Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021
73
3.1. IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
PELAYANAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
Pelaksanaan Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang telah dilakukan
di Sumatera Barat dalam kurun waktu 2011 – 2015 cukup berdampak positif dan
memberikan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh pelaku usaha
perikanan baik nelayan, pembudidaya ikan maupun pengolah hasil perikanan.
Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala- kendala dan
permasalahan yang masih dihadapi, diantaranya :
1. Masih terbatasnya ketersediaan induk unggul dan benih berkualitas baik
yang ada di Balai benih ikan maupun yang ada di unit pembenihan rakyat
di Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. Hal ini menyebabkan produksi hasil
perikanan budidaya belum optimal dan sesuai dengan harapan.
2. Keterbatasan armada dan alat tangkap masih menjadi dilema khususnya
bagi nelayan tradisional. Kondisi ini menyebabkan sumberdaya kelautan dan
perikanan belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
3. Kemiskinan masyarakat pelaku usaha perikanan khususnya masyarakat
pesisir. Masih merupakan tugas dan dilema besar bagi pemerintah khususnya
sektor kelautan dan perikanan. Hal ini karena banyak faktor yang
mempengaruhi kondisi ini. Dan banyak pihak yang harus terlibat secara
bersama – sama untuk mengatasi permasalahan ini.
4. Terbatasnya sarana dan prasarana pengawasan yang memadai dalam
mengatasi Ilegal Fishing, unregulated and reported fishing, terlebih lagi
dengan adanya pelimpahan kewenangan sesuai dengan undang – undang
23 tahun 2014. Hal ini menyebabkan terbatasnya operator pengawasan
sumberdaya kelautan dan perikanan.
Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021
74
5. Infrastruktur pendukung dan akses permodalan ekonomi Kelautan yang
belum memadai. Keterbatasan pelaku usaha perikanan dalam mengakses
permodalan baik melalui lembaga keuangan maupun lembaga non bank
untuk melakukan pengembangan usaha. Hal ini menyebabkan usaha
masyarakat perikanan selalu bersifat tradisional dan skala kecil.
6. Masih rendahnya SDM pelaku usaha perikanan dalam hal penggunaan
teknologi sehingga pemanfaatan sumberddaya kelautan dan perikanan
belum optimal
7. Pemenuhan pasar dalam hal kuantitas, kualitas dan kontinuitas produk
kelautan
8. Konflik Kewenangan dan kepentingan dalam pengelolaan Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan
Dinas kelautan dan Perikanan Provinsi bersama dengan Kabupaten/Kota
terus melakukan upaya – upaya untuk mengatasi permasalahan.
3.1.1. RUMUSAN PERMASALAHAN STRATEGIS YANG DIHADAPI MASA
KINI
Dari inventarisasi dan investigasi berbagai permasalahan yang dihadapi di
bidang kelautan dan perikanan sampai saat ini, beberapa hal strategis yang
dapat dikuantifisir antara lain ;
a. Masih terbatasnya ketersediaan induk unggul dan benih ikan yang
berkualitas yang ada di Sumatera Barat, baik yang ada pada Balai Benih
Ikan Sentral, Balai Benih Ikan Kabupaten/ Kota maupun Unit Pembenihan
Rakyat, sehingga produktifitas belum optimal dan merugikan keuntungan
yang diterima produsen masih rendah. Hal ini tentunya berdampak pada
kurangnya daya tarik/minat usaha perikanan ini bagi calon-calon pelaku
usaha lainnya sehingga pengembangan unit usaha dan jumlah pelaku/
tenaga kerja tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021
75
b. Keterbatasan armada dan alat tangkap masih menjadi dilemma khususnya
bagi nelayan tradisional yang dihadapkan pada kompleksitas permasalahan
degradasi kualitas wilayah penangkapan di zona I pantai barat Pulau
Sumatera, perkembangan sektor lain yang memanfaatkan zona
penangkapan seperti transportasi, pariwisata dan sebagainya, dihadapkan
dengan tidak meningkatkan kuantitas dan kualitas alat tangkap yang
dimiliki nelayan tradisional. Hal ini tentunya lebih lanjut berdampak pada
tingkat pendapatan/ kesejahteraan nelayan, regenerasi nelayan dan
sebagainya.
c. Kurangnya enterprenuership khususnya di bidang kelautan dan perikanan
dapat dilihat perkembangan jumlah areal budidaya, jumlah armada
tangkap, jumlah unit pengolahan dan lain-lain yang diduga diakibatkan
karena kekurangtertarikan pelaku-pelaku pemula atau pelaku non
perikanan untuk mulai berusaha di bidang kelautan dan perikanan. Pola
budidaya, penangkapan, pengolahan dan pemasaran masih sangat
tradisional dan sudah bertahan dari beberapa generasi sebelumnya.
d. Terbatasnya sarana pengawasan SDI dibandingkan dengan 51.060,23 km2
perairan laut Sumatera Barat, sehingga yang sangat mungkin untuk diawasi
hanyalah wilayah zona I di Samudera Indonesia serta tidak optimalnya
pengawasan secara intensif yang dilakukan di wilayah perairan umum seperti
danau maninjau dan Singkarak dari aktifitas destructive fishing.
e. Kompetisi daerah tetangga seperti Riau, Jambi di bidang perikanan budidaya
perlu dianalisa baik dalam hal dukungan Pemerintah Daerahnya, tingkat
partisipasi masyarakatnya maupun efektifitas program dan kegiatannya,
seperti keberadaan wilayah minapolitan patin di Kab. Kampar Riau dan
pemanfaatan optimal dari BBAT Jambi oleh pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/ Kota se Provinsi Jambi menjadi tantangan potensial bagi
Sumatera Barat. Khusus bidang penangkapan, agresifitas nelayan Sumatera
Utara dan Bengkulu menjadi ancaman serius terlebih kurangnya perhatian
Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021
76
Pemerintah untuk melakukan koordinasi dalam regulasi penangkapan di
wilayah pantai barat Pulau Sumatera.
f. Peningkatan permintaan ikan segar dan olahan baik dari regional Provinsi
tetangga, sub-regional Negara tetangga maupun pasar ekspor lainnya
menjadi permasalahan disaat kualifikasi mutu dan komitmen pasokan yang
diinginkan tidak dapat dipenuhi Sumatera Barat.
g. Invasi pelaku luar, baik yang diundang dalam rangka peningkatan motivasi
dan transfer tekhnologi seperti nelayan tuna dari Muara Baru, bali dan
Gorontalo, maupun dugaan praktek illegal fishing di wilayah ZEE luar
Mentawai akan tetap menjadi kerugian yang cenderung akan semakin
bertambah sekiranya tidak diambil langkah-langkah antisipasi dan solusi
konkritnya, baik karena bertambahnya kuantitas invasi tersebut pada suatu
sisi dan penurunan kuantitas dan kualitas sumber daya ikan sisi lainnya.
h. Akses internasional terbatas dengan terbatasnya penerbangan langsung baik
khusus kargo maupun passanger carrier yang dapat mengangkut cargo hasil
perikanan telah menimbulkan kerugian baik karena kuantitas pengiriman
maupun karena faktor kualitas yang terdegradasi karena faktor waktu
pengiriman maupun kualitas produk perikanan. Hal diatas mengakibatkan
rendahnya nilai jual dan merosotnya imej produk Sumatera Barat di pasar
internasional.
3.1.2. RUMUSAN PERUBAHAN, KECENDRUNGAN MASA DEPAN YANG
BERPENGARUH PADA TUPOKSI DINAS KELAUTAN DAN
PERIKANAN
Beberapa rumusan yang diarahkan sebagai antisipasi perubahan dan
kecendrungan masa depan yang berpengaruh pada tugas pokok dan fungsi
Dinas kelautan dan Perikanan antara lain :
Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021
77
a. Desain sistim pengawasan berbasis Informasi dan Tekhnologi yang ditujukan
untuk mensinergikan mekanisme pengawasan dengan aktifitas penangkapan
yang dilakukan oleh nelayan tradisional di wilayah Pantai Barat, dengan
pemberian fasilitas alat komunikasi bagi setiap kapal nelayan yang
terhubung secara integral dengan pusat-pusat pengawasan yang ada di
semua titik yang memungkinkan di wilayah pesisir dan Kab. Kepulauan
Mentawai.
b. Desain fasilitasi pembiayaan dan manajemen dengan pihak eksternal yang
ditujukan antara lain untuk; menyusunan mekanisme kerjasama pembiayaan
dan restrukturisasi manajemen dengan berbagai lembaga keuangan dan
pelaku usaha skala besar dengan pola bapak-anak-asuh dalam
pengembagan usaha kelautan dan perikanan.
c. Peningkatan jaringan “kampung-rantau” untuk sistim pemasaran KP dengan
desain sentra produksi yang terkoneksi dengan sentra pemasaran dalam satu
grup usaha yang dimiliki bersama antara pengusaha lokal yang berada di
rantau dengan mitra perantau yang ada diberbagai daerah di dalam dan
laur negeri.
d. Pengerahan tenaga penyuluh perikanan / pendamping pelaku usaha secara
intensif dan terarah di sentra dan kawasan produksi perikanan untuk
pemadu serasian sasaran program serta menumbuhkembangkan nilai-nilai
keunggulan lokal yang berorientasi pasar
3.1.3. RUMUSAN PERUBAHAN INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG
PERLU DILAKUKAN
Beberapa rumusan tentang perubahan internal dan eksternal yang perlu
dilakukan antara lain:
Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021
78
A. Perubahan Internal :
a. Perlu diidentifikasi zona unggulan daerah yang benar benar berdasarkan
kajian yang objektif dan independen sehingga bisa menciptakan zonasi
produksi yang benar-benar lahir secara alami, bukan direkayasa dengan
tujuan apapun, sehingga dari titik-titik daerah unggulan tersebut
diharapkan lahir berbagai local brands baru sebagai produk unggulan yang
mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif dibandingkan dengan
daerah lainnya.
b. Perlu dilakukan research and development tentang jenis ikan unggulan
daerah, baik dari sisi jenis spisies, produktifitas dan nilai jual yang diinginkan
pasar. Research dan development ini harus dilakukan sendiri oleh unsur
terkait di Sumatera Barat dengan berbagai indikator serta mekanisme dan
alat uji yang diakui secara internasional.
c. Perlu dilakukan pemetaan pelaku KP bedasarkan tipologi dan skala usaha
yang disinkronkan dengan pola dan mekanisme pemberdayaan intensif
secara integratif (mulai dari tekhnis produksi, penanganan paska panen,
pengolahan, pemasaran, kelembagaan, pembiayaan usaha, dan fasilitasi
manejerial) serta pola monitoring dan evaluasi yang berdasarkan catatan
masing-masing pelaku.
B. Perubahan Eksternal :
a. Maksimalisasi upaya fasilitasi dukungan pemerintah dan swasta untuk
peningkatan kualitas dan kuantitas alat tangkap yang diimbangi dengan
pengkajian dan penerapan desain inovasi penangkapan berbasis
sumberdaya lokal yang dikembangkan dari kearifan dan kemampuan
lokal daerah dan potensi masing-masing daerah.
b. Kerjasama “pasar dan produsen’ dalam pengembangan variasi pilihan
desain produk primer dan olahan dari Sumatera Barat, baik dalam hal jenis
dan mutu produk primer maupun olahan sekunder dengan basis “mutual
benefit networking” dimana pelaku pasar langsung memberikan
pemahaman, ilmu dan pengalamannya pada para petani pembudidaya
Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021
79
ikan , nelayan dan pengolah dalam skema kerjasama yang saling dukung
dan saling untung. Dengan tipologi kerjasama sedemikian diharapkan akan
lahir produsen yang berorientasi pasar sehingga optimalisasi potensi yang
berkelanjutan akan terwujud sesuai mekanisme pasar
3.2. TELAAH VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL
KEPALA DAERAH TERPILIH
Visi Gubernur Sumatera Barat merupakan gambaran kondisi masa depan
yang di cita-citakan dan dapat terwujud dalam kurun waktu lima tahun yaitu
2016 – 2021. Sebagai gambaran tentang apa yang diinginkan diwujudkan di
akhir periode perencanaan, maka visi tersebut sebagai visi provinsi Sumatera
Barat yang akan diwujudkan sampai akhir tahun 2021 untuk menggambarkan
tujuan utama penyelenggaraan pemerintah bersama pemerintah daerah, DPRD,
dunia usaha dan masyarakat pada umumnya. Misi Gubernur Sumatera Barat
pada dasarnya merupakan upaya umum yang ditetapkan bersama masyarakat
untuk dapat mewujudkan visi pembangunan daerah. Visi dan Misi menjadi
gambaran otentik Provinsi Sumatera Barat dalam 5 (lima) tahun mendatang
pada kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih untuk periode
RPJMD tahun 2016 – 2021.
Sesuai dengan visi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, maka visi
pembangunan jangka menengah Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 –
2021 adalah sebagai berikut :
TERWUJUDNYA SUMATERA BARAT YANG MADANI DAN SEJAHTERA
Visi pembangunan Provinsi Sumatera Barat ini diharapkan akan mewujudkan
keinginan dan amanat masyarakat Provinsi Sumatera Barat dengan tetap
mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dan
Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat Provinsi Sumatera Barat,
Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021
80
memperhatikan RPJMN 2015 – 2019 dan RPJPD Provinsi Sumatera Barat Tahun
2005 – 2025. Untuk memahami visi Pembangunan Provinsi Sumatera Barat
tersebut dijelaskan pengertian sebagai berikut :
Madani
Sumatera Barat Madani adalah suatu masyarakat yang berperadaban tinggi
dan maju yang berbasis nilai – nilai, norma hukum, moral yang ditopang oleh
keimanan. Masyarakat madani menghormati pluratistis, bersifat terbuka dan
demoktaris serta selalu bergotong royong menjaga kedaulatan negara. Dengan
demikian, masyarakat madani tersebut pada dasarnya adalah masyarakat yang
agamais yang ditandai oleh adanya keseimbangan antara kehidupan dunia dan
akhirat, jasmani dan rohani, lahir dan bathin serta material dan spiritual.
Sejahtera
Sumatera Barat Sejahtera merupakan suatu kondisi masyarakat yang terpenuhi
kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, perumahan, air bersih, kesehatan,
pendidikan, pekerjaan, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak
kekerasan fisik maupun non fisik, lingkungan hidup dan sumber daya alam,
berpartisipasi dalam kehidupan sosial, politik, mempunyai akses terhadap
informasi serta hiburan; terciptanya hubungan antar masyarakat yang dinamis,
saling menghargai, bantu membantu, saling pengertian serta tersedianya
prasarana publik terkait infrastruktur pelayanan publik, transparanasi dan
teknologi yang mencukupi, nyaman dan terpelihara dengan baik.
Untuk mencapai visi tersebut maka tugas dan fungsi Dinas Kelautan dan
Perikanan Sumatera Barat terkait dalam pencapaian pada kata sejahtera.
Dimana Sejahtera dalam hal ini dimaksudkan adalah suatu kondisi masyarakat
yang sudah cukup makmur yang ditandai oleh pendapatan masyarakat yang
sudah dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan, tingkat pengangguran dan
kemiskinan sudah sangat rendah, pendidikan yang sudah cukup tinggi dan
berbadan sehat dan kuat. Disamping itu, pada masyarakat ini prasarana dan
sarana pembangunan sudah mencukupi, lingkungan pemukinan telah tertata
dengan baik serta terdapatnya kualitas lingkungan hidup yang baik, hijau, lestari
dengan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan. Tugas Dinas Kelautan dan
Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021
81
Perikanan adalah bagaimana pendapatan masyarakat meningkat dengan
kedua misi diatas. Kondisi dimana mewujudkan ekonomi masyarakat yang
tanggung, produktif, berbasis kerakyatan, berdaya saing regional dan global
merupakan unsur penting untuk dapat mendorong kemajuan ekonomi dan
kemakmuran masyarakat, terutama dalam era globalisasi dewasa ini. Hal
tersebut diwujudkan melalui program-program kegiatan yang mengarah
kepada peningkatan produksi perikanan, pengembangan kawasan perikanan,
pemberdayaan masyarakat perikanan seperti nelayan, pembudidaya ikan dan
pengolah serta pemasar ikan.
3.3. TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN
Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kelautan dan Perikanan
diimplementasikan dalam keterkaitannya dengan 4 Agenda / Nawacita yang
dirumuskan secara umum sebagai berikut:
1. Agenda/Nawacita ke -1
:
Sub Agenda : Memperkuat Jati Diri sebagai Negara Maritim
Implementasi dalam memperkuat jati diri sebagai negara maritim adalah
dengan menningkatkan pengawasan sumberdaya kelautan dan
perikanan secara terpadu dan terintegrasi, meningkatkan sarana dan
prasarana pengawasan yang representatif, mengintensifkan penegakan
hukum dan pengendalian Illegal fishing serta kegiatan yang merusak
sumberdaya kelautan dan perikanan.
2. Agenda/nawacita ke-4
:
Sub Agenda : Pemberantasan Perikanan Illegal /IUU Fishing
yang akan dilaksanakan dalam rangka pemberdantasan Illegal Fishing /
IUU Fishing adalah dengan meningkatkan koordinasi delam penangngan
tindak pidana perikanan, melakukan penguatan sarana sistem
Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021
82
pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan , meningkatkan
penataan sistem perizinan usaha perikanan dan penertiban ketaatan
kapal di pelabuhan perikanan.
3. Agenda / Nawacita ke – 6
:
Sub Agenda : Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Melalui peningkatan Hasil Perikanan
Upaya yang dilaksanakan adalah melalui peningkatan mutu dan kualitas
benih /induk, inovasi teknologi perikanan (budidaya, perikanan tangkap,
dan pengolahan hasil perikanan), melakukan pengelolaan perikanan yang
berkelanjutan, peningkatan SDM pelaku usaha perikanan dan fasilitasi
sarana dan prasarana perikanan.
4. Agenda/Nawa
cita ke-7 :
Sub Agenda : Peningkatan kedaulatan Pangan melalui peningkatan produksi perikanan
Implementasi yang akan dilakukan adalah meningkatkan faktor – faktor
produksi dan sarana prasarana pendukung produksi dan
mempertahankan setersediaan komoditi perikanan sebagai sumber
pangan dan ekonomi.
Sub Agenda : Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan.
Implementasi yang akan dilakukan adalah meningkatkan pemanfaatan
sumberdaya kelautan dan perikanan sebagai sumber ekonomi
pembangunan dan sebagi sumber penigkatan SDM masyarakat kelautan
dan perikanan, menyediakan data dan informasi, meningkatkan harkat
dan taraf hidup masyarakat nelayan masyarakat perikanan.
Keempat Agenda tersebut diatas juga diimplementasikan dalam renstra Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, yang untuk pencapaiannya
tertuang dalam bentuk program dan kegiatan.
Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021
83
3.4. SINERGITAS RENSTRA KP DENGAN KLHS PERDA RTRWP SUMATERA
BARAT
Keberadaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ditujukan untuk
memberikan muatan substantif aspek lingkungan hidup yang berkelanjutan
berupa sinergitas rencana dan program bagi dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah
(RTRW-D) dan Rencana Strategis (Renstra SKPD) Dinas Kelautan dan Perikanan
yang kemudian akan menjadi landasan atau platform bagi RPKM-D, RTRW-D
dan Rensta DKP Kabupaten/ Kota.
Penysunan Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan ini telah disinkronkan
dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KHLS) dan disesuaikan dengan
RTRW Provinsi Sumatera Barat yang disusun oleh Dinas Pekerjaan Umum
Hasil identifikasi yang terkait dengan urusan atau bidang Kelautan dan
Perikanan yang dapat dirumuskan sebagai isu-isu pembengunan berkelanjutan
lingkungan hidup antara lain :
a. Isu yang memberikan dampak negatif seperti; perobahan penutupan hutan
karena penambahan sarana budidaya baru oleh masyarakat; ancaman
keanekaragaman hayati dalam hal degradasi kawasan perairan umum dan
laut; penurunan kualitas air; terganggunya keseimbangan tata air karena
pemanfaatan bersama lintas sektor dan ancaman bencana lingkungan
seperti abrasi.
b. Isu yang memberikan dampak positif seperti; peningkatan taraf hidup
pembudidaya, nelayan, pengolah dan pedagang hasil perikanan;
peningkatan pertumbuhan ekonomi karena kontribusi bidang kelautan dan
perikanan; serta peningkatan peluang kerja bagi masyarakat di bidang
kelautan dan perikanan.
Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021
84
Beberapa kebijakan terkait yang menimbulkan konsekuensi negatif
seperti disparitas pembangunan wilayah utara dan selatan Sumatera Barat di
bidang kelutan dan perikanan yaitu pengembangan kegiatan sektor unggulan
pada kawasan andalan perikanan seperti kawasan sentra produksi, kawasan
unggulan perikanan budidaya dan perikanan tangkap serta minapolitan
dibeberapa daerah seperti di bahagian selatan yaitu Bungus Kota Padang
dengan Maninjau Kabupaten Agam di wilayah utara.
Kebijakan terkait lainnya adalah peningkatan kebutuhan air dan
pencemaran akibat aktifitas intensifikasi dan ekstensifikasi kegiatan perikanan
terutama bagi beberapa sentra perikanan budidaya di Kab. Agam, Kab.
Pasaman, Kab. Lima Puluh Kota, Kab. Tanah Datar dan Kab. Dharmasraya yang
membutuhkan pasokan air dalam jumlah besar bersamaan dengan penggunaan
langsung oleh masyarakat seperti aktifitas pribadi (MCK) dan aktifitas ekonomi
lainnya. Kasus lainnya adalah keberadaan sentra perikanan budaya laut baru
seperti sentra kerapu di Pesisir Selatan dan Pasaman Barat juga sangat
berpotensi untuk mempengaruhi tingkat pencemaran dan ekosistem sekitarnya.
Selanjutnya kebijakan yang berpengaruh dominan terhadap isu air
khususnya dampak terhadap kualitas air dan kebencanaan dapat dilihat dari
kasus pengembangan budidaya di danau Maninjau karena kesalahan penataan
ruang dan kurangnya regulasi dan sosialisasi tentang daya dukung (carrying
capacity) Danau Maninjau untuk pemanfaatan bidang perikanan yang dapat
berpengaruh terhadap kualitas air terhadap PLTA dan kebencanaan Up-
Wheeling karena kontaminasi kimia penumpukan sisa pakan di dasar danau.
Selanjutnya kebijakan yang berpengaruh terhadap bencana abrasi dapat
dilihat dari kasus berobahnya garis pantai pada beberapa daerah dan titik
pengembangan pembangunan yang selanjutnya mempengaruhi efektifitas
sarana dan prasarana yang telah dibangun pada kawasan-kawasan tersebut.
Pada beberapa daerah yang mempunyai sarana prasarana seperti Pelabuhan,
Pusat/ Tempat Pendaratan Ikan (PPI/ TPI) dan lain sebagainya di sepanjang
pantai barat, sebahagian besar tidak efektif dimanfaatkan sehingga tidak
memberikan kontribusi apapun bagi pembangunan daerah.
Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021
85
Dari beberapa kasus diatas beberapa alternative kebijakan, rencana dan
program terkait yang dapat diformulasikan antara lain :
a. Pengurangan disparitas pembangunan dan perkembangan wilayah utara
dan selatan Sumatera Barat dengan rencana pengembangan sarana
parsarana dan rencana transportasi untuk pengembangan interaksi
kawasan, peningkatan akses kawasan budidaya/ sentra produksi yang
terencana sesuai dengan daya dukung geografis wilayah masing-masing.
b. Pengembangan kegiatan sektor unggulan pada kawasan andalan perikanan
dengan meminimalkan dampak pengurangan luas tutupan hutan,
peningkatan kebutuhan air, penurunan kualitas air dan kebencanaan akibat
ekstensifikasi dan intensifikasi perikanan.
3.5. PENENTUAN ISU – ISU STRATEGIS
Berdasarkan hasil Identifikasi permasalahan dan telaahan visi, misi dan Renstra,
maka ditentukan Issu Strategis Kelautan dan Perikanan yang meliputi :
1. Masih rendahnya produksi induk unggul dan berkualitas.
Dalam rangka meningkatkan ketersediaan induk unggul dan benih ikan
yang berkualitas di Sumatera Barat dan memenuhi target produksi
perikanan budidaya secara nasional, maka Meningkatkan produksi induk
unggul dan benih ikan berkualitas dalam menjaga ketahanan pangan di
Sumatera Barat menjadi salah satu isu strategis.
2. Masih terbatasnya armada penangkapan sarana alat tangkap bagi nelayan.
Dalam upaya peningkatan produksi hasil dan kualitas tangkapan nelayan,
maka peningkatan armada perikanan baik sarana maupun prasarana
perikanan tangkap merupakan salah satu isu trategis.
3. Masih tingginya angka kemiskinan masyarakat perikanan di Sumatera
barat.
Peningkatan taraf hidup pembudidaya, nelayan dan pengolah/pemasaran
hasil perikanan yang dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan baik
ditingkat provinsi dan kabupaten kota serta instansi terkait .
Rencana Strategis DKP Tahun 2016 - 2021
86
4. Belum optimalnya sarana dan prasarana pengawasan dan pengendalian
sumberdaya kelautan dan perikanan dalam mengurangi illegal fishing dan
pengrusakan sumberdaya kelautan dan perikanan.
5. Peningkatan kualitas SDM nelayan, pembudidaya dan pengolah/pemasaran
hasil perikanan.
6. Masih rendahnya mutu produk hasil perikanan yang berdaya saing dan
bernilai tambah dalam menghadapi MEA.