94
ANALISIS JALUR TENTANG FAKTOR BIOPSIKOSOSIAL EKONOMI PADA
MASA GESTASI DENGAN KEJADIAN STUNTING DAN PERKEMBANGAN
PADA BALITA DI PUSKESMAS BAGOR KABUPATEN NGANJUK
Erike Yunicha Viridula
Program Studi DIV Bidan Pendidik, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri
Jalan Selomangleng No.1 Kota Kediri, Jawa Timur
Email: [email protected]
Sebagian balita sering mengalami stunting dan respon keluarga terhadap penanganan
stunting akan berdampak pada perkembangan balitayang sesuai.Tujuanuntuk menganalisis
jalur tentang hubungan antara faktor biopsikososial ekonomi pada masa gestasi dengan
Kejadian Stunting dan Perkembangan pada Balita Di Puskesmas Bagor Kabupaten Nganjuk
Tahun 2016. Desain penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian analitik komparasi
dengan pendekatan cross sectional.Populasisemua balita yang berada di Puskesmas Bagor
Kabupaten Nganjuk Tahun 2016. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan
antara pendapatan keluarga dengan perkembangan balita yaitu secara tidak langsung,
melalui Lila Ibu dan BBLR. Perkembangan berhubungan dengan bertambahnya status
mental yang semuanya berkaitan dengan status gizi, kemampuan motorik, kemampuan
verbal serta sosialisasi serta kemandirian..Hasil penelitian memahami pentingnya perawatan
pada masa gestasi terutama pemenuhan asupan nutrisi selama masa gestasi dalam
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan janin didalam kandungan sehingga tidak
terjadi masalah atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan selama golden age period
pada balita. Selain itu kaum perempuan juga harus menyadari pentingnya gizi bagi mereka
sendiri dalam mempersiapkan kehamilannya untuk melahirkan bayi dengan kualitas tumbuh
kembang yang baik.
Kata kunci: biopsikososial, ekonomi, gestasi, stunting, perkembangan balita
95
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan
mengalami peningkatan yang pesat pada
usia balita. Masa ini sering juga disebut
sebagai fase ”Golden Age”. Golden age
merupakan masa yang sangat penting
untuk memperhatikan tumbuh kembang
anak secara cermat agar sedini mungkin
dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan.
Pada usia balita, aspek kognitif, fisik,
motorik, dan psikososial seorang anak
berkembang secara pesat (Welasasih dan
Wirjatmadi, 2012).
Hambatan pertumbuhan yang terjadi
sebelum usia kehamilan 20 minggu
berpotensi mempengaruhi pertumbuhan
otak dan pertumbuhan somatik, dan bayi
sering kali gagal menyusul tingkat
pertumbuhan yang seharusnya dia capai
pada usianya setelah lahir. Masalah-
masalah yang dihadapi oleh ibu sebelum
dan selama kehamilan akan
meningkatkan risiko kejadian stunting
pada anak, dimana bayi memiliki panjang
badan lahir pendek dan pertumbuhan
masa balita juga lambat (Anugraheni,
2012).
Stunting berkaitan dengan
peningkatan risiko kesakitan dan
kematian serta terhambatnya
pertumbuhan kemampuan motorik dan
mental. Balita yang mengalami stunting
memiliki risiko terjadinya penurunan
kemampuan intelektual, produktivitas,
dan peningkatan risiko penyakit
degeneratif di masa mendatang. Hal ini
dikarenakan anak dengan kejadian
stunting cenderung lebih rentan terhadap
penyakit infeksi, sehingga berisiko
mengalami penurunan kualitas belajar di
sekolah (Yunitasari, 2012).
Jawa Timur merupakan salah satu
provinsi yang memiliki prevalensi
stunting tinggi pada tahun 2015 yaitu
sebesar 34.8% (Dinkes Jatim, 2016).
Salah satu kabupaten di Jawa Timur yang
memiliki prevalensi stunting lebih dari
20% pada tahun 2015 adalah Kabupaten
Nganjuk yaitu sebesar 20.66%.
Sedangkan Kecamatan Bagor pada tahun
2015 merupakan kecamatan dengan
prevalensi stunting tertinggi di kawasan
Kabupaten Nganjuk yaitu sebesar 26.3%
(Dinkes Nganjuk, 2016).
Tujuan penelitian untuk menganalisis
jalur tentang hubungan antara faktor
biopsikososial ekonomi pada masa
gestasi dengan Kejadian Stunting dan
Perkembangan pada Balita Di Puskesmas
Bagor Kabupaten Nganjuk Tahun 2016.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalahanalitik
komparasi dengan pendekatan cross
sectional.
Populasi pada penelitian ini adalah
semua balita yang berada di Puskesmas
Bagor Kabupaten Nganjuk Tahun 2016.
Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah simple random
sampling.
Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini Variabel independen faktor
biopsikososial ekonomi pada masa gestasi.
Variabel dependen kejadian stunting dan
perkembangan balita. Jumlah responden
adalah semua balita yang berada di
Puskesmas Bagor Kabupaten Nganjuk
Tahun 2016. Uji bivariat yang di gunakan
dalam penilitian ini adalahchi-square.
Instrumen berupa kuesioner untuk
mengumpulkan data tentang Pemberian
Asi Eksklusif dan Non Asi Eksklusif.
Tabel Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel n %
Kejadian Stunting Stunting 50 33.3
Tidak stunting 100 66.7
Perkembangan Balita Sesuai 120 80
Meragukan 27 18
96
Penyimpangan 3 2
TB Ibu < 145 cm 10 6.7
≥ 145 cm 140 93.3
LILA Ibu Saat Hamil < 23,5 cm 11 7.3
≥ 23,5 cm 139 92.7
Pendidikan Ibu Dasar (Rendah) 122 81.3
Lanjutan (Tinggi) 28 18,7
Pendapatan Keluarga < Rp 1.411.000/bln 71 47.3
≥ Rp 1.411.000/bln 79 52.7
BBLR < 2500 gram 15 10
≥ 2500 gram 135 90
Dukungan Keluarga Lemah 71 47.3
Kuat 79 52.7 Sumber : Data Primer, 2016.
Berdasarkan tabel didapatkan 50
(33.3%) responden adalah balita stunting
dan 100 responden (66.7%) adalah balita
normal. Dari 150 responden diketahui
hampir seluruhnya responden yaitu 120
responden (80%) perkembangannya
sesuai. Tinggi badan ibu hampir
seluruhnya yaitu sebesar 140 responden
(93.3%) ≥ 145 cm. LILA ibu saat hamil
hampir seluruhnya responden yaitu sebesar
139 responden (92.7%) ≥ 23,5 cm.
Pendidikan ibu hampir seluruhnya dasar
yaitu sebesar 122 responden (81.3%).
Pendapatan keluarga responden sebagian
besar ≥ Rp 1.411.000/bln yaitu sebanyak
79 responden (52.7). Riwayat BBLR
hampir seluruhnya responden tidak BBLR
yaitu sebanyak 135 responden (90%).
Dukungan keluarga pada sebagian besar
responden adalah kuat yaitu sebanyak 79
responden (52.7%).
Tabel Distribusi Frekuensi Analisis Bivariat Faktor Biopsikososial Ekonomi Masa Gestasi dengan
Kejadian Stunting
Variabel Kasus Kontrol OR p
n % n %
TB Ibu
0.04 <0.001 < 145 cm 1 (10%) 9 (90%)
≥ 145 cm 99 (70.7%) 41 (29.3%)
LILA Ibu
0.25 0.027 < 23.5 cm 4 (36.4%) 7 (63.6%)
≥ 23.5 cm 96 (69.1%) 43 (30.9%)
Pendidikan Ibu
0.13 <0.001 Dasar (< SMA) 9 (30%) 21 (70%)
Lanjutan (≥ SMA) 91 (75.8%) 29 (24.2%)
Pendapatan Keluarga
0.27 <0.001 <Rp 1.411.000/bln 37 (52.1%) 34 (47.9%)
≥ Rp 1.411.000/bln 63 (79.7%) 16 (20.3%)
BBLR
2.53 0.083 < 2500 gram 7 (46.7%) 8 (53.3%)
≥ 2500 gram 93 (68.9%) 42 (31.1%)
Dukungan Keluarga 0.52 0.064
Lemah 42 (59.2%) 29 (40.8%)
97
Kuat 58 (73.4%) 21 (26.6%)
Sumber : Data Primer, 2018.
Tabel Distribusi Frekuensi Analisis Bivariat Faktor Biopsikososial Ekonomi Masa Gestasi dengan
Perkembangan Balita
Variabel Kasus Kontrol OR p
n % n %
TB Ibu
2.92 0.102 < 145 cm 4 (40%) 6 (60%)
≥ 145 cm 26 (18.6%) 114 (81.4%)
LILA Ibu
2.48 0.159 < 23.5 cm 4 (36.4%) 7 (63.6%)
≥ 23.5 cm 26 (18.7%) 113 (81.3%)
Pendidikan Ibu
8.65 <0.001 Dasar (< SMA) 16 (53.3%) 14 (46.7%)
Lanjutan (≥ SMA) 14 (11.7%) 106 (88.3%)
Pendapatan Keluarga
1.35 0.462 <Rp 1.411.000/bln 16 (22.5%) 55 (77.5%)
≥ Rp 1.411.000/bln 14 (17.7%) 65 (82.3%)
BBLR
0.45 0.174 < 2500 gram 5 (33.3%) 10 (66.7%)
≥ 2500 gram 25 (18.5%) 110 (81.5%)
Dukungan Keluarga
1.14 0.744 Lemah 15 (21.1%) 56 (78.9%)
Kuat 15 (19%) 64 (81%)
Sumber : Data Primer, 2018.
Tabel Hasil Analisis Jalur Tentang Faktor Biopsikososial Ekonomi Masa Gestasi dengan Kejadian
Stunting dan Perkembangan Balita
Variabel
Endogen
Variabel Eksogen Koefisien
Jalur
CI (95%)
p Batas
Bawah
Batas
Atas
Direct Effect
Stunting BBLR 0.99 -1.40 1.60 0.897
TB Ibu -2.58 -4.91 -2.59 0.029
Pendidikan -1.55 1.23 3.09 0.002
Pendapatan -1.30 -0.97 0.83 0.002
Perkembangan BBLR -0.76 -2.06 0.54 0.253
Pendidikan 2.16 -0.97 0.83 0.883
98
Variabel
Endogen
Variabel Eksogen Koefisien
Jalur
CI (95%)
p Batas
Bawah
Batas
Atas
Pendapatan -0.07 -0.82 0.80 0.976
Indirect Effect
LILA Ibu TB Ibu 3.16 1.63 4.68 <0.00
1
Pendapatan 0.83 -0.59 2.26 0.253
BBLR LILA Ibu -4.60 -6.34
-2.86 <0.00
1
Dukungan Keluarga 0.52 -0.97 2.01 0.492
N Observasi = 150
Log likelihood = -398.678
AIC = 827.357
BIC = 872.517
Keterangan : Dihubungkan
Keluarga dengan status ekonomi
tinggi dapat memberikan pengasuhan lebih
memadai dan menjamin kebutuhan yang
diperlukan oleh anak seperti memenuhi
kebutuhan gizi anak yang diperlukan untuk
pertumbuhan, menyediakan lingkungan
aman, mencegah dari penyakit dan
melindungi dari paparan patogen (Astari et
al, 2005). Seiring meningkatnya
pendapatan perorangan, terjadilah
perubahan-perubahan dalam susunan
makanan. Akan tetapi, pengeluaran uang
yang lebih banyak untuk pangan tidak
menjamin lebih beragamnya konsumsi
pangan. Kadang-kadang perubahan utama
yang terjadi dalam kebiasaan makanan
adalah pangan yang dimakan itu lebih
mahal. Akan tetapi, karena bukti
menunjukkan bahwa kebiasaan makan
cenderung berubah bersama dengan
naiknya pendapatan, maka masa
pertumbuhan pendapatan merupakan saat
yang baik untuk mempromosikan
diversifikasi pangan (Suhardjo, 1999).
Status ekonomi rumah tangga dipandang
memiliki dampak yang signifikan terhadap
probabilitas seorang anak menjadi pendek
dan kurus. Dengan demikian hasil
penelitian ini dapat dikatakan sejalan
dengan penelitian di atas.
99
HASIL PENELITIAN
Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa ada hubungan antara pendapatan
keluarga dengan perkembangan balita
yaitu secara tidak langsung, melalui Lila
Ibu dan BBLR. Perkembangan
berhubungan dengan bertambahnya status
mental yang semuanya berkaitan dengan
status gizi, kemampuan motorik,
kemampuan verbal serta sosialisasi serta
kemandirian. Pada penelitian Rukmana
dan Indawati (2014) didapatkan bahwa
ada hubungan antara kondisi sosial
ekonomi termasuk di dalamnya adalah
pendapatan terhadap perkembangan balita.
PEMBAHASAN
Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tinggi badan
ibu dengan kejadian stunting yaitu secara
langsung dan diketahui pengaruh
hubungan secara langsung tersebut
signifikan dan bernilai positif.
Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa ada hubungan antara LILA ibu saat
hamil dengan kejadian stunting yaitu
secara tidak langsung. Dimana pengaruh
hubungan secara tidak langsung tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama,
pengaruh hubungan yang bernilai negatif
antara LILA ibu saat hamil dengan BBLR.
Kedua, pengaruh hubungan yang bernilai
positif antara BBLR dengan stunting. Jadi
dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
LILA ibu saat hamil dengan BBLR
signifikan dan bernilai negatif, sedangkan
hubungan antara BBLR dengan kejadian
stunting tidak signifikan dan bernilai
positif.
Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan kejadian stunting yaitu
secara tidak langsung. Dimana pengaruh
hubungan secara tidak langsung tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama,
pengaruh hubungan yang bernilai positif
antara dukungan keluarga dengan LILA
Ibu. Kedua, pengaruh hubungan yang
bernilai negatif antara LILA ibu
denganBBLR. Ketiga, pengaruh hubungan
yang bernilai positif antara BBLR dengan
stunting.
Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa ada hubungan antara BBLR
dengan kejadian stunting yaitu secara
langsung. Dimana pengaruh hubungan
yang bernilai positif antara BBLR dengan
kejadian stunting. Jadi dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara BBLR dengan
kejadian stunting mendekati signifikan
dan bernilai positif serta berpengaruh
secara langsung.
Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa ada hubungan antara pendidikan
ibu dengan kejadian stunting yaitu secara
tidak langsung, melalui pekerjaan,
pendapatan, LILA ibu dan BBLR.
Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa ada hubungan antara pendapatan
keluarga dengan kejadian stunting yaitu
secara tidak langsung, melalui LILA Ibu
dan BBLR. Hubungan bersifat negatif
karena sebagian besar dari responden
penelitian hanya bekerja sebagai ibu
rumah tangga, sehingga pendapatan
keluarga hanya berasal dari pengahasilan
suami. Totalitas pendapatan keluarga
tidak semuanya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan akan makan. Tidak
ada kecenderungan bahwa pendapatan
keluarga yang tinggi dialokasikan untuk
pemenuhan kebutuhan pangan yang tinggi
pula, demikian juga sebaliknya tidak ada
kecenderungan bahwa dengan pendapatan
yang rendah alokasi untuk kebutuhan
pangan juga rendah. Berat badan lahir
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan.
KESIMPULAN
1. Ada hubungan yang signifikan dan
langsung antara tinggi badan ibu
dengan kejadian stunting (b=-2.58; CI
95% = -4.91 sd -0.26; p=0.029). Serta
ada hubungan yang signifikan dan
tidak langsung antara tinggi badan ibu
dengan perkembangan pada balita
melalui LILA ibu (b= 3.16; CI= 1.63
100
sd 4.68; p= <0.001) dan BBLR (b= -
4.60; CI= -6.34 sd -2.86; p= <0.001).
2. Ada hubungan yang signifikan dan
tidak langsung antara LILA ibu saat
hamil dengan kejadian stunting (b=--
4.64; CI 95% = -6.40 sd -2.87;
p<0.001), melalui BBLR (b= 0.99; CI
95% = -1.40 sd 1.60; p=0.897). Serta
ada hubungan yang siginifikan dan
tidak langsung antara LILA ibu saat
hamil dengan perkembangan balita
(b=--4.64; CI 95% = -6.40 sd -2.87;
p<0.001), melalui BBLR (b=-0.76; CI
95% = -2.06 sd 0.54; p=0.253).
3. Ada hubungan yang tidak signifikan
dan tidak langsung antara dukungan
keluarga dengan kejadian stunting
(b=0.53; CI 95% = -0.44 sd -2.92;
p=0.150) melalui BBLR (b= 0.99; CI
95% = -1.40 sd 1.60; p=0.897). Serta
ada hubungan yang tidak signifikan
dan tidak langsung antara dukungan
keluarga dengan perkembangan balita
melalui BBLR (b=-0.76; CI 95% = -
2.06 sd 0.54; p=0.253).
4. Ada hubungan yang mendekati tidak
signifikan dan langsung antara BBLR
dengan kejadian stunting (b= 0.99; CI
95% = -1.40 sd 1.60; p=0.897). Serta
ada hubungan yang tidak signifikan
dan langsung antara BBLR dengan
perkembangan balita (b=-0.76; CI
95% = -2.06 sd 0.54; p=0.253).
5. Ada hubungan yang signifikan dan
langsung antara pendidikan ibu
dengan kejadian stunting (b=-1.55;
CI 95% = -2.52 sd -0.58; p=0.002).
Serta ada hubungan yang signifikan
dan langsung antara pendidikan
dengan perkembangan balita (b=2.16;
CI 95% = 1.23 sd 3.09; p<0.001).
6. Ada hubungan yang signifikan dan
langsung antara pendapatan ibu
dengan kejadian stunting (b=-1.55; CI
95% = -2.52 sd -0.58; p=0.002). Serta
ada hubungan yang tidak signifikan
dan langsung antara pendapatan ibu
dengan perkembangan balita (b=-
0.07; CI 95% = -0.97 sd 0.83;
p=0.883).
SARAN
1. Bagi Pendidikan
Direrkomendasikan pada tempat
penelitian agar memberikan
intervensi langsung dalam
menurunkan kejadian stunting yang
harus dimulai secara tepat yaitu
sebelum kelahiran dengan pelayanan
pranatal dan gizi ibu, selama masa
gestasi dan berlanjut hingga usia
balita.
2. Bagi penyedia layanan kesehatan dan
petugas kesehatan
Diharapkan perlu memberikan
konseling gizi yang memadai. Selain
itu peran dukungan sosial dari
keluarga sangat diperlukan karena
keluarga seringkali tidak memiliki
pengetauhan yang baik tentang gizi
dan perilaku kesehatan khususnya
dalam hal perawatan selama masa
gestasi sehingga tempat penelitian
bisa menggerakkan peran keluarga di
lingkungan masyarakat.
3. Bagi Responden
Direkomendasikan responden
untuk memahami pentingnya
perawatan pada masa gestasi terutama
pemenuhan asupan nutrisi selama
masa gestasi dalam mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan
janin didalam kandungan sehingga
tidak terjadi masalah atau gangguan
pertumbuhan dan perkembangan
selama golden age period pada balita.
Selain itu kaum perempuan juga
harus menyadari pentingnya gizi bagi
mereka sendiri dalam mempersiapkan
kehamilannya untuk melahirkan bayi
dengan kualitas tumbuh kembang
yang baik.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Disarankan peneliti selanjutnya
meneliti faktor-faktor atau pengaruh
lain yang mempengaruhi kejadian
101
stunting dan perkembangan balita
serta bisa menggunakan metode
penelitian yang berbeda sehingga
mampu meneliti secara lebih
mendalam lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. (2012). Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Andre M Rehman. (2000). Acute
Malnutrition in Bangladeshi
Children: Level and Determinan.
Australia: National Center for
Social and Economic Modelling
(NATSEM)
Anisa, Paramitha. (2012). Faktor-faktor
Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Stunting Pada Balita
Usia 25-60 Bulan Di Keluarahan
Kalibaru Depok Tahun 2012.
Skripsi. Departemen Gizi
Kesehatan Masyarakat. fakultas
Kesehatan Masyarakat.
Universitas Indonesia
Anindita P. 2012. Hubungan Tingkat
Pendidikan Ibu, Pendapatan
Keluarga, Kecukupan Protein
Dan Zinc Dengan Stunting Pada
Balita Usia 6 – 35 Bulan Di
Kecamatan Tembalang Kota
Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 1(2) : 617 – 626.
Anugraheni, HS. 2012. Faktor Risiko
Kejadian Stunting pada Anak
Usia 12-36 Bulan di Kecamatan
Pati, Kabupaten Pati. Program
Studi Ilmu Gizi Fakultas
Kedokteran Universitas
Diponegoro. Semarang.
Arifin DZ, Irdasari SY dan Sukandar H.
(2012). Analisis Sebaran Dan
Faktor Risiko Stunting Pada
Baduta di Kabupaten Purwakarta
2012 [manuscript on internet].
Bandung: Universitas Padjajaran
[cited 2016 Nov 24]. Available
from:
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2013/07/pustaka
_unpad_analisis_sebaran_dan_fa
ktor_risiko_stu nting.pdf
Arisman. (2010). Buku Ajar Ilmu Gizi:
Gizi Dalam Daur Kehidupan
Edisi 2. Jakarta: EGC
Astari LD, Nasoetion A, dan Dwiriani
CM. (2005). Hubungan
Karakteristik Keluarga, Pola
Pengasuhan dan Kejadian
Stunting Anak Usia 6-12 Bulan.
Media Gizi & Keluarga, 29 (2) :
40-46
Barros AJ, Matijasevich A, Santos IS dan
Halpern R. (2008). Child
development in a birth cohort:
effect of child stimulation is
stronger in less educated mothers.
International Journal off
Epidemiology. Vol 39 (1): 285-
294
Berg A, Muscat RJ. (1985). Faktor Gizi
(Di-Indonesiakan oleh Achmad
Djaeni Sediaoetama). Jakarta:
Bhratara Karya Aksara
Black RE, Allen LH, Bhutta ZA,
Caulfield LE, de Onis M, Ezzati
M, Mathers C, River J. (2008).
Maternal And Child
Undernutrition: Global And
Regional Exposures And Health
Consequences. Lancet, 371, 243-
260.
Brown JE. (2008). Nutrition Through The
Life Cycle, Fourth Edition.
Belmont: Thomson Wadswoth
Chaudhury RH. Determinants Of Dietary
Intake And Dietary Adequacy
102
For Pre-School Children In
Bangladesh. Bangladesh Institute
of Development Studies.
[accessed Nov, 2016]. Available
from: URL:
http://archive.unu.edu/unupress/f
ood/8F064e/8F064E04.htm
Cheng E, Park H, Wisk L, Mandell K,
Wakeel F, Litzelman K, Chatterje
D and Witt W. (2016).
Examining the link between
women’s exposure to stressful
life events prior to conception
and infant and toddler health: the
role of birth weight. Journal
Epidemiol Community, [online]
70, pp.245-252. Available at:
http://jech.bjm.com [Accessed 15
May 2016].
Creswell, J. (2014). Research Design4th
Edition. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Damayanti M. (2006). Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP)
Anak. Sari Pediatri 8 (1)
Depkes RI. (1996). Makanan Ibu Hamil.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
Jakarta.
_________. (2011). Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:
1995/Menkes/SK/XII/2010
Tentang Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak.
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak.
Direktorat Bina Gizi.
_________. (2014). Riset Kesehatan
Dasar Riskesdas 2013. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Diana, Fivi Melva. (2006). Hubungan
Pola Asuh Dengan Status Gizi
Anak Batita Di Kecamatan
Kuranji Kelurahan Pasar
Ambacang Kota Padang Tahun
2004. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, I (1).
Dinkes Jatim. (2016). Informasi Cakupan
Gizi Balita Provinsi Jawa Timur.
http://dinkes.jatimprov.go.id/
Diakses Desember 2016
Dinkes Nganjuk. (2016). Informasi
Cakupan Gizi Balita Kabupaten
Nganjuk.
http://www2.nganjukkab.go.id/?p
age_id=301 Diakses Juni 2016
Disnakertransduk. (2016). Peraturan
Gubernur Jawa Timur Nomor 68
Tahun 2015 tentang Upah
Minimum Kabupaten/Kota
(UMK) di Jawa Timur Tahun
2016.
http://disnakertransduk.jatimprov
.go.id/disnaker-
new/index.php/umk/umk-
2016.html Diakses Desember
2016
Donal, Nababan. (2015). Mother and
Child Nutrition (A Review of
Stunting Studies). International
Journal of Sciences: Basic and
Applied Research, 2015 22 (1)
El Taquri, Betilmal, Mahmud SM,
Monem Ahmed A, Goulet O,
Galan P, Hercberg S. (2008).
Risk Factors For Stunting Among
Underfives in Libya. Public
Health Nutrition; 12 (8) 1141-
1149
Febrianto ID. (2012). Hubungan Tingkat
Penghasilan, Tingkat Pendidikan
Dan Tingkat Pengetahuan Orang
tua Tentang Makanan Bergizi
Dan Status Gizi Siswa Tk Islam
Zahrotul Ulum Karang Ampel
Indramayu. Skripsi. Universitas
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
103
Fertman CI, Allenswort DD. (2010).
Health Promotion Programs
from Theory to Practice. Jossey –
Bass. San Francisco.
Francis. (2005). Gizi Dalam Kesehatan
Reproduksi. Jakarta. EGC
Frost MB, Forste R, Haas DW. (2005).
Maternal Education and Child
Nutritional Status in Bolivia:
finding the links. Social Science
and Medicine, 60, 395-407.
Ghozali. (2013). Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program
SPSS, Ed 3. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM,
Arab L. (2009). Gizi Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: EGC.
Gibson, RS. (2005). Principles of
Nutritional Assessment. Second
Edition. New York: Oxford
University Press Inc.
Gittelson Joel, Haberle Heather, Vastine
Amy, Dyckman William, Palofox
Neal. (2003). Macro and
Microlevel Processes Affect
Food Choice And Nutritional
Status in The Republic of The
Marshall Islands. The Journal of
Nutrition 133. 110S-313S.
Green LW dan Kreuter MW. (1992).
Health Program Planning: An
Educational and Ecological
Approach. Fourth Edition. New
York: McGraw-Hill
Hadi, Hamam. 2005. Beban Ganda
Masalah Gizi dan Implikasinya
terhadap Kebijakan
Pembangunan Kesehatan
Nasional. Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar Fakultas
Kedokteran Universitas Gajah
Mada
Henningham dan McGregor. (2008).
Public Health Nutrition editor
M.J. Gibney, et al (alih bahasa:
Andry Hartono). Jakarta: EGC
Hermandez Diaz S, Peterson DE, Dixit S,
Hermandez B, Parra S, Barquera
S, Sepulveda J, Rivera JA.
(1999). Association of Maternal
Short Stature With Stunting in
Mexican Children: Common
Genes vs Common Environment.
Eur J. Clin. Nutr. 938-945
Herry ZP, Lumongga Lubis Namora.
(2011). Pengantar Psikologi
Untuk Kebidanan. Jakarta: KDT.
Hien NN, S. Kam. (2008). Nutritional
Status and The Characteristics
Related to Malnutrition in
Children Under Five Years of
Age in Nghean, Vietnam.
Journal Prev Med Public Health,
41 (4): 232-240
Hizni A, Julia M, Gamayanti IL. Status
stunted dan hubungannya dengan
perkembangan anak balita di
Wilayah Pesisir Pantai Utara
Kecamatan Lemahwungkuk Kota
Cirebon. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia. 2010; 6 (3): 131-7.
Jitowiyono, Kristiyanasari Weni. (2010).
Asuhan Keperawatan Neonatus
Dan Anak. Nuha Medika.
Cetakan I: Jakarta
Kosim SM, Ari Yunanto, Rizalya Dewi,
Gatot IS, Ali Usman. (2008).
Buku Ajar Neonatologi. Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Jakarta
Krisdiyanto E, Arwani, dan Purnomo.
(2013). Hubungan Pola Asuh
Orang Tua Terhadap
104
Perkembangn Motorik Anak Usia
3-5 Tahun. Pp.2
Kuh D, Shlomo Y, Lynch J, Hallqvist J,
Power C. (2003). Life course
epidemiology. Journal Epidemiol
Community Health, [online] 57,
pp.778-783. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov
Diakses Mei 2016
Kusharisupeni. (2004). Peran Status
Kelahiran Terhadap Stunting
pada Bayi. Jurnal Kedokteran
Trisakti, Volume 23: 73-80.
Kusmiyati, Yeni. (2010). Perawatan Ibu
Hamil. Yogyakarta: Fitamaya
Kusuma, Kukuh Eka. (2013). Faktor
Risiko Kejadian Stunting pada
Anak Usia 2-3 Tahun (Studi di
Kecamatan Semarang
Timur).Semarang: Program Studi
Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.
Levy, Teresa Shamah. (2008). Maternal
Characteristic Determine
Stunting in Children of Less than
Five Years of Age Results from a
National Probabilistic Survei.
Clinical Medicine: Pediatrics, 1,
43-52
Lin CM, Chen CW, Chen PT, Lu TH, Li
CY. (2007). Risks And Causes Of
Mortality Among Low
Birthweight Infants In Childhood
And Adolescence. Paediatric and
Perinatal Epidemiology. 21: 465-
72.
Lubis. (2003). Status Gizi Ibu Hamil Serta
Pengaruhnya Terhadap Bayi
Yang Dilahirkan. Pengantar
Falsafah Sains (PPS702) Program
Pasca Sarjana S3 IPB November
2003. Bogor.
Mamabolo RL, Alberts M, Steyn NP, re-
van de Wall HAD, dan Levitt
NS. 2005. Prevalence and
determinants of stunting and
overweight in 3-year-old black
South African children residing
in the Central Region of Limpopo
Province, South Africa. Public
Health Nutrition, 8(5), 501—508
Mardani RAD, Wetasin K,
Suwanwaiphatthana W. (2015).
Faktor Prediksi Yang
Mempengaruhi Terjadinya
Stunting Pada Anak Usia
Dibawah Lima Tahun. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 2015; 11
(1): 1-7.
Masithah T, Soekirman, dan D. Martianto.
(2005). Hubungan Pola Asuh
Makan dan Kesehatan Dengan
Status Gizi Anak batita Di Desa
Mulya Harja. Media Gizi
Keluarga, 29 (2): 29-39
Maxwell, Stephanie. 2011. Module 5:
Cause of Malnutrition. Tersedia:
www.unscn.org Diakses
Desember 2016
Medhin, Girma. (2010). “Prevalence and
Predictors of Undernutrition
Among Infants Aged Six and
Twelve Month In Butajira,
Ethiopia: The P-MaMiE Birth
Cohort”. BMC Public Health,
10:27.
Meilyasari, Friska. (2014). Faktor Risiko
Kejadian Stunting Pada Balita
Usia 12 Bulan Di Desa
Purwokerto Kecamatan Patebon,
Kabupaten Kendal.
http://eprints.undip.ac.id/44216/1
/612_FRISKA_MEILYASARI.p
df Diakses Desember 2016
Murti, B. (2011). Validitas Dan
Reliabilitas Pengukuran. Internet
105
available from
fk.uns.ac.id/index.php/download/f
ile/61 Diakses Juni 2016.
_______. (2013). Desain Dan Ukuran
Sampel Untuk Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif di
Bidang Kesehatan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Narendra MB. 2002. Tumbuh Kembang
Anak dan Remaja. Jakarta:
Sagung Seto
Noor, ANA. (2014). Faktor-Faktor
Penentu Kreatifitas Belajar
Siswa Sekolah Menengah
Pertama. Tesis, Program Studi
Teknologi Pendidikan, Program
Pascasarjana. Universitas Sebelas
Maret Surakarta
Notobroto HB, Wahyuni CU. (2002).
Penggunaan Pertambahan Berat
Badan Dan Ukuran Lingkar
Lengan Atas Ibu Hamil Untuk
Memprediksi Berat Badan Lahir
Bayi. Laporan Penelitian Fakultas
Kedokteran Airlangga 2002, 36
halaman. Surabaya.
Oktavia, Rita. (2011). Hubungan
Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Ibu Dalam Pemberian ASI
Eksklusif Dengan Status Gizi
Baduta di Puskesmas Biaro
Kecamatan Ampek Angkek
Kabupaten Agam tahun 2011
(Skripsi). Depok: FKM UI.
Pantaleon, Maria G. (2015). Hubungan
Stunting Dengan Perkembangan
Anak Usia 6 – 23 Bulan Di
Kecamatan Sedayu Kabupaten
Bantul Yogyakarta. Tesis.
[Yogyakarta] : Universitas
Gadjah Mada
Potter PA, Perry AG. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik.
Edisi 4. Volume 2. Alih Bahasa:
Renata Komalasari,dkk. Jakarta:
EGC.
Prawihardjo, Sarwono. (2002). Pelayanan
Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawihardjo.
__________________. (2007). Ilmu
Kandungan. Jakarta. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Proverawati, Atikah. (2009). Buku Ajar
Gizi Untuk Kebidanan. Nuha
Medika: Jakarta.
Purnama. (2012). Hubungan Antara
Status Ibu Bekerja Atau Ibu
Tidak Bekerja Dengan Status
Gizi Anak Balita di Kecamatan
Medan Tembung.
(http://repository.usu.ac.id/handle
/1 23456789/32433)
Rahayu L.S, Sofyaningsih M. 2011.
Pengaruh BBLR (Berat Badan
Lahir Rendah) dan Pemberian
ASI Eksklusif Terhadap
Perubahan Status Stunting Pada
Balita di Kota dan Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten.
Prosiding Seminar Nasional
“Peran Kesehatan Masyarakat
dalam Pencapaian MDG’s di
Indonesia”; Desember 2016
Rahmad AH, Miko A, Hadi A. (2013).
Kajian Stunting Pada Anak Balita
Ditinjau Dari Pemberian ASI
Eksklusif, MP-ASI, Status
Imunisasi Dan Karakteristik
Keluarga Di Kota Banda Aceh.
Jurnal Kesehatan Ilmiah
Nasuwakes. 2013; 6 (2): 169-84
Ramli, Agho KE, Inder KJ, Bowe SJ,
Jacobs J, Dibley MJ. (2009).
106
“Prevalence and Risk Factor for
Stunting and Severe Stunting
Among Under Fives in North
Maluku Province of Indonesia”.
BMC Pediatrics. Press, Inc.
Florida. Page. 147-198.
Reksoprayitno, Soediyono. (2000).
Pengantar Ekonomi Mikro.
Yogyakarta: IKAPI
Riskesdas. (2011). Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar Indonesia
Tahun 2010. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
________. (2013). Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar Indonesia
Tahun 2012. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Riyadi H, A Khomsan, S Dadang, A
Faisal dan ES Mudjajanto.
(2006). Studi tentang Status Gizi
pada Rumah Tangga Miskin dan
Tidak Miskin. Gizi Indonesia, 1.
Riyadi, Sujono dan Sukarmin. (2009).
Asuhan Keperawatan Pada Anak.
Edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu
Rohmatun, Nining Yuliani. (2014).
Hubungan Tingkat Pendidikan
Ibu Dan Pemberian Asi Eksklusif
Dengan Kejadian Stunting Pada
Balita Di Desa Sidowarno
Kecamatan Wonosari Kabupaten
Klaten. Naskah Publikasi.
Surakarta: Program Studi Gizi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Rukmana, Umu Komariah, Rachmah
Indawati. (2014). Kondisi
Sosioekonomi dan Demografi
Keluarga Pra Sejahtera dan
Sejahtera I Di Kota Mojokerto.
Departemen Biostatistika dan
Kependudukan Fakultas
Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga Surabaya
Saimin. (2006). Hubungan Antara Berat
Badan Lahir Dengan Status Gizi
Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar
Lengan Atas. Bagian Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
Makasar.
Santoso S, Ranti AL. (2009). Kesehatan
dan Gizi. PT. Asdi Masatya:
Jakarta.
Semba RD dan MW Bloem. (2001).
Nutrition and Health in
Developing Countries. New
Jersey: Humana Press.
Semba RD, de Pee S, Sun K, Sari M,
Akhter N, dan Bloem MW. 2008.
Effect of Parental Formal
Education on Risk of Child
Stunting in Indonesia and
Bangladesh: a cross-sectional
study. Lancet, 371, 322—328.
Soetjiningsih. (2012). Buku Ajar I: Ilmu
Perkembangan Anak Dan
Remaja. Jakarta: Sagungseto. Pp
86-90.
___________. (2014). Tumbuh Kembang
Anak Edisi 2. Jakarta : EGC
Solihin, Anwar, Sukandar . 2013. Kaitan
Antara Status Gizi,
Perkembangan Kognitif, Dan
Perkembangan Motorik Pada
Anak Usia Prasekolah. Jurnal
Penelitian Gizi dan Makanan, 36
(1), 62—72.
Suhardjo. (1999). Sosio Budaya Gizi.
Bogor: IPB PAU Pangan dan
Gizi
Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. (2012).
Penilaian Status Gizi. Jakarta:
EGC.
107
Suryanto, Purwandari, dan Mulyono.
(2014). Dukungan Keluarga dan
Sosial dalam Pertumbuhan dan
Perkembangan Personal Sosial,
Bahasa dan Motorik Pada Balita
di Kabupaten Banyumas. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, [online]
10 (1), pp.103-109. Available at:
http://portalgaruda.org Diakses
Desember 2016
Susanti. (2008). Psikologi Kehamilan.
EGC; Jakarta.
Taguri EA, Betilmal I, Mahmud SM,
Monem A, Goulet O, Galan P,
Hercberg S. (2008). Risk Factor
For Stunting Among Under Five
In Libya. Public Health
Nutrition, 12 (8), 1141-1149.
Tehsome B, Kogi Wambui, Getahun
Zewditu, Taye Girum. (2009).
Magnitude and Determinants of
Stunting In Children Under Five
Years of Age In Food Surplus
Region of Ethiopia: The Case Of
West Gojam Zone. Ethiop.
Journal. Health Dev., 23(2): 98-
106.
Tirtarahardja, Umar. (2005). Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
UNICEF. (2009). The World Bank.
UNICEF-WHO-World Bank
Joint Child Malnutrition
Estimates. UNICEF, New York;
WHO, Geneva; The World Bank,
Washington, DC.
UU NO 20 Tahun 2003. (2003). Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Victoria, G Cesar. (2008). Maternal and
Child Undernutrition 2 Maternal
and Chils Undernutrition:
Consequences For Adult Health
and Human Capital. Lamcet
Community Health, 55 (6), 394-8
Wahyutomo AH. (2010). Hubungan
Karakteristik Dan Peran Kader
Posyandu Dengan Pemantauan
Tumbuh Kembang Balita Di
Puskesmas Kalitidu-Bojonegoro.
Surakarta: Universitas Sebelas
Maret. (http://eprints.uns.ac.id).
Diakses Desember 2016
Walker SP, Chang SM, Powell CA, &
McGregor SM. (2005). Effects of
early childhood psychosocial
stimulation and nutritional
supplementation on cognition and
education in growth stunted
Jamaican children: prospective
cohort study. Lancet, 366,
1804—1807
Welasasih, BD dan Wirjatmadi, RB.
(2012). Beberapa Faktor yang
Berhubungan dengan Status Gizi
Balita Stunting. The Indonesian
Journal of Public Health, 8 (3)
Maret 2012: 99–104.
Whitney.E, DeBruyne KL., Pinna K dan
Rolfes RS. (2007). Makanan
Kesehatan dan Kesehatan. Edisi
Ketiga .United Serikat: Thomson.
257-266.
WHO. (2010). Nutrition Landscape
Information System (NLIS)
Country Profile Indicators:
Intrepretation Guide. Geneva
Yimer G. (2000). Malnutrition Among
Children in Shouthern Ethiopia:
Levels and Risk Factors. Ethiop.
J. Health Dev, 14 (3): 283-292
Yunitasari L. 2012. Perbedaan
Intellegence Quotient (IQ) Antara
Anak Stunting dan Tidak
Stunting Umur 7-12 tahun di
108
Sekolah Dasar (Studi pada Siswa
SD Negeri Buara 04 Kecamatan
Ketanggungan Kabupaten
Brebes). Jurnal Kesehatan
Masyarakat 2012; 1 (2) Halaman
586-595
Zareian E, Saeedi F, dan Rabbani V.
(2014). The Role of Birth Order
and Birth Weight in the Balance
of Boys Aged 9-11 Years Old.
Ann Appl Sport Sci. 2(2) : 51-53
Zaveira, Ferdinand. (2008). Mengenali
dan Memahami Tumbuh
Kembang Anak. Jogjakarta :
Katahati
Zere, Diane McIntyre. (2003). Inequities
In Under Five Child Malnutrition
In South Africa. Internasional
Journal for Equity in Health, 2:7.
Zottarelli LK, Sunil TS, Rajaram S.
(2007). Influence of Parental and
Socioeconomics Factors on
Stunting in Children Under 5
Years in Egypt. Eastern
Mediterranean Health Journal.
Tersedia di:
http://www.emro.who.int/emhj/1
306 Diakses Desember 2016