ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Analisa dan Pemecahan Masalah
Dari uraian yang telah dibahas sebelumnya, dapat diketahui kesenjangan
yang terjadi antara kinerja sekarang dengan kinerja yang diinginkan, sehingga
dapat diidentifikasi dan dirumuskan masalah utama dan penyebab-penyebab
masalah, yang akan dianalisa berdasarkan landasan teori, kemudian ditentukan
sasaran-sasaran yang akan dicapai dan akhirnya dijelaskan mengenai solusi-solusi
untuk memecahkan masalah.
A. Analisa Masalah
1. Rekonsiliasi Internal
Masih terdapatnya validasi merah pada ringkasan hasil validasi 2 dan validasi
3 periode bulan Januari s/d Desember 2010, merupakan indikasi masih adanya
masalah dalam pelaksanaan rekonsiliasi internal pada KPPN Tebing Tinggi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut :
2. Validasi dan Verifikasi SPM/SP2D/SSBP/SSPB
Masih terdapatnya data SPM/SP2D/SSBP/SSPB yang tidak valid, merupakan
indikasi masih adanya masalah dalam pelaksanaan validasi dan verifikasi
SPM/SP2D /SSBP/SSPB pada KPPN Tebing Tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 4 dan tabel 5 sebagai berikut :
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 14
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
3. Rekonsiliasi Eksternal/Penerbitan BAR
Belum terlaksananya ketepatan waktu rekonsiliasi antara KPPN Tebing
Tinggi selaku Kuasa BUN dengan satker/UAKPA periode bulan Januari s/d
Desember 2010, merupakan indikasi masih adanya masalah dalam pelaksanaan
rekonsiliasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut :
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 15
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
4. Penatausahaan LPJ Bendahara
Belum terlaksananya ketepatan waktu Penatausahaan LPJ Bendahara pada
KPPN Tebing Tinggi periode bulan Januari s/d Desember 2010, merupakan
indikasi masih adanya masalah dalam pelaksanaan Penatausahaan LPJ
Bendahara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut :
5. Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
Belum terlaksananya ketepatan waktu penerbitan dan pengiriman LKPP/LK
Kuasa BUN KPPN Tebing Tinggi periode bulan Januari s/d Desember 2010,
merupakan indikasi masih adanya masalah dalam pelaksanaan penyusunan
LKPP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8.
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 16
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Terkait dengan penyajian informasi pendapatan dan belanja secara akrual,
hanya 12 satker (23,08%) yang menyajikan informasi pendapatan dan belanja
secara akrual sebagai lampiran LK tingkat UAKPA tahunan, antara lain :
1. Pengadilan Negeri Tebing Tinggi;
2. Pengadilan Agama Tebing Tinggi;
3. Kejaksaan Negeri Sei Rampah;
4. KPP Pratama Tebing Tinggi;
5. KPP Pratama Lubuk Pakam;
6. KPPN Tebing Tinggi;
7. Kandep Agama Tebing Tinggi;
8. MTsN Lubuk Pakam;
9. MIN Penggalangan Kab. Deli Serdang;
10. MIN Rambutan Kota Tebing Tinggi;
11. BPS Kab. Serdang Bedagai;
12. Polres Tebing Tinggi.
Penyajian informasi pendapatan dan belanja secara akrual yang disampaikan
oleh satker diatas sehubungan dengan pembayaran persekot/uang muka gaji yang
masih harus ditagih pada tahun 2011 dan kekurangan pembayaran tunjangan
beras yang masih harus dibayarkan pada tahun 2011.
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 17
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Masalah pokok ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Kurangnya kompetensi SDM
Kinerja SDM sangat tergantung pada kemampuan, pengetahuan, dan
kemauan atas pelaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Sejalan dengan
itu, observasi yang dilakukan penulis pada proses rekonsiliasi internal, validasi dan
verifikasi SPM/SP2D/SSBP/SSPB, rekonsiliasi eksternal dan penerbitan BAR,
penatausahaan LPJ Bendahara, dan penyusunan LKPP, menunjukkan bahwa
faktor kompetensi dan kualitas SDM KPPN dan tenaga teknis satker/UAKPA
mempunyai andil yang signifikan atas terjadinya permasalahan tersebut.
Kurangnya kompetensi disebabkan oleh pola fikir (mindset) SDM KPPN dan
tenaga teknis satker/UAKPA yang belum mendukung, kurangnya SDM KPPN yang
menguasai peraturan perbendaharaan dan SOP serta tenaga teknis satker/UAKPA
yang mampu melakukan rekonsiliasi, dan kurangnya sosialisasi dan bimbingan
teknis tentang peraturan perbendaharaan dan SOP serta aplikasi terkait
pelaksanaan rekonsiliasi.
Hal ini dapat dilihat dari seringnya ditemukan kesalahan pada dokumen LK
satker/UAKPA dan LPJ Bendahara saat dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN.
Terhadap kesalahan tersebut satker/UAKPA melakukan ralat SPM dan perbaikan
LPJ Bendahara, dan selanjutnya melakukan rekonsiliasi kembali dengan KPPN.
Kondisi demikian mengakibatkan seringnya satker/UAKPA terlambat melakukan
rekonsiliasi LK dan penyampaian LPJ Bendahara bersangkutan,
Demikian pula pada tingkat KPPN dapat dilihat dengan tidak dilakukannya
validasi data SISPEN setelah update aplikasi bendum Juli 2010 serta masih
terdapatnya SPM/SP2D temuan validasi dan verifikasi yang tidak diperbaiki.
Tabel 9 Matrik USG Masalah Pokok :“Kurangnya Kompetensi Sumber Daya Manusia”
NO PENYEBAB MASALAH U S G TOTAL
1. Pola Fikir (mindset) SDM KPPN dan tenaga teknis satker/UAKPA yang belum mendukung 5 4 4 13
2.Kurangnya SDM KPPN yang menguasai peraturan perbendaharaan dan SOP serta tenaga teknis satker yang mampu melakukan rekonsiliasi
5 5 5 15
3Kurangnya sosialisasi dan bimbingan teknis tentang peraturan perbendaharaan dan SOP serta aplikasi terkait pelaksanaan rekonsiliasi
5 4 5 14
Skala : 1-5, semakin mendesak/serius/berkembang, semakin besar nilainya
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 18
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Jika ketiga penyebab di atas dibandingkan seperti tertuang dalam tabel 9,
elemen kurangnya SDM KPPN yang menguasai peraturan perbendaharaan dan
SOP menyebabkan kurang validnya data SISPEN dan SPM/SP2D dan kurangnya
tenaga teknis satker yang mampu melakukan rekonsiliasi menyebabkan lambatnya
penerimaan LK satker/UAKPA dan LPJ Bendahara pada KPPN Tebing Tinggi.
Dengan terpenuhinya SDM KPPN yang menguasai peraturan
perbendaharaan dan SOP serta tenaga teknis satker yang mampu melakukan
rekonsiliasi, diharapkan dapat menghasilkan data SISPEN dan SPM/SP2D yang
valid dan pelaksanaan rekonsiliasi LK satker/UAKPA serta penatausahaan LPJ
Bendahara yang tepat waktu pada KPPN Tebing Tinggi.
2. Lemahnya Koordinasi.
Lemahnya koordinasi antar seksi pada KPPN dalam kegiatan perbaikan data
SISPEN dan SPM/SP2D, serta lemahnya koordinasi antara KPPN dengan
satker/UAKPA dalam pelaksanaan rekonsiliasi eksternal dan penerbitan BAR serta
penatausahaan LPJ Bendahara juga memberikan andil yang cukup besar
terjadinya masalah tersebut.
Lemahnya koordinasi disebabkan oleh kurangnya kepatuhan terhadap
peraturan perbendaharaan dan SOP, kurangnya komunikasi antar seksi pada
KPPN dan antara KPPN dengan satker/UAKPA mitra kerja, dan kurangnya
informasi tentang peraturan perbendaharaan dan SOP serta aplikasi terkait
rekonsiliasi. Hal ini ditandai dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Tidak diterbitkannya Nota Penyesuaian kepada Supervisor atas perbaikan
data SPM/SP2D/SSBP/SSPB pada database KPPN Tebing Tinggi.
b. Tidak tepat waktunya penyampaian LK satker/UAKPA dan LPJ Bendahara;
c. Lambatnya pelaksanaan sosialisasi PER-47/PB/2009 tanggal 10 November
2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan LPJ
Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
Jika ketiga penyebab di atas dibandingkan seperti tertuang dalam tabel 10,
elemen kurangnya komunikasi antar seksi pada KPPN dan antara KPPN dengan
satker/UAKPA mitra kerja menyebabkan kurang validnya data SISPEN dan
SPM/SP2D dan lambatnya penerimaan LK satker/UAKPA dan LPJ Bendahara
pada KPPN Tebing Tinggi.
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 19
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Tabel 10 Matrik USG Masalah Pokok :“Lemahnya Koordinasi”
NO PENYEBAB MASALAH U S G TOTAL
1. Kurangnya kepatuhan terhadap peraturan perbendaharaan dan SOP. 5 4 3 12
2. Kurangnya komunikasi antar seksi pada KPPN dan antara KPPN dengan satker/UAKPA mitra kerja. 5 4 4 13
3.Kurangnya informasi tentang peraturan perbendaharaan dan SOP serta aplikasi terkait pelaksanaan rekonsiliasi
5 3 3 11
Skala : 1-5, semakin mendesak/serius/berkembang, semakin besar nilainya
Dengan komunikasi yang baik, diharapkan kurangnya kepatuhan terhadap
peraturan perbendaharaan dan SOP, kurangnya informasi tentang peraturan
perbendaharaan dan SOP serta aplikasi terkait pelaksanaan rekonsiliasi dapat
diminimalisir, sehingga perbaikan data SISPEN dan SPM/SP2D dapat dilakukan
secara maksimal dan LK satker/UAKPA serta LPJ Bendahara dapat diterima tepat
waktu.
3. Kinerja Aplikasi yang Belum Stabil
Aplikasi Akuntansi Vera (versi v11.2.2a) merupakan aplikasi yang
memproses data transaksi keuangan ditingkat KPPN dengan sebuah mekanisme
proses posting yang akan membentuk buku besar sebagai bahan untuk
menghasilkan laporan keuangan.
Rekonsiliasi merupakan salah satu proses untuk menghasilkan laporan
keuangan yang akurat, sehingga kurang stabilnya kinerja aplikasi dapat
menghambat rekonsiliasi.
Tabel 4.4 Matrik USG Masalah Pokok :“Kinerja Aplikasi Yang Belum Stabil ”
NO PENYEBAB MASALAH U S G TOTAL
1. Aplikasi Vera (versi v.11.2.2a) belum dapat dioperasionalkan pada pelaksanaan rekonsiliasi laporan keuangan stker bulan Januari 2011.
3 3 4 10
2. Tidak ada perbaikan aplikasi oleh kantor pusat. 3 4 5 12
Skala : 1-5, semakin mendesak/serius/berkembang, semakin besar nilainya
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 20
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Tabel 4.4 memperlihatkan perbandingan penyebab belum stabilnya
kinerja aplikasi Vera yang berakibat pada terlambatnya pelaksanaan
rekonsiliasi Kuasa BUN.
3. Kurangnya Pengawasan
Disamping kurangnya kompetensi SDM dan lemahnya koordinasi, salah satu
faktor yang berpotensi menyebabkan tidak maksimalnya dilakukan perbaikan data
SPM/SP2D/SSBP/SSPB tersebut adalah kurangnya pengawasan.
Kurangnya pengawasan disebabkan masih kurang lengkapnya tersedia
sarana pengawasan untuk memantau proses penyelesaian pekerjaan sebelum
pekerjaan diselesaikan, dan kurang sempurnanya SOP mengakomodir langkah-
langkah pelaksanaan pengawasan khususnya pengawasan atas pekerjaan yang
membutuhkan peran antar seksi seperti halnya penerbitan nota dinas hasil validasi
dan verifikasi SPM/SP2D/SSBP/SSPB. Contohnya adalah tidak tersedianya
checklist perbaikan data SISPEN dan SPM/SP2D sebagai alat monitoring
pengawasan serta tidak dibuatkannya tembusan Nota Penyesuaian kepada Seksi
Verifikasi dan Akuntansi atas perbaikan data SPM/SP2D/SSBP/SSPB.
Jika kedua penyebab di atas dibandingkan seperti tertuang dalam tabel 11,
elemen kurang lengkapnya tersedia sarana pengawasan dalam proses
penyelesaian pekerjaan berakibat tidak terpantaunya penyelesaian perbaikan data
SISPEN dan SPM/SP2D oleh Kepala Seksi/Subbagian dan Kepala Kantor.
Tabel 11 Matrik USG Masalah Pokok :“Kurangnya Pengawasan”
NO PENYEBAB MASALAH U S G TOTAL
1. Kurang lengkapnya tersedia sarana pengawasan dalam proses penyelesaian pekerjaan 4 4 3 11
2. Kurang sempurnanya SOP mengakomodir langkah-langkah pelaksanaan pengawasan 4 3 3 10
Skala : 1-5, semakin mendesak/serius/berkembang, semakin besar nilainya
Dengan tersedianya sarana pengawasan, diharapkan proses penyelesaian
pekerjaan dapat dipantau dan dapat diketahui sedini mungkin apabila terdapat
penyimpangan-penyimpangan dalam penyelesaian pekerjaan tersebut.
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 21
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Uraian di atas memperlihatkan bahwa dari 3 masalah utama, dengan analisis
Matriks USG, didapatkan 3 masalah spesifik sebagai berikut :
1. Pola Fikir (mindset) SDM KPPN dan tenaga teknis satker/UAKPA yang belum
mendukung .
2. Kurangnya SDM KPPN yang menguasai peraturan perbendaharaan dan SOP
serta tenaga teknis satker/UAKPA yang mampu melakukan rekonsiliasi.
3. Kurangnya sosialisasi dan bimbingan teknis tentang peraturan
perbendaharaan dan SOP serta aplikasi terkait pelaksanaan rekonsiliasi.
Lebih lengkapnya penyebab-penyebab spesifik dari masalah pokok tersebut dapat
dilihat pada pohon masalah pada Gambar 1 berikut.
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 22
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Gambar 1 Pohon Masalah Standar
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 22
Belum terpenuhinya LK BUN KPPN Tebing Tinggi yang kredibel dan tepat
waktu
Kurang validnya data SISPEN dan SPM/SP2D, dan Lambatnya penerimaan LK
satker/UAKPA dan LPJ Bendahara pada KPPN Tebing Tinggi
Kurangnya kompetensi SDM KPPN dan Tenaga Teknis
Satker/UAKPA mitra kerja KPPN
Kurangnya PengawasanLemahnya Koordinasi
Pola Fikir (mindset) SDM KPPN dan Tenaga Teknis
Satker/UAKPA mitra kerja KPPN yang
belum mendukung
Kurangnya SDM KPPN yang menguasai
peraturan dan SOP, dan Tenaga Teknis
Satker/UAKPA yang mampu melakukan
Rekonsiliasi
Kurangnya sosialisasi dan bimbingan teknis
tentang peraturan perbendaharaan dan SOP serta aplikasi terkait pelaksanaan
Rekonsiliasi
SEBAB
AKIBAT
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
B. Sasaran
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut diatas, langkah selanjutnya
adalah penentuan sasaran pokok untuk mewujudkan terpenuhinya data SISPEN
dan SPM/SP2D yang valid, dan ketepatan waktu penerimaan LK satker/UAKPA
dan LPJ Bendahara pada KPPN Tebing Tinggi, dan sasaran pokok tersebut
kemudian diuraikan kedalam sasaran-sasaran spesifik. Sasaran pokok tersebut
adalah, sebagai berikut :
1. Terpenuhinya SDM KPPN dan tenaga teknis satker/UAKPA yang kompeten
Dalam rangka terpenuhinya SDM KPPN yang kompeten, diperlukan
kemampuan menguasai peraturan perbendaharaan dan SOP pelaksanaan
rekonsiliasi internal dan validasi/verifikasi SPM/SP2D/SSBP/SSPB. Demikian pula
untuk terpenuhinya tenaga teknis satker/UAKPA yang kompeten, diperlukan
kemampuan menguasai peraturan perbendaharaan dan aplikasi tentang
rekonsiliasi LK dan penatausahaan LPJ Bendahara.
Dengan kemampuan dan pengetahuan yang memadai diharapkan tercipta
kesamaan persepsi antar seksi pada KPPN terhadap pelaksanaan rekonsiliasi
internal dan validasi/verifikasi SPM/SP2D/SSBP/SSPB, demikian pula halnya
dengan pengelola keuangan pada satker/UAKPA terhadap pelaksanaan
rekonsiliasi dan penerbitan BAR serta penatausahaan LPJ Bendahara. Kunci
perekayasaan perilaku SDM dititikberatkan pada peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan pegawai terhadap berbagai ketentuan yang menjadi basis proses
pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Terwujudnya koordinasi yang baik.
Koordinasi antar seksi pada KPPN dan antara KPPN dengan satker/UAKPA
juga tidak kalah penting sebagai salah satu sasaran yang harus diperhatikan.
Sebab, dengan adanya koordinasi antar seksi pada KPPN akan mempermudah
pelaksanaan rekonsiliasi internal dan validasi/verifikasi SMP/SP2D/SSBP/SSPB,
demikian pula dengan adanya koordinasi dengan satker/UAKPA akan
memperlancar pelaksanaan rekonsiliasi dan penatausahaan LPJ Bendahara.
Koordinasi antar seksi pada KPPN dapat dilakukan dengan
menyelenggarakan sosialisasi peraturan perbendaharaan dan SOP terkait
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 23
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
pelaksanaan tugas masing-masing seksi pada KPPN Tebing Tinggi melalui forum
GKM, dan koordinasi dengan satker/UAKPA dilakukan dengan menyelenggarakan
sosialisasi dan bimbingan teknis tentang peraturan perbendaharaan khususnya
peraturan tentang sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat
serta aplikasi terkait pelaksanaan rekonsiliasi.
Selain itu, perlu ditingkatkan komunikasi aktif antara petugas Front Office
dan Customer Service dengan pengelola keuangan satker/UAKPA dalam
penyampaian informasi dan peraturan perbendaharaan serta perubahannya,
sehingga satker/UAKPA dapat menyesuaikan pelaksanaan tugasnya sesuai
dengan peraturan perbendaraan terbaru.
3. Terwujudnya mekanisme pengawasan yang handal
Sasaran spesifik berikutnya adalah dilengkapinya alat pengawasan berupa
checklist yang dapat digunakan untuk memantau tindak lanjut proses penyelesaian
pekerjaan. Dengan checklist tersebut dapat diketahui lebih dini adanya kendala-
kendala maupun penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dalam
penyelesaian pekerjaan. Demikian pula dengan penerbitan Nota Penyesuaian oleh
Seksi Pencairan Dana dan Seksi Bank/Giro Pos, kiranya dapat dibuatkan
tembusannya kepada Seksi Verifikasi dan Akuntansi.
Ketiga sasaran tersebut berkaitan satu sama lain, SDM yang kompeten akan
mendorong pegawai untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana mestinya,
koordinasi yang baik akan mempermudah dan mempercepat proses penyelesaian
pekerjaan, dan pengawasan yang handal dapat memastikan pelaksanaan tugas
sesuai dengan ketentuan. Resultan dari ketiganya diharapkan dapat mengurangi
penyimpangan dari ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan rekonsiliasi
internal, validasi/verifikasi SPM/SP2D /SSBP/SSPB, rekonsiliasi eksternal dan
penerbitan BAR, penatausahaan LPJ Bendahara, dan penyusunan LKPP. Sasaran
utama dan sasaran-sasaran spesifik tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 pohon
sasaran di bawah ini.
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 24
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Gambar 2 Pohon Sasaran Standar
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 25
Terpenuhinya LK BUN KPPN Tebing Tinggi yang kredibel dan tepat waktu
Terpenuhinya data SISPEN dan SPM/SP2D yang valid, dan ketepatan waktu penerimaan LK
Satker/UAKPA dan LPJ Bendahara pada KPPN Tebing Tinggi
Terpenuhinya kompetensi SDM KPPN dan Tenaga Teknis Satker/UAKPA mitra kerja
KPPN Terpenuhinya PengawasanTerwujudnya Koordinasi
Terwujudnya Pola Fikir (mindset) SDM KPPN
dan Tenaga Teknis Satker/UAKPA mitra
Kerja KPPN yang mendukung
Terpenuhinya SDM KPPN yang menguasai peraturan perbendaharaan dan SOP,
dan Tenaga Teknisi Satker/UAKPA yang mampu melakukan
Rekonsiliasi
Terpenuhinya sosialisasi dan
bimbingan teknis peraturan
perbendaharaan dan SOP serta aplikasi terkait Rekonsiliasi
SEBAB
AKIBAT
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
C. Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis masalah, sasaran, dan matriks USG atas penyebab
masalah spesifik dapat diketahui bahwa untuk menciptakan SDM yang kompeten
dapat dilakukan dengan cara mewujudkan SDM KPPN yang menguasai peraturan
perbendaharaan dan SOP serta tenaga teknis satker/UAKPA yang mampu
melaksanakan rekonsiliasi. Alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah :
1. KPPN Tebing Tinggi menyelenggarakan sosialisasi tentang peraturan
perbendaharaan dan SOP terkait pelaksanaan tugas masing-masing seksi
pada KPPN melalui forum GKM, serta sosialisasi dan bimbingan teknis
tentang peraturan perbendaharaan dan aplikasi terkait pelaksanaan
rekonsiliasi kepada tenaga teknis satker/UAKPA.
2. KPPN Tebingtinggi dan satker/UAKPA mengirimkan pegawai/tenaga teknis
untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan pada institusi penyelenggaran
pendidikan dan pelatihan.
3. KPPN Tebing Tinggi menyempurnakan sarana pengawasan penyelesaian
pekerjaan, antara lain membuat checklist pelaksanaan rekonsiliasi internal
dan validasi/verifikasi SPM/SP2D/SSBP/SSPB.
Alternatif solusi pertama memberikan manfaat bagi seluruh pegawai. Dengan
sosialisasi peraturan perbendaharaan dan SOP terkait pelaksanaan tugas masing-
masing seksi melalui forum GKM secara teratur, manfaat yang akan diperoleh
antara lain :
a. Sosialisasi peraturan perbendaharaan dan SOP melalui forum GKM akan
memberikan informasi adanya keterkaitan peran antar seksi dalam
penyelesaian tugas-tugas tertentu, contoh : pelaksanaan rekonsiliasi internal,
validasi dan verifikasi SPM/SP2D/SSBP/SSPB dsb;
b. Sosialisasi peraturan perbendaharaan dan SOP melalui forum GKM akan
memberikan informasi adanya perubahan (update) peraturan perbendahaan
dan SOP termasuk aplikasi terkait pelaksanaan tugas pada masing-masing
seksi;
c. Informasi yang diperoleh melalui forum GKM tersebut akan menambah
pengetahuan, wawasan, dan ketrampilan pegawai, sehingga mampu
melaksanakan tugas di semua seksi/subbagian pada KPPN Tebing Tinggi.
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 26
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Demikian pula dengan satker/UAKPA, dengan penyelenggaraan kegiatan
sosialisasi/bimbingan teknis akan memberikan manfaat bagi tenaga teknis
satker/UAKPA maupun bagi satker/UAKPA bersangkutan, antara lain :
a. Melalui penyelenggaraan sosialisasi dan bimbingan teknis tersebut tenaga
teknis satker/UAKPA akan memperoleh pengetahuan sekaligus pengayaan
ketrampilan yang dimiliki sehingga mampu dalam melaksanakan tugasnya.
b. Satker/UAKPA dapat melakukan kaderisasi dengan mengirimkan pegawai
lainnya untuk dididik menjadi tenaga teknis pengelola keuangan. Hal ini
sangat menguntungkan bagi satker/UAKPA, karena apabila dilakukan mutasi
pegawai dalam rangka pembinaan, pelaksanaan tugas khususnya
pengelolaan keuangan dapat berjalan dengan baik.
Alternatif solusi kedua sulit untuk dilaksanakan karena pelaksanaan
pendidikan dan latihan bagi pegawai KPPN Tebing Tinggi adalah kewenangan
Kantor Pusat, KPPN Tebing Tinggi hanya dapat mengusulkan pegawai untuk
mengikuti diklat sesuai permintaan Kantor Pusat.
Demikian pula dengan satker/UAKPA, pengiriman tenaga teknis
satker/UAKPA ke institusi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan akan
memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang besar. Selain itu, keterbatasan
jumlah SDM yang dimiliki satker akan mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas
mengingat beban kerja yang cukup tinggi.
Solusi ketiga yaitu dengan melengkapi sarana pengawasan berupa checklist
rekonsiliasi internal, validasi dan verifikasi SPM/SP2D/SSBP/SSPB, dan tembusan
Nota Penyesuaian kepada Seksi Verifikasi dan Akuntansi, akan memudahkan
pengawasan penyelesaian pekerjaan sehari-hari pada KPPN, namun tidak
memberikan manfaat bagi satker/UAKPA.
Usulan untuk menyelenggarakan sosialisasi peraturan perbendaharaan dan
SOP pelaksanaan tugas masing-masing seksi melalui forum GKM serta sosialisasi
dan bimbingan teknis peraturan perbendaharaan dan aplikasi terkait pelaksanaan
rekonsiliasi kepada tenaga teknis satker/UAKPA adalah alternatif paling baik,
karena lebih bermanfaat bagi pegawai KPPN dan tenaga teknis satker/UAKPA
untuk memahami peraturan perbendaharaan dan SOP serta aplikasi terkait dalam
pelaksanaan rekonsiliasi dan penatausahaan LPJ Bendahara.
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 27
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Perbandingan manfaat dan biaya antara ketiga alternatif solusi tersebut
dapat dilihat pada tabel 12, dengan analisis biaya dan manfaat berikut ini.
Tabel 12 Matrik CBA Solusi Alternatif Masalah Spesifik :“Terpenuhinya SDM KPPN dan Tenaga Teknis Satker Yang Mampu Melakukan
Rekonsiliasi”
Solusi alternatif Manfaat Biaya RasioMengirimkan pegawai KPPN dan tenaga teknis satker/UAKPA untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
10 8 1,25
Menyelenggarakan sosialisasi peraturan perbendaharaan dan SOP terkait pelaksanaan tugas masing-masing seksi pada KPPN melalui Forum GKM, serta sosialisasi dan bimbingan teknis peraturan perbendaharaan dan aplikasi terkait pelaksanaan rekonsiliasi kepada tenaga teknis satker/UAKPA
10 4 2,50
Membuat checklist pelaksanaan rekonsiliasi internal dan validasi/verifikasi SPM/SP2D/SSBP/SSPB 8 3 1,60
Keterangan : Skala 1-10 Semakin tinggi manfaatnya maka semakin besar nilainya Semakin tinggi biayanya maka semakin besar nilainya
Berbagai alternatif solusi dan solusi terpilih tersebut dapat dilihat pada
Gambar 3 pohon alternatif di bawah ini.
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 28
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Gambar 3 Pohon Alternatif Standar
UPAYA PENINGKATAN KINERJA SEKSI VERAK KPPN TEBING TINGGI 28
Terpenuhinya LK BUN KPPN Tebing Tinggi yang kredibel dan tepat waktu
Terpenuhinya data SISPEN dan SPM/SP2D yang valid, dan ketepatan waktu penerimaan LK Satker/UAKPA dan
LPJ Bendahara pada KPPN Tebing Tinggi
Terpenuhinya kompetensi SDM KPPN dan Tenaga Teknis
Satker/UAKPA mitra kerja KPPN
Terpenuhinya SDM KPPN yang menguasai peraturan perbendaharaan
dan SOP, dan Tenaga Teknisi Satker/UAKPA yang mampu
melakukan Rekonsiliasi
Mengirim pegawai KPPN dan Tenaga Teksi
Satker/UAKPA untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan
Menyelenggarakan Sosialisasi Peraturan Perbendaharaan dan SOP melalui Forum GKM, sera Sosialisasi
dan Bimbingan Teknis Peraturan Perbendaharaan dan aplikasi
pelaksanaan rekonsiliasi
Membuat checklist Rekonsiliasi Internal dan
Validasi /Verifikasi SPM/SP2D/SSBP/SSPB