IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
ABSTRAK
PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE PLASMA PADA PEROKOK
DENGAN PEMBERIAN LATIHAN BEBAN INTENSITAS RENDAH DAN
SUPLEMTASI ASAM FOLAT SERTA CYANOCOBALAMIN
Pendahuluan: Homocysteine saat ini dikenal sebagai suatu faktor risiko yang
dapat menimbulkan aterosklerosis. Homocysteine merupakan non protein sulfhydryl
amino acid yang memiliki jalur metabolisme pada jalur remetilasi dan
transulfurasi biosintesis metionin. Asam folat dan cyanoconalamin sebagai
kofaktor enzim pada proses metabolisme biosintesis tersebut. Latihan beban
intensitas rendah serta suplementasi asam folat dan cyanocobalamin dapat
digunakan untuk menurunkan kadar homocysteine plasma. Namun, keefektifan
latihan beban dengan suplementasi tersebut belum pernah diperiksa. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan penurunan kadar homocysteine
plasma dengan pemberian latihan beban intensitas rendah dan suplementasi asam
folat serta cyanocobalamin. Metode: Metode penelitian ini menggunakan
eksperimental laboratorium pre dan post test. Empat belas pria (n = 14) berusia 25-
30 tahun memiliki kebiasan merokok dibagi menjadi dua kelompok eksperimen,
masing-masing kelompok terdiri dari tujuh orang. Kelompok pertama diberi
perlakuan latihan beban intensitas rendah serta suplementasi asam folat dan
cyanocobalamin (n = 7), kelompok kedua diberi perlakuan latihan beban
intensitas rendah tanpa suplementasi (n = 7). Latihan beban dilakukan selama 45-55
menit. Hasil: Terdapat penurunan kadar homocysteine plasma pada kelompok
pertama dengan pemberian latihan beban intensitas rendah dan suplementasi asam
folat serta cyanocobalamin dengan nilai rerata 11,95 µmol/L menjadi 9,65 µmol/L.
namun, terdapat peningkatan pada kelompok dengan pemberian latihan beban
intensitas rendah tanpa suplementasi dengan nilai rerata 18,98 µmol/L menjadi
20,40 µmol/L. Kesimpulan: Kesimpulannya adalah terdapat penurunan setelah
pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta latihan beban
intensitas rendah terhadap kadar homocysteine. Namun, terjadi peningkatan setelah
pemberian latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi asam folat dan
cyanocobalamin terhadap kadar homocysteine dengan nilai signifikansi (p < 0,05).
Kata Kunci: homocysteine, asam folat, cyanocobalamin, latihan beban
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
Tabel 5.1 Nilai rerata dan standart deviasi karakteristik
subjek penelitian
Rerata ± SD
Variabel
Kelompok 1 Kelompok 2
Usia (tahun) 26,57 ± 2,14 29,28 ± 0,48
Berat badan (kg/m²) 60,14 ± 4,94 61,71 ± 6,42
Tinggi badan (cm) 166,14 ± 2,34 167,57 ± 5,06
IMT 21,79 ± 1,77 21,94 ± 1,51
N 7 7
Keterangan : IMT (Indeks Massa Tubuh), N (jumlah subjek penelitian)
Tabel 5.1 adalah data yang menghimpun karakteristik seluruh subjek
penelitian. Pada kelompok 1 memiliki rerata usia 26,57 tahun dengan kisaran usia
antara 25-30 tahun. Sedangkan pada kelompok 2 memiliki rerata usia 29,28 tahun
dengan kisaran usia 29-30 tahun. Berat badan minimal subjek adalah 55 kg dan berat
badan maksimal adalah 71 kg dengan tinggi badan minimal adalah 158 cm dan tinggi
badan maksimal adalah 173. Nilai minimal dan maksimal berat badan serta tinggi
badan menunjukkan subjek penelitian memiliki kriteria IMT normal, pada kelompo 1
memiliki nilai IMT 21,79 kg/m² dengan kisaran angka normal 19-23 kg/m², pada
kelompok 2 memiliki angka IMT masih dalam batas normal yaitu 19-24 kg/m².
Data Variabel Penelitian
Data variabel penelitian dan uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data kadar homocysteine pre test
dan homocysteine post test berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
menggunakan Shapiro-wilk dengan kriteria jika p > 0,05 maka data berdistribusi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
normal dan sebaliknya jika nilai p < 0,05 maka data tersebut berdistribusi tidak
normal.
Tabel 5.2 nilai rerata dan standar deviasi kadar homocysteine plasma pretest
dan posttest
Rerata ± SD
Variabel Kelompok 1 Kelompok 2 p
Homocysteine Pre test (µmol/L)
11,95 ± 2,67
18,98 ± 11,38
0,000
Post test (µmol/L) 9,65 ± 1,73 20,45 ± 12,47 0,000
Delta (µmol/L) -2,30 ± 1,17 1,41 ± 1,27 0,902
N 7 7
Keterangan : Pre (sebelim perlakuan), Post (setelah perlakuan), p (Uji normalitas data dengan
Shapiro-wilk, data berdistribusi normal jika p > 0,05)
Tabel 5.2 menjelaskan rerata dan hasil uji normalitas variabel homocysteine
pre test dan post test kelompok 1 dan kelompok 2 serta nilai delta homocysteine.
Hasil uji normalitas pre test dan post tes pada kelompok 1 dan kelompok 2
berdistribusi tidak normal dengan nilai signifikansi 0,000 dengan nilai normal
signifikansi p > 0,005. Oleh karena itu maka uji beda berpasangan untuk kelompok 1
dan kelompok 2 menggunakan uji non parametrik yaitu wilcoxon. Hasil uji normalitas
pada nilai delta menunjukkan nilai p > 0,05 yaitu 0,902, maka uji beda menggunakan
parametrik yaitu independent t-test.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
5.3 Analisis Perbedaan Kelompok 1 Dan Kelompok 2
5.3.1 Analisis uji t berpasangan kelompok 1 dan kelompok 2 (wilcoxon)
Analisis perbedaan rerata dilakukan dalam dua pengamatan yaitu sebelum
perlakuan dan setelah perlakuan melalui uji beda. Kelompok 1 dan kelompok 2 pada
tabel 5.2 menunjukkan nilai berdistribusi tidak normal, sehingga uji beda
menggunakan uji non parametrik yaitu wilcoxon, sedangkan nilai delta pada tabel 5.2
menunjukkan nilai yang berdistribusi normal, sehingga uji beda menggunakan uji
parametrik yaitu independen t-test. Kelompok 1 mendapatkan perlakuan yaitu
pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta latihan beban intensitas
rendah. kelompok 2 mendapatkan pemberian perlakuan latihan beban intensitas
rendah tanpa suplementasi asam folat dan cyanocobalamin. Kedua kelompok
mendapatkan perlakuan dihari yang berbeda. Hasil uji beda kelompok 1 dan 2
terdapat pada tabel 5.3 dan tabel 5.4.
Tabel 5.3 Hasil uji perbedaan non parametrik (wicoxon) pada kelompok 1
Rerata ± SD Variabel
Homocysteine
p Pre Post
Kelompok 1
µmol/L
11,95 ± 2,67 9,65 ± 1,73 0,018
Keterangan : nilai signifikan p < 0,05
Berdasarkan uji perbedaan kelompok 1 pada tabel 5.3 menunjukkan nilai p <
0,05 yaitu 0,018. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
sebelum dan setelah perlakuan suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta
latihan beban intensitas rendah terhadap penurunan kadar homocystein plasma.
Tabel 5.4 Hasil uji perbedaan non parametrik (wicoxon) kelompok 2
Rerata ± SD Variabel
Homocysteine
p Pre Post
Kelompok 2
µmol/L
18,98 ± 11,38 20,40 ± 12,53 0,028
Keterangan : nilai signifikan p < 0,05
Berdasarkan uji perbedaan kelompok 2 pada tabel 5.4 menunjukkan nilai p <
0,05 yaitu 0,028. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna
sebelum dan setelah perlakuan latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi.
Gambaran perubahan rerata variabel pre dan post test kelompok 1 dan kelompok 2
terdapat pada grafik 5.1.
Gambar 5.1 Gambaran perubahan rerata homocysteine pre dan post test
kelompok 1 dan kelompok 2
25 18,98
20,40
20 11,95
15 9,65
10
5
0
Kelompok 1 Kelompok 2
Pre Post
Ho
mo
cyst
ein
e
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
Gambar 5.1 menunjukkan perubahan rerata homocysteine pada kelompok 1
dan kelompok 2. Kelompok 1 menunjukkan perubahan yang signifikan pada
homocysteine yaitu dari nilai signifikan 11,95 menjadi 9,65. Hal tersebut bermakna
bahwa terdapat penurunan kadar homocyateine plasma pada kelompok 1 dengan
pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta latihan beban intensitas
rendah. Kelompok 2 menunjukkan dan mengalami perubahan signifikan dari rerata
18,98 menjadi 20,40 Hal tersebut dapat disimpulakn adanya peningkatan kadar
homocysteine plasma pada kelompok 2 dengan pemberian latihan beban intensitas
rendah tanpa suplementasi.
Tabel 5.5 Hasil uji independent t-test dilihat dari delta variabel homocysteine
kelompok 1 dan kelompok 2
Rerata ± SD
Variabel Kelompok 1 Kelompok 2 p
Homocysteine
Pre dan post test -2,30 ± 1,17 1,41 ± 0,48 0,000 µmol/L
N 7 7 Keterangan : Kelompok 1 (setelah pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin
serta latihan beban intensitas rendah), kelompok 2 (setelah pemberian latihan beban intensitas
rendah tanpa suplementasi), nilai signifikan p < 0,05
Berdasarkan uji independen t-test pada tabel 5.5 didapatkan nilai p < 0,05
yaitu 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna setelah
perlakuan terhadap kelompok 1 dan kelompok 2.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
BAB 6
PEMBAHASAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah pada penelitian ini bertujuan
untuk menjelaskan serta membuktikan pemberian suplemtasi asam folat dan
cyanocobalamin serta latihan beban intensitas rendah mampu menurunkan kadar
homocysteisne plasma sebagai salah satu faktor munculnya risiko penyakit
kardiovaskular serta membandingkan apakah pemberian suplementasi dan latihan
beban intensitas rendah lebih baik dari pemberian perlakuan latihan beban intensitas
rendah tanpa suplementasi. Metode yang digunakan adalah experiment laboratories
pretest-posttest design yang menggunakan manusia sebagai subyek penelitian.
Gambaran Karakteristik Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini berjumlah 14 orang kemudian dibagi menjadi 2
kelompok dan setiap kelompok berjumlah 7 orang, semua subyek penelitian berjenis
kelamin laki-laki. Hasil pada tabel 5.1 diketahui bahwa rerata usia subyek pada
kelompok 1 yaitu 26,57 dengan kisaran usia antara 25-30 tahun. Pada kelompok 2
memiliki rerata usia yaitu 29,28 dengan kisaran usia 29-30 tahun. Deskripsi tersebut
menjelaskan dari seluruh kelompok memiliki usia minimal yaitu 25 tahun dan
memiliki usia maksimal 30 tahun. Usia merupakan salah satu faktor risiko tingginya
kadar homocysteine seseorang, dengan kurangnya aktivitas fisik serta kurang
tercukupinya asupan nutrisi khususnya asam folat dan cyanocobalamin maka akan
menambah risiko tingginya kadar homocysteine. Diketahui pada penelitian ini
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
kelompok 1 memiliki rerata homocysteine pre test 11,95 µmol/L dengan nilai
minimal 7,9 µmol/L dan nilai maksimal 15,3 µmol/L, jika dibandingkan dengan nilai
rerata homocysteine kelompok 2 memiliki nilai rerata pre test 18,98 µmol/L dengan
nilai minimal 10,4 µmol/L dan nilai maksimal 44,7 µmol/L, maka dapat diartikan
nilai rerata serta nilai minimal dan maksimal homocysteine pre test kelompok 2 lebih
tinggi dibanding dengan kelompok 1, rerata usia kelompok 2 lebih tinggi dibanding
kelompok 1, hasil tersebut menunjukkan bahwa bertambahnya usia seseorang akan
berpengaruh terhadap tingginya kadar homocysteine. Seseorang dengan kondisi
kekurangan nutrisi khususnya asam folat dan cyanocobalamin akan mengalami
hambatan pada proses remitilisasi yaitu pengubahan kembali homocysteine menjadi
metionin, sehingga terjadi penumpukan homocysteine yang akan memperbesar
kemungkinan memburuknya kualitas vaskular (Hannibal, 2017).
Beberapa faktor lain juga disebutkan dapat meningkatkan kadar homocysteine
yaitu kebiasaan mengkonsumsi alkohol serta rokok. Subyek penelitian ini merupakan
seseorang yang memiliki kebiasaan merokok dengan kisaran 15 batang rokok setiap
hari, kandungan zat nitrous oxide akan menurunkan kadar asam folat dalam tubuh,
sedangkan asam folat ini diperlukan sebagai kofaktor aktivitas enzim dalam proses
remethylitation yaitu pengubahan methylenetetrahydrofolat (MTHF) menjadi
tetrahydrofolat (THF) dan sebaliknya sehingga berakibat penumpukan homocysteine
yang berakibat memburuknya vaskular (Subasi, 2012; Hannibal, 2017). Beberapa
penelitian dilakukan dengan memberikan dosis asam folat 0,4-5 mg/hari mampu
menurunkan homocysteine pada perokok (Cafolla et al., 2002).
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
Pengaruh Asam Folat dan Cyanocobalamin Terhadap Homocysteine
Peningkatan homocysteine sering dikaitkan dengan faktor risiko penyakit
kardiovaskular. Banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui peningkatan kadar
homocysteine ini menunjukkan kerentanan terhadap aterosklerosis yang merupakan
langkah awal untuk penyakit jantung serta untuk menemukan cara yang lebih efisien
dan efektif serta ekonomis untuk mengurangi risiko penyakit jantung (Joubert, 2006;
Gaber, 2013). Menurunkan kadar homocysteine adalah merupakan salah satu cara
untuk mengurangi risiko penyakit jantung, peningkatan kadar homocysteine
disebabkan terganggunya proses sintesis homocysteine kembali menjadi metionin,
terganggunya proses sintesis banyak dikaitkan dengan kurangnya kofaktor enzim
pada proses sintesis tersebut, asam folat serta cyanocobalamin merupakan kofaktor
enzim dalam proses sintesis homocysteine ke metionin (Shils, 1999; Gueant, 2013;
Duplessis, 2017).
Pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin merupakan salah
satu cara untuk menurunkan kadar homocysteisne, sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh McCully (2015) dan Fratoni (2016). Penelitian tersebut menyebutkan
penurunan kadar homocysteine setelah pemberian suplementasi asam folat serta
cyanocobalamin. Sesuai dengan fungsi dari asam folat serta cyanocobalamin adalah
koofaktor enzim pada proses sintesis homocysteine menjadi metionin. Pembahasan
hasil data pada bab 5 menunjukkan adanya penurunan kadar homocysteine pada
kelompok satu dengan pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta
latihan beban intensitas rendah, dijelaskan pada tabel 5.3 yang menunjukkan nilai
signifikansi p < 0,05 yaitu 0,018. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
perbedaan bermakna sebelum dan setelah perlakuan terhadap penurunan kadar
homocysteine.
Asam folat dan cyanocobalamin merupakan prekursor inaktif dari beberapa
koenzim yang berfungsi pada transfer unit karbon tunggal, Berbagai reaksi penting
yang menggunakan unit karbon tunggal adalah sintesis purin melalui pembentukan
asam inosinat, sintesis nukleotida pirimidin melalui metilasi asam deoksiuridilat
menjadi asam timidilat, interkonversi beberapa asam amino misalnya antara serin
dengan glisin, histidin dengan asam glutamate, homocysteine dengan metionin
memerlukan cyanocobalamin sebagai kofaktor enzim (Sulistia, 1995; Guent, 2013).
Peran asam folat dan cyanocobalamin pada proses remitilisasi pengubahan
kembali homocysteine menjadi metionin dengan menggunakan kelompok metil dari
katalis asam folat menggunakan N5-methyltetrahydrofolate (metil-THF) sebagai
donor metil dan cyanocobalamin sebagai kofaktor (Shils, 1999; Hannibal, 2017).
Metil-THF terbentuk dalam reaksi katalis oleh methyltetrahydrofolate reductase
(MTHFR), dimana 5, 10 - methyltetrahydrofolate dikurangi menjadi 5-
methyltetrahydrofolate (metil-THF). Reaksi MTHFR meresuksi pembentukan metil-
THF dalam metabolisme folat (Christina, 2007).
Asam Folat dan Homocysteine serta Disfungsi Endotelium
Homocysteine mempengaruhi beberapa komponen penting aterogenesis
seperti fungsi endotel, aktivasi trombosit dan kekebalan serta inflamasi. Endothelium
penting untuk menjaga integritas vaskuler dengan melepaskan nitric oxide (NO)
untuk mengatur vasodilatasi vaskuler. Disfungsi endotel merupakan penanda awal
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
penyakit aterosklerosis (Gaber, 2016). Nitric oxide (NO) berperan pada vasokontriksi
dan vasodilatasi pembuluh darah untuk membuat aliran darah lebih besar ketika
permintaan oksigen tinggi seperti pada saat latihan atau berolahraga, jika Nitric oxide
terganggu maka, akan menghambat vasodilatasi pembuluh darah (Joubert, 2006).
Pemberian asam folat merupakan salah satu intervensi yang dapat diberikan untuk
memperbaiki fungsi endotel. Aktivitas fisik, fungsi ginjal, kebiasaan merokok,
kekurangan asam folat dan juga kurangnya cyanocobalamin merupakan beberapa
penyebab peningkatan pada kadar homocysteine. Penting untuk menjaga kecukupan
asupan nutrisi khususnya asam folat yang kandungannya pada makanan gampang
hilang karena proses pemasakan.
Latihan Beban dan Homocysteine
Latihan fisik atau berolahraga merupakan salah satu rekomendasi para dokter
untuk mengurangi risiko seseorang mengalami gangguan kesehatan. Banyak
penelitian menyebutkan bahwa dengan berolahraga maka akan mengurangi risiko
penyakit khususnya penyakit kardiovaskular, dengan mencegah beberapa faktor yang
menyebabkan penyakit kardiovaskular. salah satu faktor tersebut adalah tingginya
kadar homocysteine plasma (Subasi, 2012; Sanchez, 2015).
Secara umum selama latihan, peningkatan ketersediaan protein bisa mengubah
konsentrasi homocysteine dengan meningkatkan katabolisme metionin, sehingga
kadar homocysteine akan menurun, namun dengan latihan dan berkurangnya
ketersediaan vitamin B akan meningkatkan homocysteine (Joubert, 2006).
Peningkatan kadar homocysteine terjadi pada kelompok 2 (kontrol) dengan pemberian
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi, terlihat pada tabel 5.2 nilai rerata
homocysteine pre test adalah 18,98 µmol/L kemudian meningkat pada nilai rerata
homocysteine post test yaitu 20,45 µmol/L. Joubert (2006) menyatakan 2 dari 5
penelitian menunjukkan hubungan antara peningkatan homocystein dengan tingkat
aktivitas fisik. Joubert (2006) juga menyampaikan dari 7 penelitian tersebut, 3
penelitian menemukan tidak ada efek latihan terhadap penurunan homocysteine, 3
penelitian menemukan peningkatan homocysteine dan hanya 1 penelitian yang
menyampaikan terdapat penurunan homocysteine. Deminice (2016) menyampaikan 3
dari 7 penelitian dengan intervensi latihan beban mampu menurunkan kadar
homocysteine. Peningkatan kadar homocysteine setelah latihan akut bersifat
sementara dan akan kembali dalam kurun waktu 24 jam, peningkatan homocysteine
setelah latihan akut tidak berpotensi menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskular
yang diakibatkan oleh hyperhomocysteinemia (Deminice, 2016; Gaber, 2016).
Peningkatan kebutuahan kreatin untuk kontraksi otot dapat menyebabkan
peningkatan homocysteine. Guanidinoacetate akan membawa gugus metil pada
sintesis S-Adenosinmetionin (SAM) menjadi S-Adenosinhomocysteine (SAH) untuk
membentuk kreatin. Sintesis kreatin di hati 75% sebagai penyumbang pembentukan
homocysteine setiap hari, dimana s-adenosylmethionine menyumbang kelompok
metilnya ke guanidiniacetate untuk membentuk kreatin dan s-adenosylhomocysteine,
kreatin dibutuhkan untuk kontraksi otot, dimana kreatin bereaksi dengan
adenosintriphospate (ATP) yang dihasilkan oleh glikolisis dan fosforilasi oksidatif,
untuk membentuk adenosindiphospate (ADP) dan kreatin fosfat. Selama latihan yang
melibatkan kontraksi otot serta kebutuhan akan ATP meningkat maka kelompok
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
kreatin fosfat berenergi tinggi dipindahkan ke ADP untuk membentuk kembali ATP
(Joubert, 2006; Subasi, 2012; Sanchez, 2015).
Latihan beban merupakan salah satu rekomendasi untuk menurunkan kadar
homocysteine dengan melibatkan metil pada proses metabolisme betaine di ginjal
dengan meningkatkan aktivitas enzim BHMT sebagai pembawa gugus metil pada
metabolisme betaine. Deminice (2016) menyebutkan salah satu donator metil yang
digunakan untuk proses remetilasi homocysteine menjadi metionin yaitu
Betainehomocysteine S-methyltransferase (BHMT) merupakan enzime pembawa
gugus metil dari betaine yang berasal dari oksidasi kolin (Neuman, 2013).
Latihan beban intensitas rendah merupakan latihan yang direkomendasikan
untuk menurunkan kadar homocysteine dengan peran meningkatkan aktivitas enzim
bhetainehomocysteine methyltransferase (BHMT) sebagai pembawa gugus metil dari
sintesis betaine untuk kemudian digunakan remetilasi homocysteine ke metionin.
Aktivitas BHMT di ginjal lebih sedikit dibanding dengan di hati, aktivitas tersebut
dipengaruhi oleh latihan yang meningkatkan aktivitas BHMT di ginjal. Seseorang
dengan asam folat yang rendah akan meningkatkan aktivitas BHMT, namun tanpa
adanya peningkatan aktivitas metionin sintesis (MS). Olahraga mengurangi aktivitas
metionin sintesis serta meningkatkan aktivitas BHMT di hati dan ginjal (Neuman,
2013; Deminice, 2016).
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
Keterbatasan Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah didapatkan, ada beberapa keterbatasan pada
penelitian ini yaitu :
1. Aktivitas sampel yang tidak dapat dikontrol sehingga dimungkinkan dapat
mempengaruhi hasil penelitian ini.
2. Subyek dalam penelitian ini adalah bukan atlet atau seseorang yang tidak terlatih
dan tidak biasa latihan beban sehingga dimungkinkan mempengaruhi hasil
penelitian.
3. Hasil penelitian hanya melihat efek akut dari perlakuan serta dosis suplementasi
tertentu sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk melihat efek kronik
dari perlakuan dengan tambahan suplementasi dengan dosis berbeda.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
BAB 7
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data data dan pembahasan penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemberian latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi meningkatkan
kadar homocysteine plasma pada perokok.
2. Pemberian latihan beban intensitas rendah dan suplementasi asam folat serta
cyanocobalamin mampu menurunkan kadar homocysteine plasma pada
perokok.
3. Pemberian latihan beban intensitas rendah ditambah dengan pemberian
suplementasi asam folat dan cyanocobalamin terbukti lebih baik dalam
menurunkan kadar homocysteine plasma pada perokok daripada pemberian
latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi asam folat
cyanocobalamin.
Saran
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian ini, maka peneliti
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Merokok berdampak pada tingginya kadar homocysteine yang berakibat
tingginya risiko penyakit kardiovaskular, meskipun pemberian latihan beban
intensitas rendah serta suplementasi asam folat dan cyanocobalamin mampu
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
menurunkan kadar homocysteine, merokok tetap memiliki risiko besar
terhadap penyakit kardiovaskular. Hindari faktor risiko sekecil apapun yang
berdampak terhadap penyakit kardiovaskuler.
2. Pemberian latihan beban intensitas rendah dan supplementasi asam folat dan
cyanocobalamin direkomendasikan untuk menurunkan kadar homocysteine
plasma pada perokok.
3. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek kronik dari perlakuan
suplementasi asam folat dan cyanocobalamin terhadap penurunan kadar
homocysteine.
4. Perlu penelitian lebih lanjut terkait dengan faktor risiko yang menyebabkan
tingginya kadar homocysteine, karena penelitian ini hanya dilakukan terhadap
orang yang memiliki kebiasan merokok 15 batang rokok setiap hari.
5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan pemberian suplementasi
pyridoxine yang juga sebagai kofaktor enzim lain pada jalur transulfurasi
homocysteine.
6. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap subyek atlet atau subyek lansia
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
DAFTAR PUSTAKA
Bayir, Aysigul., 2015., The Effects of Vitamin B12 and Folic Acid Deficiencies on
Stroke, and Vitamin B12 and Folic Acid Supplements., Türk Biyokimya
Dergisi (Turkish Journal of Biochemistry–Turk J Biochem)., 37 (3) 303–314
Bickel, C., Schnabel, R.B., Zengin, E., Lubos, E., Rupprecht, H., Lackner, K., Proust,
C., Tregoues, D., Blankenberg, S., Westermann, D., Sinning, C., 2017.,
Homocysteine concentration in coronary artery disease: Influence of three
common single nucleotide polymorphisms., Nutrition, Metabolism &
Cardiovascular Diseases., 27, 168-175
Bompa, T.O., 1994., Theory and Methodology of Training., 3rd edition., Toronto,
Ontorio: Kendall/Hunt Publishing Company.
Cafolla, A., Dragoni, F., Girelli, G., Tosti M,E., Costante, A., De Luca, A,M.,
Funaro, D., Scott, C,S., 2002., Effect of folic acid and vitamin C
supplementation on folate status and homocysteine level: a randomised
controlled trial in Italian smoker–blood donors., Atherosclerosis 163, 105–111
Christina, Bolander, Gouaille., Bottiglieri, Teodoro., 2007., Homocysteine Related
Vitamins and Neuropsychiatric Disorders 2th., Paris Berlin Heidelberg New
York
Deminice, Rafael., Riberio, Farias, Diogo., Frajacomo, Tadeu, Travesian, Fernando.,
2016., The Effects of Acute Exercise and Exercise Training on Plasma
Homocysteine: A MetaAnalysis., DOI:10.1371/journal.pone.0151653
Dowson, Loren, Samantha., Bowe, John Steven., Crowe, Charles, Timothy., 2016.,
A combination of omega-3 fatty acids, folic acid and B-group vitamins is
superior at lowering homocysteine than omega-3 alone: a meta-analysis., doi:
10.1016/j.nutres.2016.03.010
Duplessis, M., Lapierre, H., Pellerin, D., Lafores, P., Girard, C,L., 2017., Effects of
intramuscular injections of folic acid, vitamin B12, or both, on lactational
performance and energy status of multiparous dairy cows., J. Dairy Sci.
100:1–14
Fox, E.L., Bowers, R.W. & Fross, M.L., 1993. The physiological Basis of Exercise
and Sport. USA: Wim. Brown Published
Fratoni, Valentina., Bramdi, Luisa, Maria., 2015., B Vitamins, Homocysteine and Bone Health., Nutrients, 7, 2176-2192; doi:10.3390/nu7042176
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
Gaber, Rania., Hamesa, Manal., 2016., The effects of pipe water smoking on
endothelial function in healthy non smoker volunteers., Artery Research 15, 1-
5
Gueant, Jean, Louis., Nomaur, Fares., Rossa Maria., Gueant Rodrigues., Daval, Jean
Luc., 2013., Folate and fetal programming: a play in epigenomics., Trends in
Endocrinology and Metabolism, Vol. 24, No. 6
Han, Liyuan., Liu, Yanfen., Wang., Changyi., Tang, Linlin., Feng, Xiaoqi., Astel
Burt, Thomas., Wen Qi., Duan, Donghui., Lu, Nanjia., Xu, Guodong., Wang,
Kaiyue., Zhang, Lu., Gu, Kaibo., Chen, Sihan., Ma, Jianping., Zhang, Tao.,
You, Dingyun., Duan, Shiwei., 2016., Determinants of
hyperhomocysteinemia in healthy and hypertensive subjects: A population-
based study and systematic review., Clinical Nutrition 10, 1-16
Hannibal, Luciana., Blom, J, Henk., 2017., Homocysteine and disease: Causal
associations or epiphenomenons., Molecular Aspects of Medicine 53, 36-42
Hata, Koichi., Nakagawa, Toru., Mizuno, Mitsuhiko., Yanagi, Nobuaki., Kitamura.,
Hiroko., Hayasi, Takeshi., Irokawa, masataka, Ogami, Akira., 2012.,
Relationship between smoking and a new index of arterial stiffness, the cardio-
ankle vascular index, in male workers: a cross-sectional study., Induced
Diseases, 10:11
Huang, Tsang Hai., Lewis, L, Jack., Lin, Hsin Shih., Kuo, Liang Tong., Mao, Shih,
Wei., Tai, Yuh, Shiou., Chang, Ming, Shi., Ables, P, Gene., Perrone, E,
Carmen., Yang, Rong, Seng., 2014., A Methionine-Restricted Diet and
Endurance Exercise Decrease Bone Mass and Extrinsic Strength but Increase
Intrinsic Strength in Growing Male Rats., The Journal of Nutrition. First
published ahead of print March 19, 2014 as doi: 10.3945/jn.113.187922.
Joubert, M, Lanae., Manore, M, Melinda., 2006., Exercise, Nutrition, and
Homocysteine., International Journal of Sport Nutrition and Exercise
Metabolism, 16, 341-361
Kemenkes RI, 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar., 2013. Kemenkes RI.
Kolling, Janaina., Emilene, B,S, Scherer., Cassiana, Siebert, Eduardo, Peil, Marques,
Tiago Marcom, Dos Santos., Angela, T,S, Wyse., 2014., Creatine prevents the
imbalance of redox homeostasis caused by homocysteine in skeletal muscle of
rats., Journal of Clinical Neuroscience., 11, 30-34
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
Lameshaw. 2008. Applied Survival Analysis : Regression Modeling of Time to Event
Data. Second Edition, John Wiley and Sons Inc., Publication, New Jersey,
Canada.
Liu, Chin, San., Chiang, Tian Hui., Kuo, Chen Ling., Ou, Chu Chyn., Lii, Chong
Kuei., I, Sun Hsun., Wei, You Huei., Chen, Haw Wen., 2005., Contribution
of plasma folic acid and homocysteine levelsto the mean carotid intima media
thickness in smokers., Nutrition Research 25, 835–845
McCully, S, Kilmer., 2015., Homocysteine and the pathogenesis of atherosclerosis.,
Pharmacol. Early online, 1–9
Murray, Robert K., Granner, Daryl K., Mayes, Peter A., Rodwel, Victor W., 1997.,
Biokimia Harper 24th edition., Penerbit Buku Kedokteran EGC., Jakarta
Mutti, Elena., 2015., vitamin b12 chemical aspects, transport, cause and symptoms
of deficiency, dietary sources, and health benefits., Published by Nova Science
Publishers, Inc. New York
Neuman, C, Joshua., Albright, A, Kelsey., Schalinske, L, Kevin., 2013., Exercise
prevents hyperhomocysteinemia in a dietary folate-restricted mouse model.,
Nutritrion Research 33, 487-493
Okumura, Kenji., Tsukamoto, Hideto., 2011., Folate in smokers., Clinica Chimica Acta 412, 521–526
Purwanto and Irwandi, 2014., Pedoman Praktis Belajar Statistik. Surabaya: PT.
Revka Petra Medika
Pusparini., 2002., Homosistein faktor risiko baru (non tradisional) penyakit
kardiovaskuler., J Kedokteran Trisakti Januari-April 2002, Vol.21 No.1
Sanchez, Maroto, Beatriz., Lopez Tores, Olga., Gonzalo, Palacios., Gonzales, Gross.,
2015., What do we know about homocysteine and exercise? A review from
the literature., doi:10.1515/cclm-2015-1040
Scorsatto, Mauara., Uehara, Sofia K., Luiz, Ronir R., Glaucia, MM, de Oliveira.,
Rosa, Glorimar., 2011., Fortification of flours with folic acid reduces
homocysteine levels in Brazilian women., Nutrition Research 31 889–895
Shils, Maurice E., Olson, James A., Shike, Moshe., Chaterine Ross, A., 1999.,
Modern Nutrition in Health and Disease 9th edition.Ebook.
Sitepoe, M. (2000). Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta : PT Grasindo.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
Subasi, Sevi, Sevgi., Gelecek, Nihal., Aksakoglu, Gazanfer., Ormen, Murat., 2012.,
Effects of two different exercise trainings on plasma homocysteine levels and
other cardiovascular disease risks., Türk Biyokimya Dergisi (Turkish Journal
of Biochemistry–Turk J Biochem)., 37 (3) 303–314
Sulistia, G, Ganiswarna., 1995., Farmakologi dan Terapi 4th edition., Gaya Baru.,
Jakarta
Vital, Martins, Thays., Hernandes, Soleman, Salma, S., Stein, Miki, Angelica.,
Garuffi, Marcelo., Teixeira, ligo, Vieira, Camila., Santos, Galduroz, Ruth
Ferreira., Riani Costa, Joze Luiz., Stella Florindo., 2016., Resistance Training,
Lipid Profile, and Homocysteine in Patients with Alzheimer's Disease.,
International Journal of Gerontology., 10, 28-32
WHO, 2011. Global Recommendations on Physical Activity for Health. [Online]
Available at: http://www.who.int/dietphysicalactivity/leaflet-physical-activity-
recommendations.pdf., diakses pada tanggal 15 April 2017
WHO, 2012. World Health Organization Statistical Information System. [Online]
Available at: http://samples.jbpub.com/9781449653286/Chapter2.pdf., diakses
pada tanggal 15 April 2017
Xia, Shuang, Xiao., Li, Xin., Wang, Lin., Wang, Zuo, Ji., Ma, Ping, Jin., Wu, Jin,
Cun., 2014., Supplementation of folic acid and vitamin B12 reduces plasma
levels of asymmetric dimethylarginine in patients with acute ischemic stroke.,
Journal of Clinical Neuroscience., 37 (3) 303–314
Yankelevitz, David F., Henschke, Claudia I., Rowena Yip., Boffetta, Paolo., Joseph
Shemesh., Matthew D. Cham., Jagat Narula., Harvey S. Hecht., 2013.,
Second-Hand Tobacco Smoke in Never Smokers Is a Significant Risk Factor
for Coronary Artery Calcification., cardiovascular imaging, Vol 6, No, 6
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
Lampiran 1
Information for Consent
PENJELASAN UNTUK MENDAPAT PERSETUJUAN
(Information for Consent)
Judul Penelitian
Penurunan kadar homocysteine plasma pada perokok dengan pemberian latihan
beban intensitas rendah dan suplemtasi asam folat serta cyanocobalamin
Latar Belakang dan Tujuan Penelitian
Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang
paling umum terjadi dan penyebab kematian tertinggi secara global, angka kematian
akibat dari penyakit jantung koroner di dunia sebanyak 7,4 juta jiwa dan terus
mengalami peningkatan. Banyak bermunculan faktor-faktor resiko baru yang
dikaitkan dengan penyakit kardiovaskuler aterosklerosis dan thrombosis antara lain
lipoprotein (a), LDL kecil padat, plasminogen activator inhibitor (PAI-1), dan
Homocystein. Peningkatan kadar homocystein (Hcy) sering dikaitkan dengan kasus
peningkatan terjadinya penyakit kardiovaskuler serta aterosklerosis.
pemberian intervensi vitamin B9 (asam folat), vitamin B12, serta latihan
beban akut intensitas rendah dalam menurunkan homocystein, maka dalam penelitian
ini ingin membuktikan apakah pemberian vitamin B9 (asam folat), vitamin B12, dan
latihan beban intensitas rendah dapat menurunkan homocystein dalam plasma.
Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan pemberian intervensi berupa latihan
beban intensitas rendah serta pemberian asam folat dan vitamin B12 mampu
menurunkan kadar homocystein dan mampu memperbaiki kualitas vaskular, sehingga
mencegah resiko penyakit kardiovaskular.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
Perlakuan pada Subyek
Subyek yang berjumlah 14 orang dibagi menjadi 2 kelompok yang
beranggotakan 7 orang setiap kelompok akan menjalani tahapan pemeriksaan awal
yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, pengukuran Indeks Masa Tubuh, dan
pemeriksaan ginjal. Subyek dipuasakan selama 10-12 jam kemudian dilakukan
pengambilan darah sebanyak 5cc sebelum perlakuan latihan beban serta pemberian
asam folat dan vitamin B12. Selanjutnya adalah pemasangan polar heart rate
digunakan untuk mengukur denyut nadi selama latihan beban untuk mengontrol
intensitas latihan serta pemberian asam folat 5 mg secara oral dan vitamin B12
diberikan melalui intramuscular (IM). Selanjutnya adalah pengambilan darah
sebanyak 5cc setelah perlakuan digunakan untuk mengetahui kadar homocystein
setelah perlakuan.
Data subyek yang dilibatkan akan diolah secara ilmiah dan bersifat rahasia,
untuk menghindari resiko perlakuan diskriminatif.
Ponorogo, Juli 2017
Penerima Penjelasan Pemberi Penjelasan
…………………….. HS Muhammad Nurfatony
(085731758758)
(082330036040)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
Lampiran 2
Informed Consent
SURAT PENYATAAN PERSETUJUAN
SEBAGAI SUBYEK PENELITIAN
(Informed Consent)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap :
Alamat :
Usia :
Tinggi Badan :
Berat badan :
Menyatakan bersedia menjadi subyek pada penelitian yang berjudul “Penurunan
kadar homocysteine plasma pada perokok dengan pemberian latihan beban
intensitas rendah dan suplemtasi asam folat serta cyanocobalamin” yang akan
dilaksanakan di Kabupaten Ponorogo.
Ponorogo, Juli 2017
Hormat saya,
Yang membuat pernyataan
Saksi:
1. …………….
2. …………….. …………………………….
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
Lampiran 3
Formulir Pemeriksaan
FORMULIR PEMERIKSAAN
Kelompok :
No :
Nama :
Usia :
Alamat :
TB : ……. cm
BB : ……. kg
IMT : ……. kg/m²
Frekuensi merokok :……..tahun
Pemeriksaan
1. SGOT/SGPT :…………….U/L
2. Serum kreatinin :……………..mg/dl
3. Kadar Homocysteine Plasma:
Pengukuran sebelum perlakuan (pre test) : …………… µmol/L
Pengukuran setelah perlakuan (post test) : …………… µmol/L
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
Lampiran 4
PERSETUJUAN MEMBANTU PELAKSANAAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat Kerja :
Menyatakan bersedia membantu peneliti dalam melaksanakan penelitiannya yang
berjudul “Penurunan kadar homocysteine plasma pada perokok dengan pemberian
latihan beban intensitas rendah dan suplemtasi asam folat serta cyanocobalamin”
Ponorogo, Juli 2017
Yang membuat persetujuan
……………………
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 5
Data rekap sebyek penelitian kelompok 1 dan kelompok 2
No
Nama
Kelompok
Usia (tahun)
BB
(kg)
TB
(cm)
IMT
Frekuensi merokok
SGOT
SGPT
Serum kreatinin
Kadar
Homocystein
(pre test)
Kadar
Homocystein
(post test)
1 DS 1 25 55 167 19,72 10 tahun 25 U/L 40 U/L 1.0 mg/dl 11,5 10,3
2 AS 1 25 58 165 21,30 12 tahun 10 U/L 22 U/L 1.3 mg/dl 15,3 11,5
3 HS 1 25 56 168 19,84 13 tahun 11 U/L 9 U/L 1.1 mg/dl 14,4 10,5
4 YA 1 29 68 170 23,53 16 tahun 15 U/L 19 U/L 1.1 mg/dl 13,9 11,5
5 AR 1 27 62 163 23,34 15 tahun 10 U/L 7 U/L 1.2 mg/dl 13,9 11,5
6 NE 1 30 65 165 23,88 17 tahun 25 U/L 19 U/L 1.0 mg/dl 10,5 8,5
7 RS 1 25 57 165 20,94 14 tahun 22 U/L 26 U/L 1.2 mg/dl 10,2 8,2
8 KT 2 30 56 158 22,43 18 tahun 20 U/L 15 U/L 1.1 mg/dl 11,7 12,4
9 MW 2 29 63 166 22,86 16 tahun 11 U/L 9 U/L 1.2 mg/dl 13 13,7
10 YT 2 29 71 173 23,72 17 tahun 20 U/L 17 U/L 1.2 mg/dl 11,4 12,7
11 KS 2 29 57 168 20,20 18 tahun 16 U/L 20 U/L 1.3 mg/dl 40,9 44,7
12 SW 2 29 57 168 20,20 16 tahun 21 U/L 19 U/L 1.2 mg/dl 10,4 10,2
13 YL 2 30 70 173 23,39 17 tahun 14 U/L 10 U/L 1.2 mg/dl 27,7 29,3
14 SA 2 29 58 167 20,80 17 tahun 9 U/L 8 U/L 1.2 mg/dl 17,8 19,8
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY
Lampiran 6
PROSEDUR LATIHAN BEBAN
Pada penelitian ini pelaksaan latihan beban dilakukan 1x dengan waktu 45-55
menit. Dengan rincian rencana latihan yaitu 10 menit pemanasan, 10 menit
pendinginan, dilakukan 3 set dengan 8 repetisi, 10 detik istirahat setiap pergantian
alat, dan 60 detik istirahat setiap set. Latihan beban dilakukan dengan intensitas
rendah yaitu dengan beban 30% dari 1 repetisi maksimal dan 50% dari denyut nadi
maksimal. Latihan beban pada penelitian ini menggunakan 4 alat yaitu leg curl, leg
extention, lat pulldown machine, dumbbell.
1. Lat pull down machine
Otot yang dilatih menggunakan alat ini adalah otot latisimus dorsi. Instruksi
untuk menggunakan alat ini adalah :
a. pegang batang lat pull down dengan tangan sedikit lebar dari bahu
dengan telapak tangan menghadap ke depan.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY
b. Duduk dengan tangan lurus ke atas memegang batang lat pul down
tersebut.
c. Tarik batang lurus ke bawah di depan kepala hingga tepat di atas dada.
d. Melakukan pengulangan gerakan sebanyak 8 repetisi dan 3 set,
istirahat 60 detik setiap set.
2. leg curl
Otot yang dilatih menggunakan alat ini adalah otot hamstring. Instruksi
menggunakan alat ini adalah:
a. sesuaikan ketinggian bantalan kaki dan atur beban sesuai kemampuan.
b. Berbaring tengkurap
c. Letakkan posisi pergelangan kaki ke bawah bantalan dengan lutut
sedikit ditekuk sementara tangan memegang tuas mesin
d. Melakukan pengulangan gerakan sebanyak 8 repetisi dan 3 set,
istirahat 60 detik setiap set
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY
3. leg extention
Otot yang dilatih menggunakan alat ini adalah otot quadriceps, intruksi
menggunakan alat ini adalah:
a. Duduk pada mesin leg extension, kemudian kaitkan kedua kaki pada
tuas mesin dan pilihlah beban sesuai dengan target intensitas
b. Selanjutnya angkat telapak kedua kaki ke depan hingga sejajar dengan
lutut dan paha, kemudian tahan sejenak
c. Setelah itu turunkan kembali dengan perlahan, namun tetap terjaga
kontraksi pada paha dan melakukan curl hingga repetisi berakhir
d. Melakukan pengulangan gerakan sebanyak 8 repetisi dan 3 set,
istirahat 60 detik setiap set
4. Dumbbell
Otot yang dilatih menggunakan alat ini adalah otot bisceps dan otot deltoid,
instruksi menggunakan alat ini adalah:
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY
Biceps muscle
a. Berdiri tegak dengan dumbbell di sisi tubuh
b. Putar telapak tangan kea rah dalam sehingga
mengadapi tubuh
c. Curl dumbbell perlahan menjaga siku dekat dengan sisi
tubuh
d. Melakukan pengulangan gerakan sebanyak 8 repetisi
dan 3 set, 60 detik istirahat setiap set
Deltoid muscle
a. Berdiri tegak, lutut sedikit ditekuk, kaki dibuka selebar
bahu dengan memegang dumbbell di samping
b. Tekuk siki sedikit dan angkat dumbel ke samping, jaga
siku sedikit menekuk
c. Ketika lengan sejajar dengan lantai, kembali perlahan
lahan diturunkan
d. Melakukan pengulangan gerakan sebanyak 8 repetisi
dan 3 set, 60 detik istirahat setiap set
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY
Lampiran 7
SURAT IJIN PENELITIAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY
Lampiran 8
SURAT BALASAN DARI TEMPAT PENELITIAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY
Lampiran 9
SURAT KELAIKAN ETIK
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY
Lampiran 10
HASIL UJI STATISTIK DENGAN SPSS
1. Deskripsi Kelompok 1 dan Kelompok 2
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Usia 14 25 30 27.93 2.056
Berat Badan 14 55 71 60.93 5.567
Tinggi Badan 14 158.0 173.0 166.857 3.8602
Indeks Masa Tubuh 14 19.7 23.9 21.867 1.5847
Homocystein Pre 14 7.9 40.9 15.471 8.7418
Homocystein Post 14 7.0 44.7 15.029 10.2446
Selisih Hcy Post dan Pre 14 -3.9 3.8 -.443 2.2572
Valid N (listwise) 14
2. Deskripsi Kelompok 1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Usia 7 25 30 26.57 2.149
Berat Badan 7 55 68 60.14 4.947
Tinggi Badan 7 163 170 166.14 2.340
Indeks Masa Tubuh 7 19.7 23.9 21.792 1.7703
Homocystein Pre Test 7 7.9 15.3 11.957 2.6707
Homocystein Post Test 7 7.0 11.5 9.657 1.7396
Valid N (listwise) 7
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY
3. Deskripsi Kelompok 2
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Usia 7 29.00 30.00 29.2857 .48795
Berat Badan 7 56 71 61.71 6.422
Tinggi Badan 7 158 173 167.57 5.062
Indeks Masa Tubuh 7 20 24 21.94 1.515
Homocystein Pre Test 7 10.4 40.9 18.986 11.3853
Homocystein Post Test 7 10.2 44.7 20.400 12.5318
Valid N (listwise) 7
4. Uji normalitas Homocysteine pre dan post test Serta Nilai Delta Kelompok
1 dan kelompok 2
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Homocystein Pre .294 14 .002 .701 14 .000
Homocystein Post .337 14 .000 .687 14 .000
Selisih Hcy Post dan Pre .122 14 .200* .972 14 .902
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY
5. Uji Non parametrik (Wilcoxon) kelompok 1
Test Statisticsb
Homocystein
Post Test -
Homocystein Pre
Test
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
-2.366a
.018
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
6. Uji Non parametrik (Wilcoxon) kelompok 2
Test Statisticsb
Homocystein
Post Test -
Homocystein Pre
Test
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
-2.201a
.028
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7. Uji Beda Tidak Berpasangan Kelompok 1dan Kelompok 2
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
of Means
F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Selisih Hcy Post dan Pre Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
.001
.975
-5.682
-5.682
12
11.920
.000
.000
-3.7143
-3.7143
.6537
.6537
-5.1386
-5.1397
-2.2900
-2.2889
Group Statistics
Kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean
Selisih Hcy Post dan Pre Suplementasi dan Exercise
Exercise
7
7
-2.300
1.414
1.1719
1.2720
.4429
.4808
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY
Lampiran 11
DOKUMENTASI PENELITIAN
Alat dan bahan penelitian (asam folat, cyanocobalamin, dan polar heart rate)
Pemberian informen of consent dan pengisisn informed for consent
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY
Pengambilan darah sebelum perlakuan
Pemberian suntikan intramuscular (IM)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY
Pelaksanaan latihan beban intensitas rendah pada kelompok 1dan kelompok 2