Download - Algae Fungi Protozoa Dan Parasit Multisel2
1
ALGAE, FUNGI, PROTOZOA dan
PARASIT MULTISEL
Marlia Singgih Wibowo
2
Outline
Pendahuluan : mikroorganisme eukariot FUNGI : Klasifikasi, pertumbuhan dan
reproduksi, peran fungi di alam dan dunia farmasi
ALGAE : Klasifikasi PROTOZOA : Klasifikasi PARASIT MULTISEL : Klasifikasi
3
Buku Acuan/Referensi Farmakope Indonesia edisi IV, 1995. USP 27, 2004. TGA, Australia, 2002. Denyer SP, Baird RM, Guide to Microbiological Control in
Pharmaceuticals, Ellis Horwood, New York, 1990. Barnett, Microbiology Laboratory Exercise, Wm.C.Brown
Publ., Dubuque, 1992 Aszalos, A., Modern Analysis of Antibiotics, Marcel Dekker
Inc., New York, 1986. Baird R M., Handbook of Microbiological Quality Control :
Pharmaceuticals and Medical Devices, CRC Press, London, 2000.
4
Neidleman S.I, and Laskin A.I., Advances in Applied Microbiology, Academic Press, New York, 1997.
Stanbury PF, Whitaker A, Principles of Fermentation Technology, Pergamon Press, Oxford, 1995.
Ward OP, Fermentation Biotechnology : Principles, Process and Product, John Wiley & Sons, Chichester, 1989.
Demain A.L., and Solomon N.A.(Eds.), Biology of Industrial Microorganisms, The Benjamin/Cumming Publ.Co.,Inc., London, 1985.
Demain A.L., and Solomon N.A.(Eds.), Manual of Industrial Microbiology and Biotechnology, American Soc. For Microbiology, Washington DC, 1986.
5
Pelczar, M.J., et al., Microbiology, Concepts and Applications, McGraw Hill,Inc., New York, 1993.
Madigan, M.T., et al., Brock Biology of Microorganisms, 8th ed., Prentice Hall Int.Inc., 1997.
Prave, P. et al.(ed), Basic Biotechnology : a Student’s guide, VCH, New York, 1987
Neidleman S.I, and Laskin A.I., Advances in Applied Microbiology, Academic Press, New York, 1997.
Deacon J.W, Modern Mycology, 3rd ed., Blackwell Science, Edinburgh, 1997
Dan lain-lain
6Deacon J.W, Deacon J.W, Modern MycologyModern Mycology, 3rd ed., Blackwell Science, Edinburgh, 1997, 3rd ed., Blackwell Science, Edinburgh, 1997
7
Pendahuluan
Mikroorganisme eukariot (eucaryotes) Perbedaan dengan prokariot Dunia eukariot termasuk : hewan (animals),
tanaman (plants), slime moulds, protozoa, parasit multisel
Klasifikasi berdasarkan : morfologi, analisis urutan DNA, analisis urutan ribosomal RNA
8
Mikroorganisme Eukariot
Unisel (bersel tunggal) dan Multisel (bersel banyak)
FUNGI ALGAE PROTOZOA PARASIT MULTISEL
9
Karakteristik mikroorganisme eukariot
Memiliki dinding sel yang jelas (kecuali aquatic fungi dan cellular slime moulds)
Memiliki inti sel yang diliputi membran Informasi genetik berada di dalam nukleus dan
mengandung lebih dari satu kromosom Respirasi terjadi pada mitokondria Kloroplas adalah tempat terjadinya fotosintesis Gerakan dilakukan dengan silia atau flagela
10
FUNGI
Istilah : Fungus (singular)
Fungi (plural) = Jamur Kapang (mould) Ragi (Yeast = khamir) Jamur besar (Mushroom)
11
FUNGI
12
FUNGI
Saccharomyces cereviseae Candida albicans
13
FUNGI
Fusarium sp. Aspergillus sp.
Penicillium sp.
14
Taksonomi Fungi (Alexopoulos, 1996)
Nama sekarang Nama duluOomycota OomycetesChytridiomycota Chytridiomycetes Lower fungiZygomycota ZygomycetesAscomycota AscomycetesDeuteromycota Deuteromycetes,
Deuteromycotina, Higher fungi Fungi ImperfectiBasidiomycota Basidiomycetes,
Basidiomycotina
15
Peran Fungi Peran positif :
Mikroorganisme industri : bahan obat, growth promoter, enzim untuk industri, dll
Sebagai saprofit : dekomposer Keperluan analitik : mikroba uji Biotransformasi (jasa) : hormon Penelitian : bioinformatik
Peran negatif : Sebagai parasit pada : tanaman, hewan, manusia
(penyebab penyakit) Penyebab kerusakan berbagai produk
Pemanfaatan Fungi :Biomasa, metabolit primer dan metabolit sekunder
16
Beberapa contoh manfaat fungi di dunia Industri
Bidang Produk Sumber Penggunaan
Farmasi Penisilin P.chrysogenum antibakteri
Griseofulvin P.griseofulvum antifungi
Cyclosporin Trich.polysporum imunosupresan
Pertanian Zealarenone Gibberella zeae growth promoter
Gibberellins G.fujikuroi hormon tanaman
Industri amilase Asp.oryzae, niger pengurai amilum
Lipase Mucor, Aspergillus pengurai lemak
17
Morfologi
Kapang (fungi berfilamen = moulds)
- Memiliki hifa miselium
- Membentuk spora (seksual dan aseksual)
- Pertumbuhan pada ujung (apical) hifa Ragi (yeast)
- Berbentuk “budding”
- Membelah diri
18
Karakteristik Fungi Nutrisi : Heterotrop Tidak melakukan fotosintesis (jadi bersifat saprofit
atau parasit) Dinding sel : mengandung kitin (chitin) dan kitosan
(chitosan) Inti sel : haploid, beberapa ada yang diploid Histon : Histon 2B (seperti pada hewan) Lisin : disintesis melalui jalur biosintesis AAA Mitokondria : bentuk lempeng Senyawa cadangan : glikogen, lipid, trihalosa Sterol : ergosterol Ribosom : 18s rRNA
19
Perbedaan kapang dan ragi
Karakteristik Kapang Ragi
1. Ukuran sel 5 – 30 m 4 m(mis.Candida) 2. Cara tumbuh Membentuk sistem Budding hifa/miselium
3. Komponen dinding Mengandung Kitin dan glukan dlm kitin,glukan kadar bervariasi
4. Spora Pigmen Umumnya tidak berwarna
5. Kandungan protein 10% 6%
6. Kandungan 28% 33% glukosamin
7. Inti sel Umumnya haploid Dapat haploid/diploid
20
Kapang Hifa berbentuk selinder protoplasmik yang dikelilingi
oleh dinding sel Diameter hifa : 2 – 18 μm Hifa dibagi menjadi beberapa kompartemen yang
dipisahkan oleh sekat yang disebut septa, namun ada pula hifa yang tidak bersekat.
Di dalam kompartemen terdapat satu atau lebih nukleus, dan aktivitas protoplasma terpusat pada daerah ujung hifa (disebut daerah apex = apical region)
21
Kapang
Ujung apical ini tebalnya hanya sekitar 50 nm sedangkan daerah dinding sel sekitar 125 nm.
Ujung apical sangat sarat dengan organel, dan pada daerah sangat ujung banyak mengandung AVC = apical vesicle cluster, yang memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan kapang
Bila hifa yang telah tua lisis, maka pori-pori septa akan tertutup oleh suatu protein yang disebut Woronin bodies
22
Struktur Kapang
Penampang hifa Sayatan hifa di bawah
elektron mikroskop
23
Ragi (Yeast)
Uniseluler Beberapa ragi bersifat Dimorf (berubah
bentuk karena kondisi lingkungan, mis.suhu) Setiap sel memiliki satu nukleus dan
beberapa organel Vakuola cukup besar Reproduksi dengan cara “budding” secara
bipolar atau multipolar
24
Struktur Ragi
Penampang sel ragi
25
Reproduksi Aseksual
- ragi membentuk spora pada sporangiospora sedangkan kapang membentuk spora pada conidia. Fungsi : untuk penyebaran (dispersal) Seksual
- Reproduksi seksual terjadi ketika gamet haploid bergabung (fusi) membentuk zygot- Zygot lalu mengalami meiosis (pembelahan)
membentuk sopra seksual yang halpoid. Fungsi : untuk pertahanan saat ‘dormant’
26
Spora aseksual
Non-motile : Zygomycota Bergerak dengan satu flagela :
Chytridiomycota Bergerak dengan dua flagela : Oomycota Ascomycota, Deuteromycota dan
Basidiomycota tidak pernah membentuk sporangium, dan tidak memiliki flagela. Mereka terbentuk dengan cara budding, fragmentasi, dll
27
Spora seksual
‘Lower fungi’ biasanya memiliki organ sex yang jelas sedangkan ‘higher fungi’ biasanya organ sex nya tidak menonjol, hanya melakukan fusi hifa somatik
Spora seksual berfungsi pada saat ‘dormant’ untuk pertahanan (oospores, zygospores, ascospores)
28
Oomycota
Phytophtora (a) Saprolegnia (b), (c) Pythium (d)
Phytophtora infestans
adalah fungi patogen
untuk kentang
(a)
(b)(c)
(d)
29
Chytridiomycota
Allomyces (a) Rhizophlyctis (b) Olpidium (c)
Umumnya saprofit
di tanah
30
Zygomycota
Mucor (a) Entomophthora (b) Pilobolus (c) Erynia (b) Piptochepalis (d) Rhizopus
(a)
(b) (c)(d)
31
Ascomycota
Neurospora (a) Eurotium (d) Ascobolus (c) Saccharomyces Pneumocystis
(a)
(b) (c) (d)
32
Deuteromycota Alternaria Aspergillus Cladosporium Geotrichum Humicola Penicillium Phomopsis Pesotum Fusarium Trichoderma Candida , dll
33
Basidiomycota
Agaricus (a) Lycoperdon (b) Ganoderma (c) Puccinia (d)
34
Fungi patogen Fungi penyebab penyakit pada
permukaan atau topikal (Superficial mycoses)
Fungi penyebab penyakit pada lapisan subkutan (Subcutaneous mycoses)
Fungi penyebab penyakit di bagian dalam tubuh atau masuk dalam sistem sistemik tubuh (Deep or sistemic mycoses)
35
Mikotoksin
Mikotoksin merupakan metabolit sekunder fungi yang dikeluarkan umumnya untuk salah satu pertahanan dirinya terhadap lingkungan
Jalur utama penyerangan fungi patogen terhadap manusia/hewan adalah melalui mulut (oral) atau terhirup hidung, atau melalui kontak mukosa atau luka terbuka.
36
Fungi oportunis
Fungi yang menyebabkan penyakit yang cukup serius akibat penyakit lain yang diderita oleh seseorang.
Candida albicans adalah salah satu fungi oportunis, pada kondisi tertentu
Cryptococcus neoformans Aspergillus flavus, parasiticus
37
Deteksi fungi toksik
Identifikasi dgn mikroskopMikrobiologi ImunokimiaMetode molekuler
38
Beberapa cara deteksi fungi patogen
Untuk Microsporon, Trichophyton, Epidermophyton, Sporotrichum, dapat dibiakkan pada medium agar Sabouraud
Untuk Candida albicans dapat diletakkan pada pelat dan diteteskan 10% KOH, di bawah mikroskop terlihat seperti serat miselium
Untuk membedakan Candida dengan yeast yang non-patogen dapat dilakukan dengan cara menumbuhkannya pada agar mengandung jagung (corn-meal agar)