Analisis Kebutuhan Indeks Artikel Di Perpustakan Universitas
Universitas Kristen Satya Wacana
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
Oleh :
Bambang Supriyadi
NIM : 742014801
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Januari 2017
1
1. Pendahuluan Artikel ilmiah dalam jurnal tercetak merupakan informasi yang dapat
secara cepat dimanfaatkan oleh pemustaka karena lebih cepat terbit dibandingkan dengan buku teks. Dalam rangka menyesuaikan kecepatan terbit informasi tersebut maka diperlukan langkah pengelolaan informasi berupa artikel di dalam jurnal yang dapat mempercepat proses temu kembali artikel jurnal, yakni melalui indeks artikel jurnal tercetak. Dengan adanya alat bantu indeks artikel, pemustaka dapat dengan lebih mudah, lebih cepat melakukan proses temu kembali artikel. Alat bantu indeks artikel ini dapat menjelaskan keberadaan dari informasi artikel atau dapat menunjukkan dimana artikel tersebut dapat ditemukan.
Indeks artikel dapat menjadi sarana dalam proses temu kembali artikel, sehingga artikel dapat lebih cepat ditemukan dan dapat dimanfaatkan oleh pemustaka. Penelitian ini akan menganalisa kebutuhan indeks artikel di Perpustakaan Universitas – Universitas Kristen Satya Wacana, apakah indeks artikel diperlukan pemustaka dalam mencari informasi artikel pada jurnal tercetak, mengingat belum adanya layanan indeks artikel jurnal di Perpustakaan Universitas – Universitas Kristen Satya Wacana. 2. Isi 2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Mucklis dengan tujuan memahami pola penyusunan entri pada indeks majalah dan memahami cara menggunakan indeks majalah PDII-LIPI[1]. Hasil yang diperoleh menjelaskan bahwa indeks majalah merupakan sebagai sarana penelusuran informasi artikel berdasarkan judul, topik atau subjek artikel yang terdapat dalam suatu majalah[1].
Penelitian selanjutnya yang terkait dengan kebutuhan informasi dilakukan oleh Noor, Muhammad Usnan[2]. Bertujuan untuk mengetahui kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Hasil yang diperoleh menjelaskan bahwa kebutuhan informasi pemustaka sangat tinggi terhadap indikator mengenai kemudahan dalam mencari informasi. Adanya alat bantu yang digunakan dalam mencari informasi dapat menjadikan pemustaka merasa terpuaskan dengan layanan yang diberikan perpustakaan[2].
Indeks artikel jurnal diharapkan dapat menjadi alat bantu penelusuran artikel jurnal sehingga mampu membantu pemustaka dalam menemukan bahan pustaka yang berupa artikel jurnal dengan cepat sehingga pemustaka juga akan merasa puas karena adanya alat penelusuran ini. Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah penelitian sekarang ini fokus pada analisis kebutuhan indeks artikel jurnal, apakah pemustaka membutuhkan indeks artikel jurnal sebagai alat bantu penelusuran artikel jurnal tercetak. 2.2 Kebutuhan Informasi
Perpustakaan disebut berfungsi sebagai pusat sumber informasi karena memenuhi ciri-ciri antara lain sebagai berikut:
2
a. Tempat dihimpunnya segala macam (sumber) informasi, baik dalam bentuk yang tercetak maupun dalam bentuk yang bukan hasil cetakan, baik berupa dokumen analog maupun digital,
b. Tempat diolahnya bermacam ragam (sumber) informasi, baik yang tercetak maupun dalam bentuk rekaman elektronik,
c. Tempat disebarluaskannya segala macam (sumber) informasi ke segenap anggota masyarakat (pengguna) yang membutuhkannya,
d. Dalam hal-hal tertentu berfungsi sebagai tempat lahirnya informasi, misalnya informasi tentang pengembangan perpustakaan,
e. Tempat dipeliharanya segala jenis informasi terekam[3]. Kebutuhan informasi akan selalu meningkat sejalan dengan tingkat
kebutuhan informasi pemustaka dengan berbagai latar belakang pendidikan, hal ini merupakan peluang dan tantangan bagi pengelola sumber informasi itu sendiri, seperti perpustakaan. Berbagai bentuk media informasi telah tercipta, baik itu koran, majalah, tabloid, jurnal, semua diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka akan informasi. Kebutuhan akan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik / informasi tertentu dan berkeinginan memenuhi kekurangan informasi tersebut. Kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki sesesorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga mendorong seseorang untuk mencari informasi untuk memenuhi pengetahuannya. Kebutuhan informasi berkaitan erat dengan masalah yang dihadapi, kesenjangan atau ketidak berdayaan seseorang dalam mendapatkan sumber informasi atau informasi itu sendiri.
Sama dengan kebutuhan manusia lainnya, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu :
a. Kebutuhan fisiologis (physiological needs) Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar manusia, maka kebutuhan ini harus dipenuhi. Contoh: makanan, air, tempat tinggal dan lain-lain.
b. Kebutuhan afektif (affectif needs) Kebutuhan afektif kadang dikenal dengan kebutuhan emosi, misalnya kebutuhan meraih cita-cita, kebutuhan untuk mendominasi dan lain-lain.
c. Kebutuhan kognitif (cognitive needs) Kebutuhan kognitif merupakan kebutuhan yang muncul dari diri sendiri, misalnya kegagalan untuk memenuhi kebutuhan, maka hal ini akan memacu untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut[4]. Perpustakaan selaku pengelola informasi bisa memahami kebutuhan
informasi pemustaka, maka akan membantu dalam pengembangan layanan perpustakaan, diantaranya :
3
Tidak
a. Peningkatan apa saja yang akan dilakukan untuk memanfaatkan layanan yang sudah ada,
b. Usaha apa saja yang harus dilakukan agar layanan dan sumber informasi perpustakaan diketahui secara lebih baik oleh pemakai, dan
c. Program kerja apa saja yang dapat dijalankan untuk mempertemukan layanan yang ada dengan kebiasaan pencarian informasi pemakai. Faktor yang mendukung dalam kepuasaan pemustaka antara lain
adalah berorientasi pada kebutuhan dan kepentingan pemustaka (user centered). Upaya pengelola informasi untuk memahami kebutuhan informasi pemakai, berdasarkan pada konsep user centered yaitu:
a. Menyesuaikan koleksi dan sumber informasi dengan kebutuhan pemustaka,
b. Mengidentifikasi perbedaan kebutuhan informasi pemustaka, c. Menjamin perpustakaan mampu merespon kebutuhan pemustaka[5].
Secara umum setelah seseorang mengetahui kebutuhan informasi
yang dikehendaki, maka proses selanjutnya adalah proses pencarian informasi tersebut, sehingga informasi dapat ditemukan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Pencarian informasi adalah sebuah proses interaktif yang bergantung pada inisiatif / ide dari pihak pengguna informasi[6].
Gambar 1: Model akses informasi dasar[6].
Kebutuhan informasi
Perumusan
pertanyaan
Mengirimkan permintaan ke
sistem
Menerima hasil
pencarian
Hasil pencarian
Puas? Ya
Selesai
Mulai
4
2.3 Indeks Indeks merupakan alat penelusuran yang paling banyak digunakan
untuk mencari informasi[7]. Indeks adalah daftar istilah yang disusun berdasarkan urutan abjad atau dengan susunan tertentu yang disertai dengan keterangan yang menunjukkan istilah tadi berada[3]. Dari pengertian diatas, dapat diartikan bahwa sebuah indeks tidak memberikan informasi yang dicari melainkan menunjuk di mana informasi tersebut dapat ditemukan. Fungsi indeks adalah: a. Petunjuk yang memberikan pengarahan kepada pembaca bahwa
informasi lebih lengkap dapat ditemukan pada sumber yang ditunjuk itu dengan bantuan indeks ini, suatu subjek, nama orang, nama tempat dapat segera ditemukan dengan tepat,
b. Mengungkapkan suatu masalah secara lengkap dan detail, dengan petunjuk yang disiapkan itu dapat diketahui suatu persolan secara lengkap[8].
Fungsi indeks adalah mempermudah mencari atau menelusuri
kepingan-kepingan informasi spesifik dalam jajaran informasi yang besar jumlahnya dan menunjukkan tempat disimpannya topik-topik, tajuk-tajuk, atau bahkan artikel lengkap yang di indeksnya[3]. Sedangkan tujuan pembuatan indeks adalah: a. Memudahkan pengguna merujuk pada informasi yang dibutuhkan, b. Membuat daftar yang lain susunannya dengan daftar isi, c. Agar pengguna tidak perlu membaca semua isi buku, d. Supaya pengguna dapat menemukan informasi yang dicari itu berada, e. Agar karangan atau artikel yang dapat digunakan untuk keperluan
penelitian atau penulisan dapat disimpan datanya tanpa adanya kekhawatiran akan kehilangan sumbernya,
f. Untuk dapat menemukan kembali rekaman atau dokumen yang tidak dikelola dan disimpan melalui proses indexing[9]. Sedangkan tujuan yang lain adalah:
a. Menambah pengetahuan praktis para peminat, sebab artikel-artikel di dalam surat kabar, majalah, buletin, jurnal dan sebagainya biasanya bersifat analisa praktis dari berbagai ilmu pengetahuan,
b. Menambah bahan bacaan (literatur) bagi para mahasiswa yang akan menyusun paper, skripsi, thesis atau karangan-karangan ilmiah lainnya, sebab artikel-artikel inipun cukup valid untuk bibliografi,
c. Memperkenalkan analisa-analisa baru terhadap suatu problema ilmu pengetahuan karena analisa-analisa di dalam artikel ini umumnya disesuaikan dengan perkembangan zaman menurut bidangnya masing-masing,
d. Bagi para ilmuwan akan menggugah untuk lebih banyak mengadakan pendekatan-pendekatan baru, sebab biasanya artikel-artikel yang di
5
indeks ini banyak mengajukan problema ilmu pengetahuan yang baru[10].
Koleksi terbitan berseri merupakan jenis koleksi yang perlu dilakukan pengindeksan. Kegiatan pengindeksan merupakan salah satu bagian dari kegiatan perpustakaan yang akan menyajikan koleksi tentang artikel dari terbitan berseri yang dimiliki oleh perpustakaan. Menurut struktur organisasi kerjanya, indeks merupakan salah satu bagian dari kegiatan pekerjaan pada “cataloging”. Indeks berisi dari unsur-unsur: a. Tajuk atau heading
Adalah kata atau ungkapan pada bagian awal entri. Fungsinya untuk menentukan letak suatu entri dalam susunan indeks yang biasanya disusun menurut abjad. Disamping itu tajuk merupakan titik telusur dari entri (access point)
b. Modifikasi Adalah kata atau istilah yang membatasi ruang lingkup atau mendefinisikan tajuk. Pada indeks subjek modifikasinya adalah sub subjek. Pada indeks pengarang modifikasinya adalah judul dari dokumen.
c. Lokator Adalah referensi yang menunjukkan suatu informasi dapat ditemukan. Lokator dapat berupa judul serial, nomor serial, halaman, kolom, baris, dan sebagainya. Contoh entri indeks:
1…………KORUPSI 2…………….DATA PENYELEWENGAN
3……………….Korupsi, Nomor Satu 4………………….TEMPO 52/15 860222: 13 A B C D
Keterangan : 1. Subjek 2. Subsubjek 3. Judul Artikel 4. Sumber : A: Nama Majalah
B: Nomor, Edisi C: Tahun, Bulan, Tanggal D: Halaman[11].
6
Media lain? Buku Artikel majalah & surat kabar
Cara lain Yang ingat apa?
Subjeknya Pengarangnya
? Katalog Pengarang Katalog judul Katalog subjek
Tetapkan yang dicari
Ingat & catat nomor bukunya
Cari di rak buku sesuai dengan nomor buku pada katalog/ hubungi petugas jika perlu
Cara melalui indeks & abstrak
Dalam proses temu kembali informasi atau sumber informasi artikel yang ada di perpustakaan, dapat dilakukan dengan alat bantu penelusuran informasi yakni indeks[3].
Gambar 2: Diagram alur mencari sumber informasi di Perpustakaan[3].
2.4 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang diisi oleh responden. Penelitian pendekatan deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan ‘apa adanya’ tentang suatu instrumen, gejala atau keadaan[12]. Dalam penelitian ini berupaya untuk menggambarkan keadaan sesuai apa adanya pada saat penelitian dilakukan, dengan tujuan menggambarkan fakta yang ada di lapangan. 2.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa UKSW yang berkunjung langsung ke Perpustakaan Universitas di titik Layanan Serial dengan tidak memperhatikan dari fakultas / unit kerja mana pemustaka berasal. Sedangkan sampel penelitian ini berdasarkan kunjungan pemustaka pada minggu ke-30 dan ke-31 (bulan Juli) tahun 2016 di titik Layanan Serial sebanyak 842 pengunjung. Dengan menggunakan rumus Slovin dan menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan 5%, maka diperoleh sampel sebanyak 271 pengunjung (responden). 2.6 Metode Pengumpulan Data
Rancangan penelitian ini dimulai dari proses pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Dalam penelitian ini,
Judulnya?
Mencari sumber informasi jenis apa?
7
menggunakan skala likert 5 point dengan (1) Sangat Setuju, (2) Setuju, (3) Ragu-ragu, (4) Tidak Setuju, dan (5) Sangat Tidak Setuju sebagai skala pengukuran. Skala likert merupakan skala yang dapat memperhatikan tanggapan konsumen terhadap karakteristik (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju)[13].
Tabel 1: Cara menghitung skor dalam penelitian [14]
No. Jumlah responden
menjawab Keterangan
Bobot
nilai Nilai
1 Sangat setuju Dikalikan 5 X1
2 Setuju Dikalikan 4 X2
3 Ragu – ragu Dikalikan 3 X3
4 Tidak Setuju Dikalikan 2 X4
5 Sangat Tidak Setuju Dikalikan 1 X5
Total Nilai =
Tabel 2: Kisi-kisi kuesioner
No. Indikator Alasan Cara
Pengukuran
1 Kebutuhan
Informasi Artikel
Jurnal Tercetak
Untuk mengetahui kebutuhan
pemustaka terhadap informasi
artikel jurnal tercetak
Skala Likert
2 Sumber Informasi
Jurnal Tercetak
Untuk mengetahui pengetahuan
pemustaka terhadap koleksi
jurnal tercetak di perpustakaan
Skala Likert
3 Sarana Penelusuran
Artikel Jurnal
Tercetak
Untuk mengetahui cara
menelusur artikel jurnal tercetak
yang dilakukan pemustaka
Skala Likert
& pertanyaan
terbuka
4 Evaluasi
Ketersedian Alat
Bantu
Untuk mengetahui masukkan
dari pemustaka tentang
penelusuran artikel jurnal
tercetak
Skala Likert
& pertanyaan
terbuka
Sebelum kuesioner diedarkan untuk pengumpulan data sesungguhnya, maka pernyataan dalam kuesioner harus diuji validitas dan reliabilitas dengan cara memberikan kuesioner tersebut kepada beberapa mahasiswa di luar sampel untuk menguji pernyataan tersebut valid atau tidak. Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur[15].
8
Untuk menentukan instrumen valid atau tidak adalah dengan ketentuan :
a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka instrumen tersebut dikatakan valid
b. Jika r hitung ˂ r tabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid[16].
Untuk menentukan r hitung menggunakan SPSS 17 dengan metode Corrected Item-Total Correlations. Selanjutnya dapat dilihat data sebagai berikut:
Tabel 3: Hasil uji validitas metode Corrected item-total correlation
No. No. Instrumen Nilai r
hitung
Nilai r tabel
(n=271, α=5%) Kesimpulan
1 Instrumen no.1 0.279
0,138
Valid
2 Instrumen no.2 0.296 Valid
3 Instrumen no.3 0.285 Valid
4 Instrumen no.4 0.391 Valid
5 Instrumen no.5 0.235 Valid
6 Instrumen no.6 0.462 Valid
7 Instrumen no.7 0.625 Valid
8 Instrumen no.8 0.553 Valid
9 Instrumen no.9 0.519 Valid
10 Instrumen no.10 0.597 Valid
11 Instrumen no.11 0.460 Valid
12 Instrumen no.12 0.381 Valid
13 Instrumen no.13 0.325 Valid
14 Instrumen no.14 0.313 Valid
15 Instrumen no.15 0.513 Valid
16 Instrumen no.16 0.575 Valid
17 Instrumen no.17 0.169 Valid
18 Instrumen no.18 0.320 Valid
19 Instrumen no.19 0.268 Valid
20 Instrumen no.20 0.455 Valid
21 Instrumen no.21 0.555 Valid
9
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa semua r hitung lebih besar daripada r tabel 0,138 yang didapat untuk n = 271 dan α = 5%. Maka semua data bisa dinyatakan lolos uji validitas.
Setelah melakukan pengujian reliabilitas menggunakan SPSS 17 dengan metode Cronbach Alpha maka semua istrumen dinyatakan baik, lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4: Kesimpulan uji reliabilitas menggunakan metode Cronbach Alpha
Dari tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach Alpha lebih
besar dari 0,6, maka bisa dinyatakan bahwa data tersebut lolos uji reliabilitas.
2.7 Identifikasi Responden Identifikasi responden digunakan untuk melihat keadaan responden dalam penelitian ini. Berikut adalah responden penelitian berdasarkan beberapa jenis kriteria:
Tabel 5: Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Responden Prosentasi
Pria 106 39%
Wanita 165 61%
Total = 271 100%
Tabel 6: Usia Responden
No. Kategori Usia (tahun) Jumlah Responden
1 17 – 19 114
2 20 – 22 116
3 23 – 25 25
4 26 – 29 8
5 30 ≤ 8
Total = 271
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.839 21
10
Tabel 7: Macam Responden
No. Macam Responden Jumlah
1 Mahasiswa 269
2 Dosen 2
Total = 271
Tabel 8: Frekuensi fakultas responden
No. Fakultas Jumlah Responden
1 Biologi 1
2 FBS 25
3 FEB 48
4 FH 16
5 FIK 2
6 FISKOM 40
7 FKIP 59
8 FP 15
9 FSM 13
10 FTE 3
11 FTI 28
12 PSIKOLOGI 11
13 TEOLOGI 10
Total = 271
3. Hasil dan Pembahasan
Dari 271 responden penelitian, diperoleh data: 1) Nilai rata-rata dari indikator kebutuhan informasi artikel jurnal tercetak adalah 1.203, terletak pada daerah sangat setuju atau 88% terletak pada daerah sangat kuat. Berdasarkan data dari hasil penelitian yang diperoleh, secara garis besar responden menyatakan bahwa pemustaka menyadari akan kebutuhan informasi dari jurnal tercetak. 2) Nilai rata-rata dari indikator sumber informasi jurnal tercetak adalah 1.053 yang terletak pada daerah setuju atau 77% terletak pada daerah kuat. Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, secara garis besar responden menyadari bahwa jurnal tercetak
11
0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%70.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
merupakan salah satu dari sumber informasi di Perpustakaan Universitas - UKSW. 3) Nilai rata-rata dari indikator sarana penelusuran artikel jurnal tercetak adalah 933 yang terletak pada daerah setuju atau 69% terletak pada daerah kuat. Data ini menjelaskan bahwa pemustaka pada dasarnya dapat menemukan artikel jurnal tercetak di PU UKSW. Tetapi ada 2 (dua) hal yang perlu menjadi perhatian adalah: a) adanya nilai ragu-ragu pada item pernyataan pemustaka menemukan alat bantu penelusuran daftar indeks judul artikel jurnal dengan nilai 618 yang terletak pada daerah ragu-ragu atau 46% yang terletak pada daerah cukup. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa pemustaka mengalami keraguan dalam menentukan apakah ada alat bantu penelusuran daftar indeks judul artikel jurnal di PU UKSW. b) Adanya nilai ragu-ragu pada pernyataan pemustaka menemukan alat bantu penelusuran judul artikel jurnal dengan nilai 648 yang terletak pada daerah ragu-ragu atau 48% yang terletak pada daerah cukup. Data ini juga menjelaskan bahwa pemustaka mengalami keraguan dalam menentukan apakah ada alat bantu penelusuran judul artikel jurnal di ruang koleksi jurnal / perpustakaan. Kedua nilai keraguan tersebut dapat menjadi faktor penghambat pemustaka dalam mencari artikel jurnal yang dikehendaki. 4) Nilai rata-rata dari indikator evaluasi ketersedian alat bantu adalah 1.121 yang terletak pada daerah sangat setuju atau 83% yang terletak pada daerah sangat kuat. Data ini berarti bahwa pemustaka menginginkan adanya alat bantu penelusuran artikel untuk mempercepat proses menemukan artikel jurnal tercetak.
Dengan perkembangan teknologi informasi, pemustaka mengharapkan proses penelusuran artikel jurnal dapat ditelusur dengan komputer, hal ini berdasarkan data hasil penelitian yang menyatakan bahwa responden menginginkan adanya daftar indeks artikel yang bisa ditelusur dengan komputer.
Grafik 1: Tingkat responden menginginkan daftar indeks bisa ditelusur komputer
Lebih detail pemustaka menghendaki selain untuk penelusuran buku, katalog komputer WebOPAC PU UKSW juga bisa digunakan untuk penelusuran artikel jurnal tercetak, hal ini berdasarkan data hasil penelitian
12
0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
yang menyatakan responden menginginkan katalog komputer WebOPAC dapat digunakan untuk penelusuran artikel jurnal tercetak.
Grafik 2: Tingkat responden menginginkan WebOPAC bisa untuk menelusur
artikel jurnal
Kebutuhan indeks ini terkait dengan data hasil penelitian yang
menyatakan responden memiliki berbagai tugas dalam perkuliahan.
Grafik 3: Tingkat responden memiliki tugas dalam perkuliahan
Salah satu tugas perkuliahan adalah menyusun makalah terkait matakuliah yang diambil.
Grafik 4: Tingkat responden memiliki tugas menyusun makalah
13
0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%70.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0.0%
20.0%
40.0%
60.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Di dalam menyusun tugas-tugas tersebut pemustaka membutuhkan adanya bahan bacaan yang berguna mendukung penyelesaian tugas.
Grafik 5: Tingkat responden membutuhkan bahan bacaan
Di dalam menyusun tugas tersebut salah satu bahan bacaan yang mendukung adalah bersumber dari berbagai artikel ilmiah yang tertulis di jurnal tercetak. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa pemustaka membutuhkan artikel di dalam jurnal yang memuat informasi yang mutakhir atau up to date.
Grafik 6: Tingkat responden membutuhkan bahan bacaan dari artikel ilmiah
Sebagian besar pemustaka sudah mengetahui tentang keberagaman koleksi di PU UKSW, yang terdiri dari koleksi buku teks, koleksi multimedia, jurnal, majalah, prosiding, e-journal dan lain-lain.
Grafik 7: Tingkat responden mengetahui keberagaman koleksi di PU UKSW
14
0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0.0%
20.0%
40.0%
60.0%
80.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Dalam rangka memenuhi kebutuhan pemustaka dari informasi jurnal tercetak, PU UKSW telah menyediakan berbagai jurnal tercetak (berlangganan / hadiah). Dari informasi jurnal tercetak yang telah tersedia, pemustaka merasa telah dicukupi dalam kebutuhan informasinya.
Grafik 8: Tingkat responden terhadap kebutuhan informasi di jurnal
tercetak
Tidak hanya sebatas menyediakan jurnal tercetak saja, tetapi PU
UKSW telah menata koleksi jurnal tercetak di ruangan untuk jurnal tercetak, yakni di lantai 3 (titik Layanan Serial) di sisi selatan.
Grafik 9: Tingkat pengetahuan responden tentang letak jurnal tercetak
Dengan penataan koleksi jurnal tercetak tidak bercampur dengan koleksi yang lain, pemustaka dapat dengan mudah untuk menemukannya.
Grafik 10: Tingkat responden dalam menemukan jurnal tercetak
15
0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%70.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Dengan penataan koleksi jurnal tercetak di ruangan tersendiri, yakni di lantai 3 (titik layanan serial) di sisi selatan ternyata sudah diketahui dan dipahami oleh pemustaka, sehingga pemustaka langsung menuju ke rak jurnal tercetak yang telah disediakan PU UKSW.
Grafik 11: Tingkat responden langsung ke lantai 3 dalam mencari jurnal tercetak
Dengan perkembangan teknologi yang sudah masuk ke PU UKSW
ternyata belum cukup untuk membantu pemustaka dalam menelusur artikel jurnal tercetak. Hal ini berdasarkan data hasil penelitian yang menyatakan bahwa sebagian besar responden masih membuka satu per satu setiap jurnal untuk menemukan artikel yang dicari.
Grafik 12: Tingkat responden membuka satu per satu jurnal untuk mencari
artikel
Pemustaka membuka satu per satu setiap jurnal untuk mencari artikel
jurnal yang dikehendaki karena pemustaka tidak menemukan alat bantu penelusuran daftar indeks judul artikel jurnal.
16
0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Grafik 13: Tingkat responden menemukan alat bantu indeks judul artikel
jurnal
Data hasil penelitian lain menegaskan pemustaka membuka satu per
satu setiap jurnal untuk mencari artikel jurnal yang dikehendaki karena pemustaka tidak menemukan alat bantu penelusuran judul artikel.
Grafik 14: Tingkat responden menemukan daftar judul artikel
Ketiadaan alat bantu penelusuran artikel jurnal tercetak ini sedikit
banyak menghambat pemustaka dalam mencari artikel jurnal tercetak. Dengan hal ini, pemustaka membutuhkan alat bantu untuk mempercepat penelusuran artikel jurnal tercetak.
Grafik 15: Tingkat responden membutuhkan alat bantu penelusuran artikel jurnal
17
0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%
Sangat Setuju
Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Berdasarkan indikator evaluasi ketersedian alat bantu, apabila sudah tersedia alat bantu penelusuran artikel jurnal tercetak, pemustaka menghendaki adanya petunjuk cara penulusurannya, sehingga pemustaka dapat dengan lebih mudah melakukan proses penelusurannya.
Grafik 16: Tingkat responden menghendaki adanya petunjuk penelusuran apabila sudah tersedia alat bantu penelusuran artikel jurnal
4. Kesimpulan dan Saran Tingkat kesadaran pemustaka terhadap kebutuhan informasi dari artikel jurnal tercetak dapat dilihat tinggi. Hal ini dapat bermakna adanya kebutuhan akan penggunaan indeks artikel jurnal sebagai alat penelusuran artikel jurnal tercetak juga tinggi. Data penelitian dari sebanyak 271 responden, responden sebesar 28,1% menjawab sangat setuju pemustaka membutuhkan adanya daftar indeks artikel jurnal secara tercetak dan responden sebesar 52% menjawab setuju bahwa pemustaka membutuhkan adanya daftar indeks artikel jurnal secara tercetak. Hasil tersebut diperkuat dengan data masukkan / saran dari pemustaka yang menyatakan responden sebesar 19,5% menjawab sangat setuju bahwa indeks artikel dibutuhkan pemustaka, responden sebesar 66% menjawab setuju bahwa indeks artikel dibutuhkan pemustaka.
Ketiadaan alat bantu penelusuran artikel jurnal tercetak di PU UKSW tersebut tidak mengurangi niat pemustaka dalam melakukan proses pencarian artikel jurnal. Dalam melakukan proses pencarian artikel jurnal, pemustaka melakukan dengan cara: a) pemustaka membuka satu per satu jurnal tercetak. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa responden 9,6% menjawab sangat setuju bahwa pemustaka membuka satu per satu jurnal tercetak, responden sebesar 43,1% menjawab setuju bahwa pemustaka membuka satu per satu jurnal tercetak. b) petugas perpustakaan membantu ketika pemustaka kesulitan melakukan pencarian artikel jurnal tercetak. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa responden sebesar 13,7% menjawab sangat setuju bahwa petugas membantu pemustaka, responden sebesar 44,2% menjawab setuju bahwa petugas ikut membantu pemustaka. c) Teman ikut membantu pemustaka dalam menemukan artikel jurnal tercetak. Hal ini berdasarkan data yang menyatakan bahwa responden sebesar 11,9% menjawab sangat setuju bahwa teman ikut membantu, serta
18
responden sebesar 48,4% menjawab setuju bahwa teman ikut membantu dalam menemukan artikel jurnal. Layanan dan pelayanan perpustakaan harus user oriented atau berorientasi kepada kebutuhan pemustaka, sehingga perpustakaan perlu lebih mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasaan pemustaka. Dengan adanya masukan dari pemustaka tentang kebutuhannya terhadap alat bantu penelusuran artikel jurnal tercetak, diharapkan pihak perpustakaan dapat menjawab masukkan tersebut dengan baik, dan pihak perpustakaan bisa memenuhi apa yang menjadi kebutuhan pemustakanya. Dengan demikian, perpustakaan dapat memberikan kepuasan kepada pemustakanya yang kemudian akan berdampak pada kualitas pelayanan perpustakaan. Ketiadaan alat bantu penelusuran artikel jurnal tercetak, kiranya dapat membuat pustakawan (staf) dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dalam melayani pemustaka. Layanan yang dimaksud adalah dengan membantu semaksimal mungkin dalam melakukan penelusuran artikel jurnal tercetak, sehingga pemustaka juga dapat merasakan kepuasaan karena telah dibantu oleh pustakawan (staf).
19
Daftar Pustaka [1]. Mucklis (2002). Prinsip-Prinsip Pengindeksan Artikel Majalah : suatu
analisis terhadap indeks majalah PDII-LIPI (Tugas Akhir, Universitas Sumatra Utara, 2002). Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13641/1/992201018.pdf
[2]. Noor, Muhammad Usman (2012). Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan Divisi Perencanaan Dan Strategis PT. Bank Negara Indonesia (Skripsi, Universitas Indonesia, 2012). Diakses dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312318-S42757-Kebutuhan%20informasi.pdf
[3]. Yusup, Pawit M. (2010). Teori dan praktik penelusuran informasi: informasi terieval. Jakarta: Kencana.
[4]. Wilson, T.D. (2006). 60 years of the best in information research: on user studies and information needs. Journal of Documentation vol.62 No. 6, 2006. Page 658-670. Diakses dari http://docplayer.net/13105232-On-user-studies-and-information-needs-t-d-wilson-postgraduate-school-of-librarianship-and-information-science-university-of-sheffield-sheffield-uk.html
[5]. Tawaf & Alimin, K. (2012). Kebutuhan Informasi Manusia: sebuah pendekatan kepustakaan. Khutubkhanah: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol.15 No. 1 (2012) ; hal. 50-59. Diakses dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=275354&val=7158&title=Kebutuhan%20Informasi%20Manusia:%20Sebuah%20Pendekatan%20Kepustakaan
[6]. Chowdhury, G. G. (2004). Introduction to modern information retrieval (2nd Ed.). London: Facet Publishing.
[7]. Saleh, Abdul Rahman & Sujana, Janti G. (2009). Pengantar Kepustakaan: Pedoman Bagi Pengguna Perpustakaan di Lingkungan Perguruan Tinggi. Jakarta: Sagung Seto.
[8]. Lasa, H.S. (1994). Pengelolaan Terbitan Berkala. Yogyakarta: Kanisius [9].Silvana, Tine (2002). Abstrak dan Indeks. Bandung: Universitas
Padjadjaran. [10].Nurhadi, Muljani Achmad (1980). Pedoman indexing : seri penerbitan no.
18. Yogyakarta: Pusdiklat Perpustakaan IKIP Yogyakarta. [11].Saleh, Abdul Rahman & Sujana, Janti G. (2009). Pengantar Kepustakaan:
Pedoman Bagi Pengguna Perpustakaan di Lingkungan Perguruan Tinggi. Jakarta: Sagung Seto.
[12].Arikunto, Suharsimi (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. [13].Durianto, D., Sugiarto & Sitinjak, S. (2001). Strategi menaklukkan pasar:
melalui riset ekuitas dan perilaku merk. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
20
[14].Riduwan & Sunarto. (2011). Pengantar Statistika Untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta
[15].Siregar, Syofian (2010). Statistika Deskriptif Untuk Penelitian : dilengkapi perhitungan manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: Rajawali Press
[16].Priyatno, Duwi. (2014). SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: Andi.