Download - Ada Yang Baru Ni Aaan
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
1/45
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik dengan
jumlah kejadian yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit ini ditandai
dengan tingginya kadar glukosa di dalam darah (hiperglikemia) akibat adanya
kerusakan insulin, kerja insulin atau keduanya ( American Diabetes Melitus
Association (ADA), 2013). e!ara garis besar DM terdiri dari 3 tipe yaitu DM tipe
1 atau DM ju"enile yang sering terjadi pada anak#anak, DM tipe 2 dan DM
gestasional. ekitar $0% pasien DM merupakan DM tipe 2 yang angka
kejadiannya erat dengan obesitas, akti"itas &isik yang kurang dan diet yang tidak
sehat (World Health Organization (') , 2013).
Menurut data dari ( International Diabetes Federation (*D+), 2012) lebih dari
31 juta orang di dunia menderita penyakit DM. -erdasarkan data tersebut ,3%
dari populasi di dunia telah mengidap penyakit DM ( International working grou
on the diabetic !oot (*'/D+), 2012). elain itu, ' memperkirakan pada tahun
2030 jumlah pasien DM akan semakin meningkat hingga men!apai 3 juta orang
dan menjadi penyebab kematian yang menempati urutan ke# di dunia.
*ndonesia sendiri menduduki peringkat ke # pasien DM teranyak di dunia
dengan jumlah pasien men!apai angka juta orang pada rentan usia sekitar 20#$
tahun(*D+ tlas,2012). ngka ini diperkirakan akan terus meningkat men!apai
21.2.000 pasien DM di *ndonesia pada tahun 2030. elain itu DM menduduki
1
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
2/45
2
peringkat ke enam penyebab kematian terbesar di *ndonesia ("he centers !or
disease control and re#ention(4D4), 2012).
Pasien DM memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi serius. danya
peningkatan gulla darah yang berlangsung lama dapat menyebabkan beberapa
komplikasi baik komplikasi mikro"askuler maupun komplikasi makro"askuler.
5omplikasi mikro"askuler merupakan komplikasi yang menyerang pembuluh
darah ke!il yang dapat menyebabkan retinopati, ne&ropati dan neuropati (',
2013). Menurut data dari Diabeti !oot $lcer, DM merupakan penyebab utama
kasus kebutaan pada indi"idu yang berusia 20#$ tahun di merika. elain itu,
pada tahun 200 DM menyebabkan % kasus baru gagal ginjal dan sekitar 20#0
% pasien DM sering berakhir dengan tindakan hemodialisa dengan biaya
pera6atan yang mahal. dapun neuropati merupakan komplikasi terbanyak yang
dialami oleh pasien DM , sekitar 0#0 % pasien DM mengalami gejala berupa
panas, nyeri, atau kesemutan yang merupakan tanda umum dari neuropati
(4ahyono, 200)
Pasien DM juga berisiko mengalami komplikasi makro"askular seperti
serangan jantung dan stroke (', 2013). Pasien DM akan berisiko 2# kali
beresiko terkena serangan jantung dan stroke( Diabetic Foot $lcer, 2010). -ahkan
DM merupakan &aktor yang menempati urutan kedua penyebab stroke setelah
hipertensi ('aluyo, 200$)
Pasien DM juga beresiko tinggi untuk mengalami ulkus diabetikum. 7lkus
diabetikum erat kaitannya dengan adanya ganguan aliran darah dan terjadi
neuropati pada ekstermitas bagian ba6ah. etiap tahunnya terdapat kurang lebih
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
3/45
3
juta orang pasien DM yang memiliki ulkus kaki diabetikum (*'/D+, 2012). Di
merika, amputasi pada ekstermitas bagian ba6ah 10 kali lebih sering terjadi pada
pasien DM dibandingkan pada pasien non# DM (', 2010). ekitar %
amputasi yang terjadi pada pasien DM dia6ali dengan ulkus diabetikum(D+4,
2010).
5omplikasi DM tersebut memberikan dampak negati& bagi kehidupan pasien
baik se!ara &isik, psikologis, sosial maupun ekonomi. Dampak psikologis yang
dirasakan pasien DM biasanya berupa rasa !emas atau depresi yang berhubungan
erat dengan penurunan kemampuan dalam mera6at diri, kontrol metabolik yang
buruk dan peningkatan komplikasi DM (+isher et al , 2002). elain itu pasien DM
juga akan merasa hidupnya lebih sulit, putus asa, dan juga ditemukan adanya
ganguan interaksi sosial baik itu pada keluarga ataupun pada penyedia pelayanan
kesehatan ( %olonsk& et al, 200). Pasien DM yang telah mengalami komplikasi
DM seperti ulkus diabetikum, serangan jantung, stroke dan gagal ginjal
membutuhkan pera6atan yang lebih lama sehingga akan memerlukan biaya
pera6atan yang lebih besar (4ahyono, 200)
kibat banyaknya dampak negati& yang dialami oleh pasien DM maka pasien
DM perlu mengambil peran akti& dengan melakukan pengolaan terhadap DM yang
dideritanya untuk meminimalisir terjadinya komplikasi. Menurut konsensus
P8958:* ( Perkumpulan 8ndrokrinologi *ndonesia) (2011) ada empat pilar dalam
pengelompokan penyakit DM yaitu peren!anaan makanan (diet DM), edukasi,
latihan jasmani(e'ercise), dan inter"ensi &armakologi yang bisa terdiri atas
pemberian obat#obat hipoglikemik oral dan pemberian insulin. Proses seseorang
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
4/45
4
dalam melakukan pengelolan terhadap penyakit yang bersi&at kronis untuk
mengurangi e&ek buruk yang ditimbulkan sel!management merupakan landasan
dalam melakukan pera6atan DM (arkar, 200). el!management itu sendiri
dapat digambarkan sebagai kemampuan klien atau pasien DM mengetahui kondisi
kesehatannya, melakukan keputusan untuk memilih pengobatan yang sesuai
dengan kebutuhan klien, melakukan kegiantan yang dapat meningkatkan
kesehatan , dan mengurangi dampak penyakit terhadap &isik, emosi dan hubungan
interpersonal dengan memonitor tanda dan gejala penyakit (mall6ood, 200$).
:orris,el al (2001) menemukan bah6a pasien DM tipe 2 yang melakukan sel!
management menunjukkan hasil positi& terhadap kadar glukosa darah. elain itu
penerapan sel!management yang lebih baik dapat menurunkan resiko terjadinya
komplikasi, mengurangi kejadian hospitalisasi dan angka kematian akibat DM
(Mayberry et al , 2012)
Meskipun sel!management memiliki dampak positi& bagi pasien DM tipe 2
tapi masih banyak pasien DM tipe 2 yang kesulitan dalam menerapkan perilaku
sel!management dipengaruhi oleh sel!e!!icac&, roblem sol#ing dan dukungan
lingkungan sosial(5ing, et al , 2010). +aktor dukungan sosial itu sendiri terdiri dari
dukungan sosial &ormal dan dukungan sosial in&ormal (mall6ood, 200$). alah
satu bentuk dukungan sosial in&ormal yaitu dukungan yang di dapatkan dari
anggota keluarga (mall6ood,200$). asil penelitian yang dilakukan klima
(2012) menyebutkan bah6a kurangnya dukungan keluarga menjadi salah satu
&aktor yang berhubungan dengan kegaaglan pasien DM tipe 2 dalam menjalankan
sel!management . Meskipun demikian peneliti Mayberry (2012) menyebutkan
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
5/45
5
bah6a keluarga dapat memiliki e&ek negati& maupun positi& terhadap perilaku sel!
management pasien DM tipe 2.
-erdasarkan data jumlah pasien yang diperoleh dari Dinas 5esehatan 5ota
;ambi
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
6/45
6
-erdasarkan data yang diperoleh dari medical record Puskesmas impang *>
ipin, angka kejadian di Puskesmas impang *> ipin terus mengalami
peningkatan, hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut ini=
Tabel 1.&
Data Kunjungan Paien Diabete !elitu Ti"e II
Di Pukema #im"ang I+ #i"in Jambi
N
/
Tahun Baru Lama
1 2012 1$$ 2
2 2013 22 $0
3 201 20 12
umber= 9egister Puskesmas impang *> ipin (201)
-erdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bah6a pada tahun 2012 terdapat
1$$ pasien baru diabetes melitus tipe ** dan 2 pasien lama diabetes melitus tipe
**. Pada tahun 2013 terdapat sebanyak pasien baru 22 diabetes melitus tipe ** dan
pasien lama sebanyak 3 diabetes melitus tipe **. Pada tahun 201 terdapat
sebanyak pasien baru 20 diabetes melitus tipe ** dan pasien lama sebanyak 12
diabetes melitus tipe **.
lasan dilakukan penelitian ini di Puskesmas impang *> ipin adalah
belum maksimalnya penatalaksanaan diabetes melitus di Puskesmas impang *>
ipin 5ota ;ambi dimana dalam mengatasi penyakit diabetes melitus hanya
dilakukan dengan terapi &armakologi saja. -erdasarkan sur"ey a6al yang
dilakukan peneliti pada +ebruari 201 diperoleh hasil bah6a di Puskesmas
impang *> ipin 5ota ;ambi tidak ada kegiatan sel!management*
-erdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan melakukan penelitian
tentang @ubungan Dukungan 5eluarga Dengan Perilaku el!management Pada
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
7/45
7
Pasien Diabetes Melitus ipin 5ota ;ambi
ipin 5ota ;ambi ipin 5ota ;ambi ipin 5ota ;ambi ipin 5ota ;ambi ipin 5ota ;ambi tahun 201.
D. !an3aat Penelitian
1. Bagi Pukema #im"ang I+ #i"in K%ta Jambi
asil penelitian ini menjadi in&ormasi penting bagi pera6at maupun pihak
Puskesmas impang *> ipin 5ota ;ambi dalam mengembangkan program,
inter"ensi maupun kebijakan untuk meningkatkan dukungan atau peran serta
keluarga dalam memperbaiki perilaku sel!management pada pasien Diabetes
Melitus.
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
8/45
8
&. Bagi Ilmu Ke"era4atan
*n&ormasi yang didapat dalam penelitian ini dapat dijadikan masukan yang
berman&aat dan sebagai pengetahuan mengenai dukungan keluarga dalam
penerapan sel!mangement pada pasien Diabetes Melitus tipe ** sehingga
dapat menjadi tambahan re&erensi yang mendukung dalam proses
pembelajaran khususnya bagi mahasis6a P*5 * ;M-*.
). Bagi Penelitian #elanjutn5a
Penelitian ini dapat menjadi data atau pun in&ormasi bagi pengembanagan
ilmu pengetahuan kepera6atan khususnya mengenai dukungan keluarga
dalam penerapan sel!magagement pada pasien Diabetes Melitus tipe **.
elain itu, penelitian ini bisa dijadikan data a6al untuk penelitian lebih lanjut.
E. 0uang Lingku" Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
dukungan keluarga dengan perilaku sel! +management pada pasien Diabetes
Melitus tipe ** di Puskesmas impang *> ipin 5ota ;ambi. Penelitian ini
dilakukan di Puskesmas impang 8mpat sipin karena di Puskesmas tersebut
jumlah kunjungan diabetes melitus tipe ** tertinggi kedua dari jumlah Puskesmas
di 5ota ;ambi. Penelitian ini dilakukan pada seluruh penderita dianetes melitus
tipe ** yang tinggal bersama keluarganya. Penelitian menggunakan pendekatan
cross secional yaitu data yang menyangkut "ariabel bebas atau resiko dan
"ariabel terkait atau "ariabel akibat akan dikumpulkan dalam 6aktu bersamaan.
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
9/45
9
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan pril 201. Proses pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan kuesioner penelitian.
BAB II
TINJAUAN PU#TAKA
A. Diabete !elitu
1. Pengertian Diabetes Melitus (DM)
Menurut Amarican Diabetes Association (D) tahun 2010, Diabetes
Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
kedua#duanya. edangkan menurut World Health Oganization (201) DM
merupakan salah satu penyakit kronis yang terjadi akibat pankreas tidak
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
10/45
10
menghasilkan !ukup insulin atau dapat terjadi karena tubuh tidak dapat
se!ara e&ekti& menggunakan insulin.
Diabetes melitus adalah ganguan metabolisme yang se!ara genetis dan
klinis termasuk heterogen dengan meni&estasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. ;ika telah berkembang penuh se!ara klinis, maka diabetes
melitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerotik
dan penyakit "askular mikroangiopati, dan neuropati (Pri!e . yl"ia B
Corraine M. 'ilson,200)
Diabetes tipe ** yaitu diabetes yang tidak tergantung insulin diabetes tipe
** terjadi akibat penurunan sensiti"itas terhadap insulin (yaitu disebut
resistensi insulin) atau penurunan jumlah produksi insulin (melter,2002).
2. 8tiologi
Menurut Pri!e, yli"a (200) penyebab terjadinya diabetes melitus
berma!am# ma!am . Pada diabetes melitus tipe 1 merupakan penyakit
autoimun yang disebabakan oleh &aktor genetik dan in&eksi "irus. Pada
diabetes melitus dalam bentuk yang lebih berat sel# sel beta telah dirusak
semuanya. danya kaitan tipe# tipe histokompatibilitas (human leukoc&te
antigen(HA) ) spesi&ik. bat#obatan tertentu yang diketahui dapat
menyebabkan penyakit autoimun lain juga dapat memulai proses autoimun
pada penderita diabetes tipe 1.
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
11/45
11
Penyebab diabetes tipe ** penyakitnya mempunyai pola &amilial yang kuat,
indeks pada kembar monoigot sebesar 100%, pada saudara kandung 0%
dan 33% pada anak !u!u. 9asio diabetes pada anak adalah 1=1 dan sekitar
$0% memba6a carier . danya kelaianan sekresi insulin, serta kerja insulin.
danya pengabungan abnormal antara kompleks reseptor insulin dengan
sistem transport glukosa . ebagian besar 0% mengalami obesitas yang
menyebabkan kegagalan toleransi glukosa(Pri!e, yl"ia , 200).
Menurut melter (200), mekanisme yang tepat yang menyebabkan
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe ** masih
belum diketahui. +aktor genetik diperkirakan memengang peranan dalam
proses terjadinya reseistensi insulin. elain itu terdapat pula &aktor#&aktor
tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe **. +aktor E
&aktor ini adalah =
1. 7sia (resistensi insulin !enderung meningkat pada usia diatas
tahun).
2. besitas.
3. 9i6ayat keluarga.
. 9as dan etis.
3. 5lasi&ikasi Diabetes Melitus
Menurut konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2, perkeni 2011
klasi&ikasi Diabetes Melitus antara lain =
a. Diabetes tipe *
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
12/45
12
Destruksi sel beta, umumnya menjurus kede&inisi insulin absolut= utoimun,
*diopatik.
b. Diabetes tipe **
-er"ariasi, mulai yang dominal resistensi insulin disertai de&enisi
de&isiensi insulin relati& sampai yang dominan yang sampai de&ek sekresi
insulin disertai resistensi insulin.
!.
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
13/45
13
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
14/45
14
/olongan ini mempunyai e&ek menurunkan resistensi insulin
dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa,
sehingga meningkatkan ambilan glukosa di peri&er.
d) Penghambat glukonegenesis
bat ini mempunyai e&ek utama mengurangi produksi glukosa
hati (glukoneogenesis), di samping juga memperbaiki ambilan
glukosa peri&er.
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
15/45
15
Penggunaan insulin dalam bentuk suntikan biasanya digunakan
apabila konsumsi tidak menimbulkan e&ek yang diinginkan lagi
karena insulin dalam bentuk tablet ataupun oral struktur kimianya
dapat rusak oleh proses pen!ernaan. Penggunaan insulin dapat dengan
suit ke!il 1 !! atau menggunakan insulin en* -erdasarkan lama
kerjanya insulin P8958:* membagi insulin menjadi jenis yaitu =
a) *nsulin kerja !epat ( -aid acting insulin)
*nsulin kerja !epat ini akan menunjukkan e&eknya pada 1 menit
setelah penggunaanya. Pun!ak e&ek insulin ini di!apai dalam
6aktu 1 jam dan pengaruh obat akan berakhir dalam 3# jam
b) *nsulin kerja pendek (hort acting insulin)
*nsulin kerja ini kerjanya !epat tapi berakhirnya e&ek insulin ini
juga !epat. *nsulin akan mulai bekerja setelah disuntikan 30 menit
sampai 1 jam, pun!aknya pad 3# jam setelah disuntikkan. 8&ek
obat berakhir setelah #10 jam
!) *nsulin kerja menegah ( Intermediate acting insulin)
*nsulin ini bekerja mulai 2 jam setelah disuntikan. 8&ek obat
men!apai pun!ak #2 jam dan berakhir setelah 2 jam
d) *nsulin kerja panjang ( ong acting insulin)
Pun!ak dari e&ek insulin tipe ini timbul lebih dari 22 jam dan
pengaruh obat akan berlangsung lebih dari 2 jam
e) *nsulin !ampuran tetap, kerja pendek dan menengah ( %remi'ed
insulin)
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
16/45
16
*nsulin !ampuran adalah insulin yang terdiri dari 2 jenis insulin
yaitu shortacting insulin dan intermediate acting . *nsulin tipe ini
mulai bekerja 30 menit#1 jam. 8&ek pun!aknya ter!apai dalam dua
&ase yaitu 3 jam dan #12 jam setelah suntik dan berakhir setelah
2 jam.
b. Penatalaksanaan kepera6atan
1. *nter"ensi kepera6atan
a) 8dukasi
Menurut P8958:* (2011) edukasi merupakan salah satu pilar
dalam penatalaksanaan DM yang dapat meningkatkan
keberhasilan perubahan perilaku dan upaya peningkatan moti"asi.
Pengetahuan yang dapat diperoleh oleh pasien DM tipe 2 yaitu
mengenai manajemen diet, latihan &isik, inter"ensi &armakologis
dan pemeriksaan gula darah se!ara mandiri. Pemeriksaan gula
darah se!ara mandiri dapat dilakukan jika telah mendapakan
pelatihan sebelumnya.
b)
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
17/45
17
yaitu keteraturan makanan dalam hal jad6al, jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi terutama pada pasien DM yang
menggunakan (obat hipoglikemik oral) dan insulin.
!) Catihan jasmani
Catihan jasmani penting dilakukan pasien DM tipe 2
mengingat kegiatan yang berkaitan dengan latihan &isik dapat
memperbaiki status berat badan dan peningkatan sensiti"itas
insulin sehingga akan dapatmemperbaiki kendali glukosa darah.
Catihan jasmani yang direkomendasikan bagi pasien DM
sebaiknya yang bersi&at aerobik seperti jalan kaki, bersepeda
santai, jogging dan berenang. :amun, dalam pelaksanaan latihan
jasmani ini perlu juga memperhatikan umur, status kesehatan dan
komplikasi yang sedang dialami pasien DM itu sendiri
. 5omplikasi
Menurut melter (200), ada tiga komplikasi akut pada diabetes
melitus yang penting dan berhubungan dengangangguan keseimbangan
kadar glukosa darah jangka pendek. 5etiga komplikasi tersebut adalah =
a. ipoglikemia (reaksi insulin)
5eadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau prepat
oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau
karena akti&itas &isik yang berat. ipoglikemia dapat terjadi setiap
saat pada siang atau malam hari.
b. 5etoasidosis diabetik
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
18/45
18
5etoasidosis diabetik atau 5D adalah keadaan ga6at darurat
akibat hiperglekemia dimana banyak asam terbentuk dalam darah.
5etoasidodid diabetik terjadi akibat sel otot tidak mampu lagi
membentuk energi sehingga dlam keadaan darurat ini tubuh akan
meme!ahkan lemak, dan terbentuklah asam yang bersi&at ra!un
dalam peredaran darah yang disebut keton.
!. 5oma iperosmolar nonketitik
iper smolar :on 5etotik (:5) atau Diabetic
H&erosmolar s&ndrome (D) merupakan keadaan bagi pasien.
5adar glukosa darah penderita D bisa sampai diatas 00 mgGdl.
/lukosa ini akan menarik air ke luar sel, selanjutnya ke luar tubuh
melalui ken!ing yang akan mengakibatkan kekuranagan !airan
tubuh atau dehidrasi.
/ejalanya mirip dengan ketoasodosis. -edanya pada D
tidak dijumpai napas yang !epat dan dalam (napas kussmaul ) serta
berbau keton. Penderita diabetes yang terkena komplikasi D
akan tampak sangat haus, banyak ken!ing, lemah, kaki dan
tungkainya kram, bingung, nadi berdenyut !epat, kejang, sampai
koma.
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
19/45
19
Tabel &.1
K%m"likai jangka "anjang dari diabete melitu
rganG jaringan yang
terkena
Hang terjadi 5omplikasi
Pembuluh darah Plak aterosklerotik terbentuk
dan menyumbat arteri
berukuran besar atau sedang
di jantung, otak, tungkai dan
penis. Dinding pembuludarah ke!il mengalami
kerusakan sehingga
pembuluh tidak dapat
mentrans&er oksigen se!ara
normal dan mengalami
kebo!oran.
irkulasi yang jelek
menyebabkan penyumbatan
luka yang jelek dan bisa
menyebabkan penyakit
jantung, strok, ganguankaki dan tangan, impoten
dan in&eksi.
Mata
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
20/45
20
berulang.
Darah /anguan &ungsi sel darah
putih
Mudah terkena in&eksi,
terutama in&eksi saluran
kemih dan kulit.
;aringan ikat /lukosa tidak dimetabolismese!ara normal sehinga
jaringan menebal atau
berkontraksi.
indroma tero6ongankarpal kontraktur
dupuytren.
umber = melter, 2002
B. SELF-MANAGEMET D!
1. Pengertian sel!management DM
De&inisi el!management itu sendiri terdiri dari dua yaitu sel!
management sebagai proses ( Diabetes sel!management education) atau
DM8 dan sel& management sebagai outcome ( Diabetes sel!management
beha#ior ) atau DM-. DM8 merupakan proses pemberian in&ormasi atau
pendidikan kepada pasien DM dan keluarga dalam meningkatkan
pengetahuan mengenai pengelolaan penyakit DM (:orris, 2002). edangkan
DM- merupakan keterampilan seseorang yang menderita penyakit kronis
untuk mengelola penyakitnya (mall6ood, 200$). Maka dari de&inisi diatas
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
21/45
21
dapat disimpulkan bah6a sel!management merupakan kemampuan pasien
DM dalam melakukan pengelolaan penyakitnya sehingga dapat
meminimalisir dampak negati& dari DM.
2. 5omponen perilaku sel!management
Menurut !hmitt (2013) perilaku sel!management pada pasien DM
tipe2 meliputi =
a. Pemantauan glukosa darah se!ara mandiri
Pemantauan glukosa darah se!ara mandiri bertujuan untuk
mengumpulkan in&ormasi terhadap kadar glukosa darah pada 6aktu yang
berbeda. Pemantauan glukosa darah se!ara mandiri telah terbukti e&ekti&
pada pasien DM tipe 2 untuk memberikan in&ormasi tentang kadar
glukosa yang bertujuan untuk menge"aluasi ataupun menyesuaikan kadar
insulin yang dibutuhkan. Dengan penggunaan insulin yang sesuai maka
hal tersebut dapat meningkatkan kontrol glikemik pasien DM tipe 2.
Peningkatan kontrol glikemik akan berdampak pada penurunan nilai
b1! sekitar 1% dan penurunan nilai b1! ini dapat mengurangi 3%
resiko terjadinya komplikasi khususnya komplikasi mikro"askular
('els!hen, 200).
b. Mengikuti pola makan yang sehat
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
22/45
22
Pola makan yang sehat atau manajemen diet merupakan bagian
mendasar dari manajemen pada pasien diabetes. -ahkan manajemen diet
merupakan komponen inti dari perilaku sel!management diabetes dan
memiliki man&aat bagi pasien DM tipe 2 yaitu men!egah komplikasi dan
meningkatkan status kesehatan (rsand et al , 2012). Menurut American
Association Diabetes (2010) asupan lemak jenuh yang harus dikonsumsi
pada pasien DM tipe 2 yaitu I% dari total kalori. Pasien DM tipe 2 juga
harus mengurangi asupan lemak yang banyak mengandung CDC dan
meningkatkan asupan lemak DC. edangkan untuk makanan yang
mengandung karbohidrat pasien DM dianjurkan mengkonsumsi
karbohidrat sebesar #% dari asupan total. Makanan karbohidrat yang
dikonsumsi pun harus mengandung serat tinggi. Penggunaan pemanis
alternati& masih dapat digunakan sebagai pengganti gula, asalkan tidak
melebihi batas konsumsi harian ( Acceted Dail& Intake) (P8958:*,
2011).
!. Meningkatkan kegiatan jasmani
Catihan &isik berperan sebagai gl&cemic control yaitu mengatur dan
mengendalikan kadar gula darah. elain itu latihan &isik juga dapat
meningkatkan sensiti"itas insulin dan mengurangi kebutuhan insulin baik
dalam bentuk suntik maupun oral. asil penelitian menunjukkan bah6a
pasien DM yang melakukan akti"itas &isik se!ara teratur dapat
mengurangi kadar b1! sebanyak 0,% (:elson et al, 2002). Pasien
DM sangat dianjurkan melakukan latihan &isik 3 kali dalam seminggu
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
23/45
23
atau 10 menit dalam seminggu (jika tidak ada kontarindikasi). ;enis
latihan &isik yang dianjurkan adalah aerobik dengan intensitas sedang (0#
0% dari nadi maksimum).
d. Peman&aatan pelayanan kesehatan
Diabetes merupakan penyakit kronis sehingga membutuhkan
pera6atan kesehatan yang teratur untuk meminimalisir penyulit yang
timbul akibat DM. salah satu tindakan yang dapat meminimalisir penyulit
tersebut adalah pasien DM dalam meman&aatkan pelayanan kesehatan
untuk melakukan kontrol terhadap penyakitnya. Pasien DM yang
memiliki angka kunjungan yang rendah ke pelayanan kesehatan memiliki
komplikasi yang lebih buruk dibandingkan dengan yang teratur ke
pelayanan kesehatan. Peman&aatan pelayanan kesehatan berpengaruh
pada tingkat pengetahuan pasien DM, sehingga semakin tinggi tingkat
pengetahuan yang dimiliki pasien DM maka tingkat kepatuhan dalam
penalaksanaan sel!management semakin baik pula sehingga resiko
komplikasi DM dapat dikurangi (5im, 200).
3. Pengukuran sel!management DM
el!management merupakan landasan dalam melakukan pera6atan
DM. Penelitian sebelumnya telah banyak menunjukkan bah6a sel!
management memiliki e&ek positi& terhadap penyakit DM. elain itu,
penerapan sel!management dapat meminimalisir terjadinya komplikasi
akibat penyakit DM (arkar, 200).
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
24/45
24
Meskipun sel!management banyak memberikan dampak positi& bagi
pasien DM tapi mayoritas pasien DM merasa kesulitan untuk menerapkan
perilaku sel!management , maka dari itu hal tersebut perlu dia6asi dan di
e"aluasi untuk memastikan seberapa besar penerapan sel!management pada
pasien DM. !hmitt et al (2013) mengembangkan suatu skala pengukuran
perilaku sel!management dengan nama ."he diabetes sel!management
/uestionnaire (DM0)1 dimana skala ini menunjukkan "aliditas isi untuk
pengukuran perilaku sel!management DM tipe 2. Cebih lanjut !hmitt et al
merekomendasikan penggunaan skala ini untuk mengukur perilaku sel!
management pada pasien DM tipe 2.
DMJ mengukur perilaku sel!management yang telah dilakukan
pasien DM tipe 2 pada minggu terakhir. DMJ terdiri dari 1 item berisi
pertanyaan positi& $ item dan pertanyaan negati& item dengan alternati&
ja6aban 3Ksering dilakukanL 2Kkadang#kadang dilakukanL 1Kjarang
dilakukanL 0Ktidak pernah dilakukan.
. +aktor#&aktor yang memengaruhi perilaku sel!management DM
+aktor#&aktor yang memengaruhi perilaku sel!management DM dapat
dibagi menjadi dua yaitu dari &aktor indi"idu dan &aktor non indi"idu.
a. +aktor indi"idu
1) el!e!!icac&
alah satu kun!i sukses yang dapat memengaruhi keberhasilan
perilaku selmanagement pada pasien DM yaitu sel!e!!icac&
(-andura dalam /ao et al , 2013). el!e!!icac& sendiri merupakan
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
25/45
25
keper!ayaan diri dalam kemampuan yang dimiliki untuk menerapkan
perilaku kesehatan termasuk dalam hal ini perilaku sel!management .
Pada penelitian yang dilakukan arkar (200) di dapatkan data
bah6a sel!e!!icac& berpengaruh terhadap empat domain perilaku
sel!management yaitu diet, latihan &isik, pemeriksaan gula darah dan
pera6atan kaki.
2) %roblem ol#ing
%roblem ol#ing merupakan proses seseorang menerjemahkan
teknik untuk manajemen diri menjadi perilaku dalam sel!
management . 8&ekti&itas sel!management tidak hanya bergantung
pada keterampilan se!ara teknis pasien DM dalam melakukan sel!
management tapi juga keterampilan dalam meme!ahkan masalah
karena roblem sol#ing erat kaitannya dengan kepatuhan pasien DM
dalam menerapkan perilaku sel!management (-rings, 2003).
3)
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
26/45
26
non&isik. 5emudian pengalaman dan lingkungan tersebut diketahui
dalam bentuk pengetahuan yang selanjutnya akan dipersepsikan dan
diyakini sehingga menimbulkan kesadaran, moti"asi dan niat dalam
bertindak. Pada akhirnya ter6ujudlah niat tersebut dalam bentuk
perilaku. Penderita diabetes yang mempunyai pengetahuan yang
!ukup, dapat timbul suatu kesadaran pada dirinya sehingga
menyebabkan orang tersebut berperilaku sesuai dengan pengetahuan
yang dimilikinya.
) 5emampuan ekonomi
Diabetes merupakan salah satu penyakit kronik, sehingga
membutuhkan pera6atan yang berkelanjutan untuk mengontrol
penyakit tersebut. Penelitian yang dilakukan 9odrigue (2013)
menyebutkan bah6a pasien DM yang mempunyai kemampuan
ekonomi di ba6ah rata#rata memiliki tingkat kunjungan yang rendah
ke pelayanan kesehatan sehingga tindakan pera6atan diri seperti
pemantauan gula darah, penggunaan obat#obatan maupun proses
penyampaian in&ormasi yang berkaitan dengan sel!management juga
rendah.
b. +aktor non indi"idu
+aktor non indi"idu yang dapat mempengaruhi perilaku sel!
management yaitu dukungan lingkungan sosial. Dukungan sosial pada
diabetes terbagi menjadi dua yaitu dukungan sosial &ormal dan dukungan
sosial in&ormal. Dukungan sosial &ormal bisa di dapatkan oleh pasien
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
27/45
27
DM dari pera6at ataupun petugas kesehatan lainnya sedangkan
dukungan sosial in&ormal bisa didapatkan dari teman, rekan kerja
maupun keluarga yang menjadi orang terdekat pasien DM (mall6ood,
200$).
1) Dukungan petugas kesehatan
Dukungan petugas kesehatan merupakan dukungan yang dapat
diperoleh pasien DM dari tenaga pro&esional seperti pera6at, dokter
maupun ahli gii. asil penelitian yang dilakukan !hiot et al
(2011) menunjukkan bah6a pasien DM yang teratur mengunjungi
petugas kesehatan memiliki masalah psikososial lebih sedikit dan
memiliki penilaian yang lebih positi& terhadap pera6atan yang
dilakukan. al tersebut dikarenakan, semakin meningkatnya
kunjungan pasien DM ke tenaga kesehatan maka dapat meningkatkan
edukasi yang diberikan ke pasien DM. 8dukasi dapat meningkatkan
pemahaman pasien DM akan pentingnya dalam melakukan
pera6atan khususnya penerapan perilaku sel!management .
2) Dukungan teman dekat
el!management merupakan bagian terpenting dari pera6atan
diabetes untuk mengurangi komplikasi.
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
28/45
28
nonpro&essional dan non# !amil& yang diberikan oleh seseorang yang
memiliki kedekatan ataupun keakraban yang erat dengan pasien.
asil penelitian yang dilakukan +isher et al (2012) mengungkapkan
bah6a dukungan teman dapat meningkatkan kepatuhan pasien DM
dalam menerapkan perilaku sel!management khususnya pada
domain kontrol metabolik dan meningkatkan kualitas hidup pasien
DM. elain itu, teman dekat dapat menjadi suatu strategi untuk
mempromosikan tindakan yang berkaitan dalam pengelolaan DM .
. K%ne" Dukungan Keluarga
1. Pengertian
Manusia memerlukan perasaan stabil terhadap haraga diri, maupun
perasaan bah6a mereka dihargai oleh orang lain. Manusia juga
membutuhkan penghargaan atau apresiasi dari orang lain. Pada saat
kebutuhan ini terpenuhi, seseorang merasa per!aya diri dan berguna.
eseorang yang berati adalah seorang indi"idu atau kelompok yang memiliki
peran penting dalam perkembangan harga diri selama tahap kehidupan
tertentu. Hang termasuk orang yang berarti adalah orang tua, saudara
kandung, teman sebaya, guru, dan sebagainya. Pada berbagai tahap
perkembangan terhadap satu atau beberapa orang yang berati (Potter B Perry,
200).
Dukungan keluarga dapat diangap sebagai sesuatu keadaan yang
berman&aat bagi indi"idu yang diperoleh dari orang lain yang dapat
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
29/45
29
diper!aya. Dari keadaaan tersebut indi"idu akan mengetahui bah6a orang
lain memperhatikan, menghargai, dan men!intai (uhita, 200).
Dukungan keluarga adalah perasaan positi&, menyukai, keper!ayaan,
dan perhatian dari orang yang dalam kehidupan indi"idu yang bersangkutan
berupa pengakuan, keper!ayaan seseorang dan bantuan langsung dalam
bentuk tertentu (:i"en, 2000).
Menurut ara&ino (2002), dukungan keluarga adalah bentuk
pertolongan yang dapat berupa materi, emosi, dan in&ormasi yang diberikan
oleh orang#orang yang memiliki arti (suami) atau orang yang di!intai yang
terikat hubungan pernikahan oleh indi"idu yang bersangkutan. -antuan atau
pertolongan ini diberikan dengan tujuan indi"idu yang mengalami masalah
merasa diperhatikan, mendapat dukungan, dihargai dan di!intai.
&. Bentuk Dukungan
Menurut +riedmen (200), menyatakan bentuk#bentuk dukungan sosial
sebagai berikut=
1. -antuan osial 8mosional (ocial 2motion Aid )
-antuan sosial emosional merupakan pernyataan tentang !inta,
perhatian, penghargaan, simpati dan menjadi bagian dari kelompok yang
ber&ungsi untuk memperbaiki perasaan negati& yang khususnya
disebabakan oleh stres.
2. Penghargaan
7ntuk dukungan ini berupa penghargaan positi& pada indi"idu,
pemberian semangat, persetujuan pada pendapat indi"idu, perbandingan
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
30/45
30
yang positi& dengan indi"idu lain. -entuk dukungan ini membantu
indi"idu dalam membangun harga diri dan kemampuan diri.
3. -antuan in&ormasi(in!ormation Aid)
-entuk in&ormasi dukungan adalah komunikasi tentang opini atau
kenyataan yang rele"an tentang kesulitan#kesulitan pada saat ini,
misalnya nasehat dan in&ormasi#in&ormasi yang dapat menjadikan
indi"idu lebih mampu untuk mengatasi sesuatu.
. 5eintiman
Dukungan sosial lebih banyak diperoleh dari keintiman dari pada
aspek#aspek lain dalam interaksi sosial, adanya keintiman dan penerimaan
dukungan sosial yang baik, selama menjalani kehidupan dapat membuat
indi"idu lebih berarti bagi lingkungan.
. -antuan instrumental (instrumental Aid)
-antuan instrumental merupakan tindakan atau materi yang diberikan
oleh orang lain yang memungkinkan pemenuhan tanggung ja6ab yang
dapat membantu untuk mengatur situasi yang menekan.
). Pentingn5a Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga memiliki peranan penting untuk men!egah dari
an!aman kesehatan mental. *ndi"idu yang memiliki dukungan sosial yang
lebih ke!il, lebih memungkinkan mengalami konsekuensi psikis yang negati&.
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
31/45
31
5euntungan indi"idu yang memperoleh dukungan sosial yang lebih tinggi
akan menjadi indi"idu lebih optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini
maupun masa yang akan datang, serta tingkat ke!emasan yang lebih rendah,
mempertinggi interpesolan skill (uhita, 200).
(. #umber Dukungan
Menurut +riedman (200) bentuk dukungan sosial bersumber dari
orang#orang yang memiliki yang memiliki hubungan berarti bagi indi"idu
seperti=
1) uami
uami yang merupakan hubungan perka6inan merupakan hubungan
akrab yang diikuti oleh minat yang sama, kepentingan yang sama, saling
membagi perasaan, saling mendukung, dan menyelesaikan permasalah
bersama. ubungan dalam perka6inan akan menjadikan suatu
keharmonisan keluarga, yaitu kebahagiaan dalam hidup karena !inta kasih
suami istri yang didasarkan kerelaan dan keserasihan hidup bersama.
umber dukungan pun dapat berasal dari keluarga.
2) 5eluarga
5eluarga merupakan sumber dukungan sosial karena dalam hubungan
ter!ipta hubungan yang saling memper!ayai. *ndi"idu sebagai anggota
keluarga akan menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan, tempat
ber!erita, tempat bertanya, dan tempat mengeluarkan keluhan#keluhan
bila mana indi"idu sedang mengalami permaslahan.
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
32/45
32
3)
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
33/45
33
D. Kerangka Te%ri
Bagan &.1
Kerangka te%ri
Perilaku Self-
mangement D! 7
1. Pemantauan
gluk%a darah
e2ara mandiri
&. !engikuti "%la
makan 5ang
ehat
). !eningkatkan
kegiatan
jamani
4. Peman3aatan
"ela5anan
keehatan
+aktor yang mempengaruhi
perilaku sel!management =
1. +aktor indi"idu
a. el! e!!icac&
b* %roblem sol#ing
c*
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
34/45
34
#umber7 Dim%di3ikai dari #2hmit et al 8&'1)9 dan :ridman8&''69.
BAB III
!ET/DE PENELITIAN
A. Kerangka Te%ri
-erdasarkan kerangka teori pada bab ** yang di kemukakan oleh +riedman
(200) dukungan sosial keluarga merupakan dukungan yang bersumber dari
anggota keluarga yang memberikan kenyamanan kepada indi"idu baik &isik
maupun psikis. Dukungan sosial keluarga meliputi dimensi yaitu dimensi
dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan
in&ormasi dan dukungan jaringan. Dan perilaku sel!management menurut
!himitt et al ,(2013) merupakan kemampuan yang dimiliki oleh pasien DM
dalam mengelola penyakitnya yang meliputi pemantaun gula darah, latihan &isik,
manajemen diet dan peman&aatan pelayanan kesehatan.
Bagan ).1
Kerangka k%ne"
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
35/45
35
+ariabel inde"enden +ariabel de"enden
B. De3inii %"erai%nal
-erdaasarkan kerangka konsep dan "ariabel penelitian, maka di lakukan
pembatasan pambatasan sebagai berikiut=
Tabel ).1
De3inii /"erai%nal
+ariabel De3inii %"erai%nal Alat ukur ara ukur Hail ukur #kala
ukur
Dukungan
keluarga
Perpesi pasien DM
tipe ** terhadap
dukungan yang
diberikan oleh
anggota keluarganya
dalam menjalankan
perilaku sel!
management DM
yang meliputi pemeriksaan gula
darah ,pengontrolan
makanan,latihan &isik
dan penggunaan
pelayanan kesehatan
5uesioner 'a6an!ara 1. 5urang
baik
jika
ImeanG
median
2. -aik,
jika
meanG
median
rdinal
Dukungan keluarga
# Bantuan #%ial
em%i%nal8socia
l emotion Aid)
# Penghargaan
$ Bantuan
in3%rmai8infor
masi Aid)
$ Keintiman
$ Bantuan
intrumen8instr umental Aid)
#
Perilaku Self-mangement D! 7
1. Pemantauan gluk%a
darah e2ara mandiri
&. !engikuti "%la makan
5ang ehat
). !eningkatkan kegiatan
jamani
(. Peman3aatan "ela5anan
keehatan
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
36/45
36
Perilaku sel!
management
5egiatan yang
dilakukan pasien DM
tipe ** dalam
mengelola
penyakitnya meliputi
pemeriksaan gula
darah,pengontrolan
makanan,latihan &isik
dan penggunaan
pelayana kesehatan.
5uesioner 'a6an!ara 3. 5urang
baik
jika
ImeanG
median. -aik,
jika
meanG
median
rdinal
. Hi"%tei Penelitian
ipotesis merupakan ja6aban sementara penelitian yang kebenarannya akan
dibuktikan dalam penelitian (:otoatmodjo, 2010). dapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah =
0 K
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
37/45
37
Penelitian di lakukan di 6ilayah kerja puskesmas impang 8mpat ipin 5ota
;ambi. Pengumpulan data di lakukan pada tanggal 12 apri 201 sGd 12 mei 201.
:. P%"ulai dan am"el
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien DM tipe ** yang menjalani
ra6at jalan di Puskesmas impang 8mpat ipin 5ota ;ambi . dapun populasi
pasien DM tipe ** dalam tahun 201 sebanyak 12 orang.
2. ampel Penelitianampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan subjek yang diteliti dan di
pandang me6akili populasi target. 4ara pemilihan sampel penelitian ini
menggunakan robabilit& samling dengan teknik pengambilan sampel
random samling yaitu dengan memilih sampel dengan sistem a!ak (Dahlan,
2010).
gar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasi yang telah
di tetapkan maka sebelum melakukan pengambilan sampel, peneliti
menentukan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi (:otoatmodjo, 2010).
dapun kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu =
1. Pasien DM tipe 2 yang tinggal serumah dengan indi"idu yang memiliki
hubungan darah atau hubungan perka6inan dengannya
edangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu =
2. 5lien yang mengalami penurunan status kesehatan se!ara drastis selama
penelitian berlangsung
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
38/45
38
Penghitungan besar sampel yang digunakan pada penelitian ini
sebagai berikut=
n K N
2
1#aG2 O P O (1#P) O : d2 (:#1) N2 1#aG2 O P O (1#P)
K 1,$2 O 0, O 0, O 12
0,12 (12) 1,$2 O 0, O 0,2
K 100 orang
n K jumlah sampel yang dibutuhkan
: K ;umlah populasi 12
N2 1#aG2 K derajat keper!ayaan 1,$P K Populasi DM 0%K0, sehingga (1#P)K 0,
d K presisi (0,1)
7ntuk menghindari sampel drop out, sampel ditambah 10% (100 10)
dengan demikian jumlah sampel yang dibutukan sebanyak 110 orang yang
menderita penyakit DM tipe **. Pengambilan data dilakukan se!ara %urosi#e
amling terhadap penderita DM tipe **.
dapun kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu=a. Penderita DM tipe **.
b. -ersedia menjadi responden dalam penelitian.
!. -isa berbahasa indonesia dengan baik dan benar.d. Hang tinggal menetap di 6ilayah kerja Puskesmas tersebut.
e. Penderita yang tinggal bersama keluarganya.
;. Alat Pengum"ulan Datalat pengumpulan data ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari tiga
bagian yaitu karakteristik demogra&i responden, kuesioner yang terkait dukungan
keluarga dan perilaku sel!management*1. 5uesioner karakteristik responden
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
39/45
39
5uesioner karakteristik responden terdiri dari alamat, umur, jenis
kelamin, pendidikan, penghasilan, lama menderita DM, komplikasi DM yang
di alami, dan keluarga yang tinggal serumah dengan pasien DM tipe **.2. 5uesioner dukungan keluarga
5uesioner yang digunakan untuk mengukur persepsi pasien DM tipe 2
terhadap dukungan yang diberikan keluarga yaitu menggunakan instrumen
yang di modi&ikasi dari "he Diabetes ocial uort 0uestionnaireFamil&
3ersion (DJ# Famil&) dikembangkan oleh /re!a B -earman (2002).
;umlah total pertanyaan dukungan keluarga item dengan alternati& ja6aban
#1K tidak mendukungL 0KnetralL 1Ksedikit mendukungL 2KmendukungL
3Ksangat mendukung. Pada kuesioner penulis ini tidak se!ara tegas
menuliskan bah6a setiap item ini dikembangkan oleh teori ara&ino (1$$).
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
40/45
40
5uesioner yang digunakan untuk mengukur perilaku sel!management
pada pasien DM tipe 2 merupakan modi&ikasi dari "he Diabetes el!
Management 0uestionnaire (DMJ) yang dikembangkan oleh !hmitt et al
(2013). ;umlah total pertanyaan perilaku sel!management 1 item dengan
jumlah pertanyaan positi& item (item 1,2,3,,,,$,1) dan pertanyaan
negati& item (item ,,10,11,12,13,1,1). Pada penelitian ini, instrumen
dilakukan modi&ikasi pada alternati& ja6aban instrumen. lternati& ja6aban
pada instrumen asli menggunakan alternati& ja6aban 3K Alies to me #er&
muchL 2K Alies to me to a considerable degreeL 1K Alies to me to some
degreeL 0K Does not al& to me dalam penelitian ini alternati& ja6aban
tersebut diganti menjadi nilai 3Ksering dilakukanL 2Kkadang#kadang
dilakukanL 1Kjarang dilakukanL 0Ktidak pernah dilakukan. al tersebut
dikarenakan agar alternati& ja6aban pada kuesioner mudah dipahami oleh
responden. Penilaian pernyataan positi& yaitu 3Ksering dilakukanL 2Kkadang#
kadang dilakukanL 1Kjarang dilakukanL 0Ktidak pernah dilakukan. edangkan
penilaian pada pernyataan negati& yaitu 3K tidak pernah dilakukanL 2K ;arang
dilakukanL 1Kkadang#kadang dilakukanL 0Ksering dilakukan. dapun aspek
perilaku sel!management menurut konsep !hmitt ada aspek yaitu
pengontrolan gula darah, manajemen diet, akti"itas &isik dan peman&aatan
pelayanan kesehatan.
H. Pr%e "engum"ulan data
1.
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
41/45
41
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
42/45
42
I. Pengel%lahan dan teknik analia data
1. Pengolahan data
Data yang terkumpul dari hasil penyebaran kuesioner akan diolah dan
didistribusikan sesuai dengan "ariabel penelitian, dengan langkah langkah
sebagai berikut=
a* 2ditingDilakukan editing data untuk memastikan bah6a data yang
diperoleh adalah bersih yaitu data tersebut telah terisi, konsisten, rele"an
dan dapat diba!a dengan baik, hal ini dikerjakan dengan meneliti tiap
lembar kuesioner pada 6aktu setelah selesai pengumpulan data. pabila
terdapat kejanggalan maka dilakukan 6a6an!ara kembali kepada
responden untuk melengkapi data.
b* 4oding Pada setiap nomor &ormulir dilakukan !oding untuk keperluan
analisa statistik dengan komputer dalam kotak yang telah tersedia pada
lembar kuesioner. 4oding dilakukan oleh peneliti sendiri, dimana
sebelumnya telah dibuat buku kode terlebih dahulu sehingga
kemungkinan kesalahan koding dapat dihindarkan.
c* 2ntr& data5egiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam
master tabel atau database komputer. Data dimasukkan setelah proses
!oding dikerjakan. Pada setiap pertanyaan dimasukkan sesuai dengan
kode yang telah dibuat sebelumnya pada kuesioner.
d* 4leaning
Membersihkan data untuk menghindari data untuk kesalahan
setelah dilakukan entry data kedalam komputer. 7ntuk memastikan
bah6a semua data yang sudah dientry siap untuk dianalisis, sehingga
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
43/45
43
apabila ada kesalahan pada saat memasukkan data dapat segera diperbaiki
atau digunakan sebelum dilakukan analisis data.
2. nalisa Dataa. nalisa uni"ariat
nalisa ini bertujuaan untuk mempermudah interprestaisi data
kedalam bentuk tabel dan uraian dalam bentuk teks, untuk mendapatkam
gambaran tentang distribusi &rekuensi dari semua "ariabel baik "ariabel
ondependen maupun "ariabel dependen.
b. nalisis -i"ariat7ntuk membuktikan adanya hubungan yang bermakna atau tidak
antara "ariabel independen dan "ariabel dependen maka dilakukan analisa
bi"ariat dengan menggunakan uji statistik chi s/uare dan untuk melihat
hasil kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan %
(0,%), sehingga apabila hasil perhitungan menunjukkan p#"alue I alpha
(0,0%), artinya se!ara statistik terdapat hubungan yang bermakna
diantara kedua "ariabel yang diuji tersebut (astono, 2000).
J. Etika "enelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidenti&ikasi hubungan dukungan
keluarga dengan perilaku sel!management pada pasien DM tipe 2. ebelum
melakukan penelitian, peneliti melakukan pertimbangan etika penelitian yang
telah ada karena penelitian ini langsung berhubungan dengan pasien sebagai
sampel penelitian sehingga peneliti perlu menerapkan prinsip#prinsip etik dalam
melakukan penelitian. Menurut Polit dan be!k (200) prinsip etika yang perlu
diterapkan yaitu =
1. -esect !or Human Dignit&
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
44/45
44
Peneliti memberikan penjelasan terkait tujuan, kegunaan penelitian,
hak dan ke6ajiban responden dan in&ormasi lainnya yang dibutuhkan oleh
!alon responden sebelum meminta kesediaan pasien menjadi responden.
Peneliti juga memberikan kebebasan kepada pasien DM tipe 2 untuk
menentukan apakah bersedia menjadi responden atau tidak dalam penelitian
in, tanpa adanya paksaan atau pengaruh dari peneliti. 5etika responden
menyatakan bersedia, peneliti meminta in!ormed consent kepada responden
dengan penandatanganan lembar persetujuan.
5* 6ene!icence dan 7onMalale!icencePenelitian ini tidak memberikan perlakuan atau inter"ensi tertentu
kepada responden sehingga resikonya sangat minimal. dapun penelitian ini
memberikan keuntungan bagi responden yaitu penelitian ini menjadi data
pendukung dalam memberdayakan keluarga untuk membantu penderita DM
tipe 2 dalam melakukan pengontrolan DM tipe 2 dan komplikasinya yaitu
dengan memaksimalkan dukungan keluarga kepada penderita DM tipe 2 dan
meningkatkan penerapan perilaku sel!management* /una mengurangi
ketidaknyamanan responden dalam mengisi kuesioner, peneliti
meman&aatkan 6aktu tunggu pasien.
3. 4on!identialit&Peneliti menjaga kerahasiaan responden dengan !ara peneliti tidak
men!antumkan nama responden (anon&mit&) melainkan menggantinya
dengan memberikan kode pada setiap kuesioner. Peneliti menjamin data
yang dikumpulkan hanya digunakan untuk keperluan penelitian atau
keilmuan saja dan hanya bisa di akses oleh kalangan terbatas (pembimbing,
-
8/18/2019 Ada Yang Baru Ni Aaan
45/45
45
penguji, pihak rumah sakit, dan pihak lain yang dibenarkan oleh aturan yang
berlaku).