Download - 5. Dasar Moral Bioetika
EMPAT DASAR BIOETIKA
Oleh : Tri Cahyanto, M.Si
Empat Prinsip Dasar Moral Prinsip otonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak
pasien, terutama hak otonomi pasien (the rights to self determination). Prinsip moral inilah yang kemudian melahirkan doktrin informed consent;
Prinsip beneficence, yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien. Dalam beneficence tidak hanya dikenal perbuatan untuk kebaikan saja, melainkan juga perbuatan yang sisi baiknya (manfaat) lebih besar daripada sisi buruknya (mudharat);
Prinsip non-maleficence, yaitu prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini dikenal sebagai “primum non nocere” atau “above all do no harm”;
Prinsip justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributive justice).
Prinsip otonomiKonteks : ditujukan pada capable person = individu pasien yg dewasa, sehat,
bebas (punya rentang hak pilih atas keputusan dirinya, seperti kondisi pro operasi elektif), sejajar dengan dokternya.
Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan pasien demi dirinya sendiri (sebagai makhluk bermartabat.
Pasien = makhluk berakal budi, tidak boleh dijadikan semata-mata alat tetapi tujuan
Wajib menghormati manusia sebagai makhluk pribadi yang otonomDidewa-dewakan di Anglo-American yang individualismenya tinggiErat terkait dengan informed-consentKant : otonomi kehendak=otonomi moral
Kebebasan bertindak, memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri dengan kesadaran terbaik bagi dirinya
Tanpa hambatan, paksaan atau campur tangan pihak luar (heteronomy)Motivasi berdasar prinsip rasional atau self legislation dari manusia
Mill : otonomi tindakan/pemikiran=otonomi individuKemampuan melakukan pemikiran & tindakan (realisasi keputusan dan
kemampuan melaksanaknnya)Hal penentuan diri dari sisi pandang pribadi
Prinsip beneficence (Sikap/Berbuat Baik)Konteks : ditujukan pada capable person = individu pasien yg dewasa, sehat,
bebas (punya rentang hak pilih atas keputusan dirinya, seperti kondisi pro operasi elektif), sejajar dengan dokternya.
Konteks : tertuju pd pihak II (individu pasien) pada umumnya, yg stabil (tidak gawat darurat, tidak rentan) untuk kepentingan pasiennya
Utamakan altruisme (perilaku menolong yang ditujukan semata-mata untuk kebaikan orang)
Menjamin nilai pokok harkat & martabat manusia “apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya” (apalagi ada yang hidup)
Memandang pasien/keluarga/sesuatu yang tak hanya sejauh menguntungkan dokter
Maksimalisasi akibat baik>burukMinimalisasi akibat buruk Banyak dianut di Timur (termasuk RI), paternalisme nyata dan prinsip
musyawarah mufakat General beneficence : berbuat baik kepada siapapun termasuk “yang tidak kita
kenal” (impartially), merupakan etika normative Specific beneficence : bermoral bila tindakan baik ditujukan kepada pihak
khusus “yang kita kenal” : pasien, anak-anak, teman-teman. Hal ini menimbulkan kewajiban “mutlak” profesi, khususnya secara psikologis
Prinsip maleficence (Tidak Merugikan)Konteks : tertuju pada pihak II (pasien)
kesakitan/menderita, gawat darurat, menjelang cacat, distress, rentan, tidak/bukan otonom seperti uzur, terjepi tanpa pilihan, miskin, bodoh.
Sisi komplementer beneficence Primum non nocere (pertama jangan menyakiti)Kewajiban menganut ini berdasarkan hal-hal : Pasien
dalam keadaan amat berbahaya atau beresikoHilangnya sesuatu yang penting;Dokter sanggup
mencegah bahaya atau kehilangan tersebut, Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami resiko minimal), dan Tindakan kedokteran terbukti efektif
Prinsip KeadilanKonteks : tertuju pada pihak II (pasien) kesakitan/menderita, gawat darurat,
menjelang cacat, distress, rentan, tidak/bukan otonom seperti uzur, terjepi tanpa pilihan, miskin, bodoh.
Konteks : tertuju pada pihak ketiga selain individu pasien/klien, wakil/kluster populasi/komunitas; pihak penyandang dana/ikut penanggung jawab, pihak berpotensi dirugikan/paling kurang diuntungkan.
Memberi perlakuan sama kepada pasien untuk kebahagiaan pasien & umat manusia yakni: memberi sumbangan relatif sama dengan kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien) dan menuntut pengorbanan mereka secara relatif sama dengan kemampuan mereka (kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien)
Tujuan : menjamin nilai tak berhingga dari setiap makhluk (pasien) yang berakal budi (aspek sosial)
Jenis keadilan : Tukar menukar : kebijakan (kebiasaan etis) selalu memberi hak pasien/yang
semestinya harus diterima Distributif (membagi) : kebajikan Dr/Sarkes selalu membagikan
kenikmatan/beban bersama, rata dan merata dengan keselarasan sifat dan tingkat perbedaan jasmani dan rohani.
Social : kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran kesejahteraan bersama
Hukum (umum) : bagi dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama) mencapai kesejahteraan umum
Insight Inti Masalah
Keywords
Penuntun Cara Diskusi
BIOETIKA
Kaidah Dasar Moral
Beneficence
Nonmaleficence
Autonomy
Justice
Prinsip Prima Facie
Context vs Text
Pilih 1-2 dari 4
(prob solv)
Teori Etika
Keutamaan = tekad
Kewajiban
Utilitarian
Kebahagiaan
Relativisme Etika
Budaya
Adat
Dilema Etis
Iptek
Beda Paradigma :
Deontologis
Teleologis
Ceteris Paribus
(keadaan dimana semuanya harus seimbang) Asumsi
Pemecahan Etis
Konsistensi
Koheren
Korespondensi
Pragmatis
HukumAdministrasi
Pidana
Perdata
Life is something we are all in together
Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup BIOETIKA.
1
Mahasiswa mampu menerangkan
beberapa teori ETIKA.
2
Mahasiswa mampu menguraikan relasi antara keragaman
budaya dengan BIOETIKA.
3
Mahasiswa mampu menguraikan relasi
antara hukum dengan BIOETIKA
.
4
Mahasiswa mampu menguraikan relasi
antara agama dengan BIOETIKA.
5
Mahasiswa mampu menguraikan pendekatan-pendekatan etik (ethical approaches) yang ada.
6
Mahasiswa mampu menjelaskan pandangan
etik terhadap penggunaan hewan dalam eksperimen.
7
Mahasiswa mampu menjelaskan pandangan
etik terhadap penggunaan manusia dalam
eksperimen.
8
Mahasiswa mampu menjelaskan pandangan
etik terhadap GMOs.
9
Mahasiswa mampu menjelaskan pandangan
etik terhadap konsultasi/ skrining genetik.
10
Mahasiswa mampu menjelaskan pandangan
etik terhadap terapi gen pada
manusia.
11
Mahasiswa mampu menjelaskan pandangan
etik terhadap transplantasi organ.
13
Mahasiswa mampu menjelaskan pandangan etik terhadap Assisted
Suicide (euthanasia)12
Setelah mengikuti pembelajaran pada m.k. BIOETIKA selama 1 semester (semester VII) mahasiwa Fakultas Biologi mampu menerapkan prinsip-prinsip bioetika sebagai sumber nilai dan pedoman
serta landasan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan organisme hidup dan biosfer.
17
Mahasiswa mampu menjelaskan pandangan
etik terhadap isu-isu lingkungan.
16
Mahasiswa mampu menjelaskan pandangan
etik terhadap masalah yang berkaitan dengan
reproduksi.
14
Mahasiswa mampu menjelaskan pandangan
etik terhadap nanotechnology
15