Arya Ulilalbab 0811010103Efi Fitriani 0711010011Faurita Resti P. 0711010014Anugerah D. P. 0711013021Hafiz Iqbal M. 0611013025
Pembimbing : Dr.Teti Estiasih, STP, MP
Fakultas Teknologi PertanianUniversitas Brawijaya
BAB I : PendahuluanProses penuaan dan penyakit degeneratif
merupakan beberapa penyakit yang berkaitan dengan aktivitas radikal bebas
Di dalam tubuh manusia, sudah diproduksi beberapa antioksidan seperti superoksid
dismutase (SOD) dan gluthation peroksidase
Effervescent Rosella Ungu
Tablet effervescent merupakan tablet berbuih yang dibuat dengan cara kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air (Ansel, 1989)
Dasar formula pada minuman serbuk dan tablet effervescent adalah reaksi antara asidulan dengan karbonat atau bikarbonat menghasilkan karbondioksida (Hui, 1992).
Terdapat dua macam warna rosella, yakni merah dan ungu, dimana semakin tinggi intensitas warnanya, maka semakin tinggi kadar antioksidannya. Hal ini berarti bahwa kandungan antioksidan pada rosella ungu lebih besar daripada rosella merah.
Konsumen lebih memilih pangan fungsional
Antosianin merupakan salah satu jenis pigmen yang juga berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menghambat oksidasi radikal bebas dalam tubuh
(Best, 2004).
Antosianin dan Antioksidan
Antosianin dari Hibiscus sabdariffa (Malvaceae) telah digunakan secara efektif pada obat kedokteran untuk melawan hipertensi, gangguan hati, dan radikal bebas. Dianjurkan untuk mengkonsumsi minuman ringan, yang mengandung pigmen Hibiscus dimana pada dosis rendah (50 mg/kg) menunjukkan aktifitas antioksidan pada sebuah studi (Vargas and Lopez, 2003).
Faktor yang penting dalam kestabilan antosianin adalah harus diproses dan diolah pada temperature rendah dengan sedikit kehadiran oksigen serta cahaya (Vargaz and Lopez, 2003).
Antioksidan dapat menetralisir radikal bebas dengan menerima atau mendonorkan sebuah elektron untuk menghasilkan molekul yang lebih stabil (berpasangan). Ini berarti molekul antioksidan menjadi radikal bebas dalam proses menetralkan molekul radikal bebas menjadi molekul yang non-radikal bebas (Best, 2004)
Pengujian In Vivo
Pengujian secara biologis biasanya menggunakan hewan coba untuk membantu menjalankan penelitian yang tidak bisa secara langsung dilakukan dalam tubuh manusia dengan asumsi semua jaringan, sel-sel penyusun tubuh serta enzim-enzim yang ada dalam tubuh hewan coba memiliki kesamaan dengan manusia (Arrington, 1972)
Pengujian Kadar MDA Binatang diambil serum darah dan
fesesnya untuk dianalisa. Pengambilan serum dari jantung. Analisa ini dilakukan pada minggu ke-0, 1, 2, 3, dan 4. Pemeriksaan dilakukan dengan mereaksikan serum darah ataupun fesesnya dengan reagen-reagen, seperti TCA, Na-Thio, HCl, dan aquades dengan komposisi tertentu. Jumlah MDA ditera dengan metode spektrofotometri dengan λ : 532 nm.
Pengujian Kadar SODBinatang diambil serum darah untuk dianalisa.
Pengambilan serum dari jantung. Analisa ini dilakukan pada minggu ke-0, 1, 2, 3, dan 4. Serum dimasukkan dalam tabung dan dibagi menjadi tiga bagian. Serum disentrifuse selama 10 menit (3500 rpm). Diambil supernatannya 1 cc dan ditambahkan akuades 10 ml, yang selanjutnya dipakai untuk sampel pemeriksaan SOD. Kemudian masing-masing tabung tersebut dipanaskan pada suhu 30 0C selama 10 menit. Setelah itu didiamkan selama 30 menit. Kemudian kadar SOD dibaca dengan spektrofotometer panjang gelombang λ : 580 nm.
NEKROPSI dan HISTOPATOLOGI
Nekropsi atau bedah bangkai, untuk melakukan pemeriksaan yang cepat dan tepat dalam menetapkan diagnosa pada beberapa sebab penyakit atau kematian dari seekor hewan (pengambilan organ). Organ yang diambil adalah hepar dan ginjal
Pembuatan preparat Histopatologi melalui sayatan mikroteknik
Data diperoleh dari hasil pengamatan preparat yang diperoleh dibawah mikroskop, dengan pembesaran 100 atau 400 kali, dideskripsikan semua bentuk lesi , selanjutnya di lakukan skoring (penilaiaN), sesuai bentuk perubahan yang ada, selanjutnya dilakukan analisa datanya.
Diperoleh produk tablet effervescent rosella ungu dengan aktivitas antioksidan yang tinggi sehingga mampu mereduksi pengaruh oksidasi radikal bebas (peroksidasi) serta memiliki sifat organoleptik yang baik.
1. Menetukan formulasi proporsi antara jumlah filtrat rosella ungu dengan maltodekstrin untuk mendapatkan tablet effervescent dengan sifat fisik, kimia dan organoleptik yang terbaik.2. Mengetahui aktivitas antioksidan produk tablet effervescent rosella ungu perlakuan terbaik secara in vivo.
Mengangkat potensi rosella ungu untuk menambah keanekaragaman produk pangan yang memiliki sifat fungsional.
Memberikan masukan kepada instansi pangan dan farmasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan tablet effervescent rosella ungu sebagai suplemen antioksidan.
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam dunia penelitian tentang potensi bunga rosella ungu dan produk olahannya, yaitu tablet effervescent.
Semakin rendah penambahan bahan pengisi (Dekstrin 40%), maka aktivitas antioksidan dan kadar antosianin semakin tinggi
Penggunaan Oven Vakum dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi pada produk effervescent, sehingga kadar antosianin dan aktivitas antioksidan semakin tinggi.
Semakin tinggi dosis effervescent rosella ungu yang diberikan maka kemampuan menangkal radikal bebas semakin tinggi.
Analisa:- Aktivitas antioksidan- Kadar antosianin
Air panas 1:8 (b/v)
Suhu 70oCEkstraksi, 30 menit
Filtrasi Ampas
Filtrat Rosella Ungu
Sortasi, pembersihan, penghancuran, dan penimbangan
Bunga Rosella Ungu
Serbuk Bunga Rosella Ungu
Pencampuran
Ekstrak Rosella Ungu Basah
Perlakuan Faktor II (metode pengeringan)
Diblender 2 menit
Pengayakan 60 mesh
Pentabletan
Analisa:1. pH2. Warna3. Aktivitas antioksidan4. Kadar antosianin5. Kecepatan larut6. Organoleptik
Filtrat Rosella Ungu
40% (b/v) 50% (b/v) 60% (b/v)
Oven kabinet Oven kering Oven vakum
Serbuk Ekstrak Rosella Ungu- Asam sitrat 16 % (b/b)- Gula pasir 75% (b/b)- Na-bikarbonat 16% (b/b)
Serbuk Effervescent Rosella Ungu
Tablet Effervescent Rosella Ungu
Perlakuan Faktor I (% penambahan dekstrin)Dekstrin
Diblender 2 menit
Tablet effervescent Rosella UnguAnalisa:1. pH2. Warna3. Aktivitas antioksidan4. Kadar antosianin5. Kecepatan larut6. OrganoleptikPerlakuan terbaik
PerlakuanDiet jelantah
(+) effervescent (Dosis I, II, III)
Kontrol PositifDiet jelantah (bilangan peroksida 118 mek/kg)
Pakan Standard
Kontrol NegatifDiet normal
(Pakan Standard)
In vivo
Treatment selama 4 minggu
Serum darah
Pengambilan darah dari jantung
Analisa:- Kadar MDA- Kadar SOD
Anestesi dengan kloroform dan dibedah (Nekropsi)
Jasad Tikus dikubur
Mikro Teknik
Preparat Sel
Pengamatan sel Histopatologi
Pengambilan organ hepar dan ginjal
Rancangan Acak Lengkap (RAL)Faktor I : % Penambahan bahan pengisi terhadap filtrat
F1 = 40% dekstrin (b/v filtrat rosela)F2 = 50% dekstrin (b/v filtrat rosela)F3 = 60% dekstrin (b/v filtrat rosela)
Faktor II : Metode pengeringan
P1 = Oven KabinetP2 = Oven KeringP3 = Oven Vakum
Pembuatan filtrat Pembuatan tablet effervescent rosella ungu Analisa fisik, kimia, dan Organoleptik Pemilihan perlakuan terbaik dari beberapa
perlakuan Uji In Vivo dari Effervescent perlakuan
terbaik, dengan pemberian sebanyak 2 ml tiap Dosis I (675 mg/12 ml), dosis II (1350 mg/12 ml), dosis III (2700 mg/12 ml)
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 bulan dan dilakukan di beberapa tempat, yaitu:
Laboratorium Pengolahan Pangan, THP-UB, tempat pembuatan serbuk effervescent.
Laboratorium Biokimia dan Nutrisi, THP-UB, tempat analisa kimia.
Laboratorium Farmakologi, FK-UB, tempat pemeliharaan tikus, tempat pengujian nilai MDA (malonaldialdehisa) dan SOD (superoksida dismutase) dalam darah.
Laboratorium Farmasetika, Fakultas Farmasi UNAIR, tempat pentabletan
Laboratorium Histopatologi, Fakultas Kedokteran Hewan Unair, tempat analisa sel histopatologi
Recording Data Metode Recording Data
Analisa pH Form data dan grafikAnalisa derajat kecerahan (L*) Grafik tingkat kecerahanAnalisa derajat kemerahan (a*) Grafik derajat kemerahanAnalisa aktivitas antioksidan Form data dan grafikAnalisa kecepatan larut Waktu larut tablet dalam airAnalisa kadar antosianin Form data dan grafikUji inderawi/ organoleptik Form Hedonis (tingkat kesukaan)Pemilihan perlakuan terbaik ANOVA, BNT, DMRTUji In Vivo (dalam proses) Data SOD dan MDA
Data yang diperoleh dianalisa dengan Analisis Varian (ANOVA) dilanjutkan dengan uji beda nyata yaitu BNT (Beda Nyata Terkecil) menggunakan selang kepercayaan 1% dan 5% serta DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan selang kepercayaan 1% dan 5% (Yitnosumarto,1991).
Data yang telah dianalisa pengaruh Penambahan bahan pengisi dan penggunaan alat pengering terhadap kandungan Antosianin, aktivitas Antioksidan, serta sifat organoleptik yang baik untuk didapatkan hasil perlakuan terbaik untuk kemudian dilakukan uji in vivo.