Download - 1.7. Pedoman Pelk Peng SMD
-
PEDOMAN PELAKSANAAN
PENGEMBANGAN SARJANA PENGEMBANGAN SARJANA PENGEMBANGAN SARJANA PENGEMBANGAN SARJANA
MEMBANGUN DESA (SMD) MEMBANGUN DESA (SMD) MEMBANGUN DESA (SMD) MEMBANGUN DESA (SMD)
TAHUN 2012TAHUN 2012TAHUN 2012TAHUN 2012
KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
-
Pedoman PelaksanaanPedoman PelaksanaanPedoman PelaksanaanPedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012
i
KATA PENGANTAR
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan telah melaksanakan
kegiatan Sarjana Membangun Desa (SMD) sejak tahun 2007. Kegiatan ini dalam upaya
pemberdayaan kelompok tani ternak yang dilakukan dengan menempatkan seorang
tenaga penggerak yang berbasis keilmuan di bidang peternakan dengan jenjang
pendidikan Sarjana Peternakan dan Kedokteran Hewan maupun D-4 dan D-3 Ilmu-ilmu
Peternakan dan Kedokteran Hewan. Dengan penempatan SMD bidang peternakan di
pedesaan diharapkan dapat melakukan transfer teknologi dari Perguruan/Sekolah Tinggi
ke masyarakat dan meningkatkan jiwa kewirausahaan.
Kegiatan Sarjana Membangun Desa telah dilaksanakan sejak tahun 2007 dengan
fokus pada pengembangan usaha sapi potong untuk mendukung program swasembada
daging sapi dan kerbau tahun 2014 (PSDSK 2014). Tahun 2009 kegiatan SMD diperluas
pada komoditi ternak unggas lokal, sapi perah, kambing/domba dan kelinci, dimana
keempat komoditi ini tidak hanya dapat meningkatkan usaha ekonomi di pedesaan, tetapi
juga berperan mendukung program restrukturisasi perunggasan dan memperkuat
program diversifikasi pangan. Pada Tahun Anggaran 2012 direncanakan kegiatan SMD
reguler dan SMD Plus untuk mengakomodir SMD yang difasilitasi tahun sebelumnya yang
memiliki kinerja dan perkembangan usaha kelompok yang baik.
Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan SMD, disusun Pedoman
Pelaksanaan yang digunakan sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam
pelaksanaannya, terutama dalam hal koordinasi mulai dari perencanaan sampai dengan
pelaksanaan kegiatan.
Jakarta, November 2011
DIREKTUR BUDIDAYA TERNAK
Ir. Fauzi Luthan
NIP. 19560505 198503 1 011
-
Pedoman PelaksanaanPedoman PelaksanaanPedoman PelaksanaanPedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ...
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ...
i
ii
DAFTAR LAMPIRAN......................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... ... 1
B. Maksud dan Tujuan................................. 1
C. Sasaran 2
D Ruang lingkup ................................................................................... ... 2
E. Jadwal Pelaksanaan. 3
E. Pengertian .... 4
II. KRITERIA DAN SELEKSI
5 A. Kriteria SMD ....................................
1. Kriteria Umum. 5
2. Kriteria Teknis............................. 5
3. Kriteria Kompetensi. 6
4. Kriteria Kelompok.. 6
B. Seleksi 6
1. Pendaftaran Calon PMD Bidang Peternakan.................................... 6
2. Pelaksanaan Seleksi .... 8
3. Magang 9
C. Penetapan PMD Terpilih................................................................. 9
III. PENGELOLAAN DANA
A. Dana Operasional.. 10
B. Dana Bantuan Sosial 10
C. Pengajuan dan Transfer Dana Bantuan Sosial........................ 11
D. Penggunaan Dana Bantuan Sosial.... 12
IV. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA
A. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) 15
B. Pengembangan Kelembagaan dan Usaha 15
C. Indikator Keberhasilan .. 15
V. PELAKSANAAN
A. Tim Pelaksana Direktorat Jenderal Peternakan.................................... 17
B. Tim Pelaksana Perguruan Tinggi. 17
C. Tim Pembina Propinsi.. 18
D. Tim Teknis Kabupaten/Kota... 18
-
Pedoman PelaksanaanPedoman PelaksanaanPedoman PelaksanaanPedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012
iii
E. Asosiasi Sarjana Membangun Desa............................................ 18
F. Sarjana Membangun Desa (SMD) ......................................................... 19
G. Kelompok............................................................................................... 20
VI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
21A. Monitoring dan Evaluasi..
B. Pelaporan ..................................................................................... . 21
VII PENUTUP .................................................................................................. ...
22
LAMPIRAN
-
Pedoman PelaksanaanPedoman PelaksanaanPedoman PelaksanaanPedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Tempat Seleksi Sarjana Membangun Desa Tahun
2010..................................................................................................
23
Lampiran 2. Form Rencana Usaha Kelompok ....
25
Lampiran 3.
Form Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok ... 26
Lampiran 4.
Format Kwitansi .............................................. 27
Lampiran 5.
Form Berita Acara Pembayaran ...................................... 28
Lampiran 6.
Form Surat Perjanjian Kerjasama Antara Pejabat Pembuat
Komitmen Direktorat Jenderal Peternakan dengan Kelompok ...
29
Lampiran 7.
Form Surat Perjanjian Kerjasama antara Sarjana Membangun
Desa Dengan Kelompok .......................
33
Lampiran 8.a.
Form Laporan Perkembangan Usaha SMD
(Komoditi Ternak Sapi Potong, Kambing/Domba dan Kerbau)....
38
Lampiran 8.b.
Form Laporan Perkembangan Usaha SMD
(Komoditi Ternak Sapi Perah dan Kambing Perah).........
39
Lampiran 8.c.
Form Laporan Perkembangan Usaha PMD
(Komoditi Ternak Kelinci).................................................
40
Lampiran 8.d
Form Laporan Perkembangan Usaha SMD
(Komoditi Ternak Unggas Lokal)..............................
41
Lampiran 9
Format Laporan Kemajuan Kegiatan ....................................... 42
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 1
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Permintaan konsumsi daging dan produk-produk peternakan dalam negeri
semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk,
peningkatan pendapatan dan daya beli serta meningkatnya kesadaran masyarakat
terhadap pemenuhan gizi. Dengan meningkatnya permintaan tersebut,
memberikan peluang untuk berkembangnya usaha agribisnis peternakan.
Usaha agribisnis peternakan berbasis sumberdaya lokal mempunyai potensi yang
cukup besar untuk dikembangkan karena berbagai sarana pendukung seperti
agroinput, teknologi, kelembagaan dan tenaga kerja tersedia di seluruh wilayah
propinsi.
Berdasarkan masukan dan pertimbangan dari berbagai kalangan, baik internal
maupun ekternal Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dengan
memperhatikan aspek potensi pengembangan pada masing-masing
wilayah/propinsi, prospek pasar pada masing-masing komoditi ternak dan
dukungan Fakultas Ilmu-ilmu Peternakan dan Kedokteran Hewan/Fakultas yang
membidangi Jurusan Peternakan pada Perguruan Tinggi, kegiatan Sarjana
Membangun Desa (SMD) dirancang dalam rangka penumbuhan ekonomi
perdesaan yang berbasis usaha peternakan. Agar pelaksanaan SMD dapat berjalan
dengan tertib dan terarah, maka Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan dan Kesehatan Hewan menyusun Pedoman Pelaksanaan Pengembangan
Sarjana Membangun Desa (SMD) tahun 2012 sebagai acuan bagi pelaksana baik di
tingkat Pusat, Perguruan Tinggi, Dinas yang membidangi fungsi Peternakan
Provinsi dan Kabupaten/Kota serta berbagai pihak terkait lainnya.
B. Maksud dan Tujuan
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan SMD tahun 2012 ini disusun dengan maksud
sebagai acuan bagi Tim Pelaksana SMD Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan dan Kesehatan Hewan, Perguruan Tinggi, Dinas Peternakan atau
Dinas yang membidangi fungsi Peternakan Propinsi dan Kabupaten/Kota,
SMD/Kelompok terpilih, serta Institusi/pihak terkait lainnya dalam menjalankan
tugas dan fungsinya masing-masing meliputi aspek seleksi, pelaksanaan, monitoring,
evaluasi, pengawasan dan pelaporan serta kegiatan terkait lainnya.
Program SMD merupakan pemberdayaan kelompok peternak melalui
pendampingan kelompok yang diperkuat dengan penyaluran dana penguatan
modal usaha, bertujuan :
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 2
1. memperkuat modal usaha, sarana dan prasarana dalam mengembangkan usaha
peternakan;
2. meningkatkan produksi, produktivitas dan pendapatan peternak;
3. meningkatkan kemandirian dan kerjasama kelompok;
4. mendorong tumbuh dan berkembangnya pelaku agribisnis muda dan terdidik
pada usaha peternakan;
5. mengembangkan sentra-sentra kawasan usaha peternakan;
6. mampu mengakses pasar hasil produksi peternakan.
SMD Plus dilaksanakan untuk menggerakkan usaha agribisnis peternakan dengan
pendekatan kawasan, maka perlu upaya untuk menggeser pola usaha komditas
peternakan dari subsisten menjadi komersial. Hal ini berarti bahwa harus ada
perubahan yang dilakukan terhadap pola manajemen usaha peternakan yang
tadinya lebih berorientasi kepada produksi atau budidaya saja menjadi usaha
peternakan yang lebih berorrientasi kepada pasar (market driven). Aspek pasar
merupakan faktor yang sangat menetukan akan keberlanjutan suatu usaha
agribisnis peternakan.
Diharapkan agar SMD Plus dapat menjadi penggerak dan berperan aktif dalam
mengembangkan kelompoknya maupun kelompok peternak yang ada disekitarnya,
terutama diarahkan untuk aplikasi teknologi misalnya pemanfaatan hasil samping
ternak, pemanfaatan hasil samping tanaman, pengembangan SDM dan Biogas.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan usaha agribisnis
peternakan oleh SMD Plus adalah pengembangan usaha yang dilaksanakan secara
komersial, diusahakan dalam skala ekonomi dan dilakukan secara berkelompok.
C. Sasaran
Sasaran pelaksanaan kegiatan SMD Tahun 2012 ditargetkan 602 SMD dan 602
Kelompok peternak (502 SMD reguler dan 100 SMD Plus).
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Pelaksanaan ini meliputi :
1. Maksud dan tujuan
2. Sasaran
3. Kriteria dan seleksi SMD
4. Pengelolaan dana
5. Pemberdayaan dan Pengembangan usaha
6. Organisasi Pelaksana
7. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 3
E. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan kegiatan pengembangan SMD Tahun 2012, sebagai berikut:
NO
KEGIATAN
TAHUN 2012
J F M A M J J A S O N D
1 Persiapan
2 Penerimaan Pendaftaran SMD
3 Seleksi SMD/Kelompok
4 Penetapan SMD terpilih
5 Workshop
6 Penyaluran Dana Bansos
7 Monitoring dan Pembinaan
8 Penyusunan Profil
9 Laporan Akhir
F. Pengertian
Dalam Petunjuk Pelaksanaan ini, yang dimaksud dengan :
1. SMD adalah seseorang yang karena kapasitasnya mampu mendorong,
memotivasi, membimbing dan mendampingi kelompok peternak untuk
mengembangkan usaha agribisnis peternakan yang belum memiliki pekerjaan
tetap dan bersedia tinggal di desa. Untuk itu seorang SMD adalah para alumni
dengan jenjang pendidikan D-3, D-4, S-1 atau S-2 bidang peternakan atau
kesehatan hewan.
2. SMD Plus adalah SMD yang sudah difasilitasi sebelumnya dan memiliki kinerja,
usaha kelompok yang berkembang baik, SDM yang memadai sehingga dapat
berperan aktif dalam memajukan usaha kelompoknya dan kelompok peternak
yang ada disekitar mulai dari proses produksi (on farm) sampai pengolahan
dan pemasaran hasil (off farm).
3. Kelompok adalah kelompok tani ternak yang bergerak dalam usaha budidaya
ternak yang memerlukan penguatan modal dan bimbingan untuk
pengembangan usahanya.
4. Perguruan Tinggi adalah Universitas Negeri atau swasta dan Sekolah Tinggi
yang memiliki Fakultas atau Jurusan Peternakan, Fakultas Kedokteran Hewan
ataupun Fakultas yang membidangi Jurusan Ilmu-ilmu Peternakan dan
Kedokteran Hewan di setiap Provinsi yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan.
5. Usaha budidaya ternak adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk
menghasilkan ternak, yang dipelihara sesuai dengan perlakuan teknis yang
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 4
telah ditetapkan, guna menghasilkan ternak dan produk ternak yang
berkualitas.
6. SMD terpilih adalah SMD yang sudah lulus dari proses seleksi dan ditetapkan
melalui Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
7. Pemberdayaan kelompok peternak adalah upaya yang dilakukan dalam rangka
meningkatkan kemampuan peternak sehingga secara mandiri mampu
mengembangkan usaha budidaya ternak secara berkelanjutan.
8. Penguatan kelembagaan ekonomi peternak melalui SMD adalah upaya
pemanfaatan potensi sumber daya lokal yang dilakukan untuk meningkatkan
nilai tambah melalui kegiatan budidaya atau perbibitan ternak, sehingga
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan SMD, Kelompok peternak dan
masyarakat sekitarnya.
9. Pelatihan adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka
meningkatkan kapasitas dan kemampuan peserta latihan dalam aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
10. Magang adalah salah satu metoda pembelajaran yang diterapkan di unit
usaha dengan praktek langsung di lapangan menjadi ciri utamanya.
11. Dana bantuan sosial penguatan ekonomi Pedesaan adalah stimulasi dana
untuk mengatasi kendala modal dan kemampuan dalam usaha budidaya
ternak agar selanjutnya mampu mengakses modal dari lembaga permodalan
secara mandiri. Dana tersebut merupakan dana yang bersifat abadi pada
kelompok yang dikelola secara terorganisir dengan mekanisme, cara dan
bentuk ikatan tertentu yang telah disepakati untuk usaha peternakan.
12. Tim Teknis adalah petugas teknis dari Dinas Peternakan atau Dinas yang
membidangi fungsi Peternakan Kabupaten/Kota yang mendampingi dan
membina pelaksanaan SMD.
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 5
II. KRITERIA DAN SELEKSI
A. Kriteria SMD bidang peternakan
Calon SMD bidang peternakan yang dapat diproses untuk ditetapkan dalam
pemberdayaan kelompok melalui pendampingan dan penguatan modal usaha
diharuskan memenuhi kriteria umum, teknis dan kompetensi sbb:
1. Kriteria Umum :
a. Lulusan Perguruan/Sekolah Tinggi dari disiplin Ilmu-ilmu Peternakan atau
Kedokteran Hewan
b. Kualifikasi D-3, D-4, S-1 atau S-2
c. Memiliki jiwa kewirausahaan (enterpreneurship) dan kepemimpinan
(leadership) yang kuat,
d. Diutamakan berasal dari tempat kelompok berdomisili.
e. Memiliki kelompok binaan.
f. Bersedia menjalankan program yang telah ditetapkan minimal 3 tahun
dengan pernyataan diatas segel/materai .
g. Membuat proposal usaha sesuai dengan komoditi yang ingin dikembangkan
(sapi potong/kerbau/sapi perah/ kambing/ domba/unggas lokal/kelinci) dan
diketahui oleh Kepala Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi
Peternakan Kabupaten/Kota.
h. Bersedia mengikuti magang di kelompok SMD (2007 2010) yang telah
maju.
2. Kriteria teknis:
a. Calon SMD bidang peternakan dengan kelompok binaannya mempunyai
usaha atau pernah berusaha dan mempunyai rencana usaha budidaya
ternak (sapi potong/kerbau/sapi perah/kambing/domba/unggas lokal/
kelinci).
b. Mempunyai lahan yang layak untuk pengembangan usaha budidaya ternak.
c. Memiliki sarana dan prasarana serta jejaring kerjasama dengan masyarakat
sekitarnya.
d. Kondisi agroekosistem, sesuai untuk pengembangan usaha budidaya
ternak yang akan dikembangkan, seperti ketersediaan sumber pakan,
sumber air, bukan merupakan daerah endemis penyakit hewan menular
dan lain-lain.
e. Mudah dijangkau dalam pembinaan dan pemasaran hasil.
f. Untuk SMD Plus sudah difasilitasi minimal 2 tahun sebelumnya dan
memiliki perkembangan ternak dan usaha kelompok, SDM yang baik
sehingga mampu berperan aktif tidak hanya di kelompok tapi juga
kelompok peternak yang ada disekitarnya.
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 6
3. Kriteria kompetensi :
a. Mempunyai minat untuk mengembangkan usaha budidaya ternak.
b. Mempunyai kompetensi untuk menerima dan mengembangkan inovasi
dan IPTEK.
c. Memiliki wawasan dan pengetahuan tentang budidaya ternak (sapi
potong/kerbau/sapi perah/kambing/domba/ unggas lokal/kelinci)
d. Memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan program.
e. Memiliki kemampuan berbisnis/berusaha.
4. Kriteria Kelompok
Kriteria kelompok binaan SMD bidang peternakan adalah:
a. Kelompok sudah ada dan aktif, dapat dipercaya serta mampu
mengembangkan usaha melalui kerjasama kelompok,
b. Anggota kelompok mempunyai usaha atau pernah berusaha ternak
c. Kelompok yang bersangkutan tidak mendapat penguatan modal untuk
kegiatan yang sejenis pada saat yang bersamaan,
d. Kelompok melakukan pemeliharaan ternak secara bersama (kandang
koloni),
e. Jumlah anggota kelompok minimal 10 orang petani ternak
f. Tidak terdapat hubungan keluarga antara Ketua Kelompok dengan SMD
bidang peternakan
g. Mempunyai Struktur Organisasi yang Jelas (Identitas Kelompok, Pengurus
& Anggota) dan kelengkapan Administrasi Kelompok
h. Mempunyai Rencana Usaha Kelompok
i. Mempunyai lahan untuk kandang dan Kebun HMT (milik Kelompok,
anggota, atau sewa) bagi Usaha Ternak Ruminansia
j. Bagi SMD Plus harus sudah berjalan minimal 2 tahun dan memiliki
perkembangan usaha kelompok dan SDM yang cukup, mampu mengakses
pasar.
B. Seleksi
1. Pendaftaran Calon SMD
a. Waktu dan Tempat Pendaftaran
1. Pengumuman penerimaan SMD dilakukan di Perguruan Tinggi di
lokasi Propinsi Kegiatan SMD dan di www.deptan.go.id atau
www.ditjennak.go.id (Lampiran-1).
2. Waktu pembukaan pendaftaran kurang lebih 2 (dua) minggu.
3. Pendaftaran, penyerahan berkas administrasi dan seleksi berkas yang
sesuai dengan kriteria dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi dan atau
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian
Pertanian
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 7
b. Tata Cara Pendaftaran
Khusus untuk SMD Plus berdasarkan usulan dan rekomendasi Dinas
Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi-fungsi Peternakan
Provinsi dan Kabupaten/Kota maka dilakukan verifikasi lapangan bagi
calon SMD Plus yang melibatkan Tim verifikasi Pusat dan Dinas
Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi-fungsi Peternakan
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Sedangkan untuk SMD reguler, para lulusan Perguruan/Sekolah Tinggi
Ilmu-ilmu Peternakan atau Kedokteran Hewan yang memenuhi kriteria,
mengajukan permohonan dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Permohonan diajukan ke:
(1) Dekan Fakultas Peternakan atau Kedokteran Hewan/Fakultas
yang membidangi Jurusan Peternakan/Kedokteran Hewan yang
ada di wilayah Kabupaten/Provinsi domisili calon SMD bidang
peternakan dan kelompok binaannya,
(2) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian
(3) Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi Peternakan
Provinsi.
2. Permohonan diajukan dengan melampirkan:
a. Proposal Pengembangan Usaha Agribisnis Peternakan dengan
memilih 1 (satu) atau 2 (dua) dari 5 (lima) komoditi yang akan
dikembangkan (Ternak sapi potong, Sapi perah,
Kambing/Domba, Unggas lokal (ayam buras/itik/puyuh) dan
Ternak Kelinci), dengan rekomendasi dari Kepala Dinas
Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi Peternakan
Kabupaten/Kota dimana calon SMD dan Kelompok binaannya
berdomisili.
b. Ruang-lingkup proposal meliputi: Profil calon SMD dan Kelompok
binaannya, Potensi Sumberdaya yang dimiliki/pendukung dalam
mencapai keberhasilan usaha, Program kerja yang meliputi Visi
dan Misi, rencana kegiatan dan anggaran yang dibutuhkan,
analisa kelayakan usaha serta data dan informasi pendukung
lainnya
c. Copy Ijazah terakhir dan daftar riwayat hidup termasuk jejak
rekam pekerjaan dan aktivitas organisasi yang pernah digeluti
d. Kartu identitas (KTP/Kartu Keluarga)
e. Surat pernyataan kesanggupan untuk melaksanakan kegiatan
minimal 3 (tiga) tahun
3. Perguruan Tinggi dan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kementerian Pertanian melakukan identifikasi dan verifikasi
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 8
terhadap dokumen permohonan yang diajukan oleh calon SMD dan
merekapitulasi semua dokumen dimaksud.
4. Tim Pelaksana Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
melakukan rekapitulasi secara nasional, dan mengkomunikasikan
kembali ke masing-masing Perguruan Tinggi dan Dinas
Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi Peternakan Provinsi,
termasuk UPT Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
yang ada di daerah perihal waktu pelaksanaan seleksi.
2. Pelaksanaan Seleksi
Seleksi calon SMD tahun 2012 akan dilaksanakan bersama 30 (tigapuluh)
Perguruan Tinggi yang mempunyai Fakultas peternakan atau Kedokteran
Hewan serta Fakultas yang membidangi Jurusan Ilmu-ilmu Peternakan atau
Kedokteran Hewan di 29 Propinsi. Nama Perguruan Tinggi dan cakupan
wilayahnya tercantum dalam lampiran-1
Seleksi calon SMD bidang peternakan dilakukan oleh Tim yang terdiri dari unsur
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Perguruan Tinggi dan
Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi Peternakan di Propinsi dengan
tahapan sbb:
a. Tahap Pertama (Seleksi berkas administrasi) 1. Perguruan Tinggi dan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kementerian Pertanian melakukan seleksi administrasi melalui
keabsahan dan kelengkapan dokumen permohonan yang disampaikan
oleh calon SMD.
2. Pemanggilan peserta untuk mengikuti seleksi tahap berikutnya
dilakukan oleh Perguruan Tinggi.
b. Tahap Kedua (Seleksi tertulis) Seleksi tertulis dilakukan dengan menjawab soal pertanyaan tertulis yang
dibuat oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian. Bagi calon SMD yang lulus tahap ini berhak untuk
mengikuti seleksi tahap berikutnya.
c. Tahap Ketiga (Seleksi Presentasi dan Tanya Jawab) Calon SMD mempresentasikan program kerjanya dan menjawab pertanyaan
dihadapan Tim Penilai yang terdiri dari unsur Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan (2 orang), Perguruan Tinggi (1 orang) dan Dinas
Peternakan Propinsi (1 Orang). Penilaian dilakukan terhadap Program
Kerja yang akan dilaksanakan meliputi:
1. Aspek Usaha mencakup rencana Pengembangan Usaha,
Pengembangan Kelompok, Pemupukan modal usaha, Kemitraan usaha,
Pemasaran Hasil Usaha;
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 9
2. Aspek Teknis/Penerapan Teknologi mencakup Program budidaya
ternak, rencana pengembangan pakan, rencana penerapan teknologi
reproduksi, rencana tatalaksana (kandang dan peralatan), dan
managemen kesehatan hewan.
3. Kelembagaan mencakup administrasi, dinamika kelompok dan
pengembangan usaha.
Calon SMD bidang peternakan yang lulus dalam tahap ini, berhak untuk
mengikuti seleksi tahap berikutnya, yaitu validasi kelompok.
d. Tahap Keempat (Seleksi Kelompok di lapangan) Seleksi kelompok dilakukan terhadap kelompok binaan calon SMD bidang
peternakan yang telah lulus pada seleksi tahap ke tiga dengan
tinjauan/validasi lapangan oleh Tim Seleksi dengan menggunakan
instrumen/kuisioner.
3. Magang
SMD yang telah diverifikasi lapangan (tahap keempat), wajib mengikuti
Magang pada Kelompok SMD yang ditetapkan selama 5 - 7 hari. Penetapan
lokasi dan pelaksanaan magang akan diatur oleh Asosiasi SMD Nasional
berkoordinasi dengan Dinas Peternakanan atau Dinas yang menangani fungsi
peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota. Biaya magang (transpor PP dan
akomodasi) ditanggung oleh masing-masing calon SMD.
Tanda selesai mengikuti magang (Surat Keterangan Mengikuti Magang)
dikeluarkan oleh Asosiasi SMD dengan diketahui oleh Dinas Peternakan atau
Dinas yang menangani fungsi peternakan Provinsi. Hasil pelaksanaan magang
dikirimkan ke Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan c.q. Direktur
Budidaya Ternak.
C. Penetapan SMD Terpilih
Hasil seleksi Tahap ketiga dan keempat serta laporan hasil magang diolah dan
direkapitulasi sesuai dengan bobot nilai yang telah disusun Tim Penilai dan
dirangking dari total nilai tertinggi sampai dengan terendah. Nilai terbaik/rangking
1 sampai rangking 602 yang terdiri dari komoditi : ternak sapi potong 225 orang;
sapi perah 50 orang; kerbau 15 orang; ternak kambing-domba 120 orang; ternak
unggas lokal 80 orang; ternak kelinci 12 orang akan dipilih untuk diusulkan sebagai
calon SMD terpilih tahun 2012 oleh Direktur Budidaya Ternak ke Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan. SMD yang terpilih bersama dengan kelompok
binaannya tersebut, ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagai penerima dana Bantuan Sosial untuk
dijadikan sebagai dana stimulasi pengembangan usaha agribisnis peternakan.
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 10
III. PENGELOLAAN DANA
Dana Penguatan modal usaha untuk kegiatan pengembangan SMD Tahun 2012, terdiri
dari dana operasional pelaksanaan kegiatan dan dana bantuan sosial agroinput untuk
usaha agribisnis peternakan.
A. Dana Operasional
Dana operasional yang tersedia dalam DIPA Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan tahun 2012, digunakan untuk membiayai kegiatan sebagai
berikut:
1. Persiapan pelaksanaan SMD
2. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan SMD tahun 2012
3. Seleksi SMD di Perguruan Tinggi dan validasi/penilaian kelompok binaan di
lapangan
4. Penyusunan Profil/Data Base SMD terpilih tahun 2012
5. Workshop penyusunan Rencana Usaha Kegiatan (RUK) dan kelengkapan
administrasi pencairan dana bantuan sosial
6. Penyelesaian Dokumen Administrasi
7. Monitoring dan Evaluasi
8. Pembinaan kelompok
9. Pelaporan
Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana operasional tersebut di
pertanggungjawabkan sebagai kinerja Satuan Kerja (Satker) Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
B. Dana Bantuan Sosial
Dana bantuan sosial penguatan modal usaha untuk kegiatan Penggerak Masuk
Desa (SMD) bidang peternakan tahun 2012, ditransfer langsung ke rekening bank
kelompok binaan setelah SMD terpilih dan kelompok binaannya memenuhi segala
persyaratan dokumen administrasi keuangan. Transfer dana ke rekening masing-
masing Kelompok, dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku melalui Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara.
Dana penguatan modal usaha tersebut, dialokasikan pada DIPA Satuan kerja
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2012, dan
penggunaannya dikelola langsung berdasarkan uraian kegiatan pada RUK yang
telah disusun pada saat workshop SMD. Pemanfaatan dana berdasarkan uraian
kegiatan pada RUK tersebut, akan dipertanggungjawabkan oleh masing-masing
SMD dan kelompok binaannya.
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 11
C. Pengajuan dan Transfer Dana Bantuan Sosial
SMD dengan kelompok mengajukan usulan pencairan dana bantuan sosial kepada
KPA dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut:
1. Rencana Usaha Kelompok (RUK) SMD ditandatangani oleh Ketua kelompok,
satu anggota kelompok dan SMD diketahui/disetujui oleh Tim Teknis Dinas
atau Dinas yang membidangi fungsi peternakan kabupaten/kota (Form
lampiran-2);
2. Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok (RUK) SMD ditandatangani oleh Ketua
kelompok dan SMD disetujui oleh Tim Teknis Dinas yang membidangi fungsi
peternakan kabupaten/kota, mengetahui/menyetujui Pejabat Pembuat
Komitmen Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia (Form lampiran-3);
3. Nomor rekening atas nama Kelompok dan ditandatangani oleh ketua Kelompok
dengan SMD pada Bank Pemerintah terdekat dengan Kelompok dan SMD;
4. Kuitansi dan Berita Acara Pembayaran yang ditandatangani oleh Ketua
Kelompok (Form Lampiran-4 & 5)
5. Surat Perjanjian Kerja Sama antara KPA Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan/Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Budidaya Ternak
Ruminansia, dengan Ketua Kelompok (Form lampiran-6) dan Surat Perjanjian
Kerja Sama antara Ketua Kelompok dengan SMD (Form lampiran-7).
6. KPA Satuan Kerja Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,
menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) dan disampaikan
kepada Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (PPPP). Selanjutnya, bila
semua persyaratan administrasi telah terpenuhi maka PPPP menerbitkan Surat
Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) untuk disampaikan ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) setempat. KPPN melakukan verifikasi terhadap
dokumen dari PPPP, bila disetujui maka KPPN menerbitkan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) ke rekening kelompok yang bersangkutan.
7. Penyaluran dana ke rekening kelompok dilakukan secara bertahap, sesuai
dengan ketentuan Perpres No 54 Tahun 2010, sebagai berikut:
a. Penyaluran tahap pertama sebesar 40 % (empat puluh persen) dari
keseluruhan dana yang akan diterima kelompok yang telah menanda-
tangani perjanjian kerjasama dengan PPK dan siap melaksanakan kegiatan
b. Penyaluran tahap kedua sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari
keseluruhan dana yang akan diterima kelompok, apabila pekerjaan telah
mencapai 30 % (tiga puluh persen) yang dibuktikan dengan laporan
realisasi perkembangan kegiatan dan penggunaan uang, disahkan oleh tim
teknis Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi unsur peternakan
Provinsi/Kabupaten/Kota.
c. Penyaluran tahap ketiga sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari
keseluruhan dana yang akan diterima kelompok, apabila pekerjaan telah
mencapai 60 % (enam puluh persen) yang dibuktikan dengan laporan
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 12
realisasi perkembangan kegiatan dan penggunaan uang, disahkan oleh
tim teknis Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi unsur peternakan
Provinsi/Kabupaten/Kota.
8. Proses pengajuan dan transfer dana ke rekening kelompok secara ringkas
ditampilkan pada Gambar berikut:
Proses Pengajuan dan Transfer Dana ke rekening kelompok
D. Penggunaan dana Bantuan Sosial
Untuk menentukan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan harus dilakukan
melalui musyawarah antara SMD, pengurus dan para anggota kelompok. Semua
- Kep.
Dirjennakkeswan
tentang Penetapan
SMD
- Kontrak Perjanjian
Kerja sama
- Rekap RUK SMD
- Kuitansi
PPPP
Menerbitkan SPM-LS
KPPN
Menerbitkan SP2D
Bank mentransfer dana
ke rekening
Kelompok
KPA
Menerbitkan SPP-LS
Ketua kelompok dan SMD
mengajukan usulan dana
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 13
kesepakatan dan keputusan yang ditetapkan melalui pertemuan kelompok harus
dituangkan kedalam notulen hasil pertemuan. Selanjutnya pengadaan agroinput,
harus dilakukan secara terkoordinasi antara SMD, ketua dan para anggota
kelompok.
Dana fasilitasi pengembangan usaha agribisnis peternakan (dana bantuan sosial)
yang dialokasikan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian tahun 2012, ditransfer langsung ke rekening kelompok
binaan SMD, untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang telah dituangkan ke dalam
rencana usaha.
Kegiatan-kegiatan awal yang dapat dilaksanakan oleh SMD dan kelompok binaannya
melalui pembiayaan yang bersumber dari dana bantuan sosial tersebut adalah
kegiatan pengadaan sarana utama dan sarana-sarana penunjang yang berpengaruh
langsung terhadap keberhasilan usaha.
Tabel 1 : Komponen Kegiatan yang dapat dibiayai dari dana Bantuan Sosial SMD dan
proporsi pengalokasiannya
Komponen
Kegiatan
Komoditi yang dikembangkan &
Proporsi alokasi dana
SAPI
POTONG
SAPI
PERAH
KERBAU
KAMBING
DOMBA
UNGGAS
LOKAL KELINCI
Sarana Utama
(%) 85 75 84 70 50 50
Pengadaan ternak
Sarana Penunjang
(%) 15 25 16 30 50 50
1
Perbaikan Kandang
2 Alat dan Mesin
Peternakan
3
Pengembangan HMT
4
Konsentrat
5
Pengolahan Limbah
6
Alat dan Bahan IB
7 Obat-obatan &
Vitamin/Mineral
8 Pengembangan
Kelembagaan dan
SDM
9 Administrasi dan
Pelaporan
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 14
Dana pengembangan usaha budidaya ternak yang dialokasikan ke SMD dan
kelompok binaannya, merupakan dana stimulasi yang bersifat abadi, bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas usahanya menuju skala usaha yang ekonomis.
Agar dapat terjaganya kualitas ternak yang akan diadakan terutama untuk pembelian
ternak induk, SMD dan Kelompok dalam pembelian ternak induk diwajibkan
berkoordinasi dengan Asosiasi SMD.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan sarana produksi seperti pakan, kandang
dan berbagai sarana prasarana lainnya diharapkan adanya kontribusi secara swadana
dari kelompok yang memperkuat dana stimulasi yang dialokasikan oleh Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.
Dana penguatan modal usaha bersifat abadi, maka usaha budidaya ternak tidak
boleh terputus dan harus dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperbesar
modal usaha dan kelompok sampai mencapai kapasitas optimal dan skala ekonomis.
Apabila terjadi penyalahgunaan dana bansos sebagai modal usaha, maka akan
diproses menurut hukum yang berlaku.
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 15
IV. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA
A. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia SMD bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan, kapasitas dan wawasan agar menjadi pengelola usaha budidaya
ternak yang berdaya saing melalui proses pembelajaran seperti pelatihan,
magang, atau studi banding. Selain itu, pemberdayaan ini dimaksudkan untuk
menumbuhkan kesadaran SMD dalam memanfaatkan potensi sumberdaya yang
dimilikinya untuk mengembangkan usaha budidaya ternak di kelompok
binaannya. Selanjutnya, pemberdayaan ini diharapkan mampu menumbuhkan
kepedulian SMD untuk mengembangkan usaha budidaya ternak pada masyarakat
petani peternak sekitarnya agar berkembang kawasan usaha budidaya ternak
yang berdaya saing secara berkelanjutan. Indikator keberhasilan pemberdayaan
tersebut adalah berkembangnya kemampuan SMD dalam mengelola,
mengoptimalkan potensi yang ada dan menguatkan kelembagaan kelompok
binaannya dalam Pengembangan usaha budidaya ternak.
B. Pengembangan Kelembagaan dan Usaha
Pemberdayaan kelembagaan SMD dilakukan melalui pengembangan kelembagaan
ekonomi, pengembangan jaringan usaha, dan fasilitasi terhadap akses pemasaran
secara bertahap, dinamis dan berkelanjutan. Pada tahap awal, kelembagaan usaha
dapat berupa unit khusus yang dibentuk berdasarkan Keputusan SMD dan
Kelompok. Lebih lanjut, sejalan dengan semakin berkembangnya usaha budidaya
ternak SMD, unit usaha dapat ditingkatkan menjadi suatu lembaga usaha yang
berbadan hukum seperti koperasi atau bentuk usaha berbadan hukum lainnya.
Jenis usaha yang dikembangkan oleh SMD, difokuskan kepada Pengembangan usaha
budidaya sapi potong/sapi perah/kerbau/kambing-domba/unggas lokal/ kelinci.
Pengembangan usaha dilakukan melalui peningkatan modal usaha, penerapan
teknologi, diversifikasi usaha, akses pasar serta permodalan.
C. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pelaksanaan Sarjana Membangun Desa , dapat dilihat dari
aspek Ekonomis, aspek Teknis dan aspek Kelembagaan.
1. Aspek Ekonomis
a. Adanya pertambahan modal usaha dari hasil usaha peternakan yang
dilaksanakan;
b. Adanya diversifikasi usaha;
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 16
2. Aspek Teknis
a. Adanya pertambahan populasi ternak dari hasil usaha yang dilaksanakan;
b. Adanya peningkatan produktivitas ternak yang diusahakan;
c. Diterapkannya teknologi budidaya peternakan (pakan, reproduksi, keswan,
pengolahan limbah dll);
3. Aspek Kelembagaan
a. Meningkatnya status klas kelompok;
b. Berkembangnya kelembagaan usaha;
c. Sebagai tempat magang/pelatihan bagi masyarakat sekitar.
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 17
V. PELAKSANAAN
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan SMD dan kelompok binaannya, maka dibentuk
Tim Sarjana Membangun Desa (SMD) tahun 2012, baik di Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Perguruan Tinggi, Propinsi dan
Kabupaten/Kota, Asosiasi SMD dengan tugas dan peran masing-masing sbb:
A. Tim SMD Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
1. Tim Pengarah
Tugas dan peran Tim Pengarah meliputi:
1. Memberikan arahan kepada Tim Pelaksana dalam melaksanakan tugasnya
agar dapat berjalan baik dan lancar serta dapat mencapai tujuan dan sasaran
Sarjana Membangun Desa (SMD).
2. Menyusun program dan menetapkan langkah-langkah kebijakan Sarjana
Membangun Desa (SMD).
2. Tim Pelaksana
Tugas dan Peran Tim Pelaksana meliputi :
1. Menyusun dan menyiapkan dokumen kegiatan (Pedoman Pelaksanaan)
program penguatan kelembagaan ekonomi Pedesaan melalui bantuan
sosial Sarjana Membangun Desa (SMD) tahun 2012.
2. Melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan Perguruan Tinggi,
Pemerintah Propinsi dan kabupaten/Kota dalam rangka efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan kegiatan.
3. Menyusun dan menyiapkan materi/bahan seleksi calon peserta Sarjana
Membangun Desa (SMD) dan Kelompok binaannya.
4. Melakukan seleksi dan penilaian terhadap peserta calon SMD dan
Kelompok.
5. Mengusulkan calon SMD terpilih ke Direktur Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan untuk ditetapkan sebagai Sarjana Membangun Desa
tahun 2012.
6. Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi serta membantu
menyelesaikan permasalahan dan melaporkan hasilnya kepada Tim
Pengarah
7. Menyusun profil Sarjana Membangun Desa tahun 2010.
8. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan.
B. Tim SMD Perguruan Tinggi
Tugas dan Peran Perguruan Tinggi meliputi :
1. Membuka mendaftaran dan menerima dokumen permohonan peserta calon
SMD tahun 2012.
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 18
2. Memproses dokumen permohonan peserta calon SMD, dan selanjutnya
disampaikan ke Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan cq.
Direktorat Budidaya ternak Ruminansia
3. Melakukan seleksi calon SMD dan kelompok bersama Tim Ditjennak dan
Dinas Prov.
4. Menyediakan paket teknologi yang siap untuk ditransfer ke kelompok tani.
5. Melakukan evaluasi pelaksanaan program.
C. Tim Pembina SMD Propinsi
Tugas dan peran Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi Peternakan
Provinsi sbb :
1. Melakukan koordinasi lintas sektoral antar instansi di tingkat provinsi dalam
rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan dan
fasilitasi penguatan kelembagaan.
2. Melakukan seleksi calon SMD dan kelompok bersama Tim Ditjennak dan
Perguruan Tinggi.
3. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan, Perguruan Tinggi dan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota dalam
pemantauan dan pengendalian serta membantu mengatasi permasalahan di
lapangan.
4. Melakukan pembinaan lanjutan dengan alokasi dana dari APBD.
5. Menyusun laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan.
D. Tim Teknis Kabupaten/Kota
Tugas dan peran Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi Peternakan
Kabupaten/Kota sbb :
1. Membimbing SMD dan kelompok binaan agar dapat menjalankan agribisnis
peternakan dengan baik.
2. Melakukan pembinaan lanjutan dengan alokasi dana dari APBD.
3. Membuat laporan perkembangan kegiatan.
E. Asosiasi SMD
Tugas dan peran Asosiasi SMD sbb:
1. Adopsi Teknologi:
Aplikasi teknologi tepat guna dari berbagai sumber untuk pengembangan
kelompok SMD dan masyarakat petani-ternak.
2. Advokasi:
Bantuan manajerial dalam pengelolaan sumber daya untuk kemajuan usaha
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 19
kelompok SMD dan masyarakat petani-ternak (kursus, workshop, magang, atau
bentuk pelatihan lainnya untuk masyarakat petani-ternak dan atau lembaga
pendidikan peternakan).
3. Kemitraan:
Sebagai penghubung dalam pengembangan usaha kelompok SMD dengan
investor dan sumber permodalan lainya.
4. Memfasilitasi tersedianya sarana produksi peternakan (sapronak) pada
kelompok SMD.
5. Memberikan alternatif solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapi oleh
kelompok SMD.
F. Sarjana Membangun Desa (SMD)
Tugas dan peran SMD sbb :
1. Membuat kontrak perjanjian kerjasama dengan kelompok dalam hal
pengembangan usaha dan pembagian keuntungan.
2. Sebagai manager dalam mengembangkan usaha agribisnis peternakan di
kelompok.
3. Melakukan pelatihan kepada kelompok tani baik dalam aspek teknis,
kewirausahaan, perencanaan usaha, dinamika kelompok, pemasaran dan
pengolahan hasil.
4. Membimbing dan membina petani dalam usaha berkelompok untuk dapat
mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan yang dihadapi bersama.
5. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan kelompok tani dalam pengembangan usaha
taninya.
6. Melaksanakan usaha bersama kelompok dengan memanfaatkan dana
bantuan sosial yang diterima dari Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan sesuai dengan RUK.
7. Menjamin kesinambungan usaha kelompok SMD.
8. Melakukan koordinasi dengan Perguruan Tinggi dan Dinas yang menangani
fungsi peternakan Kabupaten/Kota.
9. Membuat laporan perkembangan usaha
Disamping tugas-tugas tersebut diatas, SMD juga ditunjuk sebagai penghubung
kegiatan Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) di Kabupaten bersangkutan.
Untuk itu setiap SMD harus berkoordinasi dengan Dinas Peternakan atau Dinas
yang menangani fungsi peternakan di Kabupaten/Kota.
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 20
G. Kelompok
Tugas dan peran sbb:
1. Membuat kontrak perjanjian kerjasama dengan SMD dalam hal
pengembangan usaha dan pembagian keuntungan.
2. Melaksanakan usaha dengan memanfaatkan dana bantuan sosial yang
diterima dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sesuai
dengan RUK yang dibuat bersama dengan SMD yang diketahui oleh Tim
Teknis.
3. Menerima saran/rekomendasi teknis, kewirausahaan dan manajemen usaha
dan lainnya dari SMD, Perguruan Tinggi dan Dinas Peternakan/Dinas yang
membidangi fungsi Peternakan Kabupaten Kota.
4. Mempertanggung jawabkan penggunaan dana bantuan sosial yang diterima
dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam bentuk
laporan dan pembukuan usaha.
5. Menjamin kesinambungan usaha kelompok SMD di bidang peternakan
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 21
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi SMD dimaksudkan untuk mengetahui dengan pasti
pencapaian hasil, kemajuan dan kendala dalam pelaksanaan penguatan
kelembagaan ekonomi petani pada SMD sehingga dapat dinilai dan dipelajari
untuk perbaikan pelaksanaan rencana penguatan kelembagaan ekonomi petani
pada SMD di masa yang akan datang. Monitoring dan Evaluasi dilakukan secara
berkala dan berjenjang sesuai dengan tahap kegiatan kelompok sasaran,
untuk dapat mengidentifikasi dan mencari solusi pemecahan permasalahan yang
dihadapi. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh unsur Ditjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan, Perguruan Tinggi, Dinas Peternakan Propinsi dan
Kabupaten/Kota untuk memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan. Hasil
monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara berjenjang tersebut meliputi :
1. Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja
2. Perkembanganan dan dinamika usaha serta kelembagaan
3. Identifikasi masalah dan solusi pemecahannya
Monitoring pelaksanaan kegiatan SMD dan kelompok binaannya, dilaksanakan
sepanjang tahun yang dituangkan dalam bentuk laporan hasil monitoring.
B. Pelaporan
Pelaporan sangat diperlukan untuk mengetahui kemajuan pengembangan usaha
SMD kelompok di lapangan. Untuk itu perlu ditetapkan sistem pelaporan sebagai
berikut :
1. SMD wajib melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan setiap bulan
kepada Dinas Peternakan/Dinas yang melaksanakan fungsi peternakan
Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan cq. Direktur Budidaya Ternak dan Dinas Peternakan atau
yang membidangi fungsi Peternakan Propinsi (Form Lampiran 8.a, 8.b, 8.c,
dan 8.d; sesuai komoditi yang dikembangkan)
2. Dinas Peternakan/Dinas yang melaksanakan fungsi peternakan
Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi seluruh laporan perkembangan yang
diterima dari SMD untuk disampaikan ke Dinas Peternakan/Dinas yang
melaksanakan fungsi Peternakan Provinsi setiap triwulan selambat-lambatnya
tanggal 10 bulan berikutnya dengan tembusan kepada Direktur Budidaya
Ternak Ruminansia, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
3. Dinas Peternakan/Dinas yang melaksanakan fungsi peternakan Propinsi
melakukan rekapitulasi seluruh laporan perkembangan yang diterima dari
Kabupaten/Kota dan selanjutnya setiap triwulan menyampaikan kepada
Direktur Budidaya Ternak, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya.
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 22
VII. PENUTUP
Pedoman Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Sarjana Membangun Desa ini
dimaksudkan untuk mendukung kelancaran operasionalisasi kegiatan. Hal terpenting
yang perlu dicermati adalah bahwa semua kegiatan dilakukan dalam upaya
mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi dari perguruan tinggi ke kelompok tani,
menumbuhkan sikap kewirausahaan serta membuka lapangan kerja dipedesaan.
Diharapkan dengan adanya Pedoman Pelaksanaan ini, semua pelaksana kegiatan di
tingkat pusat, perguruan tinggi, provinsi, kabupaten/kota, maupun SMD dan
kelompok peternak dapat melaksanakan seluruh tahapan kegiatan secara baik dan
benar menuju tercapainya sasaran yang telah ditetapkan dengan mengacu pada
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 23
Lampiran -1. Rencana Tempat seleksi Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012
No Fakultas / Perguruan Tinggi Provinsi
1. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala 1. NAD
2. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara 2. Sumatera Utara
3. Fakultas Peternakan Universitas Andalas 3. Sumater Barat
4. Fakultas Peternakan Universitas Islam Negeri Riau 4. Riau dan 5. Kepri
5. Fakultas Peternakan Universitas Jambi 6. Jambi
6. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan Universitas
Bengkulu
7. Bengkulu
7. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan Universitas
Sriwijaya
8. Sumatera Selatan dan 9. Babel
8. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan Universitas
Lampung
10. Lampung
9. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ( * ) 11. Jawa Barat
12. Banten
13. DKI
10. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor ( * )
11. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal
Soedirman ( * )
14. Jawa Tengah
12. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ( * )
13. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan Univ.
Sebelas Maret Surakarta ( * )
14. Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada 15. D.I. Yogyakarta
15. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (
* ) 16. Jawa Timur
16. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Malang ( * )
17. Fakultas Peternakan Universitas Islam Kalimantan 17. Kalimantan Selatan
18. Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya 18. Kalimanta Tengah
19. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan Universitas
Mulawarman
19. Kalimantan Timur
20. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin 20. Sulawesi Selatan
21. Fakultas Pertanian Universitas Sulbar 21. Sulawesi Barat
22. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan Universitas
Haluoleo
22. Sulawesi Tenggara
23. Fakultas Pertanian jurusan Peternakan Universitas
Tadulako
23. Sulawesi Tengah
24. Fakultas Pertanian Universitas Gorontalo 24. Gorontalo
25. Sulawesi Utara
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 24
25. Fakultas Peternakan Universitas Udayana 26. Bali
26. Fakultas Peternakan Universitas Mataram 27. NTB
27. Fakultas Peternakan Universitas Cendana 28. NTT
28. Fakultas Pertanian Universitas Pattimura 29. Maluku
29. Fakultas Peternakan Universitas Khaerun 30. Maluku Utara
30. Fakultas Peternakan Universitas Papua 31. Papua Barat
Keterangan:
( * ) Perguruan Tinggi dengan Wilayah SMD (Kabupaten/Kota) sbb:
No. Perguruan Tinggi Kabupaten/Kota Propinsi
1. Fakultas Peternakan Univ.
Padjadjaran Bandung
Majalengka, Purwakarta, Subang,
Sumedang, Ciamis, Tasikmalaya, Garut,
Bandung, Bandung Barat, Bandung
Selatan, Bandung Utara, Cimahi, Banjar Jawa Barat
2. Fakultas Peternakan Institut
Pertanian Bogor
Bogor, Bekasi, Cianjur, Cirebon,
Indramayu, Depok, Kuningan,
Sukabumi, Karawang
Semua Kab/Kota DKI, Banten
3. Fakultas Kedokteran Hewan
Univ. Airlangga Surabaya
Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan,
Tuban, Bojonegoro, Bangkalan,
Sampang, Pamekasan, Sumenep,
Mojokerto, Jombang, Kediri, Blitar,
Nganjuk, Madiun dan Magetan Jawa Timur
4. Fakultas Pertanian Jurusan
Peternakan Univ.
Muhammadiah Malang
Banyuwangi, Jember, Situbondo,
Bondowoso, Probolinggo, Pasuruan,
Malang, Batu, Lumajang, Ngawi,
Ponorogo, Pacitan, Tulungagung dan
Trenggalek.
5. Fakultas Peternakan Univ.
Diponegoro
Grobogan, Jepara, Boyolali, Kendal,
Demak, Batang, Magelang, Semarang,
Pati, Rembang, Blora, Kudus
Jawa Tengah
6. Fakultas Peternakan Univ.
Jenderal Soedirman
Pekalongan, Pemalang, Purworejo,
Kebumen, Cilacap, Wonosobo,
Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas,
Temanngung, Brebes, Tegal
7. Fakultas Pertanian Jurusan
Peternakan Univ. Sebelas
Maret Surakarta
Sukoharjo, Klaten, Wonogiri,
Karanganyar, Sragen
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 25
Lampiran 2
RENCANA USAHA KELOMPOK
No
Kegiatan
Volume
Harga satuan
(Rp.)
Jumlah (Rp.)
Total
, .......................... 2012
Sarjana Membangun Desa
......................................
Kelompok Ternak ..
1 .. ()
Ketua
2 ()
Anggota
Mengetahui/Menyetujui
Tim Teknis Dinas Peternakan Kabupaten/ Kota
......................................
NIP. ...............................
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 26
Lampiran - 3
Nama Kelompok :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
REKAPITULASI RENCANA USAHA KELOMPOK
Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor
tanggal..tentang Penetapan Nama Sarjana Membangun Desa (SMD), Kelompok dan Lokasi Penerima
Dana Penguatan Kelembagaan Ekonomi Pedesaan melalui Bantuan Sosial SMD Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Tahun 2012, dengan ini kami mengajukan
permohonan dana sebesar Rp. (rupiah) sesuai Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir dengan
rekapitulasi kegiatan sebagai berikut :
No Kegiatan Jumlah Unit Jumlah (Rupiah)
1
2
T o t a l
Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama
Nomor.tanggal..Dana bantuan sosial kelompok tersebut agar dipindah bukukan ke rekening
Kelompok Ternakyang berkedudukan di
Desa/Kelurahan..Kecamatan.Kabupaten/KotaProvinsi.pada
Bank.CabangDengan Nomor Rekening
MENYUTUJUI Ketua Kelompok Sarjana Membangun Desa
Tim Teknis Kabupaten/Kota
NIP. .
.., 2012
Kepada Yth :
Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan
di-
J a k a r t a
MENGETAHUI/MENYETUJUI,
Pejabat Pembuat Komitmen
Direktorat Budidaya
..
NIP. ....................
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 27
Lampiran 4 : Format Kwitansi
NPWP :
MAK :
T.A : 2012
KWITANSI
No:
Sudah Terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan
Uang sebanyak : Rp. ..........................
Untuk Pembayaran : Penguatan Kelembagaan Ekonomi Pedesaan melalui Dana
Bantuan Sosial SMD (Sarjana Membangun Desa) kepada
Kelompok Ternak.........di Desa..............Kecamatan
...........Kabupaten...................Provinsi ................. Sesuai
Surat Perjanjian Kerjasama No..............tanggal...............
2012
Terbilang :
..............., ............................. 2012
Mengetahui/Menyetujui, Yang menerima,
Pejabat Pembuat Komitmen Ketua Kelompok
Direktorat Budidaya Ternak
.....................................
..................................
NIP. ...................
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 28
Lampiran - 5
BERITA ACARA PEMBAYARAN
Pada hari ini .......... tanggal ............... belas Bulan ................... Tahun ................., kami yang bertanda
tangan dibawah ini:
1. Nama : ....................................
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Budidaya Ternak
Alamat : ....................................
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. Nama : .................................
Jabatan : Ketua Kelompok ...................................
Alamat : .................................
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA telah membayar Dana Bantuan Sosial Penguatan Kelembagaan Ekonomi Pedesaan
Melalui SMD (Sarjana Membangun Desa) tahun............kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp. ....................
(.........................................rupiah) sesuai dengan Rencana Usaha Kelompok dan PIHAK KEDUA menerima
pembayaran dari PIHAK PERTAMA sejumlah tersebut diatas.
Demikian Berita Acara Pembayaran ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
Ketua Kelompok
.....................................
Pejabat Pembuat Komitmen
Direktorat Budidaya Ternak
...............................................
..........................................
NIP. ........................
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 29
Lampiran - 6
SURAT PERJANJIAN KERJASAMA
NOMOR: ........................................
ANTARA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DIREKTORAT BUDIDAYA TERNAK
DENGAN
KELOMPOK TERNAK ............................
DESA ....................., KECAMATAN ..................., KABUPATEN ............................
PROVINSI .......................................................................
TENTANG
PENGUATAN KELEMBAGAAN EKONOMI PEDESAAN MELALUI DANA BANTUAN SOSIAL SMD (SARJANA
MEMBANGUN DESA) DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2012
Pada hari ini ............... tanggal ................. bulan ..................... tahun dua ribu dua belas bertempat di
kantor Direktorat Budidaya Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian
Pertanian Jalan Harsono RM No. 3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan kami yang bertanda tangan di
bawah ini :
1. ...................... : Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Budidaya Ternak
berdasarkan Keputusan No.................yang berkedudukan di Jalan
Harsono RM No. 3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan yang
untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. : Ketua Kelompok Ternak..dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Kelompok Ternak.yang berkedudukan di
Desa/KelKecamatanKabupaten/Kota
Provinsi...yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat dan berakibat hukum
bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan Penguatan Kelembagaan Ekonomi Pedesaan melalui
Bantuan Sosial SMD Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Tahun
2012 kepada Kelompok, dengan ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
DASAR PELAKSANAAN
1. Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2002, tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden No.
72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4418);
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 30
2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2012 Nomor: ............. tanggal ...........,
satuan kerja Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian;
3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14/Permentan/OT.140/1/2010 tanggal 22 Januari 2010
tentang Pedoman Penyaluran Bantuan Sosial kepada Petani Tahun Anggaran 2010;
4. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: .................................................... tentang
Pencairan Dana Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2012 Lingkup Kementerian Pertanian.
5. Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor.tanggal. 2012
tentang Penetapan Nama Sarjana Membangun Desa (SMD), Kelompok dan lokasi Penerima Dana
Penguatan Kelembagaan Ekonomi Pedesaan Melalui Bantuan Sosial SMD Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Tahun 2012.
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk
menerima dan memanfaatkan Dana Penguatan Kelembagaan Ekonomi Pedesaan Melalui Bantuan
Sosial SMD Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Tahun
2012 sesuai dengan Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir yang disusun oleh SMD dan kelompok
dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Surat Perjanjian Kerjasama ini.
Pasal 3
PELAKSANAAN KEGIATAN
1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dengan mengerahkan segala
kemampuan, keahlian dan pengalamannya;
2. Dalam melaksanakan kegiatannya PIHAK KEDUA bersama dengan seorang Sarjana Membangun
Desa yaitu...............yang bertugas sebagai Manager sekaligus menjadi anggota kelompok;
3. Jika dalam pelaksanaan kegiatan diperlukan perubahan atas Rencana Usaha Kelompok, maka
perubahan tersebut harus dituangkan dalam Berita Acara Perubahan yang disepakati dan disahkan
oleh kedua belah pihak paling lambat 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan kegiatan;
4. PIHAK PERTAMA berwenang mengadakan pemantauan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA;
5. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan anggaran sesuai Rencana Usaha
Kelompok kepada PIHAK PERTAMA, setiap bulan;
6. Dalam melaksanakan kegiatannya PIHAK KEDUA berkewajiban mengembangkan modal usahanya
sesuai petunjuk Tim Teknis Dinas Kabupaten/Kota setempat.
Pasal 4
SUMBER DAN JUMLAH DANA
Sumber dan jumlah dana Sarjana Membangun Desa yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah:
1. Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun
Anggaran 2010 Nomor: .. tanggal 2011, satuan kerja Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian;
2. Jumlah dana yang disepakati kedua belah pihak sebesar Rp (.................................rupiah).
Pasal 5
PEMBAYARAN DAN PENCAIRAN DANA
1. Pembayaran Dana Penguatan Kelembagaan Ekonomi Pedesaan Melalui Bantuan Sosial SMD
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Tahun 2010
sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat 2 (dua) Surat Perjanjian Kerjasama ini akan dilakukan oleh
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 31
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh kedua
belah pihak dan dilaksanakan melalui Surat Perintah Membayar (SPM) yang disampaikan oleh KPA
kepada kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta V dengan cara pembayaran langsung ke
rekening Kelompok Ternak..yang berkedudukan di
Desa/Kel...Kecamatan....Kabupaten/Kota..Provinsi.pada
Bank.Cabang..dengan Nomor Rekening:...
2. Penyaluran dana Bantuan Sosial kepada kelompok mengikuti peraturan/ketentuan yang berlaku,
yaitu Perpres R I No. 54 Tahun 2010 yang juga mengatur tentang penyaluran dana pada kelompok
masyarakat. Dengan demikian penyaluran dana Dana Bantuan Sosial Pengembangan Budidaya Sapi
Perah Tahun 2011 akan diatur sebagai berikut:
a. Penyaluran tahap pertama sebesar 40 % (empat puluh persen) dari keseluruhan dana yang akan
diterima kelompok yang telah menanda-tangani perjanjian kerjasama dengan PPK dan siap
melaksanakan kegiatan
b. Penyaluran tahap kedua sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari keseluruhan dana yang akan
diterima kelompok, apabila pekerjaan telah mencapai 30 % (tiga puluh persen) dari RUK yang
telah dibuktikan dengan laporan realisasi perkembangan dan disahkan oleh tim
kabupaten/kota.
c. Penyaluran tahap ketiga sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari keseluruhan dana yang akan
diterima kelompok, apabila pekerjaan telah mencapai 60 % (enam puluh persen) dari RUK yang
dibuktikan dengan laporan realisasi perkembangan dan disahkan oleh tim teknis
kabupaten/kota.
3. Penarikan dana dari Bank dilakukan secara bertahap sesuai realisasi pembelian dari Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) Kelompok SMD yang diketahui oleh Ketua Tim Teknis Kabupaten/Kota dan dilakukan
atas persetujuan serta tanda tangan SMD dan Ketua Kelompok.
Pasal 6
SANKSI
1. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan kegiatan dan pemanfaatan dana sarjana
membangun desa sebagaimana dimaksud dengan Pasal 2, maka PIHAK PERTAMA berhak secara
sepihak mencabut seluruh dana yang diterima PIHAK KEDUA yang mengakibatkan Surat Perjanjian
Kerjasama batal;
2. Apabila penggunaan dana bansos sebagai modal usaha tidak sesuai dengan Rencana Usaha
Kelompok (RUK) yang disusun oleh SMD dan kelompok, maka akan diproses menurut aturan hukum
yang berlaku.
Pasal 7
PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan surat
perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat;
2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka kedua belah pihak
sepakat untuk menyerahkan penyelesaiannya Kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku;
3. Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum adalah mengikat kedua belah
pihak.
Pasal 8
FORCE MAJEURE
1. Jika timbul keadaan memaksa (force majeure) yaitu hal-hal yang diluar kekuasaan PIHAK KEDUA
sehingga mengakibatkan tertundanya pelaksanaan kegiatan, maka PIHAK KEDUA harus
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 32
memberitahukan secara tertulis kepada kepada PIHAK PERTAMA dengan tembusan kepada Dinas
Peternakan/DinasKabupaten/KotaProvinsi.dalam waktu 4 X 24 jam;
2. Keadaan memaksa (force majeure) yang dimaksud pasal 8 ayat (1) adalah :
a. Bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir besar, kebakaran yang bukan disebabkan
kelalaian PIHAK KEDUA;
b. Peperangan;
c. Perubahan kebijakan moneter berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Pasal 9
LAIN-LAIN
1. Bea materai yang timbul akibat pembuatan surat perjanjian kerjasama ini menjadi beban PIHAK
KEDUA;
2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian yang tak
terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama;
3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu telah
mendapatkan persetujuan kedua belah pihak.
4. Guna menindaklanjuti Undang Undang Anti Korupsi serta dalam rangka peningkatan Good
Governance maka tidak ada pemberian atau imbalan dalam bentuk apapun dari PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA maupun pejabat di lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kementerian Pertanian berkenaan dengan penerima dana ini.
Pasal 10
PENUTUP
Surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan
tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat rangkap 6 (enam) yang kesemuanya
mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk digunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KEDUA
Ketua Kelompok Ternak ....
.
PIHAK PERTAMA
Pejabat Pembuat Komitmen
Direktorat Budidaya Ternak
.........................................
NIP..................................
Mengetahui
Direktur Budidaya Ternak
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan
.........................................
NIP. ..............................
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 33
Lampiran - 7
SURAT PERJANJIAN KERJASAMA NOMOR : ....................................
ANTARA
.............................................(SMD)
DESA/KEL ...............KECAMATAN .................KABUPATEN/KOTA..........................
PROVINSI ...............................
DENGAN
................................(KETUA KELOMPOK)
TENTANG
PENGUATAN KELEMBAGAAN EKONOMI PEDESAAN MELALUI DANA BANTUAN SOSIAL
SMD (SARJANA MEMBANGUN DESA) DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2012
Pada hari ini .................. tanggal ........................... bulan .......................... tahun dua ribu belas telah
disepakati kerjasama antara kedua belah pihak yaitu :
1. : Dalam hal ini bertindak sebagai Sarjana Membangun Desa
untuk Kelompok Ternak..yang berkedudukan di
Desa/Kel.Kecamatan
Kabupaten/Kota.Provinsi yang
selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. : Ketua Kelompok Ternakdalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama Kelompok Terna..yang
berkedudukan di Desa/Kel..Kecamatan
...Kabupaten/Kota.Provinsi...yang
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama yang mengikat dan berakibat hukum
bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan kegiatan Sarjana Membangun Desa dengan ketentuan
sebagai berikut :
Pasal I
DASAR PELAKSANAAN
1. Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa, Direktorat Budidaya Ternak Direkorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Tahun 2012;
2. Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor: .......................... tanggal
................. tentang Penetapan Nama Sarjana Membangun Desa (SMD), Kelompok dan lokasi
Penerima Dana Penguatan Kelembagaan Ekonomi Pedesaan Melalui Bantuan Sosial SMD Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Tahun 2012;
3. Surat Perjanjian Kerja sama antara Direktur Budidaya Ternak dengan Kelompok Ternak .......Nomor:
.................. tanggal ..................... 2012
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 34
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat untuk memanfaatkan Dana Penguatan
Kelembagaan Ekonomi Pedesaan Melalui Bantuan Sosial SMD Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Tahun 2012 sesuai dengan Rencana Usaha Kelompok (RUK)
terlampir yang disusun oleh SMD dan kelompok dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Surat
Perjanjian Kerjasama ini.
Pasal 3
TUGAS DAN FUNGSI
PIHAK PERTAMA:
1. Melakukan pendampingan kelompok dalam pengembangan usaha budidaya sapi potong/sapi
prah/kerbau/kambing domba/unggas/kelinci;
2. Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada kelompok dan masyarakat sekitarnya;
3. Melakukan pelatihan kepada kelompok tani baik dalam aspek teknis, kewirausahaan, perencanaan
usaha, dinamika kelompok, pemasaran dan pengolahan hasil;
4. Membimbing dan membina petani dalam usaha berkelompok untuk dapat mengidentifikasi dan
mengatasi permasalahan yang dihadapi bersama;
5. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan kelompok tani dalam pengembangan usaha taninya;
6. Melakukan seleksi ternak bersama dengan kelompok dan Tim Teknis Kabupaten;
7. Melakukan kegiatan usaha budidaya ternak bersama dengan anggota kelompok;
8. Melakukan evaluasi kegiatan secara bersama-sama dengan PIHAK PERTAMA;
9. Menyusun dan melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan ke Direktur Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan up. Direktur Budidaya Ternak dan Kepala Dinas Peternakan/yang
melaksanakan fungsi Peternakan Provinsi da Kabupaten/Kota bersangkutan.
PIHAK KEDUA:
1. Memelihara dan merawat ternak sapi potong dengan baik;
2. Membuat kandang sesuai dengan persyaratan teknis;
3. Menyediakan dan menanam rumput sebagai sumber pakan ternak;
4. Menyediakan dan memberikan pakan tambahan sesuai kebutuhan ternak;
5. Melaksanakan kegiatan pengembangan usaha budidaya ternak sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan
Sarjana Membangun Desa;
6. Melakukan pencatatan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
Pasal 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Surat Perjanjian Kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak ditandatangani
oleh kedua belah pihak dan selanjutnya Perjanjian Kerjasama akan diatur sesuai dengan kesepakatan
kedua belah pihak.
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 35
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN
1. PIHAK PERTAMA sebagai anggota kelompok mempunyai hak yang sama dengan anggota kelompok
lainnya;
2. PIHAK KEDUA berkewajiban melaksanakan tugas sebagaimana tertuang dalam pasal 3 Tugas dan
Fungsi PIHAK KEDUA;
3. PIHAK PERTAMA wajib melakukan bimbingan dan pendampingan terhadap PIHAK KEDUA
sebagaimana tertuang dalam pasal 3 Tugas dan Fungsi PIHAK PERTAMA;
Pasal 6
BIAYA OPERASIONAL
1. PIHAK PERTAMA mendapatkan imbalan jasa/insentif sebesar Rp. ,-
(..rupiah) setiap bulan selama . bulan dengan total Rp
..,- (rupiah);
2. Dana tersebut diambil dari dana Penguatan Kelembagaan Ekonomi Pedesaan yang masuk ke
rekening kelompok sebesar Rp (rupiah);
3. Untuk tahun II dan III imbalan jasa/insentif SMD diambil dari hasil usaha kelompok dengan nilai
nominal sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
Pasal 7
POLA BAGI HASIL
Pola bagi hasil usaha antara SMD dan anggota kelompok diatur tersendiri sesuai dengan musyawarah
kelompok yang dicantumkan dalam AD/ART.
Pasal 8
SANKSI
1. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan program sesuai yang telah disepakati, maka PIHAK
PERTAMA dapat mengeluarkan atau mengganti PIHAK KEDUA dengan persetujuan Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.
2. Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, maka yang
bersangkutan harus mengembalikan penerimaan yang telah diperoleh kepada rekening Kelompok
dengan persetujuan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian
3. Apabila PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tidak dapat memanfaatkan Dana Penguatan
Kelembagaan Ekonomi Pedesaan Melalui Bantuan Sosial SMD Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Tahun 2012 ini sesuai dengan Pasal 2, maka Pemerintah
dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian berhak
secara sepihak mencabut seluruh dana yang diterima PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang
mengakibatkan Surat Perjanjian Kerjasama batal.
-
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 36
Pasal 9
PERSELISIHAN
4. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan surat
perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat;
5. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka kedua belah pihak
menyerahkan penyelesaian ini Kepada Pengadilan Negeri setempat, sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
6. Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum adalah mengikat kedua belah
pihak.
Pasal 10
LAIN-LAIN
5. Bea materai yang timbul akibat pembuatan surat perjanjian kerjasama ini menjadi beban PIHAK
KEDUA;
6. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian yang tak
terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama;
7. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu telah
mendapatkan persetujuan kedua belah pihak.
Pasal 11
PENUTUP
Surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan
tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat rangkap 6 (enam) yang kesemuanya
mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk digunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KEDUA
Ketua Kelompok Ternak ...............
..........................................
PIHAK PERTAMA
Sarjana Membangun Desa
.........................................
Mengetahui/Menyetujui
Direktur Budidaya Ternak
.
NIP ..............................