Download - 04 Kegawatdaruratan Medik-SR
KEGAWAT-DARURATAN MEDIK
KEGAWAT-DARURATAN MEDIK
Pengenalan gejala dan tanda yang dapat mengancam keselamatan
jiwa dan upaya mempertahankan kehidupan
Pengenalan gejala dan tanda yang dapat mengancam keselamatan
jiwa dan upaya mempertahankan kehidupan
TUJUAN TUJUAN
● Umum– mampu untuk mengenali dan
menatalaksana kegawatdaruratan medik obstetrik dan neonatal
● Khusus– Mampu mengenali dan melaksanakan
tindakan medik untuk menatalaksana:• Syok hipovolemik• Syok septik• Syok neurogenik• Perdarahan hebat • Trauma intraabdomen• Resusitasi Kardiopulmoner
● Umum– mampu untuk mengenali dan
menatalaksana kegawatdaruratan medik obstetrik dan neonatal
● Khusus– Mampu mengenali dan melaksanakan
tindakan medik untuk menatalaksana:• Syok hipovolemik• Syok septik• Syok neurogenik• Perdarahan hebat • Trauma intraabdomen• Resusitasi Kardiopulmoner
STABILISASI STABILISASI
●Elemen-elemen penting dalam stabilisasi pasien adalah :– Menjamin kelancaran jalan nafas,
pemulihan sistem respirasi dan sirkulasi
– Menghentikan sumber perdarahan atau infeksi
– Mengganti cairan tubuh yang hilang– Mengatasi rasa nyeri atau gelisah
●Elemen-elemen penting dalam stabilisasi pasien adalah :– Menjamin kelancaran jalan nafas,
pemulihan sistem respirasi dan sirkulasi
– Menghentikan sumber perdarahan atau infeksi
– Mengganti cairan tubuh yang hilang– Mengatasi rasa nyeri atau gelisah
TERAPI CAIRANTERAPI CAIRAN
● Kondisi gawatdarurat restorasi cairan● Larutan isotonik yang dianjurkan:
– Ringer Laktat– NaCl fisiologis/garam fisiologis (normal
saline).
● Untuk pemberian cairan infus, perhatikan :– jumlah cairan yang akan diberikan– lamanya pemberian per unit cairan– ukuran atau diameter jarum (no. 16-18) dan
kecepatan tetesan. Jumlah per mililiter tetesan bervariasi antara 10-20 tetes / ml.
● Kondisi gawatdarurat restorasi cairan● Larutan isotonik yang dianjurkan:
– Ringer Laktat– NaCl fisiologis/garam fisiologis (normal
saline).
● Untuk pemberian cairan infus, perhatikan :– jumlah cairan yang akan diberikan– lamanya pemberian per unit cairan– ukuran atau diameter jarum (no. 16-18) dan
kecepatan tetesan. Jumlah per mililiter tetesan bervariasi antara 10-20 tetes / ml.
TRANSFUSI DARAHTRANSFUSI DARAH
● Transfusi darah untuk restorasi segera terhadap defisit darah akibat perdarahan
● Dapat menyelamatkan pasien tetapi juga memiliki risiko yang fatal (anafilaktik, hemolisis atau inkompatibilitas) atau risiko transmisi penyakit berbahaya (HPV, HIV/AIDS)
● Pemberian transfusi darah, harus melalui serangkaian proses yang teliti dan pertimbangan yang matang
● Transfusi darah untuk restorasi segera terhadap defisit darah akibat perdarahan
● Dapat menyelamatkan pasien tetapi juga memiliki risiko yang fatal (anafilaktik, hemolisis atau inkompatibilitas) atau risiko transmisi penyakit berbahaya (HPV, HIV/AIDS)
● Pemberian transfusi darah, harus melalui serangkaian proses yang teliti dan pertimbangan yang matang
Minimalisasi risiko transfusiMinimalisasi risiko transfusi
● Seleksi akurat terhadap donor dan darah● Uji tapis dan kajian prevalensi penyakit
menular di komunitas donor untuk menghindarkan infeksi melalui transfusi darah dan uji keamanan darah donor
● Progam jaga mutu darah dan produk darah● Jaminan akurasi golongan darah, uji
kompatibilitas, kualitas pemisahan dan penyimpanan komponen darah dan keamanan transportasi darah
● Kesesuaian indikasi bagi penggunaan darah dan produknya
● Seleksi akurat terhadap donor dan darah● Uji tapis dan kajian prevalensi penyakit
menular di komunitas donor untuk menghindarkan infeksi melalui transfusi darah dan uji keamanan darah donor
● Progam jaga mutu darah dan produk darah● Jaminan akurasi golongan darah, uji
kompatibilitas, kualitas pemisahan dan penyimpanan komponen darah dan keamanan transportasi darah
● Kesesuaian indikasi bagi penggunaan darah dan produknya
Pemantauan transfusiPemantauan transfusi
●Sebelum transfusi darah dilakukan
●Pada saat transfusi diberikan ●15 menit setelah transfusi darah
berjalan●Setiap jam selama transfusi darah●Setiap jam dalam 4 jam pertama
setelah transfusi darah
●Sebelum transfusi darah dilakukan
●Pada saat transfusi diberikan ●15 menit setelah transfusi darah
berjalan●Setiap jam selama transfusi darah●Setiap jam dalam 4 jam pertama
setelah transfusi darah
Pasien wanita 25 th, HPPTensi 60, Nadi lemah teraba 160 / menit
Telapak tangan dingin basah, Hb 6 g%
#2 : RL
#3 : RL
#4 : HES
#5 : Transfusi
#1 Posisi Syok
Jika infus cairan sudah cukup (Nadi <100, T-sistolik > 90-100)
ternyata Hb < 7- 8 g/dl, maka disiapkan transfusi.Jika ternyata Hb ≤ 5 g/dl, maka harus segera transfusi
1. Segera atasi sumber perdarahan2. Bila perlu anestesia, gunakan Ketamin (bila tidak ada kontraindikasi)
Perbandingan komposisi darah dan cairan pengganti perdarahan
Perbandingan komposisi darah dan cairan pengganti perdarahan
H2O
Na
Albumin
Eritrosit
H2O
Na
H2O
Na
Koloid
PlasmaSubstitutes
LarutanKristaloid (RL/NaCl)
Darah
Estimasi SimtomatikEstimasi Simtomatik
●Bila perdarahan menyebabkan terjadinya perubahan tanda vital (hipotensi), maka jumlah darah yang keluar telah mencapai 1000-1200 ml
●Bila terjadi syok hipovolemik, maka jumlah perdarahan telah mencapai 2000-2500 ml
●Bila perdarahan menyebabkan terjadinya perubahan tanda vital (hipotensi), maka jumlah darah yang keluar telah mencapai 1000-1200 ml
●Bila terjadi syok hipovolemik, maka jumlah perdarahan telah mencapai 2000-2500 ml
Efek Perdarahan terhadap Sirkulasi dan Oksigenasi SelEfek Perdarahan terhadap
Sirkulasi dan Oksigenasi Sel
hipotensi
S y o k
Gagal Jantung
transport O2 normalHb 7-15
Sunder-Plasman 1968
Transport Oksigenselama anemia
Hb 7-8 = tolerable
Hb 10 = optimal
Hb < 5 = critical
HANYA ATAS INDIKASI KHUSUSAda tanda “oxygen-want” :tachycardia, tachypnea, kepala-ringanAda cardiac ischemia, congestive heart failureAda asidosis metabolik, asidosis laktat
OK
Terapi AntibiotikaTerapi Antibiotika
Antibiotika Dosis Keterangan
Ampisilin 1 g IV tiap 4 jam atau 500 mg (oral) tiap 6 jam
Spektrum luas, murah
Benzilpenisilin 10 juta IU IV per 4 jam Ada efek samping seriusefektif untuk kokus Gram (+) dan GO
Kloramfenikol 1 g IV tiap 6 jam Baik untuk sepsis, penekanan sumsum tulang, pantau gambaran darahEfektif untuk Gram (-) dan flora usus
Antibiotika Dosis Keterangan
Gentamisin 1,5 kg/kg BB/dosis IV/IM per 8 jam
Aktif untuk kuman Gram (+), Gram (-) termasuk Klamidia.
Doksisiklin Tetrasiklin
100 mg tiap 12 jam 500 mg tiap 6 jam (jangan diberikan bersamaan dengan susu atau antasida
Sebagai ganti atau kombinasi dengan Ampisilin. Baik dikombinasikan dengan Metronodazol
Metronidazol 1 g IV atau per rektal tiap 12 jam atau 500 mg oral tiap 6 jam
Baik untuk Gram (-) dan Anerob. Dapat dikombinasi-kan dengan Ampisilin dan Doksisiklin. Alternatif dari Klindamisin. Relatif murah dan mudah didapat. Serapan oral mencapai kadar serum yang sama dengan i.v.
TetanusTetanus
● Pasien dengan imunisasi lengkap dalam 5 tahun terakhir dan lukanya tergolong bersih maka tidak perlu diberikan serum anti tetanus.
● Luka yang terkontaminasi bahan infeksius (risiko tinggi tetanus) harus diberikan 0,5 ml TT dan Imunoglobulin Tetanus (TIG/ATS).
● Bila riwayat imunisasi tak jelas dan luka dengan risiko tinggi tetanus maka berikan TT dan TIG/ATS (jangan menyuntikkan kedua bahan tersebut dengan jarum/tabung suntik dan pada lokasi suntikan yang sama
● Pasien dengan imunisasi lengkap dalam 5 tahun terakhir dan lukanya tergolong bersih maka tidak perlu diberikan serum anti tetanus.
● Luka yang terkontaminasi bahan infeksius (risiko tinggi tetanus) harus diberikan 0,5 ml TT dan Imunoglobulin Tetanus (TIG/ATS).
● Bila riwayat imunisasi tak jelas dan luka dengan risiko tinggi tetanus maka berikan TT dan TIG/ATS (jangan menyuntikkan kedua bahan tersebut dengan jarum/tabung suntik dan pada lokasi suntikan yang sama
SYOKSYOK
●Tanda-tanda Syok :– nadi cepat dan halus (> 100 X per
menit)– menurunnya tekanan darah (diastolik
< 60 mmHg)– pernafasan cepat (respirasi > 32 X per
menit)– pucat (terutama pada konjungtiva
palpebra, telapak tangan, bibir)– berkeringat, gelisah, apatis/bingung
atau pingsan/tidak sadar
●Tanda-tanda Syok :– nadi cepat dan halus (> 100 X per
menit)– menurunnya tekanan darah (diastolik
< 60 mmHg)– pernafasan cepat (respirasi > 32 X per
menit)– pucat (terutama pada konjungtiva
palpebra, telapak tangan, bibir)– berkeringat, gelisah, apatis/bingung
atau pingsan/tidak sadar
PENANGANAN AWALPENANGANAN AWAL
● Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital
● Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh pasien untuk mencegah aspirasi muntahan. – Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk
mencegah aspirasi.
● Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui slang atau masker dengan kecepatan 6-8 liter per menit
● Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital
● Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh pasien untuk mencegah aspirasi muntahan. – Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk
mencegah aspirasi.
● Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui slang atau masker dengan kecepatan 6-8 liter per menit
PENANGANAN AWALPENANGANAN AWAL
● Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja jantung. – Bila setelah posisi tersebut ternyata pasien
menjadi sesak atau mengalami edema paru, maka kembalikan tungkai pada posisi semula dan tinggikan tubuh atas untuk mengurangi tekanan hidrostatik paru
● Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja jantung. – Bila setelah posisi tersebut ternyata pasien
menjadi sesak atau mengalami edema paru, maka kembalikan tungkai pada posisi semula dan tinggikan tubuh atas untuk mengurangi tekanan hidrostatik paru
Terapi DefinitifTerapi Definitif
● Tentukan penyebab syok dan tentukan tindakan segera untuk mengatasi hal tersebut– Perdarahan hipovolemik– Infeksi septik– Nyeri hebat kardiogenik/vasovagal
● Infus/restorasi cairan● Oksigen● Antibiotika● Agen Vasoaktif
● Tentukan penyebab syok dan tentukan tindakan segera untuk mengatasi hal tersebut– Perdarahan hipovolemik– Infeksi septik– Nyeri hebat kardiogenik/vasovagal
● Infus/restorasi cairan● Oksigen● Antibiotika● Agen Vasoaktif
Selalu periksa ketersediaan dan kelengkapan obat-obatan
gawatdarurat
Selalu periksa ketersediaan dan kelengkapan obat-obatan
gawatdarurat
GAWATDARURAT OBSTETRIK GAWATDARURAT OBSTETRIK
●Perdarahan obstetrik akut●Syok (hemoragik, septik, reaksi
vasovagal, dll)●Serangan eklampsia●Kesulitan bernafas●Overdosis obat●Reaksi anafilaktik
●Perdarahan obstetrik akut●Syok (hemoragik, septik, reaksi
vasovagal, dll)●Serangan eklampsia●Kesulitan bernafas●Overdosis obat●Reaksi anafilaktik
Medikamentosa Gawat Darurat : (1)
Medikamentosa Gawat Darurat : (1)
● Antibiotik– Ampisilin– Amoksilin– Benzatin penisilin– Benzil penisilin– Cefazolin– Ceftriakson– Kloksasilin– Eritromisin– Gentamisin– Metronidazol– Trimetoprim-
Sulfametoksazol
● Antibiotik– Ampisilin– Amoksilin– Benzatin penisilin– Benzil penisilin– Cefazolin– Ceftriakson– Kloksasilin– Eritromisin– Gentamisin– Metronidazol– Trimetoprim-
Sulfametoksazol
● Steroid– Hidrokortison– Betametason– Deksametason
● Anti kejang– Magnesium sulfat– Diazepam
● Antihipertensi– Hidralazin– Nifedipin– Labetolol
● Steroid– Hidrokortison– Betametason– Deksametason
● Anti kejang– Magnesium sulfat– Diazepam
● Antihipertensi– Hidralazin– Nifedipin– Labetolol
Medikamentosa Gawatdarurat: (2)Medikamentosa
Gawatdarurat: (2)● Uterotonika
– Oksitosin *– Ergometrin *– Metil ergometrin– Misoprostol– Prostaglandin E2– 15-metil
prostaglandin F2α
● Anestetik– Ketamin– Lignokain 1% atau
2%– Halotan
● Uterotonika– Oksitosin *– Ergometrin *– Metil ergometrin– Misoprostol– Prostaglandin E2– 15-metil
prostaglandin F2α
● Anestetik– Ketamin– Lignokain 1% atau
2%– Halotan
● Analgetik– Parasetamol– Indometasin– Petidin– Morfin
● Cairan infus– Garam fisiologis– Dekstrosa 5%– Glukosa (10%, 50%)– Ringer Laktat (RL)– Akuades steril
● Analgetik– Parasetamol– Indometasin– Petidin– Morfin
● Cairan infus– Garam fisiologis– Dekstrosa 5%– Glukosa (10%, 50%)– Ringer Laktat (RL)– Akuades steril
* Simpan dalam lemari pendingin
Medikamentosa Gawatdarurat : (3)
Medikamentosa Gawatdarurat : (3)
● Obat-obatan Gawat Darurat lainnya– Furosemid– Nitrogliserin– Nalokson– Prednisolon– Prometazin
● Obat-obatan Gawat Darurat lainnya– Furosemid– Nitrogliserin– Nalokson– Prednisolon– Prometazin
– Adrenalin– Aminofilin– Sulfas Atropin– Kalsium glukonas– Digoksin– Difenhidramin– Efedrin
– Adrenalin– Aminofilin– Sulfas Atropin– Kalsium glukonas– Digoksin– Difenhidramin– Efedrin
Peralatan dan Bahan Gawat Darurat #1
Peralatan dan Bahan Gawat Darurat #1
● Balon dengan sungkup (resusita-tor manual)
● Sungkup muka● Silinder oksigen dengan flow-meter dan
katup aliran, kunci silinder, dan selang● Mesin penghisap / suction
(manual/elektrik) dengan selang dan tabung
● Kateter hisap yang tidak fleksibel (Ø 18)● Kateter hisap yang fleksibel
● Balon dengan sungkup (resusita-tor manual)
● Sungkup muka● Silinder oksigen dengan flow-meter dan
katup aliran, kunci silinder, dan selang● Mesin penghisap / suction
(manual/elektrik) dengan selang dan tabung
● Kateter hisap yang tidak fleksibel (Ø 18)● Kateter hisap yang fleksibel
Peralatan dan Bahan Gawatdarurat #2
Peralatan dan Bahan Gawatdarurat #2
●Guedel (ukuran 90 mm dan 100 mm)●Selang nasofaring (ukuran 28 dan 30)●Pelumas untuk intubasi nasogastrik●Turniket●Alat pengukur tekanan darah●Stetoskop●Senter●Baskom muntah●Bidai lengan
●Guedel (ukuran 90 mm dan 100 mm)●Selang nasofaring (ukuran 28 dan 30)●Pelumas untuk intubasi nasogastrik●Turniket●Alat pengukur tekanan darah●Stetoskop●Senter●Baskom muntah●Bidai lengan
Peralatan dan Bahan Gawatdarurat #3
Peralatan dan Bahan Gawatdarurat #3
● Selimut● Cairan infus (Garam fisiologis dan Dekstrosa 5%)● Set infus, jarum Ø 14 atau 16, dan selang● Plester ● Kasa pembalut● Antiseptik● Spuit hipodermik (5,10,20 ml) dan jarum● Spuit insulin● Benang jahit kromik 3.0 / 2.0 & jarum atraumatik● Kateter Foley (Ø 16 atau 18) dan kantong
penampung● Formulir pencatatan (Grafik cairan, formulir
laboratorium, grafik per jam, dll)
● Selimut● Cairan infus (Garam fisiologis dan Dekstrosa 5%)● Set infus, jarum Ø 14 atau 16, dan selang● Plester ● Kasa pembalut● Antiseptik● Spuit hipodermik (5,10,20 ml) dan jarum● Spuit insulin● Benang jahit kromik 3.0 / 2.0 & jarum atraumatik● Kateter Foley (Ø 16 atau 18) dan kantong
penampung● Formulir pencatatan (Grafik cairan, formulir
laboratorium, grafik per jam, dll)
Peralatan dan Bahan Gawatdarurat #4
Peralatan dan Bahan Gawatdarurat #4
●Peralatan tambahan :– Laringoskop, dengan lampu dan baterai
cadangan– Selang endotrakeal (Ø internal 7 atau
7,5 mm)– Kawat penuntun ETT– Spuit 5 ml (untuk mengembangkan kaf)– Mesin anestesi inhalasi umum– EKG (dengan kertas dan jel)– Defibrilator
●Peralatan tambahan :– Laringoskop, dengan lampu dan baterai
cadangan– Selang endotrakeal (Ø internal 7 atau
7,5 mm)– Kawat penuntun ETT– Spuit 5 ml (untuk mengembangkan kaf)– Mesin anestesi inhalasi umum– EKG (dengan kertas dan jel)– Defibrilator
RESUSITASIRESUSITASI
●upaya pemulihan kesadaran penderita yang secara klinis dan mendadak atau baru mengalami kehilangan tanda-tanda kehidupan atau
●restorasi fase awal kegagalan fungsi vital, baik sistem pengaturan fungsi vital tunggal maupun majemuk
●upaya pemulihan kesadaran penderita yang secara klinis dan mendadak atau baru mengalami kehilangan tanda-tanda kehidupan atau
●restorasi fase awal kegagalan fungsi vital, baik sistem pengaturan fungsi vital tunggal maupun majemuk
Tahapan ResusitasiTahapan Resusitasi
Dukungan Awal terhadap Fungsi Vital (Basic Life-support)
Airway (Bebaskan jalan nafas)Breathing (Pulihkan napas/ventilasi
buatan)Circulation (Perbaiki sirkulasi)
Dukungan Lanjut terhadap Fungsi Vital (Advanced Life-support)
Drugs and Fluid (Obat dan cairan)Electrocardiography (Pemeriksaan
Jantung)Fibrilation (Atasi gangguan alur
impuls jantung)
Mempertahankan Fungsi Vital (Prolonged Life-support)
Gauging (Penilaian dan terapi lanjutan)
Human Mentation (Pelihara fungsi normal)
Intensive Care (Perawatan Intensif)
Langkah Awal Penanganan Gawat Darurat
Langkah Awal Penanganan Gawat Darurat
● Temani pasien● Minta bantuan dari
petugas yang ada secepatnya
● Hentikan semua tindakan bedah yang sedang berlangsung (kecuali bertujuan menghentikan perdarahan)
● Periksa pernapasan dan mulai RJP sesegera mungkin dibutuhkan
● Temani pasien● Minta bantuan dari
petugas yang ada secepatnya
● Hentikan semua tindakan bedah yang sedang berlangsung (kecuali bertujuan menghentikan perdarahan)
● Periksa pernapasan dan mulai RJP sesegera mungkin dibutuhkan
● Sementara menunggu pertolongan :– Letakkan kepala
lebih rendah – Berikan oksigen
dengan menggunakan sungkup muka atau selang endotrakeal
– Mulai infus dengan garam fisiologis
– Catat waktu– Monitor tanda vital
● Sementara menunggu pertolongan :– Letakkan kepala
lebih rendah – Berikan oksigen
dengan menggunakan sungkup muka atau selang endotrakeal
– Mulai infus dengan garam fisiologis
– Catat waktu– Monitor tanda vital
Langkah-langkah A-B-C-D Resusitasi Jantung Paru
Langkah-langkah A-B-C-D Resusitasi Jantung Paru
●A = Airway / jalan napas●B = Breathing / pernapasan●C = Circulation / peredaran darah●D = Drugs / obat-obatan
●A = Airway / jalan napas●B = Breathing / pernapasan●C = Circulation / peredaran darah●D = Drugs / obat-obatan
A = AirwayA = Airway
● Buka jalan napas– Miringkan kepala ke belakang– Angkat dagu dengan posisi jari di belakang
tulang rahang– Buka mulut menggunakan ibu jari di
belakang gigi geraham terakhir
● Lihat, dengar, dan rasakan pernapasan● Hisap cairan sekresi atau muntah● Masukkan alat bantu jalan napas
– Selang nasofaring,– Guedel, atau– ETT
● Buka jalan napas– Miringkan kepala ke belakang– Angkat dagu dengan posisi jari di belakang
tulang rahang– Buka mulut menggunakan ibu jari di
belakang gigi geraham terakhir
● Lihat, dengar, dan rasakan pernapasan● Hisap cairan sekresi atau muntah● Masukkan alat bantu jalan napas
– Selang nasofaring,– Guedel, atau– ETT
B = BreathingB = Breathing
●Nilai kembali pernapasan setelah jalan napas dibebaskan
●Berikan napas buatan bila pasien tidak bernapas– Balon dengan sungkup (Ambu bag) ke
sungkup– Mulut ke sungkup– Mulut ke mulut (dengan penghalang kasa)– Balon dengan sungkup ke ETT
●Lanjutkan pernapasan 10-12 kali per menit sampai pasien bernapas spontan
●Nilai kembali pernapasan setelah jalan napas dibebaskan
●Berikan napas buatan bila pasien tidak bernapas– Balon dengan sungkup (Ambu bag) ke
sungkup– Mulut ke sungkup– Mulut ke mulut (dengan penghalang kasa)– Balon dengan sungkup ke ETT
●Lanjutkan pernapasan 10-12 kali per menit sampai pasien bernapas spontan
C = CirculationC = Circulation
● Periksa nadi karotis (bila tidak ada denyut, lakukan kompresi dada)
● Letakkan tangan pada posisi (tumit tangan pertama pada bagian tengah, pertengahan bawah dada di antara putting, tangan kedua di atasnya)
● Lakukan kompresi (tekan sternum 4-5 cm atau 1,5-2 inci)
• Bila 1 penolong, berikan 15 kompresi dalam 10 detik diikuti dengan 2 napas buatan
• Bila 2 penolong, berikan 5 kompresi dalam 3 detik diikuti dengan 1 napas buatan
● Periksa nadi karotis (bila tidak ada denyut, lakukan kompresi dada)
● Letakkan tangan pada posisi (tumit tangan pertama pada bagian tengah, pertengahan bawah dada di antara putting, tangan kedua di atasnya)
● Lakukan kompresi (tekan sternum 4-5 cm atau 1,5-2 inci)
• Bila 1 penolong, berikan 15 kompresi dalam 10 detik diikuti dengan 2 napas buatan
• Bila 2 penolong, berikan 5 kompresi dalam 3 detik diikuti dengan 1 napas buatan
C = Circulation (lanjutan)C = Circulation (lanjutan)
●Hentikan RJP setelah 1 menit dan setiap 1-2 menit untuk memeriksa pernapasan spontan dan atau denyut nadi
●Lanjutkan RJP sampai pasien merespon atau minimal 30 menit
●Pasang monitor EKG bila tersedia, dan lanjutkan RJP
●Hentikan RJP setelah 1 menit dan setiap 1-2 menit untuk memeriksa pernapasan spontan dan atau denyut nadi
●Lanjutkan RJP sampai pasien merespon atau minimal 30 menit
●Pasang monitor EKG bila tersedia, dan lanjutkan RJP
D = DrugsD = Drugs
● Pasang saluran infus● Netralkan efek narkotik atau sedatif
– Netralkan narkotik dengan nalokson, 2 mg IV, IM, SK, atau sublingual setiap 2-3 menit. Dosis total = 10 mg
– Netralkan benzodiazepin dengan flumazenil (0,2 mg setiap 15 menit, setiap menit; dosis total=1 mg) ATAU Fisostigmin (0,5-2,0 mg IM atau IV lambat; 1 mg setiap 1 menit; ulang dengan interval 10-30 menit bila dibutuhkan)
● Berikan obat tambahan (tergantung EKG)
● Pasang saluran infus● Netralkan efek narkotik atau sedatif
– Netralkan narkotik dengan nalokson, 2 mg IV, IM, SK, atau sublingual setiap 2-3 menit. Dosis total = 10 mg
– Netralkan benzodiazepin dengan flumazenil (0,2 mg setiap 15 menit, setiap menit; dosis total=1 mg) ATAU Fisostigmin (0,5-2,0 mg IM atau IV lambat; 1 mg setiap 1 menit; ulang dengan interval 10-30 menit bila dibutuhkan)
● Berikan obat tambahan (tergantung EKG)
KesimpulanKesimpulan
●Klien dan Penyedia Jasa harus selalu siap menghadapi kegawat daruratan dalam kehamilan atau selama proses kelahiran
●Kesiapan Penyedia Jasa harus termasuk kesiapan peralatan dan perbekalan dan deskripsi kerja yang jelas untuk semua staf yang bertugas
●Respon awal adalah kunci dari penyelamatan jiwa/nyawa
●Klien dan Penyedia Jasa harus selalu siap menghadapi kegawat daruratan dalam kehamilan atau selama proses kelahiran
●Kesiapan Penyedia Jasa harus termasuk kesiapan peralatan dan perbekalan dan deskripsi kerja yang jelas untuk semua staf yang bertugas
●Respon awal adalah kunci dari penyelamatan jiwa/nyawa
ReferensiReferensi
1. EngenderHealth’s Emergency Management for the Operating and Recovery Rooms, Reference Manual, 2000
2. WHO/JHPIEGO’s Managing Complications of Pregnancy and Childbirth
3. St Francis Hospital, Nsambya, Kampala, Uganda Emergency Team Guidelines
1. EngenderHealth’s Emergency Management for the Operating and Recovery Rooms, Reference Manual, 2000
2. WHO/JHPIEGO’s Managing Complications of Pregnancy and Childbirth
3. St Francis Hospital, Nsambya, Kampala, Uganda Emergency Team Guidelines