i
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWADALAM PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN
PENDEKATAN STARTER EKSPERIMEN
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :Mitra Dewi Rahmawati
NIM. 10150031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2014
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan
dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.
- James Thurber
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk.
Ayah dan ibu tercinta, yang telah meridhoi dan banyak
berkorban baik materiil maupun moril, serta spirituil
berupa do’a yang senantiasa mengiringi langkah
penulis.
vi
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas
limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya skripsi ini yang berjudul “Analisis
Keterampilan Berpikir Kritis pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan
Starter Eksperimen” dapat penulis selesaikan.
Keberhasilan pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Drs. H. Hartono, M. M. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo
yang telah memberikan izin dan rekomendasi kepada penulis mengadakan
penelitian untuk penyusunan skripsi ini.
2. Eko Setyadi Kurniawan, M.Pd.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika dan pembimbing II yang telah memberikan perhatian dan dorongan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Sriyono, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan Drs. H. Azhari, selaku
Dosen Pembimbing II yang dengan penuh kesungguhan, penuh ketelitian, dan
penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penulisan skripsi ini.
4. Suwignyo, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 2 Karanganyar yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
5. Drs. Budi Riyanto selaku guru mata pelajaran IPA SMP Negeri 2
Karanganyar yang telah banyak membantu dalam melakukan penelitian ini.
vii
viii
ABSTRAK
Mitra Dewi Rahmawati. “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa padaPembelajaran Fisika dengan Pendekatan Starter Eksperimen”. Skripsi. PendidikanFisika. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana menganalisis danhasil analisis aspek keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran Fisikamateri Kalor dan Perpindahannya dengan pendekatan Starter Eksperimen.
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Karanganyar pada kelas VIIsemester genap tahun ajaran 2013/2014, menggunakan metode deskriptif yangdiarahkan untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan berpikir kritispada indikator apa saja yang muncul serta melihat seberapa besar keterampIlanberpikir kritis siswa dapat berkembang pada pembelajaran Fisika materi Kalor danPerpindahannya dengan pendekatan Starter Eksperimen. Subjek penelitian iniadalah seluruh siswa SMP Negeri 2 Karanganyar kelas VIIA yang berjumlah 32siswa yang dibagi menjadi enam kelompok. Pengambilan subjek penelitian inimenggunakan teknik purposive sampling. Instrumen pengumpulan datamenggunakan lembar observasi dilengkapi rubrik dengan skala rating yang telahmemenuhi syarat validitas dan reliabilitas, dan angket siswa sebagai responpembelajaran. Analisis data menggunakan teknik persentase.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa dari lima indikatorketerampilan berpikir kritis siswa yang diamati melalui pendekatan StarterEksperimen, muncul dengan persentase yang bervariasi. Hasil analisis lembarobservasi menunjukkan indiaktor yang memperoleh persentase terbesar adalahindikator bertanya dan menjawab pertanyaan sebesar 82,98%, indikator inidiperkuat dengan hasil analisis menggunakan angket dengan persentase tertinggiyaitu sebesar 81,64%. Aspek yang jumlah persentase rata-ratanya paling rendahyaitu pada indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasisebesar 72,91%. Rata-rata persentase keterampilan berpikir kritis siswa secarakeseluruhan dari lember observasi menunjukkan keterampilan berpikir kritis yangdicapai siswa sebesar 75,90% dan persentase keseluruhan dari angket responketerampilan berpikir kritis siswa sebesar 76,79%. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa secara umum keterampilan berpikir kritis siswa padapembelajaran Kalor dan Perpindahannya dengan pendekatan Starter Eksperimentergolong baik. Terdapat kemunculan-kemunculan kegiatan berarti yangmerupakan refleksi dari kegiatan berpikir kritis siswa, baik dari individu maupunkelompok selama pembelajaran dengan pendekatan Starter Eksperimen.
Kata kunci: Pendekatan Starter Eksperimen, keterampilan berpikir kritis
x
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL iPERSETUJUAN iiPENGESAHAN iiiPERNYATAAN ivMOTO DAN PERSEMBAHAN vPRAKATA viABSTRAK viiiDAFTAR ISI xDAFTAR TABEL xiDAFTAR GAMBAR xiiiDAFTAR LAMPIRAN xivBAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1B. Identifikasi Masalah 7C. Batasan Masalah 8D. Rumusan Masalah 9E. Tujuan Penelitian 9F. Manfaat Penelitian 9
BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIRDAN PERTANYAAN PENELITIAN 11A. Kajian Teori 11
1. Hakikat Fisika 112. Pembelajaran Fisika 163. Pengertian Pendekatan Pembelajaran 284. Pendekatan Starter Eksperimen 295. Hakikat Brpikir Kritis 39
B. Tinjauan Pustaka 48C. Kerangka Berpikir 49D. Pertanyaan Penelitian 51
BAB III METODE PENELITIAN 53A. Jenis Penelitian 53B. Tempat dan Waktu Penelitian 53C. Subjek Penelitian 54D. Teknik Pengumpulan Data 55E. Instrumen Penelitian 56F. Teknik Analisis Data 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 66A. Deskripsi dan Analisis Data 66
1. Hasil Lembar Observasi 672. Hasil Data Anget 97
B. Pembahasan 1021. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian 116
xi
BAB V PENUTUP 119A. Simpulan 119B. Saran 120
DAFTAR PUSTAKA 121LAMPIRAN 124
xi
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 1. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa yang Akan
Dianalisis..................................................................................... 58Tabel 2. Kisi-kisi Instrument Angket Respon Siswa terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis....................................................... 61Tabel 3. Tingkat Validitas ......................................................................... 63Tabel 4. Skala Pengukuran........................................................................ 64Tabel 5. Hasil Lembar Observasi Indikator Menginduksi dan
Mempertimbangkan Hasil Induksi sub Indikator MengemukakanHipotesis...................................................................................... 66
Tabel 6. Hasil Lembar Observasi Indikator Menginduksi danMempertimbangkan Hasil Induksi sub Indikator MerancangEksperimen.................................................................................. 68
Tabel 7. Hasil Lembar Observasi Indikator Menginduksi danMempertimbangkan Hasil Induksi sub Indikator MengemukakanKesimpulan.................................................................................. 70
Tabel 8. Hasil Lembar Observasi Indikator Mempertimbangkan ApakahSumber dapat Dipercaya atau tidak sub IndikatorMempertimbangkan Penggunaan Prosedur yang Tepat.............. 71
Tabel 9. Hasil Lembar Observasi Indikator Bertanya dan MenjawabPertanyaan sub Indikator Memberikan Penjelasan Sederhana.... 73
Tabel 10. Hasil Lembar Observasi Indikator Mengobservasi danMempertimbangkan Hasil Observasi sub IndikatorMempertanggungjawabkan Hasil Observasi............................... 75
Tabel 11. Hasil Lembar Observasi Indikator Mengobservasi danMempertimbangkan Hasil Observasi sub Indikator MelaporkanHasil Observasi ........................................................................... 76
Tabel 12. Hasil Lembar Observasi Indikator Menginduksi danMempertimbangkan Hasil Induksi sub Indikator MengemukakanHipotesis...................................................................................... 78
Tabel 13. Hasil Lembar Observasi Indikator Menginduksi danMempertimbangkan Hasil Induksi sub Indikator MerancangEksperimen.................................................................................. 79
Tabel 14. Hasil Lembar Observasi Indikator Menginduksi danMempertimbangkan Hasil Induksi sub Indikator MengemukakanKesimpulan.................................................................................. 81
Tabel 15. Hasil Lembar Observasi Indikator Mempertimbangkan ApakahSumber dapat Dipercaya atau tidak sub IndikatorMempertimbangkan Penggunaan Prosedur yang Tepat.............. 82
Tabel 16. Hasil Lembar Observasi Indikator Bertanya dan MenjawabPertanyaan sub Indikator Memberikan Penjelasan Sederhana.... 84
Tabel 17. Hasil Lembar Observasi Indikator Bertanya dan MenjawabPertanyaan Sub Indikator Menyebutkan Contoh ........................ 86
xii
Tabel 18. Hasil Lembar Observasi Indikator Mengobservasi danMempertimbangkan Hasil Observasi sub IndikatorMempertanggungjawabkan Hasil Observasi............................... 87
Tabel 19. Hasil Lembar Observasi Indikator Mengobservasi danMempertimbangkan Hasil Observasi sub Indikator MelaporkanHasil Observasi ........................................................................... 88
Tabel 20 . Hasil Lembar Observasi Indikator Mendefinisikan Istilah DanMempertimbangkan Suatu Definisi ............................................ 89
Tabel 21. Hasil Persentase Keterampilan Berpikir Kritis Siswa TiapIndikator pada Pertemuan I dengan Pendekatan SEA padaMetode Eksperimen..................................................................... 90
Tabel 22. Hasil Persentase Keterampilan Berpikir Kritis Siswa TiapIndikator pada Pertemuan II dengan Pendekatan SEA padaMetode Eksperimen..................................................................... 91
Tabel 23. Hasil Persentase Keterampilan Berpikir Kritis secaraKeseluruhan................................................................................. 92
Tabel 24. Hasil Angket Indikator Menginduksi dan MempertimbangkanHasil Induksi ............................................................................... 96
Tabel 25. Hasil Angket Indikator Mempertimbangkan Apakah SumberDapat Dipercaya atau Tidak........................................................ 96
Tabel 26. Hasil Angket Indikator Bertanya dan Menjawab Pertanyaan ..... 97Tabel 27. Hasil Angket Indikator Mengobservasi dan Mempertimbangkan
Hasil Observasi ........................................................................... 98Tabel 28. Hasil Angket Indikator Mendefinisikan Istilah dan
Mempertimbangkan Suatu Definisi ............................................ 98Tabel 29. Hasil Analisis Dengan Data Angket Secara Keseluruhan........... 99
xiii
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 1. Hakikat Fisika ............................................................................. 14Gambar 2. Grafik Indikator Keterampilan Berpikir Kritis tiap Pertemuan .. 94Gambar 3. Grafik Indikator Keterampilan Berpikir Kritis secara
Keseluruhan................................................................................. 95Gambar 4. Grafik Hasil Data Angket Keterampilan Berpikir Kritis pada
Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan SEA ............................ 100
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
HalamanLampiran 1. Lembar Instrumen...................................................................... 125
a. Lembar Hasil Validasi.......................................................... 126b. Format Lembar Observasi.................................................... 134c. Kisi-kisi Lembar Observasi.................................................. 157d. Format Lembar Angket Respon Siswa ................................ 159e. Kisi-kisi Lembar Angket Respon Siswa .............................. 163
Lampiran 2. Instrumen Penelitian .................................................................. 164a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).......................... 165b. Lembar Kerja Siswa (LKS).................................................. 179
Lampiran 3. Data Hasil .................................................................................. 193a. Hasil Validasi Lembar Observasi Oleh Guru
(Tiap Aspek)......................................................................... 194b. Hasil Validasi Lembar Observasi Oleh Dosen
(Tiap Aspek)......................................................................... 203c. Hasil Validasi Lembar Observasi Oleh Guru (Total) .......... 208d. Hasil Validasi Lembar Observasi Oleh Dosen (Total) ........ 209e. Hasil Validasi Lembar Observasi Oleh Guru dan Dosen .... 210f. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran dengan
SEA ...................................................................................... 211g. Hasil Pengolahan Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran.... 213h. Hasil Pengamatan Lembar Observasi .................................. 215i. Hasil Pengolahan Lembar Observasi (Tiap Kelompok) ...... 261j. Hasil Angket Respon Siswa................................................. 284k. Persentase Keterampilan Berpikir Kritis Tiap Indikator...... 288
Lampiran 4. Berkas Administrasi .................................................................. 289a. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ................. 290b. Surat Permohonan Izin Validasi Instrumen
(Dosen dan Guru)................................................................. 291c. Surat Permohonan Izin Penelitian........................................ 292d. Surat Permohonan Izin Penelitian (BAPEDA) .................... 293e. Surat Keterangan Penelitian................................................. 294f. Kartu Bimbingan Skripsi ..................................................... 295
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian............................................................. 297Dokumentasi Penelitian ....................................................... 298
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini mengalami
perubahan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan masyarakat telah
terpengaruh oleh revolusi di bidang ilmu, teknologi, dan seni serta arus
globalisasi, sehingga menuntut kesiapan semua pihak untuk menyesuaikan
dengan kondisi yang ada. Perlu disadari bahwa dengan berkembangnya
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, informasi yang akan sampai makin
banyak ragamnya baik sumber maupun bentuk informasinya. Pada konteks
ini pendidikan dan pembelajaran juga mengalami pembaharuan dari waktu
ke waktu dan tidak pernah berhenti. Untuk menghadapi perubahan demi
perubahan itu, maka kemampuan berpikir kritis merupakan aspek yang perlu
mendapat penekanan dalam pengajaran (Patmawati, 2011). Pendidikan
sebagai suatu proses yang disadari untuk mencapai kompetensi dan
mengembangkan potensi siswa sehingga memiliki kecerdasan berpikir,
kecerdasan emosional, berwatak dan berketerampilan untuk siap hidup di
tengah-tengah masyarakat.
Pendidikan dijadikan tolak ukur seseorang mengenai cara berpikirnya,
guna meningkatkan kesejahteraan dan mempertahankan hidup untuk
menghadapi era globalisasi. Kemajuan ilmu pengetahuan akan
mempengaruhi cara belajar yang efektif sehingga perlu adanya cara berpikir
secara terarah dan jelas yaitu berpikir kritis. Berpikir kritis dapat dilatih
2
pada semua orang untuk dipelajari. Berpikir kritis adalah keharusan, dalam
usaha pemecahan masalah, pembuatan keputusan, sebagai pendekatan,
menganalisa asumsi-asumsi dan penemuan keilmuan.
IPA atau dikenal juga dengan istilah sains adalah ilmu teoritis, tetapi
teori itu didapat dari pengamatan dan eksperimentasi terhadap gejala-gejala
alam. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara
sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajaran sains menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah (Susanti, 2013). Tujuan pembelajaran sains yaitu dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
serta prospek pengembangan yang lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari.
Merujuk pada beberapa penjabaran tentang sains diatas, dapat
diketahui bahwa hakikat sains meliputi empat unsur utama. (1) Proses:
prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah
meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan,
evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. (2) Produk: berupa fakta,
prinsip, teori dan hukum. (3) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep
sains dalam kehidupan sehari-hari. (4) Sikap: rasa ingin tahu tentang benda,
fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang
3
menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang
benar; bersifat open ended (Prasetyo, 2011).
Fisika merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, oleh karena itu
fisika mempunyai karakteristik sama dengan sains (Haryani, 2010).
Karakteristik yang membedakan dengan bidang ilmu lain adalah sebagai
berikut. (1) Mempunyai nilai ilmiah, artinya kebenaran dapat dibuktikan
lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur
seperti yang telah dilakukan terdahulu oleh penemunya. (2) Merupakan
suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan dalam
pengunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. (3)
Merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara
yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian
seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. (4)
Merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagian-
bagian konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan
observasi lebih lanjut. (5) Meliputi empat unsur yaitu produk, proses,
aplikasi dan sikap (Djojosoediro, 2010).
Dikutip dari The Global Journal LIPI (2009), Guru Besar Ilmu
Pendidikan Fisika Universitas Negeri Semarang Prof. Wiyanto menilai,
“proses pembelajaran ilmu fisika yang berlangsung di sekolah-sekolah
hingga saat ini cenderung terjebak pada rutinitas”. Rutinitas yang dimaksud
adalah guru memberi rumus, contoh soal, dan latihan-latihan yang
4
dikerjakan siswa, sehingga siswa akan cepat bosan. Ia menambahkan, pola
pembelajaran fisika harus diberikan dengan memperlakukan dan memberi
kesempatan kepada siswa bertindak seperti ilmuwan yang melakukan
berbagai proses hingga menciptakan suatu teori, bukan langsung
memberikan teori.
Dari pendapat Wiyanto diatas dapat diketahui bahwa pelajaran fisika
seharusnya merupakan pelajaran yang menyenangkan karena berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari. Sangat disayangkan mata pelajaran fisika
pada umumnya justru dikenal sebagai mata pelajaran yang ditakuti dan
dianggap susah sehingga tidak disukai murid-murid. Kecenderungan ini
biasanya berawal dari pengalaman belajar mereka dimana mereka
menemukan kenyataan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran berat dan
serius yang tidak jauh dari persoalan konsep, pemahaman konsep,
penyelesaian soal-soal yang rumit melalui pendekatan matematis. Dalam
pembelajaran fisika di sekolah, siswa seharusnya belajar bukan dengan cara
menghafal tetapi harus terlibat aktif dalam pembelajaran, dengan demikian
hasil pembelajaran yang diharapkan adalah berupa adanya perubahan
kemampuan dan perilaku pada siswa. Perubahan dalam hal ini yaitu
perubahan sebagai hasil dari pembelajaran, seperti bertambahnya
pengetahuan siswa, perubahan pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, dan sebagainya.
Diperlukan peran guru dalam menentukan metode yang tepat yang
dapat meningkatkan keterampilan siswa sehingga diharapkan meningkat
5
pula hasil belajarnya. Seorang pendidik harus bisa mengarahkan dan
menggali potensi yang ada pada diri siswa, sehingga siswa mampu
mengembangkan keterampilan-keterampilan tertentu diantaranya
keterampilan berpikir kritis.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan membenahi kurikulum
sekolah dasar dan menengah yang tertuang dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 dan 23 tahun 2006
tentang standar isi dan standar kompetensi lulusan dan pada Permen RI
nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi kelulusan mengatakan
standar kompetensi kelulusan pada satuan pendidikan menengahbertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,akhlak mulia, serta Keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikutipendidikan lebih lanjut dan tujuan standar kompetensi kelulusan padakelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalahuntuk mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisispeserta didik.
Mata pelajaran Fisika adalah mata pelajaran sains yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir analisis deduktif dengan
menggunakan berbagai peristiwa alam dan penyelesaian masalah, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika serta
dapat mengambangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.
Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran Fisika
merupakan salah satu mata pelajaran sains yang didalamnya mempelajari
bagian-bagian dari alam dan interaksinya, sehingga membutuhkan
kemampuan berpikir kritis. Sumber daya manusia yang profesional dan
6
berkualitas akan tercipta jika ilmu yang diperoleh digali lebih dalam dengan
mengembangkan budaya berpikir kritis. Mengajarkan keterampilan berpikir
kritis dan memadukannya dengan materi pembelajaran (kurikulum) dapat
membantu para siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif secara
efektif.
Pada dasarnya siswa mempunyai keterampilan berpikir kritis dalam
belajar misalnya keterampilan bertanya, hipotesis, klasifikasi, observasi
(pengamatan) dan interpretasi. Tetapi keterampilan-keterampilan ini
terkadang tidak berkembang dengan baik, maka diperlukan adanya metode
yang mampu menggali keterampilan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran fisika. Salah satunya adalah melalui kegiatan eksperimen,
karena kegiatan eksperimen membantu siswa untuk memahami suatu
kejadian, melihat suatu kejadian lebih rinci dari sebelumnya dan setelah itu
mengingat kejadian tersebut.
Melalui metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu
(Supriatin, 2014). Metode eksperimen merupakan cara pembelajaran yang
mengajarkan siswa untuk menjadi kritis, analisis, argumentatif dan mencari
jawaban-jawaban berbagai permasalahan melalui pengalaman-pengalaman
langsung.
7
Salah satu pendekatan pembelajaran fisika yang inovatif yang
digunakan dalam metode eksperimen yaitu pendekatan Starter Eksperimen
atau Starter Experiment Approach (SEA). Model pembelajaran dengan
pendekatan SEA dalam pembelajaran adalah pendekatan yang tepat
digunakan dalam metode eksperimen, karena menurut Benny Suprapto
Brotosiswoyo dalam Lestari (2012) dengan menggunakan pendekatan SEA
ada kecenderungan guru dapat menunjukkan kemampuan dasar/umum fisika
yang dimiliki siswa yakni metodologi, konseptualisasi, pemahaman konsep,
aplikasi konsep, tata nilai, dan dimensi sosial melalui pengamatan langsung
maupun tak langsung, kesadaran tentang skala besaran (sense of scale),
memahami bahasa simbolik matematis, memahami kerangka logika taat
azas (logical self consistency) dari hukum alam, memahami inferensi logis,
memahami hukum sebab akibat, merumuskan permodelan matematis, serta
membangun konsep. Kemampuan-kemampuan yang ditunjukkan tersebut
tidak lepas dari salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu
keterampilan berpikir kritis. Jadi terdapat hubungan yang erat antara
keterampilan berpikir kritis dengan pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan dalam penelitian, yaitu pendekatan Starter Eksperimen.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul
dapat diidentifikasi sebagai berikut.
8
1. Fisika dianggap pelajaran membosankan. Kecenderungan ini biasanya
berawal dari pengalaman belajar mereka dimana mereka menemukan
kenyataan bahwa pelajaran fisika hanya memberi latihan-latihan yang
harus dikerjakan siswa.
2. Pembelajaran fisika, terutama dalam proses menemukan suatu konsep
membutuhkan keterampilan berpikir kritis.
3. Pendekatan pembelajaran fisika yang inovatif berbasis riset adalah model
yang digunakan dalam penelitian ini, guna menganalisis keterampilan
berpikir kritis pada siswa. Model pembelajaran ini adalah model
pembelajaran dengan pendekatan Starter Eksperimen.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah maka penulis membatasi masalah
pada aspek-aspek yang menjadi fokus pada penelitian ini, yakni.
1. Keterampilan berpikir kritis yang diteliti meliputi:
a. Keterampilan menginduksi dan menentukan hasil induksi,
b. Keterampilan mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya
atau tidak,
c. Keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan,
d. Keterampilan mengobservasi dan mempertimbangkan laporan
observasi, serta
e. Keterampilan mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu
definisi.
9
2. Materi yang digunakan pada kegiatan pembelajaran dibatasi pada
bahasan Kalor dan Perpindahannya.
3. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah pendekatan
Starter Eksperimen.
4. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode
Eksperimen.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana hasil analisis
aspek keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran Fisika tentang
Kalor dan Perpindahannya dengan pendekatan Starter Eksperimen?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar aspek keterampilan
berpikir kritis siswa pada pembelajaran Fisika tentang Kalor dan
Perpindahannya dengan pendekatan Starter Eksperimen.
F. Manfaat Penelitian
Terkait dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka
manfaat yang diharapkan dari penelitian ini:
10
1. Bagi siswa : Informasi dari hasil penelitian dapat digunakan sebagai
koreksi dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dalam
pembelajaran.
2. Bagi guru: Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam
kegiatan pembelajaran atau penyampaian materi pada metode
Eksperimen dengan pendekatan Starter Eksperimen.
3. Bagi mahasiswa: Sebagai motivasi mempersiapkan diri untuk menjadi
guru yang tanggap dan profesional. Hasil penelitian dapat digunakan
sebagai referensi untuk mengetahui metode pembelajaran yang dapat
mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis siswa.
11
BAB IIKAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR
DAN PERTANYAAN PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Hakikat Fisika
Manusia adalah makhluk berpikir yang setiap saat dalam hidupnya
sejakdilahirkan sampai menjelang ajal tiba tak pernah berhenti berpikir.
Hampir tak adamasalah yang menyangkut kehidupannya dapat terlepas dari
jangkauan pikirannya.Berpikir itulah yang mencirikan hakikat manusia dan
berkat kegiatan berpikirjualah dia menjadi manusia. Berpikir pada dasarnya
merupakan sebuah proses yangdapat menghasilkan pengetahuan.
Ilmu sebagai produk yang diperoleh manusia dari kegiatan berpikir
kaitannya terbatas hanya pada hal-hal yang dapat dijangkau oleh
pengalamannya. Hal ini karena lingkup kemampuan pancaindera manusia
termasuk segala peralatan atau teknologi yang dikembangkan sebagai alat
bantu pengamatan, jangkauannya terbatas hanya pada dunia empiris.
Fisika sebagai ilmu pengetahuan telah berkembang sejak awal abad
ke-14 yang lalu. Fisika bersama-sama dengan biologi, kimia, serta
astronomi tercakup dalam kelompok ilmu-ilmu alam (natural sciences)
atau secara singkat disebut science. Dalam bahasa Indonesia istilah science
ini diterjemahkan menjadi sains atau Ilmu Pengetahuan Alam. Sains
termasuk fisika merupakan salah satu bentuk ilmu. Oleh karena itu, ruang
lingkup kajiannya juga terbatas hanya pada dunia empiris, yakni hal-hal
12
yang terjangkau oleh pengalaman manusia. Alam dunia yang menjadi
objek telaah fisika ini sebenarnya tersusun atas kumpulan benda-benda dan
peristiwa-peristiwa yang satu dengan lainnya terkait dengan sangat
kompleks.
Fisika sebagai ilmu merupakan landasan pengembangan teknologi
sehingga teori-teori fisika sangat membutuhkan tingkat kecermatan yang
tinggi. Oleh karena itu, fisika berkembang dari ilmu yang bersifat kualitatif
menjadi ilmu yang bersifat kuantitatif. Menurut Wospakrik (Patmawati:
2011) fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang pada
dasarnya bertujuan untuk mempelajari dan memberi pemahaman kuantitatif
terhadap berbagai gejala atau proses alam dan sifat zat serta penerapannya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa semua proses fisika ternyata dapat dipahami
melalui sejumlah hukum alam yang bersifat dasar. Namun demikian,
pemahaman ini memerlukan pengetahuan abstraksi dari proses yang
bersangkutan dan penalaran teoretis secara terperinci dalam komponen-
komponen dasarnya secara berstruktur agar dapat dirumuskan dan diolah
secara kuantitatif. Perumusan kuantitatif ini memungkinkan dilakukan
analisis secara mendalam terhadap masalah yang dikaji dan melakukan
prediksi tentang hal-hal yang akan terjadi berdasarkan model penalaran
yang diajukan. Sifat kuantitatif ini dapat meningkatkan daya prediksi dan
kontrol fisika.
Collette dan Chiappetta (Sutrisno: 2006) menyatakan bahwa “sains
pada hakikatnya merupakan sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of
13
knowledge”), cara atau jalan berpikir (“a way of thinking”), dan cara untuk
penyelidikan (“a way of investigating”)”. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa, pernyataan Collette dan Chiappetta merupakan pandangan yang
komprehensif atas hakikat IPA atau sains.
Istilah lain yang juga digunakan untuk menyatakan hakikat IPA
adalah IPA sebagai produk untuk pengganti pernyataan IPA sebagai sebuah
kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), IPA sebagai sikap untuk
pengganti pernyataan IPA sebagai cara atau jalan berpikir (a way of
thinking), dan IPA sebagai proses untuk pengganti pernyataan IPA sebagai
cara untuk penyelidikan (a way of investigating) (Sutrisno: 2006). Karena
fisika merupakan bagian dari IPA atau sains, maka sampai pada tahap ini
dapat disamakan persepsinya bahwa hakikat fisika adalah sama dengan
hakikat IPA atau sains, hakikat fisika adalah sebagai produk (“a body of
knowledge”), fisika sebagai sikap (“a way of thinking”), dan fisika sebagai
proses (“a way of investigating”). Berikut Sutrisno (2006) mengemukakan
lebih rinci mengenai hakikat fisika.
Fisika sebagai produk. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan
manusia, terjadi interaksi antara manusia dengan alam lingkungannya.
Interaksi itu memberikan pembelajaran kepada manusia sehinga
menemukan pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan
kemampuannya serta berubah perilakunya. Dalam wacana ilmiah, hasil-
hasil penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan yang kreatif dari pada
ilmuwan diinventarisir, dikumpulkan dan disusun secara sistematik
14
menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang kemudian disebut sebagai
produk atau “a body of knowledge”. Pengelompokkan hasil-hasil penemuan
itu menurut bidang kajian yang sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan
yang kemudian disebut sebagai fisika, kimia dan biologi. Untuk fisika,
kumpulan pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum,
rumus, teori dan model.
Gambar 1. Hakikat fisika
Fisika sebagai proses. IPA sebagai proses atau juga disebut sebagai
“a way of investigating” memberikan gambaran mengenai bagaimana para
ilmuwan bekerja melakukan penemuan-penemuan, jadi IPA sebagai proses
memeberikan gambaran mengenai pendekatan yang digunakan untuk
menyusun pengetahuan. Dalam IPA dikenal banyak metode yang
menunjukkan usaha manusia untuk menyelesaikan masalah. Para ilmuwan
astronomi misalnya, menyusun pengetahuan mengenai astronomi dengan
berdasarkan kepada observasi dan prediksi. Ilmuwan lain banyak yang
menyusun pengetahuan dengan berdasarkan kepada kegiatan laboratorium
atau eksperimen yang terfokus pada hubungan sebab akibat. Cukup jelas
15
bahwa untuk memahami fenomena alam dan hukum-hukum yang berlaku,
perlu dipelajari objek-objek dan kejadian-kejadian di alam itu. Objek-objek
dan kejadian-kejadian alam itu harus diselidiki dengan melakukan
eksperimen dan observasi serta dicari penjelasannya melalui proses
pemikiran untuk mendapatkan alasan dan argumentasinya. Jadi
pemahaman fisika sebagai proses adalah pemahaman mengenai bagaimana
informasi ilmiah dalam fisika diperoleh, diuji dan divalidasikan.
Fisika sebagai sikap. Dari penjelasan mengenai hakikat fisika
sebagai produk dan hakikat fisika sebagai proses di atas, tampak terlihat
bahwa penyusunan pengetahuan fisika diawali dengankegiatan-kegiatan
kreatif seperti pengamatan, pengukuran dan penyelidikan atau percobaan,
yang kesemuanya itu memerlukan proses mental, sikap dan keterampilan
yang berasal dan pemikiran. Jadi dengan pemikirannya orang bertindak dan
bersikap, sehingga akhirnya dapat melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah itu.
Oleh para ahli psikologi kognitif, pekerjaaan dan pemikian para ilmuwan
IPA termasuk fisika di dalamnya, dipandang sebagai kegiatan kreatif,
karena ide-ide dan penjelasan-penjelasan dari suatu gejala alam disusun
dalam pikiran.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fisika pada
hakikatnya adalah kumpulan pengetahuan (produk), cara atau jalan berpikir
(sikap) dan cara untuk penyelidikan (proses) yang kajiannya terbatas pada
dunia empiris dan memiliki tujuan untuk memberi pemahaman terhadap
gejala atau prosaes alam. Selain itu lebih dikhususkan lagi bahwa tujuan
16
dasar fisika adalah mencari pengetahuan yang bersifat umum dalam bentuk
teori, hukum, kaidah dan asas yang dapat diandalkan.
2. Pembelajaran Fisika
Pembelajaran merupakan istilah lain untuk proses belajar mengajar.
Belajar dan Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari
kegiatan manusia. Sebelum memahami hakikat pembelajaran dan
pembelajaran fisika, maka diperhatikan tentang pengertian belajar terlebih
dahulu karena hakikat pembelajaran tidak bisa lepas dari hakikat belajar.
Banyak pengertian belajar yang dicetuskan oleh para ahli, namun
umumnya ahli-ahli (baik ahli psikologi maupun pendidikan) mempunyai
pendapat yang sama bahwa hasil suatu aktivitas belajar adalah “perubahan”
(Patmawati, 2011). Perubahan itu terjadi akibat “pengalaman”. Dari
kesamaan ini lahir pengertian belajar secara umum atau popular. Pengertian
umum inilah yang banyak digunakan oleh para praktisi di lapangan
khususnya guru.
Arifin (2000) berpendapat belajar merupakan proses aktif siswa
untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan
dalam kegiatan belajar mengajar, baik individual maupun kelompok, baik
mandiri maupun dibimbing. Secara umum belajar adalah terjadinya
perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman. Perubahan
tersebut bisa dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai
dan sikap.
17
a. Hakikat Pembelajaran
Sesuai dengan pengertian belajar secara umum, yaitu bahwa belajar
merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan
tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku
siswa berubah kearah yang lebih baik.
Pembelajaran menurut Depdiknas (2005: 3) adalah pengetahuan,
keterampilan atau sikap baru pada saat individu berinteraksi dengan
informasi dan lingkungan. Proses pembelajaran mencakup pemilihan,
penyusunan, cara menyampaikan informasi dalam suatu lingkungan
yang sesuai dan cara siswa berinteraksi dengan informasi itu.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi,
memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada
peserta didik. Pembelajaran adalah suatu proses untuk membuat orang
belajar atau aktifitas guru untuk menciptakan kondisi yang
memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar
dan sengaja, oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan.
Tujuan pembelajaran ini adalah membantu para siswa agar
memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah
laku siswa bertambah baik kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah
laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai
18
atau norma yang beerfungsi sebagai pengendali sikap den perilaku
siswa.
Ciri-ciri pembelajaran adalah sifat atau keadaan yang khas dimiliki
oleh kegiatan pembelajaran. Menurut Eggen & Kauchak dalam Krisna
(2009) menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif,
yaitu: (1) siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya
melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-
kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan
generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan, (2)
guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi
dalam pelajaran, (3) aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan
pada pengkajian, (4) guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan
dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi, (5)
orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan
keterampilan berpikir, serta (6) guru menggunakan teknik mengajar
yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.
Sesuai dengan pengertian dan penjabaran tokoh, maka dapat
diketahui bahwa ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara
sistematis.
b) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa
dalam belajar.
19
c) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan
menantang bagi siswa.
d) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat
dan menarik.
e) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa.
f) Pembelajaran dapat membuat siswa menerima pelajaran secara
fisik maupun psikologis.
Sains merupakan bagian dari kehidupan kita dan kehidupan kita
merupakan bagian dari sebuah pembelajaran khususnya pembelajaran
sains. Pendidikan sainsseharusnya bukan saja berguna bagi anak
dalam kehidupannya, melainkanjuga untuk perkembangan suatu
masyarakat dan kehidupan yang akandatang. Menurut Orlich dalam
Patmawati (2011), bahwa suatu ciri pendidikan sains adalah bahwa
sains lebih dari sekedar kumpulan yangdinamakan fakta. Cross dalam
Patmawati (2011) menyatakan bahwabelajar sains bukan hanya untuk
memahami konsep-konsep ilmiah danaplikasinya dalam masyarakat,
melainkan juga untuk mengembangkanberbagai nilai. Dalam keadaan
ini siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan pengetahuannya
secara mandiri melalui proseskomunikasi yang menghubungkan
pengetahuan awal yang dimiliki denganpengetahuan yang akan atau
harus ditemukannya. Pembelajaran fisikalebih menekankan pada
proses kegiatan yang dialami siswamelalui interaksi dengan
lingkungan dalam menguasai konsep fisikamelalui penerapan
20
padaaktivitas siswa itu sendiri. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara
siswa dengan lingkungannya, dan melalui proses tersebut dapat
mengakibatkan perubahan perilaku kearah yang lebih baik
Terdapat dua aspek penting dalam sains yaitu proses sains
danproduk sains. Fisika dipandang sebagai suatu proses dan sekaligus
produksehingga dalam pembelajarannya harus mempertimbangkan
strategi ataumetode pembelajaran yang salah satunya melalui kegiatan
metode eksperimen. Melalui kegiatan eksperimen, siswa melakukan
olah pikir dan tangan.
b. Metode Eksperimen
Metode berasal dari bahasa Yunani yang berarti “metodos”, yang
terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berati melalui atau
melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Jadi metode
bararti suatu jalan yang dilalui untuk mrncapai tujuan (Arief, 2002).
Dalam pengertian umum metode diartikan sebagai cara
mengerjakan sesuatu. Menurut Patmawati (2011) metode adalah
semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Menurut Sudjana
(2000), metode adalah cara yang dipergunakan guru dalam mencapai
tujuan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia metode adalah cara yang
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud. Metode
mempunyai arti yang sangat luas. Karena mengajar merupakan bentuk
21
upaya mendidik, maka metode yang dimaksud adalah metode
mengajar.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006) metode adalah
suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Menurutnya pula, metode adalah pelicin jalan pengajaran-
pengajaran menuju tujuan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
sangat diperlukan oleh guru dalam menunjang kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai setelah poses
belajar mengajar berakhir. Sedangkan menurut Aminuddin Rasyid
(2003) metode adalah berbagai cara yang teratur dan sistematis yang
dilakukan dan ditempuh guru dalam memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mendapat isi pelajaran yang mereka butuhkan.
Dari beberapa pengertian metode, didalamnya terdapat muatan-
muatan substantif yang secara implisit menyatakan suatu pengertian
yang sama. Dengan kata lain, ada muatan nilai yang sama dalam
masing-masing pengertian metode. Metode mengajar adalah jalan
seorang guru untuk memberi pemahaman kepada murid-muridnya dan
merubah tingkah lakunya sesuai dengan tujuan-tujuan yang
diinginkan. Metode mengajar mempunyai arti yang lebih daripada
hanya sekedar sebagai alat untuk menyampaikan ilmu dan
pengetahuan kepada siswa. Selain itu metode mengajar bermakna juga
sebagai alat untuk menolong para pelajar memperoleh keterampilan,
22
kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap, minat dan nilai-nilai yang
diingainkan.
Pentingnya guru mengajar dengan menggunakan metode yang
baik dan tepat. Baik dalam arti dapat menarik perhatian siswa dan
tepat dalam pengertian sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
Guru menggunakan metode dalam pengajaran tentunya tidak sekedar
metode sebagai cara mengajar, melainkan hendaknya menguasai
ruang lingkup metode itu sendiri. Suatu proses belajar mengajar
dikatakan baik, bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan
belajar yang efektif. Pengertian ini menuntut pentingnya posisi
metode dalam pengajaran agar lebih efektif dan efisien. Pemilihan
suatu metode menagajar dipengaruhi oleh tujuan instruksional yang
mencakup (1) penerimaan pengetahuan yang berupa fakta, konsep-
konsep, prinsip, (2) aplikasi pengetahuan atau penerimaan
keterampilan dan (3) tujuan yang bersifat efektif atau motivasional
yaitu berhubungan dengan pengembangan atau perubahan sikap atau
perasaan. Jadi metode pengajaran adalah cara dan teknik yang
ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa secara
tepat sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
Dengan demikian, berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh
para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode mengajar
adalah suatu jalan atau cara yang tersusun secara sistematis yang
digunakan oleh guru untuk menyajikan materi pelajaran secara efektif
23
dan membantu siswa memperoleh keterampilan-keterampilan, sikap,
minat dan lain-lainyang diinginkan sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini peneliti menerapkan metode eksperimen.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006) metode
eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana
siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktiakn
sendiri sesuatu yang mereka pelajari. Suparni (2007) mengemukakan
bahwa dengan kegiatan eksperimen siswa mendapat kesempatan
untuk melakukan pembuktian terhadap suatu teori maupun konsep.
Metode eksperimen merupakan salah satu belajar dengan melakukan
percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan
hasil percobaannya, sehingga siswa dapat membuktikan sendiri asal-
usul dari suatu teori.
Metode eksperimen atau praktikum menurut Mulyasa E(2005: 10)
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik
bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan laboratorium
baik secara perorangan maupun kelompok. Menurut Sudjana (2000:
83), praktikum merupakan metode mengajar yang sangat efektif,
sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha
sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Abu Ahmadi dalam
Patmawati (2011) menjeskan bahwa praktikum adalah metode
pengajaran dimana guru dan murid bersama-sama mengerjakan
24
sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui. Sejalan dengan
pendapat Abu Ahmadi, Fahurrahman dalam Maximilianus Regi
(2013) berpendapat metode eksperimen merupakan metode atau cara
dimana guru dan murid bersama-sama mengerjakan suatu latihan dan
percobaan untuk mengetahui pengeruh atau akibat dari sesuatu aksi.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999) bereksperimen adalah
keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang
bersimber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga
dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.
Dalam bereksperimen siswa diberi kesempatan untuk menemukan
sendiri fakta-fakta yang ingin diketahuinya dengan melakukan
kegiatan eksperimen sendiri maupun kelompok. Dengan kata lain
metode eksperimen menekankan pada kegiatan yang harus dialami
sendiri oleh siswa, mencari sendiri dan menemukan sendiri.
Eksperimen merupakan kegiatan yang berbentuk praktik dengan
mempergunakan alat-alat bantu tertentu, dalam hal ini guru melatih
keterampilan siswa dalam penggunaan alat-alat yang telah diberikan
kepada siswa. Dalam proses belajar mengajar dengan metode
eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
mengenai suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran,
25
atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik
kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.
Dari beberapa pengertian eksperimen diatas, dapat diketahui
bahwa eksperimen merupakan suatu kegiatan pembelajaran berupa
praktik yang menggunakan alat-alat tertentu. Dimana kegiatan ini
dapat melatih kemampuan keterampilan, pengetahuan, dan sikap
secara bersama-sama.
Eksperimen merupakan latihan bagi siswa yang bertujuan untuk
mempraktekan teori yang telah dipelajari, mencoba suatu teori baru
dalam kondisi aktual, untuk memperbaiki dan menyempurnakan teori
serta metode yang digunakan. Pada metode eksperimen siswa diberi
tugas percobaan tertentu oleh guru, kemudian tugas dan percobaan
tersebut dilakukan sendiri siswa dengan praktikum dan pengamatan
untuk mengetahui sampai mana kebenaran dari ilmu yang
dipelajarinya.
Eksperimen tidak lepas dengan laboratorium. Laboratorium
idealnya memang suatu ruangan khusus dimana orang dapat
malakukan eksperimen. Tetapi dalam pengertiannya, laboratorium
dapat di kelas dan dapat di lingkungan.
Kegiatan eksperimen penting dilakukan terus menerus untuk
mengembangkan pengetahuan siswa dan membandingkan apa yang
mereka temukan serta mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.
Kegiatan dalam bereksperimen difokuskan pada berpikir kreatif dan
26
berpikir kritis, memecahkan masalah dan interaksi antara siswa
dengan teman sebayanya untuk menjadikan mereka lebih kreatif dan
menggunakan pengetahuan-pengetahuan baru.
Fungsi dari metode eksperimen diharapkan tidak hanya sekedar
untuk mengecek/mencocokan kebenaran teori yang telah diajarkan di
kelas. Tujuan kegiatan eksperimen selain untuk memperoleh
pengetahuan yang bersifat kognitif, juga untuk memperoleh
keterampilan, dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan
tersebut pada situasi baru/lain serta memperoleh sikap ilmiah. Manfaat
kegiatan praktikum diantaranya adalah menerapkan,
mengkonfirmasikan, atau memperdalam teori, bekerja sama dalam
kelompok dan melatih keterampilan psikomotor. Manfaat lainnya
adalah siswa akan memiliki pengertian dasar tentang fisika, memiliki
keterampilan kerja di bidang fisika dan siswa akan menyadari
pentingnya pengetahuan alam untuk pembangunan, terutama
pengetahuan di bidang teknologi.
Menurut Mulyati Arifin (2000) keuntungan penggunaan metode
praktikum adalah: 1) dapat memberikan gambaran yang kongkrit
tentang suatu peristiwa. 2) Siswa dapat mengamati proses. 3) Siswa
dapat mengembangkan keterampilan inkuiri. 4) Siswa dapat
mengambangkan sikap ilmiah dan membantu guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran lebih efektif dan efisien.
27
Selain itu Dedy Kurniawan dalam Patmawati (2011)
mengemukakan bahwa proses pembelajaran di sekolah dengan metode
eksperimen memberikan beberapa keuntungan antara lain (1) siswa
terlibat aktif dalam melakukan percobaan karena siswa melakukan
sendiri, (2) semua siswa mendapat kesempatan untuk melakukan
pembuktian terhadap suatu teori maupun konsep, (3) siswa menjadi
terampil menggunakan alat, (4) siswa terlatih untuk berpikir ilmiah
seperti ilmuwan, (5) hasil belajar siswa sifatnya tahan lama (retens)
dan (6) siswa semakin mempercayaikonsep yang telah dicobanya
sendiri.
Selain memiliki keuntungan, suatu metode tentu saja memiliki
kelemahan. Beberapa kelemahan metode eksperimen adalah (1)
memerlukan waktu secara khusus karena praktikum membutuhkan
waktu yang cukup lama, (2) biaya sangat mahal karena membutuhkan
peralatan yang memadai dan dalam jumlah banyak, (3) kegagalan
dalam praktikum.
Sumaji dalam Patmawati (2011) mengemukakan beberapa aspek
penting yang dapat diperhatikan dalam memberdayakan peserta didik
melalui pembelajaran IPA (fisika) sebagai berikut:
a. pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan
pembelajaran, siswa telah memiliki berbagai konsepsi, pengetahuan
yang relevan dengan apa yang mereka pelajari
28
b. aktivitas siswa melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam menjadi
hal yang utama dalam pembelajaran IPA (fisika)
c. dalam setiap pembelajaran IPA (fisika), kegiatan bertanya baik guru
maupun siswa menjadi bagian yang penting, bahkan menjadi bagian
utama dalam pembelajaran
d. berkaitan dengan kegiatan bertanya bagi peserta didik, pertanyaan
“mengapa” menjadi hal yang fundamental dalam IPA (fisika).
Kemampuan peserta didik untuk memberi penjelasan tentang
kemengapaan fenomena alam akan sangat berguna dalam memahami
suatu masalah.
Berdasarkan pemaparan tentang hakikat pembelajaran dan metode
diatas, dalam belajar IPA (fisika) peserta didik lebih dilibatkan secara aktif
dengan tujuan untuk mengajarkan cara berpikir kritis dan ilmiah agar
peserta didik dapat menjalankan proses pembelajaran fisika. Pembelajaran
fisika adalah proses menjadikan anak atau siswa belajar fisika. Belajar
fisika dengan menggunakan metode yang relevan akan membantu siswa
memperoleh pengetahuan, selain itu metode mengajar bermakna juga
sebagai alat untuk menolong pelajar-pelajar memperoleh keterampilan,
kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap, minat dan nilai-nilai yang diingainkan.
3. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
29
umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.Menurut Syaiful
(2003:62) “Menyatakan pendekatan merupakan suatu pandangan guru
terhadap siswa dalam menilai, menentukan sikap dan perbuatan yang
dihadapi dengan harapan dapat memecahkan masalah dalam mengelola
kelas yang nyaman dan menyenangkan dalam proses pembelajaran”.Jadi
dapat diketahui bahwa pendekatan pembelajaran itu merupakan suatu hal
yang harus dilakukan oleh guru kepada siswa sehingga akan menumbuhkan
hasil belajar yang menyenangkan serta tercapailah proses pembelajaran
yang diinginkan guru.
4. Pendekatan Starter Eksperimen (Starter Experiment Approach)
a. Definisi SEA
Pada dasarnya pendekatan pembelajaran berkembang saat ini
menekankan pada bagaimana membelajarkan siswa secara maksimal
sehingga suasana belajar di kelas menjadi kondusif untuk siswa. Salah
satu pendekatan yang ada adalah Pendekatan Starter Eksperimen.
Pendekatan Starter Eksperimen adalah terjemahan dari Starter
Experiment Approach, merupakan pendekatan komprensif untuk
pengajaran sains, yang mencakup berbagai strategi pembelajaran yang
biasanya diterapkan secara terpisah dan berorientasi pada keterampilan
proses. Kegiatan pembelajaran dengan SEA ialah bila kegiatan balajar
bisa dilakukan dengan percobaan. SEA mempunyai ciri khusus yaitu
mengetengahkan lingkungan sebagai penyulut (starter) selanjutnya,
30
pembelajaran dilakukan dengan mempraktekan prinsip-prinsip metode
ilmiah meliputi pengamatan, dugaan, desain percobaan, eksperimen dan
laporan hasil penelitian.
Menurut Schopenhauer dalam Yupensius (2012) metode
eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, arena
metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas. Menurutnya
unsur-unsur SEA yaitu: 1) Mulai dengan pengamatan lingkungan, 2)
memisahkan langkah-langkah penting seperti pengamatan, dugaan awal
dan perumusan konsep, 3) bekerja dalam kelompok untuk menentukan
langkah-langkah dan pelaksanaannya dalam percobaan pembuktian, 4)
menyampaikan gagasan, pendekatan, konsep dan penerapan, 5)
mendefinisikan kembali peranan guru sebagai simulator dan organisator
dalam proses belajar, 6) Melampaui batas pengetahuan (ingatan)
menjadi pemahaman dan 7) memberikan motivasi kepada siswa serta
kepada guru.
Menurut Wayan Memes dalam Sri Lestari (2012) SEA merupakan
pendekatan komprehensif untuk pengajaran IPA (Fisika, Biologi,
Kimia) yang biasanya mencakup berbagai strategi pembelajaran dan
diterapkan secara terpisah dan sering tanpa rencana. Pengertian tanpa
rencana disini maksudnya adalah bahwa guru masih mencari
pengetahuan awal siswa yang dominan untuk menjadikan topik
31
pembahasan di kelas. Pada tahap ini perhatian dipusatkan pada masalah
motivasi intrinsik pada sebagian besar siswa.
Berdasarkan kajian teoritis tersebut bahwa SEA lebih menekankan
pada keterampilan proses dan berpikir kritis dalam pembelajarannya.
Kegiatan belajar mengajar dengan SEA ialah bila kegiatan belajar bisa
dilakukan dengan pecobaan. SEA mempunyai ciri khusus yaitu
mengetengahkan alam lingkungan sebagai penyulut (starter)
selanjutnya, pembelajaran dilakukan dengan mempraktekan prinsip-
prinsip meliputi pengamatan, dugaan, desain percobaan, eksperimen
dan laporan hasil dari penelitian.
b. Langkah-langkah Pokok SEA
Pembalajaran dengan SEA mengikuti langkah-langkah pokok yang
telah ditetapkan. Tiap-tiap langkah yang ada mempunyai tujuan yang
pasti dan terpusat pada perkembangan proses belajar anak. Adapun
langkah-langkah proses pembelajaran SEA menurut Wayan Memes
dalam Budiono (2012) adalah sebagai berikut:
1) Percobaan Awal (Starter Experiment)
Percobaan awal ini bertujuan untuk mengubah belajar anak,
membangkitkan rasa ingin tahunya, dan menghubungkan konsep
yang akan dipelajari dengan alam sekitar atau lingkungannya.
Dengan percobaan awal ini diharapkan siswa termotivasi untuk
belajar Fisika sehingga Strater Eksperimen sedapat mungkin
diambil langsung dari lingkungan sekitar yang sedang menggejala.
32
2) Pengamatan (Observasi)
Pengamatan terhadap obyek merupakan langkah pertama dari
siklus IPA (Science Cycle). Mengobservasi dan mengamati tidak
sama dengan melihat sehingga dalam pengamatan ini memerlukan
suatu kecermatan dan ketelitian dalam memilah-milah mana yang
penting dan yang tidak. Pengamatan yang kreatif (tidak
iseng/sepele atau trivial) perlu dilatih sedini mungkin karena sangat
penting artinya untuk langkah-langkah selanjutnya.
3) Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang operasional akan membantu siswa dalam
merumuskan dugaan. Berdasarkan data pengamatan dari percobaan
awal, masalah dirumuskan sedemikian rupa agar mengarah pada
konsep yuang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Masalah
hedaknya dirumuskan dengan kata tanya terbuka.
4) Dugaan Sementara
Guru dapat melatih siswa dalam membuat hipotesis dengan cara
siswa diberikan kesempatan utuk mengajukan dugaan meraka
terhadap masalah yang telah dirumuskan secara bebas. Perumusan
dugaan ini sengat membantu siswa untuk mengemukakan pra
konsepnya sehingga guru mengetahui pra konsep yang dimiliki
oleh para siswa.
33
5) Percobaan Pengujian
Percobaan pengujian disusun untuk membuktikan dugaan
sementara dari masalah yang telah ditumuskan. Dalam merancang
percobaan pengujian guru perlu memberikan arahan-arahan
seperlunya agar percobaan yang dirancang oleh siswa tidak jauh
menyimpang.
6) Penyusunan Konsep
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari percobaan, siswa
secara bersama-sama diajak untuk menyusun konsep. Guru dapat
membantu siswa dalam menyempurnakan susunan rumusan
konsep. Dalam penyusunan konsep kadang-kadang diperlukan kata
kunci untuk membantu siswa, tetapi tidak boleh ada pemaksaan
dalam penerimaan konsep.
7) Mencatat Pelajaran
Mencatat pelajaran merupakan bagian yang tidak kalah penting
bagi siswa karena dengan catatan yang baik, siswa dapat belajar di
rumah dengan baik pula. Dengan demikian apa yang diujikan oleh
guru kelak dapat terjawab dengan baik oleh siswa.
8) Penerapan Konsep
Hal yang tidak kalah penting dari langkah-langkah SEA adalah
penerapan konsep yang telah diperoleh ke dalam berbagai situasi.
Kemampuan siswa menerapkan konsep dalam situasi lain
merupakan salah satu bentuk evaluasi dari keberhasilan proses
34
pembelajaran yang memberikan indikasi bahwa siswa teah
memahami konsep secara komprehensif.
c. Aktivitas pada SEA
1) Starter Experiment/Percobaan Awal
a) Aktivitas guru
- Guru meminta siswa untuk mengambil benda dengan
bahan yang berbeda-beda (misal sendok bahan logam,
kayu dan sendok plastik), kemudian menyelupkan ketiga
sendok pada gelas yang sama dan berisi air panas.
- Guru menanyakan kepada siswa apa yang dirasakan
tanganketika menggenggam masing-masing sendok
tersebut? Mengapa demikian?
b) Aktivitas siswa
- Siswa melakukan percobaan awal dan bekerja dengan
kelompok masing-masing
c) Hasil yang diharapkan
- Siswa dapat melakukan percobaan dengan lebih terampil
untuk memperoleh data yang diperlukan. Percobaan awal
menarik bagi siswa dan menimbulkan rasa ingin tahu
siswa terhadap alat peraga melalui bertanya/berpikir.
2) Pengamatan
a) Aktivitas guru
35
- Guru mengarahkan siswa melakukan pengamatan secara
kelompok tanpa dipengaruhi oleh kelompok lain.
b) Aktivitas siswa
- Siswa melakukan pengamatan secara cermat dan
memperlihatkan kerjasama dalam kelompoknya.
- Siswa mencatat hasil pengamatannya pada LKS secara
individu dan tidak harus sama dengan teman lain dalam
kelompoknya.
c) Hasil yang diharapkan
- Siswa dapat memperoleh data yang diperlukan untuk
menyusun konsep yang ingin dicapai dalam pembelajaran
3) Rumusan masalah
a) Aktivitas guru
- Guru mengemukakan pertanyaan terbuka untuk
mendorong siswa berpikir merumuskan masalah dari
hasil pengamatan seperti: mengapa sendok logam terasa
lebih panas daripada sendok plastik?
b) Aktivitas siswa
- Siswa bersama guru merumuskan masalah sedemikian
rupa agar mengarah pada konsep yang ingin dicapai
dalam pembelajaran.
36
c) Hasil yang diharapkan
- Siswa terampil dalam merumuskan masalah yang
mengarah pada dugaan awal yang ingin dicapai.
4) Dugaan sementara
a) Aktivitas guru
- Guru menampung semua dugaan awal siswa tentang
perpindahan kalor.
- Guru memilih satu dugaan terhadap masalah yang telah
dirumuskan secara bebas berdasarkan hasil pengamatan
dan menjelaskan dugaannya.
b) Aktivitas siswa
- Siswa menuliskan dugaan tehadap masalah yang telah
dirumuskan secara bebas berdasarkan hasil pengamatan
dan menjelaskan dugaannya.
c) Hasil yang diharapkan
- Siswa terampil membuat dugaan awal terhadap masalah
yang telah dirumuskan serta mampu menjelaskan.
5) Percobaan pengujian
a) Aktivitas guru
- Guru membantu siswa menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan.
- Guru memberikan kesempatan siswa untuk menyusun
dan merancang percobaan.
37
b) Aktivitas siswa
- Siswa melakukan diskusi di kelompok masing-masing
untuk menentukan percobaan pengujian yang akan
dilakukan.
- Siswa melakukan percobaan dan mencatat hasilnya pada
LKS.
c) Hasil yang diharapkan
- Siswa terampil dalam melakukan percobaan.
6) Penyusunan konsep
a) Aktivitas guru
- Guru melibatkan semua siswa dalam memperbaiki
penyusunan konsep serta menuliskannya di papan tulis.
b) Aktivitas siswa
- Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menyusun
konsep.
- Siswa melaporkan hasil penemuannya secara bergiliran
untuk tiap-tiap kelompok dengan mengemukakannya
kepada kelompok-kelompok lain.
c) Hasil yang diharapkan
- Siswa terampil dalam menyusun konsep.
7) Mencatat pelajaran
a) Aktivitas guru
- Guru merangkum hasil diskusi kelas.
38
- Guru memberikan catatan penting tentang konsep yang
didapatkan dari hasil pengamatan siswa dalam
melakukan percobaan.
b) Aktivitas siswa
- Siswa mancatat rangkuman yang diberikan oleh guru
dengan baik dan merangkum sendiri materi dari buku
pelajaran.
c) Hasil yang diharapkan
- Dengan catatan yang baik siswa dapat memahami konsep
sehingga dapat menjawab soal yang diberikan oleh guur
pada akhir pembelajaran.
8) Penerapan konsep
a) Aktivitas guru
- Guru melontarkan pertanyaan-pertanyaan lisan seputar
contoh-contoh peristiwa perpindahan kalor
b) Aktivitas siswa
- Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru
c) Hasil yang diharapkan
- Semua pertanyaandapat terjawab oleh sebagian benar
oleh siswa.
- Siswa memahami konsep yang mendasar tentang kalor
dan perpindahannya serta dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari atau memberikan contoh.
39
5. Hakikat Berpikir Kritis
a. Pengertian berpikir
Secara garis besar, berpikir merupakan tujuan akhir dari proses
pembelajaran. Presseissen dalam Patmawati (2011) berpendapat
berpikir pada umumnya mendefinisikan sebagai suatu proses kognitif
dan proses mental untuk memperoleh pengetahuan. Dalam proses
berpikir terjadi kegiatan penggabungan antara persepsi dan unsur-unsur
yang ada dalam pikiran, kegiatan memanipulasi mental karena adanya
rangsangan dari luar membentuk suatu pemikiran, penalaran dan
keputusan, serta kegiatan memperluas pengetahuan yang diketahui
untuk memecahkan masalah. Dalam berpikir seseorang akan mengolah
dan mengorganisasikan bagian-bagian dari pengetahuannya, sehingga
pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang tidak teratur menjadi
tersusun serta dapat dipahami dan dikuasai.
Untuk membentuk suatu pengetahuan yang tersusun dan
memahami serta menguasai pengetahuan tidaklah mudah. Hal ini
bergantung pada seberapa besar usaha seseorang dalam menemukan
suatu makna atau materi. Rusdi (2007) mengutip Frenkel mengatakan
bahwa seberapa baik seseorang dalam berpikir bergantung pada
usahanya dalam menemukan suatu makna atau materi yang dapat
dilihat dari kemauannya untuk berusaha dan proses yang dia lewati,
karena kemampuan berpikir tidak dapat diberikan oleh guru kepada
siswa.
40
Keterampilan berpikir harus ditanamkan pada anak usia 11 tahun
ke atas. Karenaberdasarkan teori belajar Piaget, pada tahap ini individu
sudah dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk
membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks atau sudah dapat
berpikir abstrak (Lestari, 2008)
b. Keterampilan Berpikir Kritis
Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah untuk
mengembangkan kemampuan berpikir pada umumnya dan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada khususnya. Berpikir
kritis dapat diartikan kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan dan berfungsi efektif dalam semua aspek
kehidupan lainnya. Berpikir kritis merupakan topik yang penting dan
vital dalam pendidikan modern. Berpikir kritis sebagai salah satu
komponen dalam proses berpikir dalam proses berpikir tingkat tinggi,
menggunakan dasar menganalisis argumen dan memunculkan wawasan
terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi, untuk mengembangkan pola
penalaran yang kohesif dan logis. Semua pendidik semestinya tertarik
untuk mengajarkan berpikir kritis kepada para siswanya. Berpikir kritis
dimaksudkan sebagai berpikir yang benar dalam pencarian pengetahuan
yang relevan dan reliabel tentang dunia realita.
Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas
yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah,
mengambil keputusan, membujuk, menganalis asumsi, dan melakukan
41
penelitian ilmiah dan menurut Elika Dwi dalam Patmawati (2011)
berpikir kritis merupakan salah satu ciri manusia yang cerdas. Akan
tetapi berpikir kritis akan terjadi apabila didahului dengan kesadaran
kritis yang diharapkan dapat ditumbuhkembangkan melalui pendidikan.
Menurut Black dan Robert Ennis dalam Patmawati (2011)
menyatakan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan menggunakan
logika. Logika merupakan cara berpikir untuk mendapatkan
pengetahuan yang disertai pengkajian kebenaran yang efektif
berdasarkan pola penalaran tertentu. Pendapat senada diungkapkan oleh
MMC General Education Iniativesdalam Arief (2007). Menurutnya,
berpikir kritis adalah sebuah proses yang menekankan kepada sikap
penentuan keputusan yang sementara, memberdayakan logika yang
berdasarkan inkuiri dan pemecahan masalah yang menjadi dasar dalam
menilai sebuah perbuatan dan pengambilan keputusan.
Liliasari (2010) mengutip Facione menyatakan bahwa inti berpikir
kritis adalah deskripsi yang lebih rinci dari sejumlah karakteristik yang
berhubungan, yang meliputi analisis, inferensi, eksplanasi, evaluasi,
pengaturan diri dan interpretasi. Oleh sebab itu berpikir kritis sangatlah
penting dalam pendidikan, kerana berpikir kritis mencakup seluruh
proses mendapatkan, membandingkan, menganalisis, mengevalusi,
internalisasi dan bertindak melampaui ilmu pengetahuan dan nilai-nilai.
Berpikir kritis sebagai salah satu komponen dalam proses berpikir
tingkat tinggi, menggunakan dasar menganalisis argumen dan
42
memunculkan wawasan terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi,
untuk mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis (Liliasari,
2003)
Menurut Halpen dalam Patmawati (2011), berpikir kritis adalah
memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan
tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan,
mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran merupakan
bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam ranga memecahkan
masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai
kemungkinan, dan membuat keputusan ketika mengguakan semua
keterampilam tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat.
Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi
mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala
menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan
Wingkel dalam Patmawati (2011) mendefinisikan bahwa
kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk
mengidentifikasikan dan merumuskan sesuatu masalah, yang mencakup
menentukan intinya, menemukan kesamaan dan perbedaan, menggali
informasi serta data yang relevan, kemampuan untuk
mempertimbangkan dan menilai, yang meliputi membedakan antara
fakta dan pendapat, menemukan asumsi atau pengandaian, memisahkan
prasangka dan pengaruh sosial, menimbang konsistensi dalam berpikir,
dan menarik kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan
43
berdasarkan data yang relevan, serta memperkirakan akibat yang
timbul.
Menurut Ennis dalam Desti (2012) berpikir kritis adalah cara
berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang
difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan.
Jadi pengertian berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau
gagasan kearah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam,
memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah
yang lebih baik.
Pentingnya mengajarkan berpikir kritis tidak dapat diabaikan lagi,
karena berpikir kritis dapat merupakan proses dasar dalam suatu
keadaan dinamis yang memungkinkan siswa untuk mereduksi
katidaktentuan masa datang, sehingga diharapkan siswa akan dapat
menghadapi berbagai permasalahan hidup yang makin kompleks. Para
peneliti pendidikan menjelaskan bahwa pada dasarnya pembelajaran
keterampilan berpikir dapat dengan mudah dilakukan. Sayangnya,
kondisi pembelajaran yang ada di kebanyakan sekolah belum begitu
mendukung untuk terlaksananya pembelajaran keterampilan berpikir
yang efektif. Beberapa kendalanya antara lain pembelajaran di sekolah
masih terfokus pada guru, belum student centered, dan fokus
pendidikan di sekolah lebih bersifat menghafal/pengetahuan yang
bersifat faktual.
44
Keterampilan berpikir sebenarnya merupakan suatu keterampilan
yang dapat dipelajari dan diajarkan, baik di sekolah maupun melalui
belajar mandiri. Keterampilan berpikir sebenarnya suatu keterampilan
yang dapat dipelajari dan diajarkan karena berpikir kritis merupakan
sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan
mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan,
membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.
Berpikir kritis dapat diajarkan melalui kegiatan laboratorium, inkuiri,
term paper, pekerjaan rumah yang menyajikan berbagai kesempatan
untuk menggugah berpikir kritis dan ujian yang dirancang untuk
mempromosikan keterampilan berpikir kritis. Tujuan berpikir kritis
adalah agar dapat menjauhkan seseorang dari keputusan yang keliru dan
tergesa-gesa sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Kemampuan berpikir kritis siswa dapat membantu membuat
keputusan yang tepat berdasarkan usaha yang sangat sistematis, logis,
dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang bukan hanya mengajar
kemapuan yang perlu dilakukan tetapi juga mengajar sikap, nilai dan
karakter yang menunjang berpikir kritis. Dalam rangka mengetahui
bagaimana mengembangkan berpikir kritis pada diri seseorang, Ennis
dan Norris dalam Desti (2012) mengemukakan bahwa kemampuan
berpikir kritis dikelompokkan ke dalam 5 langkah yaitu (1) memberikan
penjelasan sederhana, (2) membangun keterampilan dasar, (3)
menyimpulkan, (4) memberikan penjelasan sederhana, (5) mengatur
45
strategi dan taktik. Sejalan dengan ini dalam Arief Achmad (2007) ada
12 indikator kemampuan berpikir kritis yang dikelompokkan menjadi 5
aspek kemampuan berpikir kritis, yaitu:
1. Memberikan penjelasan secara sedarhana (meliputi:memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanyadan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan),
2. Membangun keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkanapakah sumber dapat dipercaya atau tidek, mengamati danmempertimbangkan suatu laporan hasil observasi),
3. Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkanhasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasilinduksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan),
4. Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikanistilah dan pertimbangan definisi dalam tiga dimensi,mengidentifikasi asumsi),
5. Mengatur strategi dan taktik (meliputi: menentukan tindakan,berinteraksi dengan orang lain).
Menurut Ennis dalam Rusdi (2007) ada 12 indikator keterampilan
berpikir kritis yang dikelompokkan ke dalam 5 aspek kelompok
keterampilan berpikir:
1. Memberikan penjelasan sederhana (Indikator: memfokuskanpertanyaan, menganalisis argument, bertanya dan menjawabpertanyaan)
2. Membangun keterampilan dasar (mempertimbangkan apakahsumber dapat dipercaya atau tidak, mengobservasi danmempertimbangkan laporan observasi)
3. Menyimpulkan (mendeduksi dan mempertimbangkan hasildeduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi,membuat dan menentukan hasil pertimbangan)
4. Memberikan penjelasan lanjut (mendefinisikan istilah danmempertimbangkan suatu definisi, mengidentifikasi asumsi-asumsi)
5. Mengatur strategi dan taktik (menentukan suatu tindakan,berinteraksi dengan orang lain)
Unsur kemampuan berpikir kritis menurut Wingkel dalam
Patmawati (2011) adalah merancanakan, menetapkan sasaran,
46
membagi-bagi meteri studi atas bagian-bagian, mengatur waktu,
memusatkan perhatianm menilai kemajuan yang dicapai, mengadakan
perubahan terhadap rencana yang kurang efisien, mengoreksi kesalahan
yang dibuat, mengembil inti dari suatu bacaan, merumuskan pertanyaan
mengenai hal yang belum jelas.
Indikator berpikir kritis menurut Arief Achmad (2007) yang
mengutip Wade (1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir
kritis yakni meliputi:
1. Kegiatan merumuskan pertanyaan2. Membatasi permasalahan3. Menguji data-data4. Menganalisis berbagai pendapat5. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional6. Menghindari penyederhanaan berlebihan7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi8. Mentoleransi ambiguitas.
Ciri-ciri berpikir kritis yang dikemukakan oleh Cece Wijaya dalam
Patmawati (2011) yaitu sebagai berikut:
a. Pandai mendeteksi permasalahanb. Mampu membedakan ide yang relevan dan yang tidak relevanc. Mampu mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau
kesenjangan-kesenjangan informasid. Dapat membedakan argumentasi logis dan tidak logise. Mampu mengetes asumsi dengan cermatf. Mampu mengidentifikasi atribut-atribut manusia, tempat dan
benda, seperti dalam sifat, bentuk, wujud, dan lain-laing. Mampu menarik kesimpulan generalisasi dari data yang telah
tersedia dengan data yang diperoleh dari lapanganh. Dapat membedakan konklusi yang salah dan tepat terhadap
informasi yang diterimanyai. Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan
terseleksi dan lain-lain.
47
Menurut Moore dan Parker (Liliasari, 2011) berpikir kritis
memiliki sejumlah karakteristik, yaitu: (1) menentukan informasi mana
yang tepat atau tidak tepat; (2) membedakan klaimyang rasional dan
emosional; (3) memisahkan fakta dari pendapat;(4) menyadari apakah
bukti itu terbatas atau luas; (5) menunjukkan tipuan dan kekurangan
dalam argumentasi orang lain; (6) menunjukkan analisis data atau
informasi; (7) menyadari kesalahan logika dalam suatu argumen; (8)
menggambarkan hubungan antara sumber-sumber data yang terpisah
dan informasi; (9) memperhatikan informasi yang bertentangan, tidak
memadai, atau bermakna ganda; (10) membangun argumen yang
meyakinkan berakar lebih pada data daripada pendapat, (11) memilih
data penunjang yang paling kuat; (12) menghindarkan kesimpulan yang
berlebihan, (13) mengidentifikasi celah-celah dalam bukti dan
menyarankan pengumpulan informasi tambahan; (14) menyadari
ketidakjelasan atau banyaknya kemungkinan jawaban suatu masalah;
(15) mengusulkan opsi lain dan mempertimbangkannya dalam
pengambilan keputusan; (16) mempertimbangkan semua pemangku
kepentingan atau sebagiannya dalam mengusulkan penyebab tindakan;
(17) menyatakan argumen dan konteks untuk apa argumen itu; (18)
menggunakan bukti secara betul dan tepat untuk menyanggah argumen;
(19) menyusun argumen secara logis dan kohesif; (20) menghindarkan
unsur-unsur luar dalam penyusunan argumen; (21) menunjukkan bukti
untuk mendukung argumen yang meyakinkan.
48
Merujuk pada uraian di atas, maka yang menjadi aspek kelompok
indikator yang digunakan peneliti untuk menganalisisketerampilan
berpikir kritissiswa adalah sebagai berikut:
- Bertanya dan menjawab pertanyaan
- Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
- Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
- Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
- Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi.
B. Tinjauan Pustaka
Hasil penelitian relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah penelitian dari Hanumi Oktiyani Rusdi (2007) dengan judul
penelitian “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa kelas XI pada
Pembelajaran Sistem Koloid melalui Metode Praktikum dengan
menggunakan bahan sehari-hari”, hasilnya menunjukkan bahwa siswa
merasa senang dengan pembelajaran melalui metode praktikum/eksperimen,
selain itu siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa
pada indikator menyebutkan contoh dan indikator menarik kesimpulan dari
hasil menyelidiki.
Hasil penelitian Lutfia Adiningtyas (2009) yang berjudul “Penerapan
Metode Eksperimen pada Pokok Bahasan Benda Padat, Cair, dan Gas untuk
Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, hasilnya menunjukkan behwa
49
metode eksperimen dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa pada
aspek mengamati, mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan.
Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa
penggunaan metode eksperimen dapat dijadikan sebagai metode yang dapat
melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Oleh karena
itu peneliti bermaksud melakukan penelitian yang sama yaitu mengukur
sejauh mana keterampilan berpikir kritis siswa pada materi kalor dan
perpindahannya dengan pembelajaran menggunakan pendekatan SEA
melalui metode eksperimen.
C. Kerangka Berpikir
Proses belajar khusunya belajar fisika tidak hanya menekankan pada
aspek pengetahuan dan pemahaman, tetapi keterampilan-keterampilan juga
harus ditekankan. Hal ini sangat penting karena siswa akan dapat
mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan permasalahan dan
mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan
nyata.
Tujuan mata pelajaran fisika dapat dicapai oleh siswa melalui berbagai
pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri
ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. Proses inkuiri ilmiah bertujuan
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Salah
satu jenis pendekatan yang termasuk inkuiri dan bersifat ilmiah yaitu SEA,
50
karena Starter Eksperimen ini berorientasi pada keterampilan proses. Oleh
karena itu pembelajaran fisika menekankan pada pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan
berpikir.
Salah satu alternatif pembelajaran mengenai metode pembelajaran
yang sesuai adalah dengan menerapkan pembelajaran yang dapat
mengkondisikan siswa sedemikian rupa sehingga siswa dapat terlibat aktif
dalam pembelajaran, memupuk kerjasama diantara siswa, serta melatih
keterampilan berpikir siswa secara kritis.Salah satu pembelajaran yang
kompleks danmelibatkan suatu proses dalam memecahkan masalah,yaitu
melalui pembelajaran dengan kegiatan eksperimen.
Melalui eksperimen siswa memahami dan melihat suatu kejadian lebih
rinci, selain itu siswa diberi kesempataan untuk mengalaminya sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan, sekaligus keterampilan berpikir kritis siswa akan ikut
berkembang. Metode eksperimen tidak hanya mempersoalkan hasil akhirnya
tetapi begaiman proses berpikir tersebut dapat ikut berkembang.
Analisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur
ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur
tersebut. Dalam hal ini yaitu menganalisis aspek keterampilan berpikir.
Banyak ragam pola berpikir yang perlu dikembangkan siswa, mulai dari
berpikir dasar hingga berpikir kompleks atau berpikir tingkat tinggi, yaitu
berpikir kritis, berpikir kreatif, pemecahan masalah, dan pengambilan
51
keputusan. Diantara empat pola berpikir tingkat tinggi tersebut, berpikir
kritis mendasari tiga pola berpikir yang lain (Liliasari, 2011). Berpikir kritis
adalah suatu cara untuk memahami atau mengkaji kenyataan, kejadian
(peristiwa), situasi, benda, orang dan pernyataan dibalik makna yang jelas
atau makna langsung. Artinya berpikir kritis perlu dikuasai lebih dahulu
sebelum mencapai ke tiga pola berpikir tingkat tinggi yang lain.
Menganalisis aspek keterampilan berpikir dalam pembelajaran butuh
suatu penilaian khusus, padahal penilaian yang digunakan saat ini banyak
yang cenderung menggunakan penilaian tradisional. Untuk mengatasi hal
tersebut disusunlah suatu lembar observasi untuk mengukur kerterampilan
berpikir siswa. Indikator-indikator keterampilan berpikir yang digunakan
untuk acuan dalam menganalisis yaitu indikator yang dikembangkan oleh R.
Ennis. Hasil yang diperoleh dari menganalisis ini diharapkan dapat
mengukur pencapaian keterampilan berpikir kritis. Dari analisis ini pula
dapat terlihat indikator, sub-indiator dan kegiatan apa yang unggul dan
rendah yang teranalisis dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
Starter Eksperimen.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Seberapa tinggi tingkat keterampilan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran Starter Eksperimen dengan metode eksperimen?
52
2. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, indikator apa yang unggul
dan indikator yang rendah dalam berpikir kritis yang teranalisis dalam
kegiatan pembelajaran pada SEA dengan metode eksperimen?
53
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
penelitian deskriptif. Penelitian ini berupaya untuk memecahkan atau
menjawab permasalahan yang dihadapi dalam situasi sekarang dan tanpa
harus dibuktikan, atau metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan generalisasiatau membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Tujuan penelitiandeskriptif menurut Moh Nazir (Patmawati, 2011)
adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukiasan secara sistamatis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki. Tujuan umumnya dilakukan dengan tujuan utama
yaitu menggambarkan secara sistematika fakta dan karakteristik objek/subjek
yang diteliti secara tepat, dalam penelitian ini yaitu tentang kemampuan
berpikir kritis siswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Karanganyar
yang beralamat di Jalan Kartini no 23 Kecamatan Karanganyar, Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah. Waktu Penelitianberlangsung dari bulan Februari
sampai Juni 2014.
54
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan berkelompok. Dalam
penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru yang melakukan proses
pembelajaran. Pembelajaran dilakukan dengan cara mengajarkan materi
tentang Kalor dan Perpindahannya pada pembelajaran fisika dengan
pendekatan Starter Eksperimen dengan metode Eksperimen. Guru mata
pelajaran fisika kelas tersebut dan teman sejawat berperan sebagai observer.
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIA di SMP
Negeri 2 Karanganyar yang terdistribusi ke dalam satu kelas dengan jumlah
siswa sebanyak 32 orang yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan. Siswa dalam penelitian ini dibagi menjadi enam kelompok,
dimana tiap-tiap kelompok terdapat siswa dari kategori tinggi, sedang, dan
rendah. Penempatan kategori tinggi, sedang dan rendah ditentukan
berdasarkan nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran fisika dan pertimbangan
guru mata pelajaran. Pengelompokkan ini dilakukan agar tiap kelompok
memiliki kemampuan yang relatif homogen dalam hal eksperimen/praktikum
maupin diskusi.
Teknik pengambilan subjek penelitian ini menggunakan purposive
sampling yaitu mengambil sampel pada populasi berdasarkan suatu kriteria
tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan
(judgement) tertentu atau jatah tertentu. Dalam pengambilan penentuan
sampel, pihak sekolah atau guru bersangkutan menentukan kelas yang akan
55
dijadikan subjek penelitian, dengan pertimbangan bahwa kemampuan
kognitif berbeda-beda, baik tinggi, sedang maupun rendah.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada siswa untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 142). Pada akhir
pertemuan dilakukan pengisian angket oleh seluruh siswa. Ini dilakukan
untuk mengetahui respon siswa pada pembelajaran Kalor dan
Perpindahannya dengan Pendekatan Starter Eksperimen pada metode
Eksperimen
2. Metode Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis (Arikunto, 2006:
156). Observasi dilakukan oleh observer dan peneliti dengan cara
melakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan selama proses
pembelajaran dengan Starter Experiment pada metode praktikum dalam
kaitannya menganalisis keterampilan berpikir kritis siswa. Lembar
observasi digunakan untuk mengobservasi kegiatan dari cara berpikir
kritis siswa.
56
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian
ini yaitu: 1) Lembar Observasi;2)Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran; 3)
Lembar Kerja Siswa (LKS);dan 4) Angket. Adapun rincian instrumen
penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Lembar Observasi
Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan
melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Dalam
evaluasi hasil belajar observasi diguakan sebagai teknik evaluasi untuk
menilai kegiatan-kegiatan belajar yang bersifat keterampilan atau skill.
Observasi yang dilakukan disini adalah observasi langsung yang
mengumpulkan data berdasarkan pengamatan yang menggunakan mata
atau telinga secara langsung. Dengan demikian melalui observasi dapat
terlihat kemunculan keterampilan berpikir kritis siswa (KBKS) dengan
panca indera secara langsung. Lembar observasi digunakan untuk
menjaring indikator keterampilan berpikir kritis siswa secara tertulis
berdasarkan kriteria-kriteria yang ada.
Instrumen yang digunakan untuk menyaring data disesuaikan
dengan indikator keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan dalam lembar observasi. Format yang digunakan
menggunakan 4 skala yaitu dari 1 sampai 4. Tiap-tiap skala/nilai tersebut
57
disusun dengan disertakan rubrik sebagai pedoman bagi penilai untuk
memberikan skor/nilai suatu keterampilan. Rubrik juga berfungsi untuk
menyamakan persepsi penilaian yang akan diberikan pada kelompok yang
diamati.
Tabel 1Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa yang Akan Dianalisis
NoIndikator Keterampilan
Berpikir Kritis SiswaSub-indikator Keterampilan
berpikir Kritis Siswa
1. Menginduksi danmempertimbangkan hasilinduksi
1. Mengemukakan hiptesis2. Merancang eksperimen3. Mengemukakan kesimpulan
2. Mempertimbangkanapakah sumber dapatdipercaya atau tidak
4. Mempertimbangkanpenggunaan prosedur yangtepat
3. Bertanya dan menjawabpertanyaan
5. Memberikan penjelasansederhana
6. Menyebutkan contoh4. Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasilobservasi
7. Mempertanggungjawabkanhasil observasi
8. Melaporkan hasil observasi
5. Mendefinisikan istilahdan mempertimbangkansuatu definisi
9. Strategi membuat definisidengan bertindakmemberikan penjelasanlanjut
Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, instrumen lembar
observasi dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui
validitasnya dan proses pembelajaran direkam atau didokumentasi untuk
menjaga reliabilitasnya.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila
58
mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengetahui ketetapan
instrumen lembar observasi untuk mengukur keterampilan berpikir
kritis siswa dilakukan validasi oleh pakar pendidikan. Validasi ini
dilakukan dengan cara menentukan tujuan mengadakan pengamatan,
mengadakan pembatasan terhadap bagian yang akan diamati,
merumuskan indikator dalam tabel persiapan, juga membuat sub
indiaktor yang terkandung dalam indikator.
Dalam penelitian ini peneliti memilih 1 dosen dan 2 guru
sebagai validator untuk memvalidasi lembar observasi untuk
mengukur keterampilan berpikir kritis siswa. Dosen yang peneliti
gunakan sebagai validator yaitu dosen program studi Pendidikan
Fisika yang mengampu mata kuliah asistensi praktikum fisika. 2
validator lainnya yaitu guru SMP Negeri 2 Karanganyar yang
mengampu mata pelajaran IPA(fisika) dan guru SMA Negeri 9
Purworejo selaku guru mata pelajaran Fisika.
Hasil perhitungan validitas lembar observasi secara keseluruhan
yaitu sebesar 3,39 untuk lembar observasi praktikum satu dan 3,37
untuk lembar observasi praktikum dua. Hal ini dapat dikatakan bahwa
kedua lembar observasi termasuk kategori baik untuk digunakan untuk
mengukur keterampilan berpikir kritis siswa
b. Reliabilitas
Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan,
atau konsistensi dapat diartikan sejauhmana hasil suatu pengukuran
59
dapat dipercaya dan konsisten. Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu
instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menjaga reliabilitas
dari instrumen lembar observasi, maka sebelum melakukan
pengamatan sesungguhnya, observer perlu dilatih terlebih dahulu
untuk menyingkirkan atau menekan sampai sesedikit mungkin unsur
objektivitas observer.
2. Lembar Pengamatan KeterlaksanaanPembelajaran
Lembar keterlaksanaan pembelajaran merupakan lembar
pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran menggunakan
pendekatan Starter Eksperiment. Indikator-indikator yang diamati yaitu
berfokus indikator pada proses pembelajaran (pembelajaran dengan
SEA)selama siswa melakukan kinerja.Instrumen ini digunakan untuk
mengamati proses pembelajaran Fisika menggunakan pendekatan Starter
Eksperimen yang dilaksanakan oleh peneliti. Penilaian dilakukan oleh 2
orang pengamat, yaitu seorang guru IPA SMP Negeri 2 Karanyanyar, dan
seorang teman sejawat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran diuji validitas dan
reliabilitasnya terlebih dahulu sebelum digunakan untuk mengukur
keterlaksanaan pembelajaran. Validitas lembar keterlaksanaan hanya diuji
secara teori, yaitu dilakukan konsultasi dengan dosen pembimbing.
Berdasarkan hasil konsultasi, instrumen lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran secara otomatis dinyatakan valid karena telah sesuai dengan
60
kisi-kisi yang disusun berdasarkan kajian teori dan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang digunakan.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai penunjang yang didalamnya
terdapat pertanyaan-pertanyaan dan langkah sistematis yang digunakan
untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa secara tertulis
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Penentuan kriterianya
adalah kemampuan berhipotesis, melaporkan observasi, memberikan
penjelasan, menarik kesimpilan dan merancang eksperimen menurut
indikator-indikator yang dijabarkan Ennis.
4. Angket Respon Siswa terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Selain dengan observasi penulis menggunakan dengan teknik
pengumpulan data dengan angket atau kuesioner yaitu daftar pernyataan
yang harus dijawab oleh siswa yang akan di teliti. Dalam angket
pertanyaan-pertanyaan sudah disusun secara tertulis dalam lembaran-
lembaran pernyataan. Penulis membagikan angket yang berisi pernyataan
kepada responden sebanyak 26 pernyataan dengan model skala Likert
dengan alternatif jawaban 4 jawaban yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S),
tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).
61
Tabel 2Kisi-kisi Instrument Angket Respon Siswa terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
NoIndikator Berpikir
Kritis siswamenurut R.Ennis
Sub-IndiaktorBerpikirKritis siswa menurut
R.Ennis
Nomor ButirPertanyaan ∑P N
1 Menginduksi danmempertimbangkanhasil induksi
1) Mengemukakanhipotesis 5, 7 6, 8
82) Merancang eksperimen 10 113) Mengemukakan
kesimpulan 22 23
2 Mempertimbangkanapakah sumber dapatdipercaya atau tidak
4) Mempertimbangkanpenggunaan proseduryang tepat
9, 12 24 2
3 Bertanya danmenjawabpertanyaan
5) Memberikan penjelasansederhana
1, 2, 26 3, 47
6) Menyebutkan contoh 20 21
4 Mengobservasi danmempertimbangkanhasil observasi
7) Mempertanggungjawabkan hasil observasi 13 14
58) Melaporkan hasilobservasi
16 15, 17
5 Mendefinisikanistilah danmempertimbangkansuatu definisi
9) Strategi membuatdefinisi denganbertindak memberikanpenjelasan lanjut
18, 25 19, 27 4
Jumlah 14 13 27
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu yang sangat penting dalam
kegiatan penelitian terutama bila diinginkan generalisasi atau kesimpulan
tentang masalah yang diteliti. Jika data yang disajikan dalam bentuk yang
masih mentah maka data kurang mempunyai arti.
1. Uji Validitas Lembar Observasi
Validitas berhubungan dengan ketetapan apa yang harus diukur
oleh instrumen dan seberapa cermat instrumen tersebut melakukan
62
pengukuran. Validitas ini khususnya berkaitan dengan penilaian
terhadap indikator-indikator penilaian yang sudah dibuat. Untuk
menguji validitas lembar observasi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan indikator dan materi
pelajaran Apabila tidak sesuai, instrument tersebut dapat dikatakan
tidak memenuhi validitas. Jadi dapat dikatakan bahwa validitas ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan lembar observasi yang
digunakan untuk menganalisis keterampilan berpikir kritis siswa.
Hasil validasi ahli nantinya akan dikonversikan ke dalam bentuk
kuantitatif berentang nilai 0-4 dan pengolahan datanya dengan
menggunakan skor rerata. Setelah nilai diperoleh selanjutnya
diinterpretasikan ke dalam skala yang bersifat kualitatif sesuai Tabel 3
Tabel 3.Tingkat Validasi
No Interval Skor Interpretasi1 0,00-1,69 Kurang Sekali2 1,70-2,59 Sedang3 2,60-3,50 Baik4 3,51-4,00 Baik Sekali
Pengujian reliabilitas angket validasi modul dilakukan
menggunakan teknik Percentage Agreement (PA). Perhitungan
Percentage agreement (PA) dihitung berdasarkan persamaan berikut.= 1 − × 100% (1)
Keterangan:: Percentage Agreement (PA)
: Skor yang lebih tinggi dari pengamat: Skor yang lebih rendah dari pengamat
63
Instrumen dinyatakan reliable jika PA ≥75%. Hasil perhitungan
Percentage Agreement (PA) adalah 88,98% untuk lembar observasi
praktikum pertama dan 88,25% untuk lembar observasi praktikum
kedua. Hasil tersebut telah diatas 75% sehingga penilaian instrumen
lembar observasi keterampilan berpikir kritis dari validator dapat
dinyatakan reliabel.
2. Analisis Data Observasi
Data yang diperoleh dari lembar observasi dianalisis dengan cara:
a. Menjumlahkan benyak ceklis pada setiap kolom yang terdapat
pada lembar observasi tiap kelompok, banyaknya ceklis yang
terdapat pada lembar observasi dari tiap-tiap aspek indikator
keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul dengan masing-
masing kriteria, sangat baik, baik, kurang baik dan sangat kurang
baik.
b. Perhitungan Skala Pengukuran
Tabel 4Skala Pengukuran
Skala Keterangan4 Sangat Baik3 Baik2 Kurang Baik1 Sangat Kurang Baik
Jumlah skor kriterium
(bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 4 x 1 x 32 = 128
Untuk skor tertinggi tiap butir 4, jumlah butir 1, dan jumlah
responden sebanyak 44.
64
Sedangkan bila setiap butir mendapat skor terendah = 1 x 1 x 32=
32. Sehingga secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai
berikut:
32 64 96 128
SKB 56 KB 80 B 104 SB
Jika dibuat persentasenya menjadi:
SKB (Sangat Kurang Baik) : 32176 × 100% − 64176 × 100% = 25% − 43,75%KB (Kurang Baik) : 43,76% − 62,50%B (Baik) : 62,51% − 81,25%SB (Sangat Baik) : 81,26%− 100%
c. Kemudian dicari persentase masing-masing kriteria berdasarkan rumus
berikut:= 100% (2)
Keterangan:
F = Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian.N = Jumlah skor untuk seluruh item.P = Nilai persen yang dicari.
d. Menginterpretasi secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek
indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul selama
pembelajaran pada materi Kalor dan Perpindahannya.
65
3. Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Sama seperti pengolahan validitas lembar observasi, penghitungan
keterlaksanaan pembelajaran menggunakan rerata dari kedua pengamat
yaitu sebesar 3,42. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran fisika
dengan pendekatan Starter Eksperimen terlaksana dengan baik.
Reliabilitas angket keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan
Starter Eksperimen dari kedua pengamatdihitung menggunakan teknik
Percentage Agreement (PA).Hasil perhitungan Percentage Agreement
(PA) adalah 94,61%. Hasil tersebut telah di atas 75%, sehingga instrumen
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dinyatakan reliabel.
4. Analisis Data Angket Respon
Menganalisis semua data, yaitu suatu cara yang digunakan untuk
mengubah data agar menjadi suatu fakta sehingga dapat ditarik kesimpulan
atas dasar fakta tersebut dengan cara-cara ilmiah untuk mengumpulkan,
menyajikan, menyusun dan menganalisa data yang berwujud angka.
Angka-angka tersebut disajikan secara diskriptif kuantitatif dan hasilnya
berupa persentase interpretasi. Jumlah skor yang diperoleh selanjutnya
dianalisis secara deskriptif persentase sesuai perumusan pada analisis data
observasi.
66
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Analisis Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Karanganyar kabupaten
Kebumendengan mengambil subjek kelas VIIA yang ditentukan oleh guru
yang bersangkutan. Pemilihan subjek penelitian ini juga berdasarkan
pertimbangan bahwa kemampuan kognitif berbeda-beda, baik tinggi, sedang
maupun rendah. Jumlah siswa di kelas VIIA sebanyak 32 siswa yang terdiri
dari 14 siswa putra dan 18 siswa putri. Siswa dalam penelitian ini dibagi
menjadi enam kelompok.
Pembelajaran dengan pendekatan SEA dilakukan melalui metode
Eksperimen. Pada pembelajaran metode Eksperimen siswa diberi kesempatan
untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan
sendiri suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Dengan demikian, siswa
dituntut mengalami sendiri, mencari kebenaran, dan menarik kesimpulan atau
proses yang dialaminya itu.
Pendekatan SEA mengetengahkan Starter Eksperimen dari lingkungan
sebagai penyulut berpikir siswa. Setelah itu dilakukan penyusunan dugaan
sementara (hipotesis), rumusan masalah dan percobaan pengujian. Percobaan
pengujian disusun untuk membuktikan dugaan sementara dari masalah yang
telah dirumuskan, kemudian menyusun, mencatat dan menerapkan konsep.
67
Karena eksperimen bukanlah sekedar untuk mempresentasikan apakah
hasilnya cocok dengan teori tetapi juga melalui proses berpikir dengan timbul
pertanyaan mengapa demikian dan sebagainya.
Pada bab ini akan diuraikan deskripsi dan analisis temuan-temuan data
yang diperoleh dari penelitian. Berdasarkan analisis (lampiran 3g), diperoleh
hasil keterlaksanaan pembelajaran sebesar 3,42 dengan reliabilitas sebesar
94,61%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran fisika dengan pendekatan
Starter Eksperimen terlaksana dengan baik.
Lembar observasi yang digunakan untuk menilai keterampilan
berpikir kritis siswa divalidasi sebelum digunakan. Berdasarkan analisis
(lampiran 3d), diperoleh rerata tingkat kelayakan lembar observasi utuk
mengukur/menilai keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran
Fisika sebesar 3,39 untuk lembar observasi praktikum pertama dan 3,37 untuk
lembar observasi praktikum kedua. Interpretasi yang didapat adalah baik,
sehingga lembar observasi keterampilan berpikir kritis siswa layak
digunakan.
Pada penelitian ini observer mengamati siswa dengan melihat sejauh
mana keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada pembelajaran
dengan memberi skor sesuai pengamatannya. Data hasil pengamatan lembar
observasi dan angket disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
1. Hasil Lembar Observasi
Pengamatan terhadap aspek keterampilan berpikir kritis yang
muncul pada pembelajaran fisika bab Kalor dan Perpindahannya dengan
68
pendekatan SEA yang dilakukan secara berkelompok terdiri dari
beberapa aspek indikator yang disajikan dalam bentuk tabel.
Pertemuan ITabel 5
Hasil Lembar Observasi Indikator Menginduksi dan MempertimbangkanHasil Induksi sub Indikator Mengemukakan Hipotesis.
NoSub Indikator
Mengemukakan Hipotesis
Jumlah PemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Membuat hipotesis denganbahasanya sendiri daripengamatan StarterExperiment
- 6 - - 18 75,00
2. Mendiskusikan hipotesis dalammasing-masing kelompok
1 2 2 1 15 62,50
Jumlah 1 8 2 1 33 137,50Rerata 68,75
Interpretasi Nilai:
4 = Sangat Baik (SB) 2 = Kurang Baik (KB)
3 = Baik (B) 1 = Sangat Kurang Baik (SKB)
Berdasarkan data pada Tebel 5 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan I berlangsung, indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi untuk sub indikator mengemukakan
hipotesis pada kegiatan membuat hipotesis atau dugaan sementara
dengan bahasanya sendiri, semua kelompok (6 Kelompok) tergolong
baik. Rata-rata semua kelompok membuat hipotesis dengan baik dan
benar berdasarkan pengamatan kelompok masing-masing yaitu dari
percobaan Starter Eksperimen.
Kegiatan mendiskusikan hipotesis dalam kelompok, dari 6
kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok tergolong baik,
69
2 kelompok tergolong kurang baik, dan 1 kelompok lainnya tergolong
kurang baik. Rata-rata siswa dalam kelompok masing-masing kurang
aktif mendiskusikan hipotesis, menyatakan pendapatnya, serta fokus pada
materi dan Starter Eksperimenyang telah dilakukan.
Nilai rerata persentase yang diperoleh dari semua kegiatan pada
indikatormenginduksi dan mempertimbangkan hasil induksisub-indikator
mengemukakan hipotesis pada pertemuan pertamasebesar 68,75%. Dari
pengamatan dan analisis data yang telah dijabarkan diatas, disimpulkan
bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksipada sub-indikator
mengemukakan hipotesis di pertemuan pertamaini tergolong baik.
Tabel 6Hasil Lembar Observasi Indikator Menginduksi dan Mempertimbangkan
Hasil Induksi sub Indikator Merancang Eksperimen.
NoSub Indikator
MerancangEksperimen
JumlahPemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Menyusun alat danbahan sesuai LKS
- 6 - - 18 75,00
2. Menguji lama waktukenaikan suhu zatdengan volume ataumassa berbeda
- 2 3 1 13 54,16
3. Menguji kenaikan suhuzat dengan jenis zatyang berbeda
- 1 5 - 13 54,16
4. Menguji besar kenaikansuhu zat dengan waktuberbeda, volume sama
- 6 - - 18 75,00
Jumlah 0 15 8 1 62 258,32Rerata 64,58
70
Berdasarkan data pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan I berlangsung, indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi untuk sub indikator merancang
eksperimen dengan kegiatan menyusun alat dan bahan sesuai LKS serta
kegiatan menguji besar kenaikan suhu zat dengan waktu berbeda tetapi
volume sama menampakkan hasil yang sama (semua kelompok tergolong
baik). Siswa dalam masing-masing kelompok menyusun alat dan bahan
sesuai dengan LKS (gambar) walaupun langkah-langkah penyusunan
kurang benar, serta menguji besar kenaikan suhu zat dengan waktu
berbeda-beda (5 waktu) sesuai dengan presedur yang mereka rancang
walaupun beberapa kelompok/siswa bertanya kepada guru.
Kegiatan menguji lama waktu kenaikan suhu zat dengan volume
atau massa berbeda menunjukkan hasil bahwa dari 6 kelompok 2
kelompok tergolong baik, 3 kelompok tergolong kurang baik dan sisanya
1 kelompok sangat kurang baik. Rata-rata siswa dalam masing-masing
kelompok menguji lama waktu kenaikan suhu zat dengan massa berbeda
(2 volume berbeda) kurang sesuai prosedur yang mereka rancang dan
beberapa kelompok/siswa bertanya kepada guru.
Pada kegiatan menguji kenaikan suhu zat dengan jenis zat yang
berbeda dari 6 kelompok 1 kelompok tergolong baik dan 5 kelompok
lainnya tergolong kurang baik. Rata-rata siswa dalam masing-masing
kelompok menguji lama waktu kenaikan suhu zat dengan jenis zat
71
berbeda (2 zat) kurang sesuai dengan prosedur yang mereka rancang dan
beberapa kelompok/siswa bertanya kepada guru.
Nilai rerata persentase yang diperoleh dari semua kegiatan pada
indikatormenginduksi dan mempertimbangkan hasil induksisub-indikator
merancang eksperimen pada pertemuan pertamasebesar 64,58%. Dari
pengamatan dan analisis data yang telah dijabarkan diatas, disimpulkan
bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksipada sub-indikator
merancang eksperimen di pertemuan pertamaini tergolong baik.
Tabel 7Hasil Lembar Observasi Indikator Menginduksi dan Mempertimbangkan
Hasil Induksi sub Indikator Mengemukakan Kesimpulan.
NoSub Indikator
MengemukakanKesimpulan
JumlahPemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Menuliskan kesimpulandari hasil eksperimendan pengamatan
- 6 - - 18 75,00
2. Menuliskan kesimpulandari hasil diskusi kelas
- 5 1 - 17 70,83
Jumlah 0 11 1 0 35 145,83Rerata 72,91
Berdasarkan data pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan I berlangsung, indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi untuk sub indikator mengemukakan
kesimpulan pada kegiatan menuliskan kesimpulan dari hasil eksperimen
dan pengamatan teramati bahwa semua kelompok tergolong kategori
72
baik. Rata-rata siswa dalam masing-masing kelompok menuliskan
kesimpulan dari hasil dan pengamatan eksperimen sesuai rumusan
masalah walaupun kurang jelas dalam penulisan.
Kegiatan menuliskan kesimpulan hasil diskusi kelas dari 6
kelompok, 5 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok tergolong kurang
baik. Rata-rata siswa dalam masing-masing kelompok dapat menuliskan
kesimpulan hasil diskusi kelas dengan benar tetapi kurang mencakup
keseluruhan materi yang didiskusikan.
Nilai rerata persentase yang diperoleh dari semua kegiatan pada
indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi sub-
indikator mengemukakan kesimpulan pada pertemuan pertama sebesar
72,91%. Dari pengamatan dan analisis data yang telah dijabarkan diatas,
disimpulkan bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi pada sub-indikator
mengemukakan kesimpulan di pertemuan pertama ini tergolong baik.
73
Tabel 8Hasil Lembar Observasi Indikator Mempertimbangkan Apakah Sumber
dapat Dipercaya atau tidak sub Indikator MempertimbangkanPenggunaan Prosedur yang Tepat.
No
Sub IndikatorMempertimbangkan
Penggunaan Proseduryang Tepat
JumlahPemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Menyiapkan alat danbahan
2 4 - - 20 83,33
2. Melakukan diskusisebelum praktikum
2 2 1 1 17 70,83
3. Membuat prosedurpercobaan/langkahkerja praktikum
- - 6 - 12 50,00
4. Menemukan informasidari berbagai sumber
2 2 2 - 18 75,00
5. Kebiasaan berhati-hati 2 4 - - 20 83,33Jumlah 6 12 9 1 85 362,49
Rerata 72,49
Berdasarkan data pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan I berlangsung, indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak untuk sub
indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat pada
kegiatan menyiapkan alat dan bahan dapat diketahui bahwa dari 6
kelompok, 2 kelompok tergolong sangat baik dan 4 kelompok lainnya
tergolong baik. Rata-rata siswa dalam masing-masing kelompok
menyiapkan alat dan bahan sesuai LKS, tetapi kurang lengkap dan siswa
berusaha melengkapi
Kegiatan melakukan diskusi sebelum praktikum, dari keseluruhan
kelompok terdapat 2 kelompok yang tergolong sangat baik, 2 kelompok
74
tergolong baik, 1 kelompok tergolong kurang baik dan sisanya yaitu 1
kelompok tergolong sangat kurang baik. Sebagian besar siswa dalam
masing-masing kelompok aktif berdiskuksi kemudian melakukan
praktikum.
Kegiatan membuat prosedur percobaan/langkah kerja praktikum,
keseluruhan kelompok (6 kelompok) tergolong kurang baik. Semua
kelompok siswa membuat prosedur percobaan/langkah kerja praktikum
dilakukan dengan sistematis tetapi hasil dari bertanya kepada guru.
Kegiatan menemukan informasi dari berbagai sumber, dari
pengamatan terdapat 2 kelompok yang tergolong sangat baik, 2
kelompok tergolong baik, dan 2 kelompok lainnya tergolong kurang baik.
Sebagian besar siswa dalam tiap kelompok aktif mencari dan membaca
dari berbagai sumber (buku/modul) untuk menemukan informasi tentang
karakteristik kalor.Sedangkan untuk kebiasaan berhati-hati, dari 6
kelompok 2 kelompok termasuk dalam kategori sangat baik dan 4
kelompok lainnya tergolong baik. Dari kegiatan Starter Eksperiment
hingga akhir praktikum siswa-siswa dalam masing-masing kelompok
mempergunakan alat dan bahan dengan hati-hati, meletakkan di tempat
yang aman dan mudah diamati untuk pengambilan data.
Nilai rerata persentase yang diperoleh dari semua kegiatan pada
indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
sub-indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat pada
pertemuan pertama sebesar 72,49%. Dari pengamatan dan analisis data
75
yang telah dijabarkan diatas, disimpulkan bahwa kategori keterampilan
berpikir kritis dengan indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak pada sub-indikator mempertimbangkan penggunaan
prosedur yang tepat di pertemuan pertama ini tergolong baik.
Tabel 9Hasil Lembar Observasi Indikator Bertanya dan Menjawab Pertanyaan
sub Indikator Memberikan Penjelasan Sederhana.
NoSub IndikatorMemberikan
Penjelasan Sederhana
JumlahPemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Menganalisis hasilpengamatan denganmenjabarkan dalambentuk penjelasan yangsederhana
3 3 - - 21 87,50
2. Memfokuskanpenjabaran dari hasilpengamatan
2 3 1 - 19 79,16
3. Bertanya dan menjawabpertanyaan
1 3 2 - 17 70,83
Jumlah 6 9 3 0 56 273,49Rerata 79,16
Berdasarkan data pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan I berlangsung, indikator bertanya dan
menjawab pertanyaan untuk sub indikator mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang tepat pada kegiatan menganalisis hasil
pengamatan dengan menjabarkan dalam bentuk penjelasan yang
sederhana dari 6 kelompok, 3 kelompok tergolong sangat baik dan 3
kelompok tergolong baik. Rata-rata siswa dalam masing-masing
76
kelompok menganalisis hasil pengamatan dengan menjabarkan dalam
bentuk penjelasan yang sederhana dan kalimat yang logis.
Kegiatan memfokuskan penjabaran dari hasil pengamatan dari 6
kelompok, 2 kelompok tergolong sangat baik, 3 kelompok tergolong baik
dan sisanya 1 kelompok tergolong kurang baik. Rata-rata siswa dalam
masing-masing kelompok memfokuskan penjabaran dari hasil
pengamatan dari umum ke khusus atau sebaliknya, dengan kalimat yang
kurang dapat dipahami.
Sedangkan untuk kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan,
yaitu siswa bertanya dan atau menjawab pertanyaan mengenai suatu
penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan dari guru maupun di LKS dari 6
kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 3 kelompok tergolong baik
dan 2 kelompok tergolong kurang baik. Rata-rata siswa dalam menjawab
setiap pertanyaan yang ada di LKS maupun yang dilontarkan guru
dengan benar walaupun kurang jelas dalam penyampaiannya.
Nilai rerata persentase yang diperoleh dari semua kegiatan pada
indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sub-indikator memberikan
penjelasan sederhana pada pertemuan pertama sebesar 79,16%. Dari
pengamatan dan analisis data yang telah dijabarkan diatas, disimpulkan
bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan indikator bertanya
dan menjawab pertanyaan dengan sub-indikator memberikan penjelasan
sederhana di pertemuan pertama ini tergolong baik.
77
Tabel 10Hasil Lembar Observasi Indikator Mengobservasi dan MempertimbangkanHasil Observasi sub Indikator Mempertanggungjawabkan Hasil Observasi
NoSub Indikator
Mempertanggungjawabkan Hasil Observasi
JumlahPemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Mempresentasikan hasilobservasi denganmengemukakannyakepada kelompok lain
2 1 2 1 16 66,66
2. Mendiskusikan hasilkerja dengan kelompoklain
- 3 2 1 14 58,33
Jumlah 5 3 3 1 36 124,99Rerata 62,49
Berdasarkan data pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan I berlangsung, kegiatan mempresentasikan
hasil observasi dengan mengemukakannya kepada kelompok lain dari 6
kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, 1 kelompok tergolong baik,
2 kelompok tergolong kurang baik dan 1 kelompok yang tergolong
sangat kurang baik. Rata-rata siswa di tiap-tiap kelompok
mempresentasikan hasil observasi dengan mengemukakannya kepada
guru dan kelompok lain dengan jelas tetapi kurang lancar.
Kegiatan mendiskusikan hasil kerja dengan kelompok lain dari 6
kelompok, 3 kelompok tergolong baik, 2 kelompok tergolong kurang
baik dan 1 kelompok tergolong sangat kurang baik. Rata-rata siswa
dalam berdiskusi dengan kelompok lain, bertanya dan menjawab
pertanyaan dengan jawaban kurang benar.
78
Nilai rerata persentase yang diperoleh dari semua kegiatan pada
indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sub-indikator
mempertanggungjawabkan hasil observasi pada pertemuan pertama
sebesar 62,49%. Dari pengamatan dan analisis data yang telah dijabarkan
diatas, disimpulkan bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan
indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sub-indikator
mempertanggungjawabkan hasil observasi di pertemuan pertama ini
tergolong kurang baik.
Tabel 11Hasil Lembar Observasi Indikator Mengobservasi dan Mempertimbangkan
Hasil Observasi sub Indikator Melaporkan Hasil Observasi
NoSub Indikator
Melaporkan HasilObservasi
JumlahPemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Mencatat setiappengamatan ke dalam tabel
2 2 2 - 18 75,00
2. Membuat grafik hasilpengamatan
- 3 2 1 14 58,33
Jumlah 2 5 4 1 32 133,33Rerata 66,66
Berdasarkan data pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan I berlangsung, indikator mengobservasi
dan mempertimbangkan hasil observasi untuk sub indikator melaporkan
hasil observasi pada kegiatan mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel
dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok
tergolong baik dan 2 kelompok lainnya tergolong kurang baik. Beberapa
79
kelompok mencatat hasil percobaan secara benar sesuai dengan
pengamatan tetapi kurang lengkap.
Sedangkan untuk kegiatan membuat grafik hasil pengamatan dari
6 kelompok 3 kelompok tergolong baik, 2 kelompok tergolong kurang
baik dan 1 kelompok yang tergolong sangat kurang baik. Rata-rata siswa
pada tiap kelompok membuat grafik hubungan kenaikan suhu zat dengan
waktu berbeda pada volume sama dengan kurang tepat, kurang sesuai
hasil pengamatan dan skala kurang presisi.
Nilai rerata persentase yang diperoleh dari semua kegiatan pada
indikatorindikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi sub indikator melaporkan hasil observasipada pertemuan
pertama sebesar 66,66%. Dari pengamatan dan analisis data yang telah
dijabarkan diatas, disimpulkan bahwa kategori keterampilan berpikir
kritis dengan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi sub indikator melaporkan hasil observasidi pertemuan pertama
ini tergolongbaik.
80
Pertemuan II
Tabel 12Hasil Lembar Observasi Indikator Menginduksi dan Mempertimbangkan
Hasil Induksi sub Indikator Mengemukakan Hipotesis.
NoSub Indikator
MengemukakanHipotesis
JumlahPemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Membuat hipotesisdengan bahasanyasendiri dari pengamatanStarter Experiment
1 5 - - 19 79,16
2. Mendiskusikanhipotesis dalam masing-masing kelompok
1 3 1 1 16 66,66
Jumlah 2 8 1 1 35 145,82Rata-rata 72,91
Berdasarkan data pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan II berlangsung, indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi untuk sub indikator mengemukakan
hipotesis pada kegiatan membuat hipotesis atau dugaan sementara
dengan bahasanya sendiri dari 6 kelompok 1 kelompok tergolong sangat
baik dan 5 kelompok lainnya tergolong baik. Rata-rata semua kelompok
membuat hipotesis dengan baik dan benar berdasarkan pengamatan
kelompok masing-masing yaitu dari percobaan Starter Experiment.
Kegiatan mendiskusikan hipotesis dalam kelompok, dari 6
kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 3 kelompok tergolong baik,
1 kelompok tergolong kurang baik baik, dan 1 kelompok lainnya
tergolong sangat kurang baik. Rata-rata siswa dalam kelompok masing-
81
masing kurang aktif mendiskusikan hipotesis, menyatakan pendapatnya,
serta fokus pada materi dan Starter Eksperiment yang telah dilakukan.
Nilai rerata persentase yang diperoleh dari semua kegiatan pada
indikatormenginduksi dan mempertimbangkan hasil induksisub-indikator
mengemukakan hipotesis pada pertemuan pertamasebesar 72,91%. Dari
pengamatan dan analisis data yang telah dijabarkan diatas, disimpulkan
bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksipada sub-indikator
mengemukakan hipotesis di pertemuan pertamaini tergolong baik.
Tabel 13Hasil Lembar Observasi Indikator Menginduksi dan Mempertimbangkan
Hasil Induksi sub Indikator Merancang Eksperimen.
NoSub Indikator
MerancangEksperimen
JumlahPemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Menyusun alat danbahan sesuai LKS
- 6 - - 18 75,00
2. Menguji bahan yangkonduktor dan isolatordengan peristiwakonduksi
1 5 - - 19 79,16
3. Menguji peristiwakonveksi
- 2 4 - 14 58,33
4. Menguji peristiwaradiasi
1 4 1 - 18 75,00
Jumlah 4 19 1 0 75 312,49Rerata 71,87
Berdasarkan data pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan II berlangsung, indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi untuk sub indikator merancang
82
eksperimen dengan kegiatan menyusun alat dan bahan sesuai LKS semua
kelompok tergolong baik. Siswa dalam masing-masing kelompok
menyusun alat dan bahan sesuai dengan LKS (gambar) walaupun
langkah-langkah penyusunan kurang benar.
Kegiatan menguji bahan yang konduktor dan isolator dengan
peristiwa konduksi menunjukkan hasil bahwa dari 6 kelompok 1
kelompok tergolong sangat baik dan 5 kelompok lainnya tergolong baik.
Kegiatan menguji peristiwa konveksi dari 6 kelompok 2 kelompok
tergolong sangat baik dan 4 kelompok lainnya tergolong baik. Selain itu,
untuk kegiatan menguji peristiwa radiasi dari 6 kelompok 1 kelompok
tergolong sangat baik, 4 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok
lainnya tergolong kurang baik.
Nilai rata-rata persentase yang diperoleh dari semua kegiatan pada
indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi sub-
indikator merancang eksperimen pada pertemuan pertamasebesar
71,87%. Dari pengamatan dan analisis data yang telah dijabarkan diatas,
disimpulkan bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksipada sub-indikator
merancang eksperimendi pertemuan pertamaini tergolong baik.
83
Tabel 14Hasil Lembar Observasi Indikator Menginduksi dan Mempertimbangkan
Hasil Induksi sub Indikator Mengemukakan Kesimpulan.
NoSub Indikator
MengemukakanKesimpulan
JumlahPemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Menuliskan kesimpulandari hasil eksperimendan pengamatan
2 4 - - 20 83,33
2. Menuliskan kesimpulandari hasil diskusi kelas
5 1 - - 23 95,83
Jumlah 7 5 0 0 43 179,16Rerata 89,58
Berdasarkan data pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan I berlangsung, indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi untuk sub indikator mengemukakan
kesimpulan pada kegiatan menuliskan kesimpulan dari hasil eksperimen
dan pengamatan teramati bahwa 2 dari 6 kelompok tergolong sangat baik
dan 4 kelompok lainnya tergolong baik. Rata-rata siswa dalam masing-
masing kelompok menuliskan kesimpulan dari hasil dan pengamatan
eksperimen sesuai rumusan masalah walaupun kurang jelas dalam
penulisan.
Kegiatan menuliskan kesimpulan hasil diskusi kelas dari 6
kelompok, 5 kelompok tergolong sangat baik dan 1 kelompok tergolong
baik. Rata-rata siswa dalam masing-masing kelompok dapat menuliskan
kesimpulan hasil diskusi kelas dengan benar serta mencakup keseluruhan
materi yang didiskusikan.
84
Nilai rerata persentase yang diperoleh dari semua kegiatan pada
indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi sub-
indikator mengemukakan kesimpulan pada pertemuan pertamasebesar
89,58%. Dari pengamatan dan analisis data yang telah dijabarkan diatas,
disimpulkan bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi pada sub-indikator
mengemukakan kesimpulan di pertemuan pertamaini tergolong baik.
Tabel 15Hasil Lembar Observasi Indikator Mempertimbangkan Apakah Sumber
dapat Dipercaya atau tidak sub Indikator MempertimbangkanPenggunaan Prosedur yang Tepat.
No
Sub IndikatorMempertimbangkan
Penggunaan Proseduryang Tepat
JumlahPemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Menyiapkan alat danbahan
3 3 - - 21 87,50
2. Melakukan diskusisebelum praktikum
2 2 2 18 75,00
3. Membuat prosedurpercobaan/langkahkerja praktikum
- 1 5 - 13 54,16
4. Menemukan informasidari berbagai sumber
1 4 1 - 18 75,00
5. Kebiasaan berhati-hati 3 3 - - 21 87,50Jumlah 9 13 8 0 91 379,16
Rata-rata 75,83
Berdasarkan data pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan I berlangsung, indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak untuk sub
indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat pada
85
kegiatan menyiapkan alat dan bahan serta kebiasaan berhati-hati
diperoleh hasil yang sama yaitu dari 6 kelompok, 3 kelompok tergolong
sangat sangat baik dan 3 kelompok lainnya tergolong baik.
Untuk kegiatan melakukan diskusi sebelum praktikum, dari
keseluruhan kelompok terdapat 2 kelompok yang tergolong sangat baik,
2 kelompok tergolong baik, dan 2 kelompok tergolong kurang baik. Pada
kegiatan membuat prosedur percobaan/langkah kerja praktikum, dari 6
kelompok 1 kelompok tergolong baik dan 5 kelompok lainnya tergolong
kurang baik. Rata-rata siswa dalam masing-masing kelompok membuat
prosedur percobaan/langkah kerja praktikum dilakukan dengan sistematis
tetapi hasil dari bertanya kepada guru.
Kegiatan menemukan informasi dari berbagai sumber, dari
pengamatan terdapat 1 kelompok yang tergolong sangat baik, 4
kelompok tergolong baik, dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik.
Sebagian besar siswa dalam tiap kelompok aktif mencari dan membaca
dari berbagai sumber (buku/modul) untuk menemukan informasi tentang
karakteristik kalor.
Nilai rerata persentase yang diperoleh dari semua kegiatan pada
indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
sub-indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat pada
pertemuan pertamasebesar 75,83%. Dari pengamatan dan analisis data
yang telah dijabarkan diatas, disimpulkan bahwa kategori keterampilan
berpikir kritis dengan indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat
86
dipercaya atau tidak dengan sub-indikator mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang tepat di pertemuan pertamaini tergolong baik.
Tabel 16Hasil Lembar Observasi Indikator Bertanya dan Menjawab Pertanyaan
sub Indikator Memberikan Penjelasan Sederhana.
NoSub IndikatorMemberikan
Penjelasan Sederhana
JumlahPemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Menganalisis hasilpengamatan denganmenjabarkan dalambentuk penjelasan yangsederhana
4 2 - - 22 91,66
2. Memfokuskanpenjabaran dari hasilpengamatan
2 1 3 - 17 70,83
3. Bertanya dan menjawabpertanyaan: yaitu siswabertanya dan ataumenjawab pertanyaanmengenai suatupenjelasan padapertanyaan-pertanyaandari guru maupun di LKS
- 5 1 - 17 70,83
Jumlah 6 8 4 0 56 233,33Rerata 77,77
Berdasarkan data pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan I berlangsung, indikator bertanya dan
menjawab pertanyaan untuk sub indikator mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang tepat pada kegiatan menganalisis hasil
pengamatan dengan menjabarkan dalam bentuk penjelasan yang
sederhana dari 6 kelompok, 4 kelompok tergolong sangat baik dan 2
kelompok tergolong baik. Rata-rata siswa dalam masing-masing
87
kelompok menganalisis hasil pengamatan dengan menjabarkan dalam
bentuk penjelasan yang sederhana dan kalimat yang logis.
Kegiatan memfokuskan penjabaran dari hasil pengamatan dari 6
kelompok, 2 kelompok tergolong sangat baik, 1 kelompok tergolong baik
dan sisanya 3 kelompok tergolong kurang baik. Rata-rata siswa dalam
masing-masing kelompok memfokuskan penjabaran dari hasil
pengamatan dari umum ke khusus atau sebaliknya, dengan kalimat yang
kurang dapat dipahami.
Sedangkan untuk kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan,
yaitu siswa bertanya dan atau menjawab pertanyaan mengenai suatu
penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan dari guru maupun di LKS dari 6
kelompok 5 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok tergolong kurang
baik. Rata-rata siswa dalam menjawab setiap pertanyaan yang ada di
LKS maupun yang dilontarkan guru dengan benar walaupun kurang jelas
dalam penyampaiannya.
Nilai rata-rata persentase yang diperoleh dari semua kegiatan pada
indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sub-indikator memberikan
penjelasan sederhana pada pertemuan pertama sebesar 77,77%. Dari
pengamatan dan analisis data yang telah dijabarkan diatas, disimpulkan
bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan indikator bertanya
dan menjawab pertanyaan dengan sub-indikator memberikan penjelasan
sederhana di pertemuan pertama ini tergolong baik.
88
Tabel 17Hasil Lembar Observasi Indikator Bertanya dan Menjawab Pertanyaan
Sub Indikator Menyebutkan Contoh
No Sub IndikatorMenyebutkan Contoh
JumlahPemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Menyebutkan contohperistiwa-peristiwakonveksi, konduksi danradiasi dalamkehidupan sehari-hari
3 3 - - 21 87,50
Jumlah 3 3 0 0 21 87,50Rerata 87,50
Berdasarkan data pada tebel 17 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan I berlangsung, indikator bertanya dan
menjawab pertanyaan untuk sub indikator mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang tepat pada kegiatan menyebutkan contoh
peristiwa-peristiwa konveksi, konduksi dan radiasi dalam kehidupan
sehari-hari dari 6 kelompok, 3 kelompok tergolong sangat baik dan 3
kelompok lainnya tergolong baik. Persentase yang diperoleh adalah
87,50%. Hal ini menunjukkan bahwa kategori keterampilan berpikir
kritis dengan bertanya dan menjawab pertanyaan dengan sub-indikator
menyebutkan contoh adalah tergolong sangat baik.
89
Tabel 18Hasil Lembar Observasi Indikator Mengobservasi dan MempertimbangkanHasil Observasi sub Indikator Mempertanggungjawabkan Hasil Observasi
NoSub Indikator
Mempertanggungjawabkan Hasil Observasi
JumlahPemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Mempresentasikan hasilobservasi denganmengemukakannyakepada kelompok lain
2 3 1 - 19 79,16
2. Mendiskusikan hasilkerja dengan kelompoklain
1 5 - - 19 79,16
Jumlah 3 5 1 0 36 158,32Rerata 79,16
Berdasarkan data pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan I berlangsung, indikator mengobservasi
dan mempertimbangkan hasil observasi untuk sub indikator
mempertanggungjawabkan hasil observasi pada kegiatan
mempresentasikan hasil observasi dengan mengemukakannya kepada
kelompok lain dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, 3
kelompok tergolong baik, 1 kelompok tergolong kurang baik. Rata-rata
siswa di tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil observasi dengan
mengemukakannya kepada guru dan kelompok lain dengan jelas tetapi
kurang lancar.
Kegiatan mendiskusikan hasil kerja dengan kelompok lain dari 6
kelompok, 1 kelompok tergolong sangat baik dan 5 kelompok lainnya
90
tergolong baik. Rata-rata siswa dalam berdiskusi dengan kelompok lain,
bertanya dan menjawab pertanyaan dengan jawaban kurang benar.
Nilai rerata persentase yang diperoleh dari semua kegiatan pada
indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sub-indikator
mempertanggungjawabkan hasil observasi pada pertemuan pertama
sebesar 79,16%. Dari pengamatan dan analisis data yang telah dijabarkan
diatas, disimpulkan bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan
indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sub-indikator
mempertanggungjawabkan hasil observasi di pertemuan pertama ini
tergolong kurang baik.
Tabel 19Hasil Lembar Observasi Indikator Mengobservasi dan Mempertimbangkan
Hasil Observasi sub Indikator Melaporkan Hasil Observasi
NoSub Indikator
Melaporkan HasilObservasi
JumlahPemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Mencatat setiappengamatan ke dalamtabel
2 4 - - 20 83,33
Jumlah 2 4 - - 20 83,33Rerata 83,33
Berdasarkan data pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan I berlangsung, indikator mengobservasi
dan mempertimbangkan hasil observasi untuk sub indikator melaporkan
hasil observasi pada kegiatan mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel
dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik dan 4 kelompok
91
lainnya tergolong baik. Persentase yang diperoleh adalah 83,33%. Hal ini
menunjukkan bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan
bertanya dan menjawab pertanyaan dengan sub-indikator melaporkan
hasil observasi adalah tergolong sangat baik.
Tabel 20Hasil Lembar Observasi Indikator Mendefinisikan Istilah Dan
Mempertimbangkan Suatu Definisi
No
Sub Indikator StrategiMembuat Definisidengan Bertindak
MemberikanPenjelasan Lanjut
JumlahPemunculanIndikator per
Kelompok ∑ Persentase(%)Nilai Gradasi
Indikator4 3 2 1
1. Membuat bentukdefinisi darikeseluruhanpembalajaran tentangKalor danPerpindahannya
1 4 1 - 18 75,00
Jumlah 1 4 1 - 18 75,00Rerata 75,00
Berdasarkan data pada Tabel 20 dapat dilihat bahwa selama
pembelajaran pada pertemuan I berlangsung, indikator mendefinisikan
istilah dan mempertimbangkan suatu definisi untuk sub indikator strategi
membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut pada
kegiatan membuat bentuk definisi dari keseluruhan pembalajaran tentang
Kalor dan Perpindahannya dari 6 kelompok 1 kelompok tergolong sangat
baik dan 4 kelompok lainnya tergolong baik dan 1 kelompok lainnya
tergolong kurang baik. Rata-rata siswa dalam tiap-tiap kelompok dapat
menjelaskan definisi 3 dari 4 sub materi.
92
Persentase yang diperoleh adalah 75%. Hal ini menunjukkan
bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan indikator bertanya
dan menjawab pertanyaan dengan sub-indikator strategi membuat
definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut tergolongbaik.
Tabel 21Hasil Persentase Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Tiap Indikator pada
Pertemuan I dengan Pendekatan SEA pada Metode Eksperimen
No IndikatorBerpikir Kritis
Sub IndikatorBerpikir Kritis
∑ Persentase(%)
1. Menginduksi danmempertimbangkan hasil induksi
Mengemukakanhipotesis
68,75
68,74Merancangeksperimen
64,58
Mengemukakankesimpulan
72,91
2. Mempertimbangkan apakah sumberdapat dipercayaatau tidak
Mempertimbangkanpenggunaanprosedur yang tepat
72,49 72,49
3. Bertanya danmenjawabpertanyaan
Memberikanpenjelasansederhana
79,16 79,16
4. Mengobservasi danmempertimbangkan hasil observasi
Mempertanggung-jawabkan hasilobservasi
62,49
64,57
Melaporkan hasilobservasi
66,66
Jumlah rerata (%) 71,24
Berdasarkan Tabel 21 dapat diperoleh bahwa hasil persentase
indikator keterampilan berpikir kritis untuk pertemuan pertama dengan
empat indikator diperoleh hasil berbeda-beda diantaranya untuk indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase
sebanyak 68,74%, indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak diperoleh persentase sebanyak 72,49%, indikator
93
bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh persentase sebanyak
79,16%, dan untuk indikator mengobservasi dan mempertimbangkan
hasil observasi diperoleh persentase sebanyak 64,57%. Maka jumlah
persentase keseluruhan indikator berpikir kritis pada pertemuan pertama
diperoleh sebesar 71,24%, hal ini menunjukkan behwa keterampilan
berpikir kritis siswa kelas VIIA tergolong baik.
Tabel 22Hasil Persentase Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Tiap Indikator pada
Pertemuan II dengan Pendekatan SEA pada Metode Eksperimen
No IndikatorBerpikir Kritis
Sub IndikatorBerpikir Kritis
∑ Persentase(%)
1. Menginduksi danmempertimbangkan hasil induksi
Mengemukakanhipotesis
72,91
78,12Merancangeksperimen
68,22
Mengemukakankesimpulan
89,58
2. Mempertimbangkan apakah sumberdapat dipercayaatau tidak
Mempertimbangkanpenggunaanprosedur yang tepat
75,83 75,83
3. Bertanya danmenjawabpertanyaan
Memberikanpenjelasansederhana
77,77
82,63
Menyebutkancontoh
87,50
4. Mengobservasi danmempertimbangkan hasil observasi
Mempertanggungjawabkan hasilobservasi
79,16
81,24
Melaporkan hasilobservasi
83,33
5. Mendefinisikanistilah danmempertimbangkan suatu definisi
Strategi membuatdefinisi denganbertindakmemberikanpenjelasan lanjut
75,00 75,00
Jumlah rerata (%) 78,56
94
Berdasarkan Tabel 22 dapat diperoleh bahwa hasil persentase
indikator keterampilan berpikir kritis untuk pertemuan pertama dengan
lima indikator diperoleh hasil berbeda-beda diantaranya untuk indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase
sebanyak 78,81%, indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak diperoleh persentase sebanyak 75,83%, indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh persentase sebanyak
82,64%, untuk indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi diperoleh persentase sebanyak 82,64% dan indikator
mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi sebanyak
75%. Maka jumlah persentase keseluruhan indikator berpikir kritis pada
pertemuan kedua diperoleh sebesar 78,08%, hal ini menunjukkan behwa
keterampilan berpikir kritis siswa kelas VIIA tergolong baik.
Tabel 23Hasil Persentase Keterampilan Berpikir Kritis secara Keseluruhan
NoIndikator Berpikir
KritisSub IndikatorBerpikir Kritis ∑ Persentase
(%)
1. Menginduksi danmempertimbangkanhasil induksi
Mengemukakanhipotesis
70,83
74,47Merancangeksperimen
71,35
Mengemukakankesimpulan
81,24
2. Mempertimbangkanapakah sumber dapatdipercaya atau tidak
Mempertimbangkanpenggunaanprosedur yang tepat
74,16 74,16
3. Bertanya danmenjawab pertanyaan
Memberikanpenjelasan sederhana 78,46
82,98
Menyebutkan contoh87,50
95
No Indikator BerpikirKritis
Sub IndikatorBerpikir Kritis
∑ Persentase(%)
4. Mengobservasi danmempertimbangkanhasil observasi
Mempertanggungjawabkan hasilobservasi
70,8272,91
Melaporkan hasilobservasi
75,00
5. Mendefinisikan istilahdanmempertimbangkansuatu definisi
Strategi membuatdefinisi denganbertindakmemberikanpenjelasan lanjut
75,00 75,00
Jumlah rata-rata (%) 75,90
Berdasarkan Tabel 23 jumlah persentase keseluruhan untuk kelima
indikator berpikir kritis diperoleh hasil yang berbeda, untuk indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh hasil
keseluruhan persentase sebanyak 74,47%, indikator mempertimbangkan
apakah sumber dapat dipercaya atau tidak diperoleh sebanyak 74,16%,
indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sebanyak 82,98%, indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 72,91%, serta
untuk indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu
definisi diperoleh sebanyak 75%. Nilai rata-rata jumlah persentase
keseluruhan keterampilan berpikir kritis diperoleh sebesar 75,90%. Hal
ini menunjukkan bahwa kategori keterampilan berpikir kritis siswa
dengan pendekatan SEA pada metode eksperimen di pembelajaran Fisika
materi Kalor dan Perpindahan Kalor kelas VIIA berkembang dengan
sangat baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2 dibawah
ini.
96
Gambar 2.Grafik Indikator Keterampilan Berpikir Kritis tiap Pertemuan
Keterangan:Indikator 1: menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksiIndikator 2: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidakIndikator 3: bertanya dan menjawab pertanyaanIndikator 4: mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasiIndikator 5: mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
Dari grafik diatas dicari nilai rata-rata keseluruhan indikator
keterampilan berpikir kritis siswa sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
indikator menurut R.Ennis dengan lima indikator yang diteliti
diantaranya menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi,
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, bertanya
dan menjawab pertanyaan, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi, serta mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu
definisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.
0
20
40
60
80
100
Indikator1
68,7478,12
Pers
enta
se (%
)
96
Gambar 2.Grafik Indikator Keterampilan Berpikir Kritis tiap Pertemuan
Keterangan:Indikator 1: menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksiIndikator 2: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidakIndikator 3: bertanya dan menjawab pertanyaanIndikator 4: mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasiIndikator 5: mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
Dari grafik diatas dicari nilai rata-rata keseluruhan indikator
keterampilan berpikir kritis siswa sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
indikator menurut R.Ennis dengan lima indikator yang diteliti
diantaranya menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi,
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, bertanya
dan menjawab pertanyaan, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi, serta mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu
definisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.
Indikator1
Indikator2
Indikator3
Indikator4 Indikator
5
68,74 72,4979,16
64,57
78,1275,83
82,63 81,2475
96
Gambar 2.Grafik Indikator Keterampilan Berpikir Kritis tiap Pertemuan
Keterangan:Indikator 1: menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksiIndikator 2: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidakIndikator 3: bertanya dan menjawab pertanyaanIndikator 4: mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasiIndikator 5: mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
Dari grafik diatas dicari nilai rata-rata keseluruhan indikator
keterampilan berpikir kritis siswa sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
indikator menurut R.Ennis dengan lima indikator yang diteliti
diantaranya menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi,
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, bertanya
dan menjawab pertanyaan, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi, serta mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu
definisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.
Pertemuan 1
Pertemuan 2
97
Gambar 3. Grafik Indikator Keterampilan Berpikir Kritis secaraKeseluruhan
Keterangan:Indikator 1: menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksiIndikator 2: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidakIndikator 3: bertanya dan menjawab pertanyaanIndikator 4: mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasiIndikator 5: mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
2. Hasil Data Angket
Hasil analisis angket tanggapan siswa terhadap keterampilan
berpikir kritis pada pembelajaran fisika dengan pendekatan Starter
Experiment Approach yang dihitung secara per-indikator. Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
1. Indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.
Untuk indikator ini pernyataan angket yang disajikan terdapat 8
pernyataan diantaranya 4 untuk pernyataan positif dan 4 lagi untuk
pernyataan negatif.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Indikator 1
Pers
enta
se (%
)
97
Gambar 3. Grafik Indikator Keterampilan Berpikir Kritis secaraKeseluruhan
Keterangan:Indikator 1: menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksiIndikator 2: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidakIndikator 3: bertanya dan menjawab pertanyaanIndikator 4: mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasiIndikator 5: mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
2. Hasil Data Angket
Hasil analisis angket tanggapan siswa terhadap keterampilan
berpikir kritis pada pembelajaran fisika dengan pendekatan Starter
Experiment Approach yang dihitung secara per-indikator. Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
1. Indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.
Untuk indikator ini pernyataan angket yang disajikan terdapat 8
pernyataan diantaranya 4 untuk pernyataan positif dan 4 lagi untuk
pernyataan negatif.
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
74,47 74,1682,98
72,91
97
Gambar 3. Grafik Indikator Keterampilan Berpikir Kritis secaraKeseluruhan
Keterangan:Indikator 1: menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksiIndikator 2: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidakIndikator 3: bertanya dan menjawab pertanyaanIndikator 4: mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasiIndikator 5: mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
2. Hasil Data Angket
Hasil analisis angket tanggapan siswa terhadap keterampilan
berpikir kritis pada pembelajaran fisika dengan pendekatan Starter
Experiment Approach yang dihitung secara per-indikator. Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
1. Indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.
Untuk indikator ini pernyataan angket yang disajikan terdapat 8
pernyataan diantaranya 4 untuk pernyataan positif dan 4 lagi untuk
pernyataan negatif.
Indikator 4 Indikator 5
75
98
Tabel 24Hasil Angket Indikator Menginduksi dan Mempertimbangkan Hasil
Induksi.Kategori Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
SS 43 x 4 = 172 3 x 1 = 3S 74 x 3 = 219 48 x 2 = 96
TS 11 x 2 = 22 72 x 3 = 216STS 0 x 1 = 0 4 x 4 = 16Jumlah 413 331Jumlah maksimum 512 512Persentase 80,66% 64,64%PersentaseKeseluruhan 72,65%
Jumlah persentase untuk indikator menginduksi dan
memeprtimbangkan hasil induksi adalah sebanyak 72,65%. Persentase
tersebut menunjukkan bahwa indikator menginduksi dan
memeprtimbangkan hasil induksi, tergolong baik.
2. Indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya
atau tidak
Untuk indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak, pernyataan angket yang disajikan terdapat 2
pernyataan yang kedua-duanya merupakan bentuk pernyataan positif.
Tabel 25Hasil Angket Indikator Mempertimbangkan Apakah Sumber Dapat
Dipercaya atau Tidak.Kategori Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
SS 20 x 4 = 80 0 x 1 = 0S 34 x 3 = 102 5 x 2 = 10
TS 10 x 2 = 20 15 x 3 = 45STS 0 x 1 = 0 12 x 4 = 48Jumlah 202 103Jumlah maksimum 256 128Persentase 78,90% 80,46%PersentaseKeseluruhan
79,68%
99
Jumlah persentase untuk indikator mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak adalah sebanyak 79,68%. Persentase
tersebut menunjukkan bahwa indikator mempertimbangkan apakah
sumber dapat dipercaya atau tidak, tergolong baik.
3. Indikator bertanya dan menjawab pertanyaan
Untuk indikator bertanya dan menjawab pertanyaan, pernyataan
angket yang disajikan terdapat 7 pernyataan diantaranya 4 untuk
pernyataan positif dan 3 lainnya untuk pernyataan negatif.
Tabel 26Hasil Angket Indikator Bertanya dan Menjawab Pertanyaan.
Kategori Pernyataan Positif Pernyataan NegatifSS 40 x 4 = 160 1 x 1 = 1S 86 x 3 = 256 10 x 2 =20
TS 2 x 2 = 4 49 x 3 = 147STS 0 x 1 = 0 36 x 4 = 144Jumlah 420 312Jumlah maksimum 512 384Persentase 82,03% 81,25%PersentaseKeseluruhan 81,64%
Jumlah persentase untuk indikator bertanya dan menjawab pertanyaan
adalah sebanyak 81,64%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa
indicator bertanya dan menjawab pertanyaan tergolong sangat baik.
4. Indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Untuk indikator ini pernyataan angket yang disajikan terdapat 5
pernyataan diantaranya 2 untuk pernyataan positif dan 3 lainnya untuk
pernyataan negatif.
100
Tabel 27Hasil Angket Indikator Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil
Observasi.Kategori Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
SS 5 x 4 = 20 0 x 1 = 0S 46 x 3 = 138 19 x 2 = 38
TS 13 x 2 = 26 68 x 3 = 204STS 0 x 1 = 0 9 x 4 =36
Jumlah 184 278Jumlah maksimum 256 384Persentase 71,87% 72,30%PersentaseKeseluruhan 72,08%
Jumlah persentase untuk indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi adalah sebanyak
72,08%.Persentase tersebut menunjukkan bahwa indikator ini
tergolong baik.
5. Indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu
definisi
Untuk indikator ini pernyataan angket yang disajikan terdapat 4
pernyataan diantaranya 2 untuk pernyataan positif dan 2 lainnya untuk
pernyataan negatif.
Tabel 28Hasil Angket Indikator Mendefinisikan Istilah dan Mempertimbangkan
Suatu Definisi.Kategori Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
SS 12 x 4 = 48 0 x 1 = 0S 52 x 3 = 156 18 x 2 = 36
TS 0 x 2 = 0 25 x 3 = 75STS 0 x 1 = 0 21 x 4 = 84
Jumlah 204 195Jumlah maksimum 256 256Persentase 79,68% 76,17%PersentaseKeseluruhan
77,92%
101
Jumlah persentase untuk indikator mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan suatu definisi adalah sebanyak 77,92%.Persentase
tersebut menunjukkan bahwa indikator ini tergolong baik.
Tabel 29Hasil Analisis Dengan Data Angket Secara Keseluruhan
No Indikator Berpikir KritisPersentase
(%)
1. Menginduksi dan mempertimbangkan hasilinduksi
72,65
2. Mempertimbangkan apakah sumber dapatdipercaya atau tidak
79,68
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan 81,64
4. Mengobservasi dan mempertimbangkanhasil observasi
72,08
5. Mendefinisikan istilah danmempertimbangkan suatu definisi
77,92
Rerata 76,79
Berdasarkan hasil analisis dengan data angket jumlah
keseluruhan yang didapat sebanyak 76,79%. Berdasarkan penjabaran
dalam bentuk tabel diatas, dapat diketahui bahwa indikator
keterampilan berpikir kritis siswa yang tergolong sangat baik yaitu
pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan. Persentase
tertinggi tersebut yaitu sebesar 81,64% dan terrendah sebesar 72,08%
dengan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi, tetapi masih dalam kategori baik. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
102
Gambar 4. Grafik Hasil Data Angket Keterampilan Berpikir Kritis padaPembelajaran Fisika dengan Pendekatan SEA.
Keterangan:Indikator 1: menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksiIndikator 2: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidakIndikator 3: bertanya dan menjawab pertanyaanIndikator 4: mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasiIndikator 5: mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
B. Pembahasan
Fisika sebagai produk dan fisika sebagai proses yaitu pengetahuan fisika
yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori serta proses kerja
ilmiah.Dalam penelitian ini, indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang
dibahas pada tiap pertemuan berbeda-beda sesuai dengan aktivitas dan tujuan
percobaan yang dilakukan.
1. Temuan Penelitian Keterampilan Berpikir Kritis
Berikut akan dibahas temuan-temuan penelitian keterampilan berpikir
kritis siswa selama melakukan dua kali eksperimen.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Indikator 1
74,47Pe
rsen
tase
(%)
102
Gambar 4. Grafik Hasil Data Angket Keterampilan Berpikir Kritis padaPembelajaran Fisika dengan Pendekatan SEA.
Keterangan:Indikator 1: menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksiIndikator 2: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidakIndikator 3: bertanya dan menjawab pertanyaanIndikator 4: mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasiIndikator 5: mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
B. Pembahasan
Fisika sebagai produk dan fisika sebagai proses yaitu pengetahuan fisika
yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori serta proses kerja
ilmiah.Dalam penelitian ini, indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang
dibahas pada tiap pertemuan berbeda-beda sesuai dengan aktivitas dan tujuan
percobaan yang dilakukan.
1. Temuan Penelitian Keterampilan Berpikir Kritis
Berikut akan dibahas temuan-temuan penelitian keterampilan berpikir
kritis siswa selama melakukan dua kali eksperimen.
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5
74,47 74,1682,98
72,91
102
Gambar 4. Grafik Hasil Data Angket Keterampilan Berpikir Kritis padaPembelajaran Fisika dengan Pendekatan SEA.
Keterangan:Indikator 1: menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksiIndikator 2: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidakIndikator 3: bertanya dan menjawab pertanyaanIndikator 4: mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasiIndikator 5: mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
B. Pembahasan
Fisika sebagai produk dan fisika sebagai proses yaitu pengetahuan fisika
yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori serta proses kerja
ilmiah.Dalam penelitian ini, indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang
dibahas pada tiap pertemuan berbeda-beda sesuai dengan aktivitas dan tujuan
percobaan yang dilakukan.
1. Temuan Penelitian Keterampilan Berpikir Kritis
Berikut akan dibahas temuan-temuan penelitian keterampilan berpikir
kritis siswa selama melakukan dua kali eksperimen.
Indikator 5
75
103
a. Indikator Menginduksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi
Pada indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil
induksi terdapat tiga sub-indikator yang diamati diantaranya
mengemukakan hipotesis, merancang eksperimen dan mengemukakan
kesimpulan. Pada indikator ini teramati beberapa kelompok dapat
membuat hipotesis atau dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri
dari pengamatan Starter Eksperimen, dapat merancang eksperimen
seperti menyusun alat dan bahan hingga menguji kenaikan suhu zat,
serta siswa dapat mengemukakan kesimpulan sesuai fakta atau dapat
menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki selama pelaksanaan
praktikum dengan pendekatan Starter Eksperimen.Hasil dari
menyelidiki seperti mengamati perubahan atau peningkatan besar
kalor, mengamati faktor-faktor yang terlibat dalam proses perubahan
kalor, serta pengaruh dari faktor-faktor yang terlibat dalam perubahan
kalor merupakan suatu komponen-komponen dan petunjuk berpikir
siswa dalam mengemukakan suatu kesimpulan. Kesimpulan yang
dibuat adalah tentang tujuan praktikum yang pertama yaitu mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi besar kalor.
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi dan jawaban yang
diberikan siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan
siswa/kelompok. Dari ketiga sub-indikator ini untuk mengemukakan
hipotesis atau dugaan sementara dengan bahasanya sendiri diperoleh
hasil persentase sebanyak 68,75% pada pertemuan pertama dan
104
72,91% pada pertemuan kedua, sehingga rata-ratanya sebesar 70,83%.
Untuk sub-indikator merancang eksperimen diperoleh hasil persentase
sebanyak 71,35% serta untuk kesiatan mengemukakan kesimpilan
diperoleh persentase sebanyak 81,24%. Dari ketiga sub-indikator ini
diperoleh persentase keseluruhan sebesar 74,47%. Hal ini
menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi tergolong baik.
Pada praktikum dengan pendekatan Starter Eksperimen,pada
aspekini siswa melakukan suatu percobaan awal sebagai penyulut
(starter). Percobaan awal ini bertujuan untuk membangkitkan proses
berpikir, rasa ingin tahu dan menghubungkan konsep yang akan
dipelajari dengan lingkungannya atau pada kejadian sehari-hari. Dari
kegiatan ini, siswa mengemukakan masalah-masalah sederhana dari
kegiatan Starter Eksperimen.Dari munculnya masalah-masalah yang
sederhana, kemudian muncul suatu dugaan-dugaan sederhana yang
kemudian siswa kemukakan sebagai hipotesis. Sesuai dengan tujuan
penelitian ini, keterampilan berpikir kritis siswa dapat teramatiyang
kemudian dapat dikembangkan. Salah satu aspeknya yaitu dengan
keterampilan berhipotesis yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
dan membuat jawaban sementara serta mampu menghubungkan materi
sehingga didapat sebuah kesimpulan yang baik
Dalam suatu kerja kelompok, membuat sebuah atau beberapa
hipotesis tentunya tidak diperoleh atau dihasilkan dari pemikiran satu
105
siswa saja. Perlu adanya sebuah diskusi dalam satu kelompok untuk
menyatukan pemikiran dari beberapa siswa.
Pada dasarnya keterampilan berhipotesis akan muncul dan
berkembang jika siswa memahami konsep dari materi yang akan
dibahas. Pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum membaca
materi sebelumnya meskipun sebelum melakukan pembelajaran siswa
ditugaskan untuk membaca buku sumber di rumah yang menyangkut
materi Kalor dan Perpindahannya.
Pada pembelajaran dengan pendekatan Starter Experiment ini,
dapat teramati pula kemunculan sub-indikator merancang eksperimen
dengan menyusun alat dan bahan sesuai LKS. Siswa dalam tiap-tiap
kelompok memperhatikan susunan alat dan bahan yang digunakan
dalam eksperimen Kalor dan Perpindahan yang ada di LKS, kemudian
menyusunnya dengan langkah yang benar.
Selain menyusun alat dan bahan, sub-indikator merancang
eksperimen juga diamati dengan bagamana cara siswa menguji lama
waktu dan kenaikan suhu pada praktikum faktor-faktor yang
mempengaruhi besar kalor serta bagaimana siswa menguji peristiwa
konveksi, konduksi dan radiasi pada praktikum peristiwa perpindahan
kalor. Keterampilan berpikir kritis pada kegiatan tersebut diamati
dengan bagaimana kesesuaian langkah-langkah pengujian dengan
prosedur yang siswa rancang. Selain kesesuaian langkah pengujian,
pada kegiatan eksperimen dapat teramati pula bagaimana sistematika
106
langkah perancangan dan pengujian yang merupakan pencerminan dari
cara berpikir siswa.
Sub-indikator ketiga yang diamati pada pembelajaran dengan
pendekatan Starter Eksperimenadalah mengemukakan kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisis dari observasi dan jawaban siswa,
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menuliskan kesimpulan
dengan baik. Pada dasarnya hampir semua kelompok menuliskan inti
kesimpulan hampir sama dan sudah sesuai atau berkaitan dengan
rumusan masalah, tetapi dilihat dari penyusunan kata atau kalimat ada
yang masih kurang lengkap. Hal ini dikarenakan siswa dalam suatu
kelompok kurang dapat mengutarakan sesuatu melalui bahasa yang
jelas dan terarah.
Pada akhir kegiatan eksperimen setelah masing-masing
kelompok telah membuat sebuah kesimpulan dari suatu percobaan,
kesimpulan masing-masing kelompok itu kemudian dikemukakan dan
didiskusikan hingga diperoleh satu kesimpulan dari seluruh kelompok
(satu kelas). Setelah itu, masing masing kelompok menuliskan
kesimpulan hasil diskusi kelas (antar kelompok). Pengamatan dan
penilaian dilakukan dengan melihat kecakupan keseluruhan materi
yang terdapat dalam kesimpulan yang mereka buat. Terdapat beberapa
siswa/kelompok yang menuliskan kesimpulan dengan kurang lengkap
dikarenakan siswa/kelompok tersebut terburu-buru dalam membuat
kesimpulan.
107
Aspek keterampilan berpikir kritis yang teramati bahwa kurang
tepatnya siswa dalam menarik kesimpulan kegiatan eksperimen
disebabkan siswa kurang dalam menghubungkan pengetahuan atau
peristiwa satu dengan yang lainnya. Selain itu, siswa kurang dapat
mengutarakan sesuatu melalui bahasa yang jelas dan terarah.
b. Indikator Mempertimbangkan Sumber dapat Dipercaya atau Tidak
Pada indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak, sub-indikator yang diamati adalah
mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat. Pada indikator
ini, berdasarkan pengamatan siswa dapat menyiapkan alat percobaan
dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum, melakukan diskusi
sebelum melakukan praktikum, membuat prosedur percobaan/langkah
kerja praktikum, menemukan informasi dari berbagai sumber, serta
membiasakan berhati-hati dalam pelaksanaan praktikum.
Berdasarkan analisis lembar observasi dan jawaban yang
diberikan siswa bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Dari sub-
indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat
diperoleh hasil persentase sebanyak 72,49% untuk pertemuan pertama
dan 75,83% untuk pertemuan kedua. Dari keduanya diperoleh rata-rata
keseluruhan sebesar 74,16%. Hal ini menunjukkan bahwa
keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi tergolong baik.
108
Pembelajaran dengan pendekatanSEA dengan metode
eksperimen ini, kegiatan menyiapkan alat percobaan dan bahan yang
akan digunakan dalam praktikum merupakan hal yang sangat penting.
Kegiatan ini diamati dengan bagaimana kelengkapan atau kecukupan
alat dan bahan yang akan digunakan, apakah sudah sesuai kebutuhan
atau belum. Berkaitan dengan pengamatan keterampilan berpikir kritis
siswa, siswa yang kritis akan menyiapkan alat dan bahan praktikum
sedemikian rupa sehingga cukup dan sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan data analisis lembar observasi, rata-rata siswa dalam
kelompok tergolong baik dalam kegiatan menyiapkan alat dan bahan
praktikum. Ketika dalam suatu praktikum terdapat alat dan atau bahan
yang kurang, siswa berusaha melengkapinya.
Kesiapan kegiatan praktikum bukan hanya dari kelengkapan dan
kecukupan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum,
tetapi juga kesiapan dari masing-masing siswa dalam kelompok untuk
melakukan kerja atau eksperimen. Sebelum melakukan eksperimen
komunikasi dengan diskusi sebelum praktikum juga perlu dilakukan,
karena berkaitan dengan jalannya praktikum, strategi dan prosedur
praktikum yang nantinya akan dibuat. Terdapat siswa/kelompok yang
langsung melakukan praktikum tanpa berdiskusi, sehingga terdapat
kendala dalam jalannya praktikum. Siswa dalam kelompok tersebut
saat melakukan percobaan pengujian kenaikan suhu pada waktu yang
berbeda (1 hingga 5 menit) mengalami kendala pada pengamatan dan
109
penghitungan waktu tiap menitnya, ini dikarenakan tidak ada
komunikasi antara pengamat suhu(yang mengamati termometer)
dengan penghitung waktu (yang memegang stopwatch) saat sebelum
melakukan pengujian.
Kegiatan eksperimen tidak lepas dari hasil bagaimana pembuatan
prosedur percobaan/langkah kerja suatu eksperimen. Siswa atau
kelompok yang kritis akan membuat dan menyusun langkah-langkah
eksperimen dengan detail, sistematis dan sesuai dengan apa saja yang
dilakukan selama melakukan eksperimen.
Selain kesiapan alat, kesiapan siswa dan pembuatan langkah-
langkah kerja saat eksperimen, sub-indikator mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang tepat ini juga dibutuhkan referensi sebagai
penunjang. Penggunaan referensi dengan menemukan informasi dari
sumber yang berkaitan dengan materi Kalor dan Perpindahannya ini
berguna ketika siswa mengalami kendala dalam melakukan kerja atau
eksperimen, belum memahami suatu definisi/istilah, serta teori sebagai
pendukung pembuatan kesimpulan praktikum.
Keseluruhan kegiatan pembelajaran dengan SEA pada metode
eksperimen ini, dari awal hingga akhir didukung juga oleh kebiasaan
berhati-hati siswa. Rata-rata kelompok tergolong baik pada aspek ini.
Siswa yang kritis akan mengkondisikan sedemikian rupa sehingga
tempat/lokasi pengamatan aman dan mudah diamati, yaitu di tempat
yang cukup cahaya (untuk mengamati kenaikan suhu pada termometer)
110
dan mengindari/menjauhkan dari bahan atau benda-benda yang mudah
terbakar (kertas, korek api, dan plastik).
c. Indikator Bertanya dan Menjawab Pertanyaan
Pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan, sub-indikator
yang diamati adalah memberikan penjelasan sederhana dan
menyebutkan contoh. Pada kegiatan memberikan penjelasan sederhana
beberapa kelompok yang teramati yaitu kelompok siswa dapat
membuat analisis hasil pengamatan dengan menjabarkan dalam bentuk
penjelasan yang sederhana dari hasil pengamatan, memfokuskan
penjabaran tersebut, selain itu dapat menjawab pertanyaan dari guru
maupun dari LKS.
Menyebutkan contoh termasuk dalam kegiatan menerapkan
konsep pada pembelajaran Starter Eksperiment. Kegiatan
menyebutkan contoh diamati pada praktikum kedua yaitu praktikum
untuk mengetahui peristiwa-peristiwa perpindahan kalor. Kegiatan ini
diamati karena pembahasan materi perpindahan kalor cukup luas untuk
dikembangkan, terutama menyangkut peristiwa-peristiwa alam di
lingkungan sekitar dan kejadian sehari-hari.
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi dan jawaban yang
diberikan siswa bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa/kelompok.
Dari kedua sub-indikator ini untuk memberikan penjelasan sederhana
diperoleh hasil persentase sebesar 79,16% pada pertemuan pertama
dan persentase 77,77% pada pertemuan kedua. Untuk sub-indikator
111
menyebutkan contoh diperoleh persentase sebesar 87,50%. Dari kedua
sub-indikator ini diperoleh persentase keseluruhan sebesar 82,63%.
Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan kategori keterampilan
berpikir kritis siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan
tergolong sangat baik. Pada kegiatan eksperimen dengan pendekatan
SEA, indikator bertanya dan menjawab pertanyaan adalah indikator
dengan persentase tertinggi diantara indikator-indikator lain yang
diamati.
Siswa/kelompok membuat analisis dari hasil pengamatan dengan
menjabarkan dalam bentuk penjelasan yang sederhana. Pengamatan
kegiatan ini dilakukan saat siswa/kelompok menuliskan hasil
pengamatan Starter Eksperimennya pada LKS, yaitu pada kolom
pengamatan Starter satu, dua dan pengamatan Starter tiga. Dari
pengamatan ini diketahui bagaimana siswa/kelompok mengkaji dan
menjabarkan hasil pengamatan dengan memperhatikan kelogisan
kalimat yang dituliskan. Rata-rata siswa dalam kelompok pada
kegiatan ini tergolong baik, sebagian besar siswa dapat menganalisis
hasil pengamatan Starter Eksperimen dalam bentuk penjelasan yang
sederhana serta kalimat yang logis. Terdapat kelompok siswa yang
dalam penjabaran hasil pengamatan kurang logis karena kelompok
tersebut kurang memperhatikan pada saat melakukan percobaan awal
atau kurang memahami keterkaitan antara materi satu dengan yang
lain.
112
Membuat penjabaran sebuah analisis dari hasil pengamatan,
diperhatikan pula susunan kalimatnya. Kegiatan ini diamati dengan
cara melihat kefokusan sebuah paragraf atau penjelasan yang siswa
buat. Memfokuskan penjabaran dari hasil pengamatan dari umum ke
khusus atau sebaliknya, dari khusus ke umum perlu diperhatikan
karena akan membuat penjelasan tersebut mudah untuk dipahami
pembaca. Kaitannya dengan berpikir kritis, pengamatan ini dilakukan
untuk mengetahui refleksi dari bagaimana cara siswa berpikir. Dalam
berpikir seseorang akan mengolah dan mengorganisasikan bagian-
bagian dari pengetahuannya, sehingga pengalaman-pengalaman dan
pengetahuan yang tidak teratur menjadi tersusun serta dapat dipahami
dan dikuasai.
Selain kegiatan menganalisis hasil pengamatan dengan
menjabarkan dalam bentuk yang sederhana serta memfokuskan
penjabaran tersebut, kegiatan ketiga yang berkaitan dengan sub-
indikator memberikan penjelasan sederhana adalah bertanya dan
menjawab pertanyaan. Kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan
yaitu kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan mengenai
pertanyaan-pertanyaan dari guru maupun dari LKS. Kriteria yang
diamati dan dinilai yaitu kebenaran dan kejelasan jawaban yang
disampaikan maupun yang dituliskan. Rata-rata semua siswa dapat
menjawab pertanyaan baik yang dilontarkan oleh guru maupun yang
tertera dalam LKS, namun terdapat kelompok yang kurang jelas dalam
113
menyampaikan jawaban. Kriteria terendah yang muncul pada siswa
yaitu kurang tepatnya jawaban yang diberikan, sehingga kelompok
tersebut mendapatkan nilai dengan interpretasi kurang baik.
d. Mengobservasi dan Mempertimbangkan hasil Observasi
Pada indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi terdapat dua sub-indikator yang diamati diantaranya
mempertanggungjawabkan hasil observasi dan melaporkan hasil
observasi. Pada sub-indikator mempertanggungjawabkan hasil
observasi teramati beberapa kelompok dapat mempresentasikan hasil
observasi dengan mengemukakannya kepada kelompok lain dan
mendiskusikan hasil kerja eksperimen mereka (antar kelompok).
Selanjutnya, pada sub-indikator melaporkan hasil observasi teramati
beberapa kelompok dapat mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel
serta membuat grafik hasil pengamatan (pada praktikum pertama).
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi dan jawaban yang
diberikan siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan
siswa/kelompok. Dari kedua sub-indikator ini untuk kegiatan
mempertanggungjawabkan hasil observasi diperoleh hasil persentase
sebesar 62,49% pada pertemuan pertama dan 79,16% pada pertemuan
kedua, sehingga rata-ratanya sebesar 70,82%. Untuk sub-indikator
melaporkan hasil observasi sebesar 66,66% pada pertemuan pertama
dan 83,33% pada pertemuan kedua, sehingga rata-ratanya adalah 75%.
Rata-rata keseluruhan hasil persentase indicator mengobservasi dan
114
mempertimbangkan observasi adalah sebesar 72,91%. Hal ini
menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi tergolong baik.
Pembelajaran dengan pendekatan Starter Eksperimenpada
metode praktikum ini, sub-indikator mempertanggungjawabkan hasil
observasi termasuk pada kegiatan penyusunan konsep. Hal ini kerena
dalam pembelajaran Kalor dan Perpindahannya tidak hanya melibatkan
perseorangan atau kelompok saja, tetapi melibatkan banyak kelompok.
Dengan pengarahan guru, konsep atau kesimpulan dari pemikiran
enam kelompok dipresentasikan dengan mengemukakannya secara
bergantian. Pada saat tiap kelompok mengemukakan hasil observasi
inilah observer mengamati kegiatan siswa tersebut. Pengamatan
dilakukan observer dengan mengacu pada lembar observasi yang telah
peneliti buat.
Kegiatan yang diamati ketika masing-masing kelompok
mengemukakan hasil observasi eksperimen yaitu dengan
memperhatikan bagaimana tutur kata yang digunakan dan kelancaran
saat mengemukakannya pada kelompok lain. Penyampaian atau
mempresentasikan hasil observasi ini tidak terpaku pada apa yang
tertulis pada lembar kerja siswa masing-masing kelompok. Beberapa
kelompok dapat menyampaikan hasil observasi praktikumnya dengan
tidak terpaku pada apa yang mereka tulis pada lembar kerja siswa,
115
tetapi sedikit dikembangkan berdasarkan observasi yang mereka
lakukan.
Hampir seperti diskusi, setelah masing-masing kelompok telah
menyampaikan atau mempresentasikan hasil observasi eksperimen
mereka, guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk
bertanya atau menanggapi. Kegiatan yang diamati menyangkut
berpikir kritis siswa yaitu dinilai dari kebenaran jawaban yang
disampaikan. Jawaban yang benar yang merupakan hasil dari
pemikiran sendiri mencerminkan cara berpikir siswa.
e. Mendefinisikan Istilah dan Mempertimbangkan suatu Definisi
Indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangan suatu
definisi memiliki sub-indikator strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan lebih lanjut. Pada kegiatan membuat
bentuk definisi, siswa menjelaskan kembali atas definisi-definisi
seperti konveksi, konduksi serta radiasi. Berdasarkan pengamatan
observer, rata-rata siswa hanya dapat menjelaskan suatu definisi dan
konsep sebanyak 3 dari 4 sub materi dengan benar karena berdasarkan
pengakuan siswa, mereka lupa atau masih bingung terutama tentang
sub materi konveksi dan konduksi. Beberapa kelompok dalam
mengemukakan definisi tentang konveksi dan konduksi, sering tertukar
pengertiannya. Tetapi terdapat pula kelompok yang dapat
mendefinisikan dengan benar secara keseluruhan, yaitu kelompok 1.
116
Indikator ini termasuk dalam kegiatan penyusunan konsep
sekaligus penerapan konsep pada kegiatan Starter
Eksperimen.Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari
percobaan, siswa per elompok diajak untuk menyusun konsep. Guru
sedikit membantu siswa dalam menyempurnakan susunan rumusan
konsep. Dalam penyusunan konsep kadang-kadang diperlukan kata
kunci untuk membantu siswa.
Pada indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangan
suatu definisi dengan sub-indikator strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan lebih lanjut, tiap-tiap kelompok
dalam menyampaikan suatu definisi adalah berdasarkan dari data hasil
eksperimen dan apa yang mereka amati pada saat eksperimen. Jadi,
interpretasi aspek keterampilan berpikir kritis yang dimiliki siswa rata-
rata adalah baik.
Interpretasi keterampilan berpikir kritis siswa tergolong baik
juga berdasarkan hasil analisis data pengamatan observer. Persentase
indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
yang dimiliki siswa pada metode eksperimen dengan pendekatan
Starter Eksperimenini adalah sebesar 75%.
2. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian
Untuk mendapatkan gambaran mengenai keterampilan berpikir kritis
secara keseluruhan, maka dicari nilai rata-rata dari setiap indikator
(keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 3k). Berdasarkan
117
lampiran 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis
siswa secara keseluruhan adalah sebesar 75,90%. Hal ini menunjukkan
bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran Kalor dan
Perpindahannya dengan Starter Experiment Approach berada pada
kategori baik.
Hasil analisis lembar observasi diperkuat dengan hasil data angket
dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 76,79%. Kegiatan
bereksperimen dengan pendekatan Starter Eksperimenlebih mudah dalam
membangun pemahaman suatu materi pelajaran berdasarkan pengalaman.
Disamping itu kegiatan bereksperimen membuat siswa melakukan
percobaan dengan mengalami sendiri dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari. Kegiatan seperti ini juga akan membawa atau menunjang
kemampuan kognitif siswa menjadi lebih baik, karena siswa dapat lebih
berpikir kritis dalam memahami suatu konsep dari pengalaman langsung
dan bukan hanya sekedar mendengar dan menerima pengetahuan atau
informasi dari apa yang dikatakan oleh guru serta dari apa yang tertulis di
buku/modul.
Dilihat dari rata-rata tiap kelompok, ada satu kelompok yaitu
kelompok 4 yang rata-ratanya dibawah 70% yaitu sebesar 67,17%,
sedangkan 5 kelompok lainnya persentase rata-ratanya diatas 70%. Hal ini
mengindikasikan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa belum merata.
Pembelajaran fisika dengan metode eksperimen pendekatan Starter
Eksperimendilakukan hanya dua kali,semakin kompleks latihan yang
118
diberikan maka keterampilan berpikir kritisnya semakin berkembang.
Kegiatan ini juga mempertimbangkan kemampuan siswa, karena menurut
Sutrisno keterampilan berpikir harus dilakukan melalui latihan yang sesuai
dengan tahap perkembangan dan kondisi anak/siswa.
Hasil analisis lembar observasi menunjukkan indikator yang unggul
pada aspek keterampilan berpikir kritis adalah indikator bertanya dan
menjawab pertanyaan. Hasil analisis angket siswa juga menunjukkan
indikator yang unggul pada aspek keterampilan berpikir kritis adalah
indikator bertanya dan menjawab pertanyaan. Berdasarkan analisis
peneliti, dapat disimpulkan bahwa indikator keterampilan berpikir kritis
yang banyak dikembangkan atau muncul pada siswa selama melakukan
praktikum Kalor dan Perpindahannya adalah indikator ke-3 yaitu bertanya
dan menjawab pertanyaan. Indikator ini menunjukkan jumlah persentase
yang lebih besar daripada keempat indikator lainnya.Indikator yang rata-
ratanya paling rendah adalah indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi, baik dari analisis angket maupun
lembar observasi. Pengisian angket siswa tersebut dilakukan setelah
selesai pembelajaran, sedangkan lembar observasi diisi oleh observer
dilakukan selama siswa melakukan dua kali praktikum materi Kalor dan
Perpindahannya dengan pendekatan Starter Eksperimen.
119
BAB VPENUTUP
A. Simpulan
Menganalisis aspek keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran
butuh suatu penilaian khusus. Penelitian ini menggunakan lembar observasi
dan angket untuk mengukur kerterampilan berpikir kritis siswa. Indikator-
indikator keterampilan berpikir yang digunakan untuk acuan dalam
menganalisis yaitu indikator yang dikembangkan oleh R. Ennis.
Hasil yang diperoleh dari menganalisis ini dapat mengukur pencapaian
keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas
sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai keterampilan berpikir
kritis siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran Fisika meteri Kalor dan
Perpindahannya dengan Starter Experiment Approach pada metode
Eksperimen, sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan, keterampilan berpikir kritis siswa kelas VIIA SMP
Negeri 2 Karanganyar pada pembelajaran Fisika materi Kalor dan
Perpindahannya dengan pendekatan Starter Eksperimen tergolong baik
dengan rerata persentase sebesar 75,9%.
2. Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang diamati melalui metode
praktikum dengan pendekatan Starter Eksperimen terdiri dari lima
indikator. Indikator tertinggi siswa adalah pada aspek bertanya dan
menjawab pertanyaan dengan persentase hasil analisis reratanya sebesar
82,98%. Dengan demikian, indikator keterampilan berpikir kritis yang
120
banyak dikembangkan adalah indikator bertanya dan menjawab
pertanyaan dengan jumlah rata-rata persentase diatas 81,25%. Hasil
analisis lembar observasi diperkuat dengan hasil data angket dengan nilai
rerata keseluruhan sebesar 81,64%. Sebaliknya, kegiatan yang
memperoleh rata-rata persentase paling rendah yaitu merancang
eksperimen dengan rata-rata persentase sebesar 68,22%.
B. Saran
Berdasarkan penelitian dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran Fisika dengan pendekatan Starter Eksperimen
sebaiknya sering dilakukan karena dapat melatih keterampilan berpikir
kritis siswa.
2. Siswa perlu banyak dibimbing terutama pada langkah kegiatan merancang
eksperimen
3. Untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa, kegiatan
pembelajaran serupa dapat diimplementasikan lebih terutana oleh guru-
guru Fisika.
121
DAFTAR PUSTAKA
Adiningtyas, Lutfia. 2009. Penerapan Metode Eksperimen Pokok Bahasan BendaPadat, Cair, dan Gas untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis SiswaKelas IV SD Negeri Sambiroto Kunduran Blora. Jurnal Fisika, FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang
Aminudin Rasyad. 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press
Arief, Achmad. 2007. Memahami Berpikir Kritis. Diakses dari http://re-searchengines.com/1007arief3.html pada tanggal 27 April 2014.
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip Dan AplikasinyaMenuju Pembelajaran Yang Efektif. Jurnal Pendidikan.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT BumiAksara.
Atin Supriatin, Sri Fatmawati, & Eka Larasati. 2014. Makalah: Penerapan MetodeEksperimen Dalam Pembelajaran Fisika Terhadap KeterampilanKomunikasi Siswa Pada Pokok Bahasan Gerak Lurus. Disajikan DalamSeminar Fisika Unpar 2014.
Budiono, H. Syahruddin dkk. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Siswa KelasV Di Sd No 1 Kampung Bugis. Jurnal. Jurusan PGSD, Jurusan BK, FIPUniversitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.
Cahyaningsih, Suci. 2008. Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar fisika denganpendekatan starter eksperimensub materi pokok massa jenis siswa kelasVII Mts Negeri Yogyakarta. Skripsi, tidak diterbitkan. Program studipendidikan fisika Fakultas sains dan teknologi UIN.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
_________. 2006a. Undang-undang RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang StandarIsi. Jakarta: Depdiknas
_________. 2006b. Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang StandarKompetensi Lulusan. Jakarta: Depdiknas
Desti Haryani. 2012. Makalah: Membentuk Siswa Berpikir Kritis MelaluiPembelajaran Matematika. Disajikan dalam Seminar Nasional Penelitian,Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA Universitas NegeriYogyakarta.
122
Dimyati & Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djojosoediro, Wasih. 2011. Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA. Diakses darihttp://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/BA_DIP-BPJJ_BATCH_1/Pengembangan%20Pembelajaran%20IPA%20SD/01.%20Inisiasi%20Online%201.pdf pada tanggal 27 April 2014
Haryani, AT. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery PadaMateri Pokok Kalor Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta DidikKelas Vii A Mts Darul Ulum Beringin Semarang Semester GasalTahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, tidak diterbitkan. FakultasTarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
Krisna. 2009. Pengertian Pembelajaran. Diakses darihttp://krisna.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaranpada tanggal 15 April 2014
Liliasari. 2003. Peningkatan mutu guru dalam keterampilan berpikir tingkat tinggimelalui model pembelajaran kapita selekta kimia sekolah lanjutan. JurnalPendidikan Matematika Dan Sains. Edisi 3 ahun VIII, 2003.
Liliasari. 2011. Berpikir Kritis dalam pembelajaran sains kimia menujuprofesionalisme guru. Jurnal Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana UPI.Bandung.
Maximilianus Regi. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Ipa Menggunakan MetodeEksperimen Kelas V Sdn 10 Hulu Sungai Ketapang. Jurnal.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan pembelajaran kreatifdan menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Patmawati, H. 2011. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa padaPembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan MetodePraktikum. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah, Jakarta.
Prasetyo, Zuhdan K. 2011. Laporan Penelitian: Pengembangan perangkatpembelajaran Sains terpadu untuk meningkatkan kognitif, Keterampilanproses, Kreativitas Serta menerapkan Konsep Ilmiah Peserta Didik SMP.Yogyakarta
Rusdi, Hanumi Oktiyani. 2007. Analisis Keterampilan berpikir kritis siswa SMAkelas XI pada pembelajaran system koloid melalui metode praktikumdengan menggunakan bahan sehari-hari. Jurnal.
Lestari, Sri. 2012. Makalah: Meningkatan Penguasaan Konsep Dan KemampuanPemecahan Masalah Fisika Siswa Melalui Pembelajaran Dengan
123
Pendekatan Starter Eksperiment Approach (SEA). Disajikan DalamSeminar Universitas Negeri Yogyakarta 2014.
Sudjana, Nana. 2000. Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baruAlgensindo.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Susanti, Meli. 2013. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada PembelajaranIpa Tentang Benda Dan Sifatnya Dengan Penerapan Metode InquiriDi Kelas IV Sdn 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten BandungBarat. Thesis, tidak diterbitkan. Universitas Pendidikan Indonesia,Bandung.
Sutrisno. 2006. Fisika dan Pembelajaarannya. Jurnal Pendidikan. JurusanPendidikan Fisika FMIPA UPI, Bandung.
Syaiful Bahri Djamarah. 2006. Teori belajar dan Pembelajaran. Jakarta: RinekaCipta
The Global Journal LIPI. 2009. Terjebak Rutinitas, Fisika Jadi Membosankan .Diakses darihttp://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1262401114Artikel.Pada tanggal 23 April 2014.
Yupensius. 2012. Pengaruh penggunaan metode eksperimen sebagai metodepembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar IPApada materi sifat-sifat cahaya di kelas V SD Negeri Salatiga 03. Skripsi, tidak diterbitkan.Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW.
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besar Kalor”
Kegiatan Pembelajaran Waktu Pelaksanaan
Mata Pelajaran/ Kelas: IPA – Fisika Praktikum Ke : I
Pendekatan/ Metode : Starter Experiment Approach (SEA)/ Eksperimen Hari/ Tanggal : …………………
Materi Pokok : Kalor dan Perpindahannya
Kelompok : ……………………….
Berilah tanda checklist (√) pada kolom jawaban sesuai dengan pengamatan anda!
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa yang Muncul pada Proses Pembelajaran
NoSub-Indikator yang
diamatiKegiatan yang diamati Nilai Kriteria
Kelompok
1 2 3 4 5 6
1. Mengemukakan
hipotesis
Membuat hipotesis dengan
bahasanya sendiri dari
pengamatan Starter
Experiment
4 Membuat hipotesis dengan kalimathipotesis yang benar, menggunakan hasilpemikiran dan bahasanya sendiriberdasarkan pengamatan StarterExperiment
3 Membuat hipotesis dengan kalimathipotesis yang benar berdasarkanpengamatan Starter Experiment, tetapibersumber dari buku
134
2 Membuat hipotesis menggunakanbahasanya sendiri tetapi tidak sesuaidengan pengamatan Starter Experiment
1 Membuat hipotesis tidak sesuai denganhasil pengamatan Starter Experiment dankalimat sulit dipahami
Mendiskusikan hipotesis
dalam masing-masing
kelompok
4 Semua siswa dalam kelompok aktifmendiskusikan hipotesis, menyatakanpendapat, serta fokus pada materi danStarter Eksperiment yang telah dilakukan
3 Beberapa siswa dalam kelompok aktifmendiskusikan hipotesis, menyatakanpendapat, serta fokus pada materi danStarter Eksperiment yang telah dilakukan
2 Beberapa siswa dalam kelompok kurangaktif mendiskusikan hipotesis dan tidakfokus pada materi dan Starter Eksperimentyang telah dilakukan
1 Hanya dua orang yang berdiskusi
2. Mempertimbangkan
penggunaan
prosedur yang tepat
Menyiapkan alat dan bahan 4 Alat dan bahan dipersiapkan sesuai,lengkap dan cukup untuk kebutuhanpraktikum
3 Alat dan bahan dipersiapkan sesuai, tetapikurang lengkap dan siswa berusahamelengkapi
2 Alat dan bahan dipersiapkan sesuai, tetapikurang lengkap dan siswa tidak berusaha
135
melengkapi1 Alat dan bahan tidak dipersiapkan dengan
baik serta tidak sesuai dengan kebutuhanpraktikum
Melakukan diskusi sebelum
praktikum
4 Semua siswa dalam kelompok aktifberdiskuksi kemudian melakukanpraktikum
3 Sebagian besar siswa dalam kelompokaktif berdiskuksi kemudian melakukanpraktikum
2 Sebagian besar siswa dalam kelompoktidak aktif berdiskuksi kemudianmelakukan praktikum
1 Langsung melakukan praktikum tanpamelakukan diskusi
Membuat prosedur
percobaan/langkah kerja
praktikum
4 Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum secara sistematis denganlancar
3 Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum sistematis tetapi kuranglancar(pelan)
2 Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum dengan sistematis tetapibertanya pada guru
1 Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum tidak sistematis danbertanya pada guru
136
Menemukan informasi dari
berbagai sumber
4 Semua siswa dalam tiap kelompok aktifmencari dan membaca dari berbagaisumber (buku/modul) untuk menemukaninformasi tentang karakteristik kalor
3 Sebagian besar siswa dalam tiap kelompokaktif mencari dan membaca dari berbagaisumber (buku/modul) untuk menemukaninformasi tentang karakteristik kalor
2 Sebagian besar siswa dalam tiap kelompoktidak aktif mencari dan membaca dariberbagai sumber (buku/modul) untukmenemukan informasi tentang karakteristikkalor
1 Siswa tidak ada yang mencari informasidari sumber (buku/modul)
Kebiasaan berhati-hati 4 Dari kegiatan Starter Experiment hinggaakhir praktikum mempergunakan alat danbahan dengan hati-hati, meletakkan ditempat yang aman dan dapat diamati
3 Dari kegiatan Starter Experiment hinggaakhir praktikum mempergunakan alat danbahan dengan kurang hati-hati, meletakkandi tempat yang kurang aman tetapi masihdapat diamati
2 Dari kegiatan Starter Experiment hinggaakhir praktikum mempergunakan alat danbahan dengan kurang hati-hati, meletakkandi tempat yang kurang aman dan sulit
137
diamati1 Dari kegiatan Starter Experiment hingga
akhir praktikum mempergunakan alat danbahan dengan sangat tidak hati-hati,sehingga menyebabkan kecelakaan kerja
3. Merancang
eksperimen
Menyusun alat dan bahan
sesuai LKS
4 Menyusun alat dan bahan dengan langkahyang benar dan sesuai dengan LKS(gambar)
3 Menyusun alat dan bahan dengan langkahkurang benar tetapi sesuai dengan LKS(gambar)
2 Menyusun alat dan bahan kurang sesuaidengan LKS (gambar)
1 Menyusun alat dan bahan tidak benar makatidak sesuai dengan LKS (gambar)
Menguji lama waktu
kenaikan suhu zat dengan
volume atau massa berbeda
4 Menguji lama waktu kenaikan suhu zatdengan massa berbeda (2 volume berbeda)sesuai dengan prosedur yang merekarancang tanpa bertanya pada guru
3 Menguji lama waktu kenaikan suhu zatdengan massa berbeda (2 volume berbeda)sesuai dengan prosedur yang merekarancang tetapi bertanya pada guru
2 Menguji lama waktu kenaikan suhu zatdengan massa berbeda (2 volume berbeda)kurang sesuai dengan presodur yangmereka rancang dan bertanya pada guru
138
1 Menguji lama waktu kenaikan suhu zatdengan massa berbeda (2 volume berbeda)tidak sesuai dengan prosedur yang merekarancang dan bertanya pada guru
Menguji kenaikan suhu zat
dengan jenis zat yang
berbeda
4 Menguji lama waktu kenaikan suhu zatdengan jenis zat berbeda (2 zat) sesuaidengan presedur yang mereka rancangtanpa bertanya pada guru
3 Menguji lama waktu kenaikan suhu zatdengan jenis zat berbeda (2 zat) sesuaidengan prosedur yang mereka rancangtetapi bertanya pada guru
2 Menguji lama waktu kenaikan suhu zatdengan jenis zat berbeda (2 zat) kurangsesuai dengan prosedur yang merekarancang dan bertanya pada guru
1 Menguji lama waktu kenaikan suhu zatdengan jenis zat berbeda (2 zat) tidaksesuai dengan prosedur yang merekarancang dan bertanya pada guru
Menguji besar kenaikan
suhu zat dengan waktu
berbeda, volume sama
4 Menguji besar kenaikan suhu zat denganwaktu berbeda (5 waktu) sesuai denganpresedur yang mereka rancang tanpabertanya pada guru
3 Menguji besar kenaikan suhu zat denganwaktu berbeda (5 waktu) sesuai denganpresedur yang mereka rancang tetapibertanya pada guru
139
2 Menguji besar kenaikan suhu zat denganwaktu berbeda (5 waktu) kurang sesuaidengan presedur yang mereka rancang danbertanya pada guru
1 Menguji besar kenaikan suhu zat denganwaktu berbeda (5 waktu) tidak sesuaidengan presedur yang mereka rancang danbertanya pada guru
4. Melaporkan hasil
observasi
Mencatat setiap pengamatan
ke dalam tabel
4 Mencatat hasil percobaan secara benar danlengkap sesuai dengan pengamatan
3 Mencatat hasil percobaan secara benarsesuai dengan pengamatan tetapi kuranglengkap
2 Mencatat hasil percobaan dengan lengkaptetapi kurang sesuai dengan hasilpengamatan
1 Mencatat hasil percobaan dengan kuranglengkap dan tidak sesuai dengan hasilpengamatan
Membuat grafik hasil
pengamatan
4 Membuat grafik hubungan kenaikan suhuzat dengan waktu berbeda pada volumesama dengan tepat, skala presisi dan sesuaihasil pengamatan
3 Membuat grafik hubungan kenaikan suhuzat dengan waktu berbeda pada volumesama dengan tepat dan sesuai hasilpengamatan tetapi skala kurang presisi,atau sebaliknya
140
2 Membuat grafik hubungan kenaikan suhuzat dengan waktu berbeda pada volumesama dengan kurang tepat, kurang sesuaihasil pengamatan dan skala kurang presisi
1 Sama sekali tidak dapat membuat grafikhubungan kenaikan suhu zat dengan waktuberbeda pada volume sama
5. Memberikan
penjelasan sederhana
Menganalisis hasil
pengamatan dengan
menjabarkan dalam bentuk
penjelasan yang sederhana
4 Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana dan kalimat yang logis
3 Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana dan kalimat yang kuranglogis
2 Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang rumit dan kalimat yang kurang logis
1 Siswa tidak berusaha menjabarkan hasilpengamatan
Memfokuskan penjabaran
dari hasil pengamatan
4 Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan dari umum ke khusus atausebaliknya, dari khusus ke umum dengankalimat yang mudah dipahami
3 Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan dari umum ke khusus atausebaliknya, dari khusus ke umum dengankalimat yang kurang dapat dipahami
141
2 Penjabaran hasil pengamatan dilakukansecara acak dan kurang dapat dipahami
1 Penjabaran hasil pengamatan dilakukantidak berfokus dan lepas dari tujuaneksperimen/praktikum
Bertanya dan menjawab
pertanyaan: yaitu siswa
bertanya dan atau menjawab
pertanyaan mengenai suatu
penjelasan pada pertanyaan-
pertanyaan dari guru
maupun di LKS
4 Menjawab setiap pertanyaan yang ada diLKS maupun yang dilontarkan gurudengan jelas dan benar
3 Menjawab setiap pertanyaan yang ada diLKS maupun yang dilontarkan gurudengan benar tetapi kurang jelas
2 Menjawab setiap pertanyaan yang ada diLKS maupun yang dilontarkan gurukurang tepat
1 Sama sekali tidak dapat menjawab setiappertanyaan yang ada di LKS maupun yangdilontarkan oleh guru
6. Mempertanggungjaw
abkan hasil observasi
Mempresentasikan hasil
observasi dengan
mengemukakannya kepada
kelompok lain
4 Mempresentasikan hasil observasi denganmengemukakannya kepada guru dankelompok lain dengan jelas dan lancar
3 Mempresentasikan hasil observasi denganmengemukakannya kepada guru dankelompok lain dengan jelas tetapi kuranglancar
2 Mempresentasikan hasil observasi denganmengemukakannya kepada guru dankelompok lain dengan kurang jelas dankurang lancar
142
1 Mempresentasikan hasil observasi denganmengemukakannya kepada guru dankelompok lain dengan tidak jelas dan tidaklancar
Mendiskusikan hasil kerja
dengan kelompok lain
4 Diskusi dengan bertanya serta menjawabpertanyaan dengan jawaban benar
3 Diskusi dengan bertanya serta menjawabpertanyaan dengan jawaban kurang benar
2 Diskusi dengan bertanya dan menjawabpertanyaan dengan jawaban tidak benar
1 Tidak bertanya dan tidak dapat menjawabpertanyaan
7. Mengemukakan
kesimpulan
Menuliskan kesimpulan dari
hasil eksperimen dan
pengamatan
4 Menuliskan kesimpulan dari hasil danpengamatan eksperimen dengan jelas yangmerupakan jawaban dari rumusan masalah
3 Menuliskan kesimpulan dari hasil danpengamatan eksperimen sesuai rumusanmasalah tetapi kurang jelas
2 Menuliskan kesimpulan dari hasil danpengamatan eksperimen dengan tidak jelasdan tidak sesuai rumusan masalah
1 Tidak dapat merumuskan sebuahkesimpulan dari hasil dan pengamataneksperimen
Menuliskan kesimpulan dari
hasil diskusi kelas
4 Dapat menuliskan kesimpulan hasil diskusikelas dengan benar dan mencakupkeseluruhan materi yang didiskusikan
143
3 Dapat menuliskan kesimpulan hasil diskusikelas dengan benar tetapi kurangmencakup keseluruhan materi yangdidiskusikan
2 Menuliskan kesimpulan hasil diskusi kelasdengan kurang benar dan kurangmencakup keseluruhan materi yangdidiskusikan
1 Tidak dapat menuliskan kesimpulan hasildiskusi dari keseluruhan materi
Catatan Observer:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Observer
(….……………………..)
144
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
“Peristiwa Perpindahan Kalor”
Kegiatan Pembelajaran Waktu Pelaksanaan
Mata Pelajaran/ Kelas: IPA – Fisika Praktikum Ke : II
Pendekatan/ Metode : Starter Experiment Approach (SEA)/ Eksperimen Hari/ Tanggal : …………………
Materi Pokok : Kalor dan Perpindahannya
Kelompok : ……………………….
Berilah tanda checklist (√) pada kolom jawaban sesuai dengan pengamatan anda!
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa yang Muncul pada Proses Pembelajaran
NoSub-Indikator yang
diamatiKegiatan yang diamati Nilai Kriteria
Kelompok
1 2 3 4 5 6
1. Mengemukakan
hipotesis
Membuat hipotesis dengan
bahasanya sendiri dari
pengamatan Starter
Eksperimen
4 Membuat hipotesis dengan kalimathipotesis yang benar, menggunakan hasilpemikiran dan bahasanya sendiriberdasarkan pengamatan StarterExperiment
3 Membuat hipotesis dengan kalimathipotesis yang benar berdasarkanpengamatan Starter Experiment, tetapibersumber dari buku
145
2 Membuat hipotesis menggunakanbahasanya sendiri tetapi tidak sesuaidengan pengamatan Starter Experiment
1 Membuat hipotesis tidak sesuai denganhasil pengamatan Starter Experiment dankalimat sulit dipahami
Mendiskusikan hipotesis
dalam masing-masing
kelompok
4 Semua siswa dalam kelompok aktifmendiskusikan hipotesis, menyatakanpendapat, serta fokus pada materi danStarter Eksperiment yang telah dilakukan
3 Beberapa siswa dalam kelompok aktifmendiskusikan hipotesis, menyatakanpendapat, serta fokus pada materi danStarter Eksperiment yang telah dilakukan
2 Beberapa siswa dalam kelompok kurangaktif mendiskusikan hipotesis dan tidakfokus pada materi dan Starter Eksperimentyang telah dilakukan
1 Hanya dua orang yang berdiskusi
2. Mempertimbangkan
penggunaan
prosedur yang tepat
Menyiapkan alat dan bahan 4 Alat dan bahan dipersiapkan sesuai,lengkap dan cukup untuk kebutuhanpraktikum
3 Alat dan bahan dipersiapkan sesuai, tetapikurang lengkap dan siswa berusahamelengkapi
2 Alat dan bahan dipersiapkan sesuai, tetapikurang lengkap dan siswa tidak berusaha
146
melengkapi1 Alat dan bahan tidak dipersiapkan dengan
baik dan tidak sesuai dengan kebutuhanpraktikum
Melakukan diskusi sebelum
praktikum
4 Semua siswa dalam kelompok aktifberdiskuksi kemudian melakukanpraktikum
3 Sebagian besar siswa dalam kelompokaktif berdiskuksi kemudian melakukanpraktikum
2 Sebagian besar siswa dalam kelompoktidak aktif berdiskuksi kemudianmelakukan praktikum
1 Langsung melakukan praktikum tanpamelakukan diskusi
Membuat prosedur
percobaan/langkah kerja
praktikum
4 Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum secara sistematis denganlancar
3 Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum sistematis tetapi kuranglancar(pelan)
2 Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum dengan sistematis tetapibertanya pada guru
1 Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum tidak sistematis danbertanya pada guru
147
Menemukan informasi dari
berbagai sumber
4 Semua siswa dalam tiap kelompok aktifmencari dan membaca dari berbagaisumber (buku/modul) untuk menemukaninformasi tentang karakteristik kalor
3 Sebagian besar siswa dalam tiap kelompokaktif mencari dan membaca dari berbagaisumber (buku/modul) untuk menemukaninformasi tentang karakteristik kalor
2 Sebagian kecil siswa dalam tiap kelompokaktif mencari dan membaca dari berbagaisumber (buku/modul) untuk menemukaninformasi tentang karakteristik kalor
1 Siswa tidak ada yang mencari informasidari sumber (buku/modul)
Kebiasaan berhati-hati 4 Dari kegiatan Starter Experiment hinggaakhir praktikum mempergunakan alat danbahan dengan hati-hati, meletakkan ditempat yang aman dan dapat diamati
3 Dari kegiatan Starter Experiment hinggaakhir praktikum mempergunakan alat danbahan dengan kurang hati-hati, meletakkandi tempat yang kurang aman tetapi masihdapat diamati
2 Dari kegiatan Starter Experiment hinggaakhir praktikum mempergunakan alat danbahan dengan kurang hati-hati, meletakkandi tempat yang kurang aman dan sulitdiamati
148
1 Dari kegiatan Starter Experiment hinggaakhir praktikum mempergunakan alat danbahan dengan sangat tidak hati-hati,sehingga menyebabkan kecelakaan kerja
3. Merancang
eksperimen
Menyusun alat dan bahan
sesuai LKS
4 Menyusun alat dan bahan dengan langkahyang benar dan sesuai dengan LKS(gambar)
3 Menyusun alat dan bahan dengan langkahkurang benar tetapi sesuai dengan LKS(gambar)
2 Menyusun alat dan bahan kurang sesuaidengan LKS (gambar)
1 Menyusun alat dan bahan tidak benar makatidak sesuai dengan LKS (gambar)
Menguji bahan yang
konduktor dan isolator
dengan peristiwa konduksi
4 Menguji semua benda (3 sendok dengantakaran margarine ±sama) kemudianmenyelupkannya secara bersamaan (tidakada jeda waktu)
3 Menguji semua benda (3 sendok dengantakaran margarine ±sama) kemudianmenyelupkannya secara bergantian (adajeda waktu)
2 Menguji semua benda (3 sendok dengantakaran margarine sangat berbeda) denganmenyelupkannya secara bersamaan
149
1 Menguji semua benda (3 sendok dengantakaran margarine sangat berbeda) denganmenyelupkannya secara bergantian (adajeda waktu)
Menguji peristiwa konveksi 4 Menguji peristiwa konveksi denganmeletakkan serbuk terlebih dahulukemudian mendidihkannya bersama airlalu menggambar 3 pola pergerakan serbuksesuai pengamatan
3 Menguji peristiwa konveksi denganmendidihkan air dahulu kemudianmeletakkan serbuk lalu menggambar 3pola pergerakan serbuk sesuai pengamatan
2 Menguji peristiwa konveksi denganmeletakkan serbuk terlebih dahulukemudian mendidihkannya bersama air(atau sebaliknya) dan tidak semua poladigambar sesuai dengan pengamatan
1 Menguji peristiwa konveksi denganmeletakkan serbuk terlebih dahulukemudian mendidihkannya bersama air(atau sebaliknya) dan semua pola digambartidak sesuai dengan pengamatan
Menguji peristiwa radiasi 4 Menguji radiasi dengan masing-masingjarak berdurasi tepat 15 detik tanpa adapergeseran posisi, kemudian langsungmencatat hasil pengamatannya
150
3 Menguji radiasi dengan masing-masingjarak berdurasi ± 15 detik tanpa adapergeseran posisi, dan langsung mencatathasil pengamatannya
2 Menguji radiasi dengan masing-masingjarak berdurasi ± 15 detik tetapi posisibergeser-geser, kemudian secaralangsung/tidak langsung mencatat apayang diamati
1 Menguji radiasi dengan masing-masingjarak berdurasi tidak sampai/lebih dari 15detik dan posisi bergeser-geser, kemudianlangsung/tidak langsung mencatat apayang diamati
4. Melaporkan hasil
observasi
Mencatat setiap pengamatan
ke dalam tabel
4 Mencatat hasil percobaan secara benar danlengkap sesuai dengan pengamatan
3 Mencatat hasil percobaan secara benarsesuai dengan pengamatan tetapi kuranglengkap
2 Mencatat hasil percobaan dengan lengkaptetapi kurang sesuai dengan hasilpengamatan
1 Mencatat hasil percobaan dengan kuranglengkap dan tidak sesuai dengan hasilpengamatan
5. Memberikan
penjelasan sederhana
Menganalisis hasil
pengamatan dengan
4 Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana dan kalimat yang logis
151
menjabarkan dalam bentuk
penjelasan yang sederhana
3 Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana dan kalimat yang kuranglogis
2 Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang rumit dan kalimat yang kurang logis
1 Siswa tidak berusaha menjabarkan hasilpengamatan
Memfokuskan penjabaran
dari hasil pengamatan
4 Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan dari umum ke khusus atausebaliknya, dari khusus ke umum dengankalimat yang mudah dipahami
3 Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan dari umum ke khusus atausebaliknya, dari khusus ke umum dengankalimat yang kurang dapat dipahami
2 Penjabaran hasil pengamatan dilakukansecara acak dan kurang dapat dipahami
1 Penjabaran hasil pengamatan dilakukantidak berfokus dan lepas dari tujuaneksperimen/praktikum
Bertanya dan menjawab
pertanyaan: yaitu siswa
bertanya dan atau menjawab
pertanyaan mengenai suatu
4 Menjawab setiap pertanyaan yang ada diLKS maupun yang dilontarkan gurudengan jelas dan benar
3 Menjawab setiap pertanyaan yang ada diLKS maupun yang dilontarkan gurudengan benar tetapi kurang jelas
152
penjelasan pada pertanyaan-
pertanyaan dari guru
maupun di LKS
2 Menjawab setiap pertanyaan yang ada diLKS maupun yang dilontarkan gurukurang tepat
1 Sama sekali tidak dapat menjawab setiappertanyaan yang ada di LKS maupun yangdilontarkan oleh guru
6. Menyebutkan
Contoh
Menyebutkan contoh
peristiwa-peristiwa
konveksi, konduksi dan
radiasi dalam kehidupan
sehari-hari
4 Dapat menyebut dan menjelaskan ketigaperistiwa perpindahan kalor di kehidupansehari-hari dengan benar
3 Dapat menyebut dan menjelaskan duaperistiwa perpindahan kalor di kehidupansehari-hari dengan benar
2 Hanya dapat menyebutkan satu peristiwaperpindahan kalor di kehidupan sehari-haridengan benar
1 Tidak dapat memberikan contoh peristiwaperpindahan kalor di kehidupan sehari-hari
7. Mempertanggungjaw
abkan hasil observasi
Mempresentasikan hasil
observasi dengan
mengemukakannya kepada
kelompok lain
4 Mempresentasikan hasil observasi denganmengemukakannya kepada guru dankelompok lain dengan jelas dan lancar
3 Mempresentasikan hasil observasi denganmengemukakannya kepada guru dankelompok lain dengan jelas tetapi kuranglancar
2 Mempresentasikan hasil observasi denganmengemukakannya kepada guru dankelompok lain dengan kurang jelas dankurang lancar
153
1 Mempresentasikan hasil observasi denganmengemukakannya kepada guru dankelompok lain dengan tidak jelas dan tidaklancar
Mendiskusikan hasil kerja
dengan kelompok lain
4 Diskusi dengan bertanya serta menjawabpertanyaan dengan benar
3 Diskusi dengan bertanya serta menjawabpertanyaan dengan kurang benar
2 Diskusi dengan hanya bertanya atau hanyamenjawab pertanyaan dengan benar
1 Tidak bertanya dan atau hanya menjawabpertanyaan dengan kurang benar
8. Mengemukakan
kesimpulan
Menuliskan kesimpulan dari
hasil eksperimen dan
pengamatan
4 Menuliskan kesimpulan dari hasil danpengamatan eksperimen dengan jelas yangmerupakan jawaban dari rumusan masalah
3 Menuliskan kesimpulan dari hasil danpengamatan eksperimen sesuai rumusanmasalah tetapi kurang jelas
2 Menuliskan kesimpulan dari hasil danpengamatan eksperimen dengan tidak jelasdan tidak sesuai rumusan masalah
1 Tidak dapat merumuskan sebuahkesimpulan dari hasil dan pengamataneksperimen
Menuliskan kesimpulan dari
hasil diskusi kelas
4 Dapat menuliskan kesimpulan hasil diskusikelas dengan benar dan mencakupkeseluruhan materi yang didiskusikan
154
3 Dapat menuliskan kesimpulan hasil diskusikelas dengan benar tetapi kurangmencakup keseluruhan materi yangdidiskusikan
2 Menuliskan kesimpulan hasil diskusi kelasdengan kurang benar dan kurangmencakup keseluruhan materi yangdidiskusikan
1 Tidak dapat menuliskan kesimpulan hasildiskusi dari keseluruhan materi
9. Strategi membuat
definisi dengan
bertindak
memberikan
penjelasan lanjut
Membuat bentuk definisi
dari keseluruhan
pembalajaran tentang Kalor
dan Perpindahannya
4 Menjelaskan definisi kalor, faktor-faktoryang mempengaruhi kalor, peristiwaperpindahan kalor serta contoh dikehidupan sehari-hari (4 sub materi)
3 Menjelaskan definisi dari 3 sub materi
2 Menjelaskan definisi dari 2 sub materi
1 Hanya dapat menjelaskan 1 sub materi
Catatan Observer:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
155
Observer
(….……………………..)
156
157
Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Keterampilan Berpikir
Kritis pada Pembelajaran Fisika dengan Metode Eksperimen
Praktikum I
NoIndikator Berpikir
Kritis Siswa MenurutR. Ennis
Sub-Indiaktor BerpikirKritis Siswa Menurut R.
Ennis
NoItem
1 Menginduksi danmempertimbangkan hasilinduksi
1) Mengemukakanhipotesis
1
2) Merancang eksperimen3
3) Mengemukakankesimpulan 7
2 Mempertimbangkanapakah sumber dapatdipercaya atau tidak
4) Mempertimbangkanpenggunaan proseduryang tepat
2
3 Bertanya dan menjawabpertanyaan
5) Memberikan penjelasansederhana 5
4 Mengobservasi danmempertimbangkan hasilobservasi
6) Mempertanggungjawabkan hasil observasi 6
7) Melaporkan hasilobservasi
4
158
Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Keterampilan Berpikir
Kritis pada Pembelajaran Fisika dengan Metode Eksperimen
Praktikum II
NoIndikator Berpikir
Kritis siswa menurutR.Ennis
Sub-Indiaktor BerpikirKritis siswa menurut
R.Ennis
NoItem
1 Menginduksi danmempertimbangkan hasilinduksi
1) Mengemukakanhipotesis
1
2) Merancang eksperimen3
3) Mengemukakankesimpulan 8
2 Mempertimbangkanapakah sumber dapatdipercaya atau tidak
4) Mempertimbangkanpenggunaan proseduryang tepat
2
3 Bertanya dan menjawabpertanyaan
5) Memberikan penjelasansederhana 5
6) Menyebutkan contoh6
4 Mengobservasi danmempertimbangkan hasilobservasi
7) Mempertanggungjawabkan hasil observasi 7
8) Melaporkan hasilobservasi
4
5 Mendefinisikan istilahdan mempertimbangkansuatu definisi
9) Strategi membuatdefinisi denganbertindak memberikanpenjelasan lanjut
9
159
ANGKET PENELITIAN RESPON SISWA TERHADAP KETERAMPILANBERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN
PENDEKATAN STARTER EKSPERIMEN
1. Identitas RespondenNama :Nomor absen :
2. Petunjuk pengisiana. Bacalah petunjuk pengisian sebelum mengisi angketb. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu setiap pertanyaan dengan teliti,
kemudian berikan respons (jawaban) kalian terhadap masing-masingpertanyaan
c. Berikan tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan.d. Berikan saran dan kritik pada kolom yang sudah disediakane. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, jadi mohon bantuannya untuk
mengisi dengan jujur dan benar.Keterangan:SS = Sangat SetujuS = SetujuTS = Tidak SetujuSTS = Sangat Tidak Setuju
Selamat Mengerjakan …
No. Pertanyaan SS S TS STS
1 Metode eksperimen memberikan penjelasansederhana tentang kalor dan perpindahan kalor
2 Metode eksperimen membuktikan kebenarandari teori dan penjelasan yang ada di buku
3 Metode yang digunakan guru membuat sayakebingungan memahami materi
4 Walaupun tidak melaksanakan eksperimen sayatetap mudah dalam menjelaskan materi Kalor
5 Suatu penjelasan perlu diuji kebenaranyadengan cara melaksanakan eksperimen
160
No. Pertanyaan SS S TS STS
6 Metode eksperimen dalam pembelajaran fisikatidak perlu karena kebenaran dan bukti-buktinyakurang meyakinkan
7 Dengan metode eksperimen saya bisa mendugakejadian-kejadian yang akan muncul padaproses pelaksanaan eksperimen faktor-faktorpengaruh besar kalor
8 Saya tidak bisa memprediksi kejadian-kejadianyang akan muncul pada proses pelaksanaaneksperimen
9 Suatu percobaan harus direncanakan denganmenyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
10 Merancang alat uji perubahan kalor danperpindahan kalor dapat melatih keterampilan
11 Membuat dan menyusun alat pada praktikumkalor dan perpindahan kalor sangat sulitsehingga saya meminta bantuan orang lainuntuk menyusunnya
12 Dengan metode eksperimen saya dapat belajardari kejadian-kejadian sehari-hari yangberhubungan dengan kalor dan perpindahannya
13 Mentabelkan hasil pengamatan eksperimenmemudahkan saya untuk mengingat hasilobservasi membuat kesimpulan
14 Dalam melaksanakan praktikum, membuat tabeldan grafik tidak perlu karena datanya mudahdiingat
15 Selama pelaksanaan eksperimen saya tidak bisamengamati gejala-gejala yang terjadi karenamembingungkan
16 Mengamati faktor-faktor pengaruh kalor danperistiwa-peristiwa perpindahan kalor sangatpenting manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
161
No. Pertanyaan SS S TS STS
17 Dalam melaksanakan eksperimen kita cukupmenguji peristiwa perpindahannya saja tanpamengamati ciri-ciri perpindahan kalor(konveksi,konduksi dan radiasi) yang terjadi
18 Dengan metode eksperimen saya dapatmemaparkan faktor-faktor apa saja yangberpengaruh terhadap besar kalor sertaperbedaan konveksi, konduksi dan radiasi.
19 Pelaksanaan eksperimen membuat sayakebingungan dan tidak bisa mempelajari materikalor dan peristiwa perpindahan kalor
20 Pelaksanaan eksperimen memudahkan untukmenjelaskan contoh-contoh lain peristiwakonveksi, konduksi dan radiasi di kehidupansehari-hari
21 Saya kebingungan dan tidak bisa menjelaskancontoh-contoh lain peristiwa konveksi,konduksi dan radiasi di kehidupan sehari-hari
22 Saya menarik kesimpulan dari hasil menyelidikisesuai dengan fakta-fakta yang saya amatiselama proses eksperimen
23 Saya menarik kesimpulan dengan melihat bukupaket karena hasilnya tidak sesuai dengan fakta-fakta yang saya amati selama kegiataneksperimen berlangsung
24 Guru tidak perlu melaksanakan pembelajaranfisika dengan metode eksperimen karena tidakbermanfaat dalam penerapan kehidupan sehari-hari
25 Dengan melaksanakan eksperimen saya bisamemahami apa makna kalor, apa-apa saja yangmempengaruhi besar kalor, serta bagaimanaperistiwa perpindahan kalor
162
No. Pertanyaan SS S TS STS26 Dengan melaksanakan eksperimen saya bisa
mengetahui penerapan kalor danperpindahannya dalam kehidupan sehari-hari
27 Saya mengalami kesulitan dalam membedakandan mencontohkan peristiwa-peristiwaperpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari
Saran dan Kritik teman-teman….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
TERIMAKASIH
163
Kisi-kisi Instrument Angket Respon Siswa terhadapKeterampilan Berpikir Kritis
NoIndikator Berpikir
Kritis siswamenurut R.Ennis
Sub-Indiaktor BerpikirKritis siswa menurut
R.Ennis
Nomor ButirPertanyaan ∑P N
1 Menginduksi danmempertimbangkanhasil induksi
1) Mengemukakanhipotesis 5, 7 6, 8
82) Merancang eksperimen 10 113) Mengemukakan
kesimpulan 22 23
2 Mempertimbangkanapakah sumber dapatdipercaya atau tidak
4) Mempertimbangkanpenggunaan proseduryang tepat
9, 12 24 2
3 Bertanya danmenjawabpertanyaan
5) Memberikan penjelasansederhana
1, 2, 26 3, 47
6) Menyebutkan contoh 20 21
4 Mengobservasi danmempertimbangkanhasil observasi
7) Mempertanggungjawabkan hasil observasi 13 14
58) Melaporkan hasilobservasi
16 15, 17
5 Mendefinisikanistilah danmempertimbangkansuatu definisi
9) Strategi membuatdefinisi denganbertindak memberikanpenjelasan lanjut
18, 25 19, 27 4
Jumlah 14 13 27
165
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Karanganyar
Mata Pelajaran : IPA-Fisika
Kelas/Semester : VII/1
Alokasi Waktu : 2 kali pertemuan (4 x 40 menit)
Kompetensi Inti
KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek
fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia
dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran
agama yang dianutnya.
166
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
3.7 Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan
penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada
manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari.
4.10Melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya serta
pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda.
4.11Melakukan penyelidikan terhadap cara berisi penambahan kalor secara
konduksi, konveksi, dan radiasi.
Indikator
a. Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda
b. Menyelidiki banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
zat
c. Menyelidiki faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besar kalor
d. Menyelidiki fenomena perpindahan kalor secara konduksi, konveksi,
dan radiasi.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari ini siswa diharapkan dapat,
a. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kenaikan suhu
benda akibat pemberian kalor.
b. Membedakan jenis bahan terhadap kemampuan menghantarkan kalor
pada peristiwa konduksi.
c. Membedakan peristiwa konduksi, konveksi dan radiasi
d. Menjelaskan contoh peristiwa-peristiwa perpindahan kalor dalam
kehidupan sehari-hari
167
B. Materi Pembelajaran
1. Kalor
a. Definisi kalor
Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan
menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan
menjadi panas. Mengapa air menjadi panas? Air menjadi panas karena
mendapat kalor, kalor yang diberikan pada air mengakibatkan suhu air
naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari bahan bakar, dalam
hal ini terjadi perubahan energi kimia yang terkandung dalam gas
menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan air.
Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan
zat yang mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke
benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda tersebut
bersentuhan atau bercampur. Jika kalor merupakan suatu zat tentunya
akan memiliki massa dan ternyata benda yang dipanaskan massanya
tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk
energi dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan
satuan joule (J).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kalor
1) Massa benda/massa zat ( )
2) Jenis zat (kalor jenis) ( )
3) Prubahan suhu (∆ )
Sehingga secara matemastis dapat dirumuskan:= . . ∆2. Perpindahan kalor
a. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai
perpindahan partikel zat.
168
b. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai
perpindahan partikel zat tersebut.
c. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara.
C. Pendekatan
1. Pendekatan : Starter Experiment Approach (SEA)
2. Metode : Eksperimen/praktikum
Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam pembuka dan
membaca doa.
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan
menanyakan kabar siswa.
3. Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok.
4. Menjelaskan sedikit materi tentang
kalor, kegiatan dan target yang akan
dicapai serta menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
1. Siswa menjawab salam pembuka
dan membaca doa sesuai
kepercayaan masing-masing.
2. Siswa mengikuti instruksi dari guru
untuk bergabung dengan kelompok
masing-masing.
3. Menyimak penjelasan dari guru
Hasil yang diharapkan :
a. Pembelajaran akan berjalan dengan lancar apabila diawali dengan doa.
169
b. Pembelajaran dengan metode praktikum akan lebih efektif jika dilakukan
secara berkelompok karena lebih banyak melakukan kerja.
c. Pembelajaran lebih terarah.
Kegiatan Inti (± 60 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
5. Starter Experiment/Percobaan awal
a. Guru meminta siswa (per
kelompok) menyiapkan bahan-
bahan yang sudah dibawa dari
rumah (gelas dan mangkuk)
b. Guru meminta siswa untuk
mengisi air ke dalam gelas dan
ke dalam piring dengan volume
yang sama kemudian
menaruhnya dibawah sinar
matahari terik selama ±5 menit.
c. Selama pemanasan air dibawah
sinar matahari, guru menanyakan
kepada siswa air di wadah apa
yang lebih cepat panas setelah
±5 menit dibawah sinar
matahari? Mengapa demikian?
4. Starter Experiment/Percobaan Awal
a. Siswa menyiapkan bahan yang
sudah dibawa dari rumah (gelas
dan mangkuk)
b. Siswa mengisi air ke dalm gelas
dan ke dalam piring dengan
volume yang sama kemudian
menaruhnya dibawah sinar
matahari terik selama ±5 menit.
c. Selama pemanasan air dibawah
sinar matahari, siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari guru
tentang air di wadah apa yang
lebih cepat panas setelah ±5
menit dibawah sinar matahari
dan memberi alasan atas
jawaban mereka.
Hasil yang diharapkan:
a. Siswa dapat melakukan percobaan awal tentang penyerapan kalor sebagai
starter (penyulut) dan aktif dalam menjawab pertanyaan guru.
b. Percobaan menarik bagi siswa dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa
terhadap alat peraga melalui berpikir, bertanya dan menjawab pertanyaan.
6. Pengamatan
a. Guru mengarahkan siswa untuk
5. Pengamatan
a. Siswa melakukan pengamatan
170
melakukan pengamatan secara
berkelompok tanpa dipengaruhi
oleh kelompok lain.
b. Guru menyuruh siswa mencatat
hasil pengamatan pada LKS
secara individu.
secara cermat.
b. Siswa mencatat hasil
pengamatan pada LKS (Lembar
Kerja Siswa) secara individu dan
hasil pengamatan tersebut tidak
harus sama dengan teman lain
dalam kelompoknya.
Hasil yang diharapkan:
a. Siswa dapat memperoleh data yang diperlukan untuk mengetahui faktor
yang berpengaruh terhadap besar kalor.
b. Mencatat hasil pengamatan secara individu diharapkan siswa mempunyai
persepsi sendiri tentang faktor yang berpengaruh terhadap besar kalor.
7. Rumusan masalah
a. Guru mengemukakan pernyataan
dan pertanyaan terbuka untuk
mendorong siswa berpikir
merumuskan masalah dari hasil
pengamatan seperti menjelaskan
perbedaan suhu dan kalor dan
menanyakan apa yang
berpengaruh pada beda suhu zat
dan beda kalor yang diserap?
6. Rumusan masalah
a. Siswa bersama guru
merumuskan masalah
sedemikian rupa agar mengarah
pada konsep dan tujuan yang
ingin dicapai dalam
pembelajaran.
Hasil yang diharapkan:
a. Siswa terampil dalam merumuskan masalah tentang besar penyerapan
kalor yang mengarah pada dugaan awal
8. Dugaan sementara
a. Guru menampung semua dugaan
awal siswa tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi besar kalor.
b. Guru memilih beberapa dugaan
7. Dugaan sementara
a. Siswa menuliskan dugaan
terhadap masalah yang telah
dirumuskan secara bebas
berdasarkan hasil pengamatan
171
awal siswa yang mengarah pada
terbentuknya konsep yang
diharapkan.
dan menjelaskan dugaannya.
Hasil yang diharapkan:
a. Siswa terampil membuat dugaan awal terhadap faktor yang berpengaruh
terhadap besar kalor serta mampu menjelaskannya.
9. Percobaan pengujian
a. Guru menyuruh siswa
menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan dalam percobaan
pengujian.
b. Guru memberikan kesempatan
siswa untuk berkreasi merancang
percobaan.
8. Percobaan pengujian
a. Siswa melakukan diskusi
kelompok untuk menentukan
percobaan yang akan dilakukan.
b. Siswa melakukan percobaan dan
mencatat hasilnya pada LKS
yang telah disediakan.
Hasil yang diharapkan:
a. Percobaan pengujian tidak jauh menyimpang dari percobaan awal.
b. Siswa terampil dalam melakukan percobaan.
10. Penyusunan konsep
a. Guru melibatkan semua siswa
dalam memperbaiki penyusunan
konsep.
9. Penyusunan konsep
a. Siswa melakukan diskusi
kelompok untuk menyusun
konsep.
b. Siswa tiap-tiap kelompok
melaporkan hasil penemuannya
secara bergiliran dengan
membacakan hasilnya dan
didengar kelompok lain.
Hasil yang diharapkan:
a. Siswa terampil dalam menyusun konsep tentang faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap besar kalor
11. Mencatat pelajaran 10. Mencatat pelajaran
172
a. Guru merangkum hasil diskusi
kelas.
b. Guru memberikan catatan
penting tentang konsep yang
didapatkan dari hasil
pengamatan siswa dalam
melakukan percobaan.
a. Siswa mencatat rangkuman yang
diberikan guru dengan baik.
Hasil yang diharapkan:
a. Dengan catatan yang baik siswa dapat lebih mudah memahami materi
tentang faktor yang mempengaruhi besar kalor
12. Penerapan konsep
a. Guru memberikan evalusai
berupa pertanyaan-pertanyaan
lisan pada siswa untuk
mengetahui ketercapaian
pembelajaran.
11. Penerapan konsep
a. Siswa menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan guru
Hasil yang diharapkan:
a. Semua soal dapat terjawab dengan benar oleh semua siswa
b. Siswa lebih memahami konsep yang mendasar tentang kalor, faktor-faktor
yang mempengaruhi besar kalor serta dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Penutup (± 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
13. Guru menyuruh siswa bekerja sama
membersihkan dan membereskan
alat dan bahan praktikum yang telah
digunakan.
14. Guru menyuruh siswa untuk
mengumpulkan LKS setiap
kelompok.
12. Siswa bekerja sama membersihkan
dan membereskan alat dan bahan
praktikum yang telah digunakan.
13. Tiap kelompok siswa
mengumpulkan LKS.
173
Pertemuan Kedua
Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam pembuka dan
membaca doa.
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan
menanyakan kabar siswa.
3. Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok.
4. Menjelaskan sedikit materi tentang
gejala perpindahan kalor, kegiatan
dan target yang akan dicapai serta
menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan dalam pembelajaran.
1. Siswa menjawab salam pembuka
dan membaca doa sesuai
kepercayaan masing-masing.
2. Siswa mengikuti instruksi dari guru
untuk bergabung dengan kelompok
masing-masing.
3. Menyimak penjelasan dari guru
Hasil yang diharapkan :
a. Pembelajaran akan berjalan dengan lancar apabila diawali dengan doa.
b. Pembelajaran dengan metode praktikum akan lebih efektif jika dilakukan
secara berkelompok karena lebih banyak melakukan kerja.
c. Pembelajaran lebih terarah.
Kegiatan Inti (± 60 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
5. Starter Experiment/Percobaan Awal
a. Guru meminta siswa (per
kelompok) menyiapkan bahan-
bahan yang sudah dibawa dari
rumah (margarine, serbuk gergaji
dan sendok)
b. Guru meminta siswa untuk:
1) merebus air hingga
4. Starter Experiment/Percobaan Awal
a. Siswa menyiapkan bahan yang
sudah dibawa dari rumah (lilin,
margarine dan sendok)
b. Siswa melakukan apa yang
diinstruksikan guru yaitu:
1) merebus air hingga
mendidih,
174
mendidih,
2) menyelupkan dan mengaduk
air panas menggunakan
sendok dengan 3 bahan
berbeda (logam, kayu dan
plastik),
3) keluar ruangan, berjemur dan
berteduh dari sinar matahari.
c. Selama proses konveksi,
konduksi dan radiasi tersebut,
guru mengajukan beberapa
pertanyaan sederhana tentang
apa yang terjadi dan mengapa
demikian?
2) menyelupkan dan mengaduk
air panas menggunakan
sendok dengan 3 bahan
berbeda (logam, kayu dan
plastik),
3) keluar ruangan, berjemur dan
berteduh dari sinar matahari.
c. Selama proses konveksi,
konduksi dan radiasi, siswa
menjawab pertanyaan tentang
apa yang terjadi dan mengapa
demikian serta memberi alasan
atas jawaban mereka.
Hasil yang diharapkan:
a. Siswa dapat melakukan percobaan awal tentang fenomena perpindahan
kalor di kehidupan sehari-hari sebagai starter (penyulut) dan aktif dalam
menjawab pertanyaan guru.
b. Percobaan menarik bagi siswa dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa
terhadap alat peraga melalui berpikir, bertanya dan menjawab pertanyaan.
6. Pengamatan
a. Guru mengarahkan siswa untuk
melakukan pengamatan secara
berkelompok tanpa dipengaruhi
oleh kelompok lain.
b. Guru menyuruh siswa mencatat
hasil pengamatan pada LKS
secara individu.
5. Pengamatan
a. Siswa melakukan pengamatan
secara cermat.
b. Siswa mencatat hasil
pengamatan pada LKS (Lembar
Kerja Siswa) secara individu dan
hasil pengamatan tersebut tidak
harus sama dengan teman lain
dalam kelompoknya.
Hasil yang diharapkan:
175
a. Siswa dapat memperoleh data tentang proses perpindahan kalor
b. Mencatat hasil pengamatan secara individu diharapkan siswa mempunyai
persepsi sendiri tentang apa yang diamatinya.
7. Rumusan masalah
a. Guru mengemukakan pertanyaan
terbuka untuk mendorong siswa
berpikir merumuskan masalah
dari hasil pengamatan seperti:
mengapa ketiga sendok panasnya
berbeda-beda?; bagaimana
perambatan kalor pada benda
padat dan cair?
6. Rumusan masalah
a. Siswa bersama guru
merumuskan masalah
sedemikian rupa agar mengarah
pada konsep dan tujuan yang
ingin dicapai dalam
pembelajaran.
Hasil yang diharapkan:
a. Siswa terampil dalam merumuskan masalah yang mengarah pada dugaan
awal yang ingin dicapai.
8. Dugaan sementara
a. Guru menampung semua dugaan
awal siswa tentang hakikat
konveksi, konduksi dan radiasi..
b. Guru memilih beberapa dugaan
awal siswa yang mengarah pada
terbentuknya konsep yang
diharapkan.
7. Dugaan sementara
a. Siswa menuliskan dugaan
terhadap masalah yang telah
dirumuskan secara bebas
berdasarkan hasil pengamatan
dan menjelaskan dugaannya.
Hasil yang diharapkan:
a. Siswa terampil membuat dugaan awal terhadap masalah perpindahan kalor
yang telah dirumuskan serta mampu menjelaskannya.
9. Percobaan pengujian
a. Guru menyuruh siswa
menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan dalam percobaan
8. Percobaan pengujian
a. Siswa melakukan diskusi
kelompok untuk menentukan
percobaan yang akan dilakukan.
176
pengujian.
b. Guru memberikan kesempatan
siswa untuk berkreasi merancang
percobaan.
b. Siswa melakukan percobaan dan
mencatat hasilnya pada LKS
yang telah disediakan.
Hasil yang diharapkan:
a. Percobaan pengujian tidak jauh menyimpang dari percobaan awal.
b. Siswa terampil dalam melakukan percobaan.
10. Penyusunan konsep
b. Guru melibatkan semua siswa
dalam memperbaiki penyusunan
konsep.
9. Penyusunan konsep
c. Siswa melakukan diskusi
kelompok untuk menyusun
konsep.
d. Siswa tiap-tiap kelompok
melaporkan hasil penemuannya
secara bergiliran dengan
membacakan hasilnya dan
didengar kelompok lain.
Hasil yang diharapkan:
a. Siswa terampil dalam menyusun konsep tentang definisi peristiwa
konveksi, konduksi dan radiasi
11. Mencatat pelajaran
a. Guru merangkum hasil diskusi
kelas.
b. Guru memberikan catatan
penting tentang konsep yang
didapatkan dari hasil
pengamatan siswa dalam
melakukan percobaan.
10. Mencatat pelajaran
a. Siswa mencatat rangkuman yang
diberikan guru dengan baik.
Hasil yang diharapkan:
a. Dengan catatan yang baik siswa dapat memahami materi peristiwa-
peristiwa perpindahan kalor sehingga dapat menjawab soal yang diberikan
177
guru pada akhir pembelajaran.
12. Penerapan konsep
b. Guru memberikan evalusai
berupa pertanyaan-pertanyaan
lisan pada siswa untuk
mengetahui ketercapaian
pembelajaran.
11. Penerapan konsep
b. Siswa menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan guru
Hasil yang diharapkan:
a. Semua soal dapat terjawab dengan benar oleh semua siswa
b. Siswa lebih memahami konsep yang mendasar tentang kalor, faktor-faktor
yang mempengaruhi besar kalor serta dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Penutup (± 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
13. Guru menyuruh siswa bekerja sama
membersihkan dan membereskan
alat dan bahan praktikum yang telah
digunakan.
14. Guru menyuruh siswa setiap
kelompok untuk mengumpulkan
LKS.
12. Siswa bekerja sama membersihkan
dan membereskan alat dan bahan
praktikum yang telah digunakan.
13. Tiap kelompok siswa
mengumpulkan LKS.
D. Media
a. Lembar Kerja Praktikum (LKP)
b. Alat percobaan
E. Penilaian
a. Penilaian proses pembelajaran dengan mengunakan lembar observasi
b. Penilaian hasil pembelajaran dengan hasil laporan praktikum siswa
178
F. Sumber Buku
a. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs kelas VII.
b. IPA Terpadu untuk SMP/MTs kelas VII, BSE.
Karanganyar, 22 Juni 2014
Mengetahui
Kepala Sekolah
( )
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Mitra Dewi Rahmawati
186
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Praktikum 2 “Peristiwa Perpindahan Kalor”
Nama Kelompok: Anggota Kelompok:
A. Tujuan Percobaan
Memahami peristiwa perpindahan kalor secara konduksi, konveksi
dan radiasi.
Menyelidiki perpindahan kalor secara konduksi pada beberapa jenis
bahan.
1. Starter Experiment/ Percobaan Awal
Alat Bahan
1. Sendok plastik, sendok
logam dan sendok kayu
2. Gelas beker
3. Bunsen
4. Kaki tiga
1. Air
Starter 1:
a. Siapkan alat dan bahan yang kalian bawa yaitu sendok plastik,
sendok logam dan sendok kayu.
186
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Praktikum 2 “Peristiwa Perpindahan Kalor”
Nama Kelompok: Anggota Kelompok:
A. Tujuan Percobaan
Memahami peristiwa perpindahan kalor secara konduksi, konveksi
dan radiasi.
Menyelidiki perpindahan kalor secara konduksi pada beberapa jenis
bahan.
1. Starter Experiment/ Percobaan Awal
Alat Bahan
1. Sendok plastik, sendok
logam dan sendok kayu
2. Gelas beker
3. Bunsen
4. Kaki tiga
1. Air
Starter 1:
a. Siapkan alat dan bahan yang kalian bawa yaitu sendok plastik,
sendok logam dan sendok kayu.
186
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Praktikum 2 “Peristiwa Perpindahan Kalor”
Nama Kelompok: Anggota Kelompok:
A. Tujuan Percobaan
Memahami peristiwa perpindahan kalor secara konduksi, konveksi
dan radiasi.
Menyelidiki perpindahan kalor secara konduksi pada beberapa jenis
bahan.
1. Starter Experiment/ Percobaan Awal
Alat Bahan
1. Sendok plastik, sendok
logam dan sendok kayu
2. Gelas beker
3. Bunsen
4. Kaki tiga
1. Air
Starter 1:
a. Siapkan alat dan bahan yang kalian bawa yaitu sendok plastik,
sendok logam dan sendok kayu.
187
b. Panaskan air
c. Masukkan ketiga sendok ke dalam wadah yang berisi air panas
d. Tuliskan hasil pengamatanmu di poin pengamatan starter 1!
Starter 2:
a. Air panas dari starter 1 dipanaskan kembali sampai mendidih
b. Tuliskan hasil pengamatanmu di poin pengamatan starter 2!
Starter 3:
a. Coba keluar ruangan, berjemurlah dibawah sinar matahari
langsung. Sesaat kemudian berteduhlah
b. Tuliskan pengamatanmu di poin pengamatan starter 3!
2. Pengamatan
Pengamatan Starter 1:
Coba teman-teman rasakan…!!
1) Ketika ketiga sendok dicelupkan kemudian digunakan untuk
mengaduk air panas, sendok mana yang lebih terasa panas? Mengapa
demikian?
2) Pada peristiwa hantaran kalor ini, adakah suatu partikel zat yang
terlihat bergerak dari air panas ke sendok?
Jawaban anda:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
188
Pengamatan Starter 2:
Coba teman-teman amati…!!
1) Ketika air telah mendidih, apa yang terjadi?
2) Pada peristiwa hantaran kalor ini, adakah suatu partikel zat yang
terlihat bergerak? Bagainama pergerakannya?
Jawaban anda:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Pengamatan Starter 3:
Coba teman-teman rasakan dan amati…!!
1) Apa perbedaannya ketika kamu berjemur dibawah sinar matahari
langsung dan ketika kamu berteduh? Mengapa demikian?
2) Udara merupakan penghantar panas yang buruk, lalu adakah
medium/zat perantara saat panas matahari menghantar tubuh kita?
Jawaban anda:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3. Rumusan masalah
Dari hasil pengamatan, masalah yang dapat diambil adalah
189
………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..
4. Dugaan Sementara
Jawaban dari rumusan masalah di atas adalah
………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..
5. Percobaan Pengujian
Alat Bahan
1. Sendok plastik, sendok
logam dan sendok kayu
2. Gelas beker
3. Bunsen
4. Kaki tiga
1. Air
2. Margarine
3. Serbuk Gergaji
Percobaan Pengujian 1 (Konduksi)
1. Letakkan margarine di sisi sendok bagian luar (untuk semua
sendok)
2. Letakkan ketiga sendok secara terbalik ke dalam air panas
3. Tuliskan hasil pengamatanmu di tabel pengamatan 1!
Percobaan Pengujian 2 (Konveksi)
1. Isilah gelas beker dengan air ±200 mL, masukkan serbuk gergaji
2. Didihkan air dengan meletakkan pemanas tepat di bagian kanan
bawah gelas, amati pergerakan serbuk gergaji.
190
3. Pindahkan pemanas di bagian kiri gelas, amati pergerakan serbuk
gergaji
4. Pindahkan pemanas di bagian tengah gelas, amati pergerakan
serbuk gergaji
5. Tuliskan pengamatanmu di tabel pengamatan 2!
Percobaan Pengujian 3 (radiasi)
1. Letakkan margarine di sisi luar sendok logam
2. Lihat dulu tabel Pengamatan pengamatan 3
3. Letakkan sendok pada jarak 15cm (selama 15detik) dari api bunsen
4. Tuliskan apa yang kamu amati di tabel pengamatan 3!
5. Dekatkan perlahan-lahan sendok ke api bunsen mulai dari 10cm
(15detik), 7cm (15detik) dan 3cm (15detik). Catat hasil
pengamatanmu pada masing-masing jarak di tabel pengamatan 3.
6. Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Pengujian 1
Urutkan sendok yang margarinnya paling cepat
meleleh hingga yang paling lama meleleh!
1. Sendok ……..
2. Sendok ……..
3. Sendok ……..
191
Tabel Pengamatan Pengujian 2
Gambarkan pergerakan serbuk gergajinya
Pemanas di kanan Pemanas di tengah Pemanas di kiri
Tabel Pengamatan Pengujian 3
Tuliskan apa yang kalian amati pada margarine!
Jarak 15 cm Jarak 10 cm Jarak 7 cm Jarak 3 cm
Pada jarak 5cm, bagaimana jika antara sumber panas dan sendok diberi
sekat?
7. Penyusunan Konsep
a. Percobaan Pengujian 1
Pernyataan:
Sendok logam, sendok plastik dan sendok kayu merupakan
ketiga bahan(zat) yang berbeda
Kalor merambat dari sumber panas hingga ke ujung sendok
Pertanyaan:
Apakah setiap zat dapat menghantarkan kalor secara konduksi?
192
Adakah partikel yang bergerak selama kalor merambat dari
pemanas(air panas) hingga ke ujung sendok?
b. Percobaan Pengujian 2
Pernyataan:
Anggaplah serbuk gergaji itu adalah air (menyatu dengan air)
Pertanyaan:
Adakah partikel yang bergerak selama kalor merambat dari
pemanas (api) sampai ke seluruh permukaan air?
c. Percobaan Pengujian 3
Pernyataan:
Diketahui bahwa udara adalah zat penghantar kalor yang buruk
Pertanyaan:
Adakah hubungan antara jarak dengan banyaknya kalor yang
diterima/diserap margarine?
Adakah media perambatan/zat perantara yang dilalui kalor dari
sumber panas hingga ke margarine?
Dari kegiatan Starter Experiment, percobaan pengujian dan menjawab
pertanyaan dapat disimpulkan bahwa:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Hasil Validasi Lembar Observasi Oleh Guru (Praktikum 1) Tiap Aspek
No Aspek/Indikatoryang dinilai Elemen Yang Divalidasi
GuruJumlah Rerata Interpretasi Reliabilitas
Validator 1 Validator 21 Menginduksi dan
MempertimbangkanHasil Induksi
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 4 4 8 4,00 Baik Sekali 100%Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 4 4 8 4,00 Baik Sekali 100%Tata bahasa yang digunakan 4 4 8 4,00 Baik Sekali 100%Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 3 3 6 3,00 Baik 100%Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
3 4 7 3,50 Baik 86%
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
4 4 8 4,00 Baik Sekali 100%
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
3 3 6 3,00 Baik 86%
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
4 4 8 4,00 Baik Sekali 100%
Pedoman penskoran/penilaian 3 4 7 3,50 Baik 86%Jumlah 32 34 66 33 856%Rarata 3,55 3,77 3,66 95,33%
Interpretasi BaikSekali
BaikSekali
BaikSekali
SangatBaik
194
No Aspek/Indikator yangdinilai Elemen Yang Divalidasi
GuruJumlah Rerata Interpretasi Reliabilitas
Validator 1 Validator 22 Mempertimbangkan
apakah sumberdapat dipercayaatau tidak
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Tata bahasa yang digunakan 4 3 7 3,5 Baik 86%Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 4 3 7 3,5 Baik 86%Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Pedoman penskoran/penilaian 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Jumlah 36 34 70 35 872%Rarata 4 3,77 3,88 96,88%
Interpretasi BaikSekali
BaikSekali
BaikSekali
SangatBaik
195
No Aspek/Indikatoryang dinilai Elemen Yang Divalidasi
GuruJumlah Rerata Interpretasi Reliabilitas
Validator 1 Validator 23 Bertanya dan
menjawabpertanyaan
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Tata bahasa yang digunakan 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 4 3 7 3,5 Baik 86%Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
3 4 7 3,5 Baik 86%
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
4 3 7 3,5 Baik 86%
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
4 3 7 3,5 Baik 86%
Pedoman penskoran/penilaian 3 4 7 3,5 Baik 86%Jumlah 34 33 67 33,5 830%Rarata 3,77 3,66 3,72 92,22%
Interpretasi BaikSekali
BaikSekali
BaikSekali
SangatBaik
196
No Aspek/Indikator yangdinilai Elemen Yang Divalidasi
GuruJumlah Rerata Interpretasi Reliabilitas
Validator 1 Validator 24 Mengobservasi dan
mempertimbangkanhasil observasi
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Tata bahasa yang digunakan 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 4 3 7 3,5 Baik 86%Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
4 3 7 3,5 Baik 86%
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
4 3 7 3,5 Baik 86%
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Pedoman penskoran/penilaian 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Jumlah 36 33 69 34,5 856%Rarata 4 3,66 3,83 95,33%
Interpretasi BaikSekali
BaikSekali
BaikSekali
SangatBaik
197
Hasil Validasi Lembar Observasi Oleh Guru (Praktikum 2) Tiap Aspek
No Aspek/Indikatoryang dinilai Elemen Yang Divalidasi
GuruJumlah Rerata Interpretasi Reliabilitas
Validator 1 Validator 21 Menginduksi dan
MempertimbangkanHasil Induksi
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Tata bahasa yang digunakan 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 3 3 6 3 Baik 86%Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
3 3 6 3 Baik 86%
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
4 3 7 3,5 Baik 86%
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
3 3 6 3 Baik 86%
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Pedoman penskoran/penilaian 3 4 7 3,5 Baik 86%Jumlah 32 32 64 32 830%Rarata 3,55 3,55 3,55 92,22%
Interpretasi BaikSekali
BaikSekali
BaikSekali
SangatBaik
198
No Aspek/Indikator yangdinilai Elemen Yang Divalidasi
GuruJumlah Rerata Interpretasi Reliabilitas
Validator 1 Validator 22 Mempertimbangkan
apakah sumberdapat dipercayaatau tidak
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Tata bahasa yang digunakan 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 4 3 7 3,5 Baik 86%Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
4 3 7 3,5 Baik 86%
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Pedoman penskoran/penilaian 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Jumlah 36 34 70 35 872%Rarata 4 3,77 3,88 96,88%
Interpretasi BaikSekali
BaikSekali
BaikSekali
SangatBaik
199
No Aspek/Indikatoryang dinilai Elemen Yang Divalidasi
GuruJumlah Rerata Interpretasi Reliabilitas
Validator 1 Validator 23 Bertanya dan
menjawabpertanyaan
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Tata bahasa yang digunakan 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 4 3 7 3,5 Baik 86%Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
3 3 6 3 Baik 86%
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Pedoman penskoran/penilaian 3 4 7 3,5 Baik 86%Jumlah 34 34 71 34 858%Rarata 3,77 3,77 3,77 95,33%
Interpretasi BaikSekali
BaikSekali
BaikSekali
SangatBaik
200
No Aspek/Indikator yangdinilai Elemen Yang Divalidasi
GuruJumlah Rerata Interpretasi Reliabilitas
Validator 1 Validator 24 Mengobservasi dan
mempertimbangkanhasil observasi
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Tata bahasa yang digunakan 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 4 3 7 3,5 Baik 86%Kejelasan pedoman untuk menjawab ataumengisi lembar penilaian
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Panjang kalimat pernyataan yang digunakantidak menjemukan untuk dibaca
4 3 7 3,5 Baik 86%
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Pedoman penskoran/penilaian 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Jumlah 36 34 70 35 872%Rarata 4 3,77 3,88 96,88%
Interpretasi BaikSekali
BaikSekali
BaikSekali
SangatBaik
201
No Aspek/Indikator yangdinilai Elemen Yang Divalidasi
GuruJumlah Rerata Interpretasi Reliabilitas
Validator 1 Validator 25 Mendefinisikan
istilah danmempertimbangkansuatu definisi
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Tata bahasa yang digunakan 4 4 8 4 Baik Sekali 100%Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 3 3 6 3 Baik 86%Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
3 4 7 3,5 Baik 86%
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
Pedoman penskoran/penilaian 3 4 7 3,5 Baik 86%Jumlah 33 35 68 34 858%Rarata 3,66 3,88 3,77 95,33%
Interpretasi BaikSekali
BaikSekali
BaikSekali
SangatBaik
202
203
Hasil Validasi Lembar Observasi Oleh Dosen (Praktikum 1) Tiap Aspek
NoAspek/Indikator
yang dinilaiElemen Yang Divalidasi Nilai
1 MenginduksidanMempertimbangkan HasilInduksi
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 3Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 3Tata bahasa yang digunakan 3Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 3Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
3
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
3
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
3
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
2
Pedoman penskoran/penilaian 3Jumlah 26Rarata 2,88
Interpretasi Baik
NoAspek/Indikator
yang dinilaiElemen Yang Divalidasi Nilai
2 Mempertimbangkan apakahsumber dapatdipercaya atautidak
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 3Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 3Tata bahasa yang digunakan 3Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 3Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
3
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
3
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
3
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
3
Pedoman penskoran/penilaian 3Jumlah 27Rarata 3
Interpretasi Baik
204
NoAspek/Indikator
yang dinilaiElemen Yang Divalidasi Nilai
3 Bertanya danmenjawabpertanyaan
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 3Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 3Tata bahasa yang digunakan 3Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 3Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
3
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
3
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
3
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
3
Pedoman penskoran/penilaian 4Jumlah 28Rarata 3,11
Interpretasi Baik
NoAspek/Indikator
yang dinilaiElemen Yang Divalidasi Nilai
4 Mengobservasidanmempertimbangkan hasilobservasi
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 3Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 3Tata bahasa yang digunakan 3Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 3Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
3
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
3
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
3
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
3
Pedoman penskoran/penilaian 4Jumlah 28Rarata 3,11
Interpretasi Baik
205
Hasil Validasi Lembar Observasi Oleh Dosen (Praktikum 2) Tiap Aspek
NoAspek/Indikator
yang dinilaiElemen Yang Divalidasi Nilai
1 MenginduksidanMempertimbangkan HasilInduksi
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 3Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 3Tata bahasa yang digunakan 3Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 3Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
3
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswaPanjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
2
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
3
Pedoman penskoran/penilaian 4Jumlah 27Rarata 3
Interpretasi Baik
NoAspek/Indikator
yang dinilaiElemen Yang Divalidasi Nilai
2 Mempertimbangkan apakahsumber dapatdipercaya atautidak
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 3Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 3Tata bahasa yang digunakan 3Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 3Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
3
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
3
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
3
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
2
Pedoman penskoran/penilaian 3Jumlah 26Rarata 2,88
Interpretasi Baik
206
NoAspek/Indikator
yang dinilaiElemen Yang Divalidasi Nilai
3 Bertanya danmenjawabpertanyaan
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 3Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 3Tata bahasa yang digunakan 3Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 3Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
3
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
3
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
3
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
3
Pedoman penskoran/penilaian 3Jumlah 27Rarata 3
Interpretasi Baik
NoAspek/Indikator
yang dinilaiElemen Yang Divalidasi Nilai
4 Mengobservasidanmempertimbangkan hasilobservasi
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 3Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 3Tata bahasa yang digunakan 3Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 3Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
3
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
3
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
3
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
3
Pedoman penskoran/penilaian 3Jumlah 27Rarata 3
Interpretasi Baik
207
NoAspek/Indikator
yang dinilaiElemen Yang Divalidasi Nilai
5 Mendefinisikanistilah danmempertimbangkan suatudefinisi
Kesesuaian butir pernyataan dengan sub-indikator 3Kekomunikatifan bahasa yang digunakan 3Tata bahasa yang digunakan 3Format lembar penilaian menarik untuk dibaca 3Kejelasan pedoman untuk menjawab atau mengisilembar penilaian
3
Butir pernyataan cukup untuk menjelaskanketerampilan berpikir kritis siswa
3
Panjang kalimat pernyataan yang digunakan tidakmenjemukan untuk dibaca
3
Rumusan pernyataan tidak menggunakan kalimatyang menimbulkan penafsiran ganda
3
Pedoman penskoran/penilaian 3Jumlah 27Rarata 3
Interpretasi Baik
208
Hasil Validasi Lembar Observasi Oleh Guru (Praktikum 1) Total
NoAspek/Indiaktor yang
dinilai
NilaiRerata Interpretasi ReliabilitasValidator
1Validator
2
1Menginduksi danMempertimbangkanHasil Induksi
3,55 3,77 3,66Baik
Sekali96.97%
2Mempertimbangkanapakah sumber dapatdipercaya atau tidak
4 3,77 3,88Baik
Sekali97,03%
3Bertanya danmenjawab pertanyaan
3,77 3,66 3,71Baik
Sekali98,51%
4Mengobservasi danmempertimbangkanhasil observasi
4 3,66 3,83Baik
Sekali95,56%
Jumlah 15,32 14,86 15,08 388,07%
Rerata 3,83 3,71 3,77 97,01
InterpretasiBaik
SekaliBaik
SekaliBaik
SekaliSangatBaik
Hasil Validasi Lembar Observasi Oleh Guru (Praktikum 2) Total
NoAspek/Indiaktor yang
dinilai
NilaiInterpretasi ReliabilitasValidator
1Validator
2Rerata
1Menginduksi danMempertimbangkanHasil Induksi
3,55 3,55 3,55Baik
Sekali100%
2Mempertimbangkanapakah sumber dapatdipercaya atau tidak
4 3,77 3,88Baik
Sekali97,03%
3Bertanya danmenjawab pertanyaan
3,77 3,77 3,77Baik
Sekali100%
4Mengobservasi danmempertimbangkanhasil observasi
4 3,77 3,88Baik
Sekali97,03%
5
Mendefinisikanistilah danmempertimbangkansuatu definisi
3,66 3,88 3,77Baik
Sekali97,08%
Jumlah 18,98 18,74 18,85 491,14%
Rerata 3,79 3,74 3,77 98,22%
InterpretasiBaik
SekaliBaik
SekaliBaik
SekaliSangatBaik
209
Hasil Validasi Lembar Observasi Oleh Dosen (Praktikum 1) Total
No Aspek/Indiaktor yang dinilai Nilai
1 Menginduksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi 2,88
2Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atautidak
3
3 Bertanya dan menjawab pertanyaan 3,11
4 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 3,11
Jumlah 12,1Rerata 3,02
Interpretasi Baik
Hasil Validasi Lembar Observasi Oleh Dosen (Praktikum 2) Total
No Aspek/Indiaktor yang dinilai Nilai
1 Menginduksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi 3
2Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atautidak
2,88
3 Bertanya dan menjawab pertanyaan 3
4 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 3
5Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatudefinisi
3
Jumlah 14,88
Rerata 2,97
Interpretasi Baik
Hasil Validasi Lembar Observasi Oleh Guru dan Dosen (Praktikum 1)
No Aspek/Indiaktor yang dinilaiNilai
Jumlah Rerata Interpretasi ReliabilitasGuru Dosen
1 Menginduksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi 3,66 2,88 6,54 3,27 Baik 87,92%2 Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak 3,88 3 6,88 3,44 Baik 87,21%3 Bertanya dan menjawab pertanyaan 3,71 3,11 6,82 3,41 Baik 91,20%
4 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 3,83 3,11 6,94 3,47 Baik 89,62%
Jumlah 15,08 12,10 27,18 13,59 355,95%Rerata 3,77 3,02 6,79 3,39 88,98%
Interpretasi BaikSekali Baik Baik Baik
Hasil Validasi Lembar Observasi Oleh Guru dan Dosen (Praktikum 2)
No Aspek/Indiaktor yang dinilaiNilai
Jumlah Rerata Interpretasi ReliabilitasGuru Dosen
1 Menginduksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi 3,55 3 6,55 3,27 Baik 91,60%2 Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak 3,88 2,88 6,76 3,38 Baik 85,21%3 Bertanya dan menjawab pertanyaan 3,77 3 6,77 3,38 Baik 88,62%
4 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 3,88 3 6,88 3,44 Baik 87,21%
5 Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi 3,77 3 6,77 3,38 Baik 88,62%
Jumlah 18,85 14,88 14,88 16,85 441,26Rerata 3,77 2,97 2,97 3,37 88,25%
Interpretasi BaikSekali Baik Baik Baik Baik
210
Data Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Starter Eksperimen
No. Aspek yang diamati Peilai Jumlah Rerata Interpretasi Reliabilitas1 2
Kegiatan Awal/Pendahuluan
1.Guru memulai pembelajaran dengan tepatwaktu, mengucapkan salam dan memimpindoa.
3 4 7 3,5 Baik 86%
2. Guru mengecek kehadiran siswa 3 3 6 3 Baik 100%
3. Guru membagi siswa menjadi beberapakelompok kecil.
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
4. Guru memberikan penjelasan topik, indikatorpembelajaran yang akan dipelajari sertakegiatan yang akan dilakukan.
3 4 7 3,5 Baik 86%
Kegiatan Inti
5. Siswa melakukan StarterExperiment/Percobaan awal 4 4 8 4 Baik Sekali 100%
6. Siswa melakukan pengamatan pada StarterExperiment yang mereka lakukan. 3 3 6 3 Baik 100%
7. Guru bersama siswa merumuskan masalahyang mengarah pada konsep dan tujuanpembelajaran.
3 4 7 3,5 Baik 86%
213
8. Guru memilih beberapa dugaan awal siswayang mengarah pada terbentuknya konsep 3 3 6 3 Baik 100%
9. Siswa melakukan eksperimen/percobaan danmencatat hasilnya pada LKP yang telahdisediakan.
4 4 8 4 Baik Sekali 100%
10. Guru melibatkan semua siswa dalammemperbaiki penyusunan konsep sertamenuliskannya di papan tulis.
4 3 7 3,5 Baik 86%
11. Siswa mencatat rangkuman yang diberikanguru.
3 3 6 3 Baik 100%
Kegiatan Akhir
12. Siswa bekerja sama membersihkan danmembereskan alat dan bahan praktikum yangtelah digunakan.
3 4 7 3,5 Baik 86%
13. Tiap kelompok siswa mengumpulkan LKP. 3 3 6 3 Baik 100%
Jumlah 43 46 89 44,5 1230%
Rerata 3,30 3,53 6,84 3,42 94,61%
Interpretasi BaikBaik
SekaliBaik Sangat Baik
214
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besar Kalor”
Kegiatan Pembelajaran Waktu Pelaksanaan
Mata Pelajaran/ Kelas: IPA – Fisika Praktikum Ke : I
Pendekatan/ Metode : Starter Experiment Approach (SEA)/ Eksperimen Hari/ Tanggal : Rabu 21 Mei 2014
Materi Pokok : Kalor dan Perpindahannya
Kelompok : 1, 2, 3, 4, 5, 6
Berilah tanda checklist (√) pada kolom jawaban sesuai dengan pengamatan anda!
NoSub-Indikator yang
diamatiKegiatan yang diamati Nilai
Kelompok
1 2 3 4 5 6
1. Mengemukakan
hipotesis
Membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan
bahasanya sendiri dari pengamatan Starter
Experiment
4
3 √ √ √ √ √ √
2
1
Mendiskusikan hipotesis dalam masing-masing
kelompok
4 √
3 √ √
2 √ √
1 √
2. Mempertimbangkan
penggunaan
prosedur yang tepat
Menyiapkan alat dan bahan 4 √ √
3 √ √ √ √
2
1
Melakukan diskusi sebelum praktikum 4 √ √
3 √ √
2 √
1 √
Membuat prosedur percobaan/langkah kerja
praktikum
4
3
2 √ √ √ √ √ √
1
Menemukan informasi dari berbagai sumber 4 √ √
3 √ √
2 √ √
1
Kebiasaan berhati-hati 4 √ √
3 √ √ √ √
2
1
3. Merancang
eksperimen
Menyusun alat dan bahan sesuai LKS 4
3 √ √ √ √ √ √
2
1
Menguji lama waktu kenaikan suhu zat dengan
volume/massa berbeda
4
3 √ √
2 √ √ √
1 √
Menguji kenaikan suhu zat dengan jenis zat yang
berbeda
4
3 √
2 √ √ √ √ √
1
Menguji besar kenaikan suhu zat dengan waktu
berbeda, volume sama
4
3 √ √ √ √ √ √
2
1
4. Melaporkan hasil
observasi
Mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel 4 √ √
3 √ √
2 √ √
1
Membuat grafik hasil pengamatan 4
3 √ √ √
2 √ √
1 √
5. Memberikan
penjelasan sederhana
Menganalisis hasil pengamatan dengan
menjabarkan dalam bentuk penjelasan yang
sederhana
4 √ √ √
3 √ √ √
2
1
Memfokuskan penjabaran dari hasil pengamatan 4 √ √
3 √ √ √
2 √
1
Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu siswa
bertanya dan atau menjawab pertanyaan
mengenai suatu penjelasan pada pertanyaan-
pertanyaan dari guru maupun di LKS
4 √
3 √ √ √
2 √ √
1
6. Mempertanggungjaw
abkan hasil observasi
Mempresentasikan hasil observasi dengan
mengemukakannya kepada kelompok lain
4 √ √
3 √
2 √ √
1 √
Mendiskusikan hasil kerja dengan kelompok lain 4
3 √ √ √
2 √ √
1 √
7. Mengemukakan
kesimpulan
Menuliskan kesimpulan dari hasil eksperimen
dan pengamatan
4
3 √ √ √ √ √ √
2
1
Menuliskan kesimpulan dari hasil diskusi kelas 4
3 √ √ √ √ √
2 √
1
Catatan Observer:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Observer
(….……………………..)
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
“Peristiwa Perpindahan Kalor”
Kegiatan Pembelajaran Waktu Pelaksanaan
Mata Pelajaran/ Kelas: IPA – Fisika Praktikum Ke : II
Pendekatan/ Metode : Starter Experiment Approach (SEA)/ Eksperimen Hari/ Tanggal : Sabtu 24 Mei 2014
Materi Pokok : Kalor dan Perpindahannya
Kelompok : 1, 2, 3, 4, 5, 6
Berilah tanda checklist (√) pada kolom jawaban sesuai dengan pengamatan anda!
NoSub-Indikator yang
diamatiKegiatan yang diamati Nilai
Kelompok
1 2 3 4 5 6
1. Mengemukakan
hipotesis
Membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan
bahasanya sendiri dari pengamatan Starter
Eksperiment
4 √
3 √ √ √ √ √
2
1
Mendiskusikan hipotesis dalam masing-masing
kelompok
4 √
3 √ √ √
2 √
1 √
2. Mempertimbangkan
penggunaan
prosedur yang tepat
Menyiapkan alat dan bahan 4 √ √ √
3 √ √ √
2
1
Melakukan diskusi sebelum praktikum 4 √ √
3 √ √
2 √ √
1
Membuat prosedur percobaan/langkah kerja
praktikum
4
3 √
2 √ √ √ √ √
1
Menemukan informasi dari berbagai sumber 4 √
3 √ √ √ √
2 √
1
Kebiasaan berhati-hati 4 √ √ √
3 √ √ √
2
1
3. Merancang
eksperimen
Menyusun alat dan bahan sesuai LKS 4
3 √ √ √ √ √ √
2
1
Menguji bahan yang konduktor dan isolator
dengan peristiwa konduksi
4 √
3 √ √ √ √ √
2
1
Menguji peristiwa konveksi 4
3 √ √
2 √ √ √ √
1
Menguji peristiwa radiasi 4 √
3 √ √ √ √
2 √
1
4. Melaporkan hasil
observasi
Mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel 4 √ √
3 √ √ √ √
2
1
5. Memberikan
penjelasan sederhana
Menganalisis hasil pengamatan dengan
menjabarkan dalam bentuk penjelasan yang
sederhana
4 √ √ √ √
3 √ √
2
1
Memfokuskan penjabaran dari hasil pengamatan 4 √ √
3 √
2 √ √ √
1
Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu siswa
bertanya dan atau menjawab pertanyaan
mengenai suatu penjelasan pada pertanyaan-
pertanyaan dari guru maupun di LKS
4
3 √ √ √ √ √
2 √
1
6. Menyebutkan
Contoh
Menyebutkan contoh peristiwa-peristiwa
konveksi, konduksi dan radiasi dalam kehidupan
sehari-hari
4 √ √ √
3 √ √ √
2
1
7. Mempertanggungjaw
abkan hasil observasi
Mempresentasikan hasil observasi dengan
mengemukakannya kepada kelompok lain
4 √ √
3 √ √ √
2 √
1
Mendiskusikan hasil kerja dengan kelompok lain 4 √
3 √ √ √ √ √
2
1
8. Mengemukakan
kesimpulan
Menuliskan kesimpulan dari hasil eksperimen
dan pengamatan
4 √ √
3 √ √ √ √
2
1
Menuliskan kesimpulan dari hasil diskusi kelas 4 √ √ √ √ √
3 √
2
1
9. Strategi membuat
definisi dengan
bertindak
memberikan
penjelasan lanjut
Membuat bentuk definisi dari keseluruhan
pembalajaran tentang Kalor dan Perpindahannya
4 √
3 √ √ √ √
2 √
1
Catatan Observer:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Observer
(….……………………..)
261
Kelompok: 1
Praktikum I: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besar Kalor
Sub Indikator Nilai Persentase
(%)1. Mengemukakan hipotesis 4 3 2 1
a. Membuat hipotesis dengan bahasanyasendiri dari pengamatan StarterExperiment
√
b. Mendiskusikan hipotesis dalam masing-masing kelompok
√
Jumlah Persentase 1 1 87,50%
2. Merancang Eksperimen
a. Menyusun alat dan bahan sesuai LKS √
b. Menguji lama waktu kenaikan suhu zatdengan volume atau massa berbeda
√
c. Menguji kenaikan suhu zat dengan jeniszat yang berbeda
√
d. Menguji besar kenaikan suhu zatdengan waktu berbeda, volume sama
√
Jumlah Persentase 3 1 68,75%
3. Mengemukakan Kesimpulan
a. Menuliskan kesimpulan dari hasileksperimen dan pengamatan
√
b. Menuliskan kesimpulan dari hasildiskusi kelas
√
Jumlah Persentase 2 75,00%
4. Mempertimbangkan PenggunaanProsedur yang Tepata. Menyiapkan alat dan bahan √
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c. Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum
√
d. Menemukan informasi dari berbagaisumber
√
Pengolahan Data Lembar Observasi tiap Kelompok
262
e. Kebiasaan berhati-hati √
Jumlah Persentase 1 3 1 75,00%
5. Memberikan Penjelasan Sederhana
a. Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana
√
b. Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan
√
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan √
Jumlah Persentase 2 1 91,66%
6. Mempertanggungjawabkan HasilObservasia. Mempresentasikan hasil observasi
dengan mengemukakannya kepadakelompok lain
√
b. Mendiskusikan hasil kerja dengankelompok lain
√
Jumlah Persentase 1 1 87,50%
7. Melaporkan Hasil Observasi
a. Mencatat setiap pengamatan ke dalamtabel
√
b. Membuat grafik hasil pengamatan √
Jumlah Persentase 1 1 87,50%
Keterangan:4 = Sangat Baik 2 = Kurang Baik3 = Baik 1 = Sangat Kurang Baik
263
Kelompok: 2
Praktikum I: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besar Kalor
Sub Indikator Nilai Persentase
(%)1. Mengemukakan hipotesis 4 3 2 1
a. Membuat hipotesis dengan bahasanyasendiri dari pengamatan StarterExperiment
√
b. Mendiskusikan hipotesis dalam masing-masing kelompok
√
Jumlah Persentase 2 75,00%
2. Merancang Eksperimen
a. Menyusun alat dan bahan sesuai LKS √
b. Menguji lama waktu kenaikan suhu zatdengan volume atau massa berbeda
√
c. Menguji kenaikan suhu zat dengan jeniszat yang berbeda
√
d. Menguji besar kenaikan suhu zatdengan waktu berbeda, volume sama
√
Jumlah Persentase 2 2 62,50%
3. Mengemukakan Kesimpulan
a. Menuliskan kesimpulan dari hasileksperimen dan pengamatan
√
b. Menuliskan kesimpulan dari hasildiskusi kelas
√
Jumlah Persentase 2 75,00%
4. Mempertimbangkan PenggunaanProsedur yang Tepata. Menyiapkan alat dan bahan √
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c. Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum
√
d. Menemukan informasi dari berbagaisumber
√
Pengolahan Data Lembar Observasi tiap Kelompok
264
e. Kebiasaan berhati-hati √
Jumlah Persentase 3 1 1 85,00%
5. Memberikan Penjelasan Sederhana
a. Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana
√
b. Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan
√
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan √
Jumlah Persentase 2 1 91,66%
6. Mempertanggungjawabkan HasilObservasia. Mempresentasikan hasil observasi
dengan mengemukakannya kepadakelompok lain
√
b. Mendiskusikan hasil kerja dengankelompok lain
√
Jumlah Persentase 2 75,00%
7. Melaporkan Hasil Observasi
c. Mencatat setiap pengamatan ke dalamtabel
√
d. Membuat grafik hasil pengamatan √
Jumlah Persentase 2 75,00%
265
Kelompok: 3
Praktikum I: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besar Kalor
Sub Indikator Nilai Persentase
(%)1. Mengemukakan hipotesis 4 3 2 1
a. Membuat hipotesis dengan bahasanyasendiri dari pengamatan StarterExperiment
√
b. Mendiskusikan hipotesis dalam masing-masing kelompok
√
Jumlah Persentase 1 1 62,50%
2. Merancang Eksperimen
a. Menyusun alat dan bahan sesuai LKS √
b. Menguji lama waktu kenaikan suhu zatdengan volume atau massa berbeda
√
c. Menguji kenaikan suhu zat dengan jeniszat yang berbeda
√
d. Menguji besar kenaikan suhu zat denganwaktu berbeda, volume sama
√
Jumlah Persentase 2 2 62,50%
3. Mengemukakan Kesimpulan
a. Menuliskan kesimpulan dari hasileksperimen dan pengamatan
√
b. Menuliskan kesimpulan dari hasil diskusikelas
√
Jumlah Persentase 2 75,00%
4. Mempertimbangkan Penggunaan Proseduryang Tepata. Menyiapkan alat dan bahan √
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c. Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum
√
d. Menemukan informasi dari berbagaisumber
√
Pengolahan Data Lembar Observasi tiap Kelompok
266
e. Kebiasaan berhati-hati √
Jumlah Persentase 4 1 70,00%
5. Memberikan Penjelasan Sederhana
a. Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana
√
b. Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan
√
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan √
Jumlah Persentase 2 1 66,66%
6. Mempertanggungjawabkan Hasil Observasi
a. Mempresentasikan hasil observasi denganmengemukakannya kepada kelompok lain
√
b. Mendiskusikan hasil kerja dengankelompok lain
√
Jumlah Persentase 2 50,00%
7. Melaporkan Hasil Observasi
a. Mencatat setiap pengamatan ke dalamtabel
√
b. Membuat grafik hasil pengamatan √
Jumlah Persentase 2 50,00%
267
Kelompok: 4
Praktikum I: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besar Kalor
Sub Indikator Nilai Persentase
(%)1. Mengemukakan hipotesis 4 3 2 1
a. Membuat hipotesis dengan bahasanyasendiri dari pengamatan StarterExperiment
√
b. Mendiskusikan hipotesis dalam masing-masing kelompok
√
Jumlah Persentase 1 1 50,00%
2. Merancang Eksperimen
a. Menyusun alat dan bahan sesuai LKS √
b. Menguji lama waktu kenaikan suhu zatdengan volume atau massa berbeda
√
c. Menguji kenaikan suhu zat dengan jeniszat yang berbeda
√
d. Menguji besar kenaikan suhu zatdengan waktu berbeda, volume sama
√
Jumlah Persentase 2 1 1 56,25%
3. Mengemukakan Kesimpulan
a. Menuliskan kesimpulan dari hasileksperimen dan pengamatan
√
b. Menuliskan kesimpulan dari hasildiskusi kelas
√
Jumlah Persentase 2 75,00%
4. Mempertimbangkan PenggunaanProsedur yang Tepata. Menyiapkan alat dan bahan √
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c. Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum
√
d. Menemukan informasi dari berbagaisumber
√
Pengolahan Data Lembar Observasi tiap Kelompok
268
e. Kebiasaan berhati-hati √
Jumlah Persentase 2 3 60,00%
5. Memberikan Penjelasan Sederhana
a. Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana
√
b. Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan
√
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan √
Jumlah Persentase 2 1 66,66%
6. Mempertanggungjawabkan HasilObservasia. Mempresentasikan hasil observasi
dengan mengemukakannya kepadakelompok lain
√
b. Mendiskusikan hasil kerja dengankelompok lain
√
Jumlah Persentase 2 50,00%
7. Melaporkan Hasil Observasi
a. Mencatat setiap pengamatan ke dalamtabel
√
b. Membuat grafik hasil pengamatan √
Jumlah Persentase 2 50,00%
269
Kelompok: 5
Praktikum I: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besar Kalor
Sub Indikator Nilai Persentase
(%)1. Mengemukakan hipotesis 4 3 2 1
a. Membuat hipotesis dengan bahasanyasendiri dari pengamatan StarterExperiment
√
b. Mendiskusikan hipotesis dalam masing-masing kelompok
√
Jumlah Persentase 2 75,00%
2. Merancang Eksperimen
a. Menyusun alat dan bahan sesuai LKS √
b. Menguji lama waktu kenaikan suhu zatdengan volume atau massa berbeda
√
c. Menguji kenaikan suhu zat dengan jeniszat yang berbeda
√
d. Menguji besar kenaikan suhu zatdengan waktu berbeda, volume sama
√
Jumlah Persentase 4 75,00%
3. Mengemukakan Kesimpulan
a. Menuliskan kesimpulan dari hasileksperimen dan pengamatan
√
b. Menuliskan kesimpulan dari hasildiskusi kelas
√
Jumlah Persentase 2 75,00%
4. Mempertimbangkan PenggunaanProsedur yang Tepata. Menyiapkan alat dan bahan √
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c. Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum
√
d. Menemukan informasi dari berbagaisumber
√
Pengolahan Data Lembar Observasi tiap Kelompok
270
e. Kebiasaan berhati-hati √
Jumlah Persentase 3 1 1 85,00%
5. Memberikan Penjelasan Sederhana
a. Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana
√
b. Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan
√
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan √
Jumlah Persentase 2 1 91,66%
6. Mempertanggungjawabkan HasilObservasia. Mempresentasikan hasil observasi
dengan mengemukakannya kepadakelompok lain
√
b. Mendiskusikan hasil kerja dengankelompok lain
√
Jumlah Persentase 1 1 87,50%
7. Melaporkan Hasil Observasi
a. Mencatat setiap pengamatan ke dalamtabel
√
b. Membuat grafik hasil pengamatan √
Jumlah Persentase 1 1 87,50%
271
Kelompok: 6
Praktikum I: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besar Kalor
Sub Indikator Nilai Persentase
(%)1. Mengemukakan hipotesis 4 3 2 1
a. Membuat hipotesis dengan bahasanyasendiri dari pengamatan StarterExperiment
√
b. Mendiskusikan hipotesis dalam masing-masing kelompok
√
Jumlah Persentase 1 1 62,50%
2. Merancang Eksperimen
a. Menyusun alat dan bahan sesuai LKS √
b. Menguji lama waktu kenaikan suhu zatdengan volume atau massa berbeda
√
c. Menguji kenaikan suhu zat dengan jeniszat yang berbeda
√
d. Menguji besar kenaikan suhu zat denganwaktu berbeda, volume sama
√
Jumlah Persentase 2 2 62,50%
3. Mengemukakan Kesimpulan
a. Menuliskan kesimpulan dari hasileksperimen dan pengamatan
√
b. Menuliskan kesimpulan dari hasil diskusikelas
√
Jumlah Persentase 1 1 62,50%
4. Mempertimbangkan Penggunaan Proseduryang Tepata. Menyiapkan alat dan bahan √
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c. Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum
√
d. Menemukan informasi dari berbagaisumber
√
Pengolahan Data Lembar Observasi tiap Kelompok
272
e. Kebiasaan berhati-hati √
Jumlah Persentase 1 1 2 1 60,00%
5. Memberikan Penjelasan Sederhana
a. Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana
√
b. Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan
√
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan √
Jumlah Persentase 2 1 66,66%
6. Mempertanggungjawabkan Hasil Observasi
a. Mempresentasikan hasil observasi denganmengemukakannya kepada kelompok lain
√
b. Mendiskusikan hasil kerja dengankelompok lain
√
Jumlah Persentase 2 25,00%
7. Melaporkan Hasil Observasi
a. Mencatat setiap pengamatan ke dalamtabel
√
b. Membuat grafik hasil pengamatan √
Jumlah Persentase 1 1 50,00%
273
Kelompok: 1
Praktikum II: Peristiwa Perpindahan Kalor
Sub Indikator Nilai Persentase
(%)1. Mengemukakan hipotesis 4 3 2 1
a. Membuat hipotesis dengan bahasanyasendiri dari pengamatan StarterExperiment
√
b. Mendiskusikan hipotesis dalam masing-masing kelompok
√
Jumlah Persentase 2 100%
2. Merancang Eksperimen
a. Menyusun alat dan bahan sesuai LKS √
b. Menguji bahan yang konduktor danisolator dengan peristiwa konduksi
√
c. Menguji peristiwa konveksi √
d. Menguji peristiwa radiasi √
Jumlah Persentase 1 2 1 75,00%
3. Mengemukakan Kesimpulan
a. Menuliskan kesimpulan dari hasileksperimen dan pengamatan
√
b. Menuliskan kesimpulan dari hasildiskusi kelas
√
Jumlah Persentase 2 100%
4. Mempertimbangkan PenggunaanProsedur yang Tepata. Menyiapkan alat dan bahan √
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c. Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum
√
d. Menemukan informasi dari berbagaisumber
√
Pengolahan Data Lembar Observasi tiap Kelompok
274
e. Kebiasaan berhati-hati √
Jumlah Persentase 2 2 1 80,00%
5. Memberikan Penjelasan Sederhana
a. Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana
√
b. Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan
√
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan √
Jumlah Persentase 2 1 91,66%
6. Menyebutkan Contoh
a. Menyebutkan contoh peristiwa-peristiwa konveksi, konduksi danradiasi dalam kehidupan sehari-hari
√
Jumlah Persentase 1 100%
7. Mempertanggungjawabkan HasilObservasia. Mempresentasikan hasil observasi
dengan mengemukakannya kepadakelompok lain
√
b. Mendiskusikan hasil kerja dengankelompok lain
√
Jumlah Persentase 2 100%
8. Melaporkan Hasil Observasi
a. Mencatat setiap pengamatan ke dalamtabel
√
Jumlah Persentase 1 100%
9. Membuat Definisi dengan BertindakMemberikan Penjelasan Lanjuta. Membuat bentuk definisi dari
keseluruhan pembalajaran tentangKalor dan Perpindahannya
√
Jumlah Persentase 1 100%
Keterangan:4 = Sangat Baik 2 = Kurang Baik3 = Baik 1 = Sangat Kurang Baik
275
Kelompok: 2
Praktikum II: Peristiwa Perpindahan Kalor
Sub Indikator Nilai Persentase
(%)1. Mengemukakan hipotesis 4 3 2 1
a. Membuat hipotesis dengan bahasanyasendiri dari pengamatan StarterExperiment
√
b. Mendiskusikan hipotesis dalam masing-masing kelompok
√
Jumlah Persentase 2 75,00%
2. Merancang Eksperimen
a. Menyusun alat dan bahan sesuai LKS √
b. Menguji bahan yang konduktor danisolator dengan peristiwa konduksi
√
c. Menguji peristiwa konveksi √
d. Menguji peristiwa radiasi √
Jumlah Persentase 3 1 68,75%
3. Mengemukakan Kesimpulan
a. Menuliskan kesimpulan dari hasileksperimen dan pengamatan
√
b. Menuliskan kesimpulan dari hasildiskusi kelas
√
Jumlah Persentase 2 100%
4. Mempertimbangkan PenggunaanProsedur yang Tepata. Menyiapkan alat dan bahan √
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c. Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum
√
d. Menemukan informasi dari berbagaisumber
√
Pengolahan Data Lembar Observasi tiap Kelompok
276
e. Kebiasaan berhati-hati √
Jumlah Persentase 2 3 85,00%
5. Memberikan Penjelasan Sederhana
a. Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana
√
b. Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan
√
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan √
Jumlah Persentase 2 1 91,66%
6. Menyebutkan Contoh
a. Menyebutkan contoh peristiwa-peristiwa konveksi, konduksi danradiasi dalam kehidupan sehari-hari
√
Jumlah Persentase 1 100%
7. Mempertanggungjawabkan HasilObservasia. Mempresentasikan hasil observasi
dengan mengemukakannya kepadakelompok lain
√
b. Mendiskusikan hasil kerja dengankelompok lain
√
Jumlah Persentase 2 75,00%
8. Melaporkan Hasil Observasi
a. Mencatat setiap pengamatan ke dalamtabel
√
Jumlah Persentase 1 75,00%
9. Membuat Definisi dengan BertindakMemberikan Penjelasan Lanjuta. Membuat bentuk definisi dari
keseluruhan pembalajaran tentangKalor dan Perpindahannya
√
Jumlah Persentase 1 75,00%
277
Kelompok: 3
Praktikum II: Peristiwa Perpindahan Kalor
Sub Indikator Nilai Persentase
(%)1. Mengemukakan hipotesis 4 3 2 1
a. Membuat hipotesis dengan bahasanyasendiri dari pengamatan StarterExperiment
√
b. Mendiskusikan hipotesis dalam masing-masing kelompok
√
Jumlah Persentase 2 75,00%
2. Merancang Eksperimen
a. Menyusun alat dan bahan sesuai LKS √
b. Menguji bahan yang konduktor danisolator dengan peristiwa konduksi
√
c. Menguji peristiwa konveksi √
d. Menguji peristiwa radiasi √
Jumlah Persentase 1 2 1 75%%
3. Mengemukakan Kesimpulan
a. Menuliskan kesimpulan dari hasileksperimen dan pengamatan
√
b. Menuliskan kesimpulan dari hasildiskusi kelas
√
Jumlah Persentase 1 1 87,50%
4. Mempertimbangkan PenggunaanProsedur yang Tepata. Menyiapkan alat dan bahan √
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c. Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum
√
d. Menemukan informasi dari berbagaisumber
√
Pengolahan Data Lembar Observasi tiap Kelompok
278
e. Kebiasaan berhati-hati √
Jumlah Persentase 4 1 70,00%
5. Memberikan Penjelasan Sederhana
a. Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana
√
b. Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan
√
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan √
Jumlah Persentase 3 75,00%
6. Menyebutkan Contoh
a. Menyebutkan contoh peristiwa-peristiwa konveksi, konduksi danradiasi dalam kehidupan sehari-hari
√
Jumlah Persentase 1 75,00%
7. Mempertanggungjawabkan HasilObservasia. Mempresentasikan hasil observasi
dengan mengemukakannya kepadakelompok lain
√
b. Mendiskusikan hasil kerja dengankelompok lain
√
Jumlah Persentase 2 75,00%
8. Melaporkan Hasil Observasi
a. Mencatat setiap pengamatan ke dalamtabel
√
Jumlah Persentase 1 75,00%
9. Membuat Definisi dengan BertindakMemberikan Penjelasan Lanjuta. Membuat bentuk definisi dari
keseluruhan pembalajaran tentangKalor dan Perpindahannya
√
Jumlah Persentase 1 75,00%
279
Kelompok: 4
Praktikum II: Peristiwa Perpindahan Kalor
Sub Indikator Nilai Persentase
(%)1. Mengemukakan hipotesis 4 3 2 1
a. Membuat hipotesis dengan bahasanyasendiri dari pengamatan StarterExperiment
√
b. Mendiskusikan hipotesis dalam masing-masing kelompok
√
Jumlah Persentase 1 1 62,50%
2. Merancang Eksperimen
e. Menyusun alat dan bahan sesuai LKS √
f. Menguji bahan yang konduktor danisolator dengan peristiwa konduksi
√
g. Menguji peristiwa konveksi √
h. Menguji peristiwa radiasi √
Jumlah Persentase 3 1 68,75%
3. Mengemukakan Kesimpulan
a. Menuliskan kesimpulan dari hasileksperimen dan pengamatan
√
b. Menuliskan kesimpulan dari hasildiskusi kelas
√
Jumlah Persentase 1 1 87,50%
4. Mempertimbangkan PenggunaanProsedur yang Tepata. Menyiapkan alat dan bahan √
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c. Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum
√
d. Menemukan informasi dari berbagaisumber
√
Pengolahan Data Lembar Observasi tiap Kelompok
280
e. Kebiasaan berhati-hati √
Jumlah Persentase 1 2 2 70,00%
5. Memberikan Penjelasan Sederhana
a. Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana
√
b. Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan
√
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan √
Jumlah Persentase 1 1 1 75,00%
6. Menyebutkan Contoh
a. Menyebutkan contoh peristiwa-peristiwa konveksi, konduksi danradiasi dalam kehidupan sehari-hari
√
Jumlah Persentase 1 75,00%
7. Mempertanggungjawabkan HasilObservasia. Mempresentasikan hasil observasi
dengan mengemukakannya kepadakelompok lain
√
b. Mendiskusikan hasil kerja dengankelompok lain
√
Jumlah Persentase 1 1 62,50%
8. Melaporkan Hasil Observasi
a. Mencatat setiap pengamatan ke dalamtabel
√
Jumlah Persentase 1 75,00%
9. Membuat Definisi dengan BertindakMemberikan Penjelasan Lanjuta. Membuat bentuk definisi dari
keseluruhan pembalajaran tentangKalor dan Perpindahannya
√
Jumlah Persentase 1 75,00%
281
Kelompok: 5
Praktikum II: Peristiwa Perpindahan Kalor
Sub Indikator Nilai Persentase
(%)1. Mengemukakan hipotesis 4 3 2 1
a. Membuat hipotesis dengan bahasanyasendiri dari pengamatan StarterExperiment
√
b. Mendiskusikan hipotesis dalam masing-masing kelompok
√
Jumlah Persentase 2 75,00%
2. Merancang Eksperimen
a. Menyusun alat dan bahan sesuai LKS √
b. Menguji bahan yang konduktor danisolator dengan peristiwa konduksi
√
c. Menguji peristiwa konveksi √
d. Menguji peristiwa radiasi √
Jumlah Persentase 4 75,00%
3. Mengemukakan Kesimpulan
a. Menuliskan kesimpulan dari hasileksperimen dan pengamatan
√
b. Menuliskan kesimpulan dari hasil diskusikelas
√
Jumlah Persentase 1 1 87,50%
4. Mempertimbangkan Penggunaan Proseduryang Tepata. Menyiapkan alat dan bahan √
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c. Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum
√
d. Menemukan informasi dari berbagaisumber
√
Pengolahan Data Lembar Observasi tiap Kelompok
282
e. Kebiasaan berhati-hati √
Jumlah Persentase 3 1 1 85,00%
5. Memberikan Penjelasan Sederhana
a. Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana
√
d. Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan
√
e. Bertanya dan menjawab pertanyaan √
Jumlah Persentase 1 1 1 75,00%
6. Menyebutkan Contoh
a. Menyebutkan contoh peristiwa-peristiwakonveksi, konduksi dan radiasi dalamkehidupan sehari-hari
√
Jumlah Persentase 1 100%
7. Mempertanggungjawabkan Hasil Observasi
a. Mempresentasikan hasil observasi denganmengemukakannya kepada kelompok lain
√
b. Mendiskusikan hasil kerja dengankelompok lain
√
Jumlah Persentase 1 1 87,50%
8. Melaporkan Hasil Observasi
a. Mencatat setiap pengamatan ke dalamtabel
√
Jumlah Persentase 1 100%
9. Membuat Definisi dengan BertindakMemberikan Penjelasan Lanjuta. Membuat bentuk definisi dari keseluruhan
pembalajaran tentang Kalor danPerpindahannya
√
Jumlah Persentase 1 75,00%
283
Kelompok: 6
Praktikum II: Peristiwa Perpindahan Kalor
Sub Indikator Nilai Persentase
(%)1. Mengemukakan hipotesis 4 3 2 1
a. Membuat hipotesis dengan bahasanyasendiri dari pengamatan StarterExperiment
√
b. Mendiskusikan hipotesis dalam masing-masing kelompok
√
Jumlah Persentase 1 1 50,00%
2. Merancang Eksperimen
a. Menyusun alat dan bahan sesuai LKS √
b. Menguji bahan yang konduktor danisolator dengan peristiwa konduksi
√
c. Menguji peristiwa konveksi √
d. Menguji peristiwa radiasi √
Jumlah Persentase 3 1 68,75%
3. Mengemukakan Kesimpulan
a. Menuliskan kesimpulan dari hasileksperimen dan pengamatan
√
b. Menuliskan kesimpulan dari hasil diskusikelas
√
Jumlah Persentase 2 75,00%
4. Mempertimbangkan Penggunaan Proseduryang Tepata. Menyiapkan alat dan bahan √
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c. Membuat prosedur percobaan/langkahkerja praktikum
√
d. Menemukan informasi dari berbagaisumber
√
Pengolahan Data Lembar Observasi tiap Kelompok
284
e. Kebiasaan berhati-hati √
Jumlah Persentase 1 1 3 65,00%
5. Memberikan Penjelasan Sederhana
a. Menganalisis hasil pengamatan denganmenjabarkan dalam bentuk penjelasanyang sederhana
√
b. Memfokuskan penjabaran dari hasilpengamatan
√
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan √
Jumlah Persentase 1 2 58,33%
6. Menyebutkan Contoh
a. Menyebutkan contoh peristiwa-peristiwakonveksi, konduksi dan radiasi dalamkehidupan sehari-hari
√
Jumlah Persentase 1 75%
7. Mempertanggungjawabkan Hasil Observasi
a. Mempresentasikan hasil observasi denganmengemukakannya kepada kelompok lain
√
b. Mendiskusikan hasil kerja dengankelompok lain
√
Jumlah Persentase 2 75,00%
8. Melaporkan Hasil Observasi
a. Mencatat setiap pengamatan ke dalamtabel
√
Jumlah Persentase 1 75%
9. Membuat Definisi dengan BertindakMemberikan Penjelasan Lanjuta. Membuat bentuk definisi dari keseluruhan
pembalajaran tentang Kalor danPerpindahannya
√
Jumlah Persentase 1 50,00%
Jumlah Presentase Keterampilan Berpikir Kritis tiap Indikator
No Indikator BerpikirKritis
No Sub Indikator BerpikirKritis
Persentase (%) tiap Kelompok JenisKategori1 2 3 4 5 6 ∑rata-rata
1.Menginduksi danmempertimbangkan hasilinduksi
1 Mengemukakan hipotesis 93,75 75,00 68,75 56,25 75,00 56,25 70,83
Baik2 Merancang eksperimen 71,87 65,62 68,75 62,50 75,00 65,62 68,22
3 Mengemukakan kesimpulan 87,50 87,50 81,25 81,25 81,25 68,75 81,24
Rata-rata 84,37 76,04 72,91 66,66 77,10 63,54 74,4878
2.Mempertimbangkanapakah sumber dapatdipercaya atau tidak
4Mempertimbangkanpenggunaan prosedur yangtepat
77,50 85,00 70,00 65,00 85,00 62,50 74,16 Baik
3.Bertanya dan menjawabpertanyaan
5Memberikan penjelasansederhana
91,66 91,66 70,83 70,83 86,33 62,49 78,96Sangat
Baik6 Menyebutkan contoh 100 100 75 75 100 75 87,50
Rata-rata 95,83 95,83 72,92 72,92 93,16 68,75 82,98
4.Mengobservasi danmempertimbangkan hasilobservasi
7Mempertanggungjawabkanhasil observasi
93,75 75,00 62,50 56,25 87,50 50 70,82
Baik8 Melaporkan hasil observasi 93,75 75,00 62,50 62,50 93,75 62,50 75
Rata-rata 93,75 75,00 62,50 59,40 90,62 56,25 72,91
5.Mendefinisikan istilahdan mempertimbangkansuatu definisi
9Strategi membuat definisidengan bertindakmemberikan penjelasan lanjut
100 75,00 75,00 75,00 75,00 50,00 75,00Baik
JUMLAH RATA-RATA 90,29 81,37 70,67 67,80 84,27 61,40 75,90
288
290
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJOFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANAlamat: Jalan K.H.A.Dahlan No. 3 Telepon/Fax 90275) 321494
PURWOREJO 54111
SURAT KEPUTUSAN PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSINomor: 11909/A.40/FKIP/UMP/I/2014
Berdasarkan usulan Ketua Program Studi Pendidikan Fisika tentang Pembimbing Skripsi, Dekan FKIPUniversitas Muhammadiyah Purworejo menetapkan:
1. Nama : Sriyono, M. PdNIP/NBM : 0613027102Jabatan Akademik : LektorSebagai Pembimbing I dalam penyusunan skripsi mahasiswa
2. Nama : Drs. H. AshariNIP/NBM : 002606600Jabatan Akademik : Lektor KepalaSebagai Pembimbing II dalam penyusunan skripsi mahasiswa
Dalam penyusunan skripsi mahasiswa:Nama : Mitra Dewi RahmawatiNIM : 10 215 0031Program Studi : Pendidikan FisikaJudul Skripsi : Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam
Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan StarterEksperimen (Starter Experiment Approach)
Demikian ketetapan ini dibuat agar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Purworejo, 25 Januari 2014Dekan,
Drs. H. Hartono, M. M.NIP 19540105 198103 1 002
290
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJOFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANAlamat: Jalan K.H.A.Dahlan No. 3 Telepon/Fax 90275) 321494
PURWOREJO 54111
SURAT KEPUTUSAN PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSINomor: 11909/A.40/FKIP/UMP/I/2014
Berdasarkan usulan Ketua Program Studi Pendidikan Fisika tentang Pembimbing Skripsi, Dekan FKIPUniversitas Muhammadiyah Purworejo menetapkan:
1. Nama : Sriyono, M. PdNIP/NBM : 0613027102Jabatan Akademik : LektorSebagai Pembimbing I dalam penyusunan skripsi mahasiswa
2. Nama : Drs. H. AshariNIP/NBM : 002606600Jabatan Akademik : Lektor KepalaSebagai Pembimbing II dalam penyusunan skripsi mahasiswa
Dalam penyusunan skripsi mahasiswa:Nama : Mitra Dewi RahmawatiNIM : 10 215 0031Program Studi : Pendidikan FisikaJudul Skripsi : Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam
Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan StarterEksperimen (Starter Experiment Approach)
Demikian ketetapan ini dibuat agar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Purworejo, 25 Januari 2014Dekan,
Drs. H. Hartono, M. M.NIP 19540105 198103 1 002
290
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJOFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANAlamat: Jalan K.H.A.Dahlan No. 3 Telepon/Fax 90275) 321494
PURWOREJO 54111
SURAT KEPUTUSAN PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSINomor: 11909/A.40/FKIP/UMP/I/2014
Berdasarkan usulan Ketua Program Studi Pendidikan Fisika tentang Pembimbing Skripsi, Dekan FKIPUniversitas Muhammadiyah Purworejo menetapkan:
1. Nama : Sriyono, M. PdNIP/NBM : 0613027102Jabatan Akademik : LektorSebagai Pembimbing I dalam penyusunan skripsi mahasiswa
2. Nama : Drs. H. AshariNIP/NBM : 002606600Jabatan Akademik : Lektor KepalaSebagai Pembimbing II dalam penyusunan skripsi mahasiswa
Dalam penyusunan skripsi mahasiswa:Nama : Mitra Dewi RahmawatiNIM : 10 215 0031Program Studi : Pendidikan FisikaJudul Skripsi : Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam
Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan StarterEksperimen (Starter Experiment Approach)
Demikian ketetapan ini dibuat agar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Purworejo, 25 Januari 2014Dekan,
Drs. H. Hartono, M. M.NIP 19540105 198103 1 002
290
293
292
294
VIII
178