Transcript
Page 1: 22 praktis. Inform as i diterima melalui upaya pencernaan makna dan proses penyaringan

22

praktis. Inform as i diterima melalui upaya pencernaan makna dan proses penyaringan

yang selektif Kemampuan dalam memahami makna ini sangat dipengaruhi oleh

kedewasaan psikologis individu. Allport (1953) menegaskan bahwa usia kronologis

tidak dapat dijadikan sandaran utama untuk menentukan kematangan seseorang,

termasuk kematangan beragamanya

Di sisi lain, Muthahhari (1992) mengungkapkan bahwa manusia merupakan

pus at dari serangkaian bakat dan kecenderungan potensial non materialistis yang

dapat dikembangkan lebih jauli. Kecenderungan-kecenderungan manusia yang non

materialistis merupakan bawaan, dan kecenderungan-kecenderungan spiritual tidak

begitu sjya dicapai. Oleh karena itu apabila manusia bersedia mengelola bakat dan

potensi spiritual yang dimilikinya dengan mengolah pengalaman serta informasi

yang ia miliki, ia akan terus berkembang dan berpeluang untuk mencapai tingkat

keberagamaan yang lebih matang

Dari apa yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kematangan

beragama tidak ditentukan oleh usia, melainkan merupakan suatu sikap

keberagamaan yang terbuka pada semua fakta, nilai-nilai serta memberi arah pada

kerangka hidup, baik secara teoritis maupun praktis dengan tetap berpegang teguh

pada ajaran agama Sehingga individu berada dalam proses keberagamaan yang

senantiasa berkembang.

2. Ciri-ciri Kematangan Beragama

Mengenai ciri-ciri individu yang memiliki kematangan beragama Allport

(1953) merumuskan beberapa ciri, yaitu mampu melakukan diferensiasi,

berkarakter dinamis, memiliki konsistensi moral, komprehensif, integral dan

Top Related