perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ADMINISTRASI PRODUKSI BARANG JADI
DI PT. LOMBOK GANDARIA FOODS INDUSTRY
JATEN KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan
Vokasi Ahli Madya ( A.Md.) Dalam Bidang
Manajemen Administrasi
Oleh:
ANTIN SINTIA DEWI
D1508089
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLOTIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN
Nama : Antin Sintia Dewi
NIM : D1508089
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul “Administrasi
Produksi Barang Jadi Di PT. Lombok Gandaria Foods Industry” adalah betul- betul
karya sendiri. Hal- hal yang bukan karya saya, dalam tugas akhir tersebut diberi tanda
citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang
saya peroleh dari tugas akhir tersebut.
Surakarta, Juni 2011
Yang Membuat Pernyataan,
Antin Sintia Dewi
D1508089
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, pengelihatan dan
hati, agar kamu bersyukur.”
( An-Nahl : 78)
“Sesuatu tidak akan pernah terwujud jika tidak diawali dengan perbuatan.”
( penulis )
“Kesabaran dapat diketahui pada saat terjadinya benturan yang pertama kali”
“Segala keinginan dan cita-cita harus dicapai dengan usaha dan doa, dalam
keadaan apapun ingatlah selalu pada ALLAH SWT”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tuaku (tak ada yang bisa
menggantikan kasih sayangnya)
Adik & kakakku (yang selalu memberikan canda
dan tawa)
Teman-temanku (kalian telah membuat hidupku
lebih berarti)
Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanrrohim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas rahmat dan hidayah-Nya, serta doa restu dan dukungan dari berbagai pihak yang
senantiasa menyertai penulis dalam melaksanakan Kuliah Kerja Magang (KKM)
dengan baik, sampai dengan pembuatan Tugas Akhir dengan judul “Administrasi
Produksi Barang Jadi Di PT. Lombok Gandaria Foods Industry Jaten Karanganyar”
sebagai syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Program Diploma III Manajemen
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan, waktu, dan pengalaman penulis yang masih kurang.
Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca
pada umumnya serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan Tugas Akhir ini.
Perencanaan dan penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Atas segala bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Drs. Pawito, Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pilitik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Sakur, M.S selaku Ketua Program Jurusan Manajemen Administrasi
dan pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan
serta pengarahan sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Herwan Parwiyanto, S.sos, M. Si selaku penguji Tugas Akhir.
4. Drs. Sudarto, M. Si selaku Pembimbing Akademik.
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberi penulis bekal ilmu pengetahuan
selama masa perkuliahan.
6. Bapak Gunawan P selaku Pimpinan PT. Lombok Gandaria Foods Industry
Jaten Karanganyar, atas ijin magang yang telah diberikan selama praktek
magang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. Ibu Warsiti Rahayu selaku Head Produksi PT. Lombok Gandaria Foods
Industry atas bimbingan yang telah diberikan selama proses magang.
8. Bapak Kamari dan Ibu Susi atas bimbingan, nasehat, dan dukungannya
selama praktek magang.
9. Mbak Ekki, Mbak Tiar, Pak Dhoan yang telah membantu penulis selama
praktek magang.
10. Seluruh Pegawai dan Staf PT. Lombok Gandaria Foooods Industry yang
telah membimbing saat proses magang.
11. Kedua orang tuaku, kakak, adik, dan Keluarga besarku yang telah
memberikan doa, dukungan, dan kasih sayangnya.
12. Mas Yunan yang selama ini selalu memberikan semangat dan dukungannya
dalam terselesaikannya Tugas Akhir ini.
13. Teman-teman Diploma III MA 2008 khususnya kelas A atas
kebersamaannya selama ini.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir,
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga dengan kebaikan yang diberikan selalu memberikan manfaat bagi
penulis dan dengan bantuannya mudah-mudahan mendapatkan balasan dari Allah
SWT. Penulis berharap agar Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Surakarta, Juni 2011
Penulis,
Antin Sintia Dewi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERSETUJUAN ........................................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................ iii
PERNYATAAN ............................................................................................ iv
MOTTO ......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xii
ABSTRAK .................................................................................................... xiii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
A. Perumusan Masalah ........................................................................ 3
B. Tujuan Pengamatan ......................................................................... 3
C. Manfaat Pengamatan ....................................................................... 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 5
A. Pengertian Administrasi ................................................................ 5
B. Pengertian Produksi ...................................................................... 7
C. Pengertian Administrasi Produksi Barang Jadi ............................. 10
D. Metode Pengamatan ...................................................................... 13
1. Lokasi Pengamatan .................................................................. 13
2. Jenis Pengamatan ..................................................................... 13
3. Sumber Data ............................................................................. 13
4. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 14
5. Teknik Analisis Data ................................................................ 14
BAB III
DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI ........................................................ 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
A. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Lombok Gandaria ....................... 16
B. Lokasi Perusahaan ......................................................................... 18
C. Struktur Organisasi Perusahaan ..................................................... 19
D. Sistem Kepegawaian ...................................................................... 23
E. Diskripsi Produk ............................................................................ 24
F. Proses Produksi ............................................................................... 26
G. Administrasi Produksi Barang Jadi ................................................ 30
BAB IV
PEMBAHASAN ............................................................................................ 31
A. Administrasi Produksi Dibagian Botol Kotor ................................. 31
B. Administrasi Produksi Cuci Botol .................................................. 40
C. Administrasi Produksi Dibagian Botol Bersih ................................ 42
D. Administrasi Produksi Dibagian Botol Produksi/Packing ............. 43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 46
A. Kesimpulan ..................................................................................... 46
B. Saran .............................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 3.01 : Lokasi PT. Lombok Gandaria Foods Industry ........................ 18
2. Gambar 3.02 : Struktur Organisasi PT. Lombok Gandaria. ............................. 21
3. Gambar 3.03 : Proses Pembuatan Kecap PT. Lombok Gandaria ..................... 26
4. Gambar 4.01 : Bentuk Girik ............................................................................ 37
5. Gambar 4.02 : Girik Krat Plastik ...................................................................... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4. 01 : Bukti Penerimaan Botol Dari Sales ........................................... 34
2. Tabel 4. 02 : Bukti Penerimaan Barang Berupa Jerigen ................................. 35
3. Tabel 4. 03 : Bukti Pengeluaran Barang .......................................................... 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
ANTIN SINTIA DEWI. D 1508089. Administrasi Produksi Barang Jadi Di
PT. Lombok Gandaria Foods Industry Jaten Karanganyar. Laporan Tugas
Akhir. Program Studi Manajemen Administrasi. Program Diploma III. Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2011. 47
halaman.
Penyusunan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana
administrasi produksi barang jadi di PT. Lombok Gandaria Foods Industry Jaten
Karanganyar. Pengamatan ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif
untuk memperoleh gambaran secara sistematis mengenai fakta-fakta yang ada dengan
diikuti teori yang mendukung dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan mengakaji dokumen
yang berhubungan dengan permasalahan pengamatan.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa administrasi produksi di PT. Lombok
Gandaria Foods Industry melalui empat tahap, yaitu pertama melalui gudang botol
kotor sebagai tempat untuk menampung botol kotor yang datang dari salesman dan
team drop, sisa produksi, dan pembelian. Botol dari salesman diseleksi sesuai dengan
standar penerimaan perusahaan. Botol yang telah lulus seleksi ditempatkan sesuai
dengan warna, jenis, dan kodenya. Petugas botol kotor membuatkan bukti penerimaan
barang kepada salesman. Kedua dibagian pencucian botol. Sebelum dicuci botol
direndam semalam untuk menghilangkan sisa makan yang masih tertinggal dibotol
dan membersihkan etiket yang masih menempel pada botol. Ketiga gudang botol
bersih sebagai tempat sebelum botol dipergunakan untuk mengemas hasil produksi.
Kode yang digunakan untuk mengeluarkan barang kebagian packing adalah BBB.
Keempat bagian produksi/packing yang merupakan langkah terakhir administrasi di
PT. Lombok Gandaria. Pengemasan barang jadi dilakukan secara manual dan
menggunakan mesin. Pengemasan barang dilengkapi dengan tutup botol, kode
produksi, etiket, dan penyegelan. Sistem penggudangan dengan cara FIFO yang
bertujuan untuk menyelamatkan hasil produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
ANTIN SINTIA DEWI. D 1508089. Administrative Production Of Finished
Goods at PT Lombok Gandaria Karanganyar Jaten Foods Industry. Final
Report. Administrative Management Study Program. Diploma III. Faculty Of
Social And Political Sciences. Sebelas Maret University.Surakarta.2011.47 Pages.
The arrangement of this is aimed to determine more clearly how the
administration of the production of finished goods at PT. Lombok Gandaria
Karanganyar Jaten Foods Industry. This observation is using qualitative descriptive
analysis method to obtain a systematic description of the facts followed by the theory
that supports and can be accounted for truth. Data are collected through interviews,
observation, and documents axamination related to the problem of observation.
The results showed that administration production of PT. Lombok Gandaria
Foods Industry through four stages, first through dirty bottle cellar as a place to store
dirty bottles coming from the salesman and team drop, the rest of the production, and
purchasing. Bottles from the salesman are selected in accordance with the standards
of corporate revenue. Bottles which have passed the selection is placed according to
color, type, and code. Officers of dirty bottles are made proof of acceptance of goods
to the salesman. The second section bottle washing. Before washing, bottles were
soaked overnight to remove any residual food that still left in the bottle and cleaning
the etiquette that are still attached to the bottle. Third, warehouse as a place to clean
bottles before the bottles used to package the products. Code used to remove the
packing of goods are assigned to BBB. Fourth, parts of the production / packing
which is the final step in the administration of PT. lombok gandaria. Packaging of
finished goods is done manually and using the machine. Packaging of goods is
equipped with bottle caps, production code, etiquette, and sealing. Warehousing
system with FIFO manner that aims to save the production.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan era globalisasi, Indonesia merupakan salah satu
Negara yang berkembang di segala bidang. Sebagai wujud untuk merealisasikan
pembangunan-pembangunan dan menuju era pasar bebas, maka Bangsa Indonesia
harus memiliki kesiapannya, baik bidang sosial, ekonomi, politik maupun pertahanan
dan keamanan. Keseluruhan unsur itu harus dibenahi dan diperbaiki agar memperoleh
hasil yang lebih maksimal.
Salah satu kesiapan tersebut terlihat dalam kegiatan perekonomian baik dari
sektor pertanian, perindustrian, jasa, maupun sektor pariwisata. Banyak juga
berkembang perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perindustrian, baik
industri makanan, minuman, maupun tekstil.
Perusahaan pada hakekatnya merupakan suatu organisasi atau lembaga yang
bertujuan mencari keuntungan dengan jalan memproduksi barang atau jasa. Dengan
demikian tujuan umum perusahaan yaitu membuat suatu produk atau jasa dengan
biaya yang serendah-rendahnya, menjual dengan harga yang wajar, dan membentuk
suatu kebiasaan.
Dengan berkembangnya perusahaan ditanah air, menyebabkan terjadinya
persaingan yang ketat antar perusahaan, bahkan bagi perusahaan yang memproduksi
barang yang sejenis dengan perusahaan lain. Perusahaan tersebut dituntut mampu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja agar dapat menekan biaya produksi
disamping keharusannya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk, karena
konsumen selalu akan memilih produk yang berkualitas tinggi tetapi dengan harga
yang terjangkau.
Semua perusahaan swata atau pemerintah, manufaktur maupun jasa, baik itu
perusahaan kecil, menengah ataupun besar dalam melakukan proses produksi akan
menjadi prioritas utama dalam keseluruhan perusahaan. Sehingga administrasi
produksi harus dapat diatur dengan sebaik-baiknya, baik itu dalam persiapan
penyediaan bahan baku sampai dengan menghasilkan produk jadi. Sehingga
administrasi produksi dalam perusahaan tersebut akan menunjang proses produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jika perusahaan tersebut dapat mengelola administrasi produksi dengan tepat, maka
akan menghasilkan produk yang baik sesuai dengan target yang diinginkan.
Persediaan bahan baku produksi suatu perusahaan harus dapat dikendalikan
dengan sebaik-baiknya, baik dalam penyediaan bahan baku sampai dengan
penggunaanya. Sehingga persediaan bahan baku yang ada dalam perusahaan akan
dapat menujang proses produksi yang seefisien mungkin. Jika dalam pengelolaan
bahan baku secara tepat, maka perusahaan itu dapat meminimalkan biaya yang
membuat hasil produksi tidak efisien didalam kelancaran proses produksi.
Kemasan jusa salah satu unsur dalam proses produksi karena konsumen dalam
membeli akan melihat bentuk kemasan terlebih dahulu. Kemasan digunakan untuk
melindungi produk atau mengawetkan produk pangan dan non pangan. Kemasan
merupakan suatu wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu produk
yang dilengkapi dengan label atau keterangan-keterangan termasuk beberapa mamfaat
dari isi kemasan. Pengemasan mempunyai peranan dan fungsi penting dalam
menunjang distribusi produk.
Sehingga penyediaan bahan baku dan pengemasan sangat dibituhkan dalam
administrasi produksi barang jadi pada perusahaan, khususnya perusahaan industri
pangan salah satunya adalah PT. Lombok Gandaria Foods Industry. Perusahaan ini
memproduksi kecap, saos, cuka, dan sirup. Di perusahaan ini menunjukkan adanya
masalah dalam pengelolaan administrasi produksi barang jadi, yaitu kurangnya
koordinasi antara bagian-bagian yang terkait, seperti Kepala Produksi, Kepala Unit
Produksi, dan Bagian Pelaksanaan.
Mengelola administrasi produksi diperlukan adanya perencanaan dan
pengendalian produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Perencanaan dan
pengendalian tersebut meliputi memasukan pesanan dari pelanggan kedalam jadwal
produksi utama, kemudian perusahaan harus dapat menentukan jumlah permintaan
dari pelanggan agar jadwal prodiktivitas dapat terkendali.
Mengelola persediaan perlu diperlukan seperti membuat kebijakan kuantitas
pesanaan/ produksi, kebijakan frekuansi dan periode pesanan, dan mengukur
performasi keuangan dari kebijakan yang dibuat. Antara pesanan pelanggan dan
penentuan permintaan pelanggan harus dapat disinkronisasikan dengan sumber daya
perusahaan (fasilitas, mesin, tenaga kerja, keuangan, dan lain-lain).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Membuat suatu perencanaan terperinci mengenai apa dan berapa unit yang harus
diproduksi pada suatu periode tertentu untuk setiap item produksi. Kemudian
merencanakan kebutuhan barang penunjang. Melakukan penjadwalan pada mesin
untuk penyelesaian urutan pengerjaan. Melakukan monitoring pelaksanaan yang
dibandingkan dengan perencana yang telah dibuat. Terakhir diadakan evaluasi tentang
jadwal yang telah direncanakan.
Mengingat bahwa pentingnya administrasi produksi barang jadi bagi suatu
perusahaan, maka penulis mengambil judul “ ADMINISTRASI PRODUKSI
BARANG JADI DI PT. LOMBOK GANDARIA FOODS INDUSTRY JATEN
KARANGANYAR ”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah dijelaskan diatas, maka
dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut : “ Bagaimanakah Administrasi
Produksi Barang Jadi di PT. Lombok Gandaria Foods Industry Jaten Karanganyar? “
C. Tujuan Pengamatan
Dalam pelaksanaan suatu kegiatan pada dasarnya mempunyai tujuan tertentu.
Demikian dengan pelaksanaan Kuliah Kerja (Magang) ini mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1. Tujuan Operasional
Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana administrasi produksi barang jadi
di PT. Lombok Gandaria Foods Industry Jaten Karanganyar.
2. Tujuan Fungsional
Penulisan ini diharapkan dapat berguna bagi penulis, pembaca maupun
bagi PT. Lombok Gandaria Foods Industry. Baik sebagai pengetahuan,
masukan, dan bahan pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan yang
berhubungan dengan adminstrasi pengadaan barang jadi.
3. Tujuan Individual
a. Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sebutan Ahli Madya
pada Program Diploma III Manajemen Adminstrasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Untuk melatih kepribadian baik dalam bekerja dan memberikan
gambaran tentang dunia kerja nyata.
D. Manfaat Pengamatan
Hasil Kuliah kerja (Magang) ini diharapkan menambah pengetahuan tentang
pentingnya administrasi produksi barang jadi dan memberikan masukan bagi
perusahaan untuk melakukan perubahan atau perbaikan dalam proses administrasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Administrasi
Kata administrasi sebenarnya mempunyai beberapa pengertian dan ada beberapa
macam atau bentuk sehingga akan ditemukan arti atau makna administrasi yang tepat
dalam pembahasan ini.
Menurut The Liang Gie dalam Inu Kencana Syafiie dkk (1999:5) “administrasi
adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang
dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu.”
Menurut Sondang P. Siagian (1992:267) administrasi adalah keseluruhan
proses penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang didasarkan pada rasional
tertentu oleh dua orang atau lebih dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan sarana dan prasarana tertentu
pula.
Menurut Prajudi Atmosudirjo dalam Inu Kencana Syafiie dkk (1999:14)
“administrasi merupakan suatu fenomena sosial, suatu perwujudan tertentu di dalam
masyarakat modern.”
Eksistensi dari pada adnimistrasi ini berkaitan dengan organisasi, artinya
administrasi itu terdapat di dalam suatu organisasi. Jadi untuk mengetahui adanya
administrasi dalam masyarakat, maka harus mencari terlebih dahulu suatu organisasi
yang masih hidup sehingga ditemukan administrasi.
Pengertian administrasi diatas adalah administrasi dalam arti luas, sedangkan
pengertian administrasi dalam arti sempit sering disebut dengan tatausaha.
Menurut Prajudi Atmosudirjo dalam Inu Kencana Syafiie dkk (1999:14)
mengartikan administrasi sebagai tata pengendalian dari suatu usaha. Administrasi
dalam tata tertib pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi 8 unsur:
1. Organisasi
Adalah sistem usaha kerjasama sekelompok orang yang terkait secara
formal untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Manajemen
Adalah kemampuan manajer untuk menggerakkan orang dan
mengarahkan segenap fasilitas yang ada dalam organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Komunikasi
Adalah proses penyampaian informasi atau berita dari satu pihak
kepada pihak lain melalui media sehingga adanya timbal balik dan saling
pengertian.
4. Kepegawaian
Adalah suatu proses untuk merencanakan, mengembangkan, dan
memelihara potensi-potensi yang ada pada manusia untuk mencapai tujuan.
5. Keuangan
Adalah proses yang berkenaan dengan pengadaan, pengalokasian,
penggunaan, dan pertanggungjawaban tentang uang.
6. Perbekalan
Adalah kegiatan mengadakan, mendayagunakan, dan memelihara
sarana prasarana serta menyingkirkan sarana prasarana yang sudah tidak
layak digunakan.
7. Tatausaha
Adalah proses menghimpun, mencatat, mengolah, mengirim, dan
menyampaikan bahan-bahan informasi.
8. Hubungan Masyarakat
Adalah proses krgiatan mengadakan dan memelihara hubungan baik
dengan internal dan eksternal.
Menurut Sondang P. Siagian (1992:267) ”administrasi dalam arti sempit
biasanya hanya dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan ketatausahaan yang mencakup
korespondensi, kesekretarisan, penyusunan laporan, dan kearsipan.”
Berdasarkan macam-macam pengertian administrasi diatas, maka penulis
mengambil pendapat dari Prajudi Atmosudirjo, administrasi yang dikaitkan dengan
kegiatan ketatausahaan yaitu sebagai proses menghimpun, mencatat, mengelola,
mengirim, dan menyampaikan bahan-bahan informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Pengertian Produksi
Menurut Teguh Baroto (2002:13) “produksi adalah suatu proses pengubahan
bahan baku menjadi produk jadi.”
Menurut Sofjan Assauri (1980:7) produksi adalah segala kegiatan dalam
menciptakan dan menambah kegiatan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk
kegiatan yang membutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu ekonomi
berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills (organizational, managerial, dan
technical skills).
Semua manufaktur (membuat barang) memerlukan sistem produksi untuk
menghasilkan suatu produk. Sistem produksi yaitu sekumpulan aktivitas untuk
membuat suatu produk, dalam pembuatan produk melibatkan tenaga kerja, bahan
baku, mesin, energi, informasi, modal, dan tindakan manajemen. Menurut Teguh
Baroto (2002:13-16) aktivitas dalam sistem produksi dikelompokkan menjadi dua
kategori yaitu proses produksi dan perencanaan dan pengendalian produksi
(Production Planning and Control/PPC).
Proses produksi merupakan aktivitas membuat produk jadi dari bahan baku yang
melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis, dan lain-lain. Proses produksi
merupakan suatu tindakan nyata dan dapat dilihat. Proses produksi terdiri atas
beberapa subproses produksi, misalnya proses produksi pengelolaan bahan baku
menjadi komponen, proses perakitan komponen memnjadi sub-assembly dan proses
perakitan sub-assembly menjadi produk barang jadi.
Perencanaan dan pengendalian produksi/PPC adalah aktivitas mengelola proses
produksi. PPC merupakan tindakan manajemen yang sifatnya abstrak (tidak dapat
dilihat scara nyata). Sistem komputer dapat dicontohkan untuk analogi yang tepat
sistem produksi. Proses produksi adalah perangkat kerasnya (hard ware) dan PPC
adalah perangkat lunaknya (software).
Dalam industri manufaktur apapun perencanaaan dan pengendalian
produksi/PPC akan memiliki fungsi yang sama. Fungsi atau aktivitas-aktivitas yang
ditangani oleh departemen PPC/PPIC secara umum adalah:
1. Mengelola pesanan (order) dari pelangan. Para pelangan memasukan
pesanan untuk brbagai produk. Kemudian pesanan-pesanan itu dimasukan
dalam jadwal produk utama, bila jenis produksinya made to order.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Meramalkan permintaan. Perusahaan berusaha memproduksi secara lebih
independen terhadap fluktuasi permintaan. Permintaan ini perlu diramalkan
agar skenario produksi dapat mengantisipasi fluktuasi permintaan tersebut.
Permintaan ini harus dilakukan apabila tipe produksinya made to stok.
3. Mengelola persediaan. Tindakan pengelolaan persediaan meliputi
melakukan transaksi persediaan, membuat kebijakan persediaan
pengamanan, kebijakan kuantitas pesanaan/produksi, kebijakan frekuensi
dan periode pesanan, dan mengukur performansi keuangan dan kebijakan
yang dibuat.
4. Menyusun rencana agregat (penyesuaian permintaan dengan kapasitas).
Pesanan pelanggan dan atau ramalan permintaan harus dikompromikan
dengan sumber daya yang ada pada perusahaan (fasilitas, mesin, tenaga
kerja, keuangan, dan lai-lain). Rencana agregat bertujuan untuk membuat
skenario pembebanan kerja untuk masin dan tenaga kerja (regular, lembur,
subkontrak) secara optimal untuk keseluruhan produk dan sumber daya
secara terpadu (tidak per produk).
5. Membuat jadwal induk produksi (JIP). JIP merupakan suatu rencana
terperinci mengenai jumlah unit yang harus diproduksi pada suatu periode
tertentu untuk setiap item produksi. JIP dibuat dengan langkah (salah
satunya) memecah (disagregat) rencana agregat ke dalam rencana produksi
yang direalisasikan. JIP jika telah dikoordinasikan dengan seluruh
departemen, maka menjadi dasar dalam PPC.
6. Merencanakan kebutuhan. JIP yang telah disetujui kemudian diterjemakan
dalam kebutuhan komponen sub-assembly, dan bahan penunjang untuk
menyelesaikan produk. Perencanaan kebutuhan material bertujuan untuk
menentukan apa, berapa, dan kapan komponen, sub-assembly dan bahan
penunjang yang haru disiapkan. Untuk membuat perencanaan kebutuhan
diperlukan informasi lainnya berupa struktur produk (bill of material) dan
catatan persediaan.
7. Melakukan penjadwalan pada mesin atau fasilitas produksi. Penjadwalan
meliputi urutan pengerjaan, watu penyelesaian pesanan, kebutuhan waktu
penyelesaian, prioritas pengerjaan, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Monitoring dan pelaporan pembebanan kerja dibanding kapasitas produsi.
Kemajuan tahap demi tahap dimonitor dan dibuat laporannya untuk
dianalisis.
9. Evaluasi skenario pembebanan dan kapasitas. Jika realisasinya tidak sesuai
dengan rencana, maka rencana agregat, JIP, dan penjadwalan dapat
diubah/disesuaikan kebutuhan. Untuk jangka panjang, evaliasi ini dapat
digunakan untuk mengubah (menambah) kapasitas produksi.
Fungsi produksi adalah bertanggung jawab atas pengelolaan bahan baku dan
penolong/pembantu menjadi barang jadi atau jasa yang akan memberikan hasil
pendapatan bagi perusahaan.
Menurut Sofjan Assauri (1980:12-15) ada empat fungsi produksi yang utama
yaitu:
a. Proses (processes) yang diartikan sebagai metode dan tehnik yang
digunakan untuk pengelolaan bahan.
b. Jasa-jasa (services) yang berupa badan pengorganisasian untuk penetapan
tehnik-tehnik sehingga proses dapat dipergunakan secara efiktif.
c. Perencanaan (planning) yang merupakan hubungan/korelasi dan organisasi
dari kegiatan produksi untuk suatu dasar waktu tertentu (a time base).
d. Pengawasan (control) untuk menjamin bahwa maksud/tujuan mengenai
penggunaan bahan pada kenyataanya dilaksanakan.
Proses produksi
Proses produksi terdiri dari peralatan dengan bahan-bahan yang
dikombinasikan/diolah menjadi barang-barang atau jasa-jasa yang diberikan kepada
pelanggan, dalam perputaran untuk mendapatkan uang atau pendapatan.
Jasa-jasa (services) produksi
Jasa-jasa produksi meliputi lapangan pengetahuan dan tehnologi yang
membutuhkan untuk diorganisir, ditetapkan, dan dikombinasikan agar proses produksi
dapat dilaksanakan secara efektif. Jasa-jasa ini mengenai proses pengelolahan bahan
baku menjadi produk untuk melaksanakan pengolahan pada tingkat biaya yang
minmum. Jasa-jasa (service) berhubungan dengan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Produk, kegiatan ini menyangkut penelitian, kualitas, yang membutuhkan
fasilitas inspeksi, design, dan spesifikasi.
b. Penguasaan terhadap perkembangan teknologi harus dikuasai oleh setiap
perusahaan. Dalam fungsi produksi teknologi dipergunakan untuk
penggunaan peralatan dan pengetahuan terhadap proses secara keseluruhan
dari peralatan secara terperinci agar dapat dipergunakan dengan optimal.
c. Penggunaan sumber daya yang ada sehingga masin-mesin dan peralatan,
tenaga, serta bahan-bahan hendaknya dapat dipergunakan secara efisien.
Perencanaan (planning)
Perencanaan produksi dibutuhkan untuk menjamin tujuan produksi agar tercapai
dan fungsi produksi dapat dilakukan dengan efektif. Perencanaan yang berhubungan
dengan fungsi produksi meliputi dua hal, yang pertama proses planning. Dalam
proses planning membutuhkan pertimbangan terperinci mengenai bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pengolahan dan aturan atau susunan kegiatan
yang digunakan. Kedua yaitu perencanaan dan pengawasan produksi. Apabila tugas
yang dibutuhkan telah diketahui secara terperinci, maka dengan tersedianya sumber-
sumber dengan jumlah yang tepat harus direncanakan untuk mencapai tujuan utama
perusahaan.
Pengawasan (control)
Pengawasan dibutuhkan untuk menjamin resources yang dipergunakan dengan
tepat, yaitu dengan member pedoman untuk performance, quality, programme
retention, dan quantity.
Berdasarkan pengertian tentang produksi sekiranya penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa produksi dapat diartikan sebagai suatu sistem untuk menyediakan
barang-barang dan jasa-jasa yang akan dikonsumsi oleh masayarakat.
C. Pengertian Administrasi Produksi Barang Jadi
Setiap proses produksi selalu memerlukan persediaan barang. Persediaan itu
meliputi bahan baku atau bahan mentah, barang setengah jadi atau barang dalam
proses, barang pembantu atau penolong, dan barang jadi.
Persediaan bahan baku merupakan persediaan bahan yang belum dikerjakan
yang disimpan dalam gudang atau merupakan persediaan barang-barang berwujud
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mentah. Persediaan ini dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari
supplier Bahan baku diperlukan untuk diolah kemudian setelah melalui beberapa
proses diharapkan menjadi barang jadi.
Persediaan barang setengah jadi adalah persediaan bahan-bahan yang
meninggalkan gudang dan sedang dikerjakan didalam pabrik. Dapat diartikan pula
barang persediaan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang
telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi
barang jadi.
Persediaan barang pembantu atau penolong adalah persediaan barang-barang
yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau
komponen barang jadi.
Persediaan barang jadi yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai
diproses atau diolah dan siap untuk dijual. Barang jadi juga disebut sebagai hasil
produk.
Tujuan diadakannya persediaan produk barang jadi adalah untuk meredam
fluktuasi permintaan. Persediaan digunakan untuk memenuhi kekurangan pasokan
produk jadi di pasaran sebagai akibat permintaan yang disimpan perusahaan.
Fluktuasi permintaan dapat dipengaruhi oleh persediaan barang yang diproduksi sepi,
dan persediaan tersebut digunakan pada saat permintaan ramai.
Menurut Sofjan Assauri (1980:210-211) setiap pengelolaan barang jadi atau
produk, sebelum dapat menjual produknya, membutuhkan bahan-bahan atau barang-
barang setengah jadi untuk diproses. Sebelum proses produksi dapat dilakukan harus
ada pembelian bahan maupun barang setengah jadi.
Bagian produksi yang menjalankan kegiatan ini. Adanya kerjasama antara
kepala produksi dengan bagian pembelian. Kepala produksi memberitahuakan pada
bagian pembelian untuk merinci barang atau bahan yang harus dibeli dengan
menyerahkan surat atau daftar permintaan pembelian, kemudian bagian pembelian
mengurus pemesanan dan pembeliannya sampai barang resebut diterima.
Bagian pembelian tugasnya harus mengetahui data dan keterangan tentang
suppier-supplier mana yang baik, harga-harga pasar bahan-bahan atau barang-barang
tersebut dan segala hal yang bersangkutan dengan cara-cara pengangkutan, jumlah
yang paling ekonomis untuk dipesan dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Setelah permintaan pesanan datang dari bagian produksi, maka bagian
pembelian mengirimkan surat pesanan kepada calon supplier. Dalam surat pesanan
harus terdapat pernyataan tentang jumlah yang dipesan, spesifikasi barang yang
dipesan, harga barang, cara pembungkusan, dan tanggal barang tersebut diharapkan
datang. Selain itu perlu dinyatakan syarat-syarat bahwa apabila barang yang datang
tidak sesuai dengan dengan spesifikasi, maka barang dikembalikan. Surat pesanan
harus dibuat rangkap yang diperuntukkan bagi supplier, bagian penerimaan, bagian
pembukuan, dan bagian produksi.
Setelah supplier mengirimkan pesanan, bagian penerimaan barang akan
memeriksa barang tersebut apakah sudah sesuai dengan pesanan. Setelah diperiksa
kemudian memberikan laporan kepada bagian pembelian. Barang yang sudah
diperiksa dan terbuti sesuai dengan pesanan kemudian diteruskan ke bagian
penyimpanan atau gudang. Laporan penerimaan barang dibuat dalam beberapa
rangkap yang diperuntukkan pada bagian pembelian, bagian akuntansi, dan bagian
gudang. Disamping pengiriman barang pesanan, supplier akan mengirimkan faktur
pembelian yang diterima oleh bagian pembelian dan diterusakan kepada bagian
pembukuan.
Selanjutnya jika bagian produksi memerlukan bahan atau barnag tersebut untuk
proses produksi, maka bagian produksi memebuat surat permintaan pemakaian barang
pada bagian gudang. Surat permintaan dibuat rangkap untuk bagian
akuntansi/pembukuan untk dipakai dalam pencatatan perubahan persediaan dan
pencatatan akuntansi biaya. Dengan adanya surat permintaan bahan, maka bagian
gudang dapat mengeluarkan barang yang diminta oleh bagian produksi, sedangkan
bagian akuntansi akan mencatat pengurangan jumlah barang serta pembebanan pada
biaya produksi.
Berdasarkan uraian tersebut sekiranya penulis dapat menyimpulkan bahwa
administrasi produksi barang jadi adalah suatu fungsi produksi yang menyangkut
proses produksi sampai menghasilkan barang jadi sebagai upaya pencapian tujuan
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Metode Pengamatan
1. Lokasi Pengamatan
Dalam pengamatan ini lokasi yang diambil adalah PT. Lombok Gandaria Foods
Industry Jaten Karanganyar, Jl. Raya Jaten Km.7 Karanganyar. Dengan pertimbangan
sebagai berikut:
a. Lokasi tersebut merupakan tempat magang.
b. Untuk mengatahui mengapa administrasi produksi barang jadi itu penting.
c. Diberikan ijin untuk mengadakan pengamatan ditempat tersebut.
2. Jenis Pengamatan
Mendasarkan pada rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka jenis
pengamatan menggunakan metode deskriptif kualitatif karena data dikumpulkan
secara sistematis mengenai fakta-fakta yang ada dengan diikuti teori yang mendukung
dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3. Sumber Data
a. Nara Sumber
Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia sangat penting perannya
sebagai individu yang memiliki informasi, sehingga kedudukan nara sumber bukan
sebagai responden melainkan sebagai informan. Cara mendapatkan informasi dapat
diperoleh dengan:
1. Berbicara langsung dengan pimpinan produksi
2. Kepala unit produksi bagian gudang
3. Berbicara langsung dengan staf kantor administrasi produksi
4. Bercakap-cakap dengan beberapa rekan kerja lainnya sebagai informan
yang dapat membarikan informasi yang menunjang.
b. Tempat atau lokasi
Data atau informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dapat
dilakukan melalui sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun
lingkungannya, sehingga dapat dikaji kemudian ditarik kesimpulan yang dikaitkan
dengan permasalahan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Dokumen
Dokumen merupakan bahan tertulis yang berhubungan dengan perisriwa atau
aktivitas tertentu dan merupakan rekaman tertulis. Sehigga untuk memperoleh data
dengan cara membaca, mempelajari buku-buku, peraturan-peraturan, arsip-arsip, serta
dokumen-dokumen maupun literature yang ada pada PT. Lombok Gandaria Foods
Industry yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Tidak hanya sekedar
mencatat apa yang ditulis tetapi juga menggali dan menangkap makna yang tersirat
dari dokumen tersebut.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang diperoleh untuk mendapatkan keterangan-
keterangan, data melalui bercakap-cakap (wawancara) secara langsung dengan
sumber informasi atau informan yang dapat memberikan keterangan yang menunjang.
b. Mengkaji dokumen
Teknik pengumpulan data denngan cara mencari referensi buku, membaca,
mempelajari buku-buku, maupun dokumen-dokumen literature yang ada di PT.
Lombok Gandaria Foods Industry kemudian memilih dokumen yang berhubungan
dengan permasalahan tentang penelitian yang dilakukan penulis.
c. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara peneliti mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap masalah yang diteliti. Pengamatan dilakukan pada waktu
pelaksanaan Kuliah Kerja Manajemen Administrasi pada PT. Lombok Gandaria
Foods Industry guna memperoleh gambaran nyata kondisi yang ada pada lokasi
pengamatan.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif. Di
dalam model ini ada tiga komponen analisis, yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kegiatannya dilakukan secara serempak dengan
proses pengumpulan data dalam bentuk siklus interaktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Adapun tiga komponen tersebut adalah:
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan,
membuang hal-hal yang tidak penting, dan pengabstrakan data kasar yang muncul
dari catatan tertulis di lapangan sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.
b. Sajian Data
Sajian data merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis, sistematis, dan
mengacu pada rumusan masalah, serta dilengkapi perabot sajian yang diperlukan
(matriks, gambar, dan sebagainya) sehingga narasi yang tersaji merupakan diskripsi
mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab permasalahan yang
ada dalam rumusan masalah dalam penelitian. Dengan melihat suatu penyajian data,
peneliti mengerti hal yang terjadi dan mungkin untuk mengerjakan sesuatu pada
analisa atau tindakan lain.
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Pada awalnya pengumpulan data peneliti harus memahami arti berbagai hal
yang ditemui dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola,
pernyataan-pernyataan konfigurasi, arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi yang
didasarkan pada semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian datanya.
Kemudian pada awal penarikan simpulan kurang jelas kemudian meningkat secara
eksplisit dan mempunyai landasan yang kuat. Kesimpulan akhir tidak akan terjadi
sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir. Simpulan perlu diverifikasi
agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
DISKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI
A. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Lombok Gandaria Foods Industry
PT. Lombok Gandaria merupakan perusahaan yang memproduksi kecap, saos,
cuka, dan sirup. Perusahaan ini didirikan oleh Liem Hong Tji (Priyo Pranoto) pada
tanggal 27 Desember 1973 di kediamannya di Jl. Warung Miri No. 134B Surakarta.
Pemberian merk dagang “ Lombok Gandaria “ pada produk dimaksudkan untuk
menggambarkan rempah-rempah/biji buah-buahan yang enak rasanya.
Pada awalnya, industri ini hanya memproduksi dan melayani konsumen
disekitar tempat tinggalnya, karena kecap yang diproduksi pada saat itu hanya berasal
dari 10 Kg kedelai, gula merah, dan bumbu-bumbu lain dalam takaran secukupnya.
Selain memproduksi kecap Liem Hong Tji (Priyo Pranoto) juga terus melakukan
percobaan untuk menemukan formula kecap yang cocok sehingga kecap yang
dihasilkan dapat semakin enak dan sedap. Hal ini akan membuat usaha produksi
kecap semakin ditingkatkan baik dalam jumlah maupun kualitas guna mengimbangi
permintaan pasar.kualitas produk merupakan sasaran utama yang selalu ditingkatkan,
dengan demikian diharapkan perusahaan mampu memperoleh konsumen baru dan
tetap mempertahankan konsumen lama.
Dari tahun ke tahun industri rumah tangga ini terus mengalami peningkatan
jumlah produksi maupun penjualannya, sehingga lokasi yang lama sudah tidak dapat
menampung kegiatan produksinya. Maka pada tahun 1977 lokasi dipindah ke Jl.
Sorogenen No. 33 Surakarta. Lokasi yang strategis sehingga aksebilitas perusahaan
tinggi.
Sejak tanggal 12 Januari 1979 industri rumah tangga tersebut berubah status
menjadi perseroan terbatas (PT) dengan nama “Lombok Gandaria Foods Industry”
dengan akte No. 23 yang dibuat dihadapan notaris Ny. Sukartinah Ramli, SH. Setelah
status perusahaan berubah dari perseorangan menjadi Perseroan Terbatas (PT)
kegiatan perusahaan selalu mengalami perkembangan, sehingga mengakibatkan lokasi
perusahaan yang tidak lagi mampu menampung kegiatannya. Selain itu perusahaan
perlu mengadakan pergantian mesin-mesin baru yang lebih modern untuk menunjang
kegiatan produksi yang semakin meningkat. Oleh karena itu, pada tahun 1982 lokasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perusahaan dipindahkan lagi ke Desa Dagen, Kecamatan Jaten, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah.
Pada tahun 1983, PT. Lombok Gandaria mulai memproduksi sirup, disusul
dengan produksi saos tomat dan saos sambal pada tahun 1985. Alasan yang
mendorong perusahaan memproduksi saos selain untuk pengenbangan jenis produk,
juga untuk memanfaatkan bahan baku tomat dan ubi jalar yang banyak dihasilkan di
daerah Tawangmangu. Produksi saos ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Dan pada, pada tahun 1988, PT. Lombok Gandaria memproduksi cuka, tetapi
perusahaan ini hanya melakukan proses pengeceran dengan membeli cuka murni
100%.
Semakin majunya perusahaan, pemilik sadar bahwa perusahaan akan semakin
menghadapi persaingan yang semakin ketat, maka harus dilakukan berbagai perbaikan
dan perubahan. Langkah-langkah yang diambil adalah melakukan perombakan
diberbagai bidang salah satu kunci penting yaitu terjadi pergantian pimpinan oleh
generasi ke dari Bapak Priyo Pranoto kepada Bapak Gunawan Pranoto (generasi
kedua).
Ditangan Bapak Gunawan Pranoto perubahan demi perubahan terus digulirkan
diantaranya perombakan organisasi, perbaikan system kerja, perbaikan strategi bisnis
dan pemasaran, pelatihan dan pengembangan SDM, penataan sarana dan prasarana
perusahaan, penetapan visi, misi, dan budaya perusahaan, serta masih banyak lagi
perbaikan yang sudah dan akan terus dilakukan yang kesemuanya bertujuan
membawa PT. Lombok Gandaria menjadi perusahaan terdepan dalam industri
makanan dan minuman.
Visi dari PT. Lombok Gandaria Foods Industry adalah menjadi perusahaan
terdepan dalam industri makanan dan minuman yang berkualitas dengan keunggulan
produk dan pelayanan berorientasi pada loyalitas pelanggan. Sedangkan misi nya
meliputi:
1. Membangun totalitas terhadap kualitas produk dan pelayanan.
2. Membangun sikap kerja dan komitmen terhadap kualitas.
3. Memberi nilai tambah terhadap seluruh proses dan produk.
Motto dari PT. Lombok Gandaria Foods Industry yaitu “Totalitas dalam Kualitas”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Lokasi Perusahaan
Keputusan menempatkan suatu perusahaan pada tempat tertentu mempunyai
tujuan yang sangat penting, yaitu demi keberhasilan perusahaan dimasa mendatang.
Lokasi yang strategis adalah dekat dengan dengan jalan umum dan perkampungan
penduduk sehingga akan membantu kelancaran pengadaan bahan baku, tenaga kerja
dan memudahkan perusahaan dalam berhubungan dengan pihak luar.
Oleh karena itu, penentuan lokasi perusahan dapat menjadi persoalan tersendiri
untuk jangka waktu yang cukup panjang. Penentuan lokasi harus dipertimbangkan
dengan matang dan harus disesuaikan dengan lingkungan, situasi, dan kondisi alam
serta masyarakat sekitarnya. Pemilihan lokasi yang salah dapat berakibat fatal karena
menyebabkan bertambah besarnya biaya usaha yang harus dikeluarkan, sehingga
menjadi sulit untuk menekan harga pokok produksinya.
Lokasi PT. Lombok Gandaria
Gambar 3.01 lokasi PT. Lombok Gandaria Foods Industry
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pabrik PT. Lombok Gandaria terletak dijalan Raya Jaten Km7 Desa Dagen,
Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sebelah utara dibatasi oleh
sungai Ngringo, sebelah selatan dibatasi jalan Surakarta-Karanganyar, sebelah timur
terdapat lokasi persawahan, dan disebelah barat terdapat perusahaan tekstil. Kondisi
lingkungan yang demikian ini dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi PT.
Lombok Gandaria, antara lain:
1. Transportasi barang masuk dan keluar pabrik dapat berjalan dengan lancara
karena dekat dengan jalan raya.
2. Lokasi pabrik yang mudah dijangkau oleh karyawan dan tidak sulit untuk
mendapatkan tenaga kerja.
3. Aliran sungai Ngringo dapat digunakan sebagai tempat membuang limbah
cair yang sebelumnya telah diolah terlebih dahulu sehingga tidak mencemari
sungai tersebut.
PT. Lombok Gandaria menempati areal seluas 37.500 m2 dengan luas bangunan
9000 m2. Area tersebut berupa bangunan dan halaman depan yang merupakan tempat
parkir tamu dan karyawan. Sedangkan bangunannya terbagi atas ruangan perkantoran,
tempat parker karyawan, ruang produksi, mushola, bengkel, labolatorium, gudang
bahan penolong, gudang produk jadi, ruang mesin, dan kantor satpam.
Perkantoran terletak disebelah depan dari gedung dan dibelakangnya terdapat
ruang produksi. Pada ruang produksi peralatan produksi diletakkan secara berurutan
dari awal sampai dengan proses yang terakhir, sehingga waktu produksi lebih efisien
dan mencegah kerusakan produk lebih banyak.
C. Struktur Organisasi Perusahan
Manajemen perusahaan merupakan hal yang penting dalam memajukan suatu
perusahaan. Salah satu fungsi manajemen yaitu pengorganisasian, dengan funsi
tersebut akan dapat disusun kerangka pembagian kerja, tata pembagian tugas,
wewenang dan tata kewajiban kerja, sehingga dapat mempermudah pengaturan
kegiatan dalam perusahaan.
Pengorganisasian bertujuan untuk menciptakan suasana kerja yang harmonis,
efektif, dan efisien. Dengan demikian, semua kegiatan akan bekerja sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada perusahaan PT. Lombok Gandaria Foods Industry sudah melakukan proses
produksi dengan sekala besar. Untuk melakukan kegiatan usahanya melakukan
kerjasama antar pekerja yang menyangkut beberapa bidang organisasi. Oleh sebab itu,
dibentuk organisasi guna spesifikasi kerja yang baik, mencapai tujuan, dan
meningkatkan disiplin kerja yang tinggi. Sehingga akan diketahui wewenang dan
tanggung jawab masing-masing personal yang memegang jabatan tertentu.
Struktur organisasi di PT. Lombok Gandaria Foods Industry menganut sistem
organisasi. Penggunaan sistem ini dikarenakan adanya beberapa keuntungan antara
lain bahwa kekuasaan tertinggi dipegang oleh pimpinan, pelaksanaannya sederhana
dan mudah dimengerti oleh bawahan, masing-masing pekerja bertanggung jawab
hanya pada satu atasan.
Struktur organisasi perusahaan PT. Lombok Gandaria Foods Industry dapat
dilihat pada gambar 3.02
Tugas masing-masing jabatan di PT. Lombok Gandaria Foods Industry adalah
sebagai berikut:
1. Direksi (Pimpinan Persahaan)
a. Memimpin, memberikan bimbingan, dan menjalankan kepengurusan atau
tugas-tugas di perusahaan.
b. Mengelola, melakukan pengawasan, dan penguasaan atas kekayaan.
c. Menetapkan garis-garis besar kebijakan perusahaan secara keseluruhan.
d. Melakukan koordinasi dan control terhadap semua bagian.
2. Departemen Produksi
a. Mengkoordinir bagian bawahannya yang menjadi tanggung jawabnya agar
tercapai hasil yang maksimal.
3. Departemen Komersial
a. Mengawasi dan merencanakan pengelolaan bagian umum dan bagian tenaga
kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
4. Bagian Proses Finising
a. Mengawasi dan mengkoordinir karyawan dibidang persiapan proses.
b. Bertanggung jawab atas urusan mengenai sperpart, service, reparasi alat,
dan mesin pengolahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Bagian Proses Produk
a. Memproses bahan dasar sesuai dengan prioritas yang lebih menguntungkan
secara profesional.
b. Memberikan laporan kepada pimpinan perusahaan sesuai dengan hasil yang
dicapai.
c. Mampu untuk menganbil keputusan yang tepat dan cepat.
d. Menganalisa kendala-kendala yang terjadi selama proses produksi
berlangsung.
e. Menciptakan strategi dan lingkungan kerja yang baik di lingkungan kerja.
f. Mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan produksi baik kualitas
maupun kuantitas.
g. Mengkoordinasi seluruh kepala seksi yang menjadi tanggung jawabnya.
h. Memberikan motivasi, evaluasi, dan mengkoordinir dengan unit tugas yang
lain.
6. Bagian Keuangan
a. Mengkoordinir semua kegiatan di bagian uang.
b. Membuat anggaran perusahaan.
c. Disposisi transaksi keuangan.
d. Membuat laporan realisasi anggaran perusahaan.
e. Membuat daftar gaji perusahaan.
f. Membuat laporan berkala di PT. Lombok Gandaria Foods Industrry.
7. Bagian Personalia dan Umum
a. Mengelola data personalia dan terselenggaranya tatalaksana administrasi
umum personalia ditingkat perusahaan.
b. Mengelola investasi perusahaan.
c. Melayani kebutuhan tenaga kerja dan kebutuhan umum.
8. Bagian Marketing
a. Bertanggung jawab dalam penjualan, promosi, dan pengiriman dari bagian
produksi.
b. Mengelola terselenggaranya transportasi.
9. Bagian Logistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Bertanggung jawab pada pembelian bahan baku dan bahan perlengakapan
lainnya.
b. Mengatur dan menyelidiki terhadap kegiatan pergudangan logistik.
c. Bertanggung jawab atas bahan jadi maupun bahan penolong yang
dibutuhkan dalam produksi.
D. Sistem Kepegawaian
1. Status Kepegawaian
PT. Lombok Gandaria sekarang memiliki karyawan sebanyak 300 orang,
dengan perincian 40 orang sebagi staf kantor, 19 orang sebagai sopir, dan 241 orang
sebagai karyawan pabrik. banyak karyawan yang berasal dari daerah sekitar pabrik,
yaitu daerah Karanganyar dan Surakarta.
2. Jam Kerja
Supaya mencapai hasil produksi yang maksimum sesuai dengan yang
diinginkan, maka waktu kerja karyawan perlu diatur. Jam kerja yang ada di PT.
Lombok Gandaria Foods Industry diatur sebagai berikut:
Waktu kerja : 8 jam/hari, 5 hari/minggu
Jam kerja : pukul 07.00 – 16.00 WIB
Jan istirahat : pukul 11.30 – 12.30 WIB
Jam istirahat hari jum’at : pukul 11.50 – 12.50 WIB
Disamping pengaturan jam kerja terhadap karyawan maupun staf kantor, masih
ada jam kerja tambahan atau jam lembur. Kerja lembur diadakan dalam waktu-waktu
tertentu, yaitu untuk memenuhi fluktuasi permintaan yang naik atu melonjak secara
mendadak.
3. Sistem Penggajian
Ketentuan mengenai besarnya gaji yang diberikan perusahaan kepada
karyawannya diatur berdasarkan macam dan sifat kerjanya. Ada dua macam system
penggajian yang berlaku pada PT. Lombok Gandaria Foods Industry yaitu:
a. Sistem bulanan, yaitu gaji diberikan setiap akhir bulan, tidak dipengaruhi
oleh besarnya jumlah produk yang dihasilkan atau lamanya kerja dalam satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bulan. Karyawan yang termasuk dalam golongan gaji bulanan adalah
karyawan-karyawan bagian pemasaran dan administrasi.
b. Sistem harian, besarnya gaji harian ditentukan oleh banyaknya hari kerja
karyawan yang bersangkutan dan gaji diberikan seminggu sekali setiap hari
jum’at. Karyawan yang termasuk dalam golongan gaji harian adalah
karyawan bagian produksi, gudang, dan pengepakan.
Bagi pekerja yang kerja lembur akan diberikan uang lembur. Uang lembur dihitung
dari banyaknya tambahan jam kerja yang dipakai, yaitu untuk jam pertama dihitung
sebesar gaji 2 jam kerja regular dan jam berikutnya dihitung 1.5 jam kerja reguler.
4. Jaminan Kesejahteraan
Kesejahteraan karyawan merupakan hal yang penting karena karyawan
merupakan faktor penting dalam menunjang kelancaran jalannya perusahaan. Oleh
sebab itu kesejahteraan dan kesehatan karyawan harus diperhatikan dengan baik. PT.
Lombok Gandaria Foods industry memberikan fasilitas dan jaminan sosial antara lain:
a. Tunjangan hari raya atau tahun baru.
b. Tunjangan kesehatan.
c. Karyawan diikutsertakan dalam ASTE.
d. Cuti.
E. Diskripsi Produk
PT. Lombok Gandaria Foods Industry merupakan industri makanan yang
memiliki beberapa jenis produk, yaitu antara lain: kecap Lombok gandaria manis,
kecap Lombok gandaria asin, kecap semar manis, sirup Lombok gandaria, dan cuka
Lombok gandaria. Pada umumnya produk-produk tersebut dikemas dalam botol
dengan isi 625 ml.
Bahan baku yang dibutuhkan PT. Lombok Gandaria untuk memproduksi kecap
adalah bungkil (kedelai pecah), tepung gandum, garam, gula aren, gula tebu, bumbu-
bumbu, dan ragi/starter. Sedangkan bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi
saos adalah ketela, gula pasir, tomat, jeruk nipis, cuka, benzoate, dan zat pewarna
makanan. Untuk membuat sirup dibutuhkan bahan baku seperti: fuktose (gula cair),
gula pasir, essence, dan citrone.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Semua bahan tersebut diperoleh dari para pemasok yang berasal dari beberapa
daerah antara lain: Surakarta, Pacitan, Kediri, Ambarawa, dan Magelang. Pembelian
bahan baku dilakukan, jika syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh perusahaan
terpenuhi para pemasok. Selama ini penyediaan bahan baku tidak mengalami kendala
karena bahan baku tersebut mudah diperoleh dalam arti banyak supplier yang
menawarkan bahan baku kepada perusahaaan.
Dalam melakukan proses produksi dibutuhkan beberapa macam jenis mesin
untuk menunjang proses tersebut. Berikut ini adalah alalt-alat yang digunakan untuk
melakukan proses produksi dan sekaligus fungsi dari alat-alat tersebut:
1. Mesin pemilih kedelai (raw material treatment equitment), berfungsi untuk
memcuci dan memasak kedelai.
2. Mesin pendingin udara, digunakan untuk menormalkan suhu agar sesuai
dengan suhu yang dikehendaki.
3. Mesin fermentasi (koji making equitment), dipergunakan dalam suatu
ruangan dengan tingkat kelembaban tertentu dan diatur secara mekanis.
4. Bak-bak perendaman, digunakan untuk bakterisasi.
5. Bak pencairan garam, digunakan sebagai alat untuk memasak atau
mencairkan garam.
6. Masin pres kedelai berupa balok-balok kayu.
7. Mesin pengolahan kecap manis.
8. Mesin pengolahan kecap asin.
9. Mesin pencuci dan sterilisasi botol, berfungsi untuk membersihkan botl dari
bakteri dan jamur.
10. Mesin pengisian kecap manis.
11. Mesin pengisisan kecap asin.
12. Mesin etiket.
13. Labolatorium.
14. Generator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. Proses Produksi
Pada prinsipnya proses pembuatan setiap produk di PT. Lombok Gandaria
Foods Industry adalah hampir sama satu dengan yang lain. Proses pembuatan kecap
dapat digambarkan sebagai berikut:
Proses pembuatan kecap
Gambar 3.03 proses pembuatan kecap PT. Lombok Gandaria
Keterangan:
1. Pemasakan I (pemasakan kedelai pecah)
Kedelai yang digunakan PT. Lombok Gandaria adalah kedelai yang kasar,
sehingga mempermudah pertumbuhan jamur dan proses pencampurannya akan lebih
merata. Kedelai ini biasanya putih kekuningan. Prses pemasakan dilakukan dengan
memasukan bahan-bahan yang sudah ditakar kedalam tangki pemasak (steamer)
selama ±40 menit dengan suhu 80o
C. hal ini dilakukan untuk meningkatkan kadar air
dan melunakkan kedelai.
Pemasakan I Fermentasi
Pengepresan Pembaceman
Pemasakan II
Pengemasan
Penyaringan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Proses Fermentasi
Fermentasi berlansung dalam suatu ruangan yang disebut koji room. Pda proses
ini kedelai yang sudah dimasak dicampur dengan tepung gandum dan ragi. Tujuannya
yaitu untuk menghasilkan sari kecap dalam waktu 2x24 jam.
3. Proses Pembaceman (fermentasi basah)
Proses ini lanjutan dari proses fermentasi. Perendaman kedelai yang dicampur
dengan air garam 20% selama kurang lebih 4-5 bulan, sehingga dihasilkan kadar
protein 12-13% dalam kedelai. Tujuannya untuk mengasilkan amino acid yang
merupakan rasa dan aroma khas dari kecap. Hasil produksi kecap akan lebih baik jika
proses pembaceman dilakukan lebih lama. Proses ini dilakukan dalam bak fermentasi
yang diletakkan diluar ruangan supaya dapat tertutup dan terkena sinar matahari
lansung.
4. Proses Pengepresan
Hasil pembaceman yang selesai kemudian dilakukan pengepresan dengan
menggunakan alat pres hidrolis bertekanan 100 kg/cm2 sebanyak dua kali proses.
Masing-masing pengepresan memiliki mutu yang berbeda:
a. Pengepresan tahap pertama
Kedelai yang telah diambil diletakkan pada kotak yang terbuat dari papan
120x75x30 cm2. Kedelai disusun secara berlapis-lapis, setiap lapisannya
memiliki tebal ±6 cm dengan diberi kain saring pada tiap lapisnya.
Kemudian kedelai dimasukkan pada kotak hingga terisi penuh, lalu kotak
tersebut diletakkan dibawah mesin pres yang diatasnya diberi bantalan
untuk memperkuat tekanan (semakin besar tekanan, filtrate akan keluar
lebih banyak). Selanjutnya mesin pres diturunkan kemudian kedelai akan
tertekan dan filtrate yang ada akan keluar melalui saluran menuju bak
penampungan. Filtrate yang keluar dari pengepresan tahap pertama ini
digunakan untuk pembuatan kecap kualitas pertama.
b. Pengepresan tahap kedua
Setelah pengepresan pertama selesai, ampas diambil untuk dilakukan proses
pres kedua. Ampas terlebih dahulu direndam air garam dengan
perbandingan 1:1 selama 2-3 hari. Setelah itu ampas dimasukan kedalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
karung goni dan dilakukan pengepresan berlapis (seperti pada pengepresan
pertama). Filtrate ynag dihasilkan digunakan untuk pembuatan kecap
kualitas kedua.
5. Pemasakan II (pemasakan kecap)
Proses ini merupakan proses terakhir dari pembuatan berbagai jenis kecap.
Untuk kecap asin, sari kecap yang diperoleh dimasak dengan menambahkan gula dan
rempah-rempah. Proses pemasakan II kecap asin berlangsung selama 2 jam pada suhu
80oC. Sedang untuk kecap manis, pemberian gula disesuaikan dengan mutu kecap
yang dikehendaki (kecap manis kualitas I menggunakan gula aren, sedangkan kecap
manis kualitas II memakai gula tebu). Pada kecap manis, pemasakan II berlangsung
selama 7 jam dengan suhu 80oC agar pelarutan gula merahnya benar-benar homogeny
dengan sari kecap. Proses pemasakan kecap dilakukan dalam alat pemasak yang
menggunakan double jacket sebagai tempat uapnya.
6. Penyaringan
Penyaringan dimaksudkan untuk memidahkan cairan kecap dari kotoran-kotoran
yang berasal dari gula dan rempah-rempah. Proses penyaringan dilakukan sebanyak 2
kali, yaitu:
a. Penyaringan kasar dengan saringan kawat baja
Alat ini berfungsi untuk menyaring benda-benda asing yang menyebabkan
kecap kotor, seperti potongan plastik pembungkus gula, serat-serat bumbu,
dan lain sebagainya.
b. Penyaringan halus dengan saringan kain
Kain katun memiliki pori-pori yang lebih halus guna menyaring partikel-
partikel yang lebih kecil sehingga dihasilkan kualitas kecap yang baik.
Kecap yang diperoleh dari hasil penyaringan ditampung dalam bak-bak
penampung dan setelah melalui pengujian mutu, kecap tersebut disimpan
dalam tangki penyimpanan kemudian siap dibotolkan.
7. Pengemasan
Kecap yang ada dalam tangki penyimpanan dimasukan dalam botol-botol agar
siap untuk dipasarkan. Pembotolan dan pemberian etiket berlansung secara semi
manual (dengan mesin filler dan dengan cara manual). Sebelum melakukan proses
pembotolan, botol harus disentralisasi diruang khusus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kecap yang telah dimasukan kedalam botol ditutup dengan alat penutup botol.
Kemudian botol diberi etiket sesuai dengan jenis dan tingkat mutunya. Etiket
dimaksudkan sebagai pengenal atau cirri perusahaan yang memproduksinya sehingga
dapat menjamin bahwa produk kecap tersebut adalah benar-benar produk PT.
Lombok Gandaria Foods Industry. Untuk menjamin keutuhan dan kapasitasnya, maka
dilakukan penyegelan dan dilakukan pengepakan. Pengepakan bertujuan untuk
mempermudah penghitungan dan pengangkutan produk kecap untuk dipasaran.
8. Penggudangan
Penggudangan adalah salah satu cara menanggulangai kerusakan dan untuk
menunggu sampai produk kecap tersebut di pasarkan. Penggudangan yang dilakukan
oleh PT. Lombok Gandaria Foods Industry hanya bersifat sementara dalam jangka
waktu 1-6 hari. Hal ini dikarenakan tingkat permintaan pasar yang cukup tinggi dan
buffer stock tiap produk dibuat 1-6 hari habis dengan sistem FIFO.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggudangan adalah suhu dan
kebersihan tempat. Tempat penyimpanan selalu diadakan pengontrolan untuk
menjaga keutuhan dan kualitas produk kecap. Pada dasarnya penggudangan pada
perusahaan ini bertujuan untuk persediaan penjualan, menyelamatkan hasil produksi
atau aliran barang First In First Out (FIFO), mengurangi kerusakan, dan menghindari
barang yang berserakan yang berakibat mempermudah kerusakan barang. Dengan
demikian dapat diperhitungkan jumlah barang yang akan diproduksi dan jumlah
barang yang akan dipasarkan.
9. Pemasaran
Pada permulaan berdiri PT. Lombok Gandaria hanya memasarkan produk di
daerah Solo saja. Karena semakin berkembangnya perusahaan dan luasnya hubungan
kerja yang dapat dibina, serta pindahnya lokasi pada tahun 1977, maka pemasaran
dapat ditingkatkan mencapai daerah Kotamadya Surakarta dan sekitarnya seperti,
Klaten, Boyolali, Sragen, Karanganyar, dan Wonogiri.
Pada tahun berikutnya perusahaan mengalami perkembangan yang baik, daerah
pemasarannya berkembang sampai daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selanjutnya
ditambah mengalami penambahan jenis produk yaitu macam sirup dan saos. Fungsi
pemasaran memegang peranan penting, jika sampai terjasi masalah atau hambatan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bidang pemasaran, maka penjualan perushaan tidak lancer, hali ini sangat berbahaya
karena menyebabkan produksi terhambat dan menurunkan mutu barang.
Daerah pemasaran PT. Lombok Gandria meliputi:
1. Daerah Pusat, meliputi: Surakarta, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Sragen,
Karanganyar, dan Wonogiri.
2. Daerah Barat Daya, meliputi: Salatiga, Semarang, Weleri, Kendal, Pekalongan,
Tegal, Purwokerto, Magelang, dan Purworejo.
3. Daerah Selatan, meliputi: Pacitan, Ponorogo, Yogyakarta, dan Gunung Kidul.
4. Daerah Timur,meliputi: Ngawi, Madiun, Surabaya, dan Malang.
G. Administrasi Produksi Barang Jadi
Administrasi produksi barang jadi pada PT. Lombok Gandaria Foods Industry
diperoleh dari penerimaan botol kotor sampai dengan pengemasan. Persediaan botol
untuk pengemasan produk jadi diperoleh dari sales dan drop, sisa hasil produksi,
ataupun pembelian dari supplier yang masih merupakan botol kotor. Selanjutnya
botol kotor tersebut dicuci untuk membersihkan botol dari kotoran berupa etiket yang
masih ada pada botol dan mematikan mikroorganisme yang terdapat pada botol.
Selanjutnya botol dikeringkan dengan dijemur dibawah sinar matahari untuk
menghilangkan dari sisa-sisa air dan embun yang masih menempel pada botol.
Penjemuran berlangsung sampai botol benar-benar kering.
Setelah kering botol siap untuk proses pengemasan. Sebelum menggunakan
botol untuk mengemas, botol harus diteliti dan dipilih untuk mendapaatkan botol yang
benar-benar baik. Sehingga botol yang rusak, masih ada sisa air, masih kotor, dan
benda-benda asing yang tidak dikehendaki tidak boleh dipakai, harus diganti dengan
memcucinya lagi sampai bersih.
Botol yang sudah baik kemudian digunakan untuk mengemas kecap. Proses
pembotolan menggunakan alat semi manual. Setelah pengisian kecap dilanjutkan
dengan pemasangan etiket dan pemasangan tutup botol yang dilakukan oleh mesin.
Manusia hanya mengontrol hasil produk jadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
PEMBAHASAN
ADMINISTRASI PRODUKSI BARANG JADI DI PT. LOMBOK GANDARIA
FOODS INDUSTRY
Administrasi produksi barang jadi di PT. Lombok Gandaria melalui empat
tahapan yaitu digudang botol kotor, cucian botol, bagian botol bersih, dan bagian
packing/ produksi. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam wawancara dengan Staf
Administrasi Produksi:
“Alur produksi barang jadi melalui empat tahapan yaitu melalui bagian botol
kotor, bagian cuci botol, kebagian botol bersih, dan terakhir dibagian packing.”(
wawancara, 21 Februari 2011)
Dalam hal ini penulis membahas tentang administrasi produksi barang jadi di
PT. Lombok Gandaria Foods Industry yang telah penulis pelajari pada saat masa
magang. Adapun hal-hal yang penulis bahas adalah sebagai berikut:
a. Adminstrasi produksi dibagian botol kotor
b. Administrasi produksi dibagian cuci botol
c. Adminstrasi produksi dibagian botol bersih
d. Administrasi produksi dibagian botol produksi
A. Administrasi Produksi Dibagian Botol Kotor
Administrasi produksi dibagian botol kotor ini menguraikan alur persediaan
botol yang dipergunakan sebagai bahan pengemas hasil produksi yang dimulai dari
penerimaan botol dari penerimaan botol sampai sebelum diteruskan kebagian
pencucian botol. Hal ini seperti petikan wawancara dengan Kepala Unit Gudang Botol
Kotor:
“Administrasi produksi digudang botol kotor merupakan alur persediaan botol
yang akan digunakan untuk mengemas hasil produksi yang diawali dari
penerimaan botol sampai sebelum botol diteruskan kebagian cuci
botol.”(wawancara, 21 Februari 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Botol yang dipergunakan untuk mengemas hasil produksi diperoleh dari
beberapa cara, antara lain:
1. Dari Salesman dan team drop
Para salesman dan team drop mengambil dan membeli botol-botol dari toko
ataupun dari penjualan perseorangan yang masih merupakan botol kotor.
2. Dari Produksi
Botol yang berasal dari bagian produksi diperoleh dari sisa barang jadi yang
telah kadaluarsa atau melebihi batas kelayakan konsumsi. Isi botol dituang
untuk dibuang, kemudian botolnya akan dipergunakan kembali.
3. Dari Pembelian
Botol pembelian diperoleh dari membeli botol-botol kotor yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan perusahaan kepada supplyer.
Proses administrasi yang dilakukan dalam gudang botol kotor ada dua macam,
yaitu administrasi pemerimaan barang dan administrasi pengeluaran barang.
Berikut ini administrasi penerimaan barang dari sales dan drop:
a. Sales dan drop tiba di pabrik Lombok Gandaria yang bertanggung jawab
adalah satpam.
b. Mobil masuk kegudang botol kotor dan petugas gudang menunjukkan
tempat untuk pembongkaran botol.
c. Team drop melakukan pembongkaran botol. Botol dibongkar beserta
kratnya. Saat melakukan pembongkaran botol harus dipisahkan menurut
jenisnya. Ada tiga jenis botol yang diterima, yaitu:
1. Botol bir putih (BP), disebut botol bir putih karena bentuk botol seperti
botol bir. Biasanya digunakan untuk kemasan saos sambal.
2. Botol bir warna (BW), botol bir warna yang diterima hanya warna coklat
dan hijau. Biasanya untuk kemasan kecap.
3. Botol drum (BD), disebut botol drum karena bentuknya seperti drum.
Biasanya dipergunakan untuk kemasan saos tomat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Karyawan gudang melakukan pengecekan kondisi fisik botol sesuai dengan
standar penerimaan botol PT. Lombok Gandaria. Standar penerimaan botol
meliputi:
1. Botol tidak gempil, ini dikhususkan untuk dibagian bibir botol. Botol
gempil yang layak pakai yaitu gempilnya hanya sedikit dan bentuk bibir
botol masih utuh.
2. Botol tidak pecah, jika botol retak juga tidak dapat dipergunakan.
3. Botol yang bertuliskan paten atau tulisan timbul dari merk lain.
4. Pada leher botol tidak boleh ada drat atau bentuk ulir.
Hal ini seperti yang dijelaskan dalam wawancara dengan kepala unit gudang
botol kotor:
“Botol yang diterima adalah botol yang memenuhi standar yang telah ditentukan
oleh perusahaan,botol tidak gempil, tidak pecah, tidak ada tulisan paten dan
leher botol tidak berbentuk ulir.”(wawancara, 23 Februari 2011).
e. Dilakukan proses QC (Quality Control) atau seleksi. Botol yang tidak sesuai
dengan standar penerimaan dari perusahaan ditolak dan dikembalikan ke
salesman.
f. Botol yang sesuai standar dihitung dan dibuatkan bukti penerimaan botol.
Satuan yang digunakan adalah krat, setiap krat berisi 24 botol. Jika jumlah
botol kurang dari 1 krat, maka dihitung perbiji dan krat kosong juga dihitung
tersendiri. Berikut ini bentuk bukti penerimaan botol:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bukti Penerimaan Botol Dari Sales
PT. Lombok
Gandaria
Penyerahan Botol/ Krat
No :
Tanggal:
Dari :
No. plat:
Jenis Barang Jumlah Terbilang
Botol Bir
Botol Drum
Krat Besar
Krat Kecil
Ttd Sales
Jam Transaksi
Ttd Pgs. Gudang
Tabel 4.01 Bukti pemerimaan botol dari sales
Keterangan:
No : nomor urut kedatangan sales.
Tanggal : tanggal kedatangan sales.
Dari : nama sales yang datang.
No. plat : nomor plat motor atau kanvas dari sales yang
datang.
Jenis barang : pengisian jumlah barang yang datang ditulis menurut
nama jenis barang dalam kolom yang telah ditentukan.
Jumlah : banyaknya jumlah botol yang dibawa oleh sales,
misalnya jumlah yang dibawa 12 krat 10 botol, ditulis 12
K 10. Krat besar atau krat kecil satuan yang digunakan
adalah biji, misalnya membawa krat besar kosong 3, ditulis
3 Bj.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Terbilang : isi sesuai dengan kolom jumlah tetapi diganti dengan
huruf, misalnya 12 K 10, ditulis dua belas karat sepuluh
botol.
Jam transaksi : waktu selesainya pembuatan bukti penerimaan
barang.
Ttd sales : tanda tangan dan nama terang sales.
Ttd pgs. gudang: tanda tangan dan nama terang petugas gudang yang
membuat bukti penerimaan barang.
Bukti penerimaan botol dibuat dua rangkap, satu untuk sales dan satu gudang
botol kotor. Penerimaan barang berupa jerigen dibuatkan bukti tersendiri. Berikut ini
bentuk bukti penerimaan barang berupa jerigen.
Bukti Penerimaan Barang Berupa Jerigen
PT. Lombok Gandaria
Jl. Raya Jaten Km. 7 Kra 57771 Solo
Phone: 825053 Hunting fax: 825343
No. 008601
Nomor :
Tanggal:
BUKTI PENERIMAAN BARANG
Diterima dari:
No. SJ :
Angkutan :
Kode barang Nama barang Satuan Kuantitas Harga satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
No. rekening
Debit Kredit
PPN
Jumlah
Dibuat oleh:
Diserahkan oleh:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bagian gudang
Dibukukan oleh:
Diberi harga oleh:
Bag. Akuntansi Bag. pembelian
Tabel 4.02 bukti penerimaan jerigen dari sales
Keterangan:
Nomor : kode untuk penerimaan jerigen, terdiri dari no urut masuk, kode
barang masuk, bulan dan tahun pembuatan bukti. Misalnya
25/JRGM/III/11
Tanggal : tanggal penerimaan barang masuk.
Diterima dari : nama sales yang membawa jerigen.
Nama barang : jenis jerigen yang dibawa oleh sales.
Satuan : satuan yang digunakan adalah biji.
Kuantitas : jumlah barang yang dibawa sales.
Kolom dibuat ditandatangani oleh petugas gudang, sedangkan kolom diserahkan
ditandatangani oleh sales. Kolom dibukukan ditandatangani bagian akuntansi dan
kolom diberi harga ditandatangani oleh bagian pembalian.
Bukti penerimaan jerigen dibuat tiga rangkap, satu untuk sales sisanya untuk
gudang botol kotor dan bagian akuntansi. Bukti penerimaan barang untuk semua
barang yang diterima adalah sama, yang membedakannya kode pada nomor
pemerimaan barang. Kode penerimaan barang dari sales berupa jerigen menggunakan
kode JRGM untuk penerimaan barang dari produksi menggunakan kode BMB.
Setelah bukti penerimaan diserahkan kepada salesman dan meninggalkan
pabrik, karyawan gudang botol kotor membuka tutup botol dan membuang segel pada
botol. Botol dibersihkan kemudian dipemisahan berdasarkan jenis dan kondisi botol.
Botol yang telah dipisahkan menurut jenisnya dipindahkan ketempat penyimpanan
botol kotor sesuai dengan jenis, warna, dan kode pada tempat penyimpanan botol
serta menuliskan penambahan barang kedalam kartu gudang. Hal ini bermanfaat
untuk mempermudah dalam melihat stok botol dengan cepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Petugas gudang mengumpulkan seluruh bukti transaksi pada hari tersebut,
dicatat dan dijumlahkan kedalam bukti laporan cross ceck departemen botol kotor.
Satuan yang dipakai menggunakan krat dengan tujuan untuk mempermudahkan dalam
menghitung penerimaan. Satu krat terdiri dari dua puluh empat botol.
Untuk mengeluarkan stok botol kotor yang ada pada gudang botol kotor Kepala
Unit Botol Kotor bekerja sama dengan Kepala Unit Cuci Botol. Kepala Unit Cuci
Botol menyampaikan secara lisan kebutuhan botol yang digunakan dalam produksi
hari tersebut. Kepala Unit botol kotor melihat stok botol yang ada dalam gudang. Jika
mencukupi kapasitas yang diinginkan, maka stok botol akan dikeluarkan. Berikut
petikan wawancara mengenai alur pengeluaran botol kotor kebagian cuci botol
dengan Kepala Unit Botol Kotor:
“Sebelum botol dikeluarkan untuk dicuci, kepala unit cuci botol terlebih dahulu
menyampaikan secara lisan dengan kepala unit botol kotor mengenai kebutuhan
botol yang akan dicuci.”(wawancara, 2 Maret 2011)
Berikut ini administrasi pengeluaran botol kotor ke bagian cuci botol:
1. Karyawan cucian botol menyerahkan girik kepada petugas gudang botol
kotor. Girik digunakan sebagai bukti penganbilan setiap kali karyawan
cucian mengambil botol di gudang botol kotor dan berfungsi untuk
menghitung akumulasi botol yang diambil pada hari itu. Setiap girik
biasanya bernilai 33 K, tetapi ada juga yang 30 K atau 20 K tergantung
kebutuhan botol kotor yang akan diambil pada hari tersebut.
Bentuk dari girik yang digunakan sebagai berikut:
Bentuk Girik
No urut
Jumlah krat Jenis botol
1
33 K BW
Gambar 4.01 bentuk girik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Petugas botol kotor menentukan tempat botol yang harus diambil oleh
karyawan cuci botol. Petugas botol kotor menunggu proses pengambilan
botol dan karyawan cuci botol wajib mengontrol kembali kualitas dan
kuantitas botol yang diambil. Jika ditemukan botol yang cacat (gempil, mati,
pecah), maka dapat langsung ditukar dengan botol yang baik.
3. Botol dilangsir/dipindahakan ke bak perendaman botol menggunakan troly.
Setiap troly terdiri dari 11 K. Saat proses perendaman botol ditemukan botol
cacat, dikumpulkan oleh petugas unit cuci botol dan selanjutnya ditukarkan
ke gudang botol kotor sesuai dengan kesepakatan. Botol yang pecah bagian
atas tidak dapat ditukarkan. Jika botol yang cacat bagian bawah, maka
ditukar dengan perbandingan 2:1.
4. Setelah selesai botol dilangsir oleh karyawan cuci botol, petugas botol kotor
membuatkan bukti pengeluaran barang. Bukti tersebut ditandatangani oleh
petugas gudang botol kotor dan pengawas cuci botol. Berikut ini bentuk
bukti pengeluaran barang:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bukti Pengeluaran Barang
PT. Lombok Gandaria
Jl. Raya Jaten Km. 7 Kra 57771 Solo
Phone: 825053 Hunting fax: 825343
No. 011 016
Nomor :
Tanggal:
BUKTI PENGELUARAN BARANG
Bahan baku Bahan penolong Botol/Krat Spare-part Lain-lain
Diserahkan kepada :
Kode barang Nama barang Satuan Kuantitas Harga satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Diminta Diserahkan
No. rekening
Debit Kredit
PPN
Jumlah
Dibuat oleh:
Diserahkan oleh:
Bagian gudang
Dibukukan oleh:
Diberi harga oleh:
Bag. Akuntansi Bag. pembelian
Tabel 4.03 Bukti pengeluaran barang
Cara pengisian untuk bukti pengeluaran barang sama dengan bukti penerimaan
barang yang membedakan pada kode barang untuk kolom nomor. Kode untuk
pengeluaran barang adalah KBK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penyerahan bukti pengeluaran barang dilakukan pada saat akhir jam kerja. Hal
ini dilakukan untuk mempermudah pengakumulasian botol kotor yang diambil
karyawan cuci botol.
B. Administrasi Produksi Cuci Botol
Pada bagian pencucian botol adminstrasi yang dilakukan ada 2(dua) tahap.
Berikut petikan wawancara dengan Kepala Unit Cuci botol mengenai administrasi
yang ada pada bagian cuci botol:
“Administrasi dibagian cuci botol ada 2(dua) tahap yaitu administrasi
pengambilan botol kotor kegudang botol kotor dan pengeluaran botol bersih
kegudang botol bersih.”(wawancara, 8 Maret 2011)
Pertama administrasi pengambilan botol ke gudang botol kotor. Untuk
mengambil botol pada gudang botol kotor diperlukan girik. Karyawan cuci botol
meminta girik kepada petugas di unit cuci botol. Proses penganbilan girik dilakukan
secara lisan.
Karyawan cuci botol setiap mengambil botol digudang botol kotor wajib
menyerahkan girik pada petugas gudang. Pengambilan botol menggunakan troly.
botol yang diambil sudah beserta kratnya. Diatur diatas troly satu per satu dan
mengontrol kualitas serta kuantitas botol yang diambil.
Karyawan cuci botol melangsir botol ketempat cuci botol. Botol diturunkan satu
per satu ditempat terdekat dengan bak cuci. Selesai mengambil botol digudang botol
kotor karyawan cuci botol memindahkan botol ke bak cuci. Satu persatu botol kotor
dimasukan dalam bak rendaman dengan melakukan pengontrolan kembali kualitas
botol tersebut. Perendaman menggunakan air bersih dan semua botol terendam air.
Botol direndam selama satu malam. Karyawan cuci botol mengambil botol sore
hari kemudian pagi harinya dilakukan pencucian botol. Fungsi perendaman botol
supaya etiket yang menempel pada botol dapat mengelupas dan sisa makan yang
masih tertinggal dalam botol dapat keluar serta tidak mengendap.
Pencucian botol menggunakan sabun. Pada bagian luar hanya digosok dengan
kain bersabun. Bagian dalam botol menggunakan korok botol yang terbuat dari senar
dililitkan pada kawat. Pembersihan pada bagian dalam botol dengan cara korok
dimasukan dalam botol, dengan bantuan motor listrik korok diputar sehingga bagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam botol dapat bersih. Botol yang telah dibersihkan kemudian dibilas air bersih
dengan dua kali bilasan supaya sabun benar-benar hilang dari botol.Setelah semua
selesai karyawan cuci botol meminta girik untuk mengambil krat pada bagian gudang
botol bersih secara lisan. Krat digunakan berupa krat plastik. Berikut ini gambar girik
untuk mengambil krat plasik:
Gambar girik krat pastik
No. urut
Kode
Jumlah botol pada karat
Gambar 4.02 Girik krat plastik
Ada 2 (dua) macam krat plastik yaitu krat plastik kecil yang memuat 12 botol, karat
besar memuat 24 botol.
Administrasi yang kedua yaitu pengeluaran botol ke gudang botol bersih. Bukti
pengeluaran sama dengan bukti pengeluaran barang digudang botol kotor, tetapi kode
yang digunakan adalah CBB (Cucian Botol Bersih).
Botol dikirim kegudang botol bersih sudah beserta krat. Jika pada proses
pencucian botol terdapat botol yang pecah, maka semua botol yang pecah diakumulasi
kemudian petugas cuci botol membuatkan bukti pengeluaran barang ke gudang afal.
Gudang afal adalah gudang khusus untuk menyimpan botol-botol yang sudah tidak
layak pakai lagi seperti botol pecah, gempil, dan botol mati. Bukti pengeluaran
kegudang afal menggunakan kode barang CBP (Cucian Botol Pecah).
Kondisi krat juga harus diperhatikan. Apabila krat rusak harus di-service.
Petugas cuci botol membuat bukti pengeluaran krat ke unit service krat. Kode yang
digunakan yaitu CKB (Cucian Krat Baik).
1
BB
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Administrasi Produksi Dibagian Botol Bersih
Administrasi dibagian botol bersih berkaitan dengan bagian cuci botol dan
bagian produksi. Bagian cuci botol mengirimkan botol ke gudang botol bersih dan
botol tersebut akan digunakan untuk mengemas dibagian produksi/packing.
Botol setelah dicuci dilangsir ke gudang botol bersih oleh karyawan cuci botol.
Posisi mulut botol harus dibawah agar sisa air dapat keluar. Botol ditiriskan dalam
waktu satu malam supaya semua air hilang. Setelah ditiriskan botol dikeringkan
dengan sinar matahari agar sisa air yang masih melekat pada botol maupun sisa
embun yang masih menempel pada botol hilang karena pengaruh panas.
Penjemuran dengan sinar matahari berlangsung sampai kondisi botol benar-
benar kering. Jika cuaca tidak panas proses penjemuran diangin-anginkan. Berikut ini
petikan wawancara tentang proses penjemuran botol bersih dengan petugas gudang
botol bersih:
“Waktu untuk proses penjemuran botol tergantung dengan cuaca. Jika cuaca
panas, maka proses penjemuran dilakukan selama satu hari dan botol siap untuk
dipergunakan oleh bagian packing. Apabila cuaca mendung, maka proses
pengeringan hanya diangin-anginkan selama lima sampai tujuh hari atau sampai
botol benar-benar kering.” (wawancara, 9 Maret 2011)
Berdasarkan petikan wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses
penjemuran botol bersih tergantung dengan kondisi cuaca.
Botol yang sudah dijemur disimpan digudang botol bersih. Botol beserta
kratnya disusun dengan teratur berdasarkan selesainya pengeringan. Botol disusun
berbanjar dan berbaris. Tiap-tiap baris diberi kartu gudang supaya dapat diketahui
botol mana yang siap untuk digunakan.
Botol yang siap dipakai dibuatkan bukti pengeluaran untuk bagian packing.
Kode untuk bukti pengeluaran pada bagian packing adalah BBB (Bukti Bon Botol).
jumlah botol yang dikeluarkan berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan oleh kepala
produksi. Tiap-tiap bagian mendapatkan jadwal target produksi setiap 1 (satu) minggu
sekali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Administrasi Produksi Dibagian Botol Produksi/Packing
Administrasi dibagian packing merupakan administrasi terakhir pada
administrasi produksi barang jadi pada PT. Lombok Gandaria Foods Industry.
Administrasi produksi dibagian packing menguraikan proses pengisian hasil produksi
kedalam kemasan. Proses pengemasan dilakukan dengan dua tahap yaitu manual dan
menggunakan mesin. Berikut ini petikan wawancara tentang proses pengemasan
dengan petugas packing:
”Proses pengemasan barang dilakukan dengan dua tahap yaitu manual dan
menggunakan mesin. Proses pengemasan meliputi persiapan mesin produksi,
pemasangan botol untuk mengemas, pengisian kecap/saos kedalam botol,
pemasangan tutup botol, pemberian kode produksi, pemasangan etiket, dan
penyegelan.”(wawancara, 22 Maret 2011)
Sebelum melakukan proses pengisian, semua mesin harus dicek. Pastikan bahwa
isi tanki penampungan produk jadi yaitu kecap dan saos sesuai dengan
rencana/jadwal packing. Mengambil botol yang digunakan untuk tempat kecap dan
saos.
Menghidupkan mesin filler dengan menekan tombol start pada kontrol panel.
Kecepatan putaran mesin filler disesuaikan dengan kecepatan pengisian kecap atau
saos. Melakukan pencatatan hasil pengisian tiap jam ke form yang telah ditentukan.
Form tersebut berisi lamanya kapasitas mesin selama beroperasi dan waktu yang
dibutuhkan untuk mengganti rol.
Langkah selanjutnya menyiapkan asesories yang akan digunakan. Mengambil
asesories dari gudang penolong sesuai dengan jenis produk yang akan dikemas
dengan mengunakan bukti retur asecories packing. Asesories dihitung kembali dan
mencatat semua barang yang diterima dari gudang penolong dibuku catatan harian.
Botol yang dibuatkan bukti oleh bagian botol bersih diambil menggunakan troly
dengan kapasitas maksimal 12 krat dan disiapkan diruang packing. Botol diatur diatas
konveryor. Krat plastik yang kosong dikembalikan ke gudang krat. Quality Control
(QC) botol dilakukan dengan menggunakan lampu konveryor.
Penyortiran botol untuk mengetahui botol yang digunakan benar-benar bersih
dan tidak cacat atau botol tidak kotor, pecah, gempil maupun mati. Botol yang sudah
disortir dilanjutkan kedalam mesin pengisian botol, selain botol baik semuanya diretur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kegudang botol bersih. Kode bukti pengeluaran retur botol ke gudang botol bersih
adalah RBP (Retur Botol Produksi).
Selanjutnya proses pengisian dilakukan dengan mesin. Kecap dan saos yang
akan diisikan kedalam botol dalam keadaan dingin dan sesuai dengan standar yang
ditentukan oleh perusahaan. Sesuaikan kecepatan mesin isi dengan kecepatan QC
botol kosong serta katersediaan kecap dalam tangki penampungan pada filler. Diatur
pula ketinggian isinya.
Langkah selanjutnya pemberian kode produksi. Mesin ink jet dinyalakan.
Mengatur kode produksi dan expired code. Setelah diberi kode produksi botol
dilanjutkan pada proses perlabelan dengan mesin. Pastikan peralatan pada mesin
etiket sesuai dengan jenis produk. Kecepatan mesin etiket disesuaikan dengan
kecepatan mesin filler. Memastikan ketebalan lem merata. Jika semua sudah siap,
maka proses perlabelan siap dilakukan.
Langkah terakhir adalah proses penyegelan. Suhu pada mesin pemanas antara
100oC-130
oC pada panel. Pemakaian segel disesuaikan dengan jenis produk. Posisi
segel pada botol rata dengan permukaan tutup botol.
Botol yang sudah digegel ditempatkan pada krat yang telah tersedia. Krat harus
dicek terlebih dahulu kondisi kelayakan untuk tempat barang jadi. Isi tiap krat adalah
24 botol. Posisi meletakkan botol etiket harus menghadap keluar dan terlihat jelas.
Botol yang sudah ditempatkan kedalam krat dilanjutkan ke gudang barang jadi
dengan menggunakan troly. setiap troly hanya boleh mengangkut 9 krat saja.
Menyerahkan hasil produksi kepada petugas penerima barang jadi digudang barang
jadi. Setelah pengiriman barang selesai dilakukan cross ceck barang dan petugas
bagian packing membuat bukti pengeluaran barang dengan kode FG.
Sistem penggudangan dilakukan PT. Lombok Gandaria bersifat sementara,
karena menunggu waktu pemasaran selanjutnya selanjutnya dalam jangka waktu
sekitar 1-6 hari dengan sistem FIFO (First In First Out) produk masuk pertama keluar
juga pertama. Tujuan penyimpanan dengan sistem FIFO adalah produk yang jadi
lebih dahulu harus dipasarkan dan begitu seterusnya. Hal ini dilakukan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menghindari penyimpanan produk yang terlalu lama sehingga mencapai waktu
kadaluarsa atau dengan kata lain menyelamatkan hasil produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan Laporan Tugas Akhir yang
telah diuraikan pada masing-masing bab sesuai dengan judul “Administrasi Produksi
Barang Jadi Di PT. Lombok Gandaria Foods Industry”, maka penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Administrasi digudang botol kotor sebagai langkah awal dalam administrasi
produksi barang jadi di PT. Lombok Gandaria Foods Industry. Alur
administrasi digudang botol kotor yaitu penerimaan botol kotor berasal dari
salesman dan team drop, sisa produksi, dan pembelian. Botol dari salesman
diseleksi sesuai dengan standar penerimaan perusahaan. Botol yang telah
lulus seleksi ditempatkan sesuai dengan warna, jenis, dan kodenya. Petugas
botol kotor membuatkan bukti penerimaan barang kepada salesman.
2. Sebelum proses pengeluaran botol ke gudang botol bersih dilakukan,
petugas cuci botol menyampaikan secara lisan kepada petugas botol kotor
tentang kebutuhan botol yang dicuci. Jika stok yang ada dalam gudang botol
kotor memenuhi permintaan, maka petugas cuci botol dapat mengambil stok
botol tersebut.
3. Gudang botol bersih berkaitan dengan bagian cuci botol dan bagian packing.
Gudang botol bersih menyediakan persedian botol bersih yang digunakan
untuk mengemas hasil produksi. Kode barang yang digunakan untuk
mengeluaran barang kebagian packing adalah BBB.
4. Setiap unit produksi mendapatkan jadwal target produksi untuk satu
minggu.
5. Administrasi dibagian packing merupakan administrasi terakhir dalam
proses produksi barang jadi di PT. Lombok Gandaria Foods Industry
sebelum barang jadi dipasarkan. Pengemasan barang jadi dilakukan secara
manual dan menggunakan mesin. Proses pengisian barang jadi kedalam
botol menggunakan mesin. Pengemasan barang dilengkapi dengan tutup
botol, kode produksi, etiket, dan penyegelan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Sistem penggudangan dengan cara FIFO yang bertujuan untuk
menyelamatkan hasil produksi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil pengamatan dan pembahasannya, penulis
mengajukan saran-saran dengan harapan dapat dijadikan sebagai masukan dan
pertimbangan bagi PT. Lombok Gandaria Foods Industry dalam rangka meningkatkan
administrasi produksi sebagai berikut:
1. PT. Lombok gandari foods industry merupakan salah satu perusahaan
dibidang makanan dan minuman, diharapkan tetap melakukan perbaikan yang
berkesinambungan secara menyeluruh dan konsisten dalam mempertahankan
kualitas produk supaya dapat bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak
dibidang yang sama.
2. Adanya perhatian terhadap hubungan antar karyawan disetiap unit produksi.