25
4. GAMBARAN UMUM
Potensi Daerah Kota Salatiga Kota Salatiga terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten
Semarang, berjarak ± 47 Km dari Ibukota Provinsi Jawa Tengah yakni Kota Semarang kearah selatan. Secara geografis Kota Salatiga terletak antara 110º.27′.56,81″ - 110º.32′.4,64″ Bujur Timur dan 007º.17′ - 007º.17′.23″ Lintang Selatan (Bappeda, 2012).
Luas wilayah Kota Salatiga sebesar 5.678,110 hektar atau 56.781 km². Terbagi dalam 3 (tiga) wilayah yaitu: daerah bergelombang 65 %, daerah miring 25 %, dan daerah datar 10 %, yang mempunyai ketinggian tempat antara 450-800 meter di atas permukaan laut (Dinas Pertanian Kota Salatiga, 2007).
Secara administratif Kota Salatiga terbagi dalam 4 (empat) Kecamatan dan 22 (dua puluh dua) Kelurahan. Wilayah administrasi Kota Salatiga berbatasan dengan beberapa Kecamatan di wilayah Kabupaten Semarang, dengan batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Kecamatan Pabelan dan Tuntang.
- Sebelah Timur : Kecamatan Pabelan dan Tengaran.
- Sebelah Selatan : Kecamatan Getasan dan Tengaran.
- Sebelah Barat : Kecamatan Tuntang dan Getasan.
Luas wilayah Kota Salatiga tercatat sebesar 5.678,110 hektar atau 56.781 km². Luas yang ada, terdiri dari 798,932 hektar (14,07 persen) lahan sawah; 4.680,195 hektar atau (82,43 persen) merupakan lahan kering dan 198,983 hektar (3,50 persen) adalah lahan lainnya.
Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga)
26
Menurut pemanfaatannya, sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan sawah berpengairan teknis (44,26 persen), lainnya berpengairan setengah teknis, sederhana, tadah hujan dan lain-lain. Lahan kering yang dipakai untuk tegal/kebun sebesar 95,92 persen dari total bukan lahan sawah (Bappeda, 2012).
Gambar 2.
Gambar Prosentase Penggunaan Lahan Tahun 2011 (Sumber: Salatiga dalam Angka 2011)
Berdasarkan tabel 4.1 di bawah ini dapat dilihat bahwa potensi wilayah Kota Salatiga berpotensi sebagai wilayah pertanian dan non pertanian. Sekitar lebih dari 50 % wilayah Kota Salatiga dapat dikategorikan sebagai wilayah pertanian berdasarkan dari luas lahan sawah dan lahan kering termasuk tegalan maupun pekarangan.
Gambaran Umum
27
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Salatiga.
No. Kecamatan/ Kelurahan
Lahan sawah/ ha
Lahan Kering/ha
Lahan Lainnya/ha
Luas Wilayah/ha
1. Kec. Sidorejo Blotongan Sidorejo lor Salatiga Bugel Kauman Kidul Pulutan
388,750 77,693 33,270 19,476 49,204 76,027
133,080
1.176,359 325,107 220,300 175,242 241,472 115,723
98,515
56,611 21,000 18,030 7,282 3,694 4,100 5,505
1.624,720 423,800 271,600 202,000 294,370 195,850 237,100
2. Kec. Tingkir Kutowinangun Gendongan Sidorejo Kidul Kalibening Tingkir lor Tingkir Tengah
315,771 45,272
0 84,154 57,038 75,992 53,315
703,544 240,895
66,584 180,285
39,286 96,685 79,810
35,535 7,583 2,316
13,061 3,2765 4,623 4,676
1,054,850 293,750
68,900 277,500
99,599 177,300 137,801
3. Kec.
Argomulyo Noborejo Ledok Tegalrejo Kumpulrejo Randuacir Cebongan
29,911 2,635
12,496 0 0 0
14,780
1.749,135 324,492 164,537 178,424 622,030 348,550 111,102
73,644 5,073
10,297 10,006 7,000
29,050 12,218
1.852,690 332,200 187,330 188,430 629,030 377,600 138,100
4. Kec. Sidomukti Kecandran Dukuh Mangunsari Kalicacing
64,500 31,425 3,383
29,692 0
1.051,157 359,748 364,179 251,096
76,134
30,193 8,027 9,588 9,982 2,596
1.145,850 399,200 377,150 290,770
78,730 Total 798,932 4.680,195 198,983 5.678,110
Sumber: Salatiga dalam Angka 2011
Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga)
28
Tabel 4.2. Jenis Industri, Jumlah Tenaga Kerja, Nilai Investasi dan Nilai Produksi
Menurut Kelompok Industri Kota Salatiga Tahun 2009-2011
No Kelompok Industri
Unit Usaha Tenaga Kerja Investasi (Juta Rupiah) 2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
1 Industri Hasil Pertanian & Kehutanan
1.034
1.031
1.043
3.677
4.716
5.193
128.623,00
20.620,00
71.828,00
2 Industri Logam dan Mesin
184
184
186
997
1.074
1.091
11.514,40
11.514,40
11.614,40
3 Industri Aneka
641
652
656
7.617
7.018
7.514
783.910,00
794.707,10
794.987,10
4 Industri Kimia
34
37
37
566
1.237
1.237
46.565,60
178.701,50
178.701,50
Jumlah 1.893 1.904
1.922
12.857
14.045
15.035
970.613
1.005.543
1.057.131
Sumber Data: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Salatiga dalam Profil Daerah Kota Salatiga 2012
Proporsi sumbangan industri hasil pertanian dan kehutanan
dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan baik dari unit usaha dan penyerapan tenaga kerja meningkat serta memiliki nilai investasi yang cukup tinggi. Industri hasil pertanian dan kehutanan yang didalamnya terdiri dari jenis industri pengolahan hasil pertanian, maka sebenarnya terdapat potensi dan peluang untuk mengembangkan sektor pertanian bersinergi dengan sektor industri makanan.
Profil KWT Kota Salatiga Kelompok Wanita Tani (KWT) pada dasarnya dibentuk oleh
kaum ibu/wanita tani atas dasar kesamaan kepentingan untuk maju, berusaha dan berkembang guna mewujudkan tujuan bersama untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Anggota KWT antara 10 s.d. 30 orang dalam satu hamparan wilayah yang mempunyai kesamaan lingkungan, sosial, ekonomi dan sumber daya.
KWT dalam perkembangannya dibawah naungan Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga dan didampingi oleh penyuluh
Gambaran Umum
29
pertanian sesuai dengan wilayah tugasnya. Pembinaan KWT dapat dilakukan oleh seluruh stakeholders yang terkait dalam pemberdayaan masyarakat dan perempuan.
Adapun data kelompok wanita tani Kota Salatiga sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data Kelompok Wanita Tani yang tergabung dalam Gapoktan Kota Salatiga
Tahun 2011.
No Nama Kelompok Wanita Tani
Tingkat kemampuan
Jumlah Anggota
Tahun Berdiri
Nama Gapoktan Kelurahan
Nama Gapoktan
Kecamatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Sri Rejeki* Sumber Rejeki* Arto Dadi * Persada Mandiri* Bhakti Pertiwi* Lestari Barokah* Sri Rejeki* Mulia* Lancar* Nenggolo Putri* Candi Ras II* Amanah* Sari Rasa* Mekar Lestari* Sumber Rejeki* Mugi Lestari* Lancar Sejahtera Kuncup Mekar*
Pemula Pemula Pemula Lanjut Pemula Pemula Lanjut Madya Pemula Lanjut Lanjut Pemula Pemula Lanjut Madya Lanjut Lanjut Pemula Lanjut
30 11 26 10 40 20 32 34 25 15 30 33 29 13 19 14 23 14 16
2003 2006 1999 2005 2009 1993 1995 1998 2003 2004 2009 2007 2009 2004 2003 2005 2006 2009 2004
Makaryo Tani, Bugel Ngudi Raharjo, Tingkir Lor
Margo Rukun, Tingkir Tengah
Berkah Hasil, Kalibening Sari Mulyo, Sidorejo Kidul Ngudi Makmur, Kutowinangun
Sidodadi, Gendongan Ngudi Mulyo, Randuacir
Jogo Tani, Ledok Bina Bumi
Lestari, Sidorejo Margorejo, Tingkir
sda
sda sda sda sda Argo Makmur, Argomulyo sda sda
Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga)
30
No Nama Kelompok Wanita Tani
Tingkat kemampuan
Jumlah Anggota
Tahun Berdiri
Nama Gapoktan Kelurahan
Nama Gapoktan
Kecamatan 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
Sumber Makmur* Ngudi Lestari* Maju Lestari* Melati* Margi Makmur * Ngudi Rahayu* Kartini* Dahlia* Mekar Sari* Srikandi* Cempaka* Tasaloka* Sidodadi Dewi Fortuna* Sembodro Sumber Makmur*
Madya Pemula Lanjut Madya Lanjut Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Lanjut Pemula
19 12 11 30 23 28 25 17 10 17 24 20 15 20 15 15
2005 2007 2007 1997 2004 2004 2008 2009 2009 2010 2011 2004 2005 2009 1990 2009
Pertiwi, Cebongan
Sedyo Makmur, Kumpulrejo Jatayu, Noborejo
Tani Mukti, Kecandran
Dadi Makmur, Mangunsari
sda sda sda sda
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Tahun 2011 Ket *) : Pengolah pangan lokal
Dari 35 KWT yang terdaftar pada Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga pada Tahun 2011, 31 kelompok diantaranya berusaha di bidang pengolahan pangan lokal, sedangkan yang lainnya melakukan usaha budidaya pertanian (on farm). Jumlah KWT pengolah hasil pertanian terbanyak di Kecamatan Argomulyo sejumlah 15 KWT. Jumlah KWT pengolah hasil pertanian Kecamatan Tingkir sejumlah 12 KWT. Jumlah KWT pengolah hasil pertanian Kecamatan Sidorejo 1 KWT dan Kecamatan Sidomukti sejumlah 3 KWT.
KWT tersebut tergabung dalam Gapoktan tingkat kelurahan dan Gapoktan tingkat Kecamatan. Fungsi KWT tergabung dalam Gapoktan agar dalam pembinaan dalam satu wilayah dapat terkoordinir dengan baik dan dapat melakukan kerjasama baik dilingkup Gapoktan maupun antar Gapoktan.
Gambaran Umum
31
Kelompok usaha wanita yang merupakan kelompok industri rumah tangga pengolahan hasil pertanian di Kota Salatiga sebagian mendapatkan bantuan modal melalui BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) sebagai pengelolanya Dinas Pertanian Kota Salatiga, yang telah berlangsung sejak tahun 2004 dan berlanjut hingga kini (2011).
Tujuan diberikannya bantuan stimulan dana bergulir ini untuk mengolah makanan khas dengan memanfaatkan pangan lokal/sumber pangan alternatif untuk meningkatkan produktivitas kelompok sekaligus turut serta mensukseskan program pemerintah dalam pengolahan sumberdaya pangan alternatif. Sehingga melalui proses pemberdayaan ini maka diharapkan akan meningkatkan ketersediaan pangan olahan berbahan baku lokal, meningkatkan penghasilan masyarakat sekaligus turut serta dalam mempertahankan tradisi makanan khas/lokal (Bapermasper KB dan KP, 2011).
Kelompok yang menerima bantuan ini antara lain pengolah berbahan baku lokal berupa pembuatan aneka makanan dari singkong, pisang, tales, gadung, ubi jalar, kripik tempe, gula kacang, dan berbagai usaha olahan lain yang ada di Salatiga. Kelompok yang mendapat bantuan modal BLM ada 17 kelompok, dimana 13 kelompok merupakan KWT pengolah hasil pertanian (Bapermasper KB dan KP, 2011). Adapun data kelompok penerima BLM menurut laporan hasil monitoring kelompok BLM, sebagai berikut:
Tabel 4.4 Daftar kelompok penerima BLM di Kota Salatiga
Tahun 2004-2011
No Nama Kelompok Wanita Tani
Tingkat kemampuan
Jumlah Anggota
Tahun Berdiri
Nama Gapoktan Kelurahan
Nama Gapoktan
Kecamatan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sri Rejeki* Sumber Rejeki* Arto Dadi * Persada Mandiri* Bhakti Pertiwi* Lestari
Pemula Pemula Pemula Lanjut Pemula Pemula
30 11 26 10 40
2003 2006 1999 2005 2009 1993
Makaryo Tani, Bugel Ngudi Raharjo, Tingkir Lor
Margo Rukun, Tingkir Tengah Berkah Hasil, Kalibening
Lestari, Sidorejo Margorejo, Tingkir
sda Sda
20
Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga)
32
No Nama Kelompok Wanita Tani
Tingkat kemampuan
Jumlah Anggota
Tahun Berdiri
Nama Gapoktan Kelurahan
Nama Gapoktan
Kecamatan 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
Barokah* Sri Rejeki* Mulia* Lancar* Nenggolo Putri* Candi Ras II* Amanah* Sari Rasa* Mekar Lestari* Sumber Rejeki* Mugi Lestari* Lancar Sejahtera Kuncup Mekar* Sumber Makmur* Ngudi Lestari* Maju Lestari* Melati* Margi Makmur * Ngudi Rahayu* Kartini* Dahlia* Mekar Sari* Srikandi* Cempaka* Tasaloka* Sidodadi Dewi Fortuna* Sembodro Sumber Makmur*
Lanjut Madya Pemula Lanjut Lanjut Pemula Pemula Lanjut Madya Lanjut Lanjut Pemula Lanjut Madya Pemula Lanjut Madya Lanjut Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Pemula Lanjut Pemula
32 34 25 15 30 33 29 13 19 14 23 14 16 19 12 11 30 23 28 25 17 10 17 24 20 15 20 15 15
1995 1998 2003 2004 2009 2007 2009 2004 2003 2005 2006 2009 2004 2005 2007 2007 1997 2004 2004 2008 2009 2009 2010 2011 2004 2005 2009 1990 2009
Sari Mulyo, Sidorejo Kidul Ngudi Makmur, Kutowinangun
Sidodadi, Gendongan Ngudi Mulyo, Randuacir
Jogo Tani, Ledok Bina Bumi Pertiwi, Cebongan
Sedyo Makmur, Kumpulrejo Jatayu, Noborejo
Tani Mukti, Kecandran
Dadi Makmur, Mangunsari
sda sda sda Argo Makmur, Argomulyo sda sda sda sda sda sda
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga, 2011 Ket *) : Pengolah pangan lokal
Gambaran Umum
33
Penelitian Eksi (2010) menerangkan bahwa sumber dana pinjaman modal bergulir BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dimulai dari Tahun Anggaran 2004 dan 2005 lewat BBMKP (Badan Bimbingan Massal Ketahanan Pangan) Provinsi Jawa Tengah yang selanjutnya dikelola Dinas Pertanian Kota Salatiga. Besarnya dana untuk pinjaman modal bergulir diberikan sesuai kebutuhan kelompok usaha dan paling banyak Rp. 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah).
Syarat penerima dan prosedur penyaluran pinjaman modal bergulir BLM sebagai berikut: Kelompok tani/masyarakat yang berusaha dibidang pengolahan pangan lokal/makanan khas daerah dengan bahan baku berasal dari bahan/sumberdaya lokal.
Kelembagaan kelompok harus sebagai Kelompok Usaha yang sehat organisasi dengan kepengurusan aktif. Bersedia menyusun Rencana Usaha Kelompok (RUK). Tiap kelompok usaha paling sedikit beranggotakan 10 orang dan memiliki tempat usaha yang menetap.
Hasil produksi memiliki peluang pasar dan berpotensi untuk dikembangkan, serta memiliki keterbatasan akses sumber permodalan. Masing-masing anggota sanggup mengembangkan usahanya dalam wadah manajemen kelompok. Bersedia mengangsur secara rutin sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Proposal akan diseleksi dan diteliti kelayakan usahanya serta dilakukan peninjauan lapangan oleh tim Pembina Kelompok Usaha Penerima pinjaman Modal Bergulir BLM. Kelompok Usaha yang layak usahanya dan memenuhi syarat akan ditetapkan sebagai calon penerima pinjaman modal bergulir BLM dengan Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga.
Jasa bunga untuk pinjaman modal bergulir BLM adalah sebesar 3% (tiga persen) setiap tahun tetap. Jangka waktu dan cara pengembalian pinjaman modal bergulir BLM yang diberikan oleh Dinas Pertanian Kota Salatiga paling lama 3 (tiga) tahun. Cara pengembalian pinjaman adalah dengan diangsur setiap 3 (tiga) bulan
Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga)
34
atau 12 (dua belas) kali angsuran, dan paling lambat tanggal 10 setiap waktu jatuh temponya.
Dari pihak pemerintah pengelola BLM dalam hal ini Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga pada dasarnya tidak berkeberatan untuk KWT yang sudah mendapat akses pinjaman mengajukan kembali pinjamannya asalkan track record pengembalian angsuran sebelumnya berjalan dengan baik dan sesuai dengan peruntukkannya.
Bagi KWT yang belum mendapatkan akses pinjaman BLM dan menginginkan untuk mendapat pinjaman maka dari pihak dinas akan mensurvey KWT tersebut apakah benar-benar melakukan kegiatan pengolahan hasil pertanian atau tidak. Bersama tim dan PPL (Penyuluh Pertanian Lapang) melakukan survey berdasar proposal yang masuk dan memutuskan apakah KWT tersebut layak mendapat pinjaman.
Selain BLM yang pinjaman bergulirnya dikelola Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga, sebagian KWT tersebut juga mendapat pinjaman dari Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Dana PUAP dikelola oleh Gapoktan masing-masing wilayah, karena Gapoktan merupakan kelembagaan PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Adapun besaran total masing-masing PUAP sebesar Rp. 100.000.000,00/gapoktan/desa dan diberikan ke kelompok anggota gapoktan yang besarannya menyesuaikan kebutuhan masing-masing kelompok, seperti tabel di bawah ini.
Tabel 4.5 Daftar KWT Penerima bantuan permodalan melalui PUAP
No Nama Kelompok Alamat Besarnya pinjaman (Rp)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
KWT “Sri Rejeki” KWT “Lancar” KWT “Barokah” KWT “Mulia” KWT “Candi Ras II” KWT “Nenggolo Putri”
Sidorejo Kidul, Tingkir Sidorejo Kidul, Tingkir Sidorejo Kidul, Tingkir Sidorejo Kidul, Tingkir Kutowinangun, Tingkir Kutowinangun, Tingkir
36.000.000 10.000.000 22.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000
Sumber: Dinas Pertanian Kota Salatiga, 2011
Gambaran Umum
35
Gapoktan Kelurahan penerima dana PUAP sebanyak 22 Kelurahan. Masing-masing gapoktan mengucurkan dananya ke anggota gapoktan sesuai dengan kebutuhan masing-masing anggota. Dana PUAP tersebut digulirkan dan dikelola kembali oleh gapoktan sehingga keberlanjutan program PUAP dapat terjaga untuk memenuhi kebutuhan modal bagi kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan.
Pembinaan yang dilakukan pemerintah daerah Kota Salatiga yaitu dengan mengalokasikan dana anggarannya untuk kegiatan-kegiatan yang mendukung usaha pengolahan hasil pertanian. Prioritas pembangunan daerah yang tertuang dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Walikota Salatiga Tahun 2011 antara lain yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan serta perluasan kesempatan kerja dan optimalisasi dukungan terhadap pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan potensi unggulan daerah. Sehingga sasaran pembangunan Pemerintah Kota Salatiga yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) antara lain meningkatnya pertumbuhan ekonomi melalui program-program yang mendukung terhadap pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan potensi daerah serta meningkatnya kesempatan kerja, menurunnya tingkat pengangguran terbuka, meningkatnya kompetensi ketrampilan dan kewirausahaan tenaga kerja, sebagaimana berikut:
Tabel 4.6 Alokasi Anggaran SKPD Tahun 2011
Pengolah Hasil Pertanian.
No SKPD Anggaran (Rp)
Realisasi Anggaran (Rp) Kegiatan Sasaran
1 Bappeda 97.000.000 79.181.350 Penyusunan Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Penguatan klaster makanan olahan binaan FEDEP
2 Bapermasper, KB dan KP
12.835.000 12.640.000 Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan
PKK, KWT pengolah hasil pertanian
3 Bapermasper KB dan KP
19.750.000 19.195.000 Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan
PKK, KWT pengolah hasil pertanian
Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga)
36
4 Disperindag, Koperasi dan UMKM
11.150.000 10.925.000 Fasilitasi pengembangan inkubator teknologi dan bisnis
Pembinaan/ bimtek UMKM termasuk KWT sentra jahe, ubi/kacang dan tahu/tempe
5 Disperindag, Koperasi dan UMKM
49.800.000 48.118.000 Fasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi UMKM
Gelar promosi produk UMKM
6 Dinas Pertanian
100.000.000 97.428.000 Penelitian dan pengembangan teknologi pasca panen
Pelatihan pengolahan pangan lokal, penyediaan alat-alat pengolahan dan pengepakan bagi KWT/UMKM pengolah produk pangan
Sumber: LKPj Walikota Salatiga Tahun 2011.
Dari tabel di atas, berdasarkan hasil LKPJ Walikota Tahun 2011 yang disusun oleh Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga, beberapa Satuan Kerja Pemerintah Saerah (SKPD) yang turut mengalokasikan anggarannya untuk mendukung KWT dalam usaha pengolahan hasil pertanian. Kegiatan Penyusunan Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat yang dilakukan oleh Bappeda Kota Salatiga merupakan kegiatan yang berupa pelatihan, sosialisasi program kerja klaster, pameran lokal dan regional, rakor FEDEP (Forum of Economic Development and Employment Promotion). FEDEP merupakan wadah representasi stakeholder tersebut untuk memperkuat kemandirian organisasi dalam usaha-usaha ekonomi dan pengembangan SDM yang dikelola secara profesional dan produktif. Pendekatan FEDEP ini pengembangan UMKM melalui pendekatan klaster (berbasis kewilayahan). FEDEP juga diharapkan menjadi sarana informasi dan promosi produk-produk unggulan melalui Kelompok Pemasaran Bersama Klaster Makanan Olahan “SAGA”. Lokasi pemasaran/outlet/sekretariat FEDEP Kota Salatiga di Jalan Yos Sudarso.
Gambaran Umum
37
Lokasi yang strategis bertujuan agar memudahkan dalam promosi dan pemasaran produk unggulan Salatiga. Anggota FEDEP sendiri adalah UMKM baik perorangan maupun kelompok seperti KWT Pengolah hasil pertanian. Salah satu dari KWT yang aktif menitipkan produk olahan hasil pertanian yaitu KWT Lancar, KWT Mulia, KWT Sri Rejeki dari Sidorejo Kidul. Aneka olahan seperti abon ikan, pencok ketela, satru, kripik jamur, kripik tempe, dsb dikemas ulang dengan label “SAGA” Snack Salatiga. Snack SAGA ini selain dipromosikan melalui FEDEP, masuk ke supermarket besar di Semarang seperti ADA Swalayan, Carefour.
Sedangkan pembinaan terhadap ibu-ibu PKK dan KWT pengolah hasil pertanian yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan, KB dan Ketahanan Pangan melalui bidang Ketahanan Pangan berupa penyuluhan mengenai peningkatan mutu dan keamanan pangan serta pelatihan-pelatihan yang diberikan mengenai pengolah pangan berbahan baku non beras dan non terigu.
Selain hal tersebut, melalui kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan pemberian alat pengolahan berupa alat perajang singkong manual diberikan kepada KWT yang mengolah bahan pangan dari singkong atapun pisang.
Tabel 4.7 KWT Penerima bantuan alat perajang singkong manual oleh Bapermasper, KB
dan KP Kota Salatiga Tahun 2011 - 2012
No Nama KWT Penerima Jumlah Alat Perajang 2011 2012
1 Candi Ras I 1 - 2. Amanah 1 1 3. Sri Rejeki 1 - 4. Mulia 3 - 5. Barokah 1 - 6. Sumber Makmur 1 2 7 Guyup Asih 2 - 8 Asri 3 - 9 Sembodro 2 1 10 Lancar 1 - 11 Dahlia - 2 12 Ngudi Rahayu - 2 13 Cempaka - 2 14 Bina Karya Tani - 2 JUMLAH 16 12
Sumber: Bidang Ketahanan Pangan, Bapermasper KB dan KP Tahun 2011, 2012
Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pengolah Hasil Pertanian (Studi pada KWT di Kota Salatiga)
38
Kelompok penerima alat perajang singkong manual tersebut atas dasar rekomendasi dari penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian merupakan pembina kelompok tani termasuk kelompok wanita tani di wilayah kerjanya.
Berdasarkan data yang ada selain alat pengolahan yang diberikan, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah melalui kegiatan pemasaran dan distribusi pangan memberikan bantuan berupa peralatan pemasaran berupa etalase, kontainer produk, rak display produk, sealer, serta papan nama. Bantuan sebanyak 3 paket ini diberikan kepada KWT Barokah, KWT Kuncup Mekar dan KTNA Kota Salatiga. Menurut Naskah Perjanjian Hibah Dinas yang dilakukan BKP Provinsi Jateng dengan Kelompok penerima ini dimaksudkan agar permasalahan pemasaran dapat teratasi dengan menjual produk dengan display yang bagus ditempat yang strategis diharapkan KWT dapat produktif dan dapat memasarkan produknya dengan baik.
Sedangkan pembinaan yang diberikan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Salatiga melalui kegiatan pembinaan/bimbingan teknis kepada pelaku UMKM sentra jahe, ubi/kacang dan tahu/tempe termasuk di dalamnya KWT pengolah ubi/kacang, tempe. Outcome dari kegiatan ini terwujudnya peningkatan kualitas hasil peroduksi dari pelaku UMKM.
Selain itu kegiatan fasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi UMKM melalui terlaksananya promosi 10 produk unggulan dan gelar produk UMKM sehingga omzet produk UMKM meningkat. Disperidagkop dan UMKM turut menggandeng KWT untuk mengikuti gelar promosi produk unggulan salah satunya KWT Sri Rejeki, Sidorejo Kidul dengan produk aneka olahan dari ikan.
Dinas Pertanian melalui kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi pasca panen memberikan pelatihan pengolahan pangan lokal serta menyediakan alat-alat pengolahan dan pengepakan. Outcome kegiatan ini terwujudnya pengembangan pengelolaan pangan lokal dengan sasaran kegiatan KWT dan pelaku UMKM.
Gambaran Umum
39
Selain dari pihak pemerintah, dari pihak lembaga pendidikan seperti unsur Perguruan Tinggi UKSW dan STIE “AMA” (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) Salatiga dan UKSW telah melakukan kerjasama dengan pelaku KWT melalui Program Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Potensi Masyarakat) pada tahun 2008. Seperti yang telah diulas lebih dalam mengenai kewirausahaan oleh Eksi (2010) diterangkan bahwa lokasi pelaksanaan Program Sibermas meliputi dua wilayah yaitu Kelurahan Sidorejo Kidul dan Tingkir Tengah dengan fokus penelitian KWT Lancar, Barokah dan Sri Rejeki di Kelurahan Sidorejo Kidul. Kegiatan meliputi: pelatihan, pembinaan dan pendampingan, yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar keluarga petani mampu menggali kemampuan diri sendiri dari potensi daerahnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk dukungan untuk penguatan kelembagaan KWT telah banyak dilakukan baik itu dari pemerintah pusat, daerah maupun dari pihak perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan.
Untuk menggali lebih dalam kondisi yang ada dalam KWT pengolah hasil pertanian di Kota Salatiga dan lingkungan kelembagaan KWT pengolah hasil pertanian di Kota Salatiga dapat kita lihat dari hasil observasi di lapangan yang diterangkan dalam Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang kelembagaan KWT berikut.