15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN TENTANG EXTRA KARATE
1. Pengertian Karate
Karate adalah seni beladiri yang berasal dari jepang. Karate berasal dari
pengucapan dalam bahasa Okinawa “kara” yang berarti China dan “te” yang
berarti tangan. Selanjutnya arti dari dua pengucapan itu adalah tangan Cina.
Sebagaimana Sagitarius menjelaskan bahwa :
Seni beladiri ini pertama kali disebut “tote” yang berarti seperti “tangan
China” kemudian Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji okinawa
(Tote: tangan China) dalam kanji jepang menjadi “karate” (tangan
kosong).1
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa karate merupakan seni
beladiri tangan kosong yang mengandalkan tangan dan kaki sebagai senjata.
Gichin Funakoshi mengatakan, pikiran dan teknik menjadi satu dalam karate.
Jadi hakikat karate merupakan suatu bentuk beladiri yang mengandalkan
tangan kosong. Karate tergambar juga sebagai seni perang atau metode
beladiri yang didalamnya terdapat berbagai teknik, termasuk mengelak,
bertahan, menyerang, bahkan menghancurkan atau merobohkan. Dalam
cabang olahraga karate ada tiga teknik utama yaitu : Kihon (teknik dasar),
Kata (jurus) dan Kumite (pertarungan).
1 Sagitarius, Karate. FPOK UPI. Bandung, 2008, hal 1
a. Selintas Pandangan Olahraga Karate
Olahraga karate adalah olahraga beladiri yang termasuk sebagai olahraga
prestasi dan juga untuk jaga diri. Olahraga beladiri ini mendapatkan perhatian dari
setiap kalangan, baik anak-anak sampai dewasa dengan berbagai profesi, terbukti
dengan adanya beberapa perguruan yang berkembang di dunia termasuk di
Indonesia, diantaranya Goju-Ryu, Shotokan, Shito-Ryu, Wado-Ryu. Arti dari
Goju itu sendiri yaitu Go berarti keras dan Ju berarti lembut, jadi Goju adalah
gabungan dari keras dan lembut. Seiring dengan perkembangan tersebut tentunya
banyak kejuaraan-kejuaraan yang diselenggarakan ditingkat daerah, nasional
bahkan kejuaraan internasional yang diadakan di Indonesia. Dari kejuaraan
tersebut banyak menghasilkan atlet-atlet yang berkualitas bahkan sampai sekarang
atlet karate juga menjadi salah satu cabang yang diharapkan bisa bersaing
ditingkat internasional, terbukti dengan diikutkannya beberapa atlet yang
mengikuti internasional dan program pembinaan untuk jangka panjang.
b. Teknik dalam Olahraga Karate
Dalam olahraga karate atlet harus menguasai teknik dasar, diantaranya:
teknik kuda-kuda (dachi), teknik tangkisan (uke), teknik pukulan (tsuki), teknik
tendangan (geri). Sebelum bermain kata, teknik-teknik tersebut harus dilatih
terlebih dahulu sampai bentuk dari gerakan teknik itu sebaik mungkin. Gerakan
dasar itu dinamakan kihon.
1) Teknik Dasar (Kihon)
Kihon adalah latihan teknik-teknik dasar karate berupa memukul,
menendang, menangkis. Sujoto mengatakan “teknik dasar atau kihon
dalam karate adalah sangat penting, lebih-lebih bagi seorang pemula, dari
13
latihan teknik dasar inilah kita menyusun latihan-latihan untuk karate
selanjutnya”2.
Kihon merupakan bentuk latihan teknik dasar yang wajib bagi pemula
maupun lanjutan, karena kihon berisi latihan teknik yang dapat menunjang
seorang karateka untuk menjadi atlet kata maupun kumite. Latihan kihon juga
dapat dimanfaatkan sebagai conditioning training dan dapat juga sebagai
latihan teknik, sedangkan materi latihan secara umum disesuaikan dengan
kebutuhan. Ahmad ali mengatakan dalam buku klasifikasi karate goju-ryu hasil
ghasuku dan penataran pelatih goju-ryu secara teknis bahwa “dengan kihon
yang buruk, dapat dipastikan seseorang itu takkan mampu menguasai secara
optimal latihan kata maupun kumite”. 3 Dari paparan tersebut ditarik simpulan
bahwa yang terpenting bagi atlet adalah mempelajari teknik dasar secara teliti
dan tepat.
2) Teknik Berdiri (Kuda-kuda/Dachi)
Proses latihan yang harus dilakukan dalam cabor ini pada awalnya harus
difokuskan pada penguasaan kihon yakni, kemampuan dalam berbagai posisi
berdiri (kuda-kuda/dachi), karena posisi tersebut dapat mempengaruhi teknik
lanjutan berupa tangkisan, pukulan dan tendangan. Selanjutnya ketiga teknik
tersebut dilakukan dengan berdiri pada salah satu posisi kuda-kuda (dachi)
2 Sujoto, Teknik Oyama Karate Seri Kihon Elex, Media Komputindo, Jakarta, 1996, hal 54
3 Ali Ahmad, Klasisikasi Karate Goju-Ryu. Buku penataran pelatih, Bogor, 2006, hal 4
14
tersebut. Dalam olahraga karate, teknik berdiri/kuda-kuda merupakan salah satu
teknik yang harus dikuasai oleh karateka, definisi teknik dachi sujoto mengatakan
bahwa:
Dasar berdiri yang baik akan membangun kekuatan dan keluwesan pada kaki disamping meningkatkan keseimbangan. Kalau sikap berdiri kita kuat akan sangat menunjang penampilan dalam melakukan tendangan, pukulan, tangkisan maupun teknik-teknik perkelahian.4
Ada beberapa jenis cara berdiri (kuda-kuda/dachi) salah satunya heiko
dachi, shiko dachi shakaku (45 derajat), shiko dachi heikaku (horijontal), sanchin
dachi, neko ashi dachi, zenkutsu dachi, kokutsu dachi itu adalah sebagian dari
berbagai macam kuda-kuda (dachi). Salah satu cara untuk melakukan
latihanlatihan itu adalah ketika melakukan gerakan dari posisi awal heiko dachi ke
posisi kaki lain untuk melakukan tangkisan maupun teknik serangan. Abe fatih
azzuri menjelaskan:
Pada teknik ini (dachi) bagi seorang karate-ka adalah bagian yag sangat penting. Kuda-kuda merupakan awal dari semua gerakan yang akan di pelajari dari teknik ilmu beladiri karate ini. Didalam latihan ini haruslah dilakukan dengan baik agar dalam setiap gerakan yang dilakukan tidak kaku dan gerakan yang dihsilkan dari kuda-kuda yang baik lebih sempurna. 5
4 Sujoto, Op. Cit, hal 17
5Abe Fatih Azzuri, dalam situs: id.shvoong.com/medicine-and-health/diet-and-exercise/2001023-teknik-dasarkarate/html. diakses tanggal 27 maret 2013
15
Berikut beberapa teknik kuda-kuda (dachi):
Kuda-kuda/dachi merupakan bagian yang terpenting dalam bermain kata,
karena apabila kuda-kuda jelek akan mempengaruhi keseimbangan dan penilaian
wasit. Gambar 2.1 diatas adalah teknik kuda-kuda/dachi yang biasa digunakan
dalam menampilkan kata, baik kata dasar, kata wajib (shitei) maupun kata bebas
(tokui).
3) Teknik Tangkisan (Uke)
Dalam setiap teknik beladiri karate selalu ditekankan untuk
mempertahankan diri atau melindungi diri terlebih dahulu, baru kemudian
menyerang. Melindungi diri terlebih dahulu dalam konteks ini maksudnya
karateka dituntut untuk belajar dan melatih teknik tangkisan secara konsisten
daripada melatih teknik memukul atau menendang.
Pada jurus (kata) tahap awal, selain mempelajari pukulan juga
mempelajari tangkisan dasar. Teknik melatih tangkisan hampir sama dengan
melatih pukulan, bedanya adalah pada konsentrasi tenaganya. Adapun penjelasan
tangkisan (uke) menurut Indra menjelaskan:
16
Tangkisan atau uke adalah bentuk tangan untuk menghindari terjadinya
kontak atau benturan tangan atau kaki dengan tubuh,kita. Tangan pada saat
menangkis serangan dapat dalam keadaan terkepal, atau terbuka sesuai kebutuhan.6
Teknik tangkisan pada goju-ryu yaitu dengan teknik putaran. Berikut
beberapa teknik tangkisan (uke):
Dalam melatih tangkisan sebaiknya membiasakan menangkis dari
segala arah, baik menangkis bawah, tengah, atas, samping maupun belakang,
selain itu diusahakan tidak membiasakan diri ketika latihan hanya menangkis
saja, tetapi setelah sekali menangkis maka langsung diikuti dengan gerakan
menyerang.
4) Teknik Pukulan (Tsuki)
6 Indra, dalam situs: www.goole.id/bentuktangkisan, diakses tanggal 27 Maret 2013
17
Pada tingkat awal, jurus pertama yang diperkenalkan dalam karate adalah
pukulan (tsuki). Cukup banyak jenis pukulan yang diajarkan, mulai dari pukulan
lurus (choku tsuki), pukulan pisau tangan (shuto uchi), pukulan melebar U (yama
tsuki), pukulan tinju ke atas (tate tsuki) dan lain-lain. Jenis pukulan akan semakin
bertambah banyak pada tingkatan selanjutnya. Adapun cara memukul dalam
karate Abe fatih azzuri menjelaskan:
Posisi tangan memukul kedepan dengan tangan salah satu berada
pada pinggang (sabuk), pada saat memukul luncuran taangan dari pinggang
dan arah pukulan ke depan pada saat meluncurkan pukulan posisi awal
tangan menggenggam dan menghadap ke atas dan sewaktu meluncurkan
tangan pelahan-lahan memutar tangan dan menjadi pukulan yang sempurna.7
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa dalam tahap pengenalan
pukulan, hal pertama yang diajarkan adalah bagaimana memukul dengan
benar, dimulai dari cara menggenggam, perputaran gerakan, posisi tangan
ketika memukul dan juga cara penyaluran tenaganya. Setelah bentuk dari
pukulan benar maka masuk ketingkat berikutnya yaitu meningkatkan
kekuatan, kecepatan serta ketepatan dalam mempergunakan pukulan dalam
jurus (kata) maupun kumite. Untuk mencapai pukulan yang baik dan
sempurna diperlukan waktu dan porsi latihan yang teratur. Berikut beberapa
teknik pukulan (tsuki):
7 Abe fatih azzuri, Op. Cit, diakses tanggal 27 Maret 2013
18
Gambar di atas adalah beberapa teknik dasar tsuki, seiring dengan
kenaikan tingkat sabuk teknik pukulan pun akan semakin bervariasi, misalnya
pukulan dengan jari telunjuk dan jari tengah (seiken), satu buku jari (iponken),
ujung jari-jari (nukite). Sasarannya juga bervariasi, bisa muka, tenggorokan, hulu
hati, perut dan lain-lain
5) Teknik Tendangan (Geri)
Karate selain tangkisan dan pukulan ada juga yang namanya tendangan
(geri). Pada saat melakukan tendangan diperlukan keseimbangan yang baik,
karena pada menendang seluruh berat badan ditumpu oleh satu kaki.
Keseimbangan badan sangat penting bukan saja karena pada waktu
melakukan tendangan, seluruh berat badan ditumpu oleh satu kaki, tapi
juga karena adanya tekanan balik pada waktu tendangan membentur
sasaran. Untuk memelihara keseimbangan ini kaki yang menumpu harus
berdiri mantap pada lantai dengan pergelangan kaki dikencangkan. Pada
saat melakukan tendangan, pusatkan semua tenaga pada kaki yang menendang
19
dengan bantuan gerakan pinggang dan tarik kaki kembali dengan cepat untuk
kembali ke posisi semula yang memungkinkan melakukan tekhnik lainnya. 8
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa saat melakukan tendangan
diperlukan keseimbangan dan kekuatan untuk menumpu seluruh berat badan
supaya saat menendang keseimbangannya stabil. Dibawah ini beberapa jenis
teknik tendangan:
Teknik tendangan dalam karate bukan untuk menyerang saja, tapi juga
bisa digunakan untuk bertahan atau menangkis. Tendangan atau biasa disebut
dengan geri dalam karate ini merupakan teknik menyerang yang bisa langsung
merobohkan lawan.
c. Nomor dalam Olahraga Karate
1) Nomor Kata
Olahraga karate pada umumnya ada dua nomor yang dipertandingkan,
yakni nomor kata dan kumite. Kata disebut juga rangkaian gerak, dalam bermain
kata banyak kriteria yang dinilainya, baik dari fisik maupun ekspresi yang
ditampilkan oleh seorang atlet kata tersebut. Pengertian kata menurut Sagitarius
menjelaskan :
8 http://thechampion.blog.friendster.com/, diakses tanggal 27 Maret 2013
20
Kata merupakan bentuk rangkaian teknik yang terdiri dari serangan dan
tangkisan. Kata dalam istilah kita adalah jurus dalam karate bersifat baku
yaitu gerakan dan alur gerakan (embusen) sudah ditetapkan sehingga
tidak dapat dirubah atau dimodifikasi sesuai keinginan kita. 9
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa kata adalah bentuk
rangkaian teknik yang terdiri dari serangan dan tangkisan yang disusun kedalam
kesatuan gerak teknik karate dan masing-masing kata mempunyai karakter yang
berbeda. beberapa prinsip karate yang harus diperhatikan dan dilakukan yaitu
teknik yang benar, kecepatan teknik, irama kata, ekspresi atau penghayatan kata,
pernafasan, power teknik. Agar prinsip tersebut dapat dilakukan dengan baik dan
benar, saat melakukan kata atlet harus selalu berimajinasi bahwa ia sedang
bertarung dengan lawan tangguh yang menyerang dari berbagai arah.
Sagitarius mengatakan “inti dari kata adalah sebagai simbolisasi suatu
tujuan gerakan yang diikuti oleh jiwa dari seseorang karateka dalam
memahami dan mendalami ilmu beladiri karate”.10
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa dalam memainkan kata
diharapkan atlet menjiwai inti dan maksud dari setiap gerakan yang diperagakan.
Kata sudah bersifat baku sehingga dalam memainkannya harus mengikuti kaidah
atau aturan-aturan yang sudah diterapkan pada kata tersebut.
a) Kata Perorangan
9 Sagitarius, Op. Cit, hal. 108
10 Ibid, 108
21
Kata perorangan adalah kata yang dimainkan oleh satu orang baik putra
maupun putri. Dalam kata perorangan saat mengikuti pertandingan biasanya ada
syarat yang seperti dikutip dari World Karate Federation menjelaskan: Pada
pertandingan kata pertama memakai kata shitei (wajib, dua kali kata shitei bila
jumlah atletnya lebih dari 16 dan satu kali kata shitei bila jumlah atlet yang
mengkuti pertandingannya lebih dari delapan orang, tapi apabila kurang dari itu
bisa langsung memainkan kata tokui (wajib). 11
Kata perorangan dimainkan secara bergantian misalnya, aka ( yang
memakai sabuk merah) main pertama sampai beres, setelah itu baru giliran ao
(yang memakai sabuk biru), itu biasanya pada tingkat kadet sampai senior. Tapi
kalau pra pemula dan pemula aka (yang memakai sabuk merah) dan ao (yang
memakai sabuk biru) langsung memainkan kata itu secara bersamaan kecuali di
babak final dimainkan giliran seperti senior dan dipimpin oleh lima orang
wasit/juri. Beberapa hal yang tak luput dari penilaian wasit, World Karate
Federation (2011:1) menjelaskan: “ketepatan waktu, ritme, kecepatan,
keseimbangan, dan fokus kekuatan (kime)”. Semua itu harus dilakukan dengan
konsisten dari awal menampilkan kata sampai berakhirnya kata tersebut.12
b) Kata Beregu
Kata beregu adalah kata yang dimainkan oleh tiga orang dalam satu
regunya baik putra maupun putri. Peraturan kata beregu hampir sama dengan kata
perorangan, bedanya kata beregu pada saat final harus memainkan bukai (aplikasi
11 Donald P. L Kolopita, Haifendri WKF Rules Competition,Banjarbaru, 2011. Hal 1
12 Ibid, hal 1
22
dari gerakan kata yang dimainkan) dan waktu yang diizinkan untuk demonstrasi
bunkai adalah lima menit. World Karate Federation menjelaskan: kata beregu
adalah kata yang dimainkan oleh tiga orang setiap timnya. Pada final kata beregu,
dua tim finalis akan menampilkan kata pilihan mereka dari daftar tokui pada
appendiks tujuh dalam cara normal. Kemudian mereka akan menampilkan satu
demonstrasi dari arti kata (bunkai), waktu yang diijinkan untuk demonstrasi
bunkai adalah lima menit. 13 Dari paparan di atas ditarik simpulan bahawa kata
beregu pada saat final wajib memainkan bunkai atau aplikasi dari peragaan kata
tersebut.
2) Jenis kata
Kata banyak sekali jenisnya, ada gerakan yang dilakukan dengan power
kuat dan ada juga dengan gerakan yang lembut dan mengalun tapi bertenaga.
Dalam pertandingan kata pada umumnya ada dua jenis kata, yakni kata wajib
(shitei) dan kata bebas (tokui) yang sudah ditentukan oleh badan karate dunia
World Karate Federation (WKF) yang perguruannya goju-ryu, shotokan, shito-ryu
dan wado ryu.
3) Kata Saifa
Kata saifa adalah salah satu kata dari perguruan goju-ryu dan termasuk
kedalam kata wajib (shitei) perguruan tersebut. Secara harfiah berarti menabrak
dan mencabik (smash and tear). James Lauzon menjelaskan: Saifa adalah yang
pertama dari kata agresif klasik yang diajarkan di Goju-Ryu. Kanryo Higaoma
Sensei diajarkan kata ini, bersama dengan Kata lain dari Goju-Ryu, sementara ia
13 Ibid, hal 1
23
belajar di China dari 1863-1881 di bawah arah RuRuKo dan lain-lain. Kata ini
dan strategi militer akan menjadi dasar seni bela diri yang Miyagi sensei akhirnya
akan menghubungi Goju-Ryu. Dari pemahaman tentang teknik bergulat dan
mencolok ini kata, Saifa dapat diinterpretasikan berarti menyambar dan merobek
jaringan dalam pertempuran dekat. 14
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa kata saifa adalah kata agresif
klasik yang berfungsi untuk menabrak dan mencabik dalam jarak dekat. Dibawah
ini beberapa gambar dari kata saifa:
Gambar 2.5 menunjukan beberapa teknik gerakan dari kata saifa, yang
didalamnya ada teknik kuda-kuda, tangkisan, pukulan, tendangan, sapuan dan
sebagainya. Gerakan teknik tersebut dilakukan ada yang dengan lembut mengalun
tapi tetap bertenaga dan ada yang secara kuat, cepat dan berirama serta sebisa
14 James Lauzon, dalam situs: www.rock.ca/kata/saifa/saifa.html, diakses tanggal 27 Maret 2013
24
mungkin berusaha mempertahankan keseimbangan dengan stabil. Dalam
menampilkan kata posisi kuda-kuda/dachi secara umum lutut ditekuk sedikit,
supaya tingkat stabilitasnya meningkat, karena apabila lutut kita lurus, misalnya
pada posisi kuda-kuda siap/haiko dachi akan mudah labil. Hal ini seperti dikutip
dari ronald menjelaskan:
Faktor-faktor yang menentukan stabiltas: 1. Stabilitas meningkat bila
ukuran bidang tumpuan diperluas, 2. Stabilitas meningkat bila garis gravitasinya
jatuh didalam bidang tumpuannya, 3. Stabilitas meningkat bila titik berat
badannya direndahkan, 4. Stabilitas meningkat bila bidang tumpuannya diperluas
searah datangnya gaya, 5. Stabilitas meningkat bila garis gravitasinya dipindahkan
kearah datangnya gaya, 6. Stabilitas berbanding lurus dengan massa tubuh. 15
Dalam penelitian ini supaya dalam menampilkan kata khususnya kata
saifa stabil, penulis memberikan latihan stabilisasi yang latihan tersebut
melibatkan semua otot dalam tubuh dan latihan tersebut termasuk kedalam
kontraksi otot isometrik, hal tersebut senada dengan yang dikemukakan Achmad
Damiri mengatakan:
Kontraksi isometrik: iso=sama, metric=ukuran. Kontraksi isometrik
disebut juga kontraksi statis (static contraction). Kontraksi isotonik
adalah suatu kontraksi otot dimana panjang otot tidak berubah,
sedangkan ketegangan (tension) otot bisa berubah.16
15 Ronald, (2003). Biomekanika. Adobe Rider Dokumen, hal 17
16 Achmad Damiri, (1994). Anatomi Manusia, Bandung: Buku Ajar FPOK UPI. hal 132
25
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa dengan merendahkan tubuh
tingkat stabilitas kita akan semakin besar, tapi kerendahan dalam konteks ini
menyesuaikan kedalam bentuk kuda-kuda yang akan ditampilkan dalam bermain
kata. Untuk memperkuat supaya kuda-kuda itu stabil saat menampilkan kata
selain unsur fisik yang lain, latihan stabilisasi diperlukan dan latihan tersebut
termasuk kedalam kontraksi otot isometrik.
4) Peraturan Pertandingan Kata Terbaru (Versi 6 januari 2009)
Setiap olahraga mempunyai cara atau aturan dalam melaksanakan
pertandingan begitupun olahraga karate, setiap aturan dilaksanakan dan dijalankan
oleh semua atlet yang mengikuti pertandingan tersebut baik pada nomor kata
maupun kumite. Dibawah ini peraturan kata seperti yang dijelaskan oleh Donald
dalam WKF Rules Competition sebagai berikut:
Peraturan kata ada sembilan: 1. Pertandingan kata terdiri dari
pertandingan perorangan dan beregu. Pertandingan beregu terdiri dari
pertandingan antar regu yang terdiri dari tiga orang. Setiap regu terdiri dari putra
dan putri Pertandingan perorangan kata terdiri dari pertandingan perorangan
secara terpisah dalam bagian putra dan puri begitupun kata beregu, 2. Dalam
pertandingan kata system eliminasi dengan referchange akan diterapkan, 3. Para
kontestan diharapkan untuk menampilkan pertandingan kata wajib (shitei) dan
kata bebas (tokui) selama pertandingan, 4.Ketika menampilkan shitei kata, tidak
diperbolehkan melakukan variasi, 5. Ketika menampilkan tokui kata, atlet dapat
memilih dalam daftar appendix tujuh, variasi ringan diperbolehkan selama
diperbolehkan oleh aliran yang bersangkutan, 6. Sebelum pertandingan, penyiar
26
akan mengumumkan nama kata yang akan dibawakan oleh atlet, 7. Atlet harus
menampilkan kata yang berbeda dalam setiap putaran. Sekali kata sudah
dimainkan tidak dapat diulang lagi, 8. Dalam referchange boleh menampilkan
shitei atau tokui, 9. Pada final pertandingan kata beregu, dua tim finalis akan
menampilkan kata pilihan mereka dari daftar tokui pada appendiks tujuh dalam
cara normal. Kemudian mereka menampilkan satu demonstrasi dari arti kata atau
aplikasi kata (bunkai), waktu yang diizinkan untuk demonstrasi bunkai adalah
lima menit. Penggunaan peralatan tradisional dan perlengkapan lainnya tidak
diizinkan. 17
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa pertandingan pada nomor
kata ada kata perorangan dan kata beregu yang setiap regunya terdiri dari tiga
orang. Ketika menampilkan kata shitei tidak boleh ada variasi dan pada final kata
beregu harus menampilkan bunkai/aplikasi dari gerakan kata yang ditampilkan.
5) Penilaian Pada Nomor Kata
Pada nomor kata ada beberapa kriteria penilaian yang dinilai oleh wasit
dan juri, Donald dalam WKF Rules Competition menjelaskan:
Penilaian pada nomor kata: 1. Satu demonstrasi yang sebenarnya dari arti kata, 2. Pemahaman dari teknik yang digunakan (bunkai), 3. Ketepatan ritme, waktu, kecepatan, keseimbangan, dan fokus kekuatan (kime), 4. Pernafasan yang baik dan benar sebagai penolong dalam hal kime, 5. Fokus perhatian yang benar (chakugan) dan konsentrasi, 6. Kuda-kuda yang benar (dachi) dengan penekanan pada kaki yang benar dan telapak kaki datar pada lantai, 7. Penekanan yang baik pada perut (hara) dan tidak ada gerak keatas atau kebawah dari pinggul ketika bergerak, 8. Bentuk
17 Donald P. L Kolopita, Haifendri (2011) WKF Rules Competition : Banjarbaru.hal 27
27
yang benar (kihon) dari gaya yang ditampilkan, 9. Penampilan harus juga dievaluasi dengan maksud untuk melihat hal-hal lainnya. Sebagaimana tingkat kesulitan dari kata yang ditampilkan, 10. Dalam kata beregu sinkronisasi tanpa aba-aba eksternal adalah merupakan nilai lebih. 18
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa dalam menampilkan kata
harus dengan kecepatan, kekuatan dalam ketepatan waktu yang pas pada gerakan
kata yang ditampilkan, serta ritme, keseimbangan harus dijaga dari awal sampai
berakhirnya kata tersebut.
6) Kumite
Sagitarius mengatakan bahwa “kumite adalah latihan tanding dan
sparing”. Kumite secara harfiah adalah pertemuan tangan. Dalam kumite ada yang
disebut dengan kumite bebas (jiyu kumite), kumite yang diatur (go hon kumite)
dan untuk pertandingan atau permainan biasanya disebut dengan kumite shiai.
Kumite biasanya diberikan kepada murid-murid yang diatas sabuk putih atau
tingkat lanjut19. Sujoto mengatakan :
Untuk menjadi pandai dalam kumite, kita sangat tergantung pada latar
belakang latihan-latihan teknik dasar pukulan, tangkisan dan tendangan.
Rangkaian teknik-teknik dasar membentuk latihan kata dan juga membentuk
latihan kumite.20
Dalam kumite terdapat serangan dan tangkisan ataupun serangan balik
(counter attack), untuk dapat menyerang dengan baik harus melakukan
latihanlatihan dengat sangat sering dan benar. Disamping atlet yang berbakat
18 Ibid, hal 29
19 Sagitarius, Op. Cit, hal, 88
20 Sujoto, Op. Cit, hal, 152
28
pelatih juga sangat berpengaruh besar terhadap prestasi atlet. Dalam pertandingan
kumite diawasi oleh wasit dan pada saat latihan oleh pelatih. Agar seorang atlet
dapat memenangkan pertandingan dari paparan diatas faktor teknik dan fisik juga
sangat berpengaruh dan itu didapat pada saat latihan.
2. Hakikat Komponen Fisik dalam Olahraga Karate
Kondisi fisik merupakan aspek yang penting dan mendasar bagi
pengembangan aspek-aspek lainnya dan memberikan peranan yang penting dalam
pencapaian suatu prestasi olahraga. Kondisi fisik seseorang akan mempengaruhi
penampilan gerak, karena dengan kondisi fisik yang baik akan berpengaruh
terhadap fungsi sistem organisme tubuh. Harsono mengatakan:
Apabila kondisi fisik itu baik: 1. Akan ada peningkatan dalam
kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung, 2. Akan ada peningkatan
dalam kemampuan, kelentukan, stamina, kecepatan dan yang lainnya, 3.
Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan, 4. Akan ada
pemulihan yang lebih cepatdalam organ-organ tubuh setelah latihan, 5.Akan ada
respon cepat dan organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian
diperlukan.21 Apabila kondisi fisik seseorang kurang baik, bisa menentukan dan
mempengaruhi prestasi yang ditampilkan oleh seorang atlet. Hal ini dipertegas
dengan pernyataan dari Bastinus Nichoulas Matjan:
Latihan fisik unuk atlet dan penggemar olahraga petualangan selain
berat, kompleks, juga sangat menuntut keuletan dan itu wajib dilakukan oleh atlet,
21 Harsono, (1988).Coaching: Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta. CV. Tambak Kusuma. Hal 153
29
karena untuk memenangkan suatu pertandingan atau perlombaan para atlet harus
berjuang keras. 22
Mengenai komponen kondisi fisik ada 4 komponen kondisi fisik yang
pokok seperti dijelaskan oleh Satria dkk : “1. Kekuatan, 2. Kelentukan, 3.
Kecepatan, 4. Daya tahan”.23 Kemudian Giriwijoyo mengatakan:
Komponen-komponen itu sesungguhnya terdiri dari :
Komponen physiological fitness yang terdiri dari:
- Kemampuan/kualitas dasar ES I:
1. Muscle strength
2. Muscle explosive power kekuatan dan daya
3. Muscle endurence tahan otot
4. Flexsibility
5. Reaction time
6. Coordination
7. Balance
- Kemampuan/kualitas ES II:
1. Endurance
- Kemampuan penampilan yang merupakan gabungan dari berbagai
kemampuan/kualitas dasar ES I:
1. Speed
22 Bastinus Nichoulas Matjan, (2010). Ilmu Kesehatan Olahraga, Bandung:Buku Ajar FPOK UPI.hal 11
23 Satriya, Sidik. Z.D dan Imanudin, I. (2007). Metode Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.hal 61
30
2. Agility 24
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa komponen fisik itu terdiri
dari kekuatan, kecepatan, kelentukan, daya tahan dan gabungan dari beberapa
komponen lainnya. Kondisi fisik yang baik diperlukan untuk semua cabang
olahraga termasuk karate. Berhubung karena cabang olahraga yang menjadi objek
penelitian ini karate, maka komponen fisik yang dilatihpun disesuaikan dengan
yang diperlukan cabor karate tersebut. komponen kondisi fisik yang dibutuhkan
untuk penelitian ini selain kecepatan, kekuatan dan daya tahan juga stabilitas dan
fleksibilitas, karena penelitian ini lebih condong ke hasil penampilan kata yang
lebih stabil, fleksibel tapi dengan tenaga yang kuat, itu dihasilkan dari latihan-
latihan stabilitas dan fleksibilitas yang membantu mengoptimalkan keterampilan,
kekuatan, kecepatan dan koordinasi. Berikut akan diuraikan tentang peranan
komponen stabilisasi dan fleksibilitas dalam olahraga karate.
3. Hakikat Latihan
a. Definisi Latihan
Latihan dalam dunia olahraga mempunyai peranan yang sangat penting
agar dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program latihan dapat tercapai.
Untuk mencapai suatu prestasi dalam bidang olahraga hanya dapat dicapai melalui
proses latihan.
Dalam cabang olahraga karate, yang lebih dominan adalah latihan fisik,
karena dengan latihan fisik, kebugaran jasmani dan fungsional dari sistem tubuh
24 Giriwijoyo, Santosa. ILMU FAAL OLAHRAGA; Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga, edisi 7. Bandung: Buku Ajar FPOK UPI. 2007, hal 106
31
dapat ditingkatkan dan itu harus melalui proses latihan yang sistematis dan
berulang-ulang. Menurut Harsono “Latihan yaitu proses yang sistematis dari
berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian
menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya”. Dalam konteks ini dapat
disimpulkan bahwa latihan adalah proses untuk meningatkan kondisi fisik dengan
segala daya dan upaya dan melalui proses yang sistematis serta berulang-ulang
dan kian hari kian menambah jumlah beban latihannya.25
b. Metode Latihan
Metode latihan adalah suatu cara yang dilakukan dalam menjalankan
proses latihan. Metode latihan banyak jenis atau modelnya, baik itu untuk
meningkatkan kelenturan, kecepatan, kekuatan, daya tahan maupun
keseimbangan. Dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas kondisi fisik
seseorang melalui proses latihan yang sistematis dan tentunya dengan metode
latihan yang terbaik.
c. Ragam Latihan yang Lazim Dilakukan
Seperti paparan yang telah dijelaskan bahwa metode latihan banyak jenis
atau modelnya. Dalam olahraga karate latihan yang lazim dilakukan di dojo-dojo
kebanyakan latihan kihon atau teknik, padahal latihan kondisi fisik sangat
menunjung untuk keberhasilan atlet meraih prestasi. Komponen fisik yang harus
dilatih antara lain, kelenturan, kecepatan, kekuatan, daya tahan maupun
keseimbangan harus dilatih secara progresif seperti latihan teknik pada umumnya.
Karena dengan fisik yang baik akan membantu mengoptimalkan gerak atau
25 Harsono, Op. Cit, hal, 101
32
keterampilan teknik seorang atlet. Senpai Bayu mengatakan pada wawancara hari
kamis tanggal 21 april 2011 jam 15.30 di dojo ciwalk menjelaskan:
Cabang olahraga karate pada umumnya yang pernah saya ikuti di dojo-
dojo latihan teknik sangat diutamakan dan jarang sekali melatih stabilisasi dan
fleksibilitas secara khusus, latihan tersebut hanya di lakukan di sela-sela
pemanasan saja.
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa latihan teknik lebih
diutamakan daripada latihan fisik, apalagi yang sifatnya khusus hanya diberikan
disela-sela pemanasan saja, padahal latihan fisik akan menunjang untuk
keberhasilan seorang atlet.
d. Latihan Stabilisasi
Stabilisasi adalah salah satu latihan untuk meningkatkan keseimbangan.
Keseimbangan adalah komponen fisik yang hampir dibutuhkan untuk semua
cabang olahraga. Salah satunya yaitu karate, karena dalam penampilan kata
stabilitas sangat diperlukan supaya dalam perfomanya tidak labil. Pengertian
stabilitas juga dijelaskan oleh Yadi Sunardi sebagai berikut:
Kemampuan seseorang untuk mempertahankan kaseimbangannya
terhadap gangguan yang datang dari luar. Semakin stabil atlet semakin
besar tahanan yang diciptakan untuk mengatasi gaya yang
mengganggunya.26
26 Yadi Sunardi, dalam situs: www.google.co.id/file.upi.edu. biomekanika. Adobe Rider Dokumen, hal 7. Diakses tanggal 27 Maret 2013
33
Adapun pengertian stabilitas seperti dijelaskan oleh Ronald : “berkaitan
dengan seberapa besar tahanan yang diciptakan untuk melawan gangguan tehadap
keseimbangan”. 27
Berdasarkan paparan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
stabilitas adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan dan melawan
gangguan keseimbangan yang datang dari luar. Stabilisasi merupakan komponen
fisik yang turut menentukan dalam tercapainya suatu prestasi dalam olahraga
karate, baik pada nomor kata maupun kumite. Stabilitas yang tinggi menjadikan
gerakan yang ditampilkan atlet menjadi lebih stabil. Latihan stabilisasi diperlukan
baik untuk anak-anak ataupun dewasa. Novo menjelaskan:
latihan stabilisasi ini boleh dikatakan dengan resiko cedera yang sangat
minim dan bahkan untuk orang dewasa (atlet) latihan ini menjadi bagian dari
latihan rehabilitasi atau penyembuhan dari cedera. Latihan ini akan lebih baik
apabila sudah diperkenalkan pada anak-anak usia sekolah. Yang perlu
diperhatikan dari latihan stabilisasi ini adalah porsi / takaran latihan dan bentuk
latihan yang sesuai dan tepat. 28
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa latihan stabilisasi merupakan
bagian dari proses latihan yang harus diberikan pada anak-anak sampai dengan
dewasa, karena disamping meningkatkan keseimbangan juga menjadi latihan
rehabilitasi atau penymembuhan dari cedera.
27 Ronald, Op. Cit,hal, 16
28 Novo, dalam situs: ilmuolahraga.blogspot.com/2010/04/tahap-pelatihan-untuk-anak-usia-sekolah.html. hal, 1. Diakses tanggal 27 Maret 2013
34
1) Bentuk Latihan Stabilisasi
Latihan untuk meningkatkan stabilitas cukup beragam bentuknya, salah
satu bentuk latihan stabilisasi adalahDengan latihan stabilitas dalam tubuh
terlentang, posisi berbaring atau posisi binatang berkaki empat yang semua
merangkak. Kemudian dilanjutkan dengan posisi berdiri lebih fungsional, sebagai
kontrol dikembangkang. konsep penting diajarkan pada tahap ini meliputi agar
atlet tidak memiringkan panggul atau meratakan tulang belakang. Kami juga
menekankan pernapasan berirama normal. Latihan tersebut dilakukan tiga
kali per minggu, untuk memaksimalkan latihan atlet mulai dengan satu-
dua set dan 15 repetisi kemudian berkembang menjadi tiga set dan 15-20
repetisi. 29
Berikut beberapa contoh gambar bentuk latihan stabilisasi :
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa bentuk latihan stabilisasi
beragam bentuk latihannya. Supaya latihan stabilisasi lebih optimal latihan
tersebut dilakukan minimal tiga kali seminggu secara progresif.
2) Manfaat Latihan Stabilisasi Pada Olahraga Beladiri
Komponen kondisi fisik dalam olahraga beladiri sangat diperlukan,
begitupun stabilisasi, Lady menjelaskan:
29 www.Coach.org, diakses tanggal 27 Maret 2013
35
Hasil pelatihan stabilitas dapat meningkatkan ketahanan otot, tendon
dan kekuatan ligamen, otot meningkat dan rentang gerak sendi,
meningkatkan aktivitas sistem syaraf, keseimbangan yang lebih baik dan
fungsi inti, dan meningkatkan pencegahan kecelakaan dan kinerja yang
ditingkatkan. 30
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa dengan latihan stabilisasi
untuk cabang olahraga beladiri sangat bermanfaat sekali, stabilisasi dapat
meningkatkan ketahanan otot, tendon kekuatan ligamen serta keseimbangan yang
lebih baik, dalam konteks ini berarti jika seseorang akan melakukan tendangan
dengan gerakan melangkah serta dengan kekuatan dan kecepatan yang tinggi
maka akan terjaga keseimbangannya.
3) Stabilisasi dalam Penampilan Pada Nomor Kata
Berkaitan dengan stabilisasi dalam penampilan pada nomor kata, tungkai
sebagai subjek tumpuan untuk menopang seluruh tubuh dituntut untuk memiliki
otot selain kuat dan cepat juga harus mempunyai tingkat stabilitas yang tinggi, hal
ini sesuai dengan Bompa yang dikutip Harsono menjelaskan:
Agar aktifitas motorik yang khusus mempunyai pengaruh yang baik
terhadap latihan, maka latihan harus didasarkan pada dua hal yaitu: a).
Melakukan latihan yang khas bagi cabang oalahraga spesialisai tersebut,
misalnya pemain bola voli melakukan latihan-latihan yang khas untuk
meningkatkan keterampilan bermain voli dan, b). Melakukan latihan-
30 Lady, ladytrainerstogo.com/stability_training, diakses tanggal 27 Maret 2013
36
latihan yang mengembangkan kemampuan-kemampuan biomotorik yang
dibutuhkan cabang olahraga tersebut, misalnya latihan fisik untuk latihan
cabang oalahraga tersebut. 31
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu yang
dibutuhkan pada penampilan kata adalah stabilisasi, maka latihan-latihan yang
diberikan pun harus dapat meningkatkan stabilitas. Karena dalam bermain kata
stabilitas yang diperlukan atlet sangat tinggi, shingga diperlukan latihan stabilisasi
secara khusus.
a. Latihan Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah bentuk latihan yang meningkatkan kelentukan untuk
berbagai macam cabang olahraga, karena kalau seorang atlet tidak mempunyai
fleksibilitas yang baik dapat menyebabkan penguasaan teknik yang kurang baik
pula. Adapun pengertian fleksibilitas seperti dijelaskan oleh Satria dkk
mengatakan: “kemampuan gerak dalam ruang sendi yang seluas-luasnya”.32
Menurut Michael J. Alter mengatakan “kemampuan untuk menggerakan
otot beserta persendian pada seluruh daerah pergerakan”. 33 Menurut Giriwijoyo
mengatakan: “kelentukan merupakan bagian dari latihan kerangka(skelet)
khususnya latihan untuk memperluas pergerakan persendian, yang berarti
31 Harsono, Op. Cit, hal, 110
32 Satria dkk,Op. Cit, hal 70
33 Michael J. Alter, (1996). 300 Teknik Peregangan Olahraga, Jakarta. PT Raja Gafindo persada.hal 3
37
meningkatkan persendian”.34 Selanjutnya menurut Bastinus Nicholaus
Matjan menjelaskan: “flekibilitas adalah tingkat ruang gerak suatu persendian”. 35
Berdasarkan paparan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
fleksibilitas adalah kemampuan untuk mnggerakan otot beserta sendi dalam ruang
gerak yang seluas-luasnya pada seluruh daerah pergerakan. Latihan fleksibilitas
disebut juga dengan latihan kelenturan atau kelentukan. Latihan fleksibilitas
secara khusus diperlukan untuk cabang oalahraga karate, baik kata maupun
kumite. Seperti dikutip dari Satria dkk mengatakan: “kelenturan sangat diperlukan
oleh setiap atlet agar mereka mudah untuk mempelajari berbagai gerak,
meningkatkan keterampilan, dan mengoptimalkan kekuatan, kecepatan dan
koordinasi”.36
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa latihan fleksibilitas
menunjang untuk meningkatkan keterampilan gerak serta kecepatan, kekuatan
serta koordinasi seorang atlet.
1) Bentuk Latihan Fleksibilitas
Ada beberapa metode yang bisa meningkatkan fleksibilitas yakni, metode
latihan statis, dinamis dan PNF semua bentuk latihan tersebut bisa meningkatkan
fleksibilitas atau kelenturan seorang atlet. Misalnya latihan fleksibilitas dengan
metode statis seperti menurut Satria dkk mengatakan:
34 Giriwijoyo, Santosa, Ilmu Faal Olahraga; Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga, edisi 7, Buku Ajar FPOK UPI, Bandung, 2007, hal 164
35 Bastinus Nichoulas Matjan, Op. Cit, hal 21
36 Satria dkk, Op. Cit, hal 71
38
Cara pelaksanaanya pelaku berusaha meregangkan otot-otot tertentu
tanpa bantuan orang lain, dengan tanpa menggerak-gerakan anggota
tubuh tersebut, sebagai patokan lama peregangan statis untuk satu bentuk
latihan yaitu sekitar 20-30 detik. 37
Dibawah ini contoh bentuk peregangan statis:
Gambar di atas adalah contoh salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan
fleksibilitas secara umum dengan metode statis, setelah melakukan peregangan statis
kemudian bisa dilanjutkan dengan peregangan dinamis atau PNF. Komponen fisik
tersebut tidak akan terbentuk dengan sendirinya, melainkan harus dengan proses latihan
yang sistematis dan berulang-ulang serta memegang teguh prinsip-prinsip latihan.
Metode latihan statis ada dua, yakni statis aktif dan statis pasif, dalam konteks
penelitian ini metode yang digunakannya yaitu dengan statis aktif.
2) Manfaat Fleksibilitas Panggul Pada Olahraga Beladiri
Manfaat fleksibilitas untuk cabang beladiri sangat besar, hal ini Senada
dengan pendapat Satria dkk bahwa latihan fleksibilitas itu bermanfaat
37 Ibid, hal 71
39
untuk membantu “memudahkan mempelajari berbagai gerak, meningkatkan
keterampilan, dan mengoptimalkan kekuatan, kecepatan, dan koordinasi”.38
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa dengan latihan fleksibilitas
panggul pada khususnya, untuk cabang olahraga beladiri sangat bermanfaat,
apabila fleksibilitas panggul baik, maka akan memaksimalkan gerakan
menangkis, memukul, menendang, menyapu, dan gerakan lainnya akan lebih
fleksibel, sehingga kecepatan, kekuatan, serta koordinasi gerak akan meningkat.
Idai Makaya menjelaskan:
“Fleksibilitas juga mengacu pada anggota badan dan tubuh mampu
bergerak melalui opsi yang diperlukan dan rentang gerak nyaman dan
lancar, tanpa kemungkinan menimbulkan kerusakan jangka panjang serta
menjadi lebih fleksibel sehingga dapat membuat anda lebih cepat dan lebih
akurat”. 39
Dari pendapat di atas ditarik simpulan bahwa dalam karate gerakan-
gerakan tersebut didukung oleh fleksibilitas panggul. dalam konteks ini berarti
jika seseorang akan melakukan tendangan dengan gerakan melangkah serta
dengan kekuatan dan kecepatan yang tinggi maka dengan fleksibilitas panggul
yang baik akan membantu mengoptimalkan tendangan itu supaya lebih kuat, cepat
akurat dan tidak kaku.
3) Fleksibilitas Panggul dalam Penampilan Pada Nomor Kata
38 Ibid, hal 71
39 Idai Makaya.com, Fleksibilitas,world ducument,hal 4 Diakses tanggal 27 Maret 2013
40
Berkaitan dengan fleksibilitas panggul dalam penampilan pada nomor
kata, fleksibilitas panggul merupakan objek utama untuk membantu supaya bisa
mengoptimalkan teknik, kecepatan, kekuatan dan koordinasi maka seluruh bagian
anggota tubuh harus dilatih kelentukannya. Agar body potition stands dan terlebih
tungkai memiliki otot yang kuat, cepat dan juga memiliki fleksibilitas yang tinggi,
maka harus diberikan latihan yang sesuai dan khusus dengan tuntutan cabang
olahraganya, hal ini sesuai dengan Bompa (1990:60) menjelaskan:
Sebagai tujuan utama untuk mengembangkan fisik atlet dalam mengingat
kekhususan secara fisiologi dan metodologi, fungsi khusus adalah untuk mencapai
sukses yang paling tinggi dalam kompetisi. Demikian penyesuaian dalam olahraga
yang punya potensi kerja terbesar dalam latihan dan berakhir dengan
pertandingan.40
Berdasarkan paparan di atas ditarik simpulan bahwa latihan yang
diberikan secara khusus akan menghasilkan hasil yang maksimal dan latihan
fleksibilitas pinggul akan memudahkan pergerakan menjadi lebih luas, hal ini
senada dengan Irina Yastrebova “Latihan fleksibilitas panggul mengembangkan
mobilitas dan jangkauan gerak pada sendi panggul”. Dalam konteks ini latihan
fleksibilitas panggul yang diberikan secara khusus akan memaksimalkan teknik
tangkisan, pukulan, tendangan serta gerakan lainnya akan semakin cepat, kuat
serta koordinasinya akan lebih baik. salah satu yang dibutuhkan pada penampilan
40 Bompa, Theory and Methodology of Training, Mozaic, Press, Toronto, 1990, hal 60
41
kata adalah fleksibilitas panggul yang baik, maka latihan-latihan yang diberikan
pun harus dapat meningkatkan fleksibilitas. 41
B. TINJAUAN TENTANG KEPERCAYAAN DIRI SISWA
1. Pengertian Kepercayaan Diri Siswa
Kepercayaan diri merupakan keyakinan dalam diri seseorang untuk dapat
menangani segala sesuatu dengan tenang. Kepercayaan diri merupakan keyakinan
dalam diri yang berupa perasaan dan anggapan bahwa dirinya dalam keadaan baik
sehingga memungkinkan individu tampil dan berperilaku dengan penuh
keyakinan. 42
Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia untuk
menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu. Setiap individu
mempunyai hak untuk menikmati kebahagiaan dan kepuasan atas apa yang telah
diperolehnya, tetapi itu akan sulit dirasakan apabila individu tersebut memiliki
kepercayaan diri yang rendah, bukan hanya ketidak mampuan dalam melakukan
suatu pekerjaan, tetapi juga ketidak mampuan dalam menikmati pekerjaan
tersebut.43
Kepercayaan diri juga merupakan suatu perasaan atau sikap yang
tidak terlalu membandingkan diri dengan orang lain yang berisikan
kekuatan, kemampuan, dan ketrampilan untuk menghasilkan sesuatu yang
41 Irina Yastrebova, world document, 2011, hal 1. diakses tanggal 27 Maret 2013
42 K. Hambly, Bagaimana Meningkatkan Rasa Percaya Diri, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hlm. 3
43 http://one.indoskripsi.com/nade/9599
42
didasari oleh keyakinan akan kesuksesan dalam melaksanakannya. Orang
yang mempunyai rasa percaya diri mempunyai ciri-ciri tidak
mementingkan diri sendiri, cukup toleran, ambisius, tidak perlu dukungan
orang lain, optimis, mampu bekerja secara efektif dan bertanggung jawab
atas pekerjaannya44
Percaya diri adalah percaya kepada kemampuan diri sendiri, kita
harus benar-benar tahu apa yang dilakukan. Kita sudah mempunyai
rencana kedepan atas hal yang kita lakukan. Dengan demikian kita tidak
terjatuh pada lubang yang kita buat sendiri. Percaya diri ini akan timbul
ketika percaya pada kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan segala
sesuatu yang sedang dihadapi. Kepercayaan diri adalah perasaan yang
mendalam pada batin seseorang, bahwa ia mampu berbuat sesuatu yang
bermanfaat untuk dirinya, keluarganya, masyarakatnya, umatnya dan
agamanya, yang memotifasi untuk optimis, kreatif dan dinamis yang
positif.45
Orang yang kurang percaya diri dalam menghadapi situasi tertentu akan
mengalami gejala seperti: diare, berkeringat, kepala pusing (pening),
jantung berdebar kencang, otot menjadi tegang dan panik.46
Seseorang yang tidak mempunyai kepercayaan diri biasanya tidak
berani bertanggung jawab terhadap suatu tugas atau pekerjaan. Seseorang
44 Lauster, The Personality Test (London: Part Books, 1979), hlm. 12
45 http://indonetasia.com/definisionlene/?p=520
46 K. Hambly, op.cit., hlm. 16
43
yang tidak mempunyi kepercayaan kepada diri sendiri sering merasa takut
menghadapi resiko atau tanggung jawab yang harus diterima dari tindakan
yang dilakukan yaitu kemungkinan mengalami kegagalan, menyebabkan
seseorang sering menolak atau menghindari dari tugas-tugas atau
pekerjaan tertentu. Sehingga seseorang yang tidak mempunyai
kepercayaan diri cenderung memilih untuk menjadi pengikut dalam
anggotanya saja, atau bahkan menghindari tugas-tugas tersebut sama
sekali. 47
Kepercayaan diri atau keyakinan diri diartikan sebagai suatu kepercayaan
terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap individu dalam kehidupannya,
serta bagai mana individu tersebut memandang dirinya secara utuh
dengan mengacu pada konsep diri.48
Perkembangan kepercayaan diri seseorang juga banyak dipengaruhi oleh
adanya keyakinan kepada Tuhan. Bahwa dengan mendekatkan diri pada Tuhan
akan dapat diperoleh keterangan yang membangkitkan kepercayaan diri.
Terbentuknya kepercayaan diri tidak terjadi karena isolasi, akan tetapi mampu
melakukan interaksi dengan sehat didalam masyarakat.49 Disamping itu hal-hal
yang mempengaruhi kepercayaan diri adalah sikap bebas merdeka, tidak
mementingkan diri sendiri, toleran, dan memiliki ambisi.
47 Sobur, Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga , BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1985, hlm. 35
48 J. Rakhmat, Psikologi Agama, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm. 24
49 A. Ahmadi, Psikologi Sosial , Bina Ilmu, Surabaya, 1988, hlm. 27
44
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas
kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis,
bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berfikiran
positif dan dapat menerimanya. Istilah percaya diri adalah kondisi mental
atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya
untuk berbuat atau melakukan suatu tindakan. Orang tidak percaya diri
memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena
itu sering menutup diri. 50
Rasa percaya diri merupakan modal utama bagi seseorang dalam
mengembangkan aktualisasi dirinya. Pengembangan suatu bangsa untuk mencapai
taraf dan kualitas kehidupan yang lebih baik seyogyanya dilandasi oleh rasa
percaya diri yang kuat.51
Berdasarkan uraian diatas, maka disimpulkan bahwa kepercayaan
diri adalah kemampuan berfikir secara orijinal. Tidak mementingkan diri
sendiri, bertanggung jawab atas semua pekerjaannya, cukup toleran,
optimis dan mampu melakukan interaksi dengan sehat di dalam
masyarakat Kepercayaan diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang,
dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi
keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam
mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya.
50http://ilmupsikologi.wordpress.com/2009/12/25/pengertian-kepercayaan-diri/, diakses tanggal 27 Maret 2013
51 Koent Jayaningrat, Mentalitas Kebudayaan Dan Pembanguan, Gramedia, Jakarta, 1982, hlm. 47
45
2. Ciri-ciri Kepercayaan Diri
Ciri-ciri orang yang mempunyai kepercayaan diri, antara lain: tidak
mementingkan diri sendiri, cukup toleran, ambisius, tidak perlu dukungan orang
lain, tidak berlebihan, selalu optimis, gembira, mampu bekerja secara efektif dan
bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.52
Pendapat lain menyebutkan ciri-ciri kepercayaan diri adalah:
a. Optimis
Perasaan bahwa dirinya akan mampu mewujudkan rencanarencananya
dengan berhasil, menimbulkan kecenderungan untuk tidak ragu-ragu dalam bertindak.
b. Tidak Memiliki Perasaan Rendah Diri
Orang yang mempunyai kepercayaan diri dapat memperoleh pengertian
bahwa setiap manusia dilahirkan dengan memiliki kekurangan dan kelebihan,
maka tidak perlu memiliki perasaan bahwa dirinya jauh lebih kecil, kurang
berharga, tidak mempunyai kemampuan, jika dibandingkan dengan orang lain.
c. Tidak Memiliki Keragu-raguan
Orang yang mempunyai kepercayaan diri jarang merasa raguragu dalam
tindakannya, segera dapat memutuskan untuk bertindak bila dihadapkan kepeda
beberapa alternatif tindakan.
d. Memiliki Rasa Aman
Artinya, orang yang memiliki kepercayaan diri jarang menjadi
kawatir dan merasa cemas, karena didalam berhubungan dengan
orang lain, orang lain tidak dianggap suatu ancaman bagi dirinya
52 Lauster, The Personality Test, Op. Cit., hlm.17
46
e. Bertanggung Jawab
Seseorang yang percaya diri akan mampu bertanggung jawab atas
pekerjaannya.
f. Cukup Toleran
Artinya seseorang yang tidak egois dan tidak hanya mementingkan diri
sendiri saja, tetapi juga peduli dan mengkaitkan kepentingan dan perasaan orang
lain dan mampu berinteraksi di dalam masyarakat.
Ada juga yang mengatakan karakteristik kepercayaan diri adalah:
a. Pemahaman terhadap potensi diri.b. Optimistis dalam menghadapi permasalahan.c. Tidak merasa lebih rendah dari orang lain dan tidak merasa lebih
tinggi.d. Kreatif dan dinamis dalam menggali dan mengembangkan potensi
diri, serta menutup kekurangan-kekurangan yang menghambat.e. Terdepan dalam setiap aktifitas positif.f. Bertanggung jawab, mengakui kesalahan bila bersalah.g. Berani proporsional dalam kebaikan/kebenaran.h. Tidak cepat marah dan tidak pendendam.i. Memberi sambutan hangat kepada orang lain. Pandai menghargaij. orang lain secara adil.k. Berjalan tegap, murah senyum dan tidak pemarah.53
3. Foktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan diri
Kepercayaan diri dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Faktor intern atau individual, yaitu: itelegensi dan jenis kelamin.
1) Intelegensi
Intelegensi merupakan keseluruhan kemampuan individu untuk
mereaksikan dan mengadakan penyesuaian dengan lingkungan. Intelegensi yang
53 http://indonetasia.com/devinisionline/?p=520, diakses tanggal 27 Maret 2013
47
tinggi akan membawa individu kepada pengambilan langkah-langkah yang positif
untuk belajar dari pengalaman yang lalu dan kemudian dapat dipergunakan untuk
membaca keadaan yang baru, problem yang baru dan kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi.
2) Jenis kelamin
Pria tidak terlalu peka terhadap kelompok dibandingkan wanita, sehingga
wanita lebih memungkinkan untuk melakukan interaksi sosial. Sedangkan pria
biasanya lebih membutuhkan sebuah kelompok.
b. Faktor Eksternal atau sosial, yaitu: keluarga, lingkungan, dan kelompok.
1) Keluarga
Keadaan dalam rumah bisa sangat mempengaruhi terbentuknya
kepercayaan diri sebuah individu, itu dilihat dari cara orang tua mendidik anak-
anaknya.
2) Lingkungan
Pengaruh dari teman akan mempengaruhi tingkah laku individu.
Pengaruh dari teman sebaya ini sangat mempengaruhi kuat lemahnya
interaksi sosial.
3) Kelompok
Sebuah kelompok, didalamnya pasti akan ada hubungan yang
saling terkait satu sama lain, jadi kepercayaan diri individu dalam
sebuah kelompok itu pasti akan mempengaruhi kelompok lain.54
54 Koent Jayaningrat, Op. Cit, hlm 38
48
Adapun faktor lain seseorang kurang percaya diri adalah:
a. Lingkungan yang kurang memberikan kasih sayang / penghargaan, terutama pada massa kanak-kanak dan massa remaja.
b. Lingkungan yang menerapkan kedisiplinan yang otoriter, tidak memberikan kebebasan berfikir, memilih dan berbuat.
c. Kegagalan/kekecewaan yang berulang kali tanpa diimbangi dengan optimisme yang memadai.
d. Keinginan untuk mencapai kesempurnaan dalam segala hal (idealisme yang tidak realistis).
e. Kekurangan jasmani/cara berbicara yang sering ditonjolkan oleh lingkungannya (sering dihina).
f. Kurang memahami nilai dan peranan iman dalam hidup ini.55
C. PENGARUH EXTRA KARATE TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI
SISWA DI MTS NURUL FALAH SAWO KUTOREJO MOJOKERTO
TAHUN 2012-2013
Merendahkan tubuh menjadikan tingkat stabilitas kita akan semakin
besar, tapi kerendahan dalam konteks ini menyesuaikan kedalam bentuk kuda-
kuda yang akan ditampilkan dalam bermain kata. Untuk memperkuat supaya
kuda-kuda itu stabil saat menampilkan kata selain unsur fisik yang lain, latihan
stabilisasi diperlukan dan latihan tersebut termasuk kedalam kontraksi otot
isometrik. Latihan stabilisasi bisa meningkatkan keseimbangan, Lady mengatakan
bahwa: Hasil pelatihan stabilitas dapat meningkatkan ketahanan otot, tendon
dan kekuatan ligamen, otot meningkat dan rentang gerak sendi, meningkatkan
aktivitas sistem syaraf, keseimbangan yang lebih baik dan fungsi inti, dan
meningkatkan pencegahan kecelakaan dan kinerja yang ditingkatkan. 56
55 http://indonetasia.com/devinisionline/?p=520.
56 Lady, Op. Cit, diakses tanggal 27 Maret 2013
49
Kata apabila dilihat dari bentuk gerakannya terdapat gerakan pukulan,
tendangan, tangkisan, lompat, hentakkan, kuda-kuda dan semua itu harus
dilakukan dengan ritme, kecepatan, kekuatan yang se-sempurna mungkin tentunya
dengan stabilitas yang baik agar dalam penampilan kata keseimbangannya tidak
labil. Otot tungkai yang kuat adalah modal yang sangat baik untuk bisa
menampilkan kata dengan stabil. Latihan stabilisasi merupakan faktor pendukung
untuk melatih mengencangkan otot tungkai tersebut, sehingga dalam penampilan
kata akan lebih stabil. Karena latihan stabilisasi menurut Yadi sunardi adalah:
“kemampuan seseorang untuk mempertahankan kaseimbangannya terhadap
gangguan yang datang dari luar”. diduga latihan stabilisasi merupakan faktor
pendukung yang baik dalam penampilan atlet pada nomor kata
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa dengan latihan stabilisasi
dapat meningkatkan ketahanan otot, tendon kekuatan ligamen serta keseimbangan
yang lebih baik, dalam konteks ini berarti jika seseorang menampilkan kata dan
didalam kata itu sendiri terdapat gerakan tangkisan, pukulan, tendangan dengan
gerakan melangkah serta dengan kekuatan dan kecepatan yang tinggi maka akan
terjaga keseimbangannya.
a. Dampak Latihan Fleksibilitas Panggul Terhadap Penampilan Kata
Fleksibilitas panggul yang baik sangat diperlukan supaya dalam
penampilan kata tidak kaku dan mengoptimalkan pergerakan, Irina Yastrebova
Hasil pelatihan stabilitas dapat meningkatkan ketahanan otot, tendon dan kekuatan
ligamen, otot meningkat dan rentang gerak sendi, meningkatkan aktivitas sistem
syaraf, keseimbangan yang lebih baik dan fungsi inti, dan meningkatkan
pencegahan kecelakaan dan kinerja yang ditingkatkan.
50
Kata apabila dilihat dari bentuk gerakannya terdapat gerakan pukulan,
tendangan, tangkisan, lompat, hentakkan, kuda-kuda dan semua itu harus
dilakukan dengan ritme, kecepatan, kekuatan yang se-sempurna mungkin tentunya
dengan stabilitas yang baik agar dalam penampilan kata keseimbangannya tidak
labil. Otot tungkai yang kuat adalah modal yang sangat baik untuk bisa
menampilkan kata dengan stabil. Latihan stabilisasi merupakan faktor pendukung
untuk melatih mengencangkan otot tungkai tersebut, sehingga dalam penampilan
kata akan lebih stabil. Karena latihan stabilisasi menurut Yadi sunardi adalah:
“kemampuan seseorang untuk mempertahankan kaseimbangannya terhadap
gangguan yang datang dari luar”. diduga latihan stabilisasi merupakan faktor
pendukung yang baik dalam penampilan atlet pada nomor kata
Dari paparan di atas ditarik simpulan bahwa dengan latihan stabilisasi
dapat meningkatkan ketahanan otot, tendon kekuatan ligamen serta keseimbangan
yang lebih baik, dalam konteks ini berarti jika seseorang menampilkan kata dan
didalam kata itu sendiri terdapat gerakan tangkisan, pukulan, tendangan dengan
gerakan melangkah serta dengan kekuatan dan kecepatan yang tinggi maka akan
terjaga keseimbangannya.
b. Dampak Latihan Fleksibilitas Panggul Terhadap Penampilan Kata
Fleksibilitas panggul yang baik sangat diperlukan supaya dalam
penampilan kata tidak kaku dan mengoptimalkan pergerakan, Irina Yastrebova
Dari uraian diatas dapat diasumsikan bahwa ada pengaruh yang
signifikan Extra Karate terhadap Kepercayaan Diri Siswa di MTs Nurul Falah
Sawo Kutorejo Mojokerto tahun 2012-2013.
51