 desimal.
4. Penyusunan rangkaian BCD 74LS247
Keluaran dari flip flop 4 bit (Q0,Q1,Q2,Q3) dijadikan masukan IC 74LS247 yang
akan dikonversi kedalam bilangan desimal dan ditampilkan pada seven segment yang
terbuat dari LED.
9
5. Penyusunan seven segment
Dalam rangkaian up-counter modulus 10 BCD display seven segment dibuat dari
untaian led yang dipasang paralel, menyerupai seven segment digunakan sebagai penampil
bilangan konversi biner ke desimal.
6. Pemasangan rangkaian di dalam box
Setelah membuat rangkaian dari point 1 sampai point 5 maka langkah selanjutnya
pemasangan rangkaian ke dalam box, untuk memperindah alat yang kita buat.
C.1. Alat Dan Bahan
Penyusunan rangkaian up counter modulus 10 membutuhkan alat dan bahan sebagai
berikut:
C.1.1. Alat
Adapun beberapa alat yang dibutuhkan dalam membuat rangkaian up-counter
modolus 10 BCD Display adalah sebagai berikut :
1. Multimeter Digital
2. Tang
3. Obeng (+) dan (-)
4. Solder
5. Dan lain-lain
C1.2. Bahan
1. IC 74LS73 5. Trafo step down CT (220VAC-12VAC)
2. IC 74LS00 6. Capasitor (filter tegangan)
3. IC LM555 7. LM 7805 (Regulator out = 5V)
4. IC 74LS247 8. Capasitor (untuk clock)
10
9. PCB 13. Tenol
10. Resistor 14. Dioda (sebagai penyearah)
11. Resistor Variabel 15. papan
12. LED (seven segment) 16. kabel
C.2. Pengujian Catu Daya
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan baik buruknya catu daya yang kita
buat. Dengan cara memberikan tegangan 220 VAC pada trafo dan mengukur tegangan
keluaran IC LM 7805. Tabel pengukuran sebagai berikut :
Tabel 2.2 Pengujian Catu Daya
No
.
Tegangan Input Tegangan Output
1. 6 VDC 4,75 VDC
2. 9 VDC 4,82 VDC
3. 12 VDC 4,90 VDC
4. 15 VDC (6+9) 4,95 VDC
C.3. Pengujian Clock Menggunakan LM 555
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui baik buruknya IC LM 555 sebagai
penghasil pulsa atau clock, lama dari pulsa dapat diatur dengan mengubah variabel pada
resistor yang terdapat pada sebelah kanan box. Output indicator dari clock yang
dibangkitkan dapat dilihat dari mati dan hidupnya LED yang dipasang pada pin 3 LM 555
sebagai output.
C.4. Pengujian Tampilan Seven Segment
11
Pengujian ini bertujuan mengetahui baik buruknya seven segment yang kita buat dari
susunan LED yang terpasang paralel, metode pengujian nya dengan cara memberikan
tegangan catu daya sebesar 5volt dan melihat LED menyala atau tidak.
D. Peran Masing-Masing Anggota
Peran masing – masing anggota sebagai berikut :
Ali irfan : Mengerjakan rangkaian seven segment.
Hari mubarok : Mengerjakan rangkaian flip flop.
Reza Rizqi Firdaus : Mengerjakan rangkaian catu daya.
Burit Sigit Prakoso : Mengerjakan rangkaian timer / clock.
E. Hasil Rancangan
Berikut ini hasil dari rancangan kelompok kami, rangkaian up-counter modulus 10
BCD Display seperti gambar dibawah ini :
1. Catu Daya 3. Flip flop
2. Clock 4. Seven Segment
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembuatan hingga pengujian rangkaian up-counter modulus 10 BCD Display
dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. LM 7805 merupakan IC legulator yang dapat mengubah tegangan input lebih besar dari
5volt (max 24 VDC) menjadi tegangan output sebesar 5volt.
2. Cara kerja flip flop JK seperti gambar 1.1 ialah asinkron.
3. Keluaran dari flip flop JK sebesar 2n ( FF1= 1Hz, FF2=2Hz,FF3=4Hz,FF4=8Hz).
4. Untuk mengaktifkan reset pada IC 74LS73 harus menggunakan input logika rendah.
5. IC 74LS247 merupakan IC BCD untuk mengubah bilangan biner menjadi bilangan
decimal.
6. Seven segment yang tersusun dari LED yang terpasang parallel disusun dengan
menggunakan metode common anoda (ketika diberikan logika rendah maka led akan
menyala.
B. KRITIK DAN SARAN
Kami menyadari betul bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu untuk dapat memperbaikinya kami mohon saran dan kritik dari rekan rekan pembaca.
Kami mohon maaf apabila ada kata-kata yang salah dan tidak berkenan dihati rekan rekan.
Atas perhatian rekan rekan kami ucapkan terima kasih.
13
DAFTAR PUSTAKA
Akhal.2012. “Rangkaian Clock Dengan IC LM555” (online),
(http://akhal.org/, diakses tanggal 23 Mei 2012).
Amirul.2010. “Pengertian IC” (online),
(http://amrilukman.blogspot.com/, diakses tanggal 23 Mei 2012).
Ayhu.2009. “Laporan Praktikum Flip-Flop” (online),
(http://ayhumaniez.blogspot.com/, diakses tanggal 22 Mei 2012).
Elektroarea.2009. “Skema Rangkaian Oscillator LM555” (online),
(http://elektroarea.blogspot.com/, diakses tanggal 22 Mei 2012).
Irfan.2009.“IC Flip-flop dan IC Gerbang Dasar” (online),
(http://irfannurhardiansyah.blogspot.com/, diakses tanggal 22 Mei
2012).
Ito.2012. “Rangkaian Catu Daya” (online),
(http://etronselectronic.blogspot.com/, diakses tanggal 22 Mei 2012).
Meriwardana. “Rangkaian Counter Seven Segment Dengan IC555” (online),
(http://meriwardana.blogspot.com/, diakses tanggal 23 Mei 2012).
Ndoro.2012. “Pengertian Catu Daya” (online),
(http://endorobei.blogspot.com/, diakses tangal 22 Mei 2012).
Shendy.2010. “Rancang Bangun Sistem Penampil 7 Segmen melalui
Pemanfaatan LPT 1” (online),
(http://shendydelariorindupoerba.blogspot.com/, diakses tanggal 22
Mei 2012).
Zainal.2011. “Eksperimen 7473” (online),
(http://www.scribd.com/, diakses tanggal 23 Mei 2012).
14
15