6 Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI
2.1 Kepemimpinan
2.1.1 Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi atau perusahaan adalah hal yang
penting, karena itu menyangkut bagaimana keberlangsungan organisasi atau
perusahaan itu sendiri.
Ada beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli, Dubrin,
Andrews (2005) berpendapat kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi banyak
orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang
dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak,
merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang
memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan,
kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan
agar tujuan organisasional dapat tercapai.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam bertanggung jawab
memotivasi dan mengarahkan bawahan atau karyawannya, Mintzberg dalam
Robbins (2008, p.8). Ada juga yang berpendapat bahwa kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang langkah
yang akan diambil, dan memfasilitasi pekerjaan individu maupun kolektif untuk
mencapai tujuan bersama, Yukl, Gary (2010).
Sedangkan kepemimpinan menurut Siagian (2002) adalah kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain atau para bawahannya sedemikian rupa
sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara
pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi oleh orang itu atau para bawahannya.
Siagian (2002, p.66) juga mengemukakan bahwa peranan pemimpin atau
kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan ada tiga bentuk yaitu:
a. Peranan yang Bersifat Interpersonal
Pemimpin dalam perusahaan atau organisasi merupakan simbol akan
keberadaan organisasi, pemimpin bertanggung jawab untuk
7 Universitas Kristen Petra
memotivasi, memberikan arahan kepada bawahan dan mampu untuk
bekerja sama dengan karyawannya.
b. Peranan yang Bersifat Informasional
Pemimpin memiliki peran sebagai pemberi, penerima dan penganalisa
informasi.
c. Peran Pengambilan Keputusan
Pemimpin sebagai penentu kebijakan yang akan diambil berupa
strategi bisnis yang mampu untuk mengembangkan inovasi,
mengambil peluang atau kesempatan, bernegosiasi dan menjalankan
usaha dengan konsisten.
Dengan beberapa uraian diatas, maka dapat disimpulkan kepemimpinan
adalah proses atau upaya untuk mempengarahui orang lain agar dapat mencapai
suatu tujuan yang diinginkan.
2.1.2 Tipe – Tipe Kepemimpinan
2.1.2.1 Berdasarkan Sifat Pemimpin
Menurut Siagian (2002) dasar kepemimpinan memiliki banyak macamnya,
yaitu:
1. Tipe Kepemimpinan Otokratik
Pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat
otoriter, cirinya:
a. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
b. Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata
c. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
d. Mengidentifikasikan tujuan pribadi seorang pemimpin yang bertipe
militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat
e. Kebanyakan sistem perintah yang sering digunakan dengan tujuan
organisasi
f. Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
g. Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach
yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum)
2. Tipe Kepemimpinan Militeristik
8 Universitas Kristen Petra
a. Senang bergantung pada pangkat dan jabatan
b. Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan
3. Tipe Kepemimpinan Paternalistik
a. Menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa
b. Bersikap terlalu melindungi
c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan
d. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
inisiatif
e. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasi
4. Tipe Kepemimpinan Kharismatik
Dalam situasi tertentu tipe kepemimpinn ini sangat diperlukan, karena
dapat menutupi sifat negatifnya dengan kharisma positif yang dimilikinya.
Terkadang para bawahannya tidak memiliki alasan yang kuat untuk
memilih seseorang tersebut sebagai pemimpin.
5. Tipe Kepemimpinan Demokratik
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe
pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern,
karena:
a. Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari
bawahan
b. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha
mencapai tujuan
c. Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya
d. Selalu berusaha mengambangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin
6. Tipe Kepemimpinan Kendali Bebas (Laissez Faire)
Tipe kepemimpinan yang santai dan pengambilan keputusan diserahkan
kepada para bawahannya dengan pengarahan yang minimal bahkan tanpa
pengarahan sama sekali. Tipe kepemimpinan ini sering kali dianggap
sebagai seorang pemimpin yang kurang memiliki rasa tanggung jawab
9 Universitas Kristen Petra
terhadap organisasi yang dipimpinnya. Serta memandang dan
memperlakukan bawahannya sebagai orang-orang yang sudah matang dan
dewasa, baik dalam teknis maupun mental.
Kepemimpinan mempunyai beberapa tipe seperti yang telah disebutkan
diatas, akan tetapi tipe kepemimpinan yang paling cocok atau pas untuk sebuah
organisasi maupun perusahaan adalah tipe kepemimpinan demokratik. Karena
menurut saya tipe kepemimpinan tersebut memberikan timbal balik yang sepadan
antara pemimpin dan karyawan.
2.1.2.2 Berdasarkan Interaksi
Menurut Kreitner dan Kinicki (2005, p.299) perilaku pemimpin
memberikan motivasi dalam 3 tahap, yaitu:
a. Mengurangi halangan jalan yang mengganggu pencapaian tujuan
b. Memberikan panduan dan dukungan yang dibutuhkan oleh para karyawan
c. Mengaitkan penghargaan yang berarti terhadap pencapaian tujuan
Kepemimpinan berdasarkan interaksi, yaitu:
a. Kepemimpinan yang Mengarahkan (Direktif)
Memberikan panduan kepada karyawan mengenai apa yang seharusnya
dilakukan, bagaimana cara melakukannya, menjadwalkan pekerjaan, dan
mempertahankan standar kerja.
b. Kepemimpinan yang Mendukung (Supportif)
Menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan dan kebutuhan para
karyawan, sikap ramah dan dapat didekati, serta memperlakukan para
karyawan sebagai orang yang setara dengan dirinya.
c. Kepemimpinan Partisipatif
Berkonsultasi dengan karyawan dan secara serius mempertimbangkan
gagasan karyawan tersebut pada saat hendak melakukan pengambilan
keputusan.
d. Kepemimpinan yang Berorientasi pada Pencapaian (Prestasi)
Mendorong para karyawan untuk berprestasi pada tingkat tertinggi mereka
dengan menetapkan tujuan yang menantang, menekankan pada
10 Universitas Kristen Petra
kesempurnaan, dan memperlihatkan kepercayaan diri atas kemampuan
karyawan.
2.1.3 Karakteristik Kepemimpinan
A.B. Susanto (2009, p.94) menyebutkan karakter kepemimpinan dapat dicakup
oleh LEAD, yaitu:
a. Live The Vision
Visi yang menarik, dan menantang namun dapat dipercaya yang menjadi
dasar untuk menggerakan kinerja dan menjadi kekuatan pendorong bagi
para karyawan.
b. Encourage
Kemampuan untuk emmberikan inspirasi dan dorongan kepada orang-
orang disekitarnya dengan harapan, keyakinan, dan keberanian.
c. Arrange
Pengaturan dan perencanaan yang menjabarkan program dan aktivitas
untuk meraih tujuan.
d. Direction
Kemampuan untuk memberi arahan pada karyawan agar tetap berada pada
jalur yang benar dan bekerja untuk mencapai visi dan misi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
2.1.4 Fungsi Kepemimpinan
Menurut Robbins and Judge (2008, p.6) fungsi kepemimpinan terdiri dari :
a. Memotivasi Karyawan
Pemimpin dapat memberikan semangat atau motivasi agar karyawan
terpacuh dalam mengerjakan tugasnya.
b. Mengatur Aktivitas Individu lain
Pemimpin dapat mengatur atau memantau aktifitas-aktifitas yang
dilakukan karyawannya.
c. Memilih Saluran Komunikasi yang paling Efektif
11 Universitas Kristen Petra
Pemimpin dapat mengkomunikasi maksud dan tujuannya dengan baik dan
benar, sehingga karyawan dapat memahami dengan mudah dengan cara
penyampaian yang efektif.
d. Menyelesaikan Konflik diantara anggotanya
Pemimpin dapat menyelesaikan konflik atau masalah dalam perusahaan
dengan memberikan solusi yang terbaik.
2.1.5 Pemimpin
Menurut Kodrat (2010, p.137) ciri-ciri pemimpin yang hebat yaitu tidak
menonjolkan diri, tenang, pendiam bahkan pemalu. Pemimpin ini memiliki
kerendahan hati dan keinginan bekerja secara profesional. Mereka dapat
mengesampingkan ego nya dan mengarahkan diri untuk meraih sasaran yang lebih
besar. Menurut Maxwell (2004, p.9-180) untuk menjadi pemimpin sejati perlu
menaati prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Kemampuan Memimpin untuk Meningkatkan Keefektifan Seseorang
Semakin rendah kemampuan seseorang untuk memimpin sangat
mempengaruhi tingkat keefektifan seseorang.
b. Dapat Mempengaruhi Orang Lain
Dengan kemampuan mempengaruhi orang akan mempermudah dalam
mengatur dan merencanakan langkah bagi karyawan.
c. Berkembang setiap hari
Pemimpin selalu belajar dan berkembang setiap hari, tidak selesai hanya
dalam satu hari saja.
d. Menentukan Arah
Pemimpin menentukan arah yang tepat agar mencapai tujuan yang
disepakati bersama.
e. Kemampuan Komunikasi
Tanpa kemampuan komunikasi instruksi yang diberikan dari pemimpin
tidak akan dapat dimengerti dan dilaksanakan dengan sempurna.
f. Dipercaya dan Dihormati
Bila tanpa kepercayaan dan kehormatan sebaik apapun perencanaan
seseorang tidak akan diikuti oleh para pengikutnya.
12 Universitas Kristen Petra
g. Memiliki Intuisi
Dengan intuisi yang baik pemimpin dapat melihat dan menentukan
perubahan trend yang sedang terjadi.
h. Mampu Menjalin Hubungan
Pemimpin yang hebat selalu memiliki koneksi yang baik dengan jumlah
yang banyak, sehingga akan mempermudah eksekusi dan perencanaan
bisnis.
i. Melihat Momentum dan Jalan yang Benar
Hal yang paling penting adalah melakukan eksekusi disaat yang tepat
dengan momentum yang memberikan perubahan eksplosif.
2.2 Gaya Kepemimpinan
2.2.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan
Menurut Heidjrachman dan Husnan (2002, p.224) gaya kepemimpinan
mewakili filsafat, ketrampilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Gaya
kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan
tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu.
Pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola
tingkah laku (baik kata-kata maupun tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin
yang dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2004, p.29). Sedangkan menurut Rivai
(2004, p.64) gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang
pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya.
Berdasarkan uraian diatas menurut saya gaya kepemimpinan adalah
tindakan yang dilakukan seorang pemimpin dan bagaimana cara pemimpin
menyampaikan kehendaknya atau pola pikirnya ke dalam bentuk tindakan untuk
mencapai tujuannya.
2.2.2 Tipe – Tipe Gaya Kepemimpinan
Menurut Robbins and Judge (2007) ada 4 jenis gaya kepemimpinan, yaitu:
1. Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Terdapat 5 karakteristik, yakni:
a. Visi dan Artikulasi
13 Universitas Kristen Petra
Pemimpin dengan gaya ini mempunyai visi yang jelas dan
mempunyai kemampuan baik untuk bisa membagikan visinya
kepada para pengikutnya.
b. Rasio Personal
Pemimpin biasanya bersedia untuk menempuh resiko personal
yang tinggi dan juga bersedia untuk melakukan pengorbanan diri
demi pencapaian visinya.
c. Peka terhadap Lingkungan
Pemimpin biasanya memiliki kemampuan untuk menilai secara
realistis tentang kendala-kendala yang akan dihadapi.
d. Kepekaan terhadap Kebutuhan Pengikut
Pemimpin biasanya pengertian terhadap kemampuan orang lain
dan terhadap kebutuhan mereka.
e. Perilaku tidak Konvensional
Pemimpin terlibat dalam perilaku yang dianggap baru dan
melawan norma.
2. Gaya Kepemimpinan Transaksional
Menurut Yukl, Gary (2010, p.312) kepemimpinan transaksional
adalah sebuah pertukaran imbalan-imbalan untuk mendapatkan
kepatuhan.
Sedangkan Robbins dan Judge mengatakan (2007, p.387)
pemimpin transaksional adalah pemimpin yang memadukan atau
memotivasi pengikut mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan
dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas. Terdapat 4 karakteristik
dari pemimpin transaksional, yaitu:
a. Imbalan Kontingen
Seperti barter, dengan menjanjikan imbalan atas kinerja yang
dilakukan sesuai dengan kesepakatanyang dilakukan sebelumnya
antara pemimpin dan bawahan.
b. Manajemen berdasar Pengecualian Aktif
Pemimpin secara terus menerus melakukan pengawasan terhadap
bawahannya untuk mengantisipasi adanya kesalahan.
14 Universitas Kristen Petra
c. Manajemen berdasar Pengecualian Pasif
Mengintervensi apabila hanya standar tidak terpenuhi, maksudnya
kritik atau perbaikan dilakukan setelah kesalahan terjadi.
Pemimpin akan menunggu seluruh tugas atau pekerjaan selesai,
baru akan dinilai ada kesalahan atau tidak.
d. Kendali Bebas (Laissez Faire)
Menghindari membuat keputusan serta terlihat seperti
mengabaikan tanggung jawab, karena terlalu santai.
Kepemimpinan transaksional dapat disimpulkan sebagai
pertukaran yang dilakukan antara pemimpin dan bawahannya. Dengan
pertukaran tersebut maka karyawan mendapatkan imbalan dengan
melakukan perintah dari atasan, maka tujuan pemimpin pun sekaligus
dapat tercapai. Dengan adanya imbalan secara tidak langsung karyawan
akan termotivasi dan terpacuh untuk menyelesaikan tugasnya. Imbalan
tersebut merupakan bentuk apresiasi dari pemimpin.
3. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional adalah suatu keadaan dimana
para pengikut merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan
hormat terhadap pemimpin tersebut. Mereka termotivasi untuk
melakukan lebih dari pada awalnya yang diharapkan, Yukl, Gary
(2010, p.303). Kepemimpinan trasnformasional sebagai proses para
pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan
motivasi yang lebih tinggi.
Ahli lain berpendapat bahwa kepemimpinan transformasional
adalaah pemimpin yang memberikan pertimbangan dan rangsangan
intelektual yang diindividukan dan memiliki kharisma, Robbins dan
Judge (2007, p.387).
Pemimpin transformasional memperhatikan kebutuhan
pengembangan dari masing-masing pengikut, pemimpin mengubah
kesadaran dari para pengikutnya dengan cara membantu mereka
memandang masalah lama dengan cara baru. Pemimpin mampu
15 Universitas Kristen Petra
membangkitkan pengikutnya agar dapat mengeluarkan upaya
ekstrademi mencapai tujuan kelompok.
Karakteristik dari pemimpin transformsional adalah :
a. Pengaruh Ideal
Pengaruh yang ideal berkaitan dengan reaksi bawahan terhadap
pemimpin. Pemimpin diidentifikasikan dengan dijadikan sebagai
panutan, di percaya, di hormati dan mempunyai visi dan misi yang
jelas menurut persepsi bawahan dapat diwujudkan
b. Inspirasi
Pemimpin mengkomunikasikan harapan tinggi, menggambarkan
maksud penting dengan cara yang mudah dipahami. Pemimpin
memotivasi para karyawannya dan memberikan inspirasi
c. Stimulasi Intelektual
Pemimpin mendorong bawahan untuk lebih kreatif, mendorong
bawahannya untuk menggunakan pendekatan-pendekatan baru
yang lebih rasional dalam pengambilan keputusan, serta cermat
dalam menyelesaikan permasalahan
d. Pertimbangan Individual
Memberikan perhatian pribadi kepada karyawannya,
memperlakukan mereka sebagai pribadi yang utuh,
mempertimbangkan kebutuhan dari bawahannya, serta melatih dan
memberikan saran kepada bawahannya.
4. Gaya Kepemimpinan Visioner
Kemauan untuk menciptakan mengartikulasikan visi yang
realistis, kredibel dan menarik mengenai masa depan organisasi. Visi
ini jika diseleksi dan diimplementasikan secara tepat, mempunyai
kekuatan besar sehingga bisa mengakibatkan kesuksesan dari sebuah
organisasi yang tentunya harus ditunjang dengan ketrampilan, bakat
dan sumber daya untuk mewujudkannya.
Karakteristik dari gaya kepemimpinan ini, yaitu :
a. Visi yang Realistis
16 Universitas Kristen Petra
Pemimpin mempunyai visi yang yang penuh perhitungan dan
sesuai dengan kemampuan, sehingga gagasan yang akan diajukan
bukan hanya angan-angan tetapi dapat diwujudkan.
b. Visi yang Kredibel
Pemimpin yang mempunyai visi yang berkualitas, kapabilitas, atau
kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan.
c. Visi yang Menarik mengenai Masa Depan Organisasi
Pemimpin mampu membangun visi yang menarik untuk organisasi
atau perusahaan, sehingga karyawan pun mempunyai ketertarikan
untuk menjalankan visi tersebut.
17 Universitas Kristen Petra
2.3 Penelitian Terdahulu
Penulis Diah K.Wardhani, I Gd. Anggan, Md. Yudana, Program Studi
Managemen Pendidikan, Program Pascasarjana , Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia, 2013. Judul Penelitian “Implementasi Kepemimpinan
Transformasional Dalam Pengelolaan Sekolah : (Studi Kasus di Sekolah
HighScope Indonesia – Bali)”. Tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa jauh
penerapan kepemimpinan transformasional, hambatan yang dihadapi, dan
menemukan solusi yang dapatdiberikan di Sekolah HighScope Indonesia – Bali.
Jenis Penelitian kualitatif, menggunakan metode wawancara dan observasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan kepemimpinan transformasional di
Sekolah HighScope Indonesia – Bali merupakan gaya kepemimpinan yang sesuai
dengan konsep dan filosofi HighScope, yang penerapannya masih dalam tahap
perkembangan dan belum menyeluruh di setiap departemen yang ada.
Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa penerapan kepemimpinan
transformasional di Sekolah HighScope Indonesia-Bali masih memerlukan
kesiapan dari sumber daya manusia sebagai pendukung organisasi sekolah.
Penulis Tania Bucic, Linda Robinson, 2010. Prem Ramburuth. Judul
Penelitian “Effects of leadership style on team learning”. Jenis Penelitian yang
digunakan penelitian kualitatif dan metode yang digunakan dengan melakukan
wawancara. Tujuan Penelitian mencari perbedaan yang diberikan dari gaya
kepemimpinan seorang pemimpin terhadap pembelajaran dan situasi di timnya.
Membuktikan adanya sebuah model yang tercipta dari gaya kepemimpinan setiap
pemimpin. Hasil penelitian adalah adanya beberapa jenis interaksi dari pemimpin
dengan anggota tim. Menemukan bahwa dukungan dan motivasi dari pemimpin
dapat meningkatkan performa dan pencapaian tim. Beberapa tim menggunakan
kepemimpinan transaksional, transformasional, bahkan gabungan keduanya.
Beberapa tim juga menerapkan pembelajaran melalui feed-back, mempelajari
masukan anggota tim, dan ada yang menerapkan gabungan keduanya.
Kesimpulannya Pemimpin dengan gaya transaksional dan pembelajaran dari feed-
back menciptakan struktur yang terpaku pada panduan, sistem dan acuan (angka,
hasil data). Pemimpin dengan gaya transformasional dan pembelajaran melalui
18 Universitas Kristen Petra
saran, menciptakan tim yang inovatif, saling mendukung dan berani mengambil
resiko.
Penulis Ana Margarida Graça, Ana Margarida Passos, 2015. Judul
Penelitian “Team Leadership Across Contexts: A Qualitative Study”. Jenis
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan metodenya adalah
wawancara. Tujuan Penelitia untuk membandingkan fungsi kepemimpinan yang
menentukan cara kerja tim yang berbeda, karena karakteristik kerja tim
berkontribusi terhadap efektivitas tim. Hasil penelitian yaitu dua tim
menggunakan cara kerja yang berbeda yang ditetapkan oleh gaya
kepemimpinannya yaitu tim Information Technology (IT), dan tim
Multidiciplinary Child Protection (MDT), tim dengan cara MDT, menetapkan
cara kerja non-profit, yang berakibat kepada kekurangan performa dalam
kinerjanya. Perubahan yang dilakukan oleh pemimpin juga lebih banyak dari tim
IT, pemimpinnya lebih aktif. Fungsi kepemimpinan lebih terlihat pada organisasi
IT, mulai dari keaktifan hingga fungsi independen dari pemimpin tersebut.
Kesimpulannya perbedaan gaya kepemimpinan dan fungsinya sangat penting
untuk menciptakan suatu kinerja yang spesifik. Beberapa dengan pemimpin yang
memilih untuk membuat tim non-profit dengan tugas yang tidak terstruktur, dapat
mengurangi motivasi kinerja mereka dan sulit untuk membuat keputusan yang
tepat.
Penulis Steven H. Appelbaum, Medea Cesar Degbe, Owen MacDonald,
Thai-Son Nguyen-Quang, 2015. Judul Penelitian “Organizational Outcomes of
Leadership Style and Resistance to Change”. Jenis Penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif dan metode yang digunakan melakukan riset dengan
menganalisa menggunakan riset, artikel, dan data-data empiris yang didapatkan
untuk menunjukan dampak gaya kepemimpinan saat organisasi melakukan
perubahan besar. Tujuan Penelitian ini organisasi harus dapat berevolusi dengan
cepat sesuai dengan lingkungan pasar, sehingga riset ini dapat membantu
perubahan tersebut, agar dapat di lakukan dengan gaya kepemimpinan yang tepat,
dan memaksimalkan hasil yang didapatkan oleh organisasi. Hasil penelitian ini
kepemimpinan mempengaruhi hasil dari kerja organisasi secara langsung, dengan
membentuk karakter dan kinerja karyawan. Pada saat perubahan, kepemimpinan
19 Universitas Kristen Petra
membuat berbagai peraturan dan menetapkan batasan, serta ekspektasi pada
performa organisasi. Kesimpulannya disarankan kepada setiap organisasi untuk
memastikan kondisi lingkungan pekerjaan, kondisi karyawan, dan menetapkan
gaya kepemimpinan yang tepat pada saat melakukan perubahan. Perencanaan dan
pendekatan secara terstruktur dapat memaksimalkan hasil dan membuat
perbedaan dalam langkah perubahan organisasi.
Penulis Joko Widodo, 2008, Judul Penelitian “Kepemimpinan Pendidikan
Transaksional dan Transformasional di SMK Non Teknik”. Jenis penelitian
adalah kualitatif dan metodenya dengan mengamati dan melihat data historis
SMK tersebut. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan mutu sekolah, dengan
mempelajari apakah gaya kepemimpinan kepala sekolah yang secara teori ingin
menggunakan gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional telah di
terapkan. Hasil penelitian menemukan beberapa masalah, yaitu aspek intern
kepala sekolah sendiri yang membuat kepala sekolah merasa berkuasa dan
menjadi konservatif, aspek birokratif yang membuat segala keputusan menjadi
kaku dan tidak fleksibel, kultur kerja yang mengharapkan anak buah bekerja
optimal namun tidak memberikan contoh yang tepat, dan interaksi kepala sekolah
kepada guru sangat sedikit yang membuat guru enggan memberikan saran atau
aspirasi mereka. Kesimpulan penelitian ini, ternyata kepemimpinan transaksional
dan transformasional masih belum dapat diterapkan. Hal ini terhalang oleh
beberapa aspek yang disebutkan pada hasil penelitian, kurangnya komitmen dari
berbagai pihak menutup kemungkinan terjadinya kepemimpinan yang
transaksional dan transformasional. Untuk dapat menerapkan gaya kepemimpinan
tersebut, perlu mengubah paradigma kepala sekolah untuk tidak menjadi otoriter,
membangun kesadaran untuk merubah sistem birokrasi yang kaku, membangun
budaya kerja yang baik, dan menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan
sesama rekan kerja.
Penulis Kartina, 2014, Judul Penelitian “Analisis Gaya Kepemimpinan
Lurah Batu IX Kecapatan Tanjungpinang Timur”. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif dan metodenya dengan wawancara 17 Pegawai Negeri Sipil
dan Pegawai Tidak Tetap di Kelurahan Batu IX Kota Tanjungpinang. Tujuan
penelitian untuk mengetahui gaya kepemimpinan Lurah Batu IX Kecamatan
20 Universitas Kristen Petra
Tanjungpinang Timur. Hasil penelitian dari responden-responden yang di
wawancara terhadap tiga gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan
otokritas, dimana Lurah sebagai satu-satunya penentu dan memegang kendali
penuh atas anggota yang di pimpinnya, gaya kepemimpinan demokratis karena
dalam mengambil keputusan Lurah masih menerima saran dari anggota-
anggotanya, dan gaya kepemimpinan bebas dimana saat kelompok kerja di
berikan kuasa oleh Lurah untuk mengambil keputusan, ternyata kebanyakan
responden lebih setuju dengan gaya kepemimpinan demokratis. Kesimpulannya,
gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya yang paling dirasakan oleh para
anggota-anggota Kecamatan IX Tanjungpinang Timur, Lurah memberikan
kesempatan pada anggota untuk memberikan saran dan aspirasi mereka, Lurah
juga membuka kesempatan bagi anggota untuk bekerja sama dan menyalurkan
kretivitas kerja mereka.
Penulis Adi Lestari, 2015, Judul penelitian “Gaya Kepemimpinan Camat
(Studi Kasus di Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan)”. Jenis penelitian
pendekatan kualitatif dan metode penelitiannya dengan wawancara dan observasi.
Tujuan penelitian untuk dapat memberikan bahan pertimbangan kepada Camat di
Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan. Hasil penelitiannya ternyata
kepemimpinan Camat Toapaya menerapkan Gaya Kepemimpinan Partisipatif,
karena dalam kepemimpinannya menerapkan cara yang persuasif, meningkatkan
kerja sama, mengajak anggota untuk berpartisipasi, dan meningkatkan loyalitas
anggotanya. Kesimpulan dari penelitian ini: Camat memiliki watak tegas dan
disiplin, visi Camat sejalan dengan visi anggota-anggotanya yaitu mewujudkan
masyarakat Toapaya yang lebih maju dan berwawasan agropolitan, Camat mampu
menjalankan program dan melakukan koordinasi terhadap para anggotanya,
Camat memberikan motivasi dan mengevaluasi kinerja anggota secara
berkelompok.
21 Universitas Kristen Petra
2.4 Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Sumber : Robbins dan Judge (2007)
PT. WIJAYA MAKMUR SENTOSA
Transformasional:
1. Pengaruh Ideal
2. Inspirasi
3.Stimulasi
Intelektual
4. Pertimbangan
Individual
Visioner :
1. Visi yang
Realistis
2. Visi yang
Kredibel
3. Visi yang
Menarik mengenai
Masa Depan
Organisasi
Transaksional :
1. Imbalan
Kontingen
2. Manajemen
Pengecualian Aktif
3. Manajemen
Pengecualian Pasif
4. Laissez Faire
Kharismatik :
1. Visi dan
Artikulasi
2. Rasio Personal
3. Peka terhadap
Lingkungan
4. Kepekaan
terhadap Kebutuhan
Pengikut
5. Perilaku tidak
ANALISA GAYA KEPEMIMPINAN
di PT. WIJAYA MAKMUR SENTOSA
GAYA KEPEMIMPINAN