i
ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA
PA’BENTENGANG KECAMATAN BAJENG
KABUPATEN GOWA
NURDIANSYAH
105960122012
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
i
ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA
PA’BENTENGANG KECAMATAN BAJENG
KABUPATEN GOWA
NURDIANSYAH
105960122012
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Analisis Faktor Produksi Yang Berpengaruh Terhadap
Usahatani Jagung Manis di Desa Pa’bentengang Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa
Nama : Nurdiansyah
Stambuk : 105960122012
Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Prof.Dr.Syafiuddin, M.Si St. Aisyah. R, S.Pt., M.Si
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis
Ir. Saleh Mollah, M.M Amruddin, S.Pt., M.Pd., M.Si
iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Analisis Faktor Produksi Yang Berpengaruh Terhadap
Usahatani Jagung Manis di Desa Pa’bentengang Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa
Nama : Nurdiansyah
Stambuk : 105960122012
Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
KOMISI PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1.Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si
2.St. Aisyah R, S.Pt., M.Si
3.Dr. Mohammad Natsir, SP., MP
4. Isnam Junais, STP., M.Si
Tanggal Lulus : 15 Desember 2016
iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Faktor
Produksi Yang Berpengaruh Terhadap Usahatani Jagung Manis di Desa
Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa” adalah benar merupakan
hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun.
Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Makassar, September 2016
Nurdiansyah
105960122012
v
ABSTRAK
NURDIANSAYAH 10960122012 Analisis Faktor Produksi Yang Berpengaruh
Terhadap Usahatani Jagung Manis di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa Dibimbing oleh SYAFIUDDIN dan ST.AISYAH.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis besar pengaruh lahan, benih,
pupuk, pestisida, tenaga kerja, terhadap hasil produksi usahatani jagung manis dan
mengidentifikasi pengaruh lahan, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, terhadap
hasil produksi usahatani jagung manis di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa. Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif dengan sumber data adalah data Primer dan Sekunder. Pengambilan data
dilakukan metode wawancara dan menggunakan alat bantu koesioner sesuai dengan
kebutuhan data dan informasi yang diperlukan. Analisis data yang digunakan
adalah regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil
produksi jagung manis di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang di gunakan secara simultan
menunjukkan bahwa variabel lahan, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, secara
bersama-sama berpengaruh terhadap hasil produksi. Hal tersebut ditunjukkan
dengan koefisiensi F hitung (16.243) lebih besar dari nilai F tabel (4.00). atau
disamping itu nilai determinan (R2) sebesar 0.575. Artinya variabel-vaiabel lahan,
benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja tersebut hanya 57,5 % menunjukkan hubungan
pengaruh yang kuat terhadap produksi jagung manis. Dan sisanya diduga di
pengaruhi dari variabel-variabel yang tidak di masukkan dalam model. Hasil
pengujian yang di lakukan secara parsial variabel lahan, benih, pupuk, pestisida,
tenaga kerja, tersebut hanya pestisida yang menunjukkan pengaruh signifikan. Hal
itu ditunjukkan nilai t hitung (6.593) lebih besar dari pada t tabel (2.00029) atau dengan
nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari 0.05.
Kata Kunci: Produksi, Usahatani, Jagung Manis.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hambanya. Shalawat dan salam tak
lupa penulis kirimkan kepeda Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan
para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Analisis Faktor Produksi Yang Berpengaruh Terhadap Usahatani Jagung Manis di
Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. Syafiuddin,M.Si. Selaku pembimbing I dan St. Aisyah S.Pt.,M.Si
Selaku pembimbing II yang senangtiasa meluangkan waktunya membimbing
dan mengarahkan penulis, sehingga skipsi dapat diselesaikan.
2. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Pertanian Universitas
Muhammdiyah Makassar.
3. Bapak amruddin, S.Pt, M.Si selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii
4. Kedua orangtua ayahanda Kaharuddin, ibunda Nursyamsi ,dan saudara-
saudaraku tercinta, dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan,
baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada
penulis.
6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Bajeng yang telah mengizinkan penulis
untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.
7. Kepada teman-teman seperjuangan di jurusan Agribisnis khususnya angkatan
2012, serta semua pihak yang tidak dapat disebut satu-persatu oleh penulis.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi
ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Teriring do’a penulis panjatkan kepada Allah SWT kiranya semua pihak
yang telah memberikan sumbangsihnya dalam bentuk apapun, dilimpahkan
anugrah, berkat, rahmat dan ridho-nya, Amin.
Makassar, Oktober 2016
Nurdiansyah
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN KOMISI PENGUJI ..................................................................... iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ........................................................ iv
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DARTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 4
1.4 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Jagung................................................................................... 6
2.2 Jagung Manis ....................................................................................... 8
2.3 Usahatani ............................................................................................. 13
2.4 Teori produksi ...................................................................................... 15
2.5 Faktor-faktor Produksi ......................................................................... 17
2.6 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 23
ix
2.7 Hipotesis .............................................................................................. 24
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 25
3.2 Populasi dan Sampel ........................................................................... 25
3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 26
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 27
3.5 Tekhnik Analisis Data ......................................................................... 28
3.6 Defenisi Operasional ........................................................................... 29
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis Wilayah ................................................................. 31
4.2 Kondisi Demografis ............................................................................ 33
4.3 Sarana dan prasarana ........................................................................... 36
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden ..................................................................... 38
5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Jagung Manis ............... 44
5.3 Uji Analisis.......................................................................................... 48
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 52
6.2 Saran ................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TEBEL
No Teks Halaman
1. Luas wilayah Menurut Penggunaannya di Desa Pa’bentengang Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa............................................................................... 32
2. Jumlah Penduduk Desa Pa’bentengang Berdasarkan Jenis Kelamin ............ 33
3. Jumlah Penduduk Desa Pa’bentengang Menurut Mata Pencarian ................ 35
4. Jumlah penduduk Desa Pa’bentengang berdasarkan Tingkat Pendidikan .... 36
5. Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Pa’bentengang ........................ 37
6. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Desa
Pa’bentengang Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa .................................. 39
7. Jumlah Petani Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa
Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ................................... 40
8. Jumlah Petani Responden berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa
Pa’bentengang, Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa .................................. 41
9. Jumlah Petani Responden berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di
Desa Pabentengang Kecamatan Bajeng, Kabupaten gowa ........................... 43
10. Luas Lahan Usahatani Jagung Manis Petani Responden, di Desa
Pa’bentengang, Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa .................................. 44
11. Nilai Koefisien Determinan Dan Hasil Uji-F Berdasarkan Analisis Regresi
Berganda ....................................................................................................... 45
12. Hasil Analisis Regresi faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi Jagung
Manis di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa .......... 46
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Teks Halaman Teks Halaman
1. Kuisioner Penelitian ...................................................................................... 57
2. Identitas Responden Petani Jagung Manis Di Desa Pa’bentengang
Kec.Bajeng Kab.Gowa .................................................................................. 60
3. Total Produksi dan penerimaan Usahatani Jagung Manis di Desa
Pa’bentengang Kec.Bajeng Kab.Gowa ......................................................... 62
4. Total biaya Benih, Pupuk, dan Pestisida pada Usahatani Jagung Manis di
Desa Pa’bentengang Kec.Bajeng Kab.Gowa ................................................ 64
5. Biaya tenaga Kerja pada Usahatani jagung manis di Desa Pa’bentengang
Kec.Bajeng Kab.Gowa .................................................................................. 67
6. Data yang dianalisis ...................................................................................... 70
7. Hasil Analisis Regresi menggunanakan Program SPSS ............................... 73
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan penopang perekonomian Indonesia, karena
pertanian memberikan porsi yang cukup besar dalam memberikan sumbangan
untuk pendapatan Negara, sebagai pasar yang potensial bagi produk - produk
dalam negeri baik untuk barang produksi maupun barang konsumsi, terutama
produk yang dihasilkan oleh subsektor tanaman pangan. Pangan berasal dari
sumber daya hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang
diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi manusia termasuk bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam
proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman.
Jagung merupakan salah satu bahan pangan penting karena merupakan
sumber karbohidrat penting kedua setelah beras. Di Indonesia selain sebagai
bahan pangan dan bahan baku industri, jagung juga merupakan sumber pakan
bagi ternak. Penggunaan jagung sebagai bahan pangan dan pakan terus
mengalami peningkatan. Sementara ketersediaannya terbatas, untuk itu perlu
dilakukan upaya peningkatan produksi melalui perluasan lahan, penanaman dan
peningkatan produktivitas. Dari sisi pasar, potensi pemasaran jagung terus
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya
industri peternakan yang pada akhirnya akan meningkatkan permintaan jagung
tua sebagai campuran pakan ternak. Untuk pakan ternak terutama unggas
kebutuhan akan jagung mencapai 40% (Departemen Pertanian 2005 dalam
2
Mukhlis 2007) Selain bahan pakan ternak, saat ini juga berkembang produk
pangan dari jagung muda seperti jagung rebus, jagung bakar, pergedel jagung dan
lainnya.
Salah satu jenis jagung yang mempunyai prospek bisnis yang baik dan
menguntungkan adalah jagung manis. Jagung manis semakin populer dan banyak
dikonsumsi karena memiliki rasa yang manis dibandingkan jagung biasa. Selain
itu jagung manis mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di pasaran, karena selain
mempunyai rasa yang manis, faktor lain yang menguntungkan adalah masa
produksi yang relatif lebih cepat. Buah tanaman jagung manis ini digemari untuk
sayur, lauk-pauk, kue, jagung bakar, ataupun dikonsumsi langsung dalam bentuk
buah rebusan, serta dapat diolah dalam bentuk produk kalengan, susu jagung dan
lain-lain (Purwono dan Hartono, 2005).
Provinsi Sulawesi Selatan adalah provinsi penghasil jagung terbesar
keempat di Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Lampung (Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1988). Produksi jagung di provinsi
Sulawesi Selatan tahun 2003 sebanyak 639.555 ton. Areal tersebut pada beberapa
Kabupaten, seperti Bone, Sinjai, Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto, Takalar,
Gowa (Dinas TPH Sulsel,2005).
Selama ini, potensi jagung di Sulawesi Selatan terbilang besar dengan
lahan yang luas pula yakni 303,812 Ha (Dinas TPH Sul-sel, 2005). Namun
produktivitas tanaman jagung masih rendah sekitar 3 ton per Ha. Hal ini
disebabkan karena jagung ditanam pada lahan dengan potensi produktivitas yang
rendah (Swastika, 2002).
3
Kabupaten Gowa merupakan salah satu daerah yang terdapat di daerah
provinsi Sulawesi Selatan yang menghasilkan jagung, namun produksi yang
dihasilkan belum mampu memenuhi kebutuhan jagung yang dari tahun ke tahun
terus mengalami peningkatan.
Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan, yang
mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian
Nasional khususnya Kabupaten Gowa. Komoditas ini mempunyai fungsi
multiguna, baik untuk konsumsi langsung maupun sebagai bahan baku utama
industri pakan serta industri pangan. Kabupaten Gowa merupkan salah satu
wilayah pengembangan tanaman jagung luas panen 36,115 ha dengan
produktivitas 5.751 ton ha (Dinas Pertanian Kabupaten Gowa, 2011). Pentingnya
peranan komoditi jagung terhadap perekonomian nasional khusunya Kabupaten
Gowa yang telah menempatkan jagung sebagai kontributor terbesar kedua
terhadap Produk.
Di Desa Pa’bentengang merupakan salah satu daerah penghasil jagung
manis di Kabupaten Gowa mempunyai potensi besar untuk mengembangkan
usahatani jagungnya. Hal ini dapat diketahui dari luas lahan petani dimana luas
lahan yang ditanami jagung manis di Desa Pa’bentengang rata-rata 30 are. Luas
lahan akan mempengaruhi skala usahatani, besar kecilnya jumlah produksi petani
tergantung dari luas lahannya, petani yang memiliki lahan yang luas biasanya
selalu menghasilkan produksi yang besar pula.
4
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian yang berjudul
“Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Produksi Usahatani Jagung Manis
di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah yang dapat
dikemukakan yaitu
1. Bagaimana pengaruh Lahan, Benih, Pupuk, Pestisida, Tenaga kerja
terhadap produksi usahatani jagung manis di Desa Pa’bentengang
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
2. Berapa besar tingkat pengaruh Lahan, Benih, Pupuk, Pestisida, Tenaga
kerja terhadap produksi usahatani jagung manis di Desa Pa’bentengang
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi pengaruh Lahan, Benih, Pupuk, Pestisida, Tenaga
kerja terhadap hasil produksi usahatani jagung manis di Desa
Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
2. Untuk menganalisis besar pengaruh Lahan, Benih, Pupuk, Pestisida,
Tenaga kerja terhadap hasil produksi usahatani jagung manis di Desa
Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
5
1.4.Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan, adalah ;
1. Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis terkait dengan bahan
yang dikaji.
2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan informasi dan
refernsi bagi pengkajian penelitian masalah yang sama.
3. Bagi petani supaya mendapatkan pengetahuan khususnya dalam fungsi
produksi usahatani jagung manis.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tanaman Jagung
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan
dunia yang terpenting selain gandum dan padi. Tanaman jagung merupakan
tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80 sampai
150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan
paruh kedua untuk pertumbuhan generatif.
Tanaman jagung mempunyai adaptasi yang luas dan relatif mudah
dibudidayakan sehingga komoditas ini ditanam oleh petani di Indonesia pada
lingkungan fisik dan sosial ekonomi yang sangat beragam. Menurut Kasryno
(2002), sekitar 57% jagung dihasilkan dari lahan kering dan sisanya (43%) pada
lahan sawah tadah hujan.
Tanaman jagung merupakan komoditi penting bagi perekonomian
masyarakat Indonesia. Hal ini tercermin dari tingkat kebutuhannya sepanjang
tahun yang cukup besar. Kebutuhan akan jagung selain untuk konsumsi langsung
juga merupakan bahan baku utama dalam industri peternakan. Sebagai salah satu
bahan pangan masyarakat, jagung dapat digolongkan sebagai bahan makanan
utama di Indonesia yang memiliki kedudukan sangat penting setelah beras yaitu
sumber utama karbohidrat dan protein. Oleh sebab itu, jagung termasuk salah satu
komoditas strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk
dikembangkan (Mahdi, 2009).
7
Menurut sejarah tanaman jagung bersaal dari Amerika. Jenis jagung
menurut bijinya antara lain dent corn (jagung gigi kuda-Zea mays indentata), flint
corn (jagung mutiara-Zea mays indurate), sweet corn (jagung manis-Zea mays
saccharata), pop corn (jagung berondong-Zea mays everta), Flour corn (jagung
tepung-Zea mays amylaceae), pod corn (jagung bungkus-Zea mays turnicata) dan
waxy corn (jagung lilin-Zea mays certain) yang memiliki kandungan amilopektin
lebih besar dalam endospemnya (Warisno, 1998).
Jagung merupakan salah satu jenis bahan makanan yang mengandung
sumber hidrat arang yang dapat digunakan untuk menggantikan (mensubtitusi)
beras sebab:
a. Jagung memiliki kalori yang hampir sama dengan kalori yang terkandung
pada padi.
b. Kandungan protein di dalam biji jagung sama dengan biji padi sehingga
jagung dapat pula menyumbang sebagian kebutuhan protein yang
diperlukan manusia.
c. Jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan pada kondisi
tanah yang agak kering pun jagung masih dapat ditanam.(Aksi Agraris
Kanisius, 1993)
Tanaman jagung banyak sekali gunanya, hampir seluruh bagian tanaman
dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Batang dan daun tanaman
yang masih muda bisa digunakan untuk pakan ternak. Batang dan daun tanman
jagung yang sudah tua (setelah dipanen) dapat digunakan untuk pupuk hijau atau
pupuk kompos. Biji jagung yang telah tua bisa digunakan untuk pengganti nasi.
8
Kegunaan lain jagung ialah sebagai ahan baku pembuatan pakan ternak, sebagai
bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin termasuk perekat, dan industri
tekstil (Warisno, 1998).
2.2.Jagung Manis
Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan komoditas palajiwa dan
termasuk dalam keluarga (family) rumput-rumputan (Gramineae). Pengenalan
taksonomi, morfologi, jenis atau varietas jagung manis (Zea mays saccharata)
akan meningkatkan apresiasi dalam pengembangan dan pelestarian tanaman
jagung manis.
Jagung manis termasuk gelongan tanaman semusim yaitu tanaman yang
berumur kurang dari satu tahun dan hanya sekali berproduksi dan setelah
berproduksi akan mati. Tanaman jagung manis ini (Zea mays L.) ini digolongkan
ke dalam dua bagian yaitu bagian vegetatif yang terdiri dari akar, batang dan daun
serta bagian generatif yang terdiri dari bunga, buah dan biji. (Anonim, 1995)
Menurut Anonim (2001) secara morfologi, bagian atau organ-organ
penting pada tanaman jagung manis adalah sebagai berikut :
1. Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman
8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Akar tanaman jagung
manis dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam kondisi tanah yang
sesuai untuk pertumbuan dan perkembangan. Pada kondisi tanah yang subur dan
gembur, jumlah akar tanaman jagung manis cukup banyak sedangkan pada tanah
yang kurang baik akar yang tumbuh jumlahnya terbatas atau sedikit. Perakaran
9
tanaman jagung manis diawali dengan proses perkecambahan biji. Pertumbuhan
kecambah biji jagung manis dimulai dengan akar kecambah, kemudian diikuti
calon batang, bersamaan dengan tumbuhnya akar kecambah akan tumbuh pula
akar primer yang muncul pada buku terbawah.
Selanjutnya setelah l0 hari berkecambah akan tumbuh akar adventif yang
muncul pada buku di atasnya. Akar kecambah dan akar primer tumbuhnya
bersifat sementara, sedangkan akar adventif terus tumbuh selama tanaman jagung
manis tetap hidup. Pertumbuhan akar tanaman jagung manis pada umur 4 minggu
mencapai kedalaman 45 cm, dan disekitar pangkal batang juga dipadati sejumlah
akar dan cabang-cabang akar. Fungsi akar adventif adalah untuk memperkuat
berdirinya dan membantu menyangga tegaknya tanaman jagung dan menambah
organ penghisap air dan garam-garam tanah.
2. Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Batang tanaman jagung manis bentuknya
bulat silindris, tidak berlubang dan beruas-ruas sebanyak 8 - 20 ruas. Ruas
terbungkus pclepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh
namun tidak banyak menganduag lignin. Jumlah ruas tersebut teryantung pada
varietas jagung manis yang ditanam dan umur tanaman. Fungsi batang yang berisi
berkas-berkas pembuluh adalah sebagai media pengangkut zat-zat makanan dari
atas ke bawah atau sebaliknya, zat-zat yang diserap oleh akar berupa unsur-unsur
hara yang diangkut ke atas melalui berkas-berkas pembuluh menuju daun
10
tanaman untuk selanjutnya dengan proses asimilasi dihasilkan zal-zat makan yang
dikirim keberbagai jaringan tanaman.
3. Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara
pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Peunukaan daun ada yang licin dan ada yang berarnbut. Stoma pada daun
jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma
dikelilingi sel-sel epideunis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam
respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Struktur daun terdiri atas tiga bagan, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan
helaian daun. Jumlah daun tiap tanaman bervariasi antara 8-48 helai. Ukuran daun
berbeda-beda yaitu panjang antara 30-l50 cm dan lebar mencapai 15 cm. Letak
daun pada batang bersilangan. Daun jagung mempunyai lidah dan telinga daun
yang terletak dipangkal daun. Lidah daun berfungsi untuk mengatasi masuknya
air dari atas (air hujan) kedatam batang tanaman jagung, sehingga terhindar dari
kebusukan. Daun berfungsi sebagai tempat terjadinya prosesing makanan
tanaman makanan (asimilasi), mengatur kelebihan air dan sekaligus menstabilkan
suhu yang dibutuhkan tanaman, serta sumber zar hijau daun (klorofil) sebagai
organ potosintesis.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)
dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas
bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi
oleh sepasangg glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak
11
tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning
dan beraroma khas. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh
semacam pelepah dengan "rambut". Tongkol tumbuh dari buku, diantara batang
dan pelepah daun. Pada urnumnya satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu
tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina Beberapa varietas
unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai
varietas prolific. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari
lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Bunga betina terdiri atas sel telur atau ovari yang dilindungi oleh carpel.
Carpel ini tumbuh menjadi rambut-rambut. Tangkai kepala putik merupakan
rambut atau benang yang berjumbai diujung tongkol sehingga kepala putiknya
menggantung diluar tongkol. Persarian bunga jagung manis terjadi pada pagi hari.
Jumlah serbuk sari sekitar 2-5 juta per tanaman. Serbuk sari terbentuk selama 7
sampai 15 hari, Persarian tanaman jagung manis dibantu oleh angin dan serangga
penyerbuk. Persarian silang dapat terjadi pada jarak sejauh 400 m. Persarian akan
gagal apabila suhu udara panas dan kering, maka keluarnya serbuk sari
berlangsgng cepat, sedangkan rambut pada.
4. Bakal Biji
Bakal biji yang siap diserbuki ditandai dengan rambit yang memanjang
dan keluar melalui sela-sela antar tongkol dan kelobot (pembungkus). Semakin
banyak bunga betina yang siap untuk dibuahi, maka semakin bertambah jumlah
rambut yang keluar melewat iujung tongkol jagung. Fungsi tongkol jagung adalah
sebagai tempat menempelnya calon biji, tempat menyimpan persediaan makanan,
12
dan sebagai tempat lembaga muda (calon biji). Proses persarian bunga jagung
berlangsung selama 12-28 jam. Serbuk sari tumbuh mencapai sel telur dalam
bakal biji. Bersatunya sel telur dan sel jantan disebut pembuahan, yang diikuti
dengan perkembangan biji. Mula-mula selama 7 sampai 10 hari, perkembangan
biji berlangsung lambat, tetapi setelah itu berlangsung cepat secara linear sampai
berat maksimal. Pertumbuhan sejak keluar bunga jantan sampai dengan masaknya
biji disebut pertumbuhan generatif. Lamanya pertimbuhan generatif berlangsung
antara 50 sampai 55 hari, bergantung dari jenis atau varietas jagung dan
kesuburan tanah.
Setiap batang tanaman jagung manis idealnya dipelihara satu tongkol,
bergantung varietas dan kesuburan tanaman. Namun, kadeng-kadang ditemukan
lebih dari satu tongkol pertanaman. Anak-anak tongkol yang tumbuh dibagian
bawah sebaiknya dibuang. Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun
pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna, dan kandungan endospeun
yang bervariasi pada jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan
yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8 hingga 20
baris biji. Biji jagung manis terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji (seed
coat), endospeun, dan embrio. Biji jagung merupakan organ tanaman generatif
untuk memperbanyak tanaman.
Jagung Manis (Zea mays saccharata) merupakan komoditas pertanian
yang sangat digemari terutama oleh penduduk perkotaan karena rasanya yang
enak dan manis karena banyak mengandung karbohidrat, sedikit protein dan
13
lemak. Budidaya jagung manis berpeluang memberikan untung relatif tinggi bila
diusahakan secara efektif dan efisien (Suprapto, 1986).
Di Indonesia jagung manis (Zea mays saccharata sturt) sudah lama
dikenal masyarakat. Jagung manis merupakan salah satu komoditi pertanian yang
disukai oleh masyarakat, karena rasanya yang enak juga mangandung karbohidrat,
protein dan vitamin yang tinggi serta kandungan lemak yang rendah (Direktorat
Gizi Depkes RI, 1997).
2.3. Usahatani
Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan,
dan mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan
seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal
mungkin (Suratiyah dalam Acon Sutrisno, 2009).
Menurut Soekartawi (1995), ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengalokasikan sumberdaya yang ada
secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada
waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan
sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya; dan dikatakan
efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output)
yang melebihi masukan (input).
Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di
tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti sinar matahari, tubuh
tanah, air, perbaikan-perbaikan yag telah dilakukan terhadap tanah tersebut, dan
bangunan-bangunan yang telah didirikan di atasnya. Usahatani dapat berupa
14
usaha bercocok tanam atau memelihari ternak. Usahatani yang produktif adalah
usahatani yang produktivitasnya tinggi. Produktivitas merupakan penggabungan
antara efisiensi usaha (fisik) dan kapasitas tanah. Efisiensi ini mengukur
banyaknya hasil produksi yang dpat diperoleh dari satu kesatuan input (Mubyarto,
1989).
Menurut Hadisapoetra (1973), biaya usahatani dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu:
a. Biaya alat-alat luar yaitu pengorbanan yang diberikan dalam usahatani
untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali bungaseluruh aktiva yang
dipergunakan dan biaya untuk kegiatan pengusaha (keuntungan
pengusaha) dan upah tenaga kerja keluarga sendiri.
b. Biaya mengusahakan yaitu biaya alat-alat luar ditambah dengan upah
tenaga kerja keluarga sendiri, yang diperhitungkan berdasarkan upah yang
dibayarkan kepada tenaga luar.
c. Biaya menghasilkan yaitu biaya mengusahan ditambah dengan bunga dari
aktiva yang dipergunakan dalam usahatani.
Jadi usahatani adalah semua barang kegiatan yang dilaksanakan pada
suatu tempat dengan mempergunakan atau memanfaatkan sumber-sumber alam
yang tersedia di tempat tersebut, baik untuk bercocok tanam maupun untuk
pemeliharaan ternak. Atau dengan kata lain usahatani diartikan sebagai suatu
kegiatan pertanian baik usahatani rakyat/keluarga yang tujuan utamanya adalah
untuk memenuhi keperluan komsumsi/kebutuhan hidup mupun kebutuhan
perdagangan (Mubyarto, 1989).
15
2.4. Teori Produksi
Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan
produksi tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan yang memungkinkan
dilakukannya proses produksi itu sendiri. Untuk bisa melakukan produksi, orang
memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dalam segala
bentuknya, serta kecakapan. Semua unsur itu disebut faktor-faktor produksi
(factors of production). Jadi, semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai
atau usaha memperbesar nilai barang disebut sebagai faktor-faktor produksi.
Soekartawi (2003) mendefinisikan produksi sebagai hasil akhir dari suatu
proses produksi yang dapat bervariasi karena adanya perbedaan kualitas.
Selanjutnya Mubyarto (1989) mengemukakan bahwa produksi pertanian
merupakan hasil yang diperoleh akibat bekerjanya beberpa faktor sekaligus, yaitu:
tanah, tenaga kerja, dan modal.
Produksi adalah usaha manusia untuk menambah, mempertinggi dan
menggandakan nilai atau barang (benda) hingga barang-barang itu berbeda bagi
manusia. Pada dasarnya produksi ditujukan untuk memperoleh keuntungan
setinggi-tingginya dengan biaya serendah-rendahnya. Atau dengan kata lain,
memperoleh rentabilitas yang tinggi (Tohir, 1991).
Mubyarto (1989) mengemukakan bahwa produksi adalah proses
menggunakan sumber daya untuk menghasilkan barang-barang dan jasa atau
keduanya. Produsen dapat menggunakan salah satu atau ketiga faktor produksi
(tenaga kerja, modal dan bahan baku) itu dengan kombinasi yang berbeda guna
meghasilkan satu atau banyak produk.
16
Teori produksi akan membahas bagaimana penggunaan input untuk
menghasilkan sejumlah output tertentu. Hubungan antara input dan output seperti
yang diterangkan pada teori produksi akan dibahas lebih lanjut dengan
menggunakan fungsi produksi. Dalam hal ini, akan diketahui bagaimana
penambahan input sejumlah tertentu secara proporsional akan dapat dihasilkan
sejumlah output tertentu. Teori produksi dapat diterapkan pengertiannya untuk
menerangkan sistem produksi yang terdapat pada sektor pertanian. Dalam system
produksi yang berbasis pada pertanian berlaku pengertian input atau output dan
hubungan di antara keduanya sesuai dengan pengertian dan konsep teori produksi.
Pengertian produksi lainnya yaitu hasil akhir dari proses atau aktivitas
ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian
ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi diartikan sebagai aktivitas dalam
menghasilkan output dengan menggunakan teknik produksi tertentu untuk
mengolah atau memproses input sedemikian rupa (Sukirno, 2002).
Menurut Sukirno (2002) teori produksi menerangkan sifat hubungan di
antara tingkat produksi yang akan dicapai dengan jumlah faktor-faktor produksi
yang digunakan. Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya
kepada pendekatan berikut:
1. Teori Produksi dengan satu faktor perubah.
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan
diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang
digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.
Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya
17
adalah tetap jumlahnya yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak
mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang diubah jumlahnya
adalah tenaga kerja.
2. Teori Produksi dengan dua faktor berubah
Di dalam analisis yang berikut ini dimisalkan terdapat dua jenis faktor
produksi yang dapat diubah jumlahnya misalnya yang dapat diubah adalah
tenaga kerja dan modal. Misalkan pula bahwa dua faktor produksi yang dapat
berubah ini dapat dipertukar-tukarkan penggunaannya; yaitu tenaga kerja dapat
menggantikan modal atau sebaliknya, apabila misalkan pula harga tenaga kerja
dan pembayaran per unit kepada faktor modal diketahui, analisis tentang
bangunan perusahaan akan membingungkan biaya dalam usahanya untuk
mencapai suatu tingkat produksi tertentu dapat ditunjukan.
2.5.Faktor-Faktor Produksi
Segala kegiatan proses produksi selalu akan ada penggunaan faktor-
faktor produksi (input), proses produksi tidak akan berjalan tanpa adanya faktor
produksi. Faktor produksi dalam proses produksi digolongkan sebagai input atau
masukan yang selanjutnya menghasilkan output. Oleh karena itu faktor produksi
akan berpengaruh langsung terhadap produksi. Penggunaan faktor produksi input
secara efektif akan menghasilkan output yang lebih tinggi, sebaliknya penggunaan
faktor produksi yang efektif dapat mempengaruhi rendahnya produktivitas yang
dapat dicapai. Oleh karena itu, dalam kegiatan proses produksi penggunaan
faktor-faktor produksi harus mampu mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas
yang tinggi (Soekartawi, 2003).
18
Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi produksi adalah
(Soekartawi,2002):
1. Lahan
Lahan merupakan sumber daya paling utama khususnya produksi hasil
pertanian. Oleh sebab itu maka tanah merupakan salah satu faktor produksi yang
sangat penting atau faktor produksi yang mendasar. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Mubyarto (1989) bahwa, lahan sebagai salah satu faktor
produksi adalah merupakan pabriknya hasil-hasil pertanian yaitu dimana produksi
berjalan dari produksi keluaran.
Dari pendapat di atas, dapat diambil gambaran bahwa dalam sektor
pertanian, utamanya negara kita yang merupakan negara agraris, faktor produksi
lahan mempunyai kedudukan yang sangat penting. Di dalam menganilisa
sebidang lahan terlihat berbagai macam hal, seperti; keadaan lahan, jenis lahan,
letak dan tingkat kesuburan lahan, yang kesemuanya ini erat hubungannya dengan
masalah pertanian. Disamping luas garapan, maka kualitas (produktivitas) lahan
merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya produksi dan pendapatan
yang dapat diperoleh dari tanah garapan petani (Soekartawi, 2003).
Pengertian yang lebih khusus berkaitan dengan kegiatan usahatani
dikemukan oleh Moehar (2002) “Faktor produksi lahan pada dasarnya
merangkum beberapa faktor produksi lainnya seperti udara, temperatur, sinar
matahari, sementara faktor produksi tanah itu meliputi sub faktor seperti keadaan
fisik dan unsur kimianya yang turut menentukan tingkat kesuburan tanah”. Defiisi
19
ini memberikan pengertian tentang faktor produksi lahan yang mencakup pula
sumber daya alam lainnya seperti udara dan matahari.
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menilai tingkat
produktivitas lahan yaitu tingginya intensitas penanaman dalam setahun.
Sedangkan intensitas penanaman tergantung dai intensitas pengolahan lahan dan
irigasi. Misalnya pada lahan yang sepanjang tahun mendapat air pengairan yang
cukup yang memungkinkan petani menanam tanaman yang berumur pendek
sebntak dua kali dalam setahun (Moehar, 2002).
2. Modal
Modal atau kapital mengandung banyak pengertian, tergantung dari
penggunaannya. Dalam pengertian sehari-hari modal artinya dengan kekayaan,
yaitu semua harta dan berupa uang tabungan, tanah, rumah, mobil dan lain-lain
yang dimilikinya. Modal tersebut dapat mendatangkan keuntungan bagi
pemiliknya bergantung pada penggunaannya (Mubyarto, 1989).
Menurut Van Bohm Bawerk dalam Moehar (2002), memberikan
pengertian tentang modal atau kapital adalah “segala jenis barang yang akan
dihasilkan dan dimiliki masyarakat”. Sebagian kekayaan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dan sebagian lagi digunakan memproduksi
barang-barang baru inilah yang disebut modal masyarakat atau modal sosial.
Menurut Mubyarto (1989), bagi seseorang petani yang merupakan
modalnya adalah tanah disamping tenaga kerja nya yang dinilai rendah. Jadi
modal pertanian dapat diartikan semua input yang digunakan dalam usahatani
mulai dari proses penanaman sampai panen, atau dengan kata yang lain semua
20
biaya yang dikeluarkan untuk pembeli input-input dan kebutuhan-kebutuhan lain
yang diperlukan dalam bercocok tanam.
Modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu modal tetap dan modal bergerak.
Modal tetap adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi yang
dapat digunakan beberapa kali, meskipun pada akhirnya akan habis juga, seperti
pabrik, mesin gudang dan kendaraan. Modal bergerak adalah barang-barang yang
hanya digunakan satu kali atau barang yang habis pakai pada setiap aktivitas
proses produksi, misalnya: bahan mentah, pupuk, bahan bakar dan lain-lain.
Dalam kegiatan usahatani, khususnya pertanian rakyat, modal yang digunakan
adalah medal tetap berupa cangkul, parang, sabit dan peralatan usahatani
sederhana lainnya. Sedangkan modal bergerak berupa pupuk dan obat-obatan
(Tohir,1991).
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah unsur (bagian) yang penting dalam sektor pertanian,
sebab tenaga kerja adalah faktor pergerak bagi penggunaan faktor-faktor
produksi. Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian,
penggunaan tenaga kerja dinyatakan oeh besarnya curahan tenaga kerja. Curahan
tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai skala
usaha akan mempengaruhi besar-kecilnya berapa tenaga kerja yang dibutuhkan
dan pula menentukan macam tenaga kerja yang bagaimna diperlukan. Biasanya
usaha pertanian sakla kecil akan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan
tidak perlu mengunakan tenaga kerja ahli (skilled). Sebaiknya pada usaha
pertanian skala besar, lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga
21
dengan cara sewa dan sering dijumpai diperlukannya tenaga kerja yang ahli,
misalnya tenaga kerja yang mampu mengerjakan traktor, dan sebagainya
(Soekartawi, 2003).
4. Benih
Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses
seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar
(Anonymous, 2010).
Benih juga diartikan sebagai biji tanaman yang tumbuh menjadi tanaman
muda (bibit), kemudian dewasa dan menghasilkan bunga. Melalui penyerbukan
bunga berkembang menjadi buah atau polong, lalu menghasilkan biji kembali.
Benih dapat dikatakan pula sebagai ovul masak yang terdiri dari embrio tanaman,
jaringan cadangan makanan, dan selubung penutup yang berbentuk vegetatif.
Benih berasal dari biji yang dikecambahkan atau dari umbi, setek batang, setek
daun, dan setek pucuk untuk dikembangkan dan diusahakan menjadi tanaman
dewasa (Sumpena, 2005).
5. Pupuk
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman
untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik. Pupuk adalah substansi / bahan yang mengandung satu
atau lebih zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman
22
pupuk memang sengaja dibuat mengandung bahan-bahan yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pupuk memiliki peranan penting sebagai salah satu faktor dalam
peningkatan produksi komuditas pertanian. Hal ini menjadikan pupuk sebagai
sarana produksi yang strategis. Untuk menyediakan pupuk petani diupayakan
memenuhi azas 6 tepat yaitu : Tempat, jenis, waktu, jumlah, mutu, dan harga yang
layak sehingga petani dapat menggunakan pupuk sesuai kebutuhan (Lingga,
Pinus, dan Marsono, 2001 ).
6. Pestisida
Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh
organisme yang hidup dan menggangu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang di
budidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya.
Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama. Kata pestisida berasal dari kata “Pest” yang
berarti Hama, dan “Cida” yang berarti Pembunuh. Jadi pestisida diartikan secara
sederhana berarti pembunuh hama.
Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang
digunakan untuk mengendalikan jasad pengganggu yang merugikan kepentingan
manusia (Sudarmo, 2010).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suatu proses produksi akan
berjalan lancar apabila terjadi perpaduan antara ke enam faktor produksi yaitu
lahan, modal, tenaga kerja, benih, pupuk, pestisida.
23
2.6.Kerangka Pemikiran
Jagung Manis (Zea mays saccharata) merupakan komoditas pertanian
yang sangat digemari terutama oleh penduduk perkotaan karena rasanya yang
enak dan manis karena banyak mengandung karbohidrat, sedikit protein dan
lemak. Budidaya jagung manis berpeluang memberikan untung relatif tinggi bila
diusahakan secara efektif dan efisien (Suprapto, 1986).
Pada faktor yang mempengaruhi produksi usahatani jagung manis di
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa yang mempengaruhi yaitu lahan dimana
hasil produksi pertanian diambil atau sebagai pabrik dimana hasil-hasil pertanian
diperoleh. Modal yang merupakan sumber daya yang digunakan dalam kegiatan
seperti pembelian pupuk atau membayar tenaga kerja. Tenaga kerja unsur yang
sangat penting dalam sektor pertanian dimana tenaga kerja sebagai sektor
penggerak dalam faktor produksi. Benih sebagai bahan untuk menanam tanaman
atau tumbuhan. Pupuk untuk memenuhi kebutuhan hara pada tanaman. Pestisida
dalam pertanian sebagai bahan racun untuk membunuh organisme yang hidup
untuk membunuh tanaman.
24
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah :
Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Produksi
Usahatani Jagung Manis di Desa Pa’bentengan Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa.
2.7.Hipotesis
H0 : Pada variabel X1 , X2, X3, X5 berpengaruh tidak nyata terhadap variabel
Y.
H1 : Pada variabel X4 berpengaruh nyata terhadap variabel Y.
Tenaga Kerja
Tanaman jagung
manis
Usahatani
Fator-faktor
Produksi
Benih Lahan Pupuk Pestisida
Hasil Produksi
25
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa. Penelitian berlangsung dari bulan Maret sampai bulan Mei
2016.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani jagung manis yang
berada dalam wilayah Desa Pa'bentengang sebanyak 200 petani. Menurut (Riduan
dan Akdon dalam Taro Yamane, 2007) teknik penentuan sampel digunakan
rumus sebagai berikut:
N
n=
N.d2 + 1
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d2 = Presesi yang ditetapkan
26
Berdasarkan rumus di atas maka diperoleh jumlah sampel (n) sebanyak 66
orang.
N 200 200
n= = = = 66 orang
N.d2 + 1 (200).(0,1
2)+1 3
Sampel merupakan petani yang terpilih dari sejumlah populasi, dimana
penarikan sampel yang dilakuan memilih subjek bedasarkan kriteria spesifik yang
ditetapkan penelti. Jadi teknik yang dilakukan dalam pengambilan sampel adalah
(Purposive Sampling).
3.3. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Kualitatif Data yang berisi pernyataan-pernyataan yang diambil
dilapangan penelitian di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, seperti:
(nama, agama, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tenaga kerja).
b. Data Kuantitatif Data yang berbentuk angka-angka, yang diambil
dilapangan penelitian di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, seperti
data yang dianalisa dan dijelaskan dengan menggunakan teknik analisis
data.
Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui
observasi maupun wawancara. Data tersebut meliputi : identitas
responden, biaya dan pegeluaran petani jagung, luas panen dan
27
produksi, serta keterangan atau gambaran umum dari komuditas
tersebut.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan atau dokumen
yang dikeluarkan oleh instansi terkait seperti : BPS Kabupaten Gowa,
Dinas pertanian Gowa, Kantor Kecamatan dan Kantor Desa yang
dijadikan sampel, dan kepustakaan yang relevan dengan penelitian ini.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Observasi
Metode pengamatan langsung terhadap kegiatan Petani responden.
Kegiatan ini meliputi proses penanaman, pemeliharaan, produksi, penanganan
pasca panen dan distribusi/pemasaran yang diperoleh.
3.4.2 Wawancara
Metode komunikasi dua arah yang dilakukan peneliti dengan petani
responden dengn menggunakan media kuisioner dan pedoman wawancara sebagi
alat bantu untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan terkait kegiatan Petani
Jagung.
3.4.3 Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud dalam pengumpulan data adalah terkait
dengan pengambilan gambar/foto sebagai dokumentasi peneliti untuk mendukung
data primer/empiris dilapangan.
28
3.5. Teknik Analisis data
Teknik penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kuantitaif artinya adalah
menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik
kemudian di lengkapi dengan penjelasan secara deskriptif mengenai fonomena-
fonomena yang terjadi dilapangan. (Sugiono,2008)
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analsis
regresi linear berganda, dengan menggunakan rumus formulasi/persaman regresi,
dimana Y (variabel terkait) dan X (variabel bebas) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Y = a0+a1.x1+a2.x2+…..x5+e
Dimana:
Y : Produksi (kg)
a : Konstanta
X1 : Lahan
X2 : Benih
X3 : Pupuk
X4 : Pestisida
X5 : Tenaga kerja
29
3.6. Definisi Operasional
a) Responden adalah Petani Jagung Manis yang ada di Desa Pa’bentengang
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
b) Usahatani Jagung Manis adalah kegiatan yang dilakukan dalam
mengusahakan tanaman jagung manis pada suatu area dengan luasan
tertentu.
c) Jagung manis merupakan komoditas palajiwa dan termasuk dalam
keluarga (family) rumput-rumputan (Gramineae). Yang dibudidayakan
oleh Petani di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
d) Produksi merupakan hasil akhir dari suatu proses produksi yang dapat
bervariasi karena adanya perbedaan kualitas.
e) Faktor produksi dalam proses produksi digolongkan sebagai input atau
masukan yang selanjutnya menghasilkan output.
f) Lahan merupakan sumber daya yang paling utama khususnya produksi
hasil pertanian
g) Tenaga kerja adalah unsur (bagian) yang penting dalam sektor pertanian,
sebab tenaga kerja adalah faktor penggerak bagi penggunaan faktor-faktor
produksi.
h) Modal artinya kekayaan. Jadi modal pertanaian semua input yang
digunakan dalam usahatani mulai dari proses penanaman sampai panen,
atau dengan kata yang lain semua biaya yang dikeluarkan untuk pembeli
input-input dan kebutuhan-kebutuhan lain yang diperlukan dalam
bercocok tanam.
30
i) Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses
seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar.
j) Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman
untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga
mampu berproduksi dengan baik.
k) Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh
organisme yang hidup dan menggangu tumbuhan, ternak dan sebagainya
yang di budidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya.
31
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Kondisi Geografis Wilayah
Wilayah Desa Pa’bentengang secara umum mempunyai cirri geografis
berupa daerah dataran rendah dengan hamparan persawahan dan perkebunan yang
dijadikan sebagai lahan pertanian dan pengembalaan ternak sapi, Desa
Pa’bentengang juga merupakan daerah aliran irigasi Bendungan Bissua.
Selain itu, kondisi alam Desa Pa’bentengang yang merupakan daerah.
Dataran rendah dengan panorama alam yang masih asri. Oleh karena itu, Desa
Pa’bentengang sangat cocok sebagai tempat pertanian dan perkebunan.
Di sebelah selatan wilaya Pa’bentengang terdapat hamparan tambang
Golongan C diantaranya pasir, sirtu dan batu kali. Di setiap Dusun terdapat lubang
bekas galian sirtu dan batu bata yang sangat cocok untuk pengembangan ikan air
tawar. Di Sebelah Timur Dusun Lanra-lanra Paukiri terdapat puluhan hektar
hamparan rumput ilalang (lahan tidur) yang sangat cocok dijadikan sebagai
tempat pengembalaan ternak, dan sebagian lahan ditanami tebu (bahan baku
pembuatan gula pasir).
Di Desa Pa’bentengang terdapat TPA (tempat pembuangan akhir sampah
Kabupaten Gowa) dimana TPA bayak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
mencari nafkah. Di Dusun Sunggumanai juga terdapat lokasi perkemahan yang
mempunyai lahan yang luas, selain dimanfaatkan sebagai tempat perkemahan
merupakan juga lapangan Desa Pa’bentengang.
32
4.1.1. Luas Wilayah Desa Pa’bentengang
Luas wilayah Desa Pa’bentengang 570,33 Ha dapat dilihat pada Tabel 1 :
Tabel 1. Luas lahan Menurut penggunaanya di Desa Pa’bentengang Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa
No Jenis Lahan Luas lahan (Ha) Persentase (%)
1 Pemukiman 99,33 17,42
2 Persawahan 392,06 68,75
3 Sawah 58, 54 10,27
4 Perkebunan 20,00 3,51
Total 570,33 100 %
Sumber Data : Hasil Sensus KPM Desa Pa’bentengang Oktober 2015
Luas wilayah Desa Pa’bentengang adalah 570,33 ha yang terdiri dari
beberapa jenis lahan diantaranya lahan pemukiman engan luas 99,33 ha, lahan
persawahan 392,06 ha, lahan sawah 58,54 ha dan lahan untuk perkebunan dengan
luas 20,00 ha. Luas lahan tertinggi dimiliki oleh jenis lahan persawahan, ini jelas
membuktikan bahwa desa ini memiliki potensi besar di bidng pertanian
4.1.2. Letak Wilayah Desa Pa’bentengang
Secara administrasi Desa Pa’bentengang terletak di Wilayah Timut
Kecamatan Bajeng Kabupateng Gowa, yang merupakan salah satu Desa dati 10
desa dan 4 kelurahan dan Wilayah desa Pa’bentengan secara Administrasi dibatasi
oleh wilayah Kabupaten dan Kecamatan serta Desa Tetangga.
4.1.3. Kondisi Iklim Dan Curah Hujan
Desa Pa’bentengang mengenal 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim
hujan yang biasanya musim kemarau terjadi pada bulan Mei hingga Oktober,
sedangkan musim hujan dimulai pada bulan November Hingga Maret. Keadaan
ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan, yaitu bulan
April-Mei Dan Oktober-November. Dengan curah tertinggi diperkirakan bulan
33
Januari yang mencapai rata-rata 1.182 mm. Sedangkan curah hujan terendah pada
bulan Agustus-September yang biasanya hamper dikatakan tidak ada hujan. Suhu
rata-rata pertahun adalah 320C.
4.2 Kondisi Demografis Desa Pa’bentengang
Demografi/Batas Desa Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Paraikatte dan
Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga. Sebelah Selatan Berbatasan dengan
Desa Lassang Kabupaten Takalar Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Maccini
Baji Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Towata Kabupaten Takalar.
Sedangkan jarak batas wilayah Desa Pabbentengang yaitu :
a. Jarak dari Ibu Kota Kecamatan 7 km
b. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten 20 km
c. Jarak dari Ibu Kota Provinsi 30 km
4.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Pa’bentengang Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-laki 2.499 50,81
2 Perempuan 2.428 49,19
Total 4.927 100
Sumber Data : Hasil Sensus KPM Desa Pa’bentengang Oktober 2015
Tabel 2 menunjukkan jumlah total penduduk Desa Pa’bentengang 4.927
jiwa, terdiri dari 2.499 jiwa laki-laki (50,81%), dan 2,428 jiwa perempuan
(49,19%)dari jumlah total yang tercatat.
Dari hasil pendataan penduduk yang dilakukan oleh Badap Pusat Statistik
(BPS) Kabupateng Gowa dibandingkan dengan data administrasi terdapat selisih
34
766 Jiwa dengan rincian umlah laki-laki 213 Jiwa sedangkan perempuan 303
Jiwa, yang tidak tercatat dalam monografi kelurahan.
Hal ini yang mendorongpemerintah Desa Pa’bentengang untuk
memperbaiki sistem administrasinya dan melakukang cek ulang terhadap
penyebab terjadinya selisih data penduduk tersebut. Sampai saat ini didapatkan
kesimpulan sementara bahwa terjadinya selisih tersebut dikarenakan beberapa
faktor lain, misalnya banyaknya warga Desa Pa’bentengang mencari nafkah di
luar Desa. Dan banyaknya pendatang yang tidak melaporkan kedatangannya, baik
yang bersifat permanen maupun tinggal sementara.
4.2.2 Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat
Penduduk Desa Pa’bentengang pada umumnya bermata pencaharian
sebagai petani sumber daya alam yang dihasilkan seperti padi, jagung, kedelai,
kacang hijau, kacang panjang, ubi kayu dan ubi jalar.
Bertani merupakan pekerjaan pokok bagi sebagian masyarakat, dan
mempunyai pekerjaan sampingan pada sector peternakan, pengrajin batu bata dan
usaha warung. Petani juga ada 2 yaitu petani pemilik dan petani penggarap
dimana sebagian besar masyarakat petani memasarkan hasil pertanian kepada
pedagang eceran (Padandeng), serta sebagian kecil masyarakat di Desa
Pa’bentengang bekerja di bidang Pemerintahan (PNS).
Adapun jenis mata pencarian pokok masyarakat Desa Pa’bentengang
berdasarkan hasil sensus terdiri dari : PNS, pengusaha, pedagang, petani/peternak,
karyawan swasta, tukang ojek, tukang bangunan, supir, buruh bangunan, buruh
tani, pegawai/guru honor. Pekerjaan pokok ini dapat diliat pada Table 3.
35
Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Pa’bentengang Menurut Mata Pencarian
No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 PNS 59 4,47
2 Polri 3 0,22
3 TNI 12 0,91
4 Pensiunan/LVRI 21 1,59
5 Pedagang/Jualan 64 4,85
6 Petani 690 52,59
7 Tukang 102 7,74
8 Wiraswasta 10 0,75
9 Karyawan Swasta 27 2,05
10 Buruh Tani 121 9,18
11 Sopir 47 3,56
12 Buruh Bangunan 83 6,30
13 Ojek 39 2,96
Total 1317 100
Sumber data : Hasil Sensus KPM Desa Pa’bentengang Oktober 2015
4.2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam memajukan tingkat
kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan
tingklat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan.
Tingkat kecakapan juga mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru
Dengan demikian akan membantu program pemerintahan untuk membuka
lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan
dapat mempertajam sistematika berpikir atau pola fikir individu, selain iti akan
mempermudah menerima informasi yang lebih maju. Tabel 4 mennjukan tingkat
rata-rata pendidikan warga Desa Pa’bentengang.
36
Tabel 4. Jumlah penduduk Desa Pa’bentengang berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 Tidak Sekolah 534 10,86
2 Belum Sekolah 490 9,97
3 Masih TK 66 1,34
4 Masih SD 683 13,89
5 Masih SMP 260 5,29
6 Masih SMA 169 3,43
7 Masih Kuliah 28 0,56
8 Tamat SD 1105 22,48
9 Tamat SMP 699 14,22
10 Tamat SMA 544 11,07
11 Diploma 57 1,15
12 Sarjana 32 0,65
13 Tidak Tamat SD 241 4,90
14 Tidak tamat SMP 19 0,38
Total 4927 100
Sumber Data : Hasil Sensus KPM Desa Pa’bentengang Oktober 2015
4.3 Sarana Dan Prasarana Desa
Jalan poros desa penghubung antar Desa dan Kecamatan sudah memadai
dan sudah beraspal 8 km, rusak parah 1.700 m. Jalan dusun belum beraspal 8.200
m, belum dipaving block 2.000290 m, jalan lingkungan warga yang belum
bersetapak atau semen 1.450 m, perintisan jalan tani kurang lebih 5.300 m, serta
perkerasan jalan 3.400 m. untuk memudahkan masyarakat Desa Pa’bentengang
dalam akses transportasi. Transportasi yang digunakan oleh warga adalah mobil
pribadi, sepeda motor dan angkutan umum. Transportasi umum yang digunakan
masyarakat yaitu ojek. Transportasi kurang begitu lancer wlaupun jarak Desa
Pa’bentengan hanya 7 km dari jalan poros provinsi ini diakibatkan kondisi jalan
yang kurang baik
37
Tabel 5. Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Pa’bentengang.
No Sarana dan Prasaran Jumlah (unit) Persentase (%)
1 PUAD (Pendidikan Anak Usia Dini) 1 6,66
2 TK 2 13,33
3 SD 4 26.66
4 SMP 1 6,66
5 Puskesmas 1 6,66
6 Puskesdes 1 6,66
7 Mesjid 1 6,66
8 Kantor Desa 1 6,66
9 Lapangan Perkemahan/Lapangan
Sepak Bola
1 6,66
10 Jembatan 1 6,66
11 Posyandu 1 6,66
Total 15 100
Sumber Data : Hasil Sensus KPM Desa Pa’bentengan Oktober 2015
Pada Tabel 5 Menunjukkan bahwa secara umum penyediaan dan
pemenuhan sarana dan prasarana di bidang perhubungan, komonikasi secara
sosial dan ekonomi telah cukup membantu mendukung kegiatan masyarakat, ini
ditandai dengan adanya jalan aspal dan angkutan sehingga distribusi hasil-hasil
pertanian akan lancar. Kelancaraan distribusi ini secara tidak langsung dapat
meningkatkan harga produksi hasil-hasil bumi sebagai ketergantungan masyarakat
di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Sarana dan
prasarana lain seperti masjid, lapangan olahraga, posyandu, akan mempermudah
masyarakat dalam melaksanakan kegiatan baik berupa kegiatan sosial maupun
berupa kegiatan ekonomi.
38
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden merupakan faktor internal dari petani yang
menggambarkan keadaan dan kondisi status responden dalam kegiatan usaha yang
dijalankannya. Petani adalah orang yang berusaha mengatur atau mengusahakan
tumbuh-tumbuhan dan hewan serta menggunakan hasilnya. Mereka mengubah
tempat tumbuhan dan hewan serta lingkungannya agar dapat memenuhi
kebutuhannya. Dalam kegiatan usahatani petani merangkap dua peranan yaitu
sebagai penggarap dan manajer (Soetriono dkk, 2003).
Responden penelitian ini meliputi petani jagung manis di Desa
Pa’bentengang, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. Identitas responden
meliputi umur petani, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah
tanggungan keluarga dan luas lahan.
5.1.1. Umur Petani
Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut
semakin berat pekerjaan secara fisik dan semakin tua tenaga kerja akan semakin
turun pula prestasinnya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur
tenaga kerja tidak akan berpengaruh karena justru semakin berpengalaman.
Sementara untuk tenaga kerja keluarga karena tidak diupah, tingginya prestasi
kerja di pengaruhi oleh yang paling utama yaitu besarnnya kebutuhan keluarga
disamping faktor-faktor yang lain (Suratiyah,2008).
39
Keadaan petani responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Desa
Pa’bentengang Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.
No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1
2
3
<40
40- 50
>50
27
13
26
40.90
19.69
39.41
Jumlah 66 100.00
Sumber: Data primer setelah Diolah, 2016
Tabel 6, Menunjukkan bahwa dari 66 responden terdapat 27 responden
(40.90%) yang berumur di bawah 40 tahun, 13 responden (19.69%) berumur
antara 40-50 tahun, dan 26 responden (39.41%) berumur di atas 50 tahun.
Dapat disimpulkan bahwa rata-rata petani responden masih tergolong usia
produktif yaitu responden dengan jumlah terbanyak pada usia di bawah 40 tahun.
Hal ini sesuai dengan pendapat Wirosuharjo dan Novianti (2007) bahwa usia yang
termasuk produktif terdapat pada kisaran umur 15 – 64 tahun. Hal ini berarti fisik
dan tenaga mereka masih mampu untuk bekerja dan terlibat langsung dalam
mengelola usahataninya. Dengan demikian kesempatan untuk melakukan aktivitas
atau kegiatan pertanian lebih besar dengan melihat persentase dari masing-masing
kelompok umur tersebut.
5.1.2. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan petani dapat mempengaruhi pola piker petani. Petani
yang berpendidikan lebih cepat mengerti dan dapat memahami penggunaan
teknologi baru, sehingga parah penyuluh lebih mudah dalam menyampaikan
40
konsep yang dibawakannya. Dengan demikian penerapan konsep dalam
mengelola usaha taninnya lebih baik da dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan. Selain itu penanggulangan masalah-masalah yang timbul dalam usaha
tani lebih mudah di kendalikan. Tingkat pendidikan juga sangat berpengaruh
dalam penentuan dan pengambilan keputusan yang tepat untuk pengembangan
usahataninnya (soekartawi 2005). Keadaan petani responden berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Jumlah Petani Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa
Pa’bentengang Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, 2016.
No Tingkat Pendidikan Jumlah(Orang) Persentase (%)
1
2
3
4
Tidak tamat SD
SD/ Sederajat
SLTP/ Sederajat
SLTA/ Sederajat
11
13
11
31
16.66
19.69
16.66
46.99
Total 66 100.00
Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2016
Tabel 7, menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden sudah
mengecap pendidikan formal. Jumlah responden yang terbanyak adalah pada
tingkat pendidikan SLTA yakni 31 responden (46.99%), kemudian tingkat
pendidikan SD yakni 13 responden (19.69%), tingkat pendidikan SLTP yakni 11
responden (16.66%), serta ada pula beberapa petani yang tidak melanjutkan
pendidikan (tidak tamat sekolah dasar) yakni 11 responden (16.66%).
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir petani walaupun
sebagian besar hanya sampai di tingkat pendidikan SD/ Sederaja . Hal ini sesuai
dengan pendapat Patong (2000), bahwa proses adopsi dan transformasi teknologi
dalam pengembangan suatu usahatani sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
41
petani disamping kondisi lingkungan usahatani. Tetapi keinginan dan motivasi
memperoleh informasi dan teknologi baru untuk peningkatan produksi, kualitas
dan pendapatan usahatani sangat besar. Hal ini tampak pada usaha petani yang
telah membentuk Gapoktan di Desa Pabbentengang serta selalu aktif di setiap
penyuluhan yang diadakan oleh instansi pemerintah.
5.1.3 Pengalaman Usahatani
Pengalaman berusahtani mempengaruhi perilaku petani dalam mengelolah
usahataninnya. Biasannya petani yang memiliki pengalaman berusahatani lebih
lama mempunyai kebiasaan dan keterampilan dalam mengelola usahataninnya.
Pengalaman berusahatani yang dimaksud adalah terhitung sejak melepaskan diri
dari keluarga dan mengusahakan sendiri usahannya (Soekartawi, 2005). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah Petani Responden berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa
Pa’bentengang, Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, 2016.
No Range Frekuensi (orang) Presentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
2 - 14
15 -29
30 - 44
45 - 59
60 – 70
22
19
16
3
6
33.33
28.78
24.24
4.54
9.09
Total 66 100.00
Sumber:Data Primer setelah diolah, 2016
Tabel 8, menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani responden petani
rata-rata berada pada kisaran 2-14 tahun sebanyak 22 responden (33.33%), pada
kisaran 15-29 tahun sebanyak 19 responden (28.78%), pada kisaran 30-44 tahun
42
sebanyak 16 responden (24.24%), 45-59 tahun sebanyak 3 responden (4.54%),
dan pada kisaran 60-70 tahun sebanyak 6 responden (9.09%).
Hal ini tentu berpengaruh dalam pengelolaan usahatani masing-masing
responden khususnya dalam pencapaian hasil produksi yang lebih baik. Sesuai
dengan pendapat Soekartawi (2005), bahwa pengalaman berusahatani yang cukup
lama menjadikan petani lebih matang dan lebih berhati-hati, dalam mengambil
keputusan terhadap usahataninnya. Kegagalan dimasa lalu dapat dijadikan
pelajaran sehingga ia lebih berhati-hati dalam bertindak. Sedangkan petani yang
kurang berpengalaman umumnya lebih cepat dalam keputusan karena lebih berani
menanggung resiko.
5.1.4. Jumlah Tanggungan Petani
Tanggungan keluarga adalah semua orang yang tinggal dalam suatu rumah
dengan biaya dan kebutuhan hidup lainnya ditanggung kepala keluarga. Makin
besar tanggungan keluarga petani, maka cenderung untuk lebih giat berusaha
mengembangkan usahataninnya demi kebutuhan hidup keluargannya. Jumlah
tanggungan keluarga petani mempunyai peranan yang penting terhadap
ketersediaan tenaga kerja, tetapi dilain pihak menyebabkan beban biaya hidup
yang ditanggung oleh petani (Soekartawi,2005). Banyaknya tanggungan keluarga
petani dapat dilihat pada Tabel 9.
43
Tabel 9. Jumlah Petani Responden berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di
Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng, Kabupaten gowa, 2016.
No Tanggungan Keluarga(Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1
2
3
1 -2
3 - 4
5 – 6
35
28
3
53.03
42.42
4.55
Jumlah 66 100.00
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016
Tabel 9 menunjukkan bahwa sebanyak 25 responden (29.76%) memiliki
tanggungan 1-2 orang, sebanyak 35 responden (53.03%) memiliki tanggungan
keluarga sejumlah 3-4 orang, sebanyak 28 responden (42.42%) memiliki
tanggungan keluarga 5-6 orang sebanyak 3 resonden (4.55%). Jumlah tanggungan
keluarga sangat mempengaruhi responden dalam mengelola usahataninya, yaitu
selain karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya juga
karena anggota keluarga tersebut membantu dalam mengambil keputusan dan
dalam mengelolah usahataninya sehingga dapat meningkatkan penghasilan
keluarga (Soekartawi,2005).
5.1.5 Luas Lahan
Luas lahan merupakan kepemilikan lahan oleh petani yang digunakan
khusus untuk usahatani jagung manis yang biasannya dinyatakan dalam hektar
(Ha). Luas suatu lahan usahatani turut berpengaruh besar terhadap tingkat
produksi yang dihasilkan. Petani yang memiliki lahan usahatani yang besar akan
menghasilkan produksi yang besar dibandingkan dengan petani yang memiliki
lahan yang sempit. Akan tetapi hal tersebut tidak menjamin bahwa usahatani
jagung manis yang luas lebih produktif dibanding dengan usahatani jagung manis
44
yang sempit dalam hal perolehan produksi (Mas’ud 2011). Luas lahan Usahatani
jagung manis yang dimiliki oleh petani responden di Desa Pabbentengang dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Luas Lahan Usahatani Jagung Manis Petani Responden, di Desa
Pa’bentengang, Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, 2016.
No Range (ha) Frekuensi Persentase (%)
1
2
3
4
0.07-0.18
0.19-0.37
0,38-0.93
0.94-1
30
27
5
4
45.45
40.90
7.57
6.06
Jumlah 66 100.00
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016
Tabel 10, menunjukkan frekuensi tertinggi luas lahan usahatani jagung
manis yaitu 30 responden yang memiliki luas lahan antara 0.07-0.18 (45.45%),
kemudian 27 responden yang memilki luas dengan kisaran 0.19-0.37 ha (40.90%),
Sedangkan frekuensi luas lahan terendah masing-masing 4 dan 5 responden pada
luas antara 0.38-0.93 ha (7.57%) dan pada kisaran 0.94-1 ha (6.06%). Status
kepemilikan lahan petani responden rata-rata adalah petani pemilik. Dalam hal
perolehan produksi yang tinggi, lahan usahatani jagung manis petani responden
yang luas tidak menjamin bahwa usahatani jagung lebih produktif dibandingkan
dengan luas lahan yang sempit (Mas’ud, 2016).
5.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Jagung Manis
Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
jagung manis dengan Analisis Regresi, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah
Luas lahan (X1), jumlah penggunaan benih (X2), Pupuk (X3), Pestisida (X4), dan
45
Tenaga Kerja (X5) sebagai variabel bebas dan Y (produksi) sebagai variabel
terikat.
Hasil analisis regresi linear berganda diperoleh nilai koefisien determinan
dan hasil uji-F dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Nilai Koefisien Determinan Dan Hasil Uji-F Berdasarkan Analisis
Regresi Berganda
Model
Derajat
bebas (DF)
Koefisien
Determinan (R2)
Fhitung Ftabel (0,05)
Regresi
Residual
5
60
.575 16.243 4.00
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016
Pada Tabel 11, berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh
nilai koefisien determinan atau Risidual Square (R2) adalah .575 atau R
2=57,5%.
Nilai ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu luas lahan, benih,
tenaga keja, pupuk, dan pestisida secara gabungan (simultan) terhadap produksi
jagung manis sebesar 57,5% pada model regresi. Sisanya yaitu sebesar 42.5%
merupakan pengaruh dari luar faktor kebutuhan yang tidak diteliti. Hal ini sesuai
dengan penelitian Setiyono (2008) bahwa luas lahan, benih, pupuk, pestisida, dan
tenaga kerja memiliki pengaruh terhadap produksi usahatani jagung.
Untuk melihat besaran nilai Fhitung model regresi yaitu F hitung adalah
16.243 dengan tingkat signifikan 0,000 sedangkan F tabel dilihat pada tabel
distribusi (tabel f) pada taraf kepercayaan 95% (0,05). Pada kedua perhitungan F
hitung > F tabel dan signifikansinya 0,000 < 0,05, hal ini berarti hipotesi secara
silmutan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat f hitung
sebesar 16.243 dan nilai Ftabel sebesar 4.00. Dari hasil perhitungan uji-F terlihat
bahwa nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel ini bahwa ada pengaruh yang signifikan
46
sehingga adanya hubungan yang linier antara variabel bebas (luas lahan, benih,
tenaga kerja, pupuk, dan pestisida) dengan variabel terikat (produksi)
(Susetyo.B,2010).
Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung manis
tersebut dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Analisis Regresi faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi
Jagung Manis di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng, Kabupaten
Gowa, 2016.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 169.651 110.195 1.540 .129
LuasLahan_X1 (ha) 1549.438 1011.866 .913 1.531 .131
Benih_X2 (kg) -134.553 95.878 -.527 -1.403 .166
Pupuk_X3 (kg) -2.461 1.666 -.684 -1.477 .145
Pestisida_X4 (ml) .736 .112 .609 6.593 .000
Tenagakerja_X5 (hok) .571 2.921 .058 .196 .846
t tabel = 2.00029
a. Dependent Variable: produksi_y
Hasil persamaan regresinya:
Y = a0+a1.X1+a2.X2+a3.X3+a4.X4+a5.X5
Y= 169.651+ 1549.438X1+-134.553X2+-2.461X3+0.736X4 + 0.571X5
Pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa nilai konstanta (a0) sebesar 169.651
dengan t hitung sebesar 1.540 dan nilai signifikan .129, ini berarti bahwa
koefisien regresi bernilai positif berarti bahwa secara simultan variabel bebas
memiliki pengaruh nyata terhadap variabel terikat (y) artinya nilai konstanta
47
menunjukkan pengaruh positif variabel independent/bebas ( luas lahan, benih,
pupuk, pestisida, tenaga kerja). Bila variabel independent/bebas naik dalam satu
satuan, maka variabel produksi (y) akan naik.
Selanjutnya penjelasan pada persamaan regresi dapat diamati sebagai
berikut :
a. Nilai a1X1 : Luas lahan (koefisien X1 = 1549.438 ha)
Nilai a1X1 atau koefisien X1 sebesar 131.237 menunjukkan bahwa luas
lahan mempunyai pengaruh sebesar 131.237 terhadap produksi jagung manis.
Koefisien regresi bernilai positif menunjukkan pengaruh yang searah, artinya
apabila luas lahan ditambah satu satuan berdasarkan pengukuran yang dibuat
dalam kusioner, maka produksi akan meningkat sebesar 1549.438 dengan
asumsi variable yang lain tidak mengalami perubahan atau bersifat konstan.
b. Nilai a2X2 : benih (koefisien X2 =-134.553 kg)
Nilai a2X2 dengan koefisien X2 sebesar -134.553 menunjukkan bahwa
benih mempunyai pengaruh sebesar -134.553 terhadap produksi jagung manis.
Koefisien regresi bernilai negatif, artinya apabila benih ditambah satu satuan
berdasarkan pengukuran yang dibuat dalam kusioner, maka produksi akan
meningkat sebesar -134.553 dengan asumsi variable yang lain tidak
mengalami perubahan atau bersifat konstan.
c. Nilai a3X3 pupuk (koefisien X3 = -2.461kg )
Nilai a3X3 dengan koefisien X3 sebesar -2.461 menunjukkan bahwa
Pupuk mempunyai pengaruh sebesar -2.461 terhadap produksi jagung manis.
Koefisien regresi bernilai negative menunjukkan pengaruh yang searah,
48
artinya apabila pupuk ditambah satu satuan berdasarkan pengukuran yang
dibuat dalam kusioner, maka produksi akan meningkat sebesar -2.461 dengan
asumsi variable yang lain tidak mengalami perubahan atau bersifat konstan.
d. Nilai a4X4 pestisida (koefisien X4 = 0.736 ml)
Nilai a4X4 dengan koefisien X4 sebear 0.736 menunjukkan bahwa
pestisida mempunyai pengaruh sebesar 0.736 terhadap produksi jagung manis.
Koefisien regresi bernilai positif menunjukkan pengaruh yang searah, artinya
apabila pestisida ditambah satu satuan berdasarkan pengukuran yang dibuat
dalam kusioner, maka produksi akan meningkat sebesar 0.736 dengan asumsi
variable yang lain tidak mengalami perubahan atau bersifat konstan.
e. Nilai a5X5 (koefisien X5 = 0.571 hok)
Nilai a5X5 dengan koefisien sebesar 0.571 menunjukkan bahwa tenaga
kerja mempunyai pengaruh sebesar 0.571 terhadap produksi jagung manis.
Koefisien regresi bernilai positif menunjukkan pengaruh yang searah, artinya
apabila tenaga kerja ditambah satu satuan berdasarkan pengukuran yang
dibuat dalam kusioner, maka produksi akan meningkat sebesar 0.571 dengan
asumsi variable yang lain tidak mengalami perubahan atau bersifat.
5.3 Uji Analisis
5.3.1 Uji F (Simultan)
Uji F atau uji simultan atau uji regresi secara serentak digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel
dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau non signifikan. (Susetyo.B,2010).
49
Berdasarkan analisis uji F diperoleh tingkat signifikan sebesar 0,000 pada
tingkat kepercayaan 95 persen. Dimana F hitung (16.243) lebih besar dari F tabel
(4,00) Maka dapat disimpulkan bahwa luas lahan (X1), Benih (X2), Pupuk (X3),
Pestisida (X4), Tenaga kerja (X5) berpengaruh terhadap produksi jagung manis
(y).
5.3.2 Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen, apakah pengaruhya signifikan atau tidak.
Karena uji F sebelumnya signifikan maka dilanjut pengujian perbedaannya.
Setelah dilakukan uji t maka diperoleh tingkat signifikan. (Susetyo.B,2010).
X1 Luas lahan t hitung = 1,531 < t tabel = 2.00029 sig 0,131
X2 Jumlah Benih t hitung = -1,403 < t tabel = 2.00029sig 0,166
X3 Pupuk t hitung = -1,477 < t tabel = 2.00029sig 0,145
X4 Pestisida t hitung = 6,593 > t tabel 2.00029sig 0,000
X5 Tenaga Kerja t hitung = 0,196 < t tabel 2.00029sig.0,845
a. Luas Lahan
Tingkat pengaruh Luas Lahan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi jagung manis ditunjukkan oleh nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel
(1,531 < 2.00029) menunjukkan nilai signifikan 0,131 tingkat kepercayaan 95 %
= α 5 % artinya bahwa luas lahan menunjukkan pengaruh tidak nyata (tidak
signifikan) terhadap produksi jagung manis.
50
b. Benih
Tingkat pengaruh benih terhadap faktor yang mempengaruhi produksi
jagung manis tidak berpengaruh langsung hal ini dibuktikan oleh nilai t hitung
lebih kecil dari nilai t tabel (-1,403< 2.00029) menunjukkan nilai signifikan 0,166
dengan tingkat kepercayaan 95 % = α 0,5% artinya bahwa jumlah benih (X2)
berpengaruh tidak nyata (tidak signifikan) terhadap produksi jagung.
Petani jagung manis di Desa Pabbentengan yang menggunakan 2 jenis
benih yaitu benih jenis Bonangsa dan jenis Secada petani menggunakan benih
secada yang lebih besar maka kebutuhan benih dalam 1 hektarnya lebih banyak di
bandingkan dengan petani yang menggunakan benih yang lebih kecil yaitu
bonangsa. Dari data yang diperoleh dari penelitian ini bahwa petani yang
menggunakan benih yang lebih besar memperoleh hasil yang lebih banyak dari
pada petani yang menggunakan benih kecil, yang berarti penggunaan benih yang
lebih besar produksinya lebih bagus dari pada benih yang berukuran kecil. Namun
ukuran benih disini lebih kepada selera masyarakat untuk menanam jagung sesuai
dengan keinginan mereka.
c. Pupuk
Tingkat pengaruh pupuk terhadap faktor yang mempengaruhi produksi
jagung manis tidak berpengaruh langsung (tidak nyata) hal ini dibuktikan oleh
nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (-1,477 < 2.00029) menunjukkan nilai
signifikan .145 dengan tingkat kepercayaan 95 % = α 0,5% artinya bahwa jumlah
pupuk berpengaruh tidak nyata (tidak signifikan) terhadap produksi jagung
manis.
51
d. Pestisida
Tingkat pengaruh nyata jumlah penggunaan pestisida terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi produksi jagung manis ditunjukkan oleh nilai t hitung
lebih besar dari nilai t tabel (6,593 > 2.00029) menunjukkan nilai signifikan 0,000
tingkat kepercayaan 99 % = α 1 % artinya bahwa jumlah pestisida menunjukkan
pengaruh nyata (signifikan) terhadap produksi jagung manis sehingga setiap 1
persen penambahan petisida maka semakin bertambah produksi jagung manis.
Berdasarkan hasil penelitian ini, pemberian jumlah pestisida berpengaruh
nyata terhadap produksi jagung manis, maka untuk meningkatkan produksi, perlu
penambahan pasokan pestisida dengan pemberian secara optimal dengan
mengutamakan pestisida jenis alami (organik).
e. Tenaga Kerja
Tingkat pengaruh jumlah penggunaan Tenaga Kerja terhadap faktor yang
mempengaruhi produksi jagung manis tidak berpengaruh langsung hal ini
dibuktikan oleh nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (0,196 < 2.00029)
menunjukkan nilai signifikan .845 dengan tingkat kepercayaan 95 % = α 0,5%
artinya bahwa jumlah penggunaan tenaga kerja berpengaruh tidak nyata (tidak
signifikan) terhadap produksi jagung manis.
52
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Hasil pengamatan yang terbaru dapat disimpulkan berdasarkan sebuah uraian
yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa :
1. Hasil analisis regresi linier berganda yang di gunakan secara simultan
menunjukkan bahwa variabel lahan, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja,
yang dilakukan secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil produksi.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan koefisiensi F hitung (16.243) lebih
besar dari nilai F tabel (4.00) atau disamping itu nilai determinan (R2)
sebesar 0.575. Artinya variabel-vaiabel lahan, benih, pupuk, pestisida,
tenaga kerja tersebut hanya 57,5 % menunjukkan hubungan pengaruh yang
kuat terhadap produksi jagung manis. Dan sisanya diduga di pengaruhi
dari variabel-variabel yang tidak di masukkan dalam model.
2. Berdasarkan hasil pengujian yang di lakukan secara parsial variabel-
variabel lahan, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, tersebut hanya
pestisida yang menunjukkan pengaruh signifikan. Hal itu di tunjukkan
nilai t hitung (6.593) lebih besar dari pada t tabel (2.00029) atau dengan nilai
signifikan 0.000 lebih kecil dari Ftabel 0.05. Sedangkan variabel-variabel
lain menunjukkan pengaruh tidak nyata.
53
6.2 Saran
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa produksi jagung manis di Desa
Pa’bentengang Kecamaan Bajeng Kabupaten Gowa cukup banyak sehingga
disarankan kepada Dinas pertanian dalam penyediaan sarana produksi jagung
manis dapat diperhatikan. Terkhusus pada penyediaan pasokan pestisida yang
sangat mempengaruhi hasil produksi jagung manis.
Dengan keadaan luas Lahan yang tersedia cukup luas untuk lahan
pertanian yg dimiliki para petani, maka disarankan kepada instansi terkait untuk
memberikan subsidi kepada para petani sehingga lahan para petani dapat
tertanami.
54
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2001.Pertanian dan Agribisnis.http://www.JournalLitbangBlogspotCom.
Di askes 02 Februari 2016
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa. 2013, http://google.com diakses pada
tangal 01 Maret 2016
Mahdi, 2009. Analisis Usahatani Jagung Manis dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya di Kecamatan Payakunbuh Kabupaten Lima Puluh
Kota. Jurnal. Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
Marvelia,A., S. Darmanti, dan S. Parman. 2006. Produksi Tanaman Jagung Manis
(Zea mays L. Saccharata) yang Diperlakukan dengan Kompos Kascing
dengan Dosis yang Berbeda. Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. 16,
No. 5.
Moehar, 2002. Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape Singkong Pada Industri
Rumah Tangga Tape Singkong di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Mubyarto, 1989 dan Tohir, 1991. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-
faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 Di Kecamatan
Jatiroto Kabupaten Wonogiri. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Riyadi. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Jagung di
Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan. Tesis: MIESP Universitas
Diponegoro.
Setiyanto, Aries.2008. Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani
Jagung (Studi Kasus di Desa Beketel, Kecamatan Kayen, Kabupaten
Pati,Provinsi Jawa Tengah). Skrispi :Institut Pertanian Bogor. Bogor
Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi, Dengan Pokok Bahasan Analisis
Fungsi Cobb-Douglas. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Jakarta
Sugiono,2008. Metode penelitian kuantitaf kualitatif dan R & D. Bandung
Alfabeta
Sukirno,2005. Analisis Fungsi Produksi, http ://www. JurnalLitbang.com diakses
01 Maret 2016.
55
Suprapto, 1986 dan Warisno, 1998. Pengaruh pemberian beberapa dosis kompos
dengan stimulator Trichoderma terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung manis varietas Bonanza F-1. Jurnal. Universitas
Muhammadiyah Sumatera Barat.
Susetyo.B, 2010. Statistika Untuk Analisis Data Peneitian.PT Refika Aditama.
Bandung.
Yusniar,2015. Analisis Trend Produksi Jagung di Sentra Kabupaten Gowa.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Makassar.
56
LAMPIRAN
57
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
NURDIANSYAH (105960122012)
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN
Judul Penelitian :
Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Produksi Usahatani Jagung Manis
Di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
I.IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden : .......………………………...............................
2. Umur : ..…..…….. tahun
3. Pendidikan Terakhir : TT SD / SD / SLTP / SLTA / Diploma / Sarjana
4. Perkerjaan Pokok : ………………………………………………..
5. Pengalaman Berusahatani : ……………………………………………….
6. Jumlah Tanggungan Kel. : .......………………………...............................
7. Luas Lahan :………………...ha
a) Milik……….ha
b) Sewa……….ha
c) Sakap……....ha
II.DAFTAR PERTANYAAN
A. Daftar Pertanyaan Responden
1. Dari mana bapak/ibu mendapatkan benih jagung manis yang berkualitas?
:……………………………
2. Pupuk apa saja yang bapak/ibu gunakan?
: ………………………………………
3. Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan alat apa?
: ………………………………………
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pengolahan lahan?
Jawab: ……………………………………
58
5. Dimana biasanya jagung manis di pasarkan?
Jawab: ………………………………
B. Biaya
a) Benih
No Jenis Benih Jumlah(Kg) Harga(Rp/Kg) Nilai
b) Pupuk
No Jenis Pupuk Jumlah(Kg) Harga(Rp/Kg) Nilai
c) Tenaga Kerja
No Jenis Kegiatan Jumlah TK HOK Jam Kerja Upah/Hari Nilai
59
d) Obat-obatan
No Jenis Obat Jumlah
Pemakaian per ml
Satuan Harga Nilai
e) Biaya Air =……………../Sekali Tanam
f) Pajak Lahan =……………./Tahun
g) Sewa Lahan =…………..../Sekali Tanam
h) Hasil Produksi =….……..…...Kg
i) Harga Jual =……………..Rp
60
Lampiran 2. Identitas Responden Petani Jagung Manis Di Desa
Pa’bentengangKec.Bajeng. Kab.Gowa
No.
Nama
Responden
Umur
(tahun)
Tingkat
Pendidikan
Jml.
Tangg.
Kel
(orang)
Luas
Lahan
(ha)
Pengalaman
Usahatani
(thn)
1 Dg.Salang 36 SLTP 3 0,08 13
2 Dg.Kilo 51 SD 2 0,30 29
3 Pak Sunari 45 SLTA 3 1,00 7
4 Dg.rani 57 SD 5 0,14 32
5 Ramli 20 SLT 2 0,25 5
6 Dg.Rate 29 SLTA 3 0,70 10
7 Dg.Sanre 29 SLTA 4 0,23 7
8 Dg.Rola 38 SLTA 3 0,08 19
9 Dg.Leo 34 SLTA 1 0,20 12
10 Dg.Nai 49 SLTP 1 0,13 27
11 Rahmat 20 SLTA 3 0,20 3
12 Dg.Rurung 83 SD 3 0,50 70
13 Dg.Liwang 41 SLTP 3 0,10 20
14 Baharuddin 69 TTSD 3 0,27 3
15 Dg.Rate 61 TTSD 1 0,07 35
16 Dg.Tutu 32 SLTA 3 1,00 8
17 Dg.Janggo 70 TTSD 1 0,09 51
18 Dg.Koromma 31 SLTA 2 0,23 7
19 Dg.Ngewa 45 SLTA 4 0,50 21
20 DG.Naba 41 SLTA 2 0,42 22
21 Dg.Tia 59 SD 1 0,17 27
22 Dg.Talli 50 SLTA 3 0,20 30
23 Dg.Bumbung 71 TTSD 2 0,35 50
24 Dg.Timung 62 SD 1 0,14 40
25 Dg.Ngerang 71 TTSD 2 0,13 50
26 Dg.Boko 70 TTSD 2 0,19 47
27 Dg.Ngangka 42 SD 3 0,15 20
28 G Dg.Nai 56 SLTP 2 0,30 32
29 Dg.Sijaya 50 SD 2 0,07 29
30 Dg.Ngewa 35 SLTA 4 0,28 15
31 Dg.Tutu 58 SD 1 0,23 35
32 Dg.Nawang 47 SLTP 5 0,10 35
33 Dg.Ngoyo 71 TTSD 3 0,30 50
34 Dg.Ngemba 39 SD 3 0,15 14
35 Dg.Tinri 32 SLTP 2 0,15 8
61
No.
Nama
Responden
Umur
(tahun)
Tingkat
Pendidikan
Jml.
Tangg.
Kel
(orang)
Luas
Lahan
(ha)
Pengalaman
Usahatani
(thn)
36 K Dg.Kilo 67 TTSD 1 0,14 40
37 Dg.Bonto 35 SLTA 2 0,15 10
38 D.Situru 32 SLTA 3 0,20 11
39 Dg.Rate 59 TTSD 2 0,12 24
40 Dg.Sewang 38 SLTA 3 0,35 20
41 Dg Siajang 34 SLTA 3 0,17 10
42 Adi 38 SLTA 2 0,70 10
43 Baso dg Nai 60 SLTP 2 0,17 32
44 Dg Tuppu 68 SLTA 3 0,08 21
45 Marwan 20 SLTA 1 0,15 2
46 T dg Naba 37 SLTP 3 0,19 17
47 Dg Siala 65 TTSD 2 0,18 46
48 Dg Sikki 32 SLTA 3 0,10 10
49 Dg Bantang 51 SLTA 3 0,29 25
50 Dg Bali 39 SLTA 2 0,15 15
51 Dg Limpo 61 TTSD 2 0,25 44
52 Kaharuddin 48 SLTA 4 0,25 30
53 Azis 33 SLTA 1 0,18 10
54 A dg Nuru 29 SLTA 2 0,30 15
55 Dg Mile 71 SD 2 0,27 47
56 Dg Gassing 30 SLTA 3 0,19 9
57 Dg Tayang 37 SLTP 2 0,10 19
58 Sudirman 25 SLTA 3 0,15 3
59 Dg Ngepi 32 SLTA 1 0,12 9
60 A dg Talli 57 SD 2 0,18 35
61 H Empo 57 SLTP 2 1,00 37
62 Dg.Sialle 47 SD 3 0,19 21
63 Dg Ngitung 62 SLTP 2 0,27 37
64 Dg Raga 55 SD 2 0,30 32
65 A dg Ngitung 47 SLTA 3 0,27 30
66 Dg Tola 49 SLTP 1 0,23 29
Jumlah 3109 0 158 16,79 1583
Rata-rata 47,11 2,39 0,25 23,98
62
Lampiran 3. Total Produksi dan Penerimaan UT Jagung Manis
Desa Pa’bentengang Kec.Bajeng Kab.Gowa
Nomor
Responden
Luas
Lahan
(ha)
Produksi
(kg)
Harga per
kg (Rp)
Penerimaan
(Rp)
1 0,08 560 1.250 700.000
2 0,30 2.800 1.250 3.500.000
3 1,00 9.600 1.250 12.000.000
4 0,14 720 1.250 900.000
5 0,25 2.400 1.250 3.000.000
6 0,70 5.680 1.250 7.100.000
7 0,23 2.000 1.250 2.500.000
8 0,08 800 1.250 1.000.000
9 0,20 2.000 1.250 2.500.000
10 0,13 560 1.250 700.000
11 0,20 2.000 1.250 2.500.000
12 0,50 4.000 1.250 5.000.000
13 0,10 840 1.250 1.050.000
14 0,27 2.100 1.250 2.625.000
15 0,07 800 1.250 1.000.000
16 1,00 9.600 1.250 12.000.000
17 0,09 800 1.250 1.000.000
18 0,23 2.240 1.250 2.800.000
19 0,50 4.800 1.250 6.000.000
20 0,42 4.000 1.250 5.000.000
21 0,17 1.600 1.250 2.000.000
22 0,20 2.000 1.250 2.500.000
23 0,35 3.040 1.250 3.800.000
24 0,14 800 1.250 1.000.000
25 0,13 800 1.250 1.000.000
26 0,19 2.000 1.250 2.500.000
27 0,15 1.200 1.250 1.500.000
28 0,30 2.800 1.250 3.500.000
29 0,07 400 1.250 500.000
30 0,28 2.720 1.250 3.400.000
31 0,23 2.240 1.250 2.800.000
32 0,10 800 1.250 1.000.000
33 0,30 2.800 1.250 3.500.000
34 0,15 800 1.250 1.000.000
63
Nomor
Responden
Luas
Lahan
(ha)
Produksi
(kg)
Harga per
kg (Rp)
Penerimaan
(Rp)
35 0,15 1.200 1.250 1.500.000
36 0,14 800 1.250 1.000.000
7 0,15 850 1.250 1.062.500
38 0,20 2.000 1.250 2.500.000
39 0,12 560 1.250 700.000
40 0,35 3.200 1.250 4.000.000
41 0,17 1.360 1.250 1.700.000
42 0,70 7.200 1.250 9.000.000
43 0,17 1.120 1.250 1.400.000
44 0,08 800 1.250 1.000.000
45 0,15 800 1.250 1.000.000
46 0,19 2.000 1.250 2.500.000
47 0,18 1.200 1.250 1.500.000
48 0,10 840 1.250 1.050.000
49 0,29 3.200 1.250 4.000.000
50 0,15 800 1.250 1.000.000
51 0,25 2.400 1.250 3.000.000
52 0,25 2.400 1.250 3.000.000
53 0,18 1.333 1.250 1.666.250
54 0,30 2.880 1.250 3.600.000
55 0,27 2.720 1.250 3.400.000
56 0,19 1.900 1.250 2.375.000
57 0,10 1.000 1.250 1.250.000
58 0,15 1.400 1.250 1.750.000
59 0,12 800 1.250 1.000.000
60 0,18 1.520 1.250 1.900.000
61 1,00 9.600 1.250 12.000.000
62 0,19 2.000 1.250 2.500.000
63 0,27 2.800 1.250 3.500.000
64 0,30 2.640 1.250 3.300.000
65 0,27 2.100 1.250 2.625.000
66 0,23 2.000 1.250 2.500.000
Jumlah 16,79 149.723,00 82.500,00 187.153.750,00
Rata-rata 0,25 2.268,53 1.250,00 2.835.662,88
Per hektar 9.074,12 5.000,00 11.342.651,52
60
Lampiran 4. Total biaya Benih, Pupuk, dan Pestisida pada usahatani Jagung Manis di Desa Pa’bentengang Kec.Bajeng Kab.Gowa
Nomor
Biaya Benih
Biaya Pupuk
biaya pestisida Responden Pupuk Urea Pupuk NPK Pupuk PONSKA Total
kg Rp/unit Nilai (Rp) kg Rp/kg Nilai (Rp) kg Rp/kg Nilai (Rp) kg Rp/kg Nilai (Rp) nilai (Rp) ml Rp/ml nilai(Rp)
1 0.50 100,000 200000 50 2,000.00 100,000.00 10 2,500.00 25,000.00 0 2,500.00 0 125,000.00 600 60 36000
2 1.75 100,000 700000 150 2,000.00 300,000.00 25 2,500.00 62,500.00 25 2,500.00 62,500.00 425,000.00 3,750 60 225000
3 6 100,000 2400000 400 2,000.00 800,000.00 100 2,500.00 250,000.00 2,500.00 0 1,050,000.00 12,000 60 720000
4 0.45 100,000 185000 50 2,000.00 100,000.00 25 2,500.00 62,500.00 2,500.00 0 162,500.00 750 60 45000
5 1.5 110,000 660000 100 2,000.00 200,000.00 20 2,500.00 50,000.00 30 2,500.00 75,000.00 325,000.00 3,000 60 180000
6 3.6 100,000 1410000 250 2,000.00 500,000.00 100 2,500.00 250,000.00 2,500.00 0 750,000.00 3,000 60 180000
7 1.3 100,000 520000 75 2,000.00 150,000.00 40 2,500.00 100,000.00 2,500.00 0 250,000.00 3,000 60 180000
8 0.5 100,000 200000 50 2,000.00 100,000.00 15 2,500.00 37,500.00 2,500.00 0 137,500.00 900 60 54000
9 1.25 110,000 560000 100 2,000.00 200,000.00 35 2,500.00 87,500.00 2,500.00 0 287,500.00 600 60 36000
10 0.45 100,000 150000 60 2,000.00 120,000.00 10 2,500.00 25,000.00 2,500.00 0 145,000.00 2,400 60 144000
11 1.25 100,000 500000 70 2,000.00 140,000.00 30 2,500.00 75,000.00 20 2,500.00 50,000.00 265,000.00 600 60 36000
12 2.5 100,000 1000000 150 2,000.00 300,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 425,000.00 6,000 60 360000
13 0.52 100,000 125000 60 2,000.00 120,000.00 10 2,500.00 25,000.00 2,500.00 0 145,000.00 600 60 36000
14 1.75 100,000 625000 125 2,000.00 250,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 375,000.00 3,000 60 180000
15 0.5 100,000 200000 50 2,000.00 100,000.00 10 2,500.00 25,000.00 2,500.00 0 125,000.00 900 60 54000
16 6 100,000 2400000 400 2,000.00 800,000.00 50 2,500.00 125,000.00 25 2,500.00 62,500.00 987,500.00 12,000 60 720000
17 0.5 100,000 200000 50 2,000.00 100,000.00 20 2,500.00 50,000.00 2,500.00 0 150,000.00 1,050 60 63000
18 1.4 100,000 580000 100 2,000.00 200,000.00 40 2,500.00 100,000.00 2,500.00 0 300,000.00 2,700 60 162000
19 3 100,000 1200000 200 2,000.00 400,000.00 100 2,500.00 250,000.00 2,500.00 0 650,000.00 6,000 60 360000
20 2.5 100,000 1000000 150 2,000.00 300,000.00 40 2,500.00 100,000.00 20 2,500.00 50,000.00 450,000.00 1,650 60 99000
21 1 100,000.00 400000 75 2,000.00 150,000.00 20 2,500.00 50,000.00 2,500.00 0 200,000.00 2,250 60 135000
22 1.25 100,000.00 500000 100 2,000.00 200,000.00 30 2,500.00 75,000.00 2,500.00 0 275,000.00 2,400 60 144000
23 1.9 100,000.00 790000 150 2,000.00 300,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 425,000.00 3,750 60 225000
61
24 0.5 110000 220000 50 2,000.00 100,000.00 15 2,500.00 37,500.00 15 2,500.00 37,500.00 175,000.00 1,500 60 90000
25 0.5 100000 200000 50 2,000.00 100,000.00 25 2,500.00 62,500.00 2,500.00 0 162,500.00 750 60 45000
26 1.25 100000 500000 90 2,000.00 180,000.00 30 2,500.00 75,000.00 10 2,500.00 25,000.00 280,000.00 2,250 60 135000
27 0.75 100000 300000 70 2,000.00 140,000.00 30 2,500.00 75,000.00 2,500.00 0 215,000.00 1,500 60 90000
28 1.75 100000 700000 150 2,000.00 300,000.00 50 2,500.00 125,000.00 15 2,500.00 37,500.00 462,500.00 3,600 60 216000
29 0.25 100000 100000 35 2,000.00 70,000.00 7 2,500.00 17,500.00 2,500.00 0 87,500.00 600 60 36000
30 1.7 100000 690000 50 2,000.00 100,000.00 120 2,500.00 300,000.00 2,500.00 0 400,000.00 3,600 60 216000
31 1.4 100000 585000 100 2,000.00 200,000.00 40 2,500.00 100,000.00 2,500.00 0 300,000.00 2,700 60 162000
32 0.5 100000 200000 50 2,000.00 100,000.00 10 2,500.00 25,000.00 2,500.00 0 125,000.00 600 60 36000
33 1.75 100000 700000 125 2,000.00 250,000.00 75 2,500.00 187,500.00 2,500.00 0 437,500.00 3,750 60 225000
34 0.5 100000 200000 70 2,000.00 140,000.00 15 2,500.00 37,500.00 2,500.00 0 177,500.00 600 60 36000
35 0.75 110000 330000 70 2,000.00 140,000.00 20 2,500.00 50,000.00 2,500.00 0 190,000.00 1,500 60 90000
36 0.5 110000 220000 70 2,000.00 140,000.00 13 2,500.00 32,500.00 2,500.00 0 172,500.00 750 60 45000
7 0.53 100000 225000 70 2,000.00 140,000.00 15 2,500.00 37,500.00 2,500.00 0 177,500.00 600 60 36000
38 1.25 110000 550000 90 2,000.00 180,000.00 35 2,500.00 87,500.00 2,500.00 0 267,500.00 2,400 60 144000
39 0.45 100000 150000 50 2,000.00 100,000.00 10 2,500.00 25,000.00 2,500.00 0 125,000.00 600 60 36000
40 2 100000 800000 150 2,000.00 300,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 425,000.00 3,750 60 225000
41 0.85 110000 350000 75 2,000.00 150,000.00 30 2,500.00 75,000.00 2,500.00 0 225,000.00 2,100 60 126000
42 4 100000 1800000 250 2,000.00 500,000.00 100 2,500.00 250,000.00 2,500.00 0 750,000.00 9,000 60 540000
43 0.7 100000 280000 70 2,000.00 140,000.00 20 2,500.00 50,000.00 2,500.00 0 190,000.00 1,500 60 90000
44 0.5 100000 200000 50 2,000.00 100,000.00 10 2,500.00 25,000.00 2,500.00 0 125,000.00 1,200 60 72000
45 0.5 100000 200000 70 2,000.00 140,000.00 15 2,500.00 37,500.00 2,500.00 0 177,500.00 150 60 9000
46 1.3 100000 520000 100 2,000.00 200,000.00 30 2,500.00 75,000.00 2,500.00 0 275,000.00 2,100 60 126000
47 0.8 110000 352000 80 2,000.00 160,000.00 30 2,500.00 75,000.00 2,500.00 0 235,000.00 2,100 60 126000
48 0.53 100000 125000 58 2,000.00 116,000.00 10 2,500.00 25,000.00 2,500.00 0 141,000.00 600 60 36000
49 1 100000 800000 125 2,000.00 250,000.00 60 2,500.00 150,000.00 2,500.00 0 400,000.00 3,750 60 225000
50 0.5 100000 200000 70 2,000.00 140,000.00 13 2,500.00 32,500.00 2,500.00 0 172,500.00 600 60 36000
51 1.5 100000 600000 100 2,000.00 200,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 325,000.00 3,000 60 180000
52 1.5 100000 600000 100 2,000.00 200,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 325,000.00 3,000 60 180000
62
53 1 100000 400000 75 2,000.00 150,000.00 25 2,500.00 62,500.00 2,500.00 0 212,500.00 2,400 60 144000
54 1.8 100000 710000 130 2,000.00 260,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 385,000.00 3,750 60 225000
55 1.7 100000 645000 100 2,000.00 200,000.00 50 2,500.00 125,000.00 10 2,500.00 25,000.00 350,000.00 3,750 60 225000
56 1.2 100000 495000 70 2,000.00 140,000.00 25 2,500.00 62,500.00 25 2,500.00 62,500.00 265,000.00 2,250 60 135000
57 0.63 100000 275000 50 2,000.00 100,000.00 20 2,500.00 50,000.00 2,500.00 0 150,000.00 1,200 60 72000
58
0.87
5 100000 350000 70 2,000.00 140,000.00 20 2,500.00 50,000.00 2,500.00 0 190,000.00 1,875 60 112500
59 0.5 100000 200000 50 2,000.00 100,000.00 20 2,500.00 50,000.00 2,500.00 0 150,000.00 1,500 60 90000
60 0.95 100000 385000 70 2,000.00 140,000.00 25 2,500.00 62,500.00 2,500.00 0 202,500.00 2,250 60 135000
61 6 110000 2640000 350 2,000.00 700,000.00 100 2,500.00 250,000.00 2,500.00 0 950,000.00 12,000 60 720000
62 1 110000 440000 75 2,000.00 150,000.00 25 2,500.00 62,500.00 2,500.00 0 212,500.00 2,100 60 126000
63 1.75 100000 700000 130 2,000.00 260,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 385,000.00 3,360 60 201600
64 1.7 100000 680000 130 2,000.00 260,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 385,000.00 3,600 60 216000
65 1.75 120000 960000 100 2,000.00 200,000.00 50 2,500.00 125,000.00 20 2,500.00 50,000.00 375,000.00 3,000 60 180000
66 1.25 100000 500000 100 2,000.00 200,000.00 35 2,500.00 87,500.00 2,500.00 0 287,500.00 27,000 60 1620000
JUMLAH 91.2
4
6,720,000.0
0
##########
#
6,953.0
0
132,000.0
0
##########
#
2,403.0
0
165,000.0
0
6,007,500.0
0
215 165,000.0
0
537,500.0
0
20,451,000.0
0
#######
#
3,960.0
0
##########
#
RATA-RATA
1.43 101,818.18 584,575.76 105.35 2,000.00 210,696.97 36.41 2,500.00 91,022.73 17.9
2
2,500.00 8,143.94 309,863.64 3,077.05 60 184,622.73
Rata-rata/ha 5.7 407,272.73 2,338,303.03 421.39 8,000.00 842,787.88 145.64 10,000.00 364,090.91 71.6
7
10,000.00 32,575.76 1,239,454.55 12,308.1
8
240 738,490.91
63
Lampiran 5. Biaya tenaga Kerja pada Usahatani jagung manis di Desa Pa’bentengang Kec.Bajeng Kab.Gowa
Nomor Tenaga Kerja total
Responden persiapan lahan menanam pemupukan 1 pemupukan 2 Pengairan tenaga kerja
HO
K
Upah(Rp) Nilai (Rp) HOK Upah(Rp) Nilai (Rp) HOK Upah(Rp) Nilai (Rp) HOK Upah(Rp) Nilai (Rp)
1 1 75,000 240,000 6 5,000 30,000 6 5,000 30,000 6 5,000 30,000 135,000 19
2 1 75,000 75,000 20 5,000 100,000 12 5,000 60,000 12 5,000 60,000 315,000 45
3 2 75,000 800,000 48 5,000 240,000 48 5,000 240,000 48 5,000 240,000 576,000 146
4 1 75,000 110,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 126,000 25
5 1 75,000 200,000 20 5,000 100,000 12 5,000 60,000 12 5,000 60,000 126,000 45
6 1 75,000 560,000 24 5,000 12,000 24 5,000 12,000 24 5,000 12,000 252,000 73
7 1 75,000 184,000 15 5,000 75,000 12 5,000 60,000 12 5,000 60,000 252,000 40
8 1 65,000 65,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 126,000 25
9 1 75,000 160,000 15 5,000 75,000 12 5,000 60,000 12 5,000 60,000 144,000 40
10 1 75,000 100,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 162,000 25
11 1 75,000 170,000 15 5,000 75,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 225,000 32
12 1 75,000 300,000 40 5,000 20,000 40 5,000 20,000 40 5,000 20,000 315,000 121
13 1 75,000 85,000 6 5,000 3,000 6 5,000 3,000 6 5,000 3,000 180,000 19
14 1 75,000 220,000 20 5,000 100,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 270,000 37
15 1 55,000 55,000 6 5,000 30,000 6 5,000 30,000 6 5,000 30,000 126,000 19
16 2 75,000 800,000 64 5,000 320,000 64 5,000 320,000 64 5,000 320,000 504,000 194
17 1 70,000 70,000 6 5,000 30,000 6 5,000 30,000 6 5,000 30,000 126,000 19
18 1 75,000 185,000 18 5,000 90,000 18 5,000 90,000 18 5,000 90,000 126,000 55
19 1 75,000 400,000 36 5,000 180,000 36 5,000 180,000 36 5,000 180,000 378,000 109
20 1 75,000 330,000 24 5,000 120,000 18 5,000 90,000 18 5,000 90,000 252,000 61
21 1 75,000 150000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 225000 37
64
22 1 75,000 180000 12 5,000 60000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 270000 29
23 1 75,000 280000 20 5,000 100000 15 5,000 75000 15 5,000 75000 252000 51
24 1 75,000 110000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 252000 25
25 1 70,000 70000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 135000 25
26 1 75,000 150000 12 5,000 60000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 216000 29
27 1 75,000 120000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 19000 37
28 1 75,000 240000 20 5,000 100000 10 5,000 50000 10 5,000 50000 315000 41
29 1 50,000 50000 6 5,000 30000 6 5,000 30000 6 5,000 30000 216000 19
30 1 75,000 225000 16 5,000 80000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 270000 41
31 1 75,000 185000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 252000 37
32 1 75,000 85000 6 5,000 30000 6 5,000 30000 6 5,000 30000 144000 19
33 1 75,000 240000 20 5,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 324000 37
34 1 100,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 180000 25
35 1 80,000 80000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 180000 25
36 1 100,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 162000 25
37 1 120,000 120000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 216000 25
38 1 75,000 170000 15 5,000 75000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 270000 32
39 1 75,000 90000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 162000 25
40 1 75,000 285000 24 5,000 120000 18 5,000 90000 18 5,000 90000 315000 61
41 1 75,000 130000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 189000 37
42 1 75,000 480000 40 5,000 200000 40 5,000 200000 40 5,000 200000 450000 121
43 1 75,000 135000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 189000 25
44 1 75,000 65000 6 5,000 30000 6 5,000 30000 6 5,000 30000 126000 19
45 1 100,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 162000 25
46 1 75,000 150000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 216000 37
47 1 75,000 150000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 270000 37
48 1 85,000 85000 7 5,000 35000 7 5,000 35000 7 5,000 35000 180000 22
49 1 75,000 230000 20 5,000 100000 15 5,000 75000 15 5,000 75000 315000 51
50 1 100,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 162000 25
65
51 1 75,000 200000 20 5,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 324000 37
52 1 75,000 200000 20 5,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 270000 37
53 1 75,000 150000 12 4,000 48000 12 4,000 48000 12 4,000 48000 225000 37
54 1 75,000 240000 24 5,000 120000 20 5,000 10000 20 5,000 10000 252000 65
55 1 75,000 220000 20 5,000 100000 15 5,000 75000 15 5,000 75000 270000 51
56 1 75,000 155000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 126000 37
57 1 75,000 90000 10 5,000 50000 10 5,000 50000 10 5,000 50000 126000 31
58 1 75,000 120000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 126000 25
59 1 75,000 95000 10 5,000 50000 10 5,000 50000 10 5,000 50000 189000 31
60 1 75,000 140000 12 5,000 60000 ` 5,000 60000 12 5,000 60000 216000 25
61 1 75,000 800000 60 5,000 300000 60 5,000 300000 60 5,000 300000 504000 181
62 1 75,000 150000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 126000 37
63 1 75,000 215000 20 5,000 100000 15 5,000 75000 15 5,000 75000 252000 51
64 1 75,000 240000 20 5,000 100000 20 5,000 100000 20 5,000 100000 252000 61
65 1 75,000 220000 20 5,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 270000 37
66 1 75,000 185000 20 5,000 100000 10 5,000 50000 10 5,000 50000 126000 41
JUMLAH 68 5,045,000.0
0
13,184,000.00 1,083.0
0
329,000.0
0
5,088,000.0
0
907 329,000.0
0
4,178,000.0
0
919 329,000.0
0
4,178,000.00 15,004,000.00
RATA-RATA 1.03 76,439.39 199,757.58 16.41 4,984.85 77,090.91 13.9
5
4,984.85 63,303.03 13.92 4,984.85 63,303.03 227,333.33
Rata-rata/ha 799,030.30 65.64 19,939.39 308,363.64 55.8
2
19,939.39 253,212.12 55.7 19,939.39 253,212.12 909,333.33
66
Lampiran 6. Data yang dianalisis
Responden Y
(Produksi)
X1 (Luas
lahan)
X2 (Jumlah
Benih)
X3 (Jumlah
Pupuk)
X4
(Pestisida)
X5(Tenaga
kerja)
1 560 0,08 0.50 50 600 19
2 2.800 0,30 1.75 150 3.750 45
3 9.600 1,00 6,00 400 12.000 146
4 720 0,14 0,45 50 750 25
5 2.400 0,25 1,50 100 3.000 45
6 5.680 0,70 3,60 250 3.000 73
7 2.000 0,23 1,30 75 3.000 40
8 800 0,08 0,50 50 900 25
9 2.000 0,20 1,25 100 600 40
10 560 0,13 0,45 60 2.400 25
11 2.000 0,20 1,25 70 600 32
12 4.000 0,50 2,50 150 6.000 121
13 840 0,10 0,52 60 600 19
14 2.100 0,27 1,75 125 3.000 37
15 800 0,07 0,50 50 900 19
16 9.600 1,00 6,00 400 12.000 194
17 800 0,09 0,50 50 1.050 19
18 2.240 0,23 1,40 100 2.700 55
19 4.800 0,50 3,00 200 6.000 109
20 4.000 0,42 2,50 150 1.650 61
21 1.600 0,17 1,00 75,00 2.250 37
22 2.000 0,20 1,25 100,00 2.400 29
23 3.040 0,35 1,90 150,00 3.750 51
24 800 0,14 0,5 50,00 1.500 25
25 800 0,13 0,5 50,00 750 25
26 2.000 0,19 1,25 90,00 2.250 29
27 1.200 0,15 0,75 70,00 1.500 37
28 2.800 0,30 1,75 150,00 3.600 41
29 400 0,07 0,25 35,00 600 19
30 2.720 0,28 1,7 50,00 3.600 41
31 2.240 0,23 1,4 100,00 2.700 37
32 800 0,10 0,5 50,00 600 19
67
33 2.800 0,30 1,75 125,00 3.750 37
34 800 0,15 0,5 70,00 600 25
35 1.200 0,15 0,75 70,00 1.500 25
36 800 0,14 0,5 70,00 750 25
Responden Y
(Produksi)
X1 (Luas
lahan)
X2 (Jumlah
Benih)
X3 (Jumlah
Pupuk)
X4
(Pestisida)
X5(Tenaga
kerja)
37 850 0,15 0,53 70,00 600 25
38 2.000 0,20 1,25 90,00 2.400 32
39 560 0,12 0,45 50,00 600 25
40 3.200 0,35 2 150,00 3.750 61
41 1.360 0,17 0,85 75,00 2.100 37
42 7.200 0,70 4 250,00 9.000 121
43 1.120 0,17 0,7 70,00 1.500 25
44 800 0,08 0,5 50,00 1.200 19
45 800 0,15 0,5 70,00 150 25
46 2.000 0,19 1,3 100,00 2.100 37
47 1.200 0,18 0,8 80,00 2.100 37
48 840 0,10 0,53 58,00 600 22
49 3.200 0,29 1 125,00 3.750 51
50 800 0,15 0,5 70,00 600 25
51 2.400 0,25 1,5 100,00 3.000 37
52 2.400 0,25 1,5 100,00 3.000 37
53 1.333 0,18 1 75,00 2.400 37
54 2.880 0,30 1,8 130,00 3.750 65
55 2.720 0,27 1,7 100,00 3.750 51
56 1.900 0,19 1,2 70,00 2.250 37
57 1.000 0,10 0,63 50,00 1.200 31
58 1.400 0,15 0,875 70,00 1.875 25
59 800 0,12 0,5 50,00 1.500 31
60 1.520 0,18 0,95 70,00 2.250 25
61 9.600 1,00 6 350,00 12.000 181
62 2.000 0,19 1 75,00 2.100 37
63 2.800 0,27 1,75 130,00 3.360 51
64 2.640 0,30 1,7 130,00 3.600 61
65 2.100 0,27 1,75 100,00 3.000 37
66 2.000 0,23 1,25 100,00 27.000 41
68
Lampiran 7. Hasil Analisis Regresi menggunanakan Program SPSS
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Tenagakerja_X
5,
Pestisida_X4,
Pupuk_X3,
Benih_X2,
LuasLahan_X1a
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: produksi_y
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .758a .575 .540 237.93950
a. Predictors: (Constant), Tenagakerja_X5, Pestisida_X4,
Pupuk_X3, Benih_X2, LuasLahan_X1
b. Dependent Variable: produksi_y
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4597981.252 5 919596.250 16.243 .000a
Residual 3396912.409 60 56615.207
Total 7994893.660 65
a. Predictors: (Constant), Tenagakerja_X5, Pestisida_X4, Pupuk_X3, Benih_X2,
LuasLahan_X1
b. Dependent Variable: produksi_y
69
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 169.651 110.195 1.540 .129
LuasLahan_X1 1549.438 1011.866 .913 1.531 .131
Benih_X2 -134.553 95.878 -.527 -1.403 .166
Pupuk_X3 -2.461 1.666 -.684 -1.477 .145
Pestisida .736 .112 .609 6.593 .000
Tenagakerja_X5 .571 2.921 .058 .196 .846
a. Dependent Variable: produksi_y
70
Gambar 1.1 Pengambilan Data
Gambar 1.2 Pengambilan Data
71
Gambar 1.3 Pengolahan Lahan
Gambar 1.4 Pemupukan
72
Gambar 1.5 Tanaman Jagaung Manis
Gambar 1.6 Tanaman Jagung Manis
73
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Limbung pada tanggal 08 Juli 1993
dari ayah Kaharuddin dan ibu Nursyamsi. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis
masuk Sekolah Dasar pada tahun 1999 di SD Inpres
Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabubaten Gowa dan
tamat tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 2 Bajeng di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dan lulus tahun 2008.
Tahun 2008 penulis melanjutkan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Limbung
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dan lulus tahun 2011.
Pada tahun 2012 penulis lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar. Selama mengikuti
perkuliahan penulis pernah melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Baji
Pa’mai Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros. Tugas akhir yang di selesaikan
dengan menulis skripsi yang berjudul “ Analisis Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Produksi Usahatani Jagung Manis Di Desa Pa’bentengang Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa.