ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PENGETAHUAN PAJAK, PERSEPSI
SOSIALISASI PAJAK, PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN PAJAK,
DENGAN PERSEPSI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Theodosia Dhinar Krisma Alfidya
NIM: 132114194
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PENGETAHUAN PAJAK, PERSEPSI
SOSIALISASI PAJAK, PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN PAJAK ,
DENGAN PERSEPSI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Theodosia Dhinar Krisma Alfidya
NIM: 132114194
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
“Serahkan segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5:7)
“Mulailah awal hari dengan mengucap syukur kepada-
Nya”
“Berayun perlahan bukan berarti akan berhenti, namun mengambil ancang-ancang untuk berayun menghempas
lebih tinggi”
Kupersembahkan Skripsi ini untuk: Orang Tua tercinta Bapak Johanes F. Widada dan Ibu Yulita Sri
Sunarti Adik-adikku, Brigita Erna Pradipta dan Benedicta Chrisan Widayu
Keluarga besar Kartayasa dan Keluarga besar Dwidjasediyono Sahabat-sahabatku yang istimewa di Yogyakarta
yang selalu memberikan dukungan, semangat, doa, dan motivasi selama masa studi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
__________________________________________________________________
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi Dengan judul:
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PENGETAHUAN PAJAK,PERSEPSI
SOSIALISASI PAJAK, PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN PAJAK,
DENGAN PERSEPSI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan)
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 9 Agustus 2017 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dan penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya
sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijasah yang elah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Agustus 2017
Yang membuat pernyataan
Theodosia Dhinar Krisma Alfidya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Theodosia Dhinar Krisma Alfidya
NIM : 132114194
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang
berjudul:
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PENGETAHUAN PAJAK,PERSEPSI
SOSIALISASI PAJAK, PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN PAJAK
,DENGAN PERSEPSI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan)
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Agustus 2017
Yang menyatakan
Theodosia Dhinar Krisma Alfidya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PENGETAHUAN PAJAK, PERSEPSI
SOSIALISASI PAJAK, PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN PAJAK,
DENGAN PERSEPSI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi
kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi)”. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program Strata-1 di Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Johanes Eka Priyatna, M.Sc.,Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma, terima kasih telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan diri
2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., MBA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma telah memberikan kesempatan untuk
berdinamika untuk belajar dan berorganisasi di Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA selaku Ketua Program
Studi Akuntansi yang telah memberikan motivasi dan dukungan untuk
terselesaikannya skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
4. Bapak Kornelius Putra, SE., M.Sc. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan, dukungan, saran, ide, dan motivasi.
5. Bapak Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Ak., QIA., CA selaku dosen
pembimbing akademik, untuk segala motivasi dan dukungan dalam
penyelesaian studi penulis.
6. Segenap Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
7. Rekan penulis , selaku staf Humas Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat III
yang telah bersedia memberikan informasi tentang perijinan tempat
penelitian dan masukan yang bermanfaat pada penyelesaian penelitian
penulis.
8. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan atas kesediaannya telah
mengijinkan penulis melakukan penelitian.
9. Kakak-kakak tingkat pendahulu, atas saran dan bantuannya.
10. Orang tua, adik-adik (Gita dan Chrisan), serta saudara-saudara penulis, atas
doa, bimbingan, kesabaran, nasehat, serta kasih sayang yang selalu tercurah
sampai saat ini.
11. Sahabat seperjuangan penulis di tanah rantau terutama Maria Rosa dan
Damaris Indah atas semua dukungan, semangat, saran dan kritikan serta
kerjasamanya.
12. Teman-teman seperjuangan MPAT kelas H, yang bersedia dengan sabar
membantu memberikan solusi dan masukan kepada penulis.
13. Teman-teman Ex-BEMFE 2015/2016 yang telah memberikan keceriaan ,
kritikan, dan banyak solusi kepada penulis selama proses pengerjaan
skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
14. Keluarga “Geng Kost Surya 5A” atas dukungan dan segala bantuan yang
diberikan selama proses penulisan.
15. Teman-teman Akuntansi kelas D angkatan 2013 atas dukungan, bantuan
dan kebersamaannya dari semester awal hingga akhir ini.
Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga
akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang Perpajakan dan
penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.
Yogyakarta, 31 Agustus 2017
Theodosia Dhinar Krisma Alfidya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................ v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS .......................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................. x
HALAMAN DAFTAR TABEL ......................................................................... xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR…………………………………………… . xvi
ABSTRAK…………………………………………………………………….. xvii
ABSTRACK……………………………………………………………………..xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 5
C. Batasan Masalah…………………………………………………… 5
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 6
E. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 6
F. Sistematika Penulisan……………………………………………… 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .. ....................................................................... 10
A. Pajak………………………………………………………………. 10
1. Pengertian Pajak………………………………………………... 10
2. Fungsi Pajak……………………………………………………. 11
3. Sistem Pemungutan Pajak………………………………………. 11
4. Pengelompokan Pajak………………………………………… . 13
B. Wajib Pajak………………………………………………………… 14
1. Pengertian Wajib Pajak…………………………………………. 14
2. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak……………………………….. 15
C. Pajak Penghasilan………………………………………………….. 17
1. Pengertian Pajak Penghasilan…………………………………… 17
2. Subyek Pajak Penghasilan………………………………………. 17
3. Obyek Pajak Penghasilan……………………………………….. 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
D. Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)…………………………………. 19
1. Pengertian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)…………………... 19
2. Fungsi Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)………………………. 19
3. Prosedur Penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak…………….. 21
4. Jenis Surat Pemberitahuan Pajak………………………………... 22
5. Sanksi Sehubungan dengan Surat Pemberitahuan Pajak……….. 23
E. Persepsi…………………………………………………………….. 24
F. Pengetahuan Pajak…………………………………………………. 26
1. Pengertian Pengetahuan Pajak………………………………….. 26
2. Indikator Pengetahuan Pajak……………………………………. 26
G. Sosialisasi Pajak……………………………………………………. 27
1. Pengertian Sosialisasi Pajak…………………………………….. 27
2. Indikator Sosialisasi Pajak……………………………………… 28
H. Kualitas Pelayanan Pajak…………………………………………... 30
1. Pengertian Pelayanan……………………………………………. 30
2. Pengertian Kualitas……………………………………………… 31
3. Kualitas Pelayanan……………………………………………… 31
4. Account Representative…………………………………………. 31
5. Indikator Kualitas Pelayanan Account Representative………….. 34
I. Kepatuhan Wajib Pajak……………………………………………. 36
1. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak……………………………. 36
2. Indikator Kepatuhan Wajib Pajak………………………………. 37
J. Penelitian Terdahulu……………………………………………….. 37
K. Kerangka Penelitian…………………………………………………39
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 44
A. Jenis Penelitian…………………………………………………….. 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………….. 44
C. Subyek dan Obyek Penelitian……………………………………… 45
1. Subyek Penelitian……………………………. ........................... . 45
2. Obyek Penelitian………………………………. ........................ 45
D. Penetapan Populasi dan Sampel…………………………………. . 45
1. Populasi……………………………. .......................................... 45
2. Sampel………………………………. ........................................ 45
E. Teknik Pengambilan Sampel………………………………………. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
F. Data Penelitian…………………………………………………….. 46
G. Teknik Pengumpulan Data………………………………………. . 47
H. Variabel Penelitian……………………………………………… .. 48
I. Pengukuran Variabel……………………………………………… 53
J. Teknik Pengujian Instrumen………………………………………. 55
1. Uji Validitas……………………………. ................................... 55
2. Uji Reliabilitas………………………………. ........................... 57
K. Teknik Analisis Data ....................................................................... 58
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ............................... 61
A. Sejarah Umum KPP Pratama Bekasi Selatan……………………… 61
B. Lokasi Kantor dan Wilayah Kerja………………………………… 63
C. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi KPP Pratama Bekasi Selatan……. 65
D. Visi, Misi, dan Motto KPP Pratama Bekasi Selatan……………… 66
E. Struktur Organisasi………………………………………………... 67
F. Pembagian Tugas Pokok………………………………………….. 70
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ....................................... 74
A. Deskripsi Data Responden………………………………………… 74
1. Responden Berdasarkan Usia…………………………………... 75
2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………………………… 76
3. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir…………………. 76
4. Responden Berdasarkan Lama Bekerja………………………… 77
B. Deskripsi Hasil Kuesioner……………………………………… ... 78
1. Persepsi Pengetahuan Pajak…………………………………….. 80
2. Persepsi Sosialisasi Pajak………………………………………. 81
3. Persepsi Kualitas Pelayanan Pajak…… ...................................... 81
4. Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi……………….. 82
C. Pengujian Instrumen………………………………………………. 82
1. Uji Validitas……………………………………………………. 83
2. Uji Reliabilitas………………………………………………….. 84
D. Analisis Data………………………………………………………. 86
1. Persepsi Hubungan Pengetahuan Pajak dengan Persepsi
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi…………………………. 86
2. Persepsi Hubungan Sosialisasi Pajak dengan Persepsi
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi…………………………. 88
3. Persepsi Kualitas Pelayanan Pajak dengan Persepsi
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi……….. ......................... 89
E. Pembahasan………………………………………………………... 90
1. Persepsi Hubungan Pengetahuan Pajak dengan Persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi…………………………. 90
2. Persepsi Hubungan Sosialisasi Pajak dengan Persepsi
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi………………………… 93
3. Persepsi Kualitas Pelayanan Pajak dengan Persepsi
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi………. .......................... 96
Bab V PENUTUP………………………………………………………….. . 98
A. Kesimpulan………………………………………………………... 98
B. Keterbatasan………………………………………………………. 98
C. Saran………………………………………………………………. 99
DAFTAR PUSTAKA ………………………. .................................................. 100
LAMPIRAN ……………………………………. ............................................. 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Skala Likert ....................................................................................... 54
Tabel 3.2 Skor Reliabilitas Alpha Cronbach..................................................... 58
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi ......................................................... 59
Tabel 4.1 Wilayah Kerja KPP Pratama Bekasi Selatan .................................... 64
Tabel 5.1 Hasil Statistik Data Responden Berdasarkan Usia ........................... 75
Tabel 5.2 Hasil Statistik Data Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin ............................................................................................. 76
Tabel 5.3 Hasil Statistik Data Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir ............................................................................................. 76
Tabel 5.4 Hasil Statistik Data Responden Berdasarkan Lama
Bekerja .............................................................................................. 77
Tabel 5.5 Statistik Deskriptif Hasil Jawaban Kuesioner ................................... 78
Tabel 5.6 Kategori Skor Jawaban Persepsi Pengetahuan Pajak ........................ 80
Tabel 5.7 Kategori Skor Jawaban Persepsi Sosialisasi Pajak ........................... 81
Tabel 5.8 Kategori Skor Jawaban Persepsi Kualitas Pelayanan Pajak
Account Representative ..................................................................... 81
Tabel 5.9 Hasil Skor Jawaban Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi ................................................................................... 82
Tabel 5.10 Hasil Uji Validitas Persepsi Pengetahuan Pajak ............................... 83
Tabel 5.11 Hasil Uji Validitas Persepsi Sosialisasi Pajak .................................. 83
Tabel 5.12 Hasil Uji Validitas Persepsi Kualitas Pelayanan Pajak ..................... 84
Tabel 5.13 Hasil Uji Validitas Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi .................................................................................... 84
Tabel 5.14 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Pengetahuan Pajak ........................... 85
Tabel 5.15 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Sosialisasi Pajak ............................... 85
Tabel 5.16 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kualitas Pelayanan Pajak
Account Representative ..................................................................... 85
Tabel 5.17 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi .................................................................................... 85
Tabel 5.18 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Persepsi Pengetahuan
Pajak dengan Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi ............................................................................................... 86
Tabel 5.19 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Persepsi Sosialisasi
Pajak dengan Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi ............................................................................................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 5.20 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Persepsi Kualitas
Pelayanan Pajak dengan Persepsi Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi .......................................................................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ...................................................................... 43
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kerja KPP Pratama Bekasi Selatan ........................ 63
Gambar 4.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Bekasi Selatan ......................... 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PENGETAHUAN PAJAK, PERSEPSI
SOSIALISASI PAJAK, PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN PAJAK
,DENGAN PERSEPSI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan)
Theodosia Dhinar Krisma Alfidya
NIM :132114194
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Yogyakarta
2017
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara persepsi
pengetahuan pajak, persepsi sosialisasi pajak, persepsi kualitas pelayanan pajak,
dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Bekasi Selatan.
Jenis Penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah sampling jenuh. Pada penelitian ini teknik analisis data yang
digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel adalah korelasi Rank
Spearman. Penelitian ini menguji adanya hubungan dengan arah positif antara
persepsi pengetahuan pajak dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi, persepsi sosialisasi pajak dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi, persepsi kualitas pelayanan pajak dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan.
Hasil pengujian korelasi Rank Spearman menunjukan bahwa terdapat
hubungan dengan arah positif dan kuat antara persepsi pengetahuan pajak dengan
persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Terdapat hubungan dengan arah
positif dan cukup kuat antara persepsi sosialisasi pajak dengan persepsi kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi. Terdapat hubungan dengan arah positif dan kuat
antara persepsi kualitas pelayanan pajak, dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi.
Kata Kunci: Pengetahuan Pajak, Sosialisasi Pajak, Kualitas Pelayanan Pajak,
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABSTRACT
RELATION ANALYSIS OF TAX KNOWLEDGE PERCEPTION, TAX
SOCIALIZATION PERCEPTION, TAX SERVICE QUALITY
PERCEPTION, WITH INDIVIDUAL TAXPAYERS COMPLIANCE
PERCEPTION
(A Case Study on Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan)
Theodosia Dhinar Krisma Alfidya
NIM :132114194
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Yogyakarta
2017
This research was aimed to find out the relationship between tax knowledge
perception, tax socialization perception, tax service quality perception, with
Individual Taxpayers compliance perception at Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bekasi Selatan.
This research was a case study. Non-probability sampling technique with the
kind of saturated samples was used as the sampling technique in this research. The
data analysis technique was done by using spearman rank correlation test to
discover the association among variables. This research tested about the positive
correlation between tax knowledge perception, tax socialization perception, tax
service quality perception, with Individual Taxpayers compliance perception at
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan.
The result by using spearman rank correlation test showed positive and strong
correlation between tax knowledge perception with Individual Taxpayers
compliance perception. There is a positive and fair correlation between tax
socialization perception with Individual Taxpayers compliance perception. There
is a positive and strong correlation between tax service quality perception with
Individual Taxpayers compliance perception.
Keywords: tax knowledge, tax socialization, tax service quality, Individual
Taxpayers compliance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran
pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta
Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan
kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan
nasional (www.pajak.go.id). Manfaat dari pajak bisa kita lihat dan rasakan
dalam kehidupan kita sehari-hari hampir di semua sektor seperti fasilitas
kesehatan, transportasi, pendidikan, sarana dan prasarana umum.
Berdasarkan struktur APBN negara tahun 2016, target penerimaan
negara yang berasal dari sektor perpajakan mencapai angka sebesar
Rp1.546,7 triliun atau 74,6% dari total pendapatan negara
(www.kemenkeu.go.id). Dengan sebegitu besarnya sumber penerimaan
negara yang berasal dari pajak, maka pemerintah bersama Direktorat
Jenderal Pajak terus mengusahakan berbagai upaya untuk mendongkrak
peningkatan penerimaan pajak. Berbagai cara dilakukan Direktorat
Jenderal Pajak termasuk dengan menetapkan arah kebijakan secara umum
untuk peningkatan kualitas pelayanan di bidang perpajakan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dilakukan oleh aparat pajak dan kepatuhan Wajib Pajak yang didukung
dengan perbaikan regulasi, administrasi, serta akuntabilitas.
Menurut Norman D. Nowak (2005) dalam Zain (2007) kepatuhan
Wajib Pajak adalah kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan,
tercermin dalam situasi di mana Wajib Pajak paham atau berusaha untuk
memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
yakni sebagai pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh
Wajib Pajak dalam rangka memberikan kontribusi di dalam membayarkan
pajak. Terkait dengan sistem perpajakan Indonesia yang menganut Self
Asessment System yaitu memberikan kewenangan kepada Wajib Pajak
untuk menghitung, membayar dan melapor kewajibannya maka kepatuhan
Wajib Pajak menjadi aspek penting dalam upaya peningkatan penerimaan
pajak di Indonesia.
Pengetahuan tentang pajak dapat menjadi salah satu aspek terkait
dengan kepatuhan Wajib Pajak. Pengetahuan yang dimiliki oleh Wajib
Pajak akan menumbuhkan pemahamannya terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan tentang tata cara perpajakan merupakan
hal penting. Pada contoh nyataannya, bagaimana bisa seorang Wajib Pajak
melakukan proses pelaporan SPT atau membayar pajak secara tepat waktu
sesuai dengan aturan yang berlaku jika Wajib Pajak sendiri tidak
mengetahui cara untuk pelaporan SPT maupun penyetoran pajak itu.
Pengetahuan yang diterima Wajib Pajak dapat berasal dari bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sosialisasi tentang perpajakan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak.
Mustafa (2005:10) dalam Adiyati (2009) menyatakan:
“sosialisasi adalah satu konsep umum yang dimaknakan sebagai
proses dimana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain,
tentang cara berfikir, merasakan dan bertindak dimana semuanya
itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan
partisipasi sosial yang efektif”.
Sosialisasi peraturan perpajakan yang masih belum menyeluruh ke setiap
Wajib Pajak menyebabkan minimnya pengetahuan Wajib Pajak tentang
informasi perpajakan (Burhan, 2015:18). Itulah yang menyebabkan upaya
sosialisasi harus lebih diberikan kepada Wajib Pajak. Kegiatan sosialisasi
bagi calon Wajib Pajak dimaksudkan untuk menjaring Wajib Pajak Baru,
sedangkan untuk Wajib Pajak yang telah terdaftar, sosialisasi yang
dilakukan bermanfaat untuk menjaga komitmen setiap Wajib Pajak dalam
melaksanakan kepatuhan pada aturan perpajakan (Atika dkk, 2013).
Menyadari bahwa manfaat pajak tidak dapat dirasakan secara langsung,
sehingga minimnya pengetahuan tentang pajak dapat menjadi penyebab
rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan penyetoran pajak.
Sosialisasi berperan penting untuk memberikan pemahaman, tidak hanya
pengetahuan tata cara perpajakan, namun juga pengertian tentang manfaat
positif yang terjadi dari adanya keteraturan penyetoran pajak secara
berkelanjutan.
Account Representative merupakan mitra penghubung antara
Direktorat Jenderal Pajak dengan wajib pajak (Suryanto, 2013). Account
Representative berperan untuk menjabarkan dan menjelaskan tata cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
perpajakan dan hukum yang berlaku tentang pajak kepada Wajib Pajak
dan melaksanakan pengawasan Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban
perpajakan, melaksanakan pembimbingan administratif dan himbauan
kepada Wajib Pajak, serta penggalian potensi Wajib Pajak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.01/2015
tentang Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak, telah
dilakukan pemisahan fungsi Account Representative menjadi dua, yaitu:
Account Representative yang menjalankan fungsi pelayanan dan
konsultasi Wajib Pajak serta Account Representative yang menjalankan
fungsi pengawasan dan penggalian potensi Wajib Pajak. Menurut Rajif
(2012) dengan memberikan pelayanan yang baik dapat meningkatkan
kepatuhan dari Wajib Pajak sehingga kualitas pelayanan pajak kepada
Wajib Pajak yang dilakukan oleh Account Representative menunjang
kepatuhan Wajib Pajak. Untuk upaya peningkatan kualitas pelayanan
pajak maka kinerja Account Representative dituntut lebih prima untuk
lebih dekat, lebih mengenal dan lebih tahu akan kondisi Wajib Pajaknya,
sehingga mendukung kepatuhan Wajib Pajak.
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan di atas, penulis
menempatkan posisi Account Representative sebagai Wajib Pajak Orang
Pribadi pada penelitian ini. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga akurasi
data mengenai pengetahuan pajak, sosialisasi pajak, kualitas pelayanan
pajak dan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dilakukan adalah tentang analisis hubungan persepsi pengetahuan pajak,
persepsi sosialisasi pajak, persepsi kualitas pelayanan pajak, dengan
persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hubungan antara persepsi pengetahuan pajak dengan
persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi?
2. Bagaimana hubungan antara persepsi sosialisasi pajak terhadap
persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi?
3. Bagaimana hubungan antara persepsi kualitas pelayanan pajak
dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi?
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini penulis memberikan batasan tentang permasalahan yang
diangkat. Penelitian ini terfokus pada:
1. Kualitas Pelayanan pajak yang dilakukan oleh Account Representative
yang melakukan fungsinya sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor
79/PMK.01/2015 tentang Account Representative pada Kantor
Pelayanan Pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Responden penelitian ini adalah Pegawai yang terdaftar sebagai
Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi
Selatan yang diposisikan sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi.
3. Penelitian ini berfokus pada kepatuhan Wajib Pajak dalam pemenuhan
kewajiban perpajakannya tanpa melihat informasi tentang laporan
keuangan Wajib Pajak, termasuk laporan keuangan yang diaudit oleh
akuntan publik
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi pengetahuan pajak
dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
2. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi sosialisasi pajak terhadap
persepsi kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi kualitas pelayanan pajak
dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Bagi Wajib Pajak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi untuk
menambah informasi dalam bidang perpajakan, terutama untuk
meningkatkan kesadaran sebagai Wajib Pajak bahwa pajak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dibayarkan merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi untuk
membiayai pembangunan negara.
2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
dan saran tentang tindakan yang diambil untuk meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
b. Hasil penelitian diharapkan mampu memberika masukan untuk
bahan pertimbangan peningkatan kualitas pelayanan pegawai
Account Representative kepada Wajib Pajak
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
pengetahuan dan referensi pada bidang perpajakan bagi pihak yang
memiliki kepentingan dan minat dalam hal perpajakan
4. Bagi Penulis Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu sebagai acuan dan
referensi penelitian selanjutnya untuk topik yang sama
5. Bagi Penulis
Semoga pelaksanaan penelitian dilapangan dapat menjadi
pengalaman dan pengetahuan secara langsung praktik bidang
perpajakan dan permasalahannya terkait dengan kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi dalam pemenuhan kewajibannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka
Menjelaskan tentang landasan teori penelitian,
pembahasan penelitian terdahulu yang sejenis, dan desain
penelitian.
BAB III : Metode Penelitian
Menjelaskan tentang penetapan jenis penelitian, penentuan
tempat dan waktu penelitian, penetapan subyek dan obyek
penelitian, pemilihan populasi dan sampel penelitian,
penetapan teknik penentuan sampel dan pengumpulan
data, penentuan variabel penelitian dan pengukuran
variabel, penentuan teknik pengujian instrumen penelitian
dan penentuan teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB IV : Gambaran Umum Obyek Penelitian
Menjelaskan tentang Gambaran umum obyek penelitian
BAB V : Analisis Data dan Pembahasan
Menjelaskan deskripsi data, menganalisis data dengan alat
ukur dan teori pendukung, pengolahan data yang mengacu
pada teknik analisis data , pembahasan topik penelitian,
dan menginterpretasikan hasil penelitian
BAB VI : Penutup
Berisi kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan
penelitian, dan saran-saran yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan
hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pajak
1. Pengertian Pajak
Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009
tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1 :
“pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Prof. Dr. P. J. A Adriani mendefinisikan pajak dalam Waluyo
(2011:2) sebagai berikut :
“Pajak adalah iuran masyarakat pada negara (yang sifatnya dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak
mendapat prestasi kembali yang dapat ditunjuk dan yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubung tugas-tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan”
Definisi pajak yang serupa juga dinyatakan oleh Prof. Dr. H. Rochmat
Soemitro, S.H. dalam Mardiasmo (2011:1) yaitu: pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang sifatnya dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Fungsi Pajak
Menurut Waluyo (2011:6), terdapat dua fungsi pajak, yaitu :
a. Fungsi Penerimaan (Budgeter)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi
pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh:
dimasukkannya pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara(APBN) sebagai penerimaan dalam negeri.
b. Fungsi Mengatur (Reguler)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. Sebagai contoh:
dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras,
sehingga konsumsi terhadap miras dapat ditekan. Demikian pula
terhadap barang mewah.
3. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi tiga sistem (Mardiasmo,
2011:7), yaitu sebagai berikut :
a. Official Assessment system
Sistem pemungutan yang member wewenang kepada pemerintah
(fikus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
Pajak. Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
pemerintah.
2) Wajib Pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak akan timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak
oleh Pemerintah (fiskus).
b. Self Assesment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib
Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang, dengan
ciri-ciri sebagai berikut :
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
wajib pajak sendiri.
2) Wajib Pajak aktif (mulai dari menghitung, menyetor, dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang).
3) Pemerintah tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c. Witholding System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak
ketiga (bukan pemerintah dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan)
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak
(Mardiasmo, 2011:8), dengan ciri-ciri sebagai berikut: wewenang
menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga
(selain fiskus dan Wajib Pajak).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
4. Pengelompokan Pajak
Pengelompokan Pajak Menurut Mardiasmo (2011:5) Pajak dikelompokan
ke dalam 3 golongan, yaitu:
a. Berdasarkan pengolongannya, pajak dikelompokan atas :
1) Pajak Langsung
Pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat
dibebankan atau tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.Contoh :
PPh, PPN, PPn BM, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea
Materai.
2) Pajak Tidak Langsung
Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dapat dilimpahkan
kepada orang lain. Contoh : PPN.
b. Berdasarkan sifatnya, pajak dikelompokan atas :
1) Pajak Subjektif
Pajak berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak
Penghasilan (PPh)
2) Pajak Objektif
Pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan
keadaan diri Wajib Pajak. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c. Berdasarkan Lembaga Pemungutnya pajak dikelompokkan atas :
1) Pajak Pusat
Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga Negara.Contoh : PPh, PPN, PPn BM,
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Materai.
2) Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah.
3) Pajak Provinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
4) Pajak Kabupaten/Kota, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan
Pajak Hiburan
B. Wajib Pajak
1. Pengertian Wajib Pajak
Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2
mendefinisikan Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan,meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan perpajakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
a. Kewajiban Wajib Pajak
Menurut Undang-undang no 28 tahun 2007 kewajiban wajib pajak
dalam memenuhi pemungutan pajak antara lain :
1) Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP
2) Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP
3) Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar
4) Mengisi dengan benar SPT (SPT diambil sendiri), dan
memasukan ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang
telah ditentukan
5) Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan.
6) Saat dilakukan pemeriksaan maka hal yang wajib dilakukan oleh
Wajib Pajak yaitu (Mardiasmo, 2011:56) :
a) Memperlihatkan dan meminjamkan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang
berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh kegiatan
usaha, pekerja bebas wajib pajak, atau objek yang terutang
pajak.
b) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau
ruangan yang dipandang perlu untuk atau memberi bantuan
guna kelancaran pemeriksaan.
c) Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan,
pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Wajib Pajak terikut oleh suatu kewajiban untuk
merahasiakannya, maka kewajiban untuk merahasiakannya,
itu ditiadakan untuk keperluan pemerintah.
b. Hak Wajib Pajak
Menurut Undang-undang no 28 tahun 2007, selain memiliki
kewajiban Wajib Pajak juga memiliki hak yaitu sebagai berikut:
1) Mengajukan surat keberatan dan surat banding
2) Menerima tanda bukti pemasukan SPT
3) Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan
4) Mengajukan permohonan penundaan pemasukan SPT
5) Mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran
pembayaran pajak
6) Mengajukan permohonan perhitungan pajak yang
dikenakan dalam surat ketetapan pajak
7) Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak
8) Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan
sanksi, serta pembetulan surat keterangan pajak yang salah
9) Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan
kewajiban pajaknya
10) Meminta bukti pemotongan atau pemungutan pajak
11) Mengajukan keberatan dan banding.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
C. Pajak Penghasilan
1. Pengertian Pajak Penghasilan
Menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2008, definisi Pajak
Penghasilan adalah pajak yg dikenakan pada setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak, baik yang
berasal dari Indonesia, maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai
untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
2. Subyek Pajak
Subjek pajak pada pajak penghasilan berkenaan dengan penghasilan
yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak. Subjek pajak
tersebut akan dikenakan pajak apabila menerima atau memperoleh
penghasilan. Subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan,
dalam Undang-Undang disebut wajib pajak. Undang-undang Nomor 28
Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2 mendefinisikan Wajib Pajak adalah Orang
Pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan
pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan perpajakan. Berdasarkan
Undang-Undang tersebut, subyek pajak yaitu :
a. Orang Pribadi
Orang Pribadi merupakan subjek pajak yang bertempat tinggal atau
berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Wajib Pajak berupa badan.
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan menyebutkan bahwa Badan
adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan,
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha
yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,
lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi
kolektif dan bentuk usaha tetap.
c. Bentuk usaha tetap
Bentuk usaha tetap diartikan sebagai bentuk usaha dipergunakan
oleh orang pribadi atau badan yang tidak bertempat tinggal atau
tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan di Indonesia. Bentuk usaha tetap
ditentukan sebagai subjek pajak tersendiri terpisah dari badan.
Perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan subjek pajak badan
dalam negeri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3. Obyek Pajak Penghasilan
Menurut Undang-undang no 36 Tahun 2008 yang menjadi objek
pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dalam bentuk apa pun.
D. Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)
1. Pengertian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)
Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) menurut undang-undang
No.16 tahun 2009: “Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh
Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta
dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan”.
2. Fungsi Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)
Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) menurut Mardiasmo (2011:31),
antara lain:
a. Bagi Wajib Pajak Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak
yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri
dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1
(satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak;
2) Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek
pajak;
3) Harta dan kewajiban; dan/atau
4) Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan
atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu)
Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
b. Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah
sebagai sarana untuk melaoprkan dan mempertanggungjawabkan
perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan
tentang:
1) Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran; dan
2) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri
oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu
Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
3) Bagi pemotongan atau pemungutan pajak, fungsi Surat
Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan
disetorkannya.
3. Prosedur Penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak
Menurut Mardiasmo (2011:32), prosedur penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) antara lain:
a. Wajib Pajak sebagaimana mengambil sendiri Surat Pemberitahuan
di tempat yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Pajak atau
mengambil dengan cara lain yang tata cara pelaksanaannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Wajib Pajak
juga dapat mengambil Surat Pemberitahuan dengan cara lain,
misalnya dengan mengakses situs Direktorat Jenderal Pajak untuk
memperoleh formulir Surat Pemberitahuan tersebut.
b. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan
benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah,
dan menandatangani serta menyampaikan ke kantor Direktorat
Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau
tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
c. Wajib Pajak yang telah mendapat telah mendapat izin Menteri
Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan
menggunakan bahsa asing dan mata uang selain Rupiah, wajib
menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dengan menggunakan satuan mata uang selain Rupiah yang
diizinkan.
d. Penandatangan SPT dapat dilakukan secara biasa, dengan tanda
tangan stempel, atau tanda tangan elektronik atau digital, yang
semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama.
4. Jenis Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)
Menurut Suparmono (2010:12) Secara garis besar, Surat
Pemberitahuan (SPT) dibedakan menjadi 2, antara lain:
a. SPT Masa
Merupakan surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
perhitungan dan/atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu
Masa Pajak (1 bulan takwim) atau pada suatu saat. SPT Masa terdiri
dari:
1) SPT Masa PPh Pasal 21 dan 26;
2) SPT Masa PPh Pasal 22;
3) SPT Masa PPh Pasal 23;
4) SPT Masa PPh Pasal 26;
5) SPT Masa PPh Pasal 4 Ayat (2);
6) SPT Masa PPh Pasal 15; serta
7) SPT Masa PPN dan PPnBM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. SPT Tahunan
Merupakan surat yang oleh Wajib Pajak untuk perhitungan dan/atau
pembayaran pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak SPT
Tahunan terdiri dari:
1) SPT 1770: SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang
memiliki penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas, dari satu lebih
pemberi kerja.
2) SPT 1770 S: SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang
memiliki penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja, dengan
penghasilan bruto lebih dari 60 juta rupiah setahun.
3) SPT 1770 SS: SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi
yang memiliki penghasilan dari satu pemberi kerja, dengan
penghasilan bruto tidak lebih dari 60 juta rupiah setahun.
4) SPT 1721: SPT Tahunan PPh Pasal 21
5. Sanksi Sehubungan dengan Surat Pemberitahuan (SPT)
Menurut Pasal 7 angka 1 Undang-Undang Nomer 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyebutkan bahwa
apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu
yang telah ditentukan atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat
Pemberitahuan, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar:
a. Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa
lainnya,
c. Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan.
d. Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi.
E. Persepsi
Persepsi pada hakikatnya merupakan proses penilaian seseorang
terhadap obyek tertentu. Menurut Young (1956) persepsi merupakan
aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada
obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut
tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di
lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama
dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa
harapan-harapan, nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain. Menurut Wagito
(1981) persepsi merupakan proses psikologis dan hasil dari penginderaan
serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir.
Dalam proses persepsi individu dituntut untuk memberikan
penilaian terhadap suatu obyek yang dapat bersifat positif/negatif, senang
atau tidak senang dan sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan
terbentuk sikap, yaitu suatu kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau
bertindak secara tertentu di dalam situasi yang tertentu pula (Polak, 1976).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Menurut Walgito (2010:101) faktor-faktor yang berperan dalam
persepsi yaitu:
1. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang
bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja
sebagai reseptor.
2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.
Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk
meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf,
yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
3. Perhatian
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh
aktivitas individu yang ditunjukan terhadap sesuatu atau sekumpulan
obyek. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan
adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
F. Pengetahuan Pajak
1. Pengertian Pengetahuan Pajak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan berarti
segala sesuatu yang diketahui; kepandaian; atau segala sesuatu yang
diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Kaitannya dengan
perpajakan, pengetahuan adalah segala susuatu yang diketahui
mengenai ketentuan umum dalam perpajakan. Pengetahuan tersebut
berupa pengetahuan mengenai peraturan perpajakan, pengetahuan
mengenai tata cara menghitung maupun melaporkan kewajiban
perpajakan, serta pengetahuan tentang fungsi dan peranan pajak.
Pengetahuan Pajak adalah informasi pajak yang dapat
digunakan wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil
keputusan, dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu
sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya dibidang
perpajakan. (Carolina, 2009:7)
2. Indikator Pengetahuan Pajak
Pengetahuan pajak menurut Rahayu (2010) meliputi :
a. Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
b. Pengetahuan mengenai Sistem Perpajakan di Indonesia
c. Pengetahuan mengenai Fungsi Perpajakan
Fallan (1999) yang dikutip kembali oleh Siti Kurnia Rahayu
(2010:141) memberikan kajian pentingnya aspek pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
perpajakan bagi wajib pajak sangat mempengaruhi sikap pajak terhadap
sistem perpajakan yang adil. Dengan kualitas pengetahuan yang semakin
baik akan memberikan sikap memenuhi kewajiban dengan benar melalui
adanya sistem perpajakan sesuatu negara yang dianggap adil. Kesadaran
wajib pajak akan meningkat bilamana dalam masyarakat muncul persepsi
terhadap pajak. Dengan meningkatnya pengetahuan perpajakan
masyarakat melalu pendidikan perpajakan baik formal maupun non
formal akan berdampak positif terhadap pemahaman dan kesadaran
Wajib Pajak dalam membayar pajak. Dengan penyuluhan perpajakan
secara intensif dan kontinyu akan meningkatkan pemahaman wajib pajak
tentang kewajiban membayar pajak sebagai wujud gotong royong
nasional dalam menghimpun dana untuk kepentingan pembiayaan
pemerintahan dan pembangunan nasional.
G. Sosialisasi Pajak
1. Pengertian Sosialisasi Pajak
Berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No: Per-
03/PJ/2013 tentang pedoman penyuluhan pajak, istilah sosialisasi tidak
digunakan dalam peraturan tersebut tetapi menggunakan istilah
penyuluhan. Peraturan tersebut memuat tentang pengertian dari
penyuluhan perpajakan yaitu; “penyuluhan perpajakan adalah suatu
upaya dan proses memberikan informasi perpajakan kepada masyarakat,
dunia, dan lembaga pemerintah maupun non-pemerintah” (pasal 1 ayat 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Beberapa ahli menyatakan pengertian dari sosialisasi antara lain:
Menurut Basalamah (2004:196), sosialisasi merupakan proses
dimana orang-orang mempelajari suatu sistem nilai, norma, dan pola
perilaku yang diharapkan oleh kelompok suatu bentuk transformasi dari
orang tersebut sebagai orang luar menjadi organisasi efektif.
Sosialisasi menurut Mustafa (2005:10) dalam Adiyati (2009)
adalah “satu konsep umum yang dimaknakan sebagai proses dimana kita
belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berfikir,
merasakan dan bertindak dimana semuanya itu merupakan hal-hal yang
sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif.”
Berdasarkan pada pengertian yang dijabarkan para ahli,dapat
disimpulkan bahwa sosialisasi perpajakan merupakan upaya yang
dilakukan Direktorat Jenderal Pajak tentang penyampaian informasi,
pemahaman, dan pembinaan untuk masyarakat terutama pada Wajib
Pajak mengenai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
2. Indikator Sosialisasi Pajak
Menurut Winerungan (2013), Indikator sosialisasi oleh Ditjen
Pajak tersebut adalah kegiatan sadar dan peduli pajak serta
memodifikasi program pengembangan pelayanan perpajakan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
a. Penyuluhan
Bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh Ditjen Pajak melalui
berbagai media, baik media elektronik maupun media massa
lainnya bahkan terkadang sampai mengadakan penyuluhan secara
langsung ke tempat (daerah-daerah) tertentu yang dianggap
potensial pajaknya tinggi dan membutuhkan informasi yang
lengkap dan terjamin kebenarannya.
b. Diskusi dengan wajib pajak dan tokoh masyarakat
Salah satu bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh Ditjen Pajak yang
lebih menekankan pada komunikasi dua arah baik dari segi petugas
pajak (fiskus) maupun masyarakat khususnya wajib pajak yang
dianggap memiliki pengaruh atau dipandang oleh masyarakat
sekitarnya sehingga diharapkan mampu memberi penjelasan yang
lebih baik terhadap masyarakat sekitarnya.
c. Informasi langsung dari petugas ke wajib pajak
Bentuk penyampaian informasi yang diperoleh secara langsung
oleh wajib pajak dari petugas yag bersangkutan (fiskus) mengenai
perpajakan.
d. Pemasangan billboard
Pemasangan billboard dan atau spanduk di pinggir jalan atau di
tempat-tempat lainnya yang strategis dan mudah dilihat oleh
masyarakat. Berisi pesan singkat, bisa berupa pernyataan, kutipan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
perkataan maupun slogan yang mudah dimengerti dan menarik
sehingga mampu menyampaikan tujuannya dengan baik.
b. Website Dirjen pajak
Media sosialisasi (dalam menyampaikan informasi) yang dapat
diakses internet setiap saat dengan cepat dan mudah serta informasi
yang diberikanpun sangat lengkap, akurat, terjamin kebenarannya
dan up to date.
H. Kualitas Pelayanan Pajak
1. Pengertian Pelayanan
Menurut Boediono (2003:60) pelayanan adalah suatu proses
kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan
kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan
keberhasilan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendaya gunaan
Aparatur Negara No.81 Tahun 1993, pelayanan umum didefinisikan:
segala bentuk kegiatan pelayanan umum dilaksanakan instansi
pemerintah di pusat, di daerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik
Negara/Daerah dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam bentuk upaya
pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Pengertian Kualitas
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan (Tjiptono, 2007).
3. Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan merupakan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat
layanan yang diberikan mampu menyesuaikan dengan ekspentasi
pelanggan, jadi kualitas pelayanan diwujudkan melalui pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan penyampaian
pelayanan tersebut membagi harapan pelanggan (Anatan dan Elitan,
2007:47).
4. Account Representative
a. Pengertian Account Representative
Menurut PMK Nomor 79/PMK.01/2015 Account Representative
merupakan salah satu ujung tombak penggalian potensi penerimaan
Negara di bidang perpajakan yang mengemban tugas intensifikasi
perpajakan melalui pemberian bimbingan/himbauan, konsultasi,
analisis dan pengawasan terhadap Wajib Pajak.
Account Representative (AR) dapat disebut juga sebagai staf
pendukung pelaksana dalam tiap Kantor Pelayanan Pajak Modern,
bertanggung jawab dalam menganalisa dan memonitor kepatuhan
Wajib Pajak melalui penyampaian SPT yang harus sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
peraturan perundang-undangan pajak dan berwenang untuk
memberikan respon yang efektif, tepat dan benar atas pertanyaan dan
permasalahan yang disampaikan Wajib Pajak dalam pelaksanaan
kewajibannya, memberikan edukasi kepada Wajib Pajak, asistensi
secara langsung, serta mendorong, memotivasi dan mengawasi
pemenuhan hak dan kewajiban Wajib Pajak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor
79/PMK.01/2015 tentang Account Representative pada Kantor
Pelayanan Pajak, pasal 1 ayat (2) yaitu; Account Representative adalah
pegawai yang diangkat dan ditetapkan sebagai Account Representative
pada Kantor Pelayanan Pajak.
Pada penerapan sistem administrasi perpajakan modern Account
Representative berperan sebagai penghubung antara Wajib Pajak
dengan Direktorat Jenderal Pajak sehingga untuk upaya peningkatan
kualitas pelayanan pajak kepada Wajib Pajak maka kinerja Account
Representative dituntut untuk lebih dekat, lebih mengenal dan lebih
tahu akan kondisi Wajib Pajaknya, sehingga mendukung kepatuhan
Wajib Pajak (www.bppk.kemenkeu.go.id).
b. Tugas dan fungsi Account Representative
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 79/PMK.01/2015
tentang Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak, yaitu
terdiri dari:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1) Account Representative yang menjalankan fungsi pelayanan dan
konsultasi Wajib Pajak; dan
2) Account Representative yang menjalankan fungsi pengawasan dan
penggalian potensi Wajib Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan nomor 79/PMK.01/2015 pada pasal 3
menjabarkan bahwa Account Representative yang menjalankan fungsi
pelayanan dan konsultasi Wajib Pajak mempunyai tugas:
1) melakukan proses penyelesaian permohonan Wajib Pajak;
2) melakukan proses penyelesaian usulan pembetulan ketetapan
pajak;
3) melakukan bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada
Wajib Pajak; dan
4) melakukan proses penyelesaian usulan pengurangan Pajak Bumi
dan Bangunan.
Peraturan Menteri Keuangan nomor 79/PMK.01/2015 pasal 4
menjabarkan bahwa Account Representative yang menjalankan fungsi
pengawasan dan penggalian potensi Wajib Pajak mempunyai tugas:
1) melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib
Pajak;
2) menyusun profil Wajib Pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3) analisis kinerja Wajib Pajak; dan
4) rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi dan
himbauan kepada Wajib Pajak.
Pada pelaksanaan tugasnya Account Representative bertanggung
jawab kepada Kepala Seksi yang menjadi atasannya.
Dalam upaya peningkatan kinerja dari Account Representative maka
dilakukan pemisahan tugas untuk menjalankan tugas dan fungsinya dalam
optimalisasi pelayanan kepada Wajib Pajak. Account Representative yang
menjalankan fungsi pelayanan dan konsultasi Wajib Pajak ditempatkan
pada Seksi Waskon I dan untuk Account Representative yang menjalankan
fungsi pengawasan dan penggalian potensi Wajib Pajak ditempatkan pada
Seksi Waskon II, Waskon III, dan Waskon IV.
5. Indikator Kualitas Pelayanan pajak dari Account Representative
Menurut Wardani (2011), salah satu tugas Account Representative
adalah memberikan pelayanan yang berkualitas kepada Wajib Pajak.
Menurut Artha dan Setiawan (2016) lima dimensi yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi kualitas jasa pelayanan pajak adalah sebagai berikut:
a. Bukti langsung (tangibles), yaitu meliputi fasilitas fisik, pegawai,
perlengkapan, dan komunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b. Keandalan (reliability) merupakan kemampuan para petugas pajak
dalam memberikan pelayanan yang menjanjikan dengan segera dan
memuaskan.
c. Daya Tanggap (responsiveness) merupakan karakteristik kecocokan
dalam pelayanan manusia yaitu keinginan para petugas pajak untuk
membantu wajib pajak dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
d. Jaminan (assurance), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan
sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh petugas pajak bebas dari risiko,
bahaya atau keragu–raguan.
e. Empati (emphaty) meliputi kemudahan dalam melakukan komunikasi,
hubungan verbal, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para
pelanggan.
Pelayanan yang berkualitas harus dapat memberikan 4K yaitu
keamanan, kenyamanan, kelancaran, dan kepastian hukum. Kualitas
pelayanan dapat diukur dengan kemampuan memberikan pelayanan yang
memuaskan, dapat memberikan pelayanan dengan tanggapan,
kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh
aparat pajak. Di samping itu, juga kemudahan dalam melakukan hubungan
komunikasi yang baik, memahami kebutuhan Wajib Pajak, tersedianya
fasilitas fisik termasuk sarana komunikasi yang memadai, dan pegawai
yang cakap dalam tugasnya (Supadmi,2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban membayar pajak
tergantung pada bagaimana petugas pajak memberikan mutu pelayanan
yang terbaik kepada wajib pajak (Suryadi, 2006).
Kinerja pelayanan yang baik harus tetap diperhatikan oleh Direktorat
Jenderal Pajak untuk dimungkinkannya diperoleh manfaat ganda apabila
dikombinasikan dengan unsur-unsur self assessment untuk meningkatkan
kepatuhan perpajakan bagi Wajib Pajak dan secara tidak langsung akan
meningkatkan pula penerimaan pajak. Organisasi kerjasama ekonomi
negara-negara maju (OECD) menyatakan bahwa pelayanan kepada wajib
pajak dengan memberikan perlakuan pajak yang fair dan efisien akan
mendorong tingkat kepatuhan wajib pajak.
I. Kepatuhan Wajib Pajak
1. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak menurut Norman D. Nowak (2005) dalam
Zain (2004) yaitu kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin
dalam situasi di mana Wajib Pajak paham atau berusaha untuk
memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
maka konteks kepatuhan dalam penelitian ini mengandung arti bahwa
Wajib Pajak berusaha untuk mematuhi peraturan hukum perpajakan yang
berlaku, baik memenuhi kewajiban ataupun melaksanakan hak
perpajakannya. Wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang taat dan
memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Rahayu,
2010:138).
2. Indikator Kepatuhan Wajib Pajak
Indikator dari kepatuhan Wajib Pajak itu sendiri menurut Nasucha
(2004) yang dikutip oleh Siti Kurnia (2010:139), menyatakan bahwa:
a. Menyampaikan SPT tepat waktu.
b. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri;
c. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali surat pemberitahuan;
d. Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang; dan,
e. Kepatuhan dalam pembayaran dan tunggakan
J. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi sebelumnya
sudah pernah dilakukan terutama mengenai beberapa variabel yang penulis
jabarkan pada penelitian ini.
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang menjadi panduan dan literatur
penulis dalam penelitian ini yaitu: Nugroho (2016) melakukan penelitian
mengenai Analisis Hubungan Persepsi Pengetahuan Pajak, Persepsi Kualitas
Pelayanan, Persepsi Konsultasi Account Representative (AR) Dengan Persepsi
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi studi kasus pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa
persepsi pengetahuan pajak memiliki hubungan positif yang cukup kuat
dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari (2016) tentang Hubungan
Persepsi Self Assesment System, Persepsi Sosialisasi Perpajakan, Persepsi
Tingkat Pendidikan, dengan Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Hasil penelitian
menunjukan bahwa persepsi sosialisasi perpajakan memiliki hubungan positif
yang lemah dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Penelitian yang dilakukan oleh Nuryani (2016) mengenai Hubungan
Persepsi Pelayanan, Persepsi Konsultasi, dan Persepsi Pengawasan Account
Representative dengan Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi
kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Temanggung). Penelitian
menunjukan bahwa Hubungan Persepsi Pelayanan, Persepsi Konsultasi, dan
Persepsi Pengawasan Account Representative dengan Persepsi Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi adalah cukup kuat dengan arah hubungan positif.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Nugroho (2016) yang mengemukakan
bahwa persepsi kualitas pelayanan pajak memiliki hubungan positif yang
cukup kuat dengan Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Berdasarkan dari beberapa penelitian terdahulu di atas, penulis membuat
kerangka penelitian sebagai dasar dalam melakukan penelitian tentang
hubungan antara variable X (Persepsi Pengetahuan Pajak, Persepsi Sosialisasi
Pajak, Persepsi Kualitas Pelayanan Pajak) dengan Variabel Y (Persepsi
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi). Penelitian ini dimaksudkan untuk
melihat seberapa kuat hubungan dan arah hubungan yang dimiliki antara
variable X (Persepsi Pengetahuan Pajak, Persepsi Sosialisasi Pajak, Persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Kualitas Pelayanan Pajak) dengan Variabel Y (Persepsi Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi).
K. Kerangka Penelitian
Penelitian ini menggunakan kerangka penelitian sebagai berikut:
1. Hubungan persepsi pengetahuan pajak dengan kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi
Pengetahuan pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan Wajib
Pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk
menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan
hak dan kewajibannya dibidang perpajakan (Carolina, 2009:7) Dalam
hal ini pengetahuan menunjang seorang Wajib Pajak untuk bertindak
patuh menjalankan kewajibannya dibidang perpajakan. Pengetahuan
tersebut berupa pengetahuan mengenai peraturan perpajakan,
pengetahuan mengenai tata cara menghitung maupun melaporkan
kewajiban perpajakan, serta pengetahuan tentang fungsi dan peranan
pajak. Menurut Rahayu (2010) pengetahuan pajak meliputi :
1) Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
2) Pengetahuan mengenai Sistem Perpajakan di Indonesia
3) Pengetahuan mengenai Fungsi Perpajakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
H1= Ada hubungan dengan arah positif antara persepsi pengetahuan
pajak dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
2. Hubungan Persepsi sosialisasi pajak dengan persepsi kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi
Sosialisasi pajak berdasarkan peraturan Direktorat Jenderal Pajak Per-
03/PJ/2013 adalah upaya yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak tentang
penyampaian informasi, pemahaman, dan pembinaan untuk masyarakat
terutama pada Wajib Pajak mengenai peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku. Indikator sosialisasi oleh Ditjen Pajak tersebut adalah
kegiatan sadar dan peduli pajak serta memodifikasi program
pengembangan pelayanan perpajakan yaitu berupa:
a. Penyuluhan
b. Diskusi dengan wajib pajak dan tokoh masyarakat
c. Informasi langsung dari petugas ke wajib pajak
d. Pemasangan billboard
e. Website atau media sosial Dirjen pajak
Dengan terpenuhinya kegiatan sosialisasi yang dilakukan akan mendukung
perkembangan pengetahuan dan informasi tentang pajak yang dimiliki
oleh Wajib Pajak sehingga dapat menjalankan kepatuhan Wajib Pajak.
H2= Ada hubungan dengan arah positif antara persepsi sosialisasi pajak
dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3. Hubungan Persepsi kualitas pelayanan pajak dengan Persepsi Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi
Kualitas pelayanan pajak merupakan ukuran seberapa baik pelayanan dari
Account Representative yang diberikan mampu menyesuaikan dengan
ekspektasi Wajib Pajak. Dengan kualitas pelayanan yang baik, Wajib
Pajak akan lebih mudah mendapatkan arahan dan informasi untuk
memenuhi sekaligus mematuhi kewajiban dalam perpajakannya.
Indikator kualitas jasa pelayanan pajak adalah sebagai berikut:
a. Bukti langsung (tangibles), yaitu meliputi fasilitas fisik,
pegawai, perlengkapan, dan komunikasi.
b. Keandalan (reliability) merupakan kemampuan para petugas
pajak dalam memberikan pelayanan yang menjanjikan dengan
segera dan memuaskan.
c. Daya Tanggap (responsiveness) merupakan karakteristik
kecocokan dalam pelayanan manusia yaitu keinginan para
petugas pajak untuk membantu Wajib Pajak dan memberikan
pelayanan dengan tanggap.
d. Jaminan (assurance), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh petugas pajak
bebas dari risiko, bahaya atau keragu–raguan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
e. Empati (emphaty) meliputi kemudahan dalam melakukan
komunikasi, hubungan verbal, perhatian pribadi, dan
memahami kebutuhan para Wajib Pajak.
Semua indikator pada kualitas pelayanan pajak diterapkan pada
pelayanan pajak yang dilakukan oleh Account Representative sesuai
Peraturan Menteri Keuangan nomor 79/PMK.01/2015 yang menjabarkan
bahwa Account Representative yang menjalankan fungsi pelayanan dan
konsultasi Wajib Pajak pada pasal 3, dan pasal 4 yang menjabarkan
bahwa Account Representative yang menjalankan fungsi pengawasan dan
penggalian potensi Wajib Pajak.
H3= Ada hubungan dengan arah positif antara persepsi kualitas pelayanan
pajak dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarkan pada teori pendukung dalam penelitian ini maka kerangka
penelitian dalam penelitian ini tergambarkan sebagai berikut:
PERPPERASEP
= Hubungan
Gambar 2.1. Kerangka Penelitian
PERSEPSI PELAYANAN
PAJAK (X3)
PERSEPSI SOSIALISASI
PAJAK
(X2)
PERSEPSI PENGETAHUAN
PAJAK (X1)
PERSEPSI
KEPATUHAN
WAJIB PAJAK
ORANG
PRIBADI (Y)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus
adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dengan
cara menarik sampel dari unit sampel tertentu yang berhubungan dan
dipelajari secara mendalam (Wiyono, 2011).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bekasi Selatan yang terletak di Jalan Cut Mutia No 125, Margahayu,
Kota Bekasi, Jawa Barat. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi
Selatan menempati gedung yang sama dengan Kantor Pelayanan Pajak
Madya Bekasi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 April 2017 s.d 30 April
2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah pegawai Account Representative yang
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Bekasi Selatan. Dalam penelitian
ini pegawai Account Representative ditempatkan pada posisi sebagai
Wajib Pajak Orang Pribadi.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah persepsi pengetahuan pajak, persepsi
Sosialisasi Perpajakan, persepsi kualitas pelayanan pajak, dengan
persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
D. Penetapan Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011:119), populasi dapat didefinisikan
sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
penelitian ini adalah Pegawai yang terdaftar sebagai Account
Representative di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2010:174) yang dimaksud sampel atau contoh
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah populasi pegawai yang terdaftar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
sebagai Account Representative yang terdaftar di Kantor Pelayanan
Pajak Bekasi Selatan.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2014:122), teknik sampling
jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Sampel yang akan diambil adalah semua
populasi pegawai yang terdaftar sebagai Account Representative di Kantor
Pelayanan Pajak Bekasi Selatan. Berdasarkan data kepegawaian dari
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan, jumlah Account
Representative yang terdaftar sebesar 26 orang. Lebih lanjut menurut
Sugiyono (2014:122) sampling jenuh sering dilakukan apabila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
F. Data Penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan sumber data primer. Sumber data primer adalah sumber data
yang diperoleh langsung dari sumber asli dan tidak melalui perantara
(Indriantoro, 1999). Sumber data primer diperoleh dari pegawai yang
terdaftar sebagai Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Pratama Bekasi Selatan dengan cara menyebarkan kuesioner secara
langsung.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi pertanyaan kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2014:199). Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner kepada pegawai Account Representative yang
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Bekasi Selatan. Kuesioner yang
digunakan pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian. Pada bagian
pertama kuesioner berisi pertanyaan mengenai data diri responden, dan
bagian kedua berisi pertanyaan penelitian yang terkait dengan variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu persepsi pengetahuan
pajak, persepsi sosialisasi pajak, persepsi kualitas pelayanan pajak,
persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner langsung yang bersifat tertutup
karena cara responden memberikan jawabannya dengan memilih salah
satu jawaban yang dianggap benar, kemudian memberikan tanda.
Data yang telah terkumpul nantinya akan diolah menggunakan
statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2015:29) statistik deskriptif
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya
tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum. Berikut ini merupakan langkah yang akan dilakukan penulis untuk
mengolah data:
a. Deskripsi Karakteristik Responden
Deskripsi karakteristik dari responden digunakan untuk pemisahan
atau pengelompokan responden. Deskripsi karakteristik responden
yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia,
pendidikan, dan lama bekerja dalam frekuensi (%).
b. Deskripsi Hasil Kuesioner
Deskripsi hasil kuesioner berisi hasil skor atas jawaban kuesioner
yang telah disebarkan tentang variabel yang digunakan. Deskripsi
ini memuat data statistik berupa rata-rata (mean), simpangan
baku(standar deviation), serta skor maksimum dan minimum.
H. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus perhatian (center of
attention) atau pusat yang memberikan pengaruh (effect) dan mempunyai
nilai (value). Variabel penelitian pada dasarnya adalah hal yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
(Sugiyono,2014:58). Obyek penelitian yang dapat menetukan hasil
penelitian juga merupakan variabel (Sugiyono 2010:60). Variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Persepsi Pengetahuan Pajak
Pengetahuan Pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan
wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan
untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajibannya dibidang perpajakan”. (Carolina,
2009:7). Indikator dari pengetahuan pajak menurut Rahayu (2010)
meliputi :
1) Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
2) Pengetahuan mengenai Sistem Perpajakan di Indonesia
3) Pengetahuan mengenai Fungsi Perpajakan
b. Persepsi Sosialisasi Pajak
Sosialisasi menurut Mustafa (2005:10) dalam Adiyati (2009)
adalah satu konsep umum yang dimaknakan sebagai proses dimana
kita belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berfikir,
merasakan dan bertindak dimana semuanya itu merupakan hal-hal
yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang
efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Menurut Winerungan (2013:960-970), Indikator sosialisasi oleh
Dirjen Pajak adalah kegiatan sadar dan peduli pajak serta
memodifikasi program pengembangan pelayanan perpajakan, yang
meliputi:
1) Penyuluhan
Bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh Dirjen Pajak melalui
berbagai media, baik media elektronik maupun media massa
lainnya bahkan terkadang sampai mengadakan penyuluhan
secara langsung ke tempat (daerah-daerah) tertentu yang
dianggap potensial pajaknya tinggi dan membutuhkan
informasi yang lengkap dan terjamin kebenarannya.
2) Diskusi dengan wajib pajak dan tokoh masyarakat
Salah satu bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh Dirjen
Pajak yang lebih menekankan pada komunikasi dua arah baik
dari segi petugas pajak (fiskus) maupun masyarakat
khususnya wajib pajak yang dianggap memiliki pengaruh
atau dipandang oleh masyarakat sekitarnya sehingga
diharapkan mampu memberi penjelasan yang lebih baik
terhadap masyarakat sekitarnya.
3) Informasi langsung dari petugas ke wajib pajak
Bentuk penyampaian informasi yang diperoleh secara
langsung oleh wajib pajak dari petugas yang bersangkutan
(fiskus) mengenai perpajakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4) Pemasangan billboard
Pemasangan billboard dan atau spanduk di pinggir jalan atau
di tempat-tempat lainnya yang strategis dan mudah dilihat
oleh masyarakat. Berisi pesan singkat, bisa berupa
pernyataan, kutipan perkataan maupun slogan yang mudah
dimengerti dan menarik sehingga mampu menyampaikan
tujuannya dengan baik.
5) Web site Dirjen pajak
Media sosialisasi (dalam menyampaikan informasi) yang
dapat diakses internet setiap saat dengan cepat dan mudah
serta informasi yang diberikanpun sangat lengkap, akurat,
terjamin kebenarannya dan up to date.
c. Persepsi Kualitas Pelayanan Pajak
Kualitas pelayanan merupakan sebagai ukuran seberapa bagus
tingkat layanan yang diberikan mampu menyesuaikan dengan
ekspentasi pelanggan, jadi kualitas pelayanan diwujudkan melalui
pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan
penyampaian pelayanan tersebut membagi harapan pelanggan.
(Anatan dan Elitan, 2007:47). Kepatuhan Wajib Pajak dalam
memenuhi kewajiban membayar pajak tergantung pada bagaimana
pelayanan dari Account Representative memberikan mutu
pelayanan yang terbaik kepada Wajib Pajak (Suryadi, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Menurut Wardani (2011), salah satu tugas Account Representative
adalah memberikan pelayanan yang berkualitas kepada Wajib
Pajak. Menurut Artha dan Setiawan (2016) lima dimensi yang
dapat digunakan untuk menilai kualitas jasa pelayanan adalah
sebagai berikut:
1) Bukti langsung (tangibles), yaitu meliputi fasilitas fisik,
pegawai, perlengkapan, dan komunikasi.
2) Keandalan (reliability) merupakan kemampuan para petugas
pajak dalam memberikan pelayanan yang menjanjikan
dengan segera dan memuaskan.
3) Daya Tanggap (responsiveness) merupakan karakteristik
kecocokan dalam pelayanan manusia yaitu keinginan para
petugas pajak untuk membantu wajib pajak dan memberikan
pelayanan dengan tanggap.
4) Jaminan (assurance), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh
petugas pajak bebas dari risiko, bahaya atau keragu–raguan.
5) Empati (emphaty) meliputi kemudahan dalam melakukan
komunikasi, hubungan verbal, perhatian pribadi, dan
memahami kebutuhan para pelanggan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
d. Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Indikator dari kepatuhan Wajib Pajak itu sendiri menurut
Nasucha (2004) yang dikutip oleh Rahayu (2010:139), adalah:
1) Menyampaikan SPT tepat waktu.
2) Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri;
3) Kepatuhan untuk menyetorkan kembali surat pemberitahuan;
4) Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang;
dan,
5) Kepatuhan dalam pembayaran dan tunggakan pajak
I. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan Skala likert. Menurut Sugiyono (2014:132) Skala likert
adalah sebagai berikut : “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial.” Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus
menggambarkan, mendukung pernyataan. Untuk digunakan jawaban yang
dipilih. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak ukur menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan. Pertanyaan atau pernyataan terkait dengan
variabel Persepsi Pengetahuan Pajak, Persepsi Sosialisasi Pajak, Persepsi
Kualitas Pelayanan Pajak, Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
pada penelitian ini akan diberikan skala untuk membuat poin jawaban
responden, skalanya sebagai berikut:
Tabel 3.1. Skala Likert
No
Keterangan
Skor Positif
Skor Negatif
1 Sangat Setuju (SS) 5 1
2 Setuju (S) 4 2
3 Ragu-ragu (RG) 3 3
4 Tidak Setuju (TS) 2 4
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Sumber: Sugiyono (2014:133)
Hasil persentase skor dari pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan
dengan variabel X dan Y akan menunjukan jawaban menurut responden
terkait dengan tinggi rendahnya keterkaitan pada variabel-variabel
penelitian tersebut. Untuk mendapatkan nilai atas hasil yang diperoleh dari
persentase variabel, maka dibutuhkan adanya batas skor untuk setiap
kategori, menurut Azwar (2009) klasifikasi dapat dilakukan dengan
langkah berikut:
a. Deskripsi Variabel Penelitian
Analisis deskripsi variabel adalah gambaran terperinci untuk setiap
variabel penelitian. Deskripsi variabel penelitian ini dikelompokkan
menjadi tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang, dan rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Menurut Azwar (2009) pengelompokan ketiga kategori
tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kategori tinggi : X ≥ Mi + Sdi
Kategori sedang : Mi - Sdi ≤ X < Mi +Sdi
Kategori rendah : X < Mi – Sdi
Keterangan:
X : Skor total variabel
Mi : Mean ideal
Sdi : Standar deviasi ideal
Pengelompokan berdasarkan kategori tersebut untuk melihat sejauh
mana tanggapan responden terhadap masing – masing variabel
penelitian. Semakin tinggi skor dari variabel, maka semakin
positif/baik hasil yang didapat dari jawaban tentang variabel
tersebut, dan sebaliknya jika semakin rendah skor dari variabel,
maka semakin negatif/buruk hasil yang didapat dari variabel
tersebut.
J. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto,
2002:144). Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk
mengumpulkan data perlu dilakukan pengujian validitas. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan data yang valid dari instrumen yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
valid. Menurut Sugiyono (2012:121) hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Cara yang dipakai
dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel internal,
yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen
secara keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir.
Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada
kemudian dikorelasikan dengan menggunakan rumus korelasi
produk moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto,
(2002:146) sebagai berikut:
rxy
NN
N
yxxy
yyxx2222
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara x dan y
N : Jumlah Subyek
X : Skor item
Y : Skor total
∑X : Jumlah skor items
∑Y : Jumlah skor total
∑X2
: Jumlah kuadrat skor item
∑Y2
: Jumlah kuadrat skor total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Nilai rxy diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan
rumus diatas. Untuk memudahkan perhitungan untuk uji validitas,
dapat dilakukan dengan bantuan SPSS. Hasil dari perhitungan
tersebut dibandingkan dengan nilai pada tabel Product Moment. Jika
nilai rxy (hasil hitung) lebih besar atau sama dengan tabel, maka
butir instrumen tersebut valid dan jika rxy (hasil hitung) lebih kecil
dari tabel maka butir instrumen tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,
2002:154).
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan
pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif
sama (Azwar, 2000:3). Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik Formula Alpha-Cronbach dan dinyatakan
dalam rumus berikut (Wiyono, 2011):
Keterangan :
= reliabilitas instrumen
k = jumlah item pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
= jumlah varians butir
= varians total
Tingkat reliabilitas menurut Sekaran (2000:312) dibagi menjadi 3
yaitu:
Tabel 3.2. Skor Reliabilitas Alpha-Cronbach
Skor Reliabilitas
0,800-1,000 Reliabilitas baik
0,600-0,799 Reliabilitas diterima
kurang dari 0,600 Reliabilitas kurang baik
K. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk menjawab rumusan-rumusan
masalah dari penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis asosiatif.
Menurut Siregar (2010:213) analisis asosiatif adalah bentuk analisis data
penelitian untuk menguji ada tidaknya hubungan keberadaan variabel dari
dua kelompok data atau lebih. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
korelasi Spearman Rank, alasannya karena data dari instrumen
menggunakan skala likert yang hasilnya adalah data berskala ordinal.
Menurut Sugiyono (2002:282) korelasi Spearman Rank tepat digunakan
mencari atau untuk menguji hipotesis asosiatif bila masing-masing
variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar
variabel tidak harus sama. Korelasi Spearman Rank dipilih pada penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
ini dengan pertimbangan bahwa data yang diolah tidak harus berdistribusi
normal.
Uji Korelasi Rank-Spearman digunakan untuk menganalisis tingkat
keeratan hubungan antar variabel dan arah hubungan antar variabel.
Tingkat keeratan hubungan antar variabel dapat diketahui dari melihat
angka koefisien korelasi. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap
koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil kekuatan
hubungan antar variabel, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang
tertera pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.3. Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0 Tidak ada korelasi antara variabel
>0 – 0,25 Korelasi sangat lemah
>0,25 – 0,50 Korelasi Cukup
>0,50 – 0,75 Korelasi Kuat
>0,75 – 0,99 Korelasi Sangat Kuat
1 Korelasi Sempurna
Sumber : Sarwono (2012)
Arah Hubungan antar variabel dapat diketahui dari melihat angka
koefisien Korelasi. Besarnya koefisien Korelasi Spearman ( rs ) bervariasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
yang memiliki batasan batasan antara – 1 < r < 1, interprestasi nilai
koefisien korelasinya adalah :
1) Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier
positif,yaitu makin besar nilai variabel X maka besar pula nilai
variabel Y, atau makin kecil nilai variabel X maka makin kecil
pula nilai variabel Y.
2) Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif,
yaitu makin kecil nilai variabel X maka makin besar nilai
variabel Y, atau makin besar nilai variabel X maka makin kecil
pula nilai variabel Y.
3) Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara
variabel X dengan variabel Y.
Namun untuk dapat memudahkan pengolahan korelasimya penulis
menggunakan software SPSS for Windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah KPP Pratama Bekasi Selatan
Pembentukan KPP Pratama Bekasi Selatan diawali dengan diberlakukannya
Undang-Undang No. 11 tahun 1959 tentang Pajak Hasil Bumi, maka
dibentuklah Kantor IREDA ( Iuran Retribusi Daerah ) Bekasi di bawah
Kantor Wilayah IV DJP Bandung yang wilayah kerjanya antara lain :
1. Kabupaten Bekasi
2. Kabupaten Karawang
3. Kabupaten Purwakarta
4. Kabupaten Subang
Karena pada saat itu ada pemisahan antara iuran dan pajak maka pada tahun
1965 berubah namanya menjadi “Kantor IPEDA ( Iuran Pembangunan
Daerah ) PBB Bekasi” yang merupakan kantor yang mengurusi pajak
pemerintah pusat namun untuk membiayai pembangunan daerah pada tahun
1981 berubah namanya lagi menjadi Kantor Inspeksi IPEDA ( Iuran
Pembangunan Daerah ) Bekasi. Karena terlalu luas wilayah kerjanya pada
tahun 1989 namanya diganti menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bumi
dan Bangunan Bekasi di bawah Kanwil VII DJP Bandung yang wilayah
kerjanya antara lain :
a. Kotamadya Bekasi
b. Kabupaten Bekasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
c. Kabupaten Karawang
Dengan semakin beratnya bobot kerja, maka pada tahun 2002 berubah
namanya lagi menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
Bekasi Satu dibawah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak IX
Bandung yang wilayah kerjanya hanya kota Bekasi. Dengan adanya
pemecahan Kantor Wilayah pada tahun 2004 Kantor Pelayanan PBB
Bekasi Satu berada dibawah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Jawa Barat II.
Sehubungan dengan reorganisasi dilingkungan Direktorat Jenderal Pajak
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:132/PMK.01/2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instasi vertikal Direktorat Jenderal
Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor : 55/PMK.01/2007, perlu diatur penerapan organisasi, tata kerja
dan saat mulai beroperasinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama di
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat II,
sesuai Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007
tanggal 9 Agustus 2007 namanya dirubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Bekasi Selatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 55/PMK.01/2007
yang telah diubah dengan 206.2/PMK.01/2014 yaitu tentang Organisasi
dan Tata Kerja Instasi vertikal Direktorat Jenderal Pajak dengan
menimbang bahwa dalam rangka meningkatkan tertib administrasi,
efektivitas, dan kinerja organisasi instansi vertikal di lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Direktorat Jenderal Pajak yang mulai diterapkan pada 31 Maret 2015 dan
mulai dioperasikan pada 6 Juli 2015, maka Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Bekasi Selatan yang sebelumnya adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Jawa Bagian Barat II saat ini
berubah menjadi di bawah Kantor Wilayah Jawa Barat III dengan wilayah
kerja meliputi 4 (empat) kecamatan di Kota Bekasi.
B. Lokasi Kantor dan Wilayah Kerja KPP Pratama Bekasi Selatan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan berlokasi di Jl. Cut
Meutia No 125, Margahayu, Bekasi Timur, Jawa Barat. KPP Pratama
Bekasi Selatan memiliki wilayah kerja sebagai berikut:
Gambar 4.1. Peta Wilayah Kerja KPP Pratama Bekasi Selatan
Sumber: Sub Bagian Umum KPP Pratama Bekasi Selatan
Peta Wilayah Kerja KPP Pratama Bekasi
Selatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Wilayah kerja KPP Pratama Bekasi Selatan meliputi 4 kecamatan dan
17 kelurahan yaitu:
Tabel 4.1. Wilayah Kerja KPP Pratama Bekasi Selatan
No Kecamatan Kelurahan
1 Bekasi Selatan a. Pekayon
b. Jaka Setia
c. Margajaya
d. Jaka Mulia
e. Kayu Ringin Raya
2 Rawa Lumbu a. Bojong Menteng
b. Pengasinan
c. Sepanjang Jaya
d. Bojong Rawa Lumbu
3 Mustika Jaya a. Mustika Jaya
b. Mustika Sari
c. Padurenan
d. Cimuning
4 Bantar Gebang a. Bantar Gebang
b. Sumur Batu
c. Ciketing
d. Cikiwul
Sumber: Sub Bagian Umum KPP Pratama Bekasi Selatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
C. Kedudukan, Tugas dan Fungsi KPP Pratama Bekasi Selatan
1. Kedudukan
KPP Pratama Bekasi Selatan adalah Instansi Vertikal Direktorat
Jenderal Pajak yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung
kepada Kepala kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa BaratIII
(Kanwil DJP JabarIII) atau bagian Barat pulau Jawa.
2. Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
206.2/PMK.01/2014 pasal 58, KPP Pratama Bekasi Selatan mempunyai
tugas yaitu melaksanakan penyuluhan, pelayanan,dan pengawasan Wajib
Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak
Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak
Bumi dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
3. Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
206.2/PMK.01/2014 pasal 58, KPP Pratama Bekasi Selatan
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a) Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan
potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan
objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan
Bangunan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
b) Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;
c) Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan
dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat
lainnya;
d) Penyuluhan perpajakan;
e) Pelayanan perpajakan;
f) Pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak;
g) Pelaksanaan ekstensifikasi;
h) Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak;
i) Pelaksanaan pemeriksaan pajak;
j) Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;
k) Pelaksanaan konsultasi perpajakan;
l) Pembetulan ketetapan pajak;
m) Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan
D. Visi, Misi dan Motto KPP Pratama Bekasi Selatan
KPP Pratama Bekasi Selatan sebagai kesatuan integral dari Direktorat
Jenderal Pajak memiliki visi dan misi yang sejalan dengan visi dan misi
Direktorat Jenderal Pajak yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
1. Visi
Menjadi Model Pelayanan Masyarakat yang Menyelenggarakan Sistem
dan Manajemen Perpajakan Kelas Dunia, yang Dipercaya dan
dibanggakan Masyarakat
2. Misi
Menghimpun penerimaan Negara pada sektor pajak yang mampu
menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan pada
undang-undang perpajakan dengan tingkat efektiftitas dan efisiensi yang
sadar tinggi.
3. Motto
Kepuasan anda adalah kebahagiaan kami, keluhan anda adalah motivator
perbaikan pelayanan kami.
E. Struktur Organisasi KPP Pratama Bekasi Selatan
Dalam suatu organisasi, hubungan antara tiap bagian yang memiliki
pengaruh antara satu dengan yang lainnya harus terkoordinasi dengan baik
agar tujuan dari organisasi dapat tercapai. Struktur organisasi Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan terdiri dari:
1. Kepala Kantor
2. Subbagian Umumn dan Kepatuhan Internal;
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi;
4. Seksi Pelayanan;
5. Seksi Penagihan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
6. Seksi Pemeriksaan;
7. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan;
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I;
9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II;
10. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III;
11. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV; dan
12. Kelompok Jabatan Fungsional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.2. Struktur Organisasi KPP Pratama Bekasi Selatan
Sumber : Subbagian Umum KPP Pratama Bekasi Selatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
KPP Pratama Bekasi Selatan didukung oleh karyawan yang
berjumlah 102 (seratus dua) orang yang terdiri dari:
a. Kepala KPP ( eselon III ) : 1 orang
b. Pejabat eselon IV ( Kasi ) : 10 orang
c. Account Representative : 26 orang
d. Kelompok Fungsional : 20 orang
e. Pelaksana : 45 orang
Sumber: Sub Bagian Umum KPP Pratama Bekasi Selatan
F. Pembagian Tugas Pokok KPP Pratama Bekasi Selatan
1. Kepala Kantor
memimpin dan mengarahkan bawahannya, agar bekerja lebih efisien,
dan efektif sedangkan wewenangnya adalah memberikan tanda tangan
atas surat-surat yang bersifat informatif dan instruktif
2. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal
Subbagian Umum terbagi lagi dalam menjalankan beberapa fungsi
dan tugasnya, yaitu sebagai berikut;
a. Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian, tugasnya :
1) Menyelenggarakan surat masuk dan surat keluar
2) Menyusun konsep usulan kenaikan pangkat, gaji berkala,
penyesuaian ijazah, penyusunan formal pegawai dan
penyusunan non otomotif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
b. Urusan Keuangan, tugasnya :
1) Membuat daftar usulan kegiatan.
2) Menyusun daftar rencana pembiayaan rutin.
c. Urusan Rumah Tangga Kantor, tugasnya :
1) Melakukan inventarisasi alat perlengkapan kantor dan
formulir.
2) Melaksanakan urusan kerumahtanggaan.
Sementara untuk bagian kepatuhan Internal bertugas untuk
pengelolaan kinerja pegawai, pemantauan pengendalian intern,
pemantauan pengelolaan risiko, pemantauan kepatuhan terhadap
kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta
penyusunan rekomendasi perbaikan proses bisnis.
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas
melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, pengamatan
potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman
dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan,
pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis
komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing, pelaksanaan i-
SISMIOP dan SIG, serta pengelolaan kinerja organisasi.
4. Seksi Pelayanan
Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan
penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan,
serta penerimaan surat lainnya, serta pelaksanaan pendaftaran Wajib
Pajak.
5. Seksi Penagihan
Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan
penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak,
penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan
dokumen-dokumen penagihan.
6. Seksi Pemeriksaan
Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan
rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan,
penerbitan, penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak, dan
administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya, serta pelaksanaan
pemeriksaan oleh petugas pemeriksa pajak yang ditunjuk kepala kantor.
7. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan
pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak,
pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam
menunjang ekstensifikasi, bimbingan dan pengawasan Wajib Pajak baru,
serta penyuluhan perpajakan.
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, Seksi Pengawasan dan Konsultasi II,
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, serta Seksi Pengawasan dan
Konsultasi IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan
konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis
kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka
melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak, usulan
pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan, serta melakukan evaluasi hasil banding.
Pada KPP Pratama Bekasi Selatan terdapat 4(empat) Seksi
Pengawasan dan Konsultasi(Waskon) dengan wilayah kerja meliputi 4
kecamatan di Kota Bekasi yaitu kecamatan Bantar Gebang,Mustika Jaya,
kecamatan Bekasi Selatan, dan Rawalumbu.
9. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan
kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada KPP Pratama Bekasi
Selatan terdapat 2 macam kelompok jabatan fungsional yaitu Fungsional
Penilai yang terdiri dari 1 (satu) orang dan Fungsional Pemeriksa Pajak
yang terdiri dari 21 (dua puluh satu) orang. Khusus Fungsional
Pemeriksa Pajak dibagi menjadi 2 (dua) kelompok dan 6 (enam) tim
pemeriksa pajak. Tiap kelompok dipimpin oleh seorang ketua kelompok
(supervisor) yang membawahi masing 3 (tiga) tim pemeriksa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pada data yang diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Bekasi Selatan, Jawa Barat, jumlah pegawai yang terdaftar sebagai
Account Representative KPP Pratama Bekasi Selatan sebesar 26 orang.
Jumlah tersebut diambil sebagai total populasi pada penelitian ini.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh,
maka jumlah sampel yang digunakan adalah sejumlah 26 orang.
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner kepada Pegawai yang terdaftar sebagai Account Representative di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan, Jawa Barat. Pegawai
Account Representative diposisikan sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi
yang menjawab kuesioner yang diberikan oleh peneliti.
Kuesioner yang disebarkan kepada pegawai Account Representative
berjumlah 26 kuesioner dan dikembalikan sejumlah 26 kuesioner. Namun
hanya 21 kuesioner atau pada persentase 80,77% yang dapat diolah
sementara untuk 5 kuesioner atau pada persentase 19,23% tidak dapat
diolah karena tidak sesuai kriteria kelengkapan data responden yang
dibutuhkan.
A. Deskripsi Data Responden
Deskripsi data responden pada penelitian ini terdiri dari frekuensi dan
persentase usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tujuan dari analisis deskripsi data responden dalam penelitian ini yaitu
untuk menganalisis data yang berhubungan dengan identitas responden.
1. Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.1. Data Responden Berdasarkan Usia
Keterangan Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 27-29 Tahun 3 14.3 14.3 14.3
30-32 Tahun 5 23.8 23.8 38.1
33-35 Tahun 4 19.0 19.0 57.1
36-38 Tahun 5 23.8 23.8 80.9
39-41 Tahun 1 4.8 4.8 85.7
42-44 Tahun 1 4.8 4.8 90.5
45-47 Tahun 2 9.5 9.5 100.0
Total 21 100.0 100.0
Sumber : Data diolah, 2017
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang
mendominasi pada penelitian ini berada pada usia 30-32 tahun
sebanyak 5 responden dengan persentase sebesar 23,8% dan 36-38
tahun sebanyak 5 responden dengan persentase 23,8%. Pada taraf
usia 33-35 tahun sebanyak 4 orang dengan persentase 19,0%, usia
27-29 tahun sebanyak 3 orang dengan persentase 14,3%, usia 39-41
tahun sebanyak 1 orang dengan persentase 4,8%, usia 42-44 tahun
sebanyak 1 orang dengan persentase 4,8%, dan usia 45-47 sebanyak
2 orang dengan persentase 9,5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Keterangan Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-Laki 8 38.1 38.1 38.1
Perempuan 13 61.9 61.9 100.0
Total 21 100.0 100.0
Sumber : Data diolah, 2017
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa mayoritas responden
berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar 61,9 %.
Sementara laki-laki memiliki presentase sebesar 38,1%. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas pegawai Account
Representative pada Kantor Pelayanan Pajak Bekasi Selatan adalah
wanita.
3. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 5.3. Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Keterangan Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid D3 2 9.5 9.5 9.5
S1 16 76.2 76.2 85.7
S2 3 14.3 14.3 100
Total 21 100 100
Sumber : Data diolah, 2017
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa mayoritas responden
yang mendominasi pada penelitian ini adalah reponden yang
memiliki pendidikan terakhir Strata-1 atau S1 sebanyak 16
responden dengan persentase sebesar 76,2% dan pada peringkat
kedua ditempati oleh responden yang memiliki pendidikan terakhir
Strata-2 atau S2 sebanyak 3 responden dengan persentase 14,3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
dan sisanya adalah responden yang mememiliki latar belakang
pendidikan D3 sebanyak 2 orang dengan persentase 9,5%.
4. Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Tabel 5.4. Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Keterangan Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 2-21 bulan 8 38.1 38.1 38.1
22-41 bulan 11 52.4 52.4 90.5
42-61 bulan 1 4.8 4.8 95.3
62-81 bulan 0 0.0 0.0 95.3
82-101 bulan 0 0.0 0.0 95.3
102-121 bulan 0 0.0 0.0 95.3
122-141 bulan 1 4.8 4.8 100
Total 21 100.0 100
Sumber : Data diolah, 2017
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang
mendominasi pada penelitian ini adalah reponden yang memiliki
lama bekerja (dalam bulan) 22-41 bulan dengan persentase 52,4%,
urutan berikutnya adalah reponden yang memiliki lama bekerja
(dalam bulan) 2-21 bulan dengan persentase 38,1%, selanjutnya
dapat diketahui bahwa responden dengan lama bekerja 42-61 bulan
berjumlah 1 orang, dengan persentase 4,8% dan responden dengan
lama bekerja 122-141 bulan berjumlah 1 orang dengan persentase
4,8%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
B. Deskripsi Hasil Kuesioner
Deskripsi hasil kuesioner berisi hasil dari skor atas jawaban
kuesioner yang telah disebarkan tentang variabel yang digunakan.
Deskripsi ini memuat data statistik seperti rata-rata (mean), simpangan
baku (standar deviation), serta skor maksimum dan minimum. Hasil
kuesioner secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.5. Descriptive Statistik
Persepsi
Pengetahuan Pajak
Persepsi
Sosialisasi
Pajak
Persepsi
Kualitas
Pelayanan
Pajak
Persepsi
Kepatuhan
WPOP
N Valid 21 21 21 21
Missing 0 0 0 0
Mean 22.33 19.95 25.10 19.52
Std. Deviation 3.610 2.500 2.448 3.010
Minimum 17 12 20 15
Maximum 30 24 30 26
Sumber : Data diolah, 2017
Keterangan:
N : Jumlah Responden
Minimum : Jumlah total skor terendah setiap variabel
Maximum : Jumlah total skor tertinggi setiap variabel
Mean : Nilai rata-rata
Standar deviasi : Besarnya nilai penyimpangan rata-rata
Berdasarkan pada tabel di atas menunjukan bahwa jumlah data
yang diolah (N) sebanyak 21 data. Pada variabel persepsi
pengetahuan pajak memiliki skor minimum sebesar 17, skor
maksimum 30, rata-rata sebesar 22,33, dan standar deviasi sebesar
3,610. Kondisi tersebut menunjukan bahwa terdapat responden yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
memberikan persepsi jawaban negatif/buruk dan persepsi jawaban
positif/baik pada persepsi pengetahuan pajak.
Pada variabel persepsi sosialisasi pajak memiliki skor minimum
sebesar 12, skor maksimum 24, rata-rata sebesar 19,95, dan standar
deviasi sebesar 2,500. Kondisi tersebut menunjukan bahwa terdapat
responden yang memberikan persepsi jawaban negatif/buruk dan
persepsi jawaban positif/baik pada persepsi sosialisasi pajak.
Pada variabel persepsi kualitas pelayanan pajak memiliki skor
minimum sebesar 20, skor maksimum 30, rata-rata sebesar 25,10 dan
standar deviasi sebesar 2,448. Kondisi tersebut menunjukan bahwa
terdapat responden yang memberikan persepsi jawaban negatif/buruk
dan persepsi jawaban positif/baik pada persepsi kualitas pelayanan
Account Representative.
Pada variabel persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
memiliki skor minimum sebesar 15, skor maksimum 26, rata-rata
sebesar 19,52 dan standar deviasi sebesar 3,010. Kondisi tersebut
menunjukan bahwa terdapat responden yang memberikan persepsi
jawaban negatif/buruk dan persepsi jawaban positif/baik pada persepsi
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Kemudian, variabel -variabel penelitian ini perlu dikelompokan
dengan melihat frekuensi setiap variabel . Deskripsi variabel ini
dikelompokan menjadi kategori yaitu: tinggi, sedang, dan rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
1. Persepsi Pengetahuan Pajak
Analisis ini perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat
persepsi pengetahuan pajak berdasarkan jawaban responden.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai jawaban responden terhadap
item pernyataan dari variabel persepsi pengetahuan pajak, diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 5.6. Kategori Skor Jawaban Persepsi Pengetahuan Pajak
Persepsi Pengetahuan Pajak
Kategori skor Frekuensi Persentase %
Rendah < 18.72 4 4%
Sedang 18.72 - 25.94 13 13%
Tinggi ≥ 25.94 4 4%
Sumber : Data diolah, 2017
Hasil pengolahan data di atas menunjukan bahwa total skor jawaban
responden atas pernyataan untuk variabel persepsi pengetahuan
pajak berada pada range 18,72 sampai dengan 25,94 sebanyak 13
dari 21 responden dengan persentase 13%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa menurut, persepsi pengetahuan wajib pajak di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan dinilai sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
2. Persepsi Sosialisasi Pajak
Tabel 5.7. Kategori Skor Jawaban Persepsi Sosialisasi Pajak
Persepsi Sosialisasi Pajak
Kategori skor Frekuensi Persentase %
Rendah < 17.45 2 2%
Sedang 17.45 - 22.45 17 17%
Tinggi ≥ 22.45 2 2%
Sumber : Data diolah, 2017
Hasil pengolahan data di atas menunjukan bahwa total skor jawaban
responden atas pernyataan untuk variabel persepsi sosialisasi pajak
berada pada range 17,45 sampai dengan 22,45 sebanyak 17 dari 21
responden dengan persentase 17%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kegiatan sosialisasi pajak yang diselenggarakan oleh Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan dinilai sedang.
3. Persepsi Kualitas Pelayanan pajak
Tabel 5.8. Kategori Skor Jawaban Persepsi Kualitas Pelayanan
pajak
Persepsi Kualitas Pelayan Pajak
Kategori skor Frekuensi Persentase %
Rendah < 22.65 3 3%
Sedang 22.65 - 27.55 14 14%
Tinggi ≥ 27.55 4 4%
Sumber : Data diolah, 2017
Hasil pengolahan data di atas menunjukan bahwa total skor jawaban
responden atas pernyataan untuk variabel persepsi kualitas
pelayanan pajak berada pada range 22,65 sampai dengan 27,65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
sebanyak 14 dari 21 responden dengan persentase 14%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa menurut responden kualitas pelayanan
pajak yang telah diberikan oleh Account Representative yang ada di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan dinilai sedang.
4. Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Tabel 5.9. Kategori Skor Jawaban Persepsi Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi
Persepsi Kepatuhan WPOP
Kategori skor Frekuensi Persentase %
Rendah < 16.51 2 2%
Sedang 16.51 - 22.53 16 16%
Tinggi ≥ 22.53 3 3%
Sumber : Data diolah, 2017
Hasil pengolahan data di atas menunjukan bahwa total skor jawaban
responden atas pernyataan untuk variabel kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi berada pada range 16,51 sampai dengan 22,53
sebanyak 16 dari 21 responden dengan persentase 16%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan dinilai
sedang.
C. Pengujian Intrumen
Pengujian dilakukan berdasarkan dari data yang diperoleh. Data
memegang peranan penting dalam penelitian ini, karena merupakan
gambaran dari variabel yang diteliti. Oleh karena itu agar memperoleh
hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan, maka sebelum data-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
data tersebut diolah lebih lanjut maka dilakukan pengujian validitas dan
reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan program Person
Correlation SPSS versi 22. Butir instrument dikatakan valid jika
memiliki r hitung yang lebih besar dari r tabel product moment
pada taraf signifikansi. Hasil uji validitas sebagai berikut :
Tabel 5.10. Hasil Uji Validitas Persepsi Pengetahuan Pajak
No item R hitung ≥ R table Keterangan
1 0.672 0.433 Valid
2 0.807 0.433 Valid
3 0.859 0.433 Valid
4 0.861 0.433 Valid
5 0.908 0.433 Valid
6 0.908 0.433 Valid
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 5.11. Hasil Uji Validitas Persepsi Sosialisasi Pajak
No item R hitung ≥ R table Keterangan
1 0.738 0.433 Valid
2 0.877 0.433 Valid
3 0.829 0.433 Valid
4 0.581 0.433 Valid
5 0.893 0.433 Valid
Sumber : Data diolah, 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel 5.12. Hasil Uji Validitas Persepsi Kualitas Pelayanan
pajak
No
item R hitung ≥ R tabel Keterangan
1 0.744 0.433 Valid
2 0.641 0.433 Valid
3 0.717 0.433 Valid
4 0.905 0.433 Valid
5 0.795 0.433 Valid
6 0.501 0.433 Valid
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 5.13. Hasil Uji Validitas Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi
No
item R hitung ≥ R tabel Keterangan
1 0.739 0.433 Valid
2 0.823 0.433 Valid
3 0.814 0.433 Valid
4 0.815 0.433 Valid
5 0.872 0.433 Valid
6 0.840 0.433 Valid
Sumber : Data diolah, 2017
Berdasarkan tabel di atas, secara keseluruhan menunjukan
bahwa semua item pernyataan memiliki r hitung > r tabel sehingga
dinyatakan bahwa validitas telah terpenuhi, artinya variabel -
variabel dalam penelitian telah memenuhi asumsi validitas dan
layak dilakukan pengujian selanjutnya.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha
Cronbach pada program SPSS versi 22. Suatu kuesioner dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
reliabel jika memiliki alpha > 0,6. Hasil uji reliabilitas sebagai
berikut :
Tabel 5.14. Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Pengetahuan Pajak
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.904 6
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 5.15. Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Sosialisasi Pajak
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.851 5
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 5.16. Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kualitas Pelayanan
pajak
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.815 6
Sumber : Data diolah, 2017
Tabel 5.17. Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.894 6
Sumber : Data diolah, 2017
Berdasarkan hasil yang ditampilkan tabel di atas, bahwa hasil
uji reliabilitas menunjukan semua konstruk telah memiliki nilai
yang memuaskan yaitu nilai masing-masing variabel berada pada
tingkatan di atas nilai minimal 0,6. Berdasarkan hasil tersebut maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dapat disimpulkan bahwa pernyataan-pernyataan dalam kuesioner
dinyatakan reliabel yang berarti pernyataan-pernyataan dalam
kuesioner dapat memberikan hasil yang sama meskipun ditunjukan
kepada orang yang berbeda.
D. Analisis Data
Hubungan persepsi pengetahuan pajak, persepsi sosialisasi pajak,
persepsi kualitas pelayanan pajak dengan Persepsi kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi dianalisis dengan menggunakan Spearman Rank
Correlation pada program SPSS versi 22.
1. Hubungan Persepsi Pengetahuan Pajak dengan Persepsi
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Berikut ini adalah hasil yang disajikan menggunakan analisis
Spearman Rank Correlation.
Tabel 5.18. Uji Korelasi Rank Spearman Persepsi Pengetahuan
Pajak dengan Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Persepsi
Pengetahuan
Pajak
Persepsi Kepatuhan
Wajib Pajak Orang
Pribadi
Spearman's
rho
Persepsi
Pengetahuan
Pajak
Correlation
Coefficient 1.000 .659**
Sig. (2-
tailed) 0.001
N 21 21
Persepsi
Kepatuhan
Wajib Pajak
Orang Pribadi
Correlation
Coefficient .659** 1
Sig. (2-
tailed) 0.001
N 21 21
Sumber : Data diolah, 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Berdasarkan tabel 5.18, diketahui besarnya koefisien korelasi
tersebut 0,659 yang menunjukan bahwa r > 0, berarti hubungan
kedua variabel menunjukan hubungan dengan arah positif. Nilai
0,659 merupakan koefisien korelasi dengan nilai hubungan berada
pada interval > 0,50 – 0,75 yang menunjukan hubungan dengan
korelasi kuat.
Dengan hasil uji tersebut maka hipotesis 1 (H1) diterima, yang
berarti H0 ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa persepsi
pengetahuan pajak dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi memiliki hubungan dengan arah positif. Jika persepsi
pengetahuan pajak tinggi maka persepsi kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi juga akan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
2. Hubungan Persepsi Sosialisasi Pajak dengan Persepsi
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Berikut ini adalah hasil yang disajikan menggunakan analisis
Spearman Rank Correlation.
Tabel 5.19. Uji Korelasi Rank Spearman Persepsi Sosialisasi Pajak
dengan Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Persepsi
Sosialisasi Pajak
Persepsi Kepatuhan
Wajib Pajak Orang
Pribadi
Spearman's
rho
Persepsi
Sosialisasi
Pajak
Correlation
Coefficient 1.000 .335
Sig. (2-
tailed) .138
N 21 21
Persepsi
Kepatuhan
Wajib
Pajak
Orang
Pribadi
Correlation
Coefficient .335 1.000
Sig. (2-
tailed) .138
N 21 21
Sumber : Data diolah, 2017
Berdasarkan tabel 5.19, diketahui besarnya koefisien korelasi
tersebut 0,335 yang menunjukan bahwa r > 0, berarti hubungan
kedua variabel menunjukan hubungan dengan arah positif. Nilai
0,335 merupakan koefisien korelasi dengan nilai hubungan berada
pada interval > 0,25 – 0,50 yang menunjukan hubungan dengan
korelasi cukup kuat.
Dengan hasil uji tersebut maka hipotesis 2 (H2) diterima, yang
berarti H0 ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa persepsi sosialisasi
pajak dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
memiliki hubungan dengan arah positif. Jika persepsi sosialisasi
pajak tinggi maka persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
juga akan tinggi.
3. Hubungan Persepsi Kualitas Pelayanan Pajak dengan Persepsi
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Berikut ini adalah hasil yang disajikan menggunakan analisis
Spearman Rank Correlation.
Tabel 5.20. Uji Korelasi Rank Spearman Persepsi Kualitas
Pelayanan Pajak dengan Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi
Persepsi
Kualitas
Pelayanan Pajak
Persepsi
Kepatuhan Wajib
Pajak Orang
Pribadi
Spearman's
rho
Persepsi
Kualitas
Pelayanan Pajak
Correlation
Coefficient 1.000 .678**
Sig. (2-
tailed) .001
N 21 21
Persepsi
Kepatuhan
Wajib Pajak
Orang Pribadi
Correlation
Coefficient .678** 1.000
Sig. (2-
tailed) .001
N 21 21
Berdasarkan tabel 5.20, diketahui besarnya koefisien korelasi
tersebut 0,678 yang menunjukan bahwa r > 0, berarti hubungan
kedua variabel menunjukan hubungan dengan arah positif. Nilai
0,678 merupakan koefisien korelasi dengan nilai hubungan berada
Sumber : Data diolah, 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
pada interval > 0,50 – 0,75 yang menunjukan hubungan dengan
korelasi kuat.
Dengan hasil uji tersebut maka hipotesis 3 (H3) diterima, yang
berarti H0 ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa persepsi kualitas
pelayanan pajak dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi memiliki hubungan dengan arah positif. Jika persepsi
kualitas pelayanan pajak tinggi maka persepsi kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi juga akan tinggi.
E. Pembahasan
Setelah dilakukan analisis data pada sub bab sebelumnya, maka pada bagian
ini akan dijelaskan mengenai masing-masing hubungan antar variabel yang
terdapat pada penelitian ini.
1. Hubungan Persepsi Pengetahuan Pajak dengan Persepsi Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi
Berdasarkan pengujian korelasi yang telah dilakukan, diketahui
besarnya koefisien korelasi tersebut 0,659 yang menunjukan bahwa r >
0, berarti hubungan kedua variabel menunjukan hubungan dengan arah
positif. Nilai 0,659 merupakan koefisien korelasi dengan nilai hubungan
berada pada interval > 0,50 – 0,75 yang menunjukan hubungan dengan
korelasi kuat.
Dengan hasil uji tersebut maka hipotesis 1 (H1) diterima, yang
berarti H0 ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa persepsi pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
pajak dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki
hubungan dengan arah positif. Jika persepsi pengetahuan pajak tinggi
maka persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi juga akan tinggi.
Penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Nugroho (2016) yang
mengemukakan bahwa Persepsi Pengetahuan Pajak memiliki hubungan
positif yang cukup kuat dengan Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi. Dapat diartikan bahwa semakin banyak pengetahuan yang
dimiliki oleh Wajib Pajak Orang Pribadi tentang pajak maka semakin
patuh pula Wajib Pajak. Pengetahuan pajak menunjang seorang Wajib
Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Pengetahuan
tentang pajak diperoleh melalui fasilitas dari petugas pajak yang
memberikan konsultasi,bimbingan ataupun sosialisasi kepada Wajib
Pajak.
Menurut Notoatmojo (2007) dalam Nugroho (2016) sejauh mana
besarnya pengetahuan pajak yang dimiliki oleh Wajib Pajak dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Usia
Usia dapat mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola berpikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperoleh akan semakin baik. Tahapan usia terbagi atas:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
1) Masa Remaja
Masa remaja atau masa puber merupakan penghubung antara
masa anak-anak dan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan
masa remaja sangat pesat baik fisik maupun psikologis. Masa
remaja masuk pada usia 14-20 tahun, pengetahuannya baik
karena perkembangan otaknya baik, sehingga mudah untuk
menerima dan mengajarkan kepandaian baru.
2) Masa dewasa
Tubuh manusia mencapai puncak pertumbuhan dan
perkemangan sempurna. Masa dewasa berada pada rentang
usia 21-40 tahun. Pada usia dewasa ini otot-otot dan otak
mencapai kekuatan maksimal. Perkembangan cara berpikir
telah berkembang dengan sempurna.
3) Masa tua
Masa tua masuk pada usia 40 tahun. Pada masa organ-organ
tubuh mengalami penurunan fungsi karena proses penuaan.
Orang yang sudah tua lebih cepat letih, reaksinya juga lebih
lambat demikian juga dengan pengetahuannya yang mulai
menurun karena daya ingatnya sudah mulai berkurang, alat
indra mulai kurang peka terutama pendengaran dan
penglihatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
b. Pendidikan
Menurut Notoatmojo (1997) dalam Nugroho (2016), pendidikan
adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk
mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga
sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkatan pendidikan
dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Tingkat pendidikan dasar
2) Tingkat pendidikan menengah
3) Tingkat pendidikan tinggi
2. Hubungan Persepsi Sosialisasi Pajak dengan Persepsi Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi
Berdasarkan pengujian korelasi yang telah dilakukan, diketahui
besarnya koefisien korelasi tersebut 0,335 yang menunjukan bahwa r >
0, berarti hubungan kedua variabel menunjukan hubungan dengan arah
positif. Nilai 0,335 merupakan koefisien korelasi dengan nilai hubungan
berada pada interval > 0,25 – 0,50 yang menunjukan hubungan dengan
korelasi cukup kuat.
Dengan hasil uji tersebut maka hipotesis 2 (H2) diterima, yang
berarti H0 ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa persepsi sosialisasi
pajak dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki
hubungan dengan arah positif. Jika persepsi sosialisasi pajak tinggi
maka persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi juga akan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Penelitian ini memiliki perbedaan dengan hasil penelitian
Kurniasari (2016) yang mengatakan bahwa hasil penelitian tentang
persepsi sosialisasi perpajakan memiliki hubungan yang lemah dan
positif dengan Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, namun
arah hubungan sejalan yaitu hubungan persepsi sosialisasi pajak dengan
persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dikatakan positif, artinya
jika persepsi sosialisasi tinggi maka persepsi kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi juga akan tinggi.
Sosialisasi merupakan cara yang dapat mengkomunikasikan
maksud dari pemerintah sebagai pemungut pajak dengan masyarakat
khususnya Wajib Pajak sebagai pihak yang dipungut pajak. Kegiatan
sosialisasi bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan
mengenai pajak dan mendorong kesadaran masyarakat pada kepentingan
dan kewajibannya melaksanakan kepatuhan Wajib Pajak. Sasaran
kegiatan sosialisasi bagi masyarakat umum dimaksudkan untuk
menjaring Wajib Pajak Baru, sedangkan untuk Wajib Pajak yang telah
terdaftar, sosialisasi yang dilakukan untuk menjaga komitmen setiap
Wajib Pajak dalam melaksanakan kepatuhan pada aturan perpajakan.
Terkait dengan sistem pemungutan pajak yaitu self assessment system
yang membuat masyarakat terkadang menyalahgunakan kepercayaan
tersebut sehingga cenderung menurunkan kepatuhannya maka sosialisasi
berperan penting untuk memberikan pemahaman yang tidak hanya
tentang pengetahuan tata cara perpajakan, namun juga pengertian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
tentang manfaat positif yang terjadi dari adanya keteraturan penyetoran
pajak secara berkelanjutan. Kantor Pajak Pratama Bekasi Selatan telah
melakukan cara-cara penyuluhan yang sesuai dengan undang-undang
yang berlaku mulai dari memasang iklan-iklan publik (spanduk, banner,
pamflet, dsb),penyuluhan kemasyarakatan, dan terutama dengan inovasi
sosialisasi yang mengikuti perkembangan media komunikasi melalui
jejaring sosial yang sedang marak digunakan seperti instagram, twitter,
Youtube, dan facebook. Cara mengusung ide kampanye pentingnya
membayar pajak juga sudah disosialisasikan melalui tokoh yang
berpengaruh di masyarakat. Dari semua bentuk sosialisasi yang
diterapkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan belum
dapat langsung bisa menggugah partisipasi masyarakat sendiri untuk
mengikuti program-program sosialisasi itu, sehingga sosialisasi pajak
belum secara optimal dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
Penyebabnya dikarenakan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sehingga program
penyuluhan yang diselenggarakan hanya sedikit Wajib Pajak dan
masyarakat umum yang berpartisipasi. keengganan untuk melakukan
konsultasi dengan pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama terkait
masalah perpajakan, iklan-iklan publik yang kurang menarik perhatian,
dan tidak semua Wajib Pajak atau masyarakat umum mampu mengakses
internet karena kurang pengetahuan teknologi sehingga tidak dapat
mengakses informasi dari jejaring sosial maupun website.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
3. Hubungan Persepsi Kualitas Pelayanan Pajak dengan Persepsi
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Berdasarkan pengujian korelasi yang telah dilakukan, diketahui
besarnya koefisien korelasi tersebut 0,678 yang menunjukan bahwa r >
0, berarti hubungan kedua variabel menunjukan hubungan dengan arah
positif. Nilai 0,678 merupakan koefisien korelasi dengan nilai hubungan
berada pada interval > 0,50 – 0,75 yang menunjukan hubungan dengan
korelasi kuat.
Dengan hasil uji tersebut maka hipotesis 3 (H3) diterima, yang
berarti H0 ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa persepsi kualitas
pelayanan pajak dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
memiliki hubungan dengan arah positif. Jika persepsi kualitas pelayanan
pajak tinggi maka persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi juga
akan tinggi.
Penelitian ini selaras dengan yang dilakukan oleh Nuryani (2016)
bahwa Hubungan Persepsi Pelayanan, Persepsi Konsultasi, dan Persepsi
Pengawasan Account Representative dengan Persepsi Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi adalah cukup kuat dengan arah hubungan positif.
Hasil penelitian juga selaras dengan hasil penelitian Nugroho (2016)
yang mengemukakan bahwa persepsi kualitas pelayanan pajak memiliki
hubungan positif yang cukup kuat dengan Persepsi Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi. Artinya semakin baik kualitas pelayanan pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
yang diberikan oleh Account Representative maka semakin baik pula
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Pelayanan pajak yang baik dari Account Representative kepada
Wajib Pajak akan memberikan sikap puas dan persepsi yang semakin
baik dari Wajib Pajak sehingga dapat mendorong Wajib Pajak untuk
bersikap patuh. Kualitas pelayanan menjadi kunci bagi aparat pajak
untuk upaya meningkatkan penerimaan pajak dan kepuasan Wajib Pajak
terhadap kinerja dari Account Representative. Peranan Account
Representative yang turut andil dalam proses administrasi, konsultasi,
dan mengawasi dapat membantu mengarahkan Wajib Pajak untuk
mengurus kewajiban pajaknya, sehingga Account Representative
dituntut untuk lebih dekat dengan Wajib Pajak dengan kinerja
terbaiknya .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan penelitian, maka dapat
dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Persepsi pengetahuan pajak memiliki hubungan kuat dan arah positif
dengan persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
2. Persepsi sosialisasi pajak memiliki hubungan cukup kuat dan arah
positif dengan persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
3. Persepsi kualitas pelayanan pajak memiliki hubungan kuat dan arah
positif dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian dalam melakukan penelitian di KPP Pratama
Bekasi Selatan antara lain sebagai berikut:
1. Keterbatasan waktu yang dimiliki responden untuk partisipasi pada
penelitian atau dalam hal ini terkait partisipasi pengisian kuesioner,
karena memiliki banyak tugas terkait program kerja instansi sehingga
ditemukan ada data kuesioner yang tidak lengkap dan tidak bisa diolah.
2. Account Representative diposisikan sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi,
dan memberikan persepsi tentang kualitas pelayanan yang dilakukannya
sebagai Account Representative, sehingga jawaban dari persepsi kualitas
pelayanan pajak cenderung subyektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti dapat memberikan beberapa
saran dan harapan kepada KPP Pratama Bekasi Selatan dan peneliti
selanjutnya sebagai berikut:
1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan
a. Lebih inovatif dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendekatan dengan
Wajib Pajak maupun masyarakat secara umum tentang informasi
bidang perpajakan sehingga mendukung kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi.
b. Hasil penelitian diharapkan mampu memberi masukan untuk Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan agar meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak.
2. Bagi Penulis Selanjutnya
a. Penulis selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan waktu bila
ingin menggunakan responden yang sama yaitu Account
Representative, agar tidak bersamaan dengan jadwal padat instansi
dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak sehingga lebih
mudah untuk responden berpartisipasi dalam pengisian kuesioner
atau permintaan informasi. Jadwal padat instansi biasanya pada
bulan Maret dan April. Maret dikarenakan bertepatan dengan batas
akhir pelaporan SPT tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi,
sedangkan April bertepatan dengan batas akhir pelaporan SPT
tahunan SPT badan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
DAFTAR PUSTAKA
Adiyati, Tatiek. 2009. “Pengaruh Sosialisai Perpajakan Terhadap Tingkat
Kepatuhan wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Kebayoran Lama”. Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas
Pembangunan Nasional
Amiruddin, dan Zainal Asikin. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian Hukum.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Anatan, Lina dan Lena Ellitan. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam
Bisnis Modern. Bandung: Alfabeta
Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktik. Edisi Revisi
V. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
_________,2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi
VI.. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
_________,2010. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi
Jakarta: Rineka Cipta
Artha, Ketut Gede Widi dan Putu Ery Setiawan. 2016. “Pengaruh Kewajiban
Moral, Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak
di KPP Badung Utara”. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.17 no.2.
2016
Atika, Yulanda dan Rika Kharlina E. 2013. “Analisis Sosialisasi Perpajakan Pada
Wajib Pajak dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Perpajakan pada KPP
Madya Palembang”. Jurnal Akuntansi S1 STIE MDP. 2013
Azwar Saifuddin. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Basalamah, Anies S. 2004. Perilaku Organisasi Memahami dan Mengelola Aspek
Humniora dalam Organisai. Depok: Usaha Kami
Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: Rineka Cipta
Burhan, Hana Pratiwi. 2015. “Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Pengatahuan
Perpajakan, Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Pajak dan Implementasi PP
Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
(Studi empiris pada Wajib Pajak di Kabupaten Banjarnegara)”. Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang
Carolina, Veronica. 2009. Pengetahuan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Sabtu, 14 April 2012
http://www.pajak.go.id/content/belajar-pajak diakses tanggal 31 Agustus
2016
Husein, Umar. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia
Kementerian Keuangan Republik Indonesia diakses tanggal 31 Agustus 2016
http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/bibfinal.pdf
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.81 Tahun 1993
Kurniasari , Happy. 2016.”Hubungan Persepsi Self Assesment System, Persepsi
Sosialisasi Perpajakan, Persepsi Tingkat Pendidikan, Dengan Persepsi
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama, Surakarta). Fakultas Ekonomi. Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta
Mardiasmo.2011. Perpajakan. Edisi Revisi. Andi: Yogyakarta
Muliari , Ni Ketut dan Putu Ery Setiawan. 2011. “Pengaruh Persepsi tentang
Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan
Wajib di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur”. Jurnal
Akuntansi dan Bisnis. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Vol.6.1
Januari 2011
Nugroho, Yusuf Titus Melvin. 2016.”Analisis Hubungan Persepsi Pengetahuan
Pajak, Persepsi Kualitas Pelayanan, Persepsi Konsultasi Account
Representative Dengan Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman,
Yogyakarta)”.Fakultas Ekonomi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Nuryani. 2016. “ Hubungan Persepsi Pelayanan,Persepsi Konsultasi, dan Persepsi
Pengawasan Account Representative(AR), dengan Persepsi Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Temanggung)”. Fakultas Ekonomi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No: Per-03/PJ/2013 tentang pedoman
penyuluhan pajak
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia peraturan nomor
79/PMK.01/2015 tentang Account Representative pada Kantor Pelayanan
Pajak
Polak, Mayor. 1979. Sosiologi: Sosiologi Buku Pengantar Ringkas. Jakarta:
Ichtiar Baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Purnomo, Junaedi. 2015.“Optimalisasi Pelayanan dan Penerimaan Pajak Oleh
AccountRepresentative”http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/167
-artikel-pajak/21137-optimalisasi-pelayanan-dan-penerimaan-pajakoleh-
account-representative.diakses tanggal 31 Agustus 2016
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep & Aspek Formal.
Bandung: Graha Ilmu
Rajif, Mohammad. 2012. “Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, Dan
Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha UKM di
Daerah Cirebon”. Universitas Gunadarma. Depok, Jawa Barat
Sarwono, Jonathan. 2012. Mengaenal SPSS Statistic 20 Aplikasi untuk Riset
Eksperimental. Jakarta: PT Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia
Sekaran, Uma. 2000. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Edisi Keempat. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat
Sugiyono, 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
________,2011. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
________,2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA
________,2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
________,2015.Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Supadmi. 2009. “Meningkatkan Kepatuhan Pajak Melalui Kualitas Pelayanan”.
Jurnal Akuntansi dan Bisnis
Suparmono, dan Damayanti T.W. 2010. Perpajakan Indonesia: Mekanisme dan
Perhitungan.Yogyakarta: Andi Offset
Suryadi. 2006. “Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan
Wajib Pajak Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak”. Jurnal
Keuangan Publik, 4(1), 105-121.
Suryanto, Eddy. 2013.”Account Representative jembatan penghubung bagi
kepatuhan wajib pajak”. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Universitas
Slamet Riyadi Surakarta. Vol. 13, No.2. 2013
Tjiptono. 2001. Kualitas Pelayanan Jasa. Edisi kedua. Yogyakarta: Andi Offset
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan
keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan
________Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 Mengenai Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan
________Nomor 36 Tahun 2008 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Waluyo,2011. Perpajakan Indonesia. Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Wardani, Eka A. 2011. “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Efektifitas Pengawasan
Account representative terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak”. Surabaya:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
Winerungan, Lidya Oktaviane. 2013. “Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus
dan Sanksi Perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di
KPP Manado dan KPP Blitung”. Jurnal EMBA Vol. 1 No 3 September 2013
Wiyono.2011. Merancang Penelitian Bisnis dengan Analisis SPSS 17.0 &
SmartPLS 2.0.Edisi pertama, UPP STIM YKPN Yogyakarta
Young, K. 1956. Social Psychology. New York: McGraw-Hill Publisher.
Zain, Mohammad, 2005. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LAMPIRAN 1 : KUESIONER
A. DATA RESPONDEN
1. Nama* :...........................................................*) Boleh tidak diisi
2. Umur : .................Tahun
3. Jenis Kelamin: L / P (*beri tanda silang (X) pada pilihan yang sesuai)
4. Pendidikan Terakhir..........................Jurusan…………………………...
5. Lama bekerja sebagai tenaga profesional (staf pajak) di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan, Jawa Barat:
..............tahun.............bulan
6. Tugas Utama Anda di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi
Selatan:
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
....................................................................................
---------------------------------------------------------------------------------------------------
B. KUESIONER PENELITIAN
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama
2. Pastikan tidak melewatkan 1 (satu) nomor pun
3. Jawaban disesuaikan dengan pendapat Bapak/Ibu tentang keadaan
yang terjadi dengan memberikan tanda checklist (√) pada setiap
pertanyaan dan kolom yang telah disediakan
4. Alternatif jawaban tersebut sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
RG : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS: Sangat Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
C. PERNYATAAN
a. Pengetahuan Wajib Pajak
No Pernyataan SS S RG TS STS
1 Wajib Pajak mengetahui bahwa pajak
merupakan kewajiban yang harus dipenuhi
setiap warga negara yang bersifat memaksa
berdasarkan pada aturan dalam undang-undang
2 Wajib Pajak mengetahui bahwa salah satu
fungsi pajak adalah sebagai sumber dana
negara untuk membiayai pengeluaran rutin
negara
3 Wajib Pajak mengetahui tentang kewajiban
memiliki NPWP
4 Wajib Pajak mengetahui tanggal penyampaian
SPT dan tepat Waktu menyampaikan SPT
5 Wajib Pajak mengetahui cara penghitungan dan
penetapan pajak terutang pada Self Assesment
System
6 Wajib Pajak mengetahui sanksi perpajakan
yang berlaku
(Sumber: Siti Kurnia, 2010 dan Kuirina Rosvita Pasca Riana Dewi, 2016 )
b. Sosialisasi Pajak
No Pernyataan SS S RG TS STS
1 KPP Pratama Bekasi Selatan
menyelenggarakan penyuluhan perpajakan
secara rutin yang dihadiri masyarakat umum
terutama Wajib Pajak terutama di daerah-
daerah yang dianggap potensi pajak tinggi dan
membutuhkan informasi tentang perpajakan
yang lengkap serta terjamin kebenarannya
2 KPP Pratama Bekasi Selatan memberikan
informasi perpajakan melalui media elektronik
(tv,radio,iklan internet/ secara online)
3 KPP Pratama Bekasi Selatan melibatkan tokoh
masyarakat atau publik figur yang cukup
berpengaruh dan dipandang oleh masyarakat di
tingkat RT/RW/Kelurahan / Kecamatan /
wilayah kerja dalam memberikan penyuluhan
dan edukasi tentang perpajakan
4 KPP Pratama Bekasi Selatan membuat dan
memasangiklan pesan singkat/himbauan yang
bersifat persuasif tentang informasi perpajakan
di ruang publik (berupa spanduk / banner/
billboard/ baliho / leaflet / media cetak) yang
ditujukan kepada Wajib Pajak maupun
masyarakat secara umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
5 Kantor Pajak memiliki Website dan media
social (Instagram/Line Official/
Facebok/Twitter) yang rutin memberikan
informasi ter-updatedan terpercaya untuk
melayani kebutuhan informasi Wajib Pajak
(Sumber : Happy Kurniasari,2016 dengan modifikasi penulis)
c. Kualitas Pelayanan Account Representative
No Pertanyaan SS S RG TS STS
1 Account Representative(AR) / saya bersikap
sopan, ramah, dan mampu berkomunikasi
dengan baik dalam memberikan pelayanannya
kepada Wajib Pajak
2 Account Representative(AR) / saya bersedia,
cepat dan tanggap dalam melayani kebutuhan
Wajib Pajak
3 Account Representative(AR) / saya menguasai
permasalahan yang dihadapi Wajib Pajak dan
mampu memberikan solusi yang mudah
dipahami oleh Wajib Pajak
4 Account Representative(AR) / saya bersedia
memberikan informasi serta sosialisasi
mengenai ketentuan dan peraturan pajak terkini
baik secara langsung maupun melalui
surat/telepon/media lainnya kepada Wajib
Pajak
5 Account Representative(AR)/ saya selalu
mengingatkan Wajib Pajak akan kewajiban
serta kepatuhan untuk melakukan pelaporan
SPT sebelum jatuh tempo
6 Account Representative(AR) / sayabersedia
mengecek ulang kelengkapan berkas SPT
beserta lampirannya dan melakukan koreksi
SPT milik Wajib Pajak
(Sumber: Nuryani, 2016 dengan modifikasi penulis)
d. Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak
No Pertanyaan SS S RG TS STS
1 Wajib Pajak memahami fungsi pajak dan
ketentuan perpajakan
2 Wajib Pajak menghitung dan melaporkan
kewajiban pajaknya secara benar dan jujur
3 Wajib Pajak tepat waktu dalam menyetorkan
pajaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
4 Wajib Pajak mengisi SPT secara lengkap dan
jelas beserta dokumen lampiran yang terkait
5 Wajib Pajak memiliki kesadaran hokum
perpajakan dan tidak melakukan tindakan yang
mengarah pada pelanggaran maupun tindak
pidana di bidang perpajakan
6 Wajib Pajak tidak memiliki tunggakan pajak
untuk semua jenis pajak kecuali tunggakan
pajak yang telah memperoleh izin mengangsur
atau menunda pembayaran pajak
(Sumber: Nofri Boy, 2010 dan Happy Kurniasari, 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN 2 SURAT IJIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
LAMPIRAN 3 : HASIL KUESIONER KESELURUHAN
Data Responden Account Representative
REPONDEN USIA
JENIS
KELAMIN PENDIDIKAN
TERAKHIR LAMA
BEKERJA(BULAN)
HITUNGAN
BERDASAR
BULAN LAMA
BEKERJA L P
1 34 P S1 3 tahun 1 bulan 37
2 30 P S1 3 tahun 5 bulan 41
3 42 P S2 2 tahun 24
4 29 P S1 2 tahun 24
5 30 P D3 3 tahun 36
6 41 P S1 2 Bulan 2
7 31 P S1 6 Bulan 6
8 45 P S1 2 Bulan 2
9 36 P S1 2 Bulan 2
10 27 P S1 2 Bulan 2
11 36 P S1 6 Bulan 6
12 37 P S2 2 Bulan 2
13 46 L S2 2 tahun 24
14 30 L S1 3 Tahun 36
15 33 L D3 1 Tahun 10 Bulan 22
16 35 L S1 2 tahun 4 Bulan 28
17 38 L S1 2 Bulan 2
18 28 P S1 5 Tahun 60
19 32 L S1 10 tahun 2 Bulan 122
20 38 L S1 3 Tahun 36
21 33 L S1 3 tahun 1 bulan 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LAMPIRAN: Hasil Kuesioner Keseluruhan
RESPONDEN PERSEPSI PENGETAHUAN
PAJAK (X1) JUMLAH RESPONDEN
PERSEPSI
SOSIALISASI PAJAK
(X2) JUMLAH
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5
1 4 4 4 4 4 4 24 1 3 3 4 4 3 17
2 2 3 3 3 3 3 17 2 4 4 4 4 4 20
3 4 4 4 4 4 4 24 3 4 4 4 5 5 22
4 4 4 4 4 4 4 24 4 4 3 4 4 4 19
5 4 4 4 4 4 4 24 5 4 4 3 4 4 19
6 4 4 3 3 3 3 20 6 4 4 4 4 4 20
7 3 3 4 4 3 3 20 7 4 3 4 4 3 18
8 5 4 3 3 3 3 21 8 4 4 4 4 4 20
9 4 4 3 3 2 2 18 9 4 4 4 4 4 20
10 3 3 3 3 3 3 18 10 3 2 2 3 2 12
11 4 4 4 4 4 4 24 11 4 4 4 4 4 20
12 3 3 3 3 3 3 18 12 4 3 3 4 4 18
13 5 5 5 5 5 5 30 13 4 4 4 4 4 20
14 4 4 4 4 4 4 24 14 4 4 4 4 4 20
15 4 4 4 3 3 3 21 15 5 4 4 4 5 22
16 5 4 4 4 4 4 25 16 5 4 4 4 5 22
17 4 5 4 4 4 4 25 17 5 4 4 4 5 22
18 2 4 4 4 4 4 22 18 5 5 5 4 4 23
19 4 4 4 3 3 3 21 19 4 4 4 4 4 20
20 3 4 4 4 2 2 19 20 5 5 4 3 4 21
21 5 5 5 5 5 5 30 21 4 5 5 5 5 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Hasil Kuesioner Keseluruhan (lanjutan)
RESPONDEN PERSEPSI KUALITAS
PELAYANAN PAJAK JUMLAH RESPONDEN
PERSEPSI KEPATUHAN
WAJIB PAJAK ORANG
PRIBADI JUMLAH
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 5 5 5 5 4 4 28 1 4 4 4 4 3 3 22
2 4 4 4 4 4 4 24 2 3 3 3 3 3 3 18
3 5 4 4 5 5 5 28 3 3 3 3 4 3 2 18
4 4 4 4 4 4 4 24 4 3 3 3 3 4 3 19
5 4 4 4 4 4 4 25 5 3 3 3 3 3 3 18
6 4 4 4 2 2 4 20 6 3 3 3 3 3 3 18
7 4 4 4 4 4 5 25 7 3 3 3 3 3 2 17
8 4 4 5 5 4 5 27 8 3 3 4 4 4 3 21
9 4 4 4 4 4 4 24 9 3 2 3 3 3 2 16
10 4 4 4 4 4 4 24 10 3 3 3 3 3 3 18
11 4 4 4 3 3 4 22 11 3 3 3 3 3 3 18
12 4 4 4 4 3 4 23 12 3 3 3 3 3 3 18
13 5 5 5 5 5 5 30 13 4 4 4 4 4 4 24
14 4 4 4 4 4 4 24 14 3 3 3 3 3 3 18
15 5 5 5 5 5 4 29 15 4 4 3 4 3 3 21
16 5 5 4 4 4 4 26 16 5 4 4 4 5 4 26
17 5 5 4 4 4 4 26 17 5 4 4 4 5 4 26
18 5 4 4 4 5 4 26 18 4 3 3 4 4 4 22
19 4 4 4 4 4 4 24 19 4 2 3 3 3 3 18
20 4 4 3 3 4 4 22 20 4 2 3 2 2 2 15
21 4 4 4 4 5 5 26 21 4 3 3 3 3 3 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN 4 : HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Uji Validitas Persepsi Pengetahuan Pajak
Correlations
pernyataan_1
pernyataan_
2
pernyataan_
3
pernyataan_
4
pernyataan_
5
pernyataan_
6 Total
pernyataan_1 Pearson
Correlation 1 .662** .404 .343 .429 .429 .672**
Sig. (2-tailed)
.001 .070 .128 .052 .052 .001
N 21 21 21 21 21 21 21
pernyataan_2 Pearson Correlation
.662** 1 .678** .621** .576** .576** .807**
Sig. (2-
tailed) .001 .001 .003 .006 .006 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
pernyataan_3 Pearson
Correlation .404 .678** 1 .885** .725** .725** .859**
Sig. (2-tailed)
.070 .001 .000 .000 .000 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
pernyataan_4 Pearson
Correlation .343 .621** .885** 1 .777** .777** .861**
Sig. (2-
tailed) .128 .003 .000 .000 .000 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
pernyataan_5 Pearson Correlation
.429 .576** .725** .777** 1 1.000** .908**
Sig. (2-
tailed) .052 .006 .000 .000 .000 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
pernyataan_6 Pearson
Correlation .429 .576** .725** .777** 1.000** 1 .908**
Sig. (2-tailed)
.052 .006 .000 .000 .000 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
Total Pearson
Correlation .672** .807** .859** .861** .908** .908** 1
Sig. (2-
tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Reliabilitas Persepsi Pengetahuan Pajak
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 21 100.0
Excludeda 0 .0
Total 21 100.0
a. Listwise deletion based on all variabel s in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.904 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Uji Validitas Persepsi Sosialisasi Pajak
Correlations
pernyataan_1 pernyataan_2 pernyataan_3 pernyataan_4 pernyataan_5 Total
pernyataan_1 Pearson
Correlation 1 .651** .459* .000 .690** .738**
Sig. (2-
tailed)
.001 .037 1.000 .001 .000
N 21 21 21 21 21 21
pernyataan_2 Pearson
Correlation .651** 1 .739** .308 .664** .877**
Sig. (2-
tailed) .001 .000 .175 .001 .000
N 21 21 21 21 21 21
pernyataan_3 Pearson
Correlation .459* .739** 1 .537* .551** .829**
Sig. (2-
tailed) .037 .000 .012 .010 .000
N 21 21 21 21 21 21
pernyataan_4 Pearson
Correlation .000 .308 .537* 1 .604** .581**
Sig. (2-
tailed) 1.000 .175 .012 .004 .006
N 21 21 21 21 21 21
pernyataan_5 Pearson
Correlation .690** .664** .551** .604** 1 .893**
Sig. (2-
tailed) .001 .001 .010 .004 .000
N 21 21 21 21 21 21
Total Pearson
Correlation .738** .877** .829** .581** .893** 1
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .006 .000
N 21 21 21 21 21 21
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Uji Reliabilitas Persepsi Sosialisasi Pajak
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 21 100.0
Excludeda 0 .0
Total 21 100.0
a. Listwise deletion based on all variabel s in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.851 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Uji Validitas Persepsi Kualitas Pelayanan Pajak
Correlations
pernyataan_
1
pernyataan_
2 pernyataan_3
pernyataan_
4 pernyataan_5
pernyataan_
6 total
pernyataan_1 Pearson
Correlatio
n
1 .791** .433* .513* .513* .079 .744**
Sig. (2-
tailed) .000 .050 .017 .017 .733 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
pernyataan_2 Pearson
Correlatio
n
.791** 1 .548* .428 .273 -.050 .641**
Sig. (2-
tailed) .000 .010 .053 .232 .830 .002
N 21 21 21 21 21 21 21
pernyataan_3 Pearson
Correlatio
n
.433* .548* 1 .686** .262 .308 .717**
Sig. (2-
tailed) .050 .010 .001 .250 .174 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
pernyataan_4 Pearson
Correlatio
n
.513* .428 .686** 1 .726** .428 .905**
Sig. (2-
tailed) .017 .053 .001 .000 .053 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
pernyataan_5 Pearson
Correlatio
n
.513* .273 .262 .726** 1 .428 .795**
Sig. (2-
tailed) .017 .232 .250 .000 .053 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
pernyataan_6 Pearson
Correlatio
n
.079 -.050 .308 .428 .428 1 .501*
Sig. (2-
tailed) .733 .830 .174 .053 .053 .021
N 21 21 21 21 21 21 21
Total Pearson
Correlatio
n
.744** .641** .717** .905** .795** .501* 1
Sig. (2-
tailed) .000 .002 .000 .000 .000 .021
N 21 21 21 21 21 21 21
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Uji Reliabilitas Persepsi Kualitas Pelayanan Pajak
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 21 100.0
Excludeda 0 .0
Total 21 100.0
a. Listwise deletion based on all variabel s in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.815 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Uji Validitas Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Correlations
pernyataan_
1 pernyataan_2
pernyataan_
3 pernyataan_4 pernyataan_5 pernyataan_6 total
pernyataan_1 Pearson
Correlation 1 .465* .570** .425 .537* .582** .739**
Sig. (2-
tailed) .034 .007 .055 .012 .006 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
pernyataan_2 Pearson
Correlation .465* 1 .646** .739** .584** .633** .823**
Sig. (2-
tailed) .034 .002 .000 .005 .002 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
pernyataan_3 Pearson
Correlation .570** .646** 1 .661** .680** .543* .814**
Sig. (2-
tailed) .007 .002 .001 .001 .011 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
pernyataan_4 Pearson
Correlation .425 .739** .661** 1 .672** .548* .815**
Sig. (2-
tailed) .055 .000 .001 .001 .010 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
pernyataan_5 Pearson
Correlation .537* .584** .680** .672** 1 .758** .872**
Sig. (2-
tailed) .012 .005 .001 .001 .000 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
pernyataan_6 Pearson
Correlation .582** .633** .543* .548* .758** 1 .840**
Sig. (2-
tailed) .006 .002 .011 .010 .000 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
Total Pearson
Correlation .739** .823** .814** .815** .872** .840** 1
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 21 21 21 21 21 21 21
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Uji Reliabilitas Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 21 100.0
Excludeda 0 .0
Total 21 100.0
a. Listwise deletion based on all variabel s in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.894 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
LAMPIRAN 5 : HASIL UJI NORMALITAS DATA
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Persepsi Pengetahuan Pajak 21 100.0% 0 0.0% 21 100.0%
Persepsi Sosialisasi Pajak 21 100.0% 0 0.0% 21 100.0%
Persepsi Kualitas Pelayanan
Pajak 21 100.0% 0 0.0% 21 100.0%
Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi 21 100.0% 0 0.0% 21 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Persepsi Pengetahuan Pajak
.154 21 .200* .920 21 .088
Persepsi Sosialisasi Pajak
.222 21 .008 .869 21 .009
Persepsi Kualitas Pelayanan
Pajak
.149 21 .200* .972 21 .776
Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi
.265 21 .000 .865 21 .008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Persepsi Pengetahuan Pajak
Persepsi Sosialisasi Pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Persepsi Kualitas Pelayanan Pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI