ANALISIS KELAYAKAN NASABAH PEMBIAYAAN PADA BMT CAMPUSS
SEGMENTED
(Studi Pada Baitul Maal Wat Tamwil Universitas Muhammadiyah Jakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
MUHAMMAD GILANG WIRATAMA
NIM. 1111046100053
PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439H/2018
v
ABSTRAK
Muhammad Gilang Wiratama, 1111046100053. Analisis Kelayakan Nasabah
Pembiayaan Pada BMT Campuss Segmented (Studi pada Baitul Maal Wat Tamwil
Universitas Muhammadiyah Jakarta). Konsentrasi Perbankan Syari’ah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta,
1439H/2018M
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tahap-tahap dan syarat-syarat
yang diperlukan dalam proses penilaian kelayakan pada nasabah yang mengajukan
pembiayaan di BMT UMJ Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
Kualitatif Deskriptif. Wawancara dilakukan kepada manager BMT UMJ dan
kuesioner didistribusikan kepada 35 nasabah BMT UMJ yang pernah melakukan
pembiayaan sebagai data pendukung.
Berdasarkan analisis dari hasil wawancara dan kuesioner, diketahui bahwa
dalam proses pengajuan pembiayaan nasabah harus melengkapi beberapa
persyaratan yang telah disyaratkan oleh BMT UMJ mulai dai pengisian formulir
pengajuan pembiayaan dan melengkapi berkas-berkas dara diri. Setelah berkas-
berkas data diri diproses oleh pihak BMT UMJ lalu dilakukan survey kelayakan
terhadap nasabah pengaju pembiayaan. BMT UMJ menggunakan prinsip 5C
(Characrter, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition) dalam melakukan
survey kelayakan. Dari 5 poin dalam prinsip 5C, poin Character yang menjadi
faktor terbesar yang dapat mempengaruhi kelayakan nasabah danpa mengabaikan
4 poin lainnya. Hasil survey dari Account Officer sangatlah subjektif, dan untuk
menekan subjektifitas yang terlalu besar dalam penilaian kelayakan diadakan lah
rapat komite. BMT UMJ belum memakai metode scoring dalam menilai kelayakan
nasabah, BMT UMJ hanya menggunakan cara personal persuasif.
Kata kunci : Kelayakan, Pembiayaan, BMT
Pembimbing : Ir. Aries Koentjoro, MM
Daftar pustaka : Tahun 2002 sampai dengan tahun 2013
vi
Abstract
Muhammad Gilang Wiratama, 1111046100053. Financial Feasibility
Analysis of Financing On BMT Campuss Segmented (Study on Baitul Maal Wat
Tamwil University of Muhammadiyah Jakarta). Concentration of Syari'ah Banking,
Faculty of Economics and Business, State Islamic University Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 1439H / 2018M
This study aims to analyze the stages and requirements that are required
in the process of assessing the feasibility of customers who apply for financing in
BMT UMJ This study was conducted using Qualitative Descriptive method.
Interviews were conducted to BMT UMJ managers and questionnaires distributed
to 35 BMT UMJ customers who had done financing as supporting data.
Based on the analysis of the interviews and questionnaires, it is known that
in the process of financing the customer must complete some requirements that have
been required by BMT UMJ starting from completing the financing application form
and completing the dossiers themselves. After the data files themselves processed by
the BMT UMJ then conducted a feasibility survey of financing customers. BMT UMJ
uses the principle of 5C (Characrter, Capacity, Capital, Collateral, and Condition)
in conducting a feasibility survey. Of the 5 points in the 5C principle, Character
points are the biggest factor that can influence the customer's worth and ignore the
other 4 points. The survey results from the Account Officer are very subjective, and
to suppress the overwhelming subjectivity in the feasibility assessment is a committee
meeting. BMT UMJ has not used the scoring method in assessing the feasibility of
the customers, BMT UMJ only uses personal persuasive way.
Keywords : Feasibility, Financing, BMT
Advisor : Ir. Aries Koentjoro, MM
References : Year 2002 to 2013
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji syukur atas limpahan karunia allah SWT yang telah
mempermudah penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.. Sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW
beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu istiqamah dalam menegakkan
agama islam. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar S1
(Strata- Satu), yang di pandang sebagai salah satu proses untuk mengetahui
kemampuan mahasiswa dan mahasiswinya. Pada penulisan skripsi ini membuat
penulis berfikir secara ilmiah untuk dapat menyampaikan apa yang penulis bahas
dalam penelitian ini.
Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan yang penulis rasakan namun
dengan dukungan dan motivasi dari para pihak yang membuat penulis
merasa tidak terbebani dalam menulis skripsi ini. Penulis juga ingin
menyampaikan ungkapan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada para
pihak yang telah membantu penulis hingga skripsi ini selesai. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syari’ah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Bapak AM. Hasan Ali, MA, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan
Bapak Abdurrauf, Lc, MA selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA, selaku Ketua Program Studi
Perbankan Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
5. Bapak Ir.Aries Koentjoro, MM, selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan waktu luangnya untuk memberikan banyak arahan kepada
penulis.
viii
6. Manager dan staf BMT UMJ yang telah memberikan izin dan waktu
luangnya untuk mengadakan penelitian di tempat tersebut.
7. Segenap dosen Fakultas Syari’ah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, terima kasih atas segala ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga
ilmu ini dapat bermanfaat dunia dan akhirat
8. Ibu dan bapak, Ibu Ismaneli dan Bapak Mukhlas yang selalu mendoakan dan
memberikan motivasi kepada anaknya, dan doa yang tiada hentinya untuk
anaknya agar menjadi orang sukses.
9. Seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan moril dan
materil sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
10. Kepada seluruh responden, yang mau meluangkan waktunya untuk
mengisi kuesioner, semoga bantuan dan doanya dijadikan amal kebaikan
.
Jakarta, 3 Mei 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI..................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF...................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................... iv
ABSTRAK................................................................................................................ v
ABSTRACT.............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR............................................................................................. vii
DAFTAR ISI............................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah……………………………........................ 5
C. Pembatasan Masalah…………................................................... 6
D. Perumusan Masalah…………………………………………… 6
E. Tujuan Penelitian……………………………………………… 6
F. Manfaat Penelitian…………………………………………….. 6
G. Metode Penelitian....................................................................... 7
1. Jenis Penelitian..................................................................... 7
2. Pendekatan Penelitian.......................................................... 7
3. Jenis Data dan Sumber Data................................................ 7
4. Teknik Pengumpulan Data.................................................. 8
5. Subjek Penelitian................................................................. 9
x
6. Teknik Pengolahan Data..................................................... 9
7. Teknik Analisis Data.......................................................... 9
8. Teknik Penulisan................................................................ 10
H. Penelitian Terdahulu.................................................................. 10
I. Sistematika Penulisan................................................................ 12
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA................................................................................... 13
A. Teori Pembiayaan....................................................................... 13
1. Pengertian Pembiayaan........................................................ 13
2. Analisis Pembiayaan............................................................ 21
B. Teori Kelayakan Pembiayaan..................................................... 22
1. Definisi Kelayakan Pembiayaan........................................... 23
2. Tujuan dan Prinsip Analisis Kelayakan Pembiayaan........... 24
3. Aspek-Aspek dalam Penilaian Kelayakan Pembiayaan....... 25
C. Baitul Maal Wat Tamwil............................................................ 30
1. Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil.................................... 30
2. Ciri-Ciri Baitul Maal Wat Tamwil....................................... 32
D. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)…. 33
BAB 3 PROFIL BMT UMJ.................................................................................... 35
A. Sejarah Singkat BMT UMJ......................................................... 35
B. Visi, Misi, dan Motto BMT UMJ............................................... 36
1. Visi....................................................................................... 36
2. Misi...................................................................................... 36
3. Motto................................................................................... 37
C. Struktur Organisasi BMT UMJ.................................................. 37
D. Produk-Produk BMT UMJ......................................................... 38
1. Produk Simpanan................................................................. 38
2. Produk Pembiayaan atau Penyaluran Dana......................... 39
xi
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................... 41
A. Produk Pembiayaan di BMT UMJ.............................................. 41
1. Pembiayaan Murabahah…………………………………… 41
2. Pembiayaan Ijarah Multijasa……………………………… 42
3. Pembiayaan Mudharabah…………………………………. 44
4. Pembiayaan Qardh………………………………………… 45
B. Proses Penilaian Kelayakan Nasabah Pembiayaan BMT UMJ... 48
1. Proses Pengajuan Pembiayaan oleh Nasabah........................ 50
2. Survey Kelayakan Nasabah................................................... 50
3. Proses Penyetujuan Pembiayaan........................................... 52
C. Proses Pengawasan dan Pembinaan Bagi Nasabah Pembiayaan.. 53
D. Hasil Analisis Kuesioner Dengan Ukuran Pemusatan Data…… 54
E. Analisis SWOT pada Proses Penilaian Kelayakan Nasabah
Pembiayaan BMT UMJ……………………………………….. 57
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................... 64
A. Kesimpulan.................................................................................. 64
B. Saran............................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 67
DAFTAR FATWA DAN UNDANG-UNDANG………………………………... 69
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Total Aset BMT UMJ Tahun 2013-2015.................................................. 4
Tabel 3.1 Modal Awal BMT UMJ............................................................................ 36
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan Data………………………………………………… 55
Table 4.2 Matrik IFAS…………………………………………………………….. 58
Table 4.3 Matrik EFAS……………………………………………………………. 60
Tabel 4.4 Matrik SWOT…………………………………………………………… 61
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Distribusi Penyaluran Dana.................................................................... 4
Gambar 4.1 Skema Pembiayaan Murabahah............................................................. 41
Gambar 4.2 Skema Pembiayaan Ijarah...................................................................... 43
Gambar 4.3 Skema Pembiayaan Mudharabah Musytarakah..................................... 44
Gambar 4.4 Skema Pembiayaan Qardh..................................................................... 46
Gambar 4.5 Grafik Pertumbuhan Pembiayaan.......................................................... 47
Gambar 4.6 Tahap Pengajuan Pembiayaan................................................................ 49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) adalah lembaga swadaya masyarakat
dalam pengertian didirikan dan dikembangkan oleh masyarakat. Sejak awal
pendiriannya, BMT-BMT dirancang sebagai lembaga ekonomi. Dapat
dikatakan bahwa BMT merupakan suatu lembaga ekonomi rakyat yang secara
konsepsi dan secara nyata memang lebih fokus ke masyarakat yang
berpendapatan rendah.
Aktivitis Masjid Salman ITB mengawali dengan didirikannya Baitut
Tamwil Salman sebagai bahan pengujian sistem syariah yang kemudian ini
menjadi cikal bakal menjamurnya BMT di Indonesia sekarang ini. Setelah itu,
di Jakarta juga didirikan sistem yang sama dalam bentuk koperasi yang dinamai
Koperasi Ridho Gusti. Kedua perintis sistem perbankan syariah tersebut
didirikan dan akhirnya mendapat respon positif dari Majelis Ulama Indonesia
(MUI) yang berinisiatif untuk mendirikan bank syariah berdasarkan
rekomendasi Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa
Barat.1
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro
syariah sempat mengalami pasang surut. Pada pertengahan 1990-an di saat
pemerintahan presiden Suharto, jumlah BMT sempat disebutkan mencapai
3.000 unit. Namun, pada bulan Desember 2005 jumlah BMT yang aktif
dilaporkan tinggal 2.017 unit. Menurut perkiraan Pusat Inkubasi Usaha Kecil
(Pinbuk), sampai dengan pertengahan tahun 2006, jumlah BMT kembali
bertambah menjadi sekitar 3.200 unit. BMT-BMT ini secara keseluruhan
melayani anggota atau calon anggota yang mencapai tiga juta orang.
1 Nugraha Fauzi, “Sejarah Lahirnya Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)”, artikel diakses pada 13
Maret 2017 dari http://www.bmtnuruliman.com
2
BMT di Indonesia mengalami pasang surut yang tidak terlepas dari
kendala yang mereka hadapi. Di antaranya yang paling krusial adalah landasan
hukum yang belum jelas. Karena sebagian besar BMT memiliki badan hukum
koperasi, maka secara legal tidak dapat menghimpun dana dari masyarakat
langsung. BMT-pun mau tidak mau harus mensyaratkan keanggotaan bagi
nasabah yang akan dilayani, atau menjadikan nasabah tersebut sebagai calon
anggota selama beberapa waktu tertentu.2
BMT saat ini memiliki asset mencapai triliun. Menteri koperasi,
Puspayoga menjelaskan pertumbuhan BMT sendiri cukup signifikan.
Berdasarkan data PBMT, terdapat 4.500 BMT tahun 2015 yang melayani 3,7
juta orang dengan asset sekitar 16 triliun rupiah.3
BMT memang merupakan lembaga pembiayaan bagi usaha masyarakat
ekonomi menengah ke bawah. Mereka yang dibantu, sebagian besar tidak
memiliki akses perbankan (unbankable). Akses perbankan biasa mensyaratkan
kepemilikan aset yang bersertifikat atau bukti-bukti administrasi dari
penghasilan yang akan diperoleh di masa datang. Padahal, jumlah orang yang
tak mampu memenuhinya, secara potensial, lebih banyak daripada mereka yang
bisa. Dengan kata lain, potensi pertumbuhan BMT masih sangat besar. Di
samping itu, perkembangan BMT telah membawanya kepada kemampuan
melayani juga usaha-usaha yang berskala menengah, atau mereka yang
bankable.
Pesatnya perkembangan BMT, selain oleh karena prestasinya
sendiri, didukung pula oleh lembaga pengembangan, asosiasi BMT, dan
komunitas- komunitas yang peduli. Ada Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil
(selanjutnya disingkat dengan Pinbuk) yang dikenal banyak memprakarsai, atau
menstimulan, berdirinya BMT-BMT. Pinbuk mengusung program BMT dan
menjadikan BMT menjadi program Nasional sehingga gerakan BMT
mendapat akseptasi masyarakat secara luas.
2 Akhmad Akbar Susamto dan Malik Cahyadin, Jurnal Ekonomi Syariah MUAMALAH, 2008,
hal.13. 3 Artikel diakses pada 22 Maret 2017 dari http://www.depkop.go.id
3
Pemilahan dan pemilihan sasaran utama pelayanan oleh BMT adalah
sebuah syarat mutlak kesuksesan usahanya. Hampir bisa dipastikan, BMT
yang sukses adalah BMT yang berani memilih segmennya dengan cerdas,
berani dan fokus. BMT yang bersegmentasi pada masyarakat umum memiliki
wilayah cakupan yang luas. Disamping itu terdapat beberapa BMT memilih
segmentasi yang lebih terfokus, seperti BMT yang bersegmentasi pada wilayah
kampus.
BMT yang bersegmentasi pada wilayah kampus sedikit berbeda dengan
BMT yang bersegmentasi pada masyarakat umum. Pasar yang dimiliki oleh
BMT bersegmentasi kampus lebih terbatas pada wilayah kampus. Perbedaan
segmentasi pada BMT tentunya akan menimbulkan perbedaan pula pada
prosedur pelayanan yang dilakukan BMT kepada anggota dan nasabahnya.
BMT yang bersegmentasi kampus akan lebih mudah dalam mengontrol
nasabah apabila mereka mengajukan pembiayaan, hal ini dikarenakan
segmentasi yang terfokus pada wilayah kampus. Dengan keunggulan-
keunggulan yang timbul akibat segmentasi yang terfokus pada wilayah kampus,
BMT akan cenderung kesulitan dalam hal likuidasi yang dikarenakan
keterbatasan wilayah segmentasi. Hal itu tentu akan menimbulkan beberapa
penyesuaian pada proses penghimpunan dan penyeluran dana yang dilakukan
BMT. Terlebih lagi BMT yang bersegmentasi kampus akan dihadapkan dengan
beberapa elemen masyarakat yang beraktivitas pada wilayah segmentasinya
seperti, mahasiswa, dosen, karyawan dan pedagang setempat. Dengan adanya
beberapa elemen masyarakat yang berbeda pada satu wilayah segmentasi,
menyebabkan perbedaan perlakuan yang diberikan BMT.
Universitas Muhammadiyah Jakarta mendirikan BMT yang
bersegmentasi kampus yaitu BMT UMJ. Namun dalam memilih segmentasi
BMT UMJ memilih untuk mensegmentasikan BMT pada lingkungan kampus.
BMT UMJ mengambil langkah focussing layanan dengan jelas. Dalam hal ini
BMT yang berdiri pada pertengahan tahun 2008 ini memilih segmen dengan
fokus komunitas berbasis teritorial, dengan melihat potensi komunitas di
4
42%
58%
Distribusi penyaluran
Civitas UMJ
UKM
sekeliling BMT ini berlokasi. Karena lokasinya di kawasan kampus, maka
membidik civitas akademika adalah sebuah pilihan yang sangat rasional.
Tabel 1.1
Tabel Total Asset BMT UMJ Tahun 2013-2015
Aset 2013 Asset 2014 Asset 2015
Rp 1.686.931.113,-. Rp. 1.942.214.324,- Rp 2.239.719.461,-.
Sumber : Laporan Tahunan dan Company Profile KSU BMT UMJ tahun 2016
Dengan berfokus pada lingkungan kampus, tidak menutup
kemungkinan untuk BMT UMJ membuat pertumbuhan nilai asset yang
lumayan pesat. Dari laporan tahunan yang didapat BMT UMJ dapat membuat
pertumbuhan setiap tahunnya dari tahun 2013 sampai tahun 2015. Ini
menunjukkan pengelolaan asset pada BMT memang sudah baik.
Gambar 1.1
Sumber : Laporan Tahunan dan Company Profile KSU BMT UMJ tahun
2016
Dengan segmentasi yang berfokus pada suatu teritori, distribusi
penyaluran dana atau financing pada BMT pun terbagi dua yaitu pada civitas
akademika yang terdiri dari mahasiswa, dosen, karyawan kampus, dan
pedagang di wilayah kampus. Dari 380 orang yang dibiayai, 42% atau 159
5
orang merupakan civitas UMJ sedangkan sisanya 58% atau 221 orang
merupakan masyarakat umum dan UKM diluar kampus UMJ. Dari penyaluran
dana sebanyak itu kepada civitas akademika yang mayoritas adalah mahasiswa,
BMT UMJ harus benar-benar pintar dalam menganalisis kelayakan pada
nasabah yang mengajukan pembiayaan baik dari civitas akademika maupun
pedagang di wilayah kampus
Dari latar belakang di atas, penelitian ini bermaksud menganalisis
bagaimana BMT campuss segmented menilai kelayakan nasabah
pembiayaannya dengan mengangkat judul skiripsi :” Analisis Kelayakan
Nasabah Pembiayaan pada BMT Campuss Segmented (Studi pada BMT UMJ)’.
B. Identifikasi Masalah
Pembiayaan sebagai salah satu kegiatan utama BMT haruslah mendapat
perhatian lebih karena pembiayaan pula lah yang menjadi pendapatan utama
BMT untuk tetap beroperasi. Dalam menjalankan kegiatan pembiayaan yang
dilakukan BMT ada beberapa aspek yang harus diperhatikan mulai dari
mendata dan mensurvei nasabah pengaju pembiayaan sampai menganalisis
kelayakan nasabah tersebut dari hasil survey. Adapula faktor eksternal yang
juga dapat mempengaruhi lancar atau tidaknya pembiayaan yang akan
dilakukan atau yang sudah berjalan.
BMT UMJ sebagai BMT bersegmentasi kampus memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan yang timbul akibat pemilihan segmentasi yang
terfokus. BMT memiliki kemudahan dalam mengontrol nasabah pembiayaan
dikarenakan ruang lingkup wilayah segmentasi tidak terlalu luas. Di sisi lain
BMT dihadapkan dengan masalah liquidasi dikerenakan wilayah segmentasi
yang tidak terlalu luas sehingga sumberdaya untuk mendapatkan dana yang
likuid terbatas. Perlunya penyesuaian proses penghimpunan dana maupun
penyaluran dana demi menjaga BMT tetap likuid.
6
C. Pembatasan Masalah
Penulis perlu memberikan batasan pada masalah yang mana
penelitian ini dilakukan pada Baitul Maal Wat Tamwil Universitas
Muhammadiyah Jakarta, prinsip untuk menilai kelayakan calon nasabah
pembiayaan disesuaikan dengan prinsip yang dipakai BMT.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana penilaian kelayakan nasabah pembiayaan yang dilakukan
oleh BMT?
2. Bagaimana SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) pada
penilaian kelayakan nasabah pembiayaan di BMT?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan apa saja cara yang dilakukan BMT untuk menilai
kelayakan calon nasabah pembiayaan.
2. Menjelaskan hasil analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity,
Threat) pada penilaian kelayakan nasabah pembiayaan di BMT.
F. Manfaat Penelitian
Dan penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
a. Melengkapi pengetahuan yang sudah didapat secata teori dengan
meneliti langsung secara praktik.
b. Mengetahui secara langsung system kerja objek yang diteliti.
c. Memberikan pengalaman penelitian kepada peneliti.
d. Melatih kemampuan analisis peneliti.
7
2. Bagi akademisi
a. Memberikan pengetahuan tambahan.
b. Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi BMT
a. Menjadi dasar untuk mengambil keputusan dikemudian hari.
b. Menjadi sarana evaluasi bagi BMT
4. Bagi masyarakat
a. Sebagai sarana edukasi tambahan untuk memperluas pengetahuan
dan wawasan.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif,
yaitu penelitian yang hanya menggambarkan dan meringkas berbagai
kondisi, situasi atau berbagai variabel, serta menganalisis dan menyajikan
fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan
disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu memiliki dasar factual yang
jelas sehingga semuanya selalu dapet dikembalikan langsung pada data
yang diperoleh.4
2. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
penelitian langsung pada BMT UMJ. Dimana peneliti akan melakukan
pendekatan melalui dokumen-dokumen dan wawancara.
3. Jenis data dan sumber data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan jenis data
kualitatif berupa kata-kata atau gambar bukan angka-angka, kalaupun ada
4 I Made Wiratha, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, (Yogyakarta: Andi, 2006), hal.154.
8
angka-angka sifatnya hanya sebagai penunjang.5 Serta menggunakan dua
sumber yaitu :
a. Sumber Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari pihak BMT UMJ yang kompeten
dan ahli mengenai penilaian kelayakan nasabah pembiayaan yang
berupa hasil wawancara dengan menggunakan instrument pedoman
wawancara.
b. Sumber Data Sekunder
Data yang diperoleh dari dokumentasi berkas-berkas maupun
literatur kepustakaan seperti buku dan sumber lainnya yang
berkaitan dengan materi penulisan skripsi ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini,
maka Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Wawancara
Merupakan salah satu pengambilan data dan informasi dengan
interaksi Bahasa yang berlangsung antara dua orang melalui tatap
muka.6 Melalui pedoman wawancara, dilakukan tanya jawab secara
langsung dengan staf BMT UMJ.
b. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk menguatkan data-data yang telah
didapatkan. Dokumen BMT UMJ didapatkan dengan mendatangi
langsung kantornya maupun melalui website.
5 Prof. Dr. Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung :CV. Pustaka Setia, 2002. hal.
51 6 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal.50.
9
c. Kuesioner
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data dari BMT UMJ
dan nasabah yang pernah mengajukan pembiayaan yang akan dianalisis
secara deskriptif. Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah
kuesioner tertutup, dikarenakan responden tidak dapat menjawab secara
bebas dan peneliti telah menyiapkan pilihan jawaban yang harus dipilih
oleh responden.
5. Subjek Penelitian
Adapun objek penelitian ini dilakukan di Baitul Maal Wat Tamwil
(BMT) UMJ selaku BMT yang bersegmentasi kampus tentang analisis
kelayakan nasabah pembiayaan yang bertempat di kampus Universitas
Muhammadiyah Jakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah kepala
account officer atau staff pembiayaan yang memiliki kapabilitas terhadap
proses penilaian kelayakan nasabah pembiayaan serta nasabah yang pernah
mengajukan pembiayaan di BMT UMJ.
6. Teknik Pengolahan Data
a. Seleksi Data : setelah memperoleh data dan bahan-bahan baik
melalui library research maupun field research, lalu data diperiksa
kembali satu persatu agar tidak terjadi kekeliruan.
b. Klasifikasi Data : setelah data diperiksa lalu diklasifikasikan dalam
bentuk dan jenis tertentu, kemudian diambil suatu kesimpulan.
7. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Teknik analisis data
deskriptif, dimana peneliti menggambarkan data dan informasi berdasarkan
fakta-fakta yang diperoleh mengenai proses penilaian kelayakan nasabah
pembiayaan pada BMT UMJ menggunakan analisis SWOT. Teknik ini
digunakan untuk mendeskripsikan data-data yang peneliti kumpulkan baik
data hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi selama penelitian.
10
8. Teknik Penulisan
Adapun Teknik penulisan yang dipakai dalam skripsi ini
menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017”.
H. Penelitian Terdahulu
Dhahny Syakir dengan
judul “Analisis
Implementasi Prinsip
Kehati-hatian
(prudential principle)
Pada Pembiayaan
Mudharabah di KJKS
BMT Fastabiq Pati”
Institut Agama Islam
Negeri Walisongo
Semarang, 2012
Hasil penelitian,
dengan menggunakan
metode deskriptif-
analitik prinsip kehati-
hatian pada
pembiayaan
mudharabah di KJKS
BMT Fastabiq Pati
meliputi analisis
character, capacity,
capital, condition
economy, collateral,
constraints, dan
bersyariah. Dimana
yang menjadi prioritas
utama adalah karakter
dalam menjalankan
syariat Islam.
Perbedaan dengan
penelitian ini yaitu
pada objek penelitian
dan akadnya.
Penelitian sebelumnya
hanya berfokus pada
akad mudharabah.
Meiga Gemala dengan
judul “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Pembiayaan
Bermasalah Dilihat
Dari Perspektif Mitra
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
faktor pendapatan dan
I’tikad dari nasabah
pembiayaan memiliki
pengaruh yang
Perbedaan dengan
penelitian ini yaitu
pada objek penelitian
dan metode penelitian
yang dipakai.
Penelitian sebelumnya
11
Pembiayaan Pada
BMT Prima Syariah”
Fakultas Syariah dan
Hukum - Muamalat
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta,
2015.
signifikan terhadap
pembiayaan
bermasalah,
sedangkan
administrasi
(persyaratan awal) dan
evaluasi tidak
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap pembiayaan
bermasalah. Metode.
Penelitian ini
menggukanan metode
deskriptif kuantitatif.
memakai metode
deskriptif kuantitatif.
Ayief Fathurrahman
dengan judul “Analisis
Komparasi Kinerja
Keuangan BMT
Segmented Campus
dan BMT Non
Segmented Campus
(Studi Kasus pada
BMT Iqtisaduna FE
UII dan BMT Sunan
Kalijaga)” Fakultas
Syariah - UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta,
2009.
Analisis menjelaskan
bahwa rata-rata rasio
keuangan LDR BMT
Sunan Kalijaga lebih
baik dibandingkan
dengan rasio LDR
BMT Iqtisaduna FE
UII, sedangkan pada
rasio yang lain seperti
CAR, NPF, ROA,
ROE, BOPO BMT
Sunan Kalijaga lebih
rendah kualitasnya
disbanding rasio
keuangan BMT
Iqtisaduna FE UII.
Perbedaan dengan
penelitian ini yaitu
pada objek penelitian
dan metode penelitian
yang dipakai.
Penelitian sebelumnya
memakai metode
deskriptif kuantitatif.
12
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam menyusun skripsi ini
adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kerangka
Teori, Penelitian Terdahulu, Objek Penelitian, Pedoman Penulisan
Skripsi serta Sistematika Penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan membahas tinjauan teoritis mengenai teori
pembiayaan, kelayakan nasabah pembiayaan dan membahas
mengenai Baitul Maal Wat Tamwil.
BAB III : GAMBARAN UMUM BMT UMJ
Dalam bab ini dibahas mengenai kondisi internal BMT UMJ yang
meliputi sejarah pendirian, visi dan misi, tujuan, produk dan
kegiatan-kegiatan di BMT UMJ.
BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas lebih jauh mengenai prosedur penilaian
kelayakan calon nasabah atau si pengaju pembiayaan di BMT UMJ.
BAB V : PENUTUP
Merupakan bagian akhir dari skripsi yang akan memuat kesimpulan
dari keseluruhan pembahasan ini. Bagian ini menunjukkan jawaban
ringkas dari permasalahan yang dibahas pada bagian permasalahan
di atas yang berisi kesimpulan dan saran.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayan
Pada dasarnya fungsi utama Bank Syariah maupun konvensional yaitu
untuk menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya
kembali atau lebih dikenal sebagai fungsi intermediasi. Dalam prakteknya
Bank Syariah menyalurkan dana yang diperolehnya dalam bentuk
pemberian pembiayaan, baik itu pembiayaan produktif maupun konsumtif.
Adapun pengertian pembiayaan menurut berbagai literatur yang ada
sebagai berikut :
a. Pasal 1 ayat (25) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,1 menyatakan: Pembiayaan
adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan
itu berupa:
1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah
2) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik
3) Tranksaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam,
dan istishna
4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh
5) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk
transaksi multijasa.
b. Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh
suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang
1 Undang-undang No. 21 Tahun 2008
14
telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.
Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.
c. Sedangkan menurut M. Syafii Antonio, pembiayaan adalah
pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan
pihak-pihak yang merupakan defisit unit.2
Berdasarkan pengertian diatas, dijelaskan bahwa pembiayaan adalah
pemberian fasilitas dana dari pihak yang memiliki dana lebih kepada pihak
yang membutuhkan dana baik untuk konsumsi maupun untuk investasi
yang telah direncanakan berdasarkan kesepakatan dari kedua belah pihak
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil.
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok Bank Syariah, yaitu
memberikan fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-
pihak yang membutuhkan pembiayaan. Al-Quran surat An-Nisa’ ayat 29
dan Al-Baqarah ayat 283 menjadi landasan hukum Islam bagi bank
Syariah dan Lembaga keuangan Syariah lainnya untuk melakukan aktifitas
perniagaan yang mana disebutkan sebagai berikut :
Q.S. An-Nisa’ ayat 29
ن ل أ ل إ اط ب ال م ب ك ن ي م ب ك ال و م وا أ ل أ ك وا ل ت ن ين آم ذ ا ال ه ي ا أ ي
م ك ان ب ك ن للا إ م ك س ف ن وا أ ل ت ق ل ت و م ك ن م اض ر ن ت ة ع ار ج ون ت ك ت
ا يم ح ر
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.
2 M. Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hal.
160.
15
Q.S. Al-Baqarah ayat 283
ن إ ف ة وض ب ق ان م ه ر ا ف ب ات وا ك د ج م ت ل ر و ف ى س ل م ع ت ن ن ك إ و
ل و ه ب ر ق للا ت ي ل ه و ت ان م ن أ م ت ذي اؤ د ال ؤ ي ل ا ف ض ع م ب ك ض ع ن ب م أ
يم ل ون ع ل م ع ا ت م ب للا و ه ب ل م ق ه آث ن إ ا ف ه م ت ك ن ي م و ة اد ه وا الش م ت ك ت
Artinya : Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah
ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan
tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu
(para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dengan penjelasan dua ayat Al-Quran diatas jelas bahwa aktifitas
perniagaan yang dilakukan haruslah atas dasar kesepakatan kedua belah
pihak. Dalam ayat yang kedua dijelaskan untuk memberikan jaminan serta
saling percaya dan menunaikan amanatnya yaitu memberikat pembiayaan
yang disepakati dan melunasinya bagi yang dibiayai.
Menurut sifat penggunaannya pembiayaan dapat dibagi menjadi dua
hal berikut3:
a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk
peningkatan usaha, baik usaha produk perdagangan maupun
investasi.
b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan.
Kebutuhan konsumsi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
diantaranya:
(1) Kebutuhan primer, adalah kebutuhan pokok, baik berupa
barang, seperti makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal
maupun berupa jasa, seperti pendidikan dasar dan pengobatan.
3 Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
AMP YKPN, 2005) hal. 17.
16
(2) Kebutuhan sekunder, adalah kebutuhan tambahan yang secara
kuantitatif maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari
kebutuhan primer, baik berupa barang, seperti bangunan
rumah, kendaraan, perhiasan maupun jasa seperti pendidikan,
pariwisata, hiburan dan sebagainya.
Dalam penyaluran dana yang berhasil dihimpun dari nasabah atau
masyarakat, Bank Syariah menawarkan beberapa produk perbankan, yaitu:
a. Murabahah
Secara Bahasa, murabahah adalah bentuk mutual (bermakna:
saling) dari kata ribh yang artinya keuntungan.4 Sedangkan dalam
fatwa DSN-MUI NO : 111/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Jual
Beli Murabahah, Akad bai' al-murabahah adalah akad jual beli
suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli
dan pembeli membayamya dengan harga yang lebih sebagai laba.5
Menurut para fuqahah, murabahah didefinisikan sebagai penjualan
biaya atau harga pokok (cost) barang tersebut ditambah dengan
mark-up atau mergin keuntungan yang disepakati. Karakteristik
murabahah adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli
mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah
keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut.6
Adapun landasan hukum jual beli murabahah pada Al
Quran Surat An-Nisa ayat 29 :
نكم بال باطل إل أن تكون تجارة والكم بي ها الذين آمنوا ل تأ كلوا أم يا أي
كم … و من عن تراض
“ Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan
(mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela
diantaramu…”
4 Shalah ash-Shawi dan Abdullah al-Mushlih, Fikih Ekonomi Islam (Jakarta: Darul Haq, 2004) 5 Fatwa DSN-MUI NO : 111/DSN-MUI/IX/2017 6 Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, vol. 1, 2005) hal.13
17
Al Quran surat Al-Baqarah ayat 275:
با …ض ع وحرم الر …وأحل للا ال بي “… Dan Allah telah menghalal kan jual beli dan mengharamkan
riba…”
b. Mudharabah
Merupakan suatu akad transaksi yang dilakukan antara dua
belah pihak, dimana salah satu pihak menyerahkan harta (modal)
kepada pihak yang lain agar diperdagangkan, dengan pembagian
keuntungan diantara keduanya sesuai dengan kesepakatan.7
Sedangkan pada fatwa DSN-MUI NO: 15/DSN-MUI/IX/2017
mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara pemilik
modal (malik/ shahib al-mal) yang menyediakan seluruh modal
dengan pengelola (‘amil/mudharib) dan keuntungan usaha dibagi
di antara mereka sesuai nisbah yang disepakati dalam akad.8
Adapun landasan hukum akad mudharabah dari Al-Quran
surat An-Nisa’ ayat 29 dan Al-Baqarah ayat 283 dan juga dari
hadits Rasulullah SAW riwayat Thabrani dari Ibnu Abbas yang
artinya “Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta
sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar
tidak mengarungi lautan dan menuruni lembah, serta tidak
membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia
(mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang
ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau
membenarkannya.” dan ijma’ para ulama berikut, diriwayatkan
bahwa sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang, mudharib)
harta anak yatim sebagai mudharabah dan taka da seorangpun
mengingkari mereka. Oleh karenanya hal tersebut dipandang
sebagai ijma’.9
7 Dr. Hj. Isnawati Rais, MA dan Dr. Hj. Hasanudin, MA. Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada
LKS, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) cet.1, hal. 117 8 Fatwa DSN-MUI NO: 115/DSN-MUI/IX/2017 9 Wahbah Al-Zuhaily, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, 1989, 4/838
18
c. Ijarah
Dalam Peraturan Bank Indonesia, Ijarah didefinisikan dengan
transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau upah
mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui
pembayaran sewa atau imbalan jasa.10 Sedangkan dalam fatwa
DSN-MUI NO: 112/DSN-MUI/IX/2017 akad ijarah adalah akad
sewa antara mu’jir dengan musta’jir atau antara musta’jir dengan
ajir untuk mempertukarkan manfa’ah dan ujrah, baik manfaat
barang maupun jasa. Mu’jir adalah pihak yang menyewakan
barang, musta’jir adalah pihak yang menyewa sedangkan ajir
adalah pihak yang memberikan jasa dalam akad berupa orang
maupun yang dipersamakan dengan orang.11
Adapun dalil yang menjadi landasan hukum akad ijarah yaitu
pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 233 dan Al-Quran surat Al-
Qashash ayat 26 sebagai berikut:
Q.S. Al-Baqarah ayat 233
اح ن ل ج م ف ك د ل و وا أ ضع ر ت س ن ت م أ ت د ر ن أ إ و…و
ن وا أ م ل اع و وا للا ق ات و وف ر ع م ال م ب ت ي ا آت م م ت م ل ا س ذ م إ ك ي ل ع
ير ص ون ب ل م ع ا ت م ب للا
“…dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,
tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran
menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah, dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.”
Q.S. Al-Qashash ayat 26
ت ر أ ج ت ن اس ر م ي ن خ إ ه جر أ ت ت اس ب ا أ ا ي م اه د ح ت إ ال ق
ين م ي ال و ق ال
10 Dr. Hj. Isnawati Rais, MA dan Dr. Hj. Hasanudin, MA. Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada
LKS, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) cet.1, hal. 156 11 Fatwa DSN-MUI NO: 112/DSN-MUI/IX/2017
19
“salah seorang dari kedua wanita itu berkata, ‘Hai
ayahku! Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada
kita), karena sesungguhnya orang paling baik yang kamu
ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat
lagi dapat dipercaya.”
d. Musyarakah
Merupakan suatu akad percampuran, yakni mencampurkan satu
harta dengan harta yang lainnya sehingga tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Dalam hal ini adalah kerjasama antara para pemilik
modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan modal dan
melakukan usaha secara Bersama-sama dalam suatu kemitraan,
dengan nisabah pembahian hasil sesuai dengan kesepakatan.
Sedangkan kerugiannya ditanggung sesuai dengan kontribusi
dalam pemberian modal masing-masing pihak.12 Dalam fatwa
DSN-MUI NO: 114/DSN-MUI/IX/2017 tentang akad syirkah
adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu di mana setiap pihak memberikan kontribusi
dana/modal usaha (ra’s al-mal) dengan ketentuan bahwa
keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati atau secara
proporsional, sedangkan kerugian ditanggung oleh para pihak
secara proporsional.13
Adapun ayat yang dijadikan landasan hukum untuk
bermusyarakah yang menerangkan bahwa diantara orang-orang
yang bersekutu itu berbuat zalim atau kecurangan, yaitu pada Al-
Quran surat Shad ayat 24
ض ع ى ب ل م ع ه ض ع غي ب ب ي اء ل ط ل خ ل ن ا ا م ير ث ن ك إ ا…و ق
ا م …ق ا ه يل م ل ق ات و ح ال وا الص ل م ع وا و ن ين آم ذ ل ال إ
“… Sungguh banyak di antara orang-orang yang bersekutu
itu berbuat zalim kepada sebagian lain, kecuali orang-
12 Dr. Hj. Isnawati Rais, MA dan Dr. Hj. Hasanudin, MA. Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada
LKS, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) cet.1, hal. 105 13 Fatwa DSN-MUI NO: 114/DSN-MUI/IX/2017
20
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; dan
amat sedikitlah mereka ini … “
e. Salam dan Istishna
Dalam fatwa DSN-MUI NO: 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang
jual beli salam, bahwa jual beli barang dengan cara pemesanan dan
pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu
merupakan jual beli salam.14 Landasan hukum salam disebutkan
dalam hadits riwayat Bukhari dari Ibn ‘Abbas, Nabi bersabda
“Barang siapa melakukan salaf ( salam ), hendaknya ia melakukan
dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas, untuk jangka
waktu yang diketahui”.15
Sedangkan istishna’ dalam fatwa DSN-MUI NO: 06/DSN-
MUI/IV/2000 adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu
yang disepakati antara pemesan dan penjual.16 Landasan hukum
islam terkait akad istishna’ disebutkan dalam hadits Nabi riwayat
Tirmizi “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin
kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram, dan kaum muslimin terikat dengan
syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram”.17
f. Qardh
Akad qardh adalah akad pinjaman dana kepada nasabah dengan
ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang
diterimanya pada waktu yang telah disepakati.18 Landasan hukum
islam mengenai akad qardh terdapat pada hadits Nabi “Orang
yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia, Allah
14 Fatwa DSN-MUI NO: 05/DSN-MUI/IV/2000 15 HR. Bukhari, Sahih al-Bukhari [Beirut: Dar al Fikr, 1955], jilid 2 hal.36 16 fatwa DSN-MUI NO: 06/DSN-MUI/IV/2000 17 HR. Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf 18 Undang-undang No. 21 Tahun 2008
21
akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat, dan Allah
senantiasa menolong hamba-Nya selama is (suka) menolong
saudaranya” (HR. Muslim).19
Secara umum, pembiayaan yang dilakukan bank Syariah hanya
diberikan kepada nasabah pengelola dana yang telah memiliki usaha
berkembang, dalam artian pembiayaan tidak akan diberikan kepada usaha
yang baru akan dirilis. Sampai saat ini, mayoritas produk pembiayaan
Syariah masih terfokus pada produk-produk murabahah (prinsip jual beli).
Pembiayaan murabahah termasuk dalam ketegori “natural cartanty
contract” dan dasarnya adalah kontrak jual beli.
2. Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan merupakan langkah penting untuk realisasi
pembiayaan di bank Syariah. Dalam Al-Quran penggalan surat Shad ayat
24 yang artinya “… Sungguh banyak di antara orang-orang yang
bersekutu itu berbuat zalim kepada sebagian lain, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh; dan amat sedikitlah mereka
ini …”. Dan penggalan surat Al-Baqarah ayat 282 yang artinya “ Hari
orang-orang yang beriman, apabila kamu mermu’amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya…”.
Pada dua ayat tersebut dijelaskan bahwa masih banyak orang-orang yang
berbuat zalim dalam bersekutu, untuk itu perlunya mencatat kegiatan
transaksi serta menilai dan menganalisis kelayakan orang yang
mengajukan pembiayaan. Analisis pembiayaan yang dilakukan oleh
pelaksana (pejabat) pembiayaan di bank Syariah dimaksudkan untuk20:
a. Menilai kelayakan usaha nasabah pengaju pembiayaan
b. Menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan, dan
c. Menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak
19 Fatwa DSN-MUI NO: 19/DSN-MUI/IV/2001 20 Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), hal. 165.
22
Setelah tujuan analisis pembiayaan dirumuskan dan disepakati oleh
pelaksana pembiayaan, maka untuk selanjutnya dapat ditemukan
pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk analisis pembiayaan.
Ada beberapa pendekatan analisis pembiayaan yang dapat diterapkan
oleh para pengelola bank Syariah yaitu21:
a. Pendekatan jaminan artinya bank dalam memberikan pembiayaan
selalu memperhatikan kuantitas dan kualitas jaminan yang dimiliki
oleh nasabah pengaju pembiayaan.
b. Pendekatan karakter aartinya bank mencermati secara sungguh-
sungguh terkait dengan karakter nasabah
c. Pendekatan kemampuan pelunasan artinya bank menganalisis
kemampuan nasabah untuk melunasi jumlah pembiayaan yang
telah diambil
d. Pendekatan dengan studi kelayakan artinya bank memperhatikan
kelayakan usaha yang dijalankan oleh nasabah pengaju
pembiayaan
e. Pendekatan fungsi-fungsi bank artinya bank memperhatikan
fungsinya sebagai lembaga intermediary keuangan, yaitu mengatur
mekanisme dana yang dikumpulkan dengan dana yang disalurkan.
B. Teori Kelayakan Pembiayaan
Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi Lembaga keuangan
Syariah baik bank maupun non bank. Perlunya beberapa perhitungan dan
kehati-hatian bagi pengelola Lembaga keuangan syariah untuk
memberikan pembiayaan kepada nasabah yang mengajukannya. Demi
keberlangsungan operasional bank, pembiayaan yang diberikan haruslah
memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
Seperti yang diterangkan dalam Al-Quran surat An-Nisa’ ayat 29 yang
artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
21 Ibid., hal. 171
23
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.”. Pembiayaan yang dilakukan haruslah atas dasar
suka sama suka di antara dua belah pihak. Oleh sebab itulah diperlukan
penilaian kelayakan atas pembiayaan yang akan disalurkan kepada
nasabah untuk mengurangi resiko timbulnya masalah pada pembiayaan.
1. Definisi Kelayakan Pembiayaan
Kelayakan pembiayaan adalah suatu kegiatan penelitian secara
mendalam terhadap suatu kegiatan, bisnis atau usaha yang akan
dijalankan, untuk mengetahui layak atau tidak layaknya suatu usaha
tersebut dijalankan dan menentukan seberapa besar keuntungan dan
kerugian yang akan timbul dari usaha tersebut22.
Pembiayaan yang akan diberikan kepada suatu usaha merupakan
sumber pendapatan besar dalam operasional lembaga keuangan. Namun
selain mendatangkan keuntungan, pembiayaan juga mengandung tingkat
resiko yang bervariasi dan dapat mengganggu likuiditas keuangan
tersebut.
Lembaga keuangan seperti bank, baik bank konvensional maupun
Syariah, dan lembaga keuangan mikro Syariah (LKMS) telah dikenal
masyarakat memiliki fungsi sebagai perantara antara pihak surplus fund
dengan deficit fund. Dana yang telah dihimpun oleh lembaga keuangan
tersebut harus diputar ke sector yang potensial untuk dapat menghasilkan
keuntungan baik bagi pihak yang terkait.
Penyaluran dana pihak ketiga harus dilakukan secara terencana dan
memperhatikan aspek kehati-hatian, sebab kegiatan usaha yang dilakukan
seseorang tentunya mengandung resiko kerugian, untuk itu diperlukan
suatu proses penelitian untuk mengetahui resiko yang terjadi.
22 Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal.242.
24
2. Tujuan dan Prinsip Analisis Kelayakan Pembiayaan
Analisis kelayakan pembiayaan yang dilakukan sebelum mengambil
keputusan pembiayaan memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Menghindari resiko kerugian
Kerugian yang akan terjadi dimasa depan merupakan suatu
ketidakpastian, ada kerugian yang dapat diramalkan dan ada pula
kerugian yang terjadi di luar perkiraan pengusaha. Analisis
kerugian dilakukan untuk meminimalisir resiko yang terjadi.
b. Memudahkan perencanaan
Informasi yang didapat dari hasil analysis kelayakan pembiayaan
deigunakan dalam proses perencanaan hingga operasional usaha
yang akan dilakukan.
c. Memudahkan pengawasan
Pengawasan dilakukan terhadap pelaksanaan usaha agar tidak
keluar dari rencana yang ditetapkan. Pengawasan dilakukan
terhadap kegiatan usaha secara menyeluruh dan dapat difokuskan
kepada beberapa sector yang dianggap kritis.
d. Memudahkan pengendalian
Apabila dalam proses pengawasan ditemukan penyimpangan,
maka harus segera dikendalikan agar tujuan usaha untuk
mendapatkan keuntungan dapat tercapai23.
Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bias digunakan antara
lain:
a. Untuk merintis usaha baru, misalnya untuk membuka toko,
membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha
dagang, dan lainnya.
b. Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk
menambah kapasitas pabrik, untuk memperluas skala usaha, untuk
23 Kasmir dan Jakfar, Studi kelayakan bisnis (Jakarta: Kencana, 2008), hal.19
25
mengganti peralatan/mesin, untuk menambah mesin baru, untuk
memperluas cakupan usaha, dan sebagainya.
c. Untuk memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling
menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha
barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau proyek B,
dan lain sebagainya.
3. Aspek-Aspek dalam Penilaian Kelayakan Pembiayaan
Sebelum melakukan analisis kelayakan pembiayaan ada beberapa
pedoman-pedoman yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis
kelayakan usaha. Secara umum ada beberapa aspek yang sering dilakukan
yaitu dengan analisis 5C, analisis 7P dan studi kelayakan.24 Prinsip analisis
berdasarkan 5C, antara lain:
a. Character
Adalah sifat atau karakter dari pihak pengelola usaha. Analisis
seringkali dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada
mudharib dan orang-orang disekitar lingkungannya.
b. Capacity
Adalah kemampuan mudharib dalam menjalankan usaha dan
mengembalikan modal yang diberikan shahibul maal.
c. Capital
Adalah modal yang diperlukan untuk menjalankan usaha tersebut.
Terdiri dari tangible asset seperti dana dan material pendukung
usaha. Tapi terdapat intangible asset yang penting untuk dimiliki
pengusaha yaitu manajemen, keahlian, dan sistem tekhnologi.
d. Collateral
Adalah jaminan yang diberikan mudharib kepada shahibul maal.
Jaminan tersebut biasanya senilai atau lebih besar dari modal
usaha.
24 Kasmir, SE., MM. Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), hal.91
26
e. Condition
Adalah keadaan usaha mudharib yang dilihat dari pangsa pasar,
trend, prospek usaha, bahkan kondisi politik dan ekonomi25.
Sedangkan penilaian dengan 7P adalah sebagai berikut:
a. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga
mencakup sikap, emosi, tingkahlaku dan tindakan nasabah dalam
menghadapi suatu masalah.
b. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu
atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta
karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke dalam
golongan tertentu dan akan mendapat fasilitas kredit yang berbeda
pula dari bank.
c. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan
pengambilan kredit dapat bermacam-macam, apakah untuk tujuan
konsumtif, produktif, atau untuk tujuan perdagangan.
d. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan dating
apakah menguntungkan atau tidak. Hal ini sangat penting untuk
diingat Karena jika suatu fasiitas kredit dibiayai tanpa adanya
prospect, bukan hanya bank yang akan rugi tetapi juga nasabah.
25 Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
AMP YKPN, 2005), hal.60
27
e. Payment
Merupakan ukuran dari nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit yang diperolehnya.
f. Profitability
Yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam
mencari laba. Profitability diukur dari period eke periode apakah
akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan
kredit yang akan diberikan oleh bank.
g. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh
bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan bias didapat
berupa jaminan barang atau jaminan asuransi26.
Tahap-tahap dalam pembuatan dan penilaian stidu kelayakan
hendaknya dilakukan secara benar dan lengkap. Setiap tahapan memiliki
berbagai aspek yang harus diteliti, diukur, dan dinilai sesuai dengan
ketentuan.
Secara umum prioritas ada 7 aspek (7A) yang perlu dilakukan dalam
studi kelayakan adalah sebagai berikut:
a. Aspek hukum
Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah maslah kelengkapan
dan keabsahan dokumen perusahaan, mulai dari badan usaha
sampai izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan
dokumen sangatlah penting, karena hal ini merupakan dasar hokum
yang harus dipegang apabila dikemudian hari timbul masalah.
Keabsahan dokumen diperoleh dari pihak yang mengeluarkan
dokumen.
26 Kasmir, SE., MM. Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), hal. 93
28
b. Aspek pasar
Setiap usaha yang dijalankan harus memiliki pasar yang jelas.
Factor ada tidaknya konsumen yang akan membeli dan besarnya
pasar yang ada perlu diketahui terlebih dahulu. Yakni mencakup
produk yang akan dipasarkan, peluan pasar, permintaan dan
penawaran, harga, pasar sasaran, strategi pesaing, dll.
c. Aspek keuangan
Dalam aspek ini hal-hal yang perlu digambarkan adalah jumlah
inestasi, biaya-biaya, dan pendapatan yang akan diperoleh. Ada
beberapa metode yang biasa dipertimbangkan dalam penilaian
suatu investasi:
1) Metode Payback Periode (PP)
Adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas.
2) Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini digunakan untuk mengetahui equivalent rate yang
dihasilkan dari suatu investasi.
3) Metode Net Present Value (NPV)
Metode ini digunakan untuk mengetahui nilai sekarang
(present value) dari aliran kas yang dihasilkan dari suatu
investasi, berdasarkan tingkat keuntungan (equivalent rate)
yang diharapkan oleh bank.
4) Metode Average Rate of Return (ARR)
Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-tara yang
diperoleh dari suatu investasi.
29
5) Metode Profitability Index (PI)
Metode ini berpijak pada model PV yaitu dengan
memperhatikan nilai index dari perbandingan antara PV cash
inflow dengan cash outflow27.
d. Aspek teknis
Pada aspek teknis atau operasi maksudnya disinilah apakah dari
segi pembangunan proyek dan segi implementasi rutin bisnis
secara teknis dapat dilaksanakan terutama masalah
operasionalisasinya yang meliputi perencanaan, organisasi,
staffing, koordinasi, pengarahan dan pengawasan terhadap operasi
perusahaan.28
e. Aspek manajemen/ organisasi
Tujuan aspek ini adalah untuk mengetahui apakah pembangunan
dan implementasi usaha dapat direncanakan, dilaksanakan, dan
dikendalikan. Dalam aspek manajemen dan organisasi yang perlu
diteliti dan dinilai adalah izin/ akta yang dimiliki, pemilik usaha,
pengelola usaha, struktur organisasi yang ada sekarang, dan
rencana kerja.
f. Aspek ekonomi social
Gambaran dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa
besar pengaruh yang ditimbulkan jika proyek tersebut dijalankan.
Pengaruh tersebut terutama terhadap ekonomi secara luas serta
dampak sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan.
Dampak ekonomi menggambarkan jumlah tenaga kerja yang
tertampung, peningkatan pendapatan masyarakat. Sedangkan
dampak social yang muncul akibat adanya usaha berupa
tersedianya usaha berupa sarana dan prasarana, antara lain
pembangunan jalan, jembatan, penerangan, telpon, air minum dll.
27 Yusak Laksmana. Account Office Bank Syariah (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009),
hal. 153. 28 Husein Umar. Studi Kelayakan Bisnis (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009), hal.88.
30
g. Aspek dampak lingkungan
Pada aspek lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan
pada saat ini karena setiap proyek yang dijalankan akan memiliki
dampak yang sangat besar terhadap lingkungan sekitarnya, antara
lain tanah, air, udara, kesehatan manusia. Lembaga keuangan
Syariah memiliki beberapa pendekatan yang digunakan dalam
melakukan analisis kelayakan pembiayaan, antara lain:
1) Pendekatan jaminan, artinya account officer memperhatikan
kuantitas dan kualitas jaminan yang dimiliki pengaju
pembiayaan.
2) Pendekatan Karakter, artinya analisis kelayakan pembiayaan
dilakukan untuk mengetahui sifat dan karakter nasabah dengan
cara mencermati dengan sungguh-sungguh serta melakukan
wawancara dengan orang dilingkungannya.
3) Pendekatan studi kelayakan usaha, artinya account officer
mempertimbangkan usaha nasabah dan prospeknya dimasa
yang akan dating.
4) Pendekatan fungsi LKS, artinya upaya pengaturan terhadap
liquiditas dana yang dimiliki dengan pembiayaan yang
dilakukan.29
C. Baitul Maal Wat Tamwil
1. Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) merupakan suatu lembaga keuangan
non-bank yang beroperasi berdasarkan syariat Islam dengan prinsip bagi
hasil, didirikan oleh dan untuk masyarakat di suatu tempat atau daerah.
Bmt memiliki dua bidang kerja yaitu sebagai lembaga maal (baitul maal)
menerima titipan dana zakat, infak dan shadaqah serta mengoptimalkan
29 Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
AMP YKPN, 2005), hal.87
31
distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya seperti firman Allah
surat At-Taubah ayat 103
م ه ي ل صل ع ا و ه م ب يه ك ز ت م و ه ر ه ط ة ت ق د م ص ه ال و م ن أ ذ م خ
يم ل يع ع م س للا و م ه ن ل ك ك س ت ن صل إ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Dan sebagai tamwil (baitul tamwil) melakukan kegiatan pengembangan
usaha-usaha produktif dan investasi yang bebas dari riba seperti firman
Allah pada surat Al-Baqarah ayat 275
ان ط ي ه الش ط ب خ ت ذي ي وم ال ق ا ي م ل ك ون إ وم ق ا ل ي ب ون الر ل أ ك ين ي ذ ال
ع ي ب ل ا ل للا ح أ و ا ب ل الر ث ع م ي ب ا ال م ن وا إ ال م ق ه ن أ ك ب ل
ذ س م ن ال م
ه ر م أ لف و ا س ه م ل ى ف ه ت ان ه ف ب ن ر ة م ظ ع و م ه اء ن ج م ف ا ب م الر ر ح و
ون د ال ا خ يه م ف ه ار اب الن ح ك أص ئ ول أ اد ف ن ع م و لى للا إ“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil
riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.”
Baitul tamwil dimaksudkan untuk menghimpun dana masyarakat yang
mampu dalam bentuk investasi, saham, simpanan ataupun deposito, dan
menyalurkannya sebagai modal usaha dengan bagi hasil.30
30 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999), hal.174
32
2. Ciri-Ciri Baitul Maal Wat Tamwil
Ciri-ciri BMT terbagi menjadi tiga bagian, diantaranya yaitu:
a. Ciri-ciri utama BMT
1) Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan
pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota dan
masyarakat.
2) Bukan lembaga sosial, tetapi bermanfaat untuk mengefektifkan
pengumpulan dan pentasyarufan dana zakat, infaq dan sedekah
bagi kesejahteraan orang banyak.
3) Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat
di sekitarnya.
4) Milik bersama masyarakat bawah, bersama dengan orang kaya
disekitar BMT, bukan milik perseorangan atau orang dari luar
masyarakat.
b. Ciri-ciri khusus BMT
1) Staf dan karyawan BMT bertindak aktif-proaktif, tidak
menunggu tetapi menjemput bola, bahkan merebut bola, baik
untuk menghimpun dana anggota maupun untuk pembiayaan.
2) Kantor di buka dalam waktu tertentu yang ditetapkan sesuai
kebutuhan pasar.
3) BMT mengadakan pendampingan usaha anggota.
4) Menejemen BMT adalah profesional islami:
a) Setiap tahun buku yang diterapkan maksimal sampai bulan
maret berikutnya, BMT akan menyelenggarakan
musyawarah anggota tahunan. Forum ini merupakan forum
permusyawaratan tertinggi.
b) Aktif menjemput bola, berprakarsa, kreatif-inovatif,
menemukan masalah dan memecahkannya secara bijak dan
memberikan kemenangan kepada semua pihak (win-win
solution).
33
c) Berpikir, bersikap dan bertindak ”ahsanuamala” atau
service exelence.
d) Berorientasi kepada pasar bukan pada produk. Meskipun
produk menjadi penting namun pendirian dan
pengembangan BMT harus senantiasa memperhatikan
aspek pasar, baik dari sisi lokasi, potensi pasar, tingkat
persaingan serta lingkungan bisnisnya.31
D. Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)
SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) adalah suatu bentuk
analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara
sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang
matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan sebagai bentuk Analisa situasi
dan juga kondisi yang bersifat deskriptif. Analisa ini menempatkan situasi dan
juga konsisi sebagai factor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut
kontribusinya masing-masing. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang
memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an
dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan.
Adapun SWOT memiliki beberapa aspek :32
1. Strenght yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan
kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu
dilakukan dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu
menilai kekuatan-kekuatan yang dimiliki dibandingkan dengan para
pesaingnya.
2. Weakness yaitu analisis kelemahan, situasi ataupun kondisi yang
merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.
31 Muchlisin Riadi, “Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)”, artikel diakses pada 13 Maret 2017 dari
http://www.kajianpustaka.com 32 Artikel diakses dari http://www.pengertianku.net/2015/03/pengertian-analisis-swot-dan-
manfaatnya.html dan dapat diakses pada 6 Juni 2018
34
Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan atau
organisasi yang menjadi kendala serius dalam kemajuan perusahaan.
3. Opportunity yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan
peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang
berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari
peluang ataupun terobosan yang memungkinan suatu perusahaan ataupun
organisasi bias berkembang di masa yang akan dating.
4. Threat yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman
yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk
menghadapi berbagai macam factor lingkungan yang tidak
menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan
kemunduran. Jika tidak segera diatasi, ancaman tersebut akan menjadi
penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan dimasa sekarang ataupun
yang akan dating.
35
BAB III
PROFIL BMT UMJ
A. Sejarah Singkat BMT UMJ1
Pendirian KSU BMT-UMJ diawali dengan rapat pembentukan oleh 36
(tiga puluh enam) orang (dosen sivitas akademika UMJ) sekitar awal bulan
April 2008. Selanjutnya, Akta Pendirian KSU BMT-UMJ dengan nomor 69
diterbitkan tanggal 14 April 2008 oleh Notaris yang ditunjuk Kementerian
Koperasi dan UKM, H. Rizul Sudarmadi, SH. Setelah itu, Kementerian
Koperasi dan UKM, tanggal 6 Juni 2008 mengesahkan Akta Pendirian dan
sekaligus memberikan nomor badan hukum : 770/BH/Meneg/.I/VI/2008.
Dalam rangka mempersiapkan operasionalisasi KSU BMT-UMJ, maka
pada awal bulan Mei 2008 selama sebulan penuh tiga orang calon karyawan
terseleksi telah melaksanakan proses magang di BMT Mujahidin dan BMT Al
Munawarah. Kemudian, mulai awal bulan Juni 2008, semua persiapan
launching kegiatan KSU BMT-UMJ sudah dimulai. Saat ini, KSU BMT-UMJ
menempati ruangan seluas kurang lebih 12 m2 di lantai dasar samping gedung
Rektorat UMJ dengan no. telepon (Flexi) 021-32425400. Perangkat kerja
relatif sudah cukup tersedia, mulai dari blanko/formulir untuk berbagai jenis
transaksi sesuai produk yang akan ditawarkan, sampai dengan brandkas dan
tiga buah komputer beserta dua buah printer.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Modal KSU BMT-UMJ terdiri atas
Modal Sendiri dan Modal Luar. Modal Sendiri terbagi atas Simpanan Pokok,
Simpanan Wajib, Dana Cadangan, Donasi, dan Hibah dari beberapa pengurus
dalam upaya ikut mengembangkan BMT. Sedangkan modak luar didapat dari
pinjaman BMT-BMT lainnya yang ikut membantu pendirian BMT UMJ.
1 Company Profile BMT UMJ tahun 2016
36
Tabel 3.1
Modal Awal BMT UMJ
Sumber Modal Jumlah
Modal Sendiri Rp. 42.000.000
Modal Pinjaman Rp. 75.000.000
Total Rp. 117.000.000
Per tanggal 18 Juni 2008, permodalan KSU BMT-UMJ yang tersedia
adalah sebesar Rp. 117 juta. Permodalan dimaksud terdiri atas Modal Sendiri
yang berasal dari Simpanan Pokok 10 orang anggota/pendiri sebesar Rp. 42
juta dan Modal Pinjaman dalam bentuk Modal Penyertaan sebesar Rp. 75 juta
yang berasal dari kontribusi empat orang anggota/pendiri.
B. Visi, Misi, dan Motto BMT UMJ
1. Visi
Membangun Koperasi Serba Usaha terkemuka, modern, dan Islami
dalam mengembangkan ekonomi rakyat.
2. Misi
a. Meningkatkan kualitas sumber daya insani yang bermartabat dan
mandiri.
b. Memperjuangkan peningkatan harkat sosial ekonomi anggota dan
karyawan koperasi serta masyarakat.
c. Mengelola portofolio bisnis anggota dengan semangat
kekeluargaan dan berdaya saing.
d. Menjadi media efektif dalam membangun silaturrahmi sesama
anggota KSU BMT UMJ dan para pihak yang terkait.
37
3. Motto
Memberi Manfaat, Membawa Maslahat.
C. Struktur Organisasi BMT UMJ
Struktur Organisasi BMT UMJ terdiri dari :
Nama : KSU BMT-UMJ
Resmi Berdiri : 6 Juni 2008
Nomor Badan Hukum :770/BH/Meneg.I/VI/2008, oleh
kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah
No. Induk Koperasi : 3713050
NPWP : 02.836.27.2.024.000
SIUP : No. 2013.10.490/P-01/1.824.271
TDP : No. 09.05.2.46.00754
Dewan Pengawas Syariah
Ketua : Drs. Muchtar Lutfi, SH.
Anggota : Prof. Dr. Hj Masyitoh, M. Ag.
Hadian MA
Dr. Daun Arif Khan SE. MSi
Pengawas
Ketua : Dr. Ir. Edy Siregar SE., MM.
Anggota : Drs. Fakhrurazi MA
Andri Priharta SE., MM.
38
Pengurus
Ketua Umum : Dr. Haris Sarwoko SE., MSi.
Sekretaris Umum : Dr. Siti Hamidah R. SE., MSi
Bendahara Umum : Iskandar Zulkarnain, SE., MM.
Direktur Utama : Mukhtiar SE.I., MM
Manajer Marketing : Syaiful Bahri SE.Sy.
Staff Marketing : Deni Nofiyadi
Manajer Operasional : Juliana Veronica, SE.
Manajer Keuangan : Syifa Nisfiyani, SE .Sy
Staff Teller : Navthalia
D. Produk-Produk BMT UMJ
1. Produk Simpanan
a. Deposito Madani ( Maslahat Dalam Berinvestasi )
Investasi berjangka waktu tertentu, dalam mata uang rupiah yang
dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqoh.2
b. Simapan (Simpanan Masa Depan)
Tabungan Syariah yang mudah penyetorannya, serta penarikannya
yang dapat dilakukan selama jam buka kas di kantor KSU BMT
UMJ.
2 Brosur Produk Tabungan BMT UMJ tahun 2017
39
c. Sapitri ( Simpanan Pendidikan Putra-Putri )
Tabungan berjangka yang disediakan untuk perencanaan
Pendidikan putra-putri anda dalam kepastian pencapaian target
dana yang telah ditetapkan.
d. Sahara (Simpanan Hari Raya)
Tabungan untuk persiapan menyambut hari raya idul fitri yang
hanya dapat ditarik selama bulan Ramadhan.
e. Tafaqur (Tabungan Fasilitas Qurban)
Layanan jasa tabungan yang dirancang khusus, sesuai dengan
perencanaan dalam memudahkan ibadah qurban.
f. Tawamah (Tabungan Walimah)
Layanan jasa tabungan yang dirancang khusus untuk perencanaan
dalam mempersiapkan pernikahan agar terwujud keluarga yang
sakinah, mawaddah, warahmah.
g. Bungkesmas (Tabungan Kesehatan Masyarakat)
Layanan jasa tabungan plus asuransi kesehatan dan kecelakaan
yang didesain khusus untuk meringankan kondisi keuangan mitra
pada saat terkena musibah. Dalam layanan ini BMT bekerja sama
dengan perusahaan asuransi syariah.
2. Produk Pembiayaan atau Penyaluran Dana
Penyaluran dana pada KSU BMT UMJ meliputi :3
a. Pembiayaan murabahah ( pengadaan barang usaha atau konsumtif )
3 Company Profile 2016 dari KSU BMT UMJ
40
b. Pembiayaan ijarah multijasa (kebutuhan pendidikan, biaya
berobat/rumah sakit dll)
c. Pembiayaan mudharabah/musyarakah multiusaha (kerjasama
modal kerja usaha)
d. Pinjaman Qordh (pinjaman kebajikan)
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Produk Pembiayaan di BMT UMJ
Dalam operasionalnya BMT UMJ memiliki beberapa produk pembiayaan
sebagai cara memperoleh laba agar BMT tetap dapat berdiri. Produk
pembiayaan yang ditawarkan tentunya sesuai dengan prinsip syariah. Berikut
penjelasan produk-produk pembiayaan yang ditawarkan oleh BMT UMJ :
1. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang paling diminati
oleh nasabah-nasabah BMT UMJ. Pembiayaan ini biasanya diajukan
demi memenuhi kebutuhan konsumtif atau juga keperluan mendadak.
Berikut skema pembiayaan murabahah pada BMT UMJ.
Gambar 4.1
Skema Pembiayaan Murabahah
Keterangan :
No. 1. Nasabah mengisi formulir pengajuan dan melengkapi
syarat-syarat yang telah ditentukan oleh BMT UMJ. BMT
UMJ menjelaskan mekanisme akad murabahah kepada
42
nasabah mulai dari awal pengajuan sampai pemberian
pembiayaan.
No. 2. Akad jual beli, dimana BMT memberi tahukan harga
pembelian barang yang ditambahkan margin keuntungan
lalu totalnya yang akan menjadi tanggung jawab nasabah
yang harus dilunasi.
No. 3. BMT membeli barang yang diinginkan nasabah. BMT dapat
juga menambahkan akad wakalah, dimana pembelian
barang diwakilkan kepada nasabah. Penambahan akad
wakalah ini dilakukan jika BMT merasa nasabah lebih
tahu tentang barang yang akan dibeli.1
No. 4.Supplier mengirimkan barang yang telah dibeli BMT kepada
nasabah.
No. 5. Nasabah menerima barang dan dokumen-dokumen yang
menjadi bukti kalau barang telah sampai ditangan nasabah.
No. 6. Nasabah mencicil pelunasan pembiayaan murabahah sesuai
besaran yang telah disepakati perbulan.
2. Pembiayaan Ijarah Multijasa
Pembiayaan ijarah multijasa adalah pembiayaan dalam bentuk sewa
menyewa. Pembiayaan ini biasanya diajukan dalam memenuhi
kebutuhan pendidikan, biaya berobat atau rumah sakit, sewa tempat,
dan lain-lain. Berikut adalah skema dari pembiayaan ijarah multijasa
pada BMT UMJ.
1 Hasil wawancara dengan Pak Tiyar salah satu pengurus BMT UMJ pada Jumat 6 April 2018
43
Gambar 4.2
Skema Pembiayaan Ijarah
Keterangan :
No. 1. Nasabah mengisi formulir dan melengkapi persyaratan
untuk mengajukan pembiayaan ke BMT UMJ yang akan
digunakan untuk membayar manfaat atas suatu jasa dari
pihak ketiga penyedia jasa.
No. 2. BMT UMJ membayarkan biaya jasa yang dibutuhkan
nasabah kepada pihak ketiga penyedia jasa.
No. 3. Nasabah menerima manfaat atas jasa dari pihak ketiga
penyedia jasa yang telah dibayar oleh BMT UMJ.
No. 4. Nasabah membayar secara bertahap/angsuran kepada BMT
UMJ atas biaya yang telah dibayarkan BMT UMJ kepada
pihak ketiga penyedia jasa. Atas jasa pengurusan dan
pembayaran tersebut nasabah juga membayarkan ujroh/fee
44
kepada BMT UMJ dengan pembayaran sekaligus dan/atau
bertahap sesuai kesepakatan.
3. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan yang ditujukan
untuk nasabah yang memiliki usaha. BMT UMJ memakai perhitungan
Revenue sharing dan Profit sharing. Metode perhitungan yang dapat
mencapai laba yang diharapkanlah yang akan dipakai. BMT UMJ lebih
cenderung memakai mudharabah musytarakah perpaduan antara akad
mudharabah dengan akad musyarakah yang mana BMT dan mitra
pertama menyertakan modalnya yang akan dikelola oleh mitra kedua
yang terlah ditunjuk sesuai kesepakatan.
Gambar 4.3
Skema Pembiayaan Mudharabah Musytarakah
Keterangan :
No. 1. Mitra 1 (nasabah) mengajukan pembiayaan mudharabah
musytarakah yang mana perjanjian antara Mitra 1
(nasabah) dengan BMT menggunakan akad
musyarakah untuk mendanai suatu proyek atau usaha.
45
No. 2. BMT UMJ atau Mitra 1 (nasabah) menunjuk pengelola
usaha dan membuat perjanjian dengan akad mudharabah.
No. 3. Setelah akad disetujui oleh semua pihak, BMT dan Mitra 1
(nasabah) menyetor modal untuk kepentingan usaha atau
proyek yang sudah dijanjikan sesuai akad, sedangkan
Mitra 2 sebagai pengelola memberikan tenaga untuk
mengelola usaha atau proyek tersebut.
No. 4. Pembagian keuntungan atau pendapatan sesuai porsi yang
sudah disepakati di awal akad. Serta pengambilan pokok
modal oleh BMT.
4. Pembiayaan Qardh
Qardh merupakan akad pembiayaan yang bersifat pinjaman terhadap
nasabah yang memerlukan. Nasabah hanya perlu mengembalikan
pinjaman pokok tanpa adanya keuntungan yang diambil dari BMT.
Sumber dana untuk pembiayaan dengan akad qardh bisa dari bagian
modal BMT, keuntungan yang disisihkan, atau infaq dari
lembaga/individu lain yang mempercayakannya kepada BMT UMJ.
Berikut skema pembiayaan qardh pada BMT UMJ.
46
Gambar 4.4
Skema Pembiayaan Qardh
Keterangan :
No. 1. Nasabah/mitra mengajukan pembiayaan dengan akad Qardh
No. 2. BMT UMJ memberikan dana pembiayaan qardh yang akan
dipakai untuk menjalankan usaha.
No. 3. Nasabah/mitra menjalankan usaha yang sudah dijanjikan
dari dana pembiayaan qardh yang sudah diberikan.
No. 4. Keuntungan dari usaha sepenuhnya milik nasabah/mitra,
namun nasabah/mitra diperbolehkan memberikan
sumbangan kepada BMT UMJ selama tidak diperjanjikan
dalam akad.
No. 5. Pengembalian dana pembiayaan qardh sepenuhnya yang
telah dipakai untuk modal usaha nasabah/mitra kepada
BMT UMJ.
47
Berikut rincian perkembangan pembiayaan BMT UMJ dari tahun 2010-2014
yang dikelompokkan menurut akadnya.
Gambar 4.5
Grafik Pertumbuhan Pembiayaan
Dari grafik data perkembangan pembiayaan BMT UMJ tersebut dapat
dilihat bahwa hampir tiap tahun akad murabahah selalu memiliki jumlah
tertinggi. Dari tahun 2010-2013 total pembiayaan murabahah selalu fluktuatif
dan pada tahun 2011 puncak tertinggi total pembiayaan murabahah mencapai
Rp. 1.025.540.668,. Akad ijarah juga mengalami perkembangan yang fluktuatif.
Akad ijarah memiliki jumlah pembiayaan tertinggi dan sekaligus terbanyak dari
semua akad pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.083.950.000,.
Akad musyarakah sempat kosong pada tahun 2012, memiliki nominal
pembiayaan terbanyak pada tahun 2010 sebesar Rp. 105.500.000,. Akad
mudharabah memiliki nominal total pembiayaan terbesar pada tahun 2011
dengan total Rp. 562.495.000,. Akad qardh memiliki total pembiayaan terbesar
pada tahun 2012 dengan total sebesar Rp. 31.600.000,. Dari beberapa akad
tersebut, murabahah dan ijarah yang paling banyak diajukan oleh mitra/nasabah
BMT UMJ.
-
500,000,000.00
1,000,000,000.00
1,500,000,000.00
2,000,000,000.00
2,500,000,000.00
3,000,000,000.00
2010 2011 2012 2013 2014
Murabahah 399,111,00 1,025,540, 810,894,03 684,961,00 929,291,71
Ijarah 343,500,00 836,396,66 744,250,00 621,087,00 1,083,950,
Musyarakah 105,500,00 2,500,000. - 60,000,000 20,000,000
Mudhorobah 322,500,00 562,495,00 220,500,00 527,000,00 521,500,00
Qordh 10,055,419 9,155,500. 31,600,000 16,460,000 16,433,731
Jumlah 1,180,666, 2,436,087, 1,807,244, 1,909,508, 2,571,175,
Rupiah
48
B. Proses Penilaian Kelayakan Nasabah Pembiayaan BMT UMJ
Proses penilaian kelayakan pada nasabah yang mengajukan pembiayaan
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh beberapa staff BMT
UMJ, mulai dari Customer Service, Account Officer, dan staff-staff
pembiayaan lainnya. Nasabah yang mengajukan pembiayaan akan nilai dari
segala aspek, hal ini dilakukan demi menghindari resiko gagalnya pembiayaan
yang telah diberikan. Berikut skema tahapan pengajuan pembiayaan pada
BMT UMJ.
49
Gambar 4.6
Tahap Pengajuan Pembiayaan
50
1. Proses Pengajuan Pembiayaan oleh Nasabah
Proses ini merupakan tahap paling awal yang dilakukan untuk
mendapatkan pembiayaan dari BMT UMJ. Kegiatan pengajuan
pembiayaan pada BMT UMJ dapat dirinci sebagai berikut.2
a. Pengisian formulir pengajuan yang telah disediakan pihak
BMT UMJ.
b. Melengkapi berkas-berkas data diri yang disyaratkan oleh
BMT UMJ. Berkas-berkas ini meliputi KTP (suami dan istri
jika sudah berkeluarga), KK, Foto diri, foto copy surat jaminan
yang disertakan, surat persetujuan suami istri (jika sudah
berkeluarga), dan harus bersedia untuk disurvei.
c. Jaminan, tidak mengikat, selama nasabah dinilai layak tanpa
adanya jaminan. Penilaian kelayakan nasabah akan jaminan
dilihat dari aktifitas tabungannya di BMT UMJ. Namun jika
dirasa perlu disertakan dengan jaminan, jaminan menjadi syarat
yang harus disertakan.
d. Plafond, BMT membagi plafond dalam 2 kelompok yaitu :
1) Plafond untuk civitas UMJ maksimal Rp. 20.000.000
dengan jangka waktu 24 bulan.
2) Plafond untuk UKM maksimal Rp. 10.000.000 dengan
jangka waktu 12 bulan.
Nasabah dimungkinkan untuk mengajukan lebih dari plafond
yang disediakan, namun BMT UMJ akan mengajukan
persyaratan tambahan.
2. Survei Kelayakan Nasabah
Survei ini akan dilakukan oleh Account Officer setelah proses
pengajuan telah diselesaikan. Survei terhadap kelayakan nasabah
tidak hanya dilakukan terhadap nasabahnya saja, namun juga
usaha atau pekerjaannya serta lingkungan tempat tinggalnya juga 2 Hasil wawancara dengan Pak Tiyar salah satu pengurus BMT UMJ pada Jumat 6 April 2018
51
akan dinilai. Dalam hal ini BMT UMJ sangat menghindari
mahasiswa yang kost dan bertempat tinggal di daerah yang jauh,
karna akan memakan biaya lebih.
Dalam melakukan survei BMT UMJ memakai prinsip 5C dan
belum memakai metode scoring tetapi memakai metode
pendekatan persuasif personal. Hal-hal yang dinilai sebagai berikut
:
a. Character, BMT menilai karakter yang baik lebih penting dari
apapun yang ada dalam prinsip 5C ini. Karakter nasabah dinilai
dari konteks dia dengan lingkungan sekitar, apakah orang ini
baik, jujur, amanah menurut para tetangganya. Seorang
berkarakter baik akan berkeinginan untuk segera
menyelesaikan pelunasan pembiayaan yang diajukan walaupun
dalam keadaan sulit sekalipun. Cara alternative melihat
karakter nasabah yaitu dilihat dari track record tabungannya di
BMT. Apakah nasabah tersebut menabung dengan konsister
atau tidak, memberikan gambaran tentang karakternya dalam
mengatur keuangan pribadinya.
b. Capacity, melihat kapasitas nasabah dalam melunasi pebiayaan
yang diberikan. BMT melihat kapasitas nasabah dari berbagai
sumber pendapatannya. Jika nasabah diberikan pembiayaan
dengan jumlah tertentu dan cicilan pelunasan dengan jumlah
yang sudah ditetapkan, BMT akan melihat pendapatan nasabah
apakah dengan pendapatan sebesat itu nasabah mampu
mencicil tanpa masalah atau tidak.
c. Capital, menilai dari aspek modal yang dimiliki nasabah.
Katakanlah seorang pengusaha mengajukan pembiayaan untuk
memperbesar usahanya. BMT akan melihat modal yang
dimiliki nasabah pada usahanya. Apakah modal itu sudah
punya sendiri atau modal itu dia dapatkan dari pinjaman atau
pembiayaan dari sumber yang berbeda.
52
d. Collateral, merupakan jaminan. Jika karakter, kapasitas dan
modal dari nasabah dinilai baik tetapi, semua itu bukan jaminan
kalau nasabah itu selalu dalam keadaan yang baik. Jika
tetangga dan semua elemen dalam lingkungan tempat tinggal
nasabah mengatakan nasabah itu baik, itu hanya akan dijadikan
asumsi yang bisa berubah sewaktu-waktu. Disitulah fungsi
collateral untuk menekan moral hazard dari nasabah.
e. Condition, yaitu melihat keadaan tidak hanya pada saat ini saja
namun juga dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang
apakah pembiayaan yang diberikan akan berlangsung baik dari
berbagai kondisi yang mungkin terjadi. Dalam memberikan
pembiayaan kepada nasabah, BMT melihat keadaan dari dua
sisi, baik dari sisi nasabah dan sisi BMT itu sendiri.
3. Proses Penyetujuan Pembiayaan
Setelah survei dilakukan terhadap nasabah yang menajukan
pembiayaan. Account Officer melakukan survei terhadap nasabah
berdasarkan asumsi pribadi yang mana penilaian akan sangat
subjektif. Untuk menghindari subjektifitas yang terlalu berlebihan
maka diadakan rapat komite untuk mengobjektifkan hasil survei
dari seorang Account Officer. Dalam rapat komite ini lah Account
Officer mengajukan asumsinya terhadap nasabah berdasarkan hasil
survei. Rapat komite diikuti oleh direktur, manajer pemasaran dan
manajer keuangan. Hasil survei akan diproses untuk menentukan
layak atau tidaknya nasabah diberikan pembiayaan dan juga
besaran pembiayaan yang akan diberikan, apakah akan sebesar
dengan nominal yang diajukan atau tidak.
53
C. Proses Pengawasan dan Pembinaan bagi Nasabah Pembiayaan
Jika seluruh rangkaian analisis kelayakan pada nasabah pembiayaan
selesai dilaksanakan dan akad telah disepakati kedua belah pihak maka
realisasi pembiayaan dapat segera dicairkan. Nasabah dapat menggunakan
dana tersebut semaksimal mungkin sesuai keperluannya. Namun tugas BMT
belum selesai, pihak BMT perlu melakukan pengawasan dan pembinaan
terhadap nasabah pembiayaan tersebut.
Proses pengawasan sangat penting dilakukan oleh BMT terhadap nasabah
pembiayaan, adapun tujuan dilakukannya proses pengawasan tersebut adalah :
1. Mencegah terjadinya penyalahgunaan dana pinjaman
2. Mengetahui tingkat kolektabilitas nasabah dalam mengembalikan
dana
3. Mengawasi keberhasilan usaha nasabah
4. Mempererat hubungan silaturrahim dan kekeluargaan antara BMT
dan nasabah
Dalam hal pengawasan nasabah pembiayaan, BMT UMJ melakukan
pengawasan selama waktu pembayaran angsuran. Proses pengawasan
dilakukan oleh seorang funding officer yang telah ditunjuk dengan cara
sebagai berikut :
1. Memeriksa kelancaran pembayaran angsuran
2. Mendatangi tempat usaha nasabah sewaktu-waktu tanpa ada
konfirmasi terlebih dahulu untuk mengetahui volume penjualan
dan tingkat keramaian usaha tersebut.
Selain pengawasan, pihak BMT juga melakukan kegiatan pembinaan
kepada nasabah pembiayaan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan wawasan dan pengetahuan baik dari sisi keagamaan,
sistem ekonomi Syariah dan kewirausahaan.
54
2. Melatih nasabah untuk melakukan tertib administrasi dan akuntansi
3. Mengembangkan usaha nasabah ke tingkat kesuksesan yang lebih
baik
Setiap BMT memiliki langkah dan strategi tersendiri untuk melakukan
pembinaan terhadap nasabah pembiayaan. Adapun upaya pembinaan yang
dilakukan di BMT UMJ seperti :
1. Pembinaan pelatihan manajemen usaha UKM yang bekerja sama
dengan civitas akademika UMJ. Pembinaan ini merupakan
pembinaan keilmuan terkait kewirausahaan, manajemen dan
ekonomi.
2. Pendampingan kewirausahaan mahasiswa yang dibina oleh dosen-
dosen yang ekspert dibidang wirausaha.
D. Analisis Hasil Kuesioner dengan Ukuran Pemusatan Data
Dari kuesioner yang telah disebar kepada 30 responden, akan dianalisis
menggunakan ukuran pemusatan data. Ukuran pemusatan data meliputi
Mean (rata-rata), Modus (data yang sering muncul) dan Median (data
tengah).
Nilai dari alternatif jawaban :
Sangat tidak setuju (STS) = 1
Tidak setuju (TS) = 2
Ragu-ragu (RR) = 3
Setuju (S) = 4
Sangat Setuju (SS) = 5
55
No.
Pertanyaan
Ukuran Pemusatan Data
Modus Mean Median
Proses Awal Pengajuan Pembiayaan
1 Karyawan BMT UMJ menjelaskan akad-akad pembiayaan yang tersedia di BMT kepada anda
5 5 5
2 Penjelasan akad- akad pembiayaan dari karyawan BMT UMJ sudah jelas
4 4.5 4
3 Syarat berkas identitas diri pada proses
awal pengajuan pembiayaan terlalu
banyak
2 2 2
4 Berkas yang disyaratkan sulit untuk dilengkapi
2 2 2
5 Jaminan yang disyaratkan terlalu besar 2 2.8 2
6 Jaminan yang disyaratkan terlalu banyak 2 2.3 2
7 Isian formulir permohonan pembiayaan
terlalu banyak
4 3.3 4
8 Isian formulir permohonan pembiayaan
terlalu rumit
2 3 2
9 Dengan semua syarat yang diajukan BMT,
anda menganggap BMT terlalu berhati-hati
4 3.3 4
10 Anda puas dengan pelayanan pada proses
awal pengajuan pembiayaan pada BMT
UMJ
4 4.1 4
Proses Survey Kelayakan
1 Petugas survei dari BMT UMJ datang
kerumah anda melakukan survei
5 4.7 5
56
2 Petugas survei dari BMT UMJ
d56atang tidak lama dari saat anda
mengajukan permohonan pembiayaan
5 4.6 5
3 Petugas survei BMT UMJ menanyakan hal-
hal yang menyangkut aktifitas harian anda
5 4.6 5
4 Petugas survei BMT menanyakan mengenai
kondisi finansial anda
5 5 5
5 Petugas survei BMT tidak meminta tips atau
imbalan kepada anda
5 5 5
6 Petugas survei BMT melakukan survei dengan cara yang ramah dan sopan
5 4.8 5
7 Anda merasa terganggu dengan kehadiran petugas survei BMT UMJ
2 2.8 2
8 Petugas survei BMT UMJ menanyakan hal-hal yang berbeli-belit, tidak relevan dan terlalu banyak
2 2.4 2
9 Anda puas dengan kinerja petugas survei BMT UMJ
5 4.8 5
Proses Pencairan Dana Pembiayaan
1 Anda dikenakan biaya administrasi
yang anda anggap besar
2 1.9 2
2 Bagi hasil atau margin yang diberikan
BMT UMJ dirasa memberatkan anda
2 2.1 2
3 Jumlah pengajuan yang disetujui
tidak sesuai harapan anda
2 1.6 2
4 Menurut anda hasil survei sangat
berpengaruh terhadap besar jumlah
pembiayaan yang anda dapat dari BMT
UMJ
3 3.7 3
5 Anda puas dengan keputusan BMT UMJ
atas pembiayaan yang anda ajukan
5 4.6 5
57
Dari hasil perhitungan modus, mean dan median, secara umum dapat
disimpulkan bahwa staff pembiayaan yang bekerja untuk menilai
kelayakan pembiayaan nasabah yang mengajukan pembiayaan sudah
bekerja sesuai prosedur yang ada. Account officer yang bertugas
menganalisis secara langsung dengan survey kepada nasabah juga sudah
bekerja sesuai standard operasi prosedur (SOP).
Secara khusus kesimpulan dari hasil pengukuran pemusatan data
dengan modus, mean dan median dapat disimpulkan bahwa respon dari
nasabah yang menilai proses pengajuan awal pembiayaan mayoritas
menilai positif dan menilai staff telah bekerja sesuai SOP. Untuk proses
survey kelayakan dapat disimpulkan bahwa account officer benar telah
melakukan survey kepada nasabah sesuai SOP. Sedangkan untuk proses
akhir atau proses pencairan dana pembiayaan, mayoritas nasabah yang
mengisi kuesioner merasa puas dengan keputusan BMT UMJ terhadap
hasil penilaian kelayakan nasabah yang diputuskan BMT.
E. Analisis SWOT pada Proses Penilaian Kelayakan Nasabah
Pembiayaan BMT UMJ
BMT UMJ sebagai lembaga keuangan tentunya perlu mengetahui
prospek lembaganya. Secara relative dapat dilihat dari suatu analisis yang
disebut SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat). Hal tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Strenght (kekuatan)
a. Segmentasi yang terfokus
Segmentasi yang terfokus pada wilayah kampus UMJ membuat BMT
dapat lebih fokus untuk meningkatkan dan mengontrol layanan baik
dalam penghimpunan maupun penyaluran dana.
b. Survey nasabah dekat dan mudah
Wilayah segmentasi yang sudah dikenali dan cakupannya yang tidak
terlalu luas membuat staff account Officer mudah dalam melakukan
58
survey terhadap nasabah yang mengajukan pembiayaan. Selain itu juga
biaya yang dikeluarkan untuk operasionalnya dapat diminimalisir.
c. Pelayanan yang ramah
Pelayanan yang ramah menjadi daya tarik tersendiri bagi calon nasabah
untuk memakai jasa BMT UMJ.
2. Weakness (kelemahan)
a. Wilayah segmentasi yang sempit
Sempitnya segmentasi yang difokuskan oleh BMT UMJ menjadi salah
satu kelemahan. Dengan ruang lingkup yang sempit ini membuat BMT
sedikit sulit berkembang dikarenakan tingkat likuiditas yang tidak
terlalu tinggi.
b. Likuiditas rendah
Akibat dari sempitnya wilayah segmentasi BMT UMJ merembet pada
penyerapan pasar yang rendah.
c. Masih menggunakan metode pendekatan personal
Dalam melakukan analisis penilaian nasabah yang mengajukan
pembiayaan, BMT UMJ belum menggunakan metode scoring namun
hanya menggunakan metode pendekatan personal kepada nasabah.
Tabel 4.2
MATRIK IFAS
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Segmentasi yang terfokus
Wilayah segmentasi sempit
Survey nasabah mudah Nasabah yang homogen
Pelayanan ramah Masih menggunakan
pendekatan personal
59
3. Opportunity (peluang)
a. Lingkungan segmentasi yang mendukung
Kampus UMJ merupakan kampus Islami, sehingga Lembaga keuangan
berbasis Syariah seperti BMT memiliki peluang besar untuk
berkembang.
b. Membangkitkan jiwa wirausaha pada civitas akademika
Dengan adanya BMT sebagai lembaga penyedia dana diwilayah
kampus memungkinkan untuk para civitas akademika lebih giat dalam
berwirausaha.
4. Threat (ancaman)
a. Kurangnya minat untuk menggunakan produk tabungan dan
pembiayaan BMT
Walaupun UMJ merupakan kampus Islami, minat civitas akademika
untuk memanfaatkan produk dan layanan pada lembaga keuangan non
bank salah satunya BMT masih rendah. Masih banyak civitas
akademika yang memilih untuk tetap memakai produk dan layanan
pada lembaga keuangan bank.
b. Nasabah yang tidak bertanggung jawab
BMT UMJ dalam memberikan pembiayaan tidak jarang mengalami
kegagalan yang dikarenakan nasabah yang mengajukan pembiayaan
tidak dapat melunasi pembiayaan yang telah diberikan.
60
Tabel 4.3
MATRIK EFAS
Peluang (O) Ancaman (T)
Lingkungan segmentasi
yang mendukung
Kurangnya minat untuk
menggunakan produk
tabungan dan pembiayaan
BMT
Membangkitkan jiwa
wirausaha pada civitas
akademika
Nasabah yang tidak
bertanggung jawab
Berdasarkan matriks EFAS dan IFAS melalui analisis SWOT, penulis
menyimpulkan bahwa secara spesifik:
1. Strenght + Opportunity
a. Perbanyak melakukan publikasi terhadap pelayanan dan produk
yang disediakan BMT UMJ di wilayah kampus.
b. Upgrade skill para staff BMT melalui seminar atau pelatihan demi
pelayanan yang lebih baik.
2. Strenght + Threat
a. Memberikan penyuluhan atau informasi mengenai kelebihan-
kelebihan produk dan layanan pada BMT UMJ untuk menarik
minat civitas akademika untuk memakai produk dan layanan BMT
UMJ.
61
b. Dengan survey yang mudah, BMT dapat menyesuaikan metode
analisis kelayakan nasabah yang mengajukan pembiayaan agar
terhindar dari nasabah yang tidak bertanggung jawab.
3. Weakness + Threat
a. Mulai menggunakan metode scoring dan penilaian 5C (character,
capital, condition, collateral, capacity) dalam menilai kelayakan
nasabah yang mengajukan pembiayaan untuk meminimalisir
terjadinya pembiayaan yang gagal akibat nasabah yang tidak
bertanggung jawab.
b. Meningkatkan minat civitas akademika, karyawan dan pedagang
diwilayah kampus dengan memberikan edukasi-edukasi.
4. Weakness + Opportunity
a. Memanfaatkan wilayah kampus yang Islami dengan produk-
produk layanan yang sesuai Syariah.
b. Memanfaatkan jiwa mudah para mahasiswa untuk berwirausaha
menggunakan akad pembiayaan Syariah.
Tabel 4.4
MATRIKS SWOT
IFAS
EFAS
Strenght Weakness
Opportunity Strategi SO
a. Perbanyak melakukan
publikasi terhadap
pelayanan dan produk
yang disediakan BMT
UMJ di wilayah kampus.
b. Upgrade skill para staff
BMT melalui seminar atau
Strategi WO
a. Memanfaatkan wilayah
kampus yang Islami dengan
produk-produk layanan
yang sesuai Syariah.
b. Memanfaatkan jiwa mudah
para mahasiswa untuk
berwirausaha menggunakan
62
pelatihan demi pelayanan
yang lebih baik.
akad pembiayaan Syariah.
Threat Strategi ST
a. Memberikan penyuluhan
atau informasi mengenai
kelebihan-kelebihan
produk dan layanan pada
BMT UMJ untuk menarik
minat civitas akademika
untuk memakai produk
dan layanan BMT UMJ.
b. Dengan survey yang
mudah, BMT dapat
menyesuaikan metode
analisis kelayakan nasabah
yang mengajukan
pembiayaan agar terhindar
dari nasabah yang tidak
bertanggung jawab.
Strategi WT
a. Mulai menggunakan
metode scoring dan
penilaian 5C (character,
capital, condition,
collateral, capacity) dalam
menilai kelayakan nasabah
yang mengajukan
pembiayaan untuk
meminimalisir terjadinya
pembiayaan yang gagal
akibat nasabah yang tidak
bertanggung jawab.
b. Meningkatkan minat
civitas akademika,
karyawan dan pedagang
diwilayah kampus dengan
memberikan edukasi-
edukasi.
Berdasarkan matriks SWOT di atas, penulis menyimpulkan bahwa secara
umum BMT UMJ harus memperbaiki faktor internal seperti produk dan layanan
yang ada dengan memanfaat kan faktor eksternal. Dengan kekuatan yang dimiliki
63
BMT UMJ seperti segmentasi yang terfokus dapat ditonjolkan dengan memanfaat
kan peluang dan menghindari ancaman yang ada seperti memperbanyak
penyuluhan dan publikasi pada wilayah kampus dan mengupgrade skill para staff
serta menyesuaikan prosedur pemberian pembiayaan demi menghindari ancaman
yang ada.
BMT UMJ dapat meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang
ada untuk berkembang dan meminimalkan kelemahan dengan menghindari
ancaman yang ada. Dengan wilayah segmentasi yang sempit, namun BMT dapat
memanfaatkan populasi yang mayoritas muslim untuk menggunakan akad-akad
Syariah yang ada pada BMT. Menggunakan metode scoring dan 5C juga dapat
dilakukan BMT sebagai cara menghindari pembiayaan yang gagal bayar.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan rangkaian kegiatan penelitian, penulis dapat
memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses analisis penilaian kelayakan nasabah pembiayaan
a. Proses analisis kelayakan pembiayaan yang dilakukan oleh
account officer menggunakan prinsip 5C yang mana poin
karakter dianggap sebagai poin terpenting namun juga tidak
mengesampingkan keempat poin yang lain.
b. BMT melakukan pengawasan dan pembinaan kepada nasabah
pembiayaan baik nasabah pembiayaan baik dari kalangan civitas
UMJ maupun UKM diluar civitas UMJ.
c. BMT UMJ belum memakai metode scoring dalam menilai
kelayakan nasabah/mitra yang mengajukan pembiayaan. BMT
UMJ menggunakan metode pendekatan persuasif personal.
d. Dari hasil analisis skema akad Ijarah yang diterapkan oleh BMT
UMJ untuk dana pendidikan dan biaya rumah sakit/berobat,
penulis menarik kesimpulan bahwa pembiayaan terhadap dana
pendidikan dan berobat lebih cocok jika memakai akad Qardh.
e. Rapat komite diadakan setelah survei terhadap nasabah selesai
dilakukan untuk menghindari subjektifitas yang berlebihan dari
hasil survei seorang Account Officer.
2. Hasil analisis SWOT pada proses penilaian kelayakan nasabah
pembiayaan BMT UMJ
a. Dengan kekuatan yang dimiliki BMT UMJ seperti segmentasi
yang terfokus dapat ditonjolkan dengan memanfaat kan peluang
dan menghindari ancaman yang ada seperti memperbanyak
65
penyuluhan dan publikasi pada wilayah kampus dan
mengupgrade skill para staff serta menyesuaikan prosedur
pemberian pembiayaan demi menghindari ancaman yang ada.
b. Meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang
ada untuk berkembang dan meminimalkan kelemahan dengan
menghindari ancaman yang ada. Dengan wilayah segmentasi
yang sempit, namun BMT dapat memanfaatkan populasi yang
mayoritas muslim untuk menggunakan akad-akad Syariah yang
ada pada BMT. Menggunakan metode scoring dan 5C juga dapat
dilakukan BMT sebagai cara menghindari pembiayaan yang
gagal bayar.
B. Saran
Konsep BMT di Indonesia sudah bergulir kurang lebih dua decade. Konsep
ini telah mengalami pembuktian-pembuktian dalam mengatasi dan mengurangi
kemiskinan. Peran Lembaga ini untuk mengurangi angka kemiskinan sangat
strategis, mengingat Lembaga perbankan belum mampu menyentuh sector riil
dan UKM secara maksimal. Untuk terus mengembangkan BMT penulis
memberikan beberapa saran antara lain :
1. Untuk BMT UMJ
a. BMT UMJ perlu memaksimalkan wadah komunikasi dan
silaturrahim yang sudah tersedia melalui perkumpulan BMT-
BMT seperti ABSINDO dan INKOPSYAH untuk mempererat
mata rantai BMT.
b. BMT perlu lebih mempromosikan produk-produk pembiayaan
produktifnya kepada mahasiswa agar banyak mahasiswa lebih
tergerak untuk berani berwirausaha. Tentunya ini juga akan
mendatangkan keuntungan bagi BMT dengan banyaknya
mahasiswa UMJ yang akan melakukan pembiayaan produktif
dan juga membuat mahasiswa menjadi pribadi yang mandiri.
66
c. Dari hasil analisis pada skema akad Ijarah Multijasa yang
dipraktekan oleh BMT UMJ untuk kebutuhan biaya pendidikan
dan biaya kesehatan/berobat, penulis menyarankan untuk
memakai akad Qardh.
d. Pihak BMT UMJ juga perlu menyediakan pelatihan-pelatihan
Lembaga keuangan untuk menghasilkan SDM yang lebih bagus
lagi.
2. Untuk Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian yang penulis lakukan ini masihlah banyak
kekurangan, oleh sebab itu penelitian ini perlu diadakan
penelitian lanjutan yang lebih spesifik dan akurat.
67
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Akbar Susamto dan Malik Cahyadin. Jurnal Ekonomi Syariah
MUAMALAH. 2008
Emzir, 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta:
Rajawali Pers.
Husein Umar. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT GRamedia
Pustaka Utama.
I Made Wiratha, 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, Yogyakarta:
Andi.
Isnawati Rais dan Hasanudin . 2011. Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada
LKS. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kasmir, 2007. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kasmir dan Jakfar, 2008. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana
Kasmir, 2007. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo
M. Syafii Antonio, 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta:
Gema Insani Press.
Menteri Koperasi. 2015. [internet]. Tersedia pada :
http://www.depkop.go.id
Muchlisin Riadi. 2017. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). [internet]. Tersedia
pada : http://www.kajianpustaka.com
Muhammad. 2005. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia.
Muhamad, 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Nugraha Fauzi. 2017. Sejarah Lahirnya Baitul Maal Wat Tamwil (BMT).
[internet]. Tersedia pada : http://www.bmtnuruliman.com
68
Shalah ash-Shawi dan Abdullah al-Mushlih, 2004. Fikih Ekonomi Islam.
Jakarta: Darul Haq.
Sudarwan Danim, 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: CV. Pustaka
Setia.
Sutan Remy Sjahdeini, 1999. Perbankan Islam. Jakarta Pustaka Utama
Grafiti.
Wahbah Al-Zuhaily, 1989. Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu. 4.838
Wiroso, 2005. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press.
Yusak Laksmana. 2009. Account Office Bank Syariah. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
69
DAFTAR FATWA DAN UNDANG-UNDANG
Fatwa DSN-MUI NO: 111/DSN-MUI/IX/2017
Fatwa DSN-MUI NO: 115/DSN-MUI/IX/2017
Fatwa DSN-MUI NO: 112/DSN-MUI/IX/2017
Fatwa DSN-MUI NO: 114/DSN-MUI/IX/2017
Fatwa DSN-MUI NO: 05/DSN-MUI/IV/2000
Fatwa DSN-MUI NO: 06/DSN-MUI/IV/2000
Fatwa DSN-MUI NO: 19/DSN-MUI/IV/2001
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008
LAMPIRAN
KUISIONER BAGI PENGELOLA BMT
PROFIL BMT
1 Nama BMT
2 Alamat BMT
3 Waktu Berdiri Tanggal …….. Bulan ……… Tahun ……….
4 Mulai Beroperasi Tanggal …….. Bulan ……… Tahun ……….
5 Bentuk Lembaga a. Yayasan
b. Koperasi
c. PT atau CV
d. Lainnya, ……………………….
TAHAP PENGAJUAN
Q1.1 Berkas atau lembar identitas diri apa saja
yang harus disiapkan sebagai syarat
mengajukan pembiayaan?
a. KTP
b. SIM
c. KK
d. AKTE/BUKU NIKAH
e. NPWP
f. KTM (Kartu Mahasiswa)
Q1.2 Bagaimana jika berkas yang disyaratkan
tidak dapat dilengkapi oleh pengaju
pembiayaan? apakah masih dapat
dilanjutkan?
a. Masih Bisa
b. Tidak Bisa
c. Masih Bisa dengan syarat,…..
Q1.3 Adakah pihak-pihak tertentu yang
mendapatkan pengecualian dan bisa
mengajukan pembiayaan tanpa melengkapi
berkas-berkas yang disyaratkan?
a. Ada
b. Tidak ada
c. Ada dengan syarat,….
Q1.4 Adakah cara alternatif bagi pengaju
pembiayaan yang tidak dapat melengkapi
sebagian syarat berkas yang harus
dilengkapi?
a. Ada
b. Tidak ada
Q1.5 Apakah dalam pengajuan pembiayaan harus
disertakan jaminan?
a. Iya
b. tidak
Q1.6 Jaminan dalam bentuk apa saja yang bisa
disertakan?
a. Sertifikat tanah
b. BPKB
c. Lainnya,…..
Q1.7 Adakah pihak tertentu yang mendapat
pengecualian soal jaminan pembiayaan?
a. Ya
b. Tidak
Q1.8 Apakah pihak BMT melakukan survei
langsung kepada pengaju pembiayaan?
a. Ya
b. Tidak
Q1.9 Berapa lama waktu yang diperlukan dari
berkas selesai dilengkapi sampai survei
dilakukan?
a. < 1 minggu
b. >= 1 minggu
c. >= 2 minggu
PROSES SURVEI KELAYAKAN
Q2.1 Survei kepada siapa saja yang dilakukan
petugas BMT untuk menilai kelayakan
pengaju pembiayaan?
a. Survei kepada pengaju
b. Survei kepada kerabat pengaju
c. Survei kepada masyarakat lingkungan
tempat tinggal pengaju
d. Survei terhadap usaha pengaju
pembiayaan
e. Lainnya,….
Q2.2 Berapa kali survei dilakukan pada satu orang
pengaju pembiayaan?
a. 1 kali
b. 1-2 kali
c. Lebih dari 2 kali
Q2.3 Adakah pihak yang tidak perlu dilakukan
survei?
a. Ada
b. Tidak ada
Q2.4 Akad pembiayaan apa saja yang memerlukan
survei?
a. Murabahah
b. Mudharabah
c. Ijarah
d. Musyarakah
e. Qardh
Q2.5 Apakah BMT juga meninjau alasan
pengajuan pembiayaan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Q2.6 Apakah BMT juga meninjau keuangan
pengaju pembiayaan baik yang memiliki
usaha ataupun tidak?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Q2.7 Apakah BMT meninjau perilaku konsumtif
dari pengaju pembiayaan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak selalu
Q2.8 Dari sekian survei yang telah dilaksanakan
BMT, apakah kegiatan survei dirasa penting?
a. Sangat penting
b. Penting
c. Kurang penting
Q2.9 Bagaimana jika pengaju pembiayaan
mahasiswa yang kost, apakah tetap dilakukan
survei?
a. Ya
b. tidak
Q2.10 Jika mahasiswa, kepada siapa survey
dilakukan?
a. Teman kuliah
b. Keluarga terdekat
c. Dosen
d. Lingkungan kost
Lainnya,….
Q2.11 Berapa lama waktu yang diperlukan untuk
memproses data hasil survei setelah survei
selesai dilakukan?
a. =< 1 minggu
b. > 1 minggu
c. >= 2 minggu
d. 1 bulan
e. > 1 bulan
TAHAP AKHIR PENYETUJUAN PEMBIAYAAN
Q3.1 Apa saja yang dapat mempengaruhi keputusan
BMT UMJ untuk menyetujui pembiayaan?
a. Hasil survey
b. Keadaan ekonomi saat itu
c. Liquiditas BMT UMJ
d. Lainnya,….
Q3.2 Berapa lama keputusan dibuat setelah
menerima data hasil survei?
a. 1 minggu
b. > 1 minggu
c. > 2 minggu
d. Lainnya,….
Q3.3 Berapa plafond maksimal yang bisa disetujui
oleh BMT UMJ kepada pengaju dari kalangan
mahasiswa?
a. Rp. 5.000.000
b. Rp. 10.000.000
c. >Rp. 10.000.000
Q3.4 Adakah perbedaan plafond yang dapat
disetujui antara pengaju pembiayaan dari
kalangan mahasiswa baru dan mahasiswa yang
sudah lebih dari 1 tahun kuliah?
a. Ada
b. Tidak ada
Q3.5 Berapa plafond maksimal yang bisa disetujui
oleh BMT UMJ kepada pengaju dari kalangan
karyawan kampu UMJ dan masyarakat
sekitar?
a. Rp. 5.000.000
b. Rp. 10.000.000
c. >Rp. 10.000.000
Q3.6 Berapa plafond maksimal yang bisa disetujui
oleh BMT UMJ kepada pengaju dari kalangan
dosen?
a. Rp. 5.000.000
b. Rp. 10.000.000
c. >Rp. 10.000.000
Q3.7 Adakah perbedaan plafond yang dapat
disetujui antara pengaju pembiayaan dari
kalangan dosen tetap dan dosen tidak tetap?
a. Ya
b. Tidak
Q3.8 Apakah BMT memakai perhitungan revenue
sharing atau profit sharing?
a. revenue sharing
b. profit sharing
c. lainnya,….
IDENTITAS RESPONDEN
1 Nama Responden
2 Jabatan di BMT a. Manajer
b. Funding
c. Lending
d. Akuntansi/Keuangan
e. Lainnya, ……….
3 Jenis Kelamin c. Pria
d. Wanita
4 Usia …… Tahun
5 Pendidikan Formal Terakhir a. S-2/S-3
b. Akademi/PT
c. SLTA
d. SLTP
e. SD
f. Tidak Sekolah
6 Pengalaman Kerja 1. …………………. Tahun …….
2. …………………. Tahun ….....
3. …………………. Tahun …….
7 Pengalaman Organisasi 3. …………………. Tahun …….
4. …………………. Tahun ….....
3. …………………. Tahun …….
8 Pengalaman Lain 1. …………………. Tahun …….
2. …………………. Tahun ….....
3. …………………. Tahun …….
9 Training yang pernah diikuti 1. …………………. Tahun …….
2. …………………. Tahun ….....
3. …………………. Tahun …….
10 Status Pekerjaan di BMT a. Pokok
b. Sampingan
11 Motivasi Bekerja di BMT a. Semata-mata beribadah
b. Sebagai mata pencaharian
c. Lainnya, ……………….
*) yang paling dominan
12 Apakah Manfaat menjadi pengurus BMT a. Kenikmatan spiritual
b. Relasi sosial
c. Pengalaman kerja
d. Membangun rasa empati kemanusiaan
e. Lainnya, ……………….
*) yang paling dominan
13 Apakah pengelola BMT pernah mengikuti
pelatihan akuntansi untuk BMT?
a. Pernah (tahun ..., oleh..................)
b. Belum
14 Menurut anda apakah masih perlu diadakan
pelatihan kepada staf akuntansi BMT untuk
menambah profesionalitas mereka dalam
menyelesaikan pekerjaannya?
c. Ya
d. Tidak
15 Apa saran anda terhadap akuntansi BMT yang
berjalan saat ini?
..............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
16 Apa saran anda terhadap lembaga/akademisi
yang mempunyai perhatian penting terhadap
akuntansi BMT saat ini?
..............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
..............................................................
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS KELAYAKAN NASABAH PEMBIAYAAN PADA BMT
CAMPUSS SEGMENTED (STUDI PADA BMT UMJ)
Yth.
Bapak/Ibu/Sdra/i Nasabah
BMT UMJ
Dengan hormat,
Kuesioner ini saya buat dan diedarkan kepada Anda bertujuan mendapatkan data
dalam rangka penyelesaian skripsi yang berjudul: ”Analisis Kelayakan Nasabah
Pembiayaan pada BMT Campuss Segmented ( Studi pada BMT UMJ).”
Oleh karena itu, saya sangat membutuhkan bantuan Bapak/Ibu/Sdra/i, untuk
mengisi kuesioner penelitian ini sesuai dengan petujuk pengisian yang telah
disediakan. Saya akan menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban yang rekan- rekan
berikan dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian.
Bantuan Bapak/Ibu/Sdra/i dalam mengisi kuesioner akan sangat membantu saya
dalam menyusun dan menyelesaikan penelitian ini. Atas perhatian, kesediaan dan
bantuan yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Muhammad Gilang Wiratama NIM.1111046100053
A. IDENTITAS RESPONDEN
Petunjuk: Isilah Identitas Anda dengan benar
Nama : ..........................................
TTL/Umur : ..........................................
Jenis Kelamin : ..........................................
Pendidikan Terakhir : ..........................................
Pekerjaan : ..........................................
Lama Menjadi Nasabah : ..........................................
B. PETUNJUK UMUM KUESIONER
Hal-hal yang akan ditanyakan adalah Kenyataan Pelayanan BMT UMJ yang
Anda terima atau rasakan selama ini, dengan pilihan jawaban:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
RR = Ragu-Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Tidak ada ada jawaban yang benar atau salah, sehingga memungkinkan Anda
untuk secara bebas memilih alternatif jawaban sesuai dengan harapan atau
pandangan dan pengalaman yang Anda rasakan selama menjadi Nasabah.
C. DAFTAR PERTANYAAN PRECEIVED SERVICE (KENYATAAN)
Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda chek list
(√ )pada alternatif jawaban yang telah disediakan.
No.
Pertanyaan
Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
Proses Awal Pengajuan Pembiayaan
1 Karyawan BMT UMJ menjelaskan akad-akad pembiayaan yang tersedia di BMT kepada anda
2 Penjelasan akad- akad pembiayaan dari karyawan BMT UMJ sudah jelas
3 Syarat berkas identitas diri pada proses awal
pengajuan pembiayaan terlalu banyak
4 Berkas yang disyaratkan sulit untuk dilengkapi
5 Jaminan yang disyaratkan terlalu besar
6 Jaminan yang disyaratkan terlalu banyak
7 Isian formulir permohonan pembiayaan terlalu banyak
8 Isian formulir permohonan pembiayaan terlalu rumit
9 Dengan semua syarat yang diajukan BMT, anda
menganggap BMT terlalu berhati-hati
10 Anda puas dengan pelayanan pada proses awal
pengajuan pembiayaan pada BMT UMJ
Proses Survey Kelayakan
1 Petugas survei dari BMT UMJ datang kerumah anda
melakukan survei
C. DAFTAR PERTANYAAN PRECEIVED SERVICE (KENYATAAN)
Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda chek list
(√ )pada alternatif jawaban yang telah disediakan.
2 Petugas survei dari BMT UMJ dating tidak lama
dari saat anda mengajukan permohonan
pembiayaan
3 Petugas survei BMT UMJ menanyakan hal-hal yang
menyangkut aktifitas harian anda
4 Petugas survei BMT menanyakan mengenai kondisi
finansial anda
5 Petugas survei BMT tidak meminta tips atau imbalan
kepada anda
6 Petugas survei BMT melakukan survei dengan cara yang ramah dan sopan
7 Anda merasa terganggu dengan kehadiran petugas survei BMT UMJ
8 Petugas survei BMT UMJ menanyakan hal-hal yang berbeli-belit, tidak relevan dan terlalu banyak
9 Anda puas dengan kinerja petugas survei BMT UMJ
Proses Pencairan Dana Pembiayaan
1 Anda dikenakan biaya administrasi yang anda
anggap besar
2 Bagi hasil atau margin yang diberikan BMT UMJ
dirasa memberatkan anda
3 Jumlah pengajuan yang disetujuan tidak sesuai
harapan anda
4 Menurut anda hasil survei sangat berpengaruh terhadap
besar jumlah pembiayaan yang anda dapat dari BMT
UMJ
5 Anda puas dengan keputusan BMT UMJ atas pembiayaan
yang anda ajukan
Lampiran
Formulir Pengajuan Pembiayaan
Formulir Data Keungan Nasabah Pembiayaan
Lembar Persetujuan Pembiayaan