Download - Ageratum Conyzoides
LAPORAN PRAKTIKUMTENTANG GULMA
MATA KULIAH DASARPERLINDUNGAN TANAMAN
(SUMINI, SP.)
Oleh :
SARWANTO/ NPM. 01011200033
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSI RAWAS2013
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan
KaruniaNya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun sebagai
salah satu tugas pada Mata Kuliah Dasar Perlindungan Tanaman.
Kami menyadari dalam penyusunan tugas ini tentu masih banyak kekurangan,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
untuk kemajuan kami ke depannya. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
Ibu Dosen Pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam Mata
Kuliah Dasar Perlindungan Tanaman ini.
Demikian kami sampaikan, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Lubuklinggau, Juni 2013
Penyusun
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 ii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ............................................................................................ iDaftar Isi ................................................................................................ iiDaftar Gambar ............................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN ........................................................................ 11.1 Latar Belakang ............................................................ 11.2 Tujuan ................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 32.1 Pengertian Gulma .................................................................. 32.2 Sifat-sifat gulma secara umum ............................................. 42.3 Perkembang biakan gulma .................................................... 9
III.PELAKSANAAN PRAKTIKUM ......................................................... 113.1 Waktu dan Tempat ............................................................... 113.2 Alat dan bahan ..................................................................... 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 124.1 Hasil ..................................................................................... 124.2 Pembahasan ......................................................................... 124.2.1 Botani umu ..................................................................... 124.2.2 Marfologi tumbuhan ....................................................... 124.2.3 Habitat dan penyebaran ................................................. 144.2.4 Pengendalian .................................................................. 144.2.5 Manfaat Babandotan ..................................................... 15
V. PENUTUP ............................................................................................... 175.1 Kesimpulan ............................................................................ 175.2 Saran ...................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gulma Ageratum Conyzoides L. di lahan/kebun.
Gambar 2. Bunga Ageratum Conyzoides L.
Gambar 3. Pengambilan gulma Ageratum Conyzoides L. sebagai bahan praktikum.
Gambar 4. Perakaran gulma Ageratum Conyzoides L.
Gambar 5. Sampel/contoh gulma Babandotan (Ageratum Conyzoides L.).
Gambar 6. Struktur perakaran Ageratum Conyzoides L. yang telah dibersihakan.
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian
rakyat ataupun perkebunan besar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
hama, penyakit dan gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya
bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya dan lain-lain.
Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu
masih muda. Apabila pengendalian gulma diabaikan, maka kemungkinan besar
usaha tanaman perkebunan itu akan rugi.
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan
pertanian, karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.
Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman
perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen.
Persaingan antara gulma dengan tanaman budidaya dapat dilihat dengan
terjadinya interaksi antara keduanya, yakni bisa berupa interaksi positif maupun
negatif. Persaingan antara gulma dengan tanaman dapat dilihat dalam hal
mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya
matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam
produksi baik kualitas maupun kuantitas.
Gulma tumbuh hampir dimana saja dan keberadaannya tidak diinginkan di
area pertanian karena akan bersaing dan berebut unsur hara, menyumbat saluran
drainase yang dapat menyebabkan areal terendam air, menyulitkan evakuasi hasil
panen dan pada akhirnya menurunkan produktifitas kebun.
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 2
Berkaitan dengan hal-hal diatas maka sebagai mahasiswa pertanian kita
diwajibkan memiliki pengetahuan dan kemampuan terkait masalah gulma ini.
Terkait dengan hal tersebut maka perlu dilakukan kegiatan praktikum identifikasi
gulma sehingga setiap mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas
memiliki pengetahuan dan kemampuan identifikasi gulma ini.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari gulma itu sendiri.
2. Mengetahui jenis-jenis gulma yang ada disekitar kita.
3. Mengetahui klasifikasi dari gulma yang diamati masing-masing
mahasiswa.
4. Mengetahui cara pengendalian gulma yang diamati.
5. Mencari tahun apakah gulma memiliki manfaat atau tidak.
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gulma
Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman
budidaya, tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok atau semua tumbuhan
yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak diinginkan oleh sipenanam sehingga
kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada didekat atau disekitar
tanaman pokok tersebut (Ashton dalam Barus, 2003). Pendapat lain ada yang
mengatakan bahwa gulma disebut juga sebagai tumbuhan pengganggu atau
tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya, tidak diinginkan dan menimbulkan
kerugian.
Kehadiran gulma pada lahan pertanian atau pada lahan perkebunan dapat
menimbulkan berbagai masalah. Secara umum masalah-masalah yang
ditimbulkan gulma pada lahan tanaman budidaya ataupun tanaman pokok adalah
sebagai berikut.
1. Terjadinya kompetisi/persaingan dengan tanaman pokok (tanaman
budidaya) dalam hal penyerapan zat makanan atau unsur-unsur hara didalam
tanah, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang tempat tumbuh.
2. Sebagian besar gulma dapat mengeluarkan zat atau cairan yang
bersifat toksin (racun), berupa senyawa kimia yang dapat mengganggu dan
menghambat pertumbuhan tanaman lain disekitarnya yang dikenal dengan
istilah allelopati.
3. Gulma berperan sebagai tempat hidup/inang, maupun tempat berlindung
hewan-hewan kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 4
tersebut dapat berkembang biak dengan baik. Akibatnya hama tersebut akan
menyerang dan memakan tanaman pokok ataupun tanaman budidaya.
4. Mempersulit pekerjaan diwaktu panen maupun pada saat pemupukan.
5. Dapat menurunkan kualitas produksi (hasil) dari tanaman budidaya, misalnya
dengan tercampurnya biji-biji dari gulma yang kecil dengan biji tanaman
budidaya.
2.2 Sifat-sifat gulma secara umum
Gulma merupakan tumbuhan yang mempunyai sifat dan ciri khas tertentu,
yang umumnya berbeda dengan tanaman pokok atau tanaman budidaya. Sifat-
sifat dari gulma tersebut antara lain:
1. Gulma mudah tumbuh pada setiap tempat atau daerah yang berbeda-
beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi/hara sampai tempat yang
kaya nutrisi/hara.
2. Gulma dapat bertahan hidup dan tumbuh pada daerah kering sampai
daerah yang lembab bahkan tergenang sekalipun.
3. Kemampuan gulma untuk mengadakan regenerasi atau
perkembangbiakan/ memperbanyak diri besar sekali, khususnya pada
gulma perennial. Gulma perennial (gulma yang hidupnya menahun)
dapat pula menyebar luas dengan cara perkembangbiakan vegetatif
disamping secara generatif. Luasnya penyebaran gulma disebabkan
oleh sifat daun yang dapat bermodifikasi, yaitu tumbuh menjadi
tumbuhan baru seperti pada daun Cocor Bebek (Calanchoe sp).
Demikian juga dengan bagian-bagian tumbuhan gulma yang lain dapat
pula tumbuh menjadi individu baru, seperti akar, batang, umbi dan lain
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 5
sebagainya. Inilah yang memungkinkan gulma unggul dalam
persaingan (berkompetisi) dengan tanaman budidaya.
4. Gulma juga dapat menghasilkan biji dalam jumlah yang sangat banyak,
ini pulalah yang memungkinkan gulma cepat berkembang biak.
Gulma dapat dibedakan menjadi beberapa golongan atau kelompok
berdasarkan pada bentuk daun, daerah tempat hidup (habitat), daur/siklus hidup,
sifat botani dan morfologi, dan cara perkembangbiakannya.
1. Penggolongan berdasarkan bentuk daun.
Berdasarkan bentuk daun, maka gulma dapat dibagi dua yaitu gulma
berdaun lebar dan gulma berdaun sempit.
a. Gulma berdaun lebar. Tumbuhan ini mempunyai bentuk daun yang
lebar dan luas dan umumnya mempunyai lintasan C3, nervatio
(pertulangan daun) menyirip, dari kelompok Dicotyledoneae, bentuk
helaian membulat, bulat, oval, lonjong, segitiga, bentuk ginjal, dll.
Contoh: Amaranthus spinosus L, Ageratum conyzoides (bandotan),
Portulaca oleracea, Melastoma malabathricum, Eupatorium
odoratum, Euphorbia hirta, Centella asiatica dll.
b. Gulma daun berdaun sempit, Tumbuhan ini mempunyai bentuk
daun sempit dan memanjang, mempunyai lintasan C4, nervatio
(pertulangan daun) linearis atau garis-garis memanjang, dari
kelompok monocotyledoneae, bentuk daun memanjang seperti pita,
jarum, garis dll. Contoh : Leersea hexandra, Sprobolus poiretii,
Cyperus rotundus, Imperata cylindrica dll.
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 6
2. Penggolongan gulma berdasarkan habitat
Berdasarkan habitat atau tempat hidup maka gulma dapat dikelompokkan
menjadi beberapa golongan yaitu:
a. Gulma sawah, contoh : Portulaca oleracea, Cyperus rotundus, dll.
b. Gulma ladang, contoh : Leersea hexandra, Imperata cylindrical dll.
c. Gulma kebun, contoh : Ageratum conyzoides, Stachytarpita sp. dll.
d. Gulma hutan, contoh : Melastoma malabathricum, Crotalaria sp. dll.
e. Gulma Padang rumput, contoh : Sprobolus poiretii, Andropogon sp.
f. Gulma air yaitu semua tumbuhan gulma yang hidup, tumbuh dan
berkembang biaknya terjadi di dalam air, di daerah perairan atau
ditempat yang basah dan tergenang, Contoh dari gulma ini adalah:
Eichornia crassipes, Hydrilla verticilata, Pistia stratiotes..
3. Penggolongan berdasarkan daur hidup.
Menurut Barus (2003), berdasarkan daur hidup (siklus hidup), maka gulma
dapat dikelompokkan pada beberapa golongan yaitu.
1. Annual (semusim), yaitu gulma yang mempunyai daur hidup hanya
satu musim atau satu tahunan, mulai dari tumbuh, anakan, dewasa dan
berkembang biak. Contoh gulma semusim adalah: Ageratum
conyzoides L., Stachytarpita sp.
2. Biennial (dua musim) yaitu gulma yang mempunyai daur hidup
mulai dari tumbuh, anakan, dewasa dan berkembang biak selama
dua musim tetapi kurang dari dua tahun. Contoh gulma ini adalah:
Lactuca canadensis L..
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 7
3. Perinnial (gulma musiman atau tahunan), yaitu gulma yang dapat
hidup lebih dari dua tahun atau lama berkelanjutan bila kondisi
memungkinkan. Contoh gulma ini adalah kebanyakan dari kelas
monocotyledoneae seperti : Cyperus rotundus, Imperata cylindrical.
4. Penggolongan berdasarkan sifat morfologi
Menurut Tjitrosoedirdjo (1984), berdasarkan sifat morfologi maka gulma
dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu:
1. Golongan rumput-rumputan (grasses), yaitu semua tumbuhan gulma
yang berasal dari keluarga Gramineae (Poaceae). Gulma ini ukurannya
bervariasi, tumbuh bisa tegak maupun menjalar, hidup semusim atau
tahunan. Ciri-ciri gulma yang tergolong kedalam keluarga rumput ini
adalah batang umumnya mempunyai ruas dan buku. Jarak masing-
masing ruas (internodus) bisa sama dan bisa pula berbeda dan bahkan
ada yang cukup panjang, yang tidak sebanding dengan buku
(internodus), batang ini ada yang menyebut dengan culm. Ciri lain
dari kelompok ini adalah daunnya yang tidak mempunyai tangkai
daun (ptiolus) tapi hanya mempunyai pelepah/upih dan helaian daun
(lamina). Contoh dari gulma ini banyak sekali dan ditemukan pada
berbagai tempat, baik di areal tanaman budidaya maupun di daerah
yang terbuka, misalnya: Eleusine indica, Imperata cylindrical,
Panicum repens, Paspalum conjugatum, Axonopus compressus, dan
Leersea hexandra.
2. Golongan Teki-tekian (sedges), yang termasuk kedalam kelompok
gulma ini adalah dari keluarga Cyperaceae. Ciri khas dari kelompok
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 8
teki adalah batangnya yang berbentuk segitiga dan pada sebagian
besar sistim perakarannya terdiri dari akar rimpang (rhizome) dan
umbi (tuber). Contoh gulma ini adalah: Cyperus rotundus, Cyperus
irinaria dll.
3. Golongan gulma berdaun lebar (broad leaf weed), kelompok ini terdiri
dari gulma yang berdaun lebar (luas) yang umumnya terdiri dari kelas
Dicotyledoneae, pertulangan daun umunya menyirip,
misalnya: Ageratum conyzoides L., Eupatorium odoratum, Melastoma
malabathricum, Phylanthus niruri, dll.
5. Penggolongan berdasarkan sifat botani
Menurut Barus (2003), berdasarkan sifat-sifat botaninya maka gulma
dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu:
Golongan gulma Dicotyledoneae (berkeping dua), yaitu semua
tumbuhan gulma yang berasal dari kelas Dikotiledon, seperti:
Crotalaria sp, Melastoma malabathricum, Phyllanthus niruri, Lantana
camara.
Golongan gulma Monocotyledoneae (berkeping satu), adalah semua
tumbuhan gulma yang berasal dari kelas Monokotil seperti: Imperata
cylindrical, Panicum repens, Dactyloptenium sp., Eragrostis amabilis,
Cynodon dactylon, cyperus rotundus.
Golongan gulma Pteridophyta (pakis-pakisan), yaitu semua gulma
yang berasal dari kelompok pakis-pakisan, contohnya : Neprolepsis
bisserata.
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 9
2.3 Perkembangbiakan Gulma
Perkembangbiakan (reproduksi) gulma yang bermacam-macam seperti
berikut :
1. Dengan biji, sebagian besar gulma berkembang biak dengan biji dan
menghasilkan jumlah biji yang sangat banyak seperti biji pada
Amaranthus spinosus, Cynodon dactylon, Eragrostis amabilis. Biji-biji
gulma dapat tersebar jauh karena ukurannya kecil sehingga dapat
terbawa angin, air, hewan dan sebagainya dengan demikian
penyebarannya juga lebih luas. Adapula terdapat bulu-bulu (rambut
halus) yang menempel pada biji, sehingga biji ini mudah diterbangkan
oleh angin, seperti pada biji Emilia sonchifolia, Vernonia sp, dll.
Disamping itu biji-biji gulma dapat bertahan lama di dalam tanah (masa
dormansi yang panjang) bila situasi lahan tanahnya tidak memungkinkan
untuk tumbuh, kemudian pada saatnya dapat tumbuh bila situasi sudah
memungkinkan.
2. Stolon, yaitu bagian batang menyerupai akar yang menjalar diatas
permukaan tanah. Dimana batang ini terdiri dari nodus (buku) dan
internodus (ruas), pada setiap nodus dapat keluar serabut-serabut akar
dan tunas sehingga dapat mebentuk individu baru. Contoh gulma ini
adalah : Paspalum conjugatum, Cynodon dactylon, dll.
3. Rhizoma (akar rimpang), yaitu batang beserta bagian-bagiannya yang
manjalar didalam tanah, bercabang-cabang, tumbuh mendatar dan pada
ujungnya atau pada buku dapat muncul tunas yang membentuk individu
baru.
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 10
4. Tuber (umbi), umbi merupakan pembengkakan dari batang atupun akar
yang digunakan sebagai tempat penyimpanan atau penimbun cadangan
makanan, sehingga umbi tersebut bisa membesar. Pada beberapa bagian
umbi tersebut terdapat titik (mata) yang pada saatnya nanti bisa muncul
atau keluar tunas yang merupakan individu baru dari gulma tersebut.
Contoh gulma ini adalah dari keluarga Cyperaceae, seperti: Cyperus
rotundus, Cyperus irinaria.
5. Bulbus (umbi lapis), Bulbus juga termasuk umbi yang merupakan
tempat menyimpan cadangan makanan tetapi bentuknya berlapis-lapis.
Gulma golongan ini dapat ditemukan pada keluarga Allium, contoh:
Allium veneale (bawang-bawangan).
6. Dengan daun, pada beberapa jenis gulma juga dapat berkembang biak
dengan daunnya yang telah dewasa. Daun ini berbentuk membulat
ataupun oval, pada pinggir daun bergerigi atau terdapat lekukan yang
nantinya tempat muncul tunas yang menjadi individu baru. Contohnya:
Calanchoe sp (cocor bebek), Ranunculus bulbasus.
7. Runner (Sulur), Stolon yang keluar dari ketiak daun dimana
internodianya (ruas) sangat panjang, membentuk tunas pada bagian
ujung. Contoh: Eichornia crassipes.
8. Spora, ada juga beberapa gulma yang dapat berkembang biak dengan
spora, dimana spora ini bila telah matang dapat diterbangkan oleh
angina. Contoh gulma ini kebanyakan dari keluarga paku-pakuan seperti:
Nephrolepsis bisserata, Lygopodiu sp.
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 11
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktiukum identifikasi gulma ini dilaksanakan di Kebun Penelitian
Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas pada tanggal 9 Juni 2013.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis dan
gulma.
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Sesuai metode kerja yang disampaikan oleh dosen pembimbing bahwa
setiap mahasiswa diperintahkan mencari dan mengambil 1 (satu) jenis gulma,
selanjutnya membuat laporan praktikum berupa tulisan yang membahas tentang
gulma tersebut. Dalam praktikum kali ini saya mengambil 1 (satu) jenis gulma
yang dikenal dengan nama Babandotan dengan nama ilmiah Ageratum
Conyzoides L.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Botani umum Babandotan (Ageratum conyzoides L.)
Menurut Plantamor (2012), sistematika tumbuhan Babandotan
(Ageratum conyzoides L.) adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Ageratum
Jenis : Ageratum conyzoides L.
4.2.2 Morfologi Tumbuhan
a. Akar, memiliki sistem perakaran tunggang, memiliki banyak
percabangan, berwarna coklat keputih-putihan, tidak lagi
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 13
memiliki rambut-rambut halus seperti pada batangnya, keluar
dari pangkal batang yang tegak dan kadang terbaring.
b. Batang, tumbuh tegak, buku-bukunya dan permukaan bagian
batang yang lebih muda ditumbuhi rambut halus (sebagian
rambutnya getas), tingginya berkisar dari 25-50 cm, membentuk
cabang pada batang, daun tumbuh berhadapan, pada ketiak daun
tumbuh tunas yang membentuk cabang.
c. Daun, daun bulat telur, segitiga-bulat telur atau belah ketupat
telur, bagian pangkal helai daun berbentuk bundar atau sedikit
meruncing, sedangkan ujung helai daun berbentuk runcing atau
agak tumpul, ukuran helai daun panjangnya 2-10 cm dan
lebarnya 0,5-5 cm, berambut halus, tepi daun bergigi atau
berombak.
d. Bunga, merupakan bunga majemuk, dalam satu kelompok terdiri
dari tiga atau empat kepala bunga, masing-masing kepala bunga
tumbuh pada tangkai sendiri, terdiri dari 60-75 bunga yang
tersusun dalam daun pembalut, bentuknya menyerupai mangkok,
mahkota lima bentuk lonceng, berwarna putih atau
ungu/lembayung.
e. Buah, termasuk ke dalam buah keras, berbentuk persegi lima
yang runcing, memiliki rambut sisik berwarna putih dan
bentuknya kecil, memiliki warna hitam/berwarna hitam dan
panjangnya sekitar 2-3,5 mm.
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 14
f. Biji, Biji Babandotan(Ageratum conyzoides L.) berukuran kecil,
biji babandotan memiliki lima papus atau merupakan bulu pada
puncaknya. Biji babandotan juga tidak memiliki bulu pada
permukaan bijinya. Biji babandotan berbentuk bulat kecil agak
lonjong Biji babandotan memiliki warna kehitam-hitaman.
4.2.3 Habitat dan penyebaran
Ageratum conyzoides adalah tumbuhan terna semusim yang berasal
dari Amerika tropik, tumbuh pada tanah kering atau lembab didaerah
terbuka atau sedikit ternaung. Daerah penyebarannya meliputi
0-2100 mdpl, berbunga sepanjang tahun. Mudah tersebar melalui biji
yang ringan dan mempunyai papus. Bandotan telah lama masuk dan
meliar diwilayah Nusantara. Disebut juga sebagai babandotan atau
babadotan (sunda), wedusan (jawa), dus-bedusan (Madura) serta
Billygoat-weed, Goatweed, Chick weed, atau Whiteweed dalam
bahasa Inggris, tumbuhan ini mendapatkan namanya karena bau yang
dikeluarkannya menyerupai bau kambing.
4.2.4 Pengendalian
Pengendalian gulma ini dengan metode mekanis adalah
dengan mencabut atau membabat. Dengan tujuan untuk merusak
sistem perakaran dengan alat-alat pertanian sehingga gulma mati.
Melalui metode fisis dengan membakar gulma dan melalui metode
kimia dengan herbisida, misalnya : glyphosate, dalapon, dll.
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 15
Cara kultur teknik dalam pengendalian gulma ini yaitu dengan
memanfaatkan areal pertanaman yang terbuka untuk menanam jenis
tanaman sela yang tidak mengganggu pertumbuhan tanaman induk
dan penanaman pohon pelindung sementara yang mempunyai nilai
ekonomi seperti kacang panjang, ketimun, pisang dan tanaman lainnya.
Sistem seperti itu juga dapat digunakan untuk mengendalikan jenis
gulma lainnya. Selain itu penggunaan mulsa plastik untuk mencegah
tumbuhnya gulma juga dapat dilakukan karena permukaan tanah
tertutupi oleh mulsa dan gulma tidak mendapatkan cahaya matahari
untuk melakukan kegiatan fotosintesis serta dapat mencegah
penguapan air agar tanah tetap lembab.
4.2.5 Manfaat Babandotan selain sebagai gulma penggangu tanaman.
Dalam pengobatan tradisional babandotan telah dikenal khasiatnya
untuk pengobatan antara lain demam, malaria, sakit tenggorok, radang
paru (pneumonia), radang telinga tengah (otitis media), perdarahan,
seperti perdarahan rahim, luka berdarah, dan mimisan, diare, disentri,
mulas (kolik), muntah, perut kembung, keseleo, pegal linu, mencegah
kehamilan, badan lelah sehabis bekerja berat, produksi air seni sedikit,
tumor rahim, dan perawatan rambut. Tak hanya daun ternyata akar
tanaman ini pun berguna. Menurut pakar dan Ketua Himpunan
Pengobatan Tradisional dan Akupunktur Indonesia, Prof. HM
Hembing Wijayakusuma, akar babadotan dapat mengatasi disentri,
diare atau panas, dengan cara merebus 30 gram akar Ageratum,
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 16
dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring dan diminum airnya
selagi hangat.
Didunia pertanian gulma ini ternyata memiliki potensi sebagai
herbisida. Potensi ini dapat dilihat dari indikasi dominannya tanaman
ini dibandingkan gulma lain dalam suatu lahan. Dominasi ini diduga
karena adanya allelopathy yang dimiliki oleh Ageratum, suatu
keadaan di mana tanaman/bahan tanaman mengeluarkan eksudat
kimia yang dapat menekan pertumbuhan tanaman lainnya.
Kemampuan daun Ageratum sebagai allelopathy diidentifikasi karena
adanya 3 phenolic acid yaitu gallic acid, coumalic acid dan
protocatechuic acid, yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa
gulma lain. Selain itu penggunaan daun tanaman ini ternyata juga
berpotensi sebagai kompos karena dapat meningkatkan pertumbuhan
dan hasil panen padi. Tanaman padi yang diperlakukan dengan daun
Ageratum lebih tinggi hasilnya dibandingkan kontrol. Hal tersebut
diduga karena penambahan daun Ageratum meningkatkan kandungan
nitrogen dalam tanah yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan padi.
Melimpahnya tanaman ini yang seringkali hanya dianggap sebagai
gulma barangkali dapat menjadi sumber pupuk kompos yang baik
bagi tanaman, apalagi semakin mahalnya harga pupuk bagi petani.
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 17
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman
budidaya, tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok atau semua
tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak diinginkan oleh
sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada
didekat atau disekitar tanaman pokok tersebut.
2. Gulma dapat dibedakan menjadi beberapa golongan atau kelompok
berdasarkan pada bentuk daun, daerah tempat hidup (habitat), daur/siklus
hidup, sifat botani dan morfologi, dan cara perkembangbiakannya.
3. Babandotan (Agerotum conyzoides L.) adalah jenis gulma semusim/annual
yang termasuk kelompok gulma berdaun lebar, berkembang biak secara
generatif/biji serta banyak tersebar dihabitat kebun.
4. Pengendalian sampai kepada pemberantasan gulma ini dapat dilakukan
dengan cara fisik mekanis (merumput/mencabut), sampai penggunaan
herbisida.
5. Bahwa gulma dapat menimbulkan kerugian, namun ternyata setelah diteliti
gulma juga mempunyai manfaat, termasuk Babandotan (Ageratum
Canyzaides L.) yang dapat di gunakan mengobati luka, mengobati
mimisan dan sebagainya.
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 18
3.2 Saran
1. Penambahan waktu dalam pelaksanaan praktikum untuk lebih menambah
pengetahuan mahasiswa terkait gulma ini.
2. dengan kita memahami bahwa gulma ternyata juga mempunyai manfaat,
perlu kajian tertentu untuk mempelajari hal tersebut.
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Barus, E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Cetakan ke-5. Yogyakarta.Kanisius.
Tjitrosoedirdjo, S., Utomo, I. H., & Wiroatmodjo, J. 1984. Pengelolaan Gulma diperkebunan. PT Gramedia Jakarta.
http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/jenis-jenis-gulma diakses tanggal 10 Juni2013 pukul 16.10 WIB.
http://www.plantamor.com/index.php?plant=44 diakses tanggal 10 Juni 2013pukul 16.30 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandotan#Manfaat diakses tanggal 11 Juni 2013pukul 13.10 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/gulma diakses tanggal 11 Juni 2013 pukul 15.00 WIB
http://mipa-farmasi.blogspot.com/2012/03/ageratum-conyzoides-l-babadotan.htmldiakses tanggal 11 Juni 2013 pukul 15.10 WIB.
Gambar 1. Gulma Ageratum Conyzoides L. di lahan/kebun
Gambar 2. Bunga Ageratum Conyzoides L.
Gambar 3. Pengambilan gulma Ageratum Conyzoides L. sebagai bahan praktikum
Gambar 4. Perakaran gulma Ageratum Conyzoides L.
Gambar 5. Sampel/contoh gulma Babandotan (Ageratum Conyzoides L.)
Gambar 6. Struktur perakaran Ageratum Conyzoides L. yang telah dibersihakan.