BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Terdahulu
1. Suryagraha Pandegatama (NIM : 11110003) dengan judul “ عناصر
"السجعوالجناس في سورة القلم (دراسة تحليلية بديعية) /‘anāṣiru al-saja‘u wa al-
jināsu fī sūratin al-qalami (dirāsatun taḥlīliyyatun badī‘iyyatun)/ skripsi
pada tahun 2016 di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Pada penelitian ini,
objek yang digunakan adalah surah Al-Qalam di dalam Al-Quran.
Penelitian ini menggunakan metode Kepustakaan dan metode Analisis
Deskriptif, dengan teori Ilmu Balaghah dari Ali al-Jarimi dan Musthafa
Amin. Penelitian ini fokus pada berapa jumlah ayat yang terkandung Saja’
dan Jinas dalam surah Al-Qalam dan jenis Jinas yang terdapat dalam surah
Al-Qalam. Hasil penelitian ini menunjukkan pada surah al-Qalam ada dua
uslub yaitu sajak dan jinas. Uslub sajak terdapat pada 47 ayat, dari ayat-
ayat tersebut terdapat dua macam sajak. Sedangkan uslub jinas terdapat
pada tujuh ayat yang terdiri dari empat macam jinas. Dari penelitian ini
dapat diketahui fungsi dari uslub sajak dan jinas, yaitu berfungsi
memperindah kalimat atau ayat-ayat pada surah al-Qalam.
2. Ahmad Irwandi (NIM : 107021001474) dengan judul لجناس و انوا عه ا
-al-jināsu wa anwā’uhu fī al/فياالحادث النبوة في كتاب االذكار المام النور
aḥādiṡi al-nubuwwati fī kitābi al-ażkāri li imā mi al-nūri/ skripsi tahun
2011 di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Pada penelitian ini, objek yang
digunakan adalah Kitab االحادث النبوة في كتاب االذكار المام النور /al-
Universitas Sumatera Utara
aḥādiṡi al-nubuwwati fī kitābi al-ażkāri li imā mi al-nūri/. Penelitian ini
menggunakan metode Kepustakaan dan metode Analisis Deskriptif dengan
teori Jinas Ahmad Musthafa al-Maraghi, Ahmad Hasyimi, Ali al-Jarimi dan
Musthafa Amin. Penelitian ini fokus pada Keindahan Lafaz pada Jinas dan
pembagiannya, serta pengertian Jinas dan pembagian Jinas yang
terkandung di dalamnya. Hasilnya, Jinas lafzhi terbagi dua, Jinas Tam
(Mumatsal dan Mustaufi), dan Jinas Ghayru Tam (Mahruf, Naqish,
Marduf, Muktanif, Mutharraf, Madzil, Mudhari’, Lahiq dan Qalb). Adapun
yang terkandung di dalam Kitab االحادث النبوة في كتاب االذكار المام النور /al-aḥādiṡi al-nubuwwati fī kitābi al-ażkāri li imā mi al-nūri/yang termasuk
kategori Jinas Taam yang terdiri dari tujuh hadits : (Mumatsal : tujuh
hadits, Mustaufi : tidak ada), dan yang termasuk kategori Jinas Ghayru
Taam terdiri dari dua puluh empat hadits : (Lahiq : tujuh belas hadits,
Mudhari’: tiga hadits, Mahruf: dua hadits, Naqish: dua hadits, Marduf,
Muktanif, Mathruf, Madzil dan Qalb: tidak ada)
3. Nurul Zarina (NIM : 120704001) dengan judul الكريم تحليل الجناس فى القرأن taḥlīlu al-jināsi fī al-qurāni al-karīmi juz’u tis‘u wa/ جزأ تسع و عشرين
‘isyrīna/ “Analisis Jinas di dalam Al-Quran Karim juz 29” pada tahun 2016
di Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada penelitian ini, objek yang
digunakan adalah Al-Quran Karim juz 29. Penelitian ini menggunakan
metode Kepustakaan dan Metode Analisis Deskriptif, dengan teori Jinas
Nashaf, Hasyimi, Dayb dan Ahmad Qasym. Penelitian ini fokus pada
jumlah Jinas dan pembagian jenis Jinas di dalam Al-Quran Karim juz 29.
Hasilnya, jumlah Jinas di dalam Al-Quran juz 29 adalah 56 Jinas, dan jenis
Jinas yang terdapat di dalam Al-Quran Karim juz 29 yaitu: Jinas Tam :
Jinas mumatsal terdapat 5 Jinas. Pada Jinas Ghairu Tam : Jinas mudhari’
terdapat 2 Jinas, Jinas Lahiq terdapat 10 Jinas, Jinas mushaf terdapat 2
Jinas, Jinas naqis terdapat 5 Jinas, Jinas mahruf terdapat 2 Jinas, Jinas lafzi
terdapat 2 Jinas, dan Jinas Isytiqaq terdapat 22 Jinas.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga penelitian tersebut di atas sudah tentu akan berbeda dengan
penelitian ini, karena dalam penelitian ini peneliti mengkaji objek yang berbeda
dengan tiga peneliti di atas. Objek peneliti adalah Bab I dalam pasal kelima dari
kitab al-mukhtāru min/ المختار من بيانه و حكمه (الباب االول في الفصل الخامس
bayānihi wa ḥikamihi (al-bābu al-awwalu fī al-faṣli al-khāmisi/ yang berisi
kumpulan mutiara hikmah Ali bin Abi Thalib peribahasa. Peneliti juga
menggunakan teori yang berbeda dengan tiga peneliti di atas. Peneliti
menggunakan teori Ibnu ‘Aziz ‘Atyq dan teori pendukung dari Ali al-Jarimi dan
Musthafa Amin, Hasyimi, Dr Qasym dan Mahyuddin.
2.2 Ilmu Balaghah dan Pembagiannya
Sebelum membahas mengenai teori Jinas, peneliti akan memaparkan
terlebih dahulu apa itu Ilmu Balaghah dari kutipan beberapa ahli Balaghah.
البالغة إصطالحا : هي مطابقة الكالم الفصيح لمقتضى الحال, فال بد فيها من التفكير
فيالمعاني الصادقة القيمة القوية المبتكرة منسقة حسنة الترتيب, مع توخي الدقة في انتقاء
الكلمات والساليب علي حسب مواطن الكالم و مواقعه و موضوعا ته و حا ل من ان يكتب
.لهم او يلقي إليهم
/al-balāghatu iṣṭilāḥan : hiya muṭābiqatu al-kalāmi al-faṣīḥi li muqtaḍā al-ḥāli, fa lā budda fīhā min al-tafkīri fī alma‘āniyyi al-ṣādaqati al-qīmati al-qawiyyati al-mubtakirati munsiqatin ḥasanatin al-tartībi, ma‘a tawakhī al-diqati fī intiqā’i al-kalimāti wa li asālībi ‘alā ḥasbi mawāṭini al-kalāmi wa mawāqi‘ihi wa mauḍū‘ātihi wa ḥālin man an yaktuba lahum au yulqā ilaihim/ `Ilmu Balaghah secara istilah : adalah kesesuaian antara ucapan (kalam) yang fasih, yang harus bersumber dari sebuah pemikiran yang dalam, maknanya yang memiliki nilai sangat indah dan tersusun dengan rapi, ketepatan dalam diksi (pemilihan kata) dan uslub-uslub yang sesuai dengan perkataan dan posisi dan tema pada hal yang akan disampaikan`. (Qasym dan Dayyib, 2003:7)
Universitas Sumatera Utara
البالغة هي تأدية المعني الجليل واضحا بعبارة صحيحة فصيحة لها في النفس أثر خالب,
مع مالءمة كل كالم للموطن الذي يقال فيه واالشخاص الذي يخاطبون و البالغة مأخوذة
من قولهم.
/al-balāghatu hiya ta’diyatu al-ma‘nā al-jalīli wāḍiḥan bi‘ibāratin ṣaḥīḥatin faṣīḥatin lahā fī al-nafsi aṡri khilābi, ma‘a malā’imatin kullu kalāmin lilmauṭini allażī yuqālu fīhi wa al-asykhāṣu allaḍī yukhāṭibūna wa al-balāghatu ma’u khūżatin min qaulihim./ `Balaghah adalah menyampaika makna yang mulia secara jelas dengan pengungkapan yang benar dan fasih, yang memberi pengaruh dalam menarik hati, yang sesuai dengan bahasa daerah setempat lawan bicara dan pembicara`. (Hasyimi, tt:40) Maka dari pengertian Ilmu Balaghah di atas, dapat dicermati bahwa Ilmu
Balaghah merupakan Ilmu yang khusus dan istimewa karena dengan ilmu
Balaghah dianalisis keindahan bahasa Arab, baik dari segi lafaz maupun dari segi
maknanya yang mencerminkan estetika bahasa Arab.
Luasnya perbendaharaan kata dalam bahasa Arab membuat para ahli
Balaghah membagi ilmu Balaghah menjadi tiga bagian, yaitu: Ilmu Bayan, Ilmu
Ma’ani dan Ilmu Badi’. Dikutip dari tulisan Dr. Qasym dan Dr. Mahyuddin di
dalam kitab علوم البالغة/‘ulūmu al-balāghati/
قسم البلغيون علوم البالغة ثالثة أقسام هي: علم المعاني، علم البيان، علمالبد يع
/qasama al-balaghiyyūna ‘ulūma al-balāghati ṡalāṡatu aqsāmin hiya : “ilmu al-ma‘āni, ‘ilmu al-bayāni, ‘ilmu al-badī‘i/ `para ahli balaghah membagi ilmu balaghah menjadi 3 jenis yaitu : ilmu ma’ani, ilmu bayan, ilmu badi’ `. (Qasym dan Dayyib, 2003:50)
Berikut ini ada penjelasan dari Ilmu Badi’, Ilmu Bayan dan Ilmu Ma’ani
البديع لغة: جاء فى اللسان (بدع). الشيئ الذي يكون أوال. واصطالحا تزيين أللفاظ
أوالمعانيبألوان بد يعة من الجمال اللفظي أو المعنوي، و يسمى العالم الجامع لطرق التزيين.
Universitas Sumatera Utara
/al-badī‘u lughatan : jā’a fī al-lisāni (bada‘a). al-syai’u al-lażī yakūnu awwalān. wa iṣṭilāḥan tuzayyīnu li al-fāẓin au al-ma‘āniyyin bi alwānin badī‘atin min al-jumāli al-lafẓiyyi au al-ma‘nawiyyi, wa yusammā al-‘ālimu al-jāmi‘u liṭariqin al-tazyīni / `Badi’ secara bahasa dilihat dari kamus Lisan al-‘Arabi berasal dari kata بدع/bada‘a/artinya sesuatu yang baru. Secara istilah yaitu menghiasi lafadz atau makna dengan warna-warna baru dari keindahan lafadz dan makna, para ulama balaghah menyebutnya sebagai teknik menghias lafaz dan makna` (Qasym dan Dayyib, 2003:52)
البيان لغة: جاءفي اللسان (بين). البيان:ما يبين به الشيئ من الداللة وغيرها. واصطالحا جاء في كتاب التعريفات "البيان عبارة عن إظهار المتكلم المراد السمع".
/al-bayānu lughatan : jā’a fī al-lisāni (bayyinu). al-bayānu : mā yubayyinu bihi al-syai‘u min al-dalālati wa ghairi hā. wa iṣṭilāḥan jā’a fī kitābin al-ta‘rīfāti al-bayānu ‘ibāratin ‘an iẓhāri al-mutakallimi al-murādi al-sima‘i/ `Bayan secara
bahasa dilihat dari kamus Lisan al-‘Arabi berasal dari kata بين/bayyinu/. ‘Ilmu Bayan adalah ilmu yang menjelaskan di dalamnya sesuatu dari konteks atau tidak.Secara istilah, di dalam buku ta’rifat, “Ilmu Bayan adalah perumpamaan dari
penjelasan maksud pembicara yang mendengar`. (Qasym dan Dayyib, 2003:138)
في معجم المصطلحات العربية، المعانى: هو أحد علوم البالغة العربية (المعاني، والبيان،
والبديع)، وهو العلم الذي يعرف به ما يلحق اللفظ من احوال حتى يكون مطابقا لمقتضى
الحال.
/fī mu‘jami al-muṣṭaliḥāti al-’arabiyyati, al-ma‘ān i : hu wa aḥadu ‘ulūmu al-balāghati al-’arābiyyati (al-ma‘āni, wa al-bayāni, wa al-badī‘i/ `Di dalam kamus terminologi Arab, ilmu ma’ani yaitu salah satu dari cabang ilmu balaghah Arab (ilmu ma’ani, ilmu bayan, ilmu badi’), yaitu ilmu yang membahas lafaz-lafaz yang ditimbulkan dari sebuah keadaan hingga sesuai dengan situasi dan kondisi` (Qasym dan Dayyib, 2003:259)
Uraian di atas menjelaskan bahwa Badi’ khusus membahaskeindahan lafaz
dan makna, manguraikan keindahan susuan kata dalam lafaz-lafaz bahasa Arab
dan memaparkan dalamnya makna yang terkandung di dalam lafaz bahasa
Arab.Bayan khusus membahasa perumpamaan-perumpamaan dalam bahasa Arab
yang harus dijelaskan dan dipahami makna dari perumpamaan tersebut,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan ma’anikhusus mempelajari lafaz-lafaz yang dibuat agar sesuai dengan
situasi dan kondisi.
2.3 Ilmu Badi’
2.3.1 Pengertian Ilmu Badi’
Seperti yang sudah peneliti jelaskan di latar belakang, peneliti mengambil
fokus pembahasan pada Ilmu Badi’ yaitu salah satu cabang Ilmu Balaghah yang
khusus membahas keindahan makna dan keindahan lafazh. Pengertian Ilmu Badi’
dari beberapa kitab lain sebagai berikut
البديع كما يقول الخطيب محمد بن عبد الرحمن في كتابه (التلخيص) هو العلم يعرف به
.وجوهتحسن الكالم بعد رعاية المطابقة و وضوح الداللة
/al-badī’u kamā yaqūlu al-khaṭību muḥammadun ibnu ’abdi al-raḥmāni fī kitābihi (al-takhlīṣu) huwa al-‘ilmu yu‘rifu bihi wujūhu taḥsinu al-kalāmi ba‘da ri‘āyatin al-muṭābiqati wa wuḍūḥu al-dalālati/ `Badi’ seperti disampaikan oleh khatib Muhammad bin ‘Abdurrahman (kitab talkhis) yaitu ilmu yang menampilkan keindahan ungkapan namun tetap menjaga keindahan kata yang mengikutinya dan kejelasan dalil-dalilnya` (‘Atyq, tt:7)
"البديع هو النظر في تزيين الكالم و تحسينه بنوع من التنميق : إما بسجع يفصله, أو
تجنيس يشابه بين الفاظه, أو ترصيع يقطع أوزانه, أو تورية عن المعنى المقصود بإيهام
معني أخفى منه, ال يشتراك اللفظ بينهما, أو طباق بالتقابل بين األضداد و أمثال ذلك"
/al-badī‘u huwa al-naẓru fī tazyīni al-kalāmi wa taḥsīnihi binau‘in min al-tanmīqi : immā bisaj‘in yufaṣilihi, au tajnīsi yusyābihu baina al-fāẓihi, au taraṣiya‘u yaqṭa‘u auzānuhu, au tauriyatu ‘an al-ma‘nā al-maqṣūdi bi’īhāmi ma‘nā akhfā minhu, lā yasytarāku al-lafẓi bainahumā, au ṭibāqu bi al-tiqābili baina al-aḍdādi wa amṡāli żālika/ `Al-Badi’ adalah teori dalam estetika kata dan memperbaikinya dengan berbagai cara : adapun saja’ dengan menjelaskan, sedangkan jinas pemilihan kata yang berpadan bagi kata lainnya, adapun tarasiya’ mencermati bentuk kata, adapun tauriyah tentang makna yang dimaksud dengan menyembunyikan makna kata yang tidak berkaitan antara keduanya, atau tibaq dengan saling memadankan antara dua hal yang berlawanan dan semisalnya`. (Ibnu Khaldun dalam ‘Atyq, tt:7)
Universitas Sumatera Utara
Maka dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, ilmu Badi’ adalah ilmu
yang bukan hanya membahas dan mengupas keindahan keindahan lafaz bahasa
Arab, namun juga membahas dan mnegupas keindahan dan ketinggian makna dari
lafaz bahasa Arab.
2.3.2 Pembagian Ilmu Badi’
Ilmu Badi’ terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu keindahan makna
( al-muḥassinātu al-ma‘nawiyyati/) dan keindahan lafazh/ المحسنات المعنوية
( al-muḥassinātu al-lafẓiyyatu/) yang mana pada masing-masing/المحسنات اللفظية
pembahasan tersebut memiliki cabang lagi.
والمحسنات البديعية ضربان : معنوي يرجع إلى تحسين المعنى أوال وبالذاتوضرب
لفظي يرجع إلى تحسين اللفظ أصال
/wa al-muḥassinātu al-badī‘iyyatu ḍarbāni : ma‘nawiyyu yarji‘u ilā taḥsīni al-ma‘nā awwalan wa bi liżāti wa ḍaraba lafẓī yarji‘u ilā taḥsīni al-lafẓi aṣlan/ `keindahan Ilmu Badi’ terbagi menjadi dua : makna yang membahas mengenai keindahan di dalam makna dan lafazh yang membahas mengenai keindahan di dalam lafaz`. (‘Atyq, tt:76)
المحسنات المعنوية : الطباق والمقابلة, التورية, تجاهل العارف, اللف والنشر (مراعاة
.النظير), تأكيد المدح بما يشبه الذم, تأكيد الذم بما يشبه المدح, حسن التعليل, اإلرصاد
/al-muḥassinātu al-ma‘nawiyyatu : al-ṭibāqu wa al-muqābalatu, al-tauriyyatu, tujāhilu al-‘ārifi, al-lafu wa al-nasyaru (marā’atu al-naẓīri), ta’kīdu al-madḥu bimā yusybihu al-żimmu, ta’kīdu bimā yusybihu al-madḥu, ḥusnu al-ta‘līlu, al-irṣādu/ `yang termasuk di dalam keindahan makna yaitu : thibaq dan al-muqabalah, tauriyah, tajahul ‘arif, laf dan nasyar, ta’kid mada bima yusybiu dzam, ta’kid dzam bima yusybihu madah, husnu ta’lil,irshad`.(Qasym dan Dayyib, 2003:64)
المحسنات اللفظية : السجع و االزدواج, الجناس, رداألعجازعلى الصدور, لزوم مااليلزم,
االقتباس و التضمين و اإلبداع.
Universitas Sumatera Utara
/al-muḥassinātu al-lafẓiyyatu : al-saja‘u wa al-izdawāju, al-jināsu, radda al-a‘jāzi ‘alā al-ṣudūri, lizūmin mā lā yulzamu, al-iqtibāsu, wa al-taḍmīnu, wa al-ibdā‘u/ `yang termasuk di dalam keindahan lafazh yaitu : saja’, azdawaj, jinas, radda al a’jaz‘ala shudur, lazum ma la yulzam, iqtibas, tadhmin, ibda`. (Qasym dan Dayyib, 2003:105)
Adapun Jinas termasuk dalam bagian keindahan lafazh seperti yang sudah diuraikan di atas. 2.4 Jinas dan Pembagiannya
2.4.1 Pengertian Jinas
Pengertian Jinas dikutip dari beberapa buku adala sebagai berikut :
الجناس : أما أبو هالل العسكري فقد عرفه بقوله : " كلمتين تجانس كل واحدة منهما
.صاحبتها في تأليف حروفها
/al-jināsu : ammā abū halāli al-‘askariyyi faqad ‘arifahu biqaulihi: “kalimataini tujānisu kullu wāḥidatin minhumā ṣāḥibatuhā fī ta’līfi ḥurūfihā”./ `adapun jinas menurut Abu Halal al-‘askari adalah dua kalimat yang sama tiap-tiap unsur keduanya di dalam penulisan hurufnya`. (Qasym dan Dayyib, 2003:114)
التجنيس ان تجيئ الكلمة تجانس اخرى في بيت شعروكالم ومجانستها لها ان تشبهها في
تأليف حروفها.
/al-tajnīsu an tajī’a al-kalimatu tujānisi ukhrā fī baitin syi‘rin wa kalāmin wa majānisatihā lahā an tasybahuhā fī ta’līfi ḥurūfihā/ `jinas ialah kata yang jenisnya sama di dalam bait syair dan kalimat dan persamaannya terletak persamaan huruf dan susunan hurufnya`. (‘Atyq, tt:195) Maka dari uraian mengenai jinas di atas dapat disimpulkan bahwa jinas
termasuk ke dalam bagian pembahasan keindahaan lafaz dalam bahasa Arab, jinas
adalah persamaan atau kemiripan dua kata, baik dari huruf, jumlah huruf, harakat
huruf, dan susunan huruf / jenisnya namun memiliki makna yang berbeda.
2.4.2 Pembagian Jinas
Universitas Sumatera Utara
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Ibnu ‘Aziz ‘Atyq,
kitab Ilmu Badi’ yang membagi Jinas menjadi dua, yaitu Jinas Tam dan Jinas
Ghairu Tam.
الجناس ينقسم قسمين : تام و غيرتام , الجناس التام : هو ما اتفق فيه اللفظان في أربعة
أمور هي : أنواع الحروف, وأعدادها, وهيئتها الحاصلة من الحركات والسكنات, وترتيبها.
/al-jināsu yanqasimu qismaini : tāmmun wa ghairu tāmmi, al-jināsu tāmmu : huwa mā ittafaqa fīhi al-lafẓāni fī arb‘atin umūrin hiya : anwā‘u al-ḥurūfi, wa a‘dāduhā, wa haiatuhā al-ḥāṣilati min al-ḥarakāti wa al-sakināti wa tartībihā/ `Jinas terbagi dua, tam wa ghairu tam. Adapun jinas tam ialah : jinas yang di dalamnya terdapat dua lafaz yang sama dalam empat hal, yaitu kesamaan huruf, jumlah, harakat dan susunannya`. (‘Atyq, tt:197) Defenisi di atas menunjukkan bahwa jinas taam memiliki ciri sebagai berikut :
1. 2 kata yang memiliki kesamaan huruf
2. 2 kata yang memiliki kesamaaan jumlah
3. 2 kata yang memiliki kesamaan harakat
4. 2 kata yang memiliki kesamaan susunan
Contohnya :
...U U
/yakādu sanā barqihī yażhabu bi al-abṣāri (43) yuqallibu allāhu al-laila wa al-nahāra inna fī żālika la‘ibratan liuli al-abṣāri/ `Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan UpenglihatanU. Allah mempergantikan malam dan siang. Sungguh, pada yang demikian itu, pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam)`. (QS. 24:43-44) (‘Atyq, tt:198) Pada contoh, didapati kata األبصار/al-abṣāru/ diulang dua kali, makna kata
,al-abṣāru/ yang pertama adalah penglihatan (melihat dengan mata)/األبصار
sedangkan makna kata األبصار/al-abṣāru/ yang kedua adalah penglihatan kasat
mata (pemahaman, ilmu).Tanda jinas dari kedua kata di atas yaitu sama hurufnya
Universitas Sumatera Utara
( sama harakat kedua kata, jumlah huruf yang sama, dan susunan ,(أ, ب, ص, ا, ر
huruf yang sama dalam bentuk ism.
Perkataan Bukhtari
على الهوى * فليس بسر ما تسر األضالع عين راحت وهي العينإذا
/iẓā al-‘ainu rāḥatu wa hiya ‘ainun ‘alā al-hawā * falaisa basara mā tusirru al-aḍāli‘i/ `Apabila mata terpejam, bermimpilah ia. Bukan rahasia lagi, ia pun mulai memainkan perannya`. (‘Atyq, tt:198)
Pada contoh di atas terdapat kata العين/al-‘ainu/ yang diulang dua kali ,
makna kata العين/al-‘ainu/ yang pertama adalah melihat, sedangkan makna kata
al-‘ainu/ yang kedua adalah mata-mata (spy). Adapun tanda jinas kedua kata/العين
di atas yaitu sama hurufnya ( sama harakat kedua kata, jumlah huruf ,(ع, ي, ن
yang sama, dan susunan huruf yang sama yaitu dalam bentuk ism.
Adapun penjelasan Jinas Ghairu Tam adalah sebagai berikut
الجناس غير التام : و هو ما اختلف فيه اللفظان في واحد من األمور األربعة السابقة التي
يجب توافرها في الجناس التام , وهي : أنواع الحروف, وأعدادها, وهيشتها الحاصلة من
الحركات والسكنات, وترتيبها.
/ al-jināsu ghairu tām : wa huwa ikhtalafa fīhi al-lafẓāni fī wāḥidin min al-umūri al-arba‘ati al-sābiqati al-latī yajibu tuwāfiruhā fi al-jināsi al-tāmmi, wa hiya : anwā‘u al-ḥurūfi, wa a‘dāduhā, wa haisyatuhā al-ḥāṣilati min al-ḥarakāti wa al-sakināti wa tartībuhā/ `Adapun jinas ghairu tam ialah : jinas yang di dalam dua lafaz terdapat satu perbedaan dari empat hal wajib yang telah disebut sebelumnya dalam jinas tam, yaitu yaitu huruf, jumlah, harakat, dan susunannya (bentuk)`. (‘Atyq, tt:205).
Defenisi di atas menunjukkan bahwa ciri jinas ghairu taam ialah apabila 2 kata
memiliki salah satu perbedaan dari 4 ciri jinas taam, sebagai berikut :
1. berbeda hurufnya
2. berbeda jumlahnya
3. berbeda harakatnya
Universitas Sumatera Utara
4. berbeda susunannya
Contoh Jinas berbeda huruf
... /wa hum yanhauna ‘anhu wa yan’auna ‘anhu/ `dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Qur’an dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya...`.(QS. 6:26) (Hasyimi, 1994:268) Pada contoh di atas, terdapat kata ينهون /yanhauna/ yang artinya
“melarang” dan kata ينأون/yan’auna/ yang artinya “menjauhkan”. Adapun tanda
jinas keduanya yaitu, kata ينهون /yanhauna/ dan ينأون/yan’auna/ memiliki
susunan kata yang sama, harakat huruf yang sama, keduanya sama berbentuk fi’il,
namun ada salah satu huruf yang berbeda yaitu huruf ه/h/ dan أ/a/.
Contoh Jinas berbeda harakat Puisi Salahuddin Al-Shafadi
الجد با الجد و الحرمان باالكسل * فأنصب تصب عن قريب غاية األمل
/al-jaddu bi al-jiddi wa al-hirmānu bi al-kasli fa anṣab taṣibu ‘an qarībin ghāyati al-amali/ `keberuntungan itu terletak pada kesungguhan,dan kemelaratan itu terletak pada kemalasan. Berjibakulah, engkau akan mendapatkan cita-citamu segera` (semprulle 44.blogspot.co.id/2013/02/gaya-bahasa-jinas-dalam-asas-al_7.html?m=1)
Pada contoh di atas, terdapat kata al-jaddu/ yang/الجد
artinya“keberuntungan” dan kata الجد /al-jiddi/ yang artinya “kesungguhan”.
Kedua lafaz tersebut dibedakan oleh harakat huruf ج/j/, yang pertama berharakat
fathah dan yang kedua berharakat kasrah.
Contoh Jinas berbeda jumlah huruf
المحال من الحالدوام
/dawāmu al-ḥāli min al-muḥāli/ `Berkekalannya keadaan itu termasuk hal yang mustahil`. (Hasyimi, 1994:265)
Universitas Sumatera Utara
Pada contoh di atas, terdapat kata الحال/al-ḥālu/ yang artinya “keadaan”
berjumlah lima huruf, sedangkan kata المحال/al-muḥālu/ yang artinya “hal yang
mustahil” berjumlah enam huruf. Tanda jinasnya adalah perbedaan jumlah huruf
keduanya.
Contoh Jinas berbeda susunan
رحم هللا امرا أمسك ما بين فكيه و اطلق ما بين كفيه /raḥima allāhu amran amsaka mā baina fakkaihi wa aṭlaqa mā baina kaffaihi/ `mudah-mudahan Allah merahmati seseorang yang dapat mengekang apa yang ada antara dua tulang rahangnya dan melepaskan apa yang ada antara kedua telapak tangannya` (Hayimi, 1994:274) Kata فكيهbermakna `dua tulang rahang` dan kata فكيهbermakna `dua telapak
tangan`. Kata فكيهdan كفيهterbalik susunan hurufnya pada huruf /k/ dan /f/. Kata
tersusun dariفكيه tersusun dari huruf /f/, /k/, /y/, dan/h/ sedangkan pada kataفكيه
huruf /f/, /k/, /y/, dan /h/.
Dari buku yang sama, Jinas Tam dan Jinas Ghairu Tam terbagi lagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut
)الجناس التركيب ۳) الجناس مستوفى ، ۲) الجناس المماثل ، ۱اقسمام الجناس التام :
) جناس ال حق۲) جناس مضارع ۱اقسام الجناس غير التام :
/ aqsāmu al-jin āsu tām : 1 ) al-jināsu al-mumāṡalu, 2) al-jināsu mustaufi, 3) al-jināsu al-tarkību. aqsāmu al-jināsu ghairu tām : 1) jināsu muḍāri‘u, 2) jināsu lā ḥaqqu./ `jinas terbagi kepada 2 bagian, yaitu jinas tam dan ghairu tam. pembagian jinas tam : 1) jinas mumatsal, 2) jinas mustaufa, 3) jinas tarkib. pembagian jinas ghairu tam : 1) jinas mudhari’, 2) jinas laa haq`. 2.4.2.1 Jinas Tam
Sebagaimana telah diuraikan di atas, Jinas Tam adalah jinas yang di dalamnya terdapat dua lafazh yang memiliki kesamaan dalam huruf, jumlah, harakat dan susunannya. Jinas Tam menurut ‘Atyq terbagi menjadi tiga, yaitu Jinas Mumatsal, Jinas Mustaufi dan Jinas Tarkib.
2.4.2.1.1 Jinas Mumatsal
Universitas Sumatera Utara
Ibnu ‘Aziz ‘Atyq di dalam bukunya ‘Ilmu Badi’ menyebutkan :
الجناس المماثل : هو ما كان ركناه أي لفظاه من نوع واحد من أنواع الكلمة, بمعنى أن يكونا
إسمين, أو فعلين, أو حرفين.
/al-jināsu al-mumāṡalu : huwa mā kāna ruknāhu ay lafẓāhu min nau‘in wāḥidin
min anwā‘i al-kalimati, bima‘nā an yakūnā ismaini, au fi‘laini, au ḥarfaini/ `jinas
mumatsal yaitu jinas yang rukun lafazhnya (huruf) terdiri dari jenis kata yang
sama seperti ism dengan ism, fi’il dengan fi’il dan huruf dengan huruf `
(‘Atyq, tt:197)
Contoh :
رحبة رحبة
/raḥbatun raḥbatun/ `beranda rumah yang luas` (Hasyimi, 1994:264)
Kata رحبة/raḥbatun/yang pertama makna yang dimaksud adalah beranda
(rumah), sedangkan pada kataرحبة/raḥbatun/yang kedua makna yang dimaksud
adalah keadaan yang luas. Contoh lafazh di atas menunjukkan lafazh jinas
mumatsal ism dengan ism.
Kesimpulannya adalah, jinas mumatsal yaitu dua kata yang sama hurufnya,
sama jumlah hurufnya, sama harakatnya dan sama susunan hurufnya namun
memiliki arti yang berbeda dan dua kata tersebut dari jenis kata yang sama seperti
fi’il dengan fi’il, ism dengan ism, dan huruf dengan huruf.
2.4.2.1.2 Jinas Mustaufi
Defenisi jinas mustaufi menurut Atyq adalah sebagai berikut :
الجناس المستوفى : هو ما كان ركناه أي لفظاه من نوعين مختلفين من أنواع الكلمة, بأن
يكون أحدهما اسما واالخر فعال. أو بأن يكون أحدهما حرفا واالخر اسما و فعال.
Universitas Sumatera Utara
/al-jināsu al-mustaufī : huwa mā kāna ruknāhu ai lafẓāhu min nau‘aini mukhtalifaini min anwā‘i al-kalimati bi an yakūna aḥadu humā isman wa al-ākhiru fi‘lan au bi an yakūna aḥadu humā ḥarfan wa al-ākhiru isman wa fi‘lan/ `jinas mustaifi yaitu jinas yang rukun lafazhnya (huruf) dari dua jenis kata yang berbeda seperti ism dengan fi’il, atau salah satunya terdiri dari huruf dan lainnya ism dan fi’il` (‘Atyq, tt:200)
Contoh :
اذا رماك الدهر في معشر قد اجتمع الناس على بعضهم
وارضهم ما دمت في ارضهم دارهم ما دمت في فدارهم
/iżā ramāka al-dahru fī ma‘syarin qad ajma‘a al-nāsu ‘alā bughḍihim fadārihim mā dumta fī dārihim wa arḍihim mā dumta fī arḍihim/ `bila anda dituduh oleh masa, dalam suatu kelompok tertentu, yang para manusia telah sepakat untuk membenci mereka, maka hiburlah mereka itu selama anda di kampung mereka dan relakanlah mereka selama anda di bumi mereka` (‘Atyq, tt:200)
Kataدارهم/dārihim/yang pertama berbentuk fi’il yang bermakna `hiburlah`
dan kata دارهم/dārihim/ yang kedua berbentuk ism yang bermakna `kampung
mereka`.
Kesimpulannya adalah, jinas mumatsal yaitu dua kata yang sama hurufnya,
sama jumlah hurufnya, sama harakatnya dan sama susunan hurufnya, namun
memiliki arti yang berbeda, dan dua kata tersebut terdiri dari jenis kata yang
berbeda, seperti fi’il dengan ism, ism dengan huruf dan sebaliknya.
2.4.2.1.3 Jinas Tarkib
Pembagian jinas tam yang ketiga yaitu jinas tarkib yang terbagi lagi menjadi
tiga.
جناس التركيب : وهو ما كان أحد ركنيه كلمة واحدة واألخرى مركبة من كلمتين : وهذا
الجناس ثالثة أضرب, جناس المتشابه , جناس المفروق , جناس المرفو.
/jināsu al-tarkībi : wa huwa mā kāna ahadun rukniyyahu kalimatan wāḥidatan wa al-ukhrā min kalimataini : wa hāżā al-jināsi ṡalāṡatu aḍrabi, jināsu al-mutasyābihi,
Universitas Sumatera Utara
jināsu al-mafrūqi, jināsu al-marfuwwi/ `jinas tarkib yaitu bentuk jinas yang kedua lafazhnya satu berbentuk kata dan satunya lagi berbentuk tarkib (susunan kata). jinas tarkib terbagi menjadi tiga bagian : jinas mutasyabih`, jinas mafruq dan jinas marfu` (‘Atyq, tt:202)
2.4.2.1.3.1 Jinas Mutasyabih
جناس المتشابه : وهو ما تشابه ركناه, أي الكلمة المفردة واألخرى المركبة لفظا و خطا
/jināsu al-mutasyābihi : wa huwa mā tasyābuhu ruknāhu ai al-kalimatu al-mufradatu wa al-ukhrā al-murakkabatu lafẓan wa khaṭṭan/ `jinas mutasyabih yaitu jinas yang pada salah satu katanya mufrad dan yang satunya lagi murakkab, dan berbaris` (‘Atyq, tt:202)
إذا ملك لم يكن ذاهبه فدعه فدولته ذاهبه
/iżā malikun lam yakun żāhibahu fada‘hu fadaulatuhu żāhibuhu/ `apabila seorang raja bukan orang yang memberi, maka hendaklah biarkan saja kekuasaannya akan pergi` (‘Atyq, tt:202)
Kata ذاهبه/żāhibahu/ yang pertama bermakna `orang yang memberi`
berbentuk murakkab dan kata ذاهبه/żāhibuhu/ yang kedua bermakna `akan pergi
berbentuk mufrad.
Maka dapat disimpulkan, jinas mutasyabih yaitu dua kata yang jenis katanya
antara mufrad dan murakkab, yang ujung katanya sama, seperti harakatnya,
hurufnya, atau titik pada hurufnya.
2.4.2.1.3.2 Jinas Mafruq
جناس المفروق : وهو ما تشابه ركناه, أي الكلمة المفردة واألخرى المركبة لفظا ال خطا.
/jināsu al-mafrūqi : wa huwa mā tasyābuhu ruknāhu ai al-kalimatu al-mufradatu wa al-ukhrā al-murakkabatu lafẓan lā khaṭṭan/ `jinas mafruq yaitu jinas yang rukunnya dalam bentuk mufrad dan yang satu lagi murakkab, tidak sama ujungnya` (‘Atyq, tt:203)
Contoh :
ال تغرضن على الرواة قصيدة ولم تكن بالغت في تهذيبها
فإذا عرضت الشعر غير مهذب عدوه منك وساوسا تهذى بها
Universitas Sumatera Utara
/lā taghriḍanna ‘alā al-ruwwati qaṣīdatan mā lam takun bālaghta fī tahżībihā faiżā ‘araḍta al-syi‘ra ghaira muhażżabin ‘addauhu minka wasā wisan tahżī bihā/ `janganlah anda memperlihatkan suatu kasidah kepada orang-orang yang meriwayatkan selama anda tidak mengusahakan untuk memeliharanya. bila anda memperlihatkan syair dengan tanpa dipelihara tentu mereka menganggap darimu sebagai bisikan hati yang anda mengigau dengannya` (‘Atyq, tt:203)
Bait yang pertama terdapat kata تهذيبها/tahżībihā/ yang bermakna
`memeliharanya` yang berbentuk murakkab ( dan pada bait kedua ,( تهذيب + ها
terdapat kata تهذى/tahżī/ yang bermakna `mengigau` yang berbentuk mufrad.
Maka dapat disimpulkan, jinas mafruq yaitu dua kata yang jenis katanya
antara mufrad dan murakkab, yang ujung katanya tidak sama, seperti harakatnya,
hurufnya, atau titik pada hurufnya
2.4.2.1.3.3 Jinas Marfu
جناس المرفو : وهو مايكون فيه أحدا الركنين كلمة واالخر مركبا من كلمة وجزء من كلمة.
/jināsu al-marfuwwi : wa huwa mā yakūnu fīhi aḥadan al-ruknaini kalimatun wa al-ukhrā murakkaban min kalimatin wa juz’u min kalimatin/ `jinas marfu yaitu jinas yang salah satu dari rukunnya dalam bentuk kata dan yang satunya murakkab dari kata dan bagian dari kata` (‘Atyq, tt:204)
Contoh :
و ال تله عن تذ كار ذنبك وابكه بدمع يضاهى المزن حال مصابه
و مثل لعينيك الحمام ووقعه وروعة ملقاه و مطعم صا به
/wa lā talha ‘an tiżkāri żanbika wabkihi bidam‘in yuḍāhi al-muzna ḥāla muṣābihi wa maṡṡil li‘ainaika al-ḥimāma wa waq‘ahu wa rau‘ata mulqāhu wa maṭ‘ama ṣābihi/ `dan janganlah kamu lelah dari mengingat dosamu dan tangisilah dosa itu dengan airmata yang menyerupai mendung ketika mencurahkan airnya. dan gambarkanlah dihadapan matamu tentang kematian dan kedatangannya ketakutan dijatuhkannya dan rasa dituangkannya` (Hasyimi, 1994:272)
Bait pertama terdapat kata مصابه/muṣābihi/ yang bermakna `mencurahkan
airnya` dan pada bait kedua terdapat kata صا به/ṣābihi/ yang bermakna
Universitas Sumatera Utara
`dituangkannya`. Kedua kata di atas merupakan murakkab dari asal kata yang
sama, yaitu صب-صبا /ṣabba-ṣabban/ yang artinya menuangkan, mencurahkan.
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa jinas marfu ialah dua kata yang
berbentuk mufrad dan murakkab, yang murakkabnya diambil dari kata mufrad
sebelumnya.
2.4.2.2 Jinas Ghairu Tam
Jinas Ghairu Tam sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, adalah Jinas yang di dalamnya terdapat dua lafazh yang memiliki perbedaan dari salah satu rukunnya yaitu huruf, jumlah, harakat dan susunan.
2.4.2.2.1 Pembagian Jinas Ghairu Tam
‘Atyq membagi jinas ghairu tam menjadi 4 bagian, yaitu jinas ghairu tam
berbeda huruf, jinas ghairu tam berbeda jumlah huruf, jinas gahiru tam berbeda
harakat dan jinas ghairu tam berbeda susunan huruf.
2.4.2.2.1.1 Jinas Ghairu Tam berbeda huruf. Abdul Aziz Atyq di dalam bukunya Ilmu Badi’ menyebutkan Jinas Ghairu Tam berbeda huruf terbagi menjadi dua, Jinas Mudhari’ dan Jinas Lahiq
فإذا اختلف اللفظان في أنواع الحروف فيشترط أال يقع االختالف بأكثر من حرف واحد وهذا
الجناس يأتي على ضربين : جناس مضارع و جناس ال حق .
/faiżā ikhtalafa al-lafẓāni fī anwā‘i al-ḥurūfi fayasytaraṭu alā yaqa‘u al-ikhtilāfu bi akṡari min ḥarfin wāḥidin. wa hāżā al-jināsu ya’tī ‘alā ḍarbaini : jināsun muḍāri‘un wa jināsun lā hiqun/ `maka perbedaan antara dua lafazh pada jenis huruf yaitu perbedaan pada salah satu huruf. jinas pada perbedaan huruf terbagi menjadi dua yaitu jinas mudhari’ dan jinas lahiq` (‘Atyq, tt:205) a. Jinas Mudhari’ ialah jinas yang di dalamnya terdapat dua lafazh yang salah satu hurufnya makhrajnya berdekatan. Seperti pernyataan berikut ini:
جناس مضارع : وهو ما كان فيه الحرفان اللذان وقع فيهما االختلف متقاربين في المخرج
/jināsun muḍāri‘un : wa huwa mā kāna fīhi al-ḥarfāni al-lażāni waqa‘a fīhimā al-ikhtilāfa mutaqāribaini fī al-makhraji/ `jinas mudhari’ yaitu jinas yang pada dua lafazh terdapat dua huruf yang berbeda dan makhraj kedua huruf berdekatan` (‘Atyq, tt:205)
Universitas Sumatera Utara
Contoh : )الخير معقود بنواصيها الخيلقول النبي صلى هللا عليه السالم : (
/qaulu al-nabiyyu ṣalla allāhu ‘alaihi al-salāma : (al-khailu maq‘ūdun binawā ṣibihā al-khairi/ `Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : pada ubun-ubun kuda terkandung kebaikan`. (Amin dan Jarim, 1973:384) Kata الخيل/ al-khailu/ bermakna `ubun-ubun` dan kataالخير/al-khairi/
bermakna `kebaikan`. Dua kata di atas hampir sama, hanya berbeda pada huruf
/l/ل r/ yang makhraj diantara kedua huruf tersebut berdekatan. Huruf/ر l/ dan/ل
makhrajnya pada tengah lidah kanan dan kiri sedangkan huruf ر/r/ makhrajnya
juga pada tengah lidah dengan sedikit dilengkungkan. b. Jinas Lahiq yaitu jinas yang di dalamnya terdapat dua lafazh yang salah satu hurufnya makhrajnya berjauhan. Dikutip dari buku Ilmu Badi’ sebagai berikut :
جناس الحق : وهو ما كان الحرفان فيه متباعدين في المخرج.
/jināsun lā ḥiqun : wa huwa mā kāna al-ḥarfāni fīhi mutabā‘idaini fī al-makhraji/ `jinas lahiq yaitu jinas yang kedua huruf di dalamnya (dua lafazh jinas) berjauhan pada makhrajnya` (‘Atyq, tt:205)
Contoh :
/żālikum bimā kuntum tafraḥūna fī al-arḍi bighairi al-ḥaqqi wa bimā kuntum tamraḥūna/ `yang demikian itu disebabkan karena kamu bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar dan karena kamu selalu bersuka ria (dalam kemaksiatan)` (Q.S 40:75) (Amin dan Jarim, 1973:383)
Kata bermakna bersuka ria dan kata
bermakna bersuka ria (dalam kemaksiatan). Dua kata di
atas hampir sama, hanya berbeda pada huruf ف/f/ dan م/m/ yang makhraj di
antara kedua huruf tersebut berjauhan. Makhraj huruf ف/f/ berada pada gigi
depan atas, sedangkan makhraj huruf م /m/ berada di antara dua bibir.
Perbedaan antara jinas mudhari’ dan lahiq hanya pada makhraj dua huruf
yang berbeda. Pada jinas mudhari’ makhraj dua huruf yang berbeda berdekatan,
sedangkan pada jinas lahiq makhraj dua huruf yang berbeda berjauhan.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2.2.1.2 Jinas Ghairu Tam berbeda jumlah huruf Jinas Ghairu Tam berbeda jumlah huruf terbagi dua, 1) jinas yang salah satu lafazhnya bertambah satu huruf, 2) jinas yang salah satu lafazhnya bertambah satu huruf di akhir.
و إن اختلف اللفظان في أعداد الحروف سمي الجناس ناقصا و ذلك لنقصان أحد اللفظين عن
) ۲) ما كانت الزيادة في أحد لفظيه بحرف واحد, ۱االخرة, وهو يأتي كذلك على ضربين :
ماكانت الزيادة في أحد لفظيه بأكثر من حرف واحد في اخره.
/wa inna ikhtalafa fī a‘dādi al-ḥurūfi summiya al-jināsu nāqiṣan wa żālika linaquṣāni aḥadu al-lafẓaini ‘ani al-ākhirati, wa huwa ya’tī każālika ‘alā ḍarbaini : 1) mā kānat al-ziyādatu fī aḥadin lafẓīhi biḥarfin wāḥidin, 2) mā kānat al-ziyādatu fī aḥadin lafẓīhi bi akṡarin min ḥarfin wāḥidin fī ākhirihi/ `perbedaan dua lafazh pada jumlah huruf dinamakan jinas naqis dan itu naqis pada salah satu huruf dari dua lafazh. jinas naqis terbagi menjadi dua, yaitu tambahan satu huruf pada salah satu lafazh dan tambahan satu huruf di akhir pada salah satu lafazh` (‘Atyq, tt:206) a. Bertambah satu huruf pada salah satu lafazhnya
) ما كانت الزيادة في أحد لفظيه بحرف واحد ۱
/mā kānati al-ziyādatu fī aḥadin lafẓīhi bi ḥarfin wāḥidin/ `jinas yang bertambah satu huruf pada salah satu lafazh` (‘Atyq, tt:206) Contoh :
/wa al-taqatu al-sāqu bi al-sāqi ilā rabbika yaumaiżi al-masāqu/ `dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan) kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau` (Q.S 75:29-30) (‘Atyq, tt:206) Kata /al-sāqi/ bermakna `betis` dan kata /al-masāqu/ bermakna `dihalau`. Kata yang kedua (/al-masāqu/) bertambah satu huruf di tengah (huruf م /m/) dari kata yang pertama /al-sāqi/ b. Bertambah satu huruf di akhir pada salah satu lafazhnya (Madzil)
Universitas Sumatera Utara
) ماكانت الزيادة في أحد لفظيه بأكثر من حرف واحد في اخره۲ /mā kānati al-ziyādatu fī aḥadin lafẓīhi bi akṡarin min ḥarfin wāḥidin fī ākhirihi/ `jinas yang bertambah pada salah satu lafazhnya huruf di akhir` (‘Atyq, tt:207) Contoh : Perkataan Hasan bin Tsabit
القنابل وبالقناوكنا متى يغز النبي قبيلة تصل جانبيه /wa kunnā matā yaghzu al-nabiyyu qabīlatan naṣil jānibaihi bi al-qanā wa al-qanābili/ `bila Nabi Saw. memerangi suatu kabilah, kami senantiasa melindungi beliau dengan tombak dan panah terhunus`. (Amin dan Jarim, 1973:384) Kataبالقناbermakna (dengan) tombak dan kata القنابلbermakna panah
terhunus. Dua kata di atas hampir sama, hanya berbeda pada lafazh القنابلyang
terdapat tambahan dua huruf di akhir yaitu huruf ب/b/ dan ل/l/.
Jinas yang pertama hanya bertambah satu huruf dan boleh terletak di akhir,
di tengah atau di awal kata, sedangkan jinas yang kedua (madzil) bertambah satu
huruf atau lebih di akhir kata
2.4.2.2.1.3 Jinas Ghairu Tam yang berbeda harakat
Jinas Ghairu Tam terbagi menjadi dua, yaitu Jinas Muharraf dan Jinas Mushaf.
وإن اختلف اللفظان في هيئة الحروف الحاصلة من الحركات والسكنات والنقط, فإن الجناس
يأتي فيه على ضربين : محرف و مصحف
/wa inna ikhtalafa al-lafẓāni fī hai’ati al-ḥurūfi al-ḥāṣilati min al-ḥarakāti wa al-sakināti wa al-nuqṭi, fainna al-jināsa ya’tī fīhi ‘alā ḍarbaini : muḥarrafun wa muṣḥafun/ `perbedaan dua lafazh pada pada komponen huruf yaitu harakat, sukun, dan titik terbagi menjadi dua, yaitu jinas `(‘Atyq, tt:208) a. Jinas Muharraf
Universitas Sumatera Utara
الجناس المحرف : هو ماكان اتفق ركناه أي لفظاه في عدد الحروف و ترتيبها و اختلفا في
الحركات فقط سواء كان من اسمين أو فعلين أو من اسم و فعل أو من غير ذلك فإن القصد
اختالف الحركات.
/al-jināsu al-muḥarrafu : huwa mā kāna ittafaqa ruknāhu ai lafẓāhu fī ‘adadi al-ḥurūfi wa tartībihā wa ikhtilafan fī al-ḥarakāti faqaṭ sawā’un kāna min ismaini au fi‘laini au min ismin wa fi‘lin au min ghairi żālika fainna al-qaṣda ikhtilāfu al-ḥarakāti/ `jinas muharraf yaitu jinas yang sama antara dua lafazh pada jumlah huruf dan susunannya amun berbeda pada harakatnya saja, terkadang dalam bentuk ism dengan ism, fi’il dengan fi’il, ism dengan fi’il atau yang lainnya yang berbeda pada harakat ` (‘Atyq, tt:208) Contoh :
/wa laqad arsalnā fīhim munżirīna fanẓur kaifa kāna ‘āqibatu al-munżarīna/ `dan Sesungguhnya telah Kami utus pemberi-pemberi peringatan (rasul-rasul) di kalangan mereka. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu`. (Q.S 37:72-73) (‘Atyq, tt:208) Kata /munżirīna/ bermakna `pemberi-pemberi
peringatan (rasul-rasul) dan kata /al-
munżarīna/ yang bermakna `orang-orang yang diberi peringatan`. Kedua kata di
atas sangatlah mirip, sama hurufnya, sama jumlah hurufnya dan sama susunan
hurufnya. Perbedaannya hanya pada harakat huruf ذ /ż/. Huruf ذ /ż/ pada kata yang
pertama berbaris kasrah, sedangkan huruf ذ /ż/ yang kedua berbaris fathah.
b. Jinas Mushahhaf
الجناس المصحف : هو ما اتفق فيه ركنا الجناس أي لفظاه في عدد الحرف و ترتيبها واختلفا
في النقط فقط
/al-jināsu al-muṣḥahhafu : huwa mā ittafaqa fīhi rukna al-jināsi ai lafẓāhu fī ‘adadi al-ḥarfi wa tartībihā wa ikhtilafan fī al-nuqṭi faqaṭ/ `jinas mushahhaf yaitu jinas yang lafazhnya sama pada jumlah huruf dan susunannya dan berbeda pada titik saja` (‘Atyq, tt:210)
Universitas Sumatera Utara
Contoh : ...
/wa hum yaḥsabūna annahum yuḥsinūna ṣun‘ā/ `sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya` (Q.S 18:104) (‘Atyq, tt:210) Kata/yaḥsabūna/ bermakna `mereka menyangka` dan kata/yuḥsanūna/ bermakna `mereka berbuat`. Perbedaan kedua kata di atas pada titik dari huruf ب /b/ pada lafazh /yaḥsabūna/ dan huruf ن /n/ pada lafazh /yuḥsanūna/. Jinas muharraf berbeda pada harakat kedua huruf, sedangkan jinas
mushahhaf berbeda titik dari kedua huruf, seperti huruf ب /b/ dan ن /n/.
2.4.2.2.1.4 Jinas Ghairu Tam yang berbeda susunan huruf
Jinas Ghairu Tam yang berbeda susunan huruf terbagi menjadi empat, yaitu Jinas qalb kullu, Jinas qalb ba’du, Jinas qalb majnah dan Jinas mustawa.
وإن اختلف اللفظان في ترتيب الحرف, هذا الجناس يشتمل كل واحد من ركنيه على حروف
االخرة من غير زيادة و ال نقص ويخالف أحدهما االخر في الترنيب. وهو يأتي على أربعة
) مستو.٤) قلب مجنح ۳) قلب بعض ۲) قلب كل ۱أضرب :
/wa inna ikhtalafa al-lafẓāni fī tartībi al-ḥarfi, hāżā al-jināsi yasytamilu kullu wāḥidin min ruknīhi ‘alā ḥurūfi al-ākhirati min ghairi ziyādatin wa lā naquṣṣu wa yukhālifu aḥaduhumā al-ākhiru fī al-tartībi. wa huwa ya’tī ‘alā arba‘atin aḍrabin : 1) qalbun kullun 2) qalbun ba‘ḍun 3) qalbun mujannah 4) mustawa/ `dua lafazh yang berbeda pada susunan huruf yaitu jinas yang lengkap pada rukun jinasnya , huruf akhirnya tidak bertambah dan berkurang dan perbedaan salah satu dari keduanya pada susunannya. jinas ini terbagi menjadi empat yaitu jinas qalb kullu, jinas qalb ba’du jinas qalb mujannah dan jinas mustawa` (‘Atyq, tt:211) a. Jinas Qalb Kullu
) قلب كل وذلك إذا جاء أحد اللفظين عكس االخر في ترتيب حروفه كلها.۱
/qalbun kullun wa żālika iżā jā’a aḥadu al-lafẓīna ‘aksu al-ākhiri fī tartībi ḥurūfihi kullihā/ `qalb kullu yaitu apabila satu dari dua lafazh berkebalikan pada susunan hurufnya` (‘Atyq, tt:211) Contoh :
العدائه حتف الوليائه وفتححسامه
Universitas Sumatera Utara
/ḥusāmuhu fatḥun li auliyāihī wa ḥatfun li a‘dāihī/ `pedang tajamnya sebagai pembuka bagi para walinya, dan sebagai kematian bagi para musuhnya` (Hasyimi, 1994:274) Kata فتحbermakna `pembuka` dan kata حتفbermakna `kematian`. Kata حتف
terbalik susunan hurufnya dengan kata فتح. Kata فتحtersusun dari huruf ف/f/, ت/t/,
./f/ف ,/t/ت ,/ḥ/ح tersusun dari hurufحتف ḥ/ sedangkan kata/ح
b. Jinas Qalb Ba’du
) قلب بعض وهو ما اختلف فيه اللفظان في ترتيب بعض الحرف.۲
/qalbun ba‘ḍun wa huwa mā ikhtalafa fīhi al-lafẓāni fī tartībi ba‘ḍu al-ḥarfi/ `qalb ba’du yaitu perbedaan dua lafazh pada sebagian susunan hurufnya` (‘Atyq, tt:212) Contoh :
رحم هللا امرا أمسك ما بين فكيه و اطلق ما بين كفيه /raḥima allāhu amran amsaka mā baina fakkaihi wa aṭlaqa mā baina kaffaihi/ `mudah-mudahan Allah merahmati seseorang yang dapat mengekang apa yang ada antara dua tulang rahangnya dan melepaskan apa yang ada antara kedua telapak tangannya` (Hasyimi, 1994:274) Kata فكيهbermakna `dua tulang rahang` dan kata فكيهbermakna `dua telapak
tangan`. Kata فكيهdan كفيهterbalik susunan hurufnya pada huruf /k/ dan /f/. Kata
tersusun dariفكيه tersusun dari huruf /f/, /k/, /y/, dan/h/ sedangkan pada kataفكيه
huruf /f/, /k/, /y/, dan /h/.
c. Jinas Qalb Mujannah
) قلب مجنح وهو ماكان فيه أحد اللفظان اللذين وقع بينهما القلب في أول البيت والثاني في ۳
اخره, كأنهما جناحان للبيت.
/qalbun mujannah wa huwa mā kāna fīhi aḥadu al-lafẓāni al-lażīna waqa‘a bainahumā al-qalbu fī awwali al-baiti wa al-ṡāni fī ākhirihi, ka annahumā janāḥāni lilbaiti/ `qalb mujannah yaitu ketika satu dari kedua lafazh susunan hurufnya terbalik dan letaknya satu di awal bait dan satunya lagi di akhir bait` (‘Atyq, tt:213) Contoh :
Universitas Sumatera Utara
الح أنوار الهدى في كفه في كل حال
/lāḥa anwāru al-hudā min kaffihī fī kulli ḥālin/ `telah tampak cahaya cahaya petunjuk dari telapak tangannya dalam segala keadaan` (‘Atyq, tt:214) Kata الحbermakna `telah tampak` dan kata حالbermakna `keadaan`. Kata
susunan hurufnya terbalik dan posisi (letaknya) berlawanan. Kataحال dan kataالح
tersusun dariحال tersusun dari huruf /l/, /’/, dan /ḥ/ posisinya di awal bait, kataالح
huruf /ḥ/, /’/ dan /l/ posisinya di akhir bait.
d. Jinas Mustawa
) مستو. عرفه الحريري في مقاماته بما ال يستحيل باالنعكاس , وهو أن يكون عكس لفظي ٤
الجناس كطردهما بمعنى أنه يمكن قراءتهما من اليمين والشمال دون أن يتغير المعنى.
/mustawa. ‘arrafahu al-ḥarīrī fī maqāmātihi bimā lā yastaḥīlu bi al-ankāsa wa huwa an yakūna ‘aksu lafẓīyyi al-jināsi ka ṭaradi himā bi ma‘nā annahu yumkinu qarā’atuhumā min al-yamīni wa al-syimāli dūni an yataghayyara al-ma‘nā/ `jinas mustafa menurut Al-Hariri tidak mustahil kebalikannya, yaitu terbaliknya susunan pada lafazh jinas bermakna tetap mungkin untuk membacanya dari kanan dan sempurna tanpa mengubah makna` (‘Atyq, tt:211) Contoh :
/wa rabbaka fa kabbir/ `dan Tuhanmu agungkanlah!` (Q.S 74:3) (Hayimi, 1994:275) Kata bermakna `Tuhanmu` dan kata bermakna
`Agungkanlah`. Kedua kata di atas memiliki makna yang menunjukkan kesamaan,
yaitu `besar, Agung`. Kata yang bermakna `Tuhanmu` dikaitkan
dengan kata yang bermakna `Agungkanlah` yang merupaka sifat
Tuhan, Agung, Mulia, Besar. Kata tersusun dari huruf /r/, /b/
dan/k/. Kata tersusun dari huruf /k/, /b/ dan /r/.
2.4.2.2.1.5 Jinas Isytiqaq
Universitas Sumatera Utara
Teori Hasyimi menyebutkan adanya badi’ Jinas Isytiqaq, yaitu apabila
kedua rukunnya dikumpulkan oleh satu macam Isytiqaq (Hasyimi, 266:1994).
Dalam kitab جامع الدروس العربية/jāmi‘u al-durūsi al-‘arabiyyati/ isytiqaq
adalah :
االشتقاق فى االصل : أخذ شق الشيء , أي : نصفه , و منه اشتقاق الكلمة من الكلمة , أي :
أحذ ها منها.
/al-isytiqāqu fi al-aṣli : akhaża syaqqu al-syai’i, ai niṣfuhu , wa minhu isytiqāqu al-kalimati min al-kalimati ai : akhażahā minhā/ `isytiqaq aslinya bermakna memecah, yaitu terpecahnya satu kata dari kata yang diambil dari kata sebelumnya/ (Ghulayaini, 2010:191).
Singkatnya, isytiqaq ialah antara 2 kata asal katanya sama.
Contoh :
/lā a‘budu mā ta‘budūna wa lā antum ‘ābidūna mā a‘budu/ `aku tidak menyembah apa yang kau sembah, dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah` (Q.S 109:2-3) (Hayimi, 1994:266)
Kata /a‘budu/ bermakna `aku sembah` dan kata /‘ābidūna/ bermakna `penyembah` adalah jinas Isytiqaq karena memiliki asal kata yang sama yaitu عبد /‘abada/ yang artinya `menyembah`.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Universitas Sumatera Utara