PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
DAN
CARA PRAKTIS PENINGKATANNYA
DR. H. HENDRA SOFYAN, MSi
INFOMEDIKA
PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI DAN CARA PRAKTIS
PENINGKATANNYA
Cetakan ke-1 tahun 2013
Cetakan ke-2 tahun 2015
Cetakan ke-3 tahun 2018
Copyright © 2018
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
ISBN 978-979-9472-18-2
15 x 23 cm
iv, 284 hlm
Cetakan ke-2, September 2015
CV. Infomedika
Penulis
DR. H. Hendra Sofyan, M.Si
No Hp. 08127807795
e-mail: [email protected]
Editor
DR. Hj. Evita Anggereini, M.Si
Desain Cover
Penata Letak
DR. H. Hendra Sofyan, M.Si
Ardhy Pratama
Percetakan
CV. INFOMEDIKA
Penerbit
CV. INFOMEDIKA
Jl. Pramuka No. 27 C
Jakarta 13120
Telp./Fax.: (021) 8504018
e-mail : [email protected]
apa pun, termasuk dengan cara penggunaan mesin fotocopy, tanpa
izin sah dari penerbit
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan
cara apa pun, termasuk dengan cara penggunaan mesin
fotocopy, tanpa izin sah dari penerbit
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah
SWT, karena hanya atas berkah dan rahmat serta ridha-Nya semata,
buku yang berjudul Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis
Peningkatannya cetakan ke-3 dapat terselesaikan.
Buku ini disusun sebagai pengalaman teoretis dan empirik
penulis semenjak mengenal pentingnya pendidikan anak usia dini
yang akan menjadi pondasi kuat dan penting bagi masa depan bangsa
Indonesia, dan program pemerintah Indonesia yang mengharapkan
Anak Usia Dini saat ini yang akan menjadi penerus bangsa Indonesia
ini. Buku ini bermanfaat sebagai pegangan mahasiswa jurusan
Pendidikan Anak Usia Dini, dosen, guru-guru PAUD serta orangtua
yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam pengasuhan
Anak Usia Dini.
Buku ini ditulis di ilhami dari sulitnya mahasiswa, guru-guru
PAUD (TPA, KB, TK/RA, Play Group) dan Pemerhati PAUD serta
Akademisi untuk mendapatkan literature tentang peningkatan
perkembangan Anak Usia Dini, menyusun dan merancang Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berdasarkan kurikulum
2013 yang berorientasi pada aspek perkembangan yang akan
ditingkatkan di taman kanak-kanak khususnya di PAUD umumnya.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan buku ini.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkannya.
Penulis menyadari, tulisan dalam buku ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, karenanya saran pemikiran yang konstruktif
sangat diharapkan, untuk revisi selanjutnya. Semoga Allah meridhai
pengabdian ikhlas kita. Amin.
Jambi, 20 September 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................... 1
A. Tujuan Pembelajaran ....................................... 7
B. Relevansi ............................................................ 8
C. Penggunaan Isi Buku ....................................... 8
BAB II. HAKIKAT DAN LANDASAN PER-
KEMBANGAN ANAK USIA DINI ................... 9
A. Pengertian Perkembangan Anak Usia Dini . 11
B. Prinsip Perkembangan .................................... 12
C. Teori Aspek Perkembangan ........................... 14
1. Perkembangan Aspek Motorik ............... 15
2. Perkembangan Aspek Bahasa .................. 23
3. Perkembangan Aspek Sosial-emosi ....... 28
4. Perkembangan Aspek Kognitif ............... 37
5. Perkembangan Aspek Moral .................. 41
BAB III. ANAK USIA DINI .......................................... 48
A. Cara Belajar Anak Usia Dini ........................... 49
B. Pengertian Bermain .......................................... 55
C. Belajar Melalui Bermain .................................. 63
D. Pengaruh Bermain Bagi Perkembangan
Anak .................................................................. 66
E. Hakikat Anak Usia Dini .................................. 70
F. Landasan Penyelenggaraan Pendidikan
Anak Usia Dini ................................................. 70
ii
BAB IV. PENDEKATAN TEMATIK .......................................... 74
A. PengertianTema ................................................................. 74
B. PrinsipTema ........................................................................ 75
C. Pengertian Pembelajaran Tematik ................................ 76
D. Landasan Pembelajaran Tematik .................................. 77
E. Arti Penting Pembelajaran Tematik............................. 79
F. Karakteristik Pembelajaran Tematik .......................... 80
G. Langkah Pengembangan dan Pemilihan Tema ......82
H. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tematik............. 85
BAB V. PELAKSANAAN KBM DI TAMAN
KANAK-KANAK ................................................................... 91
A. Kegiatan baris berbaris ..................................................... 91
B. Kegiatan Pembukaan ........................................................ 93
C. Kegiatan Inti ......................................................................... 95
D. Kegiatan Makan .................................................................. 99
E. Waktu Istirahat ................................................................. 101
F. Kegiatan Penutup ........................................................... 102
BAB VI. PENINGKATAN PERKEMBANGAN ANAK
USIA DINI DAN KAITANNYA DENGAN PTK
(Contoh PTK untuk Meningkatkan Perkembang-
an Anak Usia Dini) .............................................................. 106
A. Tujuan ............................................................................... 106
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................... 106
C. Metode dan Desain Intervensi Tindakan-
Siklus ................................................................................. 108
D. Tahap Intervensi Tindakan ........................................ 110
E. Subjek yang Terlibat dan Posisi Peneliti ................ 114
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan 114
G. Data dan Sumber Data ................................................. 115
H. Instrumen......................................................................... 115
iii
I. Teknik Penyajian Data .................................... 119
J. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .......... 120
K. Analisis Data .................................................... 121
L. Kriteria Keberhasilan Tindakan ..................... 121
BAB VII. RENCANA KEGIATAN HARIAN. ........... 122
A. Persiapan Mengajar (RKH) ............................. 122
1. Tema Binatang Buas (Harimau) .............. 124
2. Tema Binatang Peliharaan (Kucing) ........ 134
3. Tema Binatang Ternak (Ayam) ............... 145
4. Tema Binatang Air Tawar (Ikan Lele) ..... 155
5. Tema Binatang Beranak (Kambing) ........ 164
6. Tema Binatang Peliharaan (Burung) ....... 175
7. Tema Binatang Buas (Buaya) ................... 186
8. Tema Binatang Ternak (Kerbau) ............. 197
9. Tema Binatang Mamalia (Gajah) ............. 207
10. Tema Binatang Beranak (Kelelawar) ...... 218
11. Tema Binatang Air Laut/Tawar
(Kura-Kura) ................................................ 228
12. Tema Binatang Peliharaan (Kelinci) ....... 238
B. Kaitan Antara tema Dengan Perkembangan
Anak Untuk 16 Kali Pertemuan ..................... 248
BAB VIII. ALAT UKUR PERKEMBANGAN ANAK
USIA DINI .............................................................. 264
A. Petunjuk Pelaksanaan ..................................... 264
B. Alat Ukur .......................................................... 265
C. Cara Mengolah ................................................ 275
BAB IX. PENERAPAN PERANGKAT BERDASARKAN
PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013………… 276
A.
Persiapan Mengajar Model Pembelajaran
Area ...................................................................... 277
iv
B.
Rencana Pembelajaran Mingguan (RPPM)
Dan Harian (RPPH)............................................
284
DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 300
LAMPIRAN………………………………………………... 306Lampiran 1. Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Kurikulum 2013
Berdasarkan Permendikbud
Tahun 2014 No. 146 ................................. 306
Lampiran 2. Standar Isi Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak
Berdasarkan Permendikbud
Tahun 2014 No. 146 ............................... 312
GLOSARIUM ....................................................................... 327
INDEKS ................................................................................. 329
TENTANG PENULIS ........................................................ 331
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ditujukan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara
optimal, agar memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih
lanjut. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang RI
nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 bahwa:
pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia delapan
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani maupun rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut1.
Atas dasar hal tersebut salah satu tempat pelaksanaan
Pendidikan Anak Usia Dini adalah Taman Kanak-Kanak.
Pelaksanaan Pendidikan ini seharusnya diselenggarakan secara
profesional, alasan penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak
secara profesional dalam rangka membantu proses
pengoptimalan seluruh potensi perkembangan yang ada pada
anak. Pengembangan potensi yang ada pada anak tersebut
diperoleh sebaiknya melalui kegiatan bermain mengingat
karakteristik anak pada rentang usia tersebut selalu ingin
bermain.
Prinsip belajar pada pendidikan anak di Taman Kanak-
Kanak (TK) adalah belajar melalui bermain dan bermain seraya
belajar. Situasi ini berbeda sekali dengan belajar di jenjang
sekolah lainnya seperti Sekolah Dasar (SD). Perbedaan tersebut
sudah sangat kelihatan dari mulai penataan sekolah dan
halamannya, penataan kelas hingga ke kegiatan belajarnya. 1 Kurikulum Taman Kanak-kanak, Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-kanak (Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2010).
1
Bermain bagi anak merupakan suatu kebutuhan, hasil
penelitian Universitas Indonesia tahun 1981 menunjukkan
bahwa anak yang waktunya lebih banyak tersita untuk belajar
‚formal‛ lebih pintar di TK dan kelas 1, 2 dan 3. Setelah itu ia
menjadi tidak pintar lagi di kelas tinggi. Sebaliknya anak yang
kebutuhan bermainnya terpenuhi, makin tumbuh dengan
memiliki keterampilan mental yang lebih tinggi sehingga
menjadi lebih mandiri. Ini membuktikan bahwa bermain sebagi
suatu kebutuhan anak dan itu penting untuk perkembangan
selanjutnya2.
Fasilitas bermain yang bertujuan untuk membuat anak
senang telah terlihat dan tersedia di halaman sekolah dan
dalam kelas, pada halaman terdapat berbagai alat permainan,
seperti ayunan, jungkat-jangkit, peluncuran, panjat-panjatan
dan lain-lain. Dinding sekolah dan pagar diberi warna cerah
dan gambar yang lucu-lucu untuk mengundang senyum dan
tawa yang bernuansa anak-anak kesan bermainnya sudah
sangat terasa. Sampai memasuki ruangan belajar, kesan
bermain semakin terasa. Warna kursi dan meja yang mencolok,
susunan meja kursi yang berkelompok (tidak berbaris searah).
Dinding penuh dengan berbagai gambar dan hiasan yang
berhubungan dengan kehidupan anak, di kiri kanan ruangan
tersedia rak-rak peralatan kegiatan pelaksanaan program, rak
buku, rak barang anak (locker) dan Iain-lain. Bahkan di ruangan
itu terdapat karpet atau tikar untuk tempat santai, misalnya
saat bercerita atau anak lelah.
Penataan lingkungan dan kelas diikuti dengan
rancangan kegiatan pelaksanaan program yang mengikuti
prinsip belajar melalui bermain dan berpusat pada anak, yang
diaplikasikan dalam bentuk Area. Guru berdiri di depan kelas
menjelaskan dan anak mendengarkan sambil memandangi
2 Anita Yus, .Penilaian Perkembangan Anak Taman Kanak Kanak (Jakarta: Depdiknas, 2005) h. 24.
2
guru. Guru selalu mengitari ruangan sambil mendekati anak-
anak. Memberi petunjuk, bernyanyi, bertepuk tangan dan
bercerita. Bahkan suatu ketika guru harus jongkok, melompat,
dan bersembunyi sebagaimana harus dilakukan oleh anak.
Proses pelaksanaan pembelajaran yang demikian, semuanya
bertujuan untuk mengoptimalkan aspek perkembangan anak,
mulai aspek perkembangan motorik, perkembangan cognitif,
perkembangan bahasa, dan perkembangan sosial-emosi serta
perkembangan moral.
Keberhasilan proses pengoptimalan seluruh
perkembangan potensi yang ada pada anak ini dipengaruhi
banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain kualitas guru
dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran,
sarana dan prasarana yang tersedia, kurikulum, dan motivasi
anak didik3. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah strategi
pembelajaran, pengelolaan kegiatan belajar, dan pemberian
reinforcement. Guru menjadi salah satu faktor penting dalam
menunjang keberhasilan pendidikan anak usia dini yang
tergambar pada perkembangan potensi anak pada saat proses
pembelajaran melalui bermain sesuai dengan tema pada saat
proses pembelajaran.
Pembelajaran dengan menggunakan tema, sangat
membantu guru dan murid dalam proses pembelajaran untuk
lebih fokus dan kosentrasi yang dirancang berdasarkan
kurikulum, program Rancangan Kegiatan Mingguan (RKM)
dan Rancangan Kegiatan Harian (RKH), guru memadukan
proses pembelajaran dengan tematik, sehingga sesuai dengan
kebutuhan anak dan perkembangan Anak Usia Dini.
Diwaktu melaksanakan proses pembelajaran sehari-
hari, guru diharuskan untuk mempersiapkan seluruh
perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran,
3 Mulyono Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. 2003) h.13
3
terutama adalah Rencana Kegitan Harian atau lebih dikenal
dengan singkatan RKH, karena berdasarkan rancangan inilah
guru dapat melakukan tindakan proses pembelajaran dalam
satu hari, dimulai dari menerima murid dipintu pagar sekolah
sampai menutup pembelajaran dalam kelas. Apabila guru
dalam proses pembelajaran tidak membuat Rencana Kegiatan
Harian (RKH) yang baik, tentulah guru sulit dalam
melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai
pengoptimalan potensi perkembangan anak usia dini.
Dalam kenyataannya permasalahan perkembangan
anak usia dini, adalah belum optimalnya perkembangan tiap-
tiap aspek perkembangan, seperti perkembangan motorik,
kognitif, bahasa, sosial-emosi dan moral. Usaha peningkatan
perkembangan anak usia dini yang dilakukan pada proses
pembelajaran di sekolah masih belum optimal. Hal ini bisa
diketahui dari masih terdapat anak yang belajar tidak melalui
bermain, dan masih terdapat pembelajaran belum
menggunakan tema secara optimal, yang berkaitan dengan
perkembangan dan penggunaan tema yang terbatas, padahal
banyak sekali tema yang dapat dikembangkan berkenaan
dengan kehidupan sehari-hari yang dapat ditemukan anak,
pemberian PR matematik pada anak layaknya seperti anak SD,
pelaksanaan proses pendidikan di tempat-tempat yang tidak
ada sarana bermain seperti penyelenggaraan pendidikan anak
usia dini di ruko (rumah toko) yang areanya sangat sempit dan
terbatas sehingga tidak memungkinkan anak bermain, anak
belajar bukan lagi melalui bermain dan tidak berdasarkan tema.
Bahkan hasil pengamatan penulis di TK yang ada di Jakarta
ada anak TK yang diberi PR menulis dan matematika.
Kurang berhasilnya peningkatan perkembangan anak
usia dini ini diduga, dalam melaksanakan proses pembelajaran
guru kurang optimal dalam menggunakan atau merancang
proses pembelajaran yang dapat meningkatkan aspek
perkembangan pada anak diantaranya motorik, kognitif,
4
bahasa, sosial-emosional, dan moral sesuai dengan tema yang
dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran di Taman
Kanak-Kanak.
Pengalaman ini banyak penulis temui pada saat penulis
mengelola PGTK di FKIP Universitas Jambi, terutama saat
mahasiswa dilapangan, dan guru-guru TK mengalami
kesulitan dalam mengaplikasikan contoh pembelajaran melalui
bermain di TK. Hal ini terjadi tentu terkait dengan kemampuan
guru dalam mengelola proses pembelajaran anak usia dini
termasuk di dalamnya kemampuan membuat rancangan
pembelajaran anak usia dini.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama ini,
situasi tersebut dapat membuat guru kurang memperhatikan
atau bahkan melupakan beberapa komponen yang harusnya
tetap ada dan harus dilakukan guru selama kegiatan
pelaksanaan program yang telah dirancang. Kondisi tersebut
dapat terjadi karena guru terlalu asyik dengan situasi dan
aktivitas yang telah digambarkan di atas. Atau bisa juga karena
guru memang belum melihat komponen lain yang penting
dalam kegiatan pelaksanaan program di TK, dan belum
terancangnya satuan kegiatan harian dengan dengan
semestinya, terutama yang dipadukan dengan tema.
Kegiatan pelaksanaan program di TK seharusnya
merupakan pembelajaran yang dimodifikasi sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu,
kegiatan pelaksanaan program di TK juga harus
memperhatikan komponen pembelajaran. Komponen yang
dimaksud adalah tujuan, materi, metode, media, dan penilaian,
yang disusun berdasarkan area dan tema yang dalam
penyampaian materi pembelajaran melalui bermain.
Fenomena lain sehubungan dengan pembelajaran anak
usia dini adalah anak diperlakukan selayaknya seperti anak
sekolah dasar, dimana anak diberikan pekerjaan rumah yang
menghabiskan waktu bermain mereka, serta anak disekolah
5
sudah diberi beban belajar dan belajar sehingga waktu bermain
mereka berkurang. Anak belajar tidak dilakukan melalui
bermain, dan tidak mengutamakan rasa senang, dengan
demikian akan menghambat aspek-aspek perkembangan untuk
berkembang secara optimal, seperti perkembangan motorik,
bahasa, kognitif dan sosial -emosi serta moral, karena beban
yang diberikan tidak sesuai dengan tugas-tugas perkembangan
mereka. Akhirnya anak usia TK masih banyak yang berperilaku
tidak sesuai dengan yang diharapkan., seperti: masih banyak
yang tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, malas
bergerak, jarang berkomunikasi dengan teman ataupun guru,
tidak mau menunggu giliran, tidak mau mendengarkan guru,
masih minta ditemani orangtuanya saat proses pembelajaran.
Seharusnya hal ini tidak terjadi, karna tujuan pembelajaran di
TK harus mengembangkan seluruh aspek perkembangan
secara optimal.
Di TK, komponen seperti: tema pembelajaran, subtema
pembelajaran, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal,
kegiatan inti (kegiatan disetiap area), kegiatan penutup, alat
dan sumber belajar, metoda belajar, serta penilaian
pembelajaran seharusnya dimodifikasi menjadi kegiatan yang
menyenangkan dan dirancang sesuai dengan tujuan
pembelajaran, yang tercantum dalam Rancangan Kegiatan
Harian. Kemudian tema-tema dalam proses pembelajaran akan
teraplikasi dengan memperhatikan lingkungan belajar yang
sesuai dengan tahap perkembangan anak. Semua ini
seharusnya sudah dirancang dalam Rancangan Kegiatan
Harian (RKH), sehingga proses pembelajaran dapat
dilaksanakan secara sistimatis dan terarah serta mudah dalam
mencapai tujuan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk
menulis buku tentang: “Peningkatan Perkembangan Anak Usia
Dini Dengan Pendekatan Tematik”. Pendekatan tematik ini di
lakukan dengan penelitian tindakan.
6
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran Anak Usia Dini pada hakekatnya bertujuan
untuk mengembangkan setiap aspek perkembangan anak usia
dini. Dengan adanya buku ini memberikan manfaat, terutama
pada pembelajaran peningkatan perkembangan anak usia dini
dengan pendekatan tematik, diharapkan pembaca umumnya
dan khususnya bagi mahasiswa dan guru Taman Kanak-kanak
serta guru Pendidikan Anak Usia dini lainnya dapat:
1. Memahami konsep dasar perkembangan anak
2. Memahami teori dasar perkembangan anak.
3. Mengembangkan aspek perkembangan fisik motorik anak.
4. Mengembangkan aspek perkembangan bahasa anak.
5. Mengembangkan aspek perkembangan sosial emlosional
anak. 6. Mengembangkan aspek perkembangan kognitif anak
7. Mengembangkan aspek perkembangan moral dan agama
anak. 8. Memahami konsep dasar mengenai pendidikan anak usia
dini (PAUD) 9. Memahami pelaksanaan pembelajaran tematik di taman
Kanak-kanak. 10. Menjelaskan proses penyusunan Rancamgan Kegiatan
Mingguan (RKM) dan Rancangan Kegiatan Harian (RKH)
untuk pembelajaran dengan pendekatan tematik di Taman
kanak-kanak 11. Dapat mengukur perkembangan anak usia ini yang
berkaitan dengan peningkatan perkembangan melalui
pembelajaran dengan pendekatan tematik.
7
B. RELEVANSI
Pendidikan anak usia dini dalam proses pembelajaran
sangat menganjurkan menggunakan pendekatan belajar sambil
bermain, disini dituntut para pendidik berperan aktif untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, sesuai
dengan taraf perkembangan anak. Buku ini relevan dengan
rujukan kurikulum pendidikan anak usia dini dan sesuai
dengan prinsip, karakteristik dan hakikat perkembangan anak.
C. PENGGUNAAN ISI BUKU
Buku ini merupakan salah satu buku rujukan untuk
memahami perkembangan anak usia dini terutama yang
berkaitan dengan peningkatan perkembangan anak dengan
pendekatan tematik. Dapat digunakan oleh para orangtua,
mahasiswa calon guru PAUD, dosen PAUD, sebagai bahan
bacaan dan juga bahan ajar.
Buku ini ditulis berdasarkan hasil penelitian Disertasi
penulis dan pengalaman penulis dalam mengajar di perguruan
tinggi di Jurusan Ilmu Pendidikan khususnya pada program
Pendidkan Guru Taman Kanak-kanak (PGTK) dan Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), dan dilengkapi dengan sejumlah
sumber rujukan lain.
Untuk dapat memahami buku ini pembaca perlu terlebih
dahulu memahami penelitian tindakan kelas agar para guru
dan mahasiswa dapat dengan praktis meningkatkan
perkembangan anak usia dini, seperti perkembangan
1. Perkembangan Motorik.
a. Motorik halus.
b. Motorik kasar.
2. Perkembangan Kognitif.
3. Perkembangan Bahasa.
4. Perkembangan Sosial-Emosi.
5. Perkembangan Moral dan nilai Agama.
8
BAB II
HAKIKAT DAN LANDASAN
PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Perkembangan dan pertumbuhan anak sangat perlu
dipahami sebab setiap anak tidaklah sama, tiap anak itu unik,
dan semuanya secara individual, menawarkan konstribusi yang
berharga bagi kebudayaan manusia.1 Setiap orangtua dan guru,
dalam memahami berbagai aspek perkembangan anak, perlu
dipahami setiap anak memiliki karakteristik, pemahaman
perkembangan bagi individu sebagai penuntun dan petunjuk
untuk mengetahui apa yang harus dilakukan pada periode-
periode tertentu. dan bagi orangtua dan pendidik berguna
sebagai petunjuk dalam membimbing anak didiknya.
Perkembangan Anak Usia Dini berlangsung diawali di dalam
keluarga atau rumah kemudian disekolah dan masyarakat.
Keluarga merupakan tempat berlangsungnya proses
pendidikan pertama dan utama.
Pada pelaksanaan awal pendidikan formal Taman
Kanak-Kanak merupakan pendidikan pra-sekolah yang
diselenggarakan bagi anak usia 4 -6 tahun. Pendidikan TK
bukan merupakan pra-syarat untuk memasuki jenjang sekolah
dasar, sehingga bukan merupakan kewajiban bagi anak untuk
memasuki TK. Tamam Kanak-kanak merupakan lembaga
pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun untuk melaksanakan
suatu proses pembelajaran agar anak dapat mengembangkan
potensi-potensinya sejak dini sehingga anak dapat berkembang
secara wajar sebagai seorang anak.2
1 Linda Campbell, Bruce Campbell dan Dee Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Terjemahan Tim Intuisi ( Jakarta: Intuisi Press: 2006), h. 1.
2 Ernawulan Syaodih. Bimbingan di Taman Kanak-kanak (Jakarta: Departemen Pendidikan nasional. 2005), h. 1.
9
Pemahaman aspek perkembangan anak diperlukan
untuk kompetensi profesional guru. Sebagai bahan
pertimbangan bahwa anak-anak ketika pertama kali pergi ke
sekolah untuk belajar merupakan satu hal yang berat3.
Pendidik di Taman Kanak-Kanak harus mengerti dan
memahami masalah. Pengertiannya bahwa terhadap masalah
khusus yang dihadapi anak dalam proses perkembangan
menuju kepada kedewasaan diperlukan perhatian dari kaum
pendidik adalah dalam rangka memberikan bantuannya sesuai
dengan kebutuhan anak agar dia tumbuh menjadi manusia
mandiri4.
Penyelengaraan TK dimaksudkan untuk memper-
siapkan anak untuk memasuki dunia belajar, sehingga anak
akan relatif lebih siap untuk belajar di sekolah dasar dari pada
anak yang langsung masuk ke SD tampa melalui TK.
Taman-kanak-kanak bukanlah sekolah, sehingga sistem
pembelajaran yang diterapkan pada TK tidak bisa disamakan
dengan di SD. Beberapa prinsip harus diperhatikan dalam
pembelajaran di TK adalah dunia bermain dan dalam masa
pertumbuhan sehingga belum waktunya bagi anak usia TK
untuk belajar sebagaiman yang dilaksanakan di sekolah.
Meskipun bentuk permainan anak-anak di seluruh dunia dan
dari waktu ke waktu berbeda-beda, tampaknya esensinya tetap
sama, esensi bermain seperti: aktif, menyenangkan, voluntir,
motivasi internal, memiliki aturan, dan simbolik serta berarti.5
Dengan demikian tidak seharusnya anak TK dipaksakan untuk 3 Sue Robson, Education in Early Chilhood, (London: The Roehampton Institute, 2003), hh. 2-3.
4 Conny R. Semiawan, Penerapan Pembelajaran Pada Anak, (Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 61.
5 Slamet Suyanto. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, 2005) h.122.
10
membaca, menulis, dan berhitung, ini akan diperoleh pada saat
anak duduk di bangku sekolah.
Adapun prinsip lain, bahwa anak TK sedang belajar
bersosialisasi. Anak TK pada umumnya masih sangat lekat
dengan orang tua maupun keluarganya. Dengan demikian
perlu ada masa belajar untuk memisahkan diri dari orangtua
dan mulai berkenalan dengan orang lain. Kemampuan untuk
berinteraksi dengan orang lain, dari kalangan dan keluarga
yang lain perlu dikembangkan, untuk memberikan bekal dalan
bersosialisasi dengan masyarakat.
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Menurut ahli perkembangan Paul Baltes, 6 perspektif
masa hidup (life-span perspective) memandang bahwa
perkembangan manusia berlangsung seumur hidup, multi
dimensi, multi arah, plastis, multi disiplin.
Menurut Werner dalam monks, 7 pengertian
perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih
sempurna dan tidak begitu saja dapat di ulang kembali.
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap
dan tidak dapat diputar kembali.
Berkaitan dengan Perkembangan Anak Usia Dini,
berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi
perkembangan. Menurut beberapa ahli seperi Lerner dalam
Soegeng Santoso,8 tentang perkembangan sebagai berikut:
Perkembangan anak berlangsung sejak terjadi konsepsi (masih
dalam kandungan) sampai akhir hayat. Pandangan ini
6 John W. Santrock, Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 7.
7 F.J. Monks, A.M.P Knoers, Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006), h. 1.
8 Soegeng Santoso, Problematika Pendidikan dan Cara Pemecahannya. (Jakarta: Kreasi Pena gading, 2000), h. 23.
11
diperoleh oleh Lerner and Hultsch dalam Fauzia Aswin Hadis
yang dikatakan bahwa perkembangan manusia sesungguhnya
berlangsung sepanjang kehidupan, mulai dari saat konsepsi
sampai dengan saat kematian. Perkembangan manusia itu
perubahan yang berkesinambungan, yang terjadi secara
berangsur-angsur tetapi dapat pula terjadi secara tiba-tiba
dan yang menyebabkan suatu kesinambungan, dan perubahan
yang terjadi dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif.
B. PRINSIP PERKEMBANGAN
Objek psikologi perkembangan adalah perkembangan
manusia sebagai pribadi, perkembangan manusia dipengaruhi
oleh perkembangan masyarakatnya. Pada saat proses
perkembangan terjadi dapat kita pedomani prinsip-prinsip
perkembangan dari berbagai ahli sebagai berikut:
Prinsip perkembangan menurut Myers dalam Soegeng
Santoso9 sebagai berikut:
1) Perkembangan bersifat multidimensional meliputi
perkembangan dimensi fisik, dimensi kognitif, dan
dimensi sosial.
2) Perkembangan bersifat integral maksudnya
menyeluruh, antar dimensi yang saling terkait.
3) Perkembangan yang berlangsung secara
berkesinambungan dimulai sejak masa pranatalsampai
akhir hayat.
4) Perkembangan muncul sebagai akibat interaksi.
Perkembangan terjadi jika sesorang menaggapi
terhadap belajardari atau mencari afeksi dari
lingkungan biofisik maupun sosialnya. 5) Perkembangan yang terpola. Semua anak berkembang
mengikuti tahapan atau garis besar perkembangan 9 Ibid, h. 23.
12
manusia. Namun laju dan kualitas perkembangan itu
sendiri berbeda setiap orang.
Menurut Locke dalam Crain 10 , Individu memiliki
temperamen yang berbeda-beda, namun secara keseluruhan,
lingkunganlah yang membentuk jiwa. Jadi yang penting di sini
adalah pembelajaran selama masa bayi. Pada saat ini jiwa
berada di dalam kondisi yang paling lunak sehingga kita bisa
membentuknya seperti yang kita inginkan. Dan sekali kita
melakukannya, sifat dasarnya sudah ditetapkan untuk seumur
hidup.
Lebih lanjut Locke mengemukakan prinsip
perkembangan sebagai berikut:
1. . . . Sebagian besar pikiran dan perasaan kita
berkembang lewat proses asosiasi. Dua gagasan pasti
selalu muncul bersama-sama secara teratur, sehingga
kita tidak dapat memikirkan yang satu tanpa serentak
memikirkan yang lain.
2. Kebanyakan tingkah laku kita berkembang lewat proses
repetisi Saat kita melakukan sesuatu berkali-kali,
menyikat gigi contohnya, maka praktek ini akan
menjadi kebiasaan alamiah, dan kita aakan langsung
merasai tidak nyaman jika suatu saat tidak
melakukannya. 3. Kita juga belajar lewat proses imitasi. Kita juga
cenderung melakukan apa yang kita lihat dilakukan
orang lain, sehingga model yang ada mempengaruhi
karakter kita. 4. Kita belajar lewat proses reward and punishment
(penghargaan dan penghukuman) Kita akan selalu
berusaha terlibat dengan tingkah laku yang
memunculkan pujian, kekaguman dan bentuk-bentuk 10
Williiam Crain, op. cit., h. 6.
13
penghargaan lainnya, sebaliknya, lita akan mundur dari
tindakan-tindakan yang menghasilkan kosekwensi –
konsekwensi tidak menyenangkan.
Sementara menurut Baltes, perkembangan manusia
memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Perkembangan manusia berlangsung sepanjang hidup
• Perkembangan manusia bersifat multi dimensi
• Perkembangan manusia bersifat multiarah
• Perkembangan manusia bersifat plastis
• Ilmu perkembangan bersifat multi disiplin
• Perkembangan manusia bersifat kontekstual11
C. TEORI ASPEK PERKEMBANGAN
Untuk dapat melaksanakan pemahaman perkembangan
anak dengan baik, tentu terlebih dahulu memahami secara
psikologis, bagaimana perkembangan anak terjadi dan aspek-
aspek apa saja yang sedang berkembang serta bagaiman
prinsip perkembangan yang sesungguhnya, sehingga baru
dapat dilaksanakan guru dalam proses pembelajaran.
Bermain berperanan penting dalam perkembangan
anak-anak pada hampir semua bidang perkembangan baik
perkembangan motorik, bahasa, kognitif dan, sosial-emosi serta
moral.12 Perkembangan anak yang sehat terlihat dalam tumbuh
kembangnya, seluruh aspek dengan seimbang, antara
keseluruhan perkembangan anak seperti: fisik, motorik, bicara,
emosi, sosial, bermain, kreativitas, cognitif, moral, minat, dan
peran sex, serta perkembangan kepribadian 13 , untuk lebih
jelasnya bisa diperhatikan pembahasan sebagai berikut:
11 11
John W. Santrock, op. cit., h. 8. 12 Ibid., h. 124.
13 Elizabeth B Hurlock. Perkembangan Anak, edisi 6 (Jakarta: Penerbit Erlangga. 1978) h.113
14
1. Perkembangan Aspek Motorik
Masa kanak kanak merupakan masa kritis bagi
perkembangan motorik, Oleh karena itu, masa kanak-kanak
merupakan saat yang tepat untuk mengajarkan anak tentang
berbagai keterampilan motorik. Perkembangan aspek motorik,
dapat diklasifikasikan dalam dua bagian yaitu motorik halus
dan motorik kasar, seperti yang dikemukakan oleh Jamaris14
sebagai berikut:
Perkembangan motorik kasar berkaitan dengan perkembangan
kemampuan dalam menggerakkan tubuh baik secara sebagian
(nonlokomotorik), yaitu perkembangan kemampuan
menggerakkan sebagian dari tubuh, seperti menjangkau untuk
mengambil sesuatu, dan kemampuan dalam menggerakkan
tubuh secara keseluruhan (lokomotorik) yang terjadi pada
waktu berjalan, berlari, melompat, olah raga, dll, dan gerakan
pada waktu menarik dan mendorong. Pada usia dini kegiatan
motorik anak sangat aktif dan mereka bergerak seolah-olah tidak
pernah lelah. Perkembangan gerakkan motorik halus berkaitan
dengan perkembangan kemampuan dalam menggunakan jari-
jari tangan untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti gerakan
menjimpit, menggenggam, menulis, memotong, menggunting,
dll.
Sedangkan menurut Berk dalam Slavin. Perkembangan
motorik anak usia dini, anak mulai belajar dan melakukan
tugas-tugas dan melakukan kegiatan seperti berikut:
Pada akhir periode prasekolah, kebanyakan anak dengan
mudah dapat melakukan tugas-tugas untuk diri sendiri ,
seperti memasang ikat pinggang, mengancing pakaian, dan
menutup resleting. Mereka dapat naik dan turun tangga
dengan kaki yamg saling bergantian. Mereka dapat
14 Martini Jamaris, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Yayasan Penamas Murni, 2010), hh. 29-30.
15
melakukan kegiatan-kegiatan motorik halus seperti memotong
dengan gunting, dan menggunakan kerayon untuk mewarnai,
daerah yang sudah ditentukan sebelumnya, mereka juga mulai
belajar menulis huruf, dan kata. Setelah usia 6 atau 7 tahun,
anak-anak memperoleh hanya sedikit kemampuan dasar yang
sama sekali baru, sebaliknya, kualitas dan tingkat kerumitan
gerakan-gerakan mereka meningkat.15
Berk juga menjelaskan bahwa perkembangan Motor
anak-anak prasekolah sebagai berikut:16
Tabel 2. 1
Perkembangan Motor Anak-anak Prasekolah
Usia Kemampuan
2 Tahun Berjalan dengan kaki melebar dan tubuh berayun.
Dapat memanjat, mendorong, menarik, berlari,
bergantung dengan kedua tangan. Mempunyai daya
tahan yang lemah. Meraih objek dengan dua tangan.
3 Tahun Lebih merapatkan kedua kaki ketika berjalan dan
berlari. Dapat berlari dan bergerak dengan lebih
mulus. Meraih objek dengan satu tangan . Melumuri
dan mengoleskan cat; menyusun balok.
4 Tahun Dapat membedakan irama berlari, melompat dengan
janggal; meloncat; Mempunyai kekuatan, daya
tahan, dan koordinasi yang lebih besar. Menggambar
bangun dan bentuk sederhana; membuat lukisan;
menggunakan balok untuk bangunan.
15 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek (Boston: Pearson Education, Inc, 2008), h.
16 Ibid., h. 91.
16
5 Tahun Dapat berjalan di balok kesimbangan. Melompat
dengan mulus; berdiri pada satu kaki. Dapat
mengurus kancing dan resleting; dapat mengikat tali
sepatu. Menggunakan perkakas, dan alat dengan
benar.
Terdapat berbagai cara anak belajar ketrampilan
motorik yaitu trial and error, meniru dan pelatihan yang
memberikan hasil berbeda. Oleh karena itu diperlukan
perhatian yang besar metoda atau cara yang digunakan
anak untuk belajar ketrampilan motorik.17 Pada usia dini
perkembangan motorik bisa ditingkatkan melalui
bermain, seperti yang diungkapkan oleh Catron dan Allen
dalam Yuliani Nurani Sujiono18 sebagai berikut:
Bermain dapat memicu perkembangan motorik pada
beberapa area, yaitu (1) koordinasi mata-tangan atau
mata-kaki, seperti saat menggambar, menulis, manipulasi
objek, mencari jejak secara visual, melempar, menangkap,
menendang; (2) kemampuan motorik kasar, seperti gerak
tubuh ketika berjalan, melompat, berbaris, meloncat,
berlari, berjingkat, berguling-guling, merayap, dan
merangkak; (3) kemampuan bukan motorik kasar (statis)
seperti menekuk, meraih, bergiliran, memutar,
meregangkan tubuh, jongkok, duduk, berdiri, bergoyang,
(4) Manajemen tubuh dan kontrol seperti menunjukkan
kepekaan tubuh, kepekaan akan tempat; keseimbangan;
kemampuan untuk memulai, berhenti, mengubah
petunjuk Sementara menurut beberapa pendapat ahli yang
lainya sebagai berikut:
17 Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI, (Jakarta: 2011), h. 16.
18 Yuliani Nurani Sujono, op. cit., h. 54.
17
Secara umum terdapat tiga teori tentang perkembangan
motorik yaitu 1, teori pendidkan jasmani adaptif dan
belajar motorik Cratty, 2. Teori perseptual motor Kephart,
3. Teori sesnsori integrasi Ayres. Ketiga teori tersebut
mengasumsikan bahwa: 1. Manusia belajar mulai dengan
motorik, 2. Ada urutan perkembangan motorik yang
alami dan 3. Banyak bidang akademik dan kinerja kognitif
yang berakar pada keberhasilan pengalaman motorik.19
Pertumbuhan fisik anak terjadi secara bertahap dan
mengikuti proses dalam pertumbuhan fisik yang perlu
dipahami oleh pendidik adalah:
a. anak sukar menyesuaikan diri
b. Anak sangat butuh energi yang besar c. Anak sangat butuh gizi yang lebih banyak untuk
pertumbuhan yang cepat d. Anak butuh menjaga keseimbangan, jika terganggu
akan terganggu nafsu makan, mudah lelah dan
pergaulan nya secara sosial memburuk. e. Kecanggungan, pertumbuhan yang cepat membuat
mereka canggung.20 f. Setiap anak memiliki kesempurnaan dan kematangan
sendiri dalam pertumbuhan dan perkembangannya.21
Keberadaan pertumbuhan dan perkembangan fisik,
seperti tinggi tubuh, berat tubuh dan besar kecilnya bentuk
tubuh banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti:
19 Mulyono Abdurahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 145.
20 Ibid., h. 115.
21 William Crain. Teori Perkembangan, Konsep dan Aplikasi. (Yogyakarta: Pustaka belajar. 2007), hh. 29-31.
18
a. Pengaruh keluarga, faktor keturunan maupun faktor
lingkungan b. Gizi, anak yang terpenuhi nilai asupan gizi akan lebih
tinggi tubunya dan lebih cepat masuk pada dunia
pubertas atau remaja. c. Gangguan emosional, anak yang sering terganggu
emonalnya akan mengalami hambatan dalam tumbuh
kembag fisiknya d. Jenis kelamin, anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dari anak perempun e. Suku bangsa, perbedaan berat dan tinggi badan sangat
dipengaruhi oleh latar belakang suku bangsa f. Kecerdasan, hampir slalu sama, anak yang
kecerdasannya tinggi dan prestasi di sekolah menonjol
biasanya memiliki berat badan dan tinggi lebih dari
anak yang lain g. Status sosial ekonomi, anak-anak yang memiliki status
sosial yang lebih akan memiliki ukuran dan berat badan
lebih dari keluarga status sosial ekonomi rendah h. Kesehatan, anak-anak yang sehat dan jarang sakit.
Biasanya akan memiliki berat dan tinggi badan yang
lebih dari yang lainnya. i. Fungsi endokrin, anak yang fungsi hormonnya berjalan
degan baik akan tumbuh kembang dengan baik j. Pengaruh pralahir, kondisi pralahir yang tidak
menguntungkan selama ibu hamil, misalnya kurang
gizi, tekanan batin, perokok berat, cenderung
mengalami hambatan perkembangan fisik. k. Pengaruh tubuh, perkembangan dan pertumbuhan anak
sangat terpengaruh dari bangun tubuh, seperti
ektomorf, mesomorf dan endomorf.
Kesempatan yang luas untuk bergerak, pengalaman
belajar untuk menemukan, aktivitas sensori motor yang
19
meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil
memungkinkan anak untuk memenuhi perkembangan
perseptual motorik.22 Sementara menurut Catron dan Allen
dalam Yuliani Nurani Sujiono, kesempatan yang luas untuk
bergerak, pengalaman belajar untuk menemukan, aktivitas
sensori motor yang meliputi penggunaan otot-otot besar
dan kecil memungkinkan anak untuk memenuhi
perkembangan perseptual motorik. 23 Perkembangan fisik
anak pada usia lima sampai enam tahun sebagai berikut:
- Melompat dengan kaki yang saling bergantian.
- Mengendarai sepeda roda dua.
- Bermain skate.
- Melakukan lemparan dengan wajar dan teliti.
- Menangkap bola dengan menggunakan tangan.
- Melakukan putaran atau berjungkil balik.
- Mengambil bagian dalam permainan yang
menuntut ketrampilan fisik. - Adanya peningkatan perkembangan otot yang kecil ;
koordinasi antara mata dan tangan yang
berkembang dengan baik. - Peningkatan dalam penguasaan motorik halus; dapat
menggunakan palu, pensil, guntingdan lain-lain.
- Dapat menjiplak gambar geometris - Memotong pada garis.
- Mencetak beberapa surat.
- Dapat bermain pasta dan lem.
- Mulai kehilangan gigi (ganti gigi)
- Pekerjaan keterampilan tangan yang semakin baik.
22 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT. Indeks, 2009), h. 63.
23 Yuliani Nurani Sujono, op. cit., hh. 63-65.
20
Sementara menurut pendapat Monks dkk dalam
Christiana24 perkembangan motorik anak usia dini sebagai
berikut:
pada umur enam tahun keseimbangan badan anak relatif telah
berkembang dengan baik. Anak makin dapat menjaga
keseimbangan badanya, juga penguasaan badannya lebih baik,
seperti membongkok, melakukan macam-macam latihan senam
dan aktivitas olahraga. Demikian juga telah berkembang
koordinasi antara mata dan tangan visio-motorik yang
dibutuhkan untuk membidik, menyepak, melempar, dan
menangkap.
Sementara menurut Dave dalam Suyadi 25 untuk
meningkatkan perkembangan fisik-motorik pada anak usia
dini. Uraian berikut ini merupakan penjabaran kelima
tingkat perkembangan Dave, yang selanjutnya dapat
dimanfaatkan untuk stimulasi-stimulasi fisik motorik anak
usia dini sebagai berikut:
a. Imitasi (Peniruan)
Adalah keterampilan untuk menentukan suatu gerakan
yang telah dilatih sebelumny. Latihan ini bisa dilakukan
dengan cara mendengarkan atau memperlihatkan. Dengan
demikian, kemampuan ini merupakan representasi ulang,
terhadap apa yang dilihat dan didengar anak. Oleh karena
itu, peningkatan gerak fisik-motorik pada tahap ini bisa
dilakukan dengan pemeragaan gerakan tertentu, atau
sekedar mempertontonkan gerakan film, misalnya stimulasi
yang bisa diberikan untuk mencapai kemampuan gerak
fisik-motorik pada tahap ini adalah dengan 24 Christiana Hari Soetjiningsih, Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-kanak Akhir (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), h.184.
25 Suyadi, Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini (Yoghyakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2010), h. 73-74.
21
menirukan gerak binatang, suara, burung, atau gerakan-
gerakan yang lain.
b. Manipulation (Penggunaan Konsep)
Adalah kemampuan menggunakan konsep dalam
melakukan kegiatan. Kemampuan ini juga di sebut sebagai
kemampuan memanipulasi. Sebab dalam tahap ini
perkembangan anak selalu mengikuti arahan, penampakan
gerakan-gerakan dan menetapkan suatu keterampilan gerak
tertentu berdasarkan latihan. Stimulasi yang bisa diberikan
untuk mencapai kemampuan gerak fisik-motorik pada
tahap ini adalah dengan melatih keterampilan tertentu pada
anak, sepertimenggunakan sendok makan, gunting, gergaji,
atau gerakan-gerakan lompat, loncat, skipping, dan lain
sebagainya.
c. Presition (Ketelitian)
Adalah kemampuan yang berkaitan dengan gerak yang
mengindikasikan tingkat keditailan tertentu. Kemampuan
gerak fisik-motorik ini sebenarnya hampir sama dengan
gerak fisik-motorik pada tahap manipulasi. Hanya saja
pada tahap ini telah mencapai tingkat kontrol yang lebih
tinggi, sehingga kesalahannya dapat dieliminasi. Stimulasi
yang dapat diberikan untuk menunjang tercapainya gerak
fisik-motorik pada tahap ini adalah dengan melatih
mengendarai sepeda roda tiga, berjalan mundur,
menyamping dan zig-zag, melempar bola, menangkap,
menendang, dan lain sebagainya.
d. Articulation (Perangkaian)
Adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian
gerakan secara kombinatif dan berkesinambungan.
Kemampuan ini membutuhkan koordinasi antar organ
tubuh, saraf, dan mata secara cermat. Kemampuan ini dapat
ditingkatkan pada mengurutkan serangkaian gerak
22
secara berkesimambungan, konsisten, ajeg, dan lues.
Stimulasi yang dapat diberikan untuk mencapai
kemampuan gerak fisik-motorik pada tahap ini adalah
menggambar, mengetik, menulis, dan lain sebagainya.
e. Naturalization (Kewajaran/Kealamiahan)
Adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara wajar
atau luwes. Untuk dapat melakukan gerak fisik-motorik
pada tahap ini diperlukan koordinasi tingkat tinggi antara
saraf, pikiran, mata, tangan, dan anggota badan yang lain.
Oleh karena itu gerak fisik-motorik pada tahap ini sering
kali menguras tenaga dan pikiran. Stimulasi yang bisa
diberikan untuk mencapai kemampuan gerak fisik-motorik
pada tahap ini adalah mendemonstrasikan atau
memeragakan gerak akrobat (jungkir balik), pantomim,
tampil bergaya, dan lain sebagainya. Khusus gerak fisik-
motorik pada tahap ini, anak tidak serta merta langsung
bisa mempraktikkannya, melainkan harus di ulang-ulang
hingga mencapai tahp kelenturan dan keluwesan gerak
yang sempurna.
Berdasarkan pendapat di atas, seiring dengan tujuan
pengembangan fisik yang dirancang untuk anak usia dini di
taman kanak-kanak bertujuan untuk pengembagan fisik
motorik, untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar
dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola,
mengontrol kegiatan tubuh dan koordinasi serta
meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat
sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang
kuat, sehat, dan terampil.
2. Perkembangan Aspek Bahasa
Bahasa adalah aspek perkembangan yang berperan
penting dalam kehidupan manusia. Komponen berbahasa
23
salah satunya adalah bicara yang merupakan alat
komunikasi, belajar bicara memerlukan proses yang
panjang dan rumit. Pada saat bicara seorang anak harus
menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi orang
yang mereka ajak berkomunikasi, dan dalam
berkomunikasi anak harus memahami bahasa yang
digunakan oleh orang lain.
Menurut Chomsky dalam wiliam Crain26 bahasa di
strukturkan sendiri oleh anak-anak. Dengan hanya
mendengarkan secuplik tubuh ujaran, mereka langsung
bisa menemukanaturan-aturannya, seolah dituntun oleh
pengertian bawaan tentang bentuk-bentuk aturan tersebut.
Para teorisi belajar sebaliknya, percaya bahwa kita harus
mengamati lingkungan sosial lebih dahulu. Bahasa menurut
mereka dibentuk utamanya oleh orang lain lewat
pengkondisian operan atau lewat pengaruh-pengaruh
pemodelan.
Menurut Lovitt dalam Jamaris 27 , bahwa dalam
perkembangan bahasa anak, ada tahap perkembangan
kemampuan bahasa, sebagai berikut:
• Perkembangan bahasa dapat dibagi ke dalam tiga
bentuk perkembangan, yaitu perkembangan kosa kata,
perkembangan semantik, dan sintaktik, dan
perkembangan variasi dan kompleksitas berbahasa. • Perkembangan kosa kata dimulai sejak anak usia satu
tahun. Memulai interaksi anak dengan lingkungan
sekitarnya, anak secara perlahan mengembangkan
kemampuan dalam memahami kosa katayang berkaitan
dengan objek dan peristiwa di sekitarnya.
26 William Crain, op. cit., h. 533.
27 Martini Jamaris, op. cit., hh. 51-52.
24
• Perkembangan semantik dan struktur sintaksis
menyangkut kemampuan anak dalam memahami
hubungan-hubungan objek dan peristiwa yang
mencakup tindakan/peribuatan, lokasi dan orang. Anak
mulai mengatakan ‛aku pergi‛ atau ‚ibuku atau
ayahku‛
Bicara merupakan ketrampilan mental motorik.
Bicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot
mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai
aspek mental yakni kemampuan mengkaitkan arti dengan
bunyi yang dihasilkan.28
Selanjutnya menurut Piaget 29 , bahasa ‚terpetakkan‛
diatas struktur kognitif yang telah didapat sebelumnya,
sehingga bahasa bergantung pada pikiran. Kata-kata hanya
dapat dipahami jika keterampilan- keterampilan intelektual
tertentu (seperti permanen objek dan konservasi objek)
sudah dikuasai. Sementara menurut Todler dalam Siti
Aisyah 30 , anak usia TK (usia 4- 6 tahun) konsep dasar
pengembangan bahasa anak adalah sebagai berikut:
a. Mendorong perkembangan mendengar Gunakanlah kalimat yang kompleks dengan anak usia
TK, perkenalkanlah kosa kakata baru, teruskanlah
membaca keras kepada anak usia TK, b. Mendorong perkembangan berbicara
Tanyailah anak tentang masa lalu, masa kini dan masa
yang akan datang. Berikanlah anak kesempatan untuk
membicarakan masa lalu dengan bertanya kepadanya. c. Mendorong perkembangan menulis
28 Trianto, op. cit., h. 17
29 Richard Gross, Psychology The Science of Mind and Behavior (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 370.
30 Siti Aisyah, Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008 ), h. 641.
25
Mendorong anak untuk mengekspresikan ide dan emosi
dalam bentuk tulisan. Jangan mengkhawatirkan ejaan
yang benar, anak usia TK baru saja memulai belajar
tentang hubungan antara huruf dan suara. Pada usia ini
anak pada umumnya mengetahui bagaimana mengeja
beberapa huruf yang umumnya dengan benar, seperti
‚pergi‛, dan ‚datang‛ tetapi ia mengeja dengan
menggunakan pengetahuannya tentang bunyi huruf
untuk mengingat apa yang didengarnya. Misalnya:
Anak usia TK menulis kata ‚gajah‛ dengan huruf
‚GJH‛, sesungguhnya telah berfikir hati-hati mengenai
hal ini.
d. Mendorong perkembangan membaca. Biarkan anak membaca kata-kata dan tawarkan bantuan
hanya jika ia membutuhkannya.
Kemampuan menulis anak-anak mengikuti urutan
perkembangan, kemampuan itu muncul dari coret-coretan
sebelumnya dan pertama-tama tersebar dengan acak di
seluruh halaman buku. Karakteristik ini mencerminkan
pemahaman yang tidak lengkap tentang batas-batas kata
dan juga ketidakmampuan menciptakan satu baris dalam
pikiran untuk menempatkan huruf-huruf. Anak-anak
menemukan ejaan dengan cara melakukan penilaian
tentang bunyi dan dengan menghubungkan bunyi yang
mereka dengar dengan huruf yang mereka kenal.
Menurut Papalia & Olds, Morrrow dalam Jamaris31,
menguraikan perkembangan kemampuan bahasa lisan anak
sebagai berikut:
Pada Usia 4-5 tahun kemampuan anak dalam
berbicara hampir sama dengan kemampuan orang 31 Martini Jamaris, Kesulitan Belajar Perspektif, Asesessmen dan
Penanggulangannya. (Jakarta: Yayasan Penamas Murni, 2009), h. 54.
26
dewasa. Pada masa ini anak telah menguasai sedikitnya
2.500. kosa kata dan menggunakan secara aktif dalam
berkomunikasi dengan orang orang disekitarnya.
Kemampuan anak dalam menerapkan elemen-elemen
bahasa semakin baik. Anak sudah memahami bahwa
dengan bahasa, bukan hanya sekedar bahasa, tetapi,
mengandung makna yang sangat luas, dengan
menggunakan bahasa, ia akan dapat menyatakan
keinginannya, penolakannya, kekagumannya, membuka
kesempatan untuk berteman, belajar dll. Kreativitas anak
dalam berbahasa makin berkembang, ia sudah dapat
berpuisi, bercerita dan menghindarkan rasa malu, rasa
salah dan memiliki istilah untuk situasi-situasi tertentu.
Anak menggunakan bahasa untuk mengontrol situasi,
dengan demikian kemampuan bahasa yang digunakan
untuk berimajoinasi, bergerak ke bidang nyata untuk
memecahkan masalah.
Menurut Siti Aisyah32 pengembangan kemampuan
berbahasa di Taman Kanak-kanak abisa dilaksanakan
dengan berbagai cara antara lain adalah:
. . . mengenalkan jenis kata melalui kartu,
menghubungkan gambar dengan tulisan, mengenalkan
huruf dan suaranya, mengenalkan huruf besar dan huruf
kecil selalu bersamaan, menyusun kata dengan diberi suku
kata awalnya, mengenalkan adanya simbol bahasa untuk
nama-nama anak dan benda, bermain kata-kata dengan
mengingat kata-kata yang telah diketahui. Menyatakan
pendapat, mendengarkan cerita dan meminta
mengunkapkan kembali, mengenalkan kalimat perintah 32
Richard Gross, Psychology The Science of Mind and Behavior (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 370. 32 Siti Aisyah, Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 641.
27
dengan meminta melaksanakan perintah, menggunakan
kalimat tanya menggunakan tanda tanya, bermain
menirukan suara. Mengenalkan lawan dan pasangan kata.
Berdasarkan uraian di atas, perkembangan bahasa
bagi anak usia dini, apat ditingkatkan agar pengembangan
berbahasa mampu mengunkapkan pikiran melalui bahasa
yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara
efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa
dengan baik dan benar.
3. Perkembangan Aspek Sosial-emosi
Perkembangan sosial mengikuti sebuah pola, yaitu
urutan perilaku sosial, oleh karena itu dapat diramalkan
perilaku sosial anak yang normal pada usia tertentu. Pada
usia dini anak belajar menyesuaikan diri dengan teman
kelompok sebaya dan mengembangkan pola prilaku yang
sesuai dengan harapan sosial kelompoknya. Oleh karena itu
pendidikan anak usia dini dapat memberikan pengalaman
sosial dan emosi dibawah bimbingan guru yang terlatih,
yang dapat membantu meningkatkan perkembangan
hubungan sosial-emosi yang menyenangkan.
Anak yang berusia 4 sampai 8 tahun adalah fase
hubungan pribadi dengan lingkungan sosial, oleh karena
itu pada usia ini perlu dikembangkan rasa sosial anak.33
Perkembangan aspek sosial merupakan memperoleh
kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan
sosial dan mampu bersosialisasi dengan memerlukan tiga
proses sebagai berikut:dengan baik, anak-anak harus
menyukai orang dan aktivitas sosial, jika mereka berhasil
melakukan mereka akan dapat menyesuaikan diri dengan
baik dan akan diterima sebagai anggota kelompok.
33 Soegeng Santoso, Problematika Pendidikan dan Cara Pemecahannya, (Jakarta: Kreasi Pena Gading, 2000), h. 27.
28
Untuk memahami perkembangan sosial anak perlu
dipahami teori-teori perkembangan seperti teori Erikson
karena pada anak-anak usia dini perkembangan sosial
tumbuh secara pesat. 34 Berikut inidapat kita lihat tahap
perkembangan sosial berdasarkan teori Erikson:
Tabel 2. 2
Perkembangan Sosial Erik H Erikson35
Tahap Perkiraan Krisis Hubungan Penekanan
Usia Psikososial Penting Psikososial
I Lahir Kepercayaan vs. Orang yang Memperoleh
hingga 18 Ketidakpercayaan bergantung Memberi
bulan
pada ibu
sebagai
balasan
II 18 bulan Otonomi vs. Orang yang Berpegang
hingga 3 keraguan bergantung Membiarkan
tahun pada orangtua
pergi
III 3 hingga 6 Inisiatif vs. Rasa Keluarga dasar Membuat
tahun bersalah (mengajar)
IV 6 hingga 12 Kerajinan vs. Tetangga, Menyerupai
tahun inferioritas sekolah (=bermain)
V 12 hingga 18 Identitas vs. Kelompok Membuat
tahun keterasingan sebaya dan sesuatu
teladan Menyatukan
kepemimpinan segala
sesuatu
34 Eva L Essa. Introduction Early Childhood Education ( Australia: Thomson Delman Learning. 2002) h. 356.
35 Robert E Slavin, op. cit., h. 65.
29
VI Dewasa Keintiman vs. Mitra dalam Menjadi diri
awal keterasingan persahabatan, sendiri (atau
seks, tidak
persaingan, menjadi
kerja sama seseorang)
Membagikan
diri sendiri
VII Dewasa Daya regenerasi Pembagian Memberi
Pertengahan vs. Peyerapan diri kerja dan perhatian
rumah tangga
bersama
VIII Dewasa Integritas vs. Umat Menjadi
Akhir keputusasaan manusia, jenis seseorang
saya melalui
masa lalu
Dari delapan tahap perkembangan Erik H Erikson,
anak usia dini berada pada tahap III, tahap inisiatif versus
rasa bersalah, anak-anak merasa lebih yakin bahwa mereka
adalah diri mereka sendiri, selama masa kanak-kanak awal
menurut Erik H Erikson 36 anak menunjukan perilaku
sebagai berikut:
Mereka mulai menemukan pribadi yang diinginkan.
Secara intensif mereka: mengidentifikasikan kepada
orangtuanya, yang hampir selalu kelihatan kuat dan cantik,
meskipun sering tidak masuk akal, tidak sependapat,
kadangkala membahayakan. Selama masa kanak-kanak
36 John W. Santrock, Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 278.
30
awal anak-anak menggunakan keterampilan perseptual,
motorik, kognitif, dan bahasa untuk melakukan sesuatu.
Mereka memiliki kelebihan energi yang memungkinkan
mereka melupakan kegagalan-kegagalannya dengan cepat
dan mendekati area-area baru yang yang terlihat
menarik,bahkan meskipun area-area itu terlihat berbahaya,
tampa kekurangan energi dan rasa keterarahan yang
meningkat. Pada tahap ini dengan inisiatifnya sendiri, anak-
anak dengan gembira bergerak menuju dunia sosial yang
lebih luas. Inisiatif dan antusias mereka tidak hanya
memberi reward, namun juga rasa bersalah yang dapat
menurunkan penghargaan diri.
Pada fase Inisiatif ini merupakan kemampuan untuk
merencanakan dan melaksanakan tindakan dengan
kepercayaan diri dan kemandirian yang penuh. Oleh sebab
itu, walaupun anak melakukan kesalahan dan mengalami
kegagalan anak akan mencoba kegiatan yang
diinginkannya sampai anak berhasil melaksanakan
keinginannya. Rasa bersalah yang merupakan kondisi
perasaan anak terhadap perilakunya yang salah atau yang
tidak sesuai.
Kemampuan berkembang dengan pesat melalui
berbagai kegiatan bermain yang dilakukan anak. Melalui
kegiatan bermain anak melakukan berbagai petualangan
dan percobaan yang menyenangkannya. Oleh sebab itu,
peran orangtua adalah menyediakan lingkungan yang
dapat mendorong perkembangan inisiatif anak secara
optimal. Disamping itu, orangtua perlu menghindarkan
anak dari berbagai bahaya yang akan mengancamanak
melalui berbagai kegiatan bermain yang dilakukannya. 37 37
Martini Jamaris, op. cit., h. 43.
31
Sementara menurut George S. Morison38, perkembangan
sosial dan emosi murid taman kanak-kanak sebagai berikut:
Murid TK usia lima sampai enam tahun berada
dalam tahap kerja keras lawan rendah diri dalam
perkembangan sosial dan emosi menurut Erikson. Pada
tahap ini murid TK terus belajar untuk mengatur emosi dan
interaksi sosial mereka.
Beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk
meningkatkan perkembangan sosial dan emosi positif
murid TK adalah:
• Berikan kesempatan bagi anak untuk ikut serta secara
fisik dan mental dalam aktivitas yang mencakup
pemecahan masalah dan aktivitas sosial dengan orang
lain. • Ajarkan dan contohkan cara berteman dan menjaga
pertemanan. • Contohkan emosi sosial dan emosi yang positif. Bacakan
cerita dan bahas perasaan=perasaan seperti marah,
bahagia, bersalah, dan bangga. • Berikan kesempatan pada anak untuk menjadi
pemimpin dalam proyek dan aktivitas. • Beritahukan harapan Anda tentang sikap yang baik dan
bahas dengan murid-murid Anda.
Perilaku sosial dapat terbentuk melalui kondisi-kondisi
yang meliputi: tindakan, perasaan, kepercayaan, ingatan
dan penarikan kesimpulan tentang orang lain.
Perilaku sosial seseorang dapat dihubungkan dengan
perilaku bermain. Ada lima katagori yang harus
diperhatikan dalam perilaku tersebut:
1. Inisiatif terdiri dari mengenalkan dirinya sendiri,
memulai pembicaraan, melakukan kegiatan bersama.
38 George S. Morison, Dasar-Dasar Pendidikan Anak usia Dini (PAUD), ( Jakarta: Indeks, 2012), h. 254.
32
2. Bersikap menyenangkan, menjadi orang yang
menyenangkan, ramah dan penuh perhatian. 3. Perilaku prososial meliputi kejujuran dan sifat dapat
dipercaya, bermurah hati, berbagai rasa dan dapat
diajak kerja sama. 4. Menghargai diri sendiri dan orang lain terdiri dari
menghargai orang lain dan memilki kebiasaan yang
baik,memilki sikap dan kepribadian positif, menjadi diri
sendiri. 5. Memberi dukungan sosial.
Menurut Yuliani Nurani Sujiono39 Perkembangan
sosial anak usia lima sampai enam tahun adalah sebagai
berikut:
• Menyatakan gagasan yang kaku terhadap jenis
kelamin. • Memiliki teman baik, meskipun untuk jangka waktu
yang pendek. • Sering bertengkar, tetapi dalam jangka waktu yang
singkat. • Dapat berbagi dan mengambil giliran.
• Ikut ambil bagian dalam setiap kegiatan pengalaman di
sekolah. • Mempertimbangkan setiap guru merupakan hal yang
sangat penting. • Ingin menjadi yang nomor satu. • Menjadi lebih posesif terhadap barang-barang
kepunyaannya.
Peran pendidik dalam membantu kemampuan
perkembangan sosialnya antara lain: Menyediakan
kesempatan bagi anak untuk berinteraksi dengan orang 39
Yuliani Nurani Sujiono. op. cit., h. 66.
33
lain, mendukung interaksi dengan kelompok sebaya serta
dengan orang dewasa, mengenali dan memahami pola-pola
interaksi dianntara anak-anak, dan menyediakan metode
perilaku prososial atau menolong orang lain dengan
sukarela serta sebagai guru dan orang tua membantu anak
mengenali dan menghargai emosi anak.
Untuk memahami perkembangan sosial anak perlu
dipahami teori-teori perkembangan seperti teori Erikson,
karena pada anak-anak usia dini perkembangan sosial
tumbuh secara pesat. Perilaku dalam situasi sosial
merupakan dasar perilaku sosial yang diletakkan pada
masa bayi, yang mulai dibina sampai manusia tumbuh
berkembang pada periode berikutnya.
Untuk perkembangan sosial anak berikutnya sangat
berpengaruh pada hubungan yang tercipta dengan orang
lain, pola perilaku pada situasi sosial pada masa anak-anak
awal dapat dilihat dalam bentuk: kerja sama, persaingan,
kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati,
empaty, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak
mementingkan diri sendiri, dan meniru serta perilaku
kelekatan.
Emosi merupakan perasaan atau sikap yang
melibatkan paduan dari gerakan fisiologis (misalnya detak
jantung cepat) dan perilaku membuka (misalnya senyum,
menyeringai). Apabila kita menyebut emosi anak, beberapa
perasaan dramatik yang diingat seperti takut, senang luar
biasa.40
Berdasarkan hasil survey terhadap orang tua dan
guru menunjukkan adanya kecendrungan yang sama di
seluruh dunia yaitu generasi sekarang lebih banyak
memiliki kesulitan emosi dari generasi sebelumnya.
40
Kasina Ahmad. Perlindungan dan Pengasuhan Anak Usia Dini ( Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional. 2005), h. 65.
34
Generasi sekarang lebih kesepian dan pemurung, lebih
beringasan, kurang memiliki sopan santun, mudah cemas,
gugup dan lebih impulsif. Pengembangan aspek emosi
semakin perlu dipahami, dimilki dan diperhatikan
mengingat kondisi kehidupan saat ini semakin kompleks
dan memberikan dampak yang sangat buruk terhadap
perkembangan sosio-emosi anak. Anak perlu dibekali
keterampilan emosi dan sosial yaitu suatu kemampuan
mengenali, mengolah dan mengontrol emosi sehingga
dapat merespon dengan baik setiap kondisi yang
merangsang munculnya emosi-emosi tersebut.41
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah
ada pada anak semenjak lahir, begiti pentingnya peran
emosi dalam kehidupan anak, sehingga emosi
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak 42 ,
seperti:
a. Emosi menambah rasa nikmat bagi pengalaman
sehari-hari b. Emosi menyiapkan tubuh untuk melakukan
tindakan c. Ketegangan emosi mengganggu keterampilan
motorik d. Emosi merupakan suatu bentuk komunikasi
e. Emosi mempengaruhi aktivitas mental
f. Emosi merupakan sumber penilaian diri dan sosial
g. Emosi mewarnai pandangan anak terhadap
kehidupan h. Emosi mempengaruhi interaksi sosial
i. Emosi memperlihatkan kesannya paada ekspresi
wajah j. Emosi mempengaruhi suasana psikoogis
41 Ali Nugraha, Yeni Rachmawati. Metode Pengembangan Sosial Emosional (Universitas Terbuka: 2005), h. 513.
42 Elizabet B Hurlock, op. cit., h. 211.
35
k. Reaksi emosional, apabila diulang-ulang akan
berkembang menjadi kebiasaan
Emosi sangat dipengaruhi oleh peran pematangan,
dan peran belajar, kedua faktor ini sama sama
mempengaruhi emosi, tetapi faktor belajar lebih penting
dikarenakan faktor belajar bisa dikendalikan, berikut ini
ada metode belajar yang menunjang perkembangan emosi
sebagai berikut:
a. Belajar secara coba dan ralat
b. Belajar dengan cara meniru
c. Belajar dengan cara menyamakan diri
d. Relajar melalui pekondisian
e. Pelatihan
Pola emosi pada anak, emosi setiap anak sangatlah
berbeda- beda, apalagi bila dibedakan dengan anak yang
lebih tua atau dengan orang dewasa, sebenarnya tidak logis
jika kita menuntut agar semua anak pada usia tetentu
mempunyai pola emosi yang sama. Perbedaan individu
tidak dapat dielakkan karena adanya perbedaan taraf
pematangan dan kesempatan belajar, adapun bentuk-
bentuk emosi anak sebagai berikut: rasa takut, canggung,
khawatir, cemas, marah dan cemburu serta rasa duka cita.
Sedangkan menurut Yuliani Nurani Sujiono 43 ,
bahwa perkembangan emosi anak yang berusia lima tahun
sampai enam tahun sebagai berikut:
• Dapat menyatakan perasaan.
• Dapat mengendalikan sgresi dengan lebih baik.
• Menyatakan perhatian yang lebih sedikit ketika
terpisah dari teman. • Meyatakan selera humor didalam lelucon, kata-kata
omong kosong.
43 Yuliani Nurani Sujiono, op. cit., h. 66.
36
• Belajar mengenai hal-hal yang benar dari hal-hal
yang salah. • Mulai dapat menyatakan perasaan.
4. Perkembangan Aspek Kognitif
Menurut Piaget seperti yang dikutip Jamaris 44 ,
pengertian dari perkembangan kognitif adalah:
Perkembangan kognitif adalah proses yang terjadi
secara internal didalam otak pada waktu manusia
sedang berfikir. Kemampuan kognitif berkembang
secara bertahap dan sejalan dengan perkembangan
fisik dan dan perkembangan saraf-saraf yang berada di
dalam susunan saraf pusat atau otak. Teori utama yang
menjelaskan perkembangan kognitif adalah teori yang
di susun dan dikembangkan oleh Jean Piaget.
Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi 4
tahap45, yaitu:
a. Sensorimotor, b. Praoperational, c. Konkrit Operasional,
d. Formal Operasional. Anak usia dini berada pada tahap
praoperasional, dalam tahap ini anak melakukan aktivitas
tidak hanya berdasarkan stimulus dari luar tetapi anak
sudah mampu melakukan aktivitas berdasarkan motivasi
dari dalam. Anak mampu menirukan tingkah laku orang
lain.
Pada masa ini, rasa ingin tahu anak terhadap sesuatu
sangat besar dan anak sering mengajukan berbagai
pertanyaan seperti: apa, mengapa, bagaimana, dimana,
kapan, untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Selanjutnya
kemampuan anak untuk mengetahui alasan-alasan logis
yang primitif seperti: mengapa kucing bisa berlaricepat atau 44 Martini Jamaris, op. cit., h. 32.
45 Jeffrey Trawick. Early Childhood Development, A Multicultural Perspective (New Jersey: Merill Prentice Hall. 2003), h. 50.
37
mengapa adik bisa lahir?. Piaget menyebut fase ini fase
berfikir secara intuitif artinya anak memiliki berbagai
pengetahuan akan tetapi tidak tahu bagaimana ia
mengetahui hal tersebut46. Untuk jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2. 3
Tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap Perkiraan Usia Pencapaian Utama
Sensorimotor Lahir hingga 2 Pembentukan konsep
tahun ‚ketetapan objek‛ dan
kemajuan bertahap dari
perilaku refleksi ke
perilaku yang diarahkan
tujuan.
Praoperasional 2 hingga 7 Perkembangan
tahun kemampuan
menggunakan simbol-
simbol untuk
melambangkan objek di
dunia ini. Pemikiran
tetap egosentris dan
terpusat.
Operasional 7 tahun hingga Perbaikan kemampuan
Kongret 11 berfikir logis.
Kemampuan-
kemampuan baru
meliputipenggunaan
operasi yang dapat
dibalik. Pemikiran tidak
terpusat, dan pemecahan
46
Martini Jamaris, op. cit., h. 38.
38
masalah kurang dibatasi
oleh egosentrisme.
Pemikiran abstrak tidak
mungkin
Operasional 11 tahun Pemikiran abstrak
Formal hingga semata=mata simbolik
dewasa
dimungkinkan. Masalah
dapat dipecahkan
melalui penggunaan
eksperimenasi
sistematik47
Menurut Vigotsky dalam Juanita V Copley, agar
kognitif anak bisa berkembang di dalam proses pembelajaran
anak harus di hadapkan pada perspektif kontekstual sehingga
anak akan lebih mudah dalam memahami sesuatu.48
Pengembangan kognitif ini dapat dilakukan oleh
orangtua atau guru, menurut Yuliani Nurani Sujiono dan
Bambang Sujiono49, pengembangan kognitif dapat dilakukan
dengan bermain seperti yang dikemukakan oleh: Catron dan
Allen dalam Yuliani50, sebagai berikut berikut:
Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak secara aktif
terlibat dalam lingkungan, untuk bermain dan bekerja
dalam menghasilkan suatu karya. Selama bermain anak
menerima pengalaman baru, memanipulasi bahan dan
alat, berinteraksi dengan orang lain, serta mulai
merasakan dunia mereka. Bermain menyediakan
47 Robert E. Slavin, op. cit., h. 46.
48 Juanita V copley. Mathematic In The Early Years (Texas: Library of Congress cataloging in Publication Data. 1999) h.13
49 Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak (Jakarta: PT Indeks, 2010), h. 23.
50 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: PT Indeks, 2009). h. 63.
39
kerangka kerja untuk anak mengembangkan
pemahaman tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan
lingkungan. Bermain adalah awalan dari semua fungsi
kognitif selanjutnya, oleh karenanya bermain sangat
diperlukan dalam kehidupan anak-anak.
Perkembangan kognitif yang terjadi pada usia lima
tahun sampai enam tahun menurut Yuliani Nurani
Sujiono51 sebagai berikut:
• Menujukkan perhatian pada masa pertumbuhan.
• Dapat mengurutkan objek dalam urutan yang tepat.
• Dapat menggolongkan objek. • Melakukan berbagai hal dengan sengaja, lebih sedikit
menuruti kata hati. • Seringkali kesulitan dalam membedakan antara
khayalan dan kenyataan. • Mulai menggunakan bahasa dengan agresif, terutama
dalam penggolongan. • Mulai menyadari tentang kesadaran mengenai
gambaran dan kata-kata yang dapat menghadirkan
benda nyata. • Menjadi tertarik dalam jumlah dan menulis huruf.
• Mengetahui warna.
• Tidak dengan secara spontan menggunakan latihan
didalam tugas memori. • Dapat melakukan sampai dengan tiga perintah
sekaligus. • Beberapa anak-anak mulai menggunakan angka,
jumlah, panjang
Menurut Teori of Mind, Gelman menyatakan bahwa
anak-anak kecil sekalipun memiliki rasa ingin tahu mengenai
hakekat dari pikiran manusia, selanjutnya Harris,
51 Ibid, h. 67.
40
mengungkapkan bahwa anak kecil sebagai pemikir yang
mencoba untuk menjelaskan, memprediksikan dan memahami
pikiran, perasaan serta perasaan orang lain.52
Menurut Flavel, anak-anak usia 5 sampai 7 tahun
memiliki apresiasi yang mendalam terhadap pikiran dan tidak
sekedar memahami kondisi mental. Pada masa kanak kanak
pertengahan dan akhir anak anak memandang pikiran sebagai
konstruktor pengetahuan atau pusat pemrosesan aktif.53
5. Perkembangan Aspek Moral
Perkembangan moral anak selalu berkaitan dengan
proses belajar, konsekuensinya kualitas hasil perkembangan
moral sangat tergantung pada anak tersebut baik di
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Anak-anak usia prasekolah atau pelajar Sekolah Dasar
(4-7 tahun) menurut Kohlberg berada pada tingatan moral
yang pertama yaitu tingkat prakonvensional (preconventions)
adalah level terbawah dari perkembangan moral dalam teori
Kohlberg. Pada level ini anak tidak menunjukkan internalisasi
dari nilai-nilai moral. Penilaian moral dikontrol oleh
hukuman dan ganjaran eksternal.54
52 John W Santrock. Life Span Development (Jakarta: Erlangga.2011), h.259.
53 Ibid., h. 261.
54 John W Santrock.Psikologi Pendidikan Terjemahan Tri Wibowo (Jakarta:Kencana 2008), h.119.
41
Berikut ini akan dipaparkan tahap perkembangan moral
Kohlberg sebagai berikut:
Tabel 2. 4
Tahap-Tahap Penalaran Moral Kohlberg55
I.Tingkat II.Tingkat III.Tingkat
Prakonvensional Konvensional Pascakonvensional
Aturan diletakkan Individu Orang
oleh orang lain. menganut aturan mendefinisikan
Tahap.I: Orientasi dan kadang- nilai-nilainya sendiri
Hukuman dan kadang akan dari sudut prinsip-
Ketaatan. menomor prinsip etika yang
Konsekuensi fisik duakan telah mereka pilih
tindakan kebutuhan untuk diikuti.
menentukan sendiri Tahap 5: orientasi
kebaikan dan dibelakang “Kontrak Sosial‛.
kebururukan. kebutuhan Apa yang benar
Tahap 2: Orientasi kelompok. ditentukan dari
Relativis Harapan sudut hak-hak
Instrumental. Apa keluarga, individu umum dan
yang benar adalah kelompok, atau dari sudut standar
apa saja yang bangsa yang telah
menmuaskan dipandang disepakati oleh
kebutuhan diri bernilai pada seluruh masyarakat.
sendiri dan kadang- dirinya, tanpa Berbeda dari tahap
kadang kebutuhan peduli 4, undang-undang
orang-orang lain. konsekuensinya tidak ‚beku‛. Hal
Unsur-unsur yang langsung itu dapat diubah
keadilan dan dan tampak jelas. demi kebaikan
ketimbal balikan Tahap 3 : masyarakat.
ada, tetapi Orientasi “Anak Tahap 6: orientasi
kebanyakan Baik”. Perilaku prinsip etika
ditafsirkan dalam yang baik adalah universal. Apa yang
55
Robert E. Slavin, op. cit., h. 73.
42
bentuk ‚Anda apa saja benar ditentukan
menggaruk menyenangkan, oleh keputusan
punggung saya, membantu suara hati menurut
saya akan orang-orang lain priinsip prinsip
menggaruk dan disetujui etika yang dipilih
punggungmu‛ oleh mereka. pribadi. Prinsip-
Seseorang prinsip ini adalah
mempeproleh abstrak dan etis
persetujuan (seperti kaidah),
dengan bersikap bukan ketentuan
‚manis‛. moral spesifik
Tahap 4: (seperti sepuluh
orientasi perintah Allah).
“hukuman dan
keteraturan”.
Benar berarti
melakukan
kewajiban,
dengan
memperlihatkan
sikap hormat
kepada orang
yang berwenang,
dan
mempertahankan
tatanan sosial
tertentu pada
dirinya.
Piaget berpendapat bahwa perkembangan moral
berlangsung dalam tahap-tahap yang dapat diprediksi,
penalaran moral yang sangat egosentris ke tipe penalaran
moral yang didasarkan pada sistem keadilan berdasarkan
43
kerja sama dan ketimbalbalikan, tahap-tahapnya sebagai
berikut:
Tabel 2. 5
Tahap Perkembangan Moral Piaget56
Moralitas Heteronom Moralitas Otonom (Lebih
(Lebih Muda) Tua)
Didasarkan pada hubungan Didasarkan pada hubungan
paksaan; misalnya, kerja sama dan pengakuan
penerimaan lengkap oloeh bersama terhadap kesetaraan
anak terhadap ketentuan di antara individu-individu
orang dewasa. yang otonom, sebagaimana
dalam hubungan antara orang-
orang yang sejajar.
Terjamin dalam sikap Tercermin dalam sikap moral
realisme moral: Aturan rasional: aturan dilihat sebagai
dipandang sebagai ktentuan produk kesepakatan bersama,
yang tidak fleksibal, asal terbuka pada negosiasi ulang,
dan wewenangnya dari diterima sah oleh penerimaan
luar, tidak terbuka pada pribadi dan persetujuan
negosiasi; dan benar hanya bersama dan benar berarti
berarti ketaatan harafiah bertindak sesuai dengan
terhadap orang dewasa dan ketentuan kerja sama dan
aturan. sikap saling menghormati.
Kejahatan dilihat dari segi Kejahatan dipandang sebagai
bentuk dan konsekkuensi sesuatu yang terkait dengan
tindakan yang objektif; maksud pelakunya; keadilan
keadilan disamakan dengan didefinisikan sebagai
isi keputusan orang dewasa; perlakuan yang sama
hukuman sewenang- mempertimbangkan
wenang dan kejam dilihat kebutuhan individu; keadilan
56
Robert E. Slavin, op. cit., h. 71.
44
sebagai sesuatu yang adil. hukuman didefinisikan
olehkepantasannya pada
pelanggaran.
Hukuman dilihat sebagai Hukuman dilihat sebagai
konsekwensi otomatis sesuatu yang dipengaruhi
pelanggaran, dan keadilan maksud manusia.
dilihat sebagai sesuatu yang
melekat.
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa:
Piaget menamai tahap pertama perkembangan moral
sebagai moralitas heteronom; hal itu juga disebut tahap
‚realisme moral‛atau ‘moralitas paksaan.’’ Heteronom berarti
tunduk pada aturan yang diberikan oleh orang-orang lain.
Selama periode ini, anak-anak yang masih muda terus menerus
dihadapkan dengan orang tua dan orang-orang dewasa yang
memberitahukan kepada mereka apa yang harus dilakukan
dan apa yang tidak boleh dilakukan. Pelanggaran aturan
diyakini membawa hukuman otomatis. Keadilan dilihat
sebagai sesuatu yang otomatis dan orang-orang yang jahat
pada akhirnya akan di hukum.57
Dalam mengembangkan teori tentang moral ini Piaget
mengembangkan berdasarkan observasi dan mewawancarai
anak usia empat sampai 12 tahun. Dia mengamati anak-anak
dalam bermain, marbel, berusaha mempelajari bagaimana
mereka menggunakan dan memikirkan aturan permainan. Dan
juga bertanya kepada anak tentang aturan etika, memberi
mereka kuis tentang pencurian, kebohongan, dan keadilan.
Dari sini dia menyusun teori tahap perkembangan moral.58 57 Robert E. Slavin, op. cit., h. 70.
58 John W. Santrock, op. cit., h. 117.
45
Perkembangan moral dapat terjadi dengan
melaksanakan pendidikan moral melalui: perspektif keadilan,
perspektif perhatian, kurikulum tersembunyi, pendidikan
karakter, klarifikasi nilai-nilai, dan pendidikan moral kognitif,
serta pembelajaran pelayanan, untuk lebih jelasnya dapat
dijelaskan sebagai berikut: Menurut Damon dalam Santrock59,
perkembangan moral sebagai berikut:
Perkembangan moral berkaitan dengan aturan dan konvensi
tentang interaksi yang adil antar orang. Aturan ini bisa dikaji
dalam tiga domain: kognitif, behavior, dan emosional. Dalam
domain kognitif, isu kuncinya adalah bagaimana murid
bernalar atau memikirkan aturan untuk perilaku etis. Dalam
domain behavioral, fokusnya adalah pada bagaimana murid
berperilaku secara aktual, bukan pada moralitas dari
pemikirannya. Dalam domain emosional, penekanannya
adalah pada bagaimana murid merasakan secara moral.
Misalnya, apakah mereka perasaan bersalah yang kuat dipakai
untuk menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang
tidak bermoral?. Apakah mereka menunjukkan empati kepada
orang lain?.
Menurut John Dewey dalam Santrock 60 , pendidikan
moral dapat dilaksanakan dengan kurikulum tersembunyi
sebagai berikut:
Ketika sekolah tidak memberikan pelajaran khusus untuk
pendidikan moral, sekolah memberikan pendidikan moral
melalui “kurikulum tersembunyi.” Kurikulum tersembunyi
diberikan melalui atmosfer moral yang menjadi bagian dari
setiap sekolah. Atmosfer atau suasana moral ini diciptakan
oleh aturan sekolah dan aturan kelas, orientasi moral dari
gurudan administrator sekolah, dan teks materi pelajaran.
59 Ibid., h. 116.
60 Ibid., h. 121.
46
Guru bertindak sebagai model perilaku etis dan tak etis.
Aturan kelas dan hubungan kawan sebayadi sekolah berfungsi
sebagai alat penyebar sikap terhadap penipuan, bohong,
pencurian, dan sebagainya. Melalui aturan dan regulasi,
administrasi sekolah memasukkan sistem nilai ke sekolah.
Menurut Nucci dalam Santrock61, pendidikan karakter
dapat mendidik moral anak sebagai berikut:
Pendidikan karakter adalah pendekatan langsung pada
pendidikan moral, yakni mengajari murid dengan
pengetahuan moral dasar untuk mencegah mereka melakukan
tindakan tak bermoral dan membahayakan orang lain dan
dirinya sendiri. Argumennya adalah bahwa perilaku seperti
berbohong , mencuri, dan menipu adalah keliru dan murid
harus diajari soal ini melalui pendidikan mereka.
Menurut Bennett dalam Santrock62, setiap sekolah harus
mempunyai aturan moral yang jelas yang dikomunikasikan
dengan jelas kepada murid. Setiap pelanggaran akan diberi
sanksi.
Aturan yang di berikan pada siswa, sebaliknya di
pahami oleh anak dan guru setiap poin, kemudian ada saksi
yang diberikan kalau di langgar. Misalnya, masuk ke dalam
kelas harus mengetuk pintu dan memberikan salam, kalau me
langgar, harus keluar kembali, lalu mengikuti aturan
‚mengetuk dan memmeri salam, sehingga benar-benar ada
pembelajaran di sekolah, dikaitkan dengan disiplin. 61 Ibid., h. 121.
62 Ibid, h. 121
47
BAB III
ANAK USIA DINI
Menurut Berk dalam Sujiono63, anak usia dini adalah
sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun.
Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam
berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam
rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran
sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus
memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan
perkembangan anak.
Berdasarkan undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional berkaitan dengan
Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang
berbunyi ‚Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi
anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan
merupakan persyaratan untuk mengikuti pendidikan dasar.
Anak Taman Kanak-Kanak termasuk anak usia dini
yang berusia empat sampai enam tahun merupakan masa peka
yang penting bagi anak untuk mendapatkan pendidikan.
Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan, termasuk
stimulus yang diberikan oleh orang dewasa, akan
mempengaruhi kehidupan anak di masa yang akan datang.
Oleh karena itu diperlukan upaya yang mampu memfasilitasi
anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan
pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan
dan minat anak. Hal ini dikuatkan dengan peraturan dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa 63 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: PT Indeks, 2009), h.6.
48
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak semenjak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.64
Selanjutnya menurut Trianto65, hakikat pendidikan anak usia
dini adalah sebagai berikut:
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan
mendasar di sepanjang rentang pertumbuhan dan
perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai
oleh berbagai periode penting yang fundamen dalam
kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir
perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi penciri
masa usia dini adalah the golden ages atau periode keemasan
keemasan. Banyak konsep dan fakta yang ditemukan
memberikan penjelasan periode keemasan pada masa usia
dini, dimana semua potensi anak berkembang paling cepat.
Beberapa konsep yang disandingkan untuk masa anak usia
dini adalah masa eksplorasi, masa identifikasi/imitasi, masa
peka, masa bermain
A. CARA BELAJAR ANAK USIA DINI
Bermain adalah suatu kegiatan atau tingkah laku yang
dilakukan anak secara sendirian atau berkelompok dengan
menggunakan alat atau tidak untuk mencapai tujuan tertentu.
Jadi, bermain ada yang dapat dilakukan secara sendiri dan ada
64
Undang -Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, ayat 14. 65 Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas awal SD/MI (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h. 6.
49
pula yang dapat dilakukan secara berkelompok sesuai
kecepatannya sendiri maka ia melatih kemampuannya.66
Bagi anak bermain adalah suatu kegiatan yang serius
tapi mengasyikkan, melalui aktivitas bermain berbagai tujuan
dapat terwujud, karena bermain adalah salah satu alat utama
yang menjadi latihan untuk pertumbuhan dan
perkembangannya, dan setiap kegiatan yang dilakukan
menimbulkan kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil
akhir, serta bermain dilakukan secara sukarela dan tidak ada
paksaan atau tekanan dari luar, bermain dapat dilakukan
dengan atau tanpa menggunakan alat yang menghasilkan
pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan
maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Seperti
pendapat Wolfgang dalam Sujiono 67 , metoda bermain
memberikan kebebasan pada anak -anak untuk berbuat sesuatu
keinginan sehingga dari perilaku anak tersebutlah akan lahir
kurikulum secara alamiah. Contoh perilaku tersebut adalah
saat anak bermain baju-bajuan, membangun balok, melukis,
kegiatan serupa lainnya.
Bermain terdiri dari beberapa jenis, yaitu bermain
bebas, bermam dengan bimbingan, dan bermain dengan
arahan. Ada juga pembagian bermain ditinjau dari jumlah yang
terlibat. Ada jenis yang bermain sendiri, berdua atau beramain.
Bentuk-bentuk bermain tersebut dapat diterapkan dalam
pendidikan termasuk kegiatan pendidikan di TK sebagai
kegiatan belajar, bermain terdiri atas tanggapan yang
terpenting sekedar untuk kesenangan fungsional. kegiatan
yang tidak mempunyai peraturan lain kcecuali yang ditetapkan
pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan
dalam realitas luar. Sementara menurut kesibukan yang dipilih
sendiri tanpa tujuan.
66 Conny R Semiawan. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar (Jakarta: PT Indeks 2008) h.20
67 Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono. op.cit., h. 73.
50
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan
berulang-ualang demi kesenangan. Jadi apapun kegiatannya,
apabila dilakukan dengan senang bisa dikatakan bermain.
Bermain dalam hal ini adalah satu kegiatan yang dilakukan
anak sendirian atau berkelompok, menggunakan alat atau
tidak, dengan rasa gembira. Bermain merupakan suatu
kegiatan yang sangat disenangi anak. Pada berbagai situasi dan
tempat selalu saja anak menyempatkan untuk
menggunakannya sebagai arena bermain dan permainan.
Kegiatan belajar di TK lebih banyak dilakukan dengan
bermain. Pada dasarnya, situasi TK di desain sebagai arena
bermain, yangi dapat dilihat dari penataan benda-benda yang
ada, warna, gambar dan peralatannya. Bermain diartikan oleh
banyak ahli dengan berbagai cara. Anak mempunyai energi
berlebih karena terbebas dari segala macam tekanan, baik
tekanan ekonomis maupun sosial, sehingga mengungkapkan
energinya dalam bermain. Menurut Yuliani, melalui bermain
dapat:68
a. Melalui kegiatan bermain, seorang anak menyiapkan
diri untuk hidupnya kelak jika telah dewasa. Misalnya,
dengan bermain peran serta tidak sadar ia menyiapkan
diri untuk peran pekerjaannya di masa depan. b. Melalui bermain anak melewati tahap-tahap
perkembangan yang sama dari perkembangan sejarah
umat manusia. Kegiatan-kegiatan seperti lari,
melempar, memanjat, dan melompat merupakan bagian
dari kehidupan sehari-hari dari generasi ke generasi. c. Anak bermain (berekreasi) untuk memebangun kembali
energi yang telah hilang. Bermain merupakan medium
untuk menyegarkan badan kembali (revitalisasi) setelah
bekerja berjam-jam.
68
Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono. op. cit., hh. 140-163.
51
d. Melalui kegiatan bermain, anak memuaskan keinginan-
keinginannya yang terpendam atau tertekan. Dengan
bermain anak seperti mencari kompensasi untuk apa
yang tidak ia peroleh dalam kehidupan nyata, untuk
keinginan-keinginan yang tidak mendapat pemuasan. e. Bermain juga memungkinkan anak melepaskan
perasaan-perasaan dan emosi-emosinya, yang dalam
realitas tidak dapat diungkapkannya. f. Kepribadian terus berkembang dan untuk pertumbuhan
yang normal, perlu ada rangsangan (stimulus), dan
bermain memberikan stimulus ini untuk pertumbuhan.
Bermain merupakan suatu aktivitas yang membantu
anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik,
intelektual, sosial, moral, dan emosional. Dengan demikian
bermain adalah sesuatu yang perlu bagi perkembangan anak
dan dapat digunakan sebagai suatu cara untuk memacu
perkembangan anak. Bermain merupakan cara yang dapat
digunakan dalam kegiatan belajar TK sekaligus ditetapkan
sebagai suatu metode pengajaran.
Sehari-hari, anak memilih sendiri jenis dan bentuk
permainan dari tempat dan situasi yang dihadapinya. Ia
merasa senang dengan aktivitas tersebut. Dengan situasi seperti
itu, anak akan memperoleh berbagai pengalaman yang dapat
mengembangkan berbagai dimensi potensi perkembangan
yang dimiliki anak. Belajar dengan bermain memberi
kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-
ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekkan, dan
mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang
tidak terhitung banyaknya. Dari batasan ini kelihatan bahwa
pada saat anak bermain anak belajar mengambil, memilih,
mencoba, menentukan, mengemukakan pendapat,
memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Pada saat
itulah terjadi pembelajaran.
52
Bermain bagi anak berumur 4 sampai 7 tahun adalah
conditio sine qua non, bila mau tumbuh secara sehat mental. Dan
bahkan sampai umur 13 tahun atau 14 tahun bermain sangat
penting bagi anak. Begitu besar manfaat bermain bagi anak,
sehingga banyak ahli yang mencermati bermain dalam dunia
anak. Masing-masing mencoba menjelaskan arti bermain
dikaitkan dengan perkembangan tingkah laku manusia.
Bermain satu situasi dan kondisi yang sangat berarti bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Akan membantu
perkembangan anak seperti perkembangan fisik, emosional,
kognitif dan sosial.69
Anak-anak belajar melalui bermain. Pengalaman
bermain dengan menggunakan bermacam materi, objek,
dengan anak-anak yang lain, dan melalui orang dewasa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa
metode bermain itu memberi sumbangan yang berarti bagi
perkembangan belajar anak. Artinya tidak diragukan lagi
bahwa bermain dapat digunakan sebagai salah satu metode
pembelajaran. Dengan demikian guru dapat menggunakannya
sebagai metode dalam kegiatan pelaksanaan program TK.
Bermain dapat diidentifikasi dari jenisnya, yaitu
bermain eksploratif, konstruktif, destruktif dan kreatif.
Pembagian lain, dengan melihat bermain dari kegiatan yang
digemari anak, yaitu bermain bebas dan spontan, bermain
pura-pura, bermain membangun atau menyusun, dan
bertanding atau berolah raga. Mengenali bermain dari
bentuknya, yaitu bermain sosial, bermain dengan benda, dan
bermain sosio-dramatik. Ketiganya melihat bermain dengan
cara yang berbeda, namun pada dasarnya ketiganya
menekankan bahwa bermain merupakan suatu cara belajar
yang membuat anak senang dan mau melakukannya. Selain
69 The Creative Center for Childhood. Beyond Centers and Circle Time ( Florida:Research and Training Inc. 2005) h.1
53
itu, perlu kita pahami bahwa bentuk dan jenis bermain yang
manapun dapat digunakan sebagai metode dalam kegiatan di
TK.
Bermain sebagai suatu metode dalam kegiatan
pelaksanaan program di TK tidak terlepas dari komponen
penilaian, peran guru dalam bermain adalah sebagai pengamat,
melakukan elaborasi, sebagai model, membuat perencanaan,
dan melakukan evaluasi. Penilaian yang dilakukan
dimaksudkan untuk mengetahui apakah kegiatan bermain
yang dilakukan anak-anak akan memenuhi kebutuhan mereka.
Apakah melalui kegiatan bermain anak belajar sesuatu yang
diperlukan untuk perkembangannya. Apakah bermain
menyentuh perkembangan aspek fisik, kognitif, bahasa, seni,
sosial-emosi serta moral dan nilai agama. Penilaian akan
menggambarkan efektivitas kegiatan bermain secara
keseluruhan.
Penilaian dalam bermain menuntut kecermatan dan
ketelitian guru, hal ini penting diperhatikan karena guru
terlibat dalam permainan sebagai model dan berelaborasi
dengan anak ataupun alat bermain. Guru dapat terlibat
sepenuhnya atau sebagian saja. Dalam situasi seperti itu guru
tetap saja harus melakukan penilaian.
Penilaian sebagai suatu komponen pembelajaran yang
menggunakan metode bermain dapat saja dilakukan di awal, di
tengah, (saat kegiatan bermain sedang berlangsung) ataupun
setelah selesai. Sebelum kegiatan bermain dimulai, guru harus
menetapkan metode dan alat penilaian yang akan digunakan
dalam kegiatan pelaksanaan program TK sesuai dengan
kegiatan, tema kegiatan dan media pelaksanaan program.
Kegiatan pelaksanaan program TK dapat dilakukan di
kelas dan di luar kelas. Selain itu, pada saat jam istirahat dapat
juga terjadi kegiatan belajar dalam bentuk yang tidak
direncanakan. Bermain terjadi pada kedua saat itu, terutama
pada saat jam istirahat.
54
Pada saat bermain terutama dalam rangka kegiatan
belajar, guru sudah pasti harus melakukan penilaian. Sesuai
dengan pendapat Martini Jamaris, bahwa penilaian secara
langsung akan melibatkan kegiatan–kegiatan dalam
mempertimbangkan objek-objek yang akan dinilai. Oleh sebab
itu penilaian memerlukan informasi tentang objek yang
dinilai.70 Pada saat istirahat, saat anak bermain bebas guru juga
dapat melakukan penilaian terutama tentang sikap dan
perilaku dan hal-hal yang menonjol yang dilakukan anak yang
tidak terekam pada saat kegiatan yang direncanakan.
B. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain adalah suatu kegiatan atau tingkah laku yang
dilakukan anak secara sendirian atau berkelompok dengan
menggunakan alat atau tidak untuk mencapai tujuan tertentu.
Jadi, bermain ada yang dapat dilakukan secara sendiri dan ada
pula yang dapat dilakukan secara berkelompok sesuai dengan
kecepatannya sendiri maka ia melatih kemampuannya.71
Bagi anak bermain adalah suautu kegiatan yang serius
tapi mengasyikkan. Melalui aktivitas bermain berbagai
pekerjaan dapat terwujud. Bernmain adalah salah satu alat
utama yang menjadi latihan untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Bila anak sedang bermain, sebenarnya
banyak aspek perkembangan yang ikut secara langsung sedang
berkembang.
Berikut ini contoh sekelompok anak umur lima sampai
tujuh tahun sedang bermain petak umpet, dalam permainan
tersebut dapat mengembangkan aspek-aspek sebagai berikut:
aspek perkembangan fisik-motorik: terlihat pada mereka
bergerak untuk lari bersembunyi, atau mencari teman yang
70 Martini Jamaris, Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Yayasan Penamamas Murni: 2010), h. 323.
71 Conny R Semiawan. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar (Jakarta: PT Indeks 2008) h.20
55
sedang bersembunyi. Perkembangan aspek sosial, mereka
berinteraksi sosial satu dengan yang lain. Untuk perkembangan
bahasa, anak-anak menyebutkan aturan permainan,
menyebutkan nama-nama temannya. Perkembangan kognitif,
anak memahami aturan permaianan, bagaimana kewajiban
yang menjaga petak jaga dan bagaimana kewajiban bagi yang
mengumpet atau bersembunyi. Perkembangan moral, terlihat
pada anak harus berdisiplin dalam mengikuti peraturan dalam
permainan. Setiap tindakan dalam permaian ada sangsi atau
konsekwensinya, serta untuk perkembangan emosi, seperti:
anak akan terlihat ekspresi senang, gembira, bahagia, ketawa,
bahkan ekspresi sedih.
Seperti yang kita pahami bersama bermain terdiri dari
beberapa jenis, yaitu bermain bebas, bermam dengan
bimbingan, dan bermain dengan arahan. Adajuga pembagian
bermain ditinjau dari jumlah yang terlibat. Ada jenis yang
bermain sendiri, berdua atau beramain. Bentuk-bentuk bermain
tersebut dapat diterapkan dalam pendidikan termasuk kegiatan
pendidikan di TK sebagai kegiatan belajar.
Apabila kita kaji lebih dalam lagi untuk perkembangan
anak disaat bermain, sebenarnya masih banyak yang dapat
ditumbuh kembangkan dalam kegiatan tersebut pada anak,
misalnya perkembangan kepribadian, perkembangan peran
sex, dan perkembangan kreativitas, serta perkembangan minat.
Hurlock (2008) mengartikan bermain adalah setiap
kegiatan yang dilakukan kesenangan yang ditimbulkannya,
tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan
secara sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar.
Bermain pada anak-anak meruapak kegiatan yang
dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau tanpa
menggunakan -alatalat yang menghasilkan pengertian atau
memberikan informasi, memberi kesenangan maupun
mengembangkan imajinasi pada anak. Misalnya mereka
56
menggunakan, boneka, mobil-mobilan, gundu, karet, gambar,
bola, dan sebagainya.
Bermain juga merupakan tanggapan yang diinginkan
sekedar untuk mencari kesenangan. Selanjutnya apabila kita
amati pada anak-anak bermain adalah kegiatan yang tidak
mempunyai peraturan lain kcecuali yang ditetapkan pemain
sendiri dan tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam
realitas luar, contoh disaat anak bermain serius, tiba-tiba ada
kegiatan lain yang lebih menarik, anak yang sedang bermain
dengan bebas menghentikan permainan.
Bermain adalah kesibukan yang dipilih sendiri tanpa
tujuan. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan
berulang-ualang demi kesenangan. Misalnya kita melihat anak
taman kanak-kanak ketika saat jam keluar main, selalu
melakukan kegiatan bermain diarena yang sama yang tersedia
disekolah, walaupun mereka melakukan setiap hari tetapi tidak
pernah bosan.
Jadi apapun kegiatannya, apabila dilakukan dengan
senang bisa dikatakan bermain. Bermain adalah satu kegiatan
yang dilakukan anak sendirian atau berkelompok,
menggunakan alat atau tidak, dengan rasa gembira. Bermain
merupakan suatu kegiatan yang sangat disenangi anak. Pada
berbagai situasi dan tempat selalu saja anak menyempatkan
untuk menggunakannya sebagai arena bermain dan
permainan.
Kegiatan belajar di TK lebih banyak dilakukan dengan
bermain. Pada dasarnya, situasi TK didesain sebagai arena
bermain. Apa saja yang ada selalu berkaitan dengan bermain.
Hal ini dapat dilihat dari penataan lingkungan yang ada di
sekolah , warna dinding, gambar di dinding dan peralatan
permainannya. Sehingga kalau kita memasuki lingkungan TK
akan disambut dengan suara riuh dan aktivitas anak yang
beragam. Bermain diartikan oleh banyak ahli dengan berbagai
cara. Anak mempunyai energi berlebih karena terbebas dari
57
segala macam tekanan, baik tekanan ekonomis maupun sosial,
sehingga mengungkapkan energinya dalam bermain.
Berikut ini melalui bermain dapat dikembangkan aspek
perkembangan sebagai berikut:
a. Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengembangkan
aspek sosial, misalnya, dengan bermain peran serta
secara tidak langsung, memperkaya wawasan mereka
mempersiapkan diri untuk memasuki masa selanjutnya.
Conntoh: berperan seperti ayah, ibu, pilot, guru, dokter,
polisi dan sebagainya, mesadar ia menyiapkan diri
untuk peran pekerjaannya di masa depan seorang anak
menyiapkan diri untuk hidupnya kelak jika telah
dewasa b. Anak bermain untuk memebangun aspek fisik, setelah
melakukan aktivitas di sekolah atau dirumah secara
rutin, Melalui bermain merupakan sarana untuk
menyegarkan badan kembali, apakah bermain sendiri,
berkelompok, untuk menyegarkan suasana. Aktivitas
fisik terlihat disaat mereka melakukan permainan.
Misalnya bermain bola, main kejar-kejaran kucing
dengan tikus, atau harimau dengan kambing, galaksin,
dan sebagainya. c. Melalui bermain anak dapat mengembangkan aspek
motorik, melewati tahap-tahap perkembangan yang
sama dari perkembangan. dari masa bayi sampai ank-
anak akhir. Kegiatan-kegiatan seperti tengkurap
(permaianan merayap) merangkak (menirukan jalan
binatang kaki empat) berjalan, berlari, melempar,
memanjat, dan melompat, berjingkrak, merupakan
bagian dari kehidupan sehari-hari dari, yang aktivitas
ini terdapat dalam setiap anak bermain.
d. Melalui kegiatan bermain anak mengembangkan aspek
kreativitas. Anak-anak memuaskan keinginan-
keinginannya yang terbatas. Dengan bermain anak
58
seperti mencari pengembangan untuk apa yang tidak ia
peroleh sebelumnya. Misal, naik kapal, dengan kardus,
main rumah, dibawah meja makan, main berenang
dilaut, hanya dilantai rumah, dan sebagainya
e. Bermain juga memungkinkan perkembangan aspek
emosi. Anak dapat berekspresi melepaskan perasaan-
perasaan dan emosi-emosinya, seperti rasa sayang,
cinta, berteriak, tertawa, tersenyum menninggikan
suara, berbisik, bernyayi, takut yang dibuat-buat, dan
sebagainya.
f. Bermain juga dapat megembangkan aspek kepribadian,
seperti dengan berinteraksi dengan teman bermain,
anak dapat mengambil sikap, apakah menjadi anak
ceria, atau melankolis, menjadi berkuasa dalam
kelompok. memmimpin atau sebagai pengikut,
mempelajari sikap dan tindak tanduk teman sebayanya,
dengan bermain kepribadian anak akan terus
berkembang.
g. Bermain mengembangkan aspek peran sex atau jenis
kelamin, misalnya dalam memilih alat permainan
boneka atau mobil-mobilan, ibu lagi masak-masakan
atau peran bapak kantoran. Anak biasanya cenderung
menyesuaikan dengan peran jenis kelamin mereka. h. Bermain dapat mengembangkan aspek bahasa. Melalui
bermain anak akan berinteraksi dengan teman
sebayanya, diwaktu mengajak untuk bermain mereka
berkomunikasi verbal, diwaktu menjelaskan jenis
permainan, aturan permainan, saat itu mereka
melakukan dialog. i. Bermain mengembangkan minat. Pada saat bermain
anak akan terlihat minatnya, misalnya anak yang
berminat jadi pemimpin, selalu memimpin dalam
bermain, berminat terhadap guru mengambil
permainan menjadi guru, berminat pada kesehatan ,
59
mengambil menjadi dokter kecil, perawat, berminat
pada ekonomi mengambil permaianan jadi pedagang,
dan sebagainya.
j. Bermain dapat mengembangkan aspek cognitif. Saat
anak bermain akan berinteraksi dengan temannya,
disaat menjelaskan permainan apa yang akan dilakukan
anak akan terlihat kemampuan kognitifnya dalam
menjelaskan, sementara temannya akan berusaha
memahami. Misalnya pada saat bermain ‚harimau
dengan kambing‛, apa dan bagaimana peran harimau
dan apa dan bagaimana peran kambing.
k. Bermain dapat mengembangkan aspek moral, pada saat
berlangsungnya aktivitas bermain, maka moral anak
ikut berkembang. Misalnya pada saat anak melakukan
kegiatan dalam permainan, banyak pertimbangan
moral, seperti anak harus tunduk patuh pada aturan
yang disepakati bersama, ikut lebur dalam ketentuan
kelompok dalam bermain, tidak dapat melakukan
tindakan sesuka hati, harus mengikuti aturan kelompok,
agar diterima teman-teman dalam kelompok, jadi anak
bertingkah laku moral berdasarkan sangsi yang
diberikan dari kelompok.
Bermain merupakan suatu aktivitas yang membantu
anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik,
intelektual, sosial, moral, dan emosional. Dengan demikian
bermain adalah sesuatu yang perlu bagi perkembangan anak
dan dapat digunakan sebagai suatu cara untuk memacu
perkembangan anak. Bermain merupakan cara yang dapat
digunakan dalam kegiatan belajar TK sekaligus ditetapkan
sebagai suatu metode pengajaran.
Sehari-hari, anak memilih sendiri jenis dan bentuk
permainan dari tempat dan situasi yang dihadapinya. Ia
merasa senang dengan aktivitas tersebut. Dengan situasi seperti
60
itu, anak akan memperoleh berbagai pengalaman yang dapat
mengembangkan berbagai dimensi potensi perkembangan
yang dimiliki anak. Belajar dengan bermain memberi
kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-
ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekkan, dan
mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang
tidak terhitung banyaknya. Dari batasan ini kelihatan bahwa
pada saat anak bermain anak belajar mengambil, memilih,
mencoba, menentukan, mengemukakan pendapat,
memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Pada saat
itulah terjadi pembelajaran.
Bermain bagi anak berumur 4 sampai 7 tahun adalah
conditio sine qua non, bila mau tumbuh secara sehat mental. Dan
bahkan sampai umur 13 tahun atau 14 tahun bermain sangat
penting bagi anak. Begitu besar manfaat bermain bagi anak,
sehingga banyak ahli yang mencermati bermain dalam dunia
anak. Masing-masing mencoba menjelaskan arti bermain
dikaitkan dengan perkembangan tingkah laku manusia.
Bermain satu situasi dan kondisi yang sangat berarti bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Akan membantu
perkembangan anak seperti perkembangan fisik, emosional,
kognitif dan sosial72
Anak-anak belajar melalui bermain. Pengalaman
bermain dengan menggunakan bermacam materi, objek,
dengan anak-anak yang lain, dan melalui orang dewasa
Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa
metode bermain itu memberi sumbangan yang berarti bagi
perkembangan belajar anak. Artinya tidak diragukan lagi
bahwa bermain dapat digunakan sebagai salah satu metode
pembelajaran. Dengan demikian guru dapat menggunakannya
sebagai metode dalam kegiatan pelaksanaan program TK.
72 The Creative Center for Childhood. Beyond Centers and Circle Time ( Florida:Research and Training Inc. 2005) h.1
61
Bermain dapat diidentifikasi dari jenisnya, yaitu
bermain eksploratif, konstruktif, destruktif dan kreatif.
Pembagian laint dengan melihat bermain dari kegiatan yang
digemari anak, yaitu bermain bebas dan spontan, bermain
pura-pura, bermain membangun atau menyusun, dan
bertanding atau berolahraga. Mengenali bermain dari
bentuknya, yaitu bermain sosial, bermain dengan benda, dan
bermain sosio-dramatik. Ketiganya melihat bermain dengan
cara yang berbeda, namun pada dasarnya ketiganya
menekankan bahwa bermain merupakan suatu cara belajar
yang membuat anak senang dan mau melakukannya. Selain itu,
mereka mengemukakan bahwa bentuk dan jenis bermain yang
manapun dapat digunakan sebagai metode dalam kegiatan di
TK.
Bermain sebagai suatu metode dalam kegiatan
pelaksanaan program di TK tidak terlepas dari komponen
penilaian, peran guru dalam bermain adalah sebagai pengamat,
melakukan elaborasi, sebagai model, membuat perencanaan,
dan melakukan evaluasi. Penilaian yang dilakukan
dimaksudkan untuk mengetahui apakah kegiatan bermain
yang dilakukan anak-anak akan memenuhi kebutuhan mereka.
Apakah melalui kegiatan bermain anak belajar sesuatu yang
diperlukan untuk perkembangannya. Apakah bermain
menyentuh perkembangan aspek fisik, kognitif, bahasa, seni,
sosial-emosional serta moral dan nilai agama. Penilaian akan
menggambarkan efektivitas kegiatan bermain secara
keseluruhan.
Penilaian menuntut kecermatan dan ketelitian guru. Hal
itu penting diperhatikan karena guru terlibat dalam permainan
sebagai model dan berelaborasi dengan anak ataupun alat
bermain. Guru dapat terlibat sepenuhnya atau sebagian saja.
Dalam situasi seperti itu guru tetap saja harus melakukan
penilaian.
62
Penilaian sebagai suatu komponen pembelajaran yang
menggunakan metode bermain dapat saja dilakukan di awal, di
tengah, (saat kegiatan bermain sedang berlangsung) ataupun
setelah selesai. Sebelum kegiatan bermain dimulai, guru harus
menetapkan metode dan alat penilaian yang akan digunakan
dalam kegiatan pelaksanaan program TK sesuai dengan
kegiatan, tema kegiatan dan media pelaksanaan program.
Kegiatan pelaksanaan program TK dapat dilakukan di
kelas dan di luar kelas. Selain itu, pada saat jam istirahat dapat
juga terjadi kegiatan belajar dalam bentuk yang tidak
direncanakan. Bermain terjadi pada kedua saat itu, terutama
pada saat jam istirahat.
Pada saat bermain terutama dalam rangka kegiatan
belajar, guru sudah pasti harus melakukan penilaian. Sesuai
dengan pendapat Martini Jamaris bahwa penilaian secara
langsung akan melibatkan kegiatan-kegiatan dalam
mempertimbangkan objek-objek yang akan dinilai. Oleh sebab
itu penilaian memerlukan informasi tentang objek yang dinilai.
73 Pada saat istirahat, saat anak bermain bebas guru juga dapat
melakukan penilaian terutama tentang sikap dan perilaku dan
hal-hal yang menonjol yang dilakukan anak yang tidak terekam
pada saat kegiatan yang direncanakan.
C. BELAJAR MELALUI BERMAIN
Pembelajaran anak usia dini menggunakan prinsip
belaja melalui, bermain . Pembelajaran disusun sedemikian
rupa sehingga menyenangkan, gembira, dan demokratis
sehingga menarik anak untuk terlibat dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Anak tidak duduk tenang mendengarkan
ceramah gurunya, tetapi mereka aktif berinteraksi dengan
berbagai benda dan orang di lingkungannya, baik secara fisik
73 Martini Jjamaris, Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Yayasan Penamamas Murni: 2010) h. 323
63
maupun mental. Bermain memerlukan orang lain untuk
berinteraksi, bekerjasama, memberikan kontribusi, dukungan,
memperhatikan nilai-nilai. Contohnya bermain dalam tim atau
kelompok.74
Pembelajaran di TK harus menerapkan esensi bermain.
Esensi bermain meliputi perasaan menyenangkan, merdeka,
bebas memilih, dan merangsang anak terlibat aktif. Jadi prinsip
bermain sambil belajar mengandung arti bahwa setiap kegiatan
pembelajaran harus menyenangkan, gembira, aktif, dan
demokratis. Sering prinsip ini disalah artikan dimana
pembelajaran di TK isinya hanya bermain-main saja tanpa
tujuan yang jelas, atau setelah belajar anak bebas bermain.
Kegiatan pembelajaran di TK didisain untuk memungkinkan
anak belajar. Setiap kegiatan harus mencerminkan jiwa
bermain, yaitu senang, merdeka, dan demokratis. Permainan
baik untuk membelajarkan anak, tetapi permainan tersebut
harus diberi muatan edukati. Secara umum belajar melalui
bermain menurut Suyadi75 bermain meliputi:
1. Motivasi, yaitu anak ikut bermain berdasarkan
keinginannya sendiri. 2. Aktif, anak melakukan berbagai kegiatan, baik fisik
maupun mental. 3. Anak dapat melakukan apa saja yang diinginkan,
terlepas dari realitas, seperti berpura-pura terbang,
mengendarai mobil atau kapal terbang, serta jadi
superman.
4. Mengutamakan belajar walaupun tidak memiliki
tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Misalnya anak
bermain dengan huruf pada papan magnetik. tidak
74 Sue Robson. Education In Early Childhood, First Things First (London: David Fulton Publishers. 2008), h. 48.
75 Suyadi, Psikologi Belajar PAUD Pendidikan Anak usia Dini, (Jokyakarta: pedagogia. 2010), hh. 284-321.
64
memiliki tujuan untuk belajar mengenal huruf. Jika
kemudian setelah bermain, anak mampu
mengembangkan kosa kata.
Bermain dalam dunia anak, partisipasi lebih penting
dari pada tujuan bermain. Bagi anak, benda apa saja dapat
dijadikan permainan. Batu, kertas, kayu atau benda lain dapat
dijadikan bahan mainan bagi anak. Pada saat bermain anak
berinteraksi dengan suatu objek, secara sadar atau tidak sadar
belajar sifat-sifat dari objek tersebut. Oleh karenanya itu
pentingnya objek nyata untuk belajar pada anak usia dini.
Anak memperoleh informasi demi informasi melalui
interaksinya dengan objek dan kelak informasi tersebut
disusunnya menjadi struktur pengetahuan. Struktur
pengetahuan inilah yang kemudian menjadi dasar untuk
berpikir.
Di samping bermain dengan objek, anak juga dapat
bermain peran dengan teman. Pada saat bermain peran, anak
dapat memodelkan berbagai karakter. Anak dapat berperan
sebagai penjual dan pembeli, guru dan siswa, orangtua dan
anak. Anak belajar berbagai karakter sosial. Oleh karena itu
bermain potensial untuk mengembangkan aspek-aspek sosial.
Mengingat begitu pentingnya peranan bermain bagi
anak usia dini, aktivitas bermain yang begitu dominan, banyak
yang menganggap kegiatan bermain akan memberikan nilai
positif dan perlu dilakukan oleh anak.76
Permainan biasanya memiliki aturan. Bermain
sepakbola ada aturannya, misalnya bola masuk gawang disebut
gol. Anak belajar mengenal dan mematuhi aturan saat bermain.
Mengenal dan mematuhi aturan adalah bagian dari pendidikan
moral. Oleh karena itu bermain mengembangkan aspek moral
anak.
76 Suratno. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini (Jakarta; Departemen Pendidikan Nasional.2005) h. 75
65
Pada saat bermain, anak juga bebas mengekspresikan
perasaannya, seperti rasa gembira, marah, dan puas. Tidak
jarang anak-anak berteriak-teriak dan tertawa keras saat
bermain, ini dapat mengembangkan aspek emosional anak.
Adakalanya pasangan bermainnya marah, tidak setuju, atau
ngambek. Anak belajar memahami perasaan, emosi, dan
pendapat orang lain, ini dapat mengembangkan sikap sosial
pada anak. Jadi permainan dapat digunakan untuk
mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak.
Guru TK harus kreatif melihat potensi lingkungan dan
mendisain kegiatan pembelajaran yang menyenangkan anak.
Lingkungan sekitar menyediakan obyek belajar yang tak
terhingga. Melalui obyek tersebut siswa dapat belajar berbagai
hal. Siswa dapat mengumpulkan biji-bijian,
mengelompokkannya, lalu membuat kalung dari biji-bijian.
Tentu dalam pembuatan kalung anak dapat menggunakan
suatu pola (pattern) dan menggunakan bilangan untuk
menghitung biji-biji tersebut. Siswa dapat pula mengambil
contoh daun-daun kering, lalu membuat tiruannya dengan cara
mencontoh atau meniru, membuat stempel dari batang keladi
atau memulas (memberi warna). Hasilnya dapat digunting dan
dibuat pohon baru dalam buku dengan beragam bentuk daun
yang diberi nama sesuai nama pohon aslinya.
D. PENGARUH BERMAIN BAGI PERKEMBANGAN ANAK
Setiap anak selalu ingin bermain. Hampir sepanjang waktu
dapat ia gunakan untuk bermain. Bermain adalah suatu
kegiatan atau tingkah laku yang dilakukan anak secara
sendirian atau berkelompok dengan menggunakan alat atau
tidak untuk mencapai tujuan tertentu.77 77 Anita Yus.Penilaian Perkembangan Anak Taman Kanak Kanak (Jakarta: Depdiknas, 2005), h. 23.
66
Para Guru menemukan nilai-nilai dari suatu permainan
yang meliputi dapat mengembangkan nilai-nilai seperti :
bahasa, sosial-emosi, kognitif, dan fisik, serta moral. 78 Pada
usia anak-anak sangat, didominasi oleh kegiatan bermain, ini
harus dikondisikan dan difasilitasi, karena dalam bermain
banyak aspek perkembangan yang ikut tumbuh dan
berkembang, seperti yang dikemukakan oleh Hurlock 79 sebagai
berikut:
1. Perkembangan fisik Bermain aktif penting bagi anak untuk mengembangkan
otot dan melatih seluruh bagian tubuhnya. Juga berfungsi
untuk menyalurkan tenaga yang berlebihan, apabila
terpendam terus akan membuat anak tegang, gelisah, dan
mudah tersinggung.
2. Dorongan Berkomunikasi
Agar dapat bermain dengan baik bersama anak yang lain,
anak harus belajar berkomunikasi dalam arti mereka dapat
mengerti dan sebaliknya mereka harus belajar mengerti apa
yang dikomunikasikan oleh anak lain.
3. Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam
Bermain merupakan sarana bagi anak untuk menyalurkan
ketegangan yang disebabkan oleh pembatasan lingkungan
terhadap perilaku mereka.
4. Penyaluran Bagi Kebutuhan dan Keinginan Kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat dipenuhi
dengan cara nyata seringkali dapat dipenuhi dengan
bermain.
5. Sumber Belajar
78 Sandra J Stone. Playing A Kids Curriculum. (USA: Harper Collin Publshers. 1993). h. 4.
79 Elizabeth B Hurlock. Perkembangan Anak, edisi 6 (Jakarta: Penerbit Erlangga. 1978), h.113.
67
Bermain memberikan kesempatan untuk mempelajari
berbagai hal, melalui buku, televisi, atau mejelajah
lingkungan, yang tidak diperoleh anak dari belajar di rumah
dan disekolah.
Selain itu dengan bermain menurut Hurlock dapat
mengembangkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Rangsangan bagi kreativitas
Melalui eksperimen dalam bermain, anak menemukan
bahwa dalam merancang sesuatu yang baru dan brbeda
dapat menimbulkan kepuassan.
2. Belajar Bermasyarakat
Dengan bermain bersama anak lain, mereka belajar
bagaimana membentuk hubungan sosial dan bagaimana
menghadapi dan memecahkan masalah yang timbul
dalam hubungan tersebut. 3. Perkembangan Wawasan Diri
Dengan bermain anak mengetahui tringkat
kemampuannya, dibandingkan denganteman-teman
sepermainannya. Ini memungkinkan mereka untuk
mengembangkan konsep dirinya dengan lebih pasti dan
nyata. 4. Standar Moral
Walaupun anak belajar di rumah dan di sekolah sesuatu
yang dianggap baik dan buruk oleh kelompok, tidak
ada pemaksaan standar moral paling teguh selain dalam
kelompok bermain. 5. Belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin.,
artinya anak belajar di rumah mengenal apa saja jenis
kelamin yang disetujui akan tetapi juga mereka harus
menyadari bahwa mereka juga harus menerimanya bila
ingin menjadi anggota kelompok bermain.
68
6. Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan.
Artinya anak belajar berkerjasama, murah hati, jujur,
sportif dan disukai orang80.
Sedangkan menurut Catron, melalui bermain dapat
mengembangkan aspek perkembangan anak usia dini81:
1. Emosi: melalui bermain anak dapat menerima
berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara
yang positif, mengenal diri sendiri dan
mengembangkan pola perilaku yang memuaskan
dalam hidup. 2. Sosial: mengembangkan kemampuan bersosiasilasi,
memperluas empati, mengurangi sikap egosentris,
menumbuhkan dan meningkatkan rasa sosialisasi,
belajar berperilaku prososial seperti menunggu
giliran, kerjasama saling membantu dan berbagi. 3. Bahasa: memperluas kosa kata, mengembangkan
daya penerimaan serta pengekspresian, berinteraksi
dengan anak-anak lain, orang dewasa pada situasi
bermain, mengembangkan bahasa reseptif atau
penerimaan kemudian bahasa ekspresif, komunikasi
verbal dan memahami bahasa dalam berbicara serta
komunikasi non verbal. 4. Kognitif: bermain dapat mengembangkan
pemahaman tentang diri sendiri, orang lain dan
lingkungan. 5. Motorik: bermain dapat memberikan kesempatan
yang luas untuk bergerak, pengalaman belajar untuk
menemukan, aktivitas sensori motor.
80 Elizabeth B Hurlock. Perkembangan Anak, edisi 6 (Jakarta: Penerbit Erlangga. 1978), h. 323.
81 Catron, Allen. Early Childhood Curriculum,: A Creative Play Model. (New Jersey: Meryl Publish. 1999), hh. 215-286.
69
E. HAKIKAT ANAK USIA DINI
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang
menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan
fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini
berada pada rentang 0-8 tahun. Pada masa ini proses
pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang
mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan
hidup manusia82 (Berk, 1992:18). Proses pembelajaran sebagai
bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus
memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan
perkembangan anak.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional berkaitan dengan
Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang
berbunyi ‛Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi
anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan
merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar‛.
Selanjutnya pada Bab I Pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, USPN, 2004:4).
F. LANDASAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI
Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
didasarkan pada berbagai landasan, yaitu landasan yuridis,
landasan filosofis dan landasan religius serta landasan
keilmuan secara teoritis maupun empiris, dengan penjelasan
sebagai berikut.
82 Yuliani Nurani Sujiono. Konsep dasar pendidikan anak usia dini. (Jakarta: PT indeks, 2009), h. 6.
70
1. Landasan Yuridis
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari
pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur
dalam undang-undang Nomor 2 Thun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Selanjutnya pada Pasal 28 B Ayat 2 dinyatakan bahwa
setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi, sedangkan pada pasal 28 C Ayat 2 dinyatakan
bahwa setiap anak berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
Selanjutnya berdasarkan UU RI Nomor. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidiakn Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14
dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sedangkan
pada Pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan
bahwa (1) Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum
jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidikan Anak Usia Dini dapat
diselenggarakan melaui jalur pendidikan formal, nonformal,
dan/atau informal, (3) Pendidikan Anak Usia Dini jalur
pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang
71
sederajat, (4) Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan
nonformal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5)
Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan informal:
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan
oleh lingkungan, dan (6) ketentuan mengenai Pendidikan Anak
Usia Dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat
(3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
Selanjutnya berdasarkan UU RI Nomor. 23 Tahun 2002
Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa
setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pendidikan
dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
2. Landasan Filosofis dan Religi
Dasar-dasar pendidikan sosial yang diletakkan Islam di
dalam mendidik anak adalah membiasakan mereka bertingkah
laku sesuai dengan etika sosial yang benar dan membentuk
akhlak kepribadiannya sejak dini. Jika interaksi sosial dan
pelaksanaan etika berpijak pada landasan iman dan taqwa,
maka pendidikan sosial akan mencapai tujuannya yang paling
tinggi yaitu manusia dengan perangai, akhlak dan interaksi
yang sangat baik sebagai insan yang shaleh, cerdas, bijak dan
dinamis83 (Ulwan, 1989:535).
3. Landasan Keilmuan dan Empiris
Dari segi empiris, banyak sekali penelitian yang
menyimpulkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini sangat
penting, antara lain yang menjelaskan bahwa pada waktu
manusia lahir, kelengkapan organisasi otak memuat 100-200
83 Yuliani Nurani Sujiono. Konsep dasar pendidikan anak usia dini. (Jakarta: PT indeks, 2009), h. 9.
72
milyar sel otak84 (Clark dalam Semiawan, 2004:27) yang siap di
kembangkan serta diaktualisasikan mencapai tingkat
perkembangan potensi tertinggi, tetapi hasil riset membuktikan
bahwa hanya 5% dari potensi otak itu yang terpakai. Hal itu
disebabkan kurangnya stimulasi yang mengoptimalkan fungsi
otak.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2003,
diperkirakan jumlah anak usia dini yaitu 0-6 tahun di Indonesia
adalah 26,17 juta jiwa, baru sekitar 7,16 juta saja yang mendapat
pendidikan sejak usia dini sisanya 19,01 juta jiwa belum
tersentuh PAUD. Ini dikarenakan rendahya kualitas SDM,
terpuruknya kualitas.
Oleh karena itu, PAUD perlu digalakkan, apalagi
dengan adanya dukungan dari pemerintah Indonesia saat ini,
seperti tertuang dalam Permendikbud No 137 Tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini,
Permendikbud No 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendiknas No 84 tahun
2014 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini.
84 Yuliani Nurani Sujiono. Konsep dasar pendidikan anak usia dini. (Jakarta: PT indeks, 2009), h. 10.
73
BAB IV
PENDEKATAN TEMATIK
Menurut Kostelknik dalam Sujiono 85 pembelajaran
tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang
melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak.
Perencanaan tema dalam proses pembelajaran di TK Sangat
penting, karena merupakan berisi jaringan-jaringan dalam tema
yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang
diperlukan untuk setiap Jaringan tema, dan sebarannya ke
dalam semester 1 dan 2. sehingga terarah dan tidak tumpang
tindih.
Pembelajaran tematik diterapkan pada anak usia dini
karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu
sebagai suatu keutuhan (holistik). Perkembangan fisiknya tidak
pernah dapat dipisahkan dengan fisik, mental, sosial,
emosional, sehingga dalam kegiatan pembelajarannya pun
kesemua aspek perkembangan tersebut harus distimulus secara
bersamaan atau terintegrasi satu sama lainnya.86
A. PENGERTIAN TEMA
Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan
berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Dalam
pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi
kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya
perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran
lebih bermakna. Pembelajaran dengan tematik merupakan
suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang
pengembangan untuk memberikan pengalaman yang
85 Yuliani Nurani Sujiono, op. cit., h. 111.
86 Yuliani Nurani Sujono, Bambang Sujiono. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak (Jakarta: PT indeks, 2010), h. 26.
74
bermakna kepada anak, keterpaduan dalam pembelajaran ini
dapat dilihat dari aspek kurikulum, aspek proses, atau aspek
waktu dan aspek pembelajarannya. 87 Penggunaan tema
dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep
secara mudah dan jelas.
B. PRINSIP TEMA
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
dalam mengembangkan tema:
1. Menyediakan kesempatan pada anak untuk terlibat
langsung dengan objek yang sesungguhnya. 2. Menciptakan kegiatan yang melibatkan seluruh indera anak
3. Membangun kegiatan dari minat anak dan membantu anak
membangun pengetahuan baru. 4. Memberikan kegiatan dan rutinitas yang ditujukan untuk
mengembangkan seluruh aspek perkembangan. 5. Mengakomodasi kebutuhan anak untuk bergerak secara fisik
maupun berinteraksi sosial. 6. Menumbuhkan sikap kemandirian sehingga mampu
mengembangkan konsep diri yang positif. 7. Memberikan kesempatan menggunakan permainan untuk
menterjemahkan pengalaman kepada pemahaman. 8. Menghargai perbedaan individu, latar belakang,
pengalaman di rumah yang dapat dibawa anak ke kelas. 9. Menemukan jalan untuk melibatkan anggota keluarga
anak.88
Pemilihan tema hendaknya memperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut.
1). Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari
yang terdekat dengan kehidupan anak
87 Ibid, h. 126.
88 Marjorie J. Kostelnik et. al., Teaching Young Children Using Themes (Glenview, Ilinois: GoodYeear Book, 1991), h. 6.
75
kepada tema yang semakin jauh dari
kehidupan anak.
2). Kesederhanaan, tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema
yang sederhana kepada tema-tema yang
lebih rumit bagi anak.
3). Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari
tema-tema yang menarik minat anak kepada
tema-tema yang kurang menarik minat
anak.
4). Keinsidentalan, artinya peristiwa atau kejadian di sekitar
anak (sekolah) yang terjadi pada saat
pembelajaran berlangsung hendaknya
dimasukkan dalam pembelajaran
walaupun tidak sesuai dengan tema yang
dipilih pada hari itu.
C. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Sesuai dengan tahapan perkembangan anak,
karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran
bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal
SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik.
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang
menjadi pokok pembicaraan Dengan tema diharapkan akan
memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu
tema tertentu,
76
2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar
matapelajaran dalam tema yang sama; 3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih
mendalam dan berkesan; 4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik
dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan
pengalaman pribadi siswa; 5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna
belajar karena materi disajikan dalam konteks tema
yang jelas; 6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat
berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk
mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari
matapelajaran lain; 7) Guru dapat menghemat waktu karena mata
pelajaran yang disajikan secara tematik
dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam tiga
pertemuan, waktu selebihnya gunakan untuk
remedial, pemantapan atau pengayaan.89
D. LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Landasan Pembelajaran tematik mencakup: Landasan
filosofis pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga
aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan
(3) humanisme. Aliran progresivisme memandang proses
pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas,
pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural),
89 Martini Jamaris. Perkembangan Dan PengembanganAnak Usia Dini Taman Kanak-Kanak. Pedoman Bagi Orangtua dan Guru. (Jakarta: Grasindo. 2006), h. 3.
77
dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme
melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai
kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan
adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia
mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan
obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya.
Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang
guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh
masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah
jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus.
Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya
sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
Aliran humanisme melihat siswa dari segi
keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang
dimilikinya.
Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik
terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta
didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan
diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi
pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar
tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan
kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran
tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana
pula siswa harus mempelajarinya.
Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan
dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung
pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan
yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak
berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap
78
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).
E. ARTI PENTING PEMBELAJARAN TEMATIK
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada
keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam
proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan
sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui
pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep
lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori
para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang
menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan
berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada
penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu. Oleh
karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman
belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa.
Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur
konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan
membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh
keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan
penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat
membantu siswa, karena sesuai dengan tahap
perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu
sebagai satu keutuhan.
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain
menurut Sujono 90: 1) Berpusat pada anak, artinya pengalaman
90 Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan jamak, (Jakarta: PT Indeks, 2010), h. 126.
79
dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2)
Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa;
3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi
siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4)
Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5)
Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai
dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam
lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial
siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap
terhadap gagasan orang lain. Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan
memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat
yaitu: 1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar
dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi
penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi
bahkan dihilangkan. 2) Siswa mampu melihat hubungan-
hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih
berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir. 3)
Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat
pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-
pecah. 4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka
penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.91
F. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK
Sebagai suatu proses pembelajaran di sekolah Taman
Kanak-kanak, pembelajaran tematik memiliki karakteristik
menurut Dewey dalam Kostelnik menggambarkan bahwa:
Kurikulum haruslah berhubungan dengan pengalaman dalam
kehidupan nyata, dan dalam mengembangkan tema, guru
harus menseleksi topik-topik yang relevan dan juga harus 91 Ibid., hh. 126-127.
80
menarik bagi anak-anak dan selanjutnya harus dapat
mengembangkan ide-ide sentral92, untuk jelasnya dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student
centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar
modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai
subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan
sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-
kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas
belajar. 2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman
langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan
pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada
sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak. 3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata
pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus
pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema
yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
92 Konstelnik. Teaching Young Children Using Themes : Age 2 to 6 Michigan State University: Harper Collin Publishers, 1991), h. 2.
81
5. Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana
guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan
lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. 6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan
kebutuhannya. 7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.
G. LANGKAH PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN
TEMA
Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru sebaiknya
mengembangkan tema seperti: mengidentifikasi tema yang
sesuai dengan hasil belajar dan indikator dalam kurikulum,
menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip
pemilihan tema, dan menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema
agar cakupan tema tidak terlalu luas serta memilih sub tema
yang sesuai. Berikut ini dipaparkan sejumlah langkah
pengembangan tema:
1. Menentukan tema besar yang akan menjadi fokus
utama untuk satu tahun, misalnya tema besar ‚Aku‛. 2. Membuat Model Keterpaduan Tema satu tahun, dengan
menggunakan prinsip dari tema yang terdekat dengan
anak, kongkrit dan sederhana, misalnya tema Aku dan
Identitasku. 3. Menuangkan tema sub tema yang mungkin untiuk
berhubungan dengan Tema aku tersebut.
4. Jumlah sub tema yang dihubungkan tergantung
kebutuhan, keluasan cakrawala pengetahuan yang
82
dimiliki guru, misalnya satu tahun dapat dikembangkan
5-10 sub tema bahkan dapat 5 atau lebih dari 10.
5. Urutkan sub-sub tema pada point 3 di atas dari yang
terdekat, mudah dikenali anak atau berdasarkan
pertimbangan kebutuhan untuk segera dibelajarkan
kepada anak. 6. Kemudian masing-masing sub tema dijabarkan lagi
sehingga setiap sub tema memiliki cabang pengetahuan
yang membangunnya. Misalnya pengembangan sub
tema Aku dan Sekolahku. 7. Kembangkan semua sub tema yang telah ditentukan
pada butir 3 sangat dianjurkan saat mengembangkan
tema dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming)
dengan rekan sejawat atau ahli materi (pakar) 8. Setelah semua sub tema dikembangkan, kemudian
adakan pembagian dalam satu tahun, satu semester. 9. Pembagian tema dan jumlah minggu yang digunakan
sangat tergantung kepada keluasan tema tersebut.93
Berikut ini disajikan contoh-contoh tema:94
Tabel 4.1 Tema Semester 1 di TK
No. Tema Alokasi Waktu
1 Diri Sendiri (Aku dan Panca Indera) 3 minggu
2 Lingkunganku (Keluargaku, Rumah, A minggu
dan Sekolah)
93 Yuliani Nurani Sujono, Bambang Sujiono. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak (Jakarta: PT indeks, 2010), hh.127-128.
94 Anonim. Kurikulum TK (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2004). h. 8.
83
3 Kebutuhanku (Makanan, 4 minggu
Minuman.Pakaian, Kesehatan,
Kebersihan, dan Keamanan)
4 Binatang 3 minggu
5 Tanaman 3 minggu
JUMLAH 17 minggu
Tabel 4.2 Tema Semester 2 di TK
No. Tema Alokasi Waktu
1 Rekreasi (Kendaraan, Pesisir, dan 4 minggu
Pegunungan)
2 Pekerjaan 3 minggu
3
Air, udara, dan api 2 minggu
4 Alat komunikasi 2 minggu
5 Tanah airku (Negaraku, Kehidupan 3 minggu
di kota dan didesa)
6 Alam semesta (Matahari, Bulan, 3 minggu
Bintang, Bumi, Langit, dan Gejala
Alam)
JUMLAH 17 minggu
84
3). Buat "Matriks Hubunyan Kompetensi Dasar dengan Tema".
Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah memasukkan
hasil belajar dan/atau indikator ke dalam jaringan tema.
4). Tetapkan alokasi waktu untuk setiap jaringan tema, dengan
memperhatikan keluasan cakupan pembahasan tema dan
mingu efektif sekolah.
Kaitan Tema dengan Pengembangan sub tema, yang dapat
diuraikan dalam area sebagai berikut95 :
H. STRATEGI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Pembelajaran tematik di taman kanak-kanak merupakan
suatu pembelajaran yang menggunakan tematik sebagai wadah
untuk mengenalkan kepada anak usia dini tentang bermacam-
macam konsep yang saling berkaitan tetapi akan di sajikan
secara utuh. Pembelajaran tematik di taman kanak-kanak
bertujuan untuk menyatukan secara utuh isi yang terdapat
dalam kurikulum kemudian di aplikasikan dalam
95 Judy Herr. Creativee Resources for the Early Childhood Classroom ( USA; Thomson Learning Copyright. 2000) H.243
85
proses belajar dalam satu kesatuan yang mudah dipahami oleh
anak usia dini Contoh:
Seumpama kita mengangkat tema tentang ‛telur‛ dari
telur kita bisa mengembangkan sub tema seperti
1. Ukuran dari telur: telur angsa, telur itik, telur ayam, telur
puyuh. Anak dapat membandingkan besar kecilnya ukuran
telur tersebut. 2. Warna, anak dapat membandingkan warna antara telur
telur angsa, telur itik, telur ayam, telur puyuh. 3. Kegunaan telur, anak dapat menjelaskan kegunaan telur,
seperti untuk makanan: telur rebus, untuk lauk pauk, untuk
membuat kue.
4. Lokasi, misalnya anak dapat menjelaskan tempat dimana
hewan-hewan seperti angsa, itik, ayam, puyuh, misalnya
direrumputan di atas pohon atau di lokasi.
5. Telur dihasilkan oleh hewan-hewan seperti unggas,
serangga, reptil, kura-kura, buaya, biawak dll. 6. Bentuk telur: bulat, oval, lonjong, kecil, besar.
Namun untuk lebih jelasnya berikut ini dapat kita
bandingkan beberapa pendapat dari ahli tentang tema:
Menurut Dick and Carey (1985) dalam Trianto
mengemukakan bahwa suatu strategi pembelajaran
menjelaskan komponen umum dari suatu set bahan
pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan
bersama bahan-bahan tertentu untuk menghasilkan hasil
belajar tertentu pada peserta didik.
Komponen set bahan dan prosedur yang akan
digunakan dalam pembelajaran, Dick dan Carey (1995)
menyebutkan lima komponen utama, yaitu: (1) kegiatan pra-
pembelajaran, (2) penyajian informasi, (3) pasrtisipasi
mahasiswa, (4) tes, dan (5) tindakan lanjut. Adapun Gagne dan
Briggs (1979) menyebutkan sembilan urutan kegiatan
86
pembelajaran, yaitu: (1) memberikan motivasi atau menarik
perhatian, (2) menjelaskan tujuan pembelajaran kepada
mahasiswa, (3) mengingatkan kompetensi prasyarat, (4) meber,
stimulus yang berhubungan dengan masalah, topik, dan
konsep, (5) memberi petunjuk cara mepelajari, (6)
menimbulkan penampilan mahasiswa, (7) memberi umpan
balik, (8) menilai penampilan mahasiswa, dan (9) memberi
kesimpulan. Berikut ini berbagai macam tema yang dapat
digunakan dalam pembelajaran di Taman Kanak-Kanak96,
Tabel 4.3. Macam macam tema yang dapat
dikembangkan pada anak usia dini
Kinds of Theme
Theme 1 Ants Theme 35 Gardens
Theme 2 Apples Theme 36 Halloween
Theme 3 Art Theme 37 Hanukkah
Theme 4 Birds Theme 38 Hats
Theme 5 Blue Theme 39 Health
Theme 6 Breads Theme 40 Homes
Theme 7 Brushes Theme 41 Insects and
Theme 8 Bubbles Spiders
Theme 9 Buildings Theme 42 Mail Carrier
Theme 10 Camping Theme 43 Mice
Theme 11 Cars, Trucks, Theme 44 Music
and Buses Theme 45 Numbers
Theme 12 Cats Theme 46 Nursery
Theme 13 Christmas Rhymes
Theme 14 Circus Theme 47 Occupations
Theme 15 Clothing Theme 48 Pets
Theme 16 Communication Theme 49 Plants
96 Judy Herr. Creativee Resources for the Early Childhood Classroom ( USA; Thomson Learning Copyright. 2000) h.
87
Theme 17 Construction Theme 50 Puppets
Tools Theme 51 Purple
Theme 18 Containers Theme 52 Rain
Theme 19 Creative Theme 53 Red
Movement Theme 54 Safety
Theme 20 Dairy Products Theme 55 Scissors
Theme 21 Dentist Theme 57 Sports
Theme 22 Doctors and Theme 58 Spring
Nurses Theme 59 Summer
Theme 23 Dogs Theme 60 Thanksgiving
Theme 24 Easter Theme 61 Trees
Theme 25 Eggs Theme 62 Valentine's Day
Theme 26 Fall Theme 63 Water
Theme 27 Families Theme 64 Wheels
Theme 28 Farm Animals Theme 65 Winter
Theme 29 Feelings Theme 66 Yellow
Theme 30 Firefighters Theme 67 Zoo Animals
Theme 31 Fish
Theme 32 Flowers
Theme 33 Friends
Theme 34 Fruits and
Vegetables
Menurut Suciati dan Irawan (1993: 45) dalam Trianto
mengajukan sembilan peristiwa pembelajaran untuk membantu
proses belajar dalam peserta didik, sebagai berikut97:
97 Trianto. Desain pengembangan pembelajaran Tematik (Jakarta: Kencana, 2011), h. 207.
88
a. Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian siswa
dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh,
kontradiksi atau kompleks.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa dapat
memahami apa yang diharapkan dari dirinya. c. Mengingat kembali konsep/prinsip atau informasi yang
sebelumnya telah dipelajari untuk dapat mempelajari
materi baru dengan baik. d. Menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan
contoh, penekanan untuk menunjukkan perbedaan atau
bagian yang penting, baik secara verbal maupun
nonverbal. e. Memberikan bimbingan belajar melalui pertanyaan
yang membimbing proses atau berpikir siswa. f. Memperoleh unjuk kerja siswa terhadap apa yang telah
dipelajari. g. Memberikan umpan balik tentang kebenaran
pelaksanaan tugas. h. Mengukur/mengevaluasi hasil belajar melaui pemberian
tes atau melakukan suatu tugas. i. Memperkuat retensi dengan berkali-kali berlatih
menggunakan prinsip yang dipelajari dalam konteks
yang berbeda, dan transfer belajar dengan
meningkatkan perbedaan antara situasi waktu belajar
dan situasi trasnfer.
Melalui pembelajaran tematik guru harus berperan aktif
untuk memberikan dukungan kepada anak, agar anak dapat
berkembang minat dalam memusatkan perhatian di saat proses
pembelajaran dan dapat memahami mengingat kembali
menjelaskan kembali, sehingga terlihat unjuk kerja anak serta
anak dapat memberikan umpan balik apa yang sudah di
arahkan oleh guru sehingga hasil belajar dapat meningkatkan
perkembangan anak usia dini.
89
Pada pembelajaran tematik, guru sebelum proses
pemblajaran dimulai, haruslah memiliki keterampilan dalam,
Menyiapkan rancangan kegiatan harian yang berdasarkan
rancangan kegiatan mingguan, rancangan ini diaplikasikan dari
program pengajaran yang diususun terlebih dahulu bisa
berbentuk tahunan, setengah tahunan/ smesteran, bulanan, dan
mingguan. Program ini disusun tidak boleh terlepas dari
kurikulum yang telah disusun dan dirancang secara nasional.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Turney (1981)
dalam Trianto mengklasifikasi delapan keterampilan dasar
mengajar yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan
kegiatan belajar mengajar. Kedelapan keterampilan dasar
mengajar tersebut adalah: (1) keterampilan bertanya, (2)
keterampilan memberi penguatan, (3) keterampilan
mengadakan variasi, (4) keterampilan menjelaskan, (5)
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (6)
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, (7)
keterampilan mengelola kelas, dan (8) keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan.
Pada intinya keterampilan yang dilaksanakan guru
harus mengarah dan berpusat pada anak, buatlah suasana hati
anak usia dini menjadi bahagia, senang dan menikmati sekolah.
Keterampilan bertanya digunakan untuk membiasakan anak
pandai berbicara, agar anak mengeluarkan ide, dan bisa
berkomunikasi untuk keterampilan memberikan penguatan.
Pujilah anak dengan sepenuh hati, walaupun apa yang di buat
anak tidak optimal tetapi ini dapat menimbulkan rasa percaya
diri anak usia dini. Untuk keterampilan variasi, buatlah variasi
metoda, media, APE, penguatan, mimik, vocal, sentuhan, tema,
sub tema, yang berbeda, agar tidak membosankan untuk
menjelaskan. Jelaskanlah dengan teknik ‛5W+1H‛, agar tidak
kehabisan bahan. Untuk keterampilan pengelolaan kelas,
kelolalah dengan sentuhan ‛hati‛ penuh kasih sayang.
90
BAB V
PELAKSANAAN KBM DI TAMAN KANAK-
KANAK
Pelaksanaan peningkatan perkembangan anak usia dini
dengan pendekatan tematik siklus pertama selama delapan kali
pertemuan (2 minggu) menggunakan tema binatang dengan
sub temabinatang ternak, binatang peliharaan, binatang buas,
binatang air, binatang darat, binatang udara, Dan binatang
bertelur serta binatang beranak. Pelaksanaan tindakan terdiri
dari kegiatan baris berbasis, kegiatan pembukaan, kegiatan inti,
kegiatan makan, kegiatan istirahat, dan kegiatan penutup.
A. KEGIATAN BARIS BERBARIS
Pada kegiatan baris berbaris anak melakukan berbagai
kegiatan yang melatih kernampuan motorik kasar anak seperti
berdiri dengan tumit dengan seimbang mulai hitungan 1-3,
berdiri di atas satu kaki sampai hitungan 1-10, meloncat dengan
salah satu kaki 3 kali, membuat gerakan bebas mengikuti lagu,
menendang dan mengayunkan langkahnya ke belakang dan ke
depan, meloncat dengan dua kaki sebanyak 4 kali, berlari
dengan cepat dan berputar tanpa kendala, berlari sambil
meloncat dengan seimbang, melaksanakan senam mengikuti
irama dan menyanyikan lagu anak-anak.
Disaat berbaris dihalaman anak dibantu guru untuk
memasuki barisan dengan garis atau kotak, bisa juga lingkaran
yang sudah digambarkan di lantai tempat berbaris, agar anak
terbiasa dengan disiplin baris-berbaris sambil bernyanyi dan
bergembira.
91
Gambar 5.1: Kegiatan Berbaris pagi hari sebelum masuk ke
kelas, yang dipimpin oleh guru kelas.
Gambar 5.2 : Anak setelah berbaris melakukan gerakan :
senam, melompat, dan menggerakkan badan seperti tema yang
diajarkan pada hari itu.
92
B. KEGIATAN PEMBUKAAN
Setiap hari anak-anak memulai kegiatan belajar dengan
membaca doa belajar dan saling bertanya kabar antara anak
dan guru. Kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai
tema yang diajarkan pada hari kemaren, kemudian guru
menjelaskan tentang tema yang sedang dipelajari. Untuk
penjelasan tema dengan menjadikan tema sebagai wadah untuk
menjelaskan konsep dengan menggunakan teknik 5W+1H
(what, when, whem, way, who dan how) misalnya tema telur,
menjelaskan ukuran telur; 1) jelaskanlah dari ukuran telur-telur
ikan keong, katak, cecak, puyuh, ayam, bebek, buaya dll. 2)
Warna telur; 3) Bentuk telur: Bulat, oval, petak, dst.
Guru menjelaskan area area apa saja yang akan dibuka,
seperti area: bahasa, area seni, area berhitung atau matematika,
area balok dan area IPA serta area bermain peran. Setelah
diskusi tema peneliti menunjukkan gambar yang berkaitan
dengan, yang akan dikerjakan pada masing-masing area, sesuai
dengan lembaran kerja yang telah disiapkan.
Gambar 5.3: Peneliti sebagai Guru, membuka pelajaran di kelas
B TK Nakia
93
Gambar 5.4: Peneliti sebagai guru, menjelaskan tentang tema
binatang menggunakan alat peraga berbentuk gambar.
Gambar 5.5: Anak dengan ceria mengikuti penjelasan
membuka pelajaran
94
C. KEGIATAN INTI
Pada kegiatan inti anak-anak melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan tematik. Lembaran kerja yang telah
disediakan di setiap area yang dibuka pada hari pembelajaran.
Area Bahasa : Aktivitas yang dilakukan anak adalah: :
Menulis kembali kalimat pendek yang sudah ada yang dibantu
dengan gambar, menulis kata kata yang sudah ada, membaca
kata yang sudah ada, mengenal huruf dari kata yang ada
dengan cara menyebutkan huruf satu persatu.
Area Berhitung/Matematika: Aktivitas yang dilakukan
anak adalah: Anak melakukan pekerjaan, menyelesaikan tugas
di lembaran kerja, seperti : Menyelesaikan penmambahan,
menyelesaikan pengurangan angka 1 sampai dengan 20.
Pengurangan dan penjumlahan dilengkapi dengan gambar
berwarna. Selain itu anak menggunting pola gambar binatang
sesuai dengan jumlah angka yang telah disediakan pada
lembaran kerja.
Area IPA: Aktivitas yang dilakukan anak adalah:
Menyelesaikan tugas yang telah disiapkan pada lembaran kerja,
seperti : menghubungkan garis antara gambar yang disebelah
kiri dengan gambar yang disebelah kanan.i
Area Seni: Aktivitas yang dilakukan anak adalah:
Menyelesaikan tugas yang telah disiapkan pada lembaran kerja,
sepert, mewarnai gambar dengan kerayon, mewarnai gambar
dengan cat air, membuat kolase penempelan kapas, menempel
gambar dengan kacang-kacangan, menempel dengan kolase
kertas warna.
Area Balok: Aktivitas yang dilakukan anak adalah:
Menyelesaikan tugas yang telah disiapkan pada lembaran kerja,
seperti: membuat kandang binatang, dengan menyusun balok
yang telah disediakan guru, membuat bangunan seperti
binatang yang sedang dipelajari dalam tema. Membuat tempat
makan binatang secara bebas, sesuai dengan tema.
95
Gambar 5.6: Guru tetapengawasi dan menjelaskan bila
diperlukan anak dalam membimbing di setiap area.
Gambar 5.7 : Guru mengawasi dan menjelaskan disetiap area,
seperti contoh di area balok.
Kegiatan anak pada sub tema binatang bertujuan
mengembangkan:
Fisik Motorik , seperti : motorik halus dan motorik
kasar, bergerak sesuai dengan irama musik, menyayi kan salah
satu lagu kesayangannya, anak dapat bergerak mengikuti
96
benda-benda di lingkungan, melakukan senam berirama
bersama teman-teman dan guru.
Kognitif, seperti : pengenalan benda sekitarnya,
pemahaman konsep sains, sederhana, pengenalan bilangan,
pengenalan ukuran, pengenalan konsep waktu, pengenalan
konsep matematika.
Bahasa, sepereti : komunikasi lisan, perbendaharaan
kosa kata, pengenalan bentuk simbol, membaca gambar bahasa
isyarata.
Sosial emosional yang dikaitkan dengan sub tema
adalah : kemampuan bersosialisasi, empati, mengurangi sikap
egosentris, rasa kemampuan bersosialisasi, empati, mengurangi
sikap egosentris, rasa sosialisasi, perilaku prososial, kerjasama,
saling membantu, saling berbag, inisiatif sosialisas, perilaku
prososial, kerjasama, saling membantu, dan saling berbagi,
serta inisiatif.
Moral agama, seperti : berdoa, mengenal ibadah, sopan
santun, mengenal kebersihan, tanggung jawab, cinta tanah air,
musyawarah mufakat, dan menggambar sederhana, serta
mewarnai gambar secara mandiri
Setelah anak mengerjakan lembaran kerja, hasil dari
anak-anak ditempel di depan kelas, sehingga setiap anak
menjadi bangga dan tumbuh rasa percaya diri, pada saat ini
sekaligus memberikan tanggapan kepada anak, baik dari guru,
dari anak itu sendiri maupun dari teman-temannya, dalam
rangka menumbuh kembangkan aspek perkembangan.
Perkembangan Bahasa: pada saat anak memberikan
tanggapan terhadap hasil kerja teman-temannya, atau
menerima tanggapan dari teman-temannyat, atau bertannya
tentang hasil pekerjaannya.
Perkembangan sosial emosi: Bagaimana anak menyikapi
dan berperilaku saat berdiskusi, tentang hasil kerja, berinteraksi
dengan guru, teman-teman dalam kelas.
97
Perkembangan kognitif disaat mereka berfikir dan
punya ide dalam menanggapi hasil kerja teman dan
membandingkan dengan hasil kerja sendiri sendiri,
Perkembangan motorik: saat anak maju kedepan, dan
bergerak dalam berinteraksi disaat diskusi di depan kelas.
Perkembangan moral agama, , emdan ini akan
didiskusikan dengan anak-anak pada kegiatan penutup.
98
Gambar 13. Anak sedang mngerjakan lembaran kerja sesuai
tema binatang harimau, dengan sub tema buaya pada
kegiatan int, sementara guru membimbing dan mengarahkan.
D. KEGIATAN MAKAN
Sebelum kegiatan makan dimulai, seperti biasa anak
mencusi tangan di keran bergantian, lalu anak yang sudah
selesai mencuci tangan menuju ke ruangan makan yang sudah
tersedia, setelah semua anak duduk di kursi semuanya, lalu
guru membimbing anak untuk memimpin doa dari salah satu
anak yang sudah hafal gilirannya.
Disiplin di ruang makan dengan cara makan tidak
bersuara, dan diwaktu makan anak tidak berkeliaran sampai
99
makanan habis, makanan tidak berserakan, setelah makan anak
antri mencuci tangan. anak bersedia membagi makanannya
pada teman yang lupa membawa makanan. Anak membuang
sampah makanan ke keranjang sampah yang telah disediakan
dan membersihkan meja sesudah makan serta merapikan
kembali kursi makan.
Gambar 5.8: Anak sedang makan bersama, guru selalu
mengawasi anak.
Gambar 5.9: Makan bersama setiap hari, tetap dalam
pengawasan guru.
100
E. WAKTU ISTIRAHAT
Setelah makan dan merapikan tempat makan, tepat jam
10.00 WIB sampai pukul 10.30 WIB anak anak kegiatannya
adalah istirahat. Pada kesempatan ini anak diberi waktu untuk
melakukan aktivitas bermain, yang memberi peluang untuk
perkembangan fisik motorik, seperti bermain plosotan, bermain
panjat-panjatan, bermain ayunan, main komedi putar, dan
meniti balok, serta berkejar-kejaran, yang selalu diawasi guru,
untuk perkembangan moral, anak tetap dilatih kedisiplinan
dalam bermain. Seperti berperilaku disiplin, adil, menghormati
teman, menolong teman, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, dan jujur saat bermain, serta tidak menyakiti t
101
Gambar 5.10: Diwaktu istirahat anak sedang bermain ditemani
guru.
F. KEGIATAN PENUTUP
Pada kegiatan penutup guru menyimpulkan apa yang
sudah dipelajari dalam satu hari ini, mulai berbaris sampai mau
pulang, terutama apa yang telah dikerjakan pada kegiatan inti.
Guru bersama anak-anak meminta anak yang mau
menceritakan kembali apa kegiatan yang telah diikuti seperti :
bagaimana pengalaman mereka dalam mengerjakan lembaran
tugas di berbagai area, Area Bahasa : Aktivitas yang dilakukan
102
anak adalah: : Menulis kembali kalimat pendek yang sudah ada
yang dibantu dengan gambar, menulis kata kata yang sudah
ada, membaca kata yang sudah ada, mengenal huruf dari kata
yang ada dengan cara menyebutkan huruf satu persatu.
Pengalaman di Area Berhitung/Matematika: ketika
Anak melakukan pekerjaan, menyelesaikan tugas di lembaran
kerja, seperti menyelesaikan penmambahan, menyelesaikan
pengurangan angka 1 sampai dengan 20. Pengurangan dan
penjumlahan yang dilengkapi dengan gambar berwarna. Selain
itu pengalaman anak menggunting pola gambar binatang
sesuai dengan jumlah angka.
Pengalaman di Area IPA: ketika anak menyelesaikan
tugas pada lembaran kerja, seperti : menghubungkan garis
antara gambar yang disebelah kiri dengan gambar yang
disebelah kanan, yang dibantu dengan gambar binatang
berwarna sesuai dengan tema.
Pengalaman di Area Seni: ketika anak adalah dapat
menyelesaikan tugas yang telah disiapkan pada lembaran kerja,
seperti, mewarnai gambar dengan kerayon, mewarnai gambar
dengan cat air, membuat kolase penempelan kapas, menempel
gambar dengan kacang-kacangan, menempel dengan kolase
kertas warna.
Pengalaman di Area Balok: ketika anak dapat
menyelesaikan tugas yang telah disiapkan pada lembaran kerja,
seperti: membuat kandang binatang, dengan menyusun balok
yang telah disediakan guru, membuat bangunan seperti
binatang yang sedang dipelajari dalam tema. Membuat tempat
makan binatang secara bebas, sesuai dengan tema.
103
Gambar 5.11. Hasil kerja anak, dipajang didepan kelas, sesuai
dengan area yang dibuka pada hari pembelajaran.
Gambar 5.12:Guru mengajak anak berdiskusi tentang hasil
kerjanya dan dibicarakan didepan kelas.
104
Setelah berdiskusi dan membahas apa yang dipelajari
hari ini, sebelum pulang anak-anak bersama sama menyanyi,
sesuai dengan tema dandiakhiri membaca doa membaca doa-
doa seperti naik kendaraan, doa untuk orangtua, dan diakhiri
doa selesai belajar. Kemudian anak diberi pertanyaan, yang
berkaitan dengan tema. Siapa yang mengacungkan tangan dan
dapat menjawab pertanyaan (melatih perkembangan motorik,
bahasa, koknitif, dan sosial emosional, sertamoral) anak bisa
keluar, dan bersalaman dengan guru.
105
BAB VI
PENINGKATAN PERKEMBANGAN ANAK
USIA DINI DAN KAITANNYA DENGAN PTK
(Contoh PTK untuk Meningkatkan
Perkembangan Anak Usia Dini)
A. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai secara umum dalam penelitian
ini adalah untuk mengoptimalkan perkembangan anak usia
dini melalui pembelajaran tematik. Perkembangan anak usia
dini akan ditingkatkan pada setiap aspek, seperti : motorik,
bahasa, sosial, agama dan moral, dan sosial emosional serta
seni. Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang meneliti
tentang cara mengatasi masalah pembelajaran, dalam
penelitian ini meneliti tentang pembelajaran tematik untuk
mengoptimalkan perkembangan anak usia dini khususnya
Taman kanak-kanak kelompok B.
Tujuan secara khusus penelitian ini adalah untuk
mengumpulkan data tentang :
1. Perkembangan anak usia dini pada setiap aspek
perkembangan : perkembangan sosial, perkembangan
fisik motorik, perkembangan bahasa, perkembangan
kognitif, pperkembangan moral 2. Cara meningkatkan perkembangan anak usia dini
dengan pendekatan tematik.. 3. Peningkatan perkembangan anak usia dini dengan
pendekatan tematik
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini bertempat di Taman Kanak-kanak Nakia
Gambrit Jatiwaringin. Pondok Gede Bekasi. Pemilihan sekolah
106
ini didasarkan pada. (1) keterbukaan dan kesediaan pihak
pimpinan sekolah sebagai tempat penelitian; (2) kesediaan para
guru berkolaborasi dalam pelaksanaan penelitian; (3) kondisi
sekolah yang memadai seperti kondisi luas sekolah alat
permainan yang tersedia, (4) kesediaan kerjasama orangtua
untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan dilaksanakan.
Penelitian ini melibatkan semua guru TK Nakia Gambrit
yang telah dibekali dengan perangkat pembelajaran seperti
SKH, SKM, media yang digunakan dan lembaran-lembaran
tugas yang akan dikerjakan siswa. SKH terdiri atas kegiatan
awal, kegiatan inti dan penutuh. Dalam masing-masing
kegiatan tersebut diamati perkembangan masing masing aspek
seperti perkembangan bahasa, sosial, agama dan moral,
kogniitif.
Penelitian ini akan dilakukan seiama enam bulan
dengan kegiatan: satu bulan untuk observasi lapangan dan pra
assesmen. Dua bulan untuk membuat rancangan pembelajaran
tematik, dan alat ukur untuk perkembangan anak
usia dini. Dua bulan untuk melau kukan pelaksanaan
tindakan pembelajaran tematik berbasis bermain di Taman
Kanak-kanak Nakia Gambrit Jatiwaringin. Pondok Gede
Bekasi. Satu bulan untuk melakukan eksprimen sederhana
termasuk membuat laporan hasil penelitian. Eksperimen
sederhana untuk uji efektivitas penggunaan pembelajaran
tematik yang dilakukan di Sekolah Taman Kanak-kanak
Annida Pondok Gede, Bekasi .
Taman Kanak-kanak yang digunakan untuk penelitian
baik untuk penelitian tindakan maupun untuk eksperimen
kecil merupakan Taman Kanak-kanak yang dalam
pembelajarannya menganut sistem area. Area yang dipilih
tersebut diesuaikan dengan mater pembelajaran yang diajarkan
dan diamati proses perkembanganya. Pembelajaran untuk
setiap tema dibutuhkan waktu 1 minngu. masing-masingnya.
107
Total dibutukan 16 kali pertemuan tatap muka bagi anak-anak
tersebut,
Penelitian ini menggunakan metode gabungan , yaitu
manggabungkan metode kualitatlf dan kuantitafif, penelitian
Tindakan yang pada awalnya leblh bersifat Kuatitatif
dilmodifikasil dengan menambahkan eksprimen sederhana
sebagai uji efektivitas l, setelah target penelitian dalam siklus-
sklus tercapai. Penelitian Tndakan yang digunakan adalah
model Kemiss dan Taggart dengan yang
C. METODE DAN DESAIN INTERVENSI TINDAKAN
- SIKLUS 1. Metode Action Research
Metoda yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah action research atau penelitian tindakan. Penelitian
tindakan adalah penelitian tentang untuk dan oleh masyarakat
atau kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi,
partisipasi, dan kolaborasi antara peneliti dengan kelompok
sasaran. Penelitian ini dilaksanakan yang bertujuan untuk
mendorong adanya perubahan yang diharapkan,
meningkatkan kualitas yang dilakukan di dalamnya,seluruh
proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
pengaruh telah menciptakan hubungan yang diperlukan antara
evaluasi diri dan perkembangan profesional.98
Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian
yang bersifat reflektif yaitu melaksanakan tindakan tertentu
agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek
pembelajaran di kelas secara profesional. Dalam prakteknya
penelitian tindakan memecahkan suatu masalah dan mencari
98 Elliot,J.Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Pratical Contruct: an Account of the Work of the Ford Teaching Project. Dalam The action Research Reader. Geelong, Victoria: Deakin University, 1982).
108
pembuktian secara ilmiah.si atau tindakan serta penelitiannya
berbentuuk sharing.99
Penelitian tindakan yang dilakukan ini memiliki
karakteristik: dalam pelaksanaannya terfokus, peneliti dan
pendidik sanma-sama terlibat dalam penelitian, melakukan
kolaborasi, proses penelitiannya dinamis dan rencana
penelitiannya berbentuk spiral.
2. Desain
Untuk mendesain atau merancang penelitian tindakan
kelas maka langkah yang dapat dilakukan adalah : 1.
menemukan masalah, 2 menganalisis masalah yang ditemukan,
3. merumuskan masalah, 4. mengembangkan alternatif
tindakan, 5. menentukan cara pengumpulan data, 6 menyusun
rencana perbaikan secara lengkap. 100 Sebelum penelitian kita
harus mempersiapkan pembelajaran tematik dengan
pendekatan bermain yang disusun dalam tahapan sebagai
berikut: Persiapan
1). Mempersiapkan RKH berbasis tematik; 2).Mempersiapkan anak usia dini; 3). Mendiskusikan dengan guru tentang aspek-aspek perkembangan yang akan
dikembangkan; 4).Menghubungkan aspek-aspek perkembangan kedalam tema. Pelaksanaan/inti 1). Memasukkan aspek-aspek perkembangan kedalam berbagai kegiatan
pembelajaran; 2).Mendukung anak dan memotivasi anak dalam
mengembangkan dan aspek-aspek perkembangan; 3).Memasukkan aspek-aspek
perkembangan kedalam pembelajaran melalui tema-tema yang diajarkan Penutup 1). Melaksanakan proses tindaklanjut terhadap proses peningkatan perkembangan anak usia dini melalui pembelajaran tematik; 2).Melakukan
evaluasi dalam bentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan anak dalam bentuk
individu di area.
99 John Creswell. Educational Research. (New Jersey:Merill Prentice Hall.2008) H. 605
100 IGAK Wardhani. Penelitian Tindakan Kelas Jjakarta: Penerbit Universitas
Terbuka. 2008) h.3.1
109
Pada penelitian tindakan ini peneliti menggunakan
prosedur yang dikemukakan oleh Kemis dan Taggart, 1998.
R Assesmen Awal
e
f
Plan
l
e
c
t
Action
Observasi
Revision
P
e
r
Action
f
e
c
Assesment Akhir
t
Observasi
Gambar 6.1. Model Spiral Kemiss dan Taggart, 1998
D. TAHAP INTERVENSI TINDAKAN
Kegiatan pokok fokus penelitian tindakan terdiri dari
(1) Planning, (2) Acting, (3) Observing, (4 )Reflecting101,
Planning :
1. Mempelajari aspek-aspek perkembangan yang akan
dikembangkan di TK 2. Mempelajari kurikulum TK
101 Suharsimi Arikunto. Penellitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. 2008)h.117
110
3. Mengembangkan tematik yang sesuai dengan
perkembangan anak. 4. Mempersiapkan permainan sesuai dengan tema
5. Membuat SKM
6. Membuat SKH 7. Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan
sesuai tema 8. Menyiapkan sumber belajar
9. Mengembangkan format observasi
10. Mengembangkan format evaluasi
Acting :
1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan
perencanaan 2. Melaksanakan pengamatan mengenai isi tindakan
3. Mengumpulkan data perlengkapan lain yang
mendukung
Observing I:
1. Melakukan observasi dengan format observasi 2. mengamati kegiatan pembelajaran, pengamatan,
berperan serta, peneliti terlibat langsung selama
kegiatan berlangsung
Reflecting I :
1. Mengamati perubahan yang terjadi pada siswa setelah
terjadi tindakan 2. Mengadakan pertemmuan untuk membahas hasil
tindakan 3. Evaluasi
Planning :
1. Merevisi dan memodifikasi pembelajaran sesuai dengan
hasil tindakan siklus I
111
Acting :
1. Pengaplikasian pembelajaran sesuai dengan
perencanaan yang ke II
Observing II
1. Mengamati kegiatan pembelajaran sesuai dengan siklus
perencanaan yang kedua 2. Pengumpulan data tindakan yang kedua
Reflecting II
1. Mengamati perubahan yang terjadi pada siswa setelah
dilakukan tindakan kedua 2. Evaluasi tindakan yang kedua
112
113
E. SUBJEK YANG TERLIBAT DAN POSISI PENELITI
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian
adalah guru-guru TK Nakkia Gambrit, Bekasi yang berjumlah
10 orang.
F. HASIL INTERVENSI TINDAKAN YANG DIHARAPKAN
Harapan intervensi tindakan terhadap aspek
perkembangan anak usia dini antara lain :
Untuk aspek :
1. Emosi : melalui bermain anak dapat menerima
berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara yang
positif, mengenal diri sendiri dan mengembangkan pola
perilaku yang memuaskan dalam hiduh. 2. Sosial : mengembangkan kemampuan bersosiasilasi,
memperluas empati, mengurangi sikap egosentris,
menumbuhkan dan meningkatkan rasa sosialisasi,
belajar berperilaku prososial seperti menunggu giliran,
kerjasama saling membantu dan berbagi. 3. Bahasa : memperluas kosa kata, mengembangkan daya
penerimaan serta pengekspresian, berinteraksi dengan
anak-anak lain, orang dewasa pada situasi bermain,
mengembangkan bahasa reseptif atau penerimaan
kemudian bahasa ekspresif, komunikasi verbal dan
memahami bahasa dalam berbicara serta komunikasi
non verbal. 4. Kognitif : bermain dapat mengembangkan pemahaman
tentang diri sendiri, orang lain dan lingkungan. 5. Motorik : bermain dapat memberikan kesempatan yang
luas untuk bergerak, pengalaman belajar untuk
menemukan, aktivitas sensori motor.
114
G. DATA DAN SUMBER DATA
Data penelitian ini adalah data primer yaitu data hasil
observasi dan data sekunder. Sumber data adalah :
1. Guru TK Nakkia Gambrit, Bekasi
2. Siswa TK Nakkia Gambrit, Bekasi
H. INSTRUMEN
1. Definisi Konseptual
a. aspek perkembangan anak usia dini : perkembangan
anak yang terlihat dalam tumbuh kembangnya seluruh
aspek perkembangan anak seperti : fisik, motorik,
bicara, emosi, sosial, bermain, kreativitas, cognitif,
moral, minat, dan peran sex, serta perkembangan
kepribadian b. rencana pembelajaran : kegiatan memproyeksikan
tindakan apa yang akan dilakukan dalam suatu proses
pembelajaran c. bermain berbasis tematik : bermain dengan pendekatan
pembelajaran yang didasarkan atas ide-ide pokok atau
ide-ide sentral tentang anak dan lingkungannya.
Dimulai dari tema yang sederhana sampai tema yang
komplek.
2. Definisi Operasional
a. aspek perkembangan anak usia dini : hasil dari
pengukuran berbagai kemampuan aspek
perkembangan anak yang meliputi :
Tabel 3.1 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
Kemampuan Hasil belajar
Motorik - Motorik halus
- Motorik kasar
Bahasa - Komunikasi lisan
- Perbendaharaan kosa kata
115
- Pengenalan bentuk simbol
- Membaca gambar
- Bahasa isyarat
Kognitif - pengenalan benda sekitarnya
- Pemahaman konsep sains
sederhana
- Pengenalan bilangan
- Pengenalan ukuran
- Pengenalan konsep waktu
- Pengenalan konsep matematika
Sosio-emosional - Berinteraksi dengan orang lain
- Mengenal disiplin
- Menunjukkan emosi yang
wajar
- Menjaga keamanan diri
- Disiplin
- Reaksi emosi
Moral - Berdoa
- Mengenal ibadah
- Sopan santun
- Mengenal kebersihan
- Tanggung jawab
- Cinta tanah air
- Musyawarah mufakat
b. rencana pembelajaran : kegiatan yang dilakukan untuk
mempersiapkan suatu proses pembelajaran mulai dari
menetapkan tujuan pembelajaran, isi kegiatan (materi
pembelajaran), cara pencapaian kegiatan (metode dan
tekhnik) serta bagaimana mengukurnya (evaluasi)
secara jelas dan sistematis. c. bermain berbasis tematik : pembelajaran anak usia dini
yang dilakukan dengan bermain (aktif dan pasif)
116
dengan menggunakan tema-tema (ide-ide pokok) yang
telah dipersiapkan oleh guru.
3. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.2 . Kisi kisi Instrumen
Nomor Dimensi Indikator
Aspek
Perkembangan
1. Sosial - tenggang rasa terhadap orang
lain
- bekerjasama dengan teman
- mudah berinteraksi dengan orang
lain
- mengenal dirinya sendiri
- mulai dapat berimajinasi
- mulai dapat berkomunikasi
dengan orang yang
sudah dikenalnya
- mulai belajar memisahkan diri
dari orang tua
terutama ibu
- aktif bergauldengan teman
- mulai mengikuti aturan
permainan
- meniru kegiatan orang dewasa
- menjadi ekstrim dan keras kepala
- mematuhi peraturan yang ada
- mulai mengenal konsep benar
salah
- mau berbagi dengan teman
- mau berbagi dengan teman sebaya
2. Emosi - berani dan mempunyai rasa
ingin tahu yang besar
117
- merasa puas atas prestasi yang
dicapai
- mulai dapat mengendalikan
emosi
- menunjukkan reaksi emosi yang
wajar karena marah, senang,
sakit, takut dan sebagainya
- menjaga keamanan diri
3. Motorik - dapat mengurus diri sendiri
dengan sedikit bantuan
- dapat membuat berbagai
bentuk
- meniru membentuk garis
- meniru melipat kertas
- menggambar orang dan bagian-
bagiannya
- belajar menggunting
- membuat lingkaran dan kubus
- menjahit sederhana
- menyusun menara kubus
- meloncat, berlari,memanjat,
mundur
- bermain bola
4. Bahasa - berbicara lancar dengan kalimat
sederhana
- memberi informasi tentang
suatu hal
- menyebutkan nama dan jenis
kelamin
- menirukan kembali 2-4 urutan
kata
- mengekspresikan diri melalui
dramatisasi
- mengenal kata kerja
118
- menggunakan kata ganti
- menggunakan konsep waktu
- mengucapkan kata dalam
nyanyian
- dapat menceritakan gambar
5. Moral - berdoa sebelum dan sesudah
mulai kegiatan
- meniru pelaksanaan ibadah
agama
- menyayangi dan memelihara
semua ciptaan Tuhan
- cinta antar sesama
- mengenal arti kebersamaan dan
persatuan
- mengenal sopan santun dan
bertererima kasih
- menjaga kebersihan diri
- menjaga kebersihan lingkungan
- mengenal konsep dasar benar
dan salah.
4. Uji T
Instrumen data yang diperoleh diuji dengan uji T
5. Uji Realibilitas
Instrumen data juga diuji realibilitasnya untuk
mendapatkan instrumen yang reliable.
I. TEKNIK PENYAJIAN DATA
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan hasil penelitian adalah
a. Melalui Proses berupa: 1. Observasi untuk mengumpulkan data proses
pembelajaran .Observasi dilakukan secara
119
langsung dan dicatat dengan lengkah. Untuk
aspek-aspek perkembangan anak usia dini didapat
dari lembar observasi yang lebih dulu telah
disiapkan.
2. Dokumentasi berupa hasil rekaman dengan
handycam dan foto-foto yang diabadikan selama
proses pembelajaran berlangsung. 3. Catatan lapangan berupa catatan penelitian selama
pelaksanaan proses pembelajaran yang dibuat
peneliti dan guru kolaborator, dan catatan
tambahan dari guru pelaksana. 4. Diskusi yang dilakukan antara peneliti, guru
pelaksana dan guru kolaborator terkait dengan
perencanaan dan refleksi atas tindakan. b. Evaluasi dari hasil lembar kerja anak
J. TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA Keabsahan
data diperiksa melalui triangulasi yaitu
mengumpulkan data mengenai situasi penelitian tentang
penilaian dari tiga sudut pandang sumber data yaitu : peneliti,
guru dan pengamat. Mc Niff menyatakan pemantauan data
dapat dilakukan dengan 1. catatan harian peneliti atau catatan
lapangan peneliti, untuk mencatat apa yang terjadi dalam
proses penelitian, 2. memantau dari mitra sebagai kolaborator
untuk mengamati apa yang terjadi serta memberikan kritik
yang membangun demi kemajuan peneliti dengan cara
berdiskusi, 3. pengamatan dari guru karena guru mungkin
mempunyai persepsi yang berbeda terhadap yang dilakukan
peneliti.
Disamping triangulasi sumber data peneliti, pengamat
dan guru dilakukan juga triangulasi tekhnik pengumpulan data
denganmenggunakan tes, pengamatan observasi dan
wawancara. Disamping mengamati hal-hal yang terjadi dalam
prosespembinaan tentang penilaian peneliti juga
120
mewawancarai guru untuk memperoleh informasi data yang
diperoleh sehingga menjadi alasan menentukan valid atau
tidaknya data-data tersebut.
K. ANALISIS DATA
Ada dua data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif
dan kualitatif. Data kualitatif dianalisis menggunakan model
Miles dan Huberman berupa reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Data kuantittatif akan digunakan
perhitungan statistik deskriptif.
L. KRITERIA KEBERHASILAN TINDAKAN
Kriteria keberhasilan tindakan yang diharapkan secara
umum adalah adanya peningkatan perkembangan pada setiap
aspek mendekati level tertinggi sesuai yang kita rancang.
Apabila selagi dari siklus pertama, hasil yang di capai belum
mencapai hasil maksimal, maka dapat dilanjutkan pada silkus
berikutnya, apabila pada siklus kedua belum mencapai target,
dapat dilanjutkan pada siklus ketiga, tetapi apabila kita
mencapai terget maka siklus dapat dihentikan.
Dilanjutkan atau dihentikan siklus harus di diskusikan
terlebih dahulu dengan tim peneliti di dalam PTK disebut tim
kolaborasi, yang sebelumnya sudah disepakati mengenai
tujuan dari penelitian dan kriteria keberhasilan tindakan.
121
BAB VII
RENCANA KEGIATAN HARIAN ATAU RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
A. PERSIAPAN MENGAJAR (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian) Sebelum mengajar, satu hari sebelum hari pembelajaran guru harus menyiapkan ‚RKH
yang sekarang namanya di dalam kurikulum 2013 RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian)‛. Sebelum RPPH dibuat tentu harus di rancang ‚RKM‛ yang dituangkan dari
‛program‛ yang tentu berdasarkan kurikulum. Agar pembelajaran terkonsep dan terarah serta
dapat mencapai tujuan. Belajar di TK sudah tentu tidak boleh terlepas dari konsep-konsep
bermain ‚Bermain sambil belajar‛ yang disusun dan dirancang dengan ‚Tema‛ dan sub tema
yang jelas, berikut ini penulis akan mencontohkan tema dan sub tema, dengan tema ‚Binatang‛
dengan 12 sub tema binatang sebagai berikut: TEMA BINATANG
Peningkatan Perkembangan Anak Usia Dini dengan Pendekatan Tematik di TK No Sub Tema Aspek Perkembangan yang Ingin Ket
Ditingkatkan 1. Binatang Buas Fisik motorik Dikerjakan di
Harimau Kognitif setiap area Sosio Emosional
Bahasa
Moral dan Nilai agama
2. Binatang Fisik motorik Dikerjakan di Peliharaan Kognitif setiap area Kucing Sosio Emosional
Bahasa
Moral dan Nilai agama 3. Binatang Ternak Fisik motorik Dikerjakan di
Ayam Kognitif setiap area Sosio Emosional
Bahasa
Moral dan Nilai agama
4. Binatang Air Fisik motorik Dikerjakan di Ikan Air Tawar Kognitif setiap area (lele) Sosio Emosional
Bahasa
Moral dan Nilai agama 5. Binatang Darat Fisik motorik Dikerjakan di
Kambing Kognitif setiap area Sosio Emosional
Bahasa
Moral dan Nilai agama
6. Binatang Udara Fisik motorik Dikerjakan di Burung Kognitif setiap area Sosio Emosional
Bahasa
Moral dan Nilai agama
122
Berikut ini adalah contoh RPPH untuk 12 sub tema, (dua belas hari proses
belajar di TK) sebagai berikut:
Jadwal Kegiatan Penelitian Peningkatan Perkembangan Anak Usia Dini dengan Pendekatan Tematik di TK
Nakkia Tema Binatang (Siklus II)
No Sub Tema Aspek Perkembangan yang Ket ingin Ditingkatkan 7. Binatang buas Fisik motorik Dikerjakan di
Buaya Kognitif setiap area Sosio Emosional
Bahasa
Moral dan Nilai agama 8. Binatang Fisik motorik Dikerjakan di
Peliharaan Burung Kognitif setiap area Sosio Emosional
Bahasa
Moral dan Nilai agama 9. Binatang Darat Fisik motorik Dikerjakan di
Gajah Kognitif setiap area Sosio Emosional
Bahasa
Moral dan Nilai agama 10. Binatang Udara Fisik motorik Dikerjakan di
Kelelawar Kognitif setiap area Sosio Emosional
Bahasa
Moral dan Nilai agama 11. Binatang Bertelur Fisik motorik Dikerjakan di
Kura-kura Kognitif setiap area Sosio Emosional
Bahasa
Moral dan Nilai agama 12. Binatang Fisik motorik Dikerjakan di
Melahirkan Kognitif setiap area Kelinci Sosio Emosional
Bahasa
Moral dan Nilai agama
123
1. Tema Binatang Buas (Harimau)
SATUAN KEGIATAN HARIAN KELOMPOK : B SEMESTER / MINGGU : I / I TEMA : BINATANG SUB TEMA : BINATANG BUAS
( HARIMAU )
HARI / INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN ALAT/SUMBER PENILAIAN
TANGGAl BELAJAR PERKEMBANGAN
ANAK
I. Kegiatan Awal 30 menit Media: Lembar Perkembangan.
• Salam kerja siswa, Moral
• Absensi gambar, model
• Berdoa binatang,
• Nyanyi audio-visual,
• Menceritakan VCD binayang,
pengalaman notebook,
• Guru memulai permainan.
• menjelaskan Area :
Metoda:
Bercerita Tema Binatang
mengamati
Buas dg sub tema
gambar,
Harimau
• bimbingan,
Makanan Harimau
bermain
• Suara Harimau
peran, tanya
• Tempat hidup Harimau
jawab, praktek
• Ukuran Harimau
langsung,
tugas sesuai
tema
II.Kegiatan Inti 60 menit
AREA BAHASA Lembar kerja
Menebalkan kata/mengenalkan
yang sudah Perk. Bhs
huruf, Harimau, Harimau
1.Mengenalk disiapkan 1.Perkembangan
belang, Macan tutul
an huruf bahasa anak,
2.Menambah
kosa kata
3.Keterampilan
AREA MTK/ BERHITUNG
menulis
4.Ketr. Membaca
Menghitung jumlah kucing, Guru
menambah, mengurangi
menyediakan Perk. Kognitif
menggunakan gambar Harimau
lembaran Konsep Jumlah
1.Mengenalk AREA IPA
untuk anak
124
an angka Mengelompokkan hewan yang bekerja
beranak:
Mengelompokkan makanan Lembaran/ga
harimau, lingkungan harimau mbar Perkembangan
Kucing, Kognitif
1.Mengenal Makanan Perkembangan
Hewan Buas AREA SENI
kucing: daging Sosial
yang beranak
Menggambar atau mewarnai: Buku Gambar,
Harimau, menggunting gambar Krayon, sketsa
harimau gambar Perkembangan
1.Menggamb harimau yang Motorik halus,
ar bebas sudah kasar
2.Mewarnai diwarnai Kognitif
Balok – balok Sosial
AREA BALOK
Membuat bangunan kandang
harimau, tempat tinggal
harimau Kognitif
1.Menyusun III.Istirahat dan Makan 30
Sarana yang Motorik
2.Mencipta disediakan Soosial
menit
• Mencuci tangan sebelum
• dan sesudah makan
Berdoa
• Bermain ( harimau dg
• kambing )
Dipimpin Guru
IV.Penutup
• Review Kegiatan I, II dan bergilir
III Pengawasan
• Diskusi kegiatan hari ini Guru
• Memberi pujian pada
• hasil kerja
Bernyanyi (Nyanyi
bersama tentang
• Binatang)
Pelajaran Besok
• Beres – Beres
• Berdoa / pulang
Jakarta,.......................2012 Guru
...........................................
125
Sosial Bahasa Fisik
1. Kemampuan
1. kosa kata
bersosialisasi 1. bergerak
2. pengekspresian
2. Empati
2. aktivitas
3. interaksi
3. Mengurangi
sensori
4. bahasa reseptif
sikap egosentris
motorik
5. bahasa ekspresif
4. Rasa sosialisasi
3. pengalaman
6. komunikasi verbal
5. Perilaku
belajar
7. komunikasi non
prososial
verbal
- kerjasama
- saling
membantu
- saling
berbagi
- inisiatif Bahasa
Sosial
Fisik
TEMA:
Binatang Buas
(Harimau)
Kognitif Moral
1. pemahaman
diri sendiri, orang
lain, dan 1. Percaya akan ciptaan Allah lingkungan 2. Mencintai sesama manusia 2.Perbedaan dan makhluk hidup lainnya. tekstur 3. Membaca dua kalimat (kasar,halus) syahadat 3. Perbedaan
ukuran (panjang
pendek)
Kogniitif Moral
126
PEDOMAN AREA BALOK
GURU MENGINSTRUKSIKAN ANAK – ANAK
UNTUK MENYUSUN BALOK – BALOK MENJADI
KANDANG HARIMAU
127
AREA BAHASA (Menulis dan Membaca) NAMA : ………………………………….
HARIMAU
HARIMAU BELANG
MACAN TUTUL
128
AREA BERHITUNG NAMA : ………………………………..
129
BAHAN UNTUK DIGUNTING PADA AREA BERHITUNG
130
BERHITUNG
Nama : ......................................
9
12
131
AREA IPA
Menghubungkan Gambar Nama : ..........................................
132
AREA SENI
Mewarnai
Nama : ..........................................
133
2. Tema Binatang Peliharaan (Kucing)
SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : B
SEMESTER / MINGGU : I / I
TEMA : BINATANG
SUB TEMA : BINATANG PELIHARAAN
( KUCING )
HARI / INDIKATOR KEGIATAN ALAT/SUMBER PENILAIAN
TANGGAL PEMBELAJARAN BELAJAR PERKEMBANGAN
ANAK
Sabtu, I.Kegiatan Awal 30 Media: Lembar kerja Perk. Moral
05-05-2012 menit siswa, gambar, model
• Salam binatang, audio-
• Absensi visual, VCD binayang,
• Berdoa notebook,
• Nyanyi permainan.
• Menceritakan Metoda: mengamati
pengalaman
• Guru memulai gambar, bimbingan,
menjelaskan bermain peran, tanya
jawab, praktek
Area :
•
langsung, tugas
Bercerita Tema
sesuai tema
Binatang
Peliharaan dg
• sub tema Kucing
Makanan Kucing
• Suara kucing
• Tempat binatang
peliharaan
• Kucing
Ukuran Kucing
II.Kegiatan Inti 60 menit
AREA BAHASA Lembar kerja yang
Perk. Bhs
Menebalkan
134
1.Mengenalk kata/mengenalkan huruf sudah disiapkan 1.Perkembangan
an huruf Kucing, Kucing belang, bahasa anak,
Anak kucing 2.Menambah
kosa kata
3.Keterampilan
menulis
AREA MTK/ BERHITUNG
4.Ketr. Membaca
1.Mengenalk
Menghitung jumlah
kucing, menambah, Guru Perk. Kognitif
an angka
mengurangi
menyediakanlembara Konsep Jumlah
menggunakan gambar
n untuk anak bekerja
kucing
AREA IPA
Mengelompokkan
1.Mengenal hewan yang beranak: Lembaran/gambar
Hewan Mengelompokkan Kucing,
Perkembangan
peliharaan Kognitif
makanan kucing,
yang Makanan kucing:
lingkungan kucing Perkembangan
beranak
ikan, daging
Sosial
AREA SENI
1.Menggamb Menggambar atau Perkembangan
ar bebas mewarnai:
Motorik halus,
Kucing, menggunting Buku Gambar,
2.Mewarnai kasar
Krayon, sketsa
gambar Kucing
gambar kucing yang
Kognitif
sudah diwarnai
Sosial
AREA BALOK
Membuat bangunan
1.Menyusun kandang buaya, tempat Balok – balok
Kgnitif
2.Mencipta tinggal buaya
Motorik
III.Istirahat dan Makan
Soosial
30 menit
• Mencuci tangan
sebelum dan
Sarana yang
135
sesudah makan disediakan
• Berdoa
• Bermain ( kucing Dipimpin Guru
dg tikus ) bergilirPengawasan
IV.Penutup Guru
• Review Kegiatan
I, II dan III
• Diskusi kegiatan
hari ini
• Memberi pujian
pada hasil kerja
• Bernyanyi
(Nyanyi bersama
tentang
Binatang)
• Pelajaran Besok
• Beres – Beres
• Berdoa / pulang
Jakarta,.......................2012 Guru
...........................................
136
Sosial Bahasa Fisik
1. Kemampuan
1. kosa kata
bersosialisasi 1. bergerak
2. pengekspresian
2. Empati
2. aktivitas
3. interaksi
3. Mengurangi
sensori
4. bahasa reseptif
sikap
motorik
5. bahasa
egosentris
3. pengalama
ekspresif
4. Rasa
n belajar
6. komunikasi
sosialisasi
verbal
5. Perilaku
7. komunikasi
prososial
non verbal
- kerjasama
- saling
membant
- u
Bahasa
saling
berbagi
- inisiatif
Fisik
Sosial
TEMA:
Binatang Peliharaan ( Kucing)
Kognitif Moral
1. pemahaman
diri sendiri,
orang lain, dan 1. Percaya akan ciptaan Allah
lingkungan 2. Mencintai sesama
2.Perbedaan manusia dan makhluk
tekstur hidup lainnya.
(kasar,halus) 3. Membaca dua kalimat
3. Perbedaan syahadat
ukuran (panjang
pendek)
Moral
Kogniitif
137
PEDOMAN AREA BALOK
GURU MENGINSTRUKSIKAN ANAK – ANAK UNTUK MENYUSUN BALOK – BALOK MENJADI
KANDANG KUCING
138
AREA BAHASA
Nama : ..............................................
Kucing
Kucing belang
Anak kucing
139
Menghubungkan Gambar
Nama : ..............................................
140
AREA BERHITUNG
NAMA : .......................................
+ =
+ =
+ =
+ =
141
GAMBAR UNTUK DI GUNTUNG DAN DITEMPEL
142
AREA BERHITUNG
NAMA : .............................................
4
20
143
AREA SENI
MEWARNAI
NAMA : ........................................................
144
3. Tema Binatang Ternak (Ayam)
SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : B
SEMESTER / MINGGU : I / I
TEMA : BINATANG
SUB TEMA : BINATANG TERNAK
( AYAM )
HARI / INDIKATOR KEGIATAN ALAT/SUMBER PENILAIAN
TANGGAL PEMBELAJARAN BELAJAR PERKEMBANGAN
ANAK
I.Kegiatan Awal 30 Perk. Moral
menit
Media: Lembar kerja
• Salam
• Absensi siswa, gambar,
• Berdoa model binatang,
• Nyanyi audio-visual, VCD
• Menceritakan binayang, notebook,
•
pengalaman permainan.
Guru memulai Metoda: mengamati
• menjelaskan
gambar, bimbingan,
Bercerita Tema
Binatang ternak bermain peran,
dg sub tema tanya jawab, praktek
ayam langsung, tugas
•
sesuai tema
Makanan Ayam
• Suara Ayam
• Tempat ternak
• Ukuran Ayam
II.Kegiatan Inti 60
menit
1.Mengenalk AREA BAHASA Lembar kerja yang Perk. Bhs
an huruf
Menebalkan sudah disiapkan 1.Perkembangan
kata/mengenalkan
bahasa anak,
huruf Ayam betina,
2.Menambah kosa
Anak ayam berenang,
kata
Telur ayam
3.Keterampilan
menulis
4.Ketr. Membaca
1.Mengenalk AREA MTK/ Guru Perk. Kognitif
an angka BERHITUNG
menyediakanlembar Konsep Jumlah
an untuk anak
145
Menghitung jumlah bekerja
ayam, menambah,
mengurangi
1.Mengenal menggunakan gambar
Lembaran/gambar Perkembangan
ayam
Hewan AREA IPA
ayam, Kognitif
Ternak yang Makanan ayam: Perkembangan
bertelur Mengelompokkan dedak, beras, biji - Sosial
hewan yang bertelur: bijian
Mengelompokkan
1.Menggamb makanan ayam,
Perkembangan
lingkungan ayam Buku Gambar,
ar bebas AREA SENI
Krayon, sketsa Motorik halus,
2.Mewarnai gambar ayam yang kasar
Menggambar atau sudah diwarnai Kognitif
mewarnai: Sosial
1.Menyusun ayam, menggunting
Balok – balok
Kgnitif
gambar ayam
2.Mencipta AREA BALOK
Motorik
Soosial
Membuat bangunan
kandang ayam, tempat
tinggal ayam Sarana yang
III.Istirahat dan Makan disediakan
Dipimpin Guru
30 menit Bergilir
• Mencuci tangan Pengawasan Guru
sebelum dan
• sesudah makan
Berdoa
IV.Penutup
• Review Kegiatan
I, II dan III • Diskusi kegiatan
hari ini • Memberi pujian
pada hasil kerja
• Bernyanyi
bersama tentang
Binatang)
• Pelajaran Besok • Beres – Beres • Berdoa / pulang
Jakarta,.......................2012 Guru
146
Sosial 1. Kemampuan
bersosialisas
i
2. Empati 3. Mengurangi
sikap
egosentris 4. Rasa
sosialisasi
5. Perilaku
prososial - kerjasama - saling
membantu - saling
berbagi - inisiatif
Sosial
Kognitif
1. pemahaman diri sendiri, orang
lain, dan
lingkungan 2.Perbedaan
tekstur (kasar,halus) 3. Perbedaan
ukuran (panjang
pendek)
Kogniitif
Bahasa
Fisik
1. kosa kata 1. bergerak
2. pengekspresian
2. aktivitas
3. interaksi
sensori
4. bahasa reseptif
motorik
5. bahasa ekspresif
3. pengalaman
6. komunikasi verbal
belajar
7. komunikasi non
verbal
Bahasa
Fisik
TEMA:
Binatang Ternak (Ayam)
(Itik)
Moral
1. Percaya akan ciptaan Allah 2. Mencintai sesama
manusia dan makhluk hidup lainnya.
3. Membaca dua kalimat syahadat
Moral
147
PEDOMAN AREA BALOK
GURU MENGINSTRUKSIKAN ANAK – ANAK UNTUK
MENYUSUN BALOK – BALOK MENJADI KANDANG
AYAM
148
AREA BAHASA
Nama : ...................................................
Ayam betina
Anak Ayam
Telur Ayam
149
AREA IPA (Menghubungkan)
Nama : ..............................................
150
AREA BERHITUNG
Nama :...............................................
+ =
+ =
+ =
+ =
151
GAMBAR UNTUK DI GUNTING DAN DI TEMPEL
152
AREA BERHITUNG
Nama : ...........................................
11
8
153
AREA SENI
NAMA .....................................
154
4. Tema Binatang Air Tawar (Ikan Lele)
SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : B
SEMESTER / MINGGU : I / I
TEMA : BINATANG
SUB TEMA : IKAN AIR TAWAR
( LELE )
HARI / INDIKATOR KEGIATAN ALAT/SUMBER PENILAIAN
TANGGAL PEMBELAJARAN BELAJAR PERKEMBANGAN
ANAK
Jumat, I.Kegiatan Awal 30 Media: Lembar Perk. Moral
04-05-2012 menit kerja siswa, gambar,
• Salam model binatang,
• Absensi audio-visual, VCD
• Berdoa binayang,
• Nyanyi notebook,
• Menceritakan permainan.
•
pengalaman Metoda:
Guru memulai
menjelaskan mengamati gambar,
bimbingan, bermain
Area :
•
peran, tanya jawab,
Bercerita Tema
Buas dg sub praktek langsung,
tema ikan air tugas sesuai tema
• tawar ( lele )
Makanan lele
• Tempat hidup
•
lele
Ukuran lele
II.Kegiatan Inti 60 menit
AREA BAHASA
1.Mengenalk
Menebalkan Lembar kerja yang Perk. Bhs
kata/mengenalkan huruf
an huruf ikan lele, lele jumbo, dua sudah disiapkan 1.Perkembangan
ikan lele bahasa anak,
2.Menambah kosa
kata
3.Keterampilan
menulis
4.Ketr. Membaca
155
AREA MTK/ BERHITUNG
1.Mengenalk Menghitung jumlah ikan Guru Perk. Kognitif an angka lele, menambah, menyediakanlemba Konsep Jumlah mengurangi ran untuk anak
menggunakan gambar bekerja
ikan lele
AREA IPA
1.Mengenal Mengelompokkan ikan Lembaran/gambar Perkembangan
Ikan air air tawar: Ikan lele, Kognitif
tawar Mengelompokkan Makanan ikan lele : Perkembangan
makanan ikan lele, Sosial
lingkungan ikan lele
1.Menggamb AREA SENI Buku Gambar, Perkembangan
ar bebas Menggambar atau Krayon, sketsa Motorik halus,
2.Mewarnai mewarnai: gambar ikan lele kasar
Ikan lele, menggunting yang sudah Kognitif
gambar ikan lele diwarnai Sosial
1.Menyusun AREA BALOK Balok – balok Kgnitif
2.Mencipta Membuat bangunan Motorik
kolam ikan Soosial
III.Istirahat dan Makan
30 menit
Sarana yang
• Mencuci tangan
sebelum dan disediakan
sesudah makan Dipimpin Guru
• Berdoa Bergilir
Pengawasan Guru
IV.Penutup
• Review Kegiatan
• I, II dan III
Diskusi kegiatan
• hari ini
Memberi pujian
• pada hasil kerja
Bernyanyi
• tentang binatang
Pelajaran Besok
• Beres – Beres
• Berdoa / pulang
Jakarta,.......................2012 Guru
156
Sosial Bahasa Fisik
1. Kemampuan
1. kosa kata
bersosialisasi 1. bergerak
2. pengekspresian
2. Empati
2. aktivitas
3. interaksi
3. Mengurangi
sensori
4. bahasa reseptif
sikap
PEDOMAN5.bahasaAREAekspresifBALOK motorik
egosentris
4. Rasa sosialisasi 6. komunikasi 3. pengalaman
belajar
verbal
5. Perilaku
7. komunikasi non
prososial
verbal
- kerjasama
- saling
GURUmembantuMENGINSTRUKSIKAN ANAK – ANAK UNTUK MENYUSUN - saling
berbagi Bahasa
- inisiatif
BALOK – BALOK MENJADI:
1. KOLAM IKAN
Sosial
Fisik
2. BENTUK AKUARIUM
TEMA: 3. KAPAL PENANGKAP
Binatang IKAN
Air (Ikan air
tawar) 4. PERAHU NELAYAN PENANGKAP IKAN
Kognitif Moral
1. pemahaman
diri sendiri, orang
lain, dan 1. Percaya akan ciptaan Allah lingkungan 2. Mencintai sesama manusia 2.Perbedaan dan makhluk hidup lainnya. tekstur 3. Membaca dua kalimat (kasar,halus) syahadat 3. Perbedaan
ukuran (panjang
pendek)
Area Berhitung Moral
Kogniitif
Nama :..........................................
157
AREA BAHASA
Nama : .....................................................
Ikan Lele
Lele jumbo
Dua ikan lele
158
AREA BERHITUNG
Nama :<<<<<<<<<<<<<<<<<<.
159
GAMBAR UNTUK DI GUNTING DAN DI TEMPEL
160
AREA BERHITUNG
Nama : ....................................
13
7
161
Menghubungkan
Nama :..............................................
162
AREA SENI
NAMA ...........................................
163
5. Tema Binatang Beranak (Kambing) SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : B
SEMESTER / MINGGU : I / I
TEMA : BINATANG
SUB TEMA : BINATANG BERANAK
( KAMBING )
HARI / INDIKATOR KEGIATAN ALAT/SUMBER PENILAIAN
TANGGAL PEMBELAJARAN BELAJAR/METODA PERKEMBANGAN
ANAK
I.Kegiatan Awal 30 Media: Lembar Perk. Moral
menit kerja siswa, gambar,
• Salam model binatang,
• Absensi audio-visual, VCD
• Berdoa binatang, notebook,
• Nyanyi permainan.
• Menceritakan Metoda:
pengalaman
• Guru memulai mengamati gambar,
menjelaskan bimbingan, bermain
peran, tanya jawab,
Area :
• Bercerita Tema praktek langsung,
Binatang dg sub tugas sesuai tema
tema binatang yg
beranak
• (kambing)
Makanan
• kambing
Macam-macam
• kambing
Tempat hidup
• kambing
Ukuran kambing
II.Kegiatan Inti 60 menit
AREA BAHASA
164
1.Mengenalk Menebalkan Lembar kerja yang Perk. Bhs
an huruf kata/mengenalkan huruf sudah disiapkan 1.Perkembangan
kambing, kambing bahasa anak,
makan rumput, kambing 2.Menambah kosa
domba kata
3.Keterampilan
menulis
4.Ketr. Membaca
1.Mengenalk AREA MTK/ BERHITUNG
Guru menyediakan Perk. Kognitif
an angka lembaran untuk Konsep Jumlah
Menghitung jumlah anak bekerja
kambing, menambah,
mengurangi
menggunakan gambar
1.Mengenal kambing
Lembaran/gambar Perkembangan
AREA IPA
Hewan kambing, Kognitif
Beranak Mengelompokkan Makanan kambing : Perkembangan
hewan yang beranak: rumput, daun - Sosial
Mengelompokkan daunan
makanan kambing,
1.Menggamb lingkungan kambing
Buku Gambar, Perkembangan
AREA SENI
ar bebas Krayon, sketsa Motorik halus,
2.Mewarnai Menggambar atau gambar kambing kasar
mewarnai: yang sudah Kognitif
kambing, menggunting diwarnai Sosial
1.Menyusun gambar kambing
Balok – balok Kgnitif
AREA BALOK
2.Mencipta Motorik
Membuat bangunan Soosial
kandang kambing
III.Istirahat dan Makan
Sarana yang
disediakan
30 menit Dipimpin Guru
• Mencuci tangan Bergilir
sebelum dan Pengawasan Guru
• sesudah makan
Berdoa
IV.Penutup • Review Kegiatan
I, II dan III • Diskusi kegiatan
165
hari ini • Memberi pujian
pada hasil kerja • Bernyanyi
(Nyanyi bersama tentang Binatang)
• Pelajaran Besok • Beres – Beres • Berdoa / pulang
Jakarta,.......................2012 Guru
...........................................
166
Sosial Bahasa Fisik
1. Kemampuan
1. kosa kata
bersosialisasi 1. bergerak
2. pengekspresian
2. Empati
2. aktivitas
3. interaksi
3. Mengurangi
sensori
4. bahasa reseptif
sikap egosentris
motorik
5. bahasa ekspresif
4. Rasa sosialisasi
3. pengalaman
6. komunikasi verbal
5. Perilaku
belajar
7. komunikasi non
prososial
verbal
- kerjasama
- saling
membantu
- saling
berbagi - inisiatif
Bahasa
Sosial
Fisik
TEMA:
Binatang Kambing
(Kambing)
Kognitif Moral
1. pemahaman
diri sendiri, orang
lain, dan 1. Percaya akan ciptaan Allah lingkungan 2. Mencintai sesama manusia 2.Perbedaan dan makhluk hidup lainnya. tekstur 3. Membaca dua kalimat (kasar,halus) syahadat 3. Perbedaan
ukuran (panjang
pendek)
Kogniitif Moral
167
PEDOMAN AREA BALOK
GURU MENGINSTRUKSIKAN ANAK – ANAK UNTUK MENYUSUN
BALOK 1. BALOK MENJADI KANDANG KAMBING
2. MENYUSUN BALOK BERBENTUK KAMBING
3. TEMPAT MAKANAN KAMBING
168
AREA BAHASA
Nama : ............................................
Kambing
Kambing makan rumput
Kambing domba
169
AREA IPA (Menghubungkan)
Nama :...................................................
170
Berhitung
Nama :.....................
171
GAMBAR UNTUK DI GUNTING DAN DI TEMPEL
172
AREA BERHITUNG
NAMA ............................................
9
12
173
AREA SENI
NAMA : ..................................................
174
6. Tema Binatang Peliharaan (Burung)
SATUAN KEGIATAN HARIAN KELOMPOK : B
SEMESTER / MINGGU : I / I
TEMA : BINATANG
SUB TEMA : BINATANG PELIHARAAN
( BURUNG )
HARI / INDIKATOR KEGIATAN ALAT/SUMBER PENILAIAN
TANGGAL PEMBELAJARAN BELAJAR PERKEMBANGAN ANAK
I.Kegiatan Awal Media: Lembar kerja Perk. Moral
30 menit siswa, gambar,
• Salam
model binatang,
audio-visual, VCD
• Absensi binayang, notebook,
• Berdoa
permainan.
• Nyanyi
Metoda: mengamati
gambar, bimbingan,
• Menceritakan bermain peran,
pengalaman tanya jawab, praktek
• Guru memulai
langsung, tugas
sesuai tema
menjelaskan
Area :
• Bercerita
Tema
Binatang
Peliharaan dg
sub tema
Burung
• Makanan
burung
• Suara Burung
• Tempat
binatang
peliharaan
Burung
175
1.Mengenalka
n huruf
1.Mengenalka
n angka
1.Mengenal Hewan yang bertelur
1.Menggamba
r bebas
2.Mewarnai
1.Menyusun
2.Mencipta
• Ukuran
Burung
II.Kegiatan Inti 60
menit
AREA Lembar kerja yang Perk. Bhs
sudah disiapkan
BAHASAMenebalk 1.Perkembangan bahasa
an
anak,
kata/mengenalka
n huruf burung 2.Menambah kosa kata
beo, burung
3.Keterampilan menulis
perkutut, burung
nuri 4.Ketr. Membaca
Perk. Kognitif
AREA MTK/ Guru menyediakan Konsep Jumlah
BERHITUNGMeng
lembaran untuk anak
hitung jumlah
bekerja
burung,
menambah,
mengurangi
Perkembangan Kognitif
menggunakan
gambar burung Lembaran/gambar Perkembangan Sosial
AREA
burung,
IPAMengelompok
kan hewan yang Makanan burung:
bertelur:Mengelo
mpokkan
makanan burung,
lingkungan burung
Perkembangan Motorik
AREA Buku Gambar, Krayon, halus, kasar
sketsa gambar burung Kognitif
SENIMenggambar
yang sudah diwarnai
atau mewarnai:
Sosial
burung,
menggunting
gambar burung Kognitif
Balok – balok
Motorik
AREA
Soosial
BALOKMembuat
bangunan
kandang burung,
176
tempat tinggal burung
III.Istirahat dan Makan 30 menit
• Mencuci
tangan
sebelum
dan
sesudah
makan
• Berdoa
• Bermain (
meniruka n
burung
terbang )
IV.Penutup
• Review Kegiatan I, II dan III
• Diskusi
kegiatan
hari ini
• Memberi
pujian
pada hasil
kerja
• Bernyanyi
(Nyanyi
bersama
tentang
Binatang)
• Pelajaran
Besok
• Beres –
Beres
• Berdoa / pulang
Sarana yang disediakan Dipimpin Guru Bergilir Pengawasan Guru
Jakarta,.......................2012
177
Guru
Sosial Bahasa Fisik
1. Kemampuan
1. kosa kata
bersosialisasi 1. bergerak
2. pengekspresian
2. Empati
2. aktivitas
3. interaksi
3. Mengurangi
sensori
4. bahasa reseptif
sikap
motorik
5. bahasa ekspresif
egosentris
3. pengalama
6. komunikasi verbal
4. Rasa
belajar
7. komunikasi non
sosialisasi
verbal
5. Perilaku
prososial
- kerjasama - saling
membantu - saling Bahasa
berbagi
- inisiatif
Sosial
Fisik
TEMA: Binatang
Peliharaan Burung
Kognitif Moral
1. pemahaman
diri sendiri, 1. Percaya akan ciptaan Allah
orang lain, dan
lingkungan 2. Mencintai sesama
2.Perbedaan manusia dan makhluk
tekstur hidup lainnya.
(kasar,halus) 3. Membaca dua kalimat
3. Perbedaan syahadat
ukuran (panjang
pendek)
Moral
Kogniitif
178
PEDOMAN AREA BALOK
GURU MENGINSTRUKSIKAN ANAK – ANAK
UNTUK MENYUSUN BALOK – BALOK MENJADI :
1.KANDANG BURUNG
2. TEMPAT MAKAN BURUNG
3. TEMPAT MINUM BURUNG
179
AREA BAHASA
NAMA : ............................................
Burung beo
Burung perkutut
Burung parkit
180
AREA BERHITUNG
NAMA : ....................................
181
GAMBAR UNTUK DI GUNTING DAN DI TEMPEL
182
AREA BERHITUNG
NAMA : ............................................
7
15
183
AREA IPA (Menghubungkan Gambar)
NAMA : .....................................................
184
AREA SENI
NAMA : ...............................................
185
7. Tema Binatang Buas (Buaya) SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : B
SEMESTER / MINGGU : I / I
TEMA : BINATANG
SUB TEMA : BINATANG BUAS
( BUAYA )
HARI / INDIKATOR KEGIATAN ALAT/SUMBER PENILAIAN TANGGAL PEMBELAJARAN BELAJAR/METODE PERKEMBANGAN
ANAK Jumat, I.Kegiatan Awal 30 Media: Lembar Perk. Moral 04-05-2012 menit kerja siswa, gambar,
• Salam model binatang, • Absensi audio-visual, VCD • Berdoa bintyang, notebook,
• Nyanyi permainan. • Menceritakan
pengalaman Metoda:
• Guru memulai mengamati gambar,
menjelaskan bimbingan, bermain
peran, tanya jawab,
Area :
• Bercerita tentang praktek langsung,
“Buaya dan tugas sesuai tema
kancil”
• Makanan Buaya • Macam-macam
jenis buaya
• Tempat binatang
buas Buaya • Ukuran Buaya
II.Kegiatan Inti 60 menit
AREA BAHASA
1.Mengenalk Menebalkan
Lembar kerja yang Perk. Bhs
kata/mengenalkan huruf
an huruf Buaya, Buaya berenang, sudah disiapkan 1.Perkembangan
buaya makan ikan
bahasa anak,
2.Menambah kosa
186
kata
3.Keterampilan
menulis
4.Ketr. Membaca
1.Mengenalk AREA MTK/ BERHITUNG Lembar kerja yang Perk. Kognitif
an angka Menghitung jumlah sudah disiapkan Konsep Jumlah
buaya, menambah,
mengurangi
menggunakan gambar
buaya
1.Mengenal AREA IPA Lembar kerja yang Perkembangan
Hewan Buas Mengelompokkan sudah disiapkan Kognitif
yang hewan yang bertelur: Perkembangan
bertelur Mengelompokkan Sosial
makanan buaya,
lingkungan buaya
1.Menggamb AREA SENI Guru Perkembangan
ar bebas Menggambar atau menyediakanlemba Motorik halus,
2.Mewarnai mewarnai: ran untuk anak kasar
3.Menempel Buaya, menggunting bekerja Kognitif
gambar buaya, kolase Sosial
gambar buaya
1.Menyusun AREA BALOK Kgnitif
2.Mencipta Membuat bangunan Lembaran/gambar Motorik
kandang buaya, tempat Buaya, Soosial
tinggal buaya Makanan Buaya:
ayam, itik, bebek,
III.Istirahat dan Makan
kambing
30 menit Buku
Gambar,
• Mencuci tangan
sebelum dan Krayon, sketsa
sesudah makan gambar buaya yang
• Berdoa sudah diwarnai,
kacang hijau, lem
IV.Penutup • Review Kegiatan
I, II dan III
• Diskusi kegiatan Balok – balok
hari ini
• Memberi pujian
187
pada hasil kerja
• Bernyanyi
(Nyanyi bersama Sarana yang
tentang
Binatang) disediakan
• Pelajaran Besok
• Beres – Beres Dipimpin Guru
• Berdoa / pulang Bergilir
Jakarta,.......................2012 Guru
188
Sosial Bahasa Fisik
1. Kemampuan
1. kosa kata
bersosialisasi 1. bergerak
2. pengekspresian
2. Empati
2. aktivitas
3. interaksi
3. Mengurangi
sensori
4. bahasa reseptif
sikap egosentris
motorik
5. bahasa ekspresif
4. Rasa sosialisasi
3. pengalaman
6. komunikasi verbal
5. Perilaku
belajar
7. komunikasi non
prososial
verbal
- kerjasama
- saling
membantu
- saling
berbagi - inisiatif Bahasa
Sosial
Fisik
TEMA:
Binatang Buaya
Kognitif Moral
1. pemahaman diri sendiri, orang
lain, dan 1. Percaya akan ciptaan Allah lingkungan 2. Mencintai sesama manusia 2.Perbedaan dan makhluk hidup lainnya. tekstur 3. Membaca dua kalimat (kasar,halus) syahadat 3. Perbedaan
ukuran (panjang
pendek)
Kogniitif Moral
189
PEDOMAN AREA BALOK
GURU MENGINSTRUKSIKAN ANAK – ANAK UNTUK MENYUSUN
BALOK – BALOK MENJADI KANDANG BUAYA
190
AREA BAHASA
NAMA: ................................................
Buaya
Buaya berenang
Buaya makan ikan
191
AREA IPA (Menghubungkan)
NAMA ...................................................
192
AREA BERHITUNG
NAMA :.....................................................
193
GAMBAR UNTUK DIGUNTING DAN DITEMPEL
194
AREA BERHITUNG
NAMA : ......................................................
12
8
195
AREA SENI (Mewarnai)
NAMA : ....................................................
196
8. Tema Binatang Ternak (Kerbau)
SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : B
SEMESTER / MINGGU : I / I
TEMA : BINATANG
SUB TEMA : KERBAU
HARI / INDIKATOR KEGIATAN ALAT/SUMBER PENILAIAN
TANGGAL PEMBELAJARAN BELAJAR PERKEMBANGAN
ANAK
Jumat, I.Kegiatan Awal 30 Media: Lembar Perk. Moral
04-05-2012 menit kerja siswa, gambar,
• Salam model binatang,
• Absensi audio-visual, VCD
• Berdoa bintyang, notebook,
• Nyanyi permainan.
• Menceritakan Metoda:
pengalaman
• Guru memulai mengamati gambar,
menjelaskan bimbingan, bermain
Area : peran, tanya jawab,
• Bercerita Tema praktek langsung,
Binatang dgn tugas sesuai tema
• sub tema kerbau
Makanan kerbau
• Tempat hidup
• kerbau
Ukuran kerbau
II.Kegiatan Inti 60 menit
AREA BAHASA
Menebalkan
kata/mengenalkan
1.Mengenalk
huruf kerbau, kerbau Lembar kerja yang Perk. Bhs
membajak sawah,
an huruf kerbau makan rumput sudah disiapkan 1.Perkembangan
bahasa anak,
2.Menambah kosa
kata
3.Keterampilan
menulis
4.Ketr. Membaca
AREA MTK/ BERHITUNG
197
Menghitung jumlah Guru
1.Mengenalk kerbau, menambah, menyediakanlemba Perk. Kognitif
an angka mengurangi ran untuk anak Konsep Jumlah
menggunakan gambar bekerja
kerbau
AREA IPA
Mengelompokkan Lembaran/gambar
1.Mengenal hewan yang beranak: Kerbau, Perkembangan
Hewan Mengelompokkan Makanan kerbau: Kognitif
Beranak makanan kerbau, rumput Perkembangan
lingkungan kerbau Sosial
AREA SENI
Menggambar atau Buku Gambar,
1.Menggamb mewarnai: Krayon, sketsa Perkembangan
ar bebas kerbau, menggunting gambar kerbau yang Motorik halus,
2.Mewarnai gambar kerbau sudah diwarnai kasar
Kognitif
AREA BALOK
Sosial
Membuat bangunan Balok – balok
1.Menyusun kandang kerbau Kgnitif
2.Mencipta III.Istirahat dan Makan
Motorik
Soosial
30 menit Sarana yang
• Mencuci tangan
sebelum dan disediakan
sesudah makan Dipimpin Guru
• Berdoa Bergilir
Pengawasan Guru
IV.Penutup • Review Kegiatan
I, II dan III • Diskusi
kegiatan hari ini • Memberi pujian
pada hasil kerja • Bernyanyi
bersama tentang
Binatang)
• Pelajaran Besok • Beres – Beres • Berdoa / pulang
Jakarta,.......................2012
Guru
198
Sosial Bahasa Fisik
1. Kemampuan
1. kosa kata
bersosialisasi 1. bergerak
2. pengekspresian
2. Empati
2. aktivitas
3. interaksi
3. Mengurangi
sensori
4. bahasa reseptif
sikap egosentris
motorik
5. bahasa ekspresif
4. Rasa sosialisasi
3. pengalaman
6. komunikasi verbal
5. Perilaku
belajar
7. komunikasi non
prososial
verbal
- kerjasama
- saling
membantu
- saling
berbagi - inisiatif
Bahasa
Sosial
Fisik
TEMA: Ternak Kerbau
Kognitif Moral
1. pemahaman
diri sendiri, orang
lain, dan 1. Percaya akan ciptaan Allah lingkungan 2. Mencintai sesama manusia 2.Perbedaan dan makhluk hidup lainnya. tekstur 3. Membaca dua kalimat (kasar,halus) syahadat 3. Perbedaan
ukuran (panjang
pendek)
Kogniitif Moral
199
PEDOMAN AREA BALOK
GURU MENGINSTRUKSIKAN ANAK – ANAK UNTUK MENYUSUN
BALOK 1. BALOK MENJADI KANDANG KERBAU
2. TEMPAT KERBAU MANDI (BERKUBANG)
3. BENTUK KERBAU
4.TEMPAT MAKAN KERBAU
200
AREA BAHASA
NAMA : ......................................
Kerbau
Kerbau membajak sawah
Kerbau makan rumput
201
GAMBAR UNTUK DIGUNTING DAN DI TEMPEL
202
AREA BERHITUNG
NAMA : .............................................
10
11
203
AREA BERHITUNG
NAMA : ..........................................
204
AREA IPA (Menghubungkan Gambar)
NAMA : ................................................
205
AREA SENI
NAMA : .............................................
206
9. Tema Binatang Mamalia (Gajah)
SATUAN KEGIATAN HARIAN KELOMPOK : B
SEMESTER / MINGGU : I / I
TEMA : BINATANG
SUB TEMA : BINATANG
( GAJAH )
HARI / INDIKATOR KEGIATAN ALAT/SUMBER PENILAIAN
TANGGAL PEMBELAJARAN BELAJAR PERKEMBANGAN
ANAK
Jumat, I.Kegiatan Awal 30 Perk. Moral
-05-2012 menit
Media: Lembar kerja
• Salam siswa, gambar, model
• Absensi binatang, audio-
visual, VCD bintyang,
• Berdoa
notebook,
permainan.
• Nyanyi Metoda: mengamati
• Menceritakan
gambar, bimbingan,
pengalaman bermain peran, tanya
• Guru memulai
jawab, praktek
langsung, tugas
menjelaskan
sesuai tema
Area :
• Bercerita Tema
Binatang
Peliharaan dg
sub tema Gajah
• Makanan Gajah
• Suara Gajah
• Tempat binatang
peliharaan Gajah
207
• Ukuran Gajah
II.Kegiatan Inti 60 menit
AREA BAHASA
1.Mengenalk Menebalkan an huruf kata/mengenalkan huruf gajah, belalai gajah, gajah bertelinga lebar
AREA MTK/ BERHITUNG
1.Mengenalk Menghitung jumlah
an angka gajah, menambah,
mengurangi menggunakan gambar gajah
AREA IPA
Mengelompokkan hewan yang beranak:
1.Mengenal Hewan yang Mengelompokkan beranak makanan gajah,
lingkungan gajah
AREA SENI
1.Menggamb Menggambar atau
mewarnai:
ar bebas gajah, menggunting
2.Mewarnai
gambar gajah
AREA BALOK
1.Menyusun Membuat bangunan
Lembar kerja yang
sudah disiapkan
Guru menyediakanlembara n untuk anak bekerja
Lembaran/gambar
Gajah, Makanan gajah:
rumput, daun –
daunan, buah -
buahan
Buku Gambar, Krayon, sketsa
Perk. Bhs 1.Perkembangan
bahasa anak, 2.Menambah
kosa kata 3.Keterampilan
menulis 4.Ketr. Membaca
Perk. Kognitif
Konsep Jumlah
Perkembangan
Kognitif Perkembangan
Sosial
Perkembangan
Motorik halus,
kasar Kognitif Sosial
Kognitif
208
2.Mencipta kandang gajah, tempat tinggal gajah
III.Istirahat dan Makan 30 menit
• Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
• Berdoa
• Bermain ( menirukan jalan gajah )
IV.Penutup
• Review Kegiatan I, II dan III
• Diskusi kegiatan hari ini
• Memberi pujian pada hasil kerja
• Bernyanyi (Nyanyi bersama tentang Binatang)
• Pelajaran Besok
• Beres – Beres
• Berdoa / pulang
gambar gajah yang Motorik
sudah diwarnai Sosial
Balok – balok
Sarana yang disediakan Dipimpin Guru Bergilir Pengawasan Guru
Jakarta,.......................2012 Guru
...........................................
209
Sosial 1. Kemampuan
bersosialisasi 2. Empati 3. Mengurangi
sikap egosentris
4. Rasa sosialisasi 5. Perilaku
prososial - kerjasama - saling
membantu
- saling
berbagi
- inisiatif
Sosial
Kognitif
1. pemahaman diri sendiri, orang
lain, dan
lingkungan 2.Perbedaan
tekstur (kasar,halus) 3. Perbedaan
ukuran (panjang
pendek)
Kogniitif
Bahasa
Fisik
1. kosa kata 1. bergerak
2. pengekspresian
2. aktivitas
3. interaksi
sensori
4. bahasa reseptif
motorik
5. bahasa ekspresif
3. pengalaman
6. komunikasi verbal
belajar
7. komunikasi non
verbal
Bahasa
Fisik
TEMA:
Binatang Darat Gajah
Moral
1. Percaya akan ciptaan Allah 2. Mencintai sesama manusia
dan makhluk hidup lainnya.
3. Membaca dua kalimat
syahadat
Moral
210
PEDOMAN AREA BALOK
GURU MENGINSTRUKSIKAN ANAK – ANAK
UNTUK MENYUSUN BALOK – BALOK MENJADI
KANDANG GAJAH
211
AREA BAHASA
NAMA : ......................................
Gajah
Belalai gajah
Gajah bertelinga lebar
212
AREA BERHITUNG
NAMA : ...............................................
213
GAMBAR UNTUK DIGUNTING DAN DI TEMPEL
214
AREA BERHITUNG
NAMA : .....................................................
18
19
215
AREA IPA
NAMA : ................................................
216
AREA SENI
NAMA : .................................................
217
10. Tema Binatang Beranak (Kalelawar) SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : B
SEMESTER / MINGGU : I / I
TEMA : BINATANG
SUB TEMA : KALELAWAR
HARI / INDIKATOR KEGIATAN ALAT/SUMBER PENILAIAN
TANGGAL PEMBELAJARAN BELAJAR PERKEMBANGAN
ANAK
Jumat, I.Kegiatan Awal 30 Media: Lembar Perk. Moral
04-05-2012 menit kerja siswa, gambar,
• Salam model binatang,
• Absensi audio-visual, VCD
• Berdoa bintyang, notebook,
• Nyanyi permainan.
• Menceritakan Metoda:
pengalaman
• Guru memulai mengamati gambar,
menjelaskan bimbingan, bermain
peran, tanya jawab,
Area :
•
praktek langsung,
Bercerita Tema
Buas dg sub tugas sesuai tema
• tema kalelawar
Makanan
• kalelawar
Tempat hidup
• kalelawar
Ukuran kalelawar
II.Kegiatan Inti 60 menit
AREA BAHASA
Menebalkan
1.Mengenalk
kata/mengenalkan huruf Lembar kerja yang Perk. Bhs
kalelawar, kalelawar
an huruf terbang, kalelawar sudah disiapkan 1.Perkembangan
makan buah, bahasa anak,
2.Menambah kosa
kata
3.Keterampilan
menulis
AREA MTK/ BERHITUNG 4.Ketr. Membaca
Menghitung jumlah
218
kalelawar, menambah,
1.Mengenalk mengurangi Guru menyediakan Perk. Kognitif
an angka menggunakan gambar lembaran untuk Konsep Jumlah
kalelawar anak bekerja
AREA IPA
Mengelompokkan
hewan yang beranak:
1.Mengenal Mengelompokkan Lembaran/gambar Perkembangan
Hewan makanan kalelawar, kalelawar, Kognitif
Beranak lingkungan kalelawar Makanan kalelawar Perkembangan
AREA SENI
: buah - buahan Sosial
Menggambar atau
mewarnai: Buku Gambar,
1.Menggamb kalelawar, menggunting Krayon, sketsa Perkembangan
ar bebas gambar kalelawar gambar buaya yang Motorik halus,
2.Mewarnai sudah diwarnai kasar
AREA BALOK Kognitif
Sosial
Membuat bangunan goa Balok – balok Kgnitif
1.Menyusun tempat tinggal kalelawar
2.Mencipta III.Istirahat dan Makan
Motorik
Soosial
30 menit
• Mencuci tangan Sarana yang
sebelum dan
sesudah makan disediakan
• Berdoa Dipimpin Guru
Bergilir
IV.Penutup Pengawasan Guru
• Review Kegiatan
• I, II dan III
Diskusi kegiatan
• hari ini
Memberi pujian
• pada hasil kerja
Bernyanyi
bersama tentang
• Binatang
Pelajaran Besok
• Beres – Beres
• Berdoa / pulang
Jakarta,.......................2012 Guru
219
Sosial Bahasa Fisik
1. Kemampuan
1. kosa kata
bersosialisasi 1. bergerak
2. pengekspresian
2. Empati
2. aktivitas
3. interaksi
3. Mengurangi
sensori
4. bahasa reseptif
sikap egosentris
motorik
5. bahasa ekspresif
4. Rasa sosialisasi
3. pengalaman
6. komunikasi verbal
5. Perilaku
belajar
7. komunikasi non
prososial
verbal
- kerjasama
- saling
membantu
- saling
berbagi - inisiatif Bahasa
Sosial
Fisik
TEMA:
Binatang kelelawar
Kognitif Moral
1. pemahaman
diri sendiri, orang
lain, dan 1. Percaya akan ciptaan
lingkungan Allah
2.Perbedaan 2. Mencintai sesama
tekstur manusia dan makhluk
(kasar,halus) hidup lainnya.
3. Perbedaan 3. Membaca dua kalimat
ukuran (panjang syahadat
pendek)
Kogniitif Moral
220
PEDOMAN AREA BALOK
GURU MENGINSTRUKSIKAN ANAK – ANAK UNTUK MENYUSUN
BALOK – BALOK MENJADI:
1. GOA TEMPAT TINGGAL KALELAWAR 2. POHON TEMPAT KELALAWAR MAKAN ATAU BERGANTUNG
3. BENTUK KELALAWAR
221
AREA BAHASA
NAMA : ................................................
Kelelawar
Kelelawar terbang
Kelelawar makan buah
222
AREA BERHITUNG
NAMA :......................................................
223
GAMBAR UNTUK DI GUNTING DAN DI TEMPEL
224
AREA BERHITUNG
NAMA: ............................................
6
10
225
AREA IPA (Menghubungkan)
NAMA :......................................................
226
AREA SENI
NAMA : ................................................
227
11. Tema Binatang Air Laut/Tawar (Kura- Kura) SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : B
SEMESTER / MINGGU : I / I
TEMA : BINATANG
SUB TEMA : BINATANG LAUT KURA - KURA
HARI / INDIKATOR KEGIATAN ALAT/SUMBER PENILAIAN
TANGGAL PEMBELAJARAN BELAJAR PERKEMBANGAN
ANAK
I.Kegiatan Awal 30 Media: Lembar Perk. Moral
menit kerja siswa, gambar,
• Salam model binatang,
• Absensi audio-visual, VCD
• Berdoa bintyang, notebook,
• Nyanyi permainan.
• Menceritakan Metoda:
pengalaman
• Guru memulai mengamati gambar,
menjelaskan bimbingan, bermain
peran, tanya jawab,
Area :
•
praktek langsung,
Bercerita Tema
Binatang laut ( tugas sesuai tema
• kura – kura )
Makanan kura -
• kura
Tempat hidup
• kura - kura
Ukuran kura -
kura
II.Kegiatan Inti 60 menit
AREA BAHASA
1.Mengenalk
Menebalkan Lembar kerja yang Perk. Bhs
kata/mengenalkan huruf
an huruf kura – kura, cangkang sudah disiapkan 1.Perkembangan
kura – kura, kura – kura bahasa anak,
2.Menambah kosa
berenang
kata
3.Keterampilan
menulis
4.Ketr. Membaca
1.Mengenalk
AREA MTK/ BERHITUNG Guru menyediakan Perk. Kognitif
Menghitung jumlah kura
an angka - kura, menambah, lembaran untuk Konsep Jumlah
228
mengurangi anak bekerja
menggunakan gambar
kura - kura
AREA IPA Lembaran/gambar
1.Mengenal Mengelompokkan Kura - kura, Perkembangan
hewan laut hewan laut yang: Makanan kura – Kognitif
yang Mengelompokkan kura : Perkembangan
bertelur makanan kura - kura, Sosial
lingkungan kura - kura
AREA SENI
1.Menggamb Menggambar atau Buku Gambar, Perkembangan
ar bebas mewarnai: Krayon, sketsa Motorik halus,
2.Mewarnai Kura - kura, gambar kura - kura kasar
menggunting gambar yang sudah Kognitif
kura - kura diwarnai Sosial
AREA BALOK
Membuat bangunan
1.Menyusun kolam untuk kura - kura Balok – balok Kgnitif
2.Mencipta III.Istirahat dan Makan
Motorik
Soosial
30 menit • Mencuci tangan
sebelum dan Sarana yang
sesudah makan
• Berdoa disediakan
Dipimpin Guru
IV.Penutup Bergilir • Review Kegiatan Pengawasan Guru
I, II dan III • Diskusi kegiatan
hari ini • Memberi pujian
pada hasil kerja • Bernyanyi
(Nyanyi bersama
tentang
Binatang) • Pelajaran Besok • Beres – Beres • Berdoa / pulang
Jakarta,.......................2012 Guru
229
Sosial Bahasa Fisik
1. Kemampuan
1. kosa kata
bersosialisasi 1. bergerak
2. pengekspresian
2. Empati
2. aktivitas
3. interaksi
3. Mengurangi
sensori
4. bahasa reseptif
sikap
motorik
5. bahasa ekspresif
egosentris
3. pengalaman
6. komunikasi verbal
4. Rasa sosialisasi
belajar
7. komunikasi non
5. Perilaku
verbal
prososial
- kerjasama - saling
membantu
- saling berbagi - inisiatif Bahasa
Sosial
Fisik
TEMA:
Binatang Kura-kura
Kognitif Moral
1. pemahaman
diri sendiri, orang
lain, dan 1. Percaya akan ciptaan Allah lingkungan 2. Mencintai sesama manusia 2.Perbedaan dan makhluk hidup lainnya. tekstur 3. Membaca dua kalimat (kasar,halus) syahadat 3. Perbedaan
ukuran (panjang
pendek)
Kogniitif Moral
230
PEDOMAN AREA BALOK
GURU MENGINSTRUKSIKAN ANAK – ANAK UNTUK MENYUSUN
BALOK 1. BALOK MENJADI KOLAM UNTUK KURA – KURA
2. BENTU KURA-KURA
3. TEMPAT KURA KURA BERTELUR
231
AREA BAHASA
NAMA : ................................................
Kura - kura
Cangkang kura - kura
Kura – kura berenang
232
AREA BERHITUNG
NAMA :...............................................
233
GAMBAR UNTUK DIGUNTING DAN DI TEMPEL
234
AREA BERHITUNG
NAMA : .......................................
7
10
235
AREA IPA Menghubungkan
Nama :..............................................................
236
AREA SENI
NAMA .........................................................
237
12. Tema Binatang Peliharaan (Kelinci) SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : B
SEMESTER / MINGGU : I / I
TEMA : BINATANG
SUB TEMA : BINATANG PELIHARAAN ( KELINCI)
HARI / INDIKATOR KEGIATAN ALAT/SUMBER PENILAIAN
TANGGAL PEMBELAJARAN BELAJAR PERKEMBANGAN
ANAK
Jumat, I.Kegiatan Awal 30 Media: Lembar Perk. Moral
04-05-2012 menit kerja siswa, gambar,
• Salam model binatang,
• Absensi audio-visual, VCD
• Berdoa bintyang, notebook,
• Nyanyi permainan.
• Menceritakan Metoda:
pengalaman
• Guru memulai mengamati gambar,
menjelaskan bimbingan, bermain
peran, tanya jawab,
Area :
•
praktek langsung,
Bercerita Tema
Binatang dg sub tugas sesuai tema
tema binatang
peliharaan
• (kelinci)
Makanan Kelinci
• Tempat hidup
• kelinci
Ukuran kelinci
II.Kegiatan Inti 60 menit
AREA BAHASA
Menebalkan
1.Mengenalk
kata/mengenalkan huruf Lembar kerja yang Perk. Bhs
kelinci, kelinci hitam
an huruf putih, kelinci mencari sudah disiapkan 1.Perkembangan
makan bahasa anak,
2.Menambah kosa
kata
3.Keterampilan
menulis
AREA MTK/ BERHITUNG 4.Ketr. Membaca
Menghitung jumlah
1.Mengenalk kelinci, menambah, Guru menyediakan Perk. Kognitif
mengurangi
238
an angka menggunakan gambar lembaran untuk Konsep Jumlah
kelinci anak bekerja
AREA IPA
Mengelompokkan
hewan yang beranak: Lembaran/gambar
1.Mengenal Mengelompokkan kelinci, Perkembangan
Hewan makanan kelinci, Makanan kelinci: Kognitif
peliharaan lingkunga kelinci wortel, kangkung Perkembangan
AREA SENI
Sosial
Menggambar atau
mewarnai:
1.Menggamb kelinci, menggunting Buku Gambar, Perkembangan
ar bebas gambar kelinci Krayon, sketsa Motorik halus,
2.Mewarnai gambar kelinci yang kasar
AREA BALOK
sudah diwarnai Kognitif
Sosial
Membuat bangunan
1.Menyusun kandang kelinci
Balok – balok Kgnitif
2.Mencipta III.Istirahat dan Makan
Motorik
Soosial
30 menit • Mencuci tangan
sebelumdan sesudah makan Sarana yang
• Berdoa disediakan
Dipimpin Guru IV.Penutup Bergilir
• Review Kegiatan Pengawasan Guru
I, II dan III • Diskusi kegiatan
hari ini • Memberi pujian
pada hasil kerja • Bernyanyi
(Nyanyi bersama
tentang
Binatang) • Pelajaran Besok • Beres – Beres • Berdoa / pulang
Jakarta,.......................2012 Guru
239
Sosial Bahasa Fisik
1. Kemampuan
1. kosa kata
bersosialisasi 1. bergerak
2. pengekspresian
2. Empati
2. aktivitas
3. interaksi
3. Mengurangi
sensori
4. bahasa reseptif
sikap egosentris
motorik
5. bahasa ekspresif
4. Rasa sosialisasi
3. pengalaman
6. komunikasi verbal
5. Perilaku
belajar
7. komunikasi non
prososial
verbal
- kerjasama
- saling
membantu
- saling
berbagi - inisiatif
Bahasa
Sosial
Fisik
TEMA:
Binatang (Kelinci)
Kognitif Moral
1. pemahaman diri sendiri, orang
lain, dan 1. Percaya akan ciptaan Allah lingkungan 2. Mencintai sesama manusia 2.Perbedaan dan makhluk hidup lainnya. tekstur 3. Membaca dua kalimat (kasar,halus) syahadat 3. Perbedaan
ukuran (panjang
pendek)
Kogniitif Moral
240
PEDOMAN AREA BALOK
GURU MENGINSTRUKSIKAN ANAK – ANAK UNTUK MENYUSUN
BALOK – BALOK MENJADI KANDANG KELINCI, TEMPAT MAKAN
KELINCI, MAKANAN KELINCI
241
AREA BAHASA
NAMA : .................................................
Kelinci
Kelinci hitam putih
Kelinci mencari makan
242
AREA BERHITUNG
NAMA:.....................................................
243
GAMBAR UNTUK DI GUNTING DAN DI TEMPEL
244
AREA BERHITUNG
NAMA: ..........................................
11
15
245
AREA IPA (Menghubungkan)
Nama :...........................................
246
AREA SENI
NAMA : ...............................................
247
B. KAITAN ANTARA TEMA DENGAN PERKEMBANGAN
ANAK UNTUK 16 KALI PERTEMUAN
Tema : Binatang
Sub Tema : Binatang Harimau
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan antara harimaujantan, harimau betina, dan anak harimau 2. Anak mengetahui kegunaan harimau bagi lingkungan dan manusia 3. Anak mengenal lingkungan hidup harimau di hutan dan kandang kebun binatangyang sehat 4. Anak mengenal jenis makanan harimau 5. Anak mengetahui harimau
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang
dengan teman, seperti induk
harimau dengan anaknya. 2. Anak menunjukkan disiplin dan
peraturan seperti kita menjaga
kandang harimau yang
sehat.Anak mengenal tata krama
dan sopan santun, seperti cerita
”harimau dan kancil” 3. Anak menunjukkan rasa empati
sesama teman, saeperti pawang
dengan harimau di kebun binatang 4. Menunjukkan sikap gigih tidak
mudah meyerah, seperti harimau
tiap hari bekerja untuk cari
makan daging 5. Bangga dengan hasil karya sendiri,
diwaktu anak menggambar dan
mwwarnai gambar harimau
6. Menghargai keunggulan
orang lain
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerak tubuh
seprti harimau (motorik kasar)
2. Anak menggerakkan kepala
seperti harimau makan(MK). 3. Anak menrentangkan tangan
kedepan dengan temanya berdua
seperti harimau berjalan (MK) 4. Anak meggerakkan kaki
seperti harimau berlari(MK) 5. Anak membersihkan diri seperti
harimau membersihkan tubuh(MK)
6. Menggunting pola harimau (MH) 7. Menempel gambar harimau
dengan tepat 8. Meniru bentuk harimau melali
lukisan sederhana (ML)
9. Mewarnai gambar harimau,
seperti warna harimau
Tema: Binatang
Sub Tema: Binatang Harimau Perkembangan bahasa:
1. Menambah kosa kata tentang harimau (belang harimau,
cakar, kuku, taring, binatang buas, hutan, dll)
2. Memahami perintah atau aturan dalam permainan “Harimau dengan kancil”
3. Megulang kalimat yang agak lebih kompleks,
(harimau adalah binatang buas) 4. Mengerti beberapa perintah, seperti: menirukan
bunyi harimau (mengaum)
Perkembangan Agama dan Moral: 1. Mengenal Tuhan melalui ciptanNya,
harimau hasil ciptaan Tuhan
2. Memahami perilaku mulia, seperti tidak boleh berkelahi, seperti harimau,
karena kita manusia 3. Membedakan perilaku baik dan buruk
seperti perilaku harimau (mencakar,
menggigit, dan berantem tidak baik,
saling berbagi baik,).
248
Kaitan Antaratema Dengan Perkembangan Anak Untuk 16
Kali Pertemuan Tema : Binatang
Sub Tema : Kucing
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan binatang peliharaan yang ada di darat seperti kucing 2. Anak mengetahui kegunaan kucing bagi manusia 3. Anak mengenal lingkungan hidup kucing . 4. Anak mengenal jenis makanan kucing 5. Anak berinisiatif memilih permainan tentang kucing (pura-pura seperti kucing,
perilaku kucing, dst)
6. Anak mengerti bahwa kucing binatang peliharaan yang perlu disayang.
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang dengan
teman, seperti induk kucing dengan
anaknya.
2. Anak menunjukkan disiplin dan peraturan
seperti kucing, kapan harus tidur, kapan
mencari makan.
3. Anak mengenal tata krama dan sopan
santun, seperti cerita ”Kucing yang baik
hati”
4. Anak menunjukkan rasa empati sesama
teman, seperti induk kucing mencari makan
untuk anaknya
5. Menunjukkan sikap gigih tidak mudah
meyerah, seperti kucing mengejar tikus
untuk makanannya
6. Bangga dengan hasil karya sendiri, diwaktu
anak menggambar dan mwarnai gambar
kucing 7. Menghargai keunggulan orang lain
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerak tubuh
seperti kucing (motorik kasar)
2. Anak menggerakkan tangan seperti
kucing mau mencakar(MK). 3. anak duduk dengan baik seperti
kucing ingin disayang majikannya 4. anak meggerakkkan kaki seperti
kucing mengejar mangsa (MK)
5. Anak membersihkan diri seperti
kucing membersihkan tubuh(MK)
6. Menggunting pola kucing (MH) 7. Menempel gambar kucing dengan
tepat 8. Meniru bentuk kucing melalui
lukisan sederhana (ML)
9. Mewarnai gambar kucing, seperti
warna kucing
Tema: Binatang
Sub Tema: Kucing
Perkembangan bahasa: 1. Menambah kosa kata tentang kucing
(mata, ekor, kaki , bulu , warna bulu
kucing, gigi kucing ) 2. Menghafal lagu kucing, , sambil
mengucapkan.” 3. Megulang kalimat yang agak lebih
kompleks (Kucing mengejar mangsanya) 4. Mengerti beberapa perintah, seperti:
menirukan bunyi kucing
Perkembangan Agama dan Moral: 1. Mengenal Tuhan melalui ciptanNya, kucing
hasil ciptaan Tuhan 2. Memahami perilaku mulia, seperti harus
saling sayang, seperti kucing menyayangi anaknya
3. Membedakan perilaku baik dan buruk seperti
perilaku kucing (berantem tidak baik) dengan
induk kucingbermain bersama anaknya
dengan gembira dan saling sayang (prilaku
baik)
249
Kaitan Antaratema Dengan Perkembangan Anak Untuk
16 Kali Pertemuan
Tema : Binatang
Sub Tema : Ayam ternak (Ayam)
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan antara ayam jantan, ayam betina, dan anak ayam 2. Anak mengetahui kegunaan ayam bagi manusia 3. Anak mengenal lingkungan hidup ayam di kandang yang sehat 4. Anak mengenal jenis makanan ayam 5. anak mengetahui ayam menghasilkan telur 6. anak mengetahui kebersihan kandang ayam 7. anak mengerti tentang penyakit flu burung, berasal dari ayam 8. Anak berinisiatif memilih permainan tentang ayam (pura-pura seperti ayam,
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang
dengan teman, seperti induk
ayam dengan anaknya. 2. Anak menunjukkan disiplin dan
peraturan seperti kita menjaga
kandang ayam yang sehat.Seperti
anak hitikberbaris dan berenang 3. Anak mengenal tata krama dan
sopan santun, seperti cerita
”ayam anak durhaka”
4. Anak menunjukkan rasa empati sesama teman, seperti induk
ayam mengekas mencari makan untuk anaknya
5. Menunjukkan sikap gigih tidak
mudah meyerah, seperti ayam
tiap hari bekerja untuk cari makan
6. Bangga dengan hasil karya sen-
diri, diwaktu anak menggambar
dan mwwarnai gambar ayam 7. Menghargai keunggulan orang
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerak tubuh
seprti ayam (motorik kasar)
2. Anak menggerakkan kepala
seperti ayam makan(MK). 3. anak menrentangkan tangan seperti
ayam mengepakkan sayap (MK)
4. anak meggerakkkan kaki seperti
ayam mencari makan(MK)
5. Anak membersihkan diri seperti
ayam membersihkan tubuh(MK)
6. Menggunting pola ayam (MH) 7. Menempel gambar ayam
dengan tepat
8. Meniru bentuk ayam melali lukisan sederhana (ML)
9. Mewarnai gambar ayam,
seperti warna ayam
Tema: Binatang
Sub Tema: Ayam ternak (Ayam)
Perkembangan bahasa: 1. Menambah kosa kata tentang ayam (telur, bulu, paruh,
patuk, ayam jago, ayam petelur, ayam pedaging, dll)
2. Memahami perintah atau aturan dalam permainan “Ayam dengan musang”
3. Megulang kalimat yang agak lebih kompleks, 4. Mengerti beberapa perintah, seperti: menirukan bunyi
ayam jantan, bunyi ayam betina, bunyi anak ayam
Perkembangan Agama dan Moral: 1. Mengenal Tuhan melalui ciptannya,
ayam hasil ciptaan Tuhan 2. Memahami perilaku mulia, seperti tidak boleh
berkelahi, seperti ayam, karena kita manusia
3. Membedakan perilaku baik dan buruk
seperti perilaku ayam (berantem tidak baik, saling berbagi baik, bermain bersama-
sama dg sopan, jujur adalah baik)
4. Mengenal hari besar,potong ayam.
250
Kaitan Antaratema Dengan Perkembangan Anak Untuk 16
Kali Pertemuan Tema : Binatang
Sub Tema : Ikan Emas
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan ciri ikan 2. Anak mengetahui kegunaan ikan emas bagi lingkungan danmanusia 3. Anak mengenal lingkungan hidup ikan emas di sungai, danau , empang, kali. 4. Anak mengenal jenis makanan ikan emas (cacing, pelet, ganggang) 5. Anak mengetahui ikan emas menghasilkan protein untuk dimakan 6. Anak mengetahui kebersihan kolam, air danau, empang, ikan emas akan sehat 7. Anak berinisiatif memilih permainan tentang ”ikan emas dan putri bawang
putih”dengan kambing” (pura-pura seperti ikan emas , perilaku ikan emas, dst) 8. Anak memahami ikan emas hidup di air tawar
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang pd
teman, seperti ikan emas yg tidak pernah bertengkar.
2. Anak menunjukkan disiplin dan peraturan seperti kita menjaga Akuarium, empang, kebersihan danau, kali tempat hidup ikan
3. Anak mengenal tata krama dan sopan santun, seperti cerita ”Ikan emas & putri”
4. Anak menunjukkan rasa empati sesama teman, seperti induk ikan emas sayang pada anaknya
5. Menunjukkan sikap gigih tidak mudah meyerah, seperti ikan emas tiap hari bekerja untuk cari makan.
6. Bangga dengan hasil karya sendiri, diwaktu anak menggambar dan mwwarnai gambar ikan emas
7. Menghargai keunggulan orang lain
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerak tubuh seprti
ikan emas (motorik kasar) 2. Anak menggerakkan bibir seperti
ikan emas makan(MK). 3. Anak meliuk-liuk seperti ikan emas
(MK)
4. Anak meggerakkkan ekor (bongkong) ikan emas (MK)
5. Anak membersihkan diri seperti membersihkan akuariumikan emas
(MK) 6. Meronce pola ikan emas (MH) 7. Menempel gambar ikan emas
dengan tepat 8. Meniru bentuk ikan emas melalui
lukisan sederhana (ML) 9. Mewarnai gambar ikan emas,
seperti warna ikan emas
Tema: Binatang
Sub Tema: Ikan Emas
Perkembangan bahasa: 1. Menambah kosa kata tentang ikan emas
(sisik,sirip, insang, tulang, ganggang,
akuarium, danau, sungai, kali, empang,
kolam , jarring, pancing, )
2. Memahami perintah atau aturan dalam
permainan “Ikan emas dan putri” 3. Megulang kalimat yang agak lebih
kompleks, (ikan emas air tawar) 4. Mengerti beberapa perintah, seperti:
menirukan bunyi kata yang diucapkan
guru)
Perkembangan Agama dan Moral: 1. Mengenal Tuhan melalui ciptannya, ikan emas
hasil ciptaan Tuhan
2. Memahami perilaku mulia, perilaku ikan emas
yang tenang dan damai serta bersahabat 3. Membedakan perilaku baik dan buruk seperti
perilaku cerita ikan emas (bawang putih baik hati, sedangkan bawang merah yang jahat)
4. Kita harus penolong seperti ikan emas dlm
cerita
251
Kaitan Antaratema Dengan Perkembangan Anak Untuk 16
Kali Pertemuan Tema : Binatang
Sub Tema : Kambing
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan antara kambing jantan, kambingbetina, dan anak
kambing 2. Anak mengetahui kegunaan kambing bagi manusia 3. Anak mengenal lingkungan hidup kambing di kandang yang sehat 4. Anak mengenal jenis makanan kambing 5. Anak mengetahui kambing menghasilkan daging dan susu 6. Anak mengetahui kebersihan kandang kambing 7. Anak berinisiatif memilih permainan tentang kambing (pura-pura seperti kambing,
perilaku kambing, dst)
6. Anak memahami kambing hidup di padang rumput, dan harus digembalai
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang pd
teman, seperti induk kambing
dengan anaknya.
2. Anak menunjukkan disiplin dan
peraturan seperti kita menjaga kandang yang sehat.Seperti
kambing patuh pada gembala
3. Anak mengenal tata krama dan sopan santun, seperti cerita ”Anak
gembala kambing” 4. Anak menunjukkan rasa empati
sesama teman, seperti induk kambing sayang pada anaknya ,
gembala sayang pd kambingnya. 5. Menunjukkan sikap gigih tidak
mudah meyerah, seperti kambing
tiap hari bekerja untuk cari makan,
gembala yg rajin
6. Bangga dengan hasil karya sendiri,
diwaktu anak menggambar dan mwwarnai gambar kambing
7. Menghargai keunggulan orang lain
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerak tubuh
seprti kambing (motorik kasar) 2. Anak menggerakkan kepala
seperti kambing makan(MK). 3. Anak melompat seperti kambing
(MK) 4. Anak meggerakkkan kaki berlari
seperti kambing(MK) 5. Anak membersihkan diri seperti
membersihkan kandang kambing (MK)
6. Menggunting pola kambing (MH) 7. Menempel gambar kambing
dengan tepat 8. Meniru bentuk kambing melalui
lukisan sederhana (ML) 9. Mewarnai gambar kambing,
seperti warna kambing
Tema: Binatang Sub Tema: Kambing
Perkembangan bahasa: 1. Menambah kosa kata tentang kambing
(daging, susu, telur, sate kambing, gulai
kambing, beduk, kambing jantan, kambing betina, anak kambing kari
kambing, kambing guling )
2. Memahami perintah atau aturan dalam
permainan “Kambing malas mandi”
3. Megulang kalimat yang agak lebih kompleks, (Sate kambing enak rasanya)
4. Mengerti beberapa perintah, seperti:
menirukan bunyi kambing. (mengembek)
Perkembangan Agama dan Moral: 1. Mengenal Tuhan melalui ciptannya, kambing
hasil ciptaan Tuhan 2. Memahami perilaku mulia, seperti tidak boleh
berkelahi, seperti kambing adu kepala, karena
kita manusia
3. Membedakan perilaku baik dan buruk seperti
perilaku kambing (berantem tidak baik, saling berbagi baik, bermain bersama-sama dg sopan,
jujur adalah baik) 4. Mengenal hari raya,kurban potong kambing.
252
Kaitan Antaratema Dengan Perkembangan Anak Untuk 16
Kali Pertemuan Tema : Binatang
Sub Tema : Burung Merpati
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan binatag yang ada di udara seperti burung (merpati) 2. Anak mengetahui kegunaan burung merpati bagi manusia 3. Anak mengenal lingkungan hidup burung merpati di alam bebas dan kandang yang
sehat
4. Anak mengenal jenis makanan burung merpati 5. Anak mengetahui kebersihan kandang burung merpati 6. Anak mengerti tentang penyakit flu burung, berasal dari burung 7. Anak berinisiatif memilih permainan tentang burung (pura-pura seperti burung, perilaku
burung, dst)
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang
dengan teman, seperti induk burung dengan anaknya.
2. Anak menunjukkan disiplin dan peraturan seperti menjaga
kandang burung sehat 3. Anak mengenal tata krama dan
sopan santun, seperti cerita
”Burung merpati yang baik hati”
4. Anak menunjukkan rasa empati
sesama teman, seperti induk burung mengekas mencari makan
untuk anaknya 5. Menunjukkan sikap gigih tidak
mudah meyerah, seperti burung
tiap hari bekerja untuk cari makan 6. Bangga dengan hasil karya sendiri,
diwaktu anak menggambar dan mwwarnai gambar burung
7. Menghargai keunggulan orang lain
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerak tubuh seprti
burung (motorik kasar)
2. Anak menggerakkan kepala seperti
burung makan(MK). 3. anak menrentangkan tangan seperti
burung mengepakkan sayap (MK)
4. anak meggerakkkan kaki seperti burung mencari makan(MK)
5. Anak membersihkan diri seperti burung membersihkan tubuh(MK)
6. Menggunting pola burung (MH) 7. Menempel gambar burung dengan
tepat
8. Meniru bentuk burung melalui lukisan
sederhana (ML)
9. Mewarnai gambar burung, seperti
warna burung
Tema: Binatang
Sub Tema: Burung Merpati
Perkembangan bahasa: 1. Menambah kosa kata tentang burung
(merpati putih, telur merpati,, bulu, paruh,
patuk, burung merpati pos, ) 2. Menghafal lagu burung, kakaktua, sambil
mengucapkan.” 3. Megulang kalimat yang agak lebih
kompleks (Burung merpati terbang tinggi)
4. Mengerti beberapa perintah, seperti:
menirukan bunyi burung merpati
Perkembangan Agama dan Moral: 1. Mengenal Tuhan melalui ciptannya, burung
hasil ciptaan Tuhan 2. Memahami perilaku mulia, seperti tidak boleh
berkelahi, seperti burung yang baik hati. 3. Membedakan perilaku baik dan buruk seperti
perilaku burung (berantem tidak baik, saling
berbagi baik, bermain bersama-sama dg sopan,
jujur adalah baik)
253
Kaitan Antaratema Dengan Perkembangan Anak Untuk 16
Kali Pertemuan Tema : Binatang
Sub Tema : Binatang Itik
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan binatang bertelur seperti itik 2. Anak mengetahui kegunaan itik bagi manusia 3. Anak mengenal lingkungan hidup itik di alam bebas 4. Anak mengenal jenis makanan itik 5. Anak berinisiatif memilih permainan tentang itik (pura-pura seperti itik, perilaku
itik, dst)
6. Anak mengerti bahwa itik binatang bertelur yang suka berenang di air
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang
dengan teman, seperti induk itik
dengan anaknya. 2. Anak menunjukkan disiplin dan
peraturan seperti itik, kapan harus tidur, kapan mencari makan.
3. Anak mengenal tata krama dan
sopan santun, seperti cerita ”Itik yang baik hati”
4. Anak menunjukkan rasa empati
sesama teman, seperti induk itik
mencari makan untuk anaknya
5. Bangga dengan hasil karya sendiri,
diwaktu anak menggambar dan
mewarnai gambar itik 6. Menghargai keunggulan orang lain
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerak tubuh
seperti lenggang lenggok itik
berjalan (motorik kasar) 2. Anak menggerakkan kepala seperti
itik makan(MK).
3. anak merentangkan tangan seperti itik mengepakkan sayap (MK)
4. anak meggerakkkan kaki seperti itik berenang(MK)
5. Anak menirukan gerakan membersihkan diri seperti itik
membersihkan bulu tubuh(MK)
6. Menggunting pola itik (MH) 7. Menempel gambar itik dengan tepat 8. Meniru bentuk itik melalui lukisan
sederhana (ML)
9. Mewarnai gambar itik, seperti
warna itik
Tema : Binatang
Sub Tema: Binantang Itik
Perkembangan bahasa: 1. Menambah kosa kata tentang itik (bulu
itik, selaput kaki itik, telur, paruh itik) 2. Menghafal lagu itik, sambil
mengucapkan.kata-katanya”
3. Megulang kalimat yang agak lebih
kompleks (Itik berjalan di pematang sawah)
4. Mengerti beberapa perintah, seperti:
menirukan bunyi suara itik
Perkembangan Agama dan Moral: 1. Mengenal Tuhan melalui ciptannya, itik
hasil ciptaan Tuhan
2. Memahami perilaku mulia, seperti tidak boleh berkelahi, seperti itik yang baik hati.
3. Membedakan perilaku baik dan buruk
seperti perilaku itik (berantem tidak baik,
saling berbagi, bermain bersama-sama dg
sopan, jujur adalah baik)
254
Kaitan Antaratema Dengan Perkembangan Anak Untuk 16
Kali Pertemuan Tema : Binatang
Sub Tema : Kuda
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan binatang yang melahirkan seperti kuda 2. Anak mengetahui kegunaan kuda bagi manusia 3. Anak mengenal lingkungan hidup kuda di alam bebas 4. Anak mengenal jenis makanan kuda 5. Anak berinisiatif memilih permainan tentang kuda (pura-pura seperti kuda,
perilaku kuda, dst)
6. Anak mengerti bahwa kuda binatang yang larinya cepat
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang
dengan teman, seperti induk kuda dengan anaknya.
2. Anak menunjukkan disiplin dan
peraturan seperti kuda, patuh pada
tuannya (majikannya), kapan harus bekerja
3. Anak mengenal tata krama dan
sopan santun, seperti cerita ”Kuda yang baik hati”
4. Anak menunjukkan rasa empati
sesama teman, seperti induk kuda menyayangi anaknya.
5. Menunjukkan sikap gigih tidak mudah meyerah, seperti kuda
berlari mencapai tempat tujuan
walau tempat tujuan itu jauh 6. Bangga dengan hasil karya sendiri,
diwaktu anak menggambar dan
mwwarnai gambar kuda
7. Menghargai keunggulan orang lain
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerakan berlari
seperti kuda (motorik kasar)
2. Anak menggerakkan kepala seperti
kudamerunduk makan rumput(MK).
3. anak meggerakkkan kaki seperti
kudaberlari lari(MK) 4. Menggunting pola kuda (MH) 5. Menempel gambar kuda dengan
tepat 6. Meniru bentuk kuda melalui lukisan
sederhana (ML) 7. Mewarnai gambar kuda, seperti
warna kuda
Tema : Binatang Sub Tema: Kuda
Perkembangan bahasa: 1. Menambah kosa kata tentang kuda (kuda
delman, kuda berlari, kuda pacuan, air
susu kuda, kuda liar)
2. Menghafal lagu yang berhubungan dengan kuda, (naik delman) sambil
menyayikannya.” 3. Mengulang kalimat yang agak lebih
kompleks (Kudaku lari sangat kencang
sekali) 4. Mengerti beberapa perintah, seperti:
menirukan bunyi suara kuda
Perkembangan Agama dan Moral: 1. Mengenal Tuhan melalui ciptannya, kuda
hasil ciptaan Tuhan
2. Memahami perilaku mulia, seperti tidak
boleh berkelahi, seperti kuda yang baik hati.
3. Membedakan perilaku baik dan buruk
seperti perilaku kuda (marah) tidak baik,
patuh pada majikan adalah baik)
255
Kaitan Antaratema Dengan Perkembangan Anak Untuk 16
Kali Pertemuan Tema : Binatang
Sub Tema : Buaya
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan binatan buas yang ada di air seperti buaya 2. Anak mengetahui bentuk tubuh buaya 3. Anak mengenal lingkungan hidup buaya di alam bebas 4. Anak mengenal jenis makanan buaya 5. Anak berinisiatif memilih permainan tentang buaya (pura-pura seperti
buaya, perilaku buaya, dst)
6. Anak mengerti bahwa buayabinatang buas yang berbahaya bagi manusia
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang
dengan teman, seperti induk buaya
dengan anaknya. 2. Anak menunjukkan disiplin dan
peraturan seperti buaya, kapan
harus tidur, kapan mencari makan. 3. Anak mengenal kegigihan buaya
dalam menangkap mangsanya 4. Anak menunjukkan rasa sabar
seperti buaya menunggu
mangsanya untuk ditangkap.
5. Bangga dengan hasil karya sendiri, diwaktu anak menggambar dan
mewarnai gambar buaya
6. Menghargai keunggulan orang lain
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerak tubuh
seperti buaya (motorik kasar)
2. Anak menggerakkan kepala seperti
buaya sedang berjalan(MK). 3. anak menrentangkan tangan seperti
buaya mengepakkan sayap (MK) 4. anak meggerakkkan kaki seperti
buaya berenang(MK)
5. Menggunting pola buaya (MH) 6. Menempel gambar buaya dengan
tepat 7. Meniru bentuk buaya melalui
lukisan sederhana (ML) 8. Mewarnai gambar buaya, seperti
warna buaya
Tema: Binatang
Sub Tema: Buaya
Perkembangan bahasa: 1. Menambah kosa kata tentang buaya
(moncong buaya, kulit buaya, keras dan
bersisik, jari kaki buaya, ekor buaya)
2. Menghafal puisi tentang buaya, kakaktua, sambil mengucapkan.”
3. Megulang kalimat yang agak lebih
kompleks (Buaya menangkap mangsa) 4. Mengerti beberapa perintah, seperti:
menirukan bunyi buaya
Perkembangan Agama dan Moral: 1. Mengenal Tuhan melalui ciptannya, buaya hasil
ciptaan Tuhan
2. Memahami perilaku mulia, seperti tidak boleh berkelahi, seperti buaya yang baik hati.
3. Membedakan perilaku baik dan buruk seperti
perilaku buaya (berantem tidak baik, saling
berbagi baik, bermain bersama-sama dg sopan,
jujur adalah baik)
256
Kaitan Antaratema Dengan Perkembangan Anak Untuk 16
Kali Pertemuan Tema : Binatang
Sub Tema : Burung Kakak tua
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan binatang peliharaan seperti burung kakak tua 2. Anak mengetahui kegunaan burung kakak tua bagi manusia 3. Anak mengenal suara burung kakak tua. 4. Anak mengenal jenis makanan burung kaka tua 5. Anak berinisiatif memilih permainan tentang burung (menirukan suara burung
kakak tua, perilaku burung kakak tua, dst) 6. Anak mengerti bahwa burungkakak tua binatang peliharaan yang memiliki bulu
yang berwarna menarik.
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang
dengan teman, seperti induk burung
dengan anaknya.
2. Anak menunjukkan disiplin dan
peraturan seperti burung, kapan harus tidur, kapan makan.
3. Anak mengenal tata krama dan
sopan santun, seperti cerita ”Burung kakak tua yang baik hati”
4. Anak menunjukkan rasa empati sesama teman, seperti induk
burung mencari makan untuk anaknya
5. Menunjukkan sikap gigih tidak
mudah meyerah, seperti burung
terbang ntuk cari makan
6. Bangga dengan hasil karya sendiri, diwaktu anak menggambar dan
mwwarnai gambar burung 7. Menghargai keunggulan orang lain
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerak tubuh
seperti burung (motorik kasar)
2. Anak menggerakkan kepala seperti
burung kakak tua (MK).
3. anak menrentangkan tangan seperti
burung mengepakkan sayap (MK) 4. anak meggerakkkan leher seperti
burung kakaktua melenggang
lenggokan lehernya(MK) 5. Anak membersihkan diri seperti
burung membersihkan bulu tubuh(MK)
6. Menggunting pola burung (MH) 7. Menempel gambar burung dengan
tepat
8. Meniru bentuk burung melalui
lukisan sederhana (ML)
9. Mewarnai gambar burung, seperti
warna burung
Tema : Binatang
Sub Tema: Burnung Kakak tua
Perkembangan bahasa: 1. Menambah kosakata tentang burung
(warna bulu burung, telur burung, suara
burung, paruh burung kakak tua),
2. Menghafal lagu burung, kakaktua, sambil mengucapkan.”
3. Megulang kalimat yang agak lebih
kompleks (Burung kakak tua hinggap di jendela)
4. Mengerti beberapa perintah, seperti:
\ menirukan bunyi burung kakak tua
Perkembangan Agama dan Moral: 1. Mengenal Tuhan melalui ciptannya, burung
kakak tuahasil ciptaan Tuhan.
2. Memahami perilaku mulia, seperti tidak boleh
berkelahi, seperti burung yang baik hati. 3. Membedakan perilaku baik dan buruk seperti
perilaku burung (berantem tidak baik, saling
berbagi baik, bermain bersama-sama dg sopan,
jujur adalah baik)
257
Kaitan Antaratema Dengan Perkembangan Anak Untuk 16
Kali Pertemuan Tema : Binatang
Sub Tema : Sapi
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan antara sapijantan, sapi betina, dan anak sapi 2. Anak mengetahui kegunaan sapi bagi manusia 3. Anak mengenal lingkungan hidup sapi di kandang yang sehat 4. Anak mengenal jenis makanan sapi 5. anak mengetahui sapi menghasilkandaging dan susu 6. anak mengetahui kebersihan kandang sapi 7. anak mengerti tentang penyakit antraks burung, berasal dari sapi 8. Anak berinisiatif memilih permainan tentang sapi (pura-pura seperti sapi, perilaku
sapi, dst)
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang
dengan teman, seperti induk sapi
dengan anaknya. 2. Anak menunjukkan disiplin dan
peraturan seperti kita menjaga kandang sapi yang sehat.Anak
mengenal tata krama dan sopan santun, seperti cerita ”sapi anak
durhaka” 3. Anak menunjukkan rasa empati
sesama teman, seperti induk sapi
mencari makan untuk anaknya .
4. Menunjukkan sikap gigih tidak mudah meyerah, seperti sapi tiap hari bekerja
untuk cari makan rumput. 5. Bangga dengan hasil karya sendiri,
diwaktu anak menggambar dan
mewarnai gambar sapi . 6. Menghargai keunggulan orang lain.
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerak tubuh seprti
sapi (motorik kasar)
2. Anak menggerakkan kepala seperti
sapi makan(MK). 3. Anak menrentangkan tangan
kedepan dengan temanya berdua seperti sapi berjalan (MK)
4. Anak meggerakkkan kaki seperti
sapiberlari(MK)
5. Anak membersihkan diri seperti sapi
membersihkan tubuh(MK) 6. Menggunting pola sapi (MH) 7. Menempel gambar sapi dengan
tepat
8. Meniru bentuk sapi melali lukisan
sederhana (ML) 9. Mewarnai gambar sapi, seperti
warna sapi
Tema : Binatang Sub Tema: Sapi
Perkembangan bahasa: 1. Menambah kosa kata tentang sapi
(daging, susu, hati, sop sapi, kerupuk
kulit, bakso sapi, beduk, rumput, keju,
abon, dll)
2. Memahami perintah atau aturan dalam permainan “Sapi dengan harimau”
3. Megulang kalimat yang agak lebih kompleks, (sapi makan rumput segar)
4. Mengerti beberapa perintah, seperti:
menirukan bunyi
Perkembangan Agama dan Moral: 1. Mengenal Tuhan melalui ciptanNya, sapi hasil
ciptaan Tuhan
2. Memahami perilaku mulia, seperti tidak boleh berkelahi, seperti sapi, karena kita manusia
3. Membedakan perilaku baik dan buruk seperti perilaku sapi (berantem tidak baik, saling
berbagi baik, bermain bersama-sama dg sopan, jujur adalah baik)
4. Mengenal hari raya qurban,potong sapi.
258
Kaitan Antaratema Dengan Perkembangan Anak Untuk 16
Kali Pertemuan Tema : Binatang
Sub Tema : Ikan Air Laut Hiu
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan binatang yang ada di air laut seperti ikan air laut 2. Anak mengetahui kegunaan ikan air laut bagi manusia 3. Anak mengenal lingkungan hidup ikan air laut di alam bebas 4. Anak mengenalcontoh contoh ikan yang hidup di laut 5. Anak berinisiatif memilih permainan tentang ikan air laut (pura-pura seperti ikan
air laut, perilaku ikan air laut, dst)
6. Anak mengerti bahwa ikan air laut, ada yang besar seperti ikan paus dan ada
yang kecil seperti ikan teri
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang
dengan teman, seperti induk ikan
air laut dengan anaknya. 2. Anak menunjukkan disiplin dan
kekompakan seperti geromobolan
ikan air laut
3. Anak mengenal tata krama dan
sopan santun, seperti cerita ”Ikan paus yang baik hati”
4. Anak menunjukkan rasa empati sesama teman, seperti induk ikan
yang menyayangi anaknya
5. Menunjukkan sikap gigih tidak mudah meyerah, seperti induk ikan
air laut melindungi anaknya dari musuh
6. Bangga dengan hasil karya sendiri,
diwaktu anak menggambar dan
mewarnai gambar ikan air laut
7. Menghargai keunggulan orang lain
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerak tubuh
seperti berenangnya ikan air laut (motorik kasar)
2. Anak menggerakkan mulut seperti mulut ikan bernafas(MK).
3. Anak menirukan pergerakan sirip
ikan pada waktu berenang
dengan tangannya(MK)
4. Menggunting pola ikan air laut
(MH)
5. Menempel gambar ikan air laut dengan tepat
6. Meniru bentuk ikan air laut melalui lukisan sederhana (ML)
7. Mewarnai gambar ikan air laut,
seperti warna ikan air laut
Tema : Binatang
Sub Tema: Ikan Air Laut Hiu
Perkembangan bahasa: 1. Menambah kosa kata tentang ikan air laut
(sirip ikan, insang, sisik ikan, ekor ikan )
2. Menghafal dongeng tentang ikan putrid
duyung, 3. .Mengulang kalimat yang agak lebih
kompleks (Ikan berenang di laut) 4. Mengerti beberapa perintah, seperti:
menirukan suara ikan lumba lumba
Perkembangan Agama dan Moral: 1. Mengenal Tuhan melalui ciptannya, ikan air laut
hasil ciptaan Tuhan
2. Memahami perilaku mulia, seperti tidak boleh berkelahi, seperti ikan air laut yang baik hati.
3. Membedakan perilaku baik dan buruk seperti
perilaku induk ikan air laut melindungi
kelompoknya (perilaku baik) dan perilaku tidak
baik seperti ikan air laut menyerang kelompok
ikan yang lain.
259
Kaitan Antaratema Dengan Perkembangan Anak Untuk 16
Kali Pertemuan Tema : Binatang
Sub Tema : Gajah
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan binatang yang ada di darat seperti gajah 2. Anak mengetahui kegunaan gajah bagi manusia 3. Anak mengenal lingkungan hidup gajah di alam bebas 4. Anak mengenal jenis makanan gajah 5. Anak berinisiatif memilih permainan tentang gajah (pura-pura seperti gajah,
perilaku gajah, dst)
6. Anak mengerti bahwa gajah binatang yang memiliki belalai
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang
dengan teman, seperti induk gajah dengan anaknya.
2. Anak menunjukkan disiplin dan
peraturan seperti geromobolan
gajah berjalan dala kelompoknya .
3. Anak mengenal tata krama dan sopan santun, seperti cerita ”Gajah
yang baik hati” 4. Anak menunjukkan rasa empati
sesama teman, seperti induk gajah
melindungi anaknya dari serangan musuh
5. Menunjukkan sikap gigih tidak
mudah meyerah, seperti gajah tiap hari membantu majikannya dalam
membawa kayu
6. Bangga dengan hasil karya sendiri,
diwaktu anak menggambar dan mwwarnai gambar gajah
7. Menghargai keunggulan orang lain
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerak dengan
tangan seperti menggulung belalainya
2. Anak menggerakkan tangan seperti
gerakan telinga gajah (MK).
3. Anak meggerakkkan kaki seperti
gajahberjalan(MK) 4. Menggunting pola gajah (MH) 5. Menempel gambar gajah dengan
tepat 6. Meniru bentuk gajah melalui lukisan
sederhana (ML) 7. Mewarnai gambar gajah, seperti
warna gajah
Tema : Binatang Sub Tema: Gajah
Perkembangan bahasa: Perkembangan Agama dan Moral: 1. Menambah kosa kata tentang gajah 1. Mengenal Tuhan melalui ciptannya, gajah hasil
(belalai, gading,) ciptaan Tuhan 2. Menghafal cerita singkat tentang gajah 2. Memahami perilaku mulia, seperti tidak boleh 3. Mengulang kalimat yang agak lebih berkelahi, seperti gajah yang baik hati.
kompleks (Gajah mempunyai belalai yang 3. Membedakan perilaku baik dan buruk seperti panjang) perilaku gajah (berantem tidak baik, saling
4. Menirukan beberapa perintah, seperti: berbagi baik, bermain bersama-sama dg sopan, menirukan bunyi suara gajah jujur adalah baik)
260
Kaitan Antaratema Dengan Perkembangan Anak Untuk 16
Kali Pertemuan Tema : Binatang
Sub Tema : Kelalawar
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan binatag yang ada di udara seperti kelalawar 2. Anak mengetahui kegunaan kelalawar bagi manusia 3. Anak mengenal lingkungan hidup kelalawar di alam bebas 4. Anak mengenal jenis makanan kelalawar 5. Anak berinisiatif memilih permainan tentang kelalawar (pura-pura seperti
kelalawar, perilaku kelalawar, dst) 6. Anak mengerti bahwa kelalawar binatang malam ,mencari makan malam
hari
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang
dengan teman, seperti induk kelalawar dengan anaknya.
2. Anak menunjukkan disiplin dan
peraturan seperti kelalawar, kapan harus tidur, kapan mencari makan.
3. Anak mengenal tata krama dan sopan santun, seperti cerita
”Kelalawar i yang baik hati” 4. Anak menunjukkan rasa empati
sesama teman, seperti induk
kelalawar mencari makan untuk
anaknya
5. Menunjukkan sikap gigih tidak
mudah meyerah, seperti kelalawar tiap hari bekerja untuk cari makan
6. Bangga dengan hasil karya sendiri, diwaktu anak menggambar dan
mwwarnai gambar kelalawar 7. Menghargai keunggulan orang lain
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerak tubuh
seperti kelalawar (motorik kasar) 2. Anak menggerakkan kepala seperti
kelalawar makan(MK).
3. anak merentangkan tangan seperti kelalawar mengepakkan sayap
(MK) 4. anak meggerakkkan kaki seperti
kelalawar menggantung(MK)
5. Menggunting pola kelalawar (MH) 6. Menempel gambar kelalawar
dengan tepat 7. Meniru bentuk kelalawar melalui
lukisan sederhana (ML) 8. Mewarnai gambar kelalawar,
seperti warna kelalawar
Tema : Binatang
Sub Tema: Kelalawar
Perkembangan bahasa: 1. Menambah kosa kata tentang kelalawar
(kelelawar hitam, kelelawar liar, gua
kelalawar, kotoran kelelawar )
2. Menghafal cerita kelalawar, sambil mengucapkan.”
3. Megulang kalimat yang agak lebih kompleks (Kelalawar terbang ke sarang
senja hari) 4. Mengerti beberapa perintah, seperti:
menirukan bunyi kelalawar
Perkembangan Agama dan Moral: 1. Mengenal Tuhan melalui ciptannya, kelalawar
hasil ciptaan Tuhan 2. Memahami perilaku mulia, seperti tidak boleh
berkelahi, seperti kelalawar yang baik hati. 3. Membedakan perilaku baik dan buruk seperti
perilaku kelalawar berantem tidak baik, saling
berbagi baik, bermain bersama-sama adalah
baik
261
Kaitan Antaratema Dengan Perkembangan Anak Untuk 16
Kali Pertemuan Tema : Binatang
Sub Tema : Binatang Kura-Kura
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan binatang bertelur yang melata seperti kura-kura 2. Anak membedakan bentuk kura-kura dengan hewan lain. 3. Anak mengenal lingkungan hidup kura-kura di alam bebas 4. Anak mengenal jenis makanan kura-kura 5. Anak berinisiatif memilih permainan tentang kura-kura (pura-pura seperti kura-
kura, perilaku kura-kura, dst)
6. Anak mengerti fungsi bahwa kura-kuramemiliki tempurung tubuh yang sangat
keras
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang
dengan teman, seperti induk kura-
kura dengan anaknya.
2. Anak menunjukkan disiplin dan peraturan seperti kura-kura, biar
lambat asal selamat. 3. Anak mengenal tata krama dan
sopan santun, seperti cerita ”Kura-
kura yang baik hati” 4. Menunjukkan sikap gigih tidak
mudah meyerah, seperti kura-kura
walau berjalan lambat tetap terus
menempuh tujuan (air)
5. Bangga dengan hasil karya sendiri, diwaktu anak menggambar dan
mewarnai gambar kura-kura 6. Menghargai keunggulan orang lain
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerak tubuh seprti
kura-kura (motorik kasar) 2. Anak menggerakkan kepala seperti
kura-kura (MK).
3. anak meggerakkkan kaki seperti kura-kuraberjalanmencari (MK)
4. Menggunting pola kura-kura (MH) 5. Menempel gambar kura-kura
dengan tepat
6. Meniru bentuk kura-kura melalui lukisan sederhana (ML)
7. Mewarnai gambar kura-kura,
seperti warna kura-kura
Tema : Binatang Sub Tema: Binatang Kura-kura
Perkembangan bahasa: 1. Menambah kosa kata tentang kura-kura
(cangkang kura-kura, melata, )
2. Menghafal cerita tentang kura-kura sambil
mengucapkan.” 3. Megulang kalimat yang agak lebih
kompleks (Kura-kura berjalan lambat
menempuh air) tinggi) 4. Mengerti beberapa perintah, seperti:
mengucapkan kata kura kura
Perkembangan Agama dan Moral: 1. Mengenal Tuhan melalui ciptannya, kura-kura
hasil ciptaan Tuhan 2. Memahami perilaku mulia, seperti tidak boleh
berkelahi, seperti kura-kura yang baik hati. 3. Membedakan perilaku baik dan buruk seperti
perilaku kura-kura (berantem tidak baik, saling
berbagi baik, bermain bersama-sama dg sopan,
jujur adalah baik)
262
Kaitan Antaratema Dengan Perkembangan Anak Untuk 16
Kali Pertemuan Tema : Binatang
Sub Tema : Kelinci
Perkembangan Kognitif: 1. Anak mengklasifikasikan binatang yang melahirkan seperti kelinci 2. Anak mengetahui kegunaan kelinci bagi manusia 3. Anak mengenal lingkungan hidup kelinci di alam bebas 4. Anak mengenal jenis makanan kelinci 5. Anak berinisiatif memilih permainan tentang kelinci (pura-pura seperti kelinci,
perilaku kelinci, dst) 6. Anak mengerti bahwa kelinci binatang yang melahirkan
Perkembangan sosial emosional: 1. Anak menunjukkan rasa sayang
dengan teman, seperti induk kelinci
dengan anaknya.
2. Anak menunjukkan disiplin dan
peraturan seperti kelinci, kapan harus tidur, kapan mencari makan.
3. Anak mengenal tata krama dan sopan santun, seperti cerita ”Kelinci
yang baik hati”
4. Anak menunjukkan rasa empati sesama teman, seperti induk kelinci
melindungi anaknya 5. Menunjukkan sikap gigih tidak
mudah meyerah, seperti kelinci tiap
hari melompat lompat untuk
bermain
6. Bangga dengan hasil karya sendiri, diwaktu anak menggambar dan
mewarnai gambar kelinci 7. Menghargai keunggulan orang lain
Perkembangan fisik motorik: 1. Anak melakukan gerak tubuh
seperti melompatnya kelinci
(motorik kasar) 2. Anak menggerakkan tangan seperti
kelincimelompat MK). 3. anak meggerakkkan kaki seperti
kelincimelompat-lompat(MK)
4. Menggunting pola kelinci (MH) 5. Menempel gambar kelinci dengan
tepat.
6. Meniru bentuk kelinci melalui
lukisan sederhana (ML) 7. Mewarnai gambar kelinci, seperti
warna kelinci.
Tema : Binatang
Sub Tema: Kelinci
Perkembangan bahasa: 1. Menambah kosa kata tentang kelinci
(telinga kelinci, bulu kelinci, kuku kelinci, )
2. Menghafal lagu kelinci, sambil
mengucapkan.” 3. Megulang kalimat yang agak lebih
kompleks (Kelinci melompat-lompat setiap hari)
4. Mengerti beberapa perintah, seperti:
menirukan suara kelinci
Perkembangan Agama dan Moral: 1. Mengenal Tuhan melalui ciptannya, kelinci hasil
ciptaan Tuhan 2. Memahami perilaku mulia, seperti tidak boleh
berkelahi, seperti kelinci yang baik hati. 3. Membedakan perilaku baik dan buruk seperti
perilaku kelinci (berantem tidak baik, saling
berbagi baik, bermain bersama-sama dg sopan,
jujur adalah baik)
263
BAB VIII
ALAT UKUR PERKEMBANGAN ANAK
A. Petunjuk Pengisian
1. Pada lembaran ini anda di harapkan memberi tanda cek list
pada setiap nomor.
2. Setiap nilai yang anda berikan adalah benar.
3. Isilah sesuai dengan kompetensi perkembangan anak yang
anda amati. 4. Keterangan nilai adalah sebagai berikut:
1. Belum berhasil
2. Sebagian berhasil
3. Memuaskan
264
B. ALAT UKUR PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
No Kompetensi Aspek Perkembangan yang Diamati Nilai
Pada Anak Usia Dini 1 2 3
1. Motorik
a. Motorik halus
1. Anak dapat meronce potongan gambar pola
binatang yang disediakan guru sampai
selesai.
2. Anak dapat memegang pensil dengan benar
disaat menulis kosa kata binatang di buku
3. Anak dapat memegang kerayon dengan
benar disaat mewarnai gambar binatang
dengan baik dan benar
4. Anak dapat menempelkan kertas pada pola
binatang dengan lem dengan baik dan benar
5. Anak dapat menggunting pola binatang
dengan baik dan benar.
6. Anak dapat menempelkan gambar binatang
dengan tepat
7. Anak dapat meniru bentuk binatang melalui
lukisan sederhana
8. Anak dapat mewarnai gambar binatang,
sampai selesai.
b. Motorik Kasar .
9. Anak dapat melempar bola ke arah guru
dalam jarak satu meter dengan baik.
10. Anak dapat menangkap bola dari guru
dalam jarak satu meter dengan baik.
11. Anak dapat melompat seperti gerakan
binatang sesuai yang dicontohkan guru
12. Anak dapat memanjat tangga plosotan
265
dengan baik
13. Anak dapat melakukan gerak
tubuh seperti binatang, sesuai yang
diperintahkan guru. 14. Anak dapat menggerakkan kepala seperti
gerakan binatang, sesuai petunjuk guru. 15. Anak dapat menggerakkan tangan
seperti gerakan binatang sesuai
perintah guru 16. Anak dapat menggerakkan kaki
seperti gerakan binatang seperti yang
dicontohkan guru 17. Anak dapat membersihkan diri,
setelah bermain.
2. Kognitif
18. Anak dapat mengklasifikasikan jenis
binatang, yang termasuk binatang ternak 19. Anak dapat mengenal mcam macam
hewan yang hidup di air 20. Anak dapat mengenal hewan ternak
yang menghasilkan telur 21. Anak dapat menjelaskan benda ketika
guru menanyakan benda disekitar
kandang ternak
22. Anak dapat menjelaskan pemahaman
konsep sains sederhana ketika guru
meminta penjelasan tentang kandang
ternak
23. Anak dapat mengenalkan bilangan 1-10
ketika pelajaran berhitung jumlah ternak 24. Anak dapat membedakan ukuran besar
dan kecil, seperti ukuran induk ayam
266
dengan anak ayam
25. Anak dapat menjelaskan tentang konsep waktu secara sederhana (binatang
malam)
26. Anak dapat pengenalan konsep
matematika secara sederhana, tetang
menambah, mengurang (jumlah anak
ayam)
27. Anak dapat menjelaskan kegunaan
binatang ternak untuk manusia 28. Anak dapat mengetahui 3 tempat tempat
hidup binatang (air, darat, udara) 29. Anak dapat menyebutkan 2 cara binatang
berkembang biak (bertelur, melahirkan) 30. Anak dapat mengetahui kegunaan
binatang ternak bagi manusia 31. Anak dapat menglasifikasikan makhluk
hidup (binatang) 32. Anak dapat mengetahui kegunaan
makhluk hidup (binatang) 33. Anak dapat mengenal lingkungan
hidup binatang 34. Anak dapat mengenal jenis
makanan binatang 35. Anak dapat mengetahui
kebersihan kandang binatang 36. Anak dapat mengerti tentang
penyakit yang disebabkan binatang 37. Anak dapat berinisiatif memilih
permainan tentang binatang
3. Bahasa
38. Anak dapat berkomunikasi lisan ketika
267
guru bertanya tentang binatang
39. Anak dapat berkomunikasi lisan bersama
teman-teman ketika bekerja dalam satu
kelompok 40. Anak dapat berkomunikasi dengan
kosa kata tentang binatang yang sesuai
dengan perkembanggan anak usia dini 41. Anak dapat menjelaskan dan
mengenalkan bentuk simbol ketika guru
menanyakan dalam pembelajaran
simbol yang berkaitan dengan binatang 42. Anak dapat menjelaskan tentang gambar
binatang yang mereka buat 43. Anak dapat menirukan 3 bunyi suara
binatang yang diminta guru 44. Anak dapat menjalankan instruksi yang
diperintahkan guru dalam permainan
tentang binatang. 45. Anak dapat menyebutkan kosa kata yang
ada pada binatang yang disebutkan guru
(burung: terbang, udara, bertelur, sayap,
paruh, berkicau) 46. Anak dapat menambah kosa
kata mengenai binatang 47. Anak dapat menghafal lagu
tentang binatang 48. Anak dapat mengulang kalimat yang
lebih kompleks berkenaan dengan
binatang 49. Anak dapat mengerti beberapa perintah
seperti menirukan binatang berjalan
268
4. Sosal-Emosil 50. Anak dapat berinteraksi dengan
orang lain secara wajar 51. Anak bisa berinteraksi dengan guru 52. Anak dapat berinteraksi deng teman
di dalam kelas. 53. Anak dapat mengenal disiplin yang ada
di dalam kelas 54. Anak dapat menunjukkan emosi yang
wajar ketika berinteraksi dengan guru 55. Anak dapat menunjukkan emosi yang
wajar ketika berinteraksi dengan
teman diwaktu bermain. 56. Anak cepat tanggap terhadap situasi,
ketika guru memberikan aba-aba untuk
menyelamatkan diri dalam permainan 57. Anak dapat menjalankan disiplin
yang ada didalam kelas. 58. Anak menunjukkan reaksi emosi yang
stabil 59. Anak dapat menunjukkan rasa
sayang dengan binatang 60. Anak dapat menunjukkan disiplin
dan peraturan 61. Anak dapat mengenal tata krama dan
sopan santun setelah mendengarkan
cerita tentang tentang binatang 62. Anak dapat menunjukkan rasa
empati terhadap sesama 63. Anak dapat menunjukkan sifat gigih
dan tidak gampang menyerah 64. Anak dapat bangga dengan hasil karya
sendiri
269
65. Anak dapat menghargai keunggulan
orang lain 66. Anak dapat berkomunikasi dengan
orang lain yang sudah dikenalnya 67. Anak dapat berkomunikasi lisan
dengan gurunya ketika guru bertanya. 68. Anak dapat berkomunikasi lisan bersama
temannya ketika bekerja sama dalam
satu kelompok 69. Anak dapat berinteraksi dengan
teman-temannya di dalam kelas 70. Anak dapat berinteraksi dengan
teman-temannya di luar kelas 71. Anak dapat merasakan kesedihan ketika
temannya bersedih. 72. Anak dapat merasakan kegembiraan
orang lain ketika temannya gembira 73. Anak dapat mendengarkan orang lain
ketika berbicara 74. Anak dapat memperhatikan orang lain
ketika berbicara 75. Anak dapat menghibur temannya ketika
temannya sedih 76. Anak dapat bertenggang rasa
kepada orang lain. 77. Anak menujukkan kepedulian dengan
temannya 78. Anak menujukkan kepedulian dengan
gurunya 79. Anak dapat menghargai orang lain 80. Anak dapat mengucapkan terimakasih
ketika mendapatkan sesuatu dari
orang lain
270
81. Anak memiliki tenggang rasa dengan
orang lain 82. Anak dapat mengikuti aturan
permainan yang sedang berlangsung. 83. Anak dapat menjauhi sikap ekstrim dan
keras kepala ketika melaksanakan suatu
kegiatan 84. Anak dapat mengenal konsep benar
dan salah 85. Anak dapat berimajinasi sesuai
tema yang diberikan 86. Anak dapat menghormati teman 87. Anak tidak mengejek teman 88. Anak dapat menjalin persahabatan
dengan teman sekelasnya 89. Anak dapat mengucapkan terimakasih
ketika mendapatkan sesuatu dari
orang lain 90. Anak dapat memperhatikan kepentingan
sosial dikelasnya seperti kebersihan kelas 91. Anak dapat berkata jujur
melalui perilakunya 92. Anak dapat aktif bergaul dengan
temannya 93. Anak dapat tenggang rasa dengan
temannya dari kelompok lain. 94. Anak dapat menghargai orang lain 95. Anak dapat memilih teman bermain
untuk melakukan kegiatan kelompok
kecil pada kegiatan inti 96. Anak dapat menjalin kerjasama dengan
temannya dalam kegiatan kelompok 97. Anak dapat bekerjasama dengan gurunya
271
dalam melaksanakan suatu kegiatan
98. Anak dapat saling tolong dalam
melaksanakan kegiatan dalam kelompok 99. Anak dapat berbagi alat permainan
dengan temannya 100. Anak tidak mendominasi suatu
alat permainan untuk
kepentingannya sendiri. 101. Anak mau berbagi dengan teman sebaya 102. Anak dapat mengenalkan dirinya sendiri
kepada temannya 103. Anak dapat mengenalkan dirinya sendiri
kepada gurunya 104. Anak mulai dapat memisahkan diri
dari orang tua terutama ibu. 105. Anak dapat memulai suatu pembicaraan
dengan temannya 106. Anak menunjukkan sikap mandiri
dalam memilih kegiatannya 107. Anak dapat menjaga diri sendiri
dari lingkungannya
108. Anak dapat menggambar sederhana
ketika diberi tugas menggambar bebas
tentang binatang kesukaan. 109. Anak dapat mewarnai gambar secara
mandiri ketika guru memberi kebebasan
dalam mewarnai gambar binatang. 110. Anak dapat bergerak sesuai dengan
irama musik ketika guru memutarkan
musik untuk menari bersama. 111. Anak dapat menyayi kan salah satu lagu
272
kesayangannya ketika guru meminta
untuk menyanyi tentang binatang
112. Anak dapat bergerak mengikuti benda-
benda di lingkungan ketika guru
meminta sesuai dengan contoh diberikan
guru.. 113. Anak dapat melakukan senam berirama
bersama teman-teman dan guru
5. Moral dan Nilai Agama
114. Anak dapat melakukan aktivitas untuk
berdoa bersama-sama ketika guru
memimpin doa. 115. Anak dapat melakukan aktivitas doa
pendek secara individu, ketika guru
meminta anak berdoa. 116. Anak dapat mengenal ibadah yang
dilakukan dalam Agama Islam (nama-
nama solat) 117. Anak dapat menunjukkan tingkahlaku
Sopan santun ketika berinteraksi dengan
guru 118. Anak dapat mempraktekkan kebersihan
(menggosok gigi, mencuci tangan
sebelum makan) 119. Anak dapat mempraktekkan tanggung
jawab di dalam kelas, meletakkan
mainan pada tempatnya setelah bermain. 120. Anak dapat menjelaskan secara
sederhana rasa cinta tanah air
dengan contoh 121. Anak dapat mengerti tentang pentingnya
musyawarah /mufakat semenjak dini
273
secara sederhana, ketika guru
mengemukakan satu masalah
122.
123. Anak dapat menunjukkan rasa
sayangnya kepada sesama teman
didalam kelas(tidak berkelahi). 124. Anak dapat menunjukkan rasa
sayang terhadap binatang peliharaan,
ketika dibawa ke kandang binatang
piaraan sekolah. 125. Anak dapat menjelaskan kenapa kita
perlu sayang pada semua ciptaan Tuhan 126. Anak dapat mengenal Tuhan melalui
ciptaan Tuhan seperti adanya binatang 127. Anak dapat memahami perilaku mulia 128. Anak dapat membedakan perilaku
baik dan perilaku buruk seperti yang
ditunjukkan melalui perilaku binatang 129. Anak mengenal hari besar agama
Jakarta, <<<<<<<
Guru<<<<<<<..
274
C. Cara Mengolah
Cara Menentukan Rerata
Penilaian dilakukan oleh Tim, minimal 3 orang guru, dengan
tujuan agar menghindari skor subjektifitas
Jumlah Keseluruhan Item 129
Sekor Maximal 3
Penilai 3
Keterangan tabel:
Jumlah Keseluruhan Item : 129 Skor Item Tertinggi : 3 (x) 129 = 387
Skor Total Item yang diperoleh 3 Penilai : 3 (x) 387 = 1161
Kriteria Penskoran akhir perhitungan peningkatan
perkembangan anak usia dini sebagai berikut:
No. Kriteria Skor Akhir Rentang Skor
1. Perkebangannya tinggi/optimal 774-1161
2. Perkembangannya Sedang 388-774
3. Perkembangannya kurang optimal 0-387
Tabel Klasifikasi Perkembangan
No Klasifikasi Rentang
1 Kurang 0-387
2 Baik 388-774
3 Sangat Baik 775-1161
275
BAB IX
PENERAPAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
BERDASARKAN KURIKULUM 2013
Pengelolaan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini
menggunakan berbagai macam model pembelajaran yang dapat
digunakan oleh sekolah, seperti:
1. Model pembelajaran klasikal
2. Model pembelajaran kelompok
3. Model pembelajaran area
4. Model pembelajaran sentra
Sedangkan menurut Permendikbud RI No. 146 tahun 2014
tentang kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini pada lampiran
IV tentang pembelajaran dikatakan bahwa pengelolaan
pembelajaran yang akan digunakan berbentuk model-model
pembelajaran diantaranya adalah:
a. Model pembelajaran kelompok berdasarkan sudut-
sudut kegiatan;
b. Model pembelajaran kelompok berdasakan
kegiatan pengaman;
c. Model pembelajaran berdasarkan area (minat); dan
d. Model pembelajaran berdasarkan sentra
Berdasarkan ketentuan diatas maka pelaksanaan
pendidikan anak usia dini proses pengelolaan pembelajaran di
sekolah dapat memilih model pembelajaran sesuai dengan
ketentuan di atas, tergantung pada potensi yang ada di sekolah
tersebut. Seperti jumlah guru, kalau jumlah guru terbatas dan
pengalaman mengajar pada model sudut, area, dan sentra belum
memadai maka lebih baik guru menggunakan model mengajar
klasikal. Apabila pendidikan guru terbatas pada klasifikasi
276
Pendidikan tamatan SLTA dan sederajat serta hanya memiliki
pengalaman mengajar klasikal dan model kelompok, sementara
belum pernah mendapat pelatihan tentang pembelajaran area dan
sentra maka sebaiknya guru melaksanakan model pembelajaran
klasikal atau kelompok.
Apabila sarana dan prasarana terbatas pada kelas yang
kurang, tetapi pengalaman guru dan pendidikan guru memadai
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran area dan sentra maka
sebaiknya sekolah melaksanakan model pembelajaran area. Bila
di lihat dari pengalaman guru, memiliki klasifikasi pendidikan
yang memadai pernah mendapatkan pelatihan 4 model
pembelajaran dan memiliki pengalaman yang cukup serta
memiliki sarana dan prasarana yang lengkap (memiliki kelas
sebanyak sentra yang di buka) maka sebaiknya guru
melaksanakan pembelajaran model sentra.
A. PERSIAPAN MENGAJAR MODEL PEMBELAJARAN
AREA
Setiap guru yang akan mengajar di kelas pendidikan anak
usia dini (PAUD) pada setiap model pembelajaran maka guru
pada pengelolaan pembelajaran harus mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang akan digunakan sesuai dengan model
pembelajaran yang sudah ditetapkan. Pada kesempatan ini akan
dijelaskan persiapan mengajar model area.
Berikut ini akan menjelaskan tentang persiapan mengajar
model area, menurut Pusat Kurikulum dan Pembukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementrian dan Kebudayaan (2015
: 22) , alur perencanaan kegiatan pembelajaran di PAUD sebagai
berikut:
277
Pusat kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan
Pengembanagn Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(2015 : 22)
278
Beberapa perangkat pembelajaran yang harus di
persiapkan guru sebelum proses pembelajaran berlangsung,
yaitu:
1. Kurikulum
Dalam dunia kependidikan sudah tak asing lagi dengan
istilah Kurikulum, karna kurikulum adalah acuan dasar atau
pondasi awal untuk dapat melaksanakannya proses
pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam
Latif dkk (2013:41) menyatakan bahwa kurikulum adalah
perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga
pendidikan.
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 dalam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2015:10)
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa :
‚Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan‛.
Suyadi dan Dahliapun (2014:3) berpendapat bahwa:
kurikulum merupakan seperangkat rencana pembelajaran yang
di dalamnya memuat tujuan, isi, bahan ajar, dan metode
pembelajaran yang semuanya itu di gunakan untuk membina
siswa kearah prilaku yang diinginkan dan menilai sejauh mana
perubahan perilaku tersebut telah terjadi pada siswa.
Jadi, kurikulum merupakan elemen penting dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Mengapa demikian? karna
jika dilihat dalam pengertian kurikulum diatas, maka
kurikulum berfungsi untuk memberikan arah, langkah-langkah
dan tujuan pelaksanaan pendidikan agar mencapai tujuan dari
pendidikan. Proses pembelajaran dapat dikatakan akan optimal
jika mengikuti kurikulum yang ada. Oleh karenanya di dalam
suatu pendidikan sangat dibutuhkan yang namanya
kurikulum.
279
Adapun yang dimaksud dengan Kurikulum TK adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, bidang
pengembangan, dan penilaian serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan tertentu. KEMENDIKNAS (2010: 3)
Pada Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 pasal 3 ayat1, 2,
dalam (2015 : 3), meyatakan bahwa:
Ayat 1 Kurikulum PAUD disebut Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini, dilanjutkan dengan ayat 2
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini Mengacu
Pada Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Dari
penjelasan diatas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pendidikan
anak usia dini dikarnakan sudah mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Kerangka dasar pengembangan kurikulum 2013 PAUD
dalam
Permendikbud menetapkan 5 landasan pengembangan
kurikulum, yaitu :
a. Landasan filosofis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
dikembangkan dengan sejumlah landasan filosofis
yang memberikan dasar bagi pengembangan
seluruh potensi anak agar menjadi indonesia
berkualitas sebagaimana yang tercantum dalam
tujuan pendidikan nasional.
b. landasan sosiologis
masyarakat indonesia adalah masyarakat yang
sangat beragam. satuan PAUD merupakan
representasi dari masyarakat yang beragam baik
dari aspek strata sosial ekonomi, budaya, etnis,
agama, kondisi fisik maupun mental. untuk
mengakomodasi keberagaman itu, kurikulum 2013
280
pendidikan anak usia dini dikembangkan secara
inklusif untuk memberik berdasar terbentuknya
sikap saling menghargai dan tidak membeda-
bedakan.
c. landasan psiko-pedagogis
kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini
dikembangkan dengan mengacu pada cara
mendidik anak sebagai individu yang unik,
memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda,
dan belum mencapai masa operasional kongkret,
dan karenanya digunakan pendekatan pembelajaran
yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan
potensi setiap anak.
d. landasan teoritis
kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini
dikembangkan dengan mengacu pada teori
pendidikan berbasis standar dan kurikulum berbasis
kompetensi. proses pengembangan kurikulkum
secara lansung berlandaskan pada empat standar
yakni standar tingkat pencapaian perkembangan
anak, standar isi, standar proses, dan standar
penilaian pendidikan. kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluas-luasnya bagi anak untuk
mengembangkan kemampuan yang berupa sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
e. landasan yuridis
landasan yuridis kurikulum 2013 pendidikan ank
usian dini adalah :
1) undang-undang dasar negara republik indonesia
tahun 1995;
2) undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional
281
3) undang-undang nomor 17 tahun 2005 tentang
rencana pembangunan jangka panjang nasional,
beserta segala ketentuan yang dituangkan
kedalam rencana pembangunan jangka
menengah nasional
4) peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan
sebagaimans telah diubah dengan peraturan
pemerintahan nomor 32 tahun 2013 tentang
pengubahan atas peraturan pemerintahan
nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan; dan
5) peraturan presiden nomor 60 tahun 2013 tentang
pengembangan anak usia dini holistig-integratif.
2. Standar Kurikulum
Standar kurikulum adalah kesepakatan - kesepakatan
yang telah didokumentasikan. Didalam bawah kurikulum
terdapat standar kurikulum. Standar Pendidikan Anak Usia
menurut Permendikbud (2015 : 3-4) terdiri beberapa komponen
yang diatur, antara lain :
a. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
selanjutnya disebut Standar PAUD adalah kriteria
tentang pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD
diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
b. Standar tingkat pencapaian perkembangan anak
usia dini selanjutnya disebut STPPA adalah kriteria
tentang kemampuan yang dicapai anak pada
seluruh aspek perkembanhan dan pertumbuhan,
mencangkup aspek nilai agama dan moral, fisik-
motorik, kognitif bahasa, sosial-emosional, serta
seni.
282
c. Standar isi adalah kriteria tentang lingkup materi
dan kompetensi menuju tingkat pencapaian
perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia
anak.
d. Standar proses adalah kriteria tentang pelaksanaan
pembelajaran pada satuan atau program PAUD
dalam rangka membantu pemenuhan tingkat
pencapaian perkembangan yang sesuai dengan
tingkat usia anak.
e. Standar penilaian adalah kriteria tentang penilaian
proses dan hasil pembelajaran dalam rangka
mengetahui tingkat pencapaian yang sesuai dengan
tingkat usia anak.
f. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah
kriteria tentang kualifikasi akademik dan
kompetensi yang dipersyaratkan bagi pendidik dan
tenaga kependidikan PAUD.
g. Standar sarana dan prasarana adalah kriteria
tentang persyaratan pendukung penyelenggaraan
dan pengelolaan pendidikan anak usia dini secara
holistik dan integratif yang memanfaatkan potensi
lokal.
h. Standar pengelolaan adalah kriteria tentang
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan atau
program PAUD.
i. Standar pembiayaan adalah kriteria tentang
komponen dan besaran biaya personal serta
operasional pada satuan atau program PAUD.
j. Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia
6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian
rancangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
283
k. Satuan atau program PAUD adalah layanan PAUD
yang dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan
dalam bentuk taman kanak-kanak (TK? Raudatul
athfal (RA)/bustanul athfal (BA), kelompok bermain
(KB), taman penitipan anak (TPA), dan satuan
PAUD sejenis (SPS).
Didalam standar kurikulum semua pelasanaan proses
pembelajaran menang sudah diatur sedemikian namun masih
banyaknya guru kurang mengerti dengan standar yang telah
tertera di kurikulum. Pada standar tingkat pencapaian
perkembangan anak yang berusai 2-3 tahun akan berbeda
aspek perkembangan yang harus dicapai dengan anak yang
berusia 4-5 ataupun usia 5-6 tahun. Oleh karenanya sebelum
terjadinya proses pembelajaran yang mesti dipahami oleh
seorang guru sebelm merencanakan pembelajaran memahami
terlebih dahulu tingkap pencapain perkembangan anak baik
aspek perkembangan kognitif, motorik, sosial emosional,
bahasa, NAM ataupun seni.
B. RENCANA PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM) DAN
HARIAN (RPPH)
1. Bentuk Penyusunan RPPM
Perencanaan Mingguna disusun dalam bentuk
rancangan pembelajaran mingguan (RPPM). RPPM merupakan
penjabaran dari rancangan kegiatan semester yang telah
direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keleluasaan
pembahasan tema dan sub tema.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran mingguan
(RPPM), menurut Nurdiana dan Sunarsih (2016 : 73), yaitu :
1) Diturunkan dari program semester
2) Berisi sub tema, KD, materi, dan rancangan kegiatan
284
3) Penyusunan kegiatan mingguan disesuaikan dengan
strategi pengelolaan kelas (Area, Sentra, Kelompok
usia) yang ditetapkan masing-masing satuan PAUD.
Selain itu, ada beberapa rambu-rambu yang mesti
dipahami dalam menyusun program pelaksanaan
pembelajaran mingguan menurut Nurdiana dan Sunarsih (2016
: 74) :
1) Mengacu pada kopetensi dasar (KD) yang memuat
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan untuk
mewujudkan ketercapainya kopetensi inti (KI-1, KI-
2, KI-3, KI-4)
2) Memuat materi yang sesuai dengan KD dan dalam
cangkupan tema.
3) Memilih kegiatan selaras dengan muatan/materi
pembelajaran.
4) Mengembangkan kegiatan main yang berpusat pada
anak
5) Menggunakan pembelajaran tematik
6) Mengembangkan cara berfikir pendekatan saintifik
7) Berbasis budaya lokal dan memanfaatkan
lingkungan alam sekitar, sebagai media bermain
anak.
Setalah memahami beberapa rambu-rambu yang mesti
dipahami dalam menyusun pelaksanaan program
pembelajaran mingguan, langkah yang selanjutnya adalah
langkah penyusunan materi. Menurut Nurdiana dan Sunarsih
(2016 : 74) :
1) Memahami inti muatan dari setiap kopetensi dasar,
kemampuan apa yang diharapkan dari KD tersebut.
2) Pemahaman keleluasaan cakupan materi yang
termuat dalam KD
285
3) Pahami kedalaman materi yang sesuai dengan tahap
perkembangan anak
4) Sesuai dengan visi yang ingin diwujudkan dan
tujuan yang ingin dicapai pada anak didik selama
belajar di PAUD.
5) Tentukan prioritas materi yang mendukung
tercapainya KD.
Adapun Komponen RPPM model pembelajaran
berdasarkan minat (Area) anak menurut Nurdiana dan
Sunarsih (2016 : 75), yaitu :
1) Tulislah identitas program
a) Semester/bulan/minggu
b) Tema
c) Kelompok sasaran
d) Kopetensi dasar
2) Mengembangkan rencana mingguan
a) Nomor urut diisi sesuai urutan
b) Sub tema diambil dari bagian tema diprogram
semester
c) Materi diturunkan dari pengetahuan yang akan
dikenalkan sesuai KD
d) Rencana kegiatan diisi dengan jenis kegiatan
yang akan dilakukan anak selama satu minggu
3) Pengulangan materi
Materi yang ditetapkan pada setiap sub tema akan
digunakan terus selama sub tema tersebut dibahas
tetapi disampaikan melalui kegiatan bermain yang
berada disetiap area.
Berikut ini adalah contoh RPPM model pembelajaran
area menurut Pusat kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembanagn Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (2015 : 158). Dalam pembuatan RPPM dibuat sub
286
tema yang berbeda. Dimaksudkan agar pembelajaran tidak
monoton dan membosankan. Sehingga, setiap harinya
pengembangan sub tema berbeda-beda. Seperti contoh
dibawah ini Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan:
287
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MINGGUAN (RPPM)
Kelompok : B (5-6 Tahun)
Semester : I
Minggu : XIII
KD : (1.1,1.2, 2.2,
2.6,3.6,3.8,3.10,3.11,3.12,3.15,4.3,4.6,4.11,4.15)
KD Kompetensi
1.1. Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya.
1.2. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
sekitar sebagai rasa syukur kepada Tuhan.
2.2. Memiliki prilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu.
2.6. Memiliki prilaku yang mencerminkan sikap taat
terhadap aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan.
3.6. Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna,
bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan
ciri-ciri lainnya).
3.8. Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca,
tanah, air, batu-batuan, dll).
3.10. Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca).
3.11. Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa
secara verbal dan nonverbal).
3.12. Mengenal keaksaraan awal melalui bermain.
3.15. Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni.
4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk mengembangkan
motorik kasar dan halus.
4.6. Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-
benda disekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk,
ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri
lainnya) melalui berbagai hasil karya.
4.11. Menunjukkan bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa
secara verbal dan nonverbal),
4.15. Menunjukkan berbagai karya dan aktivitas seni.
288
289
2. Bentuk Penyusunan RPPH
Perencanaan harian disusun dalam bentuk Rancangan
Pelaksanaan Pembelajatran Harian (RPPH), RPPH merupakan
penjabaran dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
(RPPH). RPPH memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik
dilakukan secara individual, kelompok maupun klasikal dalam
satu hari. Adapun langkah-langkah dalam meyusun RPPH
menurut Pusat kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan
Pengembanagn Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2015
: 27), yaitu :
1. Disusun berdasarkan kegiatan mingguan
2. Kegiatan harian berisi kegiatan pembuka, inti dan
penutup
3. Penyusunan kegiatan harian diseseuaikan denagn
kondisi satuan pendidikan masing-masing dan
menggunakan pendekatan saintifik.
4. Mengembangkan indikator pencapai pembelajaran.
5. Media/sumber belajar dan metode disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
6. Kegiatan harian dapat dibuat oleh satuan
pendidikan dengan format sesuai kebutuhan
masing-masing.
Berikut ini contoh format Rancangan Pelaksanaan
pembelajaran Harian menurut menurut Pusat kurikulum dan
Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembanagn Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (2015 : 295), yaitu :
290
RANCANGAN PLAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
(RPPH)
Kopetensi Dasar (KD)
KD Kompetensi
1.1. Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya.
1.2. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
sekitar sebagai rasa syukur kepada Tuhan.
2.2. Memiliki prilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu.
2.6. Memiliki prilaku yang mencerminkan sikap taat
terhadap aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan.
3.6. Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna,
bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan
ciri-ciri lainnya).
3.8. Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca,
tanah, air, batu-batuan, dll).
3.10. Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca).
3.11. Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa
secara verbal dan nonverbal).
3.12. Mengenal keaksaraan awal melalui bermain.
3.15. Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni.
4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk mengembangkan
motorik kasar dan halus.
4.6. Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-
benda disekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk,
ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri
lainnya) melalui berbagai hasil karya.
291
Usia : 5-6 Tahun TK : B Semester : 1 Tema/Sub tema/Sub-sub tema : Binatang/Binatang di Air/Ikan Hari/Tanggal : Rabu, 28 September 2018
4.11. Menunjukkan bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa
secara verbal dan nonverbal),
4.15. Menunjukkan berbagai karya dan aktivitas seni.
Indikator Pencapai Pembelajaran :
Beberapa indikator pencapaian pembelajaran pada kegiatan ini
antara lain:
Anak mengenal ikan sebagai ciptaan tuhan
Mengembangkan rasa ingin tahu anak tentang ikan
Anak berkembang kemampuan motorik kasar dengan
bergerak seperti ikan berenang
Anak menambahkan atau menjumlahkan ikan
Anak menyajikan karya gambar berbentuk mewarnai
ikan
Anak menyusun balok membentuk kolam ikan,
berbentuk ikan
Anak bertambah kosa kata yang berkaitan tentang ikan
Anak Mengamati ikan hidup di dalam air dan
mengamati ikan yang tidak bisa hidup tanpa air.
Media/Sumber belajar :
Ikan, pengsil, lembar kerja, krayon, balok, kartu ikan, toples, air
Langkah Kegiatan :
1. Pembukaan (30 Menit)
- Berdoa, salam
- Bercakap-cakap tentang macam-macam binatang di
air
- Gerak dan lagu ‚Dua Ekor Ikan Mas‛
2. Inti (60 Menit)
a. Mengamati
Anak mengamati ikan dalam air
b. Menanya
292
Anak didorong untuk bertanya tentang apa yang
ingin anak ketahui tentang ikan
Anak melakukan tanya jawab
c. Mengumpulkan informasi, menalar dan
mengkomunikasikan
Anak menyimak penjelasan guru tentang ikan,
kata ikan dan aturan dalam melaksanakan
kegiatan pembelanajaran.
Area Matematika
- Anak menambahkan jumlah ikan
Area Seni
- Anak mewarnai gambar ikan
Area Balok
- Anak menyusun balok membentuk kolam ikan,
berbentuk ikan
Area Bahasa
- Anak bertambah kosa kata tentang ikan
Area Ipa
- Anak Mengamati ikan hidup di dalam air dan
mengamati ikan yang tidak bisa hidup tanpa air.
3. Istirahat, Makan, Bermain (30 Menit)
4. Penutup
Mengucap syair ‚ 2 Ekor Ikan Mas‛
Diskusi tentang kegiatan satu hari
Berdo’a, salam
Tanggal
Guru
…………………
293
294
295
296
AREA BALOK
PEDOMAN AREA BALOK
GURU MENGINSTRUKSIKAN ANAK – ANAK
UNTUK MENYUSUN BALOK
1. BALOK MENJADI KOLAM IKAN
2. TEMPAT TINGGAL IKAN
3. BENTUK IKAN
297
298
299
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Adri, Ni Ketut. Implementasi Pembelajaran Tematik Berbasis
Lingkungan dalam Meningkatkan Kreativitas dan Hasil
Belajar Calistung Siswa Kelas III SD no 3 Bungkulan. Jurnal
Pendidikan Dasar Vol 4, no 2, 2011.
Akbar, Sadun. Penerapan Pembelajaran Tematik untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Tema Lingkungan di
Kelas 3 SDN Tanjungrejo 5 Malang, 2009.
Anonim. The Creative Center for Childhood. Beyond
Centers and Circle Time. Florida: Research and
Training Inc, 2005.
Anonim. Kurikulum Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasiona, 2004.
Aprilla. Implementasi Pendekatan Tematik dalam Pengajaran
Menggambar pada Anak Usia Dini, http://journal
unes.ac.id/nju/index.php/amajinasi /article/ view/66.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
-------------, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Baron RA. Social Psychology, Understanding Human Interaction.
Boston: Allyn and Bacon, 1994.
300
Creswell, John. Education Reaserch: Planning, Conducting, and
Evaluating Quantitative and Qualitatif Research. New
Jersey: Merrill Prentice Hall. 2008.
Catron, Allen. Early Childhood Curriculum A Creative Play Model.
New Jersey: Meryl Publish,. 1999.
Crain, William. Teori Perkembangan, Konsep dan Aplikasi,
terjemahan Yudi Santoso. Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2007.
Djaali, dan Puji Muljono. Pemgukuran Dalam Bidang Pendidikan.
Jakarta: PPS UNJ, 2004.
Dorothy, Valcarcel Craig. Action Research Essentials. San
Francisco: Jossey Bass Awiley Imprin, 2009.
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitati.,
Jakarta: Rajawali Press, 2007.
Essa, Eva L. Introduction Early Childhood Education. Australia:
Thomson Delman Learning, 2002.
Elliot, J. Developing Hypotesis About Classroom From Teacher
Practical Construct: An Account of The Work of The Ford
Teaching Project. Victoria: Deakin, 1982.
Gross, Richard. Psychology The Science of Mind and Behavior.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Herr, Judy. Creative Resources for the Early Childhood Classroom.
KY USA: Thomson Learning Copyright, 2000.
Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak, edisi Enam. Jakarta:
Penerbit Erlangga, 1978.
301
Hopkins, David. A Teachers Guide to Classroom Research.
Philadelphia: Open University Press, 2002.
Izzaty, Rita, Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak Usia TK.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005.
Jamaris, Martini. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Yayasan Penamas Murni, 2010.
_______________. Kesulitan Belajar Perspektif, Assessmen dan
Penanggulangannya. Jakarta: Yayasan Penamas Murni,
2009.
_______________. ‚Penelitian Ilmiah dalam Penelitian Khusus.‛
Proceding Munas dan Seminar Asosiasi Profesi
Pendidikan khusus Indonesia. Jakarta: APPKHL,
2011:32-33.
Juanita, V Copley. Mathematic In The Early Years. Texas: Library
of Congress Cataloging in Publication Data, 1999.
Karlinger, Fred. Azaz-azaz Penelitian Behavior, terjemahan
Laudeg R Sitnafetomen. Yogyakarta: Gajah mada Media
University Press, 2004.
Kasina, Ahmad. Perlindungan dan Pengasuhan Anak Usia Dini
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005.
Kostelnik. Teaching Young Children Using Themes: Age 2 to 6. New
York: Harper Collin Publishers, 1991.
Linda, Campbell. Bruce, Campbell dan Dee. Metode Praktis
Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Terjemahan
Tim Intuisi. Jakarta: Intuisi Press, 2008.
302
Meredith, D. Gall Joyce P. Gall, dan Water R Borg. Educational
Research an Introduction. New York: Library of Congress
Cataloging in Publication Data, 2003.
Mertler, Craig. Action Research Teacher as Researchhers in the
Classroom. Los Angeles: SAGE Publications Inc, .2009.
Mills, G. Action Reasearch: A Guide for the Teacher Reaserch, Second
Edition. New Jersey: Pearson Education, 2003.
Monnks, F.J. et. al., Psikologi Perkembangan Pengantar dalam
Berbagai Bagian. Jokyakarta: Gajah Mada University
Press, 2006.
Morison, George. Dasar-Dasar Pendidikan Anak usia Dini
(PAUD). Jakarta: Indeks, 2012.
Nugraha, Ali. Yeni Rachmawati. Metode Pengembangan Sosial
Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka, 2005.
Robson, Sue. Education In Early Childhood, First Things. London:
David Fulton Publishers. 2008.
Santrock, John. Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup,
terjemahan Widyasinta B. Jakarta: Erlangga, 2012.
______________. Psikologi Pendiodikan, terjemahan Tri Wibowo.
Jakarta: Kencana, 2008.
Santoso, Sugeng. Problematika Pendidikan dan Cara Pemecahannya.
Jakarta: Kreasi Pena Gading, 2000.
303
Semiawan, Conny R. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan
Sekolah Dasa.r Jakarta: PT Indeks, 2008.
_____________. Penerapan Pembelajaran pada Anak. Jakarta: PT.
Indeks, 2008.
Siti, Aisyah. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak
Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.
Slavin, Rober.t Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek, terjemahan
Marianto samosir. Jakarta: PT Indeks, 2008.
Spradley, James. Metode Etnoggrafi, terjemahan Misbah Zulfa.
Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1997.
Stinger, Ernest. Action Research, Third Ed. Los Angeles: Sage
Publication, 2007.
Soetjiningsih, Christiana Hari. Perkembangan Anak Sejak
Pembuahan Sampai dengan Kanak-kanak Akhir. Jakarta:
Prenada Media Group, 2012.
Suyadi. Psikologi Belajar PAUD Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2010.
Sujono, Yuliani Nurani, Bambang Sujiono, Konsep Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini. PT Indeks Jakarta, 2009.
Sujono, Yuliani Nurani, Bambang Sujiono. Bermain Kreatif
Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT indeks, 2010.
Suratno. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini.
Jakarta: Departemen Pendidikanl Nasional,
2005.
Syaodih, Ernawulan. Bimbingan di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, 2005.
304
Suyanto, Slamet. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan
Ketenagaan Perguruan Tinggi, 2005.
Stone, Sandra. Playing A Kids Curriculum. New York: Harper
Collin Publshers, 1993.
Tim Program Pascasarjana. Buku Pedoman Penulisan Tesis dan
Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Negeri
Jakarta, 2012.
Trawick, Jeffrey. Early Childhood Development, A Multicultural
Perspective. New Jersey: Merill Prentice Hall, 2003.
Trianto. Mengembangkan Model pemebelajaran Tematik. Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2009.
______. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak
Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2011.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Yus, Anita. Penilaian Perkembangan Anak Taman Kanak Kanak.
Jakarta: Depdiknas, 2005.
Wardhan, IGAK. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka, 2008.
Wenzel, KR. Strategies for Making Friends Relation to Social
Behavior and Peer Acception in Early Adolesence. New
York: Developmental Study, 1993
305
Lampiran 1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kurikulum 2013 Berdasarkan
Permendikbud Tahun 2014 No. 146
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum
2013
Kompetensi inti kurikulum 2013 pendidikan anak
usia dini merupakan gambaran pencapaian standar
tingkat pencapaian perkembangan anak pada akhir
layanan PAUD Usia 6 (enam) tahun. Kompetensi
mencangkup :
1. kompetensi inti-1 (KI_1) untuk kompetensi ini
sikap spiritual.
2. kompetensi inti-2 (KI-1) untuk kompetensi inti
sikap sosial.
3. kompetensi inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti
pengetahuan.
4. kompetensi inti-4 KI-4) untuk kompetensi inti
keterampilan.
Uraian tentang kopetensi PAUD dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Kopetensi Inti
KI-1 Menerima ajaran yang dianutnya
KI- 2 Memiliki prilaku hidup sehat, rasa ingin tahu,
kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri,
peduli, mampu menghargai dan toleran kepada
orang lain, mampu menyesuaikan diri, tanggung
jawab, jujur, rendah hati dan santun dalam
berinteraksi dengan keluarga, pendidik, dan
teman
KI-3 Mengenali diri, keluarga, teman, pendidik,
lingkungan sekitar, agama, teknologi, seni, dan
budaya dirumah, tempat bermain dan satuan
PAUD dengan cara : Mengamati dengan indra,
(melihat, mendengar, meras, meraba); Menanya,
mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan melalui kegiatan bermain.
KI-4 Menunjuk yang diketahui, dirasakan,
dibutuhkan, dan difikirkan melalui bahasa,
musik, gerakan dan karya secara produktif dan
kreatif, serta mencerminkan prilaku atau
berakhlak mulia.
Kompetensi dasar merupakan tingkat kemampuan
dalam konteks muatan pembelajaran, tema pembelajaran,
dan pengalaman belajar yang mengacu pada kompetensi
inti.
Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik dan kemampuan awal anak
serta tujuan setiap program pengembangan.
Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok
sesuai dengan pengelompokan kompetensi inti yaitu :
1. Kelompok 1 : kelompok kompetensi dasar sikap
spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1
2. Kelompok 2 : kelompok kompetensi dasar sikap
sosial dalam rangka menjabarkan KI-2
3. Kelompok 3 : kelompok kompetensi dasar
pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3, dan
4. Kelompok 4 : kelompok kompetensi dasar
keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4
Berikut ini adalah uraian setiap kopetensi dasar
untuk untuk setiap kopetensi inti adalah sebagai berikut :
KOPETENSI INTI KOPETENDI DASAR
KI-1 Menerima
ajaran agama
yang dianutnya
1.1 Mempercayai adanya tuhan
melalui ciptaannya
1.2 Menghargai diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan sekitar
sebagai rasa syukur kepada
tuhan
KI-2 Memiliki
prilaku hidup
sehat, rasa ingin
tahu, kreatif dan
estetis, percaya
diri, disiplin,
mandiri, peduli,
mampu
menghargai dan
toleran kepada
orang lain,
mampu
menyesuaikan
diri, tanggung
jawab, jujur,
rendah hati dan
santun dalam
berinteraksi
dengan keluarga,
pendidik, dan
teman
2.1 Mimiliki orilaku yang
mencerminkan hidup sehat
2.2 Memiliki prilaku yang
mencerminkan sikap ingin tahu
2.3 Memiliki prilaku yang
mencerminkan sikap kreatif
2.4 Memiliki prilaku yang
mencerminkan sikap estetis
2.5 Memiliki prilaku yang
mencerminkan sikap percaya
diri
2.6 Memiliki prilaku yang
mencerminkan sikap taat
terhadap aturan sehari-hari
untuk melatih kedisiplinan
2.7 Memiliki prilaku yang
mencerminkan sikap sabar
(mau menunggu giliran, mau
mendengarkan ketika orang
lainberbicara) untuk melatih
kedisiplinan
2.8 Memiliki prilaku yang
mencerminkan kemandirian
2.9 Memiliki prilaku yang
mencerminkan sikap peduli dan
mau membantu jika diminta
bantuannya
2.10 Memiliki prilaku yang
mencerminkan sikap
menghargai dan toleran kepada
orang lain
2.11 Memiliki prilaku yang dapat
menyesuaikan diri
2.12 Memiliki prilaku yang
mencerminkan sikap tanggung
jawab
2.13 Memiliki prilaku yang
mencerminkan sikap jujur
2.14 Memiliki prilaku yang
mencerminkan sikap rendah
hati dan santun kepada orang
tua, pendidik, dan teman
3.2 Mengenal prilaku baik sebagai
cermin akhlak mulia
3.3 Mengenal anggota tubuh,
fungsi, dan gerakannya untuk
mengembangkan motorik kasar
dan motorik halus
3.4 Mengetahui cara hidup sehat
3.5 Mengetahui cara memecahkan
masalah sehari-hari dan
berprilaku kreatif
3.6 Mengenal benda-benda
disekitarnya (nama,warna,
bentuk, ukuran, pola, sifat,
suara, tekstur, fungsi dan ciri-
ciri lainnya)
3.7 Mengenal lingkungan sosial
(keluarga, teman, tempat
tinggal, tempat ibadah, budaya
dan transportasi)
3.8 Mengenal lingkungan
alam(hewan, tanaman, cuaca,
tanah, air, batu-batuan dll)
3.9 Mengenal teknologi sederhana
(peralatan rumah tangga,
peralatan bermain, peralatan
pertukangan dll)
3.10 Memahami bahasa reseptif
(menyimak dan membaca)
3.11 Memahami bahasa ekspresif
(mengungkapkan bahasa secara
verbal maupun non verbal)
3.12 Mengenal keaklsaraan awal
melalui bermain
3.13 Mengenal emosi diri dan
orang lain
3.14 Mengenal kebutuhan,
keinginan dan minat diri
3.15 Mengenal berbagai karya dan
aktivitas seni
KI-4 Menunjuk yang
diketahui,
dirasakan,
dibutuhkan, dan
difikirkan melalui
bahasa, musik,
gerakan dan karya
secara produktif
dan kreatif, serta
mencerminkan
prilaku atau
berakhlak mulia.
4.1 Melakukan kegiatan beribadah
sehari-hari dengan tuntunan
orang dewasa
4.2 Menunjukkan prilaku santun
sebagai cerminan akhlak mulia
4.3 Menggunakan anggota tubuh
untuk mengembangkan motorik
kasar dan halus
4.4 Mampu menolong diri sendiri
untuk hidup sehat
4.5 Menyelesaikan masalah sehari-
hari secara kreatif
4.6 Menyampaikan tentang apa
dan bagaimana bedanda-benda
disekitar yang dikenalkannya
(Nama, warna, bentuk, ukuran,
pola, sifat, suara, tekstur, fungsi
dan ciri-ciri lainnya) melalui
berbagai hasil karya
4.7 Menyajikan berbagai karya
yang berhubungan dengan
dengan lingkungan sosial
(keluarga, teman, tempat
tinggal, tempat ibadah, budaya,
transfortasi) dalam bentuk
gambar, bercerita, bernyanyi,
gerak tubuh
4.8 Menyajikan berbagai karya
yang berhubungan dengan
lingkungan alam (hewan,
tanaman, cuaca, tanah, air, batu-
batuan, dll) dalam bentuk
gambar, bercerita, bernyanyi,
dan gerak tubuh
4.9 Menggunakan teknologi
sederhana untuk menyelesaikan
tugas dan kegiatannya
(peralatan rumah tangga,
peralatan bermain, peralatan
pertukangan, dll)
5.10 Menunjukkan kemampuan
berbahasa reseptif (menyimak
dan membaca)
4.11 Menunjukkan kemampuan
berbahasa ekspresif
(menggunakan bahasa secara
verbal maupun non verbal)
4.12 Menunjukkan kemampuan
keaksaraan awal dalam
berbagai bentuk karya
4.13 Menunjukkan rekasi emosi
diri secara wajar
4.14 Mengungkapkan kebutuhan,
keinginan, dan minat diri
dengan cara yang tepat
4.15 Menunjukkan karya dan
aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media
Lampiran 2. Standar Isi Tingkat Pencapaian Perkembangan
Anak Berdasarkan Permendikbud Tahun
2014 No. 146
STANDAR ISI TINGKAT PENCAPAIAN
PERKEMBANGAN ANAK
KELOMPOK USIA 4-5 TAHUN
Lingkup
Perkembangan
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Usia 4-5 Tahun Usia 5-6 Tahun
1. Nilai agama
dan moral
1. Mengetahui
agama yang
dianutnya
2. Meniru gerakan
beribadah
dengan urutan
yang benar
3. Mengucapkan
doa sebelum
dan sesudah
melakukan
sesuatu
4. Mengenal
prilaku
baik/sopan dan
buruk
5. Membiasakan
diri berprilaku
baik
6. Mengucapkan
salam dan
membalas salam
1. Mengenal
agama yang
dianutnya
2. Mengerjakan
ibadah
3. Berprilaku jujur,
penolong,
sopan, hormat,
sportif, dsb
4. Menjaga
kebersihan diri
dan lingkungan
5. Mengetahui hari
besar agama
6. Menghormati
(toleransi) agam
orang lain.
2. Fisik
motorik
b. Motorik
kasar
1. Menirukan
gerakan
binatang, pohon
tertiup angin,
pesawat terbang,
dsb.
2. Melakukan
1. Melakukan
gerakan tubuh
secara
terkoordinasi
untuk melatih
kelenturan,
keseimbangan,
gerakan
menggantung
(bergelayut)
3. melakukan
gerakan
melompat,
meloncat, dan
berlari secara
terkoordinasi.
4. Melempar
sesuatu secara
terarah
5. Menangkap
sesuatu secara
tepat
6. Melakukan
gerakan
antisipasi
7. Menendang
sesuatu secara
terarah
8. Memanfaatkan
alat permaianan
diluar kelas.
dan kelincahan.
2. Melakukan
koordinasi
gerakan mata-
kaki-tangan-
kepala dalam
menirukan
tarian atau
senam
3. Melakukan
permainan fisik
dengan aturan
4. Ketrampilan
menggunakan
tangan kanan
dan kiri
5. Melakukan
kegiatan
kebersihan diri.
c. Motorik
halus
1. Membuat garis
vertikal,
horizontal,
lengkung
kiri/kanan,
miring
kiri/miring
kanan dan
lingkaran.
2. Menjiplak
bentuk
3. Mengkoordinasi
mata dan tangan
untuk
1. Menggambar
sesuai
gagasanya
2. Meniru bentuk
3. Melakukan
eksplorasi
dengan berbagai
media dan
kegiatan
4. Menggunakan
alat tulis dan
alat makan
dengan benar
5. Menggunting
melakukan
gerakan yang
rumit.
4. Melakukan
gerakan
manipulatif
untuk
menghasilkan
suatu bentuk
dengan
menggunakan
berbagai media.
5. Mengekspresika
n diri dengan
berkarya seni
menggunakan
berbagai media.
6. Mengontrol
gerakan tangan
yang
menggunakan
otot halus
(menjumput,
mengelus,
mencolek,
mengepel,
memelintir,
memilih,
meremas)
sesuai dengan
pola
6. Menempel
gambar dengan
tepat
7. Mengekspresika
n diri melalui
gerakan
menggambar
secara rinci
d. Kesehata
n dan
prilaku
kesehatan
1. Berat badan
sesuai dengan
tingkat usia
2. Tinggi badan
sesuai dengan
tingkat usia
3. Berat badan
sesuai dengan
standar tinggi
1. Berat badab
sesuai dengan
tingkat usia
2. Tinggi badan
sesuai dengan
standar usia.
3. Berat badan
sesuai dengan
standar tinggi
badan
4. Lingkar kepala
sesuai dengan
usia
5. Menggunakan
toilet
(Penggunaan
air,
membersihakan
diri) dengan
bantuan
minimal
6. Memahami
berbagai alaram
bahaya
(Kebakaran,
banjir, gempa)
7. Mengenal
rambu lalu
lintas yang ada
di jalan.
badan.
4. Lingkar kepala
sesuai tingkat
usia.
5. Menutup
hidung dan
mulut (Misal,
ketika batuk
dan bersin).
6. Membersihkan
dan
membereskan
tempat bermain.
7. Mengetahui
situasi yang
membahayakan
diri.
8. Memahami
tatacara
menyebrang.
9. Mengenal
kebiasaan buruk
bagi kesehatan
(rokok,
minuman
keras).
2. Kognitif
a. Belajar
dan
memecah
kan
masalah
1. Mengenal benda
berdasarkan
fungsi (pisau
untuk
memotong,
pensil untuk
menulis).
2. Menggunakan
benda-benda
sebagai
permainan
simbolik (kursi
1. Menunjukkan
aktivitas yang
bersifat
eksplorasi dan
menyelidik
(seperti : apa
yang terjadi
ketika air
ditumpahkan)
2. Memecahkan
masalah
sederhana
sebagai mobil).
3. Mengenal
konsep
sederhana
dalam
kehidupan
sehari-hari
(gerimis, hujan,
gelap, terang,
dsb)
4. Mengenal
konsep banyak
sedikit.
5. Mengkreasikan
sesuatu sesuai
dengan idenya
sendiri yang
terkait dengan
berbagai
pemecahan
masalah.
6. Mengamati
benda dan gejala
dengan rasa
ingin tahu.
7. Mengenal pola
kegiatan dan
menyadari
pentingnya
waktu.
8. Memahami
posisi/keduduka
n dalam
keluarga, ruang,
lingkungan
sosial (mislanya
: sebagai peserta
didik/anak/tema
dalam
kehidupan
sehari-hari
dengan cara
yang fleksibel
dan diteri sosial.
3. Menerapkan
pengetahuan
atau
pengalaman
dalam konteks
yang baru
4. Menunjukkan
sikap kreatif
dalam
menyelesaikan
masalah (ide,
gagasan di luar
kebiasaan).
n).
b. Berfikir
Logis
1. Mengklasifikasi
kan benda
berdasarkan
fungsi, bentuk
atau warna, atau
ukuran.
2. Mengenal gejala
sebab-akibat
yang terkait
dengan dirinya.
3. Mengklasifikasi
kan benda
kedalam
kelompok yang
sama atau
kelompok yang
sejenis atau
kelompok yang
berpasangan
dengan 2
variasi.
4. Mengenal pola
(misal, AB-AB
dan ABC-ABC)
dan
mengulanginya.
1. Mengenal
perbedaan
berdasarkan
ukuran : ‚lebih
dari‛; ‚kurang
dari‛; dan
‚paling/ter‛
2. Menunjukkan
inisiatif dalam
memilih tema
permainan
(seperti : ayo
kita bermain
pura-pura
seperti burung‛)
3. Menyusun
perencanaan
kegiatan yang
akan dilakukan.
4. Mengenal
sebeb-akibat
tentang
lingkungannya
(angin bertiup
menyebabkan
daun bergerak,
air dapat
menyebabkan
sesuatu menjadi
basah).
5. Mengklasifikasi
kan benda
berdasrkan
warna, bentuk,
dan ukuran (3
variasi)
6. Mengklasifikasi
kan benda yang
lebih banyak ke
dalam
kelompok yang
sama atau
kelompok yang
sejenis, atau
kelompok
berpasangan
yang lebih dari
2 variasi.
7. Mengenal pola
ABCD-ABCD
8. Mengurutkan
benda
berdasrkan
ukuran dari
paling kecil
kepaling besar
ataupun
sebaliknya.
c. Berfikir
simboli
k
1. Membilang
banyak benda
satu sampai
sepuluh
2. Mengenal
konsep bilangan
3. Mengenal
lambang
bilangan
4. Mengenal
lambang huruf
1. Menyebutkan
lambang
bilangan 1-10
2. Menggunakan
lambang
bilangan untuk
menghitung
3. Mencocokan
bilangan dengan
lambang
bilangan
4. Mengenal
berbagai macam
lambang huruf
vokal dan
konsonan.
5. Mempresentasik
an berbagai
macam benda
dalam bentuk
gambar atau
tulisan pada
benda pensil
yang diikuti
tulisan dan
gambar pensil).
4. Bahasa
a. Memaha
mi
bahasa
1. Menyimak
pekataan orang
lain (bahasa ibu
atau bahasa
lainnya)
2. Mengerti 2
perintah yang
diberikan
bersamaan
3. Memahami
cerita yang
dibacakan.
4. Mengenal
perbendaharaan
kata mengenai
kata sifat (nakal,
pelit, baik, hati,
berani, naik,
jelak dsb).
5. Mendengar dan
membedakan
bunyi-bunyi
dalam bahasa
indonesia
(contoh, bunyi
dan ucapan
harus sama)
1. Mengerti
bbeberapa
perintah secara
bersamaaan.
2. Mengulang
kalimat yang
lebih kompleks.
3. Memahami
aturan dalam
suatu
permainan.
4. Senang dan
menghargai
bacaan.
b. Meng
ungka
pkan
bahasa
1. Mengulang
kalimat
sederhana
2. Menjawab
dengan kalimat
benar
3. Menjawab
pertanyaan
sesuai
pertanyaan
4. Mengungkapka
n perasaan
dengan kata
sifat (baik,
senang, nakal,
pelit, baik hati,
berani, baik,
jelak dsb).
5. Menyebutkan
kata-kata yang
dikenal
6. Menutarakan
pendapat
kepada orang
lain
7. Menyatakan
alasan terhadap
sesuatu yang
diinginkan atau
ketidak
setujuan.
8. Menceritakan
kembali/dongen
g yang pernah
didengar.
9. Memperkaya
perbendaharaan
kata
1. Menjawab
pertanyaan
yang lebih
kompleks.
2. Menyebutkan
kelompok
gambar yang
memiliki bunyi
yang sama.
3. Berkomunikasi
secara lisan,
memiliki
perbendaharaan
kata serta
mengenal
simbol-simbol
untuk persiapan
membaca,
menulis dan
berhitung.
4. Menyusun
kalimat
sederhana
dalam struktur
lengkap (pokok
kalimat,
prediket,
keterangan).
5. Memiliki lebih
banyak kata-
kata untuk
mengekspresik
an ide pada
orang lain.
6. Melanjutkan
sebagaian
cerita/dongeng
yang telah
10. Berpartisipasi
dalam
percakapan.
diperdengarka
n.
c. Keaks
araan
1. Mengenal
simbol-simbol
2. Mengenal suara-
suara hewan
/benda yang ada
disekitarnya.
3. Membuat
coretan yang
bermakna.
4. Meniru (menulis
dan
mengucapkan )
huruf A-Z.
1. Menyebutkan
simbol–simbol
huruf yang
dikenal.
2. Mengenal suara
nhuruf awal
dari nama
benda-benda
yang ada
disekitarnya.
3. Menyebutkan
kelompok
gambar yang
memiliki bunyi /
huruf awal yang
sama.
4. Memahami
hubungan
antara bunyi
dan bentuk
huruf.
5. Membaca nama
sendiri
6. Menulis nama
sendiri
7. Memahami arti
kata dalam
cerita.
5. Sosial
emosional
a. Kesad
aran
diri
1. Menunjukkan
sikap mandiri
dalam memilih
kegiatan.
2. Mengendalikan
perasaan
3. Menunjukkan
1. Memperlihatkan
kemampuan
diri untuk
menyesuaikan
dengan situasi
2. Memperlihatkan
kehati-hatian
rasa percaya
diri.
4. Memahami
peraturan dan
disiplin
5. Memiliki sikap
gigih ( Tidak
mudah
menyerah).
6. Bangga
terhadap hasil
karya sendiri.
kedpada orang
yang belum
dikenal
(menumbuhkan
kepercayaan
kepada orang
dewasa yang
tepat).
3. Mengenal
perasaan sendiri
dan
mengelolanya
secara wajar
(mengendalikan
diri secara
wajar).
b. Rasa
tangg
ung
jawab
untuk
diri
sendir
i dan
orang
lain
1. Menjaga diri
sendiri dari
lingkungannya.
2. Menghargai
keuunggulan
orang lain.
3. Mau berbagi,
menolong, dan
membantu
teman.
1. Tahu akan
haknya
2. Mentaati aturan
kelas (kegiatan,
aturan)
3. Mengatur diri
sendiri
4. Bertanggung
jawab atas
prilakunya
untuk kebaikan
diri sendiri
c. Prilak
u
prosos
ial
1. Menunjukkan
antusias dalam
melakukan
permainan
kompetitif
secara positif
2. Menaati aturan
yang berlaku
dalam suatu
permainan.
1. Bermain dengan
teman sebaya
2. Mengetahui
perasaan
temannya dan
merespon secara
wajar.
3. Berbagi dengan
orang lain.
4. Menghargai
3. Menghargai
orang lain
4. Menunjukkan
rasa simpati.
hak/pendapat.k
arya orang lain
5. Menggunakan
cara yang
diterima secara
soail dalam
menyelesaikan
masalah
(menggunakan
fikiran untuk
menyelesaikan
masalah).
6. Beriskap
kooperatif
dengan teman
7. Menunjukkan
sikap toleran.
8. Mengekspresika
n emosi yang
sesuai dengan
kondisi yang
ada (senang,
sedih, antusias
dsb)
9. Mengenal
tatakrama dan
sopan santun
sesuai dengan
nilai sosial
budaya
setempat.
6. Seni
a. Anak
mampu
menikam
ati
berbagai
alunan
1. Senang
mendengarkan
berbagai
macam musik
atau lagu
kesukaannya
2. Memainkan
1. Anak
bersennandung
atau bernyanyi
sambil
mengerjakan
sesuatu.
2. Memainkan alat
lagu/suar
a
alat
musik/instrum
en/benda yang
dapat
membentuk
irama yang
teratur
musik
/instrumen/ben
da bersama
teman
b. Tertarik
dengan
kegiatan
seni
1. Memilih jenis
lagu yang
disukai
2. Bernyanyi
sendiri
3. Menggunakan
imajinasi
untuk
mencerminkan
perasaan
dalam sebuah
peran.
4. Membedakan
peran fantasi
dan kenyataan
5. Menggunakan
dialog, prilaku,
dan berbagai
materi dan
menceritakan
suatu cerita.
6. yang bervarisi.
7. Menggambar
objek
disekitarnya.
8. Membentuk
berdasarkan
objek yang
dilihatnya
(misalnya
dengan
1. Menyanyikan
lagu dengan
siakp yang
benar
2. Menggunakan
berbagai macam
alat musik
tradisional
maupun alat
musik lain
untuk
menirukan
sesuatu irama
atu lagu
tertentu.
3. Bermain drama
sederhana
4. Menggambar
berbagai macam
bentuk yang
beragam
5. Melukis dengan
berbagai cara
dan objek
6. Membuat karya
seperti bentuk
sesungguhnya
dengan berbgai
bahan (kertas,
plastisin, balok
dll)
plastisin, tanah
liat)
9. Mendeskripsik
an sesuatu
(seperti
binatang)
dengan
ekspresif yang
berirama
(contohnya,
anak
menceritakan
gajah dengan
gerak dan
mimik
tertentu)
10. Mengkombina
sikan berbagai
warna ketika
menggambar
atau
mewarnai.
GLOSSARIUM
Analisis : Penyelidikan terhadap suatu peristiwa
untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya
Asesmen : Proses mengumpulkan, mensintesis,
menganalisis dan menginterpretasi data.
Asosiasi : Perkumpulan orangyang mempunyai
kepentingan bersama.
Diagnosis : Kesimpulan terhadap keadaan subjek saat
ini
Esensi : Hakikat, inti, hal yang pokok, pertentangan
ideology
Fisiologi : Cabang biologi yang berkaitan dengan
fungsi dan kegiatan kehidupan
Imitasi : Peniruan
Indikator : Sesuatu yang dapat memberikan petunjuk
atau keterangan
Instrumen : Alat untuk mengumpulkan data
Kondusif : Memberi peluang pada hasil yang di
Observasi :
inginkan yang bersifat mendukung.
Orientasi : Pandangan yang mendasari pikiran untuk
menentukan sikap
Plastis : Bersifat mudah di bentuk (diwujidkan
menjadi benda yang lain
Realibilitas : Konsistensi, kecermatan, keakuratan hasil
tes
Reinforcement : Proses dimana tingkah laku diperkuat oleh
konsekuensi yang segera mengikuti tingkah
laku tersebut
Relevansi : Hubungan, kaitan, setiap mata pelajaran
harus adanya dengan keseluruhan tujuan
pendidikan
Repetisi : Ulangan (pelajaran)
Reward and : Pemberian hadiah dan hukuman
Punisment
RKH : Rancangan kegiatan Harian, pedoman
untuk pelaksanaan pengajaran satu hari
RKM : Rancangan Kegiatan Mingguan, pedoman
untuk pelaksanaan pengajaran satu minggu
Rujukan : Buku dan bahan pustaka lain yang tidak
boleh di pinjam atau digunakan di luar
perpustakaan
Tes : Alat ukur mengungkap proses mental
perilaku bersifat kognitif
The golden : Periode keemasan
ages
Trial and : Mencoba dan gagal
error
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
Kualitatif : Penelitian tentang riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis
Kuantitatif : Penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian – bagian dan fenomena serta
hubungan-hubungannya
Motorik : Istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perilaku gerakan yang
dilakukan oleh tubuh manusia
Bahasa : Kapasitas khusus yang ada pada manusia
untuk komunikasi yang kompleks
Kognitif : Segala upaya yang menyangkut aktifitas
otak
Moral : Baik buruk yang diterima umum mengenai
pebuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi
pekerti, dan susila.
INDEKS
A
Analisis 110, 121 K
Articulation 22 Kualitatif 121
Asosiasi 13 Kuantitatif 12, 121
Kostelnik 80
B
Baltes 11 L
Berk 15, 16 Locke 13
C M
Crain 13, 24 Manipulation 22
D N
Dave 21 Naturalization 23
Diagnosis 108
Desain 51, 109 O
Orientasi 42, 43
E
Erikson 29, 30 P
Perkembangan Aspek
F Bahasa 23
Fisiologis 34 Perkembangan Aspek
Motorik 15
H Perkembangan Aspek
Hurlock 56, 68, 69 Sosial-emosi 28
Perkembangan Aspek
I Moral 41
Imitasi 21 Perkembangan Aspek
Instrumen 115 Kognitif 37
Piaget 25, 37, 38
J Prinsip Perkembangan 12
Jamarsi 15, 24, 26, 37 Presition 22
S
Santoso 12 V
Sujiono 17, 33, 36, 39, 51 Vigotsky 39
T W
Tematik 74 Werner
Teori Aspek Perkembangan
14
RIWAYAT HIDUP
HENDRA SOFYAN, dilahirkan
dikota Sungai Penuh Propinsi Jambii
pada tanggal 5 Mei 1965, putra ke
empat dari sepuluh bersaudara,
pasangan almarhum H. BUSTAMI
RAJO INDO SUTAN dan Hj.
SYAMSUNIAR.
Menamatkan pendidikan
Sekolah Dasar pada tahun 1979 di SD
Negeri Nomor 8 Sungai Penuh di
Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi,
Sekolah Umum Tingkat Pertama pada
tahun 1982 di SMP negeri 1 Sungai Penuh, kemudian pada
tahun 1982 melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas
pada SMA Negeri 1 Sungai Penuh dan tamat pada tahun 1985.
Pada tahun 1985 melanjutkan pendidikan di Universitas Jambi
di Propinsi Jambi dan diterima melalui Proses Penelusuran
Minat dan Kemampuan (PMDK) pada Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan Konseling program
S1, dan tamat pada tahun 1990.
Diwaktu proses pendidikan mendapat beasiswa Ikatan
Dinas, maka setelah menamatkan pendidikan, kemudian
diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di Universitas Jambi
dan mengabdi sebagai dosen pada tahun 1991 sampai sekarang.
Pada Tahun 1995 mendapat kesempatan mengikuti
Program Pascasarjana di Universitas Padjadjaran Bandung
pada Program Studi S2 Psikologi, Bidang kajian Utama
Psikologi Perkembangan, dan tamat pada tahun 1999.
Pada tahun 2008, mendapat kesempatan mengikuti
Program Pascasarjana di Universitas Negeri Jakarta Pada
Program Studi S3 Pendidikan Anak Usia Dini dan tamat pada
tahun 2013. Pada Tahun 2015 menjabat sebagai ketua Prodi
PG-PAUD Universitas Jambi hingga sekarang.
Pada tahun 1998, menikah dengan Evita Anggereini
seorang dosen Universitas Negeri Padang, yang telah pindah
ke Universitas Jambi, yang sekarang juga sudah menyelesaikan
Program Doktor di UNJ pada Jurusan PKLH.
Dan Alhamdulilah sekarang telah dikaruniai dua orang
putri yang pertama bernama Syafira Anggi Sofyan, kini berusia
16 tahun, saat ini sedang menempuh pendidikan di SMA
Negeri 1 Kota Jambi kelas XI. Putri kedua bernama Hany Anggi
Sofyan, yang kini berusia 13 tahun, sekarang sedang
menempuh pendidikan di SMP Negeri 7 Kota Jambi, kelas IX.