Download - 15_EKG II.pdf
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
1/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
195
ELEKTROCARDIOGRAFI IIDeni Supriyanti
HIPERCCI JATENG/ ICU RSI SULTAN AGUNG
INTERPRETASI EKG
Cara Interpretasi Ekg 12 Lead
1. Tentukan Irama Jantung ( Rhythm)
2. Tentukan Frekuensi ( Hr )
3. Tentukan Sumbu Jantung ( Axis )
4. Tentukan Adakah Tanda Hipertrofi ( Atrium /Ventrikel )
5. Tentukan Adakah Tanda Iskemia/ Infark
6. Tentukan Adakah Blok (RBBB/ LBBB)
Menentukan Irama Jantung
Tentukan keteraturan dari setiap beat yang dihasilkan, yang paling gampang adalah
dengan melihat jarak dari pada puncak gelombang R. kalau dilihat dengan mata masih sulit
karena kotak-kotaknya kecil-kecil, maka cara praktis adalah dengan mengambil sehelai kertaskosong lalu ukur jarak gelombang R pada beat pertama dan beat kedua
( dengan memberikan tanda pada kertas ) lalu jarak yang sudah didapatkan dijadikan
patokan untuk mengukur jarak puncak gelombang R pada beat-beat selanjutnya, jika semua
jaraknya sama berarti irama teratur, dan sebaliknya jika tidak sama berarti irama tidak teratur.
Irama EKG yang normal impulsnya ( sumber listriknya ) berasal dari nodus SA, maka
iramanya disebut dengan irama sinus ( Sinus Rhythm )
R R R R R R R R R
1.
Menentukan Frekuensi Jantung
Cara Menentukan frekuensi jantung melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3
cara yaitu:
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
2/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
196
A. 300 = ( jml kotak besar dlm 60 detik )
Jml kotak besar antara RR
B. 1500 = (jml kotak kecil dlm 60 detik )
Jml kotak kecil antara RR
C. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10 atau ambil
dalam 12 detik dikalikan 5. (Chuchum . 2010)
CAT : RUMUS A/B UNTUK EKG YANG TERATUR. RUMUS C UNTUK YANG
TIDAK TERATUR.
2. Menentukan Sumbu Jantung (Axis )
Untuk menentukan sumbu jantung ( AXIS) dapat dipakai beberapa cara:
-
Yang paling gampang adalah dengan cara menghitung axis QRS rata-rata pada
bidang frontal.
- Axis normal terletak antara30 s/d + 110 derajat.
- Deviasi axis kekiri (LAD) antara -3- s/d -90 derajat
- Deviasi axis kekanan (RAD) antara + 110 s/d -180 derajat
- Menentukan Sumbu Axis jantung
Axis normal terletak antara -30 s/d +110 derajat. Deviasi axis ke kiri (LAD) antara -30 s/d -90
derajat dan deviasi ke kanan (RAD) antara +110 s/d -180 derajat.
3.
Menentukan Hipertropia. Hipertrofi Atrium Kanan ( RAH )
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
3/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
197
Gelombang P lancip dan tinggi ( P Pulmonal )paling jelas terlihat di lead I
dan II.
b. Hipertrofi Atrium Kiri (LAH)
Gelombang P lebar dan berlekuk ( P Mitral )paling jelas terlihat di lead I dan
II
c. Hipertrofi ventrikel kanan (RVH)
Gelombang R > S pada lead prekordial kanan
VAT > 0,03 detik di V1 Gelombang S menetap di V5 dan V6
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
4/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
198
Depresi segmen ST dan gelombang T terbalik di V1V3
RAD
d. Hipertrofi ventrikel kiri (LVH)
Gelombang R > 27 mm pada V5/V6
Gelombang S di V1 + gelombang R di V5/V6 > 35 mm
VAT > 0,05 detik di V5/V6
Depresi segmen ST dan gelombang T terbalik di V5 / V6
LAD
(gustizealmeow.blogspot.com/2012)
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
5/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
199
4. Menentukan Tanda-Tanda Ischemi/Infark
Ischemia miokard ditandai dengan adanya depresi segmen ST atau gelombang T terbalik,
untuk injuri ditandai dengan adanya ST elevasi. Sedang untuk infark miocard gambaran yang
paling diagnostic adalah adanya gelombang Q patologis.
- Pada fase awal terjadi infark perubahan EKG yang pertama timbul adalah
terbentuknya gelombang T yang tinggi sekali ( Hyper Acut T).
- Pada fase akut umumnya gelombang Q patologis disertai adanya elevasi segmen ST
atau hanya berupa elevasi segmen ST
-
Sedangkan pada fase sub akut atau recent gelombang Q patologis disertaigelombang T terbalik.
- Pada fase old gambaran EKG nya berupa gelombang Q patologis, segmen ST dan
gelombang T notmal kembali.
Adapun untuk menentukan lokasi ischemia atau infark digunakan ketentuan sebagai
berikut:
- Kelainan pada daerah Anterior di Lead V2Lead V4
- Kelainan pada daerah Anteroseptal di Lead V1Lead V3
- Kelainan pada daerah Anterolateral di Lead V5Lead V5, Lead I dan Lead AVL
- Kelainan pada daerah Inferior di Lead II, Lead III dan Lead AVF
- Kelainan pada daerah Posterior kelainannya di Lead V1 Lead V2 ( berupa
resiprokal)
- Kelainan pada daerah Infark Ventrikel kanan di Lead V1, Lead V3R dan Lead V4R.
(Chuchum .2010)
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
6/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
200
5. Tentukan Adakah Blok (RBBB/ LBBB)
a. Right Bundle Branch Blok ( RBBB)
Kriteria;
Irama : teratur
Frekuensi HR : umumnya normal antara 60-100 x/menit
Gel. P : normal, setiap gel.p selalu diikuti gel QRS dan T
Interval PR : normal
Gel. QRS : lebar lebih dari 0,12 detik
Catatan : ada bentuk rsR (M shape) di V1 dan V2. Gel S yang lebar dan dalam di
lead 1,II aV1, dan V6. Perubahan ST segmen dan gel T Di V1 dan V2
b. Left Bundle Branch Blok (LBBB)
Kriteria; Irama : teratur
Frekwensi HR : umumnya normal antara 60-100x/menit
Gel. P : normal, setiap gel. P selalu diikuti gel QRS dan T
Interval PR : normal
Gel. QRS : lebar lebih dari 0,12 detik.
Catatan :
ada bentuk rsR (M Shape) di VS dan V6. Gel Q yang lebar dan dalam di V1 dan V2. ST
segmen dan gel t di VS dan V6
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
7/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
201
(af gaan heart.wordpress.com/2013
A.
Cara menginterpretasikan EKG Strip
1. Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak, dengan cara melihat jarak antara
QRS satu dengan QRS yang lain jaraknya sama atau tidak
2.
Tentukan frekuensi jantung (HR), melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara :a. 300/(jumlah kotak besar antara R-R)
b. 1500/(jumlah kotak kecil antara R-R)
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10
3. Tentukan gelombang P normal atau tidak, kemudian lihat apakah setiap gelombang P diikuti
gelombang QRS atau tidak ?
4. Tentukan interval PR normal atau tidak?
5. Tentukan gelombang QRS normal atau tidak? Irama jantung yang normal impulsnya berasal
dari nodus SA, maka iramanya disebut irama sinus (Sinus Rhythm)
B.
Kriteria irama Sinus Rhythm
1. Irama teratur
2. Frekuensi jantung (HR) antara 60-100 kali/menit
3. Gelombang P normal, gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang
QRS dan gelombang T
4. Interval PR normal (0,12-0,20 detik)
5. Gelombang QRS normal (0,060,12 detik)
6. Semua gelomban sama
I rama EKG yang tidak mempunyai kr iteria tersebut diatas disebut Di sri tmia.
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
8/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
202
Disritmia atau aritmia dibagi dua yaitu:
1.
Aritmia karena gangguan pembentukan impulsa. Nodus SA
1) Takikardi sinus (ST)
2) Bradikardi sinus (SB)
3) Aritmia Sinus
4) Sinus Arest
b. Atrium
1) Ekstrasistol atrial
2) Atrial Takikardi
3) Flutter atrial
4) Fibrilasi atrial
c.
Nodus AV
1) irama Junctional (JR)
2) Ekstrasistol Junctional
3) Takikardi Junctioanl
d. Supraventrikel
1) Ekstrasistol Supraventrikel
2) Takikardi supraventrikel
e. Ventrikel
1) Irama Idioventrikuler
2) Ekstrasistol ventrikuler
3)
Takikardi Ventrikel
4) Fibrilasi Ventrikel
2. Aritmia karena gangguan penghantaran impuls
a. Nodus SA
- Blok sinoatrial (SA Blok)
b. Nodus AV
- Blok AV derajat 1 (first degree AV block)
- Blok AV derajat 2 ( second degree AV block)
-Blok AV derajat 2 mobitz I (Wenckebach)
- Blok AV derajat 2 mobitz II
- Blok AV derajat 3 (total AV blok)
c. Interventrikuler
- Right bundle branch block (RBBB)
- Left bundle branch block (LBBB).( Dharma Surya. 2009)
Catatan:
Irama EKG yang normal impuls (sumber listrik) nya berasal dari Nodus SA, maka iramanya
disebut dengan irama sinus (Sinus Rhythm).
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
9/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
203
Kriteria Irama Sinus
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: Teratur
: 60100 x/m
: Normal, setiap gelombang P diikuti komplek gelombang
QRS dan gelombang T
: Normal 0.120.20 detik
: Normal 0.060.12 detik
JENIS-JENIS ARITMIA
Sinus Takikardi
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: Teratur
: > 100 - 150 x/m
: Normal, setiap gelombang P diikuti kompleks
gelombang QRS dan gelombang T
: Normal 0.120.20 detik
: Normal 0.060.12 detik
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
10/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
204
Sinus Bradikardi
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang
QRS
: Teratur
: < 60 x/m
: Normal, setiap gelombang P diikuti komplek gelombang QRS
dan gelombang T
: Normal 0.120.20 detik
: Normal 0.060.12 detik
Sinus Aritmia
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: Tidak teratur
: Biasanya antara 60100 x/m
: Normal, setiap gelombang P diikuti komplek gelombang
QRS dan gelombang T
: Normal 0.120.20 detik
: Normal 0.060.12 detik
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
11/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
205
Sinus Arrest
Terdapat episode hilangnya satu atau lebih gelombang P, kompleks QRS, dan T.
Hilangnya gelombang P, QRS, T tidak menyebabkan kelipatan jarak antara R-R
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: Teratur, kecuali pada yang hilang
: biasanya 60100 x/m
: Normal, setiap gelombang P diikuti komplek gelombangQRS dan gelombang T
: Normal 0.120.20 detik
: Normal 0.060.12 detik
Atrial Ekstrasistol (AES/PAB/PAC)
Ekstrasistol selalu mengikuti irama dasar
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: Tidak teratur, karena ada gelombang yg timbul lebih dini
: Tergantung irama dasarnya
: Bentuknya berbeda dengan gelombang P irama dasar
: Biasanya normal, bisa juga memendek
: Normal (0,06-0,12 detik)
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
12/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
206
Supraventrikuler Takikardi (SVT)
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: Teratur
: 150250 x/m
: sulit dilihat karena bersatu dengan gelombang T.
Kadang gelombang P terlihat kecil
: Tidak dapat dihitung atau memendek
: Normal (0,06-0,12 detik)
Atrial Flutter
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: Teratur, atau dapat juga tidak teratur
: bervariasi
: bentuk seperti gigi gergaji, dengan gelombang P
timbulnya teratur dan dapat dihitung, P : QRS = 2:1,
3:1, atau 4:1
: Tidak dapat dihitung atau memendek
: Normal (0,06-0,12 detik)
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
13/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
207
Atrial Fibrilasi (AF)
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: Tidak teratur, atau dapat juga tidak teratur
: bervariasi
: Tidak dapat diidentifikasikan
: Tidak dapat dihitung
: Normal (0,06-0,12 detik)
Irama Junctional (JR)
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: teratur
: 4060 x/m bervariasi
: terbalik didepan, di belakang atau menghilang
: < 0.12 detik atau tidak ada
: Normal (0,06-0,12 detik)
Ekstrasistol Junctional (JES)
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
: tidak teratur, karena ada gelombang yang timbul lebih
dini
: tergantung irama dasarnya
: tidak normal sesuai dengan letak asal impuls
: memendek atau tidak ada
: Normal (0,06-0,12 detik)
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
14/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
208
Gelombang QRS
Takikardi Junctional
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: teratur
: > 100 x/m
: terbalik di depan, di belakang, atau menghilang
: < 0.12 detik atau menghilang
: Normal (0,06-0,12 detik)
Irama Idioventrikuler
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: teratur
: 20-40 x/menit
: Tidak terlihat
: Tidak ada
: >0,12 detik
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
15/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
209
Ventrikel Ekstasistol
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: tidak teratur, karena ada gelombang yang timbul lebih
dini
: tergantung irama dasarnya
: Tidak ada
: Tidak ada
: > 0,12 detik
Lima (5) bentuk Ekstrasistol Ventrikel yang berbahaya :
1. Ventrikel Ekstrasistol >6 kali/menit
2. Ventrikel Ekstrasistol bigemini
3. Ventrikel Ekstrasistol Multifocal
4. Ventrikel Ekstrasistol Consecutif/Couplet
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
16/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
210
5. Ventrikel Ekstrasistol R on T
Ventrikel Takikardi
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: teratur
: > 100 x/m
: Tidak terlihat
: Tidak ada
: > 0,12 detik
Ventrikel Fibrilasi (VF)
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: tidak teratur,
: tidak dapat dihitung
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak dapat dihitung, bergelombang dan tidak teratur
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
17/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
211
Blok Sinoatrial (SA Blok)
Terdapat episode hilangnya satu atau lebih gelombang P, QRS, T
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: teratur, kecuali pada yang hilang
: biasanya < 60 x/m
: normal, setiap gelombang P diikuti gelombang QRS, T
: Normal (0,12 - 0,20 detik)
: Normal (0.06 - 0,12 detik
AV Blok Derajat 1
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: teratur
: biasanya < 60100 x/m
: normal, setiap gelombang P diikuti gelombang QRS, T
: Memanjang > 0.02 detik
: Normal (0.06 - 0,12 detik)
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
18/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
212
AV Blok Derajat 2 Tipe Mobitz 1
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: tidak teratur
: 60100 x/menit atau < 60 x/menit
: normal, tetapi ada satu gelombang P yang tidak diikuti
gelombang QRS dalam 1 siklus
: Makin lama makin panjang sampai ada gelombang Pyang tidak diikuti gel QRS, kemudian siklus berulang:
Normal (0.06 - 0,12 detik)
AV Blok Derajat 2 Tipe Mobitz 2
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: tidak teratur
: biasanya < 60 x/m
: Normal, ada satu atau lebih gelombang P yang tidak
diikuti gelombang QRS
: Normal/memanjang secara konstan kemudian ada blok
: Normal (0.06 - 0,12 detik)
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
19/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
213
AV Blok Derajat 3
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: teratur
: < 60 x/m
: normal, tetapi gelombang P dan QRS berdiri sendiri,
sehingga gelombang P kadang diikuti, kadang tidak
: Memanjang > 0.02 detik
: Normal (0.06 - 0,12 detik)
(Awaluddin.2009)
KESIMPULAN
Kontraksi dan relaksasi dari otot jantung akan memberikan perubahan potensial aksi kelistrikan
yang dapat dianalisis dengan hasil rekaman elektrokardiogram (EKG). Ada dua istilah yang perlu
dipahami, pertama elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas otot jantung, kedua
elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung.
Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang
dipasang pada permukaan tubuh. Dengan EKG tersebut dapat diinterpretasi gangguan gangguan
yang terjadi pada jantung dan system konduksinya.
-
7/26/2019 15_EKG II.pdf
20/20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
214
References
Dharma Surya. (2009). Sistematika Interprestasi EKG. Jakarta
http : //af gaan heart.wordpress.com/2013/02/03/right-bundle-branch-block-rbbb/
http : //gustizealmeow.blogspot.com/2012/08/ bagaimana-mendiagnosis-left-ventrikular.html
Kidd, P. S. & Switzer, M. (2001). Acute Cardiac Dysfunction and Electrocardiographic
Monitoring.In:Kidd, P. S. & Wagner, K. D. (eds.) High Acuity Nursing. 3rd ed. New Jersey:
Prentice-Hall.
Pranatu Sunoto. (2011).Kursus Elektro Kardiografi.cetakan ke 6. Kardiologi Fakultas
Kedokteran Airlangga. RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
Sumiarty. Chuchum .(2010).Cara Praktis Membaca EKG. Surya Gemilang.Jakarta
Utami, R.S. & Awaluddin S. (2009). Interpretasi EKG Sederhana. Modul Pelatihan EKG Bagi
Perawat. Unpublished. Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNDIP