Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 16 Pages pp. 23 - 37
23 - Volume 4, No. 2, Mai 2015
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI
TERHADAP KINERJA RENDAH PELAKSANAAN PROYEK
KONSTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ACEH JAYA
Ferdi Handaya1, M. Isya 2, Ibnu Abbas Majid 3
1) Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Abstract: Road construction project has been a priority of the government in order to support
the accelerated development of regional economy and society as a basic infrastructure needs.
Many problems at the time of execution of the project work. This research aims to study the
factors that influence the most important or at least contribute to the occurrence of low
performance (poor) and the most important strategy for improving the performance of low
(poor) implementation of road construction in Aceh Jaya. Research methods conducted
through a questionnaire survey with the target respondent is the Owner and Contractor
engaged in road construction projects fiscal year 2011-2013. Based on the results of data
processing and the discussion that has been done, the most important factor that contributed to
the low performance (poor) implementation of road construction projects in Aceh Jaya district
are: type of road construction projects, road construction project risk, PPTK experience in
construction, size and organizational structure of the project Owner, quality control of
materials, Supply of material in sufficient quantity, design drawings and technical spesifiksi
complete, and managerial actions as a whole. While the most important strategy for improving
the performance of low (poor) implementation of road construction projects in Aceh Jaya
District, namely: General Superintendent must maintain good relations with all parties in the
project, including workers at the bottom and treat all workers equally without causing bias,
General Superintendent must be committed to the responsibilities and monitor the progress of
projects primarily related costs, time and quality, and the Contractor must manage financial
resources and plan cash flow by utilizing the progress payment.
Keywords : The factors that cause low performance, road construction projects, Owner and Contractor
Abstrak: Proyek pembangunan jalan telah menjadi prioritas pemerintah dalam rangka mendukung
percepatan pembangunan perekonomian daerah dan sebagai prasarana dasar kebutuhan masyarakat.
Banyak permasalahan pada saat pelaksanaan pekerjaan proyek. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari faktor-faktor yang paling penting pengaruhnya atau paling berkonstribusi terhadap
terjadinya kinerja rendah (buruk) dan strategi yang paling penting untuk memperbaiki kinerja rendah
(buruk) pelaksanaan konstruksi jalan di Kabupaten Aceh Jaya. Metode penelitian dilakukan melalui
survey kuesioner dengan target responden adalah pihak Owner dan Kontraktor yang terlibat dalam
proyek konstruksi jalan tahun anggaran 2011-2013. Berdasarkan hasil pengolahan data dan
pembahasan yang telah dilakukan, maka faktor paling penting yang berkontribusi terjadinya kinerja
rendah (buruk) pelaksanaan proyek konstruksi jalan di Kabupaten Aceh Jaya adalah: Jenis proyek
konstruksi jalan, Risiko proyek konstruksi jalan, Pengalaman PPTK dalam proyek konstruksi, Ukuran
dan struktur organisasi proyek pihak Owner, Pengendalian mutu material, Supply material dalam
jumlah yang cukup, Gambar desain dan spesifiksi teknis yang lengkap, dan Tindakan-tindakan
manajerial secara keseluruhan. Sedangkan Strategi yang paling penting untuk memperbaiki kinerja
rendah (buruk) pelaksanaan proyek konstruksi jalan di Kabupaten Aceh Jaya yaitu: General
Superintendent harus menjaga hubungan baik dengan semua pihak dalam proyek termasuk pekerja di
bawahnya dan memperlakukan semua tenaga kerja secara sama tanpa menimbulkan bias, General
Superintendent harus berkomitmen terhadap tanggung jawab dan memonitor kemajuan proyek
terutama terkait biaya, waktu dan mutu dan Kontraktor harus mengelola sumber daya keuangan dan
rencana arus kas dengan memanfaatkan pembayaran kemajuan.
Kata kunci : Faktor-Faktor Penyebab Kinerja Rendah, Proyek Konstruksi Jalan, Owner Dan
Kontraktor
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 24
PENDAHULUAN
Proyek pembangunan jalan telah menjadi
prioritas pemerintah dalam rangka mendukung
percepatan pembangunan perekonomian daerah
dan sebagai prasarana dasar kebutuhan
masyarakat. Peranan jalan sebagai salah satu
prasarana transportasi darat, yang
menghubungkan antara satu daerah dengan
daerah lainnya, sentra produksi dengan daerah
pemasaran. Kabupaten Aceh Jaya adalah hasil
pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Sebagai
Kabupaten yang baru diresmikan, Pemerintah
Daerah beserta perangkatnya sedang giat dalam
melaksanakan pembangunan di semua sektor,
salah satunya adalah sektor infrastruktur jalan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
pelaksanaan proyek pembangunan jalan di
Kabupaten Aceh Jaya selama 3 (tiga) tahun
terakhir (2011 s/d 2013) pihak kontraktor belum
dapat memberikan kepuasan hasil pekerjaan
yang maksimal kepada pihak pemilik proyek
atau kinerja pelaksanaan proyek masih rendah
(buruk). Total panjang jalan di Kabupaten Aceh
Jaya sepanjang 463.63 km, dengan pencapaian
dalam 3 (tiga) tahun terakhir sepanjang 51.5 km
jalan yang diaspal dan 17 km perkerasan jalan
yang dilakukan. Sumber dana kegiatan
pembangunan jalan terdiri atas Anggaran
Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK), Dana
Alokasi Khusus (DAK) dan sumber dana
Otonomi Khusus (OTSUS). Permasalahan yang
umum terjadi pada saat pelaksanaan pekerjaan
proyek-proyek tersebut, seperti item pekerjaan
yang dikerjakan berulang (rework),
perencanaan kerja yang tidak baik (bad
scedulling), penggunaan sumber daya manusia
(man power) yang tidak mempunyai keahlian
terhadap pekerjaan yang dilaksanakan dan
penyelesaian proyek melebihi waktu yang
disepakati dalam kontrak. Hal ini dapat
disebabkan oleh lemahnya atau belum
diaplikasikannya pengetahuan dan keahlian
manajemen proyek konstruksi dalam
pelaksanaan proyek konstruksi oleh pihak
kontraktor.
Berdasarkan uraian latar belakang
masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dari penelitian ini adalah: Apa saja
faktor yang berkonstribusi terjadinya kinerja
rendah (buruk) terhadap pelaksanaan proyek
konstruksi jalan di Kabupaten Aceh Jaya dan
apa usulan cara atau strategi untuk memperbaiki
kinerja rendah (buruk) pelaksanaan konstruksi
jalan di Kabupaten Aceh Jaya.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-
faktor yang paling penting pengaruhnya atau
paling berkonstribusi terhadap terjadinya
kinerja rendah (buruk) dan mengetahui strategi
yang paling penting untuk memperbaiki kinerja
rendah (buruk) pelaksanaan konstruksi jalan di
Kabupaten Aceh Jaya.
Dari penelitian ini diharapkan ada 2(dua)
manfaat yang dapat diambil, yaitu: Manfaat
untuk Owner memberikan konstribusi untuk
mengaplikasikan pengetahuan dan keahlian
manajemen proyek konstruksi dalam
pelaksanaan proyek konstruksi jalan dan
manfaat untuk Kontraktor dapat meningkatkan
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
25 - Volume 4, No. 2, Mai 2015
pengetahuan dan pemahaman terhadap
manajemen proyek konstruksi dalam
pelaksanaan proyek pembangunan konstruksi
jalan.
Penelitian dilakukan diwilayah
Kabupaten Aceh Jaya yang dikhususkan pada
pelaksanaan proyek konstruksi jalan dibawah
kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Bidang
Bina Marga Kabupaten Aceh Jaya. Penelitian
ini dilakukan dengan cara menggunakan
metode pengumpulan data melalui kuisioner.
Adapun yang menjadi target responden adalah
pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
proyek konstruksi (Owner dan Kontraktor).
Objek penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pelaksanaan konstruksi
proyek pembangunan jalan di Kabupaten Aceh
Jaya dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir
(2011 s/d 2013). Responden dalam survei
pengumpulan data primer adalah pihak
kontraktor (pelaksana konstruksi) dan Pihak
Owner (Pengguna Anggaran Barang dan Jasa).
Responden pihak Owner meliputi: Kepala
Dinas dan Panitia pengadaan barang dan jasa,
Unit layanan pelelangan(ULP), Pejabat
pelaksana teknis kegiatan(PPTK) dan Pengawas
Lapangan pada Dinas Pekerjaan Umum Bidang
Bina Marga Kabupaten Aceh Jaya. Sedangkan
responden pada pihak Kontraktor terdiri atas:
para pemimpin perusahaan/Direktur dan site
manager proyek atau General Superintendent.
Metode penelitian yang digunakan
meliputi tahapan perumusan masalah melalui
suvei awal pada Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Bina Marga Kabupaten Aceh Jaya,
penentuan tujuan dan manfaat penelitian, studi
kepustakaan, pengumpulan data primer dan
pengolahan data dan pembahasan.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kinerja Proyek
Yansen (2010) menyatakan bahwa dalam
kegiatan proyek konstruksi, perencanaan
dipergunakan sebagai bahan acuan bagi
pelaksana pekerjaan dan menjadi standar
pelaksanaan proyek meliputi: spesifikasi teknik,
jadwal dan anggaran. Perencanaan yang tidak
tepat, investigasi lokasi proyek yang tidak
sempurna, kurang memadainya kemampuan
pengelolaan proyek dan kurang profesionalnya
penyedia jasa, berkaitan erat terhadap hasil
suatu proses proyek konstruksi (kinerja proyek).
Sedangkan Soeharto (1999) kegiatan proyek
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
sementara yang berlangsung dalam jangka
waktu yang terbatas, dengan alokasi sumber
dana tertentu dan dimaksudkan untuk
melaksanakan tugas yang sasarannya telah
digariskan dengan tegas. Banyak kegiatan dari
pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
proyek konstruksi yang menimbulkan
permasalahan dengan tingkat kompleksitas
yang tinggi tergantung dari:
1. Jumlah macam kegiatan di dalam proyek
2. Macam dan jumlah hubungan antar
kelompok (organisasi) di dalam proyek itu
sendiri
3. Macam dan jumlah hubungan antar
kegiatan (organisasi) di dalam proyek
dengan pihak luar.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 26
Berdasarkan kedua definisi kinerja proyek
diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja proyek
merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut
dengan membandingkan hasil kerja nyata dengan
perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang
disepakati oleh pihak owner dan kontraktor
pelaksana.
Penelitian Terdahulu Terhadap Faktor-
Faktor Yang Umum Mempengaruhi Kinerja
Proyek
Chan dan Kumaraswamy (1997)
menyatakan lima faktor keterlambatan dalam
proyek konstruksi meliputi: rendahnya
manajemen risiko dan pengawasan, kondisi
lokasi yang tak terduga, pengambilan keputusan
yang lambat, memulai variasi client dan variasi
kerja. Sedangkan Noulmanee et al. (1999)
menyelidiki penyebab keterlambatan konstruksi
jalan raya adalah penundaan yang dapat
disebabkan oleh semua pihak yang terlibat
dalam proyek. Namun, penyebab utama berasal
dari tidak memadainya subkontraktor,
organisasi yang tidak memiliki sumber daya
yang cukup, gambar tidak lengkap dan tidak
jelas dan kekurangan antara konsultan dan
kontraktor.
Gunawan (2013) menyatakan
kesuksessan suatu proyek dipengaruhi oleh
kategori dan critical sussess factor yang terdiri
atas:
a. 5 (lima) kategori Critical Success Factors
terdiri atas: kategori kontraktor; kategori
Konsultan/Tim Perencana; Manajemen
Proyek; Manajer Proyek; dan Owner.
b. 10 (sepuluh) Critical Success Factors yang
mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan
proyek konstruksi jalan dan jembatan yaitu
faktor: kemampuan menyelesaikan
masalah; sistem komunikasi; efektifitas
membuat keputusan; penekanan Owner
pada mutu tinggi konstruksi; monitoring
proyek; keahlian memimpin manager
proyek; kemampuan teknik manager
proyek; penekanan Owner pada konstruksi
yang cepat; manajemen proyek Owner;
dan kecukupan dana.
Pada pelaksanaan proyek konstruksi,
terdapat faktor-faktor penting yang
mempengaruhi kinerja waktu dan biaya.
Menurut Junaidi (2013) faktor-faktor tersebut
terdiri atas:
a. Lima teratas (Top Five)) Faktor-faktor
penting yang mempengaruhi kinerja waktu
yaitu: Kondisi Lapangan Yang Tak
Terduga; Produktifitas Tenaga Kerja;
Kekurangan Jumlah Peralatan;
Kekurangan Bahan Konstruksi, Lambatnya
Pengerahan Tenaga Kerja.
b. Lima teratas (Top Five)) Faktor-faktor
penting yang mempengaruhi biaya yaitu:
Keterlambatan Pasokan Bahan Baku Oleh
Kontraktor; Biaya Material Meningkat;
Penghitungan Biaya Dan Harga Satuan;
Lemahnya Perencanaan Biaya/Pengawasan
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
27 - Volume 4, No. 2, Mai 2015
Sebelum Dan Sesudah Kontrak; Fluktuasi
Dalam Harga Bahan Bangunan.
Penggunaan managemen proyek
konstruksi dalam pelaksanaan proyek juga
dapat meminimalisir terjadinya Cost Overrun
(pembengkakan biaya). Fazila (2013)
menyatakan bahwa lima besar faktor-faktor
penyebab terjadinya Cost Overrun yaitu: Tidak
Lengkapnya Desain Pada Saat Tender; Waktu
Pelaksanaan Terganggu Dengan Musim Tanam;
Keterlambatan Kontraktor Memulai Pekerjaan
Dilapangan; Tidak Memperhitungkan Biaya
Tak Terduga; Sulitnya Pengantaran Material Ke
Lokasi.
Proyek Konstruksi Jalan
Proyek adalah suatu usaha untuk
mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi
oleh waktu dan sumber daya yang terbatas.
Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah
suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam
bentuk bangunan atau infrastruktur. Menurut
D.I Cleland dan W.R. King (1987), proyek
merupakan gabungan dari berbagai sumber
daya yang dihimpun dalam suatu wadah
organisasi sementara untuk mencapai tujuan
tertentu. Labombang (2011) menyatakan bahwa
proyek konstruksi adalah suatu rangkaian
kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan
umumnya berjangka pendek serta jelas waktu
awal dan akhir kegiatannya. Proyek konstruksi
adalah serangkaian kegiatan yang bersifat unik
dan sementara, mempunyai periode waktu
tertentu, memerlukan sumber daya,
membutuhkan suatu tim serta adanya
pendelegasian-pendelegasian dalam tim.
Salah satu proyek konstruksi yang saat
ini sedang mengalami perkembangan adalah
proyek konstruksi jalan. Bina Marga (dalam
Sari, 2011) menyatakan pembangunan jalan
baru merupakan kegiatan konstruksi jalan yang
dimulai dengan konstruksi tanah dasar,
dilanjutkan dengan konstruksi lapis pondasi
diatasnya dan diakhiri dengan konstruksi lapis
permukaan diatas lapis pondasi. Pemeliharaan
jalan masuk dilakukan secara rutin sepanjang
tahun atau berkala tiap lima tahun tergantung
performansi jalan yang diisyaratkan.
Peningkatan jalan lama dapat dilakukan dengan
program kegiatan perbaikan pelayanan Antara
lain:
a. Meningkatkan kekuatan struktural
perkerasan dengan menambah ketebalan
lapisan permukaan dengan bahan
konstruksi yang bernilai minimal sama
dengan lapis permukaan eksisting;
b. Memperbaiki geometrik dengan
memperlebar jalur lalu lintas untuk
menambah daya guna sekaligus daya
dukung perkerasannya.
Proyek konstruksi jalan di Kabupaten Aceh
Jaya dengan total panjang sepanjang 463.63 km,
dengan pencapaian dalam 3(tiga) tahun terakhir
sepanjang 51.5 km jalan yang diaspal dan 17 km
perkerasan jalan yang dilakukan. Sumber dana
kegiatan pembangunan jalan terdiri atas Anggaran
Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK), Dana
Alokasi Khusus (DAK) dan sumber dana Otonomi
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 28
Khusus (OTSUS).
Identifikasi Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Konstruksi Jalan
Berdasarkan kajian literatur yang telah
dilakukan, maka dapat diidentifikasikan faktor-
faktor yang mempengaruhi konstruksi jalan
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konstruksi Jalan
NO FAKTOR SUMBER
1 Critical Success Factors yang mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan proyek
konstruksi jalan dan jembatan yaitu faktor: kemampuan menyelesaikan
masalah; sistem komunikasi; efektifitas membuat keputusan; penekanan
Owner pada mutu tinggi konstruksi; monitoring proyek; keahlian memimpin
manager proyek; kemampuan teknik manager proyek; penekanan Owner pada
konstruksi yang cepat; manajemen proyek Owner; dan kecukupan dana.
Gunawan (2013)
2 Faktor-faktor penting yang mempengaruhi kinerja waktu yaitu: Kondisi
Lapangan Yang Tak Terduga; Produktifitas Tenaga Kerja; Kekurangan Jumlah
Peralatan; Kekurangan Bahan Konstruksi, Lambatnya Pengerahan Tenaga
Kerja.
Junaidi (2013)
3 Faktor-faktor penting yang mempengaruhi biaya yaitu: Keterlambatan
Pasokan Bahan Baku Oleh Kontraktor; Biaya Material Meningkat;
Penghitungan Biaya Dan Harga Satuan; Lemahnya Perencanaan
Biaya/Pengawasan Sebelum Dan Sesudah Kontrak; Fluktuasi Dalam Harga
Bahan Bangunan.
Junaidi (2013)
4 Faktor tidak memadainya subkontraktor, organisasi yang tidak memiliki
sumber daya yang cukup, gambar tidak lengkap dan tidak jelas dan
kekurangan antara konsultan dan kontraktor.
Noulmaneeetal.
(1999)
5 faktor-faktor penyebab terjadinya Cost Overrun yaitu: Tidak Lengkapnya
Desain Pada Saat Tender; Waktu Pelaksanaan Terganggu Dengan Musim
Tanam; Keterlambatan Kontraktor Memulai Pekerjaan Dilapangan; Tidak
Memperhitungkan Biaya Tak Terduga; Sulitnya Pengantaran Material Ke
Lokasi.
Fazila (2013)
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas atau kehandalan
menunjukkan sejauh mana suatu pertanyaan
kuesioner dapat memberikan hasil untuk
pencapaian tujuan penelitian. Uji Reliabilitas
berdasarkan nilai Cronbach Alpha dimana
dikatakan reliabel bila nilai Alpha Cronbach >
0,6 dengan rumus sebagai berikut:
𝑟𝑖 = (𝑘
𝑘−1) (1 −
∑ 𝜎𝑏2
𝜎𝑡2 )
Dimana :
𝑟𝑖 = Reliabilitas instrumen;
k = Banyaknya butir pertanyaan;
∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varian butir;
𝜎𝑡2 = varian total.
Rumus untuk varians butir dan varians total:
𝜎𝑡2 = ∑ 𝑋𝑡2
𝑛−
(∑ 𝑋𝑡)2
𝑛2 (2.2)
𝜎𝑏2 = 𝐽𝑘𝑖
𝑛−
𝐽𝑘𝑠
𝑛2 ............................................................. (2.3)
Dimana:
𝜎𝑡2 = Varians total;
𝜎𝑏2 = Varians butir;
∑Xt = Kuadrat jumlah total jawaban
responden;
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
29 - Volume 4, No. 2, Mai 2015
∑Xt = Jumlah total jawaban responden;
Jki = Jumlah kuadrat seluruh butir;
Jks = Jumlah kuadrat subjek;
n = Jumlah responden.
Analisa Frekuensi
Analitis frekuensi secara umum
menunjukkan frekuensi jawaban responden
terhadap setiap pertanyaan pada penelitian ini.
Pada analisa frekuensi, jawaban dapat dihitung
berdasarkan kategori bobot untuk setiap factor
yang disusun dalam kuesioner penelitian
dengan rumus:
% Frekuensi = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑥 100 %
Nilai Relative Importance Index (RII)
Penentuan tingkat kepentingan yang
ditunjukkan oleh pihak-pihak yang terkait
digunakan untuk mengukur nilai Relative
Importance Index dari masing-masing faktor
(Narbuko dan Achmadi, 2004). Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Relative Importance Index (RII) = ∑ 𝑊𝑖𝑋𝑖5
𝑖=1
∑ 𝑊𝑖5𝑖=1
(2.5)
Dimana:
i = Indeks kategori respon (1, 2, 3, 4 dan 5)
Bagian B (Paling penting, sangat penting,
penting, cukup penting dan tidak penting)
Wi = Bobot yang dihubungkan dengan nilai
respon ke-i (1, 2, 3, 4, 5 secara
berurutan)
Xi = Frekuensi dari respon ke-i sebagai
persentase dari total responden untuk
setiap faktor.
Uji Korelasi Rank Spearman
Untuk mengukur kuatnya hubungan
antara dua variabel tidak berdasarkan pasangan
nilai data yang sebenarnya, tetapi berdasarkan
rangkingnya. Hubungan tersebut dinamakan
rank correlation coeficient. Uji korelasi rank
Spearman termasuk dalam statistik non-
parametrik. Metode korelasi ini ditemukan Carl
Spearman pada tahun 1904 (Narbuko dan
Achmadi, 2004. Rumus yang digunakan:
r = 1- 6 ∑ 𝑑𝑖
2𝑛𝑖=1
𝑛(𝑛2−1)
dimana:
r = Koefisien korelasi Spearman antara 2
grup;
n = Banyaknya pasangan data;
d = Selisih dari tiap pasangan rangking.
Tingkat keeratan hubungan tersebut dapat
diketahui dengan menentukan nilai koefisien
korelasi (rs) yang nantinya akan dibandingkan
dengan rs tabel. Keterkaitan antara peringkat
dari pihak-pihak tersebut dibuktikan dengan
sebuah uji hipotesa dengan taraf signifikan 95%.
Untuk mengetahui apakah korelasi
tersebut diterima atau ditolak antara dua
kelompok terhadap faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja rendah/buruk dan
strategi untuk memperbaiki kinerja
rendah/buruk pada pelaksanaan proyek
konstruksi jalan di Kabupaten Aceh Jaya, maka
diperlukan uji hipotesa. Rumusan hipotesa
statistik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
𝐻1 = ada hubungan signifikan dalam peringkat
antara 2 kelompok.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 30
𝐻0 = tidak ada hubungan signifikan dalam
peringkat antara 2 kelompok.
𝐻0 diterima ( 𝐻1 ditolak) apabila nilai
probabilitas ≤ 0,05
𝐻1 diterima (𝐻0 ditolak) apabila nilai probabilitas >
0,05.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilakukan terhadap 80
paket proyek pembangunan jalan dari tahun
2011 sampai dengan tahun 2013. Sampel untuk
penelitian ini bersumber dari 80 paket proyek
pembangunan jalan yang meliputi pihak Owner
dan kontraktor. Untuk setiap proyek akan
diambil seorang sampel mewakili Owner dan
Konstraktor. Sehingga jumlah populasi
responden secara keseluruhan adalah 80 sampel
proyek x 2 orang = 160 orang. Untuk
mendapatkan jumlah sampel dalam penelitian
ini digunakan rumus Slovin. Ukuran sampel
dihitung dengan menggunakan rumus :
𝑛 =𝑁
(𝑁 𝑥 𝑑2)+1
Dimana:
n = Jumlah sampel;
N = Jumlah populasi;
d2 = Presisi yang ditetapkan, dan
1 = Angka konstan
Dengan menggunakan rumus Slovin
tersebut, populasi sebesar 160 orang dan presisi
yang ditetapkan sebesar 10 % maka ukuran
sampel dalam penelitian ini adalah:
𝑛 =160
(160 𝑥 0,12)+1
= 61,54 responden
≈ 62 responden
Dari jumlah responden tersebut, maka
diperlukan sebanyak 62 responden yang terdiri dari
31 responden dari pihak Owner dan 31 responden
dari pihak kontraktor.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua variabel
yaitu pengumpulan data primer dan data
sekunder.
Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan
dengan mempelajari dan menelaah hasil
penelitian yang dipublikasi melalui jurnal
ilmiah dan laporan penelitian yang berkaitan
dengan kinerja proyek konstruksi. Berdasarkan
hasil kajian (studi) kepustakaan akan didapat
data awal tentang factor penyebab kinerja
rendah dan selanjutnya digunakan untuk
pembuatan kuesioner dalam rangka
pengumpulan data primer
Data Primer
Pengumpulan data primer pada penelitian
ini dilakukan melalui survei kuisioner.
Penyusunan kuisioner dilakukan berdasarkan
data sekunder yang diperoleh melalui kajian
literatur. Kuesioner yang akan didesain
dikelompokkan atas 3 (tiga) bagian yaitu:
a. Bagian A tentang profil responden dan
deskripsi proyek bagian ini meliputi
informasi mengenai data kontraktor dan
perusahaan tempat responden bekerja, data
responden dan informasi proyek. Khusus
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
31 - Volume 4, No. 2, Mai 2015
data perusahaan responden terdiri atas isian
nama perusahaan dan alamat perusahaan.
Data responden berisi nama, usia, jabatan
dan pengalaman kerja dibidang konstruksi
jalan.
b. Bagian B tentang pertanyaan-pertanyaan
kuesioner untuk mendapatkan faktor-faktor
yang berkontribusi terhadap kinerja rendah
(buruk) pelaksanaan proyek konstruksi jalan
di Kabupaten Aceh Jaya.
c. Bagian C tentang pertanyaan-pertanyaan
kuesioner untuk mendapatkan usulan cara
atau strategi untuk memperbaiki kinerja
rendah (buruk) pelaksanaan proyek
konstruksi jalan di Kabupaten Aceh Jaya.
Desain Kuisioner
Kuisioner dalam penelitian ini di desain
mengikuti Skala Likert. Riduwan (2003)
menyatakan skala likert adalah standar
penilaian variabel dalam bentuk pengkodean
untuk mengukur item-item pernyataan yang
bersifat positif maupun negatif terhadap
masalah yang diteliti.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh sebagai hasil
pengisian checklist dan kuisioner dari para
responden selanjutnya direkap dan ditabulasi
dengan bantuan software microsoft excel.
Rekapitulasi data dilakukan dengan
mengelompokkan kuisioner dari Pihak Owner
dan Kontraktor terhadap faktor-faktor penyebab
kinerja rendah pelaksanaan proyek konstruksi
jalan dan strategi untuk memperbaiki kinerja
rendah pada pelaksanaan proyek konstruksi
jalan di Kabupaten Aceh Jaya. Analisa yang
digunakan pada penelitian ini terdiri atas:
Analisa Reliabilitas untuk menguji kelayakan
kuesioner yang digunakan, Analisa Frekuensi
untuk menentukan persentase jawaban setiap
variabel, Analisa Relative Importance Indeks
untuk mengetahui tentang factor-faktor penting
penyebab kinerja rendah dan strategi untuk
memperbaiki kinerja rendah, dan analisa
Korelasi Rank Spearman untuk mengetahui
hubungan signifikan antara kedua pihak
responden terhadap factor-faktor yang diuji.
HASIL PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
telah dilakukan, untuk analisa faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja rendah pelaksanaan
proyek konstruksi di Kabupaten aceh Jaya
diketahui peringkat faktor-faktor yang masuk
kedalam kategori paling penting dan sangat
penting dari variabel faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap kinerja rendah (buruk)
pelaksanaan proyek konstruksi jalan di
Kabupaten Aceh Jaya. Faktor-faktor utama
yang berkontribusi terhadap kinerja rendah
antara lain:
1. Faktor Jenis Proyek Konstruksi Jalan
Perbedaan jenis proyek konstruksi jalan
juga sangat mempengaruhi pelaksanaan proyek
konstruksi jalan. Pelaksanaan proyek konstruksi
jalan di Kabupaten Aceh Jaya antara lain
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 32
pemeliharaan jalan masuk dilakukan secara
rutin sepanjang tahun atau berkala tiap lima
tahun tergantung performansi jalan yang
diisyaratkan dan Peningkatan jalan lama dapat
dilakukan dengan program kegiatan perbaikan
pelayanan Antara lain:
a. Meningkatkan kekuatan struktural
perkerasan dengan menambah
ketebalan lapisan permukaan dengan
bahan konstruksi yang bernilai minimal
sama dengan lapis permukaan
eksisting;
b. Memperbaiki geometric dengan
memperlebar jalur lalu lintas untuk
menambah daya guna sekaligus daya
dukung perkerasannya.
Perbedaan jenis proyek konstruksi juga
memberikan tingkat kesulitan dan waktu
penyelesaian yang berbeda-beda. Hal ini akan
terminimalisir seiring membaiknya sistem
manajemen proyek yang diterapkan dalam
pelaksanaan proyek konstruksi tersebut.
2. Faktor Risiko Proyek Konstruksi Jalan
Risiko dapat menyebabkan pertambahan
biaya dan keterlambatan jadwal dalam proyek.
Manajemen risiko secara efektif merupakan hal
yang penting dalam manajemen proyek. Risiko
dapat memberikan pengaruh terhadap
produktivitas, kinerja, kualitas dan batasan
biaya dari proyek konstruksi jalan. Risiko pada
proyek konstruksi khususnya proyek konstruksi
jalan bagaimanapun tidak dapat dihilangkan
tetapi dapat dikurangi atau ditransfer dari satu
pihak kepihak lainya, misalnya dengan adanya
asuransi. Jika risiko ini terjadi maka pekerjaan
konstruksi jalan akan terganggu dan akan
mengakibatkan terganggunya kinerja proyek
tersebut secara keseluruhan sehingga dapat
menimbulkan kerugian terhadap biaya.
3. Faktor Pengalaman PPTK dalam proyek
konstruksi
Semakin banyak pengalaman yang
dimiliki oleh PPTK dalam menangani proyek
konstruksi jalan akan memudahkan koordinasi
baik dalam menentukan kebijakan atau
memberikan arahan kepada para pelaksana
konstruksi untuk melaksanakan kegiatan
konstruksi sesuai dengan perencanaan yang
telah disusun. PPTK merupakan perpanjangan
tangan dari pengguna anggaran yang
bertanggung jawab langsung kepada kuasa
pengguna anggaran berfungsi sebagai
pengendalian dan pengambil keputusan
dilapangan yang dituangkan kedalam surat
keputusan dengan tujuan untuk mencapai
sasaran.
4. Faktor Struktur Organisasi Proyek Pihak
Owner
Struktur organisasi proyek pihak Owner
yang baik akan memudahkan proses
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
pembayaran proyek dan serah trima proyek.
Keseluruhan struktur yang tersusun secara
sistematis akan mengurangi kesalahan-
kesalahan dalam melakukan koordinasi antara
penguna anggaran barang dan jasa (Owner) dan
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
33 - Volume 4, No. 2, Mai 2015
Pelaksana konstruksi (Kontraktor) guna
melaksanakan pembangunan proyek konstruksi
sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan.
Pada prinsipnya penerapan manajemen
proyek merupakan kunci utama suksesnya
pelaksanaan proyek konstruksi. Penerapannya
tidak hanya menjadi prioritas bagi para
pelaksana konstruksi saja, melainkan juga bagi
pihak Owner. Dengan adanya manajemen
proyek yang baik akan terbentuk pembagian
kerja yang tegas dan mengurangi
tumpangtindihnya tanggung jawab bagi pihak-
pihak yang terlibat dalam pengadaan dan
pelaksana proyek konstruksi.
5. Faktor Pengendalian Mutu Material
Memenuhi persyaratan mutu merupakan
sasaran pengelolaan proyek di samping biaya
dan jadwal. Suatu peralatan, material, dan cara
kerja dianggap memenuhi persyaratan mutu
apabila dipenuhi semua pesyaratan yang
ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi. Untuk
mencapai tujuan tersebut secara eektif dan
ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan
di tahap akhir sebelum diserahterimakan kepada
pemilik proyek, tetapi juga diperlukan
serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek
mulai dari penyusunsn program, perencanaan,
pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian
mutu. Pengendalian mutu material dapat
dilakukan dengan Mengkaji kualitas, kuantitas,
dan prosedur yang dipakai, meliputi:
Kemampuan pemasok, Prosedur pemeriksaan
material, dan Pemeriksaan kualitas material dan
membandingkannya dengan spesifikasi yang
telah ditentukan.
6. Faktor Supply Material Dalam Jumlah
Yang Cukup
Penyaluran material membutuhkan
manajemen yang baik dalam upaya
memberikan pemenuhan atas kebutuhan
material untuk pelaksanaan konstruksi.
Penyaluran material hendaknya
mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi
penggunaan waktu yang secara langsung
mempengaruhi anggaran yang digunakan untuk
pelaksanaan proyek konstruksi. Letak material
yang jauh dari lokasi proyek dapat menghambat
upaya pelaksanaan proyek sesuai dengan
perencanaan. Hal ini dipengaruhi oleh waktu
tempuh untuk melansir material berdampak
langsung pada pembiayaan proyek dan
pemenuhan kebutuhan material akan terhambat.
Pelaksana proyek konstruksi (kontraktor)
hendaknya mampu merencanakan dan
menentukan penyaluran material sebelum
pelaksanaan konstruksi dimulai. Dengan
harapan dapat memberikan pemenuhan atas
kebutuhan material yang diperlukan untuk
melaksanakan proyek sesuai dengan spesifikasi
yang telah direncanakan.
7. Faktor Gambar Desain Dan Spesifiksi
Teknis Yang Lengkap
Akurasi Gambar desain dan spesifiksi
teknis yang lengkap akan mempermudah
pelaksana konstruksi dalam meyelesaikan
tugasnya. Banyaknya perubahan-perubahan
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 34
desain oleh pihak Owner akan menyulitkan
kontraktor dalam menentukan material dan
rincian anggaran yang diperlukan dalam
pelaksanaan proyek. Untuk menentukan gambar
desain dan spesifikasi yang lengkap diperlukan
kerjasama antara pihak Owner dan Kontraktor
guna terjalin komunikasi yang baik antar
keduanya.
Kondisi sekitar proyek konstruksi juga
sangat menentukan kelayakan gambar desain
dan spesifikasi teknis yang digunakan. Untuk
itu perlu dilakukan survey awal terhadap lokasi
proyek guna mengurangi kesalahan-kesalahan
dalam menentukan desain dan spesifikasi yang
sesuai untuk pelaksanaan proyek konstruksi di
lokasi tersebut.
8. Faktor Tindakan-Tindakan Manajerial
Secara Keseluruhan
Tindakan manajerial dalam pelaksanaan
proyek konstruksi hendaknya tersusun secara
sistematis sebagai suatu sistem manajemen
proyek yang kompleks dengan menggunakan
sumber daya yang ada secara efektif melalui
tindakan-tindakan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pengawasan (controlling).
Tindakan-tindakan manajerial secara
keseluruhan dalam proyek konstruksi meliputi:
a. Perencanaan (Planning); Perencanaan
adalah menentukan apa yang harus
dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya. Ini berarti menyangkut
pengambilan keputusan berhadapan
dengan pilihan-pilihan.
b. Mengorganisasi (Organizing); Fungsi ini
berkaitan dengan usaha untuk menetapkan
jenis-jenis kegiatan yang dituntut untuk
mencapai suatu tujuan tertentu,
mengelompokkan kegiatan-kegiatan
tersebut berdasarkan jenisnya supaya lebih
mudah ditangani oleh bawahan.
c. Penempatan Orang (Staffing); Fungsi ini
menyangkut usaha untuk mengembangkan
dan menempatkan orang-orang yang tepat
di dalam berbagai jenis pekerjaan yang
sudah didisain lebih awal dalam organisasi.
d. Mengarahkan (Directing); Fungsi ini biasa
juga disebut supervisi. Ini menyangkut
pembinaan motivasi dan pemberian
bimbingan kepada bawahan untuk
mencapai tujuan utama.
e. Mengontrol (Controlling); Fungsi ini
dijalankan untuk menjamin bahwa
perencanaan bisa diwujudkan secara pasti.
Ada banyak alat-alat analisa untuk suatu
proses kontrol yang efektif. Proses kontrol
pada dasarnya selalu memuat unsur:
perencanaan yang diterapkan, analisa atas
deviasi atau penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi, dan menentukan langkah-
langkah yang perlu untuk dikoreksi.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
35 - Volume 4, No. 2, Mai 2015
Sedangkan strategi yang dapat
dikategorikan paling penting dan sangat penting
dapat dilihat berdasarkan nilai rii gabungan dari
kedua kelompok responden. strategi utama
untuk memperbaiki kinerja rendah/buruk pada
pelaksanaan proyek konstruksi jalan di
Kabupaten Aceh Jaya antara lain: General
Superintendent harus menjaga hubungan baik
dengan semua pihak dalam proyek termasuk
pekerja di bawahnya dan memperlakukan
semua tenaga kerja secara sama tanpa
menimbulkan bias, General Superintendent
harus berkomitmen terhadap tanggung jawab
dan memonitor kemajuan proyek terutama
terkait biaya, waktu dan mutu dan Kontraktor
harus mengelola sumber daya keuangan dan
rencana arus kas dengan memanfaatkan
pembayaran kemajuan.
1. General Superintendent Harus Menjaga
Hubungan Baik Dengan Semua Pihak
Dalam Proyek Termasuk Pekerja Di
Bawahnya Dan Memperlakukan Semua
Tenaga Kerja Secara Sama Tanpa
Menimbulkan Bias
Hubungan baik dapat terjalin antara
penanggung jawab pelaksana proyek konstruksi
dengan para pekerja manakala komunikasi dua
arah terkoordinasi dengan baik. Diantara
keduanya. Pekerja akan bekerja dengan baik
jika pemenuhan atas hak mereka dapat
diselesaikan seuai dengan waktu yang telah
disepakati bersama dan secara langsung
berdampak pada waktu penyelesaian proyek.
Jika hak mereka terpenuhi maka akan
meningkatkan produktifitas kerja dan dapat
meminimalisir penyimpangan-penyimpangan
dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Para
pekerja hanya menuntut jaminan atas jiwa dan
upah yang sesuai dengan hasil kerjanya,
sedangkan GS membutuhkan para pekerja
dalam upaya menyelesaikan pekerja secara
efektif dan efisien sesuai dengan perencanaan.
2. General Superintendent Harus
Berkomitmen Terhadap Tanggung Jawab
Dan Memonitor Kemajuan Proyek
Terutama Terkait Biaya, Waktu Dan
Mutu
Komitmen GS dalam melakukan
pendanaan dan pengawasan proyek konstruksi
hendaknya menjadi prioritas utama karena
pendanaan akan sangat mempengaruhi mutu
suatu konstruksi. Pemanfaatan pengawasan
yang baik akan memudahkan dalam
menerapkan manajemen waktu dan pembiayaan
yang tepat terhadap pelaksanaan proyek
konstruksi. Pada intinya, GS harus memahami
tugas dan tanggung jawabnya dalam melakukan
pengawasan terhadap kemajuan proyek
konstruksi guna melakukan pengelolaan atas
biaya, waktu dan mutu yang efektif dan efisien
guna mengurangi pengeluaran biaya tambahan
atas pelaksanaan proyek konstruksi.
3. Kontraktor Harus Mengelola Sumber
Daya Keuangan Dan Rencana Arus Kas
Dengan Memanfaatkan Pembayaran
Kemajuan
Pembayaran yang dilakukan atas
kemajuan yang terlihat pada pelaksanaan
proyek konstruksi akan memberikan
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 36
kemudahan bagi para kontraktor untuk
menyelesaikan pekerjaan. Pembayaran ini
membutuhkan pengelolaan yang baik agar dana
yang tersedia dapat digunakan untuk
meningkatkan progress pekerjaan bukan untuk
kepentingan lain diluar pelaksanaan proyek
konstruksi.
Pembayaran kemajuan memberikan
keleluasaan kepada kontraktor dalam mengatur
sumber daya keuangan mereka secara mandiri
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Untuk
itu, kontraktor dengan segala kelebihan dan
keterbatasan yang dimilikinya hendaknya memiliki
rencana arus kas dalam upaya menyelesaikan
proyek konstruksi dan memegang teguh komitmen
untuk menggunakan anggaran yang tersedia dalam
menyelesaikan proyek konstruksi sesuai waktu
yang telah disepakati dalam kontrak kerja.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pada sub bab ini dikemukakan
kesimpulan hasil penelitian yang dicapai sesuai
dengan tujuan penelitian yang ditetapkan adalah
sebagai berikut:
1. Telah diketahui faktor paling penting
pengaruhnya atau paling berkontribusi
terjadinya kinerja rendah (buruk)
pelaksanaan proyek konstruksi jalan di
Kabupaten Aceh Jaya adalah: (1) Jenis
proyek konstruksi jalan, (2) Risiko proyek
konstruksi jalan, (3) Pengalaman PPTK
dalam proyek konstruksi, (4) Ukuran dan
struktur organisasi proyek pihak Owner, (5)
Pengendalian mutu material, (6) Supply
material dalam jumlah yang cukup, (7)
Gambar desain dan spesifiksi teknis yang
lengkap, dan (8) Tindakan-tindakan
manajerial secara keseluruhan.
2. Telah diketahui strategi yang paling penting
untuk memperbaiki kinerja rendah (buruk)
pelaksana proyek konstruksi jalan di
Kabupaten Aceh Jaya yaitu: (1) General
Superintendent harus menjaga hubungan
baik dengan semua pihak dalam proyek
termasuk pekerja di bawahnya dan
memperlakukan semua tenaga kerja secara
sama tanpa menimbulkan bias, (2) General
Superintendent harus berkomitmen terhadap
tanggung jawab dan memonitor kemajuan
proyek terutama terkait biaya, waktu dan
mutu dan (3) Kontraktor harus mengelola
sumber daya keuangan dan rencana arus kas
dengan memanfaatkan pembayaran
kemajuan.
Saran
Penelitian ini telah dilakukan sesuai
tujuan penelitian dengan mengikuti metode
penelitian yang ditetapkan. Menurut hemat
penulis penelitian ini dapat disempurnakan dan
dikembangkan lagi dengan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Untuk kedalaman penelitian, disarankan
menganalisis faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap kinerja rendah
pelaksanaan proyek konstruksi jalan
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
37 - Volume 4, No. 2, Mai 2015
dengan menambah grup responden seperti
grup/pihak konsultan pengawas,
menambah jumlah responden, memperluas
cakupan wilayah kajian seperti cakupan
lebih dari 1 (satu) Kabupaten, 1 (satu)
Provinsi dan cakupan Nasional.
2. Untuk peningkatan kualitas penelitian,
disarankan ruang lingkup kajian dengan
membandingkan kinerja pelaksana proyek
konstruksi jalan dengan sumber dana
APBN, APBA (APBD Prov) dan APBK
(APBD Kab/Kota) dan klasifikasi nilai
proyek diatas Rp 2,5 Milyar (Kualifikasi
non kecil) dan nilai proyek dibawah 2,5
Milyar (Kualifikasi kecil).
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Achmadi, A. dan Narbuko, C. Metodologi
Penelitian, Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Chan. D dan Kumaraswamy. M. 1997.
Contributors To Construction
Delay. Consrtuct manage Econom;
16 (1) : 17 – 29.
Cleland, D.I, dan King, W.R. 1987. System
Analisis and Project Management,
New York: McGraw-Hill.
Fazila, R. 2013. Cost Overrun Pada
Pelaksanaan Proyek Konstruksi
Irigasi Di Provinsi Aceh. Banda
Aceh: Program Studi Magister
Teknik Sipil Program Pasca
Sarjana Unsyiah.
Gunawan. 2013. Critical Succes Factors
Pelaksanaan Proyek Konstruksi
Jalan Dan Jembatan Di
Kabupaten Pidie Jaya. Banda
Aceh: Program Studi Magister
Teknik Sipil Program Pasca
Sarjana Unsyiah.
Junaedi, N. 2008. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tingkat
Pemahaman Manajemen
Keputusan oleh Manajer
Konstruksi Ditahap Pelaksanaan.
Depok: Program Studi Teknik Sipil
Kekhususan Manajemen Proyek
Konstruksi Program Pasca Sarjana
Bidang Ilmu Teknik Universitas
Indonesia.
Junaidi. 2013. Faktor-faktor Penting Yang
Mempengaruhi Kinerja Waktu dan
Biaya Pada pelaksanaan Proyek
Konstruksi Bendung Di Provinsi
Aceh. Banda Aceh: Program Studi
Magister Teknik Sipil Program
Pasca Sarjana Unsyiah.
Labombang, M. 2011, Manajemen Risiko
Dalam Proyek Konstruksi, Jurnal
SMARTek, Vol. 9 No. 1. Pebruari
2011: 39 – 46.
Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Noulmanee, A. 1999. Internaional Causes Of
Delay In Highway Construction
Projects In
Thailand.”www.ait.clet.com, July.
Riduwan. 2003. Dasar-dasar Statistika.
Bandung: Alfabeta.
Sari, A. 2011. Evaluasi Penerapan Sistem
Manajemen Mutu Pada
Pelaksanaan Konstruksi Jalan Di
Provinsi Aceh. Banda Aceh:
Program Studi Magister Teknik
Sipil Program Pasca Sarjana
Unsyiah
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 38
Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek Dari
Konseptual Sampai Operasional.
Jakarta: Erlangga.
Yansen, W. 2010. Korelasi Antara
Pengendalian Kualitas Rencana
Pelaksanaan Dengan Kinerja
Proyek Konstruksi. Denpasar:
Fakultas TeknikUnversitas
Udayana.