Download - (4) BAB II
-
5/21/2018 (4) BAB II
1/28
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
II.2.1 Pengertian Program KIA
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah.5
II.2.2 Tujuan Program KIA
Tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi
ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses
tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya.5
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah:5
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku), dalammengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi
tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, paguyuban 10
keluarga, Posyandu dan sebagainya.
-
5/21/2018 (4) BAB II
2/28
6
b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secaramandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu,
dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,ibu meneteki, bayi dan anak balita.
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruhanggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
II.2.3 Prinsip Pengelolaan Program KIA
Prinsip pengelolaan program KIA adalah memantapkan dan peningkatan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA
diutamakan pada kegiatan pokok:5
a. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil disemua fasilitas kesehatan.
b. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompetendiarahkan ke fasilitas kesehatan.
c. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semuafasilitas kesehatan.
d. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semuafasilitas kesehatan.
-
5/21/2018 (4) BAB II
3/28
7
e. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan danneonatus oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat.
f. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuatdan pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.
g. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semuafasilitas kesehatan.
h. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar disemua fasilitas kesehatan.
i. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di puskesmas Beruntung Raya
adalah:
Pelayanan pemeriksaan dan pemeliharaan ibu hamil Pelayanan pertolongan persalinan Pelayanan dan pemeliharaan ibu menyusui Pelayanan dan pemeliharaan bayi dan anak pra sekolah Tempat konseling bagi bumil, Bufas, PUS dan WUS Bekerjasama dengan bagian imunisasi dalam rangka pemberian
imunisasi bagi Bumil, mereka yang ingin melaksanakan perkawinan
dan imunisasi dasar lengkap bagi bayi.
Bekerjasama dengan bagian gizi dalam rangka pelayanan perbaikangizi bagi Bumil, Bulin dan Bufas.
-
5/21/2018 (4) BAB II
4/28
8
II.2.4 Indikator dan Pelayanan KIA
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741/Menkes/Per/VII/
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten dan
Kota pada Pasal 2 menyebutkan jenis pelayanan pada pelayanan kesehatan dasar
beserta indikator kerja dan target pada tahun 2010-2015 yang terdiri dari: 6
1. Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 95 % pada Tahun 2015;2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80 % pada Tahun 2015;3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan 90% pada Tahun 2015;
4. Cakupan pelayanan nifas 90% pada Tahun 2015;5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80% pada Tahun 2010;6. Cakupan kunjungan bayi 90%, pada Tahun 2010;7. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100% pada
Tahun 2010;
8. Cakupan pelayanan anak balita 90% pada Tahun 2010;9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 24 bulan
keluarga miskin 100 % pada Tahun 2010;
10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pada Tahun 2010;11. Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100 % pada Tahun
2010;
12. Cakupan peserta KB aktif 70% pada Tahun 2010;13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 100% pada Tahun
2010;
-
5/21/2018 (4) BAB II
5/28
9
14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100% pada Tahun2015.
Untuk pelayana KIA sendiri dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Pelayanan antenatal:
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional
untuk ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan
bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko-risiko
kehamilan, risiko tinggi dan menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan
perinatal.7 Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin
(Hb, golongan darah, protein dan gula darah puasa) dan khusus (Hepatitis B,
HIV, Sifilis, Malaria, Tuberkulosis, Kecacingan dan Thalasemia), diagnosis,
prognosis serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan
dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri atas:8
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan2. Ukur Tekanan darah3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas)4. Ukur Tinggi fundus uteri5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)6. Skrining status imunisasi Tetanus dan Pemberian Imunisasi TT lengkap7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.8. Test laboratorium9. Tataksana kasus
-
5/21/2018 (4) BAB II
6/28
10
10.Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan danPencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan
dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali
pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.8
b. Pertolongan Persalinan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan
yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Pada
prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:5
1. Pencegahan infeksi2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar3. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ketingkatan pelayanan yang
lebih tinggi.
4. Melaksanakan inisiasi menyusu dini (IMD).5. Memberikan injeksi vit K1 dan salep mata pada bayi baru lahir.
Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada
masyarakat:5
1. Tenaga profesional: dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan,pembantu bidan dan perawat.
2. Dukun bayi: Terlatih ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihantenaga kesehatan yang dinyatakan lulus. Tidak terlatih : ialah dukun bayi
-
5/21/2018 (4) BAB II
7/28
11
yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang
sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
c. Deteksi dini ibu hamil berisiko:
Untuk menurunkan angka kematian ibu secara bermakna, kegiatan
deteksi dini dan penanganan ibu hamil dengan risiko atau komplikasi
kebidanan perlu lebih ditingkatkan baik di fasilitas pelayanan KIA maupun di
masyarakat. Faktor risiko pada ibu hamil adalah:5
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.2. Anak lebih dari 4.3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun.4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari
23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
5. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl.6. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul
dan tulang belakang
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilanini.
8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: tuberkulosis,kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin (Diabetes
Mellitus, Sistemik Lupus Eritematosus, dll), tumor dan keganasan
9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopikterganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat
kongenital
-
5/21/2018 (4) BAB II
8/28
12
10.Riwayat persalinan dengan komplikasi: persalinan dengan seksiosesarea, ekstraksi vakum/forseps.
11.Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan paska persalinan, Infeksimasa nifas, psikosis post partum (post partum blues).
12.Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi danriwayat cacat kongenital.
13.Kelainan jumlah janin: kehamilan ganda, janin dampit, monster.14.Kelainan besar janin: pertumbuhan janin terhambat, Janin besar.15.Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia
kehamilan lebih dari 32 minggu.
Catatan: penambahan berat badan ibu hamil yang normal adalah 9-12
kg selama masa kehamilan
Semakin banyak ditemukan faktor risiko pada seorang ibu hamil maka
semakin tinggi risiko kehamilannya. Risiko tinggi kehamilan merupakan
keadaan penyimpangan dan normal yang secara langsung menyebabkan
kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risiko tinggi pada kehamilan
meliputi:5
1. Hb kurang dari 8 gram %2. Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole
lebih dari 90 mmHg
3. Oedema yang nyata4. Eklampsia5. Perdarahan pervaginam
-
5/21/2018 (4) BAB II
9/28
13
6. Ketuban pecah dini7. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.8. Letak sungsang pada primigravida9. Infeksi berat atau sepsis10.Persalinan prematur11.Kehamilan ganda12.Janin yang besar13.Penyakit kronis pada ibu antara lain jantung, paru, ginjal14.Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.
d. Penanganan Komplikasi Kebidanan
Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi; 2)
Komplikasi dalam kehamilan: a)Abortus, b)Hiperemesis Gravidarum,
c)perdarahan per vaginam, d)Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia,
eklampsia), e)Kehamilan lewat waktu, f)Ketuban pecah dini.9
Komplikasi dalam persalinan: a)Kelainan letak/presentasi janin,
b)Partus macet/distosia, c)Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia,
eklampsia), d)perdarahan pasca persalinan, e)Infeksi berat/sepsis, f)kontraksi
dini/persalinan prematur, g) kehamilan ganda. Komplikasi dalam Nifas:
a)Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), b)Infeksi nifas,
c)perdarahan nifas.9
Kejadian komplikasi kebidanan dan risiko tinggi diperkirakan terdapat
sekitar 15-20 % dari ibu hamil. Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan
-
5/21/2018 (4) BAB II
10/28
14
tidak selalu dapat diduga atau diramalkan sebelumnya sehigga ibu hamil harus
berada sedekat mungkin dengan sarana pelayaan yang mampu memberikan
pelayanan obstetri dan neonatal emergency dasar (PONED) agar Puskesmas
mampu PONED maka harus didukung pula oleh tenaga medis terampil yang
telah dilatih dan adanya sarana medis dan nonmedis yang memadai. Sesuai
Kepmenkes no.828/menkes/sk/IX/2008, yang disebut Pelayanan Obtetrik dan
Neonatal Emergency Dasar meliputi kemampuan untuk menangani dan
merujuk:9
Hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia, Eklampsi); Tindakan pertolongan distosia bahu dan Ekstraksi vakum pada
pertolongan persalinan;
Perdarahan post partum; Infeksi Nifas; BBLR dan Hipotermi, Hipoglikemi, Ikterus, Hiperbilirubinemia, masalah
pemberian minum pada bayi;
Asfiksia pada bayi; Gangguan Nafas pada Bayi, Kejang pada bayi baru lahir; Infeksi Neonatal; Persiapan umum sebelum tindakan kedaruratan Obstetri-neonatal antara
lain kewaspadaan universal standar.
-
5/21/2018 (4) BAB II
11/28
15
e. Pelayanan Kesehatan Ibu NifasPelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan.
Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya
3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke II, dan pada
minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau
pemasangan KB Pasca Persalinan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu
nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas.9
Pelayanan yang diberikan untuk ibu nifas adalah:5
a) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi,dan suhu.b) Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uteri).c) Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya.d) Pemeriksaan payudaran dan anjuran asi 6 bulaan eksklusif.e) Pemberiaan kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali, pertama
segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian
kapsul vitamin A pertama.
f) Pelayanan KB pasca bersalin.Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas
adalah dokter spesialis kandungan, dokter, bidan, dan perawat.
f. Pelayanan Kesehatan NeonatalDewasa ini 2/3 kematian bayi terjadi pada usia 1 bulan. Menurut
SKRT tahun 2001 penyebab utama kematian neonatal adalah berat badan lahir
rendah (BBLR) sebesar 29%, asfiksia sebesar 27% dan tetanus neonatorum
-
5/21/2018 (4) BAB II
12/28
16
sebesar 10%. Upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatal
diutamakan pada pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin, pertolongan
persalinan sesuai dengan standar pelayanan dan perawatan bayi baru lahir
yang adekuat termasuk tali pusat yang higienis.5
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus:5
1. Kunjungan neonatal ke-1 (KN1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jamsetelah lahir.
2. Kunjungan neonatal ke-2 (KN2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3sampai dengan hari ke-7 setelah lahir.
3. Kunjungan neonatal ke-3 (KN3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8sampai dengan hari ke-28 setelah lahir.
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus
terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat
kelainan/ masalah kesehatan pada neonatus.5
Neonatus dengan komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan
kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian.
Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus
neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah