Download - 4. KALIMAT EFEKTIF
KALIMAT EFEKTIF
Makalah Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa
Indonesia
Disusun oleh:
Kelompok 4
Lu’lu Cahyani 11151020000001
Dhimas Aditya Pratama 11151020000023
Nurfita Amalina 11151020000031
Farah Fadilah 11151020000045
Zia Nur Azhar 11151020000052
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini adalah tugas pada mata kuliah bahasa Indonesia pada
Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Makalah ini disusun
berdasarkan berbagai literatur dan artikel-artikel yang ada di internet yang dianggap
relevan dan dapat dijadikan sebagai acuan pustaka.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya
makalah tentang Perkembangan Bahasa Indonesia ini. Dalam penyajian makalah ini,
kami memilih untuk menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan menyajikannya
secara sistematis, tapi tidak mengurangi maksud dan tujuan disusunnya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran dari berbagai pihak
demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik kepada
penyusun maupun kepada pembaca makalah ini.
Jakarta, April 2016
Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II ISI..................................................................................................................................3
A. Pengertian Kalimat.........................................................................................................3
B. Ciri – ciri unsur-unsur pembentuk kalimat....................................................................5
C. Pengertian Kalimat efektif...........................................................................................14
D. Ciri ciri Kalimat Efektif...............................................................................................15
BAB III PENUTUP.................................................................................................................21
A. Kesimpulan..................................................................................................................21
B. Saran.............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan manusia.
Komunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia terwujud secara efektif
apabila digunakan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Yang dimaksud dengan
komunikasi adalah seuatu proses penyampaian dan penerimaan inti atau
gagasan yang disampaikan oleh manusia dengan mengungkapkan bahasa yang
baik.
Melalui kalimat efektif dapat disampaikan gagasan pikiran, ide dan
pendapat dengan tepat ke dalam kalimat yang bersih sehingga orang lain akan
dengan tepat dapat menerima seperti yang diharapkan. Sebuah kalimat
dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi.
Komunikasi dikatakan baik atau berhasil apabila gagasan dapat
diterima sebagaimana yang dimaksud/diinginkan. Faktor yang menjadikan
gagasan diterima dengan baik adalah penggunaan kalimat yang baik dan benar
serta penggunaan huruf dan tanda baca yang sesuai dengan kaidah tatabahasa.
Dalam kemampuan menulis siswa dituntut agar mampu menentukan
fungsi kata dankalimat atau pola kalimat akhirnya siswa tersebut mampu
membuat atau menyusun kalimat efektif dalam suatu karangan kalimat efektif
maksudnya suatu tindakan komunikasi dimana pesan, ide, dan gagasan yang
disampaikan oleh pengirim pesan melalui bentuk-bentuk bahasa baik tulisan
maupun lisan dapat dimengerti dan dipahami oleh si pembaca .
2
B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian kalimat?
2. Bagaimana menjelaskan tentang pola atau unsur kalimat?
3. Apa pengertian kalimat efektif?
4. Bagaimana ciri ciri kalimat efektif?
C. Tujuan1. Mampu menjelaskan pengertian kalimat
2. Mampu menjelaskan pola atau unsur kalimat
3. Mampu menulis kalimat efektif
4. Mampu membuat kalimat efektif
BAB IIISI
A. PengertianKalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan
pikiran. Dalam bahasa lisan, kalimat diawali dan diakhiri dengan kesenyapan,
sedangkan dalam bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik, tanda seru atau tanda tanya.1 Dalam KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia), kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu
konsep pikiran dan perasaan; perkataan; Ling satuan bahasa yang secara
relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual
ataupun potensial terdiri atas klausa.2
Kalimat memiliki sekurang-kurangnya subjek (S) dan predikat (P),
jika tidak mempunyai S dan P, pernyataan tersebut bukanlah kalimat,
melainkan frasa. Subjek merupakan pokok pembicaraan, dapat berupa kata,
kelompok kata, kata benda atau kata kerja, sedangkan predikat biasanya
berupa kata kerja. Kalimat bagi seorang pembaca ialah kesatuan kata yang
mengandung makna/pikiran, sedangkan bagi seorang penulis, kalimat ialah
satu kesatuan pikiran/makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata. Kalimat
merupakan unsur penting untuk mengungkapkan fakta, pikiran, sikap dan
perasaan.3
1HsWidjono, Bahasa Indonesia : Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi (Jakarta: Grasindo,2007), hlm. 146.
2http://kbbi.web.id/kalimatdiaksespadatanggal 31 Maret 2016 pukul 12.08 WIB3MintoRahayu. Bahasa Indonesia di PerguruanTinggi (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm.78-79.
4
Contoh kalimat :
1. Bangsa Indonesia menginginkan perdamaian dan persahabatan
S P O
2. Gizi yang baik mempengaruhi pertumbuhan fisik anak.
S P O
Dalam kalimat, ada bagian yang tidak dapat dihilangkan, ada pula
bagian yang dapat dihilangkan. Bagian yang tidak dapat dihilangkan itu
disebut inti kalimat, sedangkan bagian yang dapat dihilangkan bukan inti
kalimat. Bagian ini dapat membentuk kalimat dasar, dan bagian bukan inti
dapat membentuk kalimat luas.4
Contoh kalimat :
1. Menulis ilmiah itu mudah.
2. Kemudahan menulis dapat dirasakan oleh setiap orang yang
mempelajarinya secara serius.
3. Kemudahan menulis itu dapat dikelompokkan kedalam tiga hal,
yaitu menentukan ide, mengorganisasi ide, dan mengekskresikan
ide tersebut dengan kalimat efektif sehingga menjadi sebuah
karangan yang utuh.
Contoh tersebut menunjukkan bahwa kalimat pertama berupa kalimat dasar,
sedangkan kalimat kedua dan ketiga berupa kalimat luas.
4Hs, Widjono, Loc. Cit
B. Ciri – ciri Unsur-unsur Pembentuk Kalimat
1. Ciri – ciri subjek
Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa penentuan subjek dapat
dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang
dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa
manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
Contoh : Enelia lulusan terbaik Fapet Undana.
Petanyaan : Siapa lulusan terbaik Fapet Undana?
Jawab : Enelia (subjek kalimat)
a. Biasanya disertai kata itu, ini, yang dan tersebut (sebagai pembatas
antara subyek dan predikat).
Contoh : Ternak sapi itu sedang mengkonsumsi daun lamtoro.
S P
b. Didahului kata bahwa
Kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang
menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping
itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak
kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
Contoh :
Petrus mengatakan bahwa Ia akan menyelesaian tugas akhir pada
semester genap.
S P O
c. Mempunyai keterangan pewatas/atribut yang
Kata yang menjadi subyek suatu kalimat dapat diberi
keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang.
Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
6
d. Tidak didahului preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke,
kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan
kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang
dihasilkan tidak bersubjek.
Contoh :
a. Untuk pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan
wawancara. (bukan kalimat, karena subjek didahului preposisi
untuk)
b. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan
wawancara (kalimat)
e. Berupa kata benda atau frase kata benda
Subyek kebanyakan berupa kata benda atau frase kata benda.
Di samping kata benda, subjek dapat berupa kata kerja atau kata sifat,
biasanya, disertai kata penunjuk itu.
Contoh :
1) Patris sedang belajar (kalimat)
S P
2) Mahasiswa FKIK selalu mengerjakan tugas dengan baik
S P O Ket
(S : frase kata benda)
2. Ciri – ciri predikat
a. Jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan
informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat
kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk
menentukan predikat yang berupa kata benda penggolong
7
(identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan
predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frase numeralia.
Contoh : Anton sakit sehingga Ia tidak mengikuti perkuliahan.
Pertanyaan :Mengapa Anton tidak mengikuti perkuliahan?
Jawab: Sakit
b. Kata adalah atau ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat
itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang
sehingga batas antara subyek dan pelengkap tidak jelas.
Contoh :
Ternak sapi perah yang dipelihara pada laboratorium lapangan dan
S P
digunakan untuk kegiatan praktikum mahasiswa adalah milik Fapet.
Pel.
c. Dapat diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk
pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran
tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa kata kerja atau kata
sifat. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga
merupakan penanda predikat yang berupa kata benda atau predikat
kata merupakan.
Contoh :
1) Mahasiswa itu tidak belajar.
S P (kata kerja)
2) Aku bukan boneka yang mudah dipermainkan .
S P ( kata benda yang diperluas dengan pewatas yang )
8
d. Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas
Predikat kalimat yang berupa kata kerja atau kata sifat dapat
disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan.
Kata-kata itu terletak di depan kata kerja atau kata sifat. Kalimat yang
subyeknya berupa kata benda bernyawa dapat juga disertai modalitas,
kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin,
hendak, dan mau.
Contoh :
1) Mahasiswa FPIK yang memprogramkan mata kuliah Bahasa Indonesia
S
telah mempresentasikan tugas kelompok.
P(disertai kata spek telah) O
2) Dewi ingin menyelesaikan studinya tepat waktu.
S P(disertai kata modalitas ingin) O Ket.
e. Unsur pengisi predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
1) Kata, misalnya kata kerja, kata sifat, atau kata benda.
2) Frasa, misalnya frasa kata kerja, frasa kata sifat, frasa kata
benda, frasa numeralia (bilangan).
Contoh :
a) Tuti mengerjakan tugas Bahasa Indonesia .
S P(kata kerja) O
b) Ransum yang mengandung asam amino esensial dengan
proposi yang seimbang sangat baik untuk pertumbuhan
ternak. (P berupa frase kata sifat)
S P Ket.
9
3. Ciri – ciri objek
a. Langsung dibelakang predikat
Objek hanya memiliki tempat dibelakang predikat, tidak pernah
mendahului predikat.
Contoh :Anton memelihara ternak sapi sejak tahun 2000.
S P O Ket.
b. Tidak didahului preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat dan
tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan
objek tidak dapat disisipkan preposisi.
Contoh :
1) Mahasiswa mengerjakan tugas Bahasa Indonesia. (kalimat aktif)
S P O
2) Tugas Bahasa Indonesia dikerjakan oleh mahasiswa.
S P
c. Kategori katanya kata benda/frase kata benda
Contoh : Mahasiswa ituyangmengirimsuratkepada kedua
S P O Ket.
orangtuanya.
d. Dapat dinganti dengan-nya
Contoh :
1) Mahasiswa Fapet memiliki ternak. (O kata benda)
S P
2) Mahasiswa Fapet memelihara ternak kuda . (O frase kata benda)
S P O
10
e. Didahului kata bahwa
Contoh :
Agnes mengatakan bahwa Ia (S) lulus ujian (P) mata kuliah Bahasa
S P
Indonesia(O)
O
5. Ciri – ciri pelengkap
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah
kedua unsur kalimat ini
a. Bersifat wajib ada karena melengkapi makna kata kerja predikat
kalimat.
b. Menempati posisi dibelakang predikat.
c. Tidak didahului preposisi.
d. Terletak dibelakang predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedannya, objek langsung
dibelakang predikat sedangkan pelengkap masih dapat disisipi
unsur lain, yaitu objek.
Contoh :
1) Diah mengirimi saya buku baru.
2) Mereka membelikan Ayahnya sepeda baru.
e. Tidak didahului preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur
kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.
Contoh :
Mahasiswa mengerjakan tugas Bahasa Indonesia
S P O
11
6. Ciri – ciri keterangan
Keterangan adalah unsur yang fungsinya menerangkan seluruh
fungsi kalimat atau unsur kalimat tertentu dalam kalimat. Dengan
perkataan lain, keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan
informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat;
misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan
tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa frase ditandai oleh preposisi, seperti di, ke,
dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk.
Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan
sehingga.Berbeda dengan fungsi-fungsi lainnya, kehadiran unsur
keterangan dalam suatu kalimat bersifat manasuka. Ketidakhadiran
unsur/fungsi tersebut tidak akan mengganggu struktur dan keseluruhan
makna kalimat.
a. Bukan unsur utama (bersifat manasuka)
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap,
keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam
struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
Contoh :
1) Selvi membaca buku nutrisi pangan di ruang baca.
S P O Ket.
2) Selvi membaca buku nutrisi pangan.
S P O
12
b. Dapat dipindah – pindah posisi/ letaknya bebas.
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat
yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati
posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subyek dan
predikat. Jika tidak dapat di pindah-pindahkan, maka unsur
tersebut tidak termasuk keterangan.
Contoh :
1) Mahasiswa IT yang memprogramkan mata kuliah komputasi
S
telah membuat tiga formula komputer dari delapan macam
P O Ket.
formulasi seharusnya.
2) Dari delapan macam formulasi, Mahasiswa IT yang
S Ket.
memprogramkan mata kuliahkomputasi telah membuat tiga
P
formulasi komputer.
O
c. Umumnya didahului oleh kata depan seperti, di, dari, ke, tentang.
Contoh :
Debi mengerjakan tugas Bahasa Indonesia di perpustakaan.
S P O Ket.
a) Jenis – jenis keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam
kalimat. Peran tersebut berupa: keterangan waktu, keterangan
tempat, keterangan tujuan, keterangan cara, keterangan
13
similatif, keterangan penyebaban, keterangan alat dan
keterangan kesalingan.
(1) Keterangan waktu
Keterangan waktu memberikan informasi mengenai
saat terjadinya suatu peristiwa. Keterangan waktu itu
seperti, kemarin, lusa, kini, besok, hari ini dan lain – lain.
Contoh : Kemarin kami ujian Bahasa Indonesia.
(2) Keterangan tempat
Contoh :
(a) Buku Arum ditelakkan di atas meja praktikum.
(b) Kapan mereka akan pergi ke Laboratorium ?
(3) Keterangan cara
Contoh
(a) Dengan tegas ia menolak pendapat temannya.
(b) Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
(4) Keterangan penyebaban
Contoh :
(a) Riyan tidak pergi ke kampus karena sakit.
(b) Sapi itu kurus karena kurang pakan.
(5) Keterangan tujuan
Contoh :
(a) Guna kerjasama yang baik kita memerlukan
pengendalian diri.
(b) Mahasiwa itu mempunyai tekad besar untuk
menyelesaikan studi secepatnya.
(6) Keterangan alat
Contoh :
(a) Kita sulit mengerjakan tugas ini tanpa petunjuk dosen.
(b) Ayah memukul batu itu dengan palu.
14
(7) Keterangan similatif
Keterangan similatif adalah keterangan yang
menyatakan kesetaraan ataukemiripan antara suatu
keadaan, kejadian, atau perbuatan dengan keadaan
kejadian, atau perbuatan yang lain.
Contoh:
(a) Tekadnya untuk merantau teguh laksana gunung
karang.
(b) Berpikirlah seperti orang dewasa.
(8) Keterangan Kesalingan
Keterangan kesalingan adalah keterangan yang
menyatakan bahwa suatuperbuatan dilakukan secara silih
berganti. Keterangan ini ditandai oleh frase satusama lain.
Contoh:
(a) Kedua delegasi itu akan merundingkan pemulihan
hubungan diplomatic satu sama lain.
(b) Ketua dan sekretaris organisasi itu membenci satu
sama lain.
C. Pengertian kalimat efektif5
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili ide
pembicara/penulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengar/pembaca. Sebuah kalimat efektif, akan mampu mewakili
ide yang ada dalam benak pembicara/penulis dan pendengar/pembaca, tanpa
menimbulkan salah paham.
5Gani, Ramlan A. dan Mahmudah Fitriyah, Pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), hlm.107.
15
D. Ciri ciri Kalimat Efektif6
Efektif atau tidaknya suatu kalimat dapat dilihat dari beberapa ciri
sebagai berikut:
1. Kesepadanan dan Kesatuan gagasan
Kesepadanan artinya hubungan timbal balik antara subjek dengan
predikat, predikat dengan objek serta keterangan keterangan yang
menjelaskan unsur kalimat tadi, kesatuan gagasan artinya sebuah kalimat
harus utuh mengandung satu ide pokok atau satu pikiran (tidak
menimbulkan salah paham), misalnya.
Contoh:
a. Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan Bahasa
Indonesia(Tidak efektif)
Dosen sedang menyampaikan perkuliahan Bahasa Indonesia
(Efektif)
b. Rapat kali ini membahas tentang permasalahan – permasalahan
yang terjadi. (Tidak efektif)
Rapat kali ini membahas permasalahan – permasalahan yang
trjadi. (Efektif)
c. Kamu harus dapat memberikan kepada Andi buku itu. (Tidak
efektif)
Kamu harus mengembalikan buku Andi. (Efektif)
Kalimat nomor satu tidak sepadan dan tidak jelas gagasannya
karena tidak lengkap tidak memiliki subjek (S). Namun, kalimat nomor
dua sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan lengkap.
2. Kelogisan
6Ibid.
16
Kelogisan artinya kemampuan sebuah kalimat untuk menyatakan
sesuatu sesuai dengan logika. Sebuah kalimat memiliki kelogisan jika
masuk akal.
Contoh:
a. Bagi penumpang yang membawa ponsel harap dimatikan (Tidak
efektif)
Ponsel yang dibawa penumpang harap dimatikan (Efektif)
b. Kepada Pak Lurah, waktu dan tempat kami persilakan. (Tidak
efektif)
Kepada Pak Lurah, kami persilakan untuk menyampaikan pidatonya.
(Efektif)
c. Untuk mempersingkat waktu, mari langsung kita mulai acara ini.
(Tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, mari kita mulai acara ini. (Efektif)
3. Keparalelan
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan unsure unsur
yang digunakan secara konsisten dalam suatu kalimat, Prinsip ini
dicirikan dengan penggunaan bentuk kata, dan imbuhan di dalam
kalimat itu. Jika pada bentuk pertama menggunakan kata kerja maka
bentuk kedua juga menggunakan kata kerja.
Contoh:
Ani membantu ibu memasak, mencuci, dan sapu di rumah. (Tidak
efektif)
Ani membantu ibu memasak, mencuci, dan menyapu di rumah.
(Efektif)
17
4. Kehematan
Kehematan adalah penggunaan kata atau frasa yang tidak perlu.
Hal ini disebabkan setiap unsur dalam kalimat hendaknya tidak ada
yang tidak bermanfaat. Untuk itu, hal-hal yang harus dihindarkan
dalam kalimat efektif adalah sebagai berikut;
a. Subjek ganda, misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan,
mahasiswa itu ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan, mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
b. Penjaman kata kata yang sudah jamak
Bapak-bapak, ibu-ibu, para hadirin sekalian yang kami hormati
Seharusnya
Hadirin yang kami muliakan
c. Penggunaan bentuk panjang yang salah
Muslimah itu memakai kerudung berwarna hitam
Seharusnya
Muslimah itu berkerudung hitam
d. Penggunaan saling+verbal resiprokal
Sesama umat beragama dilarang saling bertikai
Seharusnya
Sesama umat beragama dilarang bertikai
e. Pemakaian superordinate pada hiponim kata
Bunga mawar yang dulu kamu tanam dalam pot itu sekarang
sudah mekar
Seharusnya
Mawar yang dulu kamu tanam dalam pot itu sekarang sudah
mekar
18
f. Penggunaan sinonim dalam satu kalimat
Hanya ini saja yang dapat kuberikan padamu
Seharusnya
Ini saja yang dapat kuberikan padamu
Atau
Hanya ini yang dapat kuberikan padamu
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah
kata hubung (konjungsi)
1) ... agar supaya ...
2) ... adalah merupakan .....
3) Jika...., maka.....
4) Walaupun...., tetapi .....
5) Sebelum....., kemudian .....
Contoh
Jika mampu, maka seorang muslim wajib pergi haji
Seharusnya
Jika mampu, seorang muslim wajib pergi haji
5. Kepaduan (Koherensi)
Koherensi artinya adanya hubungan yang padu (koheren)
antarunsur kalimat. Satu unsur dengan unsur yang lain tidak boleh
diselingi sebuah kata yang tidak penting dan letak kata dalam kalimat
tidak boleh dipertukarkan, misalnya:
a. Tahun 2007 ini, kita memperingati hari ulang tahun Republik
Indonesia yang ke-62.(Tidak efektif)
b. Tahun 2007 ini, kita memperingati hari ulang tahun ke-62 Republik
Indonesia. (Efektif)
19
6. Penekanan (Ketegasan)
Penekanan atau ketegasan artinya penonjolan pada pokok kalimat.
Ada beberapa cara untuk memberikan penonjolan yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal
kalimat) misalnya
1) Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan
negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
2) Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan
negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi
kalimat.
b. Membuat urutan kata yang bertahap, misalnya
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi), misalnya
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan, misalnya
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), misalnya
Saudaralah yang bertanggung jawab.
20
7. Kecermatan
Kecermatan artinya bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda, misalnya:
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang
terkenal, mahasiswa atau perguruan tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang,
seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran. Dalam
bahasa lisan, kalimat diawali dan diakhiri dengan kesenyapan, sedangkan dalam
bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda
seru atau tanda tanya. Kalimat memiliki sekurang-kurangnya subjek (S) dan
predikat (P), jika tidak mempunyai S dan P, pernyataan tersebut bukanlah kalimat,
melainkan frasa. Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili
ide pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya
dengan pikiran pendengar atau pembaca.
B. Saran
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah bahasa Indonesia tentang
kalimatefektifdi program studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami menyarankan agar
pembaca dapat mengkaji lebih teliti dan mendapatkan manfaat dari penulisan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah. 2007. Pembinaan Bahasa Indonesia.
(Jakarta: UIN Jakarta Press)
http://kbbi.web.id/kalimat diakses pada tanggal 31 Maret 2016 pukul 12.08 WIB
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di PerguruanTinggi. (Jakarta: Grasindo)
Widjono,Hs. 2007. Bahasa Indonesia : Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. (Jakarta: Grasindo)