Download - 3. FIX biakan murni.doc
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, ada beberapa diantaranya
bermanfaat dan ada pula yang merugikan. Mikroorganisme terdapat dimana-mana di
dalam lingkungan kita, mereka ada pada tubuh kita, di dalam tubuh kita dan di
sekeliling kita, contohnya pada air.
Secara alami, bakteri di alam ditemukan dalam populasi campuran. Hanya dalam
keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadaan murni. Sering kali bakteri
patogen kedapatan bersama-sama bakteri saprobe, yang terakhir ini boleh disebut
penyerbu yang membawa (secondary invaders).
Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi, dan sifat faalinya, maka organisme
yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini berarti bahwa harus ada biakan murni
yang hanya mengandung satu jenis bakteri saja. Untuk memperoleh biakan murni dapat
dilakukan pengenceran dengan menggunakan bahan cair atau padat. Pada mulanya
digunakan gelatin sebagai bahan pemadat. Teknik untuk memperoleh biakan murni ada
3 cara, yaitu teknik penggoresan agar, teknik agar tuang, teknik agar sebar.
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal dengan
istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus
mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan
pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya
kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga pembiakan
yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni.
Oleh karena itu, percobaan pembuatan biakan murni dilakukan untuk menambah
keterampilan dan pengetahuan mengenai cara pembuatan biakan murni dan juga
34
dilakukan agar praktikan dapat membuat suatu biakan murni dari berbagai jenis
mikroba yang terdapat di sekitar.
1.2 Tujuan Percobaan
a. Mengetahui metode-metode pada media biakan murni
b. Mengetahui fungsi dimiringkannya tabung reaksi pada proses penggoresan
c. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode cawan gores
35
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Isolasi bakteri
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. Ada beberapa
cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara goresan (streak plate), cara tuang (pour
plate), cara sebar (spread plate), dan micromanipulator. Dalam teknik biakan murni
tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana
memelihara serta mencegah pencernaan dari luar. Medium untuk membiakkan mikroba
haruslah steril sebelum digunakan jangan sampai tercermar atau kontaminasi dari luar
terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme (Waluyo, 2008).
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum
untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteri yang paling baik dan paling
utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang dijumpai di dalam
pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan
sentrifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk membunuh
sel-sel bakterinya (Pratiwi, 2008).
2.2 Metode Isolasi Mikroba
a. Metode Cawan Gores (Streak Plate)
Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni
yang lain sehingga mempermudah proses isolasi. Metode cawan gores terdapat 3
tahap, yaitu first streak, second streak dan third streak. Pada tahap-tahap tersebut
mempunyai goresan yang berbeda, yaitu first streak rapat, pada second streak
renggang dan pada third streak renggang lagi. Jika ujung kawat inokulasi
dibengkokkan, kemudian ujung itu setelah disentuhkan suatu medium, maka akan
tampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebar di permukaan medium.
36
jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil, maka
akan diperoleh suatu piaraan murni. Dalam metode cawan gores terdapat 4 cara
dalam membuat goresan hal ini dilakukan agar terdapat perbedaan antara goresan-
goresan tersebut.
Metode-metode goresan dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
1. Goresan T
Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar dasar cawan
petri, lalu inokulasi daerah satu sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung,
setelah itu panaskan ose dan biarkan dingin kembali. Gores ulang daerah satu
sebanyak 3 - 4 kali dan teruskan goresan di daerah kedua, dipijarkan kembali ose
dan biarkan dingin kembali. Kemudian prosedur diatas diulangi untuk daerah
ketiga.
2. Goresan kuadran
Teknik ini sama dengan goresan T hanya lempengan agar dibagi menjadi 4 seperti
membuat tanda tambah pada lempengan.
3. Goresan radian
Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan pijarkan jarum ose dan dinginkan
kembali,kemudian putar lempengan agar dan buat goresan terputus dimulai dari
bagian pinggir lempengan lalu putar lempengan agar dan buat goresan terputus
diatas goresan sebelumnya, lakukan pemijaran jarum ose terlebih dahulu. Agar
goseran lebih sempurna, angin-anginkan jarum ose dahulu sebelum membuat
goresan selanjutnya.
4. Goresan sinambang
Caranya ambil satu mata ose dan goreskan setengah prmukaan lempengan agar
(jangan pijarkan ose), putar lempengan, gunakan sisi mata ose yang sama dan gores
pada sisa permukaan lempengan agar.
b. Metode Cawan Sebar (Spread Plate)
Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan kultur bakteri atau
menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat, sedangkan pour plate
kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini
37
adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan
agar. Dengan metode ini, satu sel bakteri akan tumbuh dan berkembang menjadi
satu koloni bakteri. Satu koloni bakteri yang terpisah dengan koloni lainnya dapat
diamati tipe pertumbuhan pada masing-masing media, diantaranya dilakukan
terhadap konsistensi, bentuk koloni, warna koloni dan permukaan koloni.
Koloni yang tumbuh terpisah ditumbuhkan kembali untuk mendapatkan isolat
murni. Isolasi murni dilakukan dengan mengoleskan jarum ose steril pada koloni
dalam kultur campuran yang benar-benar terpisah satu sama lain. Olesan tersebut
digoreskan pada media padat agar miring dalam tabung reaksi.
Koloni yang tumbuh dalam media ini merupakan isolat murni, yang hanya berasal
dari satu jenis bakteri saja. Koloni yang tumbuh dapat dikarakterisasi berdasarkan
tipe pertumbuhannya pada media agar miring.
c. Metode cawan tuang
Metode cawan tuang sangat mudah dilakukan karena tidak membutuhkan
keterampilan khusus dengan hasil biakan yang cukup baik. Metode ini dilakukan
dengan mengencerkan sumber isolat yang telah diketahui beratnya. Pengenceran
dapat dilakukan beberapa kali agar biakan yang didapatkan tidak terlalu padat atau
memenuhi cawan (biakan terlalu padat akan mengganggu pengamatan). Penuangan
dilakukan secara aseptik atau dalam kondisi steril agar tidak terjadi kontaminasi
atau tumbuh atau masuknya organisme yang tidak diinginkan (di laboratorium,
kontaminasi biasanya terjadi akibat tumbuhnya kapang, seperti Penicilium dalam
biakan). Media yang dituang hendaknya tidak terlalu panas, karena selain
mengganggu proses penuangan media panas masih mengeluarkan uap yang akan
menempel pada cawan penutup sehingga mengganggu proses pengamatan
d. Teknik Dilusi (Pengenceran)
Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya
ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya hal ini sangat mudah untuk
dilakukan. Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam aquades
steril. Teknik dilusi sangat penting dalam analisa mikrobiologi karena hampir
semua metode penelitian dan perhitungan menggunakan teknik dilusi ini.
38
e. Teknik Mengucilkan Satu Sel
Alangkah baiknya jika kita mempunyai alat yang dapat menyangkut suatu bakteri
dari sekian banyak, dengan tiada ikut sertanya bakteri lain. Alat semacam itu ada,
meskipun cara menggunakannya tidak gampang. Alat itu berupa mikropipet yang
ditempatkan pada tangan-tangan suatu micromanipulator. Dengan mikropipet
dibuat beberapa tetesan bergantung pada suatu kaca penutup. Jika tampak suatu
tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet tetesan
tersebut dipindahkan ke suatu medium encer dengan maksud supaya bakteri
tersebut berbiak dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh biakan murni.
f. Teknik Dengan Inokulasi Hewan
Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat
tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misal kita ambil dahak dari seseorang yang
disangka menderita TBC. Jika dahak ini disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih,
maka bakteri-bakteri saprobe yang ikut serta itu tidak akan bertahan. Sehingga
kemudian kita peroleh semata-mata basil TBC saja. biakan Pneumococcus murni
dapat diperoleh dengan jalan demikian juga. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh
tikus yang sakit atau mati itu akhirnya dapat dipindahkan ke dalam medium yang
sesuai. Inokulasi yang dapat dilakukan di dalam kulit (intracutaneous), dapat di
bawah kulit (subcutaneous), dapat di dalam otot (intrainuscular) dapat di dalam
rongga tubuh atau tempat lainnya.
g. Penanaman pada agar
Tidak seperti sel-sel dalam medium cair, sel-sel dalam atau pada medium gel dibuat
menetap. Oleh karenanya, jika cukup sedikit sel diletakkan dalam atau pada
medium gel, tiap sel akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah. Bahan gel ideal
untuk kebanyakan media mikrobiologi adalah agar, polisakarida asam yang ekstrak
dari alga merah tertentu. Pada metode pour plate, suspensi sel dicampur dengan
agar cair pada suhu 50oC dan dituang ke dalam cawan petri. Jika suspensi sel cukup
diencerkan koloni akan terpisah dengan baik masing-masing memiliki
kemungkinan tinggi diturunkan dari sel tunggal.
(Pelczar, 1986)
39
2.3 Tahap sebelum isolasi
Ada beberapa tahap yang dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri.
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak
terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan. Dalam labotarium
pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah
kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan
melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet.
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk
diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml.
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel. Ujungnya boleh lurus
juga boleh berupa lingkaran berdiameter 1 – 3 mm. Saat melakukuan penanaman
bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya cukup dilewatkan
nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala.
(Pelczar, 1986)
Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik transfer aseptis yaitu
suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteri dari
satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba
lain ke dalam kultur. Teknik ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur
mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis
mikrobiologi (Sutedjo, 1991).
2.4 Cara Isolasi Bakteri
Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu:
1. Isolasi pada agar cawan
2. Isolasi pada medium cair
3. Isolasi sel tunggal
40
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Pembuatan Biakan Murni dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2014
pada pukul 15.00 – 20.00 WITA dan Pengamatan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal
17 Mei 2014 pada pukul 14.00 – 14.30 WITA di Laboraturium Rekayasa Teknik
Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman, Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Lampu Bunsen
2. Jarum Ose
3. Alumunium Foil
4. Cawan Petri
5. Tabung Reaksi
6. Pipet Ukur 10 ml
7. Beaker Glass
8. Bulp
9. Sarung Tangan
10. Inkubator
11. Alat tulis
12. Kamera Handphone
13. Sarung tangan oven
14. Rak tabung reaksi
15. Masker
16. Pipet tetes
17. Labu Erlenmeyer 250 ml
41
3.2.2 Bahan
1. Aquadest
2. Tisu
3. Alkohol 70 %
4. PCA (Plate Count Agar)
5. NA (Nutrient Agar)
6. Kertas label
7. Korek Api
8. Sabun Cair
9. Bakteri E.Coli
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Metode cawan gores pada cawan petri (Media NA)
1. Dicuci bersih tangan praktikan menggunakan sabun dan dibersihkan hingga kering.
2. Dibakar kawat ose dengan bunsen hingga pijar, lalu diangin-anginkan hingga cukup
dingin.
3. Disterilkan cawan petri yang berisi bakteri di bagian pinggirannya dengan cara
diputar-putar pinggirannya didekat lampu bunsen.
4. Diambil sampel bakteri dengan menggunakan ujung kawat ose yang telah
disterilkan.
5. Disterilkan cawan petri yang berisi media NA dibagian pinggirnya dengan diputar-
putar pinggirannya didekat lampu bunsen.
6. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri pada cawan petri yang berisi media NA
secara perlahan sesuai dengan urutan penggoresan.
7. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara rapat pada goresan pertama (first
streak) pada cawan petri yang berisi media NA.
8. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara agak jarang pada goresan kedua
(second streak) pada cawan petri yang berisi media NA dan digoreskan
menyambung dengan goresan pertama (first streak).
42
9. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara jarang pada goresan ketiga (third
streak) pada cawan petri yang berisi media NA dan digoreskan menyambung
dengan goresan kedua (second streak).
10. Diinkubasi didalam inkubator selama 24 jam.
11. Diamati hasilnya.
3.3.2 Metode cawan gores pada tabung reaksi (Media NA miring)
1. Dicuci bersih tangan praktikan menggunakan sabun cair dan dikeringkan
menggunakan tisu kemudian disemprotkan alkohol.
2. Disterilkan mulut tabung reaksi didekat lampu bunsen kemudian ditutup dengaan
aluminium foil.
3. Disterilkan kawat jarum ose didekat lampu bunsen hingga pijar, lalu diangin-
anginkan.
4. Disterilkan cawan petri yang berisi bakteri dibagian pinggirannya dengan cara
diputar-putar pinggirannya didekat lampu.
5. Diambil sampel bakteri dengan menggunakan ujung kawat ose yang telah
disterilkan.
6. Dibuka aluminium foil pada tabung reaksi lalu dipanaskan mulut tabung reaksi
yang berisi media NA dengan bunsen.
7. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara zig-zag pada media NA yang ada
dalam tabung reaksi.
8. Disterilkan dengan dipanaskan pada bunsen mulut tabung reaksi tadi, lalu ditutup
kembali dengan aluminium foil.
9. Diinkubasi didalam inkubator selama 24 jam.
10. Diamati hasilnya.
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Gambar Hasil Pengamatan
No Media Keterangan
1
Media PCA tegak
1. Media
2. Bakteri E.Coli
3. Gores renggang
4. Gores agak renggang
5. Gores rapat
6. Kontaminan
7. Media yang rusak
2
Media PCA miring
1. Media
2. Kontaminan
3. Media yang rusak
4. Goresan streak
44
4.2 Pembahasan
Pada praktikum pembuatan biakan murni dilakukan dua percobaan, pada percobaan
pertama hal yang pertama kali dilakukan adalah mensterilkan tangan praktikan dengan
cara mencuci tangan dengan sabun cair lalu dikeringkan dengan tisu lalu disemprot
alkohol agar lebih steril. Kemudian disterilkan cawan petri dan tabung reaksi dengan
cara dicuci dengan air dan sabun cair lalu dan dikeringkan menggunakan tisu.
Diaseptikkan cawan petri dekat lampu bunsen dengan cara diputar-putar bagian
pinggirannya didekat lampu bunsen agar steril dan dituangkan media PCA yang berada
dalam labu erlenmeyer 500 ml ke cawan petri sebanyak 15 ml dengan menggunakan
pipet ukur. Dituang PCA dengan aseptik dekat lampu bunsen agar tidak terkontaminasi
dengan mikroba yang tidak diinginkan. Selanjutnya aseptikkan tabung reaksi, ambil
cairan PCA 5 ml dengan menggunakan pipet volume. Tuang cairan PCA tersebut ke
tabung reaksi dengan cara aseptik dekat lampu bunsen. Kemudian bungkus tabung
reaksi dengan alumunium foil.
Langkah selanjutnya adalah didiamkan cawan petri dan tabung reaksi di suhu ruangan
yaitu 28oC dengan cara tabung reaksi diletakkan dengan posisi miring dan cawan petri
diletakkan biasa saja. Sebelum diletakkan cawan petri dan tabung reaksi di beri kertas
label agar tidak tertukar dengan kelompok lain. Selanjutnya setelah PCA di dalam
tabung reaksi dan cawan petri telah menjadi gel, disiapkan media NA yang telah di
inkubasi untuk diambil mikrobanya dengan menggunakan jarum ose yang telah
disterilkan sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan cara dipanaskan jarum ose diatas
lampu bunsen sampai kawat jarum ose berpijar, diambil mikroba pada NA kemudian
gores cawan petri dengan metode gores T, di bagian pertama goresan dibuat padat, pada
bagian kedua sedikit renggang dan bagian ketiga rapat, lakukan gores dengan aseptik
dekat lampu bunsen agar tidak ada kontaminasi dari luar. Setiap sebelum melakukan
penggoresan, selalu lakukan pemijaran jarum ose agar jarum ose tetap steril. Kemudian
lakukan penggoresan pada PCA di tabung reaksi dengan goresan zig-zag kemudian
tutup kembali mulut tabung reaksi dengan alumunium foil. Setelah selesai, inkubasi
cawan petri dan tabung reaksi di dalam inkubator dengan suhu 37oC. Dengan posisi
tabung reaksi diletakkan di dalam beaker glass dan cawan petri diletakkan terbalik.
45
Metode yang digunakan adalah cara penggoresan. Cara ini lebih baik dan praktis bila
ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu tetapi memerlukan keterampilan yang diperoleh
dari latihan penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah, tetapi
kelemahan cara ini adalah bakteri-bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Goresan yang
digunakan adalah goresan T dengan cara lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan
huruf T pada bagian luar dasar cawan petri kemudian ambil jamur menggunakan jarum
ose yang telah disterilkan. Pada goresan dibagian pertama gosesan dibuat padat atau
rapat, pada goresan dibagian kedua goresan dibuat agak renggang dan pada bagian
ketiga goresan dibuat renggang.
Laminar Air Flow adalah meja kerja steril untuk melakukan kegiatan inokulasi/
penanaman. Laminar Air Flow merupakan suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan
persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari suatu botol ke
botol yang lain dalam cultur in vitro. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow Cabinet,
karena meniupkan udara steril melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari,
debu dan spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan
penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui
filter pertama yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang
disebut HEPA (High efficiency Particulate Air Filter), dengan menggunakan blower.
Biakan murni adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan
dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai medium
pertumbuhan. Medium ini dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi yang diperlukan
bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak. Dalam teknik biakan murni tidak saja
diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana
memelihara serta mencegah pencernaan dari luar. Prinsip dari biakan murni adalah
memisahkan satu jenis (spesies) mikroba (bakteri dan jamur) dengan mikroba lain yang
berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Pertumbuhan biakan murni adalah
memisahkan satu jenis spesies dengan spesies lainnya, hanya mengambil satu spesies
saja. Teknik biakan murni ini biasanya dengan media buatan, dengan membuat suatu
media agar yang diberi nutrisi dan protein sebagai makanan mikroba agar mikroba yang
ditumbuhkan tetap hidup.
46
Pada percobaan ini dilakukan praktikum tentang pembuatan biakan murni dengan
menggunakan dua metode yaitu metode cawan gores (streak plate) dan metode cawan
gores pada tabung reaksi (media miring). Berdasarkan percobaan pada metode cawan
gores pada media PCA tampak bakteri yang tumbuh pada media agar yang digores
renggang, agak renggang dan rapat. Bakteri berwarna putih kekuningan dan terdapat
kontaminan disekitar goresan tersebut. Pada pembuatan biakan murni yang kedua yaitu
di tabung reaksi (media miring) tidak terlihat gosesan zig-zag yang dibuat di hari
sebelumnya namun yang terlihat adalah kontaminan berwarna putih kekuningan dan
berbentuk coccus. Karena salah pada saat pengoresan, sehingga goresan-goresan
mikroba yang ditanam tidak jelas pertumbuhan mikrobanya.
Dalam praktikum kali ini terdapat faktor kesalahan, yaitu pada saat penggoresan cawan
petri terlalu dibuka lebar, sehingga mengakibatkan terdapat kontaminasi dari luar
kemudian pada saat penggoresan medianya tercongkel dan pada saat penggoresan
tabung reaksi dilakukan salah sehingga tidak terbentuk pola yang diinginkan.
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Metode yang digunakan untuk membuat biakan murni pada media agar ada
beberapa jenis yaitu, metode cawan gores, metode cawan tuang, dan metode cawan
sebar.
b. Fungsi dari dimiringkannya tabung reaksi pada cawan gores adalah untuk
mempermudah penggoresan pada bagian media PCA.
c. Kelebihan cara ini lebih baik dan praktis bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu
tetapi memerlukan keterampilan yang diperoleh dari latihan penggoresan yang
sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Kelemahan cara ini adalah
bakteri-bakteri anaerob tidak dapat tumbuh
5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya sebaiknya tidak hanya menggunakan metode
metode gores tetapi juga dapat menggunakan metode lain seperti metode cawan tuang
atau metode cawan sebar agar praktikan dapat lebih memahami tentang pembuatan
biakan murni.
48
DAFTAR PUSTAKA
1. Pratiwi , Sylvia T .2008 . Mikrobiologi Farmasi. Erlangga : Jakarta
2. Pelczar , Michael .1986. Dasar-dasar Mikrobiologi . VI press : Jakarta
3. Sutedjo , Mulyadi,dkk . 1991 . Mikrobiologi Tanah . Rineka cipta : Jakarta
4. Waluyo , Lud . 2008 . Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Umm press : Malang
49