Download - 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
1/20
1
UJI KARAKTERISTIK KUAT TEKAN
BETON NORMAL F’c 30 Mpa MENGGUNAKANAGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS QUARY
BINTAN DAN KARIMUN
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Riau Kepulauan Batam
Disusun Oleh :
AMAL MULIA
10.07.0.011
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
2015
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
2/20
2
Naskah Publikasi Ilmiah
UJI KARAKTERISTIK KUAT TEKAN
BETON NORMAL F’c 30 Mpa MENGGUNAKAN
AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS QUARY
BINTAN DAN KARIMUN
Diajukan Oleh :
AMAL MULIA
10.07.0.011
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing I
Pada Tanggal :
Teddy Tambunan, ST.MT
NIDN: 0930117202
Naskah Publikasi Ilmiah
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
3/20
3
UJI KARAKTERISTIK KUAT TEKAN
BETON NORMAL F’c 30 Mpa MENGGUNAKAN
AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS QUARY
BINTAN DAN KARIMUN
Program Studi Teknik SipilJurusan Ilmu-Ilmu Teknik Sipil
Disusun Oleh :
AMAL MULIA
10.07.0.011
Disetujui Oleh:
Pada Tanggal :
Teddy Tambunan, ST.MT
NIDN: 0930117202
UJI KARAKTERISTIK KUAT TEKAN BETON NORMAL f’c 30 Mpa
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
4/20
4
MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS QUARY BINTAN
DAN KARIMUN
Amal Mulia1 Teddy Tambunan, ST., MT
2, Dian Hastari Agustina, ST.,MT
3,
Program Studi Teknik Sipil Universitas Riau Kepulauan
Abstrak
Beton merupakan material konstruksi yang paling sering dipakai dan diminati
karena merupakan bahan dasar yang mudah dibentuk dengan harga yang relatifmurah dibanding dengan konstruksi lainnya. Untuk mendapatkan kuat tekan beton
yang tinggi, maka material penyusun beton harus mempunyai kualitas yang baik.Kuat Tekan dan Modulus Elastistas beton merupakan parameter utama untukmenentukan mutu beton. Kuat tekan beton merupakan kemampuan beton tersebut
dalam menahan beban yang dipikulnya. Tolak ukur yang umum dari sifat elastic suatu bahan adalah Modulus elastisitas beton yang merupakan perbandingan dari
tekanan yang diberikan dengan perubahan bentuk persatuan panjang, sebagaiakibat dari tekanan yang diberikan.
Agregat Kasar dan Agregat halus yang sering digunakan di Batam sebagian
berasal dari daerah Bintan dan Karimun. Untuk mengetahui karakteristik material
dari daerah Bintan dan Karimun dapat dilakukan dengan uji properties dari
material tersebut. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Universitas Riau
Kepulauan Batam dengan membuat benda uji silinder beton ukuran 150 x 300 mm
sebanyak 16 benda uji untuk masing – masing daerah dan dilakukan pengujian
umur 28 hari.
Dari hasil penelitian, penggunaan material agregat kasar dan agregat halus
dari daerah Karimun memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan
penggunaan agregat kasar dan agregat halus dari daerah Bintan. Dari hasil
pengujian didapat kuat tekan beton rata-rata menggunakan material dari daerah
Karimun adalah 34,14 Mpa, sedangkan menggunakan material dari daerah
Bintan adalah 21,43 Mpa. Modulus Elastisitas beton normal (Ec)=4700√fc’.
Sesuai dengan kuat Tekan Rencana fc’ 30 Mpa, maka Modolus Elastisitas beton
normal (Ec) adalah 25.742,96 Mpa. Dari hasil pengujian dilaboratorium,Modulus Elastisitas (Ec) beton rata-rata dari daerah Bintan adalah 10.142,18Mpa, sedangkan Modulus elastisitas (Ec) beton dari daerah Karimun adalah
36.249,65 Mpa.
Kata kunci : Agregat, Uji Properties, Mix Design, Kuat Tekan(f’c), Modulus
Elastisitas(Ec).
1) Mahasiswa S1 Teknik Sipil, Universitas Riau Kepulaun, Batam.
2) Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulaun, Batam.3) Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulaun, Batam
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
5/20
5
UJI KARAKTERISTIK KUAT TEKAN BETON NORMAL f’c 30 Mpa
MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS QUARY BINTAN
DAN KARIMUN
Amal Mulia1 Teddy Tambunan, ST., MT 2, Dian Hastari Agustina, ST.,MT 3,
Program Studi Teknik Sipil Universitas Riau Kepulauan
Abstract
Concrete is a construction material that is most frequently used and often in
great demand because it is a basic ingredient which is formed with a relatively
cheap price. To obtain a high compressive strength of concrete, the concreteconstituent materials must have a good quality. Concrete compressive strength
and modulus of elasticity of concrete is the main parameter to determine thequality of concrete. Concrete compressive strength of the concrete is the ability to
withstand the burden of assuming. A common yardstick of the elastic properties ofa material is the modulus of elasticity of concrete that comparison of the pressure
exerted by the change in the form of a long unity, as a result of the pressure
exerted.
Coarse and fine aggregates that are often used in Batam, mostly from the
area of Bintan and Karimun. To know the material characteristics of the area of
Bintan and Karimun can be done by testing the properties of the material. This
research was conducted in university laboratories Riau islands of Batam to make
concrete cylinder specimen size of 150 x 300 mm up to 16 samples for each - each
region and testing the age of 28 days.
The results of research, the use of coarse aggregate material and fine
aggregate from the karimun have better quality than the coarse aggregate and
fine aggregate from the area of Bintan. the results obtained from testing the
strength of concrete on average using materials from the area karimun is 34.14
Mpa. while using material from bintan area is 21.43 Mpa. Modulus of elasticity of
normal concrete (Ec)=4700√fc’ with compressive strength plan f’c 30 Mpa is
25,742,96 Mpa. From the results of laboratory tests, the modulus of elasticity of
concrete average of bintan area is 10.142,18 MPa. While the modulus ofelasticity of concrete karimun area is 36.249,65 Mpa
Key word : Aggregate, properties test, Mix Design, Compressive Test (f’c),
Elasticity test (E c )
1) Mahasiswa S1 Teknik Sipil, Universitas Riau Kepulaun, Batam.2) Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulaun, Batam.3) Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulaun, Batam
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
6/20
6
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi dibidang ilmu pengetahuan memberikan dampak yang
sangat besar khususnya dibidang konstruksi. Dengan beragam aplikasi yang dapat
digunakan untuk perancangan dan perhitungan struktur dengan tingkat kesalahan
relatif kecil, sehingga memberikan kemudahan bagi pengguna dan banyak
menghemat waktu dibandingkan dengan pekerjaan perhitungan secara manual.
Meskipun demikian, hal yang terpenting barada pada mutu bahan yang digunakan,
semakin baik bahan yang digunakan maka akan menghasilkan mutu yang baik.
Pembangunan konstruksi di Batam sangat pesat, karena letak Pulau Batam
yang sangat strategis untuk perekonomian. Pembangunan konstruksi tersebut
meliputi pembangunan gedung, perumahan, jalan, jembatan dan lain sebagainya.
Dari jenis pembangunan yang disebutkan diatas, konstruksi beton sangat banyak
dimininati dan tergolong lebih murah yang digunakan. Permasalahan yang timbul
dalam pembangunan konstruksi beton adalah mengenai kualitas material yang
digunakan. Material agregat halus (pasir) Dan agregat kasar (kerilikil)
didatangkan dari daerah luar Batam, Seperti Bintan dan Karimun,
1.2 . Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil permasalahan yaitu:
1. Bagaimanakah kekuatan tekan beton yang dihasilkan dari masing-
masing daerah Bintan dan Karimun?
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
7/20
7
2.
Apakah Agregat kasar dan agregat halus yang digunakan sudah
memenuhi spesifikasi sesuai dengan SNI ?
1.3 . Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kuat tekan beton dengan
menggunakan agregat kasar dan agregat halus yang berasal dari Bintan dan
Karimun. Dan untuk mengetahui karakteristik kuat tekan yang dihasilkan dari
masing-masing daerah tersebut.
LANDASAN TEORI
Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum
digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan dan lain-lain. Beton
merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton ini didapatkan dengan cara
mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil) atau jenis agregat lain
dan air, dengan semen portland atau semen hidrolik yang lain, kadang-kadang
dengan bahan tambahan (additif) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada
perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang homogen.
Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan. Pengerasan terjadi karena
peristiwa reaksi kimia antara semen dengan air.
Beton memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain sebagai berikut
(Tjokrodimulyo,1996 )
Kelebihan Beton :
1. Beton mampu menahan gaya tekan dengan baik, serta mempunyai
sifat tahan terhadap korosi dan pembusukan oleh kondisi lingkungan.
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
8/20
8
2.
Beton segar dapat dengan mudah dicetak sesuai dengan keinginan.
Cetakan dapat pula dipakai berulang kali sehingga lebih ekonomis.
3. Beton segar dapat disemprotkan pada permukaan beton lama yang
retak maupun dapat diisikan kedalam retakan beton dalam proses
perbaikan. Beton segar dapat dipompakan sehingga memungkinkan
untuk dituang pada tempat-tempat yang posisinya sulit.
4. Beton tahan aus dan tahan bakar, sehingga perawatannya lebih murah.
Kekurangan Beton :
1.
Beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik, sehingga mudah
retak. Oleh karena itu perlu di beri baja tulangan sebagai penahan
gaya tarik.
2. Beton keras menyusut dan mengembang bila terjadi perubahan
suhu, sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint ) untuk
mencegah terjadinya retakan-retakan akibat terjadinya perubahan
suhu.
3. Untuk mendapatkan beton kedap air secara sempurna, harus
dilakukan dengan pengerjaan yang teliti.
4.
Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan
diteliti secara seksama agar setelah dikompositkan dengan baja
tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan
gempa.
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
9/20
9
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun metode penelitian yang penulis lakukan adalah dengan melakukan
penelitian langsung di laboratorium Universitas Riau Kepulauan Batam untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan dalam Mix Design Beton F’c 30 Mpa
menggunakan agregat kasar dan agregat halus Bintan dan Karimun.
Flow Chart Penelitian
Pengujian:Analisa Saringan, Kadar
Lumpur, Berat Jenis, SSDPasir,
Mulai
Pengujian Bahan Beton
Semen Agregat Halus Agragat Kasar Air
Pengujian:Berat Jenis Semen
Pengujian :Analisa Saringan, Kadar
Lumpur, Berat Jenis,Pen era an Air
Perencanaan campuran beton ( Mix Desain )
Memenuhi
S arat
A
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
10/20
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data-data yang didapat pada penelitian ini adalah berdasarkan penelitian yang
dilakukan di Laboratorium Bahan dan Material Universitas Riau Kepulauan
Batam, adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengujian Berat Jenis Semen PCC PADANG
No Jenis Semen Berat Jenis
Semen
SNI Keterangan
1. PADANG Type I 3,05 t/m3 3,0-3,20 t/m3 Memenuhi SNI
A
Pembuatan Sample / Benda Uji
Perawatan
Pengujian Sample / Benda Uji
Pngujian Kuat Tekan Beton Pengujian Elastisitas Beton
Analisa
Hasil dan
Kesimpulan
Selesai
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
11/20
11
Hasil Pengujian Berat Jenis semen didapat 3,05 t/m3. Berat Jenis semen PPC
berdasarkan SK SNI 15-2531-1991 berkisar antara 3,00 – 3,20 t/m3
.
Hasil Pengujian Agregat Halus
No Jenis Pengujian Agerat Halus
BINTAN
Agregat Halus
KARIMUN
SNI Ket
1. Kandungan Lumpur
Pasir Asli
13,89 % 13,12 % 5% Tidak
Memenuhi
SNI
2. Kandungan LumpurSetelah dicuci 7,89 % 6,58% 5% TidakMemenuhi
SNI
3. Modulus Halus Butiran
Pasir
3,52
( Gradasi No.1)
3,52
( Gradasi No.2 )
1,5-3,8 Memenuhi
SNI
4. Berat Satuan Pasir 0,001583Kg/cm 0,001657Kg/cm - -
5. Berat Jenis Pasir Kering
Tungku
2,457 t/m 2,426 t/m 2,4-2,9
t/m3
Memenuhi
SNI
6. Berat Jenis Pasir SSD 2,538 t/m 2,538 t/m 2,4-2,9
t/m3
Memenuhi
SNI7. Pemeriksaan SSD Kondisi Ideal Kondisi Ideal - -
Hasil Pengujian Agregat Kasar
No Jenis Pengujian Agregat Kasar
BINTAN
Agregat Kasar
KARIMUN
SNI Ket
1. Pemeriksaan
Lumpur Kerikil
0,223% 0,830 % 1% Memenuhi
SNI
2. Modulus Halus
Kerikil
7,71
Ukuran 40 mm
7,21
Ukuran 40 mm 5,0-8,0
Memenuhi
SNI
3. Pemeriksaan Berat
Satuan Kerikil
0,0015 Kg/cm 0,0015 Kg/cm - -
4. Berat Jenis Kerikil
Mutlak
2,56 t/m 2,52 t/m 2,4-2,9 t/m Memenuhi
SNI
5. Berat Jenis KeringTungku
2,55 t/m 2,48 t/m 2,4-2,9 t/m MemenuhiSNI
6. Berat Jenis SSD 2,56 t/m 2,49 t/m 2,4-2,9 t/m Memenuhi
SNI
7. Persentase
Penyerapan
0,09 % 0,64 % - -
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
12/20
12
Dari Pengujian material diatas, dapat dibuat Mix Design beton f’c 30 Mpa
dari masing- masing daerah, yaitu daerah Bintan dan dearah Karimun.
Mix Design Beton f’c 30 Mpa Menggunakan Material Bintan Berdasarkan
SNI SNI-03-2834-1993
No Uraian Jumlah Satuan
1. Kuat Tekan Yang disyaratkan pada umur
....Hari
30 Mpa
2. Deviasi Standart ( S ) 7 Mpa
3. Nilai Tambah ( M )= 1,64 * S 12 Mpa4. Kuat Tekan Yang direncanakan f'cr = f'c
+M
42 Mpa
5. Jenis Semen Porland Tipe 1
( PADANG )
Ditetapkan
6. Jenis Agregat Halus Alami
7. Jenis Agregat Kasar Batu Pecah
8. Faktor Air Semen 0,388 Grafik 1
9. Faktor Air Semen Maksimum 0,60 Ditetapkan
Dipakai Faktor Air Semen Minimal 0,38810. Nilai Slump 30 -60 mm Ditetapkan
11 Ukuran Maksimum Butir agregat Kasar 40 mm
12. Kebutuhan Air 190 Kg/m3
13. Kebutuhan Semen 489,691 Kg/m3
14. Kebutuhan Semen Minimum 316,667 Kg/m3
Dipakai Kebutuhan Semen Maksimal 489,69 Kg/m3
15. Golongan Pasir I -
16. Persentase Pasir Terhadap Campuran 36 %
17. Persentase Kerikil Terhadap Campuran 64 %18. Berat Jenis Campuran 2,55 -
19. Berat Beton 2325 Kg/m3
20. Kebutuhan Campuran Pasir dan Kerikil 1645,31 Kg/m3
21. Kebutuhan Pasir 592,31 Kg/m3
22. Kebutuhan Kerikil 1053,00 Kg/m3
Kesimpulan :
No Berat Total
( Kg )
Air ( Kg ) Semen
( Kg )
Agr. Halus
( Kg )
Agr. Kasar
( Kg )
1 m3 2350 190 489,69 592,31 1053,00
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
13/20
13
Mix Design Beton f’c 30 Mpa Menggunakan Material Karimun Berdasarkan
SNI SNI-03-2834-1993
No Uraian Jumlah Satuan
1. Kuat Tekan Yang disyaratkan pada umur
28 Hari
30 Mpa
2. Deviasi Standart ( S ) 7 Mpa
3. Nilai Tambah ( M )= 1,64 * S 12 Mpa
4. Kuat Tekan Yang direncanakan f'cr = f'c
+M
42 Mpa
5. Jenis Semen Porland Tipe 1
( PADANG )
Ditetapkan
6. Jenis Agregat Halus Alami
7. Jenis Agregat Kasar Batu Pecah
8. Faktor Air Semen 0,40 Grafik 1
9. Faktor Air Semen Maksimum 0,60 Ditetapkan
Dipakai Faktor Air Semen Minimal 0,388
10. Nilai Slump 30 -60 mm Ditetapkan
11 Ukuran Maksimum Butir agregat Kasar 40 mm
12. Kebutuhan Air 190 Kg/m3
13. Kebutuhan Semen 489,69 Kg/m3
14. Kebutuhan Semen Minimum 316,67 Kg/m3
Dipakai Kebutuhan Semen Maksimal 489,69 Kg/m3
15. Golongan Pasir II -
16. Persentase Pasir Terhadap Campuran 29,5 %
17. Persentase Kerikil Terhadap Campuran 70,5 %
18. Berat Jenis Campuran 2,51 -
19. Berat Beton 2300 Kg/m3
20. Kebutuhan Campuran Pasir dan Kerikil 1620,31 Kg/m3
21. Kebutuhan Pasir 477,99 Kg/m3
22. Kebutuhan Kerikil 1142,32 Kg/m3
Kesimpulan :
No Berat Total
( Kg )
Air ( Kg ) Semen
( Kg )
Agr. Halus
( Kg )
Agr. Kasar
( Kg )
1 m3 2300 190 489,69 477,99 1142,32
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
14/20
14
Hubungan Karakteristik Nilai Slump Terhadap Kuat Tekan Beton Material
Bintan dengan menggunakan Analisa Regresi Linear
Hubungan pengaruh nilai slump terhadap kuat tekan diperoleh
persamaan y =0,2563x+11,174 dengan koefesien deteminasi R 2 = 0,1388 Maka
dapat dikatakan bahwa Nilai slump Material Bintan mempengaruhi 13,88%
terhadap kuat tekan beton.
Hubungan Karakteristik Nilai Slump Terhadap Kuat Tekan Beton Material
Karimun dengan menggunakan Analisa Regresi Linear
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
15/20
15
Hubungan pengaruh nilai slump terhadap kuat tekan diperoleh
persamaan y =0,824x+41,914 dengan koefesien deteminasi R 2
= 0,3681. Maka
dapat dikatakan bahwa Nilai slump Material Karimun mempengaruhi 38,81%
terhadap kuat tekan beton.
Hubungan Karakteristik Agregat Halus dan Agregat Kasar dengan Kuat
Tekan Beton Material Bintan dan Karimun dengan menggunakan Analisa
Regresi Linear
Hubungan pengaruh agregat halus material Bintan diperoleh persamaan
y = 1,8699x – 0,292 dengan koefesien deteminasi R 2 = 0,2052. Maka dapat
dikatakan bahwa agregat Halus Material Bintan mempengaruhi 20,52 % terhadap
kuat tekan beton.
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
16/20
16
Hubungan pengaruh agregat halus material Karimun diperoleh persamaan y
= 3,853x – 5,3578 dengan koefesien deteminasi R 2 = 0,3218. Maka dapat dikatakan
bahwa agregat Halus Material Karimun mempengaruhi 32,18% terhadap kuat
tekan beton.
Hubungan pengaruh agregat kasar material Bintan diperoleh persamaan y =
2,6132x – 3,4523 dengan koefesien deteminasi R 2 = 0,3693. Maka dapat dikatakan
bahwa agregat kasar Material Karimun mempengaruhi 36,93% terhadap kuat
tekan beton.
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
17/20
17
Hubungan pengaruh agregat kasar material Bintan diperoleh persamaan y =
24,3614x-7,4796 dengan koefesien deteminasi R 2 = 0,3977. Maka dapat dikatakan
bahwa agregat kasar Material Karimun mempengaruhi 39,77% terhadap kuat
tekan beton.
Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton dan Modulus Elastisitas Beton
No Pengujian Tes Tekan Beton
Bintan
(Mpa)
Karimun
(Mpa)
1. Nilai Tes Tekan Beton Rata- rata 21,43 34,14
2. Modulus Elastisitas Beton 10.142,18 36.249,65
Berdasarkan hasil pengujian diatas, Kuat Tekan Beton Material Bintan (
f’cr ) = 21,43 Mpa, tidak memenuhi syarat kuat tekan rencana ( f’c = 30 Mpa .
dan Modulus Elastisitas Beton ( Ec ) = 10.142,18 tidak memenuhi syarat
Modulus Elastisitas Beton Normal ( Ec) = 25.742,96 Mpa.
Sedangkan Berdasarkan hasil pengujian Kuat Tekan Beton Material
Karimun ( f’cr ) = 34,14 Mpa, memenuhi syarat kuat tekan rencana ( f’c = 30
Mpa . dan Modulus Elastisitas Beton ( Ec ) = 36.249,65 memenuhi syarat
Modulus Elastisitas Beton Normal ( Ec) = 25.742,96 Mpa.
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
18/20
18
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Material penyusun beton seperti agregat kasar dan agregat halus menentukan
kualitas beton yang dihasilkan. Semakin bagus material yang digunakan maka
akan menghasilkan kualitas yang baik. Dan sebaliknya.
No Pengujian Bintan Karimun SNI Ket
1. SEMEN
a. Pengujian Berat Jenis Semen PADANG Type I 3,05 t/m3 3,0 - 3,2 t/m3 Ok
2. AGREGAT HALUS
a. Pemeriksaan Kandungan Lumpur Pasir Asli 13,89% 13,12% < 5 % No b. Pemeriksaan Kandungan Lumpur Pasir setelah dicuci 7,89% 6,58% < 5 % No
c. Pemeriksaan Modulus Halus Butir Pasir 3,52 3,52 1,5-3,8 Ok
d. Pemeriksaan Berat Satuan Pasir 0,001583 0,001657 - -
e. Pemeriksaan Berat Jenis Pasir Kering Tungku 2,457 t/m3 2,426 t/m
3 2,4 - 2,9 t/m
3 Ok
f. Pemeriksaan Berat Jenis Pasir SSD 2,538 t/m3 2,538 t/m
3 2,4 - 2,9 t/m
3 Ok
g. Pemeriksaan Pemeriksaan SSD Kondisi Ideal Kondisi Ideal - -
3. AGREGAT KASAR
a. Pemeriksaan Kadar Lumpur Kerikil 0,223% 0,830% < 1% Ok
b. Pemeriksaan Modulus Halus Butiran Kerikil 7,71 7,21 5,0 - 8,0 Ok
c. Pemeriksaan Berat Satuan Kaerikil0,0015Kg/cm
3
0,0015Kg/cm
3 - -
d. Pemeriksaan Berat Jenis Mutlak Kerikil 2,56 t/m3 2,52 t/m3 2,4 - 2,9 t/m3 Ok
e. Pemeriksaan Berat Jenis Kering Tungku Kerikil 2,55 t/m3 2,48 t/m
3 2,4 - 2,9 t/m
3 Ok
f. Pemeriksaan Berat Jenis SSD Kerikil 2,56 t/m3 2,49 t/m3 2,4 - 2,9 t/m3 Ok
g. Persentase PenyerapanKerikil 0,09% 0,64% - -
4. PENGETESAN BENDA UJI
a. Kuat Tekan rata-rata ( F'cr ) Beton Umur 28 Hari 21,43 Mpa 34,14 MpaKuat Tekan
Rencana f'c =
30 Mpa
Bintan = NoKarimun = Ok
b. Modulus Elastisitas Beton rata-rata (Ec )10142,18Mpa
36249,65Mpa
Ec Beton Normal
=25742,96
Bintan = NoKarimun = Ok
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
19/20
19
2.
Berdasarkan hasil analisa regresi linear dapat disimpulkan bahwa hubungan
Karakteristik Persentasi Material Bintan dan Karimun terhadap Kuat Tekan
Beton adalah sebagai berikut:
No
Hubungan
Karakteristik Material
Bintan
(%)
Karimun
(%)
1. Nilai Slump Beton 13,88 36,81
2. Agregat Halus 20,52 32,18
3. Agregat Kasar 36,93 39,77
3.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan material Karimun lebih baik di banding
dengan penggunaan material Bintan.
Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian dilaboraorium Universitas Riau Kepulauan
Batam, penggunaan material agregat kasar dan agregat halus sebaiknya
berasal dari daerah karimun agar kualitas beton yang dihasilkan lebih baik.
2. Agar dilakukan penelitian dengan penambahan bahan lain untuk
meningkatkan kuat tekan beton yang dihasilkan baik dari daerah Bintan
maupun dari daerah Karimun.
-
8/19/2019 3. Jurnal Penelitian Beton UNRIKA
20/20
20
DAFTAR PUSTAKA
ASTM C.33-03. 2002. Standard Spesification For Concrete aggregate. USA:
Annual Books Of ASTM Standard.
ASTM C.39. 2002. Standard Test Methode For Compressive Strenght of
Cylindrical Concrete Specimens. USA: Annual Books Of ASTM
Standard.
ASTM C.136-06. 2002. Standard Test Methode For Sieve Analysis Of Fine and
Coarse Aggregate. USA: Annual Books Of ASTM Standard.
Chu-Kia Wang. Ph.D. 1986. Statically Indeterminate Strukture. Surabaya:Yusandi.
Dipohusodo, Istimawan. 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Kimpraswil, NSPM. 2012. Tata Cara dan Spesifikasi: Jakarta.
Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Jogyakarta: Andi.
Murdock, L.J dan Brook, K.M. 1999. Bahan dan Praktek Beton ( Diterjemahkan
Oleh Ir. Stephanus Hendarko). Jakarta: Erlangga.
Nawy, G. Edward.1985. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar (Diterjemahkan
Oleh Bambang Suryoatmono). Bandung: Rafika Aditama.
Samekto, Wuryati dan Rahmadiyanto, Candra. 2001. Teknologi Beton.
Jogyakarta: Kanisius.
Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton. Buku Ajar, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik: UGM.
Universitas Riau Kepulauan Batam. 2014. Modul Praktikum Teknologi Beton.Laboratorium Bahan dan Material : Unrika Batam.