Download - 02 Detektor
-
8/19/2019 02 Detektor
1/28
Fire Detector Fire Detector
-
8/19/2019 02 Detektor
2/28
FIRE DETECTOR
Cara Kerja alat deteksi kebakaran
Fire detectors bekerja dengan mendeteksi salah satu
atau lebih produk dari kebakaran
Ada beberapa jenis fire detectors, dan masing
masing jenis tersebut memiliki cara kerja yang
berbeda.
Dalam desain, penting untuk memahami dan mengenal
karakteristik material yang potensial untuk menjadi penyebab kebakaran,dimana detektor akan diletakkan dan resiko dari kebakaran itu sendiri.
Untuk pemakaian yang sifatnya umum, detektor asap (smoke detector)
sangat direkomendasikan untuk digunakan, karena detektor ini memiliki
tingkat proteksi yang sangat tinggi (paling baik). Saat ini ada beberapa jenis detektor kebakaran yang kerap digunakan
pada gedung di seluruh dunia.
-
8/19/2019 02 Detektor
3/28
Jenis FIRE DETECTOR
Berdasarkan jenis produk kebakaran yang dideteksi, jenis fire detectoryang umum dikenal dan diaplikasikan pada bangunan antara lain :
Detektor asap (smoke detector)
Detektor panas ( heat detector)
Detektor nyala api (flame detector) Detektor gas (gas detector)
Detektor manual (manual detector atau manual call point)
Selain jenis detector di atas, terdapat pula beberapa jenis detektor yangdapat pula di aplikasikan pada kebakaran :
Detektor kekurangan oksigen (Oxygen Devisiency Detector)
Detector bunyi (Sound Detector)
Detektor kebocoran (Leak Detector)
-
8/19/2019 02 Detektor
4/28
1. Detektor Manual (manual detector)
Alat ini adalah detektor pasif, karena yang bertindak sebagai detektor adalah manusia.
Berupa kotak tertutup, berisi saklar tarik atau tuas/handel untuk
menyembunyikan alarm, karena itu disebut juga sebagai pull-station.
Manusia jika melihat kemungkinan terjadinya kebakaran di suatu ruang,diharapkan dapat mengaktifkan alat ini.
-
8/19/2019 02 Detektor
5/28
Detektor Asap (Smoke Detector)
Detektor ini akan memberi respon bila terpapar olehasap dalam ruangan pada tahap awal kebakaran
(sebelum berkembang menjadi kebakaran yg besar)
Detektor asap dapat mendeteksi partikel asap, yang
terlihat ataupun tidak terlihat pd proses kebakaran. Merupakan detektor yang paling baik dan efektif. Umumnya penghuni menyadari
akan bahaya api tetapi tidak acuh terhadap asap..
Lebih sensitive dari detektor panas selama asap yang dihasilkan oleh api berada
dalam batas yang dapat dideteksi oleh detektor asap. Sehingga, detektor ini
akan memberi peringatan lebih dini.
Secara fisik, detektor ini hampir tidak ada bedanya dengan detektor panas
Smoke detector cocok untuk ruangan dengan kondisi :
Indoor area dengan ceiling yang rendah, seperti kantor, kamar mandi, dan
ruang istirahat. Ruangan yang relatif bersih dari kotoran dan debu
Ruangan yang mengandung material pengisi berupa bahan mudah terbakar
dan penghasil asap beracun, seperti kayu, kertas, kain dan plastik.
-
8/19/2019 02 Detektor
6/28
Jenis Detektor Asap
Berdasarkan cara kerja deteksinya, detektor asap dapat dikategorikan dalam dua jenis yaitu :
Detektor ion (ionization detectors)
Detektor Photoelektrik (photoelektrik detectors)
Detektor pengionan
Berisi suatu sel radioaktif yang secara elektronis menciptakan partikel yang
disebut ion.
Ion ini akan menghasilkan arus yang terus-menerus .
Asap yang masuk akan mengganggu aliran arus tersebut dan akanmengaktifkan alarm.
-
8/19/2019 02 Detektor
7/28
Jenis Detektor Asap
Detektor Photoelektrik (Optical) Api pada awalnya akan mengeluarkan ion-ion, kemudian terlihat asap dan
selanjutnya nyala api.
Karena yang dideteksi adalah ion (asap dan api belum terlihat) maka alat ini
sangat sensitive, lebih peka dibandingkan detektor panas maupun api.
Memiliki satu sumber radioaktif kecil yang mengisi udara ke suatu bilik.
Bila udara yang masuk arus listrik kecil dapat melewati bilik tsb dan
menyempurnakan satu sirkuit elektrikal.
Bila asap yang masuk, akan menghalangi radiasi, menghentikan aliran listrik
dan memicu alarm. Kepekaan detektor ini menuntut pemeliharaan yang rutin, sebab bila
terkontaminasi alat ini dapat mengirim sinyal palsu.
-
8/19/2019 02 Detektor
8/28
Detektor Panas (Thermal / Heat Detectors)
Detektor panas adalah sensor yang bekerja karenaaktivasi temperatur yang akan membunyikan alarm
ketika temperatur pada tingkatan yang tidak normal.
Detektor ini merupakan detektor paling tua, sederhana, tidak mahal, dan paling
banyak digunakan khususnya pd bangunan bertingkat tinggi di Indonesia.
Detektor panas kebih spesifik digunakan hanya untuk perlindungan property,
Detektor ini tidak untuk keselamatan jiwa.
Paling sedikit mengirim sinyal palsu.
Paling lambat responnya dan kurang sensitive karena memerlukan waktu
pemanasan yang cukup utk mengaktifkan alarm, (sering api sudah dalam kondisisukar dikontrol lagi).
Detektor panas menggunakan satu set resistor yang sensitive terhadap
temperature yang dinamakan thermistor.
Ideal digunakan untuk kondisi lingkungan yang : Kotor, berdebu atau lingkungan berasap..
Fasilitas produksi atau yang mengandung flammable gasses dan liquids,
Daerah beresiko kebakaran dengan cepat membesar dan merubah temperatur ruang.
Indoor area dengan kondisi tdk berangin ataupun udara yang mengalir yang dapat
membatasai panas terdeteksi detektor
Area dimana partikel pembakaran biasa terdapat, kitchens, utility rooms, dan garasi
-
8/19/2019 02 Detektor
9/28
Jenis deteksi panas berdasar cara kerja :
a. Tipe Rate of Rise Mendeteksi kenaikan temperature yang sangat drastis
Cocok digunakan pada lingkungan dengan temperatur normal,
(seperti dapur, workshop, tidak cocok untuk gudang barang,
penyimpanan dll.)
b. Tipe Fixed-temperature
Mendeteksi kenaikan temperatur secara perlahan dan tertentu
Ada dua jenis tipe : self-restroring dan non-restroring.
Self-restroring type secara otomatis diatur akan menutup hubungan
elektrikal saat temperatur mencapai limit yang telah diatur. Biasanya
thermistor diatur bereaksi pd temperatur 57oC, 88oC atau 94oC.
Hubungan kembali normal saat temperature ke kondisi semula.
Non-restoring type terdiri dari elemen yang melebur melalui
hubungan elektrikal, dan akan meleleh dan menutup sinyal elektrikal.
Setelah terpakai, seluruh detektor rusak dan harus diganti).
c. Tipe Combination
Mendeteksi dengan cara gabunga : fixed temperature & rate of rise.
Jenis ini lebih memungkinkan untuk digunakan pada banyak aplikasi.
-
8/19/2019 02 Detektor
10/28
Detektor Nyala Api (Flame Detectors)
Perangkat yang mendeteksi infra red, ultra violet atau visible radiation yangdiakibatkan oleh kebakaran
Pada kebakaran bahan tertentu seperti bahan baker, nyala api terlihat dahulu
sebelum asap, bahkan seringkali asap yang terjadi sangat sedikit.
Pada kasus semacam ini paling tepat digunakan detektor nyala api.
Detektor yang bekerja dengan prinsip merespon radiasi infra merah dan/atau
ultraviolet yang merupakan karakteristik dari nyala api.
Flame detectors cocok untuk memproteksi :
Daerah dengan ceiling yang tinggi dan open space yang besar (gudang,auditorium)
Outdoor atau area semi-terbuka, dimana angin atau aliran udara dapat
mengurangi efek keberadaan asap ataupun panas.
Bangunan beresiko secara cepat terjadi kebakaran besar, (petrochemicalproduction, fuel storage areas, paint shops, dan bahan pelarut, dll).
Lingkungan yang tidak cocok menggunakan jenis detektor kebakaran lain
-
8/19/2019 02 Detektor
11/28
Jenis Detektor Nyala
Flame detectors, terdiri dari beberapa tipe :: uv detectors (ultraviolet) ir detectors (infrared)
uv-ir detectors (ultraviolet-infrared)
Pemilihan detektor tergantung pada jenis material apa yg terlibat, response
time yang diinginkan, dan kondisi lingkungan di mana detektor akan difungsikan
UV Flame Detectors
Merespon nyala api yang memancarkan sinar ultraviolet dlm bagian spektrum cahaya.
UV detectors dapat merespon adanya api kurang dari 10 milliseconds.
Detektor ini tidak ideal digunakan pada sekitar pancaran api pd proses pengelasan,
karena pancaran api tersebut mengandung sinar ultra violet
IR Flame Detectors
Merespon nyala api yang memancarkan sinar inframerah dlm bagian spektrum cahaya.
IR detectors dapat merespon adanya api kurang dari 50 milliseconds
Detektor ini didesain untuk mengaktifkan alarm pd kebakaran material hidrokarbon, danakan mengabaikan pancaran api pd proses pengelasan, nuclear radiation dan x-rays.
UV-IR Flame Detectors
Detektor ini merespon nyala yg memancarkan sinar UV dan/atau IR sekaligus.
Detektor ini membutuhkan kedua jenis cahaya utk dapat aktif, sehingga sangat resisten
terhadap false alarms termasuk pengelasan, x-rays, cahaya lampu dan radiasi peralatan,(banyak sumber lain yang dapat menghasilkan UV atau IR sensors false alarm..
-
8/19/2019 02 Detektor
12/28
Detektor Gas (Gas Detector)
Detektor asap sering bermasalah karena hanyamendeteksi partikel asap aktif dialam, banyak
gejala lain yang mirip partikel asap, yang berpotensi
menyebabkan alarm palsu detektor gas solusinya.
Dalam industri, tanda bahaya palsu adalah merupakan salah satu masalah yang
harus dihindari, karena dapat merugikan. Sistem deteksi gas, dimaksudkan untuk mendeteksi secara dini terhadap
keberadaan gas produk kebakaran, yang dapat menyebabkan :
Akumulasi dr combustible gas (gas yang mudah terbakar)
Keracunan yang diakibatkan keberadaan toxic gas (gas beracun)
Iritasi, megganggu secara visual
Hal beresiko lain, misalnya kekurangan oksigen atau
kelebihan CO2
Klasifikasi jenis detektor berdasarkan deteksi gas nya : Detektor gas mudah terbakar (Combustible Gas Detector)
Detektor gas beracun (Toxic Gas Detector)
Detector gas berbahaya (gabungan)
Detektor oksigen (Oxygen Deficiency Deector/Monitor)
-
8/19/2019 02 Detektor
13/28
Gas- Gas Berbahaya
Gas yang mudah terbakar :
Propylene C3H6 / CH2CHCH3
Methane (CH4)
METHANOL (CH3OH) Hydrazine N2H4 / H2N-NH2
Hydrogen Sulfide (H2S)
Acetaldehyde (C2H4O/CH3CHO)
Ethane (C2H6 / CH3CH3 ) Ethylene (C2H4 / CH2=CH2)
Sulfur (S)
Chloromethyl methyl ether
CH3OCH2CI
dll
Sulfur Monochloride (Cl2S2)
Acetylene C2H2
Acrolein CH2=CHCHO Benzaldehyde C6H5CHO
Benzene C6H6
Isobutane (C4H10 /
(CH3)2CHCH3)
Hydrogen Cyanida HCN
Potassium Sulfide (K2S)
-
8/19/2019 02 Detektor
14/28
Carbon Monoxide: (CO)
Chlorine ( Cl2 )
Chlorine Dioxide ( ClO2 )
Isocyanates
Phosgene
Chlorodifluoromethane :
( CHClF2 )
Nitrogen Dioxide : (N02 )
Nitric Oxide (NO)
Hydrogen Halides:
(HCI, HBR, HI & HF)
Sulfur Dioxide: (S02)
OZONE (O3)
Sodium Cyanide ( NaCN )
dll
Gas Iritan :
Amonium NH3 Cyclohexane
Ketones
Nitrogen Dioxide : N02 Aldehydes
Organic Acids,
dll
Gas- Gas Berbahaya
Gas beracun produk kebakaran :
-
8/19/2019 02 Detektor
15/28
Oxygen Deficiency
Kekurangan oksigen akibat kebakaran langsung ataupun yangtidak lansung (dr proses kebakaran), dapat beresiko terhadap
manusia
Dilingkungan, banyak material yang dapat dengan mudah
bereaksi dengan oksigen ataupun memindahkannya dr
ruangan (karena berat jenisnya lebih besar dari oksigen) Manusia bernafas membutuhkan 20,9% oksigen pd komposisi
udara di atmosfir.
Bila terjadi pengurangan (walaupun kecil : 1-2%) manusia
akan merasakan efek yg tidak baik.
Orang sakit (jantung, paru-paru ataupun peredaran darah),
akan berakibat fatal dengan 15-19 % oksigen
Ada beberapa sebab timbulnya kekurangan oksigen di udara :
Kebocoran tangki penyimpanan, natural gas lines,
process valves & more release gas yang akanmemindahkan oksigen dr udara (pd ruangan kecil atau
ventilasi yg buruk)
Terbakarnya material organik, yang dapat menghasilkan
methane, carbon monoxide, carbon dioxide, & hydrogen
sulfide yang dapat bereaksi dengan oksigen atau
memindahkannya dr ruangan
-
8/19/2019 02 Detektor
16/28
Detektor Gas (Gas Detector)
Mengingat banyaknya jenis gas bernahaya yang mungkin ada pada saatkebakaran, penyediaannya tentu didasari oleh jenis gas yang mungkin timbul
Detektor gas yang paling umum digunakan :
Detektor gas CO & CO2 Detektor gas beracun umum
Detektor Oksigen (Oxygen Deficiency Detector)
Adapun jenis detektor gas berdasarkan sistem kerjanya :
Portable Gas Detectors
Transportable Gas Detectors
Fixed Gas Detectors
Prinsip kerja deteaktor dapat berupa Catalytic Bead hydrocarbon gases. Infrared
point hydrocarbongas detectors, dan deteksi gas beracun seperti Hydrogen
Sulfide, Chlorine,,Ammonia, CO, Chlorine, Chlorine dioxide, Hydrogen chloride,
Nitric oxide,, nitrogen dioxide, Oxygen deficiency ,Ozone, dan Sulfur dioxide
Unit detektor, dapat bekerja sendiri, atau dalam suatu sistem yang terintegrasi
dengan sistem kontrol seperti jenis detektor kebakaran lainnya
-
8/19/2019 02 Detektor
17/28
Skematik Perangkat Detektor Gas
-
8/19/2019 02 Detektor
18/28
Detektor Gas CO
Detektor asap sering bermasalah karena hanya mendeteksipartikel asap untuk mengaktifkan alarm,
Di lingkungan banyak juga gejala lain yang profilnya sangat
mirip partikel asap, yang berpotensi menyebabkan alarm tak
dikehendaki (alarm palsu). Oleh sebab itu, pendeteksian
karbon monoksida dapat memecahkan masalah ini.
Detektor CO dapat lebih meningkatkan kecepatan deteksi dari
lambatnya terpendam api kebakaran, karena CO adalah gas,
yang dapat lebih cepat menyebar di udara dibandingkan
partikel asap.
Dengan pendeteksian awal menggunakan pendeteksian ini dapat dipastikan
pengungsian berlangsung secepatnya sehingga korban kebakaran dapat
dihindarkan.
Detektor karbon monoksida juga dapat mengurangi kemungkinan tanda bahayapalsu oleh stimulus yang dapat menyebabkan alarm tak dikehendaki seperti yang
terjadi dalam detektor asap. Umumnya yang menjadi penyebab tanda bahaya
palsu, seperti : debu, uap air, asap rokok, asap panggangan, dan partikel / butir
yang naik di udara.
Dalam industri, tanda bahaya palsu adalah merupakan salah satu masalah yangharus dihindari, karena dapat merugikan.
-
8/19/2019 02 Detektor
19/28
Penempatan Perangkat Detektor
Penempatan detektor disesuaikan dengan
Kondisi ruangan (luas, tinggi, layout denah)
Isi ruangan (material konstruks dan interior)
Perangkat detektor yang digunakan (item yang dideteksi)
-
8/19/2019 02 Detektor
20/28
-
8/19/2019 02 Detektor
21/28
Penempatan Perangkat Detektor
-
8/19/2019 02 Detektor
22/28
Penempatan Perangkat Detektor
-
8/19/2019 02 Detektor
23/28
Lampiran
-
8/19/2019 02 Detektor
24/28
Schematic Fire Alarm & Detector Cable
-
8/19/2019 02 Detektor
25/28
Lampiran
-
8/19/2019 02 Detektor
26/28
-
8/19/2019 02 Detektor
27/28
Tabel Penyediaan Sistem Deteksi dan Alarm Menurut Fungsi, Jumlah dan Luas Lantai Bangunan.
KepmenPU NO 10/KPTS/2000
Kelompok
BangunanKelas Fungsi Bangunan
Jumlah
lantai
Jumlah luas
min/lantai (m2)
Sistem Deteksi
& alarm
1 a Rumah Tinggal 1 - -
1 b Asrama, Guest House, Kost,Hostel (< 300 m2) 1 300 -
1 tdk ada batas (TAB) Manual
2 - 4 TAB Manual
- - -
1 TAB Manual
2 - 4 TAB Manual
- - -
1 TAB Manual
2 - 4 TAB Otomatis
> 4 TAB Otomatis
1 400 Manual
2 - 4 200 Manual
> 4 TAB Otomatis
1 400 Manual
2 - 4 200 Manual
> 4 TAB Otomatis
1 2000 Manual
2 - 4 1000 Manual
> 4 TAB Otomatis
1 400 Manual
2 - 4 200 Manual
> 4 TAB Otomatis
1 TAB Manual
2 - 4 TAB Otomatis
> 4 TAB Otomatis
1 400 Manual
2 - 4 200 Manual
> 4 TAB Otomatis
1 400 Manual
2 - 4 200 Manual
> 4 TAB Otomatis
- - -
- - -
- - -
Bangunan Struktur bukan
hunianGarasi pribadi
Bangunan Struktur bukan
huniankolam renang, antena, dll
10 a
10 b
Bangunan Umum Perawatan, kesehatan, lab
Bangunan UmumPertemuan, peribadatan,
pendidikan, budaya
9 a
9 b
Bangunan Penyimpanan
/gudangtempat parkir umum, gudang
Bangunan Lab, Industri,
pabrik
Produksi perakitan,
pengepakan, dll
7
8
Kantor Usaha profesional,
komersial, dll
Bangunan PerdaganganRumah makan, toko, salon,
pasar 6
5
Terdiri dr 2 atau lebih unit
hunian (Ruko)
Asrama, Hotel, Org berumur,
cacat, dll
Hunian
Hunian campuran(+Kantor, gudang, industri,
perdagangan)
2
3
4
-
8/19/2019 02 Detektor
28/28
Fire Detector Fire Detector