1
PENGHAMBATAN TUMBUH TUMBUH TUNAS LATERAL DAN
DOMINASI TUNAS APIKAL
I. TUJUAN
1. Mengamati pengaruh Auksin terhadap pertumbuhan tunas lateral
2. TINJAUAN TEORITIS
Auksin merupakan istilah yang sering digunakan untuk menjelaskan
segala jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan koleoptil,
meskipun auksin sesungguhnya mempunyai banyak fungsi baik pada
monokotil maupun dikotil. Auksin alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan
merupakan suatu senyawa yang dinamai asam indol asetat IAA
(Campbell
2003). Meristem apical suatu tunas merupakan tempat utama
sintesis auksin. Auksin berpengaruh hanya pada kisaran tertentu yaitu
sekitar 10-8 sampai 10-3 M. Pada konsenterasi yang lebih tinggi, auksin
justru akan menghambat pemanjangan sel. Hal ini diduga disebabkan
tingginya level auksin yang menginduksi sintesis hormone
lain, yaitu etilen, yang umumnya bekerja
dalam penghambatan pada pertumbuhan akibat
pemanjangsn sel (Galston 1970).
Auksin merupakan salah satu hormon yang dapat meregulasi
banyak proses fisiologis seperti pertumbuhan, pembelahan, dan
diferensiasi sel serta sintesis protein(Darrell 1986). Auksin diproduksi
dalam jaringan meristematik yang aktif yaitu tunas, daun muda dan
buah. Pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi daun muda apabila
menghadapi hambatan, maka pertumbuhan tunas akan tumbuh kea rah
samping yang di kenal dengan tunas lateral, misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batang, maka akan tubuh tunas ketiak daun.
Salah satu efek dari asanya auksin adalah dominasi apikal.
Penelitian Thimann dan Skoog menunjukkan bawa dominasi tunas apikal
disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah dan
ditimbun pada tunas lateral. Hal ini akan menghambat pertumbuhan
tunas lateral karena konsentrasi auksin masih terlalu tinggi. Konsentrasi
auksin yang terlaalu tinggi inilah yang menghambat pertumbuhan
2
tunas lateral yang dekat
3
dengan pucuk. Dominasi pucuk dapat dikurangi dengan memotong
bagian pucuk tumbuhan yang akan mendorong pertumbuhan tunas lateral.
Auksin diduga mempengaruhi plastisitas dinding sel saja, tetapi
akhir- akhir ini ditemukan bahwa auksin meningkatkan elastisitas dinding
sel pada waktu yang hamper sama dengan laju pertumbuhan awal.
Peningkatan elastisitas kemudian akan segera berhenti, bagaimanapun,
dan akan diikuti oleh sebuah peningkatan plastisitas dinding sel, sekitar
20 menit setelah aplikasi auksin.
Pembahasan
Tumbuhan umumnya memiliki atau menghasilkan zat pengatur
tumbuh yang dimiliki tumbuhan lainya. Salah satu zat pengatur tumbuh
pada tumbuhan adalah auksin, yang telah lama diidentifikasi adalah
auksin indole-3-aceticacid (Asam Indol Asetat), IAA. IAA diturunkan
dari asam amino triptofan melalui banyak langkah enzimatik.
Auksin banyak dihasilkan pada pucuk apikal batang
dan kemudian ditranspor ke bagian bawah tumbuhan.
Pengamatan ini bertujuan untuk meneliti pengaruh auksin
terhadap pertumbuhan tunas apikal, dan daerah kecambahlah yang
diamati sebagai penghasil auksin di apikal tajuk. Perlakuan pada
praktikum ini dilakukan dengan tanaman control, tanaman yang di beri
pasta lanolin dan pasta IAA. Tanaman control, batang tanamannya
dibiarkan tumbuh seperti biasa. Panjang rata-rata tunas lateral
sebesar 80 mm dan diameter rata-rata batang adalah 2 mm. Pada
tanaman yag tunas apikalnya dipotong dan dioleskan pasta IAA, jenis
dari auksin, memiliki panjang rata-rata tunas lateral 40.5 mm dan
diameter batangnya adalah 2.5 mm. Batang tanaman yang pucuknya
diberi pasta lanolin setelah dipotong memiliki panjang tunas lateral adalah
27.5 mm dan diameter batangnya adalah 3 mm. Batang tunas yang
ujungnya diberi IAA tampak lebih pendek dari pada kontrol. Hal ini diduga
karena konsentrasi IAA yang diberikan di ujung tunas terlalu tinggi
sehingga justru menghambat pemanjangan sel. Sementara itu
diameter batang menjadi lebih besar dari control karena akumulasi
4
IAA
5
yang tiba-tiba pada batang yang dipotong menghasilkan kalus atau
pengembangan sel. Kalus ini mengandung sel-sel parenkim hasil
perkembangan meristem pusat atau aktivitas meristem yang ada di
batang tersebut.
Batang tanaman yang diberika pasta lanolin menunjukan panjang
rata rata pertumbuha batang lateralnya lebih rendah daripada
yang dierikan pasta IAA. Hasil ini menunjukkan bahwa lanolin hampir
tidak memberikan banyak perubahan pada perkembangan tunas lateral.
Selain panjang tunas lateral dan diameter batang, ada hasil lain yang
didapat dari perlakuan, yaitu pangkal batang utama tunas yang diberi
IAA dan lanolin menjaadi lebih mudah lepas atau rontok dari tanaman.
Hali ini diduga karena konsentrasi IAA yang tinggi memicu
pembentukkan etilen sehingga perkembangan terhambat dan batag
mudah rontk. Seluruh perlakuan di atas dilakukan dengan memotong
ujung tunas apikal tempat dihasilkannya auksin dan diganti dengan pasta
IAA atau lanolin, dan ditutup plastic hitam. Perlakuan ini karena auksin
peka dan tidak berfungsi jika terpapar oleh cahaya.
Auksin adalah zat yang ditemukan pada ujung akar dan batang yang
berfungsi untuk pengatur pembesaran sel di daerah belakang
meristem ujung. Selain itu, fungsi dari hormon auksin ini adalah
membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan
baik pertumbuhan akar maupun pertumbuhan
batang, mempercepat pematangan buah, dan mengurangi jumlah biji
dalam buah. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua
jenis tanaman. Nama lain dari hormon ini adalah IAA atau Asam Indol
Asetat (Setjo 2004).
Pertumbuhan tanaman terdapat adanya dominansi pertumbuhan
di bagian apeks atau ujung organ, yang disebut dominansi apikal.
Dominansi apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas pucuk
dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan (Hilman 1997). Sedangkan
menurut Setjo (2004) dominansi apikal merupakan konsentrasi
pertumbuhan pada ujung
6
tunas tumbuhan, dimana kuncup terminal secara parsial
menghambat pertumbuhan kuncup aksilar.
Dominansi apikal atau dominanis pucuk biasanya menandai
pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu pertumbuhan akar, batang
dan daun. Dominansi apikal setidaknya berpengaruh
dalam menghambat pertumbuhan lateral. Selama masih ada
tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak
tertentu dari pucuk. Dominasi pucuk dapat dikurangi dengan memotong
bagian pucuk tumbuhan yang akan mendorong pertumbuhan tunas
lateral (Hilman 1997).
Thimann dan Skoog menunjukkan bahwa dominanis apikal
disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan
ditimbun pada tunas lateral, hal ini akan menghambat pertumbuhan
tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. Konsentrasi
auksin yang tinggi ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral yang
dekat dengan pucuk (Setjo 2004). Auksin diproduksi secara endogen pada
bagian pucuk tanmana yang akan didistribusikan secara polar yag mampu
menghambat pertumbuhan tunas lateral.
Pembahasan
Praktikum ini membahas tentang penghambatan tumbuh tunas
lateral dan dominasi tunas apikal pada kacang hijau (Phaseolus
radiatus) guna mengetahui pengaruh auksin terhadap pertumbuhan
tunas lateral. Hasil studi tentang pengaruh auksin
terhadap perkembangan sel menunjukkan bahwa
auksin dapat meningkatkan tekanan osmotik,
meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, meningkatkan sintesis
protein, meningkatkan plastisitas dan pengembangan dinding sel.
Menurut Wareing dan Phillps (1970) di dalam fase pertumbuhan tanaman
terdiri dari dua fase yaitu fase pembelahan dan fase perrkembangan.
Ketika sel mengalami enlargement phase, sel tidak hanya mengalami
peregangan akan tetapi juga mengalami penebalan dinding sel baru.
7
Pertumbuhan sel ini distimulasi oleh auksin (Abidin, 1982).
8
Hasil pengamatan menunjukkan nilai panjang rata-rata tunas
lateral tertinggi pada perlakuan tanaman yang dipotong dan diberi lanolin
sebesar
5.0 mm, sedangkan yang terendah pada tanaman utuh yang tidak dipotong
sebesar 3.5 mm. tanaman yang dipotong dan diberik IAA sebesar 4.5 mm.
Diameter rata-rata terbesar ada pada tanaman yang diberi perlakuan
IAA sebesar 3 cm dan diikuti tanaman utuh sebesar 2.5 cm dan tanaman
yang diberi lanolin 2.2 cm. hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa
pasta lanolin yang dioleskan pada ujung batang yang
dipotong memiliki konsentrasi yang lebih rendah
sehingga penghambatan tunas lateral kurang begitu berarti. Berbeda
dengan IAA yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi (100 ppm),
pertumbuhannya terhambat karena pengaruh IAA yang memiliki
konsentrasi yang lebih tinggi yang membentuk banyak endapan
auksin pada tunas lateral (terlihat dari diameter batang yang diberi
auksin IAA jauh lebih besar dari yang lain sebesar 3,0 mm) sehingga tunas
lateral pertumbuhannya terhambat.Jika dibandingkan dengan kontrol
maka konsentrasi IAA pada apeks jauh lebih banyak.
Semakin banyak jumlah auksin yang diebrikan maka akan
semakin terhambat pertumbuhan tunas lateral. Penutupan ujung
batang dengan plastik hitam akan lebih mengaktifkan kerja auksin
karena auksin bekerja optimal dengan keadaan tidak ada cahaya
matahari. Alhasil batang tumbuh dengan keadaan menguning dan
kurang kuat. pengaruh auksin yang dibentuk pada tanaman yang
tidak dipotong (auksin alami) lebih cepat dibandingkan auksin yang
batangnya dipotong (auksin sintetik) sehingga tunas lateral tumbuh
lambat pada auksin sintetik. Hal ini disebabkan auksin alami bekerja lebih
aktif dan adaptif dengan keadaan tanaman sehingga auksin bekerja
optimal.berebda dengan auksin sintetik yang bekerja kurang aktif
terhaddap penghambatan tunas lateral dan kurang adaptif dengan
keadaan tanaman sehingga untuk bekerja optimal auksin sintetik
harus beradaptasi dahulu terhadap lingkungan internal tanaman. (Hilman
1997).
9
Mekanisme dari pengaruh auksin terhadap batang yang
dipotong adalah potongan batang yang memanjang akibat pemberian
auksin adalah sel epidermis dan untuk lapisan subepidermis
(hipodermis, korteks dan
6
empulur) mengandung sel yang ada di bawah tekanan sehingga mudah
memanjang. Pemanjangannya terbatas karena sel tersebut terikat
melalui polisakarida dinding sel yang bersambungan pada sel epidermis
yang tidak dapat merenggang dengan cepat. Hasil keseluruhannya
ialah lapisan subepidermis memanjang sampai cukup
menjadikannya dinding sel epidermis yang tumbuh lebih
lambat agak tegang. Tegangan dalam dan renggangan luar akan
mendorong epidermis tumbuh lebih cepat. Namun dindingnya tidak
merenggang dengan cepat kecuali auksin diberi lebih banyak agar
dinding lebih kendur. Potongan batang yang diberi auksin memberi
respon dengan cara mengembangkan dinding epidermis yang sudah
lebih kendur. kemudian sel epidermis yang menempel juga
memanjang sehingga batang memanjang lebih cepat. Pembelahan sel
pada batang yang dipotong dan diberi auksin terjadi secara acak dan
dalam jumlah yang banyak. Kumpulan sel yang tersusun secara acak ini
baikitu dalam jumlah yang banyak atau sedikit disebut kalus (Setjo 2004).
Simpulan
Setelah melakukan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa
auksin adalah hormon yang memacu pertumbuhan tunas apikal dan
menghambat tunas lateral. Pertumbuhan tunas lateral yang paling
lambat ada pada perlakuan pemberian IAA (100 ppm).
Konsentrasi IAA yan tinggi membentuk banyak endapan
auksin pada tunas lateral. Hal ini terlihat dari diameter batang yang diberi
IAA jauh lebih besar dari yang lain sebesar 3,0 mm. Semakin banyak
jumlah auksin yang diberikan maka akan semakin terhambat
pertumbuhan tunas lateral.
Daftar Pustaka
Abidin, Z. 1982. Dasar-Dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh.
Bandung: Penerbit Angkasa.
Hilman. 1997. Pertumbuhan Tanaman Tinggi. Yogyakarta : Cakrawala.
7
Setjo Sustetyoadi.2004. Anatomi Tumbuhan. Malang : UM Press.
8
Auksin berasal dari bahasa Yunani “Auxano” yang berarti tumbuh
atau bertambah. Auksin merupakan golongan dari substansi
permacu pertumbuhan tanaman dan morfogen (fitohormon)
yang paling awal ditemukan. Salah satu anggota dari auksin
yang paling dikenal adalah IAA. Suatu system sel tumbuhan
memerlukan auksin untuk pertumbuhan, pembagian tugas (divisi,)
maupun ekspansi selular. Fungsi auksin tergantung pada
jaringan yang spesifik; seperti pada batang, akar, dan buah. Auksin
dapat memacu pemanjangan apical batang, ekspansi lateral rambut
akar, atau ekspansi isodiametrikdalam
pertumbuhan buah. Beberapa kasus (pertumbuhan
koleoptil), auksin memacu ekspansi selular tanpa adanya pembagian
divisi dalam sel tersebut. Kasus lainnya, auksin dapat mendorong
pembagian divisi dan ekspansi sel dalam jaringan yang sama seperti
inisiasi akar.
Auksin sangat berperan penting dalam dominasi tunas apikal,
merupakan sebuah fenomena dari pusat percabangan tumbuhan
yang tumbuh lebih dominan daripada percabangan lainnya. Tunas apikal
adalah bagian yang memproduksi hormon auksin yang dapat berdifusi ke
bawah dan menunjang pertumbuhan tunas lateral, dilain pihak
pertumbuhan ini akan menimbulkan kompetisi pada tunas apikal
terhadap cahaya matahari dan nutrisi. Apabila prinsip dari dominasi apikal
dapat dipahami, maka akan sangat membantu dalam manajemen
tumbuhan. Manajemen tumbuhan dapat berupa memanipulasi respon
natural, seperti pengaruh hormone auksin ini untuk menghasilkan
tumbuhan yang dapat diatur ukuran, bentuk, maupun produktivitas
buahnya (h tt p : // e n . w i k i p e d i a . o r g ) .
9
III. Hasil Pengamatan
10
Tabel panjang dan diameter tunas lateral rata-rata
No Perlakuan
Panjang tunas
lateral rata-rata
(cm)
Diameter rata-rata
batang (cm)
1. Tanaman utuh (kontrol) 13,2 0,225
2. Tanaman dipotong dan diberi
pasta lanolin3,53 0,175
3. Tanaman dipotong dan diberi
pasta IAA1,75 0,2
1. Pembahasan
Dalam fisologi tumbuhan, dominasi apical adalah suatu
prinsip distribusi auksin dalam organisasi tumbuhan, dengan
menekankan pertumbuhan ke arah atas (apikal) dan
mengesampingkan percabangan (lateral). Auksin sebagai factor
penyebab dominasi apical ini merupakan hormon yang diproduksi secara
alamiah dalam tumbuh tanaman ( Katuuk,
1989 ). Auksin banyak digunakan dalam kerja mikropropagasi dan bekerja
sama dengan medium makanan ( nutrien ) untuk memelihara
pertumbuhan kalus, suspensi sel atau organ ( seperti meristem, tunas
dan ujung akar ) dan mengatur morfogenesis.
Dominasi apikal tersebut menyebabkan tanaman dapat tumbuh
lebih tinggi dan meningkatkan eksposur tanaman terhadap cahaya
matahari. Produksi auksin oleh tunas apikal berdifusi ke arah bawah
tumbuhan mengikuti gaya gravitasi serta menghambat pertumbuhan
tunas lateral. Pemotongan tunas apikal beserta hormonnya akan
menyebabkan tunas lateral dorman yang terletak di bawah untuk mulai
tumbuh. Ketika tunas apikal dihilangkan, sumber auksin dihapus.
Konsentrasi auksin yang jauh lebih rendah menyebabkan tunas lateral
terpacu untuk tumbuh. Tunas lateral akan lebih sensitive
terhadap auksin daripadatunas apikal. Kemudian, tunas
11
yang berada diantara ketiakdaun dan batang
12
menghasilkan percabangan baru yang akan berkompetisi untuk
menjadi titik tumbuh. Pergerakan auksin pada tempat sintesisnya
dilakukan dengan system translokasi floem apabila terjadi dalam jarak
yang cukup jauh dan melalui mekanisme auksin polar transport apabila
dilakukan antar sel yang berdekatan ( h tt p : // www . c i l r . u q . e d u . a u ).
Praktikum ini menggunakan kacang hijau sebagai bahan tanaman
yang pada tunas ujungnya telah diolesi pasta lanolin dan pasta lanolin+IAA.
Pasta lanolin adalah suatu senyawa yang terbuat dari minyak bumi,
berfungsi sebagai suatu indikator. Sedangkan pasta lanolin+IAA
merupakan pasta lanolin yang telah diberikan IAA atau auksin. Ujung
tanaman ini sebelumnya dipotong, kemudian bagian yang terpotong
diolesi oleh pasta lanolin dan pasta lanolin+IAA, serta tanaman yang
lain sebagai control. Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat bahwa
tanaman kontrol menempati posisi teratas pertumbuhan tunas lateral
maupun diameter batang. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang
ada, karena tanaman yang telah diolesi oleh pasta lanolin + IAA
memiliki mekanisme berupa dominasi tunas apikal yang tidak berkurang.
Tunas lateral akan tetap dorman dengan suplai/cadangan
auksin yang tetap tersedia dari bagian atas tumbuhan
( h tt p : / / a b s t r a c t s . a s p b . o r g ). Lain halnya dengan tanaman control dan
tanaman yang diolesi pasta lanolin saja. Tanaman tersebut cenderung
untuk membentuk tunas lateral setelah pengaruh dari auksin menghilang
akibat terpotongnya tunas apikal. Pengaruh konsentrasi auksin dalam
konsentrasi rendah pada tunas lateral ternyata mampu membuatnya
tumbuh lebih pesat dan menunjukkan sensivitasnya
(www . a n s w e r s . c o m ) .
Terdapat beberapa kendala dalam percobaan ini, seperti:
kesalahan praktikan dalam menutup bahan tanaman dengan
menggunakan plastik hitam. Seluruh tanaman justru ditutupi oleh plastik
hitam, sehingga menjadi layu bahkan beberapa mati. Padahal
seharusnya hanya bagian yang dipotong saja yang ditutupi oleh plastik
hitam. Penutupan dengan plastik hitam ini bertujuan untuk meminimalisir
13
pengaruh cahaya matahari terhada
10
kerja hormon auksin. Auksin akan bekerja optimum pada kondisi gelap
atau kurang cahaya matahari.
Kesimpulan
Dominasi apikal adalah suatu prinsip distribusi auksin dalam
organisasi tumbuhan, dengan menekankan pertumbuhan ke arah
atas (apikal) dan mengesampingkan percabangan (lateral). Dominasi
apikal dipicu oleh produksi auksin pada bagian tunas apikal tanaman.
Pemotongan tunas apikal akan menyebabkan tunas lateral menjadi
tumbuh, akibat auksin yang bergerak ke bawah. Apabila ujung apikal yang
telah terpotong diberikan campuran pasta lanolin+IAA, maka auksin akan
kembali tersedia dan tunas lateral menjadi tidak terbentuk kembali.
Daftar Pustaka
[Anonim]. 2010. Apical Dominance [terhubung berkala].
h tt p :// e n . w i k i p e d i a . o r g / w i k i / A p i c a l _ D o m i n a n c e ( 2 1 M ei 2010)
[Anonim]. 2010. Role of Auxin in Apical Dominance [terhubung berkala].
http://www . c i l r . u q . e d u . a u / … / F i l e / A p i c a l % 20 D o m i n a n c e
% 20 Wo r k s h o p_ b r e tt . p d f ( 21 Mei 2010)
[Anonim]. 2010. Apical Dominance in Plants [terhubung berkala].
http://www . a n s w e r s . c o m / t o p i c / a p i c a l - d o m i n a n c e ( 21 Mei 2010)
[Anonim] 2010. Apical Dominance in Orchids [terhubung berkala].
h tt p :/ / a b s t r a c t s . a s p b . o r g / p b 200 3 / p ub l i c / P 4 1 / 0123 . h t m l ( 2 1 M ei 2010)
Katuuk, R. P. J.. 1989. Tehnik Kultur Jaringan dalam Mikropropagasi
Tanaman. Departemen P dan K: Jakarta hal : 45 -64.
1. Jawaban Pertanyaan
2. Pengaruh pemberian auksin terhadap bentuk tanaman adalah tunas
lateral menjadi lebih pendek dan diameternya menjadi lebih
kecil serta tanaman tumbuh menjadi bengkok.
11
Fungsi hormon auksin yang dibentuk oleh tanaman itu sendiri adalah
untuk mempercepat pertumbuhan baik pertumbuhan akar dan
batang, mempercepat pematangan buah, dan mengurangi jumlah biji
dalam buah. Auksin yang diberikan pada tunas lateral akan
menghambat pertumbuhan dari tunas lateral tersebut dan
mengakibatkan adanya dominansi apikal. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pengaruh pemberian auksin terhadap pertumbuhan tunas lateral
berbeda dari pengaruh auksin yang dibentuk oleh tumbuhan itu sendiri.
Auksin yang digunakan pada pemeliharaan tanaman tahunan berguna
untuk mengurangi cabang pada pohon tersebut, sehingga
eksposure tumbuhan terhadap cahaya dapat meningkat.
Pemangkasan pucuk dilakukan untuk menghindari dominansi apikal
yang nantinya akan membuat tumbuhan menjadi lebih lebat,
sehingga pada tanaman hortikultura akan lebih mudah untuk dipanen
(pertumbuhan ke atas diminimalisir), dirawat, dan bernilai jual lebih tinggi.
Kesimpulan
Tanaman kecambah kacang hijau memproduksi auksin di
ujung apikal dari tajuk yang akan menyebabkan dominasi apikal. Auksin
IAA dan Lanolin yang menggantikan auksin alami akan menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan jika diberikan pada konsentrasi
yang tinggi. Selain menghambat, konsentrasi auksin
yang tinggi pada batang yang dipotong juga mampu menyebabkan
pengembangan jumlah sel di ujung batang. Auksin akan menghasilkan
pertumbuhan optimal pada konsentrasi tertentu yang rendah.
Hormon tumbuhan atau fitohormon adalah zat pengatur yang
dihasilkan oleh tumbuhan yang dalam konsentrasi rendah mengatur
proses-proses fisiologis dalam tubuh tumbuhan. Istilah pengatur
pertumbuhan tanaman meliputi kategori luas yaitu substansi organik
(selain vitamin dan unsur mikro) yang dalam
jumlahsedikit merangsang, menghambat, atau sebaliknya
12
mengubah proses fisiologis.Pengatur pertumbuhan tanaman
13
dibagi menjadi 5 kelas, yaitu auksin, giberelin, sitokinin,
penghambat pertumbuhan, dan etilen ( Gardner dkk, 1991).
Auksin adalah salah satu bentuk hormon yang paling banyak
diteliti. Terutama berpengaruh terhadap
pertumbuhan dengan merangsang pembesaran sel.
Dalam merangsang pembelahan sel dan perubahan- perubahan
lainnya, auksin ini bekerja sama dengan hormon-hormon lain (S.S.
Tjitrosomo, 1985).Auksin merupakan istilah generik untuk substansi
pertumbuhan yang khususnya merangsang perpanjangan sel, tetapi
auksin juga menyebabkan suatu kisaran respon pertumbuhan yang agak
berbeda- beda. Respon auksin berhubungan dengan konsentrasinya.
Konsentrasi yang tinggi bersifat menghambat (Gardner dkk, 1991).
Auksin mengatur proses di dalam tubuh tanaman dalam
morfogenesis. Misalnya kuncup lateral dan pertumbuhan akar
dihambat oleh auksin, namun permulaan pertumbuhan akar baru
digalakkan pada jaringan kalus yang terbentuk pada stek.
Konsentrasi auksin yang berlebihan menyebabkan
ketidaknormalan., seperti epinasti (kelainan bentuk daun yang
disebabkan oleh pertumbuhan yang tidak sama urat daun bagian
ujung dan pangkalnya). Auksin menunda absisi daun dan buah. Auksin
merangsang partenokarpi (buah tanpa biji) pada buah, misalnya
buah strawberry tumbuh tanpa biji bila diberi perlakuan
dengan asam naftalenasetat (NAA) atau dengan pilokram.
Secara normal, kehadiran biji atau suatu sumber eksogen auksin
diperlukan untuk pertumbuhan buah. Auksin juga efektif dalam
mencegah berkecambahnya umbi yang disimpan (Gardner dkk, 1991).
HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Perlakuan
PerlakuanPanjang rata-rata tunasDiameter rata-rata
lateral (mm) batang (mm)
14
Kontrol 37,5 3
Diberi
Lanolin- 1,75
Diberi IAA - 2,25
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan didapatkan hasil yaitu diameter rata-rata
batang yang diberi pasta lanolin sebesar 3 mm, yang diberi pasta IAA
400 ppm sebesar 2,25 mm, sedangkan kontrol sebesar 3 mm. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh auksin yang diberikan pada tunas
lateral justru akan menghambat pertumbuhan tunas tersebut dan
mengakibatkan adanya dominasi apikal. Auksin yang diberikan pada
tunas lateral sebagai auksin sintetis akibat pemotongan pucuk yang
berfungsi sebagai penghasil auksin alami. Oleh karena itu pertumbuhan
tunas lateral menjadi terhambat, karena konsentrasi auksin yang
ditambahkan tinggi. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pengaruh auksin yang diberikan terhadap pertumbuhan tunas
lateral berbeda dari pengaruh auksin yang dibentuk tunas itu sendiri.
Menurut Gardner dkk, 1991, auksin mengatur proses di dalam tubuh
tanaman dalam morfogenesis. Misalnya kuncup lateral dan pertumbuhan
akar dihambat oleh auksin, namun permulaan pertumbuhan akar
baru digalakkan pada jaringan kalus yang terbentuk pada stek.
KESIMPULAN
Auksin merupakan hormon yang berfungsi untuk merangsang pembesaran
sel, mempercepat pertumbuhan, baik pertumbuhan akar maupun
pertumbuhan batang, mempercepat pematangan buah, dan juga dapat
mengurangi jumlah biji dalam buah.
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. 2010. Auksin. htt p :/ / b i o l o g i g o nz . b l o g s p o t . c o m ( 22 Mei 2010)
JAWABAN PERTANYAAN
1. Batang tanaman menjadi lemah dan warna tanaman menjadi
lebih pucat.
2. Fungsi hormon auksin yang dibentuk oleh tanaman itu sendiri untuk
mempercepat pertumbuhan, baik pertumbuhan akar maupun
pertumbuhan batang, mempercepat pematangan buah, dan
juga dapat mengurangi jumlah biji dalam buah. Akan tetapi,
pengaruh auksin yang diberikan pada tunas lateral justru akan
menghambat pertumbuhan tunas tersebut dan mengakibatkan
adanya dominasi apikal. Auksin yang diberikan pada tunas
lateral sebagai auksin sintetis akibat pemotongan pucuk yang
berfungsi sebagai penghasil auksin alami. Karenanya
pertumbuhan tunas lateral menjadi
terhambat, karena konsentrasi auksin yang ditambahkan
tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh auksin yang
diberikan terhadap pertumbuhan tunas lateral berbeda dari
pengaruh auksin yang dibentuk tunas itu sendiri.
3. Kegunaan auksin bagi pemeliharaan tanaman tahunan adalah
dapat mengurangi pertumbuhan cabang yang
dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
4. Pemangkasan pucuk dilakukan karena pada pucuk tersebut auksin
alami tumbuhan yang berfungsi untuk pertumbuhan pemanjangan
tanaman terbentuk. Dengan pemotongan pucuk, berarti akan
menghambat pertumbuhan tunas apikal, dan mendominasi
tunas lateral akibatnya tumbuhan akan menyemak. Tanaman
hortikultura perlu dilakukan pemangkasan pada pucuk,
karena tanaman hortikultura tersebut akan
dimanfaatkan. Apabila tanaman tumbuh tinggi menjulang akan
menyulitkan perawatan, pemantauan, dan pemanenan.
5. Tunas apikal adalah tunas yang tumbuh di pucuk (puncak) batang.
Dominasi apikal dan pembentukan cabang lateral dipengaruhi
oleh keseimbangan konsentrasi hormon. Dominasi apikal diartikan
sebagai persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral
dalam hal pertumbuhan. Selama masih ada tunas pucuk/apikal,
pertubuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu
dari pucuk.
Dominasi apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk
ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral. Hal ini akan
menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya
masih terlalu tinggi. Pucuk apikal merupakan tempat
memproduksi auksin ( Dahlia 2001).
6. Auksin adalah hormon yang dapat memacu perkembangan sel
yang berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Hormon auksin ini terletak pada ujung
batang dan ujung akar, fungsi dari hormon auksin ini adalah
membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan baik
pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat
pematangan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah.
Adapun fungsi utama hormon auksin adalah mendorong
pemanjangan kuncup yang sedang berkembang. Hormon auksin yang
pertama kali diisolasi adalah Indo Asam Asetat ( IAA ). IAA
dihasilkan oleh organ titik tumbuh, yaitu ujung tunas, daun muda,
bunga, buah, sel – sel kambium dan ujung akar. Kerja hormon
auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin
tumbuhan yang ada pada salah satu sisinya disinari cahaya
matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak
dihambat sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman
tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut
dengan fototropisme ( Anonim
2010 ).
7. Hasi pengamatan
8. Tabel 1. Panjang dan diameter tunas lateral rata-rata
No Perlakuan
Panjang tunas
lateral rata-rata
(cm)
Diameter rata-rata
batang (cm)
1. Tanaman utuh (kontrol)
2. Tanaman dipotong dan diberi
pasta lanolin
3. Tanaman dipotong dan diberi
pasta IAA
9. Pembahasan
10. Dalam praktikum ini telah diakukan percobaan menganai
penghambatan tumbuh tunas lateral dan dominasi tunas apikal, yang
bertujuan untuk meneliti pengaruh auksin terhadap
pertumbuhan tunas lateral. Adapun bahan tanaman yang
digunakan dalam percobaan ini adalah kecambah
kacang jogo ( Phaseolus vulgaris ) yang berumur 2 minggu daam
pot individu. Bahan kimia yang digunakan adalah pasta lanolin
dan pasta IAA 400 ppm.
11. Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks
yang merupakan proses yang vital menyebabkan suatu perubahan yang
tetap pada setiap tanmana atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran,
bentuk, berat dan volumenya. Di dalam pertumbuhan tanaman terdapat
adanya dominansi pertumbuhan dibagian apeks atau ujung organ, yang
disebut sebagian dominansi apikal. Dominansi apikal diartikan sebagai
persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam
hal pertumbuhan. Dominansi apikal atau dominanis pucuk
biasanya menandai pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu pertumbuhan
akar, batang dan daun. Dominansi apikal setidaknya berpengaruh
dalam menghambat pertumbuhan lateral. Selama masih ada tunas
pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu
dari pucuk. Thimann dan Skoog menunjukkan bahwa dominasi apikal
disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar)
dan ditimbun pada tunas lateral, hal ini akan menghambat pertumbuhan
tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. Konsentrasi
auksin yang tinggi ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral
yang dekat dengan pucuk. Auksin diproduksi secara endogen pada bagian
pucuk tanaman yang akan didistribusikan secara polar yag mampu
menghambat pertumbuhan tunas lateral (Dahlia, 2001).
Mekanisme kerja hormon auksin dalam mempengaruhi pemanjangan sel
– sel tanaman khususnya akar yaitu auksin menginisiasi pemanjangan
sel dengan cara mempengaruhi pengendoran/ pelenturan dinding sel.
Auksin
memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel tumbuhan
untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ ini akan mengaktifkan
enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hydrogen
rantai moeku selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian
memanjang akibat air yang masuk secara osmosis. Setelah pemanjangan
ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali material dinding sel
dan sitoplasma ( Anonim 2010 ).
12. Simpulan
Dari data hasi pengamatan dapat disimpulkan bahwa hormon
auksin sangat mempengaruhi pertumbuhan tunas
lateral pada suatu tanaman. Semakin tinggi kadar
konsentrasi auksin yang diberikan pada tanaman maka akan
menghambat pertumbuhan tunas lateral, sebaliknya jika
sedikit kadar auksin yang diberikan akan
mempercepat pertumbuhan tunas lateralDaftar Pustaka
13. [Anonim]. 2010. Apical Dominance [terhubung berkala].
h tt p :// e n . w i k i p e d i a . o r g / w i k i / A p i c a l _ Dominance [ 05 Mei 2011 ].
14. [Anonim]. 2010. Role of Auxin in Apical Dominance [terhubung
berkala]. http://www . c il r . u q . e d u . a u / … / F il e / A p i c a l
% 2 0 D o m i n a n c e
% 20 Wo r k s h o p_ b r e tt . p d f [ 05 Mei 2011].
15. [Anonim]. 2010. Apical Dominance in Plants [terhubung
berkala]. http://www . a n s w e r s . c o m / t o p i c / a p i c a l - d o m i n a n c e [ 05 Mei
2011 ].
16. [Anonim] 2010. Apical Dominance
in Orchids [terhubung berkala].
h ttp : / / a b s t r a c t s . a s p b . o r g / pb 2 003/ p u b li c / P 4 1 / 01 2 3 .ht m l [ 05
Mei 2011 ].
17. Chambell. 2000.Biologi. Erlangga: Jakarta
18. Dahlia.2001. F i s i o l o g i T u m b u h a n Da s a r . Malang: UM Press.
19. Wattimena G A. 1998. Zat Pengatur Tubuh Tanaman.
Bogor: Pusat Antar Universitas Bogor.
20. di 00:1 8 D iposkan oleh Irmanuari Setianti
21. Tunas apikal adalah tunas yang tumbuh di pucuk(puncak)
batang. Dominasi apikal dan pembentukan cabang lateral
dipengaruhi oleh keseimbangan konsentrasi hormon. Dominasi
apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas pucuk dengan
tunas lateral dalam hal pertumbuhan. Selama masih
ada tunas pucuk/apikal, pertubuhan tunas lateral
akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk. Dominasi apikal
disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah
(polar) dan ditimbun pada tunas lateral. Hal ini akan menghambat
pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu
tinggi. Pucuk apikal merupakan tempat memproduksi auksin (
Dahlia 2001).
Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung
batang, akar dan pembentukan bunga yang berfungsi untuk mengatur
pemanjangan sel didaerah belakang meristem ujung. Menurut
Hopkins (1995), auksin merupakan hormon pertama yang ditemukan dan
disintesis dalam batang, akar apeks dan ditransportasikan di
aksis tanaman. hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian
pucuk tanaman. Dominasi apikal biasanya ditandai dengan pertumbuhan
vegetatif tanaman seperti, pertumbuhan akar, batang dan daun.
Dominasi apikal dapat dikurangi dengan mendorong bagian pucuk
tumbuhan sehingga produksi auksin yang disintesis pada pucuk akan
terhambat bahkan terhenti. Hal ini akan mndorong pertumbuhan tunas
lateral(ketiak daun). Auksin yang terhenti dapat digantikan dengan
beberapa jenis hormon IAA yang berfungsi dengan Lanolin untuk
mengetahui pertumbuhan lateralnya (Salisbury & Ross 1995).
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1 Data Pengamatan Panjang Tunas Lateral dan Diameter Batang
Perlakuan Panjang Lateral
Rata-rata(mm)
Diameter Batang
Rata-rata(mm)Tanaman Control 19,5 2,5
Tanaman dipotong
& diolesi Lanolin
11 3
Tanaman dipotong 11 3
& diolesi IAA
PEMBAHASAN
Auksin merupakan hormon pertumbuhan pada tumbuhan yang
mempunyai peranan luas terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Sifat penting auksin adalah berdasarkan konsentrasinya,
dapat merangsang dan menghambat pertumbuhan. Auksin berperan
penting dalam perubahan dan pemanjangan sel. hormon auksin
diproduksi secara endogen pada bagian pucuk apikal tanaman. Fungsi dari
hormon auksin ini dalah membantu dalam proses
mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun
pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan,
membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan
buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Kerja hormon auksin ini sinergis
dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin.tumbuhan yang pada
salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan
lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi
tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya
sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat, sehingga hal ini akan
menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar
matahari atau yang disebut dengan fototropisme (Wattimena 1998).
Pada saat praktikum dilakukan pemotongan pada pucuk karena
auksin diproduksi di daerah tersebut sehingga dapat menghentikan
pertumbuhan auksin dan digantikan IAA(Indol Acetic Acid) da
Lanolin. Penyungkupan pada daun juga dilakukan agar auksin tidak
rusak bila terkena cahaya langsung karena auksin sangat peka
terhadap cahaya. Pada praktikum kali ini juga dilakukan pemotongan
pada pucuk pada kecambah kacang hijau agar pertumbuhan auksin
terhenti. Namun pada kecambah yang lainnya diolesi Lanolin dan IAA
sebagai pengganti Auksin. Untuk membandingkan diberikan kontrol
dimana pucuk yang dipotong ditak diolesi apapun. Setelah dua inggu
dilihat hasilnya dan dihitung panjang lateral dan diameter batangnya.
Hal hasil didapat data seperti tabel diatas.
20
Panjang rata-rata tunas lateral untuk perlakuan Lanolin yaitu, 11 mm, sama
dengan hasil yang diperoleh pada perlakuan IAA yaitu 11 mm. Sedangkan
angka 19.5 mm diperoleh pada pengukuran panjang rata-rata tunas
lateral pada tanaman kontrol. Berdasarkan data diatas, pertumbuhan
tunas lateral tanaman kontrol lebih cepat dibandingkan dengan yang
lainnya. Hal ini bisa terjadi dikarenakan IAA dan Lanolin merupakan
salah satu jenis hormon auksin pasta yang kemampuanya untuk
memaksimalkan pemanjangan tidak sebaik hormon asli yang dihasilkan
tanaman yaitu auksin. Lanolin dan IAA juga dapat menghambat
pertumbuhan mata tunas samping/lateral. Untuk perbandingan
diameter batang masing - masing perlakuan, tidak didapat sesuai
asumsi dimana diameter batang tanaman kontrol
seharusnya lebih besar dari tanaman yang diberi perlakuan Lanolin
dan IAA. Namun pada pengamatan dilapangan diperoleh kenyataan
yang berbeda. Terjadi sedikit penyimpangan yaitu, data diameter batang
rata- rata tanaman kontrol lebih kecil dari perlakuan IAA dan Lanolin
yang masing - masing 3 mm. Sedangkan, tanaman kontrol lebih kecil 0,5
mm yaitu, 2,5 mm. Hal ini bisa terjadi karena disebabkan oleh beberapa
faktor seperti, keterbatas praktikan saat pengukuran, kurangnya
perawatan pada taaman, tanaman kekurangan air maupun unsur hara
(Wattimena 1998).
SIMPULAN
hasil dan pembhasan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa
praktikum pengaruh auksin terhadap pertumbuhan tunas lateral
cukup berhasil karena dapat dibuktikan bahwa pertumbuhan tunas
lateral dapat terhabat oleh hormon auksin yang diproduksi pada ujung atau
tunas apikal. Dengan pemotongan pucuk tanaman juga
dapat menghentikan pertumbuhan dominasi apikal
sehingga dapat memacu pertumbuhan tunas lateral.
DAFTAR PUSTAKA
21
Dahlia.2001. F i s i o l o g i T u m b u h a n Da s a r . Malang: UM Press.
22
Hopkins W G. 1995. I n t r o du c t i o n t o P l a n t P h y s i o l o g y . New York: John Willey
and Sons, Inc.
Salisbury F D, Ross C W. 1995. F i s i o l o g i T u m b u h a n J i li d I e d i s i I V alih bahasa
Luqman RR dan Sumaryono. Bandung: ITB Press.
Wattimena G A. 1998. Za t P e n g a t u r T u b u h T a n a m a n . Bogor: Pusat Antar
Universitas Bogor.
JAWABAN
PERTANYAAN
1. Pengaruh pemberian auksin terhadap bentuk tanaman adalah
tunas lateral menjadi lebih pendek, diameternya menjadi lebih kecil,
tanaman tumbuh menjadi bengkok dan sel batang jadi lebih panjang.
2. Fungsi hormon auksin yang dibentuk oleh tanaman itu sendiri adalah
untuk mempercepat pertumbuhan baik pertumbuhan akar dan
batang, mempercepat pematangan buah, dan mengurangi jumlah biji
dalam buah. Auksin yang diberikan pada tunas lateral akan
menghambat pertumbuhan dari tunas lateral tersebut dan
mengakibatkan adanya dominansi apikal. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pengaruh pemberian auksin terhadap pertumbuhan tunas lateral
berbeda dari pengaruh auksin yang dibentuk oleh tumbuhan itu sendiri.
3. Auksin yang digunakan pada pemeliharaan tanaman tahunan berguna
untuk mengurangi cabang pada pohon tersebut, sehingga
eksposure tumbuhan terhadap cahaya dapat meningkat.
4. Pemangkasan pucuk dilakukan untuk menghindari dominansi apikal yang
nantinya akan membuat tumbuhan menjadi lebih lebat, sehingga
pada tanaman hortikultura akan lebih mudah untuk dipanen
(pertumbuhan ke atas diminimalisir), mudah dirawat dan merupakan
salah satu dari tehnik membuat tanaman bonsai serta bernilai jual lebih
tinggi.
23
Meristem adalah jaringan yang sel-selnya tetap bersifat
embrional artinya mampu terus menerus membelah diri tak
terbatas untuk menambah jumlah sel tubuh (Setjo,
2004). Sel penyusunmeristem
24
biasanya isodioometrik dan berdinding tipis serta realtif lebih kaya
protoplas dibandingkan dengan sel-sel jaringan dewasa walaupun tidak
menemukan kriteria umum secara morfologis untuk membedakan
sel meristem dan sel jaringan dewasa yang belum mengalami
spesialisasi. Kemungkinan sl-sel meristematik yang besar atau suatu sel
inisiasi, atau sel yang dekat dengan sel inisial makin besar makin banyak
vakuolanya.
Pada permulaan perkembangan lembaga, semua sel membelah
terus tetapipada pertemuan dan perkembangan selanjutnya pembelahan
sel dan pertambahan jumlah sel menjadi terbts pada daerah yang
sangat sedikit mengalami diferensiasi yaitu suatu jaringan yang tetap
bersifat embrionik di dalam jaringan dan sel-selnya tetap mempunyai
kemampuan membelah. Jaringan embrionik di dalam jaringan dewasa ini
yang kita sebut jaringan meristem (Setjo, 2004).
Berdasarkan posisi meristem pada tumbuhan meristem dibagi
sebagai berikut (Setjo, 2004):
1. Meristem apikal, yang terdapat pada pucuk sumbu batang dan akar
pokok serta cabangnya.
2. Meristem interkalar, yang terdapat diantara jaringan dewasa
seperti jaringan pada pangkal ruas rumput-rumputan.
3. Meristem lateral, yang letaknya pararel dengan lingkaran organ
tempat meristem tersebut ditemukan.
Meristem apikal berasal dari organ lain tidak berasal dari
embrio tetapi berasal dari jaringan sekunder yang sudah dewasa seperti
meristem sekunder meskipun struktur dan fungsinya adalah
meristem primer. Meristem apikal dibagi menjadi dua
daerah penting yaitu: promeristem, prokambium dan meristem dasar
yang dapat dibedakan. Promeristem akan menghasilkan sistem
epidermal, meristem apikal daerah prokambium menghasilkan
25
jaringan pengangkut primer dan meristem dasar akan
26
membentuk jaringan dasar pada tumbuhan seperti parenkima dan
sklerenkima dan korteks dan empulur serta kolenkima korteks.
B. Pertumbuhan Tanaman dan Dominansi Apikal
Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks
yang merupakan proses yang vital menyebabkan suatu perubahan yang
tetap pada setiap tanmana atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran,
bentuk, berat dan volumenya. Pertumbuhan tanamna setidaknya
menyangkut beberapa fase atau proses diantaranya (Anonim, 2008):
1. Fase pembentukan sel.
2. Fase perpanjangan dan pembesaran sel.
3. Fase diferensiasi sel.
Di dalam pertumbuhan tanaman terdapat adanya dominansi
pertumbuhan dibagian apeks atau ujung organ, yang disebut sebagian
dominansi apikal. Dominansi apikal diartikan sebagai persaingan
antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan
(Dahlia, 2001). Sedangkan menurut Chambell dominansi apikal
merupakan konsentrasi pertumbuhan pada ujung tunas tumbuhan,
dimana kuncup terminal secara parsial menghambat pertumbuhan kuncup
aksilar.
Dominansi apikal atau dominanis pucuk biasanya menandai
pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu pertumbuhan akar, batang
dan daun. Dominansi apikal setidaknya berpengaruh
dalam menghambat pertumbuhan lateral. Selama masih ada
tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak
tertentu dari pucuk (Dahlai, 2001). Dominasi pucuk dapat dikurangi
dengan memotong bagian pucuk tumbuhan yang akan
mendorong pertumbuhan tunas lateral.
C. Hormon Auksin Pendukung Dominansi Apikal
27
Thimann dan Skoog menunjukkan bahwa dominanis apikal
disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan
ditimbun pada tunas lateral, hal ini akna menghambat pertumbuhan
tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. Konsentrasi
auksin yang tinggi ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral yang
dekat dengan pucuk (Dahlia, 2001). Auksin diproduksi secara endogen pada
bagian pucuk tanmana yang akna didistribusikan secara polar yag mampu
menghambat pertumbuhan tunas lateral.
Auksin adalah zat yang ditemukan pada ujung kara, batang,
pembentukan bunga yang berfungsi untuk pengatur pembesaran sel di
daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon
pertumbuhan pada semua jenis tanaman nama lain dari hormon ini
adalah IAA atau Asam Indol Asetat. Hormon auksin ini terletak pada
ujung batang dan ujung akar, fungsi dari hormon auksin ini adalah
membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan baik
pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat
pematangan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Beberapa fungsi
auksin lainnya (Anonim, 2008)
- Perkecambahan biji
Auksin akan mematahkan dormasi biji (biji tidak mau
berkecambah) dan akan merangsang proses perkecambahan biji.
Perendaman biji atau benih dengan auksin juga akna membentu
menaikkan kualitas hasil panen.
- Pembentukan akar
Auksin akna memacu proses terbentuknya akar serta
pertumbuhan akar dengan lebih baik.
- Pembungaan dan Pembuahan
28
Auksin akan merangsang dan mempertinggi prosentase timbulnya
bunga dan buah.
- Mendorong partenokarpi
25
Partenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanmana berbuah
tanpa fertilisasi atau penyerbukan.
- Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.
- Mematahkan dominanis pucuk atau apikal yaitu suatu kondisi dimana
pucuk tanaman atau akar tidak mau berkembang.
Kerja hormon uaksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan
hormon giberelin tumbuhan yang ada pada salah satu sisinya disinari
cahaya matahari pertumbuhannya sangatcepat
karena kerja auksin tidak dihambat sehingga
hal ini akna menyebabkan ujung tanamna tersebut cenderung
mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan
fototropisme.
Untuk membedaka tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau
sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisisologi pada
tanaman sehingga kita lebih mudah untuk
mengetahuinya, sedangkan untuk tanaman
yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap. Untuk tanaman yang
diletakkan di tempat gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat
selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya
pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak
dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman yang
diletakkan ditempat yang terang tingkat
pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingka
dengan tanaman yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur
batangnya sangat kuat dan juga oroma hijau segar kehijauan, hal ini
disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan jaringan tanaman didga
melalui (Anonim, 2008):
26
- Mengiduksi sekresi ion H+ keluar sel melalui dinding sel.
Pengasaman dinding sel menyebabkan K+ diambil dan pengambila ini
mengurangi potensial air dalam sel. Akibatnya air masuk ke dalam
sel dan sel membesar.
26
- Mempengaruhi metabolisme RNA yang berarti metabolisme protein
mungkin melalui trasnkripsi molekul RNA. Auksin sintetik yang
sering digunakan dalam kultur jaringan tanmana tercantum di dalam
tabel di bawah.
- Memacu terjadinya dominansi apikal.
- Dalam jumlah sedikit memacu pertumbuhan akar.
D. Hasil Percobaan Dominasi Apikal pada Tanaman kacang hijau
Pada pertumbuhan tanaman terdapat persaingan antara tunas
pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhannya (Dahlia,2001).
Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan
terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk. Pada batang sebgaian
besar, kuncup apikal memberi pengaruh yang menghambat kuncup
terhadap tunas lateral dengan mencegah atau menghambat
perkembangannya. Produksi kuncup yang tidak berkembang mengandung
pertahanan pasif karena bila kuncup rusak kuncup samping akan
tumbuh dan menjadi tajuk (Hilman,1984), Tamas (1987) dan Martin
(1987). Dominansi apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas
pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral, hal ini akan
menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya
masih terlalu tinggi. konsentrasi auksin yang tinggi ini akan menghambat
pertumbuhan tunas lateral yang dekat dengan pucuk. Pucuk apikal
merupakan tempat produksi auksin, jika pucuk apikal (tunas pucuk)
dipotong maka produksi auksin terhenti. Sehingga pada pengamatan ini
dilakukan pemotongan pada tunas pucuk dengan harapan akan tumbuh
tunas lateral yang mana peran auksin yang disentesis pada tunas pucuk
akan terhenti dan pada pengamatan ini digantikan oleh beberapa
jenis konsentrasi hormon auksin(IAA) yang berfusi
dengan lanolin untuk mengetahui pertumbuhan tunas
27
lateralnya.
Auksin sintetik seperti laoalin diperlukan karena jaringan
dipisahkan dari sumber auksin alami.
Perangsang pertumbuhan sintetik dalam
campuran yang tepat merangsang kalus (pembentukan massa sel yang
27
tidak terdiferensiasi), diferensiasi organ dan morfogenesis seluruh
tanaman dari satu sel parankima. Lanolin yang memiliki kadar auksin
/IAA 0,01% atau C10H9O2N merupakan suatu grup dan senyawa senyawa
lain misalnya asam naftalin asetat (C6H10O2) dan
asam 2,4 diklorofenaksi, asetat (C8H6O3Cl2) atau disingkat
2,4-D. Banyak lagi auksin lain dan sangat mudah untuk mwngetahui
apakah senyawa itu auksin atau tidak. Efek karakteristik auksin adalah
kemampuan untuk mendorong pembengkokan suatu benih dan efek ini
berhubungan dengan adanya suatu grup atau di dalam molekul auksin
tersebut (Suasono,1986).
Auksin merupakan istilah genetik untuk subtansi pertumbuhan
yang khususnya merangsang perpanjangan sel, tetapi auksin juga
menyebabkan suatu kisaran respon pertumbuhan yang agak
berbeda-beda. Respon auksin berhubungan dengan
konsentrasinya. Konsentrasi yang tinggi bersifat
menghambat (Gardner,1991). Auksin mengatur proses di dalam tubuh
tanaman dalam morfogenesis. Misalnya kuncup lateral dan
pertumbuhan akar dihambat oleh auksin namun permukaan
pertumbuhan kar baru digalakkan pada jaringan kalus.
Konsentrasi auksin yang berlebihan menyebabkan
ketidaknormalan seperi epinasti (kelainan bentuk daun yang disebabkan
oleh pertumbuhan yang tidak sama urat daun bagian ujung dan
pangkalnya.
Auksin mempengaruhi pengembangan dinding sel dimana
mengakibatkan berkurangnya tekanan dinding sel terhadap protoplas.
Maka karena tekanan dinding sel berkurang, protoplas mendapat
kesempatan untuk meresap air dari sel-sel yang ada di bawahnya,
karena sel-sel yang ada di dekat titik tumbuh mempunyai nilai osmotis yang
tinggi. Dengan demikian diperoleh sel yang panjang dengan vakuola yang
besar d daerah belakang titik tumbuh.
Hal ini diakrenakan dengan memotong bagian pemnajangan
28
pada ujung batang, pada tumbuhan yang dipotong
bagian ujungnya (kuncup/tunas apikal) akan terjadi penghentian
produksi auksin oleh pucuk apikal maka auksin yang tertimbun di
tunas lateral akan mengalami
29
perubahan balik sehingga kadar auksin pada
tunas lateral tersebut berkurang (Dahlia,2001). Sedangkan
terjadinya penambahan konsentrasi IAA yang lebih tinggi dari kuncup
yang sedang tumbuh sehingga kuncup terpacu pertumbuhannya diikuti
oleh peningkatan jumlah dan konsentrasi IAA dikuncup tersebut.
Beberapa hari /saat setelah pemotongan, konsentrasi IAA
ditunas tersebut hampir 10 kali lebih banyak dibandingkan pada
kuncup yang lebih lambat pada tumbuhan pembanding
(Hillman,dkk.1997).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada konsentrasi 0 ppm
(kontrol) seharusnya menunjukkan pertumbuhan yang paling cepat
dikarenakan pada potongan batang yang memanjang akibat
pemberian auksin adalah sel epidermis dan untuk lapisan subepidermis
(hipodermis, korteks dan empulur) mengandung sel yang ada di
bawah tekanan sehingga mudah memanjang.
Pemanjangannya terbatas karena sel tersebut terikat
melalui polisakarida dinding sel yang bersambungan pada sel epidermis
yang tidak dapat merenggang dengan cepat. Hasil
keseluruhannya ialah lapisan sub epidermis memanjang sampai
cukup menjadikannya dinding sel epidermis yang tumbuh lebih lambat
agak tegang. Tegangan dalam dan renggangan luar akan mendorong
epidermis tumbuh lebih cepat. Namun dindingnya tidak merenggang
dengan cepat, kecuali auksin (Growton), diberi lebih banyak agar
dinding lebih kendur (Cosgrove 1986 dan Kutshera, 1987).
Potongan batang yang diberi auksin memberi respon dengan cara
mengembangkan dinding epidermis yang sudah lebih kendur. kemudian sel
epidermis yang menempel juga memanjang sehingga batang
memanjang lebih cepat. Tetapi pada pengamatan
yang lakukantidak demikian konsentrasi 20 ppm menunjukkan
pertumbuhan paling cepat dikarenakan data yang diambil seharusnya
adalah jumlah tunas yang muncul dan pada bagian mana tunas yang
pertama kali muncul apakah dekat dengan pemotongan atau jauh
30
sehingga tidak dapat terkam pada data ini.
Daftar Rujukan
31
Chambell. 2000.Biologi. Erlangga: Jakarta.
Dahlia. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UM Press: Malang.
Hilman. 1997. Pertumbuhan Tanaman Tinggi. Cakrawala: Yogyakarta.
Setjo,Sustetyoadi.2004. Anatomi Tumbuhan. UM Press: Malang.
II. BAHAN DAN ALAT
A. Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan yaitu:
1. Kecambah kacang hijau ( Phaseolus radiatus )
2. pasta lanolin
3. pasta IAA 400 ppm
B. ALAT
1. Silet
2. Pot tempat perkecambahan
III. METODE
Sediakan 6 kecambah kacang hijau berumur 4 hari dalam
pot. Perkecambahan dilakukan diruang gelap.
Dua kecambah dipotong pucuknya tepat dibawah pasangan daun
pertama dengan silet dan ujung batangnya diberi pasta lanolin.
Dua kecambah lainnya dipotong juga seperti perlakuan
sebelumnya dan ujungnya diberi pasta lanolin dan IAA
Dua kecambah sisanya dibiarkan sebagai control
Setiap kecambah diberi label sesuai dengan perlakuan
yang dibuat
32
Amati selama 3-5 hari
30
Amati kondisi morfologinya dengan tiga kondisi yang berbeda
Analisis hasil yang diperoleh
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
B. PEMBAHASAN
Daftar Pustaka
31