AGROEKOSISTEM SAWAH
Ekosistem padi sawah terdiri atas
air permukana, lapisan tanah olah
dan subsoil, dan tanah olah yg
dibagi menjadi dua lapisan; lapisan
tipis tanah oksidasi dan lapisan
tanah reduksi.
Lapisan-lapisan tanah ini
dihubungkan oleh air perkolasi.
Selain itu, akar tanaman padi
tumbuh-berkembang dan residu
tganaman seperti jerami setelah
panen dimasukkan ke dalam tanah
lapisan olah.
Tapak mikro ini merupakan habitat
yang berbeda-beda bagi mikroba,
dan komunitas mikroba yg unik ini
menggantungkan hidupnya pada
tapak-mikro tersebut.
Diunduh dari sumber: http://www.agr.nagoya-u.ac.jp/~soil/Soil_Biology_and_Chemistry-e/Researches.html …….. 28/10/2012
BUDIDAYA PADI SECARA INTENSIF
S R I
( SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION)
Suatu cara budidaya tanaman padi yang efesien dengan
proses manajemen sistem perakaran yang berbasis pada
pengelolaan air, tanah, dan tanaman
SRI berasal dari Madagascar dikembangkan sejak sekitar 1980-an
oleh Fr. Henri de Laulanié, SJ (biarawan asal Perancis) dan
berkembang ke sekitar 24 negara sejak sekitar 1993
BUDIDAYA PADI SECARA INTENSIF
PERMASALAHAN BUDIDAYA TANAMAN PADI 1. Penurunan kesehatan dan kesuburan tanah
2. Kecenderungan potensi padi untuk berproduksi lebih tinggi mandeg
3. Penggunaan unsur kimia anorganik dan pestisida sintesis meningkat
4. Perilaku petani sudah jauh dari kearifan dalam memanfaatkan potensi lokal
Petani bekerja di lahan
sawah
Many people from the district of
Rembang, Java, work in the
labour intensive rice paddy
industry. The production of rice
is a commercial industry and
provides income for many
families.
Diunduh dari Sumber: http://www.flickr.com/photos/planasia/6334120996/in/photostream/ …..30/10/2012
BUDIDAYA PADI SECARA INTENSIF
DASAR PEMIKIRAN METODE SRI
1. Tanaman Padi mempunyai potensi yang besar untuk
menghasilkan produksi yang banyak
2. Produksi yang optimal dapat dicapai dengan terpenuhinya
kondisi yang optimal
3. Produksi optimal dapat dicapai melalui proses pengelolaan
tanah, tanaman dan air serta unsur agroekosistemnya
4. Ada kecenderungan penurunan produksi
5. Padi bukan tanaman air, tetapi padi tanaman yang
membutuhkan banyak air
6. Pada kondisi tanah tidak tergenang, akar tanaman tumbuh
subur dan besar, sehingga dapat menyerap hara yang banyak,
serta mendorong tumbuhnya ANAKAN yang optimal.
BUDIDAYA PADI SECARA INTENSIF
PENYEBAB TERJADINYA PENURUNAN PRODUKSI PADI
1. Penurunan kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk secara
intensif dan terus-menerus
2. Mikroba dalam tanah tidak berfungsi secara optimal
3. Aliran energi dari bawah ke atas permukaan tanah tidak
seimbang
4. Suplai hara-tersedia dalam tanah sangat kurang
5. Tanaman menunggu suplai hara dari luar tanah, berupa pupuk
sintesis
6. Penggunaan pupuk dan pestisida sintesis yang berlebihan
mengakibatkan rantai makanan dalam ekosistem sawah
menjadi terputus
7. Musuh Alami hanya menunggu makanan dari keberadaan hama
8. Jenjang hirerkis Musuh Alami lebih tinggi maka hama akan
berkembang lebih pesat .
BUDIDAYA PADI SECARA INTENSIF
CARA PANDANG KURANG ARIF
1. Orang beranggapan di sawah hanya ada tanaman dan hama
2. Untuk memenangkan persaingan hama harus dibunuh
3. Pestisida yang berkuasa untuk memusnahkan hama
4. Pestisida tidak bisa mengentaskan masalah karena hama
5. Hama menjadi kebal
6. Terjadi peledakan gangguan hama dan penyakit
7. Pencemaran lingkungan
8. Terbunuhnya jasad non sasaran
9. Pengurangan keaneka-ragaman hayati
10.Gangguan terhadap kesehatan manusia .
BUDIDAYA PADI SECARA INTENSIF
BUDIDAYA PADI SECARA INTENSIF
SRI Di Indonesia antara lain oleh Pak Engkus Kuswara dan Pak Alik Sutaryat
(Tahun 1999). Hal-hal yang diterapkan adalah :
• Tanam Tunggal Dan Dangkal
• Umur Semai Kurang 15 Hari
• Penanaman cepat kurang 15 Menit
• Pupuk Organik
SRI merupakan singkatan dari System of Rice Intensification, suatu sistem pertanian yang
berdasarkan pada prinsip Process Intensification (PI) dan Production on Demand (POD).
SRI mengandalkan optimasi untuk mencapai delapan tujuan PI, yaitu :
1. Cheaper process (proses lebih murah),
2. Smaller equipment (bahan lebih sedikit),
3. Safer process (proses yang lebih aman),
4. Less energy consumption (konsumsi energi/tenaga yang lebih sedikit),
5. Shorter time to market (waktu antara produksi dan pemasaran yang lebih singkat),
6. Less waste or byproduct (sisa produksi yang lebih sedikit),
7. More productivity (produktifitas lebih besar), and
8. Better image (memberi kesan lebih baik).
BUDIDAYA PADI SECARA INTENSIF
METODE SRI : 1. Tanaman Hemat Air (Max 2 Cm = Macak-macak dan juga ada periode pengeringan
sampai tanah pecah-pecah)
2. Hemat Biaya (butuh bibit 5 Kg/Ha, Tidak butuh biaya Pencabutan, Pemindahan, Irit
tenaga tanam, dll)
3. Hemat Waktu (bibit ditanam muda 3 - 10 HSS dengan jarak tanam lebar dan Panen
lebih awal sekitar 10 – 14 hari)
4. Produksi Bisa Mencapai 7 - 14 Ton/Ha.
METODE SRI Penanganan bibit padi secara seksama.
Hal ini terdiri atas, pemilihan bibit unggul, penanaman bibit dalam usia muda (kurang dari
10 hari setelah penyemaian), penanaman satu bibit per titik tanam, penanaman dangkal
(akar tidak dibenamkan dan ditanam horizontal), dan dalam jarak tanam yang cukup lebar.
Bagi yang telah terbiasa menanam padi secara konvensional, pola penanganan bibit ini akan
dirasakan sangat berbeda.
Hal ini karena metode konvensional memakai bibit yang tua (lebih dari 15 hari sesudah
penyemaian), ditanam sekitar 5-10 bahkan lebih bibit per titik tanam, ditanam dengan cara
dibenamkan akarnya, dan jarak tanamnya rapat.
PENGARUH PENGGENANGAN AIR TERHADAP
PERTUMBUHAN PADI
1. Merangsang pertumbuhan memanjang tanaman, menghasilkan
lebih banyak jerami
2. Menghambat pertumbuhan anakan/tunas
3. Tanaman kurang dapat mengambil unsur hara yang dibutuhkan
4. Penggenangan yang terlalu dalam dan lama dapat merubah
sifat-sifat kimia tanah sawah, antara lain : kandungan O2 yang
sedikit, kandungan CO2 yang berlebihan, terjadi akumulasi H2S,
yang dapat meracuni tanaman sehingga tanaman menjadi kerdil.
KETERBATASAN S R I
1. Membutuhkan tenaga kerja lebih banyak (pada awalnya)
2. Perlu drainase untuk membuang kelebihan air
3. Lebih banyak waktu untuk untuk mengatur pengairan
4. Lebih banyak waktu dan tenaga kerja untuk penyiangan
5. Pembuatan kompos
PRINSIP PENANAMAN SRI
1. Penanaman Bibit Muda;
2. Penanaman Bibit Tunggal dan Jarak Antar Tanaman yang Lebar;
3. Penanaman Segera Untuk Menghindari Trauma Pada Bibit;
4. Penanaman Dangkal;
5. Lahan Sawah Tidak Terus Menerus Direndam Air;
6. Penyiangan Mekanis;
7. Menjaga Keseimbangan Biologi Tanah.
HUBUNGAN AIR-TANAH-TANAMAN
Mikroba Tanah
Bahan Organik
Tanah
Makro-fauna
Tanah
Unsur hara & daya
simpan hara
PENGELOLAAN AIR PADA TANAH SAWAH
Produksi padi sawah akan menurun jika tanaman padi menderita
cekaman air (water stress). Gejala umum akibat kekurangan air
antara lain daun padi menggulung, daun terbakar (leaf scorching),
anakan padi berkurang, tanaman kerdil, pembungaan tertunda,
dan biji hampa.
Tanaman padi membutuhkan air yang volumenya berbeda untuk
setiap fase pertumbuhannya. Variasi kebutuhan air tergantung
juga pada varietas padi dan sistem pengelolaan lahan sawah.
Pengaturan air untuk sistem mina-padi berbeda dengan sistem
sawah tanpa ikan.
Pengelolaan air di lahan sawah tidak hanya menyangkut sistem
irigasi, tetapi juga sistem drainase pada saat tertentu dibutuhkan,
baik untuk mengurangi kuantitas air maupun untuk mengganti air
yang lama dengan air irigasi baru sehingga memberikan peluang
terjadinya sirkulasi oksigen dan hara.
Di Indonesia, sawah sering dikategorikan menjadi tiga yaitu
(a) sawah beririgasi;
(b) sawah tadah hujan; dan
(c) sawah rawa (lebak dan pasang surut).
Sistem pengelolaan air pada ketiga macam sawah
tersebut sangat berbeda, karena perbedaan kondisi
hidrologi dan kebutuhan air.
Teknik pengelolaan air lahan sawah didasarkan pada
kebutuhan air untuk tanaman (baik padi maupun
palawija) dan sistem pengelolaan lahan sawah.
KARAKTERISTIK
HIDROLOGI LAHAN
SAWAH
Lahan sawah Pluvial
1. Sumber air berasal dari air hujan
2. Kelebihan air hilang melalui perkolasi dan aliran permukaan
3. Terdapat di daerah landai sampai lereng curam
4. Air tanah dalam, drainase baik, tidak ada gejala jenuh air dalam profil tanah
5. Padi ditanam sebagai padi gogo
. Hydrological processes in a paddy field. (a) Hydrologic
Characteristics of a paddy field. (b) Outline of runoff
simulation model in paddies.
Simulations of storm hydrographs in a mixed-landuse watershed using a modified TR-20 model T.I. Jang, H.K. Kim, S.J. Im, S.W. Park.
Agricultural Water Management. Volume 97, Issue 2, February 2010, Pages 201–207.
KARAKTERISTIK HIDROLOGI
LAHAN SAWAH Lahan sawah Phreatik 1. Sumber air berasal dari air hujan
dan air tanah 2. Air tanah (phreatic) dangkal, paling
tidak pada waktu musim tanam 3. Kelebihan air hilang melalui aliran
permukaan 4. Tidak pernah tergenang lebih dari
beberapa jam 5. Dalam profil tanah ada gejala jenuh
air (gley motting) 6. Bila tanpa perataan (leveling) dan
pembuatan pematang, akan lebih baik ditanami padi gogo
7. Bila dengan perataan dan pembuatan pematang dapat dikembangkan untuk padi sawah .
Schematics of water balance components in a paddy
field.
Model development for nutrient loading from paddy rice fields Sang-Ok Chung, Hyeon-Soo Kim, Jin Soo Kim.
Agricultural Water Management. Volume 62, Issue 1, 19 August 2003, Pages 1–17
Karakteristik hidrologi
lahan sawah
Lahan sawah fluxial 1. Sumber air seluruhnya atau
sebagian berasal dari aliran permukaan, air sungai dan air hujan langsung
2. Dalam keadaan alami tergenang air selama beberapa bulan yaitu selama padi ditanam
3. Terdapat di daerah lembah, dataran aluvial sungai dan sebagainya
4. Drainase permukaan dan drainase dalam (perkolasi) lambat sehingga genangan air mudah terjadi
5. Padi ditanam sebagai padi
sawah .
Schematic diagram of a paddy field. (hmin, hmax and Hp denote the three
critical depths; Ecan, Epot and Es denote the three kinds of evaporation
from the free water in canopies, the water body surface and the soil water
respectively; Ep denotes the crop transpiration.
Development and test of SWAT for modeling hydrological processes in irrigation districts with paddy rice Xianhong Xie, Yuanlai Cui.
Journal of Hydrology. Volume 396, Issues 1–2, 5 January 2011, Pages 61–71.
TEGANGAN AIR
Potential dalam sistem tanah-tanaman-atmosfir bernilai negatif
(dalam tanah sawah tergenang, potential air positif)
Air bergerak dari potential tinggi (top of hill) menuju ke potential rendah (bottom of hill)
Diunduh dari sumber: http://www.knowledgebank.irri.org/ewatermgt/courses/course1/modules/module02/m02l03.htm ……….
30/10/2012
Rice plants take up water from the soil and transport it
upward through the roots and stems and release it
through the leaves and stems as vapor in the
atmosphere (called transpiration).
The movement of water through the plant is driven by
differences in water potential: water flows from a high
potential to a low potential (imagine free water flow
over a sloping surface: water flows from the top, with a
high potential, to the bottom, with a low potential). In
the soil-plant-atmosphere system, the potential is high
in the soil and low in the atmosphere. Therefore water
moves from soil to plant and to the atmosphere.
Potential = 0
Potential is +
Potential = -
Potential = 0
Potential = +
POTENSIAL AIR DALAM TANAMAN DAN TANAH
Tanah lempung mampu
menyimpan banyak air, tetapi
dengan tegangan yang tinggi,
sehingga akar tanaman sulit
menyerapnya
Tanah berpasir menyimpan
sedikit air , tetapi dengan
tegangan rendah , sehingga
akar tanaman mudah
menyerapnya
Tidak ada masalah pada tanah
sawah tergenang, tetapi menjadi
masalah serius kalau tanah
mengering selama periode
kering