Download - Analisis Komponen IPM Waropen 2009
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 1/49
Analisis Deskriptif Komponen
IPM Kabupaten Waropen
Tahun 2009
byMuhammad Fajar (Peltu Kasie Stat.Sosial BPS Waropen
Alumnus STIS Angkatan 46
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 2/49
BPS Kabupaten Waropen Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
ikotomi orientasi pembangunan antara
pertumbuhan dan pemerataan, sebagaimana
diketahui, sudah berlangsung sejak lama.
Akan tetapi berbagai kajian ilmiah membuktikan bahwa
pembangunan yang menekankan pada pemerataan lebih
berdampak positif. Nilai positif ini setidaknya dapat dilihat dari dua aspek yaitu: Pertama, bahwa orientasi
pembangunan yang menekankan pada pemerataan akan
mengangkat kesejahteraan penduduk secara lebih luas.
Dengan begitu, lebih banyak penduduk yang dapat
menikmati hasil pembangunan. Kedua, secara timbal balik,
karena semakin banyaknya penduduk yang
kesejahteraannya meningkat, pada gilirannya akan lebih
banyak lagi sumberdaya manusia yang dapat berpartisipasi
D
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 3/49
BPS Kabupaten Waropen Page 3
dalam pembangunan. Dengan demikian keberlanjutan
pembangunan menjadi lebih pasti. Sebaliknya orientasi
pembangunan yang menekankan pada pertumbuhan akan
lebih menghasilkan kesenjangan dalam masyarakat.
Desain pembangunan manusia (human
development) yang sesungguhnya adalah menempatkan
manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, dan bukan
sebagai alat bagi pembangunan, melainkan sebagai titik
sentral pembangunan. Hal ini berbeda dengan konsep
pembangunan yang memberikan perhatian utama pada
pertumbuhan ekonomi (growth economics), pembangunan
manusia memperkenalkan konsep yang lebih luas dan lebih
komprehensif yang mencakup semua pilihan yang dimilikioleh manusia di semua golongan masyarakat pada semua
tahapan pembangunan. Pembangunan manusia juga
merupakan perwujudan tujuan jangka panjang dari suatu
masyarakat, dan meletakkan pembangunan di sekeliling
manusia, bukan manusia di sekeliling pembangunan.
Manusia adalah modal kekayaan bangsa yang
sesungguhnya dan tujuan utama dari pembangunan adalah
menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyat
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 4/49
BPS Kabupaten Waropen Page 4
untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan
kehidupan yang produktif. Hal ini tampaknya merupakan
suatu realitas yang sederhana, namun seringkali terlupakan
oleh kesibukan jangka pendek yang berorientasi pada hal-
hal yang bersifat materi.
Paradigma pembangunan manusia mengandung 4
(empat) komponen utama :
a. Produktivitas. Manusia harus berkemampuan
untuk meningkatkan produktivitasnya dan
berpartisipasi penuh dalam mencari penghasilan
dan lapangan kerja. Oleh karena itu, pembangunan
ekonomi merupakan bagian dari pembangunan
manusia.b. Pemerataan. Setiap orang harus memiliki
kesempatan yang sama. Semua hambatan terhadap
peluang ekonomi dan politik harus dihapuskan.
Sehingga semua orang dapat berpartisipasi dan
mendapat keuntungan dari peluang yang sama.
c. Keberlanjutan. Akses terhadap
peluang/kesempatan harus tersedia bukan hanya
untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 5/49
BPS Kabupaten Waropen Page 5
yang akan datang. Semua sumber daya harus dapat
diperbaharui.
d. Pemberdayaan. Semua orang diharapkan
berpartisipasi penuh dalam pengambilan
keputusan dalam proses aktifitasnya.
Penyertaan konsep pembangunan manusia dalam
kebijakan-kebijakan pembangunan sama sekali tidak berarti
meninggalkan berbagai strategi pembangunan terdahulu,
antara lain mempercepat pertumbuhan ekonomi,
mengurangi kemiskinan dan mencegah perusakan
lingkungan. Namun, perbedaannya adalah bahwa dari sudut
pandang pembangunan manusia, semua tujuan tersebut diatas diletakan dalam kerangka untuk memperluas pilihan-
pilihan bagi manusia.
Agar konsep pembangunan manusia dapat
diterjemahkan ke dalam perumusan kebijakan,
pembangunan manusia harus dapat diukur dan dipantau
dengan mudah. Human Development Report (HDR) global
telah mengembangkan dan menyempurnakan pengukuran
statistik dari pembangunan manusia yaitu berupa Indeks
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 6/49
BPS Kabupaten Waropen Page 6
Pembangunan Manusia (IPM). Sebagai tolak ukur sumber
daya manusia, secara konseptual IPM adalah perhitungan
dalam formula tertentu yang memadukan tiga komponen
utama, yaitu:
1. Standar hidup yang diwakili oleh indikator konsumsi
riil per kapita adjusted.
2. Kondisi kesehatan penduduk yang diwakili oleh
indikator usia harapan hidup (life expectancy).
3. Kondisi pendidikan. Indikator wakilnya pada awalnya
hanya tingkat melek huruf, namun kemudian ke
sejumlah indikator lainnya.
Oleh karena itu, untuk memperoleh deskripsitentang pembangunan manusia di Kabupaten Waropen,
maka disusunlah publikasi “Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Kabupaten Waropen tahun 2009/2010”,
yang diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam
penentuan kebijakan pembangunan di Kabupaten Waropen.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 7/49
BPS Kabupaten Waropen Page 7
1.2. TUJUAN DAN SASARAN
ujuan dari penulisan publikasi ini adalah
menyajikan data dan informasi tentang
kondisi penduduk dan permasalahannya,
sebagai dampak dari pembangunan yang telah dilaksanakan
di Kabupaten Waropen. Selanjutnya diharapkan dapat
menjadi masukan dalam perencanaan dan pengambilan
kebijakan yang berkaitan dengan pemberdayaan
sumberdaya manusia di Kabupaten Waropen, termasuk
penentuan sektor-sektor prioritas dalam pembangunan
manusia.
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan inimeliputi :
a. Teridentifikasinya kondisi beberapa variabel
sektoral dalam pembangunan manusia, meliputi
sektor-sektor: kesehatan, pendidikan dan ekonomi
di Kabupaten Waropen.
b. Memberikan gambaran permasalahan yang ada di
bidang pembangunan manusia di Kabupaten
Waropen.
T
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 8/49
BPS Kabupaten Waropen Page 8
c. Diperolehnya gambaran tentang perkembangan
ukuran pembangunan manusia (IPM) dan
indikator-indikator sosial lainnya di Kabupaten
Waropen.
d. Terumuskannya implikasi masalah dan kebijakan
untuk menangani berbagai masalah yang
merupakan bagian dari perencanaan dan
penanganan pembangunan manusia.
1.3. RUANG LINGKUP
1.3.1. Lingkup Materi
Ruang lingkup materi penulisan ini meliputi :
Identifikasi kondisi variabel kunci dalampengukuran besaran IPM yang meliputi ;
lamanya hidup (longevity ), pengetahuan
(knowledge) dan standar hidup (decent living).
Identifikasi permasalahan mendasar pada
sektor-sektor kunci yang terkait dengan IPM,
meliputi indikator kesehatan, pendidikan dan
ekonomi.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 9/49
BPS Kabupaten Waropen Page 9
Pengukuran besaran angka IPM Kabupaten
Waropen.
Analisis Situasi Pembangunan Manusia di
Kabupaten Waropen.
Rumusan kebijakan dalam rangka
pembangunan manusia berdasarkan besaran
angka IPM yang diperoleh dan hasil analisis
situasi pembangunan manusia di Kabupaten
Waropen.
1.3.2. Lingkup Wilayah
Lokasi penelitian mencakup wilayah di Kabupaten
Waropen.
1.4. ISTILAH-ISTILAH YANG DIGUNAKAN
(TERMINOLOGI)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), indeks komposit
yang disusun dari tiga indikator: lama hidup,
pendidikan dan standar hidup.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 10/49
BPS Kabupaten Waropen Page 10
Indeks Harapan Hidup, salah satu dari komponen IPM.
Nilai ini berkisar antara 0 – 100.
Indeks Pendidikan, Indeks ini didasarkan pada
kombinasi antara angka melek huruf penduduk dewasa
dan rata-rata lama sekolah.
Indeks Daya Beli/Standar Hidup, didasarkan pada
paritas daya beli (PPP) yang disesuaikan dengan rumus
atkinson.
Angka Harapan Hidup (eo ), perkiraan lama hidup rata-
rata penduduk dengan asumsi tidak ada pola mortalitas
menurut umur.
Angka Melek Huruf, proporsi penduduk usia 15 tahun ke
atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya.
Angka Partisipasi Sekolah, proporsi dari keseluruhan
penduduk dari berbagai kelompok usia tertentu (7-12,
13-15, dan 16-18) yang masih duduk di bangku
sekolah)
Rata-rata Lama Sekolah (RLS), menggambarkan
lamanya penddidikan yang ditempuh, dapat disetarakan
dengan jenjang pendidikan.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 11/49
BPS Kabupaten Waropen Page 11
Angka Partisipasi Murni (APM), adalah indikator yang
digunakan untuk mengetahui besarnya penduduk usia
sekolah (PUS) yang bersekolah tepat waktu.
Partisipasi Angkatan Kerja, menggambarkan persentase
penduduk yang membutuhkan pekerjaan (aktif secara
ekonomis) atau memberi gambaran seberapa besar
keterlibatan penduduk dalam ekonomi produktif.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), adalah indikator
yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pengangguran terbuka di kalangan angkatan kerja
Setengah Menganggur, menggambarkan tidak bekerja
penuh yang dapat dilihat dari jam kerja, produktifitas
dan pendapatan. Kontribusi Sektor perekonomian dalam Penyerapan
Tenaga Kerja, adalah suatu indikator yang digunakan
untuk mengetahui andil setiap sektor dalam menyerap
tenaga kerja.
Persentase Penolong Persalinan, adalah suatu indikator
yang digunakan untuk menggambarkan tingkat
pemanfaatan pelayanan kesehatan tertutama berkaitan
dengan pelayanan kesehatan reproduksi.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 12/49
BPS Kabupaten Waropen Page 12
Rata-rata Lama Sakit, adalah indikator yang
menggambarkan tingkat intensitas penyakit yang
diderita penduduk. Indikator ini juga menggambarkan
besarnya kerugian materiil yang dialami penduduk
karena penyakit yang diderita. Semakin besar nilai
indikator ini, semakin besar kerugian yang dialami.
Angka Sakit, adalah indikator yang memberi gambaran
prevalensi kesakitan (keluhan kesehatan) oleh
masyarakat dan juga digunakan untuk melihat tingkat
kesehatan penduduk suatu daerah.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 13/49
BPS Kabupaten Waropen Page 13
BAB II
DATA DAN METODOLOGI
erencanaan pada dasarnya merupakan suatu
proses pengambilan keputusan, kualitas
keputusan sangat tergantung kepada
informasi yang mendasarinya. Oleh karena itu, perencana
pembangunan harus memberikan perhatian yang memadai
dan cermat terhadap masalah pengumpulan dan penyajian
informasi untuk keperluan perencanaan. Walaupun
demikian perlu diingat bahwa pengumpulan dan
pengolahan data bukan merupakan tujuan akhir melainkan
semata-mata sebagai sarana untuk menghasilkan keputusan
yang tepat dan terbaik.
Indikator adalah variabel yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi keadaan atau status dan
memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
P
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 14/49
BPS Kabupaten Waropen Page 14
Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk
tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu proxy.
Syarat dalam pembuatan indikator harus SMART,
yaitu:
a. Simple (Sederhana)
Indikator yang ditetapkan sedapat mungkin sederhana
dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya.
b. Measurable (Dapat Diukur)
Indikator yang ditetapkan harus mempresentasikan
informasinya dan jelas ukurannya. Dengan demikian
dapat digunakan untuk perbandingan antar satu tempat dengan tempat lain atau antar satu waktu dengan waktu
lain. Kejelasan pengukuran juga akan menunjukkan
bagaimana cara mendapatkan datanya.
c. Attributable (Bermanfaat)
Indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk
kepentingan pengambilan keputusan. Ini berarti bahwa
indikator itu harus merupakan perwujudan dari
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 15/49
BPS Kabupaten Waropen Page 15
informasi yang memang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan.
d. Reliable (Dapat Dipercaya)
Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh
pengumpulan data yang baik, benar, teruji, dan teliti.
e. Timely (Tepat Waktu)
Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh
pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan
informasi yang waktunya sesuai dengan saat
pengambilan keputusan dilakukan.
Selain indikator dikenal pula apa yang disebut dengan
indeks atau indikator komposit, yaitu suatu istilah yang
digunakan untuk indikator yang lebih rumit. Indeks atauindikator komposit memiliki ukuran-ukuran yang
multidimensional yang merupakan gabungan sejumlah
indikator. Indeks ini biasanya dikembangkan melalui
penelitian khusus karena penggunannya secara praktis
sangat terbatas.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 16/49
BPS Kabupaten Waropen Page 16
2.1. BASIS DATA PEMBANGUNAN MANUSIA
2.1.1. Sumber Data
Perencanaan pembangunan manusia perlu
menyadari bahwa yang berguna bagi perencanaan dan
pembuatan kebijakan hanyalah data atau informasi yang
memberikan gambaran keadaan sebenarnya (represent
reality ). Oleh karena itu, perlu dipahami secara memadai
jenis pengumpulan data serta kualitas data yang
dikumpulkan. Perencana pembangunan manusia juga harus
dapat memanfaatkan secara optimal data yang relevan baik
yang dikumpulkan melalui sensus dan survei maupun yang
diperoleh dari instansi-instansi terkait terutama yang
terkait dengan kesehatan, pendidikan, angkatan kerja,
keluarga berencana dan fertilitas, perumahan dan sanitasi,
dan pengeluaran rumah tangga.
Informasi yang diperlukan untuk perencanaan
pembangunan manusia dapat bersifat kuantitatif maupun
kualitatif. Perencana harus menyadari bahwa kedua jenis
informasi tersebut saling melengkapi dan menunjang
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 17/49
BPS Kabupaten Waropen Page 17
sehingga keduanya diperlukan untuk analisis, monitoring
dan evaluasi yang tepat.
2.1.2. Data Indeks Pembangunan Manusia
IPM merupakan suatu indeks komposit yang
mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang
dianggap sangat mendasar yaitu usia hidup (longevity ),
pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent
living). Sehingga untuk penyusunan IPM diperlukan data
derajat kesehatan, pendidikan, dan daya beli masyarakat
(gambar 2.1).
Dalam penyusunan publikasi “Indikator
Pembangunan Manusia di Kabupaten Waropen Tahun
2009/2010” digunakan tiga jenis data diatas diperoleh dari
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 18/49
BPS Kabupaten Waropen Page 18
kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang
dilakukan setiap tahun oleh BPS.
Survei tersebut merupakan kegiatan pengumpulan
data yang mencakup berbagai aspek sosial dan ekonomi
yang cukup kompleks. Susenas mengumpulkan berbagai
informasi seperti kependudukan, kesehatan, fertilitas,
pengeluaran rumah tangga, dan perumahan serta
lingkungan.
2.2. PENDEKATAN IPM SEBAGAI PENUNJANG
PEMBANGUNAN MANUSIA
Salah satu alat ukur yang dianggap dapat merefleksikan status pembangunan manusia adalah Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development
Index (HDI). UNDP sejak tahun 1990 menggunakan IPM
untuk mengukur laporan tahunan perkembangan
pembangunan manusia.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 19/49
BPS Kabupaten Waropen Page 19
2.2.1. Pendekatan Pemanfaatan IPM dalam
Pembangunan Manusia
Model yang tertera pada gambar 2.2
menggambarkan mekanisme hubungan antara input-
proses-output (IPO), dalam hal ini adalah kebijakan daerah
berupa penetapan komposisi alokasi anggaran daerah per
sektor/program dalam RAPBD. Sedangkan output dalam
model ini diwujudkan dalam tiga parameter IPM.
Dalam model ini, IPM sebagai indeks komposit,
bukanlah berperan sebagai alat perencanaan ( planning
tools) tetapi merupakan “outcome” atau hasil dari suatuproses perencanaan. Sekalipun IPM bukanlah sebagai alat
perencanaan, namun dapat dimanfaatkan untuk menjadi
arahan bagaimana anggaran pembangunan daerah
seyogyanya dialokasikan agar mampu meningkatkan hasil
pembangunan manusia yang tercermin dengan semakin
tingginya IPM.
Untuk menghubungkan antara faktor input (RAPBD)
di satu sisi dan faktor output (tiga parameter IPM), dalam
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 20/49
BPS Kabupaten Waropen Page 20
proses perencanaannya untuk model ini memerlukan
sebuah alat dalam bentuk worksheet (lembar kerja) yang
dengan mudah digunakan melalui pemanfaatan komputer
dan perangkat lunaknya dalam bentuk program aplikasi.
Gambar 2.2
Model Penggunaan Alat Penghubung Input dan Output
Implementasi model diatas dalam perencanaan
pembangunan manusia, dapat diaplikasikan melalui tiga
alternatif metode, yaitu :
1. Top down approach
Pendekatan ini (lihat gambar 2.3), bertitik tolak daritarget peningkatan IPM yang ditetapkan masing-
masing daerah. Berangkat dari target tersebut
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 21/49
BPS Kabupaten Waropen Page 21
kemudian disusunlah rancangan alokasi sektor-
sektor APBD dengan menggunakan alat/instrument
perencanaan dalam bentuk ”worksheet” yang mudah
digunakan dengan bantuan komputer. Dengan
menggunakan worksheet ini rencana komposisi
alokasi setiap sektor pembangunan dalam proses
penyusunannya dapat diubah-ubah hingga angka
IPM yang ditargetkan secara perhitungan dapat
dicapai.
Gambar 2.3
Pendekatan dari “Atas ke Bawah”
(Top down approach)
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 22/49
BPS Kabupaten Waropen Page 22
2. Bottom up approach
Pendekatan ini (gambar 2.4) berbanding terbalik
dengan pendekatan yang pertama. Pemanfaatan IPM
dalam perencanaan pembangunan daerah dengan
pendekatan dari bawah (bottom up), berangkat dari
target IPM yang ingin dicapai, tetapi dimulai dengan
menetapkan komposisi rencana anggaran
persektor/program sebagaimana yang selama ini
dilakukan, kemudian baru dihitung berapa
pengaruhnya terhadap kenaikan IPM.
Gambar 2.4
Pendekatan dari “Bawah ke Atas”
(Bottom-up approach)
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 23/49
BPS Kabupaten Waropen Page 23
3. Hybrid approach
Pendekatan ini (gambar 2.5) merupakan kombinasi
dari pendekatan pertama dan kedua, dimana dalam
aplikasinya dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi IPM
yang ditargetkan dan sisi komposisi anggaran per
sektor daerah yang dialokasikan. Keseimbangan
antara dua sisi tersebut merupakan perencanaan
yang realistis.
Gambar 2.5
Pendekatan Kombinasi Top-down & Bottom-Up
(Hybrid approach)
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 24/49
BPS Kabupaten Waropen Page 24
Dalam proses pengembangan IPM dalam
perencanaan pembangunan daerah, masih terbuka
adanya berbagai masukan penyempurnaan. Upaya
pemantapan model ini akan diteruskan melalui
tahapan-tahapan rencana pengembangan, yang di
pusat dilaksanakan Ditjen Bangda bekerjasama
dengan BPS dan UNDP, sedangkan di daerah
dikoordinasikan oleh Bappeda.
2.2.2. Konsep Penghitungan IPM
Salah satu alat ukur yang dianggap dapat
merefleksikan status pembangunan manusia adalah Human
Development Index (HDI) atau IPM. IPM merupakan suatuindeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan
manusia yang dianggap sangat mendasar yaitu usia hidup
(longevity ), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup
layak (decent living).
1. Usia Hidup
Pembangunan manusia harus lebih
mengupayakan agar penduduk dapat mencapai
“usia hidup” yang panjang dan sehat. Sebenarnya
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 25/49
BPS Kabupaten Waropen Page 25
banyak indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur usia hidup tetapi dengan
mempertimbangkan ketersediaan data secara
global UNDP memilih indikator angka harapan
hidup waktu lahir (life expectacy at birth) yang
biasa dinotasikan dengan eo. Angka kematian
bayi (IMR) tidak digunakan untuk keperluan itu
karena indikator itu dinilai tidak peka bagi
negara-negara industri yang telah maju. Seperti
halnya IMR, eo sebenarnya merefleksikan
keseluruhan tingkat pembangunan dan bukan
hanya bidang kesehatan. Di Indonesia, eo dihitung
dengan metode tidak langsung. Metode inimenggunakan dua macam data dasar yaitu rata-
rata anak yang dilahirkan hidup dan rata-rata
anak yang masih hidup. Prosedur penghitungan
eo yang diperoleh dengan metode tidak langsung
merujuk pada keadaan 3-4 tahun dari tahun
survei.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 26/49
BPS Kabupaten Waropen Page 26
2. Pengetahuan
Selain usia hidup, pengetahun juga diakui secara
luas sebagai unsur mendasar dari pembangunan
manusia. Dengan pertimbangan ketersediaan
data, pengetahuan diukur dengan dua indikator
yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama
sekolah. Sebagai catatan UNDP dalam publikasi
tahunan HDR sejak tahun 1995 mengganti rata-
rata lama sekolah dengan partisipasi sekolah
dasar, menengah dan tinggi sekalipun diakui
bahwa indikator yang kedua kurang sesuai
sebagai indikator dampak. Penggantian dilakukan
semata-mata karena sulitnya memperoleh datarata-rata lama sekolah secara global, suatu
kesulitan yang bagi keperluan internal Indonesia
dapat diatasi dengan tersedianya data Susenas
Kor atau data Instansional .
Indikator angka melek huruf dapat diolah dari
variabel kemampuan membaca dan menulis.
Pengolahannya dapat dilakukan dengan
menjumlahkan kasus berkode 1 (dapat membaca
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 27/49
BPS Kabupaten Waropen Page 27
dan menulis) dan berkode 2 (dapat membaca dan
menulis huruf lainnya). Kemudian
membandingkannya dengan jumlah seluruh
kasus
Seperti halnya angka melek huruf, rata-rata
lama sekolah dihitung dengan pengolahan
tabulasi data. Penghitungan dilakukan dengan
menggunakan dua variabel secara simultan, yaitu
: tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani, dan
jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
Dari penghitungan dengan menggunakan pola
hubungan antar variabel-variabel tersebut akan
diperoleh data lama sekolah masing-masingindividu yang kemudian digunakan sub program
MEANS dalam paket SPSS untuk menghitung
rata-rata lama sekolah agregat.
3. Standar Hidup Layak
Selain usia hidup, dan pengetahuan unsur dasar
pembangunan manusia yang diakui secara luas
adalah standar hidup layak. Banyak indikator
alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 28/49
BPS Kabupaten Waropen Page 28
unsur ini. Dengan mempertimbangkan
ketersediaan data secara internasional UNDP,
memilih PDB per kapita riil yang telah
disesuaikan (adjusted real GDP per capita)
sebagai indikator hidup layak.
Berbeda dengan indikator untuk kedua unsur
IPM lainnya, indikator standar hidup layak diakui
sebagai indikator input, bukan indikator dampak,
sehingga sebenarnya kurang sesuai sebagai unsur
IPM. Walaupun demikian UNDP tetap
mempertahankannya karena indikator lain yang
sesuai tidak tersedia secara global. Selain itu,
dipertahankannya indikator input jugamerupakan argumen bahwa selain usia hidup dan
pengetahuan masih banyak variabel input yang
pantas diperhitungkan dalam perhitungan IPM.
Dilemanya, memasukkan banyak variabel atau
indikator akan menyebabkan indikator komposit
menjadi tidak sederhana. Dengan alasan itu maka
GDP riil perkapita yang telah disesuaikan
dianggap mewakili indikator input IPM lainnya.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 29/49
BPS Kabupaten Waropen Page 29
Untuk keperluan perhitungan IPM data dasar
PDRB perkapita tidak dapat digunakan untuk
mengukur standar hidup layak karena bukan
ukuran yang peka untuk mengukur daya beli
penduduk (yang merupakan fokus IPM). Sebagai
penggantinya digunakan konsumsi perkapita riil
yang telah disesuaikan untuk keperluan yang
sama.
Untuk menghitung konsumsi perkapita riil yang
disesuaikan pertama dihitung terlebih dahulu
daya beli untuk tiap unit barang atau Purchasing
Power Parity (PPP/unit).
Perhitungan PPP/unit dilakukan sesuai rumus:
Dimana
E(i,j) : Pengeluaran untuk komoditi j di
kabupaten/kota ke-i
P(9,j) : Harga komoditi j
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 30/49
BPS Kabupaten Waropen Page 30
Q(i,j) : Total komoditi j (unit) yang
dikonsumsi di kota/ kabupaten ke-i
Kemudian nilai PPP/unit disesuaikan
dengan Rumus Atkinson yang digunakan untuk
penyesuaian rata-rata konsumsi riil, secara
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
Dimana :
D = Konsumsi perkapita riil yang telahdisesuaikan dengan PPP/unit
Z = Threshold atau tingkat pendapatan tertentu
yang
digunakan sebagai batas kecukupan
(biasanyamenggunakan garis kemiskinan)
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 31/49
BPS Kabupaten Waropen Page 31
2.2.3. Tahapan Perhitungan IPM
Beberapa tahapan dalam penghitungan IPM
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tahap pertama penghitungan IPM adalah
menghitung indeks masing-masing komponen IPM
(Indeks Harapan Hidup = X1, Pengetahuan = X2 dan
Standar Hidup Layak = X3)
Dimana :
Xi : Indikator komponen pembangunan manusiake-i, i= 1,2,3
Xmin : Nilai minimum Xi
Xmaks : Nilai Maksimum Xi
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 32/49
BPS Kabupaten Waropen Page 32
Tabel 2.1
Nilai Maksimum dan Nilai Minimum Indikator
Komponen IPM
INDIKATORNILAI NILAI
CATATANMAKSIMUM MINIMUM
Angka Harapan Hidup 85 25 Standar global (UNDP)
Angka Melek Huruf 100 0 Standar global (UNDP)
Rata-rata Lama Sekolah 15 0 sSandar global (UNDP)
Komsumsi per kapita 732,72 300000
(1996)
UNDP menggunakan GDP
perYang disesuaikan 360.000
(1999)
kapita riil yang
disesuaikan
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam Perencanaan
Pembangunan Manusia (BPS, Bappenas, UNDP)
Tahapan kedua perhitungan IPM adalah
menghitung rata-rata sederhana dari masing-
masing indeks Xi dengan rumus:
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 33/49
BPS Kabupaten Waropen Page 33
dimana :
X1 = Indeks Angka Harapan Hidup
X2 = 2/3(Indeks Melek Huruf) + 1/3(Indeks
Rata-rata Lama Sekolah)
X3 =Indeks Konsumsi perkapita yang disesuaikan
Tahap ketiga adalah menghitung Reduksi Shortfall ,
yang digunakan untuk mengukur kecepatan
perkembangan nilai IPM dalam suatu kurun waktu
tertentu.
Dimana:
= IPM pada tahun t 1
= IPM pada tahun t 0
= IPM Referensi atau ideal
= Reduksi Shortfall per tahun
=
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 34/49
BPS Kabupaten Waropen Page 34
2.2.4. Kategori Peringkat Pembangunan Manusia
Konsep Pembangunan Manusia yang
dikembangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB), menetapkan peringkat kinerja pembangunan
manusia pada skala 0.00 - 100.00 dengan kategori
sebagai berikut :
Tinggi : IPM lebih dari 80.00
Menengah Atas : IPM antara 66.00 –
79.99
Menengah Bawah : IPM antara 50.00 –
65.99
Rendah : IPM kurang dari 50.00
2.3 Keterbatasan IPM
Seperti indeks komposit lainnya, IPM memiliki
beberapa keterbatasan. Hal tersebut perlu dipahami untuk
menghindari kesalahan pada penggunaan indeks tersebut.
Lebih lanjut, dengan memahami keterbatasan tersebut,
diharapkan menjadi bahan masukan untuk pengembangan
ketersediaan dan reliabilitas data, serta untuk melakukan
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 35/49
BPS Kabupaten Waropen Page 35
monitoring perkembangan pembangunan manusia.
Keterbatasan tersebut meliputi:
IPM bukan merupakan suatu ukuran yang
komprehensif mengenai pembangunan manusia. IPM
hanya mencakup tiga aspek dari pembangunan
manusia, tidak termasuk aspek penghargaan diri,
kebebasan politik, dan masalah lingkungan.
IPM tidak dapat menilai perkembangan pembangunan
manusia dalam jangka pendek, karena dua
komponennya, yaitu angka melek huruf dan angka
harapan hidup, tidak responsif terhadap perubahan
kebijakan dalam jangka pendek.
IPM memeasukkan variasi pembangunan manusiadalam suatu wilayah. Ini berarti bahwa IPM yang sama
dari dua wilayah berbeda tidak mengindikasikan bahwa
kedua wilayah tersebut memiliki pembangunan
manusia yang identik. Dengan lain kata, mungkin
terdapat perbedaan bagaimana pembangunan manusia
didistribusikan antar sub wilayah atau antar kelompok
sosial.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 36/49
BPS Kabupaten Waropen Page 36
Dalam perjalanannya, IPM terus diteliti dan mengalami
penyempurnaan. Oleh karena itu, indeks tersebut
diterima secara luas sebagai indikator yang baik dalam
melihat tingkat pembangunan manusia. Beberapa
alasan mengapa IPM merupakan indikator yang cukup
baik sebagai ukuran pembangunan manusia adalah;
IPM menterjemahkan secara sederhana konsep yang
cukup kompleks kedalam tiga dimensi dasar yang
terukur.
IPM membantu dalam pergeseran paradigma
pembangunan dari pembangunan yang hanya terfokus
pada ekonomi menjadi berfokus pada manusia.
IPM berfokus pada kapabilitas yang relevan, baik untuk negara maju dan sedang berkembang, sehingga
menjadikan indeks tersebut sebagai alat yang universal.
IPM menstimulasi diskusi mengenai pembangunan
manusia.
IPM memberikan motivasi bagi pemerintah untuk
berkompetisi secara sehat dengan negara/wilayah lain
melalui keterbandingan angka IPM.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 37/49
BPS Kabupaten Waropen Page 37
BAB III
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
DI WAROPEN
3.1 SITUASI INDIKATOR UTAMA IPM KABUPATEN
WAROPEN
3.1.1 Angka Harapan Hidup (e0 )
Salah satu komponen dalam penyusunan angka IPM
adalah Angka Harapan Hidup. Semakin tinggi Angka
Harapan Hidup (AHH), memberikan indikasi semakin tinggi
kualitas fisik penduduk suatu daerah.
AHH Kabupaten Waropen tahun 2009 sebesar 65.19
tahun, artinya secara rata-rata penduduk Kabupaten
Waropen akan bertahan hidup sampai dengan usia sekitar
65 tahun. Fenomena ini mengindikasikan bahwa
kemampuan penduduk Kabupaten Waropen untuk hidup
lebih lama dan hidup sehat termasuk katagori sedang,
dimana standar harapan hidup paling tinggi adalah 85
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 38/49
BPS Kabupaten Waropen Page 38
tahun. Untuk itu sarana, prasarana serta pelayanan
kesehatan di Kabupaten Waropen diharapkan lebih
ditingkatkan sehingga kualitas penduduknya semakin baik.
Walaupun AHH terjadi peningkatan dibanding tahun
sebelumnya (64.86 tahun), namun AHH Kabupaten
Waropen masih lebih rendah dibanding AHH keseluruhan
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua yang mencapai 68.35
tahun.
Hal ini berarti pemerintah Kabupaten Waropen
harus terus mengupayakan agar penduduk dapat mencapai
usia hidup yang panjang dan sehat dengan
mengoptimalisasikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dan mendirikan rumah sakit daerah yang belum tersedia.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 39/49
BPS Kabupaten Waropen Page 39
Gambar 3.1.
Pencapaian Aktual Angka Harapan Hidup Kabupaten Waropen dan
Provinsi Papua, Tahun 2009
3.1.2 Angka Melek Huruf
Kemampuan membaca dan menulis dipandang
sebagai kemampuan dasar minimal yang harus dimiliki oleh
setiap individu, agar paling tidak memiliki peluang untuk
terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan. Angka
Melek Huruf (AMH) menunjukkan persentase penduduk
usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis.
Pada tahun 2009, penduduk usia 15 tahun ke atas di
Kabupaten Waropen yang dapat membaca dan menulis
hanya sebesar 76.88 persen dimana tidak terlalu jauh
Ideal
Papua
Waropen
85
68.35
65.19
16.65
19.81
Sumber: BPS Waropen
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 40/49
BPS Kabupaten Waropen Page 40
signifikan dibanding tahun sebelumnya, yaitu 76.50 persen.
Dengan kata lain, masih banyak penduduk di Kabupaten
Waropen yang masih buta huruf (23.12 %) dan belum
menikmati pendidikan dengan baik. AMH Kabupaten
Waropen pun lebih tinggi bila dibanding dengan AMH
Provinsi Papua yang mencapai 75.58 persen.
Pencapaian AMH di Kabupaten Waropen telah cukup
baik. sehingga pemerintah Kabupaten Waropen harus
memberikan prioritas dan pemantauan secara terus
menerus akan program pemberantasan buta huruf hingga
AMH penduduk Kabupaten Waropen diatas AMH Provinsi
atau bahkan bebas buta huruf.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 41/49
BPS Kabupaten Waropen Page 41
Gambar 3.2.
Pencapaian Aktual Angka Melek Huruf Kabupaten Waropen dan
Provinsi Papua, Tahun 2008
3.1.3 Rata-rata Lama Sekolah
Rata-rata lama sekolah digunakan untuk
mengidentifikasi jenjang kelulusan pendidikan penduduk
suatu daerah.
Angka Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten
Waropen tahun 2009 sebesar 6.29 tahun. Dengan kata lain
rata-rata penduduk di Kabupaten Waropen baru
Ideal
Papua
Waropen
100
75.58
76.88
24.42
23.12
Sumber: BPS Papua
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 42/49
BPS Kabupaten Waropen Page 42
mengenyam pendidikan hingga tamat SD atau belum bisa
menikmati program wajib belajar (WAJAR) 9 tahun.
Besarnya angka rata-rata lama sekolah selama kurun waktu
3 tahun ke belakang (2007 – 2009) dapat dikatakan stabil,
dari 6.27 pada tahun 2007 dan 2008 kemudian pada tahun
2009 hanya sebsar 6.29 tahun. Jika kondisi ini tidak segera
disikapi oleh pemerintah daerah, terutama dinas terkait
maka program wajib belajar selama 9 tahun dapat tercapai
dalam kurun waktu yang cukup lama. Rata-rata lama
sekolah di Kabupaten Waropen lebih rendah daripada rata-
rata lama sekolah Provinsi Papua yang sebesar 6.57.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 43/49
BPS Kabupaten Waropen Page 43
Gambar 3.3.
Pencapaian Aktual Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Waropen
dan
Provinsi Papua, Tahun 2009
3.1.4 Pengeluaran Riil Per Kapita Yang disesuaikan
Rata-rata pengeluaran konsumsi riil merupakan
komponen dalam penyusunan Indeks Standar Hidup.
Selanjutnya dilakukan penyesuaian (adjustment ) dengan
rumus Atkinson. Dari hasil penghitungan, diperoleh
gambaran rata-rata pengeluaran riil penduduk Kabupaten
Waropen tahun 2009, yaitu sekitar Rp. 603.760,- per tahun.
Angka ini lebih tinggi dibanding keadaan tahun 2008, yaitu
Rp. 602.400,-
Ideal
Papua
Waropen
15
6.57
6.29
8.43
8.71
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 44/49
BPS Kabupaten Waropen Page 44
Gambar 3.4.
Pencapaian Aktual Pengeluaran Riil Per Kapita di Kabupaten
Waropen dan
Provinsi Papua, Tahun 2009 (000 Rp.)
Dibanding dengan capaian pengeluaran riil per
kapita yang ideal sebesar Rp 737.720,- dan dibandingkan
pengeluaran riil per kapita terburuk sebesar Rp. 360.000,-
bisa dikatakan kemampuan penduduk Kabupaten Waropen
untuk memenuhi penghidupan yang layak masih jauh dari
target seharusnya. Hal ini mengindikasikan pembangunan
manusia di Kabupaten Waropen kedepannya perlu lebih
memfokuskan terutama peningkatan pembangunan
Pengeluaran Riil Terburuk
Waropen
Papua
Pengeluaran Riil Ideal
360
603.76
603.88
737.72
133.96
133.84
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 45/49
BPS Kabupaten Waropen Page 45
ekonomi baik dari segi laju pertumbuhannya maupun
pemerataan hasilnya .
3.2 IPM KABUPATEN WAROPEN
IPM merupakan gambaran komprehensif mengenai
tingkat pencapaian pembangunan manusia di suatu daerah,
sebagai dampak dari kegiatan pembangunan yang dilakukandi daerah tersebut. Perkembangan angka IPM, memberikan
indikasi peningkatan atau penurunan kinerja pembangunan
manusia pada suatu daerah.
Dari agregat ketiga indikator tunggal penyusun IPM
Kabupaten Waropen yang telah dibahas sebelumnya
diperoleh angka IPM Kabupaten Waropen pada tahun 2009
sebesar 62.85. Pencapaian angka IPM tersebut tidak
berbeda signifikan bila dibandingkan dengan keadaan tahun
2008 yaitu sebesar 62.46, hal ini berarti bahwa dapat
dikatakan sedikit terjadi peningkatan kinerja pembangunan
manusia di Kabupaten Waropen.
Bila dilihat perkembangan angka IPM selama kurun
waktu 2007 – 2009, pergerakan IPM Waropen tahun 2007
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 46/49
BPS Kabupaten Waropen Page 46
sampai dengan tahun 2009 berjalan melambat. Hal tersebut
seirama dengan IPM Provinsi Papua, capaian IPM
Kabupaten Waropen dari tahun 2007 sampai 2009 masih
dibawah angka IPM provinsi (lihat Gambar 3.5).
Gambar 3.5
Perkembangan IPM Kabupaten Waropen dan Provinsi Papua
Tahun 2007 - 2009
Dengan capaian IPM 62.85 pada tahun 2008, maka
kinerja pembangunan manusia di Kabupaten Waropen
menurut Konsep Pembangunan Manusia yang
dikembangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
masih masuk dalam kategori kinerja pembangunan manusia
Menengah Bawah, yaitu capaian IPM antara 50,0 – 65,9.
60
61
62
63
64
65
2007 2008 2009
I P M
Papua Waropen
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 47/49
BPS Kabupaten Waropen Page 47
Gambar 3.6
Angka IPM Dirinci Menurut Kabupaten/Kota se-Provinsi Papua
Tahun 2008
Untuk Provinsi Papua capaian IPM pada tahun 2009
sebesar 64.53. Apabila dirinci menurut Kabupaten/Kota
yang berada di wilayah Papua, pencapaian IPM Kabupaten
Waropen berada diperingkat ke-12, dimana peringkat
terendah terjadi pada Kabupaten Nduga, dengan pencapaian
0.00 20.00 40.00 60.00 80.001
4
7
10
13
16
19
22
25
28
Capaian IPM
K o d e K a b u p a t e n
/ P r o v i n s i
PAPUA
WAROPEN
KOTA JAYAPURA
NDUGA
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 48/49
BPS Kabupaten Waropen Page 48
sebesar 47.74. Sedangkan capaian IPM tertinggi diraih oleh
Kota Jayapura yaitu sebesar 75.16.
3.3 REDUKSI SHORTFALL
Reduksi shortfall digunakan untuk mengukur
kecepatan perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu.
Reduksi shortfall per tahun (annual reduction in shortfall )
menunjukkan perbandingan antara pencapaian yang telah
ditempuh dengan capaian yang masih harus ditempuh
untuk mencapai titik ideal (IPM=100).
Selama periode 2007-2009, reduksi shortfall
menunjukkan angka positif 1.52. Artinya IPM tahun 2009
mengalami peningkatan dibandingkan IPM tahun 2007.Tetapi jika dibandingkan dengan 2008, laju IPM hanya 1.04,
artinya capaian IPM tahun 2009 tidak jauh signifikan
dibanding tahun 2008.
5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 49/49
BPS Kabupaten Waropen Page 49
Tabel 3.1.
Perkembangan IPM dan Komponennya di Kabupaten Waropen
Tahun 2007-2008
Komponen IPM 2007 2008 2009
Reduksi
Shortfall
(2007-2009)
Reduksi
Shortfall
(2008-2009)
Angka Harapan Hidup (Thn) 64.59 64.86 65.19
1.52 1.04
Angka Melek Huruf ( % ) 76.50 76.50 76.88
Rata-rata Lama Sekolah (Thn) 6.27 6.27 6.29
Pengeluaran Riil yang
Yang Disesuaikan (000 Rp)598.00 602.42 603.76
IPM 61.97 62.46 62.85