ANALISA VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN PADA PERENCANAAN LAHAN PARKIR GEDUNG
DIREKTORAT POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
TUGAS AKHIR
HELMI PRATAMA NIM : 140309241592
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN JURUSAN TEKNIK SIPIL
BALIKPAPAN 2017
ANALISA VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN PADA PERENCANAAN LAHAN PARKIR GEDUNG
DIREKTORAT POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
HELMI PRATAMA NIM : 140309241592
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN JURUSAN TEKNIK SIPIL
BALIKPAPAN 2017
ii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Helmi Pratama
NIM : 140309241592
Program Studi : Teknik Sipil
Judul TA : Analisa Volume Galian Dan Timbunan Pada Perencanaan
Lahan Parkir Gedung Direktorat Politeknik Negeri
Balikpapan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan hak
kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan, mengalih media atau
format-kan, mengelola dalam bentuk data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selam tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.,
Dibuat di : Balikpapan Pada Tanggal : 10 Juli 2017 Yang Menyatakan Materai 6000 (Helmi Pratama)
iii
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN PADA PERENCANAAN LAHAN PARKIR GEDUNG
DIREKTORAT POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
Disusun Oleh :
HELMI PRATAMA NIM : 140309241592
Penguji II
Melviana Firsty,ST,MT NIDK : 8827320016
Penguji I
Drs. Sunarno,M.Eng 19640413 199003 1 015
.
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Drs. Sunarno,M.Eng 19640413 199003 1 015
Pembimbing II
Totok Sulistyo, ST,MT 19720902 200012 1 003
Pembimbing I
Mersianty,ST,MT 19770130 201504 2 001
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Helmi Pratama
Tampat / Tgl Lahir : Balikpapan / 19 September 1994
NIM : 140309241592
Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “ANALISA VOLUME
GALIAN DAN TIMBUNAN PADA PERENCANAAN LAHAN PARKIR
GEDUNG DIREKTORAT POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN” adalah
bukan hasil karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali
dalam kutipan yang kami sebutkan sumbernya .
Demikian pernyataan kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat sanksi akademis.
Balikpapan, 10 Juli 2017 Mahasiswa, Materai 6000 HELMI PRATAMA NIM : 140309241592
v
Karya ilmiah ini kupersembahakan kepada
Ayahanda dan Ibunda tercinta
Syarifuddin dan Masnah,
Saudara dan saudariku yang kusayangi
Aditya Kurniawan, Yoga Adi Saputra, dan Aisyah Nur Febiana
Keluarga Besar yang ku hormati dan sayangi
Dosen - dosen pengajar Politeknik Negeri Balikpapan
Teman – teman seperjuangan 3 TS 2
vi
ABSTRAKSI
Kota Balikpapan dengan luas wilayah 843,48 km2 memiliki kondisi geomorfologi yang terdiri dari pantai, dataran rendah, hingga perbukitan yang didominasi wilayah perbukitan sebesar 42,33 % dengan kelas kemiringan 15% - 40% dengan sebagian besar jenis tanah terdiri dari podsolik merah-kuning, alluvial, pasir kuarsa yang sangat mudah tererosi, ditambah curah hujan di kota Balikpapan yang cukup tinggi sehingga rawan terjadi tanah longsor. Kondisi seperti inilah yang memerlukan penataan lahan untuk dapat digunakan kegiatan konstruksi. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan estimasi volume galian dan timbunan pada penataan lahan di area longsoran di Gedung Direktorat Politeknik Negeri Balikpapan yang direncanakan sebagai lahan parkir dengan luas area 8512 m2. Metode penelitian yang dilakukan yaitu dengan cara melakukan studi pustaka, pengumpulan data, pengolahan data, sampai dengan kesimpulan dan saran. Data yang digunakan adalah hasil pengukuran topografi yang kemudian dihitung volume galian dan timbunan dengan metode potongan melintang rata-rata dan composite volume dengan software geomatika. Hasil perhitungan pada metode potongan melintang rata-rata adalah volume galian 7555 m3 dan timbunan 1144 m3. Sedangkan pada metode composite volume diperoleh volume galian 6958 m3 dan timbunan 989 m3. Hasil perhitungan dengan metode potongan melintang rata-rata lebih besar disbanding metode composite volume. Dari rata-rata hasil perhitungan kedua metode diperoleh jumlah cadangan tanah jenis tanah biasa sebesar 7257 BCM dengan volume timbunan 1067 m3 . Yang mengalami perubahan volume pada kondisi gembur 6531 LCM dan kondisi padat 5464 CCM. Kata Kunci : penataan lahan, topografi, volume galian dan timbunan
vii
ABSTRACT
Balikpapan city with wide of area 843,48 km2 have condition of geomorphology consist of coast, lowland, and hilly. Dominated by hilly region 42,33 % with inclination class 15 - 40% by half ground type consist of red-yellow podzolik, alluvial, quartz sand, and added by high rainfall intensity in Balikpapan city that it enough to increase happen of landslide. Condition of like this need earth working to be able to used by activity of construction. This research is doing to give estimation of cut and fill volume in earth working on land slide area at directorat building State Polytechnic of Balikpapan for designed as parking lot with wide of area 8512 m2. The metode of research is doing by book study, collecting data, processing data, until make conclution and suggestion.Used data by result of topography survey for calculating volume cut and fill with cross section and composite volume method use geodetic software. The result of calculation with cross section method is 7555 m3 of cut and 1144 m3 of fill. While with composite volume method get result of volume is 6958 m3 of cut and 989 m3 fill. The result of calculation volume with cross section method more than composite volume method. From average result calculation of two methods get amount of soil deposite 7257 BCM with 1067 m3 fill volumes. In fertile condition 6531 LCM and compact condition 5464 CCM. Keywords : earth working, topography, cut and fill volume
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuania-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Analisa Volume Galian
dan Timbunan Pada Perencanaan Lahan Parkir Gedung Direktorat Politeknik
Negeri Balikpapan”. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan diploma (D3) pada Jurusan Teknik sipil di
Politeknik Negeri Balikpapan.
Penyusunan tugas akhir ini tidak terlepas dari kendala-kendala yang ada,
namun berkat dukungan dan arahan dari berbagai pihak, akhirnya tugas akhir ini
dapat diselesaikan dengan baik, oleh karena itu penulis menyampaikan terima
kasih kepada
1. Bapak Ramli,S.E, M.M, selaku Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Bapak Drs. Sunarno, M.Eng, selaku Ketua jurusan teknik sipil Politeknik
Negeri Balikpapan.
3. Ibu Mersianty, S.T, M.T. selaku dosen pembimbing 1 yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan tugas akhir.
4. Bapak Totok Sulistyo, S.T, M.T, selaku dosen pembimbing 2 telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan tugas akhir.
5. Seluruh dosen dan staff karyawan jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Balikpapan .
6. Ayahanda Syarifuddin dan Ibunda Masnah selaku orang tua serta kedua adik
yaitu Aditya Kurniawan dan Aisyah Nur Febiana yang telah memberikan
dukungan moril dalam keluarga.
7. Seluruh teman angkatan 2014 Teknik Sipil khususnya teman-teman kelas
3 TS 2 yang telah banyak membantu selama penyusunan tugas akhir ini
hingga selesai.
8. Serta seluruh pihak yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan konstribusi besar dalam penyusunan tugas akhir ini hingga
selesai.
ix
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kekhilafan dalam
menyusun tugas akhir ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tuga akhir ini..
Demikian tugas akhir ini ditulis, semoga dapat bermanfaat bagi penulis
maupun pihak yang membaca terutama yang berkecimpung di dalam bidang
Teknik Sipil.
Balikpapan, 10 Juli 2017
Helmi Pratama
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................ i LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ iv LEMBAR PERSEMBAHAN ......................................................................... v ABSTRAKSI ................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG .................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2 1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 2 1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................................... 4 2.2 Pematangan Lahan ................................................................................. 5 2.3 Pengukuran Tanah atau Surveying ......................................................... 8 2.3.1 Metode Pengukuran Topografi ............................................................... 8 2.3.2 Kerangka Dasar Pengukuran ................................................................. 13 2.3.3 Model Permukaan Digital atau Digital Terrain Model (DTM) ............. 15 2.3.4 Perangkat Lunak Pengolahan Data Survey ............................................ 18 2.4 Metode Perhitungan Volume Galian dan Timbunan ............................. 21 2.4.1 Metode Garis Kontur ............................................................................. 22 2.4.2 Metode Potongan Melintang (Cross Section Method) ........................... 23 2.4.3 Metode Cut and Fill ............................................................................... 26 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian .................................................................................. 28 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 28 3.3 Peralatan ................................................................................................ 29 3.4 Tahapan Kegiatan Penelitian .................................................................. 31 3.4.1 Perumusan Masalah ............................................................................... 31 3.4.2 Studi Pustaka ......................................................................................... 32 3.4.3 Pengumpulan Data ................................................................................ 32 3.4.4 Pengolahan Data ..................................................................................... 33 3.4.5 Penulisan Laporan ................................................................................. 34 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran Topografi ........................................................................... 36
xi
4.2 Pengolahan Data ..................................................................................... 37 4.2.1 Perhitungan Data Ukur .......................................................................... 38 4.2.2 Pembenukan Tapak Rencana ................................................................. 39 4.3. Perhitungan Volume Galian dan Timbunan .......................................... 40 4.3.1 Metode Melintang Rata-rata .................................................................. 42 4.3.2 Metode Composite Volume .................................................................... 44 4.3.3 Perbandingan Hasil Hitungan ................................................................ 44 4.3.4 Estimasi Cadangan Tanah ...................................................................... 45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesmpulan .............................................................................................. 46 5.2 Saran ....................................................................................................... 47 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 48 LAMPIRAN ..................................................................................................... 49
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pembersihan Lahah 6 Gambar 2.2 Galian dan Timbunan (Cut and Fill) 7 Gambar 2.3 Pemadatan Tanah 8 Gambar 2.4 Survey Topograf (Terestrial) 9 Gambar 2.5 Survay (Pemotretan) Foto Udara 10 Gambar 2.6 Perekaman Citra Satelit 11 Gambar 2.7 Perekaman DTM dari Peta Topografi Menggunakan Tablet Digitizer Gambar 2.8 Survey Batimetri 12 Gambar 2.9 Pengindraan Jauh 13 Gambar 2.10 Pengukuran KDV Metode Sifat Datar Optis 14 Gambar 2.11 Pengukuran KDH Metode Poligon 14 Gambar 2.12 Pengukuran Titik Detail Metode Polar 15 Gambar 2.13 Contoh Tampilan Garis-garis Kontur 17 Gambar 2.14 Grid Modeling 17 Gambar 2.15 Tampilan DTM Dalam Bentuk TIN 18 Gambar 2.16 Tampilan Auntodesk Land Desktop 2004 19 Gambar 2.17 Tampilan Gemcom Surpac 20 Gambar 2.18 Tampilan Mincom Minescape 21 Gambar 2.19 Penentuan Volume Dengan Garis Kontur 22 Gambar 2.20 Volume Cara Porongan Melintang Rata-rata 23 Gambar 2.21 Volume Cara Potongan Melintang Jarak Rata-rata 25 Gambar 2.22 Volume Cara Prisma 25 Gambar 2.23 Volume Cara Piramida Kotak 25 Gambar 2.24 Penampang Bentuk 26 Gambar 2.25 Visualisasi Perhitungan Volume Dengan Metode Cut and Fill 27 Gambar 3.1 Lokasi Penelitian 29 Gambar 3.2 Total Station Nikon DTM-352 30 Gambar 3.3 Tripod dan Pole Stick Prisma 30 Gambar 3.4 Meteran 3m 30 Gambar 3.5 Garmin Series Etrex-10 31 Gambar 3.6 Diagram Alur Kegiatan Penelitian 36 Gambar 4.1 Sketsa Pengukuran Titik Poligon dan Detail 38 Gambar 4.2 Cross Section Rencana Area Parkir 39 Gambar 4.3 Cross Section Rencana Area Hijau 39 Gambar 4.4 Long Section Rencana Jalan Utama 40 Gambar 4.5 Tampilan DTM Original Surface Bentuk TIN 40 Gambar 4.6 Tampilan DTM Design Surface Bentuk TIN 41 Gambar 4.7 Penampakan Area Galian dan Timbunan 41 Gambar 4.8 Garis Potongan Pada Peta Topografi 42
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kelas Lereng, Dengan Sifat Proses dan Kondisi Alamiah 5 Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian 28 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Metode Melintang Rata – rata 43 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Composite Volume 44 Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Perhitungan Volume Galian dan Timbunan 44
xiv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
SINGKATAN NAMA HALAMAN
DTM Digital Terrain Model 9
GPS General Position System 12
Radar Radio Detection and Ranging 13
Lidar Light detection and ranging 13
Laser Light amplication by stimulated emission of radiation 13
Ifsar Interferometric synthetic operture radar 13
Sonar Sound navigation and ranging 13
SRTM Shuttle radar topography mission 13
KDV Kerangka Dasar Vertikal 13
KDH Kerangka Dasar Horizontal 14
TIN Triangulated Irregular Network 16
DEM Digital Elevation Model 16
3D 3 Dimensi 20
BM Bench Mark 32
BCM Bank Cubic Meter 45
LCM Loose Cubic Meter 45
CCM Compact Cubic Meter 45
LAMBANG NAMA HALAMAN
x Koordinat arah timur (Easting) 8
y Koordinat arah utara (Northing) 8
z Ketinggian titik (Elevation) 8
m3 Meter kubik 21
m2 Meter persegi 39
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan Pengukuran Lampiran 2 Perhitungan Data Pengukuran Topografi Lampiran 3 Gambar Kontur Existing Lampiran 4 Layout Parkir Lampiran 5 Gambar Cross Section Lampiran 6 Tabel Faktor Konversi Material / Tanah
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Balikpapan dengan luas wilayah 843,48 km2 memiliki kondisi
geomorfologi yang terdiri dari pantai, dataran rendah, hingga perbukitan dengan
kemiringan dan ketinggian antara 0 sampai dengan 100 meter dari permukaan
laut. Dominasi wilayah perbukitan membuat sebagian besar wilayah, yaitu
42,33% yang mempunyai kelas kemiringan 15% - 40% dengan sebagian besar
jenis tanah terdiri dari podsolik merah-kuning, alluvial, pasir kuarsa yang sangat
mudah tererosi, ditambah curah hujan di kota Balikpapan yang cukup tinggi
sehingga rawan terjadi tanah longsor.
Demikian pula topografi di area kampus Politeknik Negeri Balikpapan yang
memiliki luas + 14,5 ha yang berupa perbukitan dengan kemiringan yang
bervariasi. Dengan topografi seperti itu, sering menjadi kendala pada kegiatan
konstruksi dalam menyesuaikan antara konstruksi yang dibangun dengan kondisi
lahan yang akan dibangun. Salah satu yang menjadi perhatian adalah lahan di
belakang Gedung Direktorat Politeknik Negeri Balikpapan yang memiliki lereng
dengan kemiringan yang cukup curam akibat longsornya tanah di lahan tersebut
pada tanggal 12 September 2014 yang merupakan imbas dari pemotongan lahan.
Sesuai dengan rencana pembangunan, semestinya di lahan tersebut akan dibuat
menjadi lahan parkir untuk menambah kapasitas lahan parkir yang tersedia di area
kampus.. Untuk itu perlu dilakukan pekerjaan pematangan lahan guna menata
kondisi kontur tanah di area tersebut akan dapat dimanfaatkan kembali.
Adapun dalam pekerjaan pematangan lahan, pekerjaan yang dilakukan
mulai dari penggusuran dan pembersihan lahan (land clearing), galian dan
timbunan (cut and fill) hingga pemadatan yang menggunakan bantuan alat-alat
berat dalam setiap pekerjaannya. Sebelum pekerjaan pematangan lahan akan
dilakukan, tentu diperlukan perencanaan yang salah satunya terkait dengan
volume galian dan timbunan (cut and fill). Untuk volume galian dan timbunan
(cut and fill) diperoleh dari hasil perhitungan berdasarkan data kontur tanah hasil
pengukuran topografi dengan kontur tanah rencana, sehingga dapat diketahui
2
volume tanah yang dibutuhkan dalam pekerjaan galian dan timbunan (cut and
fill).
Berdasarkan pembahasan diatas, muncul pemikiran untuk menjadikan hal
tersebut sebagai penelitian dalam tugas akhir dengan judul “Analisa volume
galian dan timbunan pada perencanaan lahan parkir Gedung Direktorat Politeknik
Negeri Balikpapan” yang diharapkan dengan penelitian ini akan diperoleh volume
galian dan timbunan (cut and fill) yang efektif dan efisien sehingga dapat
meminimalisir biaya tanpa mengurangi mutu hasil pekerjaan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Berapa jumlah volume galian dan timbunan pada perencanaan lahan parkir
gedung direktorat Politeknik Negeri Balikpapan yang diperoleh dengan
menggunakan metode potongan melintang rata-rata ?
2. Berapa jumlah volume galian dan timbunan pada perencanaan lahan parkir
gedung direktorat Politeknik Negeri Balikpapan yang diperoleh dengan
menggunakan metode composite volume dengan software geomatika ?
3. Bagaimana perbandingan kedua metode tersebut ?
4. Berapa jumlah cadangan tanah pada lokasi perencanaan lahan parkir gedung
direktorat Politeknik Negeri Balikpapan yang dapat dimanfaatkan ?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Lokasi penelitian adalah lahan belakang Gedung Direktorat Politeknik
Negeri Balikpapan yang akan difungsikan sebagai lahan parkir.
2. Pada lokasi penelitian akan dilakukan pengukuran topografi dengan
kerangka pengukuran menggunakan poligon terbuka dan pengambilan titik
detail dengan sistem polar.
3. Pengolahan data survey dan perhitungan volume galian dan timbunan (cut
and fill) dihitung dua metode yang berbeda, yaitu secara manual dengan
metode potongan melintang rata-rata dan metode composite volume
menggunakan software geomatika.
3
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mampu menghitung volume dari pekerjaan galian dan timbunan pada
perencanaan lahan parkir gedung direktorat Politeknik Negeri Balikpapan
dengan metode potongan melintang rata-rata.
2. Mampu menghitung volume dari pekerjaan galian dan timbunan pada
perencanaan lahan parkir gedung direktorat Politeknik Negeri Balikpapan
dengan metode composite volume menggunakan software geomatika.
3. Mampu memperhitungkan antara volume galian dan timbunan pada
perencanaan lahan parkir gedung direktorat Politeknik Negeri Balikpapan
berdasarkan cadangan tanah yang ada.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Menjadikan penulis menjadi lebih terampil dalam menghitung volume
untuk pekerjaan galian dan timbunan yang efektif dan efisien dengan
menggunakan beberapa metode yang ada.
2. Dapat digunakan sebagai referensi teknis bagi pihak Politeknik Negeri
Balikpapan dalam melakukan pekerjaan pematangan lahan untuk daerah
longsoran di belakang Gedung Direktorat untuk pembuatan lahan parkir,
3. Dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak-pihak berkecimpung dalam
teknik sipil yang akan menghitung maupun melaksanakan pekerjaan galian
dan timbunan tanah (cut and fill).
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Lahan merupakan suatu sistem yang kompleks sehingga membutuhkan
penataan secara baik. Dalam pengeolaan lahan, harus dapat dibedakan secara
seksama antara lahan sebagai sumber daya (resource) dan lahan sebagai
lingkungan (environment). Sebagai sumber daya, lahan bersifat dapat
diberdayagunakan secara optimal (utilitarian) (Sumbangan. B, 2012).
Seperti halnya pemilihan lokasi untuk sebuah kegiatan konstruksi, selain
pemilihan lokasi lahan yang strategis guna menunjang perkembangan dari
konstruksi yang akan dibangun tersebut, hal lain yang harus diperhatikan adalah
bagaimana kondisi fisik dari lokasi tersebut seperti kondisi topografi lahan.
Menurut Kemas A.H (2005) topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk
wilayah suatu daerah, termasuk perbedaan kecuraman dan bentuk lereng. Peran
topografi dalam proses genesis dan perkembangan profil tanah adalah melalui
empat cara, yaitu lewat pengaruhnya dalam menentukan :
1. Jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah.
2. Kedalaman air tanah
3. Besarnya erosi yang dapat terjadi, dan
4. Arah pergerakan air yang membawa bahan-bahan terlarut dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah
Sedangkan menurut M. Suparno dan Marlina Endy (2005), keadaan
topografi adalah keadaan yang menggambarkan kemiringan lahan, atau kontur
lahan, semakin besar kontur lahan berarti lahan tersebut memiliki kemiringan
lereng yang semakin besar. Lahan yang baik untuk dijadkan sebagai
pembangunan konstruksi adalah lahan yang relative landai, memiliki kemiringan
lereng yang kecil, sehingga mempunyai faktor keamanan konstruksi yang baik.
Topografi pada daerah dataran, berbukit, dan pegunungan sangat
berhubungan denga kemiringan lereng serta beda tinggi relative, seperti yang
tertera pada table berikut:
5
Tebel 2.1 Kelas Lereng, Dengan Sifat Proses dan Kondisi Alamiah
Sumber : Djauhari Noor (2009)
2.2 Pematangan Lahan
Pekerjaan pematangan lahan adalah serangkaian pekerjaan tanah yang
bertujuan untuk menata kondisi lahan agar sesuai dengan perencanaan pada
kegiatan konstruksi. Beberapa pekerjaan yang dilakukan dalam rangka
pematangan lahan, antara lain :
1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pada proses pengerjaan pembersihan lahan, hal yang umum dilakukan
adalah meliputi :
a. Underbrushing
Underbrushing adalah sebuah kegiatan yang lebih menjurus kepada
pembabatan pepohonan yang berdiameter maksimum 30 cm dengan
tujuan untuk mempermudah pelaksanaan penumbangan pepohonan
yang lebih besar.
6
b. Cutting
Kegiatan penumbangan pepohonan yang berdiameter lebih dari 30
cm. Dalam spesifikasi pekerjaan yang tersedia, biasanya disebutkan
persyaratan-persyaratan tertentu, misalnya pohon harus ditumbangkan
berikut tunggul (bonggolnya) dengan mengupayakan kerusakan top
soil sekecil mungkin, kayu-kayu yang produktif harus dipotong
menjadi 2 atau 4 bagian kelak dapta dimanfaatkan bagi keperluan
lainnya.
c. Pilling
Kegiatan pengumpulan kayu-kayu yang kemudian dikumpulkan
menjadi tumpukan tumpukan kayu pada jarak tertentu. Perlu
diperhatikan adanya jalur tumpukan yang sesuai dengan arah angin.
d. Burning
Kegiatan pembakaran kayu-kayu yang telah ditumbangkan dan cukup
kering dengan tidak melalaikan kayu-kayu yang dapat dimanfaatkan.
Dalam spesifikasi pekerjaan umumnya diharuskan abi sisa
pembakaran disebar dengan rata untuk menambah kesuburan tanah.
Gambar 2.1 Pembersihan Lahan
Sumber : Tenriajeng (2003)
2. Galian dan Timbunan
Galian dan timbunan (cut and fill) adalah proses pengerjaan tanah dengan
cara menggali sejumlah massa tanah untuk kemudian ditimbun di tempat
7
lain. Pada suatu proyek konstruksi, pekerjaan galian dan timbunan tanah
(cut and fill) hampir tidak pernah dapat dihindarkan. Hal tersebut
diakibatkan adanya perbedaan. letak permukaan tanah asli dan permukaan
tanah rencana yang disebabkan topografi daerah yang berbeda-beda. Kedua
proses galian dan timbunan (cut and fill) dilakukan di satu lokasi yang
menjadi target pengerjaan. Pekerjaan galian dan timbunan (cut and fill)
memerlukan perencanaan sehingga jumlah tanah yang dibuang atau diambil
di tempat lain minimal sehingga mengurangi biaya transportasi.
Perencanaan pekerjaan galian dan timbunan (cut and fill) biasanya
dilakukan setelah dilakukan pengukuran pada lahan sehingga diperoleh peta
situasi yang dilengkapi dengan garis -garis kontur atau diperoleh langsung
dari lapangan melalui pengukuran sipat datar profil melintang sepanjang
koridor jalur proyek atau bangunan.
Gambar 2.2 Galian dan Timbunan (Cut and Fill)
Sumber : Sajekti (2009)
3. Pemadatan Tanah
Yaitu usaha secara mekanik agar butir-butir tanah merapat. Volume tanah
akan berkurang. Volume pori berkurang, namun volume butir tidak berubah.
Hal ini bisa dilakukan cara menggilas atau menumbuk dengan
menggunakan alat-alat berat. Manfaat dari pemadatan tanah adalah
memperbaiki sifat teknik tanah :
8
a. Memperbaiki kuat geser tanah yaitu menaikkan nilai θ dan C
(memperkuat tanah).
b. Mengurangi kompresibilitas yaitu mengurangi penurunan oleh beban.
c. Mengurangi premeabilitas yaitu mengurangu nilai k.
d. Mengurangi sifat kembang susut tanah (lempung)
Gambar 2.3 Pemadatan Tanah
Sumber : Sajekti (2009)
2.3 Pengukuran Tanah atau Surveying
Pengukuran tanah telah didefinisikan sebagai ilmu dan seni menentukan
letak nisbi dari titik-titik di atas, pada dan di bawah permukaan bumi, atau untuk
menetapkan titik-titik semacam itu. Tetapi dalam pengertian lebih umum,
pengukuran tanah dapat dianggap sebagai disiplin yang meliputi semua metode
untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang bumi dan lingkungan fisis
(Brinker dan Wolf, 2000).
2.3.1 Metode Pengukuran Topografi
Menurut Prahasta (2009) untuk mendapatkan data topografi, dapat
digunakan berbagai metode pengukuran tanah atau surveying. Metode-metode
yang sangat bervariasi ini di antaranya adalah :
1. Survey topografi (terestrial) dengan menggunakan alat-alat ukur sipat datar
atau theodolite (T0, T1 atau bahkan Total Satation) , seorang surveyor dapat
memperoleh peta situasi beserta titik-titik ketinggian (x,y,z) di beberapa
9
lokasi yang dipilih. Data titik-titik ketinggian (bersama dengan koordinat-
koordinat planimetrisnya) data definitif ini bisa jadi merupakan hasil
hitungan (plus adjustment) surveyor, atau merupakan hasil perekaman dan
hitungan (plus adjustment) otomatis program aplikasi yang terdapat di
dalam perangkat total station (postprocessing). Berdasarkan keberadaan
sebaran titik-titik definitif ini, baik secara manual maupun otomatis,
pengguna dapat membentuk data topografi atau DTM. Metode ini sangat
baik (dalam mendapatkan detail berskala besar) dan memiliki akurasi yang
tinggi, tetapi sayangnya hanya efisien jika dilakukan pada area yang relative
sempit.
Gambar 2.4 Survey Topografi (Terestrial)
Sumber : Prahasta (2009)
2. Fotogrametri (foto udara) dengan menggunakan sensor pasif (kamera) yang
terpasang di pesawat terbang (air craft), pengamat akan memperoleh foto-
foto udar (blok) di sepanjang beberapa jalur terbang yang bersebelahan.
Kemudian, dengan mengamati (baik secara manual, semi otomatis, maupun
otomatis dengan menggunakan perangkat pendukung metode-metode
fotogrametri) beberapa foto (baik dalam bentuk analog maupun digital)
yang memiliki overlaps dan sidelaps sehingga membentuk stereo photo
(pairs) serta mendapatkan (pada sub sistem perangkat perekaman
otomatisnya) koordinat-koordinat titik-titik dengan pola-pola (sebaran).
Fotogrametri sangat menjanjikan produk data topografi dengan kualitas
yang sangat baik dengan detail-detail yang lengkap dan beragam dengan
10
jangkauan (produk) skala kecil hingga besar. Selain itu, sesuai dengan
perkembangan teknologi yang terkait dengan perangkat-perangkat
pendukungnya (termasuk sensor dan platform terbangnya), tersedia cukup
banyak varian (sub) metode di seputar teknik pengamatan fotogrametri yang
selalu berkembang dan menjadi trend.
Gamabr 2.5 Survey (Pemotretan) Foto Udara
Sumber : Prahasta (2009)
3. Penginderaan jauh (remote sensing) adalah sensor-sensor (hamper semua
pasif) yang terpasang pada beberapa wahana satelit (spacecraft) tertentu
dapat menghasilkan rekaman-rekaman digital yang overlap atau sidelap
(oblique, atau dua band forward backward pada kasus citra hasil rekaman
sensor Aster) satu sama lainnya sehingga dapat membentk stereo image.
Kemudian, dengan memperhitungkan sejumlah koreksi (preprocessing) &
beberapa titik control dan bantuan perangkat lunak tertentu, data topografi
atau DTM dapat diekstrak dari stereo image yang bersangkutan. Contoh
beberapa satelit yang dapat menghasilakn citra-citra digital yang kemudian
dapat diproses menjadi data topografi adalah IRS 1C, SPOT, ASTER,
IKONOS, QuickBird, RadarSat, dan lain sebagainya.
11
Gambar 2.6 Perekaman Citra Satelit
Sumber : Prahasta (2009)
4. Metode Kartografi data topografi diperoleh dengan cara melakukan digitasi
menual (tablet digitizing) atau scanning (dengan penggunaan perangkat
scanner) terhadap garis-garis kontur yang ada (peta analog). Kemudian,
pada umumnya hasil-hasil proses ini divektorkan (pada kasus scanning) dan
di-tagging dengan informasi ketinggian (sesuai label konturnya)
Gambar 2.7 Perekaman DTM dari Peta Topografi
Menggunakan Tablet Digitizer Sumber : Prahasta (2009)
5. Survey Hidrografi dan Batimetri adalah pengamatan yang dilakukan diatas
platform (kendaraan air) untuk mengukur kedalaman (pemeruman) perairan
di titik-titik sampel (fiks perum di sepanjang lajur perum (sounding line))
12
dengan menggunakan perngkat echo sounder. Hasil pengamatan ini
merupakan ukuran kedalaman bersama dengan koreksi-koreksinya.
Sementara itu, juga dilangsungkan pengamatan-pengamatan terhadap
parameter-parameter yang digunakan untuk mendapatkan koordinat definitif
horizontalnya, biasanya pada saat ini digunakan perangkat receiver GPS
(dulu peragkat optis). Akhirnya, setelah nilai-nilai kedalamannya
diferensikan terhadap datum vertikal tertentu (dan koreksi-koreksi pasang
surutnya juga telah diperhitungkan), maka setiap data kedalaman (z)
definitif ini memiliki pasangan koordinat horizontal definitif (x,y) atau λ,ф
(bujur, lintang) pula (x,y,z) atau (λ,ф,z). Pasangan-pasangan koordinat
definitif inilah yang membentuk data topografi dasar laut.
Gambar 2.8 Survey Batimetri
Sumber : Prahasta (2009)
6. Pengindraan jauh lainnya sesuai dengan perkembangan teknologi, pada saat
ini sudah banyak perangkat dengan teknologi baru (kebanyakan sensor-
sensor aktif) yang dapat dibawa oleh pesawat terbang (aircraft) untuk
merekam danmengirim data spasial ke ground station nya termasuk data
topografi sebagai ekstraksinya. Sebagian besar platform yang digunakan
mirip dengan platform yang dipakai pada metode fotogrametri, tetapi
produk yang dihasilakn tidak jauh dari pengindraan jauh yang berbasiskan
satelit. Perangkat (sistem) yang dapat digunakan pada metode ini adalah
13
a. Radar (radio detection and ranging), sensor aktif yang menggunakan
bagian gelombang ultraviolet, cahaaya tampak, dan infra merah di
dalam spectrum elektromagnetik.
b. Lidar (light detection and ranging), sensor aktif yang menggunakan
bagian gelombang ultraviolet , cahaya tampak, dan infra merah di
dalam spectrum elektromagnetik.
c. Laser (light amplication by stimulated emission of radiation)
d. Ifsar (interferometric synthetic operture radar)
e. Sonar (Sound navigation and ranging)
f. SRTM (shuttle radar topography mission) yang menggunakan
pesawat ulang alik, dan lain sebagainya
Gambar 2.9 Pengindraan Jauh Lainnya
Sumber : Prahasta (2009)
2.3.2 Kerangka Dasar Pengukuran
Dalam pemetaan suatu daerah selalu dilakukan dalam dua tahapan, yaitu
penyelenggaraan kerangka dasar sebagai usahah penyebaran titik ikat dan
pengambilan data titik detail yang merupakan wakil gambaran fisik bumi yang
akan muncul di peta nantinya (Sinaga, 1997). Kerangka dasar pengukuran tersebut
meliputi :
1. Pengukuran kerangka dasar vertical (KDV)
Kerangka dasar vertical merupakan teknik atau cara pengukuran kumpulan
titik-titik yang telah diketahuia atau ditentukan posisi vertikalnya
14
ketinggian (Z=Elevasi) terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu (datum).
Pengukuran kerangka dasar vertical pada dasarnya dapat dilakukan dengan
beberap metode, antara lain : Metode pengukuran sipat datar optis, Metode
pengukuran trigonometric, dan Metode Pengukuran barometris.
Gambar 2.10 Pengukuran KDV Metode Sifat Datar Optis
Sumber :Sinaga (1997)
2. Pengukuran kerangka dasar horizontal (KDH)
Pengukuran kerangka dasar horizontal adalah untuk mendapatkan posisi
mendatar / planimetris (X,Y) titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi
maka perlu dilakukan pengukuran mendatar. Pengukuran kerangka dasar
horizontal pada dasarnya dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara
lain: Poligon terbuka dan polygon tertutup
Gambar 2.11 Pengukuran KDH Metode Poligon
Sumber : Sinaga (1997).
15
3. Pengukuran titik detail
Pengukuran titik detail dilakukan dengan mengambil data dari permukaan
fisis bumi yang dianggap pantas untuk dijadikan wakil gambaran muka
bumi di atas peta. Pengkuran titik detail-titik detail dilakuka sesudah
pengukuran kerangka dasar vertical dan horizontal selesai. Pengukuran titik-
titik detail paling banyak digunakan adalah dengan metode tachymetry
menggunakan alat ukur optis dan elektronis digital. Cara ini lebih efektif
untuk daerah pengukuran yang luas dan tidak beraturan. Hasil yang
diperoleh dari pengukuran ini adalah posisi planimetris (X,Y) dan
ketinggian (Z)
Gambar 2.12 Pengukuran Titik Detail Metode Polar
Sumber : Sinaga (1997).
2.3.3 Model Permukaan Digital atau Digital Terrain Model (DTM)
Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh dua orang engineer Amerika
Serikat (Miller dan La Flamme) di akhir tahun 1950-an. Model permukaan digital
(DTM) telah memiliki beberapa pengertian, antara lain :
1. Model kuantitatif (numerik) permukaan tanah (topografi) dalam bentuk
digital.
2. Merupakan data topografi (khususnya aspek ketinggian permukaan bumi
atau terrain feature) dalam format digital beserta beberapa produk
turunannya (slope dan aspect).
3. Merupakan sekumpulan hasil pengamatan data ketinggian di beberapa
16
lokasi yang terdistribusi di atas permukaan bumi.
4 Merupakan representasi statistic yang diwakili oleh sejumlah besar titik-titik
yang dipilih dan koordinat tiga dimensinya (x,y,z) diketahu atau dihitung
permukaan kontinyu (tanah).
5. Sekumpulan titik-titik yang diketahui koordinat ruangnya (x,y,z) yang
diharapkan dapat mewakili karakteristik suatu bentuk permukaan fisik
(tanah) tiga dimensi.
6. Masukan data, model-model data, dan algoritma-algoritma yang diperlukan
untuk pemodelan permukaan tanah/bumi atau permukaan lainnya.
7. Representasi numeric dari suatu konfigurasi (ketinggian) permukaan tanah
(terrain) yang terdiri dari jaringan titik-titik yang rapat dan diketahu
koordinat-koordinat tiga dimensinya.
Pada umumnya, DTM disajikan dengan menggunakan tiga model : garis-
garis kontur, grids atau raster grid (matriks titik-titik ketinggian seperti halnya
DEM atau citra satelit) dan TIN.
1. Garis-garis kontur atau isoline adalah garis-garis khayal yang
menghubungkan titik-titk yang memiliki nilai (tertentu) ketinggian yang
sama (konstan). Metode ini merupakan bentuk representasi yang paling
familiar untuk permukaan tanah baik dalam format maupun digital. Peta-
peta garis kontur dengan interval tertentu banyak tersedia dalam skala yang
sangat bervariasi.Akurasi garis-garis kontur ini akan bergantung pada jenis
data yang menjadi masukannya : primer atau turunan. Jika garis-garis kontur
ini didapatkan secara langsung dari proses pengolahan foto udara sebagai
data primer dengan menggunakan perangkat stereo plotter, maka akurasi
garis-garis konturnya akan tinggi. Sementara jika garis-garis kontur ini
dibuat berdasarkan titik-titik data (x,y,z), maka posisi-posisi garis kontur
harus diinterpolasikan dari titik-titik data tersebut. Walaupun demikian,
bentuk representasi permukaan dalam bentuk garis-garis kontur ini memiliki
sautau kelemahan, yaitu permukaan yang bersangkutan hanya disajikan di
sepanjang garis-garis isoline tersebut. Sementara anomali yang terdapat di
antara garis-garis kontur tersebut tidak dapat diperlihatkan.
17
Gambar 2.13 Contoh Tampilan Garis-garis Kontur
Sumber : Prahasta (2009)
2. Grids (grid atau raster grids) merupakan struktur matriks yang digunkan
untuk merekam relasi-relasi topologi yang terdapat di atara titik-titik data
secara implisit. Tetapi karena struktur data grids ini serupa dengan struktur
penyimpanan array computer digital, maka penanganan matriks data
ketinggiannya sangatlah sederhana.. Pada model grids titik-titik tersebar
secara merata dan teratur pada seluruh permukaan model digital (DTM)
dalam interval tertentu. Titik DTM dapat berupa titik sampel maupun titik
hasil interpolasi yang mana nilai ketinggiannya akan mewakili keseluruhan
area sel grid yang bersangukutan atau semua lokasi yang terdapat di dalam
setiap sel grid yang bersangkutan dianggap memiliki nilai ketinggian (z)
yang sama. .
Gambar 2.14 Grid Modeling
Sumber : Prahasta (2009)
18
3. TIN (triangulated irregular network) merupakan model alternative bagi
pembentukan DTM atau DEM raster grid biasa. Model yang pertama kali
dikembangkan di awal 1970-an ini merupakan cara yang sederhana dalam
membangun sebuah permukaan digital dari sekumpulan titik-titik data yang
terdistribusi secara tidak teraratur. Model ini sangat menarik karena
kesederhanaannya dan sifat ekonomisnya. Oleh karena itu, beberapa
prototype program aplikasi contouring yang bermunculan tahun 1980-an
menggunakan TIN sebagai model permukaan digital. Pada model TIN ini,
setiap titik sample yang bersebelahan dihubungkan satu sama lain dengan
garis-garis untuk membentukgoemetri segitiga-segitiga bebas tetapi non
overlapping. Di dalam setiap segitiga ini, permukaan yang bersangkutan
diwakili oleh sebuah bidang datar. Dengan memanfaatkan bentuk segitiga-
segitiga ini, setiap keeping model (bidang datar segitiga) permukaan
dipastikan akan sesuai dengan sebelahnya. Oleh karena itu, bentuk
permukaannya akan kontinyu setiap permukaan segitiga didefinisikan oleh
nilai-nilai ketinggian yang terdapat pada ketiga sudutnya.
Gambar 2.15 Tampilan DTM Dalam Bentuk TIN
Sumber : Prahasta (2009)
2.3.4 Perangkat Lunak (Software) Geomatika
Seiring perkembangan teknologi hadirlah perangkat lunak yang digunakan
untuk pengolahan data-data hasil pengukuran tanah (surveying) untuk
mengimplimentasikan DTM atau DEM.. Sistem pengolahan ini bisa bersifat
19
komersial atau free (opensource). Perangkat lunak yang digunakan untuk
melakukan proses-proses gridding, contouring dan beberapa analisa lainnya
(mengkonversi ke format raster grid, membuat viewshed, menghitung volume
galian dan timbunan, menggambarkan profil melintang dan memanjang,
menganalisa line of sight dan lain sebagainya). Sebagai contoh dari beberapa
perangkat lunak umum yang digunakan adalah Autocad Land Desktop
Development, Surpac, Minescape, dll.
1 Autodesk Land Desktop
Autodesk Land Development adalah software yang berbasis Autocad 2000i,
merupakan salah satu software pengolah pemetaan yang kegunaannya dapat
diklasifikasikan dalam proses pemetaan terestris (langsung di lapangan)
untuk keperluan pekerjaan rekayasa teknik sipil. Autodesk Land
Development mempunyai fasilitas operasional untuk pemetaan meliputi
input data ukur lapangan, pengolahan data ukur, deteksi kesalahan besar
ukuran (blunder), dan penyajian hasil ukur berupa peta topografi dengan
tampilan dua dimensi dan tiga dimensi. Sementara itu, untuk pekerjaan
rekayasa sipil, Autodesk Land Development dapat digunakan untuk
pengolahan data-data yang berkaitan dengan pekerjaan tanah (earthwork),
desain alinyemen horizontal dan vertikal, penggambaran profil memanjang
(long section) dan melintang (cross section), serta volume tanah.
Gambar 2.16 Tampilan Autodesk Land Desktop 2004 Sumber : anaktambangumi.blogspot.co.id
20
2. Surpac
Surpac Gemcom adalah perangkat lunak yang dikeluarkan oleh
Gemcom.inc, yang berguna dalam hal manajemen pertambangan baik
operasi tambang terbuka dan bawah tanah. Perangkat lunak ini dapat
memberikan kenampakan 3D (3 Dimensi) yang tentunya dengan
pertimbangan dari aspek keakurasian dan keefisienan. Surpac adalah sebuah
software yang biasa dipergunakan untuk melakukan pemodelan, analisa dan
desaign terhadap lapis bawah atau permukaan, Sofware ini memiliki banyak
kelebihan dibandingkan dengan Software yang biasa dipergunakan untuk
menghitung permukaan (surface) saja, contohnya dalam perhitungan
volume.
Gambar 2.17 Tampilam Gemcom Surpac Sumber : anaktambangumi.blogspot.co.id
3. Minescape
Minescape adalah software yang diproduksi oleh Mincom.inc dan PT.
Mitrais Indonesia sebagai distributor resmi Mincom minescape. Minescape
merupakan perangkat lunak pemodelan tambang yang didesain khusus
untuk industri pertambangan. Karena menggunakan arsitektur yang terbuka,
Minescape dapat mengakomodasi semua aspek dari manajemen informasi
teknis di situs tambang, mulai dari perekaman data lubang bor sampai
dengan penjadwalan produksi. Software ini dirancang untuk operasi
pertambangan menggunakan sistem open cut dan underground Minescape
21
memiliki fungsi pemodelan geologi dan desain tambang. Minescape
dirancang untuk digunakan oleh semua profesional tambang seperti
surveyor, geologist, dan mine engineer. Fleksibilitas yang dimiliki oleh
minescape memungkinkannya untuk digunakan dalam perencanaan tambang
jangka pendek dan jangka panjang untuk tambang batubara maupun bijih.
Gambar 2.18 Tampilam Mincom Minescape
Sumber : anaktambangumi.blogspot.co.id
2.4 Metode Perhitungan Volume Galian dan Timbunan
Dalam menentukan volume galian dan timbunan satuan yang biasa
digunakan adalah Feet kubik (ft³), yard kubik (yd³) dan meter kubik (m³ ) dipakai
dalam hitungan pengukuran volume tanah, walaupun yard kubik adalah satuan
yang paling umum dalam pekerjaan tanah 1yd³ = 27 ft³, 1 m³ = 35,315 ft³.
Namum biasanya di indonesia di gunakan meter kubik (m³) sebagai satuan dalam
menentukan jumlah volume (Iskandar, 2008).
Pengukuran volume secara langsung jarang dikerjakan dalam pengukuran
tanah, karena sulit untuk menerapkan dengan sebenar-benarnya sebuah satuan
terhadap material yang terlibat. Sebagai gantinya dilakukan pengukuran tak
langsung. Untuk memperolehnya dilakukan pengukuran garis dan luas yang
mempunyai kaitan dengan volume yang diinginkan.
Ada 3 metode perhitungan yang biasa digunakan, yaitu : metode garis
kontur, metode irisan melintang (Cross section) dan metode cut and fill.
22
nAAAAAhV 54321
2.4.1 Metode Garis Kontur
Garis kontur adalah garing yang menghubungkan titik-titik yang memiliki
ketinggian yang sama, sehingga bidang yang oleh sebuah garis kontur adalah
merupakan bidang datar. Luas penampang ditentukan dengan luasan yang dibatasi
oleh suatu garis kontur, sedangkan beda tinggi arau jarak antar penampang
ditentukan oleh interval garis kontur, yaitu beda tinggi antara dua kontur yang
berurutan.
Penentuan volume dengan menggunakan garis kontur dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus end areas untuk setiap dua buah tampang yang
berurutan. Volume dapat dihitung dengan cara menghitung luas daerah yang
terdapat di dalam batas kontur, kemudian mempergunakan prosedur-prosedur
yang umum dikenal. Prosedur perhitungan volume dilakukan dengan metode garis
kontur:
………………..(2.1)
Keterangan
A1,A2,A3,A4,A5 : Luas tampang
H : Interval kontur/beda tinggi antar kontur
n : Jumlah luasan
Gambar 2.19 Penentuan Volume Dengsn Garis Kontur
Sumber : Irvine (1995)
23
2.4.2 Metode Potongan Melintang (Cross Section Method)
Metode potongan melintang dipakai untuk menghitung volume pada proyek-
proyek konstruksi yang memanjang misalnya jalan raya dan kanal (saluran).
1. Metode potongan melintang rata-rata
Luas potongan melintang A1 dan A2 pada kedua ujung ukur dan dengan
menganggap bahwa perubahan luas potongan melintang anara kedua ujung itu
sebanding dengan jaraknya, luas A1 dan A2 tersebut dirata-rata. Akhirnya
volume tanah dapat diperoleh dengan mengalikan luas rata-rata tersebut
dengan jarak L dengan kedua ujung.
Rumus :
…...………...(2.2)
Keterangan :
V = Volume
A1 = Luas penampang pertama
A2 = Luas penampang kedua
L = Panjang dari luas tampang pertama ke luas tampang kedua
Gambar 2.20 Volume Cara Potongan Melintang Rata-rata
Sumber : Iskandar (2008)
24
)241(6
AAmAhV
2. Metode jarak rata-rata
Jarak L1 dan L2 sebelum dan sesudah potongan A1 dan A2 dirata-rata dan
untuk menghitung volume tanahnya, harga rata-rata ini dikalikan dengan
luas potongan A0.
Rumus :
……………..………(2.3)
Keterangan :
V = Volume
A0 = Luas penampang nol
A1 = Luas penampang satu
A2 = Luas penampang dua
L1 = Panjang dari luas tampang nol ke luas tampang satu
L2 = Panjang dari luas tampang satu ke luas tampang dua
Gambar 2.21 Volume Cara Potongan Melintang Jarak Rata-rata
Sumber : Iskandar (2008)
3. Metode Prisma dan Piramida kotak
Rumus volume prisma yaitu :
….………………..(2.4)
25
)AAA(AhV 22113
Gambar 2.22 Volume Cara Prisma
Sumber : Iskandar (2008)
Rumus volume pyramid kotak yaitu :
.............…….……(2.5)
Gambar 2.23 Volume Cara Piramida Kotak
Sumber : Iskandar (2008)
Keterangan
h : tinggi prisma
A1 : luas bidang atas prisma
A2 : luas bidang bawah prisma
Am : luas bidang yang melalui tengah-tengah tinggi (h) Sedangkan
26
4. Pengukuran luas penampang metode numeris
Cara perhitungan ini sesungguhnya adalah cara bujur ganda berdasarkan
absis dan ordinat. Bentuknya dapat berupa hasil desain perancangan untuk
pekerjaan galian dan timbunan bagi konstruksi, seperti jalan atau saluran.
Rumus
2 Luas = (X1.Y2+X2.Y3+X3.Y4+X4.Y1)-(Y1.X2+Y2.X3+Y3.X4+Y4.X1)
=Σ(XN.YN+1)Σ(YN.XN+1)…………………………………...(2.6)
Gambar 2.24 Penampang Bentuk
Sumber : Sinaga (1997)
2.4.3 Metode Cut and Fill
Prinsip perhitungan volume galian dan timbunan menggunakan metode
cut and fill adalah menghitung luasan dua penampang serta jarak antara
penampang atas dan penampang bawah tersebut. Dengan mengetahui data
penampang atas dan penampang bawah, maka dapat dihitung luas masing-
masing penampang. Volume dihitung dari DTM yang dibentuk dari jaring-
jaring segitiga (TIN). Jaring segitiga inilah yang akan membentuk suatu
geometri prisma dari dua surface. Surface dibedakan menjadi dua yaitu
design surface dan base surface. Design surface merupakan surface yang
akan dihitung volumenya sedangkan base surface merupakan surface yang
dijadikan sebagai alas.
Visualisasi penghitungan volume pada satu sampel jaring segitiga dapat
dilihat pada gambar:
27
Gambar 2.25 Visualisasi Penghitungan Volume Dengan Metode Cut and Fill Sumber : Geodis (2012)
Dari gambar diatas menunjukan bahwa volume total dari suatu area
dihitung dari penjumlahan volume semua prisma. Volume prisma dihitung
dengan mengalikan permukaan proyeksi (Ai) dengan jarak antara pusat massa
dari dua segitiga yaitu desain surface dan base surface (di). Rumus
penghitungan volume dengan prism method:
Rumus
V = Ai . di ……..…………………………(2.7)
Keterangan :
V : Volume Prisma
Ai : Luas bidang permukaan proyeksi
Di : Jarak antara pusat massa dua segitiga surface desain dan base desain
28
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Pada penelitian ini digukanan metode analisa deskriptif kuantitaif yaitu
pengumpulan data melalui studi lapangan, observasil (pengamatan langsung),
serta pengambilan data primer melalui pengukuran topografi yang didukung
dengan data-data sekunder. Dari data-data tersebut kemudian dianalisa dengan
menggunakan dua metode perhitungan sebagai pembanding untuk memperoleh
jumlah dari volume galian dan timbunan (cut and fill) di lokasi penelitian.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan antara bulan februari – juli 2017 dengan rincian
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian
NO KEGIATAN WAKTU
FEB MAR APR MEI JUNI 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
`1 OBSERVASI LAPANGAN
2 STUDI PUSTAKA
3 PENGUPULAN
DATA SEKUNDER
4 PENYUSUNAN PROPOSAL TA
5 SEMINAR
PROPOSAL TA
6 PENGUKURAN
TOPOGRAFI
7 PENGOLAHAN
DATA
8 PENYUSUNAN
LAPORAN
9 SEMINAR TA
29
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di lahan belakang gedung Direktorat Politeknik
Negeri Balikpapan yang beralamat di JL. Soekarno Hatta km.8, Kota
Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Kondisi lahan berupa lahan
pekarangan dengan kemiringan lereng cukup curam. Adapun recananya di
lokasi ini akan dimanfaatkan sebagai lahan parkir gedung serbaguna.
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian
Sumber : Google Earth
3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibagai sebagai
berikut:
1. Alat Survey
Dalam penelitian ini alat survey yang digunakan dalam pengukuran
topografi di lokasi penelitian, antara lain :
30
a. 1 set Total Station Nikon DTM-352
Gambar 3.2 Total Station Nikon DTM-352
Sumber : indosutra.co.id
b. Tripod dan pole stick prisma
Gambar 3.3 Tripod dan Pole Stick Prisma
Sumber : indosutra.co.id
c. Meteran 5m dan 50m
Gambar 3.4 Meteran 3m
Sumber : perkakasku.co.id
31
d. GPS Garmin Etrex-10
Gambar 3.5 Garmin Series Etrex-10
Sumber : indosutra.co.id
3.4 Tahapan Kegiatan Penelitian
Dalam alur penelitian, tahapan dari penelitan ini dibagi menjadi 5 tahap
kegiatan, yaitu :
1. Perumusan Masalah
2. Studi pustaka
3. Pengumpulan data
4. Pengolahan data
5. Penyusunan laporan
3.4.1 Perumusan Masalah
Merupakan tahap awal dari penelitian untuk menentukan permasalah apa
yang akan diangkat kedalam penelitian yang akan dikerjakan. Berdasarkan
rumusan masalah yang telah disusun susun nantinya akan dijadikan penelitian
sehingga akan sangat menentukan kemana arah pembahasannya. Di dalam
rumusan masalah ini terdapat pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan dijawab
setelah penelitian selesai dilakukan.Semua poin-poin yang ada di dalam penelitian
baik itu metodologi, teori-teori, semua itu mengacu pada rumusan masalah yang
kita buat. Oleh sebab itu, tahap ini perumusan masalah merupakan fokus utama
yang menentukan arah penelitian.
32
3.4.2 Studi Pustaka
Studi pustakan merupakan teknik pengumpulan data referensi yang erat
hubungannya dengan penelitian yang diteliti, seperti : buku dan jurnal. Informasi
dari sumber-sumber tersebut dapat digunakan sebagai untuk digunakan sebagai
landasan teori dan konsep dari penelitian. Teori dan konsep dalam penelitian ini
adalah mengenai pematangan lahan, pengukuran tanah (surveying), dan
perhitungan volume tanah galian dan timbunan (cut and fill).
3.4.3 Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data sekunder dan primer yang
digunakan sebagai data penunjang dalam melakukan penelitian, data-data tersebut
meliputi :
1. Data Sekunder
Data-data pendukung yang diperoleh dari beberapa sumber, antara lain :
a. Peta topografi kota Balikpapan
b. Peta topografi awal lahan kampus Politeknik Negeri Balikpapan
c. Gambar rencana lahan parkir untuk Gedung Serbaguna
2. Data Primer
Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan. Adapun
kegiatan pengumpulan data primer meliputi observasi lapangan (survey
awal) dan pengukuran topografi di lokasi penelitian. Observasi lapangan
(survey awal) dilaksanakan untuk memperlajari kondisi aktual dari lahan
yang akan di jadikan lokasi penelitian guna menunjang kegiatan pengukuran
yang dilakukan nantinya. Hasil yang ingin diperoleh dari observasi
lapangan yaitu:
a. Batas area lokasi penelitian
b. Titik-titik Bench Mark (BM)
c. Foto dokumentasi lapangan
Sedangkan pengukuran topografi dilakukan untuk memperoleh data topografi
lahan lokasi penelitian secara detail. Adapun data tersebut nantinya akan
digunakan dalam perhitungan volume galian dan timbunan . Pengukuran dengan
metode terestrial menggunakan kerangka poligon terbuka dengan cara
33
pengambilan titik detail sistem polar. Hasil yang ingin diperoleh dari pengukuran
topografi tersebut antara lain:
a. Koordinat (x,y,z)
b. Gambar kontur
c. Gambar potongan melintang (cross section)
3.4.4 Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan serangkaian pekerjaan studio yang mengolah
data-data primer dengan menggunakan software untuk perhitungan volume galian
dan timbunan dengan menggunakan 2 metode, yaitu metode potongan melintang
rata-rata dan metode cut and fill (composite volume). Adapun tahapan
perhitungannya sebagai berikut.
1. Metode potongan melintang rata-rata
Merupakan perhitungan secara manual terhadap potongan melintang dengan
jarak antar potongan adalah 25 meter dengan arah tegak lutus dengan lokasi
penelitian. Adapun tahapan-tahapan antara lain:
a. Menghitung luas dari masing-masing potongan melintang.
b. Hitunglah volume dari tiap blok potongan melintang dengan
menggunakan rumus perhitungan volume potongan melintang rata-
rata.
c. Kalkulasikan total seluruh volume dari tiap agar diperoleh volume
keseluruhan galian dan timbunan .
2. Metode cut and fill (composite volume)
Perhitungan secara komputerisasi menggunakan software geomatika dengan
metode composite volume yang mana diperlukan surface asli dan surface
rencana berdasarkan hasil pembentukan DTM (Digital Teraain Model).
Proses pengolahan data menggunakan situasi, langkah- langkah pengolahan
datanya adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan project dan template baru.
b. Import point berformat *.csv dengan menu Points kemudian import
point.
34
c. Pembuatan surface dilakukan dengan klik kanan panel Terrain- klik
kanan- New Surface-Rename- OK. Untuk memasukkan titik-titik yang
telah diimport sebelumnya klik kanan pada Point Group – Add.
d. Perhitungan volume dilakukan setelah membuat 2 surface, dilakukan
dengan cara import surface yang telah dibuat kemudian Terrain –
Volume Calculation – Composite Volume.
3.4.5 Penulisan Laporan
Merupakan tahap akhir, disini akan disajikan hasil dari pengolahan dan
analisis data-data dalam bentuk laporan tugas akhir . Adapun penulisan laporan
tugas akhir ini disesuaikan dengan pedoman penyusunan laporan tugas akhir yang
diterbitkan oleh Politeknik Negeri Balikpapan yang terdiri dari sistematika
penulisan, penggunaan bahasa dan bentuk laporan.
35
Gambar 3.6 Diagram Alur Kegiatan Penelitian
36
BAB IV
PEMBAHASAN
Sebuah lahan yang akan dijadikan lokasi kegiatan konstruksi tentunya
memerlukan penataan lahan untuk memperoleh tapak rencana yang sesuai. Seperti
halnya lokasi yang dijadikan objek penelitian, lokasi yang direncanakan akan
dijadikan lahan parkir tersebut telah dilakukan pengukuran topografi sebagai
bagian dari kegiatan pra-konstruksi untuk mengetahui tapak batas dan kondisi
topografi. Data hasil pengukuran topografi tersebut merupakan data primer yang
selanjutnya diolah melalui serangkaian proses kegiatan studio dibantu dengan
software agar diperoleh tapak rencana yang sesuai berdasarkan batas lahan dan
kondisi topografinya serta volume galian timbunannya (cut and fill) yang dihitung
menggunakan metode potongan melintang rata-rata dan composite volume.
4.1 Pengukuran Topografi
Pengukuran topogarafi dilokasi penelitian dilaksanakan pada tanggal 01 –
02 April 2017. Tujuan dari pemetaan ini adalah untuk menyediakan peta dasar
bagi pihak-pihak terkait sehingga mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan
teknis maupun non teknis .Tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada pengukuran
topografi ini meliputi :
1. Pengukuran polygon terbuka
Pengukuran ini dimulai dari titik P1 yang telah diketahui nilai koordinatnya
dengan pengamatan GPS. Dari P1 tersebut kemudian dilakukan penyebaran
titik polygon lainnya dengan membentuk tiga jalur pengukuran. Adapun
detailnya sebagai berikut :
a. Pada titik P1 total station diarahkan ke utara dengan bantuan kompas
kemudian setting sudut horizontal pengukuran pada 0˚00’00” sebagai
azimuth awal.
b. Pada jalur pertama dari titik P1 menuju titik P2 kemudian diakhiri di
titik P5
c. Pada jalur kedua dari titik P1 menuju ke titik P4 dilanjutukan ke titik
P6 dan diakhiri di titik P7
37
d. Pada jalur ke tiga dari titik P1 diakhiri dititik P3.
2. Pengukuran detail
Pengukuran detail atau sering disebut pengukuran situasi menggunakan
sistem polar untuk memetakan situasi sekitar lokasi penelitian meliputi
kondisi morfologi, relief alam maupun buatan (bangunan, parit, sungai, dll),
serta objek lainnya seperti (titik bor, titik pancang, dll). Jarak antar titik
detail bervariasi mengikuti kondisi di lapangan yang mana setiap titik
memiliki koordinat dan ketinggian.
Gambar 4.1 Sketsa Pengukuran Titik Poligon dan Detail
4.2 Pengolahan Data
Setelah dilakukannya kegiatan pengumpulan data primer dengan melakukan
pengukuran topografi. Selanjutnya akan dilakukan proses pengolah data mentah
38
hasil pengukuran tersebut agar hasilnya dapat disajikan dan digunakan dengan
melalui beberapa tahapan pekerjaan, yang meliputi :
4.2.1 Perhitungan Data Ukur
Dari hasil pengukuran topografi diperoleh data azimuth awal, sudut
horizontal, jarak miring, dan sudut vertical. Data-data tersebut dihitung untuk
mendapatkan koordinat X,Y,Z (dapat dilihat pada lampiran 2). Adapun Rumus-
rumus yang digunakan pada perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menghitung jarak datar = jarak miring x Sin2V ....................................... (4.1)
2. Menghitung beda tinggi = (j.datar x Tav V) + (T.alat-T.Prisma)............. (4.2)
3. Menghitung azimuth = azimuth awal + sudut terukur + 180˚ .................. (4.3)
4. Menghitung Koordinat X = (jarak datar x Sin azimuth)
+ koordinat awal X .................................. (4.4)
5. Menghitung Koordinat Y = (jarak datar x Cos azimuth)
+ koordinat awal Y .................................. (4.5)
6. Menghitung elevasi titik (Z) = tinggi awal + beda tinggi ......................... (4.6)
Sebagai contoh perhitungan, digunakan data ukur dari P2 ke P5 pada
pengukuran ini.
Data ukur :
- Tinggi Alat = 1,065 m
- Azimuth Awal P2 = 273˚09’42”
- Koordinat P2 = X : 487180,304, Y: 9867182.589, Z: 44,779
- Jarak miring P5-P5 = 58,534 m
- Sudut horizontal P2-P5 = 139˚25’48”
- Sudut vertical P2-P5 = 83˚31’21”
- Tinggi Target = 0,100 m
Perhitungan :
1. Jarak datar = 58,534 x Sin2 83˚31’21” = 57,789 m
2. Beda tinggi = (57,789 x Tav 83˚31’21”) + (1,065 – 0,100) = 7,526 m
3. Azimuth = 273˚09’42”+ 139˚25’48”+ 180˚ = 232˚35’30”
4. Menghitung Koordinat X = (57,789 x 232˚35’30”) + 487180,304
= 487180,304
39
5. Menghitung Koordinat Y = (57,789 x 232˚35’30”) + 9867182,589
= 9867182,589
6. Menghitung elevasi titik (Z) = 44,779 + 7,526 = 44,779 Setelah semua titik diplot dan titik yang mempunyai ketinggian sama
dihubungkan dengan garis kontur dengan interval 1m pada peta topografi yang
juga dilengkapi dengan posisi jalan, bangunan, skala peta, arah mata angin, judul
peta dan tanda-tanda penting lainnya (dapat dilihat pada lampiran 3).
4.2.2 Pembentukan tapak rencana (design surface)
Luasan area yang akan direncanakan menjadi lahan parkir adalah 8512 m2
yang meliputi area parkir mobil, parkir motor, jalan dan penghijauan pada layout
parkir (dapat dilihat pada lampiran 4). Pada tapak rencana kondisi elevasi pada
area parkir dan area hijau yang direncanakan dibuat menjadi jenjang (trap) dengan
rasio kemiringan lereng (slope) 1:1 – 1:3 (vertikal : horizontal). Sedangkan pada
jalan utama yang direncanakan memiliki panjang bentang 81.80 m dan lebar jalan
6 m dengan persentase kelandaian 14 %.
Gambar 4.2 Cross Section Rencana Area Parkir
Gambar 4.3 Cross Section Rencana Area Hijau
40
Gambar 4.4 Long Section Rencana Jalan Utama
4.3 Perhitungan Volume Galian dan Timbunan
Perhitungan volume galian dan timbunan (cut and fill) pada objek penelitian
akan menggunakan metode potongan melintang rata-rata dan composite volume.
Pada setiap perhitungan volume galian dan timbunan (cut and fill), tentunya
diperlukan dua permukaan tanah yang berbeda yaitu permukaan tanah asli
(original surface) dan permukaan tanah rencana (design surface). Pada software,
pembetukan digital terrain model (DTM) pada permukaan tanah (surface)
menggunakan jenis TIN.
Gambar 4.5 Tampilan DTM Original Surface Bentuk TIN
41
Gambar 4.6 Tampilan DTM Design Surface Bentuk TIN
Gambar 4.7 Penampakan Area Galian dan Timbunan
42
4.3.1 Metode Potongan Melintang Rata-rata
Metode penampang melintang rata-rata merupakan metode estimasi yang
paling umum digunakan untuk menghitung volume tanah. Dalam perhitiungan
pada penelitian ini dibuat sayatan sebanyak 25 potongan melintang dengan jarak
antar sayatan 5 m pada peta topografi (dapat dilihat pada lampiran 6).
Gambar 4.8 Garis Potongan Pada Peta Topografi
Perhitungan volume galian dan timbunan dengan metode melintang rata-rata
pada tiap sayatan menggunakan rumus :
...................................................................................... (4.7)
Kemudian hasil dari perhitungan tiap sayatan tersebut dikalkulasikan agar
diperoleh total dari volume galian dan timbunan (cut and fill) di lokasi penelitian .
43
4.1 Hasil Perhitungan Metode Melintang Rata - rata
Dengan metode ini diperoleh total volume galian sebanyak 7555 m3 dan
volume timbunan sebanyak 1144 m3.
44
4.3.2. Metode Composite Volume
Perhitungan dengan menumpuk dua permukaan tanah (surface) yang
dibatasi oleh area perhitung (site) yang dihitung secara otomatis dengan
menggunakan software berdasarkan segitiga-segitiga yang terbentuk dari digital
terrain model (DTM) pada masing-masing surface yang menggunakan rumus
perhitungan metode cut and fill (2.25).
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Composite Volume
Dengan metode ini diperoleh total volume galian sebanyak 6958 m3 dan
volume timbunan sebanyak 989 m3.
4.3.3 Perbandingan Hasil Perhitungan
Hasil perhitungan menggunakan metode potongan melintang rata-rata dan
metode composite volume memiliki perbedaan. Berikut hasil perhitung kedua
metode tersebut :
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Perhitungan Volume Galian dan Timbunan
Perhitungan dengan melintang rata-rata menghasilkan besar volume galian
dan timbunan (cut and fill) yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan
45
metode composite volume . Perbedaan ini dapat terjadi karena pada metode
potongan melintang sepanjang jarak sayatan (jarak antar sayatan 5 m)
permukaannya dianggap linier/rata sehingga apabila terdapat elevasi yang lebih
tinggi diantara dua sayatan hasil perhitungan akan lebih besar sedangkan pada
metode composite volume jarak antar liniernya lebih akurat (jarak antar lapisan
ketinggian surface 1 m) akibatnya estimasi dengan metode composite volume
menghasilkan hasil yang lebih kecil bila dibandingkan dengan metode melintang
rata-rata.
4.3.4 Estimasi Cadangan Tanah
Berdasarkan rata-rata perhitungan volume galian dan timbunan (cut and fil)
dengan kedua metode. Diketahui jumlah cadangan tanah galian pada lokasi
penelitian adalah 7257 BCM (Bank Cubic Meter) dengan total volume timbunan
rata-rata adalah 1067 m3. Pada material tanah kerap terjadi pengembangan
material yang berupa penambahan dan pengurangan volume material (tanah) yang
diganggu dari bentuk aslinya yang dibagi dalam tiga keadaan : keadaan asli (bank
condition s), keadaan gembur (looser condition), dan keadaan padat (compact).
Jika diasumsika tanah galian tersebut adalah jenis tanah biasa , maka volume
tanah pada kondisi gembur dan dipadatkan adalah :
Volume kondisi gembur = V.asli x faktor konversi .......................... (4.8)
= 7257 x 1,25 = 9071 LCM (Loose Cubic
meter)
Volume kondisi padat = V.padat x factor konversi ....................... (4.9)
= 9071 x 0,72 = 6531 CCM (Compact Cubic
Meter)
Selisih tanah timbunan = V. Tanah galian kondisi padat – Total
volume timbunan ................................ (4.10)
= 6531 - 1067 = 5464 m3
Dari perhitungan tersebut, jumlah dari tanah galian pada lokasi penelitian
masih memiliki kelebihan sebanyak 5464 m3 yang dapat dimanfaatkan sebagai
tanah timbunan pada kegiatan kegiatan konstruksi lainnya.
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian dan pembahasan terdahulu maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Perhitungan dengan metode potongan melintang rata-rata diperoleh volume
galian = 7555 m3 dan timbunan = 1144 m3 .
2. Perhitungan dengan metode composite volume diperoleh volume galian =
6958 m3 dan timbunan = 989 m3.
3. Hasil perhitungan dengan metode potongan melintang rata-rata lebih besar
dibandingkan dengan menggunakan metode composite volume. Perbedaan
ini dapat terjadi karena pada metode melintang rata-rata sepanjang jarak
sayatan (jarak antar sayatan 5 m) permukaannya dianggap linier/rata
sehingga apabila terdapat elevasi yang lebih tinggi diantara dua sayatan
hasil perhitungan akan lebih besar sedangkan pada metode composite
volume jarak antar liniernya lebih akurat (jarak antar lapisan ketinggian
surface 1 m) akibatnya estimasi dengan metode composite volume
menghasilkan hasil yang lebih kecil bila dibandingkan dengan metode
potongan melintang rata-rata.
4. Dari rata-rata hasil perhitungan kedua metode digunakan sebagai asumsi
cadangan tanah asli, yaitu 7257 BCM dengan total volume timbunan rata-
rata adalah 1067 m3. Jika diasumsika tanah galian tersebut adalah jenis
tanah biasa maka volume gembur = 9071 LCM dan volume kondisi padat =
6531 CCM. Dengan jumlah tersebut, masih ada kelebihan 5464 m3 tanah
untuk memenuhi total volume timbunan.
47
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan hasil penelitian ini
adalah :
1. Dalam melakukan perhitungan volume galian dan timbunan (cut and fill)
sebaiknya diperhatikan luas are dan bentuk kontur lahan . Hal ini dilakukan
agar dapat mempermudah penentuan metode estimasi sumberdaya dengan
hasil yang semakin mendekati kebenaran.
2. Hendaknya dapat mewakili daerah topografi sehingga estimasi dapat
semakin mendekati kebenaran serta jarak antar sayatan lebih dekat.
3. Dari kedua hasil perhitungan yang didapat sebaiknya yang dijadikan acuan
adalah metode dengan hasil yang terkecil atau pesimistis sehingga dalam
perencanaan target produksi lebih meyakinkan.
4. Gunakan metode dan software perhitungan yang berbeda agar diperoleh
lebih banyak pembanding hasil perhitungan volume galian dan timbunan
(cut and fill).
48
DAFTAR PUSTAKA
Amien, S. (2009) . Metode kerja bangunan sipil. Yogyakarta : Graha Ilmu Andi, T.T. (2003) . Pemindahan tanah mekanis. Jakarta : Gunadarma Anna, R., Sutomo, K. (2013) . Perbandingan ketelitian perhitungan volume
galian menggunakan metode cross section dan aplikasi lain. Djoko, W. (1997) . Dasar-dasar pengukuran tanah (surveying) jilid ke 2. Jakarta :
Gelora Aksara Pratama Eddy, P. (2009) . Sistem informasi geografis: Konsep-konsep dasar (perspektif
geodesi & geomatika. Bandung : Informatika Farouki, D.R, Silvester, S.S, Hery, P. (2012) . Analisis Ketelitian Perhitungan
Tonase Stockpile Batubara Hasil Pengukuran Metode RTK Radio GNSS dengan Teknik Akuisisi Data Secara Point to Point dan Auto Topo.
Gregorius, A. V. A., (2012) . Perbandingan Perhitungan Volume dan Tonase
Batubara dengan Menggunakan Alat Terrestrial Laser Scanner dan Total Station, Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Indra, S.M. (1997) . Pengukuran dan pemetaan pekejaan konstruksi. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan Iskandar, M. (2008) . Teknik survey dan pemetaan jilid 3. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
LAMPIRAN 1
DOKUMENTASI KEGIATAN
PENGUKURAN
LAMPIRAN 2
PERHITUNGAN DATA
PENGUKURAN TOPOGRAFI
: TUGAS AKHIR: AREA LONGSORAN GEDUNG DIREKTORAT POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN: HELMI PRATAMA: 01/04/2017
˚ ` " ˚ ` " ˚ ` "U 0 0 0
1,420 P1 487275,000 9867215,000 35,000P2 0,100 273 9 42 273 9 42 88 54 25 48,867 48,867 2,252 487226,207 9867217,695 37,252C 2,500 314 48 9 314 48 9 92 44 58 29,914 29,914 -2,517 487253,775 9867236,079 32,483C 2,500 338 22 32 338 22 32 93 39 32 30,282 30,282 -3,016 487263,840 9867243,151 31,984C 0,500 1 16 29 1 16 29 97 54 13 34,247 34,247 -3,834 487275,762 9867249,239 31,166C 1,500 4 58 8 4 58 8 98 5 25 23,385 23,385 -3,404 487277,025 9867238,297 31,596C 1,500 330 53 40 330 53 40 97 14 45 20,674 20,674 -2,709 487264,944 9867233,063 32,291C 1,500 332 45 12 332 45 12 95 52 15 18,706 18,706 -2,003 487266,436 9867231,630 32,997C 1,500 7 14 55 7 14 55 96 4 53 21,000 21,000 -2,317 487277,650 9867235,832 32,683
GD 1,500 10 34 28 10 34 28 94 36 25 18,706 18,706 -1,587 487278,433 9867233,388 33,413GD 1,500 22 46 6 22 46 6 94 30 40 14,190 14,190 -1,200 487280,492 9867228,084 33,800GD 2,500 14 32 34 14 32 34 95 30 57 7,062 7,062 -1,762 487276,773 9867221,836 33,238GD 2,500 350 51 17 350 51 17 111 54 46 1,448 1,448 -1,662 487274,770 9867216,430 33,338GD 2,500 303 22 7 303 22 7 102 54 46 3,161 3,161 -1,805 487272,360 9867216,739 33,195GD 2,500 204 51 53 204 51 53 93 20 29 9,873 9,873 -1,656 487270,849 9867206,042 33,344GD 2,500 185 53 18 185 53 18 90 51 54 22,954 22,954 -1,427 487272,645 9867192,167 33,573GD 2,500 177 23 8 177 23 8 90 20 34 34,576 34,576 -1,287 487276,577 9867180,460 33,713P3 0,100 173 38 35 173 38 35 88 25 32 83,552 83,552 3,617 487284,251 9867131,962 38,617C 2,500 194 6 54 194 6 54 88 34 35 30,024 30,005 -0,334 487267,683 9867185,900 34,666C 2,500 224 38 30 224 38 30 89 11 15 21,197 21,193 -0,779 487260,108 9867199,921 34,221C 2,500 268 37 30 268 37 30 90 35 12 22,566 22,564 -1,311 487252,443 9867214,459 33,689C 2,500 270 22 19 270 22 19 89 58 25 25,163 25,163 -1,068 487249,838 9867215,163 33,932C 2,500 256 28 45 256 28 45 85 37 29 22,735 22,603 0,649 487253,024 9867209,716 35,649C 2,500 225 13 28 225 13 28 85 4 10 22,520 22,354 0,848 487259,132 9867199,256 35,848C 2,500 263 0 57 263 0 57 85 26 3 33,815 33,601 1,603 487241,649 9867210,914 36,603C 2,500 230 14 15 230 14 15 83 32 3 38,875 38,382 3,270 487245,496 9867190,451 38,270C 2,500 202 25 18 202 25 18 85 11 24 28,039 27,842 1,263 487264,381 9867189,263 36,263C 2,500 216 24 48 216 24 48 83 14 6 44,868 44,245 4,169 487248,736 9867179,393 39,169C 2,500 191 51 0 191 50 60 85 45 56 36,610 36,410 1,616 487267,523 9867179,366 36,616C 2,500 205 26 14 205 26 14 83 36 18 56,788 56,083 5,206 487250,911 9867164,353 40,206C 2,500 204 51 45 204 51 45 83 43 52 59,352 58,644 5,362 487250,343 9867161,791 40,362C 2,700 208 53 53 208 53 53 82 27 26 62,270 61,197 6,823 487245,426 9867161,423 41,823
SURVEY DATA
PROJECTLOCATEOWNERDATE
JARAK MIRING
HORISONTAL AZIMUTH VERTIKALTINGGI ALAT
POSISI ALAT TITIK DETAIL
PEMBACAAN SUDUTJARAK DATAR
BEDA ELEVASI ZX YHT
˚ ` " ˚ ` " ˚ ` "
JARAK MIRING
HORISONTAL AZIMUTH VERTIKALTINGGI ALAT
POSISI ALAT TITIK DETAIL
PEMBACAAN SUDUTJARAK DATAR
BEDA ELEVASI ZX YHT
C 2,500 202 57 42 202 57 42 84 1 39 65,250 64,544 5,672 487249,821 9867155,570 40,672C 2,500 203 54 21 203 54 21 83 38 22 72,056 71,172 6,854 487246,159 9867149,934 41,854C 2,500 206 3 35 206 3 35 82 57 1 76,526 75,373 8,241 487241,888 9867147,289 43,241C 2,500 212 49 4 212 49 4 82 18 17 54,980 53,994 6,216 487245,737 9867169,623 41,216C 2,500 217 2 50 217 2 50 82 56 14 69,579 68,527 7,410 487233,714 9867160,306 42,410
BOR 2,500 212 52 16 212 52 16 82 31 23 60,765 59,736 6,760 487242,578 9867164,828 41,760C 2,500 223 15 5 223 15 5 82 10 50 64,350 63,159 7,594 487231,723 9867168,998 42,594
BOR 2,500 216 45 31 216 45 31 82 19 53 56,171 55,171 6,349 487241,983 9867170,799 41,349C 2,500 223 30 12 223 30 12 82 14 20 64,689 63,509 7,576 487231,280 9867168,935 42,576
BOR 2,500 221 9 21 221 9 21 82 18 39 51,698 50,772 5,775 487241,586 9867176,772 40,775C 2,500 223 30 57 223 30 57 81 36 3 44,744 43,789 5,386 487244,849 9867183,245 40,386C 2,500 230 38 29 230 38 29 81 30 48 59,764 58,462 7,643 487229,797 9867177,925 42,643C 2,500 233 34 52 233 34 52 81 45 10 42,837 41,956 5,001 487241,238 9867190,092 40,001C 2,500 242 9 32 242 9 32 81 6 30 54,445 53,144 7,234 487228,007 9867190,181 42,234C 2,500 244 39 20 244 39 20 82 52 56 41,412 40,776 4,012 487238,148 9867197,545 39,012C 2,500 249 17 38 249 17 38 81 43 56 54,723 53,591 6,707 487224,870 9867196,051 41,707C 2,500 245 49 44 245 49 44 84 26 23 39,452 39,082 2,725 487239,345 9867198,998 37,725C 2,500 236 49 32 236 49 32 81 52 34 48,568 47,598 5,714 487235,160 9867188,955 40,714C 2,500 224 21 33 224 21 33 82 32 34 56,225 55,278 6,155 487236,352 9867175,478 41,155C 2,500 217 15 58 217 15 58 83 17 18 64,750 63,866 6,436 487236,328 9867164,174 41,436
˚ ` " ˚ ` " ˚ ` "P1 0 0 0
1,065 P2 273 9 42 487226,207 9867217,695 37,252C 1,500 128 41 35 221 51 17 83 11 36 4,163 4,105 0,055 487223,469 9867214,638 37,307C 1,500 157 8 54 250 18 36 82 13 53 3,984 3,911 0,099 487222,525 9867216,377 37,351C 1,500 315 18 1 48 27 43 97 40 51 33,570 32,970 -4,882 487250,886 9867239,558 32,371C 0,300 316 9 49 49 19 31 98 44 47 48,323 47,206 -6,498 487262,009 9867248,462 30,755C 1,500 205 45 10 298 54 52 86 31 9 7,856 7,827 0,041 487219,356 9867221,480 37,293C 1,500 139 17 31 232 27 13 82 8 42 40,993 40,227 5,115 487194,313 9867193,180 42,367P5 0,100 139 25 48 232 35 30 83 31 21 58,534 57,789 7,526 487180,304 9867182,589 44,779C 1,500 131 0 13 224 9 55 79 33 21 41,424 40,063 6,950 487198,294 9867188,957 44,202C 1,500 135 36 30 228 46 12 81 53 46 40,915 40,102 5,275 487196,048 9867191,265 42,527C 1,500 128 31 47 221 41 29 79 58 13 26,520 25,716 4,113 487209,103 9867198,492 41,365C 1,500 133 36 52 226 46 34 82 23 41 26,195 25,736 3,001 487207,454 9867200,070 40,254C 1,500 140 22 3 233 31 45 82 24 25 25,428 24,984 2,895 487206,116 9867202,844 40,148C 1,500 110 29 21 203 39 3 80 59 0 16,598 16,190 2,134 487219,712 9867202,865 39,386C 1,500 117 38 2 210 47 44 84 12 2 15,100 14,946 1,083 487218,555 9867204,857 38,335C 1,500 99 18 55 192 28 37 86 17 54 10,499 10,455 0,241 487223,949 9867207,487 37,494
HTTITIK DETAILPOSISI ALAT
TINGGI ALAT
VERTIKALAZIMUTHHORISONTAL ZYXBEDA ELEVASI
JARAK DATAR
JARAK MIRING
PEMBACAAN SUDUT
˚ ` " ˚ ` " ˚ ` "
JARAK MIRING
HORISONTAL AZIMUTH VERTIKALTINGGI ALAT
POSISI ALAT TITIK DETAIL
PEMBACAAN SUDUTJARAK DATAR
BEDA ELEVASI ZX YHT
C 1,500 92 49 21 185 59 3 82 26 31 12,122 11,912 1,146 487224,965 9867205,848 38,398C 1,500 84 16 27 177 26 9 82 15 22 15,780 15,493 1,672 487226,901 9867202,217 38,924C 0,200 52 39 57 145 49 39 98 22 13 8,971 8,781 -0,427 487231,139 9867210,430 36,825C 0,100 52 19 28 145 29 10 95 15 56 10,158 10,072 0,037 487231,914 9867209,396 37,289C 0,100 25 17 42 118 27 24 95 51 31 13,586 13,444 -0,415 487238,027 9867211,289 36,838C 0,100 20 7 42 113 17 24 100 52 3 11,584 11,172 -1,180 487236,469 9867213,278 36,073C 0,100 15 54 6 109 3 48 96 1 6 16,735 16,551 -0,780 487241,851 9867212,289 36,472C 0,100 8 57 13 102 6 55 101 37 42 14,110 13,537 -1,821 487239,443 9867214,854 35,432C 0,500 12 55 3 106 4 45 94 7 16 25,721 25,588 -1,279 487250,795 9867210,608 35,974C 0,100 2 52 47 96 2 29 99 45 54 22,355 21,712 -2,772 487247,799 9867215,410 34,481
˚ ` " ˚ ` " ˚ ` "P2 0 0 0
1,275 P5 232 35 30 487180,304 9867182,589 44,779C 1,500 15 31 53 68 7 23 94 35 14 8,606 8,551 -0,911 487188,239 9867185,775 43,868C 1,500 24 26 51 77 2 21 92 35 41 9,880 9,860 -0,672 487189,913 9867184,800 44,107C 1,500 32 15 56 84 51 26 86 30 46 11,681 11,638 0,484 487191,895 9867183,632 45,263C 1,500 44 47 44 97 23 14 89 33 8 8,252 8,251 -0,161 487188,487 9867181,528 44,618C 1,500 45 14 0 97 49 30 84 24 15 10,891 10,787 0,832 487190,991 9867181,120 45,611C 1,500 45 11 36 97 47 6 91 30 0 7,013 7,008 -0,409 487187,248 9867181,640 44,370C 1,500 81 24 15 133 59 45 84 36 13 15,371 15,235 1,214 487191,264 9867172,006 45,993C 1,500 92 6 54 144 42 24 85 48 45 15,460 15,378 0,901 487189,189 9867170,038 45,679C 1,500 89 32 1 142 7 31 82 4 9 16,686 16,368 2,055 487190,353 9867169,668 46,834C 1,500 94 59 11 147 34 41 86 56 55 13,909 13,870 0,514 487187,740 9867170,881 45,293C 1,500 113 55 42 166 31 12 83 53 53 20,551 20,319 1,947 487185,040 9867162,830 46,726C 1,500 119 58 29 172 33 59 85 54 34 14,497 14,423 0,806 487182,170 9867168,287 45,585C 0,050 121 1 0 173 36 30 89 45 6 20,701 20,701 1,315 487182,609 9867162,017 46,093C 1,500 126 4 15 178 39 45 86 31 55 12,983 12,935 0,559 487180,606 9867169,657 45,338C 1,500 124 11 41 176 47 11 86 25 26 20,911 20,830 1,077 487181,472 9867161,792 45,855C 1,500 165 17 38 217 53 8 91 58 39 16,071 16,052 -0,779 487170,447 9867169,920 43,999C 1,500 146 29 56 199 5 26 88 32 32 17,639 17,628 0,224 487174,539 9867165,931 45,002C 1,500 196 26 21 249 1 51 90 11 27 34,637 34,637 -0,340 487147,961 9867170,194 44,438C 1,500 123 23 44 175 59 14 86 27 29 27,240 27,136 1,455 487182,203 9867155,519 46,233C 1,500 126 26 9 179 1 39 88 38 21 81,557 81,511 1,711 487181,687 9867101,090 46,490
BM-02 0,100 118 6 30 170 41 60 90 9 58 15,043 15,043 1,131 487182,735 9867167,744 45,910C 1,500 126 37 24 179 12 54 88 46 22 89,469 89,428 1,691 487181,529 9867093,169 46,469C 0,700 102 43 6 155 18 36 84 44 36 23,156 22,962 2,688 487189,895 9867161,726 47,466C 1,700 54 3 6 106 38 36 85 53 48 28,487 28,341 1,608 487207,458 9867174,472 46,387C 1,500 66 16 25 118 51 55 85 23 41 30,349 30,153 2,204 487206,711 9867168,032 46,982
JARAK MIRING
JARAK DATAR
BEDA ELEVASI X Y ZHORISONTAL AZIMUTH VERTIKALTINGGI
ALATPOSISI ALAT TITIK DETAIL HT
PEMBACAAN SUDUT
˚ ` " ˚ ` " ˚ ` "
JARAK MIRING
HORISONTAL AZIMUTH VERTIKALTINGGI ALAT
POSISI ALAT TITIK DETAIL
PEMBACAAN SUDUTJARAK DATAR
BEDA ELEVASI ZX YHT
C 1,500 34 22 37 86 58 7 89 33 35 26,671 26,669 -0,020 487206,936 9867183,999 44,759C 1,500 49 48 29 102 23 59 88 21 19 29,563 29,539 0,623 487209,154 9867176,246 45,402C 1,500 24 43 47 77 19 17 91 40 24 27,392 27,369 -1,025 487207,005 9867188,596 43,754C 1,500 17 33 7 70 8 37 93 16 7 28,993 28,899 -1,875 487207,485 9867192,405 42,903C 2,500 24 23 55 76 59 25 91 32 31 28,565 28,544 -1,993 487208,116 9867189,015 42,785C 3,000 36 2 38 88 38 8 90 16 46 31,238 31,237 -1,877 487211,532 9867183,333 42,901C 3,000 47 42 55 100 18 25 88 50 26 32,638 32,625 -1,065 487212,402 9867176,752 43,714C 4,000 61 10 29 113 45 59 87 4 0 34,871 34,780 -0,943 487212,134 9867168,572 43,836
˚ ` " ˚ ` " ˚ ` "P2 0 0 0
1,490 P1 93 9 40 487275,000 9867215,000 35,000P4 0,100 300 36 33 213 46 13 84 8 45 56,494 55,906 7,122 487243,924 9867168,527 42,122
˚ ` " ˚ ` " ˚ ` "P1 0 0 0
0,890 P4 213 46 13 487243,924 9867168,527 42,122C 0,050 330 59 55 4 46 8 105 25 20 8,241 7,658 -1,273 487244,560 9867176,158 40,850C 0,050 100 44 43 134 30 56 121 50 9 2,710 1,956 -0,374 487245,318 9867167,155 41,748C 0,150 61 37 18 95 23 31 102 51 12 15,838 15,054 -2,695 487258,911 9867167,112 39,427C 0,200 34 56 6 68 42 19 103 40 56 15,642 14,767 -2,905 487257,682 9867173,889 39,217C 0,300 7 19 55 41 6 8 101 33 11 20,947 20,107 -3,520 487257,142 9867183,678 38,602C 0,300 93 9 46 126 55 59 97 25 10 23,498 23,106 -2,419 487262,393 9867154,643 39,703C 2,500 37 11 2 70 57 15 98 30 14 26,051 25,481 -5,420 487268,010 9867176,842 36,702C 2,500 69 18 13 103 4 26 96 18 7 28,807 28,460 -4,753 487271,646 9867162,089 37,369C 2,500 81 37 12 115 23 25 93 14 55 17,514 17,458 -2,601 487259,695 9867161,041 39,521C 2,500 81 2 32 114 48 45 95 12 22 32,849 32,579 -4,578 487273,495 9867154,855 37,544C 2,500 97 42 31 131 28 44 91 48 32 23,392 23,369 -2,348 487261,432 9867153,049 39,774C 1,500 91 9 40 124 55 53 95 45 50 40,119 39,714 -4,619 487276,483 9867145,786 37,503C 1,500 99 53 1 133 39 14 93 42 19 32,270 32,135 -2,691 487267,174 9867146,344 39,431C 0,300 119 52 19 153 38 32 93 2 5 25,620 25,548 -0,764 487255,266 9867145,634 41,358C 1,500 121 59 14 155 45 27 89 38 21 25,495 25,494 -0,449 487254,392 9867145,281 41,673C 1,500 123 53 30 157 39 43 91 16 26 19,191 19,182 -1,037 487251,214 9867150,785 41,086C 1,500 126 56 47 160 43 0 90 4 11 20,673 20,673 -0,635 487250,751 9867149,013 41,487
TINGGI ALAT
POSISI ALAT TITIK DETAIL HT
PEMBACAAN SUDUTY ZHORISONTAL AZIMUTH VERTIKAL JARAK
MIRINGJARAK DATAR
BEDA ELEVASI X
X Y ZHORISONTAL AZIMUTH VERTIKALTINGGI ALAT
POSISI ALAT TITIK DETAIL HT
PEMBACAAN SUDUTJARAK MIRING
JARAK DATAR
BEDA ELEVASI
˚ ` " ˚ ` " ˚ ` "
JARAK MIRING
HORISONTAL AZIMUTH VERTIKALTINGGI ALAT
POSISI ALAT TITIK DETAIL
PEMBACAAN SUDUTJARAK DATAR
BEDA ELEVASI ZX YHT
C 1,500 140 0 38 173 46 51 88 5 23 14,674 14,658 -0,121 487245,512 9867153,955 42,001C 1,500 129 21 11 163 7 24 93 40 2 14,752 14,692 -1,552 487248,189 9867154,468 40,571C 1,500 126 39 2 160 25 15 89 19 48 6,484 6,483 -0,534 487246,096 9867162,418 41,588C 1,500 106 59 58 140 46 11 99 15 39 8,468 8,249 -1,955 487249,140 9867162,137 40,167
BOR 1,500 315 33 52 349 20 5 93 2 57 15,803 15,758 -1,449 487241,007 9867184,013 40,673C 1,500 329 0 42 2 46 55 93 44 49 16,307 16,237 -1,673 487244,712 9867184,745 40,449C 1,500 336 1 7 9 47 20 99 5 53 16,999 16,574 -3,264 487246,742 9867184,859 38,858C 1,500 318 14 20 352 0 33 95 19 56 30,952 30,685 -3,474 487239,658 9867198,913 38,648C 1,500 311 37 6 345 23 19 91 56 11 32,332 32,295 -1,702 487235,777 9867199,777 40,420C 1,500 285 10 50 318 57 3 88 3 34 26,785 26,754 0,296 487226,354 9867188,703 42,419C 1,500 299 54 44 333 40 57 92 56 36 30,997 30,915 -2,200 487230,218 9867196,238 39,923C 1,500 288 48 56 322 35 9 88 46 17 31,586 31,571 0,067 487224,742 9867193,603 42,189C 1,500 263 42 19 297 28 32 85 8 34 16,099 15,984 0,748 487229,743 9867175,901 42,870C 1,500 242 14 4 276 0 17 84 44 45 18,294 18,141 1,058 487225,883 9867170,424 43,180C 1,500 240 20 52 274 7 5 82 20 54 19,954 19,600 2,023 487224,374 9867169,934 44,145C 1,500 201 10 46 234 56 59 88 8 1 19,710 19,689 0,032 487227,805 9867157,219 42,154P6 0,100 185 57 39 219 43 52 85 39 52 39,694 39,467 3,782 487218,697 9867138,174 45,904
BOR NYUN 1,500 203 26 1 237 12 14 84 26 1 27,690 27,429 2,063 487220,866 9867153,669 44,185
˚ ` " ˚ ` " ˚ ` "P4 0 0 0
0,890 P6 219 43 52 487218,697 9867138,174 45,904C 2,500 120 36 0 160 19 52 88 24 41 14,918 14,907 -1,197 487223,714 9867124,138 44,708C 1,500 119 47 54 159 31 46 91 25 5 11,138 11,131 -0,886 487222,590 9867127,746 45,019C 1,500 125 8 42 164 52 34 85 12 27 18,717 18,586 0,948 487223,546 9867120,232 46,853C 1,500 142 10 17 181 54 9 91 31 9 5,687 5,683 -0,761 487218,508 9867132,494 45,144C 2,500 167 54 27 207 38 19 76 19 33 11,217 10,590 0,967 487213,784 9867128,793 46,871
BG 1,500 183 23 29 223 7 21 81 12 16 11,734 11,460 1,163 487210,863 9867129,810 47,067C 1,500 208 19 48 248 3 40 89 58 41 4,867 4,867 -0,608 487214,182 9867136,356 45,296
BG 1,500 255 57 54 295 41 46 77 46 4 8,409 8,032 1,131 487211,460 9867141,657 47,036C 1,500 267 44 49 307 28 41 91 59 33 6,593 6,585 -0,839 487213,471 9867142,181 45,065
BG 1,750 289 28 33 329 12 25 83 13 16 13,856 13,663 0,764 487211,702 9867149,911 46,668BG 2,500 297 27 41 337 11 33 82 2 44 18,089 17,743 0,869 487211,819 9867154,530 46,774C 2,500 310 25 40 350 9 32 86 1 56 15,291 15,218 -0,554 487216,096 9867153,168 45,350C 2,500 316 6 23 355 50 15 88 37 38 15,111 15,102 -1,248 487217,601 9867153,237 44,656C 1,500 101 53 35 141 37 27 89 52 7 11,125 11,125 -0,584 487225,603 9867129,453 45,320C 1,500 18 55 4 58 38 56 95 47 28 3,402 3,367 -0,952 487221,573 9867139,926 44,953C 1,500 9 19 21 49 3 13 101 31 15 5,760 5,530 -1,737 487222,874 9867141,799 44,167C 2,500 329 55 43 9 39 35 92 51 1 7,949 7,929 -2,005 487220,027 9867145,991 43,900C 1,500 310 35 37 350 19 29 88 59 4 7,120 7,118 -0,484 487217,501 9867145,191 45,421
TINGGI ALAT
POSISI ALAT TITIK DETAIL HT
PEMBACAAN SUDUTY ZHORISONTAL AZIMUTH VERTIKAL JARAK
MIRINGJARAK DATAR
BEDA ELEVASI X
˚ ` " ˚ ` " ˚ ` "
JARAK MIRING
HORISONTAL AZIMUTH VERTIKALTINGGI ALAT
POSISI ALAT TITIK DETAIL
PEMBACAAN SUDUTJARAK DATAR
BEDA ELEVASI ZX YHT
BOR ARISKA 0,050 113 44 57 153 28 49 128 8 34 2,507 1,551 -0,378 487219,389 9867136,787 45,527P7 0,100 121 8 16 160 52 8 85 14 4 42,084 41,794 4,274 487232,394 9867098,689 50,179
˚ ` " ˚ ` " ˚ ` "P6 0 0 0
1,020 P7 160 52 8 487232,394 9867098,689 50,179C 2,500 285 36 10 266 28 18 85 54 16 12,807 12,742 -0,568 487219,676 9867097,905 49,611C 2,500 285 1 15 265 53 23 83 57 55 8,459 8,366 -0,596 487224,050 9867098,089 49,583C 2,500 299 6 23 279 58 31 95 46 51 14,913 14,762 -2,974 487217,855 9867101,246 47,204C 2,500 298 21 2 279 13 10 96 14 35 9,977 9,859 -2,559 487222,662 9867100,269 47,620C 2,500 340 44 18 321 36 26 91 0 20 11,958 11,954 -1,690 487224,970 9867108,058 48,489
GD 2,500 296 24 39 277 16 47 93 57 41 23,238 23,127 -3,082 487209,453 9867101,620 47,097JL 2,500 291 36 26 272 28 34 93 47 58 23,042 22,941 -3,004 487209,474 9867099,680 47,175C 2,500 355 1 33 335 53 41 93 24 47 20,125 20,054 -2,676 487224,204 9867116,994 47,503C 1,500 2 49 41 343 41 49 96 25 40 20,319 20,064 -2,740 487226,761 9867117,947 47,438
BG 0,050 291 28 51 272 20 59 95 16 10 43,758 43,389 -3,032 487189,041 9867100,468 47,147C 1,500 42 35 55 23 28 3 97 42 29 9,969 9,790 -1,805 487236,292 9867107,669 48,374
GD 1,500 294 14 18 275 6 26 93 25 38 43,724 43,568 -3,089 487188,999 9867102,567 47,089C 1,500 139 53 37 120 45 45 89 7 29 6,724 6,722 -0,377 487238,170 9867095,251 49,801
PGR 1,500 172 17 11 153 9 19 88 35 27 18,996 18,985 -0,013 487240,967 9867081,750 50,166C 1,500 148 43 44 129 35 52 88 28 52 15,652 15,641 -0,065 487244,446 9867088,720 50,113
KANTIN 0,050 213 14 9 194 6 17 96 50 38 8,548 8,427 -0,041 487230,340 9867090,516 50,137KANTIN 1,000 269 24 44 250 16 52 91 18 19 15,103 15,095 -0,324 487218,184 9867093,596 49,855
JL 0,050 171 50 6 152 42 14 92 0 17 30,086 30,049 -0,082 487246,174 9867071,986 50,097
˚ ` " ˚ ` " ˚ ` "P1 0 0 0
1,000 P3 173 38 35 487284,251 9867131,962 38,617GD 1,500 357 35 23 351 13 58 95 12 44 48,415 48,015 -4,880 487276,933 9867179,416 33,736GD 1,500 2 17 20 355 55 55 96 23 48 39,271 38,784 -4,848 487281,500 9867170,648 33,769C 1,500 347 46 18 341 24 53 94 34 17 46,818 46,521 -4,220 487269,424 9867176,056 34,397C 1,500 54 39 5 48 17 40 95 59 54 12,254 12,120 -1,774 487293,300 9867140,025 36,843
GD 1,500 20 55 58 14 34 33 98 43 14 28,533 27,877 -4,776 487291,267 9867158,942 33,840C 1,500 18 26 16 12 4 51 97 9 45 5,999 5,906 -1,242 487285,487 9867137,737 37,374
GD 1,500 35 17 41 28 56 16 98 48 22 27,415 26,772 -4,648 487297,205 9867155,392 33,969
TINGGI ALAT
POSISI ALAT TITIK DETAIL HT
PEMBACAAN SUDUT
Y ZHORISONTAL AZIMUTH VERTIKAL JARAK MIRING
JARAK DATAR
BEDA ELEVASI XTINGGI
ALATPOSISI ALAT TITIK DETAIL HT
PEMBACAAN SUDUT
Y ZHORISONTAL AZIMUTH VERTIKAL JARAK MIRING
JARAK DATAR
BEDA ELEVASI X
˚ ` " ˚ ` " ˚ ` "
JARAK MIRING
HORISONTAL AZIMUTH VERTIKALTINGGI ALAT
POSISI ALAT TITIK DETAIL
PEMBACAAN SUDUTJARAK DATAR
BEDA ELEVASI ZX YHT
C 1,500 332 34 14 326 12 49 92 10 10 10,408 10,393 -0,894 487278,471 9867140,600 37,723GD 2,500 48 37 3 42 15 38 95 29 6 31,847 31,556 -4,530 487305,473 9867155,316 34,086GD 2,500 59 16 15 52 54 50 95 40 59 29,244 28,957 -4,382 487307,351 9867149,423 34,235C 4,000 63 52 29 57 31 4 92 59 35 28,868 28,789 -4,505 487308,536 9867147,423 34,111C 2,500 71 51 14 65 29 49 91 34 14 27,788 27,767 -2,261 487309,517 9867143,478 36,355C 2,500 57 0 49 50 39 24 98 29 15 21,786 21,311 -4,680 487300,732 9867145,472 33,936C 1,500 64 27 47 58 6 22 102 53 54 3,749 3,562 -1,316 487287,275 9867133,844 37,301C 1,500 139 41 58 133 20 33 97 53 50 5,638 5,532 -1,267 487288,274 9867128,165 37,349C 1,500 284 9 5 277 47 40 75 21 58 6,360 5,954 1,055 487278,352 9867132,769 39,671C 1,500 294 40 38 288 19 13 83 38 7 6,138 6,063 0,176 487278,496 9867133,867 38,793C 2,500 25 12 43 18 51 18 100 7 22 12,065 11,692 -3,588 487288,030 9867143,027 35,029C 1,500 280 50 16 274 28 51 79 3 14 11,003 10,606 1,551 487273,677 9867132,790 40,168C 1,500 286 56 8 280 34 43 83 25 45 10,495 10,358 0,693 487274,070 9867133,863 39,310C 3,000 340 36 59 334 15 34 95 28 13 14,590 14,457 -3,385 487277,972 9867144,985 35,232C 0,500 337 50 56 331 29 31 95 19 48 14,746 14,619 -0,864 487277,274 9867144,808 37,753C 1,500 287 19 35 280 58 10 81 35 45 18,030 17,645 2,107 487266,929 9867135,319 40,723C 1,500 294 8 8 287 46 43 85 38 44 16,555 16,460 0,753 487268,578 9867136,987 39,370C 0,300 297 27 37 291 6 12 85 59 45 21,752 21,646 2,215 487264,057 9867139,755 40,832C 1,500 312 38 9 306 16 44 87 5 24 17,159 17,115 0,370 487270,454 9867142,089 38,987C 0,500 237 48 4 231 26 39 79 8 16 11,468 11,061 2,622 487275,602 9867125,068 41,239C 1,500 302 21 3 295 59 38 86 11 14 23,635 23,530 1,068 487263,101 9867142,275 39,685C 2,500 257 9 28 250 48 3 80 41 9 25,410 24,744 2,558 487260,883 9867123,824 41,175C 0,600 309 46 46 303 25 21 86 44 23 22,933 22,859 1,702 487265,172 9867144,553 40,319C 3,000 254 36 4 248 14 39 80 55 51 33,322 32,494 3,187 487254,071 9867119,918 41,803C 0,500 297 43 19 291 21 54 85 45 59 26,162 26,019 2,426 487260,020 9867141,441 41,043C 0,200 297 32 13 291 10 48 85 18 5 27,957 27,769 3,082 487258,357 9867141,995 41,699C 1,500 284 20 12 277 58 47 83 7 59 24,094 23,750 2,360 487260,731 9867135,259 40,977C 1,500 284 8 46 277 47 21 82 14 5 24,938 24,483 2,839 487259,994 9867135,280 41,455C 3,000 261 43 10 255 21 45 81 8 34 37,686 36,793 3,733 487248,653 9867122,664 42,350
LAMPIRAN 3
GAMBAR KONTUR EXISTING
LAMPIRAN 4
LAYOUT PARKIR
LAMPIRAN 5
GAMBAR CROSS SECTION
LAMPIRAN 6
TABEL FAKTOR KONVERSI
MATERIAL / TANAH